MANAJEMEN KONSTRUKSI
DOSEN PEMBIMBING :
Ir.Hj.RR.Endang Mulyani, M.T.
NIP 195603211984032001
DISUSUN OLEH :
1. PETRONELA CHU MELINA A. D1011171001
2. GARRY MARPAHIKO D1011171003
3. IRA WASANI D1011171011
4. HASTAMI RIFANI D1011171073
5. DAFA FAHREZI D1011171091
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PRODI SIPIL
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
izin-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Konstruksi dengan
waktu yang telah ditentukan. Pada tugas ini kami menampilkan hasil data olahan dari
analisa proyek dilapangan.
1. Ibu Ir. Hj. R.R Endang Mulyani, MT. selaku dosen mata kuliah Manajemen
Konstruksi.
2. Teman-teman Mahasiswa yang telah berpartisipasi aktif baik dalam pelaksanaan
peninjauan lokasi proyek maupun proses penyelesaian laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya
membangun.
Besar harapan kami semoga tugas laporan ini dapat memberikan manfaat dan
bertambah ilmu, khususnya bagi kami dan teman-teman sesama Mahasiswa Teknik Sipil,
serta bagi yang membaca laporan ini pada umumnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iv
DAFTAR GRAFIK .....................................................................................................v
BAB I DESKRIPSI PROYEK .................................................................................1
I.1 LATAR BELAKANG PROYEK .............................................................1
I.2 DATA UMUM MENGENAI PROYEK ..................................................... 1
I.3 URAIAN TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN PROYEK .......... 2
BAB II UNSUR/ PIHAK YANG BERPERAN & TERLIBAT DI DALAM
PROYEK .......................................................................................................11
II.1 UNSUR EKSTERNAL .........................................................................11
II.2 UNSUR INTERNAL ............................................................................15
BAB III STRUKTUR ORGANISASI INTERNAL PROYEK ............................29
BAB IV MANAJEMEN MATERIAL KONSTRUKSI .........................................30
IV.1 DAFTAR MATERIAL YANG DIGUNAKAN ..................................... 30
IV.2 PROSES PENGADAAN ....................................................................31
IV.2.1 PEMESANAN DAN PEMBELIAN ........................................... 31
IV.2.2 PENGIRIMAN DAN PENERIMAAN ...................................... 32
IV.2.3 PENYIMPANAN DAN MENJAGA TINGKAT
PERSEDIAAN .............................................................................. 34
IV.2.4 PENGELUARAN MATERIAL DARI TEMPAT
PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIANNYA .............. 34
IV.2.5 JADWAL PENGADAAN PELAKSANAAN .......................... 36
BAB V MANAJEMEN PERALATAN KONSTRUKSI .......................................38
V.1 DAFTAR PERALATAN YANG DIGUNAKAN ................................... 38
V.2 PROSES PENGADAAN ......................................................................39
V.2.1 PEMILIHAN PERALATAN ....................................................39
V.2.2 CARA PEROLEHANNYA ......................................................39
V.2.3 PENYIMPANAN PERALATAN DI LOKASI .......................... 39
ii
V.2.4 JADWAL PENGADAAN PERALATAN ................................. 40
BAB VI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA.........................................42
VI.1 JADWAL TENAGA KERJA ..............................................................42
VI.2 USAHA-USAHA YANG DILAKUKAN UNTUK
MENDUKUNG K3 .................................................................................. 43
BAB VII PENUTUP ................................................................................................48
VII.1 KESIMPULAN ..................................................................................48
VII.2 SARAN .............................................................................................48
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GRAFIK
v
BAB I
DESKRIPSI PROYEK
1
I.3 Uraian Tahapan Kegiatan Pelaksanaan Proyek
Sistem manajemen dapat berjalan dengan baik maka perlu dibuat kebijakan mutu untuk
memberikan Jaminan mutu terhadap proses yang dihasilkan. Sistem menajemen tersebut
diatas dalam pelaksanaannya ditunjang dengan sarana-sarana lain berupa perangkat
lunak sebagai sarana pengendali dan perangkat keras sebagai sarana penunjang
pelaksanaan pekerjaan.
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Pembersihan Lokasi agar proyek dapat terlaksana dengan lancar dan sesuai
gambar teknis.
b. Pemasangan bowplank adalah sebagai acuan pekerjaan sehingga bangunan
yang akan dikerjakan sesuai gambar rencana dan rapi.
c. Papan Nama Proyek memuat informasi tentang proyek dan dipasang pada
tempat yang mudah dilihat.
d. Setiap tahapan pekerjaan didokumentasikan.
e. Sebelum pekerjaan dimulai, dilakukan rekayasa lapangan terlebih dahulu
2. PEKERJAAN PONDASI
1. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi
a. Tenaga kerja : Mandor dan Pekerja
b. Alat : Alat-alat Bantu.
c. Penggalian tanah pondasi pagar ini
dilaksanakan dengan bantuan
bowplank yang telah terpasang
terlebih dahulu.
d. Dimensi dari galian disesuaikan
sebagaimana gambar tenis.
