Anda di halaman 1dari 18

PENGANTAR SEISMOLOGY

Oleh Kelompok 8 :

Alfiandi Julian Yudhistira 1905511135

I Kadek Yoga Dwi Mahendra 1905511136

Kadek Ryo Aryawan 1905511137

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Pengantar Seismology Makalah ini
disusun guna melengkapi tugas semester 5 mata kuliah Dinamika Struktur dan Teknik
Gempa.

Makalah ini penulis susun berdasarkan pengamatan di lapangan dan dengan


mengerahkan segala daya dan upaya yang ada, termasuk bantuan dan bimbingan serta
sumbang saran dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu,
terima kasih penulis ucapkan kepada :
1. Ibu Ir. Ida Ayu Made Budiwati, M.Sc., Ph.D selaku dosen pengajar Dinamika
Struktur dan Teknik Gempa.

2. Semua pihak yang telah memberikan informasi, bantuan, dorongan, dan


perhatian kepada tim penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan disebabkan
oleh keterbatasan penulis dalam pengetahuan, kemampuan mencari sumber, dan
pengalaman. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Denpasar, 8 September 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 4
lempeng dunia, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Australia, lempemg Pasif ,dan
,lempeng Filipina, hal ini sangat memungkinkan Negara Indonesia merupakan
termasuk negara paling rawan terdapat terkena Dampak gempa Tektonik dan tidak
hanya itu Negara Indonesia terdapat beberpa penggunungan yang tentunya akan
berdampak pasti adanya gempa Vulkanik.
Hal ini pada laporan ini berisi dapat menginditifikasi mengenai susunan
lapisan bumi dan karakteristiknya, sumber-sumber terjadinya gempa, tipedan
perambatan gelombang gempa dan teori yang terlibat adanya tentang model sumber
gempa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang akan


dibahas antara lain sebagai berikut.
1. Bagaimana Susunan Lapisan Bumi dan Karakteristiknya ?
2. Apa saja sumber-sumber terjadinya gempa?
3. Bagaiman tipe dan perambatan gelombang gempa?
4. Apa saja teori tentang model sumber gempa?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dan manfaat yang


ingin dicapai antara lain sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui Susunan lapisan bumi dan karakteristiknya.
2. Dapat mengetahui sumber-sumber terjadinya gempa.
3. Dapat mengetahui tipe dan perambatan gelombang gempa.
4. Dapat mengetahui teori tentang model sumber gempa.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Struktur Lapisan Bumi, Karakteristik, dan Komponennya


