Anda di halaman 1dari 80

BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI

1. BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 3

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 3

1.2 Tujuan ............................................................................................................ 5

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ......................................................................... 5

1.4 Sistematika Penulisan .................................................................................... 5

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 7

2.1 Produktivitas .................................................................................................. 7

2.1.1 Produktivitas dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) ......................... 7

2.2 Pengukuran produktivitas .............................................................................. 8

1. Tenaga kerja ............................................................................................. 9

2. Material dan bahan ................................................................................. 10

3. Peralatan kerja ........................................................................................ 11

2.3 Pengukuran Produktivitas........................................................................... 13

3. BAB III METODOLOGI............................................................................... 14

3.1 Tahapan Studi Kasus .................................................................................. 14

3.2 Lokasi Proyek ............................................................................................. 16

3.3 Metode Analisa Studi Kasus ...................................................................... 17

3.4 Pengumpulan Data ..................................................................................... 19

3.5 Membandingkan Produktivitas di lapangan dengan AHS SNI 2012 .......... 19

4. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ................................................ 20

4.1 Data Proyek ................................................................................................ 20

4.1.1 Data Umum ........................................................................................... 20

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 1


BAB I PENDAHULUAN

4.1.2 Data Teknis ........................................................................................... 21

4.1.3 Data Administrasi ................................................................................. 22

4.2 Analisa Produktivitas Tenaga Kerja ............................................................ 23

4.2.1 Analisa Produktivitas Tenaga Kerja SNI .............................................. 23

4.2.2 Analisa Produktivitas Tenaga Kerja Perencanaan ................................ 26

4.2.3 Analisa Produktivitas Tenaga Kerja Aktual ......................................... 32

4.3. Analisa Produktivitas Alat Berat ................................................................ 53

4.3.1 Concrete Truck Mixer ........................................................................... 53

4.3.2 Tower Crane ......................................................................................... 54

4.4 Analisa Kebutuhan Material ........................................................................ 64

4.4.1 Kebutuhan 1 lantai Material Bekisting ................................................. 64

4.4.2 Kebutuhan 1 Lantai Material Beton ................................................ 67

4.4.3 Kebutuhan 1 Lantai Material Besi .................................................. 68

4.4.4. Rekapitulasi Koefisien Kebutuhan Material 1 Lantai ..................... 69

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 70

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 70

5.2 Saran ............................................................................................................ 72

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 2


BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap proyek konstruksi adalah unik. Situasi, kondisi, serta kasus yang
terjadi disetiap proyek memiliki ciri khas masing-masing yang menuntut kontraktor
untuk berfikir kreatif. Parameter penting dalam penyelenggaraan proyek kontruksi,
yang sering dijadikan sebagai sasaran proyek adalah anggaran, jadwal, dan mutu.
Keberhasilan dalam menjalankan proyek tepat waktu, biaya, serta mutu yang telah
direncanakan adalah salah satu tujuan terpenting bagi pemilik dan kontraktor.
Pelaksanaan proyek yang tidak sesuai dengan rencana, dapat
mengakibatkan keterlambatan proyek. Pada pelaksanaan proyek konstruksi,
keterlambatan proyek seringkali terjadi yang dapat menyebabkan berbagai bentuk
kerugian bagi penyedia jasa dan pengguna jasa. Bagi kontraktor, keterlambatan
selain dapat menyebabkan pembekakan biaya proyek akibat bertambahnya waktu
pelaksanaan proyek, dapat pula mengakibatkan menurunnya kredibilitas kontraktor
untuk waktu yang akan datang. Sedangkan bagi pemilik, keterlambatan penggunaan
atau pengoperasian hasil proyek konstruksi dan seringkali berpotensi menyebabkan
timbulnya perselisihan dan klaim antara pemilik dan kontraktor.
Kontraktor yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi pada umumnya
sangat mengharapkan proyek berjalan sesuai dengan rencana tanpa adanya
keterlambatan. Salah satu penyebab keterlambatan proyek tersebut dikarenakan
kurang produktifnya pekerjaan pada proyek tersebut.
Pada proyek Technoplex Living Apartment, Bandung terdapat salah satu
permasalahan yaitu keterlambatan proyek. Berdasarkan hasil wawancara,
keterlambatan di Proyek Technoplex Living Apartement diakibatkan oleh faktor
kurangnya produktivitas pekerja dan tidak adanya jam kerja malam sehingga durasi
pengerjaan pekerjaan semakin terbatas.

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 3


BAB I PENDAHULUAN

Keterlambatan Proyek Technoplex Living Apartement dapat dilihat dari


kurva S addendum 3 ( lampiran 1.a) , untuk progress rencana kurva S addendum 3
Bulan Juli Agustus adalah 81.996% sedangkan realisasinya yaitu 76.313%,
sehingga terdapat deviasi yang memperlihatkan keterlambatan proyek sebesar
5.683%, hal ini merupakan sesuatu yang harus diperhatikan untuk suatu proyek
karena deviasi yang terlihat cukup besar.

Menurut wawancara yang dilakukan oleh penulis, pekerjaan yang


mengakibatkan deviasi keterlambatan cukup besar adalah pekerjaan besi dan
bekistinG. Hal ini bisa dikarenakan tidak adanya jam malam dan kurangnya
produktivitas pekerja itu sendiri.

Maka dari itu, penulis mengambil topik tentang produktivitas pekerja dan
alat berat yang dipakai di Proyek Technoplex Living Apartement dan
membandingkan produktivitas rencana, aktual dan SNI 2012. Aspek yang ditinjau
didapatkan dari pengamatan langsung di lapangan, laporan harian, kurva S rencana
dan realisasi, BOQ, serta wawancara langsung dengan pihak terkait.

Gambar 1.1 Visualisasi Proyek Technoplex Living Apartement

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 4


BAB I PENDAHULUAN

1.2 Tujuan
Berikut akan dijelaskan mengenai tujuan dari Studi Kasus (STK) :
1. Menghitung produktivitas pekerjaan SNI berdasarkan AHS SNI 2012
2. Menghitung produktivitas rencana proyek pada pelaksanaan pekerjaan
kolom, balok dan pelat lantai .
3. Menghitung produktivitas aktual pada pelaksanaan pekerjaan kolom, balok
dan pelat lantai serta produktivitas aktual alat berat yang dipakai.
4. Membandingkan produktivitas SNI, produktivitas rencana proyek dan
produktivitas aktual proyek Technoplex Living Apartement

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan


Ruang lingkup pembahasan dalam studi kasus ini adalah sebagai berikut:

1. Studi kasus dilakukan pada pekerjaan kolom, balok dan plat lantai yang
meliputi pekerjaan bekisting, pembesian dan pengecoran pada lantai 11 dan 12,
Proyek Technoplex Living Apartement.
2. Objek yang menjadi tinjauan dalam penyusunan laporan studi kasus ini
adalah Proyek Technoplex Living Apartement yang terletak di daerah Buah Batu,
Bandung.
3. Periode peninjauan Studi Kasus diambil pada Bulan Juli-Agustus.
4. Adapun data yang digunakan yaitu kurva S rencana dan realisasi, laporan
harian, laporan progress bulanan, absen pekerja, durasi pekerjaan dan siklus
waktu alat berat.

1.4 Sistematika Penulisan


Dalam penulisan laporan ini, penulis mempergunakan urutan penulisan
menjadi lima bab, yang masing-masing akan dijelaskan berikut ini:
• BAB I PENDAHULUAN, pada bab ini memaparkan mengenai Latar
Belakang, Tujuan Studi Kasus, Ruang Lingkup Pembahasan, dan
Sistematika Penulisan.

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 5


BAB I PENDAHULUAN

• BAB II TINJAUAN PUSTAKA, pada bab ini memaparkan mengenai


dasar-dasar teori yang digunakan sebagai bahan acuan dalam
menyelesaikan studi kasus ini, terutama hal-hal yang berkaitan dengan
produktivitas pelaksanaan pekerjaan proyek yang relevan dengan bahasan
studi kasus.
• BAB III METODOLOGI, pada bab ini memaparkan mengenai tahap-
tahap pengidentifikasian masalah dan langkah-langkah secara sistematis
menganai cara pengumpulan data, pengolahan, dan analisis studi kasus
yang dilakukan.
• BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN, pada bab ini memaparkan
mengenai analisis produktivitas rencana dan aktual pada pekerjaan kolom,
balok dan plat dari data-data yang diperoleh, produktivitas alat kerja serta
kebutuhan material.
• BAB V PENUTUP, Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran
dari perbandingan produktivitas antara perencanaan pelaksanaan
pekerjaan dengan realisasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan solusi
dari realisasi pekerjaan pelaksanaan pekerjaan kolom, balok dan plat lantai
pada Proyek Technoplex Living Apartement.

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 6


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produktivitas

Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi setiap tenaga kerja dalam
penyelesaian suatu pekerjaan. Produktivitas merupakan Sebuah konsep yang
menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa) dengan sumber
(jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) yang dipakai untuk
menghasilkan hasil tersebut (Basu Swastha dan Ibnu Sukot, 1995 ).
Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling strategik dalam
organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas
hanya dapat dilakukan oleh manusia (Siagan dalam Hendra, 2013). Oleh karena itu
tenaga kerja merupakan faktor penting dalam mengukur produktivitas.

2.1.1 Produktivitas dalam Standar Nasional Indonesia (SNI)


Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dalam SNI, produktivitas kerja
dicerminkan dalam angka koefisien produktivitas. Tata cara perhitungan harga
satuan pekerjaan ini disusun berdasarkan pada hasil penelitian Analisis Biaya
Konstruksi di Pusat Litbang Permukiman 1988–1991. Penelitian ini dilakukan
dalam dua tahap. Tahap pertama dengan melakukan pengumpulan data sekunder
analisis biaya yang diperoleh dari beberapa BUMN, Kontraktor dan data yang
berasal dari analisis yang telah ada sebelumnya yaitu BOW. Dari data sekunder
yang terkumpul dipilih data dengan modus terbanyak. Tahap kedua adalah
penelitian lapangan untuk memperoleh data primer sebagai cross check terhadap
data sekunder terpilih pada penelitian tahap pertama. Penelitian lapangan berupa
penelitian produktifitas tenaga kerja lapangan pada beberapa proyek pembangunan
gedung dan perumahan serta penelitian laboratorium bahan bangunan untuk

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 7


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

komposisi bahan yang digunakan pada setiap jenis pekerjaan dengan pendekatan
kinerja/performance dari jenis pekerjaan terkait.
Prinsip pada metode SNI ini yaitu perhitungan harga satuan pekerjaan berlaku
untuk seluruh Indonesia, berdasarkan harga satuan bahan, harga satuan upah kerja
dan harga satuan alat sesuai dengan kondisi setempat. Spesifikasi dan cara
pengerjaan setiap jenis pekerjaan disesuaikan dengan standar spesifiasi teknis
pekerjaan yang telah dibakukan, kemudian dalam pelaksanaan perhitungan satuan
pekerjaan harus didasarkan pada gambar teknis dan rencana kerja serta syarat-
syarat. Perhitungan indeks bahan telah ditambahkan tolernasi sebesar 15%-20%,
dimana didalamnya termasuk angka susut yang besarnya tergantung dari jenis
bahan dan komposisi. Sedangkan, perhitungan jam kerja untuk para pekerja
diperhitungkan 8 jam per hari dengan waktu efektif kerja 7 jam dan 1 jam istirahat.

2.2 Pengukuran produktivitas


Setiap proyek konstruksi selalu melalui rangkaian aktivitas pekerjaan yang
belum tentu sama untuk menghasilkan satu produk fisik sejenis. Banyak hal yang
mempengaruhinya, tergantung input seperti tenaga kerja, alat, material, dana dan
rancangan, sedangkan untuk menghasilkan output juga tergantung pada proses
konstruksinya yang kompleks.
Sritomo Wignyosoebroto (1995), menyatakan produktivitas kerja
didefinisikan sebagai perbandingan (rasio) antara output per inputnya. Bilamana
output dalam hal ini adalah berupa unit keluaran yang dihasilkan dan semua
masukan (input) dalam satuan moneter maka :

total input yang dikeluarkan (rupiah)


p 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 ( 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢)


Dapat disimpulkan bahwa satuan perhitungan produktivitas pada dasarnya
adalah sama yaitu perbandingan antara output dengan inputnya. Akan tetapi satuan
yang digunakan untuk menyatakan produktivitas yang dihasilkan tergantung dari
pekerjaan yang dihitung produktivitasnya.

