OLEH :
5193250024
FAKULTAS TEKNIK
2022
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirabbil alamin, puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah
SWT atas hidayah dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan PKLI.
Laporan ini disusun berdasarkan observasi lapangan terhadap objek yang ditinjau.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan kata terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu saya dalam kegiatan PKLI dan penyelesaian laporan
PKLI ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen1
2. Dosen 2
Pada pembuatan laporan ini saya harap telah mencapai persyaratan yang telah
ditentukan dan saya menyadari bahwasannya laporan ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu saya mengharapkan saran yang membangun untuk perbaikan pada
laporan selanjutnya.
Saya harap semoga laporan Praktik Kerja Lapangan Industri (PKLI) ini
bermanfaat untuk saya sebagai penulis dan juga para pembaca.
5193250024
i
DAFTAR ISI
ii
3.1.1 Lokasi Proyek ....................................................................................... 27
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Peralatan Pembangunan Gedung Rawat Inap Tower 1 Rumah Sakit Haji ....... 30
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Praktik kerja lapangan industri (PKLI) adalah mata kuliah wajib pada
program studi S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan untuk
mendukung kemampuan mahasiswa dalam pelajaran secara teori dan pekerjaan
di lapangan, serta menambah wawasan mahasiswa dalam bidang pembangunan
konstruksi.
1
Berdasarkan hal tersebut maka haruslah mengetahui teknik pelaksanaan
struktur kolom dan balok. Oleh karena itu pentingnya peninjauan pelaksanaan
pekerjaan struktur kolom dan balok ini sebagai media informasi untuk
mengetahui pelaksanaannya pada “TEKNIK PELAKSANAAN STRUKTUR
KOLOM DAN BALOK LANTAI 1 PADA PEMBANGUNAN GEDUNG
RUANG RAWAT INAP TOWER 1 RUMAH SAKIT HAJI JL. RUMAH
SAKIT HAJI, MEDAN ESTATE, SUMATERA UTARA” sesuai apa yang
dilihat pada pelaksanaan di lapangan.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
2
3. Mengetahui pemakaian bahan untuk membuat kolom proyek
pembangunan gedung rawat inap tower 1 rumah sakit haji.
4. Mengetahui pelaksanaan kolom dan balok lantai 1 rumah sakit haji
5. Mengetahui hubungan antara elemen kolom dan balok lantai 1 di rumah
sakit haji.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Hubungan fungsional
Hubungan fungsional adalah hubungan sesuai fungsi masing-masing
pihak dan kontraktor.Misalnya ada tahap selain di mana konsultan perencana
berfungsi sebagai perencana, kontraktor belum berfungsi. Demikian pula
sebaliknya konsultan pada kontruksi terdapat masalah yang berkaitan dengan
perencanaan, penyelesaian masalah tergantung hubungan kerjasama (kontrak)
antara pemilik dengan konsultan perencana dan kontraktor
2. Hubungan Kontrak
Hubungan kerjasama (kontrak) adalah hubungan berdasarkan kontrak
antara 2 pihak atau lebih yang terlibat kerjasama. Kontrak merupakan
sepekatan (perjanjian) secara sukarela antara 2 pihak yang mempunyai
kekuatan hokum. Kesepakatan ini dicapai setelah satu pihak penerima
penawaran yang diajukan oleh pihak lain untuk melakukan sesuatu
sebagaimana yang tercantum dalam penawaran.
a. Organisasi tradisional
Organisasi tradisional banyak/biasa digunakan pada proyek
kontruksi dengan kondisi biasa atau umum. Ide pembentukannya
didasarkan pada pendekatan pembentukan organisasi terpisah
4
(separation organkadon). Bentuk organisasi ini terdiri dari 3 pihak, yaitu
pemilik proyek yang bertindak sebagai manajemen proyek kontruksi,
konsultan desain sebagai perancang kontuksi dan di beberapa proyek
juga terdapat konsultan pengawas pelaksanaan kontruksi dan kontraktor
sebagai pelaksana kontruksi.