2
e. Dimensi dan dan Volume Pasir disesuaikan dengan gambar rencana serta
hasil tinjauan lapangan.
f. Pasir alas di pasang sedemikian rupa sehingga terpasang sabagaimana
gambar kerja.
g. Selanjutnya setelah pasir alas terpasang lanjut dengan lantai kerja tebal 5 cm
3
5.Pekerjaan Pondasi
a. Tenaga kerja : Mandor,Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Bar Bending, Water pass, Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : Semen, Pasir Beton, Batu Pecah/ Kerikil, Besi Tulangan,
Kayu Perancah, Papan Mal, Paku, Kawat Bendrat, air dll.
d. Setelah Lantai Kerja terpasang dengan baik dan rapi serta telah mengeras,
selanjutnya dilakukan pekerjaan pondasi tapak.
e. Sebelum pengecoran Beton K300, terlebih dahulu Tulangan dipotong dan
dibentuk sesuai gambar kerja ataupun check list serta dirangkai.
f. Bekisting/perancah dipasang sedemikian rupa sehingga nantinya diperoleh
bentuk dan dimensi cor-an sesuai gambar kerja.
g. Setelah bekisting terpasang dengan benar, selanjutnya tulangan yang telah
dirangkai dipasangkan kedalam bekisting dengan memperhatikan posisi
tulangan sehingga terpasang dengan benar.
h. Selanjutnya pengecoran dilakukan sambil digetarkan agar mortal menjadi
padat.
i. Beton hasil cor-an dijaga sedemikian rupa sehingga umur/usia beton tercapai,
selanjutnya apabila diperlukan maka tukang dapat melakukan perapian.
3. PEKERJAAN BETON
1. Pekerjaan Sloof
a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Bar Bending, Water pass, Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : Semen, Pasir Beton, Batu Pecah/ Kerikil, Besi Tulangan,
Kayu Perancah, Papan Mal, Paku, Kawat Bendrat, air dll.
d. Setelah Pondasi Tapak terpasang dengan baik dan telah mengeras,
selanjutnya dilakukan pekerjaan Sloof Ukuran berbagai type sloof yang ada
pada pekerjaan ini
e. Sebelum pengecoran Beton Ready mix K225, terlebih dahulu Tulangan
dipotong dan dibentuk sesuai gambar kerja ataupun check list serta dirangkai.
f. Bekisting/perancah dipasang sedemikian rupa sehingga nantinya diperoleh
bentuk dan dimensi cor-an sesuai gambar kerja.
4
g. Setelah bekisting terpasang dengan benar, selanjutnya tulangan yang telah
dirangkai dipasangkan kedalam bekisting dengan memperhatikan posisi
tulangan sehingga terpasang dengan benar.
h. Selanjutnya pengecoran dilakukan sambil digetarkan agar mortal menjadi
padat.
i. Beton hasil cor-an dijaga sedemikian rupa sehingga umur/usia beton tercapai,
selanjutnya apabila diperlukan maka tukang dapat melakukan perapian.
3. Pekerjaan Kolom
a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Bar Bending, Water pass, Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : Semen, Pasir Beton, Batu Pecah/ Kerikil, Besi Tulangan,
Kayu Perancah, Papan Mal, Paku, Kawat Bendrat, air dll.
d. Setelah pekerjaan sloof terpasang dengan baik dan telah mengeras,
selanjutnya dilakukan pekerjaan Kolom Ukuran 30 x 50 cm diatasnya.
5
e. Sebelum pengecoran Beton K225, terlebih dahulu Tulangan dipotong dan
dibentuk sesuai gambar kerja ataupun check list serta dirangkai.
f. Bekisting/perancah dipasang sedemikian rupa sehingga nantinya diperoleh
bentuk dan dimensi cor-an sesuai gambar kerja.
g. Setelah umur beton kolom telah cukup maka bekisting dapat di pakai kembali
h. Setelah bekisting terpasang dengan benar, selanjutnya tulangan yang telah
dirangkai dipasangkan kedalam bekisting dengan memperhatikan posisi
tulangan sehingga terpasang dengan benar.
i. Selanjutnya pengecoran dilakukan sambil digetarkan agar mortal menjadi
padat.
j. Beton hasil cor-an dijaga sedemikian rupa sehingga umur/usia beton tercapai,
selanjutnya apabila diperlukan maka tukang dapat melakukan perapian.
