Anda di halaman 1dari 32

SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN WASTE MATERIALBESI


TULANGAN METODE BAR BENDING SCHEDULE DENGAN
METODE BUILDING INFORMATION MODELING
(Studi kasus: Proyek Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu
Politeknik Negeri Banyuwangi)

Oleh:

PANDE WULAN EGIDIA CAHYA DEWI

2215164039

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI BALI
PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul
Analisis Waste Material Besi Tulangan Pada Struktur Beton Bertulang Dengan
Metode Bar Bending Schedule tepat pada waktunya. Tujuan dari penulisan proposal
ini adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan DIV
Manajemen Proyek Konstruksi Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali.

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini tidak akan berhasil tanpa
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga proposal skripsi ini
dapat selesai. Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada:

1. Bapak I Nyoman Abdi, SE, M.e Com selaku Direktur Politeknik Negeri Bali

2. Bapak Ir. I Nyoman Suardika, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil

3. Ibu Dr. Ir. Putu Hermawati, MT selaku Ketua Program Studi D4 Manajemen
Proyek Konstruksi yang telah memberikan banyak masukan dan saran
sehingga proposal ini selesai tepat pada waktunya.

4. Ibu Anak Agung Putri Indrayanti, ST., MT selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan pengarahan, petunjuk dan bimbingan selama penyusunan
proposal skripsi.

5. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan dukungan moral serta sarana
dan prasarana yang dapat menunjang terselesaikannya proposal skripsi ini.

6. Serta semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam
proses penyusunan proposal skripsi yang penulis tidak dapat sebutkan satu
persatu.

ii
Penulis menyadari bahwa dalam proposal ini masih terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna mengingat masih terbatasnya pengetahuan yang
penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan
proposal skripsi ini.

Jimbaran, April 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian .................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 6
2.1 Penelitian Terdahulu................................................................................. 6
2.2 Manajemen Proyek ................................................................................... 6
2.3 Manajemen Material ................................................................................. 8
2.4 Material Besi Tulangan/Besi Beton.......................................................... 9
2.5 Pembesian/Penulangan ........................................................................... 12
2.6 Material Sisa Besi Beton/Tulangan ........................................................ 13
2.7 Metode Bar Bending Schedule (BBS) .................................................... 14
2.9 Metode Building Information Modeling (BIM) ..................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 18
3.1 Rancangan Penelitian ............................................................................. 18
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 18
3.3 Penentuan dan Pengumpulan Sumber Data ............................................ 20
3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................... 21
3.5 Tahapan Penelitian ................................................................................. 21
3.6 Bagan Alur Penelitian............................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 26

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Spesifikasi Besi Beton Polos................................................................. 11


Tabel 2.2 Spesifikasi Besi Beton Sirip/Ulir .......................................................... 12
Tabel 2.4 Tabel Bar Bending Schedule................................................................. 16
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian................................................................................... 20

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Besi Tulangan Polos .......................................................................... 10


Gambar 2.2 Besi Tulangan Sirip/Ulir ................................................................... 11
Gambar 2.7 Format Bar Bending Schedule Pada Ms. Excel ................................ 16
Gambar 2.8 Format TRB Cubicost pada Building Information Modeling ........... 17
Gambar 3.1 Peta Provinsi Jawa Timur .................................................................. 19
Gambar 3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................... 19

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus
disertai dengan kualitas pendidikan yang baik dan prasarana yang memadai. Oleh
karena itu didirikan sebuah perguruan tinggi yang menjadi wadah untuk
mendapatkan pengetahuan secara luas dan global. Dengan meningkatnya
kebutuhan akan pelayanan pendidikan tentunya membutuhkan prasarana yang
mampu menampung berbagai aktifitas pendidikan. Salah satunya dapat berupa
bangunan pendidikan. Seperti pembangunan Gedung Kuliah Terpadu (GKT) yang
sedang dibangun di Kawasan Politeknik Negeri Banyuwangi. Gedung ini
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan akan kebutuhan
pendidikan.

Dalam pembangunan Gedung Kuliah Terpadu ini tentunya memerlukan


manajemen konstruksi yang baik. Manajemen kostruksi adalah bagaimana sumber
daya yang terlibat dalam proyek dapat diaplikasikan secara tepat. Dalam suatu
proyek konstruksi terdapat lima sumber daya proyek yaitu pekerja (manpower),
metode (method), alat (machine), biaya (money) dan material (materials). Dari
kelima sumber daya tersebut, material merupakan salah satu bahan baku utama
yang memiliki pengaruh yang cukup besar untuk menentukan biaya dalam suatu
proyek. material memiliki kontribusi sebesar 40 – 60% dari biaya proyek sehingga
secara tidak langsung material memegang peran penting dalam menunjang
keberhasilan proyek khususnya dari segi biaya [1]. Terdapat berbagai jenis material
salah satunya adalah besi tulangan. Besi tulangan memiliki nilai yang cukup tinggi
sehingga memerlukan perhitungan yang sangat teliti agar mendapatkan nilai yang
optimal. Material besi tulangan merupakan salah satu komponen dalam struktur
beton bertulang yang memiliki fungsi untuk menahan gaya tarik. Ada beberapa
metode dalam menghitung kebutuhan besi tulangan seperti metode bar bending
schedule (BBS) dan metode building information modelling (BIM). Metode bar