Pada organisasi tradisional, dikenal adanya kontraktor
utama.Pekerjaan kontruksi yang tidak dikerjakan untama disubkonkan
kepada kontraktor dapat melakukan pekerjaan spesialis tersebut dengan
lebih cepat, biaya yang lebih murah dan mutu yang lebih baik jika
dibandingkan dengan kontraktor utama.
5
Ciri-ciri organisasi Swakelola:
Pemilik proyek bertanggungjawab atas perencanaan dan pelaksanaan
proyek (bertindak juga sebagai konsultan sendiri perencana dan
kontraktor). Pekerjaan dapat dilakukan dengan kemampuan sendiri
secara fakultatif atau dilaksanakan kontrak atau subkontraktor
(optionalown forces uvnk, contractor and subcontractor).
Jenis kontrak yang diterapkan biasanya, hacaga tetap, haraga catuan,
atau kontrak kontruksi yang dinegosasikan. (Uxedeprice, unit price,
or negotiated contruction contracts).
6
manajemen) dan pihak-pihak lain (kontraktor, konsultan desain, dan
sebagainya), yang mempunyai tugas pengelola proyek secara terpadu
dari perencanaan proyek (project planning), desain dan pelaksanaan
kontruksi.
Manajemen kontruksi merupakan konsultan dan kontraktor
semacam ini disebut manajemen pendekatan paket pekerjaan.
Manajemen kontruksi merupakan suatu perusahaan atau organisasi
khusus yang melaksanakan praktek meanajemen kontruksi yaitu:
1. Bekerja bersama-sama pemilik proyek dan konsultan desain mulai
awal proyek dan membuat rekomendasi penyempurnaan desain.
2. Mengkonsultasikan alternative desain dan metode pelaksanaan
konstruksi yang tepat dan membuat analisa dampak alternatif
tersebut terhadap biaya dan jadwal kontruksi.
3. Memantau perkembangan proyek sedemikian rupa sehingga tidak
melampaui target yang telah ditetapkan pemilik proyek.
4. Koordinasi pengandaan peralatan,bahan dan seluruh kegiatan
kontraktor. Koordinasi hal-hal yang berkaitan dengan pembayaran
angsuran, perubahan, tuntutan, dan pemerikasaaan persyaratan
desain.
5. Melaksaakan dukungan atau pelayanan yang berkaitan dengan
proyek dan dibutuhkan pemilik proyek. Misalnya koordinasi
permohonan ijin seperti IMB.
d. Organisasi Turnkey
Pada proyek-proyek tertentu pemilik proyek memiliki
keterbatasan kemampuan teknis dan biaya untuk merealisasikan suatu
proyek, dan untuk mengatasi masalah tersebut pemilik proyek
menyerahkan tanggungjawab desain dan pelaksanaan kontruksi
(termasuk pembiayaan) pada suatu organisasi (investor, kontraktor)
pengaturan seperti hal dasar pembentukan organisasi turnkey
didasarkan pada organisasi terpadu yang menyerahkan semua kegiatan
(desain dan pelaksanaan kontruksi) pada suatu pihak. Di Indonesia telah
7
lama dilakukan proyek secara turnkey seperti proyek-proyek di industry
dan jalan tol.
8
b. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
telah dilakukan oleh penyedia jasa.
c. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.
d. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
e. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa
sejumlah biaya yang diperlukan.
f. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan.
g. Mengesahkan perubhaan dalam pekerjaan (bila terjadi).
h. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan
oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang
dikehendaki.
2. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan
bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, bidang sipil dan bidang lain
yang melekat erat membentuk sebuah sistem bangunan (Mukomoko, 2003).