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 8


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Besar kecilnya produktivitas yang dihasilkan pada suatu proyek konstruksi


dipengaruhi oleh beberapa sumber daya. Sumber daya yang dimaksud adalah segala
sesuatu yang digunakan sebagai masukan atau input pada suaut rangkaian kegiatan
proyek untuk memperoleh hasil proyek yang ditetapkan. Secara umum sumber daya
proyek tersebut diantaranya meliputi :

1. Tenaga kerja
Dalam proyek konstruksi sumber daya tenaga kerja terdiri dari pemilik proyek,
kontraktor, konsultan, subkontraktor dan pihak lain yang terlibat. Akan tetapi faktor
produktivitas tenaga kerja dilapangan memegang peranan yang sangat besar
terhadap produktivitas secara total atau keseluruhan. Hal ini dimungkinkan karena
hasil akhir suatu proyek konstruksi bergantung kepada kinerja tenaga kerja pada
tiap pekerjaan yang dikerjakan dilapangan. Oleh karena itu maka pengukuran
produktivitas proyek konstruksi lebih ditekankan kepada produktivitas tenaga kerja
di lapangan, tanpa mengesampingkan kontribusi peranan pihak-pihak lain yang
memungkinkan peningkatan produktivitas proyek konstruksi secara
keseluruhan.Seperti telah diuraikan diatas dalam proyek konstruksi, produktivitas
tenaga kerja diukur berdasarkan keluaran dan masukkannya. Keluaran diukur
dalam besaran fisik produktivitasnya, sedangkan masukkannya berupa jumlah
waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaannya.
Untuk menghitung produktivitas dan koefisien tenaga kerja dengan satuan OH,
digunakan rumus:

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
( )
• 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
Produktivitas tenaga kerja = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

1
• Koefisien tenaga kerja = 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 9


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. Material dan bahan


Bahan atau material Merupakan sumber daya yang digunakan untuk diolah sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan guna mencapai tujuan hasil proyek yang
ditetapkan. Produktivitas terhadap pengolahan bahan disini sangat ditentukan oleh
jenis dan karakteristik bahan yang digunakan. Apabila bahan yang akan digunakan
mudah untuk dilakukan pengolahan, maka produktivitas yang dihasilkan akan
tinggi. Untuk menghitung kebutuhan material yang digunakan, maka digunakan
rumus:

Kebutuhan material = volume pekerjaan x kebutuhan materiall per 1m²

Adapun material yang sering digunakan dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi
khususnya pekerjaan pembetonan yaitu.
a. Ready mixed concrete
Adukan beton ready mix adalah adukan beton siap pakai yang dibuat dan
diolah dengan mutu pesanan sehingga pemesanan dapat langsung digunakan
untuk keperluan pengecoran setelah pengecekkan spesifikasi beton yang
sesuai dengan pesanan.
b. Tulangan baja
Tulangan baja digunakan untuk pembuatan tulangan pada balok
memanjang, balok melintang, kolom, dan plat lantai. Tulangan baja harus
bebas dari karat, sisik dan lapisan yang dapat mengurangi lekatnya pada
beton, oleh karena itu harus sangat diperhatikan bagaimana penyimpanan
tulangan baja yang sesuai.
c. Kawat pengikat tulangan
Kawat pengikat tulangan terbuat dari baja lunak dengan diameter minimal
1mm. Kawat ini digunakan untuk mengikat tulangan baja agar tulangan-
tulangan memiliki jarak yang tetap dan sesuai dengan rencana.

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 10


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

d. Papan kayu/ multiplek


Multiplek digunakan untuk acuan cetakan beton atau bekisting pada kolom,
balok dan plat lantai.
e. Kayu
Kayu digunakan untuk membantu pembangunan konstruksi baik sebagai
penyangga cetakan ataupun sebagai pijakan. Kayu yang dipakai harus pada
kondisi yang baik, tidak cacat dan tidak lapuk.

3. Peralatan kerja
Selain bahan bangunan, untuk melaksanakan proyek ini juga diperlukan adanya
peralatan kerja sebagai sarana untuk membantu dan memudahkan pelaksanaan.
Peralatan adalah semua alat yang digunakan selama rangkaian kegiatan proyek
berlangsung, peralatan ini dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu peralatan sederhana
yang merupakan peralatan yang dioperasikan oleh tenaga manusia dan peralatan
modern yang penggeraknya dengan menggunakan mesin. Pada umumnya
pekerjaan dengan menggunakan peralatan modern ini akan menghasilkan
produktivitas yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan peralatan sederhana, hal
ini memungkinkan karena dengan menggunakan mesin maka tidak terjadi
pengurangan akan tenaga yang digunakan sehingga produktivitasnya tinggi. Untuk
menghitung produktivitas alat berat, maka digunakan rumus:

Keterangan:
Q = produksi alat dalam satu jam (m³/jam)
q = kapasitas alat per siklus (m³/siklus)
Ws = waktu siklus (menit)
E = Efesiensi kerja

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 11


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Adapun alat berat yang sering digunakan pada suatu proyek konstruksi
khusunya pekerjaan pembetonan yaitu.
a. Concrete mixer truck
Concrete mixer truck adalah suatu kendaraan truk khusus yang dilengkapi
dengan concrete mixer yang berfungsi untuk mengaduk/ mencampur
campuran beton ready mix, sama dengan alat molen. Selama pengangkutan,
mixer terus berputar dengan kecepatan 8-12 putaran per-menit agar beton
homogen dan beton tidak mengeras.
Prinsip kerja concrete mixer truck ini sengatlah sederhana. Dalam drum
terdapat bilah-bilah baja, ketika perjalanan menuju lokasi proyek, drum ini
berputar perlahan berlawanan arah jarum jam sehingga adukan
mengarahkan kedalam. Putaran di dalam bertujuan agar tidak terjadi
pergeseran ataupun pemisahan agregat sehingga adukan tetap homogen.
Dengan demikian, mutu beton akan selalu terjaga sesuai dengan kebutuhan
rencana. Ketika sampai dilokasi proyek pengecoran berlangsung, arah
putaran drum dibalikkan searah putaran jarum jam dan percepatan putaran
diperbesar sehingga adukan beton keluar. Proses pengiriman beton ready
mix diatur dengan memperhatikan jarka, kondisi lalu lintas, cuaca dan suhu,
karena hal-hal tersebut dapat mempengaruhi waktu dalam pelaskanaan
pekerjaan pengecoran.

b. Tower crane
Menurut Chudkey (2004) tower crane adalah alat pengangkat dan pemindah
material, yang bekerja dengan prinsip kerja tali. Alat ini memiliki ketinggian
yang sangat baik dan jarak jangkauan yang luas. Tower crane juga memiliki
beberapa jenis yang dapat disesuaikan dengan keadaan dan keunikan lokasi.
Namun biaya pengadaan tower crane yang mahal mengharuskan perencana
untuk merencanakan waktu penggunaan tower crane ini secara maksimal
dan optimal agar tidak terjadi pemborosan biaya pekerjaan.

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 12


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Pengukuran Produktivitas


Estimasi biaya upah kerja dilakukan dengan memperkirakan kebutuhan
jumlah pekerja, jumlah material dan alat yang diperlukan dikalikan dengan satuan
upah atau harga satuan pekerjaan. Estimasi awal inilah yang selanjutnya
dicantumkan dalam dokumen bill of quantities (BQ) yang merupakan bagian dari
dokumen kontrak dan dasar pembayaran kepada kontraktor. Oleh sebab itu, perlu
diketahui tingkat produktivitas per unit pekerjaan yang diekspresikan dengan angka
koefisien.

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 13


BAB III METODOLOGI

3. BAB III
METODOLOGI

3.1 Tahapan Studi Kasus


Dalam tahapan ini metodologi studi kasus yang digunakan adalah
metodologi analisas deskriptif yaitu studi dengan mengumpulkan data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh
peneliti langsung dari responden (Supramono dalam Hendra, 2013), data primer ini
didapat dengan melakukan studi lapangan. Sedangkan data sekunder adalah data
yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi yaitu diolah dan disajikan oleh pihak lain
(Supramono Supramono dalam Hendra, 2013), data sekunder ini didapat dari pihak
proyek dan buku-buku/ jurnal-jurnal lain yang mendukung. Secara garis besar
tahapan dalam penelitian studi kasus yang dilakukan adalah sebagai berikut.

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 14


BAB III METODOLOGI

Gambar 3.1 Diagram Alir Pengerjaan Studi Kasus

Adapun penjelasan dari tahapan-tahapan studi kasus yang dilakukan adalah


sebagai berikut.
a. Latar Belakang dan Identifikasi Masalah
Menjelaskan tentang latar belakang permasalahan yang terjadi untuk
diangkat menjadi studi kasus.
b. Tinjauan Pustaka
Merupakan cara untuk memperoleh informasi dan data dengan bantuan
berbagai macam material yang terdapat di dokumen, buku, catatan,
majalah, dan sebagainya. Dalam hal ini penulis mengumpulkan referensi
yang berkaitan dengan laporan studi kasus yang diperoleh dari buku
manajemen konstruksi maupun jurnal tentang manajemen konstruksi.

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 15


BAB III METODOLOGI

c. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang diperlukan untuk mendukung studi kasus , data
yang diperoleh dengan pengamatan langsung ke lapangan melaluli
wawancara langsung terkait topik studi kasus dan pengambilan data-data
yang diperlukan untuk studi kasus yang diperoleh dari PT. PP Persero
sebagai kontraktor.
d. Pembahasan hasil analisa
Tahap ini adalah melakukan pembahasan dari hasil analisa terhadap
produktivitas yang dihasilkan untuk mendapatkan kesimpulan.
e. Solusi Permasalahan
Solusi yang diberikan penulis terkait dengan permasalahan yang di bahas
dalam studi kasus.
f. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan merupakan inti studi kasus yag dibahas dan perlu diberikan
saran untuk pembahasannya.

3.2 Lokasi Proyek


Lokasi penelitian untuk studi kasus ini terletak di Jl. Telekomunikasi,
Bojong Soang – Bandung seperti ditunjukkan pada Gambar 3.2. lokasi
proyek berada di kawasan strategis karena berada di sekitar pusat
pendidikan dan pusat perbelanjaan. Akses jalan menuju lokasi proyek dapat
melalui Tol Buah Batu atau dapat juga melalui Jalan Terusan Buah Batu dan
atau melalui Jalan Raya Moch. Toha.

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 16


BAB III METODOLOGI

Gambar 3.2 Lokasi Proyek Technoplex Living Apartement

3.3 Metode Analisa Studi Kasus


Metode analisa studi kasus yang digunakan pada laporan ini adalah sebagai
berikut.
1. Studi pustaka, yaitu dengan mencari beberapa referensi untuk dijadikan
sumber acuan yang berkaitan produktivitas yang meliputi definisi dan
cara-cara dalam melakukan pengukuran produktivitas. Teori-teori
tersebut didapat dari berbagai buku dan referensi berupa jurnal, artikel-
artikel yang berkaitan dengan topik studi kasus.
2. Peninjauan di lapangan, yaitu dengan melakukan peninjauan baik
langsung maupun tidak langsung (dari data proyek & wawancara)
terhadap tenaga kerja, material, dan alat yang digunakan pada pekerjaan
kolom, balok dan plat lantai di proyek Technoplex Living Apartement.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisa studi kasus ini yaitu sebagai
berikut :

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 17


BAB III METODOLOGI

Gambar 3.3 Diagram Alir Pengerjaan Analisis Masalah Studi Kasus

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 18


BAB III METODOLOGI

3.4 Pengumpulan Data


Pengumpulan data-data diambil dengan cara melakukan survey di lapangan,
baik itu melalui tinjauan langsung yaitu dengan wawancara, ataupun data-data dari
kontraktor. Data yang diambil berupa volume pekerjaan, jumlah pekerja, alat yang
digunakan dan waktu dari seorang pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
yang diukur dari data-data laporan harian dan laporan progress mingguan serta
gambar denah.

3.4. Pengolahan Data


Analisa dimulai terhadap gambar kerja, progress pekerjaan dan laporan harian
atau mingguan serta studi lapangan melalui wawancara dan pengamatan untuk
mengetahui metode pelaksanaan pekerjaan kolom, balok dan plat lantai. Dari
analisa laporan progress dan gambar kerja didapat volume aktual. Sementara
analisa laporan harian dan studi lapangan akan menghasilkan kebutuhan tenaga
kerja, material dan alat yang digunakan serta durasi dari setiap pekerjaan. Setelah
itu, akan diperoleh produktivitas di lapangan yang kemudian hasilnya dibandingkan
dengan produktivitas pada AHS SNI 2012

3.5 Membandingkan Produktivitas di lapangan dengan AHS SNI 2012


Setelah memperoleh nilai produktivitas di lapangan melalui perhitungan,
kemudian produktivitas yang didapat dikalikan dengan upah para pekerja di proyek
untuk selanjutnya dibandingkan dengan SNI 2012. Selain itu, dibuat tabel yang
menunjukkan perbedaan nilai dari hasil metode yang dilakukan dan SNI 2012
dengan asumsi bahwa spesifikasi sama dan yang diambil untuk perbandingan hanya
koefisien produktivitas dari SNI 2012. Dalam SNI 2012 ini data yang diketahui
adalah nilai manday dari para pekerja (mandor, kepala tukang, tukang, pekerja)
untuk setiap volume pekerjaan dan nilai indeks material/ bahan pada setiap jenis
pekerjaan.