6
4. PEKERJAAN LANTAI, DINDING, PLAFOND, PJV, ELEKTRIKAL,
SANITASI & ATAP
1. Pekerjaan Lantai Dinding Dan Plafond
a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : semen, Batu, Pasir, Wermesh, keramik, rangka plafond,
Bataco fan Gypsum
d. Semua pekerjaan yang tercantum dalam item pekerjaan ini harus dikerjakann
sesuai dengan petunjuk teknis dan gambar rencana / pihak konsultan
pengawas.
e. Dar beberapa pekerjaan ini adalah pekerjaan keramik uk. 60 x 60 indogres
dan keramik wc 30 x 30 harus di mulai dari as tengah pekerjaan
f. Pekerjaan dinding bataco harus diperhatikan titik benang atau as pekerjaan
g. Begitu juga pekerjaan rangka flafond metal furing dan pasangan gypsum, grc
dikerjakan dengan tenaga kerja yang sudah berpengalaman dan hasil dari
pekerjaan rapi.
h. Martial yang atau bahan yang digunakan di sini harus mendapat persetujuan
pihak konsultan pengawas / pihak owner atau dengan persetujuan matrial
approval.
i. Setelah semua pekerjaan selesai di lakukan pengecekan ulang supaya pada
saat pekerjaan selesai 100 % pelaksana harus melakukan pengecekan
kembali atau dalam masa pemeliharaan dilakukannya perawatan.
7
g. Setelah pekerjaan selesai selanjutnya di lakukan pengecekan dan jika ada
perubahan dari gambar rencana awal kami sebagai pelaksana akan membuat/
mengajukan addendum yang tertuang dalam gambar perubahan as buil
drawing
4. Pekerjaan Elektrikal
a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : Lampu, saklar, stop, kabel, pipa conduit box panel, kontak
dan lain - lainya
d. Pastikan matrial atau bahan yang di gunakan harus sudah berstandar SNI atau
persetujuan pihak proyek
e. Menyiapkan tenaga kerja yang sudah berpnegalaman
f. Peralatan yang di gunakan harus dapat berfungsi dengan baik
g. Bahan – bahan yang di gunakan sudah mendapat persetujuan direksi / owner
dengan Aproval pengajuan bahan yang di gunakan untuk mendapat
ersetujuan.
h. Cek kembali semua pekerjaan yang sudah dikerjakan supaya benar – benar
dapat di fungsikan dengan baik
8
5. Pekerjaan Air Bersih dan Air Kotor
a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : kebutuhan instaslasi air bersih dan air kotor seperti pipa
PVC berbagai jenis ukuran yang di gunakan
d. Pastikan matrial atau bahan yang di gunakan harus sudah berstandar SNI
atau persetujuan pihak proyek
e. Menyiapkan tenaga kerja yang sudah berpnegalaman
f. Peralatan yang di gunakan harus dapat berfungsi dengan baik
g. Pastikan pipa yang bersatndar
SNI supaya kuat dan tidak pecah
atau sesuai syarat sfeksifikasi
teknis yang tercantum dalam
kontrak yang sudah di setujui
bersama
h. Pastikan semua pekerjaan pipa tidak terjadi kebocoran dan rembesan.
6. Pekerjaan Toilet
a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : kebutuhanan untuk perlengkapan Toilet
d. Pastikan matrial atau bahan yang di gunakan harus sudah berstandar SNI atau
persetujuan pihak dari proyek
e. Menyiapkan tenaga kerja yang sudah berpnegalaman
f. Peralatan yang di gunakan harus dapat berfungsi dengan baik
g. Pastikan pipa yang bersatndar SNI supaya kuat dan tidak pecah atau sesuai
syarat sfeksifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak yang sudah di setujui
bersama.
h. Pada pekerjaan dilaksanakan jangan yang harus di perhatikan adalah titik –
titik air bersih dan air kotor supaya dapat terpasang dengan baik tidak
mengalami pecah atau kebocoran terutama pada kloset duduk, westafel dan
air pembuangan flor drain supaya tidak tersumbat.
i. Pastikan s emua pekerjaan pipa tidak terjadi kebocoran dan rembesan.
9
7. Pekerjaan Pengecatan
a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : Cat Tembok Weathershield, air dll.
d. Setelah pekerjaan pembetonan dan lainnya selesai, selanjutnya beton pagar
tersebut dicat menggunakan Cat Tembok Weathershield sehingga menjadi
rapi, halus dan indah.
e. Apabila diperlukan, dapat dilakukan perapian sehingga pekerjaan menjadi
rapi.
8. Pekerjaan Atap
a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : rangaka atap baja ringan, atap metal 0,35, lisplank dan
talang air hujan
d. Semua matrial yang di gunakan untuk pekerjaan pemasangan penutup atap
harus mendapat persetujuan tertulis dari direksi
e. Dalam tahap pemasangan harus benar – benar rapid an siku tidak
bergelombang
f. Hasil pemasangan harus sesuai gambar rencana dan tidak terjadi kebocoran
g. Pemeriksaan dapat di lakukan pada saat hujan turun apakah benar sudah tidak
mengalami kebocoran atau rembesan dari sela – sela dinding atau pun balok
atap
10
BAB II
UNSUR/ PIHAK YANG BERPERAN & TERLIBAT DI DALAM PROYEK
11
c. Wewenang Pemilik (Owner)
Membuat surat perintah kerja (SPK)
Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan
Meminta pertanggungjawaban kepada pelaksanaan para pelaksana
proyek atas hasil perkejaan proyek konstruksi
Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak
dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi surat perjanjian
kontrak, misalnya pelaksanaan pembangunan dengan bentuk dan material
yang tidak sesuai dengan RKS.