Adapun tugas dan fungsi perencanaan adalah sebagai berikut :
a. Membantu pemilik proyek dalam perencanaan dan persiapan dokumen
kontrak.
b. Mengatur dan menyelenggarakan pekerjaan-pekerjaan pengukuran,
penelitian dan perencanaan teknis dalam pelaksanaan proyek.
c. Membuat gambar konstruksi, spesifikasi, peraturan dan standar-standar
yang harus dipenuhi.
d. Membuat perhitungan mengenai biaya dari proyek yang akan di bangun.
e. Memberikan penjelasan pekerjaan dan pelaksaan konstruksi fisik.
3. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah orang/badan yang mempunyai tugas
untuk mengawasi pelaksana dalam melakukan pekerjaan, pelaksana perlu
diawasi pekerjaannya oleh konsultan pengawas. Pengawas merupakan
perorangan dan juga perusahaan/badan usaha jasa konstruksi yang
mempergunakan keahlian dan juga memenuhi syarat selama melakukan
9
pekerjaan dibidang pengawasan terhadap jalannya konstruksi. Dipohusodo
(dalam Irika & Lenggogeni, 2013) Tugas Kosultan Pengawas yang terutama
adalah mengawal pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan konstruksi dari segi
kualitas, kuantitas, serta laju pencapaian volume.
4. Kontraktor (Pelaksana)
Kontraktor adalah seseorang atau badan usaha yang melaksanakan
pekerjaan dalam bidang industri jasa konstruksi yang mempergunakan
keahliannya dalam memenuhi syarat dalam mewujudkan konstruksi fisik dan
akan menerima imbalan pembayaran jumlah tertentu sesuai dengan perjanjian
dalam kontrak (Mukomuko, 2003) Adapun tugas dan fungsi pelaksana adalah
sebagai berikut:
a. Melakasanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan dan
syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan (aanvullings) dan syarat-syarat
tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa.
b. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang telah disahkan oleh konsultan
pengawas sebagai wakil pengguna jasa.
c. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam
peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.
d. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan,
mingguan dan bulanan.
e. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya
sesuai ketetapan yang berlaku.
10
b. Sebagai koordinasi dengan pihak-pihak konsultan yang terlibat dalam
proyek.
c. Bertanggung jawab terhadap kelancaran kegiatan pengendalian mutu dan
waktu pelaksanaan.
iv. Administrasi
Administrasi/pembukuan berfungsi sebagai penanggung jawab
masalah-masalah keuangan, akutansi/pembukuan, unsur-unsur umum dan
Sumber Daya Manusia (SDM) Proyek, gaji tenaga kerja sampai biaya
operasional serta bertanggung jawab langsung kepada direktur atas
terlaksananya dengan baik tugas yang diberikan (Mukomoko, 2003).
2.2 Peralatan
11
Tabel 2. 1 Peralatan-peralatan Pekerjaan Proyek
12
3. Bar Cutter Bar cutter merupakan sebuah
mesin atau alat pemotong
tulangan besi. Dalam proyek
berskala besar biasanya
menggunakan bar cutter listrik.
Bar Cutter listrik ini lebih mudah
untuk digunakan dibanding yang
manual selain menghemat energi
pekerja, bisa menghemat waktu Sumber: http://google.com
pengerjaan pemotongan besi.
Sumber: http://google.com
13
6. Concrete Vibrator adalah mesin yang
Vibrator mengalirkan getaran ke jarum
getar dari energi listrik (Frick,
1990)
Sumber: http://google.com
14
meningkat karena penjangkaran
secara meknanika (Widodo,
2012).
Sumber: http://google.com
15
12. Tower Crane Tower crane atau keran angkat
adalah alat yang digunakan
sebagai pengangkat material atau
bahan bangunan yang berat
(Frick, 1990).
Sumber: http://google.com
16
2.3 Bahan
Sumber: http://google.com
17
3. Air Air merupakan bahan penting
sebagai bahan pencampur
untuk beton. Air dan semen
jika dicampurkan akan
menjadi pasta pengikat
agregat. Air juga harus Sumber: http://google.com
diperhatikan jika dalam proses
pembuatan beton, jika terlalu
banyak air maka mutu dari
beton akan berkurang.