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 19


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4. BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Proyek


Penulis mengambil pembahasan untuk studi kasus ini adalah pada proyek
pembangunan Technoplex Living Apartement Bandung yang telah ditinjau
sebelumnya pada saat Praktik Kerja Lapangan, adapun data umum, data teknis dan
data administrasi proyek ini adalah sebagai berikut.
4.1.1 Data Umum
Proyek pembangunan Technoplex Living Apartement dimulai pada tanggal
01 Juni 2015 dan akan selesai pada 01 Januari 2019. Berikut data teknis dari proyek
Technoplex Living Apartement Bandung.

1. Nama Proyek : Technoplex Living Apartement


2. Lokasi Proyek : Jl.Telekomunikasi,Bojong Soang-Bandung
3. Lokasi Kantor Pemasaran : Jl.Pelajar Pejuang’45 No.59-Bandung
4. Fungsi Bangunan : Apartemen
5. Jumlah Lantai :1 basement, 1 semi basement, 1 ground
floor, 21 lantai, dan 1 atap
6. Jumlah Unit : 1910 Unit
Tower U : 1200 Unit
Tower L : 710 Unit
7. Jumlah Tower : 2 Tower
8. Struktur Bangunan Bawah : Bored Pile
9. Struktur Bangunan Atas : Kontruksi Beton Bertulang
10. Struktur Bangunan Atap : Kontruksi Beton Bertulang

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 20


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1.2 Data Teknis


Proyek Technoplex Living Apartement memiliki data teknis sebagai berikut:
1. Luas Tanah : 6000m²
2. Luas Bangunan : 48.296 m²
Tower U : 37.650 m²
Tower L : 10.646 m²
3. Tinggi Bangunan : 74.9 m
4. Fungsi Bangunan : Apartemen
5. Jumlah Unit : 1910 Unit
Tower U : 1200 Unit
Tower L : 710 Unit
6. Jumlah Lantai : 1 basement,1 semi basement,1 ground floor,
21 lantai, dan 1 atap
7. Struktur Bangunan Bawah : Bored Pile
8. Struktur Bangunan Atas : Kontruksi Beton Bertulang
9. Struktur Bangunan Atap : Kontruksi Beton Bertulang
10. Mutu Beton
Kolom : K-400 untuk lantai basement s.d lantai 10
K-350 untuk lantai 11 s.d lantai 22
Balok : K-350 untuk lantai basement s.d lantai 10
K-300 untuk lantai 11 s.d lantai 22
Pelat : K-350 untuk lantai basement s.d lantai 10
K-300 untuk lantai 11 s.d lantai 22

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 21


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1.3 Data Administrasi


1. Nama Proyek : Technoplex Living Apartement
2. Lokasi Proyek : Jl.Telekomunikasi,Bojong Soang-Bandung
3. Pemberi Tugas ( Owner ) : PT.Multikarya Utama Abadi
4. Kontraktor : PT.Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
5. Konsultan Perencana
Struktur : PT.Anugrah Multi Cipta Karya
Arsitektur : PT.Megatika Internasional
MEP : PT.Mitra Inti Pranata
6. Sub Kontraktor
Pekerjaan Tanah : PT.Bintang Multi Science
Bekisting : CV.Matrik
7. Konsultan MK : PT.Gerald Dean Mandiri
8. Sumber Dana : PT.Multikarya Utama Abadi
9. Jenis Kontrak : Lump Sum Fixed Price
10. Nilai Kontrak : Rp.107.229.706.100,- (+PPn)
11. Uang Muka : Rp.25.000.000.000,- (+PPn)
12. Sistem Pelelangan : Tender Tertutup
13. Waktu Pelaksanaan : 1277 Hari Kalender
01 Juni 2015 s.d 01 Januari 2019
14. Masa Pemeliharaan : 365 Hari Kalender

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 22


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisa Produktivitas Tenaga Kerja


4.2.1 Analisa Produktivitas Tenaga Kerja SNI
1. Pekerjaan Beton
Analisa produktivitas tenaga kerja per 1m3 pada pekerjaan beton balok dan
pelat dengan mutu K300 dengan nilai slump 12±2cm, seperti pada Tabel berikut:

Tabel 4.1 Produktivitas Pekerjaan Beton Mutu K300 SNI

1M3 BETON MUTU K300 ( SLUMP 12±2 cm )


No Uraian Kode Satuan Koefisien Produktivitas
1 TENAGA
pekerja L.01 OH 1.65 0.61
tukang batu L.02 OH 0.275 3.64
kepala tukang L.03 OH 0.028 35.71
mandor L.04 OH 0.083 12.05

Perhitungan produktivitas pekerja menurut SNI dari pekerjaan beton mutu


K-300 dengan nilai slump 12±2cm per m3 adalah:

1
- Produktivitas pekerja pembetonan per 1 kg = = 0.61 m³/OH
1.65
1
- Produktivitas tukang batu per 1 kg = = 3.64 m³/OH
0.275
1
- Produktivitas kepala tukang per 1 kg = = 35.71 m³/OH
0.028
1
- Produktivitas mandor per 1 kg = = 12.05 m³/OH
0.083

Analisa produktivitas tenaga kerja per 1m3 pada pekerjaan beton kolom
dengan mutu K350 dengan nilai slump 12±2cm, seperti pada Tabel berikut:

Tabel 4.2 Produktivitas Pekerjaan Beton Mutu K350 SNI

1M3 BETON MUTU K350 ( SLUMP 12±2cm )


No Uraian Kode Satuan Koefisien Produktivitas
1 TENAGA
pekerja L.01 OH 2.1 0.48
tukang batu L.02 OH 0.35 2.86
kepala tukang L.03 OH 0.035 28.57
mandor L.04 OH 0.105 9.52

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 23


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

2. Pekerjaan Bekisting
Analisa produktivitas tenaga kerja per 1m2 pada pekerjaan bekisting kolom
seperti pada Tabel berikut:

Tabel 4.3 Produktivitas Pekerjaan Bekisting Kolom SNI

1M2 BEKISTING KOLOM


No Uraian Kode Satuan Koefisien Produktivitas
1 TENAGA
pekerja L.01 OH 0.66 1.52
tukang kayu L.02 OH 0.33 3.03
kepala tukang L.03 OH 0.033 30.30
mandor L.04 OH 0.033 30.30

Perhitungan produktivitas pekerja menurut SNI dari pekerjaan per 1m2


bekisting kolom adalah:

1
- Produktivitas pekerja bekisting per 1 kg = = 1.52 m²/OH
0.66
1
- Produktivitas tukang kayu 1 kg = = 3.03 m²/OH
0.33
1
- Produktivitas kepala tukang per 1 kg = = 30.30 m²/OH
0.033
1
- Produktivitas mandor per 1 kg = = 30.30 m²/OH
0.033

Analisa produktivitas tenaga kerja per 1m2 pada pekerjaan bekisting balok
seperti pada Tabel berikut:

Tabel 4.4 Produktivitas Pekerjaan Bekisting Balok SNI

1M2 BEKISTING BALOK


No Uraian Kode Satuan Koefisien Produktivitas
2 TENAGA
pekerja L.01 OH 0.66 1.52
tukang kayu L.02 OH 0.33 3.03
kepala tukang L.03 OH 0.033 30.30
mandor L.04 OH 0.033 30.30

Analisa produktivitas tenaga kerja per 1m2 pada pekerjaan bekisting plat
lantai seperti pada Tabel berikut:

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 24


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.5 Produktivitas Pekerjaan Bekisting Plat Lantai SNI

1M2 BEKISTING PLAT LANTAI


No Uraian Kode Satuan Koefisien Produktivitas
3 TENAGA
pekerja L.01 OH 0.66 1.52
tukang kayu L.02 OH 0.33 3.03
kepala tukang L.03 OH 0.033 30.30
mandor L.04 OH 0.033 30.30

3. Pekerjaan Besi
Analisa produktivitas tenaga kerja pembesian per 10 Kg pada pekerjaan
kolom,balok dan plat lantai seperti pada Tabel berikut:

Tabel 4.6 Produktivitas Pekerjaan Besi SNI

10 KG DENGAN BESI ULIR / POLOS


No Uraian Kode Satuan Koefisien Produktivitas
1 TENAGA
pekerja L.01 OH 0.07 1.43
tukang besi L.02 OH 0.07 1.43
kepala tukang L.03 OH 0.007 14.29
mandor L.04 OH 0.004 25.00

Perhitungan produktivitas pekerja menurut SNI dari pekerjaan per 1 Kg


pembesian adalah:
1
( )
0.07
- Produktivitas pekerja pembesian per 1 kg = = 1.43 Kg/OH
10
1
( )
0.07
- Produktivitas tukang besi pembesian per 1 kg = = 1.43 Kg/OH
10
1
( )
0.0007
- Produktivitas kepala tukang pembesian per 1 kg = = 14.29 Kg/OH
10
1
( )
0.004
- Produktivitas mandor pembesian per 1 kg = = 25.00 Kg/OH
10

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 25


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.2.2 Analisa Produktivitas Tenaga Kerja Perencanaan


1. Pekerjaan Kolom
Analisa produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan kolom meliputi pekerjaan
pembesian, bekisting, dan pengecoran. Untuk mendapat volume pekerjaan
perencanaan, dipakai BOQ Perencanaan Proyek yang didapat dari Pihak Konsultan
Perencana. Berikut ini Tabel volume untuk perencanaan pekerjaan kolom.

Tabel 4.7 Volume Rencana Pekerjaan Kolom

PEKERJAAN KOLOM
No. URAIAN SAT QUANTITY
TOWER B (U SHAPE)
a. Pekerjaan beton K-400 m3 71.16
b. Pekerjaan bekisting kolom (multipleks t. 15 mm phenolfilm)
m2 511.90
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton D10 (U39) kg 4,246.44
- Besi beton D13 (U39) kg 94.76
- Besi beton D22 (U39) kg 14,653.59

Dari hasil wawancara, untuk lantai 11 dan lantai 12 pada bulan Juli dan
Agustus diperoleh perencanaan data jumlah pekerja. Berikut ini Tabel rekapi
volume dan jumlah pekerja untuk pekerjaan kolom
Tabel 4.8 Rekap Rencana pekerja Kolom

PEKERJAAN KOLOM
No. URAIAN SAT QUANTITY MANDOR KP. TUKANG PEKERJA
TOWER B (U SHAPE)
a. Pekerjaan beton K-400 m3 71.16 1 1 6
b. Pekerjaan bekisting kolom (multipleks t. 15 mm phenolfilm)
m2 511.90 1 1 30
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton D10 (U39) kg 4,246.44 1 1 15
- Besi beton D13 (U39) kg 94.76 1 1 15
- Besi beton D22 (U39) kg 14,653.59 1 1 15

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 26


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Untuk durasi perencanaan pekerjaan struktur kolom, balok dan plat lantai didapat dari barchart rencana Proyek. Berikut ini
Tabel rekapi durasi perencanaan pekerjaan untuk struktur kolom, balok, dan plat lantai.
Tabel 4.9 Jadwal Perencanaan Pengerjaan Struktur Atas
Uraian kegiatan JULI
No
1 LANTAI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Pekerjaan Balok & Plat
Pemasangan bekisting
Pembesian balok & plat
Pengecoran balok & plat
Pekerjaan Kolom
Fabrikasi pembesian
Pemasangan besi kolom
Pemasangan bekisting
Pengecoran

Uraian kegiatan AGUSTUS


No
1 LANTAI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Pekerjaan Balok & Plat
Pemasangan bekisting
Pembesian balok & plat
Pengecoran balok & plat
Pekerjaan Kolom
Fabrikasi pembesian
Pemasangan besi kolom
Pemasangan bekisting
Pengecoran

Keterangan: : Pekerjaan cor : Pekerjaan besi : Pekerjaan Fabrikasi tulangan

: Pekerjaan bekisting

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 27


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Perhitungan produktivitas tukang dari pekerjaan bekisting, pembesian, dan


pengecoran = (volume pekerjaan/ waktu pekerjaan)/ jumlah tukang pada masing-
masing pekerjaan. Dimana durasi untuk setiap pekerjaan diperoleh dari hasil
perbandingan antara bar chart rencana, dan perencanaan kapasitas kerja di lapangan
antar ketiga pekerjaan (cor, bekisting, pembesian). Diperoleh hasil durasi
perencanaan pekerjaan kolom untuk satu lantai adalah sebagai berikut untuk
pekerjaan cor selama 6 hari, bekisting selama 6 hari, dan pembesian selama 6 hari.
Analisa produktivitas tenaga kerja yang meliputi tukang, kepala tukang, dan
mandor dapat dilihat pada perhitungan berikut ini.
- Produktivitas tukang batu = [(71,16/6)/6] = 0.689 m³/OH
- Produktivitas tukang kayu = [(511,90/6)/30] = 0.689 m²/OH
- Produktivitas tukang besi ={[4,246+94,76+14,653]/6/45
- =70.351 Kg/OH
Maka perhitungan untuk untuk 1m3 pekerjaan kolom, koefisien pekerjaannya
adalah sebagai berikut:
- Koefisien tukang batu = (1/0,689) = 0,50 OH
- Koefisien tukang kayu = (1/0.689) = 0,35 OH
- Koefisien tukang besi = (1/70.351) = 0,014 OH
Perhitungan koefisien kepala tukang = {(1/ jumlah tukang) × produktivitas tukang}
1
- Koefisien kpl.tkg batu = 6 x 0,50 = 0,084 OH
1
- Koefisien kpl.tkg kayu = 30 x 0,35 = 0,011 OH
1
- Koefisien kpl.tkg besi = 15 x 0,014 = 0,00095 OH

