Anda di halaman 1dari 19

PROJECT LIFE CYCLE, PELELANGAN, DAN KONTRAK

KONSTRUKSI

LAPORAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

Oleh:

KELOMPOK I KELAS PARALEL 1

1. Ignatius Palty Reynara (1905511125)


2. Ni Kadek Linda Suputri (1905511131)
3. Kadek Ryo Aryawan (1905511137)
4. Nyoman Adi Widnyana (1905511139)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat-Nya lah Laporan
Manajemen Konstruksi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini merupakan salah satu prasyarat bagi Mahasiswa Program Studi Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana yang mengikuti mata kuliah Manajemen
Konstruksi.
Dalam penyusunan laporan ini penyusun banyak mendapat bimbingan dan
informasi dari berbagai pihak, oleh karena itu kali ini penyusun ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ir. Mayun Nadiasa, MT selaku dosen pengajar dalam mata kuliah
Manajemen Konstruksi.
2. Semua pihak yang turut membantu kami dalam menyelesaikan Laporan
Praktikum Teknologi Bahan.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
sangat diharapkan saran–saran maupun kritik–kritik yang sifatnya membangun dari
pembaca, sebagai bahan pertimbangan dan penyempurnaan laporan ini di masa
mendatang.

Denpasar, 16 Februari 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................................... 4
BAB I PROJECT LIFE CYCLE ....................................................................................................................... 5
1.1 Pengertian Project Life Cycle ............................................................................................ 5
1.2 Siklus Hidup Proyek (Project Life Cycle).......................................................................... 5
1.3 Tahap Inisiasi (Initiation Phase) ......................................................................................... 5
1.4 Tahap Studi Kelayakan Proyek (Feasibility Project) ......................................................... 6
1.4.1 Tahap Perencanaan dan Pengembangan (Planning and Develop phase) . 6
1.4.2 Tahap Pengadaan (Procurement) .............................................................. 6
1.4.3 Tahap Pelaksanaan dan Pengontrolan (Execution and Controll phase) .... 7
1.4.4 Tahap Penyelesaian proyek (Closing phase) ............................................. 7
1.4.5 Tahap Operasional dan Pemeliharaan (Operational & Maintanance Phase)
....................................................................................................................... 7
1.4.6 Tahap Evaluasi Proyek (Evaluation) ........................................................... 8
BAB II PROSES PELELANGAN PEKERJAAN JASA KONSTRUKSI ................................................................. 9
2.1 Pendahuluan ....................................................................................................................... 9
2.2Pengumuman Pelelangan .................................................................................................... 9
2.3 Pendaftaran Peserta Lelang ................................................................................................ 9
2.4 Pengambilan Dokumen Lelang ........................................................................................ 10
2.5 Penjelasan Lelang (Aanwijzing) ...................................................................................... 10
2.6 Peninjauan Lapangan ....................................................................................................... 10
2.7 Penyampaian Berita Acara Penjelasan Lelang dan Adendum (Aanvouling) ................... 10
2.8 Penyampaian Dokumen Penawaran ................................................................................. 11
2.9 Pembukaan Dokumen Penawaran .................................................................................... 11
2.10 Evaluasi Penawaran........................................................................................................ 11
2.11 Usulan Calon Pemenang Lelang .................................................................................... 11
2.12 Penetapan Pemenang Lelang.......................................................................................... 12
2.13 Pengumuman Pemenang Lelang .................................................................................... 12
2.14 Aktor-Aktor Penting dalam Penyiapan Dokumen Penawaran ....................................... 12
BAB III KONTRAK KERJA KONSTRUKSI ................................................................................................... 14
3.1 Pengertian Kontrak Kerja Konstruksi .............................................................................................. 14
3.2 Unsur-Unsur dalam Kontrak Konstruksi.......................................................................................... 14
3.3 Penyelenggaraan Kontrak Kerja Konstruksi .................................................................................... 14

2
Daftar Pustaka....................................................................................................................................... 17

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Skema Tahap (Fase) Suatu Proyek Konstruksi ................................................................... 8