Sumber: http://google.com
2.4 Pelaksanaan
18
2.4.1 Metode Pekerjaan Balok
2. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian balok mengacu pada shop drawing yang
diberikan. Berikut adalah tahapan pekerjaan pembesian:
a. Pabrikasi Proses pabrikasi merupakan tahap pekerjaan pembesian
yang pertama, dan merupakan proses perakitan tulangan di suatu
tempat yang telah ditentukan, dan meliputi proses pemotongan,
pembengkokan dan penyambungan. Peralatan yang digunakan pada
saat pabrikasi:
Mesin pembengkok besi (bar bender)
Mesin pemotong besi (bar cutter)
b. Pemasangan Tulangan Tahapan pelaksanaan pekerjaan pembesian
harus mengacu pada instruksi yang diberikan, diantaranya membuat
dan melaksanakan pekerjaan pembesian harus sesuai dengan daftar
pemotongan dan pembengkokan besi tulangan dan tidak boleh
19
menyimpang dari gambar kerja yang sudah dibuat. Pembesian balok
dirangkai bersamaan dengan pemasangan bekisting, dan untuk
pembengkokan besi dilakukan di tempat pabrikasi besi.
3. Pekerjaan Pengecekan
Setelah selesai pemasangan bekisting serta penulangan pada
balok dilakukan pemeriksaan atau pengecekan tulangan agar tidak
terjadi kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan balok. Pengecekkan
balok dilakukan dengan menempatkan alat waterpass dimana tinggi alat
adalah setinggi marking pada kolom.
4. Pekerjaan Pembersihan
Setelah tahapan pengecekan oleh pengawas, dilakukan
pembersihan pada balok yang akan dicor dengan menggunakan
compressor udara. Hal ini dilakukan agar saat pengecoran tidak terdapat
material atau bahanbahan yang dapat mengurangi kekuatan beton.
5. Pekerjaan Pengecoran
Tahapan pengecoran adalah sebagai berikut:
a. Pihak kontraktor akan dapat melaksanakan pengecoran jika telah
mendapatkan persetujuan dari pihak manajemen konstruksi, jika
pekerjaan pembesian, pekerjaan bekisting, pekerjaan mekanikal dan
elektrikal telah selesai.
b. Semua pekerjaan pembesian yang dipasang harus sesuai dengan
gambar rencana, termasuk semua ikatan-ikatan dan sengkang yang
sudah dipasang.
c. Semua lantai pengecoran dibersihkan dari segala macam kotoran
dengan cara disemprotkan menggunakan compressor udara.
d. Beton jadi yang digunakan dalam pekerjaan pengecoran, setelah tiba
di lokasi proyek, dilakukan pengujian slump test dengan standar uji
yang berlaku yakni (12 + 2) cm.
20
e. Pada beton ready mix, dicampurkan bahan adiktif untuk
mempercepat pengerasan beton. Komposisinya yaitu, tiap 1m3 beton
ditambahkan 1800 ml bahan adiktif.
f. Untuk memadatkan beton pada proyek ini, menggunakan alat
penggetar (vibrator), yang berfungsi untuk menghindari terjadinya
keropos pada betonakibat timbulnya rongga-rongga pada beton.
g. Pengecoran balok dilakukan bersamaan dengan pengecoran plat
lantai.
h. Beton yang akan dituang, ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi
pengecoran.
i. Untuk mendistribusikan beton keatas (balok), pada proyek ini
menggunakan alat yaitu pompa beton (Concrete pump)
j. Setelah beton dituangkan ke lokasi pengecoran, beton disebarkan
pada area balok, kemudian permukaan lantai diratakan, setelah
diratakan, permukaan balok kemudian dihaluskan menggunakan
kayu perata, setelah itu beton disebarkan di area plat lantai.
6. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting balok, dilakukan 7 hari setelah
pengecoran. Untuk pembongkaran bekisting, cara yang digunakan yaitu
dengan cara membuka papan bekisting dengan palu dan lingis.
21
2.4.2 Metode Pekerjaan Kolom
1. Menentukan As Kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan
pematokan. Hal ini disesuaikan dengan gambar yang telah
direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat
seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
2. Proses Pelaksanaan
Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan
shop drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan
bersama dari titik BM (Bench Mark) terdekat.
Buat as kolom dari garis bantu.
Pemasangan patokas bangunan/kolom (tanda berupa garis dari
sipatan).
3. Pembesian Kolom
Pembesian atau perakitan tulangan kolom dikerjakan di tempat.
Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum
pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan
utama dengan kapur.
Pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan
sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang
beton deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai
selimut beton.
22
Kontrol kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan
pengecoran meliputi kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi
bekisting, posisi dan penempatatan pembesian, jarak antar tulangan,
panjang penjangkaran, ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran
baja tulangan yang digunakan, posisi penempatan water stop.
Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran. Pada
saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete mixer
Truck diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang
tercantum dalam spesifikasi. Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan
dilakukan bersama-sama dengan konsultan pengawas untuk
selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas.
6. Pengecoran Kolom
Langkah Kerja pada pekerjaan pengecoran kolom sebagai berikut:
23
Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor
harus benar-benar bersih dari kotoran agar tidak membahayakan
konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang
dibantu dengan penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini
pengecoran dilakukan secara sekaligus balok dan pelat seluruh
lantai. Untuk mempercepat proses pengecoran dipakai Concrete
Pump. Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan
agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses
pengecoran berlangsung, pemadatan beton menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara
serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal. Selanjutnya
finishing lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena
selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai.
24
8. Perawatan Kolom
Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan
sistem kompon, yaitu dengan disiram 3 kali sehari selama 3 hari.
Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram/membasahi
beton 2 kali sehari selama 1 minggu.
25
Pada bengkokan tulangan besi terdapat pada peraturan SNI 2847-
2019 mengenai bengkokan minimum besi untuk sengkang, ikat silang dan
sengkang pengekang sebagai berikut:
Tipe Kait ukuran batang Diameter sisi Perpanjangan Tipe kait standar
standar dalam lurus,mm
bengkokan
minimum
26
BAB III
TEKNIK PELAKSANAAN
27
e. Lingkup Pekerjaan : Struktur, Arsitektur, MEEP
f. Sumber Dana : APBD Provinsi Sumatera Utara TA 2022-2023
g. Penyedia Jasa : KSO ADHI – PENTA
h. Konsultan MK : PT. ARTEFAK ARKINDO
i. Waktu Pelaksanaan : 450 (Empat Ratus Lima Puluh) hari kalender
j. Waktu Pemeliharaan : 365 (Tiga Ratus Enam Puluh Lima) hari
kalender
28
Gambar 3. 2 Struktur Organisasi KSO ADHI-PENTA
Sumber: Dokumentasi Pribadi
29
3.2 Peralatan Pekerjaan Kolom dan Balok lantai 1
30
No. Alat Fungsi/Penjelasan Gambar
31
No. Alat Fungsi/Penjelasan Gambar
32
No. Alat Fungsi/Penjelasan Gambar
33
No. Alat Fungsi/Penjelasan Gambar
34
No. Alat Fungsi/Penjelasan Gambar
lainnya.