Perhitungan koefisien mandor = {(1/ jumlah tukang pada seluruh pekerjaan)×


produktivitas tukang}
1
- Koefisien mandor tukang batu = 7 x 0,50 = 0,07 OH
1
- Koefisien mandor tukang kayu = x 0,35 = 0,01 OH
31
1
- Koefisien mandor tukang besi = 16 x 0,014 = 0,00089 OH

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 28


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.10 Koefisien Perencanaan Pekerja Kolom

PEKERJAAN KOLOM
Tenaga Kerja Koefisien
Pek. Pengecoran untuk 1m3
Tkg. Batu 0.50590
Kpl. Tkg 0.08432
Mandor 0.07227
Pek. Bekisting untuk 1m2
Tkg. Kayu 0.35163
Kpl. Tkg 0.01172
Mandor 0.01134
Pek. Pembesian untuk 1kg
Tkg. Besi 0.01421
Kpl. Tkg 0.00095
Mandor 0.00089

2. Pekerjaan Balok
Analisa produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan balok meliputi pekerjaan
pembesian, bekisting, dan pengecoran. Untuk mendapat volume pekerjaan
perencanaan, dipakai BOQ Perencanaan Proyek yang didapat dari Pihak Konsultan
Perencana. Berikut ini Tabel volume untuk perencanaan pekerjaan balok

Tabel 4.11 Volume Rencana Pekerjaan Balok

PEKERJAAN BALOK
No. URAIAN SAT QUANTITY
TOWER B (U SHAPE)
a. Pekerjaan beton K-300 m3 62.58
b. Pekerjaan bekisting balok (polyfilm t. 12 mm) m2 518.01
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton D10 (U39) kg 4,176.47
- Besi beton D16 (U39) kg 6,746.02
- Besi beton D19 (U39) kg 8,958.64

Dari hasil wawancara, untuk lantai 11 dan lantai 12 pada bulan Juli dan
Agustus diperoleh perencanaan data jumlah pekerja. Berikut ini Tabel rekapi
volume dan jumlah pekerja untuk pekerjaan balok.

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 29


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.12 Rekap Rencana Pekerja Balok

PEKERJAAN BALOK
No. URAIAN SAT QUANTITY MANDOR KP. TUKANG PEKERJA
TOWER B (U SHAPE)
a. Pekerjaan beton K-300 m3 62.58 1 1 6
b. Pekerjaan bekisting balok (polyfilm t. 12 mm) m2 518.01 1 1 30
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton D10 (U39) kg 4,176.47 1 1 15
- Besi beton D16 (U39) kg 6,746.02 1 1 15
- Besi beton D19 (U39) kg 8,958.64 1 1 15

Analisa produktivitas tenaga kerja yang meliputi tukang, kepala tukang, dan
mandor untuk 1m3 pekerjaan balok sama dengan perhitungan seperti produktivitas
tenaga kerja pada pekerjaan kolom dan dengan durasi untuk pekerjaan balok yaitu
12 hari untuk pekerjaan cor, 24 hari bekisting, dan 24 hari pembesian dilihat dari
Bar chart Rencana dalam Tabel 4.9. Hasil dari analisa produktivitas tersebut dilihat
pada Tabel berikut.

Tabel 4.13 Koefisien Perencanaan Pekerja Balok

PEKERJAAN BALOK
Tenaga Kerja Koefisien
Pek. Pengecoran untuk 1m3
Tkg. Batu 1.15053
Kpl. Tkg 0.19175
Mandor 0.16436
Pek. Bekisting untuk 1m2
Tkg. Kayu 1.38993
Kpl. Tkg 0.04633
Mandor 0.04484
Pek. Pembesian untuk 1kg
Tkg. Besi 0.05432
Kpl. Tkg 0.00362
Mandor 0.00340

3. Pekerjaan Plat Lantai


Analisa produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan perencanaan plat lantai
meliputi pekerjaan pembesian, bekisting, dan pengecoran. Untuk mendapat volume
pekerjaan perencanaan, dipakai BOQ Perencanaan Proyek yang didapat dari Pihak

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 30


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Konsultan Perencana. Berikut ini Tabel volume untuk perencanaan pekerjaan plat
lantai.

Tabel 4.14 Volume rencana pekerjaan plat lantai

PEKERJAAN PLAT LANTAI


No. URAIAN SAT QUANTITY
TOWER B (U SHAPE)
a. Pekerjaan beton K-300 m3 201.91
b. Pekerjaan bekisting pelat (polyfilm t. 12 mm) m2 1,545.78
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton D10 (U39) kg 21,681.52

Dari hasil wawancara, untuk lantai 11 dan lantai 12 pada bulan Juli dan
Agustus diperoleh perencanaan data jumlah pekerja. Berikut ini Tabel rekap
volume dan jumlah pekerja untuk pekerjaan plat lantai
Tabel 4.15 Rekap Rencana Pekerja Plat Lantai

PEKERJAAN PLAT LANTAI


No. URAIAN SAT QUANTITY MANDOR KP. TUKANG PEKERJA
TOWER B (U SHAPE)
a. Pekerjaan beton K-300 m3 201.91 1 1 6
b. Pekerjaan bekisting pelat (polyfilm t. 12 mm) m2 1,545.78 1 1 30
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton D10 (U39) kg 21,681.52 1 1 15

Analisa produktivitas tenaga kerja yang meliputi tukang, kepala tukang, dan
mandor untuk 1m3 pekerjaan plat lantai sama dengan perhitungan seperti
produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan kolom dan dengan durasi untuk pekerjaan
plat lantai yaitu 12 hari untuk pekerjaan cor, 24 hari bekisting, dan 24 hari
pembesian dilihat dari Bar chart Rencana dalam Tabel 4.9. Hasil dari analisa
produktivitas tersebut dilihat pada Tabel berikut.

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 31


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.16 Koefisien Perencanaan Pekerja Plat Lantai

PEKERJAAN PLAT
Tenaga Kerja Koefisien
Pek. Pengecoran untuk 1m3
Tkg. Batu 0.35659
Kpl. Tkg 0.05943
Mandor 0.05094
Pek. Bekisting untuk 1m2
Tkg. Kayu 0.46578
Kpl. Tkg 0.46578
Mandor 0.01503
Pek. Pembesian untuk 1kg
Tkg. Besi 0.01660
Kpl. Tkg 0.00111
Mandor 0.00104

4.2.3 Analisa Produktivitas Tenaga Kerja Aktual


1. Produktivitas Tenaga Kerja Aktual Lantai 11
Produktivitas Aktual Lantai 11 dalam pekerjaan Kolom, Balok Pelat untuk
penentuan durasi hari dapat dilihat dalam Tabel 4.17 serta dalam tabel 4.18 untuk
melihat volume aktual yang didapat dari perhitungan laporan harian

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 32


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.17 Rekap Laporan Harian Pekerjaan Kolom, Balok, Pelat Lantai 11

No Uraian kegiatan JULI


Lantai 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Pekerjaan Balok & Plat
Pemasangan bekisting plat
Pemasangan bekisiting balok
Pembesian balok
Pembesian plat
Pengecoran balok & plat
Pekerjaan Kolom
Fabriasi pembesian
Pembesian kolom
Pemasangan bekisting kolom
Pengecoran kolom

No Uraian kegiatan AGUSTUS


Lantai 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Pekerjaan Balok & Plat
Pemasangan bekisting plat
Pemasangan bekisiting balok
Pembesian balok
Pembesian plat
Pengecoran balok & plat
Pekerjaan Kolom
Fabriasi pembesian
Pembesian kolom
Pemasangan bekisting kolom
Pengecoran kolom

Keterangan: : Pekerjaan cor : Pekerjaan besi : Pekerjaan Bekisting

: Hari libur nasional

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 33


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.18 Rekap Volume aktual pekerjaan struktur atas Lantai 11


No Uraian kegiatan JULI
Lantai 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Pekerjaan Balok & Plat
Pemasangan bekisting plat 3.78 3.78 3.78 3.78 3.78 3.78 3.78 3.78 3.78 3.78 4.62 61.2 0.8 11.8 3.74 3.74 12.3 16.4
Pemasangan bekisiting balok 12.1 12.2 6.1 6.05 6.05
Pembesian balok 142 198
Pembesian plat 744 612 563 379 400.1
Pengecoran plat 2.54
Pengecoran balok 3.86
Pekerjaan Kolom
Fabriasi pembesian
Pembesian kolom 225 56.3 56.3 56.3 56.3 451
Pemasangan bekisting kolom 15.08
Pengecoran kolom 0.88 1.51 1.51 1.51 1.51 1.8 4.462

No Uraian kegiatan AGUSTUS


Lantai 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Pekerjaan Balok & Plat
Pemasangan bekisting plat 44.5
Pemasangan bekisiting balok 3.05 13.2
Pembesian balok 248
Pembesian plat 387 921
Pengecoran plat
Pengecoran balok
Pekerjaan Kolom
Fabriasi pembesian
Pembesian kolom 225
Pemasangan bekisting kolom 7.54
Pengecoran kolom

Keterangan: : Pekerjaan cor : Pekerjaan besi : Pekerjaan Bekisting

: Hari libur nasional

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 34


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

a. Pekerjaan Kolom
Analisa produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan kolom meliputi pekerjaan
pembesian, bekisting, dan pengecoran. Berikut ini Tabel volume untuk setiap
pekerjaan kolom. Untuk contoh perhitungan dari Volume Aktual Pekerjaan Kolom
adalah sebagai berikut:

• Pekerjaan Beton
Pekerjaan Pembetonan Kolom Lantai 11 terdapat data pengecoran sebagai
berikut:
- Kolom K1= 4
- Kolom K5= 5
- Kolom,K1F = 3
-

-
Gambar 4.1 Dimensi Kolom K1

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 35


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

-
Gambar 4.2 Dimensi Kolom K5

- Volume Pengecoran Kolom K1 = 0.9 × 0,4 × 2,9 = 1,044 m³


- Volume Pengecoran Kolom K5 = 0.9 × 0,4 × 2,9 = 1,044 m³
- Volume Pengecoran Kolom K1F = 1 × 0,5 × 2,9 = 1,45m³
- Total Volume = (1,044×4)+(1,044×5)+(1,45×3) =13.18 m³
-
• Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan Bekisting Kolom Lantai 11 terdapat data bekisting sebagai berikut:
Kolom K5 = 1
Kolom K1 = 1
Volume Bekisting Kolom K5 = (2×0,9×2,9)+(2×0,4×2.9) =7,54 m²
Volume Bekisting Kolom K1 = (2×0,9×2,9)+(2×0,4×2.9) =7,54 m²
Total Volume = 7,54 + 7,54 = 15,08 m²

• Pekerjaan Besi
Pekerjaan Pembesian Kolom Lantai 11 terdapat data pembesian sebagai
berikut:
Kolom K5 = 2
Kolom K1 = 3

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 36


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

• Volume Pembesian Kolom K5


Ø22 = 173,13 Kg (didapat Dari perhitungan BBS, data Terlampir)
Ø10 = 52,229 Kg (didapat Dari perhitungan BBS, data Terlampir)
• Volume Pembesian Kolom K1
Ø22 = 173,13 Kg (didapat Dari perhitungan BBS, data Terlampir)
Ø10 = 52,229 Kg (didapat Dari perhitungan BBS, data Terlampir)
Total Volume
Ø22 = 173,13+173,13+173,13+173,13+173,13 =865,59 Kg
Ø10 = 52,229+52,229+52,229+52,229+52,229= 261,15 Kg

Tabel 4.19 Volume Aktual Pekerjaan Kolom Lantai 11

PEKERJAAN KOLOM
No. URAIAN SAT QUANTITY
TOWER B (U SHAPE)
a. Pekerjaan beton K-400 m3 13.18
b. Pekerjaan bekisting kolom (multipleks t. 15 mm phenolfilm)m2 15.08
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton D10 (U39) kg 261.15
- Besi beton D13 (U39) kg -
- Besi beton D22 (U39) kg 865.69

Dari data laporan harian pekerjaan Kolom lantai 11 pada bulan Juli dan
Agustus diperoleh rata rata data jumlah pekerja dan waktu pelaksanaan pekerjaan
balok. Berikut ini Tabel rekapi laporan harian untuk pekerjaan kolom
Tabel 4.20 Rekap Aktual Pekerja Kolom Lantai 11

PEKERJAAN KOLOM
No. URAIAN SAT QUANTITY MANDOR KP.TUKANG PEKERJA
TOWER B (U SHAPE)
a. Pekerjaan beton K-400 m3 13.18 1 1 4
b. Pekerjaan bekisting kolom (multipleks t. 15 mm phenolfilm)m2 15.08 1 1 3
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton D10 (U39) kg 261.15 1 1 4
- Besi beton D13 (U39) kg - 1 1 4
- Besi beton D22 (U39) kg 865.69 1 1 4

