Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN TUGAS

MANAJEMEN KONSTRUKSI

REHABILITASI PEMBANGUNAN GEDUANG 1 PT.PLN (PERSERO)


WILAYAH KALIMANTAN BARAT

DOSEN PEMBIMBING :
Ir.Hj.RR.Endang Mulyani, M.T.
NIP 195603211984032001

DISUSUN OLEH :
1. PETRONELA CHU MELINA A. D1011171001
2. GARRY MARPAHIKO D1011171003
3. IRA WASANI D1011171011
4. HASTAMI RIFANI D1011171073
5. DAFA FAHREZI D1011171091

UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PRODI SIPIL
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
izin-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Konstruksi dengan
waktu yang telah ditentukan. Pada tugas ini kami menampilkan hasil data olahan dari
analisa proyek dilapangan.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ir. Hj. R.R Endang Mulyani, MT. selaku dosen mata kuliah Manajemen
Konstruksi.
2. Teman-teman Mahasiswa yang telah berpartisipasi aktif baik dalam pelaksanaan
peninjauan lokasi proyek maupun proses penyelesaian laporan ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya
membangun.

Besar harapan kami semoga tugas laporan ini dapat memberikan manfaat dan
bertambah ilmu, khususnya bagi kami dan teman-teman sesama Mahasiswa Teknik Sipil,
serta bagi yang membaca laporan ini pada umumnya.

Pontianak, 14 Desember 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iv
DAFTAR GRAFIK .....................................................................................................v
BAB I DESKRIPSI PROYEK .................................................................................1
I.1 LATAR BELAKANG PROYEK .............................................................1
I.2 DATA UMUM MENGENAI PROYEK ..................................................... 1
I.3 URAIAN TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN PROYEK .......... 2
BAB II UNSUR/ PIHAK YANG BERPERAN & TERLIBAT DI DALAM
PROYEK .......................................................................................................11
II.1 UNSUR EKSTERNAL .........................................................................11
II.2 UNSUR INTERNAL ............................................................................15
BAB III STRUKTUR ORGANISASI INTERNAL PROYEK ............................29
BAB IV MANAJEMEN MATERIAL KONSTRUKSI .........................................30
IV.1 DAFTAR MATERIAL YANG DIGUNAKAN ..................................... 30
IV.2 PROSES PENGADAAN ....................................................................31
IV.2.1 PEMESANAN DAN PEMBELIAN ........................................... 31
IV.2.2 PENGIRIMAN DAN PENERIMAAN ...................................... 32
IV.2.3 PENYIMPANAN DAN MENJAGA TINGKAT
PERSEDIAAN .............................................................................. 34
IV.2.4 PENGELUARAN MATERIAL DARI TEMPAT
PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIANNYA .............. 34
IV.2.5 JADWAL PENGADAAN PELAKSANAAN .......................... 36
BAB V MANAJEMEN PERALATAN KONSTRUKSI .......................................38
V.1 DAFTAR PERALATAN YANG DIGUNAKAN ................................... 38
V.2 PROSES PENGADAAN ......................................................................39
V.2.1 PEMILIHAN PERALATAN ....................................................39
V.2.2 CARA PEROLEHANNYA ......................................................39
V.2.3 PENYIMPANAN PERALATAN DI LOKASI .......................... 39

ii
V.2.4 JADWAL PENGADAAN PERALATAN ................................. 40
BAB VI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA.........................................42
VI.1 JADWAL TENAGA KERJA ..............................................................42
VI.2 USAHA-USAHA YANG DILAKUKAN UNTUK
MENDUKUNG K3 .................................................................................. 43
BAB VII PENUTUP ................................................................................................48
VII.1 KESIMPULAN ..................................................................................48
VII.2 SARAN .............................................................................................48

iii
DAFTAR TABEL

TABEL IV.1 JADWAL PENERIMAAN MATERIAL .............................................33


TABEL IV.2 JADWAL PENGELUARAN MATERIAL DARI TEMPAT
PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN KE LOKASI
PEKERJAAN ........................................................................................35
TABEL IV.3 JADWAL PENGADAAN PELAKSANAAN ......................................36
TABEL V.1 DATA PERALATAN/PERLENGKAPAN .........................................38
TABEL V.2 JADWAL PENGADAAN PERALATAN KE LOKASI
PENGERJAAN .....................................................................................41
TABEL VI.1 JADWAL TENAGA KERJA ................................................................42

iv
DAFTAR GRAFIK

TABEL IV.1 JADWAL PENGADAAN PELAKSANAAN .....................................37

v
BAB I
DESKRIPSI PROYEK

I.1 Latar Belakang Proyek


Latar belakang yang mendasari Rehabilitasi Pembangunan Gedung I PT PLN
(Persero) Wilayah Kalbar ini adalah :
 Kondisi Gedung 1 kantor PLN Wilayah Kalbar sudah sangat keropos yang
dikhawatirkan dapat roboh/ambruk sewaktu-waktu;
 Gedung I yang langsung menghadap kearah jalan raya yang secara langsung
mencerminkan kondisi PLN;
 Terdapat potensi risiko yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja karena kondisi
gedung yang mengkhawatirkan;
 Kurang nyamannya Pegawai yang bekerja pada gedung tersebut

I.2 Data Umum Mengenai Proyek


Nama : Rehabilitasi Pembangunan Gedung 1 PT PLN (Persero)
Wilayah Kalbar
Lokasi : Jalan Adi Supto KM.7,3 Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya,
Kalimantan Barat 70117
Sumber Dana : Anggaran Investasi 2018
Nilai Proyek : Rp.2.895.533.0000 (Dua Milyar Delapan Ratus Sembilan Puluh
Lima Juta Lima RatusTiga Puluh Tiga Ratus Rupiah)
Rencana Pelaksanaan : Proyek direncanakan akan dilaksanakan 2018
Konsultan perencana : PT.TRIMULIA REKAYASA UTAMA
Pemilik : PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat
Kontraktor : PT.PRISMAWINDA
(Ir.Indra Heroso,M.T.)
Waktu : 25 Oktober 2018 – 22 April 2019

1
I.3 Uraian Tahapan Kegiatan Pelaksanaan Proyek

Sistem manajemen dapat berjalan dengan baik maka perlu dibuat kebijakan mutu untuk
memberikan Jaminan mutu terhadap proses yang dihasilkan. Sistem menajemen tersebut
diatas dalam pelaksanaannya ditunjang dengan sarana-sarana lain berupa perangkat
lunak sebagai sarana pengendali dan perangkat keras sebagai sarana penunjang
pelaksanaan pekerjaan.

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Pembersihan Lokasi agar proyek dapat terlaksana dengan lancar dan sesuai
gambar teknis.
b. Pemasangan bowplank adalah sebagai acuan pekerjaan sehingga bangunan
yang akan dikerjakan sesuai gambar rencana dan rapi.
c. Papan Nama Proyek memuat informasi tentang proyek dan dipasang pada
tempat yang mudah dilihat.
d. Setiap tahapan pekerjaan didokumentasikan.
e. Sebelum pekerjaan dimulai, dilakukan rekayasa lapangan terlebih dahulu

2. PEKERJAAN PONDASI
1. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi
a. Tenaga kerja : Mandor dan Pekerja
b. Alat : Alat-alat Bantu.
c. Penggalian tanah pondasi pagar ini
dilaksanakan dengan bantuan
bowplank yang telah terpasang
terlebih dahulu.
d. Dimensi dari galian disesuaikan
sebagaimana gambar tenis.