4
BAB I
PROJECT LIFE CYCLE

1.1 Pengertian Project Life Cycle

Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi selalu diawali dengan tahap dimana
biasanya dilakukan survei dan pengumpulan informasi dari proyek yang akan menjadi
rencana ke depan, sampai proses selanjutnya yaitu berupa tahap kelayakan proyek,
kemudian tahap perencanaan, pelaksanaan, operasianal dan evaluasi suatu proyek. Semua
urutan tahapan tersebut merupakan suatu tata cara yang lazim terjadi pada pelaksanaan
proyek konstruksi yang biasa disebut sebagai siklus hidup suatu proyek (Project Life
Cycle).

1.2 Siklus Hidup Proyek (Project Life Cycle)

Siklus proyek konstruksi (project life cycle) terdiri dari 8 tahap (phase), yaitu
 Tahap Inisiasi proyek (Initiation phase),
 Tahap Studi Kelayakan Proyek (Feasibility Project)
 Tahap Perencanaan dan Pengembangan (Planning-Develop phase)
 Tahap Pengadaan (Procurement Phase)
 Tahap Pelaksanaan dan Pengontrolan (Execution & Controll phase)
 Tahap Penyelesaian proyek (Closing phase)
 Tahap Operasional dan Pemeliharaan (Operational & Maintanance)
 Tahap Evaluasi Proyek (Evaluation)
1.3 Tahap Inisiasi (Initiation Phase)

Tahap ini merupakan tahap dimana masih berupa tahap pengenalan suatu
proyek yang akan dikerjakan yaitu berupa tahap konseptual atau pengenalan identitas
suatu proyek. Biasanya pada tahap ini masih dilakukan suatu survei terhadap proyek
yang akan direncanakan ke depan dan pengumpulan informasi yang dilakukan oleh
suatu manajemen panitia, sehingga dapat memberikan suatu gambaran umum dari
proyek yang akan dikerjakan. Tahap ini merupakan tahap untuk dilanjutkannya suatu
studi kelayakan atau tidak, bisa saja pada tahap ini jika hasil survei dilapangan tidak
memungkinkan dilaksanakan proyek maka proses selanjutnya tidak akan dilakukan.

5
1.4 Tahap Studi Kelayakan Proyek (Feasibility Project)

Setelah melalui tahap konseptual atau pengenalan dari suatu proyek yang akan
dilakukan maka tahap ini menganalisis apakah suatu proyek dapat dilaksanakan atau
tidak (Feasible or Infeasible). Sehingga dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya, jika
proyek tersebut dinyatakan layak. Pada tahap ini umumnya dilakukan suatu
pembentukan tim gugus untuk melakukan suatu analisis studi kelayakan dari proyek
yang akan digarap, tim ini biasanya terdiri dari beberapa disiplin ilmu mulai dari tim
teknis, ekonomi, finansial, lingkungan, legal, dsb. Kemudian hasil dari laporan studi
kelayakan tersebut berupa rekomendasi kepada pemilik proyek apakah proyek ini
layak dikerjakan atau sebaliknya.

1.4.1 Tahap Perencanaan dan Pengembangan (Planning and Develop phase)

Tahap perencanaan merupakan tahap yang paling penting dimana


membutuhkan banyak waktu dan personel yang terlibat sesuai dengan besar kecilnya
proyek. Output dari tahap ini diantaranya struktur dan tim proyek, gambar detail
disain, scope pekerjaan, data teknis, jadwal proyek, jadwal pekerja, jadwal
material/pembelanjaan, prosedur-prosedur, dan hal-hal detail lainnya. Tahap
perencanaan ini merupakan kunci keberhasilan tahap proyek selanjutnya. Pada tahap
perencanaan biasanya dilakukan tahap pengembangan akan desain perencanaan yang
dibuat, biasanya penyempurnaan dari rancangan awal berupa penyempurnaan teknis,
fungsi, kualitas dan biaya. Pada tahap pengembangan suatu rekayasa nilai (Value
Engineering) biasanya dapat mendukung dalam melakukan efisiensi biaya proyek ke
depannya.