Perhitungan produktivitas tukang dari pekerjaan bekisting, pembesian, dan


pengecoran = (volume pekerjaan/ waktu pekerjaan)/ jumlah tukang pada masing-
masing pekerjaan. Dimana durasi untuk setiap pekerjaan diperoleh dari hasil
perbandingan antara bar chart rencana, dan perencanaan kapasitas kerja di lapangan

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 37


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

antar ketiga pekerjaan (cor, bekisting, pembesian). Diperoleh hasil durasi pekerjaan
kolom untuk satu lantai adalah sebagai berikut untuk pekerjaan cor selama 7 hari,
bekisting selama 2 hari, dan pembesian selama 7 hari.
Analisa produktivitas tenaga kerja yang meliputi tukang, kepala tukang, dan
mandor untuk 1m3 pekerjaan kolom dapat dilihat pada perhitungan berikut ini.
- Produktivitas tukang batu = [(13,18/7)/4] = 0.471 m³/OH
- Produktivitas tukang kayu = [(15,08/2)/3] = 2.513 m²/OH
- Produktivitas tukang besi ={[261.15+865.69]/7/8 = 10.061 Kg/OH
Maka perhitungan untuk koefisien pekerjaan adalah sebagai berikut:
- Koefisien tukang batu = (1/0,471) = 2,12 OH
- Koefisien tukang kayu = (1/2.513) = 0,39 OH
- Koefisien tukang besi = (1/10.061) = 0,099 OH
Perhitungan koefisien kepala tukang = {(1/ jumlah tukang) × koefisien tukang}
1
- Koefisien kpl.tkg batu = 4 x 2,12 = 0,53 OH
1
- Koefisien kpl.tkg kayu = 3 x 0,39 = 0,13 OH
1
- Koefisien kpl.tkg besi = 4 x 0,099 = 0,024 OH

Perhitungan koefisien mandor = {(1/ jumlah tukang pada seluruh pekerjaan)×


koefisien tukang}
1
- Koefisien mandor tukang batu = 5 x 2,12 = 0,42 OH
1
- Koefisien mandor tukang kayu = 4 x 0,39 = 0,056 OH
1
- Koefisien mandor tukang besi = 5 x 0,099 = 0,098 OH

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 38


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.21 Koefisien Aktual Pekerja Kolom Lantai 11

PEKERJAAN KOLOM
Tenaga Kerja Koefisien
Pek. Pengecoran untuk 1m3
Tkg. Batu 2.12508
Kpl. Tkg 0.53127
Mandor 0.42502
Pek. Bekisting untuk 1m2
Tkg. Kayu 0.39788
Kpl. Tkg 0.13263
Mandor 0.05684
Pek. Pembesian untuk 1kg
Tkg. Besi 0.09939
Kpl. Tkg 0.02485
Mandor 0.01988

b. Pekerjaan Balok
Analisa produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan balok meliputi pekerjaan
pembesian, bekisting, dan pengecoran. Berikut ini Tabel volume untuk setiap
pekerjaan balok. Untuk contoh perhitungan dari Volume Aktual Pekerjaan Balok
adalah sebagai berikut:

• Pekerjaan Beton
Pekerjaan Pengecoran Balok Lantai 11 terdapat data pengecoran sebagai
berikut:
- Balok B4= 1
- Volume Pengecoran Balok B4 = 0.25 × 0,4 × 4,35 = 3,86 m³
- Total Volume berdasarkan laporan harian = 3,86 m³

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 39


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.3 Dimensi Balok B4

• Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan Bekisting Balok Lantai 11 terdapat data bekisting sebagai berikut:
Balok B3= 8
Balok B4 =1
Balok B4A = 1
Volume Bekisting Balok B3 = (2×5.8×0.5)+ (2×0.25×0.5)= 6.05m²
Volume Bekisting Balok B4 = (2×5.8×0.4)+ (2×0.25×0.4)= 4.84m²
Volume Bekisting Balok B4A = (2×5.8×0.5)+ (2×0.25×0.5)= 4.84m²
Total Volume = (6.05×8) + 4.84 +4.84 = 58,08 m²

• Pekerjaan Besi
Pekerjaan Besi Balok Lantai 11 terdapat data pengecoran sebagai berikut:
Balok B3 = 1
Balok B4A ( Panjang 5.8) = 1
Balok B4A ( Panjang 4.6) = 1
Balok B4 = 4
Balok BA3’ = 1

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 40


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

• Volume Pembesian Balok B3


Ø19 = 109 Kg (didapat Dari perhitungan BBS,data Terlampir)
Ø10 = 33 Kg (didapat Dari perhitungan BBS,data Terlampir)
• Volume Pembesian Balok BA3
Ø16 = 54.9 Kg (didapat Dari perhitungan BBS,data Terlampir)
Ø10 = 27.69 Kg (didapat Dari perhitungan BBS,data Terlampir)
• Volume Pembesian Balok B4A (Panjang 5.8)
Ø16 =82.37 Kg (didapat Dari perhitungan BBS,data Terlampir)
Ø10 = 22.69.691 Kg (didapat Dari perhitungan BBS,data Terlampir)
• Volume Pembesian Balok B4A (Panjang 4.621)
Ø19 = 193.401 Kg (didapat Dari perhitungan BBS,data Terlampir)
Ø10 = 27.02 Kg (didapat Dari perhitungan BBS,data Terlampir)
• Volume Pembesian Balok B4
Ø16 = 65.62 Kg (didapat Dari perhitungan BBS,data Terlampir)
Ø10 = 27.691 Kg (didapat Dari perhitungan BBS,data Terlampir)
Total Volume
Ø19 = 109 + 193 = 302.40 Kg
Ø16 = 54.9+82.37+(4×65.62) =148 Kg
Ø10= 33+22.69+27.69 +55.38= 138.14 Kg

Tabel 4.22 Volume Aktual Pekerjaan Balok lantai 11

PEKERJAAN BALOK
No. URAIAN SAT QUANTITY
TOWER B (U SHAPE)
a. Pekerjaan beton K-300 m3 3.86
b. Pekerjaan bekisting balok (polyfilm t. 12 mm) m2 58.85
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton D10 (U39) kg 138.14
- Besi beton D16 (U39) kg 148.00
- Besi beton D19 (U39) kg 302.40

Dari data laporan harian pekerjaan Balok lantai 11 bulan Juli dan Agustus
diperoleh data jumlah pekerja dan waktu pelaksanaan pekerjaan balok. Berikut ini
Tabel rekapi laporan harian untuk pekerjaan balok.

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 41


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.23 Rekap Aktual Pekerja Balok lantai 11


PEKERJAAN BALOK
No. URAIAN SAT QUANTITY MANDOR KP.TUKANG PEKERJA
TOWER B (U SHAPE)
a. Pekerjaan beton K-300 m3 3.86 1 1 3
b. Pekerjaan bekisting balok (polyfilm t. 12 mm) m2 58.85 1 1 4
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton D10 (U39) kg 138.14 1 1 6
- Besi beton D16 (U39) kg 148.00 1 1 6
- Besi beton D19 (U39) kg 302.40 1 1 6

Analisa produktivitas tenaga kerja yang meliputi tukang, kepala tukang, dan
mandor untuk 1m3 pekerjaan balok dengan perhitungan yang sama seperti
produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan kolom dan dengan durasi untuk pekerjaan
balok yaitu 1 hari untuk pekerjaan cor, 7 hari bekisting, dan 3 hari pembesian. Hasil
dari analisa produktivitas tersebut dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 4.24 Koefisien Aktual Pekerja Balok lantai 11

PEKERJAAN BALOK
Tenaga Kerja Koefisien
Pek. Pengecoran untuk 1m3
Tkg. Batu 0.77650
Kpl. Tkg 0.25883
Mandor 0.19413
Pek. Bekisting untuk 1m2
Tkg. Kayu 0.47579
Kpl. Tkg 0.11895
Mandor 0.09516
Pek. Pembesian untuk 1kg
Tkg. Besi 0.09175
Kpl. Tkg 0.01529
Mandor 0.01311

c. Pekerjaan Plat Lantai


Analisa produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan balok meliputi pekerjaan
pembesian, bekisting, dan pengecoran. Berikut ini Tabel volume untuk setiap
pekerjaan plat lantai. Untuk contoh perhitungan dari Volume Aktual Pekerjaan Plat
Lantai adalah sebagai berikut:

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 42


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

• Pekerjaan Beton
Pekerjaan Pengecoran Plat Lantai Lantai 11 terdapat data pengecoran sebagai
berikut:

2.9 m

5m

y
x

Gambar 4.4 Dimensi Plat Lantai Lantai 11

- Plat Lantai = 1 S2’


- Volume Pengecoran Plat Lantai S2’ = 2.9 × 5 × 0.12 = 1.74 m³
- Total Volume Pengecoran Plat Lantai menurut laporan harian = 2.54 m³

• Pekerjaan Bekisting
Contoh perhitungan Pekerjaan Bekisting Plat Lantai 11 adalah sebagai berikut:
- Plat Lantai = 1 S2’
- Volume Pengecoran Plat Lantai S2’ = (5×2.9)+(0.12×2.9×2)+(0.12×5×2)
▪ = 16.92m²
- Total Volume Pengecoran Plat Lantai menurut laporan harian = 193.70 m²

• Pekerjaan Pembesian Plat Lantai


Ø10 = 187489 Kg (didapat Dari perhitungan BBS,data Terlampir)
Total Volume Pengecoran Plat Lantai menurut laporan harian = 4.009 Kg
-

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 43


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.25 Volume Aktual Pekerjaan Plat Lantai lantai 11

PEKERJAAN PLAT LANTAI


No. URAIAN SAT QUANTITY
TOWER B (U SHAPE)
a. Pekerjaan beton K-300 m3 2.54
b. Pekerjaan bekisting pelat (polyfilm t. 12 mm) m2 193.70
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton D10 (U39) kg 4,009.70

Dari data laporan harian pekerjaan Balok lantai 12 pada bulan Juli dan
Agustus diperoleh data jumlah pekerja dan waktu pelaksanaan pekerjaan plat lantai.
Berikut ini Tabel rekapi laporan harian untuk pekerjaan plat lantai.
Tabel 4.26 Rekap Aktual Pekerja Plat Lantai lantai 11

PEKERJAAN PLAT LANTAI


No. URAIAN SAT QUANTITY MANDOR KP.TUKANG PEKERJA
TOWER B (U SHAPE) 1 1 6
a. Pekerjaan beton K-300 m3 2.54 1 1 6
b. Pekerjaan bekisting pelat (polyfilm t. 12 mm) m2 193.70
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton D10 (U39) kg 4,009.70 1 1 6

Analisa produktivitas tenaga kerja yang meliputi tukang, kepala tukang, dan
mandor untuk 1m3 pekerjaan plat lantai dengan perhitungan yang sama seperti
produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan plat lantai dan dengan durasi untuk
pekerjaan plat lantai yaitu 1 hari untuk pekerjaan cor, 19 hari bekisting, dan 7 hari
pembesian. Hasil dari analisa produktivitas tersebut dilihat pada Tabel berikut.

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 44


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.27 Koefisien Aktual Pekerja Plat Lantai lantai 11

PEKERJAAN PLAT LANTAI


Tenaga Kerja Koefisien
Pek. Pengecoran untuk 1m3
Tkg. Batu 2.36220
Kpl. Tkg 0.39370
Mandor 0.33746
Pek. Bekisting untuk 1m2
Tkg. Kayu 0.58854
Kpl. Tkg 0.09809
Mandor 0.08408
Pek. Pembesian untuk 1kg
Tkg. Besi 0.01047
Kpl. Tkg 0.00175
Mandor 0.00150

2. Produktivitas Tenaga Kerja Aktual Lantai 12


Produktivitas Aktual Lantai 12 dalam pekerjaan Kolom, Balok Pelat untuk
penentuan durasi hari dapat dilihat dalam Tabel 4.28 serta dalam tabel 4.29 untuk
melihat volume aktual yang didapat dari perhitungan laporan harian

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 45


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.28 Rekap Laporan Harian Pekerjaan Struktur Lantai 12

No Uraian kegiatan JULI


Lantai 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Pemasangan bekisting pelat
Pemasangan bekisting balok
Pembesian balok
Pembesian plat
Pengecoran balok & plat
Pekerjaan Kolom
Fabriasi pembesian
Pembesian kolom
Pemasangan bekisting kolom
Pengecoran Kolom

No Uraian kegiatan AGUSTUS


Lantai 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Pemasangan bekisting pelat
Pemasangan bekisting balok
Pembesian balok
Pembesian plat
Pengecoran balok & plat
Pekerjaan Kolom
Fabriasi pembesian
Pembesian kolom
Pemasangan bekisting kolom
Pengecoran Kolom

Keterangan: : Pekerjaan cor : Pekerjaan besi : Pekerjaan Bekisting

: Hari libur nasional

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 46


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.29 Rekap Volume Aktual Pekerjaan Struktur Lantai 12


No Uraian kegiatan JULI
Lantai 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Pemasangan bekisting pelat 113 56.7 122
Pemasangan bekisting balok 24.2 6.05 17.3 2.3 22
Pembesian balok 36.8 36.8 36.8 36.9 45.66
Pembesian plat
Pengecoran plat
Pengecoran balok
Pekerjaan Kolom
Fabriasi pembesian
Pembesian kolom 225.4
Pemasangan bekisting kolom
Pengecoran Kolom

No Uraian kegiatan AGUSTUS


Lantai 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Pemasangan bekisting pelat 30.4 56.5 56.5
Pemasangan bekisting balok
Pembesian balok 62.87 62.9 62.9 62.9 63 63
Pembesian plat 83.9
Pengecoran plat 12.1 5.13 5.13 5.13 5.13 5.13 5.13
Pengecoran balok 0.82 0.82 0.82 0.82 0.82 0.82 0.82
Pekerjaan Kolom
Fabriasi pembesian
Pembesian kolom 239.4 239.4 239 239 239 239 113 113 113 113
Pemasangan bekisting kolom 7.54 1.1 1.08 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 2.51 2.51 2.513
Pengecoran Kolom 2.8

Keterangan: : Pekerjaan cor : Pekerjaan besi : Pekerjaan Bekisting

: Hari libur nasional

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 47


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

a. Pekerjaan Kolom
Analisa produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan kolom meliputi pekerjaan
pembesian, bekisting, dan pengecoran. Berikut ini Tabel volume untuk setiap
pekerjaan kolom.