2. Pekerjaan Urugan Pasir


a. Tenaga kerja : Mandor, Tukang kayu dan Pekerja
b. Alat : Gerobak Sorong dan Alat-alat Bantu.
c. Bahan/Material : Pasir
d. Setelah galian pondasi dilaksanakan, selanjutnya pasanagan pasir alas 10 cm

2
e. Dimensi dan dan Volume Pasir disesuaikan dengan gambar rencana serta
hasil tinjauan lapangan.
f. Pasir alas di pasang sedemikian rupa sehingga terpasang sabagaimana
gambar kerja.
g. Selanjutnya setelah pasir alas terpasang lanjut dengan lantai kerja tebal 5 cm

3.Pekerjaan Lantai Kerja t = 5 cm


a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Beton mixer, Alat-alat Bantu.
c. Bahan/Material : Semen, Pasir
Beton, Batu Pecah/ Kerikil, dan
air.
d. Dimensi dan bentuk Lantai Kerja
disesuaikan dengan gambar
rencana serta hasil tinjauan
lapangan.
e. Pemasangan Lantai Kerja
dilaksanakan diatas urugan pasir.
f. Pekerja melakukan pekerjaan Lantai Kerjasedemikian rupa sehingga rapi
(sesuai spesifikasi teknis ataupun petunjuk direksi).

4. Pekerjaan Tulang dan Bekisting Pondasi


a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
a. Alat : peralatan Tukang Besi dan Kayu, Alat-alat Bantu.
b. Bahan/Material : Papan Mal dan besi Tulangan
c. Dimensi dan bentuk disesuaikan dengan gambar rencana serta hasil tinjauan
lapangan.
d. Pekerjaan dilaksanakan di area pekerjaan yang cukup luas
e. Pekerja melakukan pekerjaan ini sedemikian rupa sehingga rapi (sesuai
spesifikasi teknis ataupun petunjuk direksi).

3
5.Pekerjaan Pondasi
a. Tenaga kerja : Mandor,Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Bar Bending, Water pass, Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : Semen, Pasir Beton, Batu Pecah/ Kerikil, Besi Tulangan,
Kayu Perancah, Papan Mal, Paku, Kawat Bendrat, air dll.
d. Setelah Lantai Kerja terpasang dengan baik dan rapi serta telah mengeras,
selanjutnya dilakukan pekerjaan pondasi tapak.
e. Sebelum pengecoran Beton K300, terlebih dahulu Tulangan dipotong dan
dibentuk sesuai gambar kerja ataupun check list serta dirangkai.
f. Bekisting/perancah dipasang sedemikian rupa sehingga nantinya diperoleh
bentuk dan dimensi cor-an sesuai gambar kerja.
g. Setelah bekisting terpasang dengan benar, selanjutnya tulangan yang telah
dirangkai dipasangkan kedalam bekisting dengan memperhatikan posisi
tulangan sehingga terpasang dengan benar.
h. Selanjutnya pengecoran dilakukan sambil digetarkan agar mortal menjadi
padat.
i. Beton hasil cor-an dijaga sedemikian rupa sehingga umur/usia beton tercapai,
selanjutnya apabila diperlukan maka tukang dapat melakukan perapian.

3. PEKERJAAN BETON
1. Pekerjaan Sloof
a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Bar Bending, Water pass, Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : Semen, Pasir Beton, Batu Pecah/ Kerikil, Besi Tulangan,
Kayu Perancah, Papan Mal, Paku, Kawat Bendrat, air dll.
d. Setelah Pondasi Tapak terpasang dengan baik dan telah mengeras,
selanjutnya dilakukan pekerjaan Sloof Ukuran berbagai type sloof yang ada
pada pekerjaan ini
e. Sebelum pengecoran Beton Ready mix K225, terlebih dahulu Tulangan
dipotong dan dibentuk sesuai gambar kerja ataupun check list serta dirangkai.
f. Bekisting/perancah dipasang sedemikian rupa sehingga nantinya diperoleh
bentuk dan dimensi cor-an sesuai gambar kerja.

4
g. Setelah bekisting terpasang dengan benar, selanjutnya tulangan yang telah
dirangkai dipasangkan kedalam bekisting dengan memperhatikan posisi
tulangan sehingga terpasang dengan benar.
h. Selanjutnya pengecoran dilakukan sambil digetarkan agar mortal menjadi
padat.
i. Beton hasil cor-an dijaga sedemikian rupa sehingga umur/usia beton tercapai,
selanjutnya apabila diperlukan maka tukang dapat melakukan perapian.

2. Pekerjaan Kolom praktis


a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Bar Bending, Water pass, Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : Semen, Pasir Beton, Batu Pecah/ Kerikil, Besi Tulangan,
Kayu Perancah, Papan Mal, Paku, Kawat Bendrat, air dll.
d. Setelah Pekerjaan Struktur Selesai seperti pada pekerjaan Kolom Balok dan
lantai maka pekerjaan Kolom Praktis dapat di laksanakan
e. Sebelum pengecoran Kolom praktis K -225, terlebih dahulu Tulangan
dipotong dan dibentuk sesuai gambar kerja ataupun check list serta dirangkai.
f. Bekisting/perancah dipasang sedemikian rupa sehingga nantinya diperoleh
bentuk dan dimensi cor-an sesuai gambar kerja.
g. Setelah bekisting terpasang dengan benar, selanjutnya tulangan yang telah
dirangkai dipasangkan kedalam bekisting dengan memperhatikan posisi
tulangan sehingga terpasang dengan benar.
h. Selanjutnya pengecoran dilakukan sambil agar mortal menjadi padat.
i. Beton hasil cor-an dijaga sedemikian rupa sehingga umur/usia beton tercapai,
selanjutnya apabila diperlukan maka tukang dapat melakukan perapian.

3. Pekerjaan Kolom
a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Bar Bending, Water pass, Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : Semen, Pasir Beton, Batu Pecah/ Kerikil, Besi Tulangan,
Kayu Perancah, Papan Mal, Paku, Kawat Bendrat, air dll.
d. Setelah pekerjaan sloof terpasang dengan baik dan telah mengeras,
selanjutnya dilakukan pekerjaan Kolom Ukuran 30 x 50 cm diatasnya.

5
e. Sebelum pengecoran Beton K225, terlebih dahulu Tulangan dipotong dan
dibentuk sesuai gambar kerja ataupun check list serta dirangkai.
f. Bekisting/perancah dipasang sedemikian rupa sehingga nantinya diperoleh
bentuk dan dimensi cor-an sesuai gambar kerja.
g. Setelah umur beton kolom telah cukup maka bekisting dapat di pakai kembali
h. Setelah bekisting terpasang dengan benar, selanjutnya tulangan yang telah
dirangkai dipasangkan kedalam bekisting dengan memperhatikan posisi
tulangan sehingga terpasang dengan benar.
i. Selanjutnya pengecoran dilakukan sambil digetarkan agar mortal menjadi
padat.
j. Beton hasil cor-an dijaga sedemikian rupa sehingga umur/usia beton tercapai,
selanjutnya apabila diperlukan maka tukang dapat melakukan perapian.