1.4.2 Tahap Pengadaan (Procurement)

Pada tahap ini merupakan tahap mengajukan suatu tender kepada pemilik
proyek dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan baik berupa anggaran
proyek, spesifikasi, gambar kerja, kontrak, dsb. Pada tahap ini pihak
pelaksana/kontraktor akan mengajukan dokumen tender sesuai dengan ketentuan dari
penyelenggara tender tersebut. Bentuk tender/pelelangan dapat berupa penunjukan
langsung, pemilihan langsung dan pelelangan terbuka (Umum). Pada tahap ini pula
dilakukan seleksi akan dokumen tender yang diajukan oleh kandidat pelaksana suatu
proyek, kemudian dilakukan pengumuman pemenang dari tender tersebut.
6
1.4.3 Tahap Pelaksanaan dan Pengontrolan (Execution and Controll phase)

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan atau implementasi dari suatu proyek
yang telah direncanakan, pada tahap ini banyak sumber daya yang akan digunakan
seperti material, mesin, uang, metode, tenaga kerja, pada tahap inilah suatu proyek
dapat terealisasi setelah memalui tahap perencanaan. Dalam siklus hidup proyek
konstruksi tahap pelaksanaan merupakan tahap yang paling kompleks akan timbulnya
masalah, mulai dari masalah teknis, keuangan, klaim sampai masalah sosial, sehingga
pada tahap ini perluh dilakukan suatu proses pengontrolan dalam kegiatan
pelaksanaannya serta pengendalian dari penyimpangan yang terjadi.

1.4.4 Tahap Penyelesaian proyek (Closing phase)

Tahap ini terdiri dari masa perawatan dan serah terima. Proses serah terima
umumnya dibagi dua tahap, tahap pertama setelah pekerjaan konstruksi selesai dan
siap digunakan dan selanjutnya setelah masa perawatan selesai. Output dari tahap ini
adalah final dokumen yang berisikan semua dokumen kontrol dalam tahap konstruksi,
gambar final (as built drawing), manual operasi dan berita acara serah terima atau
penyelesaian proyek yang merupakan tahap akhir dari sebuah proyek. Pada tahap ini
kualitas dari suatu hasil produk proyek harus menjadi prioritas agar hubungan kerja
sama antara pemilik dan pelaksana proyek tidak berhenti begitu saja akibat adanya
penyimpangan dalam hal kualitas, maka dari itu masa perawatan umumnya diberikan
oleh pihak pelaksana berdasarkan waktu yang telah ditentukan dalam kontrak.

1.4.5 Tahap Operasional dan Pemeliharaan (Operational & Maintanance Phase)

Tahap ini merupakan tahap lanjutan setelah proyek selesai terealisasikan,


dimana pada tahap ini dilakukan operasional dari hasil produk tersebut sesuai
fungsinya serta dilakukan proses perawatan selama umur proyek tersebut. Tahap ini
merupakan tahap yang memiliki siklus hidup terpanjang dari semua tahapan, dimana
pada tahap ini akan berlangsung suatu proses operasional dan perawatan akan hasil
produk proyek selama umur yang akan difungsikan. Tahap ini memerlukan suatu
manajemen perawatan dan operasional fungsi yang baik agar hasil produk dari suatu
investasi proyek yang telah dilaksanakan dapat berjalan sesuai rencana pada tahap
studi kelayakannya.

7
1.4.6 Tahap Evaluasi Proyek (Evaluation)

Dimana pada tahap ini dilakukan suatu analisis evaluasi setelah


mendekati umur dari suatu produk proyek, pada tahap ini pula dilakukan suatu
pengambilan keputusan dari hasil evaluasi apakah akan dilakukan Perbaikan (Repair)
atau dibuat baru kembali sehingga akan kembali lagi pada tahap awal yaitu tahap
inisiasi proyek. Tahap ini umumnya berupa analisis evaluasi dari kondisi fisik produk
proyek konstruksi yang telah mendekati atau melampaui umur rencana, sehingga
keputusan akan dilakukannya tindak lanjut dari produk proyek tersebut akan
diputuskan pada tahap ini. Hal ini tentunya tergantung dari kondisi fisik produk
konstruksi dan kondisi finansial pemilik, sehingga sangat mempengaruhi hasil
keputusan evaluasinya.