Struktur bumi terbagi menjadi 2. Pertama adalah struktur lapisan keatas atau biasa
disebut lapisan atmosfer bumi yang terdiri dari 5 bagian, yaitu:
1. Lapisan troposfer
2. Stratosfer
3. Mesosfer
4. Termosfer
5. Eksosfer.
Lalu yang kedua ada struktur lapisan ke bawah atau lapisan bumi yang manusia pijak.
Lapisannya terbagi menjadi 4, yaitu :
1. Kerak bumi
2. Selimut bumi
3. Inti luar
4. Inti dalam
2.1.1 Struktur Lapisan Bumi Bagian Dalam
 Litosfer (Lapisan kulit bumi atau crust berupa batuan)
Litosfer berasal dari bahasa Yunani, yaitu lithos yang artinya batu dan
sfhere/sphaira berarti lapisan atau bulatan. Seperti wujudnya litosfer berartikan
lapisan batuan yang membentuk kulit bumi bagian luar.
Litosfer pun bisa juga disebut kerak bumi dan disinilah mayoritas mahluk hidup
seperti manusia, hewan, dan tumbuhan menempati area ini. Litosfer/kerak bumi
memiliki ketebalan hingga 5 – 80 Km. struktur materi batuan yang ada pada litosfer
terdiri dari bebatuan beku, sedimen, dan metamorf.
Selain bebatuan, area litosfer pun tersusun dari berbagai unsur gas dan kimia
dimana yang paling utama adalah oksigen sebanyak 46,6% lalu silikon, kalsium,
magnesium, alium, natrium, aluminium, dan besi. Litosfer pun menjadi tempat
terjadinya gerakan lempeng yang disebabkan faktor tektonis, hal inilah yang membuat
peristiwa gempa bumi terjadi disini.
Pada kerak Bumi(Litosfer) terdapat proses endogen. Proses endogen adalah
proses yang disebabkan oleh energi di dalam Bumi yang menyebabkan permukaan
Bumi tidak rata. Proses endogenlah yang menyebabkan terbentuknya pegunungan dan
bukit-bukit.Proses endogen terbagi menjadi tiga macam, yaitu tektonisme,
vulkanisme, dan gempa atau seisme. Tektonisme terjadi akibat pergerakan antara
lapisan Bumi secara horizontal maupun vertikal. Pergerakan tersebut dapat
menyebabkan retak dan patah. Sementara itu, vulkanisme disebabkan oleh keluarnya
magma dari perut ke permukaan Bumi. Terakhir, gempa atau seisme adalah getaran
yang terjadi di permukaan Bumi karena pergerakan lempeng tektonik ataupun
aktivitas vulkanis di dalam Bumi.
Secara umum litosfer dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Kerak benua – lapisan terluar yang terdiri dari wilayah daratan yang
permukaannya adalah daratan dan tersusun dari batuan granit dengan ketebalan
sekitar 20 – 70 Km.
2. Kerak Samudra – lapisan terluar yang permukaan bumi dengan permukaan
yang merupakan perairan, tersusun dari batuan basalt dengan ketebalan dari 5 –
10 Km
 Atenosfer (mantel bumi atau lapisan terselubung)
Lapisan yang terletak dibawah litosfer yang terdiri dari material cair kental dan
berpijar dengan suhu yang sangat tinggi hingga mencapai 3.000 º C. Bisa dibilang
unsur cair ini adalah yang selalu keluar sebagai magma yang sering disaksikan ketika
di gunung berapi.
Walaupun begitu, secara umum lapisan mantel memiliki sifat fisik yang padat.
Hanya saja dapat berubah bentuk dan bergerak walau membutuhkan jangka waktu
yang lama.
Mantel terdiri dari batuan silikat dengan kandungan yang kaya akan besi dan
magnesium. Contoh magma mantel yang keluar menuju kerak bumi seperti hotspot
Hawaii. Ketebalannya sekitar 2.900 Km. struktur kimia yang terkandung pada lapisan
mantel ini terdiri dari kandungan magnesium, oksigen, silikon, aluminium, dan
kalium.
Mantel bumi pun terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
1. Mohorovicic discontinuity – zona perbatasan antara astenosfer (mantel
luar) dan litosfer (kerak bumi).
2. Astenosfer – merupakan mantel luar yang memiliki sifat plastis dan
darisinilah kerak bumi bergerak. Sifat plastis ini disebabkan karena suhu
dan tekanan pada lapisan sehingga mengalami kesetimbangan. Bagian ini
memiliki kedalaman sekitar 400 Km dengan suhu sekitar 1300º C.
3. Mantel bumi bawah – struktur lapisan dengan kedalaman mencapai
2900 Km hingga mencapai perbatasan inti bumi. Lapisan ini memiliki
suhu hingga 3700 ºC.
4. Arus konveksi mantel – Seperti yang dinyatakan sebelumnya, bahwa
mantel bumi menjadi faktor yang membuat kerak bumi mengalami
pergerakan lapisan litosfer. Nah hal tersebut terjadi dari mantel ini.
Pergerakan kerak bumi dapat menyebabkan terjadinya aktivitas gunung
berapi dan gempa bumi.
5. Arus konveksi mantel terjadi karena panas yang diciptakan oleh
peluruhan radioaktif di inti bumi disertai panas ketika pembentukan bumi
terjadi. Suhu yang tinggi menyebabkan mantel yang bersifat plastis ini
bergerak dan darisinilah arus konveksi terjadi.