2. Konsultan Perencana
Yaitu suatu tim ahli yang menerima pekerjaan perencanaan dari pemilik
proyek. Tim ini meliputi ahli dari berbagai disiplin ilmu seperti teknik sipil,
arsitektur, listrik, geologi dan lain sebagainya. Perencana bertanggung jawab atas
hasil hitungan perencanaan yang dikerjakannya. Konsultan perencana bertanggung
jawab secara konstruktual kepada pimpinan proyek, atas hasil perhitungan
perencanaan yang dikerjakan. Dalam proyek ini, konsultan perencananya adalah PT.
TRIMULIA REKAYASA UTAMA.
Adapun syarat-syarat untuk seorang perencana adalah sebagai berikut :
a. Perencana dapat berupa perorangan atau suatu badan hukum
b. Perencana harus seorang yang ahli dalam pekerjaannya
c. Perencana harus sanggup menjadi penasehat dalam pelaksanaan pekerjaan
12
b. Tugas Konsultas Perencana
Mengadakan penyesuain keadaaan lapangan dengan keinginan pemilik
bangunan
Membuat gambar kerja pelaksanaan
Membuat rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan bangunan (RKS)
sebagai pedoman pelaksanaan
Membuat rencana anggaran biaya bangunan
Meproyeksikan keinginan-keinginan atau ide-ide pemilik kedalam
desain bangunan
Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud
diwujudkan
Mempertanggung jawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi
kegagalan konstruksi
3. Bank
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan
kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan
promes atau yang dikenal sebagai banknote.
Adapun dalam pengerjaan proyek maka digunakan jasa bank sebagai perantara
pembiayaan biaya konstruksi oleh Pemilik (Owner) kepada Kontraktor. Dalam
proyek ini kami menggunakan Bank Kalbar sebagai salah satu perantara keuangan.
Berikut fungsi, tugas dan wewenang bank :
a. Fungsi Bank
Menghimpun dana dari pemilik (owner)
Menyalurkan dana kepada kontraktor
Menyediakan layanan jasa bank
13
b. Tugas Bank
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Mengatur dan mengawasi bank
c. Wewenang Bank
Mempertahankan ketahanan keuangan dalam hal pelaksana bangunan
Menyalurkan dana dalam pelaksanaan pembangunan.
14
II.2 Unsur Internal
1. Site Engineering Manager (SEM)
Site Engineering Manager atau SEM mengepalai sisi teknik dari suatu proyek.
Tugas seorang Site Engineering Manager terbagi menjadi tugas perencanaan dan
pengendalian. Dalam proyek ini, SEM adalah Suratini, S.T.
15
Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan, untuk
menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data
pendukung yang diperlukan.
Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan ini akan
dipenuhi dengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan major
serta pemeliharaan jalan.
16
Membantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dalam penyelesaian
administrasi kemajuan proyek. Bantuan ini termasuk mengumpulkan data
proyek seperti kemajauan pekerjaan, kunjungan pekerjaan, kunjungan
lapangan, rapat-rapat koordinasi dilapangan, data pengukuran kuantitas,
pembayaran kepada kontraktor. Semuanya dikumpulkan dalam dalam
bentuk laporan kemajuan bulanan dan memberikan saran-saran untuk
mempercepat pekerjaan serta memberikan penyelesaian terhadap kesulitan
yang timbul baik secara teknis maupun kontraktual untuk menghindari
keterlambatan pekerjaan.
2. Quality Engineer
Quality Engineer disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) dari suatu
perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau
perguruan tinggi internasional yang diakui. Untuk perguruan tinggi swasta yang
belum disamakan, harus telah lulus ujian negara. Quality Engineer harus memiliki
pengalaman minimal 3 (tiga) tahun dalam bidang pengawasan pelaksanaan
proyek sejak lulus.
Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari Site Engineer, serta berupa
agar Site Engineer dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan selalu mendapat
informasi yang diperlukan sehubungan dengan pengendalian mutu.
17
didukung tersedianya tenaga dan peralatan pengendalian mutu sesuai
dengan dalam Dokumen Kontrak.
18
betul didasarkan kepada ketentuan yang tercantum dalam dokumen
kontrak;
3. Ahli K3
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Ahli K3) ialah tenaga teknis
berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja(“UU 1/1970”).