4 Pekerjaan Ring Balok


a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Bar Bending, Water pass, Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : Semen, Pasir Beton, Batu Pecah/ Kerikil, Besi Tulangan,
Kayu Perancah, Papan Mal, Paku, Kawat Bendrat, air dll.
d. Setelah pekerjaan ring balok terpasang dengan baik dan telah mengeras,
selanjutnya dilakukan pekerjaan Kolom Ukuran 20 x 40 cm diatasnya.
e. Sebelum pengecoran Beton K225, terlebih dahulu Tulangan dipotong dan
dibentuk sesuai gambar kerja ataupun check list serta dirangkai.
f. Bekisting/perancah dipasang sedemikian rupa sehingga nantinya diperoleh
bentuk dan dimensi cor-an sesuai gambar kerja.
g. Setelah umur beton kolom telah cukup maka bekisting dapat di pakai kembali
h. Setelah bekisting terpasang dengan benar, selanjutnya tulangan yang telah
dirangkai dipasangkan kedalam bekisting dengan memperhatikan posisi
tulangan sehingga terpasang dengan benar.
i. Selanjutnya pengecoran dilakukan sambil digetarkan agar mortal menjadi
padat.
j. Beton hasil cor-an dijaga sedemikian rupa sehingga umur/usia beton tercapai,
selanjutnya apabila diperlukan maka tukang dapat melakukan perapian.

6
4. PEKERJAAN LANTAI, DINDING, PLAFOND, PJV, ELEKTRIKAL,
SANITASI & ATAP
1. Pekerjaan Lantai Dinding Dan Plafond
a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : semen, Batu, Pasir, Wermesh, keramik, rangka plafond,
Bataco fan Gypsum
d. Semua pekerjaan yang tercantum dalam item pekerjaan ini harus dikerjakann
sesuai dengan petunjuk teknis dan gambar rencana / pihak konsultan
pengawas.
e. Dar beberapa pekerjaan ini adalah pekerjaan keramik uk. 60 x 60 indogres
dan keramik wc 30 x 30 harus di mulai dari as tengah pekerjaan
f. Pekerjaan dinding bataco harus diperhatikan titik benang atau as pekerjaan
g. Begitu juga pekerjaan rangka flafond metal furing dan pasangan gypsum, grc
dikerjakan dengan tenaga kerja yang sudah berpengalaman dan hasil dari
pekerjaan rapi.
h. Martial yang atau bahan yang digunakan di sini harus mendapat persetujuan
pihak konsultan pengawas / pihak owner atau dengan persetujuan matrial
approval.
i. Setelah semua pekerjaan selesai di lakukan pengecekan ulang supaya pada
saat pekerjaan selesai 100 % pelaksana harus melakukan pengecekan
kembali atau dalam masa pemeliharaan dilakukannya perawatan.

2. Pekerjaan Pintu, Jendela dan Ventilasi


a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : Kusen Aluminium, Pintu dan Kaca
d. Matrial / bahan yang di gunakan harus berstandar SNI / persetujuan approval
matrial dan bahan yang di gunakan
e. Pekerjaan terutama yang harus di perhatikan adalah pada saat pemasangan
kusen ataupun pintu dinding yang sudah di plester harus benar – benar siku
supaya kusen aluminium yang di pasang bisa rapi
f. Ukuran – ukuran dan jenis pekerjaan dapat di lihat pada gambar rencana

7
g. Setelah pekerjaan selesai selanjutnya di lakukan pengecekan dan jika ada
perubahan dari gambar rencana awal kami sebagai pelaksana akan membuat/
mengajukan addendum yang tertuang dalam gambar perubahan as buil
drawing

3. Pekerjaan Pengunci dan Pengantung


a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : bahan – bahan kebutuhan pintu
d. Pastikan matrial atau bahan yang di gunakan harus sudah berstandar SNI atau
persetujuan pihak proyek
e. Menyiapkan tenaga kerja yang sudah berpnegalaman
f. Peralatan yang di gunakan harus dapat berfungsi dengan baik
g. Assesories yang di gunakan harus anti karat
h. Cek kembali semua pekerjaan yang sudah dikerjakan supaya benar – benar
dapat di fungsikan dengan baik

4. Pekerjaan Elektrikal
a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : Lampu, saklar, stop, kabel, pipa conduit box panel, kontak
dan lain - lainya
d. Pastikan matrial atau bahan yang di gunakan harus sudah berstandar SNI atau
persetujuan pihak proyek
e. Menyiapkan tenaga kerja yang sudah berpnegalaman
f. Peralatan yang di gunakan harus dapat berfungsi dengan baik
g. Bahan – bahan yang di gunakan sudah mendapat persetujuan direksi / owner
dengan Aproval pengajuan bahan yang di gunakan untuk mendapat
ersetujuan.
h. Cek kembali semua pekerjaan yang sudah dikerjakan supaya benar – benar
dapat di fungsikan dengan baik

8
5. Pekerjaan Air Bersih dan Air Kotor
a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : kebutuhan instaslasi air bersih dan air kotor seperti pipa
PVC berbagai jenis ukuran yang di gunakan
d. Pastikan matrial atau bahan yang di gunakan harus sudah berstandar SNI
atau persetujuan pihak proyek
e. Menyiapkan tenaga kerja yang sudah berpnegalaman
f. Peralatan yang di gunakan harus dapat berfungsi dengan baik
g. Pastikan pipa yang bersatndar
SNI supaya kuat dan tidak pecah
atau sesuai syarat sfeksifikasi
teknis yang tercantum dalam
kontrak yang sudah di setujui
bersama
h. Pastikan semua pekerjaan pipa tidak terjadi kebocoran dan rembesan.

6. Pekerjaan Toilet
a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : kebutuhanan untuk perlengkapan Toilet
d. Pastikan matrial atau bahan yang di gunakan harus sudah berstandar SNI atau
persetujuan pihak dari proyek
e. Menyiapkan tenaga kerja yang sudah berpnegalaman
f. Peralatan yang di gunakan harus dapat berfungsi dengan baik
g. Pastikan pipa yang bersatndar SNI supaya kuat dan tidak pecah atau sesuai
syarat sfeksifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak yang sudah di setujui
bersama.
h. Pada pekerjaan dilaksanakan jangan yang harus di perhatikan adalah titik –
titik air bersih dan air kotor supaya dapat terpasang dengan baik tidak
mengalami pecah atau kebocoran terutama pada kloset duduk, westafel dan
air pembuangan flor drain supaya tidak tersumbat.
i. Pastikan s emua pekerjaan pipa tidak terjadi kebocoran dan rembesan.