1
bending schedule (BBS) adalah metode perencanaan pembesian yang mengandung
informasi tentang detail bentuk besi tulangan, panjang besi tulangan, dimensi dan
jumlah besi tulangan yang akan digunakan pada pekerjaan struktur yang mengacu
pada gambar Shop Drawing yang telah disetujui oleh perencana. Bar bending
schedule menghasilkan kebutuhan besi dalam satuan batang kemudian diperoleh
satuan berat. Pola-pola pemotongan besi tulangan dikombinasikan sehingga
mendapatkan pola yang paling optimal dan menghasilkan sisa material yang
seminimal mungkin. Sedangkan metode building information modelling (BIM)
adalah suatu metode kerja berbentuk 3D dari sebuah bangunan yang mampu
mensimulasikan informasi proyek konstruksi. Menurut Bryde dkk., (2014) dasar
pemikiran BIM adalah kolaborasi pada berbagai fase siklus hidup oleh pemangku
kepentingan yang berbeda, pelaksanaannya mulai dari memasukan data,
mengekstrak, memperbaharui atau memodifikasi informasi pada BIM.
Pengurangan biaya, penghematan waktu dan kontrol yang lebih efisien. Metode
BIM menggunakan perangkat lunak TRB Cubicost yang menampilkan segi fisik
bangunan, menghitung kebutuhan material dan informasi yang lebih terintegrasi.
Setiap metode memiliki keterbatasan dan membutuhkan tingkat ketelitian dalam
perhitungannya. Semakin banyak variasi potongan material besi tulangan semakin
lama waktu yang dibutuhkan dan semakin tinggi tingkat ketelitian dalam
pengerjaannya.

Salah satu permasalahan dalam perhitungan kebutuhan besi tulangan adalah


pada Proyek Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu (GKT) Politeknik Negeri
Banyuwangi dimana proyek tersebut merupakan bangunan konstruksi struktur
beton bertulang yang terdiri dari 7 lantai yang dalam pelaksanaan pengerjaannya
masih belum mempertimbangkan waste material dengan optimal. Pada penelitian
ini akan dilakukan perhitungan besi tulangan dengan metode bar bending schedule
(BBS) dan building information modelling (BIM) pada pekerjaan struktur pondasi.
Perhitungan besi tulangan ini akan mengacu pada gambar shop drawing dan RKS
struktur pada Proyek Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu Politeknik Negeri
Banyuwangi untuk mengetahui secara akurat kebutuhan material besi tulangan serta

2
sisa material besi yang dihasilkan. Dengan menerapkan metode bar bending
schedule (BBS) dan building information modelling (BIM) tidak hanya untuk
mengetahui jumlah kebutuhan besi tulangan dan waste materialnya tetapi juga
dapat digunakan dalam membuat perencanaan yang lenih teliti dan mempermudah
untuk memaso material besi tulangan sesuai dengan kebutuhan. Maka dengan
kedua metode tersebut termasuk sebagai upaya untuk mengefisiensi pembesian
pada Proyek Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu (GKT) Politeknik Negeri
Banyuwangi.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah berisikan gambaran mengenai apa yang akan dibahas
pada bab selanjutnya. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
1. Berapa kebutuhan besi tulangan yang dihasilkan dengan menggunakan
metode bar bending schedule dan metode building information modelling
pada proyek Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu (GKT) Politeknik
Negeri Banyuwangi?
2. Berapa presentase sisa material besi tulangan yang dihasilkan dengan
menggunakan metode bar bending schedule dan metode building
information modelling pada proyek Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu
(GKT) Politeknik Negeri Banyuwangi?
3. Berapa besar biaya kebutuhan besi tulangan yang diperoleh dengan
menggunakan metode bar bending schedule dibandingkan dengan biaya
menggunakan metode building information modeling dan biaya total
pekerjaan pembesian yang direncanakan pada Rencana Anggaran Biaya
(RAB) proyek Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu (GKT) Politeknik
Negeri Banyuwangi?

3
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yakni bersumber dari
rumusan masalah:
1. Mengetahui kebutuhan besi tulangan yang diperoleh dengan menggunakan
metode bar bending schedule dan metode building information modelling
pada proyek Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu (GKT) Politeknik
Negeri Banyuwangi.
2. Mengetahui prezentase sisa material besi tulangan yang diperoleh dengan
menggunakan metode bar bending schedule dan metode building
information modelling pada proyek Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu
(GKT) Politeknik Negeri Banyuwangi.
3. Mengetahui besar biaya kebutuhan besi tulangan yang diperoleh dengan
menggunakan metode bar bending schedule dibandingkan dengan biaya
menggunakan metode building information modeling dan biaya total
pekerjaan pembesian yang direncanakan pada Rencana Anggaran Biaya
(RAB) proyek Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu (GKT) Politeknik
Negeri Banyuwangi.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi kontraktor/Penyedia Jasa
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam
mengambil keputusan yang berkaitan dengan pembesian khususnya
perhitungan kebutuhan material besi tulangan.
2. Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan dan mengembangkan pengetahuan tentang
ilmu manajemen khususnya dalam manajemen material.
b. Diharapkan dapat menjadi bahan referensi tambahan untuk penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan manajemen material dan bar
bending schedule (BBS) dan building information modelling (BIM).