 Barisfer (Lapisan inti bumi)


Barisfer merupakan bagian bumi paling dalam yang tersusun dengan lapisan Nife
(nikel dan besi). Lapisan ini memiliki kedalaman dari 2981 Km hingga 6378 Km dan
merupakan pusat bumi.
Berhubung inti bumi merupakan struktur terdalam maka memiliki suhu yang
sangat panas hingga mencapai 10.800 F. Panas ini berlangsung dari aktivitas peluruhan
radioaktif dan panas yang bermula dari zaman pembentukan bumi.
Sama seperti struktur bumi sebelumnya, inti bumi pun terbagi menjadi 2 bagian,
yaitu :
 Inti luar (outer core)
Seperti yang sudah dinyatakan sebelumnya, inti luar bumi terletak pada
kedalaman 2981 – 5100 Km dibawah permukaan bumi dengan suhu sekitar 3.900
º C. Dan memiliki kepadatan yang sangat tinggi namun inti luar pun memiliki
unsur besi dan nikel yang sangat panas dan cair.
Pada lapisan ini pun disebut sebagai pengarah kompas magnetik. Hal ini
disebabkan proses rotasi bumi sehingga menghasilkan unsur magnet.
 Inti dalam (inner core)
Inti bumi disini adalah lapisan terdalam dengan suhu yang sangat tinggi
hingga mencapai 4.800 ºC berada pada ketebalan sekitar 2.500 Km dan
kedalaman mencapai 5200 Km dari kerak bumi.
Inti dalam bumi memiliki diameter seperti bola mencapai 2.700 km. Inti
bumi bagian dalam pun terdiri dari unsur materi besi dan nikel dengan suhu tinggi
tapi sangat padat hingga mencapai densitas sekitar 10 gram/cm3. Mengapa hal
tersebut bisa terjadi?
Hal ini disebabkan karena letaknya yang paling dalam sehingga
mengalami tekanan yang lebih tinggi dari lapisan terluar lainnya.
Kedua bagian seperti inti bagian luar dan dalam ini dipisahkan oleh
lapisan yang disebut dengan lehman discontinuity atau zona lehman bullen. Zona
ini menjadi pemisah inti bagian luar yang bersifat cair dan inti bagian dalam yang
bersifat padat.
Selain itu, zona ini terjadi proses pembiasan gelombang seismik. Hal ini
kterna terjadi perpindahan medium rambat dimulai dari medium cair ke padat.

2.1.2 Susunan Kimia

Selain lapisan-lapisan yang disebut di atas, Bumi juga terdiri dari empat susunan
kimia, yaitu atmosfer, hidrosfer, litosfer, dan biosfer.

 Atmosfer

Lapisan atmosfer adalah lapisan udara yang membungkus planet ini dengan
ketebalan lebih dari 650 kilometer. Lapisan ini disusun dari nitrogen sebesar 78 persen
dan oksigen sebesar 21 persen. Atmosfer juga dibagi menjadi lima lapisan, yaitu
troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan eksosfer.
Troposfer adalah lapisan yang paling dekat dengan permukaan Bumi. Jaraknya
sekitar 0 hingga 15 kilometer. Fenomena cuaca seperti hujan dan petir terjadi di
troposfer. Di lapisan selanjutnya ada stratosfer yang berada di atas troposfer. Jaraknya
sekitar 15 sampai 40 kilometer dari permukaan Bumi. Lapisan ini berfungsi untuk
menyerap dan menyebarkan radiasi ultraviolet dari Matahari.

Di atas stratosfer terdapat mesosfer pada ketinggian 40 sampai 70 kilometer di


atas permukaan Bumi. Kemudian ada termosfer yang berjarak 70 sampai 400 kilometer
dari permukaan Bumi. Termosfer juga disebut sebagai ionosfer karena terjadi proses
ionisasi pada atom-atom dan molekul yang berinteraksi dengan plasma Matahari.

Terakhir, ada eksosfer sebagai pelindung dan lapisan terluar yang menyelimuti
planet ini. Ini terletak 800 sampai 3.260 kilometer dari permukaan Bumi. Satelit yang
mengitari Bumi terdapat di eksosfer.