Gambar 1. 1 Skema Tahap (Fase) Suatu Proyek Konstruksi

8
BAB II
PROSES PELELANGAN PEKERJAAN JASA KONSTRUKSI

2.1 Pendahuluan

Sebagai bagian dari suatu rangkaian proyek pembangunan yang diselenggarakan


pemerintah maupun lembaga swasta, dapat dikatakan bahwa pelelangan jasa konstruksi
merupakan bagian sangat penting. Sebab, pada saat pelelangan tersebut panitia lelang
dapat menilai kadar profesionalisme setiap peserta lelang sebagai calon penyedia jasa.
Pada saat pelelangan, panitia lelang akan menemukan banyak alternatif calon penyedia
jasa pembangunan gedung, bangunan atau utilitas publik lainnya. Singkatnya, dari
peristiwa pelelangan akan dapat diketahui kapabilitas dan profesionalisme sebuah
perusahaan jasa konstruksi. Kapabilitas dan profesionalisme sebuah perusaha- an jasa
konstruksi atau calon penyedia jasa sedikit banyak tercermin dari cara mereka
mempresentasi kan Dokumen Penawaran.

2.2Pengumuman Pelelangan

Rangkaian kegiatan proses pelelangan jasa konstruksi dimulai saat panitia lelang
mengeluarkan Pengumuman Pelelangan. Berawal dari Pengumuman Pelelangan inilah
perjalanan panjang sebuah proyek atau pekerjaan pembangunan dimulai. Pengumuman
Pelelangan secara terbuka diberitahukan pada ma syarakat melalui pemuatan dalam surat
kabar lokal maupun nasional dan melalui internet.

2.3 Pendaftaran Peserta Lelang

Pendaftaran calon peserta lelang dimulai. Beberapa perusahaan jasa konstruksi mulai
berdatangan ke sekretariat panitia lelang untuk mendaftarkan perusahaannya. Tentu saja,
setiap perusahaan jasa konstruksi yang mendaftar terlebih dahulu secara teliti, harus
mencermati persyaratan umum yang ditetapkan oleh panitia lelang . Pencermatan itu
harus dilakukan untuk menjaga agar keikutsertaan perusahaan jasa konstruksi dalam
sebuah pelelangan tidak sia - sia mengingat biaya yang harus dikeluarkan untuk
mengikuti pelelangan ini ti dak sedikit.

9
2.4 Pengambilan Dokumen Lelang

Pimpinan perusahaan calon peserta lelang atau wakilnya dapat secara langsung
mengambil Dokumen Lelang dari panitia lelang Dokumen Lelang adalah dokumen yang
berisi data lelang dan digunakan oleh peserta lelang sebagai acuan untuk menyusun
Dokumen Penawaran. Dokumen Lelang terdiri dari:
1. Rencana Kerja dan Syarat - syarat (RKS)
2. Gambar Kerja
3. Formulir Isian Kualifikasi Mengacu pada Dokumen Lelang tersebut perusahaan jasa
konstruksi yang mendaftarkan diri untuk mengikuti lelang mulai menghitung Rencana
Anggaran Biaya (RAB) dan menyusun Dokumen Penawaran.

Dengan demikian, acuan calon peserta lelang dalam menyusun Dokumen Penawaran
adalah:

1. Rencana Kerja dan Syarat - syarat


2. Gambar Kerja
3. Formulir Isian Kualifikasi
4. Berita Acara Penjelasan (Aanvouling)

2.5 Penjelasan Lelang (Aanwijzing)

Penjelasan Pekerjaan (Aanvouling) yang diselenggarakan di sekretariat panitia lelang.