4
3. Bagi Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti dapat menambah wawasan mengenai ilmu
menajemen material khususnya optimalisasi besi dan bar bending schedule
dan building information modelling serta mengembangkan pengetahuan
mengenai pekerjaan struktur beton bertulang, khususnya pada pekerjaan
pembesian.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian


Agar lebih terarah pada permasalahan yang ada, maka penelitian ini akan
diberikan batasan sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya menghitung kebutuhan material besi tulangan pada


pekerjaan struktur balok dan kolom.
2. Pada penelitian ini menggunakan metode Bar Bending Schedule (BBS) dan
Building Information Modeling (BIM) dengan mengacu pada RKS, dan pada
Standar Detail Pekerjaan Struktur pada Shop Drawing.
3. Metode Bar Bending Schedule dibuat dengan menggunakan aplikasi Microsoft
Excel 2019.
4. Metode Building Information Modeling (BIM) akan dibuat dengan
menggunakan aplikasi Cubicost.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Bahan referensi tambahan yang dapat digunakan sebagai bahan dalam
penelitian, seperti yang akan dipaparkan dibawah ini berupa penelitian-penelitian
sejenis yang sudah pernah dilakukan dan juga hasil dari penelitian tersebut

2.1.1 Analisis Perbandingan Metode Bestat Konvensional dan Program Building


Information Modeling (BIM) ditinjau dari Segi Volume dan Biaya pada Besi
Tualngan Struktur Balok (Studi Kasus Proyek Kantor Kapal Api Gedung B,
Tanah Abang, Jakarta Pusat)
Penelitian yang dilakukan oleh Jovial Shoman Asrofi (2022) dengan
pokok pembahasan penelitiannya yaitu perhitungan kebutuhan material dalam
pekerjaan pembesian berbasis data yang lebih akurat dan meminimalisir sisa
material besi tulangan. Dimana dari penelitian yang dilakukan menggunakan
metode konvensional dan metode BIM dengan TRB Cubicost didapatkan selisih
volume sebesar 17, 262 kg atau 17,26 ton dengan nilai selisih biaya sebesar Rp.
339,929,449. Maka penggunaan TRB Cubicost dalam perencanaan kebutuhan besi
tulangan lebih efisien 8,41% dibandingkan dengan menggunakan metode bestat
konvensional (BBS) [2].

2.2 Manajemen Proyek


Manajemen proyek adalah suatu proses manajemen dari awal pelaksanaan
hingga akhir pelaksanaan suatu proyek konstruksi. Manajemen dalam suatu proyek
diperlukan untuk mencapai tujuan proyek dengan optimal, tepat waktu dan sesuai
dengan mutu yang ditentukan berdasarkan anggaran yang disediakan. Dalam
manajemen proyek juga memerlukan pengelolaan yang tepat karena suatu proyek
memiliki keterbatasan hingga tujuan akhir proyek tercapai. Pengelolaan tersebut
dikenal dengan triple constrain yang mencakup tiga hal yaitu biaya (cost), waktu
(time) dan mutu (scope) yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan proyek.

6
Apabila terdapat perubahan di salah satu dari ketiga hal tersebut maka akan
mempengaruhi hal yang lainnya. Disamping ketiga pengelolaan tersebut juga
diperlukan pengelolaan dalam manajemen lingkungan, risiko, sistem informasi dan
sumber daya proyek.

Dalam manjemen proyek terdapat sumber daya yang harus dikelola secara
efektif dan efisien agar tercapainya tujuan proyek dengan hasil kerja yang
maksimal. Sumber daya proyek adalah potensi-potensi yang bisa dimanfaatkan
untuk suatu proyek konstruksi. Menurut Widiasanti dan Lenggogeni, secara umum
sumber daya proyek konstruksi terdiri dari 5M yaitu Manpower (tenaga kerja),
Methode (metode), Material (material), Money (uang), Machines (alat dan
peralatan). Sumber daya tersebut perlu dikelola dengan sistem manajemen sehingga
dapat dimanfaatkan secara maksimal. Adapun deskripsi dari kelima sumber daya
tersebut sebagai berikut.

1. Method (metode)
Metode dalam suatu proyek konstruksi merupakan metode pelaksanaan
yang menjadi acuan oleh seluruh pekerja yang terlibat. Metode perlu diterapkan
untuk mengelola setiap elemen agar lebih terstruktur.

2. Manpower (tenaga kerja)


Sumber daya manusia diatur dalam proses perencanaan agar dapat
dimanfaatkan dengan efektif dengan hasil kerja yang maksimal. Sumber daya yang
dimaksud dapat berupa human yaitu tenaga kerja, tenaga ahli dan tenaga terampil.

3. Material (material)
Material atau bahan adalah salah satu bagian yang memiliki pengaruh cukup
besar dalam proyek konstruksi. Presentase biaya material dalam satu proyek
berkisar antara 50-70% dari biaya proyek itu sendiri. Untuk itu diperlukan
manajemen yang tepat dalam mengatur material dari proses perencanaan,
perhitungan kebutuhan, dan penyimpanan.