9
7. Pekerjaan Pengecatan
a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : Cat Tembok Weathershield, air dll.
d. Setelah pekerjaan pembetonan dan lainnya selesai, selanjutnya beton pagar
tersebut dicat menggunakan Cat Tembok Weathershield sehingga menjadi
rapi, halus dan indah.
e. Apabila diperlukan, dapat dilakukan perapian sehingga pekerjaan menjadi
rapi.

8. Pekerjaan Atap
a. Tenaga kerja : Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
b. Alat : Alat-alat Bantu dll.
c. Bahan/Material : rangaka atap baja ringan, atap metal 0,35, lisplank dan
talang air hujan
d. Semua matrial yang di gunakan untuk pekerjaan pemasangan penutup atap
harus mendapat persetujuan tertulis dari direksi
e. Dalam tahap pemasangan harus benar – benar rapid an siku tidak
bergelombang
f. Hasil pemasangan harus sesuai gambar rencana dan tidak terjadi kebocoran
g. Pemeriksaan dapat di lakukan pada saat hujan turun apakah benar sudah tidak
mengalami kebocoran atau rembesan dari sela – sela dinding atau pun balok
atap

10
BAB II
UNSUR/ PIHAK YANG BERPERAN & TERLIBAT DI DALAM PROYEK

II.1 Unsur Eksternal


1. Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik proyek (owner) adalah orang atau badan baik instansi pemerintah
maupun swasta yang mempunyai keinginan untuk memiliki bangunan. Dalam
proyek ini, pemilik proyek adalah PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat.
Adapun syarat-syarat pemilik proyek adalah sebagai berikut :
a. Untuk perorangan harus memiliki dana atau anggaran biaya yang diperlukan
dan lokasi lahan bangunan yang diinginkan.
b. Untuk swasta harus mempunyai memilik surat pengangkatan (SP) dan tanah
bangunan.
c. Untuk instansi dinas pemerintahan melalui departemen harus memiliki surat
keputusan otorisasi yaitu pejabat yang menerima SKO dan tanah bangunan.

Berikut fungsi, tugas dan wewenang pemilik (owner) :


a. Fungsi Pemilik (Owner)
Pemilik proyek berfungsi sebagai pemegang anggaran yang
mempunyai kesanggupan menyediakan dana yang cukup untuk
merealisasikan suatu proyek.

b. Tugas Pemilik (Owner)


 Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek
 Mengadakan kegiatan administrasi proyek
 Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan
proyek
 Meminta pertanggung jawaban kepada kontraktor
 Menerima proyek yang sudah dikerjakan oleh kontraktor

11
c. Wewenang Pemilik (Owner)
 Membuat surat perintah kerja (SPK)
 Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan
 Meminta pertanggungjawaban kepada pelaksanaan para pelaksana
proyek atas hasil perkejaan proyek konstruksi
 Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak
dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi surat perjanjian
kontrak, misalnya pelaksanaan pembangunan dengan bentuk dan material
yang tidak sesuai dengan RKS.

2. Konsultan Perencana
Yaitu suatu tim ahli yang menerima pekerjaan perencanaan dari pemilik
proyek. Tim ini meliputi ahli dari berbagai disiplin ilmu seperti teknik sipil,
arsitektur, listrik, geologi dan lain sebagainya. Perencana bertanggung jawab atas
hasil hitungan perencanaan yang dikerjakannya. Konsultan perencana bertanggung
jawab secara konstruktual kepada pimpinan proyek, atas hasil perhitungan
perencanaan yang dikerjakan. Dalam proyek ini, konsultan perencananya adalah PT.
TRIMULIA REKAYASA UTAMA.
Adapun syarat-syarat untuk seorang perencana adalah sebagai berikut :
a. Perencana dapat berupa perorangan atau suatu badan hukum
b. Perencana harus seorang yang ahli dalam pekerjaannya
c. Perencana harus sanggup menjadi penasehat dalam pelaksanaan pekerjaan

Berikut fungsi, tugas dan wewenang konsultan perencana :


a. Fungsi Konsultas Perencana
Konsultan perencana berfungsi membantu pimpinan proyek untuk
melaksanakan pengadaan dokumen perencanaan, dokumen perencana,
dokumen lelang, dokumen pelaksanaan dan memberi penjelasan pekerjaan pada
waktu pelelangan serta terhadap persoalan perancangan yang timbul selama
konstruksi.

12
b. Tugas Konsultas Perencana
 Mengadakan penyesuain keadaaan lapangan dengan keinginan pemilik
bangunan
 Membuat gambar kerja pelaksanaan
 Membuat rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan bangunan (RKS)
sebagai pedoman pelaksanaan
 Membuat rencana anggaran biaya bangunan
 Meproyeksikan keinginan-keinginan atau ide-ide pemilik kedalam
desain bangunan
 Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud
diwujudkan
 Mempertanggung jawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi
kegagalan konstruksi

c. Wewenang Konsultas Perencana


 Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak-pihak pelaksana
bangunan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai rencana
 Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dala
pelaksanaan pembangunan.

3. Bank
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan
kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan
promes atau yang dikenal sebagai banknote.
Adapun dalam pengerjaan proyek maka digunakan jasa bank sebagai perantara
pembiayaan biaya konstruksi oleh Pemilik (Owner) kepada Kontraktor. Dalam
proyek ini kami menggunakan Bank Kalbar sebagai salah satu perantara keuangan.
Berikut fungsi, tugas dan wewenang bank :
a. Fungsi Bank
 Menghimpun dana dari pemilik (owner)
 Menyalurkan dana kepada kontraktor
 Menyediakan layanan jasa bank

13
b. Tugas Bank
 Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
 Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
 Mengatur dan mengawasi bank

c. Wewenang Bank
 Mempertahankan ketahanan keuangan dalam hal pelaksana bangunan
 Menyalurkan dana dalam pelaksanaan pembangunan.

4. PLN, PDAM, Telkom


Berikut fungsi, tugas dan wewenang PLN, PDAM, Telkom :
a. Fungsi PLN, PDAM, Telkom
PLN, PDAM, Telkom merupakan badan usaha milik negara (BUMN)
yang berfungsi sebagai pembantu dalam memberikan fasilitas pada saat proses
pembangunan konstruksi pada suatu proyek.

b. Tugas PLN, PDAM, Telkom


 Mengadakan penyesuain keadaaan lapangan dengan proyek terkait
 Menyedikan fasilitas berupa listrik, air, dan jaringan internet/akses
telepon kepada para petugas atau pekerja proyek

c. Wewenang PLN, PDAM, Telkom


 Mempertahankan pembangunan proyek yang kondusif demi menciptakan
rasa aman dan nyaman pada masyarakat di sekeliling wilayah konstruksi.

14
II.2 Unsur Internal
1. Site Engineering Manager (SEM)
Site Engineering Manager atau SEM mengepalai sisi teknik dari suatu proyek.
Tugas seorang Site Engineering Manager terbagi menjadi tugas perencanaan dan
pengendalian. Dalam proyek ini, SEM adalah Suratini, S.T.