Dalam acara ini, panitia lelang bertemu dan duduk bersama dengan calon peserta lelang
untuk membahas semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilelangkan, termasuk
juga tata cara penyampaian Dokumen Penawaran.

2.6 Peninjauan Lapangan

Pada saat peninjauan lapangan inilah, calon pe serta lelang dapat melihat secara
langsung calon lokasi proyek. Dalam peninjauan ini, panitia lelang menjelaskan berbagai
hal terkait dengan lokasi pekerjaan yang dilelangkan tersebut.

2.7 Penyampaian Berita Acara Penjelasan Lelang dan Adendum (Aanvouling)

Berita Acara Penjelasan Lelang (Aanvouling) dapat diambil oleh calon peserta lelang.
Dalam Berita Acara tersebut dimuat beberapa perubahan syarat - syarat penyampaian
Dokumen Penawaran. Sering terjadi juga perubahan perubahan Gambar Kerja. Oleh

10
sebab itu, Berita Aca ra Penjelasan Lelang inilah yang menjadi dasar utama penyusunan
Dokumen Penawaran

2.8 Penyampaian Dokumen Penawaran

Setelah menghadiri Penjelasan Lelang dan Peninjauan Lapangan, setiap perusahaan


jasa konstruksi calon peserta lelang mulai bekerja keras untuk menyusun Dokumen
Penawaran dan menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) pekerjaan yang di lelangkan

2.9 Pembukaan Dokumen Penawaran

Dalam acara itu semua calon peserta lelang (yang sekarang disebut peserta lelang)
hadir untuk memasukkan Dokumen Penawaran yang telah disusunnya. Pada tahap ini
berlaku ketentuan bahwa Dokumen Penawaran yang disampaikan setelah waktu
penyampaian Dokumen Penawaran ditutup akan ditolak karena telah melewati batas
waktu. Pembukaan Dokumen Penawaran adalah tahap penting dalam perjalanan sebuah
proyek. Dalam acara Pembukaan Dokumen Penawaran itulah akan terlihat bagaimana
kesiapan masing - masing peserta lelang dalam menyusun Dokumen Penawaran. Dari
tahap Pembukaan Dokumen Penawaran ini segera diketahui peserta lelang mana saja
yang lolos seleksi administrasi umum beserta nilai penawarannya. Selanjutnya, nilai
penawaran masing - masing peserta lelang tersebut akan menentukan peringkat
pembukaan penawaran yang dapat diketahui oleh semua peserta lelang.

2.10 Evaluasi Penawaran

Panitia lelang melakukan Evaluasi Penawaran, yakni memeriksa dan menilai


Dokumen Penawaran yang telah disampaikan peserta lelang pada panitia lelang. Evaluasi
Penawaran meliputi evaluasi administrasi, evaluasi teknis dan evaluasi harga berdasarkan
kriteria, metode dan tata cara evaluasi yang telah ditetapkan dalam RKS.
Panitia lelang paling tidak memeriksa 3 (tiga) penawar terendah dari peserta lelang
yang dinyatakan lolos saat Pembukaan Dokumen Penawaran. Hal yang diperiksa adalah
evaluasi administrasi, evaluasi teknis, dan evaluasi harga.

2.11 Usulan Calon Pemenang Lelang

Setelah selesai melakukan evaluasi penawaran secara menyeluruh, panitia lelang


menarik satu kesimpulan. Kesimpulan tersebut dituangkan dalam Berita Acara Hasil
Pelelangan (BAHP). Berita acara tersebut memuat semua hal yang berkaitan dengan hasil
11
pelaksanaan pelelangan, cara penilaian, rumus rumus yang digunakan dalam evaluasi
hingga urutan-urutan calon pemenang. Berita Acara Hasil Pelelangan ini ditandatangani
oleh ketua dan semua anggota panitia lelang

2.12 Penetapan Pemenang Lelang

Selesai membuat Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP), kemudian panitia lelang
mengadakan rapat untuk menetapkan pemenang lelang. Panitia akan menetapkan calon
pemenang lelang yang dianggap akan memberikan keuntungan bagi negara, maksud nya:
1. Calon pemenang lelang dianggap dapat memberikan keuntungan finansial pada
Negara karena menawarkan harga pekerjaan yang berada di bawah Pagu Dana yang
telah ditentukan.
2. Calon pemenang lelang dianggap sebagai pe rusahaan jasa konstruksi yang telah
memiliki pengalaman memadai untuk mengerjakan proyek dimaksud, memiliki
reputasi baik (tidak termasuk daftar hitam perusahaan), memiliki kemampuan
keuangan yang memadai, memiliki peralatan yang lengkap, dan sebagainya.