7
4. Money (uang)
Uang atau biaya merupakan modal awal yang digunakan untu seluruh
kegiatan perusahaan. Besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah biaya
yang digunakan. Oleh karena itu biaya merupakan alat yang sangat penting dan
harus diperhitungkan secara teliti.

5. Machines (alat)
Peralatan atau alat dalam proyek konstruksi merupakan sumber daya
penunjang yang sangat penting dalam mencapai tujua proyek. Peralatan yang
termasuk yaitu peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan
konstruksi, seperti crane, truck, back hoe, scraper dan lain sebagainya. Dengan
adanya peralatan tersebut dapat membantu jalannya suatu proyek secara efektif dan
efisien sehingga mendapat hasil yang optimal [3].

2.3 Manajemen Material


Manajemen material adalah sebuah kegiatan pengelolaan material dalam
organisasi, mulai dari proses perencanaan, penentuan kualitas dan kuantitas
material, pengadaan, penggunaan, sampai selesainya proses produksi sehingga
menghasilkan material baru. Menurut Bell dan Stukhart, manajemen material
didefinisikan sebagai suatu sistem manajemen yang diperlukan untuk
merencanakan dan mengendalikan mutu material, jumlah material, dan penempatan
peralatan yang tepat waktu, harga yang baik dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan [4]. Dalam pelaksanaannya manajemen material memiliki pengaruh
yang cukup besar dalam suatu proyek konstruksi. Material mempunyai persentase
yaitu sekitar 50-70 % dari total biaya proyek. Dari nilai presentase yang cukup besar
tersebut maka diperlukan perencanaan dan pengendalian material yang matang
dalam pengadaan material sehingga dapat mengefisiensi penggunaan material itu
sendiri.
Secara umum fungsi dan kegunaan dari manajemen material yaitu dapat
mengurangi resiko kekurangan bahan, mengantisipasi ketidakpastian dalam
perencanaan material, mengurangi faktor ketergantungan kepada pemasok dan
dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Adapun beberapa proses dalam

8
manajemen material yaitu pemilihan material, pemilihan pemasok material,
pembelian material, pengiriman material, penerimaan material, penyimpanan
material, pengeluaran material, serta menjaga persediaan material. Rangkaian
tahapan manajemen material dapat membantu mengendalikan semua pekerjaan
sehingga pekerjaan dapat berlangsung secara berlanjut tanpa henti.
Deretan kegiatan manajemen material sangat berpengaruh pada proses
pelaksanaan proyek konstruksi. Sistem manajemen yang tidak sesuai untuk material
konstruksi akan berdampak buruk pada kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang
meliputi bahan tidak tersedia saat dibutuhkan, kualitas material yang akan
digunakan buruk dan material yang tersedia tidak sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan. Hal tersebut akan menyebabkan kerugian baik dari segi waktu, biaya
maupun mutu. Maka dari itu diperlukan manajemen material yang tepat dalam
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pengendalian material agar tercapainya
tujuan dari suatu proyek konstruksi.

2.4 Material Besi Tulangan/Besi Beton


Salah satu material dasar yang memiliki peran penting dalam pekerjaa struktur
adalah besi tulangan. Material ini digunakan hampir di seluruh bagian bangunan.
Berdasarkan SNI 2052-2017, besi tulangan atau baja tulangan beton merupakan
baja karbon atau baja paduan yang berbentuk batang berpenampang bundar dengan
permukaan polos atau sirip/ulir dan digunakan untuk penulangan beton [5]. Dalam
struktur beton bertulang, besi tulangan mampu bekerja sama dalam menahan beban
tarik yang diakibatkan dari beban ekternal pada struktur beton. Gaya lainnya yang
dapat dipikul oleh besi tulangan seperti gaya putir/torsi, gaya geser dan gaya
lainnya. Perpaduan antara material besi tulangan dengan beton polos mampu
bekerja sama menahan beban, dimana pembagian beban tekan dipikul oleh beton
dan beban tarik dipikul oleh besi tulangan.

Terdapat 2 jenis besi beton berdasarkan bentuknya yaitu besi beton polos dan besi
beton sirip/ulir (deform).

9
1. Besi Beton Polos
Besi tulangan polos dinotasikan dengan (BjTP). Besi tulangan polos
memiliki penampang bundar dengan permukaan yang rata tidak
bersirip/berulir. Besi tulangan ini biasanya digunakan pada penulangan geser
atau tulangan sengkang.

Gambar 2.1 Besi Tulangan Polos


Sumber: Suara Teknik, 2020

2. Besi Beton Sirip/Ulir (deform)


Besi tulangan ulir sering dinotasikan dengan (BjTD). Besi tulangan ulir
pada permukaannya terdapat sirip/ulir melintang dan memanjang. Sirip/ulir
tersebut berguna untuk meningkatkan daya lekat dengan beton dan guna
menahan gerakan membujur dari belakang secara relatif terhadap beton. Pada
pengaplikasiannya besi tulangan ulir lebih disarankan digunakan sebagai
tulangan utama.

10
Gambar 2.2 Besi Tulangan Sirip/Ulir (deform)
Sumber: Suara Teknik, 2020

Terdapat berbagai ukuran diameter besi tulangan mulai dari besi diameter 6
mm, 8, 10, 13, 16, 19, 22, 25 hingga 50 mm. Spesifikasi diameter dan berat per
meter besi beton polos tercantum pada Tabel 2.1. Spesifikasi diameter, ukuran
sirip/ulir dan berat per meter besi beton ulir tercantum pada Tabel 2.2.