 Hidrosfer

Seperti namanya, hidrosfer merujuk kepada lapisan air yang berada di permukaan
Bumi. Artinya, lapisan hidrosfer meliputi samudera, lautan, danau, sungai, air tanah, serta
uap air.

 Litosfer

Litosfer adalah lapisan kerak paling luar yang terdiri dari batuan. Litosfer adalah
lempeng yang bergerak, sehingga dapat menimbulkan pergeseran benua.

 Biosfer

Biosfer memiliki arti ‘lapisan hidup,’ yang merujuk kepada lapisan yang dapat
dihuni oleh makhluk hidup. Biosfer mencakup daratan, air, udara, dan interaksi antara
makhluk hidup dengan lingkungannya.
2.2 Sumber-sumber terjadinya gempa

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi.
Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.

Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat
pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan
batuan pada kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis
dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur
dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling
umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang
di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya
lokal 5 magnitudo. Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa
3 magnitudo atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih
berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada
kedalaman gempa.

Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala rickter, meskipun
tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar
adalah 9,0 magnitudo yaitu gempa di Jepang pada tahun 2011 , dan itu adalah gempa
Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi
Skala Mercalli.

Jenis-Jenis Gempa Bumi


Jenis-jenis gempa bumi dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan penyebab dan
kedalamannya. Berikut ini merupakan penjelasannya :

a. Berdasarkan Penyebabnya
Menurut penyebab terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Gempa Vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi.
Contoh : gempa G. Bromo, gempa G. Una-Una, gempa G. Krakatau.

Dibawah lapisan kulit bumi terdapat lapisan mantel yang suhunya jauh lebih panas.
Pada lapisan ini terdapat aktivitas magma yang bisa mendesak hingga membentuk
rangkaian gunung berapi. Rangkaian inilah yang melewati wilayah geografis Indonesia.
Kita mengenal rangkaian ini dengan sebutan lingkaran api atau ring of fire. Desakan
dari aktivitas magma yang ingin keluar ke permukaan bumi bisa menyebabkan getaran.
Getaran inilah yang kita rasakan sebagai gempa bumi. Besarnya getaran tergantung dari
pergerakan magma. Jika pergerakan besar dan tiba-tiba, maka gempa bumi akan
semakin kencang terasa.

2. Gempa Tektonik
Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi
akibat lepasnya energi di zone penunjaman. Gempa bumi tektonik memiliki kekuatan
yang cukup dahsyat. Contoh : gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran.

Lempeng bumi selalu mengalami pergerakan. Gerakan lempeng bumi ini bisa saling
menjauh, saling mendekat, atau saling bergeser satu sama lain. Biasanya, pergerakan
lempeng bumi sangat lambat dan tidak terasa oleh manusia. Pergerakan lempeng bumi
terukur hanya 0-15 sentimeter dalam setahun.

3. Gempa runtuhan atau terban


Gempa runtuhan atau terban adalah gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor,
gua-gua yang runtuh, dan sejenisnya. Tipe gempa seperti ini hanya berdampak kecil dan
wilayahnya sempit.

b. Berdasarkan Kedalamannya
Berdasarkan kedalamannya, jenis-jenis gempa bumi juga dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa) berada
lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi
dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.

2. Gempa bumi menengah


Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km
sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya
menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.

3. Gempa bumi dangkal


Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60
km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang
besar.

Akibat Gempa Bumi


Akibat yang ditimbulkan oleh gempa bumi diantaranya adalah :

1. Dampak fisik :

-Bangunan banyak yang hancur atau roboh.

-Tanah longor akibat goncangan.

-Jatuhnya korban jiwa.

-Permukaan tanah menjadi merekat, retak dan jalan menjadi putus.

-Banjir karena rusaknya tanggul.

-Gempa dasar laut dapat menyebabkan tsunami, dsb.

2. Dampak sosial :

-Menimbulkan kemiskinan.

-Kelaparan.
-Menimbulkan penyakit.

-Bila pada sekala yang besar (dapat menimbulkan tsunami yang besar), bisa
melumpuhkan politik, sistem ekonomi, dsb.