Berikut fungsi, tugas, dan wewenang Site Engineering Manager (SEM) :


a. Fungsi Site Engineering Manager (SEM)
Site Engineering Manager (SEM) berfungsi sebagai perencana dan
pengendalian untuk merealisasikan suatu proyek.

b. Tugas Site Engineering Manager (SEM)


Dari sisi perencanaan, SEM mengurusi :
- Perencanaan metode pelaksanaan (construction method)
- Perencanaan gambar kerja (shop drawing)
- Perencanaan jadwal pelaksanaan (master schedule), jadwal bahan
(material schedule), jadwal peralatan (equipment schedule), dan jadwal
tenaga kerja (labor schedule)
- Perencanaan mutu (quality plan)
- Perencanaan arus kas (cash flow)
- Perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja (safety plan)
- Pemilihan subkontraktor
Sedangkan dari sisi pengendalian adalah proses membandingkan seluruh
perencanaan dengan realisasi yang dicapai dalam pelaksanaannya dengan
melakukan analisis terhadap deviasi yang terjadi. Apabila deviasinya
negatif, hendaknya dicari cara tertentu untuk menyelesaikan.

c. Wewenang Site Engineering Manager (SEM)

 Memberikan petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan


pengawasan teknis segera setelah kontrak fisik ditandatangani.

15
 Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan, untuk
menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data
pendukung yang diperlukan.

 Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan ini akan
dipenuhi dengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan major
serta pemeliharaan jalan.

 Bekerjasama dengan pihak pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan

 Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak


akan terlambat selama masa mobilisasiuntuk masing-masing paket kontrak
dalam menentukanlokasi, tingkat serta jumlah dari jenis-jenis pekerjaan
yang secara khusus disebutkan dalam dokumen kontrak.

 Membantu tim di lapangan dalam mengendalikankegiatan-kegiatan


kontraktor, termasuk pengendalian pemenuhan waktu
pelaksanaanpekerjaan.

 Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam


mencari pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang timbul baik
sehubungan dengan teknis maupun permasalahan kontrak.

 Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan


bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium serta menyusun
rencana kerjanya.

 Memeriksa hasil laporan pengujian serta analisanya.

 Bertanggung jawab atas pengujian dan penyelidikan material/bahan di


lapangan.Membantu Chief Supervision Engineer dalam melaksanakan
tugas.Mengikuti petunjuk -petunjuk dan persyaratan yang telah ditentukan
terutama sehubungan dengan :Inspeksi secara teratur ke paket-paket
pekerjaan untuk melakukan monitoringkondisi pekerjaan dan melakukan
perbaikan-perbaikan agar pekerjaan dapat direalisasikan sesuai dengan
ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan.Pemahaman terhadap
spesifikasi. Metode pelaksanaan untuk setiap jenis pekerjaan yang
disesuaikan dengan kondisi dilapangan.

16
 Membantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dalam penyelesaian
administrasi kemajuan proyek. Bantuan ini termasuk mengumpulkan data
proyek seperti kemajauan pekerjaan, kunjungan pekerjaan, kunjungan
lapangan, rapat-rapat koordinasi dilapangan, data pengukuran kuantitas,
pembayaran kepada kontraktor. Semuanya dikumpulkan dalam dalam
bentuk laporan kemajuan bulanan dan memberikan saran-saran untuk
mempercepat pekerjaan serta memberikan penyelesaian terhadap kesulitan
yang timbul baik secara teknis maupun kontraktual untuk menghindari
keterlambatan pekerjaan.

2. Quality Engineer
Quality Engineer disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) dari suatu
perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau
perguruan tinggi internasional yang diakui. Untuk perguruan tinggi swasta yang
belum disamakan, harus telah lulus ujian negara. Quality Engineer harus memiliki
pengalaman minimal 3 (tiga) tahun dalam bidang pengawasan pelaksanaan
proyek sejak lulus.

Berikut fungsi, tugas, dan wewenang Quality Engineer :


a. Fungsi Quality Engineer
Quality Engineer berfungsi sebagai perencana dan pengendalian
untuk merealisasikan suatu proyek.

b. Tugas Quality Engineer

 Pengendalian terhadap mutu bahan dan pekerjaan yang dilaksanakan oleh


kontraktor berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan
dalam Dokumen Kontrak Quality Engineer harus memahami benar metode
test laboratorium dan lapangan yangdisyaratkan dalam Dokumen Kontrak.

 Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari Site Engineer, serta berupa
agar Site Engineer dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan selalu mendapat
informasi yang diperlukan sehubungan dengan pengendalian mutu.

 Melakukan pengawasan dan pemantauan ketat atas pengaturan personil dan


peralatan laboratorium kontraktor agar pelaksanaan pekerjaan selalu

17
didukung tersedianya tenaga dan peralatan pengendalian mutu sesuai
dengan dalam Dokumen Kontrak.

 Melakukan pengawasan dan pemantauan atas pengaturan dan pengadaan


Stone Crusher dan Aspalt Mixing Plant atau peralatan lain yang diperlukan.

 Melakukan pengawasan setiap hari semua kegiatan pemeriksaan mutu


bahan dan pekerjaan, serta segera memberikan laporan kepada Site
Engineer setiap permasalahan yang timbul sehubungan dengan
pengendalian mutu bahan dan pekerjaan.

 Melakukan analisa semua hasil test, termasuk usulan komposisi campuran


(JobMix Formula), baik untuk pekerjaan aspal, soil cement, agregat dan
beton, sertamemberikan rekomendasi dan justifikasi teknis atas persetujuan
dan penolakan usulan tersebut.

 Melakukan pengawasan atas pelaksanaan coring perkerasan jalan yang


dilakukanoleh kontraktor sehingga baik jumlah serta lokasi coring
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan.

 Menyerahkan kepada Site Engineer himpunan data bulanan pengendalian


mutu paling lambat tanggal 14 bulan berikutnya.

 Himpunan data harus mencakup semua datatest laboratorium dan lapangan


secara jelas dan terperinci.

 Memberi petunjuk kepada staf kontraktor, agar semua teknisi laboratorium


danstaf pengendali mutu mengenal dan memahami semua prosedur dan
data cara pelaksanaan test sesuai dengan yang tercantum dalam spesifikasi.

c. Wewenang Quality Engineer


 Menyusun program dan perencanaan pembangunan konstruksi;

 Memahami dan menguasai pasal-pasal dalam dalam dokumen kontrak fisik,


terutama tata cara pengukuran dan pembayaran pekerjaan dan perhitungan
volume terukur;

 Mengawasi serta melakukan pengendalian dan pelaksanaan fisik pekerjaan.