Tabel 2.1 Spesifikasi Besi Beton Polos

Diameter Luas penampang Berat nominal


No Penamaan nominal (d) nominal (A) per meter
mm mm2 kg/m
1 P6 6 28 0,222
2 P8 8 50 0,395
3 P10 10 79 0,617
4 P12 12 113 0,888
5 P14 14 154 1,208
6 P16 16 201 1,578
7 P19 19 284 2,226
8 P22 22 380 2,984
9 P25 25 491 3,853
10 P28 28 616 4,834
11 P32 32 804 6,313
12 P36 36 1018 7,990
13 P40 40 1257 9,865
14 P50 50 1964 15,413
Sumber: SNI 2052:2017

11
Tabel 2.2 Spesifikasi Besi Beton Sirip/Ulir

Luas Tinggi Jarak Lebar


Diamet Berat
penampa sirip (H) sirip sirip
Pen er nomin
ng melinta membuj
N a- nomina mi mak al per
nominal ng (P) ur (T)
o maa l (d) n s meter
(A) Maks Maks
n
mm mm2 m mm mm mm kg/m
m
1 S6 6 28 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222
2 S8 8 50 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395
3 S10 10 79 0,5 1,0 7,0 7,9 0,617
4 S13 13 133 0,7 1,3 9,1 10,2 0,888
5 S16 16 201 0,8 1,6 11,2 12,6 1,208
6 S19 19 284 1,0 1,9 13,3 14,9 1,578
7 S22 22 380 1,1 2,2 15,4 17,3 2,984
8 S25 25 491 1,3 2,5 17,5 19,7 3,853
9 S29 29 661 1,5 2,9 20,3 11,8 4,834
10 S32 32 804 1,6 3,2 22,4 25,1 6,313
11 S36 36 1018 1,8 3,6 25,2 28,3 7,990
12 S40 40 1257 2,0 4,0 28,0 31,4 9,865
13 S50 50 1964 2,5 5,0 35,0 39,3 15,413
14 S54 54 2290 2,7 5,4 37,8 42,3
15 S57 57 2552 2,9 5,7 39,9 44,6
Sumber: SNI 2052:2017

2.5 Pembesian/Penulangan
Pembesian/Penulangan dalam pekerjaan struktur biasanya ditentukan
berdasarkan perencanaan dan mengacu pada peraturan atau standar yang digunakan
dalam suatu proyek. Peraturan atau standar yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Standar Detail Pekerjaan Struktur pada Shop Drawing, RKS Struktur Proyek
Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu (GKT) Politeknik Negeri Banyuwangi.
Dalam pekerjaan pembesian pada struktur bangunan beton terdapat
beberapa jenis tulangan yaitu :

12
1. Tulangan Utama/Pokok
Tulangan utama atau biasa disebut tulangan pokok merupakan tulangan
memanjang searah dengan panjang kolom ataupun balok yang memiliki fungsi
untuk menahan gaya tarik.
2. Tulangan Tumpuan
Tulangan tumpuan adalah tulangan pokok yang posisinya berada pada daerah
tumpuan. Istilah tumpuan hanya digunakan pada penulangan balok dan plat.
Pada penulangan kolom tulangan ini disebut tulangan ujung atas atau bawah.
3. Tulangan Lapangan
Tulangan lapangan merupakan tulangan pokok yang posisinya berada di
tengah-tengah area suatu bentang.
4. Tulangan Geser atau Sengkang
Tulangan geser juga biasa disebut beugel, sengkang, ties dan stirrups.
Tulangan geser merupakan tulangan yang berada disekeliling tulangan utama
pada kolom dan balok. Tulangan ini berfungsi untuk mengikat tulangan utama
dan untuk menahan gaya geser.
5. Tulangan Ekstra
Tulangan ekstra adalah tulangan tambahan yang ditambahkan pada tulangan
tumpuan atau tulangan lapangan. Biasanya tulangan ini tidak dipasang pada
seluruh balok tetapi hanya pada daerah yang membutuhkan saja.

2.6 Material Sisa Besi Beton/Tulangan


Sisa material (waste materials) adalah bagian dari material yang dihasilkan
dari suatu proyek konstruksi yang tidak dapat dimanfaatkan kembali. Sisa material
ini akan terus terbentuk seiring dengan proses pembangunan yang terlaksana. Untuk
itu diperlukan upaya untuk mengefisiensi material dan meminimalisir sisa-sisa
material yang dihasilkan agar tidak berlebih mengingat material memiliki pengaruh
yang cukup besar pada biaya suatu proyek. Menurut Tchobanoglous et al, sisa
material konstruksi yang timbul selama pelaksanaan konstruksi dapat dikategorikan
menjadi dua jenis yaitu:

13
1. Demolition waste adalah sisa material yang timbul dari hasil pembongkaran
atau penghancuran bangunan lama.

2. Construction waste adalah sisa material kontruksi yang berasal dari


pembangunan atau renovasi bengunan milik pribadi, komersil dan struktur
lainnya. Sisa material tersebut dapat berupa sampah yang terdiri dari beton,
batu bata, kayu dan lain sebagainya.