Sumber: Gambar Dokumentasi
Lapangan
35
Tabel 3. 2 Bahan Pekerjan Kolom dan Balok Lantai 1
36
No. Bahan Fungsi/penjelasan Gambar
lengket ke papan bekisting
37
Pemasangan
Pemasangan Pemasangan
Scaffolding
Bekisting Balok Besi Balok
(Perancah)
Pemberian
Pengecoran Pembersihan
minyak mould
Pelepasan Perawatan
Bekisting Balok Balok
38
3.4.1.2 Pemasangan Bekisting Balok
Pada Bekisting Balok terdapat 2 bagian yaitu bagian
bawah (bondeman) dan bagian samping (tembereng). Bondeman
dipikul oleh scaffolding, sedangkan untuk tembereng diberikan
besi siku atau tiroid agar bekisting tidak lepas atau berubah pada
saat pengecoran.
39
sengkang balok menggunakan D13 dan diikat menggunakan
kawat bendrat.
3.4.1.4 Pembersihan
Pembersihan balok berguna untuk mengambil sisa sisa
potongan kawat bendrat yang dipotong saat pemberian sengkang
balok.
3.4.1.6 Pengecoran
Pada pengecoran balok dilaksanakan berbarengan dengan
pelat lantai dengan mutu beton fc’ 30 MPa. Mesin vibrator
digunakan untuk mengeluarkan gelembung gelembung udara
yang ada pada beton hingga ke bagian dalamnya, agar beton tidak
keropos saat diberikan pembebanan.
40
Pemindahan
Pembesian
Tulangan Besi Marking Kolom
Kolom
Kolom
Perlepasan Pemasangan
Pengecoran
Bekisting Bekisting
Kolom
Kolom Kolom
Perawatan
Kolom
41
Tulangan untuk balok penunjang bekisting dicor pada saat
pengecoran lantai dan balok.
42
area kolom akan dibersihkan dari kotoran agar tidak mengurangi
mutu kolom nantinya.
3.4.2.4 Pengecoran
43
Pengecoran kolom dilakukan dengan menggunakan bucket
cor beton yang diangkat menggunakan tower crane. Bucket cor
diberikan pipa kremi untuk mempermudah mengarahkan beton
cair menuju ke dalam bekisting kolom. Pada saat pengecoran,
terdapat 3 pekerja yang bekerja yaitu 1 pekerja pada bucket cor, 1
pekerja mengarahkan pipa kremi, dan 1 pekerja lainnya
menggunakan vibrator mesin.
44
Sumber: Gambar Dokumentasi Lapangan
Sambungan kolom dan balok yaitu sambungan menerus dan untuk ujung
balok sudah sesuai dengan teori yang ada di SNI 2847 dan juga buku yaitu
bagian tulangan atas dibengkokkan kebawah dan tulangan bawah dibenggkokkan
ke atas. Pada sengkang balok di dalam kolom tidak ada diberikan.
45
Sumber: Gambar Dokumentasi Lapangan
46
BAB IV
4.1 Kesimpulan
47
dikarenakan pada bulan November 2022 sering terjadinya hujan maka
perawatan beton memakai air hujan namun tetap mengawasi kelembaban
dari kolom tersebut untuk berjaga-jaga jika beton mengalami
kekeringan(butuh diberi air).
4.1.5 Hubungan Kolom Lantai 1 dengan lantai 1 sudah sesuai dengan SNI
2847-2019 dan buku-buku pedoman.
4.2 Kendala
Beberapa kendala dalam pembuatan kolom dan balok pada lantai 1 yaitu
sebagai berikut:
4.2.1 Sering terjadi hujan deras pada pembangunan balok lantai 1. Pekerjaan
pengecoran harus dihentikan karena pada pekerjaan pelat belum ada
penambalan pada bekisting yang tidak rata (bolong).
4.2.2 Truck mixer sering dipesan terlalu cepat oleh pihak logistik hingga ada
membuat jumlah slump test beberapa truck mixer menyentuh angka yang
cukup tinggi sehingga pada saat pengecoran pompa kodok harus diberi
sedikit air agar mampu mendorong beton ready mix
4.3 Saran
4.3.1 Pada saat jadwal pengecoran harus mengetahui estimasi durasi dari
pekerjaan tukang setting pipa pompa, durasi pengecoran dan durasi
waktu truck mixer datang ke lokasi proyek.