Ahli K3 ditunjuk pada tempat kerja dengan kriteria tertentu dan pada
perusahaan yang memberikan jasa di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
Jika suatu perusahaan tidak masuk
kriteria tertentu di mana diberlakukan
ketentuan K3, maka perusahaan
tersebut tidak wajib mempunyai Ahli
K3. Artinya, tidak semua perusahaan
wajib memiliki Ahli K3. Dalam
proyek ini Ahli K3 adalah Musriadi
Muhamad.
19
a) Fungsi Ahli K3 :
Sebagai sekretaris pada P2K3 di lini fungsional.
Memfollow up rekomendasi atau saran dan perkembangan yang telah
disepakati kedua belah pihak di lini struktural.
b) Tugas Ahli K3 :
Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan K3 sesuai
dengan bidang yang ditentukan.
Memberikan laporan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk sesuai
keputusan penunjukannya yaitu tiap 3 bulan atau ditentukan lain bagi Ahli K3
Umum serta setiap selesai memberikan jasa bagi Ahli K3 yang berada pada
perusahaan jasa.
Merahasiakan segala keterangan tentang rahasia perusahaan/instansi yang di
dapat berhubungan dengan jabatannya.
c) Wewenang Ahli K3 :
Memasuki tempat kerja sesuai dengan penunjukan.
Meminta keterangan dan atau informasi mengenai pelaksanaan syarat-syarat
K3 di tempat kerja sesuai sengan penunjukan.
Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa, mengevaluasi dan
memberikan persyaratan serta pembinaan K3 yang meliputi :
Keadaan dan fasilitas tenaga kerja
Keadaan mesin, pesawat, alat-alat kerja, instalasi serta peralatan lainnya
Penanganan bahan-bahan
Proses produksi
Sifat pekerjaan
Cara kerja
Lingkungan kerja
20
4. Ahli Elektrikal
Ahli Elektrikal adalah ahli yang memiliki kompetensi melaksanakan
pekerjaan perencanaan dan/atau pemasangan dan/atau perawatan instalasi listrik,
untuk penerangan dan/atau tenaga di dalam dan/atau di luar bangunan. Dalam
proyek kali ini Ahli Elektrikal adalah Jonas Erikson.
21
Mengawasi memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan sub
kontraktor
5. Pelaksana Lapangan
a. Fungsi Pelaksana Lapangan
Mempelajari penugasan sebagai seorang pelaksana lapangan pekerjaan
bangunan perumahan dangedung.
Mempelajari dokumen kontrak pelaksanaan kegiatan dibidangnya
Membuat rencana pelaksanaan pekerjaan
Mempelajari gambar kerja (shop drawing)
Melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan
Mengatur pelaksanaan operasional pekerjaan
Mengawasi memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan sub
kontraktor
Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan agar berjalan dengan
efisien
Memeriksa hasil pelaksanaan pekerjaan dibidangnya sesuai spesifikasi teknis
yang dipersyaratkan dan manajemen mutu yang diharapkan
22
Mengukur hasil pekerjaan dilapangan meliputi kualitas kuantitas dan waktu
Menyiapkan data untuk menyiapkan gambar yang telah dilaksanakan (as
built drawing)
Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan secara berkala.
23
Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga dan alat
di lapangan.
Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran hasil
pekerjaan dilapangan.
Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan.
Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar selalu sesuai
dengan metode konstruksi dan instruksi kerja yang telah ditetapkan.
Menerapkan program keselamatan kerja dan kebersihan di lapangan
6. Juru Gambar
Juru gambar dalam hal ini melaksanakan pekerjaan penggambaran agar dapat
digunakan untuk proses peancangan / dokumentasi / teknis pelaksanaan sesuai
dengan spesifikasi teknis / petunjuk arsitek atau atasan langsung.
a. Fungsi Juru Gambar
Membuat gambar pelaksanaan / gambar shop drawing
Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata dilapangan
Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/ surveyor
Membuat gambar akhir pekerjaan / asbuilt drawing
7. Admin
Administrasi proyek merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan proyek.
Salah satu di antaranya adalah pembuatan laporan berkala. Laporan berkala
merupakan alat komunikasi resmi untuk menyatakan menyampaikan segala sesuatu
yang berhubungan dengan penyelengaraan proyek.
24
a. Fungsi Admin
Melakukan proses data entry
Melakukan sesi dokumentasi
Menjaga dan Mengecek Inventory Kantor
Mengecek biaya operasional
Membuat Surat Jalan
Membuat Data Absensi dan Lembur
Membuat Laporan Mingguan/Bulanan
Merapikan dokumen dan membuat salinan dari tiap dokumen yang ada
b. Tugas Admin
Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja diproyek untuk pegawai bulanan
sampai dengan pekerja harian dengan spesialisai keahlian masing-masing
sesuai posisi organisasi proyek yang dibutuhkan.
Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan dibayar
oleh owner sebagai pemilik proyek.
Melayani tamu – tamu intern perusahaan maupun ekstern dan melakukan
tugas umum. Mengisi data-data kepegawaian, pelaksanaan, asuransi tenaga
kerja, menyimpan data-data kepegawaian karyawan dan pembayaran gaji
serta tunjangan karyawan.
Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta
retribusi.
Membuat laporan ke pemerintah daerah setempat, lurah atau kepolisian
mengenai keberadaan proyek dan karyawan dalam pelaksanaan pekerjaan
pembangunan.
Mencatat aktivas proyek meliputi inventaris, kendaraan dinas, alat-alat
proyek dan sejenisnya.
c. Wewenang Admin
Memastikan semua data proyek diinput ke komputer
Memastikan Dokumentasi dari kegiatan proyek berjalan dengan baik dan
lancar
Memastikan semua inventory kantor terjaga dengan baik
memastikan semua reimburstment / klaim ke kantor pusat terorganisir
secara faktual.
Memastikan dokumentasi surat jalan berjalan dengan lancar
Memastikan laporan absensi dan lembur ada
Memastikan kalau laporan bulanan ada
Memastikan semua dokumen terduplikasi dan terjaga dengan baik.
25
8. Mandor
Mandor konstruksi dalam hal ini mandor borong upah satuan pekerjaan
dan mandor borong upah berikut bahan, merupakan pemimpin dan pengawas
kelompok kerja konstruksi. Mandor konstruksi bertugas memimpin dan
mengatur kegiatan para tukang pada pelaksanaan pekerjaan kostruksi, serta
mengawasi kelancaran dan tertib pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan
target fisik, waktu dan mutu seperti yang ditentukan dalam rencana. Dalam
proyek kali ini mandor adalah Edy Rukiman.
a. Fungsi Mandor
Pencari kesempatan / peluang kerja bagi kelompok kerjannya
Pengawas sehari-hari para tukang dan pekerja dalam pelaksanaan
pekerjaan
Pelatih/pembimbing para tukang.
b. Tugas Mandor
Membaca memahami gambar kerja dan menerjemahkannya ke dalam
langkah-langkah operasional
Melakukan peninjauan dan pengukuran lapangan (setting out)
Menghitung perkiraan volume pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja, bahan
dan alat
Menghitung harga satuan ongkos kerja
Merundingkan harga borongan pekerjaan
Membuat jadwal dan recana kerja
Menyiapkan dan mengatur pembagian tugas para tukang dan pekerja
Mengawasi kegiatan para tukang dan pekerja dalam melakukan pekerjaan
Mengawasi kegiatan para tukang dan pekerja dalam melaksanakan
pekerjaan
Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja
Mengukur dan menghitung hasil kerja/opname
Melaporkan hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan menagih
pembayaran
Membayar upah para tukang dan pekerja
26
c. Wewenang Mandor
Mandor memiliki wewenang dalam menentukan aktifitas dan metoda
kerja para buruh bangunan lokasi kerja.
9. Operator
Operator adalah jabatan atau posisi dalam suatu perusahaan, individu/pekerja
baik itu pria atau wanita yang bekerja mengoperasikan mesin atau peralatan disuatu
pabrik, juga dikenal sebagai operator mesin,
menggunakan peralatan untuk membantu
dengan manufaktur, kemasan, dan langkah-
langkah lain sepanjang jalur produksi
dengan syarat dan ketentuan yang sesuai
dengan prosedur dari perusahaan tertentu.
a. Fungsi Operator
Mengoperasikan mesin/alat/kendaraan yang menjadi tanggung jawabnya
Bekerja Sesuai SOP (Standard Operational Procedure)
Bekerja sesuai target
Memberikan Informasi pada saat pergantian shift
Menjaga dan memelihara lingkungan kerja
Membuat Laporan
b. Tugas Operator
Melakukan pemeriksaan keliling dan pemeriksaan sebelum alat di
hidupkan.
Melaporkan temuan kerusakan pada alat kepada pengawas lapangan.
Mengoperasikan alat dengan aman dan produktif sehingga peralatan
menjadi tidak cepat rusak sehingga jangka waktu pemakaian peralatan
akan lebih lama.
Memastikan bahwa peralatan dirawat sesuai dengan jadwal.
Memastikan Laporan kerja dibuat sebagai bahan pertanggung jawaban
nantinya.
27
c. Wewenang Operator
Operator ditugaskan untuk unit tertentu, di mana mereka bertanggung
jawab untuk fungsi tertentu atau bidang peralatan. Operator memiliki wewenang
untuk mengawasi pekerjaan yang sedang dilakukan dengan cara yang aman.
28
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI INTERNAL PROYEK
Juru Gambar
Pelaksana Lapangan Admin
Fenny Irvan
Maria Nurulita, ST. Mairulitha
Mandor Operator
Edi Rukiman Sudarto
29
BAB IV
MANAJEMEN MATERIAL KONSTRUKSI
30
4. Bahan Tambahan
Bahan tambahan disetujui secara khusus dengan perseetujuan dari Direksi
Lapangan/Pengawas.