Berdasarkan tipenya Construction waste dapat digolongkan ke dalam dua


kategori yaitu: direct waste dan indirect waste. Direct waste merupakan sisa
material yang timbul di proyek karena rusak, hilang dan tidak dapat digunakan
kembali. Indirect waste adalah waste material yang terjadi di proyek karena
volume pemakaian melebihi volume yang direncanakan, sehingga tidak terjadi
waste material secara fisik di lapangan yang dapat mempengaruhi biaya dengan
signifikan.

Berdasarkan jenis-jenis sisa material tersebut, besi tulangan tergolong ke


dalam jenis construction waste pada direct waste. Intan et al menyatakan bahwa
besi tulangan merupakan salah satu jenis material yang mempengaruhi total biaya
sisa material pada suatu proyek secara signifikan. Untuk menghindari sisa material
yang berlebih maka diperlukan perencanaan besi tulangan yang optimal.
Perencanaan besi tulangan ini digunakan untuk menghindari kesalaham-kesalahan
seperti pada pemotongan material yang tidak optimal, material yang tidak sesuai
dengan spesifikasi dan sebagainya yang dapat menimbulkan sisa (waste) material
yang berlebih. Oleh karena itu diperlukan perencanaan pembesian untuk
mengoptimalkan penggunaan besi tulangan dan meminimalisir sisa material yang
terbentuk.

2.7 Metode Bar Bending Schedule (BBS)


Bar Bending Schedule merupakan salah satu metode yang digunakan dalan
perencanaan pembesian. Bar bending schedule adalah daftar pola pembengkokan
tulangan yang berisikan data diameter, bentuk, panjang dan jumlah tulangan. Dalam
pengerjaannya mencantumkan gambar kerja sesuai pola yang dibutuhkan yang di

14
dalamnya berisi jumlah dan dimensi dari besi tulangan yang akan digunakan. Daftar
tersebut kemudian akan digunakan untuk pabrikasi dan sebagai pedoman
pengadaan material besi tulangan.

Proses perencanaan kebutuhan pembesian sangat dipermudah dengan


menggunakan metode Bar Bending Schedule, terutama pada suatu proyek
konstruksi yang menggunakan banyak besi tulangan dengan berbagai ukuran dan
dimensi. Dengan metode ini juga dapat membantu mengidentifikasi sisa-sisa
potongan besi yang terbentuk yang dapat digunakan kembali sehingga seluruh
bagian besi dapat dimanfaatkan secara maksimal. Pada program Bar Bending
Schedule juga terdapat pola dari besi tulangan yang akan dibentuk sesuai dengan
ketentuan SNI. Metode Bar Bending Schedule berhubungan erat dengan detail
pembesian dalam suatu proyek. Dalam metode ini diperlukan data-data seperti.

1. Bentuk atau pola besi tulangan


2. Panjang tekukan,
3. Panjang besi yang diperlukan,
4. Diameter besi
5. Jumlah besi tulangan
Dari data-data tersebut kemudian akan mendapatkan hasil kebutuhan dari
perhitungan perencanaan pembesian sebagai berikut:

1. Jumlah potongan besi yang dibutuhkan


2. Jumlah kebutuhan total dari pemotongan besi per-batang dan per-kilogram
3. Sisa besi akibat dari pemotongan tersebut

Dari sisa besi yang dihasilkan kemudian ditentukan apakah sisa besi tersebut masih
dapat dimanfaatkan kembali. Sisa (waste) besi yang tidak dapat digunakan akan
dikonversi sehingga didapatkan presentase besi sisa yang dihasilkan. Oleh karena
itu, metode Bar Bending Schedule ini dapat memudahkan dalam mengefisiensi
penggunaan material besi tulangan dalam suatu proyek konstruksi. Daftar
perhitungan tulangan menggunakan metode ini selain digunakan untuk pabrikasi,

15
juga digunakan dalam pedoman pengadaan pengadaan material besi tulangan.
Adapun format pengerjaan bar bending schedule dalam program Microsoft Excel
yang digunakan pada Tabel 2.4 berikut.

Tabel 2.4 Tabel Bar Bending Schedule


Panjang POTONGAN SISA POTONGAN
No Kode BENTUK (Ukuran dalam cm) Jumlah Dia. Jlh Berat (Kg) Jlh Unit
(cm) JLH Panjang Jlh Potong Sisa KETERANGAN JLh Sisa Jlh Kg

Sumber: Microsoft Excel 2019

Gambar 2.7 Format Bar Bending Schedule Pada Ms. Excel


Sumber: Proyek Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu (GKT)

2.9 Metode Building Information Modeling (BIM)


Building Information Modeling adalah salah satu bentuk perkembangan
teknologi pada bidang konstruksi. Metode Building Information Modeling ini
merupakan salah satu metode kerja yang berbentuk 3D dari sebuah bangunan yang
dapat disimulasikan dan memberikan gambaran mengenai informasi proyek
konstruksi. Menurut Hanifah (2016) Building Information Modeling (BIM)

16
merupakan seperangkat teknologi, proses kebijakan yang seluruh prosesnya
berjalan secara terintegrasi dalam sebuah model digital yang kemudian
diterjemahkan sebagai gambar tiga dimensi. Penggunaan teknologi BIM dapat
mempermudah proses pelaksanaan proyek. Sejalan dengan hal tersebut Christian
(2016) menyatakan aplikasi berbasis BIM dalam merancang sebuah bangunan
dapat mempermudah proses analisis desain. Pembuatan model arsitektur dapat
sekaligus digunakan untuk menganalisis gaya dalam dan kebutuhan penulangan.
Setelah melalui proses yang terintegrasi, model akhir yang dibuat memiliki semua
informasi yang terdiri dari: denah arsitektur, struktur, hingga pembesian tulangan
dengan output volume secara otomatis.