2.3 Tipe dan perambatan gelombang gempa

Gelombang pada gempa ada beberapa tipe dan karakteristik dari


gelombang-gelombang yang menjalar di bumi tentunya baik yang merambat
di dalam bumi maupun di permukaan bumi dan tentunya diakibatkan gempa
tektonik , gelombang

Gempa dibedakan menjadi 2 yaitu Body wave dan Surrface Wave antara
lain sebagai berikut :

 Body wave adalah gelombang yang merambat di interior bumi.

a) Gelombang Primer/P-wave

Ciri-cirinya :

- Gelombang yang pertama kali dicatat seismograf

- Gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah gerak


partikelnya searah dengan arah rambatan.

- Kecepatan 330 m/s di udara, 1450 m/s di air dan 5000 m/s di
granit.

- Bisa merambat di segala jenis medium ( padat, cair, gas )

- Relatif paling "lembut" dibandingkan dengan gelombang


yang lain.

- Amplitudo kecil

b) Gelombang Sekunder/S-wave

Ciri-cirinya :

- Gelombang Transversal, yaitu gelombang yang arah gerak


partikelnya tegak lurus dengan arah rambatan.
- Kecepatan 60 % dari P-wave (artinya lebih lambat).

- Hanya bisa merambat di medium padat saja.

- Efek kerusakan lebih besar dari gelombang Primer.

- Amplitudo lebih besar dari gelombang Primer

 Surface Wafe adalah gelombang yang merambat di permukaan


bumi.

a) Gelombang cinta/love wave

Ciri-cirinya ;

- Gelombang Tranversal, arah gerak partikelnya tegak lurus


dengan araah rambatan.

- Kecepatan 70 % dari Gelombang Sekunder

- Paling merusak, terutama di daerah dekat epicentrum

- Getaran yang dirasakan manusia pertama kali

b) Rayleigh Wafe

Ciri-cirinya :

- Gerakan eliptik retrograde/ ground roll ( tanah memutar


kebelakang ), tapi secara umum gelombangnya merambat ke
depan, analoginya seperti gelombang laut.

- Sedikit lebih cepat dari Love wave (90% dari kecepatan


Gelombang Sekunder)

2.4 Teori Model Sumber Gempa


2.4.1 Elastic Rebound Theory
Gempa bumi dihasilkan oleh strain energi elastis yang memancarkan
gelombang seismik. Gempa bumi biasanya terjadi akibat pergerakan sesar atau
terjadinya deformasi pada kerak bumi bagian atas. Sebagian besar gempa bumi
adalah gempa bumi tektonik yaitu gempa bumi yang diakibatkan oleh aktivitas
lempeng tektonik. Oleh karena itu, daerah di sekitar pertemuan antar lempeng
tektonik adalah daerah yang sering terjadi gempa bumi.
Teori yang menjelaskan mekanisme terjadinya gempa bumi akibat
penyesaran adalah teori bingkas elastis atau ellastic rebound theory. Pada
dasarnya teori bingkas elastis menyatakan bahwa gempabumi terjadi akibat
proses penyesaran di dalam kerak bumi akibat pelepasan mendadak dari strain

elastik yang melampaui kekuatan batuan.

Gambar Ilustrasi teori bingkas elastik (Lowrie, 2007)

Gambar di atas menunjukan urutan peristiwa dalam teori bingkas elastik.


Penambahan energi strain secara bertahap digambarkan oleh perkembangan dari a ke
b. Gambar a menunjukkan pada keadaan awal dengan bagian A dan B merupakan
batuan kompak yang dicirikan dengan garis-garis (yang sebenarnya tidak ada) yang
menyambung. Karena ada gaya yang bekerja pada batuan tersebut maka pada bagian
kiri akan ke atas dan pada bagian kanan ke bawah (Gambar b), sehingga terjadi
deformasi pada batuan tersebut. Sifat elastik batuan akan menyebabkan garis-garis tadi
ikut terbawa oleh gaya yang bekerja dan terjadilah pembengkokan. Akhirnya batuan
yang mengalami deformasi tidak dapat lagi menahan akumulasi stress yang melampaui
batas elastisitas batuan sehingga batuan pecah menjadi dua bagian yang dicirikan
dengan adanya garis–garis yang tidak menyambung (Gambar c). Semakin tinggi
kekuatan batuan dalam menahan stress maka semakin besar pula energi yang
dilepaskan (Lowrie, 2007). Dengan perkataan lain, semakin besar periode ulang suatu
gempabumi semakin besar pula gempabumi yang akan terjadi. Semakin besar
magnitudo gempabumi maka makin besar pula percepatan tanah yang terjadi di suatu
tempat.
2.4.2 Teori Lempeng Tektonik