Tabel 4.30 Volume Aktual Pekerjaan Kolom Lantai 12

PEKERJAAN KOLOM
No. URAIAN SAT QUANTITY
TOWER B (U SHAPE)
a. Pekerjaan beton K-400 m3 2.80
b. Pekerjaan bekisting kolom (multipleks t. 15 mm phenolfilm)m2 22.62
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton D10 (U39) kg 520.05
- Besi beton D13 (U39) kg -
- Besi beton D22 (U39) kg 1,592.80

Dari data laporan harian pekerjaan Kolom lantai 12 pada bulan Juli dan
Agustus diperoleh data jumlah pekerja dan waktu pelaksanaan pekerjaan kolom
Berikut ini Tabel rekapi laporan harian untuk pekerjaan kolom
Tabel 4.31 Rekap Aktual Pekerja Kolom Lantai 12

PEKERJAAN KOLOM
No. URAIAN SAT QUANTITY MANDOR KP.TUKANG PEKERJA
TOWER B (U SHAPE)
a. Pekerjaan beton K-400 m3 2.80 1 1 4
b. Pekerjaan bekisting kolom (multipleks t. 15 mm phenolfilm)m2 22.62 1 1 3
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton D10 (U39) kg 520.05 1 1 4
- Besi beton D13 (U39) kg - 1 1 4
- Besi beton D22 (U39) kg 1,592.80 1 1 4

Perhitungan produktivitas tukang dari pekerjaan bekisting, pembesian, dan


pengecoran = (volume pekerjaan/ waktu pekerjaan)/ jumlah tukang pada masing-
masing pekerjaan. Dimana durasi untuk setiap pekerjaan diperoleh dari hasil
perbandingan antara bar chart rencana, dan perencanaan kapasitas kerja di lapangan
antar ketiga pekerjaan (cor, bekisting, pembesian). Diperoleh hasil durasi pekerjaan
kolom untuk satu lantai adalah sebagai berikut untuk pekerjaan cor selama 1 hari,
bekisting selama 1 hari, dan pembesian selama 11 hari.

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 48


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Analisa produktivitas tenaga kerja yang meliputi tukang, kepala tukang, dan
mandor untuk 1m3 pekerjaan kolom dapat dilihat pada perhitungan berikut ini.
- Produktivitas tukang batu = [(2,80/1)/4] = 0.700 m³/OH
- Produktivitas tukang kayu = [(22,62/11)/3] = 0.685 m²/OH
- Produktivitas tukang besi ={[520.05+1,592]/11/4 = 16.006 Kg/OH
Maka perhitungan untuk koefisien pekerjaan adalah sebagai berikut:
- Koefisien tukang batu = (1/0,700) = 1,428 OH
- Koefisien tukang kayu = (1/0,685) = 1,458 OH
- Koefisien tukang besi = (1/16.006) = 0,062 OH
Perhitungan koefisien kepala tukang = {(1/ jumlah tukang) × produktivitas tukang}
1
- Koefisien kpl.tkg batu = 4 x 1,428 = 0,35 OH
1
- Koefisien kpl.tkg kayu = 3 x 1,458 = 0,48 OH
1
- Koefisien kpl.tkg besi = 4 x 0,062 = 0,062 OH

Perhitungan koefisien mandor = {(1/ jumlah tukang pada seluruh pekerjaan)×


produktivitas tukang}
1
- Koefisien mandor tukang batu = x 1,428 = 0,28 OH
5
1
- Koefisien mandor tukang kayu = 4 x 0,48 = 0,36 OH
1
- Koefisien mandor tukang besi = 5 x 0,062 = 0,001 OH

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 49


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.32 Koefisien Aktual Pekerja Kolom Lantai 12

PEKERJAAN KOLOM
Tenaga Kerja Koefisien
Pek. Pengecoran untuk 1m3
Tkg. Batu 1.42857
Kpl. Tkg 0.35714
Mandor 0.28571
Pek. Bekisting untuk 1m2
Tkg. Kayu 1.45889
Kpl. Tkg 0.48630
Mandor 0.36472
Pek. Pembesian untuk 1kg
Tkg. Besi 0.04165
Kpl. Tkg 0.01041
Mandor 0.00833

b. Pekerjaan Balok
Analisa produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan balok meliputi pekerjaan
pembesian, bekisting, dan pengecoran. Berikut ini Tabel volume untuk setiap
pekerjaan balok.

Tabel 4.33 Volume Aktual Pekerjaan Balok Lantai 12

PEKERJAAN BALOK
No. URAIAN SAT QUANTITY
TOWER B (U SHAPE)
a. Pekerjaan beton K-300 m3 5.74
b. Pekerjaan bekisting balok (polyfilm t. 12 mm) m2 71.84
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton D10 (U39) kg 129.92
- Besi beton D16 (U39) kg -
- Besi beton D19 (U39) kg 440.68

Dari data laporan harian pekerjaan Balok lantai 12 bulan Juli dan Agustus
diperoleh data jumlah pekerja dan waktu pelaksanaan pekerjaan balok. Berikut ini
Tabel rekapi laporan harian untuk pekerjaan balok.

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 50


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.34 Rekap Aktual Pekerja Balok Lantai 12

PEKERJAAN BALOK
No. URAIAN SAT QUANTITY MANDOR KP.TUKANG PEKERJA
TOWER B (U SHAPE)
a. Pekerjaan beton K-300 m3 5.74 1 1 3
b. Pekerjaan bekisting balok (polyfilm t. 12 mm) m2 71.84 1 1 4
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton D10 (U39) kg 129.92 1 1 6
- Besi beton D16 (U39) kg - 1 1 6
- Besi beton D19 (U39) kg 440.68 1 1 6

Analisa produktivitas tenaga kerja yang meliputi tukang, kepala tukang, dan
mandor untuk 1m3 pekerjaan balok dengan perhitungan yang sama seperti
produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan kolom dan dengan durasi untuk pekerjaan
balok yaitu 7 hari untuk pekerjaan cor, 5 hari bekisting, dan 11 hari pembesian.
Hasil dari analisa produktivitas tersebut dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 4.35 Koefisien Aktual Pekerjaan Balok Lantai 12

PEKERJAAN BALOK
Tenaga Kerja Koefisien
Pek. Pengecoran untuk 1m3
Tkg. Batu 3.66090
Kpl. Tkg 1.22030
Mandor 0.91522
Pek. Bekisting untuk 1m2
Tkg. Kayu 0.27840
Kpl. Tkg 0.06960
Mandor 0.05568
Pek. Pembesian untuk 1kg
Tkg. Besi 0.69401
Kpl. Tkg 0.11567
Mandor 0.09914

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 51


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

c. Pekerjaan Plat Lantai


Analisa produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan balok meliputi pekerjaan
pembesian, bekisting, dan pengecoran. Berikut ini Tabel volume untuk setiap
pekerjaan balok.

Tabel 4.36 Volume Aktual Pekerjaan Plat Lantai Lantai 12

PEKERJAAN PLAT LANTAI


TOWER B (U SHAPE)
a. Pekerjaan beton K-300 m3 42.90
b. Pekerjaan bekisting pelat (polyfilm t. 12 mm) m2 435.08
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton D10 (U39) kg 83.85

Dari data laporan harian pekerjaan Plat Lantai lantai 12 pada bulan Juli dan
Agustus diperoleh data jumlah pekerja dan waktu pelaksanaan pekerjaan plat lantai.
Berikut ini Tabel rekapi laporan harian untuk pekerjaan plat lantai.
Tabel 4.37 Rekap Aktual Pekerja Plat Lantai Lantai 12

PEKERJAAN PLAT LANTAI


TOWER B (U SHAPE)
a. Pekerjaan beton K-300 m3 42.90 1 1 6
b. Pekerjaan bekisting pelat (polyfilm t. 12 mm) m2 435.08 1 1 6
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton D10 (U39) kg 83.85 1 1 6

Analisa produktivitas tenaga kerja yang meliputi tukang, kepala tukang, dan
mandor untuk 1m3 pekerjaan plat lantai dengan perhitungan yang sama seperti
produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan plat lantai dan dengan durasi untuk
pekerjaan plat lantai yaitu 7 hari untuk pekerjaan cor, 6 hari bekisting, dan 1 hari
pembesian. Hasil dari analisa produktivitas tersebut dilihat pada Tabel berikut.

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 52


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.38 Koefisien Aktual Pekerja Plat Lantai Lantai 12

PEKERJAAN PLAT LANTAI


Tenaga Kerja Koefisien
Pek. Pengecoran untuk 1m3
Tkg. Batu 0.97901
Kpl. Tkg 0.16317
Mandor 0.13986
Pek. Bekisting untuk 1m2
Tkg. Kayu 0.08274
Kpl. Tkg 0.01379
Mandor 0.01182
Pek. Pembesian untuk 1kg
Tkg. Besi 0.07156
Kpl. Tkg 0.01193
Mandor 0.01022

4.3. Analisa Produktivitas Alat Berat


4.3.1 Concrete Truck Mixer
Concrete truck mixer yang digunakan adalah dari PT. Adhimix Precast
Indonesia, dengan lokasi batching plan di daerah Gede Bage-Bandung. Jarak
tempuh dari batching plan ke lokasi proyek adalah ± 12 km (waktu tempuh ±45
menit).

1. Perhitungan Waktu Siklus


- Kapasitas produksi batching plant (q) = 36 m3/jam
- Faktor efisiensi alat (Fa) = 0,83
- Kapasitas Produksi (Q2) = q x Fa
= 36 x 0,83
= 29,88 m3/jam
- Jarak Batching Plant ke Proyek (L) = 12 km
- Kapasitas drum (V) = 7 m3
- Faktor efisiensi alat (Fa) = 0.83
- Kecepatan rata-rata isi (v1) = 20 km/jam

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 53


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

- Kecepatan rata-rata kosong (v2) = 40 km/jam


- Waktu siklus = mengisi + mengangkut + kembali + menumpahkan dll.
Dimana:
V = 7 m3
- Mengisi = (V : Q) x 60
= (7 : 29.88) x 60 = 14.05 menit
- Mengangkut = (L : v1) x 60
= (12 : 20) x 60 = 36 menit
- Kembali = (L : v2) x 60
= (12 : 40) x 60 = 18 menit
- Menumpahkan = 5 menit (pengamatan)

Maka, waktu siklus = 14,05 + 36 + 18 + 5 = 73,05 menit

2. Perhitungan Produksi Concrete Truck Mixer


- Produktivitas Concrete Mixer (V = 7 m3 ) Per Jam (Q3)
𝑉 𝑥 𝐹𝑎 𝑥 60
Q3 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑆𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠

7 𝑥 0.83 𝑥 60
= 73,05

= 4,77 m3/jam

- Koefisien Alat/ m3= 1 : Q3 = 1 : 4,77 = 0,209 jam

4.3.2 Tower Crane


Tower Crane Yang digunakan dalam proyek Technoplex Living
Apartement yaitu Tower Crane MC Potain 205 B yang memiliki kapasitas ujung
2400 Kg.

1. Perhitungan Waktu Siklus


Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan oleh tower crane untuk
menyelesaikan kegiatan produksi, meliputi waktu muat, waktu angkat, waktu
bongkar dan waktu kembali.