2.13 Pengumuman Pemenang Lelang

Pemenang lelang yang telah ditetapkan melalui rapat panitia lelang akan diumumkan
pada masyarakat melalui pengumuman yang ditempel pada sekretariat panitia lelang agar
dapat diketahui masyarakat umum. Selain itu, tentu saja, peserta lelang yang menjadi
pemenang mendapat pemberitahuan resmi terkait dengan hasil rapat penetapan pemenang
lelang yang dilakukan panitia lelang.

2.14 Aktor-Aktor Penting dalam Penyiapan Dokumen Penawaran

Aktor - aktor Penting dalam Penyiapan Dokumen Penawaran untuk mempersiapkan


sebuah Dokumen Penawaran dengan baik diperlukan beberapa pihak yang memegang
peranan penting. Dalam buku ini, penulis menyebut pihak - pihak tersebut sebagai aktor -
aktor yang terlibat penuh dalam penyiapan Dokumen Penawaran.
1. Pimpinan Perusahaan
Pimpinan perusahaan memimpin lang sung penyiapan Dokumen Penawaran.
Tetapi, dalam kasus di mana seorang Pimpinan Perusahaan memiliki kesibukan yang
sangat padat, maka dia dapat memberikan kuasa pada direksi lain yang namanya

12
tercantum dalam akta pendirian perusahaan dan perubahannya untuk mengurus
segala sesuatu yung berskaitan dengan sebuah pelelangan.
2. Perencana Sipil
Setiap perusahaan jasa kon struksi memerlukan perencana sipil yang cakap dan
berpengalaman. Perencana sipil yang cakap dan ber pengalaman dalam dunia
konstruksi akan mampu menghitung RAB dengan cermat sehingga perusaha an
tersebut tidak mengalami kerugian bila mendapat kan pekerjaan yang dilelangkan.
Perencana sipil bertugas:
a. Mengikuti Aanwijzing
b. Menghitung Rencana Anggaran Biaya dari pe kerjaan yang dilelangkan
c. Menyelesaikan masalah - masalah yang ter kait dengan konstruksi bangunan
dari peker Jaan yang dilelangkan.
3. Perencana Arsitektur
Perencana arsitektur bekerja sama dengan pe rencana sipil dalam menyiapkan
Dokumen Penawaran. Bila perencana sipil bertanggung jawab menyele saikan
masalah konstruksi bangunan, maka seorang perencana arsitektur bertanggung jawab
untuk menelaah disain bangunan yang terdapat dalam gambar kerja pekerjaan yang
dilelangkan
4. Administrator proyek
Kendala untuk mengikuti lelang tersebut mengingat Dokumen Penawaran memuat
cukup banyak dokumen - dokumen yang membutuhkan ketelitian untuk
menyusunnya. Mengingat hal tersebut di atas, dibutuhkan sifat serius, teliti dan
cermat dalam diri seorang administrator proyek. Adapun tugas dan tanggung jawab
Administrator Proyek dalam menyiapkan dokumen penawaranan antara lain:
1. Membuat surat - surat yang diperlukan dalam penyusunan Dokumen Penawaran
2. Mengikuti Aanwijzing
3. Mengumpulkan dokumen administrasi per usahaan yang diperlukan dalam
penyusunan dokumen Penawaran
4. Menyusun Dokumen Penawaran
5. Mengikuti Pembukaan Dokumen Penawaran

13
BAB III
KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

3.1 Pengertian Kontrak Kerja Konstruksi

Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi Pasal 1 Ayat
8, Kontrak Kerja Konstruksi adalah keseluruhan dokumen kontrak yang mengatur
hubungan hukum antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan Jasa
Konstruksi.