Teori tektonik lempeng menyebutkan bahwa permukaan bumi tersusun


atas segmen- segmen besar yang menyatu dan saling berinteraksi yang
dinamakan lempeng. Lempeng-lempeng tersebut bergerak relatif satu sama lain
dengan arah dan kecepatan tertentu. Terdapat enam lempeng benua (Afrika,
Amerika, Antartika, IndiaAustralia, Eurasia dan Pasifik) dan empat belas
lempeng sub benua (Karibia, Kokos, Nazca, dll) seperti terlihat dalam Gambar.

Gambar Major tectonic plates, mid-oceanic ridges, trenches, dan transform fault pada
permukaan bumi, tanda panah menunjukkan arah pergerakan lempeng (Fowler, 1990)
Deformasi relatif antar lempeng terjadi pada zona-zona sempit yang
berada dekat dengan batas pertemuan lempeng. Deformasi ini dapat berlangsung
dengan lambat dan menerus (aseismic deformation) atau berlangsung cepat dan
tidak tetap (deformasi seismik). Apabila deformasi seismik terjadi, maka akan
timbul gempa bumi. Karena deformasi seismik ini sebagian besar hanya terjadi
di daerah batas pertemuan lempeng, maka gempa bumi pun sebagian besar
terjadi pada daerah-daerah tersebut seperti terlihat dalam Gambar.

Gambar Titik-titik merah menunjukkan sebaran episenter gempa yang


menggambarkan aktifitas seismik. Gempa terjadi pada batas pertemuan lempeng
(BMKG, 2019)

Pergerakan lempeng tektonik disebabkan oleh suatu gaya dorong yang


sangat besar yang bersumber pada terciptanya kondisi keseimbangan
termomekanik material bumi. Bagian atas dari selimut bumi bersinggungan
dengan kerak (crust) bumi yang relatif lebih dingin dan bagian bawahnya
bersinggungan dengan inti luar (outer core) bumi yang panas. Fenomena ini
menghasilkan variasi temperatur pada selimut (mantle) bumi dan menimbulkan
kondisi yang tidak stabil, dimana material yang lebih rapat dan lebih dingin
berada di atas material yang lebih renggang dan temperatur lebih hangat. Akibat
gaya gravitasi, material yang lebih rapat tersebut lama-lama akan tenggelam dan
mendesak material yang lebih renggang untuk naik ke atas. Karena
bersinggungan dengan inti luar bumi yang panas, material yang tenggelam ini
perlahan akan menghangat dan kerapatannya menjadi lebih renggang, kemudian
bergerak ke arah lateral dan naik kembali. Sebaliknya, material di atas yang
dingin akan tenggelam karena gravitasi. Proses yang terjadi berulang-ulang ini
dinamakan dengan konveksi.

Gambar Struktur bumi dan arus konveksi dalam selimut bumi (Noson dkk,
1988)
Hager dan O’Connel (1978) menyebutkan bahwa arus konveksi akan
menimbulkan tegangan geser di bagian bawah lempeng dan mengakibatkan
pergerakan lempeng di permukaan bumi. Pergerakan inilah yang menyebabkan
lempeng dapat bergerak saling menjauh di suatu tempat dan mendekat di tempat
lainnya.
BAB III

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa


Negara Indonesia adalah Negara dikelilingi beberapa lempeng yang berpotensi gempa
sewaktu-waktu maka dari dengan adanya pembahasan pada makalah ini kita dapat
mengetahui secara umum mengenai gempa tersebut dan solusi mengatasinya.

Anda mungkin juga menyukai