Sehingga semua pembayaran pekerjaan kepada kontraktor betul-

18
betul didasarkan kepada ketentuan yang tercantum dalam dokumen
kontrak;

 Membuat dan menghimpun semua data sehubungan dengan pengendalian


volume pekerjaan;

 Memeriksa kesesuaian volume yang tertuang dalam semua “Shop


Drawing” yang Diajukan oleh kontraktor

 Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan harian, laporan bulanan,


jadwal kemajuan pekerjaan dan lain-lain;

 Merancang dan merencanakan program sistem manajemen mutu


pelaksanaan proyek konstruksi dan melakukan pengawasan penerapan
sistem, program dan perencanaan manajemen mutu konstruksi proyek;

 Melakukan pengawasan dan pemantauan secara ketat atas mutu/kualitas


hasil pelaksanaan pekerjaan dan tidak mentoleransi adanya penyimpangan-
penyimpangan pelaksanaan pekerjaan;

 Memahami dan menguasai pasal-pasal dalam dalam dokumen kontrak,


terutama terkait dengan kualitas pekerjaan;

3. Ahli K3
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Ahli K3) ialah tenaga teknis
berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja(“UU 1/1970”).
Ahli K3 ditunjuk pada tempat kerja dengan kriteria tertentu dan pada
perusahaan yang memberikan jasa di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
Jika suatu perusahaan tidak masuk
kriteria tertentu di mana diberlakukan
ketentuan K3, maka perusahaan
tersebut tidak wajib mempunyai Ahli
K3. Artinya, tidak semua perusahaan
wajib memiliki Ahli K3. Dalam
proyek ini Ahli K3 adalah Musriadi
Muhamad.

19
a) Fungsi Ahli K3 :
 Sebagai sekretaris pada P2K3 di lini fungsional.
 Memfollow up rekomendasi atau saran dan perkembangan yang telah
disepakati kedua belah pihak di lini struktural.

b) Tugas Ahli K3 :
 Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan K3 sesuai
dengan bidang yang ditentukan.
 Memberikan laporan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk sesuai
keputusan penunjukannya yaitu tiap 3 bulan atau ditentukan lain bagi Ahli K3
Umum serta setiap selesai memberikan jasa bagi Ahli K3 yang berada pada
perusahaan jasa.
 Merahasiakan segala keterangan tentang rahasia perusahaan/instansi yang di
dapat berhubungan dengan jabatannya.

c) Wewenang Ahli K3 :
 Memasuki tempat kerja sesuai dengan penunjukan.
 Meminta keterangan dan atau informasi mengenai pelaksanaan syarat-syarat
K3 di tempat kerja sesuai sengan penunjukan.
 Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa, mengevaluasi dan
memberikan persyaratan serta pembinaan K3 yang meliputi :
 Keadaan dan fasilitas tenaga kerja
 Keadaan mesin, pesawat, alat-alat kerja, instalasi serta peralatan lainnya
 Penanganan bahan-bahan
 Proses produksi
 Sifat pekerjaan
 Cara kerja
 Lingkungan kerja

20
4. Ahli Elektrikal
Ahli Elektrikal adalah ahli yang memiliki kompetensi melaksanakan
pekerjaan perencanaan dan/atau pemasangan dan/atau perawatan instalasi listrik,
untuk penerangan dan/atau tenaga di dalam dan/atau di luar bangunan. Dalam
proyek kali ini Ahli Elektrikal adalah Jonas Erikson.

a) Fungsi Ahli Elektrikal


Profesi dalam bidang Ahli Elektrikal adalah melaksanakan pekerjaan
perencanaan dan/atau pemasangan dan/atau perawatan instalasi listrik,
mendesain pemasangan insalasi elektrikal dll.

b) Tugas Ahli Elektrikal

 Bertanggung jawab kepada Team Leader


 Sebagai penanggung jawab teknis tertinggi pelaksanaan Pengendalian dan
Pengawasan Pekerjaan Elektrikal di lapangan
 Mewakili Team Leader dalam rapat – rapat koordinasi mingguan bidang
elektrikal di lapangan
 Mengkoordinasikan pelaksanaan pengawasan pekerjaan elektrikal yang
dilakukan oleh inspektor/pengawas elektrikal
 Melakukan koordinasi antar bidang/disiplin secara internal dalam
organisasi tim konsultan MK
 Bertanggung jawab atas perhitungan (kualitas & kuantitas) hasil kemajuan
pekerjaan di lapangan untuk bidang Elektrikal Bangunan.

c) Wewenang Ahli Elektrikal

 Mempelajari dokumen teknis kontrak pelaksanaan proyek sesuai


bidangnya

 Mempelajari gambar kerja (shop drawing)

 Memberi masukan untuk membuat rencana pelaksanaan pekerjaan

 Melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan

 Mengatur pelaksanaan pekerjaan

21
 Mengawasi memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan sub
kontraktor

 Koordinasi dengan bidang terkait (struktur dan arsitektur)

 Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan agar berjalan efisien


dan efektif

 Memeriksa hasil pelaksanaan pekerjaan pada bidangnya sesuai shop


drawing spesifikasi teknis yang dipersyaratkan dan manajemen mutu yang
diharapkan

 Mengukur hasil pekerjaan dilapangan meliputi kualitas, kuantitas dan


waktu testing

 Menyiapkan data untuk pembuatan gambar yang telah dilaksanakan (as


built drawing)

 Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan secara berkala

 Menyiapkan bahan pedoman operasi dan pemeliharaan berikut


pelatihannya

5. Pelaksana Lapangan
a. Fungsi Pelaksana Lapangan
 Mempelajari penugasan sebagai seorang pelaksana lapangan pekerjaan
bangunan perumahan dangedung.
 Mempelajari dokumen kontrak pelaksanaan kegiatan dibidangnya
 Membuat rencana pelaksanaan pekerjaan
 Mempelajari gambar kerja (shop drawing)
 Melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan
 Mengatur pelaksanaan operasional pekerjaan
 Mengawasi memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan sub
kontraktor
 Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan agar berjalan dengan
efisien
 Memeriksa hasil pelaksanaan pekerjaan dibidangnya sesuai spesifikasi teknis
yang dipersyaratkan dan manajemen mutu yang diharapkan

22
 Mengukur hasil pekerjaan dilapangan meliputi kualitas kuantitas dan waktu
 Menyiapkan data untuk menyiapkan gambar yang telah dilaksanakan (as
built drawing)
 Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan secara berkala.

b. Tugas Pelaksana Lapangan


 Mengendalikan proyek sejak awal kegiatan sampai selesai pelaksanaan.
 Memberikan semua instruksi kepada konsultan pengawas.
 Menyetujui atau menolak pekerjaan tambah kurang
 Menyetujui atau menolak penyerahan pekerjaan
Dalam proyek ini yang bertugas sebagai pelaksana adalah Maria Nurulita.

c. Wewenang Pelaksana Lapangan

 Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam


melaksanakan pekerjaan dilapangan.
 Bersama dengan bagian enginering menyusun kembali metode
pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
 Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai
dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan.
 Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan kegiatan
harian kepada pelaksana pekerjaan.
 Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan
dilapangan.
 Membuat program penyesuaian dan tindakan turun tangan, apabila terjadi
keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan di lapangan.
 Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan memproses
berita acara kemajuan pekerjaan dilapangan.
 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan, metode
kerja, gambar kerja dan spesifikasi teknik.
 Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan mengatur
pelaksanaan tenaga dan peralatan proyek.