4.3.2
48
DAFTAR PUSTAKA
Almufid. (2015). Beton Mutu Tinggi dengan bahan Tambahan. Fondasi, 81-87.
Badan Standarisasi Nasional (2019). SNI 2847:2019 Persyaratan Beton Struktural untuk
Bangunan Gedung dan Pejelasan. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional
Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik. (1971).
Peraturan Beton Bertulang Indonesia. bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan
Masalah Bangunan.
Hendra, & Dkk. (2021). Analisis Struktur Gedung Tahan Gempa dengan Metode Sistem
Ganda (Dual System). Construction and Material Journal, 189-196.
Nasional, B. S. (2019). SNI 2847:2019 Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung
dan penjelasan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
Onibala, C. E., Inkiriwang, R., & Sibi, M. (2018). Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Dalam Proyek Pembangunan Sekolah SMK Santa Fimilia Kota Tomohon. Sipil
Statik, 11.
Prayuda, H., & Pujianto, A. (2018). Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi Menggunakan
Komparasi Agregat Gamalama, Agregay Merapi dan Agregat Kali Progo. Jurnal
Riset Rekayasa Sipil, 1-10.
Rostiyanti, S. F. (2008). Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi Edisi Kedua. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Rostiyanti, S. F. (2008). Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi Edisi Kedua. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
49
Sinaga, J. G., Siallagan, A. N., & Suhairiani. (2020). Teknik Pelaksanaan Pekerjaan PILE
CAP pada Pondasi Gedung Rumah Sakit Grand Mitra Medika di Jalan S.Parman
Medan. IJCEE, 27-33.
Hendra, & Dkk. (2021). Analisis Struktur Gedung Tahan Gempa dengan Metode Sistem
Ganda (Dual System). Construction and Material Journal, 189-196.
Mulatief, R. L., Ratnayanti, R. K., & Firdaus, A. (2021). Perbandingan Waktu dan Biaya
Concrete Pump dan Concrete Bucket pada Proyek Gedung Telkom University
Landmark Tower. Teknik Sipil Itenas, 1-13.
Nasional, B. S. (2019). SNI 2847:2019 Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung
dan penjelasan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
Onibala, C. E., Inkiriwang, R., & Sibi, M. (2018). Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Dalam Proyek Pembangunan Sekolah SMK Santa Fimilia Kota Tomohon. Sipil
Statik, 11.
Prayuda, H., & Pujianto, A. (2018). Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi Menggunakan
Komparasi Agregat Gamalama, Agregay Merapi dan Agregat Kali Progo. Jurnal
Riset Rekayasa Sipil, 1-10.
Rostiyanti, S. F. (2008). Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi Edisi Kedua. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Rostiyanti, S. F. (2008). Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi Edisi Kedua. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
50
Salim, A., & Santoso, I. (2018). OPTIMASI PRODUKSI BETON READY MIX DENGAN
METODE LINEAR PROGRAMMING. Mitra Teknik Sipil, 65-71.
Sinaga, J. G., Siallagan, A. N., & Suhairiani. (2020). Teknik Pelaksanaan Pekerjaan PILE
CAP pada Pondasi Gedung Rumah Sakit Grand Mitra Medika di Jalan S.Parman
Medan. IJCEE, 27-33.
Siswanto, A., & Salim, A. (2019). MANAJEMEN PROYEK. Semarang: CV. Pilar Nusantara.
Sobur, A., & Rukiah. (2012). BAHAN DAN PERALATAN FASILITAS KONSTRUKSI.
Jakarta: Pusat Pendidikan Administrasi Lembaga Pendidikan Polri.
Tunas, F., Tjakra, J., & Inkiriwang, R. (2020). METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
BALOK DAN PLAT LANTAI DUA PADA PEMBANGUNAN MALL
PELAYANAN PUBLIK (MPP) MANADO. Jurnal Sipil Statik, 901-910.
51