3.2 Unsur-Unsur dalam Kontrak Konstruksi

Unsur-unsur yang harus ada dalam kontrak konstruksi adalah


1. Adanya subjek, yaitu pengguna jasa dan penyedia jasa;
2. Adanya objek, yaitu konstruksi;
3. Adanya dokumen yang mengatur hubungan antara pengguna jasa dan penyedia jasa

3.3 Penyelenggaraan Kontrak Kerja Konstruksi

Kontrak Kerja konstruksi dapat dibedakan menjadi :


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2000 Tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
1. Bentuk imbalan yang terdiri dari:
a. Lump Sum.
Merupakan kontrak jasa atau penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka
waktu tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap dan semua risiko yang
mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan yang sepenuhnya
ditanggung oleh penyedia jasa sepanjang gambar dan spesifikasinya tidak berubah
(Pasal 21 ayat (1) PP No. 29 Tahun 2000). Mengenai Lump Sum ini ketetuan
Penjelasan Pasal 21 ayat (1) lebih lanjut mengatakan, pada pekerjaan dengan
bentuk Lump Sum, dalam hal terjadi pembetulan perhitungan perincian harga
penawaran, dikarenakan adanya kesalahan aritmatik, maka harga penawaran total
tidak boleh diubah. Perubahan hanya boleh dilakukan pada salah satu atau
volumeatau harga satuan, dan semua risiko akibat perubahan karena adanya

14
koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab sepenuhnya penyedia jasa, selanjutnya
hargapenawaran menja-di harga kontrak/harga pekerjaan. Biaya tambah
b. Harga satuan.
Merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka
waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap
satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume
pekerjaannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan
yang benar-benar telah dilaksanakan oleh Kesempurnaan Kontrak Kerja
Konstruksi Menghindari Sengketa jasa (Pasal 21 ayat (2) PP No. 29 Tahun 2000).
Pada pekerjaan dalam bentuk imbalan harga satuan, dalam hal terjadi pembetulan
perhitungan perincian harga penawaran dikarenakan adanya kesalahan aritmatik,
harga penawaran total dapat berubah, akan tetapi harga satuan tidak boleh diubah.
Koreksi aritmatik hanya boleh dilakukan pada perkalian antara volume dengan
harga satuan atau penjumlahan hasil perkalian volume dengan harga satuan.
Semua risiko akibat perubahan karena adanya koreksi aritmatik menjadi tanggung
jawab sepenuhnya penyedia jasa. Penetapan pemenang lelang berdasarkan harga
penawaran terkoreksi. Selanjutnya harga penawaran terkoreksi menjadi harga
kontrak (nilai pekerjaan). Harga satuan juga menganut prinsip Lump Sum.
c. Biaya tambahan imbalan jasa.
Merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka
waktu tertentu, dimana jenisjenis pekerjaan dan volumenya belum diketahui
dengan pasti, sedangkan pembayarannya dilakukan berdasarkan pengeluaran biaya
yang meliputi pembelian bahan, sewa peralatan, upah pekerja dan lain-lain,
ditambah imbalan jasa yang telah disepakati oleh kedua belah pihak (Pasal 21 ayat
(3) PP No. 29 Tahun 2000). Pada pekerjaan dalam bentuk tambahan imbalan jasa,
pembetulan harga penawaran akibat koreksi aritmatik mengikuti pelelangan
dengan bentuk imbalan Lump Sum atau pelelangan dengan bentuk imbalan harga
satuan.
d. Gabungan Lump Sum dan harga satuan
Gabungan Lump Sum dan harga satuan merupakan gabungan Lump Sum
dan/atau harga satuan dan/atau tambah imbalan jasa dalam 1 (satu) pekerjaan yang
diperjanjikan sejauh yang disepakati para pihak dalam kontrak kerja konstruksi.
Pada pekerjaan dalam bentuk gabunganLump Sum dan harga satuan, pembetulan
15
harga penawaran akibat koreksi aritmatik mengikuti pelela-ngan dengan bentuk
imbalan Lump Sum atau pelelangan dengan bentuk imbalan harga satuan.
e. Aliansi.
Merupakan kontrak pengadaan jasa dimana suatu harga kontrak referensi
ditetapkan lingkup dan volume pekerjaan yang belum diketahui ataupun diperinci
secara pasti sedangkan pembayarannya dilakukan secara biaya tambah imbal jasa
dengan suatu pembagian tertentu yang disepakati bersama atas penghematan
ataupun biaya lebih yang timbul dari perbedaan biaya sebenarnya dan harga
kontrak referensi. Pada pekerjaan dalam bentuk Aliansi, pembetulan harga
penawaran akibat koreksi aritmatik mengikuti pelelangan dengan bentuk imbalan
Lump Sum atau pelelangan dengan bentuk imbalan harga satuan.
2. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang terdiri dari:
a. Tahun tunggal
Kontrak tahun tunggal adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat
dana anggaran untuk masa 1 (satu) tahun anggaran. (Keppres 80/2003)
Kontrak Tahun Tunggal merupakan Kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya
mengikat dana anggaran selama masa 1 (satu) Tahun Anggaran. (Pepres 54/2010)
b. Tahun jamak
Kontrak tahun jamak adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat
dana anggaran untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran. (Keppres 80/2003)
Kontrak Tahun Jamak merupakan Kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya
untuk masa lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran atas beban anggaran. (Pepres
54/2010)
c. Cara pembayaran hasil pekerjaan:
1) Sesuai kemajuan pekerjaan
Pengukuran hasil pekerjaan berdasarkan kemajuan pekerjaan selain dilakukan
dalam beberapa tahapan pekerjaan, bisa juga dilakukan sekaligus pada saat
pekerjaan fisik selesai 100 % (turn key).
2) Secara berkala
Pengukuran hasil pekerjaan secara berkala umumnya dilakukan secara bulanan
pada tiap akhir tahun.