23
 Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga dan alat
di lapangan.
 Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran hasil
pekerjaan dilapangan.
 Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan.
 Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar selalu sesuai
dengan metode konstruksi dan instruksi kerja yang telah ditetapkan.
 Menerapkan program keselamatan kerja dan kebersihan di lapangan

6. Juru Gambar
Juru gambar dalam hal ini melaksanakan pekerjaan penggambaran agar dapat
digunakan untuk proses peancangan / dokumentasi / teknis pelaksanaan sesuai
dengan spesifikasi teknis / petunjuk arsitek atau atasan langsung.
a. Fungsi Juru Gambar
 Membuat gambar pelaksanaan / gambar shop drawing
 Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata dilapangan
 Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/ surveyor
 Membuat gambar akhir pekerjaan / asbuilt drawing

b. Tugas Juru Gambar


 Mempelajari Gambar Skesa/Draft
 Menyesuaikan Dengan Spesifikasi Teknis
 Mengedintifikasikan Keterangan Sketsa yang tidak jelas
 Memperbaiki gambar

c. Wewenang Juru Gambar


Salah satu wewenang dari juru gambar adalah melakukan revisi atau
perbaikan jika dikemudian hari terjadi sedikit kesalahan pada gambar
proyek yang dibuatnya.

7. Admin
Administrasi proyek merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan proyek.
Salah satu di antaranya adalah pembuatan laporan berkala. Laporan berkala
merupakan alat komunikasi resmi untuk menyatakan menyampaikan segala sesuatu
yang berhubungan dengan penyelengaraan proyek.

24
a. Fungsi Admin
 Melakukan proses data entry
 Melakukan sesi dokumentasi
 Menjaga dan Mengecek Inventory Kantor
 Mengecek biaya operasional
 Membuat Surat Jalan
 Membuat Data Absensi dan Lembur
 Membuat Laporan Mingguan/Bulanan
 Merapikan dokumen dan membuat salinan dari tiap dokumen yang ada

b. Tugas Admin
 Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja diproyek untuk pegawai bulanan
sampai dengan pekerja harian dengan spesialisai keahlian masing-masing
sesuai posisi organisasi proyek yang dibutuhkan.
 Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan dibayar
oleh owner sebagai pemilik proyek.
 Melayani tamu – tamu intern perusahaan maupun ekstern dan melakukan
tugas umum. Mengisi data-data kepegawaian, pelaksanaan, asuransi tenaga
kerja, menyimpan data-data kepegawaian karyawan dan pembayaran gaji
serta tunjangan karyawan.
 Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta
retribusi.
 Membuat laporan ke pemerintah daerah setempat, lurah atau kepolisian
mengenai keberadaan proyek dan karyawan dalam pelaksanaan pekerjaan
pembangunan.
 Mencatat aktivas proyek meliputi inventaris, kendaraan dinas, alat-alat
proyek dan sejenisnya.

c. Wewenang Admin
 Memastikan semua data proyek diinput ke komputer
 Memastikan Dokumentasi dari kegiatan proyek berjalan dengan baik dan
lancar
 Memastikan semua inventory kantor terjaga dengan baik
 memastikan semua reimburstment / klaim ke kantor pusat terorganisir
secara faktual.
 Memastikan dokumentasi surat jalan berjalan dengan lancar
 Memastikan laporan absensi dan lembur ada
 Memastikan kalau laporan bulanan ada
 Memastikan semua dokumen terduplikasi dan terjaga dengan baik.

25
8. Mandor

Mandor konstruksi dalam hal ini mandor borong upah satuan pekerjaan
dan mandor borong upah berikut bahan, merupakan pemimpin dan pengawas
kelompok kerja konstruksi. Mandor konstruksi bertugas memimpin dan
mengatur kegiatan para tukang pada pelaksanaan pekerjaan kostruksi, serta
mengawasi kelancaran dan tertib pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan
target fisik, waktu dan mutu seperti yang ditentukan dalam rencana. Dalam
proyek kali ini mandor adalah Edy Rukiman.

a. Fungsi Mandor
 Pencari kesempatan / peluang kerja bagi kelompok kerjannya
 Pengawas sehari-hari para tukang dan pekerja dalam pelaksanaan
pekerjaan
 Pelatih/pembimbing para tukang.

b. Tugas Mandor
 Membaca memahami gambar kerja dan menerjemahkannya ke dalam
langkah-langkah operasional
 Melakukan peninjauan dan pengukuran lapangan (setting out)
 Menghitung perkiraan volume pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja, bahan
dan alat
 Menghitung harga satuan ongkos kerja
 Merundingkan harga borongan pekerjaan
 Membuat jadwal dan recana kerja
 Menyiapkan dan mengatur pembagian tugas para tukang dan pekerja
 Mengawasi kegiatan para tukang dan pekerja dalam melakukan pekerjaan
 Mengawasi kegiatan para tukang dan pekerja dalam melaksanakan
pekerjaan
 Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja
 Mengukur dan menghitung hasil kerja/opname
 Melaporkan hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan menagih
pembayaran
 Membayar upah para tukang dan pekerja

26
c. Wewenang Mandor
Mandor memiliki wewenang dalam menentukan aktifitas dan metoda
kerja para buruh bangunan lokasi kerja.

9. Operator
Operator adalah jabatan atau posisi dalam suatu perusahaan, individu/pekerja
baik itu pria atau wanita yang bekerja mengoperasikan mesin atau peralatan disuatu
pabrik, juga dikenal sebagai operator mesin,
menggunakan peralatan untuk membantu
dengan manufaktur, kemasan, dan langkah-
langkah lain sepanjang jalur produksi
dengan syarat dan ketentuan yang sesuai
dengan prosedur dari perusahaan tertentu.
a. Fungsi Operator
 Mengoperasikan mesin/alat/kendaraan yang menjadi tanggung jawabnya
 Bekerja Sesuai SOP (Standard Operational Procedure)
 Bekerja sesuai target
 Memberikan Informasi pada saat pergantian shift
 Menjaga dan memelihara lingkungan kerja
 Membuat Laporan

b. Tugas Operator
 Melakukan pemeriksaan keliling dan pemeriksaan sebelum alat di
hidupkan.
 Melaporkan temuan kerusakan pada alat kepada pengawas lapangan.
 Mengoperasikan alat dengan aman dan produktif sehingga peralatan
menjadi tidak cepat rusak sehingga jangka waktu pemakaian peralatan
akan lebih lama.
 Memastikan bahwa peralatan dirawat sesuai dengan jadwal.
 Memastikan Laporan kerja dibuat sebagai bahan pertanggung jawaban
nantinya.

27
c. Wewenang Operator
Operator ditugaskan untuk unit tertentu, di mana mereka bertanggung
jawab untuk fungsi tertentu atau bidang peralatan. Operator memiliki wewenang
untuk mengawasi pekerjaan yang sedang dilakukan dengan cara yang aman.

28
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI INTERNAL PROYEK

Site Engineering Manager (SEM)


Suratini, ST.

Quality Engineer Ahli K3 Ahli Elektrikal


Sajuri, ST. Musriadi Muhamad Jonas Erikson, ST.