Gambar 2.8 Format TRB Cubicost pada Building Information Modeling


Sumber: Proyek Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu (GKT)

17
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan rumusan
masalah adalah deskriptif dan pendekatan analitik. Penelitian deskriptif memiliki
tujuan untuk mendeskripsikan dan memberikan gambaran mengenai suatu subjek
atau objek dari sebuah penelitian. Pendekatan analitik merupakan suatu prosedur
penelitian dalam menganalisa sebuah permasalahan dalam penelitian. Rancangan
penelitian diawali dengan mengidentifikasi perhitungan kebutuhan besi tulangan
yang digunakan di Proyek Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu (GKT)
Politeknik Negeri Banyuwangi, yang kemudian dilanjutkan dengan mengumpulkan
data berupa gambar kerja (Shop Drawing), dan RKS Struktur. Dilanjutkan pada
tahap analisis data dilakukan perhitungan kebutuhan besi tulangan dan sisa material
(waste materials) besi tulangan dengan menggunakan metode BBS (Bar Bending
Schedule) dengan menggunakan program Microsoft Excel dan metode BIM
(Building Information Modeling) dengan progam TRB Cubicost.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi dari penelitian ini terletak di Jalan Raya Jember KM 13 Labanasem,
Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur

18
Gambar 3.1 Peta Provinsi Jawa Timur
Sumber: Google Earth

Gambar 3.2 Lokasi Penelitian


Sumber: Google Maps

3.2.2 Waktu Penelitian


Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2023 sampai
Agustus 2023. Dimulai dengan tahap penentuan judul skripsi pada bulan Maret
2023. Tahap penyusunan proposal dari bulan Maret 2023 – April 2023. Tahap
pengumpulan data dari bulan Mei 2023 – Juni 2023. Tahap pengolahan data dari

19
bulan Juni 2023 – Juli 2023. Kemudian tahap penyusunan skripsi dari bulan Juni
2023 – Agustus 2023.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian


Jadwal Pelaksanaan
No Tahapan 2023
Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 Penentuan Judul
2 Penyusunan Proposal
3 Seminar Proposal
4 Pengumpulan Data
5 Analisis Data
6 Penyusunan Skripsi

Sumber: Microsoft Excel 2019

3.3 Penentuan dan Pengumpulan Sumber Data


Dalam penelitian ini diperlukan data-data yang dapat mendukung proses
penelitian. Data yang diperlukan berupa data primer dan data sekunder, dimana
pada data tersebut didapat melalui proses pengumpulan data dengan metode yang
sesuai dengan kebutuhan. Pada penelitian ini menggunakan data primer dan data
sekunder yang diperoleh langsung dari Proyek Pembangunan Gedung Kuliah
Terpadu (GKT) Politeknik Negeri Banyuwangi. Tahapan pengumpulan data
sebagai berikut:
3.3.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber
aslinya baik secara survey maupun hasil observasi langsung dalam proses
pengerjaan proyek. Dalam penelitian ini data primer didapat dari hasil observasi
lapangan pada Proyek Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu (GKT) Politeknik
Negeri Banyuwangi.
3.3.2 Data Sekunder
Data sekunder berperan sebagai sumber penelitian yang didapatkan melalui
media perantara atau secara tidak langsung seperti catatan, buku, arsip baik yang
dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Data sekunder yang tercantum
dalam penelitian ini yaitu Identitas Proyek, Gambar Kerja (shop drawing), Rencana
Kerja dan Syarat (RKS) Pekerjaan Struktur Pada Proyek Pembangunan Gedung
Kuliah Terpadu (GKT) Politeknik Negeri Banyuwangi.

20
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan peneliti untuk
mempermudah dalam proses pengumpulan data. Pada penelitian ini diperlukan
beberapa alat bantu dalam penyelesaiannya. Adapun instrumen penelitian yang
digunakan sebagai berikut:

1. Alat tulis kantor (ATK), yang digunakan untuk mencatat data-data yang
diperoleh saat melakukan observasi lapangan.

2. Komputer atau laptop yang menggunkan program berikut:

a. AutoCAD 2018, yang digunakan untuk mendapatkan gambar shop drawing


besi tulangan.
b. Microsoft Excel 2019, merupakan program yang digunakan untuk
membuat BBS (Bar Bending Schedule).
c. Microsoft Word 2019, merupakan program yang digunakan untuk
membuat laporan penelitian.
d. TRB Cubicost, merupakan program yang digunakan pada permodelan BIM
(Building Information Modeling).