5. Baja Tulangan
Batang tulangan besi beton dari baja lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2 dan
grade yang dipergunakan adalah ST-
37 dengan kategori U-24 dan U-32.
Untuk penulangan plat yang
mengunakan wire-mesh, maka harus
digunakan tipe dengan electrically
welded wire-mesh, dan memenuhi
ketentuan-ketentuan peraturan yang
berlaku.
6. Cetakan (Bekisting)
Bekisting harus dipakai kayu klas Ill yang cukup kering dan sesuai dengan
finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton
sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar arsitektur. Bekisting harus
cukup mampu untuk menahan getaran
vibrator dan kejutan-kejutan lain yang
diterima, tanpa berubah bentuk. Cetakan
harus dibuat dari papan-papan yang
bermutu baik atau plywood (disesuaikan
dengan kontrak). Tebalnya papan atau plywood tergantung dari kualitas dan jarak
rangka penguat cetakan tersebut. Tebal papan disyaratkan minimal 2 cm, dan
plywood minimal 1,2 cm.
31
surat permintaan kepada orang yang sudah dipercaya. Selain itu juga
memperhatikan persiapan untuk membuat surat permintaan yang
memperhatikan waktu yang di butuhkan antara persiapan surat permintaan dan
penyerahan material yang siap dipakai.
Rincian yang harus dimasukkan dalam buku pesanan pembelian
Nama dan alamat pemasok
Nama orang yang memesan material
Rincian material yang dibutuhkan
Harga material yang di pesan
Nama petugas yang bertanggung jawab terhadap pembelian material
32
Tabel IV.1 Jadwal penerimaan material : ;b
Contoh
con
33
IV.2.3 Penyimpanan dan Menjaga Tingkat Persediaan
Penyerahan material yang sudah sesuai dan dapat harus disimpan
dengan baik oleh petugas gudang. Petugas gudang bertanggung jawab dalam
menjaga dan menyimpan material-material yang diserahkan antara waktu
penyerahan sampai dengan material tersebut dikeluarkan dari gudang yang
akan digunakan dalam pelaksanaan proyek.
Aspek utama manajemen material adalah aspek keamanan fisik dan
selalu siap. Petugas gudang harus dapat menjamin bahwa material yang keluar
dari gedung benar-benar untuk kepentingan pelaksanaan proyek dan sesuai
dengan daftar rincian rincian dalam berita acara.
Tanggung jawab atas keamanan bahan kontruksi yang harus
dikembalikan harus tetap atas nama orang yang bertanggung jawab atas
dikeluarkannya barang tersebut.
Berikut ini merupakan sketsa penyimpanan material :
34
Tabel IV.2 Jadwal pengeluaran material dari tempat penyimpanan dan pendistribusian ke lokasi pekerjaan :
35
IV.3 Jadwal Pengadaan Pelaksanaan
36
Time Schedule :
37
BAB V
MANAJEMEN PERALATAN KONSTRUKSI
Scaffolding
38
V.2 Proses Pengadaan
39
Berikut ini merupakan sketsa penyimpanan peralatan :
40
Tabel V.2 Jadwal Pengadaan Peralatan Ke Lokasi Pekerjaan
41
BAB VI
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
25
Jumlah Tenaga Kerja
20
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Waktu (Per Minggu)
42
VI.2 Usaha-Usaha yang Dilakukan Untuk Mendukung K3
PEKERJAAN K3 KONSTRUKSI
1. Peraturan dan Undang-Undang
Dalam melaksanakan pekerjaan, bila tidak ditentukan lain, berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. BINAWAS No. 147/BW/KK/1V/1997
c. Permenaker No. 01 / Men/ 1980
d. SKB Menaker dan Menteri PU No. 174/ Men/ 1986 dan No.104/KPTS/ 1986
Tentang K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi Beserta Pedoman Pelaksanaan
K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi
e. UUNo. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi
2. Prinsip-Prinsip K3 Konstruksi
Penerapan prinsip K3 Konstruksi di proyek sangat perlu diperhatikan dalam
pekerjaan konstruksi. Pelaksana harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip
kerja sesuai ketentuan K3 di lingkungan proyek.
3. Kelengkapan Administrasi K3
Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi wajlb memenuhi kelengkapan
administrasi K3, meliputi :
• Pendaftaran proyek ke Departemen Tenaga Kerja setempat
• Pendaftaran dan pembayaran asuransi tenaga kerja
• Pendaftaran dan pembayaran asuransi lainnya, bila disyaratkan proyek
• Ijin dari kantor Kimpraswil tentang penggunaan jalan atau jembatan yang
menuju lokasi untuk lalu Lintas alat berat
• Keterangan laik pakai untuk alat berat maupun ringan dari instansi yang
berwenang
• Pemberitahuan kepada pemerintah atau lingkungan setempat
43
pembukaan tentang gambaran proyek dan pokok perhatian untuk kegiatan K3,
resiko kecelakaan dan pencegahannya, tata cara pengoperasian alat instansi terkait
(Rumah Sakit, Polisi, Depnaker dan Dinas Pemadam Kebakaran).