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 54


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Waktu pengangkatan oleh tower crane dihitung berdasarkan jarak tempuh


dan frekuensi alat melakukan pulang, pergi dan waktu untuk bongkar muat dimana
waktu tersebut tergantung berdasarkan waktu hoisting, slewing, trolley dan landing

Gambar 4.5 Proses Slewing Pekerjaan Pengecoran Tower Crane

Waktu muat dan waktu bongkar untuk pekerjaan pengecoran Waktu muat
adalah waktu untuk mengisi concrete bucket dengan beton segar dari truck mixer,
yang besarnya tergantung pada volume concrete bucket
Sedangkan waktu bongkar adalah waktu untuk menuangkan beton segar
dari concrete bucket yang besarnya tergantung pada jenis pekerjaannya. Untuk
mendapatkan waktu muat dan waktu bongkar ini berdasarkan pengamatan di
lapangan dan tanya jawab melalui praktisi lapangan

Gambar 4.6 Proses Menuangkan Beton Ready Mix ke Area Pengecoran

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 55


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.7Proses Landing pada Pengecoran Kolom (Mekanisme turun)

Perhitungan waktu muat dan waktu bongkar untuk pengangkatan material.


Besarnya pengangkatan material (tulangan dan bekisting) tergantung pada volume
dalam satu siklus, jenis material, serta keterampilan pekerjanya

Lalu, Waktu kembali adalah waktu yang diperlukan tower crane untuk
kembali ke posisi semula sehingga dapat dilakukan pemuatan kembali. Besarnya
waktu kembali dipengaruhi oleh kecepatan dan jarak hoisting, slewing, trolley dan
jarak landing.
2.Perhitungan waktu pelaksanaan pekerjaan
Beban angkat pada pekerjaan struktur tiap segmen adalah perkalian
kapasitas bucket dengan berat jenis beton yaitu 0,8 m3 x 2400 kg/ m3 = 1920 kg.
Berdasarkan radius jib sepanjang 60 m, maka kecepatan tower crane pada waktu
pergi adalah sebagai berikut:
Kecepatan hoisting = 44 m/menit
Kecepatan slewing = 0,8 rpm = 2880 /menit
Kecepatan trolley = 30 m/menit
Kecepatan landing = 44 m/menit
Sedangkan kecepatan tower crane pada waktu kembali adalah sebagai berikut:
Kecepatan hoisting = 88 m/menit
Kecepatan slewing = 0,8 rpm = 2880 /menit
Kecepatan trolley = 58 m/menit
Kecepatan landing = 88 m/menit

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 56


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Berikut ini salah satu contoh perhitungan waktu pelaksanaan pekerjaan


pengecoran untuk kolom dengan tower crane.
1. Penentuan Posisi Pekerjaan Pengecoran Kolom
Penentuan posisi pekerjaan pengecoran kolom diperoleh dari gambar kerja
dengan mengukur posisi antara objek pekerjaan dengan tower crane dan truck mixer
berdasarkan pengamatan di lapangan.Seperti Terlihat dalam Gambar 4.5

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 57


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.8 Posisi Tower Crane dan Truck Mixer

Keterangan:

: Posisi Tower Crane : Sudut Slewing

: Posisi Truck Mixer : Jarak TC ke TM

: Posisi Kolom Yang dicor

: Jarak Tower Crane ke Posisi Kolom

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 58


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.39 Penentuan Posisi Pengecoran Kolom Tower Crane


PEKERJAAN KOLOM
Nama Volume Jarak TC ke objk Jrk TM ke TC Jarak Trolley Sudut
Pekerjaan Titik
Kolom m3 D (m) D (m) D (cm) Slewing
Lantai
m=((h-j)^2+(i- n=((h-l)^2+(k-
a b c f o=(m-n) P
g)^2)^0,5 g)^2)^0,5
K1F F17' 0.175 30.53 64.60 34.07 76.7
K1 E15 0.175 35.14 64.60 29.46 74.3
K5 E18 0.35 35.14 64.60 29.46 74.3
K5 B11 1.044 49.37 64.60 15.24 67.6
11 COR K5 C11 1.044 45.19 64.60 19.41 70.12
K5 D11 1.044 40.06 64.60 24.54 71.9
K1 D12 1.044 40.06 64.60 24.54 71.9
K1 D13 1.044 40.06 64.60 24.54 71.9
K1 C12 1.044 45.19 64.60 19.41 69.5

2. Perhitungan waktu pengangkatan


a. Hoisting (mekanisme angkat)
Kecepatan (v) = 44 m/menit
Jarak ketinggian (h) = ±56.5 meter
56.5 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Waktu (t) = 44𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 1.28 menit

b. Slewing (mekanisme putar)


Kecepatan (v) = 288 o
Sudut (d) = 76.7 o
76.7
Waktu (t) = = 0,26 menit
288

c. Trolley (mekanisme jalan trolley)


Kecepatan (v) = 30 m/menit
Jarak (h) = ± 34.07 meter
34.07 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Waktu (t) = 30 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 1,13 menit

d. Landing (mekanisme turun)


Kecepatan (v) = 44 m/menit
Jarak (h) = ± 19.85 meter
19.85 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Waktu (t) = 44 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,45 menit

Total waktu pengangkatan = hoisting + slewing + trolley + landing


=1,28+0,26+1,13+0,45 = 3,14 menit

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 59


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.40Waktu Angkat Pengecoran Kolom dengan Tower Crane


WAKTU ANGKAT

Nama Hoisting Slewing Trolley Landing Waktu Total


Titik As
Pekerjaan kolom V(m/mnt) h (m) t (mnit) V(m/mnt) d (°) t (mnit) V(m/mnt) h (m) t (mnit) V(m/mnt) h (m) t (mnit) (menit)
A B C D E=D/C F G H=G/F I J K=J/I L M O=M/L N=E+H+K+O
K1F F17' 44 56.5 1.284091 288 76.7 0.266319 30 34.07 1.135686 44 19.85 0.451136 3.14
K1 E15 44 56.5 1.284091 288 74.3 0.257986 30 29.46 0.982022 44 19.85 0.451136 2.98
K5 E18 44 56.5 1.284091 288 74.3 0.257986 30 29.46 0.982022 44 19.85 0.451136 2.98
K5 B11 44 56.5 1.284091 288 67.6 0.234722 30 15.24 0.507898 44 19.85 0.451136 2.48
COR K5 C11 44 56.5 1.284091 288 70.12 0.243472 30 19.41 0.647028 44 19.85 0.451136 2.63
K5 D11 44 56.5 1.284091 288 71.9 0.249653 30 24.54 0.818011 44 19.85 0.451136 2.80
K1 D12 44 56.5 1.284091 288 71.9 0.249653 30 24.54 0.818011 44 19.85 0.451136 2.80
K1 D13 44 56.5 1.284091 288 71.9 0.249653 30 24.54 0.818011 44 19.85 0.451136 2.80
K1 C12 44 56.5 1.284091 288 69.5 0.241319 30 19.41 0.647028 44 19.85 0.451136 2.62

3. Perhitungan waktu kembali


a. Hoisting (mekanisme angkat)
Kecepatan (v) = 88 m/menit
Jarak ketinggian (h) = ± 19.58 meter
19.58 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Waktu (t) = 88 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0.22 menit

b. Slewing (mekanisme putar)


Kecepatan (v) = 288 o
Sudut (d) = 76.7 o
76.7
Waktu (t) = = 0,26 menit
288

c. Trolley (mekanisme jalan trolley)


Kecepatan (v) = 58 m/menit
Jarak (h) = ± 34.07 meter
34.07 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Waktu (t) = 58 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,587 menit

d. Landing (mekanisme turun)


Kecepatan (v) = 88 m/menit
Jarak (h) = ±56.6 meter
56.6 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Waktu (t) = 88 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,642menit

Total waktu kembali = hoisting + slewing + trolley + landing


=0,22+0,26+0,58+0,642 = 1,72 menit

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 60


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.41Waktu Kembali Pengecoran Kolom dengan Tower Crane


WAKTU KEMBALI

Nama Hoisting Slewing Trolley Landing Waktu Total


Titik As
Pekerjaan kolom V(m/mnt) h (m) t (mnit) V(m/mnt) d (°) t (mnit) V(m/mnt) h (m) t (mnit) V(m/mnt) h (m) t (mnit) (menit)
A B C D E=D/C F G H=G/F I J K=J/I L M O=M/L N=E+H+K+O
K1F F17' 88 19.58 0.2225 288 76.7 0.26632 58 34.07 0.58742 88 56.5 0.64205 1.72
K1 E15 88 19.58 0.2225 288 74.3 0.25799 58 29.46 0.50794 88 56.5 0.64205 1.63
K5 E18 88 19.58 0.2225 288 74.3 0.25799 58 29.46 0.50794 88 56.5 0.64205 1.63
K5 B11 88 19.58 0.2225 288 67.6 0.23472 58 15.24 0.26271 88 56.5 0.64205 1.36
COR K5 C11 88 19.58 0.2225 288 70.12 0.24347 58 19.41 0.33467 88 56.5 0.64205 1.44
K5 D11 88 19.58 0.2225 288 71.9 0.24965 58 24.54 0.42311 88 56.5 0.64205 1.54
K1 D12 88 19.58 0.2225 288 71.9 0.24965 58 24.54 0.42311 88 56.5 0.64205 1.54
K1 D13 88 19.58 0.2225 288 71.9 0.24965 58 24.54 0.42311 88 56.5 0.64205 1.54
K1 C12 88 19.58 0.2225 288 69.5 0.24132 58 19.41 0.33467 88 56.5 0.64205 1.44

4. Waktu bongkar muat


a. Waktu bongkar
Waktu untuk membongkar beton segar dari bucket untuk dituangkan
pada kolom yang akan dicor adalah 7 menit (berdasarkan pengamatan
& tanya jawab dengan praktisi lapangan).
b. Waktu muat
Waktu untuk memuat beton segar dari truck mixer yang dimasukkan
ke bucket adalah 5 menit (berdasarkan pengamatan & tanya jawab
dengan praktisi lapangan).
5. Perhitungan waktu siklus
Waktu siklus =waktu muat+waktu angkat+waktu bongkar+waktu kembali

= 5 + 3,14 + 7 + 1,72 =16,86 menit

Tabel 4.42 Waktu Siklus Pengecoran Kolom dengan Tower Crane

Nama Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Total


Titik As
Pekerjaan kolom Muat Angkat Kembali Bongkar
A B C D E F G=C+D+E+F
K1F F17' 5 3.14 1.72 7 16.86
K1 E15 5 2.98 1.63 7 16.61
K5 E18 5 2.98 1.63 7 16.61
K5 B11 5 2.48 1.36 7 15.84
COR K5 C11 5 2.63 1.44 7 16.07
K5 D11 5 2.80 1.54 7 16.34
K1 D12 5 2.80 1.54 7 16.34
K1 D13 5 2.80 1.54 7 16.34
K1 C12 5 2.62 1.44 7 16.06

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 61


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

6. Perhitungan Waktu Pelaksanaan


Perhitungan waktu pelaksanaan, diasumsikan kondisi tower crane sedang
dan pemeliharaan mesin sedang sehingga efisiensinya sebesar 0,65

Tabel 4.43 Faktor Koreksi Tower Crane

Sumber: Rochmanhadi dalam Muhammad

Volume kolom tipe K11 = 0,175 m3


Produksi per siklus = 0,8 m3
Waktu siklus = 16,86 menit
60
Produksi per-jam = 0,8 𝑥 𝑥 0,65 = 1,85 m3/ jam
16,86
0,175
Waktu pelaksanaan = = 0,0945 jam
1,85

Tabel 4.44 Waktu Pelaksanaan Pengecoran Kolom dengan Tower Crane

Nama Volume Produksi per siklus Waktu Siklus Produksi Waktu


Pekerjaan Titik
Lantai Kolom m3 m3 per jam Pelaksanan
a b c f (jam)
K1F F17' 0.175 0.8 16.86 1.85 0.0945
K1 E15 0.175 0.8 16.61 1.88 0.0931
K5 E18 0.35 0.8 16.61 1.88 0.1863
K5 B11 1.044 0.8 15.84 1.97 0.5300
11 COR K5 C11 1.044 0.8 16.07 1.94 0.5377
K5 D11 1.044 0.8 16.34 1.91 0.5468
K1 D12 1.044 0.8 16.34 1.91 0.5468
K1 D13 1.044 0.8 16.34 1.91 0.5468
K1 C12 1.044 0.8 16.06 1.94 0.5375

b. Rekapitulasi Produktivitas Tower Crane

Hasil rekapitulasi perhitungan produktivitas tower crane, yaitu hasil rata-rata


waktu siklus, rata-rata produksi per-jam, dan total pelaksanaan pekerjaan dalam
satuan jam diubah menjadi satuan hari dengan membagi setiap 1 hari adalah 8 jam
kerja. Sedangkan untuk perhitungan detail produktivitas tower crane pada
pekerjaan kolom, balok, dan plat yang meliputi pekerjaan pengecoran, bekisting

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 62


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

dan pembesian dapat dilihat pada lampiran 3. Hasil perhitungan waktu siklus tower
crane dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.45 Produktivitas Tower Crane Lantai 11