3.5 Tahapan Penelitian


Tahapan penelitian merupakan metode yang dilakukan untuk melaksanakan
penelitian yang telah direncanakan. Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan
dalam proses penelitian ini sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah di lapangan, mengkaji latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta menentukan batasan masalah.
2. Tinjauan Pustaka
Pada penelitian ini studi pustaka berisikan referensi teori yang memiliki
keterkaitan dengan struktur beton bertulang, material besi tulangan,
pembesian tulangan, sisa material, metode BBS (Bar Bending Schedule) dan
metode BIM (Building Information Modeling).

21
3. Pengumpulan data-data yang diperlukan dari proyek konstruksi baik data
primer maupun sekunder.
4. Melakukan analisis data menggunakan metode BBS (Bar Bending
Schedule). Berikut merupakan tahapan-tahapan dalam menganalisis data
yang didapatan dari proyek:
a. Mengamati dan mempelajari gambar kerja pekerjaan struktur.
b. Mengidentifikasi spesifikasi tulangan berdasarkan gambar shop
drawing.
c. Membuat BBS (Bar Bending Schedule) sesuai dengan pola pemotongan
yang diperlukan dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel. Pada
program BBS (Bar Bending Schedule) akan dijabarkan pola atau bentuk
potongan tulangan, jenis besi tulangan, panjang potongan, serta jumlah
potongan besi tulangan.
d. Menentukan pemakaian material dan sisa material (waste materials)
agar dapat dimanfaatkan kembali. Pada pemotongan pola besi tulangan
dikombinasikan seoptimal mungkin sehingga dapat meminimalisir sisa
material besi tulangan.
e. Selanjutnya hasil dari perhitungan menggunakan metode BBS (Bar
Bending Schedule) dan optimalisasi bahan akan mendapatkan total
kebutuhan besi baik dalam satuan meter maupun dalam satuan kilogram.
Berat besi tulangan akan dihitung menggunakan satuan SNI.
f. Kemudian menghitung presentase sisa material (waste material) yang
sudah tidak dapat digunakan.
g. Pembuatan BIM (Building Information Modeling) dengan
menggunakan program TRB Cubicost. Pada program BIM (Building
Information Modeling) akan dijabarkan informasi biaya atau RAB pada
tiap komponen pekerjaaan, gambar 3 dimensi termasuk struktur
pembesian, volume pekerjaan, data pemotongan besi dan waste material
yang dihasilkan.
h. Yang kemudian dilanjutkan dengan menghitung biaya kebutuhan besi
tulangan pada struktur pondasi berdasarkan Rencana Anggaran Biaya

22
dan menghitung perbandingan kedua biaya dari kebutuhan besi tulangan
tersebut dengan biaya pekerjaan pondasi mengacu pada Rencana
Anggaran Biaya.
5. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan pembahasan mengenai hasil perhitungan kebutuhan
besi tulangan berdasarkan metode BBS (Bar Bending Schedule) dan BIM
(Building Information Modeling), presentase sisa (waste) material besi
tulangan pada struktur pondasi.
6. Simpulan dan saran
Setelah pembahasan yang memiliki keterkaitan dengan tujuan penelitian,
kemudian akan didapatkan kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah
dilakukan.

23
3.6 Bagan Alur Penelitian

Mulai

Identifikasi Masalah

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan Data

Data Sekunder
Data Primer
- Identitas Proyek
- Observasi - Gambar Kerja
Lapangan (shop drawing)
- RKS
- RAB

24
A

Analisis Data :
- Perhitungan kebutuhan besi tulangan
- Perhitungan sisa (waste) material besi tulangan
- Perhitungan biaya kebutuhan besi tulangan

Pembahasan

Simpulan dan Saran

Selesai

25
DAFTAR PUSTAKA

[1] Intan, S., Alifen, R.S. dan Arijanto, L.S. 2005. Analisa dan Evaluasi Sisa
Material Konstruksi Sumber Penyebab Kuantitas dan Biaya.
Surabaya: Universitas Kristen Petra. Pp. pp-36.
https://ojs.petra.ac.id/ojsnew/index.php/civ/article/view/16124

[2] Asrofi, Jovial Shoman. 2022. Analisis Perbandingan Metode Bestat


Konvensional dan Program Building Information Modeling (BIM)
ditinjau dari Segi Volume dan Biaya pada Besi Tualngan Struktur
Balok (Studi Kasus Proyek Kantor Kapal Api Gedung B, Tanah
Abang, Jakarta Pusat). Jakarta: Universitas Mercu Buana..
https://repository.mercubuana.ac.id/72811/

[3] Muzayanah, Yannu. 2008. Pemodelan Proporsi Sumber Daya Proyek


Konstruksi. Semarang: Universitas Diponegoro.
https://core.ac.uk/download/pdf/11717058.pdf

[4] Siswanto, Agus B., K. Dewi. Penerapan Manajemen Material Pada Proyek
Konstruksi Di Sumba (Studi Kasus Di Kabupaten Sumba Tengah).
Semarang: Universitas 17 Agustus 1945.
http://sister.untagsmg.ac.id/index.php/jts/article/view/774

[5] Badan Standardisasi Nasional. 2017. Baja Tulangan Beton (SNI 2052:2017).
Jakarta: BSI.

26

Anda mungkin juga menyukai