6. Pelatihan Program K3
Pelatihan program K3 dibagi atas 2 (dua) bagian, yaitu :
a. Pelatihan secara umum dengan materi pelatihan tentang panduan K3 di
proyek, misalnya pedoman praktis pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja, penanganan penyimpanan dan pemeliharaan material, keselamatan dan
keschatan kerja dalam pckerjaan sipil, keselamatan dan kesehatan kerja dalam
pekerjaan finishing luar, keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
mekanikal elektrikal, keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
finishing dalam, keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan bekisting,
44
pembesian, pekerjaan sementara, rangka baja, struktur khusus, pembetonan,
pondasi pili dan strutting, keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
pembongkaran.
b. Pelatihan khusus proyek yang diberikan pada awal proyek dan di tengah
periode proyek sebagai penyegaran dengan peserta seluruh petugas yang
terkait dalam pengawasan proyek dengan materi tentang pengetahuan umum
tentang K3 atau safety plan proyek yang bersangkutan.
45
tajam pada kaki, bahan kimia, asam, alkali, garam, air dan darah, ataupun
terpeleset.
5. Pelindung tangan berupa sarung tangan yang melindungi tangan dari
bahaya-bahaya seperti ujung benda yang tajam, terpotong, permukaan
kasar, bahan kimia beracun, sengatan listrik, panas, api, dan bakteri serta
kuman.
6. Pelindung bahaya jatuh yang terdiri dari :
Full Body Hardness (pakaian penahan bahaya jatuh), adalah sistem
yang dirancang untuk menyebarkantenaga benturan atau guncangan
pada saat jatuh melalui pundak, paha dan pantat. Pakaian penahan
bahaya jatuh ini didesain dan dirancang nyarnan agar si pemakai dapat
menyesuaikan diri dan terasa nyaman. Pada bagian belakang pakaian
dilcngkapi dengan cincin "D" (high) dan juga terdapat di bagian depan
dimana tersambung tali pengaman atau alat penolong lain.
Life Line (tali pcngaman), adaJah tali kaitan Jentur dengan kekuatan
tarik minimum 500 kg yang salah satu ujungnya dikaitkan ke tempat
kaitan dan
menggantung secara vertikaJ atau dikaitkan pada tempat kaitan lain
untuk digunakan secara horizontal.
Anchor Point (tempat kaitan), minimal harus mampu menahan berat
500 kg per pekerja dan ditempatkan lebih tinggi dari bahu pemakainya.
Lanyard (tali pengikat), tali pendek atau lentur, digunakan untuk
menghubungkan pakaian pelindung jatuh ke tempat kaitan (anchor
point) atau tali kaitan. Panjang tali pengikat tidak boleh melebihi 2
meter dan harus kancing pengaitnya dapat mengunci dengan otomatis.
Refracting Life Lines (pengencang tali ikatan), adalah komponen yang
digunakan untuk mencegah agar tali pengikat tidak terlalu kendor. Tali
tersebut akan otomatis memanjang dan memendek pada saat pekerja
naik maupun turun.
c. Sarana peralatan lingkungan dan kesehatan berupa tabung pemadam
kebakaran (APAR), pagar pengaman, penangkal petir darurat bila perlu,
pemeliharaan jalan kerja, jaring pengaman pada bangunan tinggi, tangga dan
peralatan P3K.
46
d. Rambu-rambu peringatan antara lain :
1. Peringatan bahaya dari atas
2. Benturan kepala
3. Longsoran
4. Api
5. Tersengat listrik
6. Petunjuk ketinggian
7. Petunjuk jalur instalasi listrik sementara
8. Batas ketinggian penumpukan material
9. Larangan memasuki area tertentu
10. Larangan membawa bahan-bahan berbahaya
11. Petunjuk untuk keluar masuk proyek (melapor)
12. Peringatan untuk memakai alat keselamatan kerja
13. Peringatan alat/mesin berbahaya (lokasi tertentu)
14. Peringatan larangan untuk masuk ke lokasi power listrik (untuk orang-
orang tertentu)
47
BAB VII
PENUTUP
VII.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis data proyek konstruksi pada “Rehabilitasi Pembangunan Gedung
1 PT.PLN (Persero) Wilayah Kalbar”, didapatkan beberapa simpulan sebagai berikut :
Adapun dari hasil penerapan ilmu Teknik Sipil khususnya Manajemen Konstruksi,
dapat kita simpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Kami mahasiswa di Program Studi Teknik Sipil dapat memahami bagaimana cara
mengelola material dan peralatan konstruksi yang baik dan benar pada pembangunan
sebuah proyek.
2. Dapat meningkatan kemampuan dalam memanajmen bagi mahasiswa terutama
dalam memanajamen waktu.
VI.2 SARAN
48