PRODUKTIVITAS TOWER CRANE LANTAI 11


NO ITEM PEKERJAAN RATA-RATA RATA-RATA PRODUKSI SAT TOTAL PELAKSANAAN
SIKLUS PER JAM JAM HARI
1 Pengangkatan besi balok 16.49 1183.30 kg 0.40 0.05
2 Pengangkatan bekisting balok 17.14 204.98 m2 0.08 0.01
3 Cor balok 16.34 1.88 m3 3.62 0.45
4 Pengangkatan besi kolom 16.56 1177.67 kg 0.96 0.12
5 Pengangkatan bekisting kolom 17.61 199.51 m2 0.08 0.01
6 Cor kolom 16.34 1.91 m3 3.62 0.45
7 Pengangkatan besi plat lantai 15.89 1228.39 kg 0.52 0.07
8 Pengangkatan bekisting plat lantai 16.60 211.69 m2 1.44 0.18
9 Cor plat lantai 15.76 1.88 m3 1.28 0.16

Tabel 4.46Produktivitas Tower Crane Lantai 12

PRODUKTIVITAS TOWER CRANE LANTAI 12

NO ITEM PEKERJAAN RATA-RATA RATA-RATA PRODUKSI SAT TOTAL PELAKSANAAN


SIKLUS PER JAM JAM HARI
1 Pengangkatan besi balok 16.01 1218.85 kg 0.42 0.05
2 Pengangkatan bekisting balok 15.38 209.86 m2 0.27 0.03
3 Cor balok 16.90 1.85 m3 28.15 3.52
4 Pengangkatan besi kolom 15.38 1268.77 kg 1.44 0.18
5 Pengangkatan bekisting kolom 15.58 226.05 m2 0.13 0.02
6 Cor kolom 16.46 1.90 m3 0.55 0.07
7 Pengangkatan besi plat lantai 16.22 1202.34 kg 0.07 0.01
8 Pengangkatan bekisting plat lantai 16.74 196.56 m2 1.47 0.18
9 Cor plat lantai 18.17 1.72 m3 28.15 3.52

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 63


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.4 Analisa Kebutuhan Material


4.4.1 Kebutuhan 1 lantai Material Bekisting
Analisa kebutuhan material bekisting dimaksudkan untuk mengetahui jumlah
kebutuhan material yang digunakan di lapangan di setiap lantai .
a. Kebutuhan material bekisting balok
Luas Volume Aktual Kebutuhan Bekisting Balok adalah 730,04 m2 ,
Sedangkan untuk Volume Perencanaan Kebutuhan Bekisting Balok adalah 518,01
m2. Berikut terlampir perhitungan Kebutuhan Bekisting dan Scafolding untuk
Volume Balok Aktual

• Multiplek 12 mm
Luas Multiplek (1lembar) = 1,22 m x 2,44 m
= 2,97 m2
Material 1m2 = luas 1m2/ luas multiplek
1
= = 0,336 lembar
2,97

Volume balok lantai 1 = 730,04 m2


Material 1 lantai = 730,04 x 0,336
= 627 lembar
• Balok kayu 6/12
Volume balok kayu (1btg) = 0,06 m x 0,012 m x 4 m = 0,0288 m2
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 2
Jumlah balok kayu 1 m2 = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 1 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 = 4 = 0,5 batang

Volume balok kayu 1 m2 = 0,0288 x 0,5 = 0,0144 m3


Volume balok lantai 1 = 730,04 m2
Material 1 lantai = 730,04 x 0,014
= 11 m3
• Balok kayu 8/12
Volume balok kayu (1btg) = 0,08 m x 0,012 m x 4 m = 0,0384 m2
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 1
Jumlah balok kayu 1 m2 = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 1 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 = 4 = 0,25 batang

Volume balok kayu 1 m2 = 0,0384 x 0,25 = 0,010 m3


Volume balok lantai 1 = 730,04 m2

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 64


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Material 1 lantai = 730,04 x 0,10


= 7 m3
• Paku
Kebutuhan 1 m2 = 0,4 kg/ m2
Volume balok lantai 1 = 730,04 m2
Material 1 lantai = 730,04 x 0,4
= 292 kg
• Scaffolding
i. Mainframe
Luas area antar maninframe = 1,2 m x 1,0 m = 1,2 m2
1 𝑚2
Kebutuhan 1 m2 = 1,2 𝑚2 = 0,833 buah

ii. Cross brace


Jumlah cross brace = 2 buah/ mainframe
Kebutuhan 1 m2 = 2 x 0,883 = 1,666 buah
iii. U-head
Jumlah u-head = 2 buah/ mainframe
Kebutuhan 1 m2 = 2 x 0,883 = 1,666 buah
iv. Jack base
Jumlah u-head = 2 buah/ mainframe
Kebutuhan 1 m2 = 2 x 0,883 = 1,666 buah
Berikut ini Tabel hasil perhitungan kebutuhan material bekisting untuk
pekerjaan balok.
Tabel 4.47 Kebutuhan Material Bekisting Balok Volume Aktual

Jenis Material Kebutuhan per m2 Kebutuhan 1 Lt Satuan


Multiplek 12mm 0.336 245 lembar
Balok 6/12 0.014 11 m3
Balok 8/12 0.010 7 m3
Paku 0.400 292 kg
Mainframe 0.8333 608 buah
Cross brace 1.6667 1217 buah
Scaffolding
Base jack 1.6667 1217 buah
U-Head 1.6667 1217 buah

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 65


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.48 Kebutuhan Material Bekisting Balok Volume Rencana

Jenis Material Kebutuhan per m2 Kebutuhan 1 Lt Satuan


Multiplek 12mm 0.336 174 lembar
Balok 6/12 0.014 7 m3
Balok 8/12 0.010 5 m3
Paku 0.400 207 kg
Mainframe 0.8333 432 buah
Cross brace 1.6667 863 buah
Scaffolding
Base jack 1.6667 863 buah
U-Head 1.6667 863 buah

b. Kebutuhan material bekisting plat


Perhitungan kebutuhan material bekisting untuk plat sama dengan
perhitungan kebutuhan material bekisting untuk balok, yang membedakan
hanya data volume pekerjaan bekistingnya. Volume pekerjaan bekisting plat
aktual adalah 1867,44 m2, sedangkan untuk volume perencanaanya adalah
1545,78 Berikut ini Tabel hasil perhitungan kebutuhan material bekisting
untuk pekerjaan plat.

Tabel 4.49 Kebutuhan Material Bekisting Plat Volume Aktual

Jenis Material Kebutuhan per m2 Kebutuhan 1 Lt Satuan


Multiplek 12mm 0.336 627 lembar
Balok 6/12 0.014 27 m3
Balok 8/12 0.010 18 m3
Paku 0.400 747 kg
Mainframe 0.4630 865 buah
Cross brace 0.9259 1729 buah
Scaffolding
Base jack 0.9259 1729 buah
U-Head 0.9259 1729 buah

Tabel 4.50 Kebutuhan Material Bekisting Plat Volume Rencana

Jenis Material Kebutuhan per m2 Kebutuhan 1 Lt Satuan


Multiplek 12mm 0.336 519 lembar
Balok 6/12 0.014 22 m3
Balok 8/12 0.010 15 m3
Paku 0.400 618 kg
Mainframe 0.4630 716 buah
Cross brace 0.9259 1431 buah
Scaffolding
Base jack 0.9259 1431 buah
U-Head 0.9259 1431 buah

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 66


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

c. Kebutuhan material bekisting kolom


Karena bekisting yang digunakan dalam proyek ini adalah bekisting precast
yaitu bekisting yang sudah dirakit sebelumnya jadi pada waktu pelaksanaan hanya
setting ukuran sesuai kebutuhan.

Gambar 4.9 Bekisting Struktur Kolom

4.4.2 Kebutuhan 1 Lantai Material Beton


Kebutuhan Material Beton 1 dengan volume aktual lantai Dapat Dilihat Dari
Tabel 4.48, sedangkan untuk volume perencanaan dapat dilihat dalam tabel 4.49:

Tabel 4.51 Kebutuhan Material Beton Volume Aktual 1 Lantai

VOLUME AKTUAL
VOLUME BETON 1 LANTAI
Pekerjaan Volume Satuan
Kolom 78.56 m3
Balok 81.18 m3
Pelat 198.94 m3
Jumlah 358.68 m3

Tabel 4.52 Kebutuhan Material Beton Volume Rencana 1 Lantai

VOLUME RENCANA
VOLUME BETON 1 LANTAI
Pekerjaan Volume Satuan
Kolom 71.16 m3
Balok 62.58 m3
Pelat 201.91 m3
Jumlah 335.65 m3

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 67


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.4.3 Kebutuhan 1 Lantai Material Besi


Kebutuhan Material Besi 1 dengan volume aktual lantai Dapat Dilihat Dari Tabel
4.50, sedangkan untuk volume perencanaan dapat dilihat dalam tabel 4.51

Tabel 4.53 Kebutuhan Material Besi Volume Aktual 1 Lantai

VOLUME AKTUAL
VOLUME BESI 1 LANTAI
Pekerjaan Volume Satuan
Kolom 16876.38 Kg
Balok 16559.62 Kg
Pelat 18783.82 Kg
Jumlah 52219.81 Kg

Tabel 4.54 Kebutuhan Material Besi Volume Rencana 1 Lantai

VOLUME RENCANA
VOLUME BESI 1 LANTAI
Pekerjaan Volume Satuan
Kolom 18994.79 Kg
Balok 19881.13 Kg
Pelat 21681.52 Kg
Jumlah 60557.44 Kg

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 68


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.4.4. Rekapitulasi Koefisien Kebutuhan Material 1 Lantai


Tabel 4.55 Koefien Kebutuhan Material 1 Lantai

Koefisien/Indeks
No Bahan/Alat Satuan
Balok Plat Kolom
1 m3 Pekerjaan Pengecoran
1 Beton Ready Mix 1 1 1 m3
100 Kg Pekerjaan Pembesian
1 Besi Beton 100 100 100 kg
2 Kawat Beton 1,5 1,5 1,5 kg
1 m2 Pekerjaan Bekisting
1 Multiplek 12mm 0.34 0.34 lbr
2 Balok 6/12 0.01 0.01 m3
3 Balok 8/12 0.01 0.01 m3
4 Paku 5cm-7cm 0.40 0.40 kg
1 unit
5 Mainframe 0.83 0.46 bh
6 Crose Brace 1.67 0.93 bh
7 U-head 1.67 0.93 bh
8 Jack Base 1.67 0.93 bh

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 69


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Koefisien produktivitas tenaga kerja, berdasarkan SNI, Produktivitas
Perencanaan dan Aktual pada proyek pembangunan Technoplex Living
Apartement, Rekapitulasinya bisa dilihat pada tabel berikut:
REKAPITULASI PRODUKTIVITAS PEKERJA
Sumber Pekerja Satuan Koefisien Produktivitas
Pekerja Batu OH 1.65 0.61
Kepala Tukang Batu OH 0.28 3.64
Mandor Batu OH 0.08 12.05
Pekerja Kayu OH 0.66 1.52
SNI Kepala Tukang Kayu OH 0.33 3.03
Mandor Kayu OH 0.03 30.3
Pekerja Besi OH 0.07 1.43
Kepala Tukang Besi OH 0.07 1.43
Mandor Besi OH 0.00 25
Pekerja Batu OH 1.15 1.88
Kepala Tukang Batu OH 0.11 5.94
Mandor Batu OH 0.10 5.94
Pekerja Kayu OH 0.74 1.90
RENCANA Kepala Tukang Kayu OH 0.17 5.94
Mandor Kayu OH 0.02 5.94
Pekerja Besi OH 0.03 49.66
Kepala Tukang Besi OH 0.00 5.94
Mandor Besi OH 0.00 5.94
Pekerja Batu OH 1.89 0.70
Kepala Tukang Batu OH 0.49 3.38
Mandor Batu OH 0.38 3.38
Pekerja Kayu OH 0.55 3.78
AKTUAL Kepala Tukang Kayu OH 0.15 3.93
Mandor Kayu OH 0.11 2.11
Pekerja Besi OH 0.17 25.98
Kepala Tukang Besi OH 0.03 3.93
Mandor Besi OH 0.02 2.11

Untuk analisa Produktivitas yang dilaksanakan dalam periode Bulan Juli-


Agustus hasil yang didapat dari perbandingan adalah
- Di Lantai 11 maupun Lantai 12 pekerjaan yang terlambat adalah pekerjaan
Pengecoran dan Besi

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 70


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

- Pekerjaan bekisting untuk Lantai 11 dan Lantai 12 telah melebihi target dari
perencanaannya.
- Produktivitas Concrete Mixer (V = 7 m3 ) Per Jam (Q3) = 4,77 m3/jam, dan
koefisien Concrete Mixer adalah 0,209 jam
- Produktivitas Truck Mixer seperti pada tabel berikut:

Kebutuhan Material/m Proyek Technoplex Living Apartement adalah sebagai


berikut:

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 71


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran
Saran untuk analisa studi kasus yang dilaksanakan, yaitu :
1. Dalam pekerjaan yang ada di Technoplex Living Apartement pekerjaan yang
harus ditingkatkan adalah pekerjaan Besi dan Pengecoran dengan cara
menambah waktu lembur ataupun menambah jumlah pekerja karena jumlah
pekerja aktual sangat berbeda jauh dengan jumlah pekerja yang direncanakan.

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 72


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 73


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 74


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 75


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 76


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 77


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 78


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 79


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI KASUS DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017 80

Anda mungkin juga menyukai