16
Daftar Pustaka

Slamet, Sri Redjeki. 2016. Kesempurnaan Kontrak Kerja Konstruksi Menghindari


Sengketa. Jakarta Barat. https://media.neliti.com/media/publications/147404-ID-
kesempurnaan-kontrak-kerja-konstruksi-me.pdf
Thoengsal, James. 2013. Project Life Cycle. www.jamesthoengsal.blogspot.com
Anonim. 2009. Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Universitas Gadjah Mada.
https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/PP29-2000.pdf
Suparyakir. 2010. Pelelangan Jasa Konstruksi. Daerah Istimewa Yogyakarta : Kreasi
Wacana.

17
LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS

a. 1905511125 – Ignatius Palty Reynara


 Mencari materi Project Life Cycle
 Merevisi makalah
 Penyaji materi Project Life Cycle dalam Video Presentation
 Penyaji materi Project Life Cycle dalam presentasi di kelas
b. 1905511131 – Ni Kadek Linda Suputri
 Mencari materi Kontrak Kerja Konstruksi
 Menyusun makalah
 Menyusun powerpoint
 Penyaji opening dan closing dalam Video Presentation
 Penyaji materi Kontrak Kerja Konstruksi dalam presentasi di kelas
c. 1905511137 – Kadek Ryo Aryawan
 Menambahkan materi Pelelangan
 Merapikan makalah
 Video editor
 Penyaji materi Kontrak Kerja Konstruksi dalam Video Presentation
 Penyaji opening, closing, dan materi Kontrak Kerja Konstruksi dalam
presentasi di kelas
d. 1905511139 – Nyoman Adi Widnyana
 Mencari materi Pelelangan
 Menyusun makalah
 Penyaji materi Pelelangan dalam Video Presentation
 Penyaji materi Pelelangan dalam dalam presentasi di kelas

18

Anda mungkin juga menyukai