Juru Gambar
Pelaksana Lapangan Admin
Fenny Irvan
Maria Nurulita, ST. Mairulitha

Mandor Operator
Edi Rukiman Sudarto

29
BAB IV
MANAJEMEN MATERIAL KONSTRUKSI

IV.1 Daftar Material yang Digunakan


Bahan-Bahan
1. Semen
Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk yang disetujui dan dalam
segala hal memenuhi syarat seperti dikehendaki Oleh "Peraturan Beton Bertulang
Indonesia" untuk beton klas 1 — Z 475. Dalam pengangkutan, semen harus
terlindung dari hujan, zak (kantong) asli
dari pabriknya dalam keadaan tertutup
rapat dan harus disimpan di gudang yang
cukup ventilasinya dan tidak kena air,
ditaruh pada tempat yang ditinggikan
paling sedikit 30 cm dari lantai. Kantong
semen tersebut ådak boleh ditumpuk
sampai tingginya melampaui 2 m, dan
tiap penpriman baru harus dipisahkan dan ditandai, dengan maksud agar
pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
2. Agregat (Butiran, Pasir)
Agregat harus keras, bersifat kekal dan
bersih serta tidak boleh mengandung
bahan-bahan yang merusak,
umpamanya yang bentuk atau
kualitasnya bertentangan dan
mempengaruhi kekuatan atau kekalnya
konstruksi beton pada setiap umur,
termasuk daya tahannya terhadap berat dari tulangan besi beton.
Catatan : Pasir yang mengandung garam atau asam tidak boleh dipakai.
3. Air
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang
merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.

30
4. Bahan Tambahan
Bahan tambahan disetujui secara khusus dengan perseetujuan dari Direksi
Lapangan/Pengawas.
5. Baja Tulangan
Batang tulangan besi beton dari baja lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2 dan
grade yang dipergunakan adalah ST-
37 dengan kategori U-24 dan U-32.
Untuk penulangan plat yang
mengunakan wire-mesh, maka harus
digunakan tipe dengan electrically
welded wire-mesh, dan memenuhi
ketentuan-ketentuan peraturan yang
berlaku.

6. Cetakan (Bekisting)
Bekisting harus dipakai kayu klas Ill yang cukup kering dan sesuai dengan
finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton
sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar arsitektur. Bekisting harus
cukup mampu untuk menahan getaran
vibrator dan kejutan-kejutan lain yang
diterima, tanpa berubah bentuk. Cetakan
harus dibuat dari papan-papan yang
bermutu baik atau plywood (disesuaikan
dengan kontrak). Tebalnya papan atau plywood tergantung dari kualitas dan jarak
rangka penguat cetakan tersebut. Tebal papan disyaratkan minimal 2 cm, dan
plywood minimal 1,2 cm.

IV.2 Proses Pengadaan


IV.2.1 Pemesanan dan Pembelian
Dalam kegiatan pemesanan dan pembelian material, menyiapkan surat
permintaan material yang diperlukan dan menyampaikan surat tersebut kepada
petugas pembelian dengan memperhatikan pendelegasian untuk membuat

31
surat permintaan kepada orang yang sudah dipercaya. Selain itu juga
memperhatikan persiapan untuk membuat surat permintaan yang
memperhatikan waktu yang di butuhkan antara persiapan surat permintaan dan
penyerahan material yang siap dipakai.
Rincian yang harus dimasukkan dalam buku pesanan pembelian
 Nama dan alamat pemasok
 Nama orang yang memesan material
 Rincian material yang dibutuhkan
 Harga material yang di pesan
 Nama petugas yang bertanggung jawab terhadap pembelian material

Form pesanan pembelian :

No Jenis Barang Ukuran Jumlah Barang Harga Satuan Keterang

IV.2.2 Pengirimam dan Penerimaan


 Pengiriman material harus berdasarkan surat permintaan pembelian
material material yang telah disetujui dengan jaminan bahwa material
yang akan dikirim pemasok sesuai dengan spesifikasi dan dikirim ke
lokasi yang tepat dan waktu yang diminta
 Material-material yang dipasok pada kontraktor merupakan suatu hasil
dari surat permintaan pembelian yang wajib diperiksa pada saat
penyerahan oleh petugas gudang. Sebelum material dibongkar, petugas
gudang harus memeriksa terlebih dahulu bahwa material-material yang
diserahkan benar-benar material pesanan yang merupakan bagian dari
pelaksanaan proyek.

32
Tabel IV.1 Jadwal penerimaan material : ;b

Contoh

con

Oktober November Desember Januari Februari Maret April


No Nama barang
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 semen
2 pasir
3 kerikil
4 air
5 baja tulangan
kayu
6
perancah
7 papan mal
8 kawat bendrat
9 batako
10 keramik
11 cat
12 baja ringan
13 kaca

33
IV.2.3 Penyimpanan dan Menjaga Tingkat Persediaan
Penyerahan material yang sudah sesuai dan dapat harus disimpan
dengan baik oleh petugas gudang. Petugas gudang bertanggung jawab dalam
menjaga dan menyimpan material-material yang diserahkan antara waktu
penyerahan sampai dengan material tersebut dikeluarkan dari gudang yang
akan digunakan dalam pelaksanaan proyek.
Aspek utama manajemen material adalah aspek keamanan fisik dan
selalu siap. Petugas gudang harus dapat menjamin bahwa material yang keluar
dari gedung benar-benar untuk kepentingan pelaksanaan proyek dan sesuai
dengan daftar rincian rincian dalam berita acara.
Tanggung jawab atas keamanan bahan kontruksi yang harus
dikembalikan harus tetap atas nama orang yang bertanggung jawab atas
dikeluarkannya barang tersebut.
Berikut ini merupakan sketsa penyimpanan material :

IV.2.4 Pengeluaran Material dari tempat penyimpanan dan pendistribusiannya


Semua material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan
proyek kontruksi tercatat dan tersimpan dalam gudang. Sehingga untuk
penggunaan material-material tersebut harus dikeluarkan dari gudang
penyimpanan dengan melengkapi berita acara pengeluaran material yang
dikeluarkan oleh petugas gudang. Berita acara ini berisi informasi tentang
jumlah dan jenis material yang diambil, maksud penggunaan material dan
informasi-informasi lainnya yang terkait dengan material yang dibutuhkan.

34
Tabel IV.2 Jadwal pengeluaran material dari tempat penyimpanan dan pendistribusian ke lokasi pekerjaan :

Nama Oktober November Desember Januari Februari Maret April


No
barang 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Semen
2 Pasir
3 Kerikil
4 Air
Baja
5
tulangan
Kayu
6
perancah
7 Papan mal
Kawat
8
bendrat
9 Batako
10 Keramik
11 Cat
12 Baja ringan
13 Kaca
;b

35
IV.3 Jadwal Pengadaan Pelaksanaan

SG Uraian Pekerjaan Jumlah Harga Bobot (%)

I PEKERJAAN PERSIAPAN 187,050,000.00 7.11


II PEKERJAAN PONDASI 172,801,871.85 6.56
III PEKERJAAN TRUKTUR 858,552,136.70 32.62
IV PEKERJAAN PENUTUP LANTAI 206,368,254.77 7.84
V PEKERJAAN DINDING 279,111,430.55 10.60
VI PEKERJAAN PLAFOND 150,707,759.91 5.73
VII PEKERJAAN PENUTUP ATAP 442,992,985.80 16.83
VIII PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA, VENTILASI 91,005,622.68 3.46
IX PEKERJAAN PENGGANGTUNG DAN PENGUNCI 23,332,269.50 0.89
X PEKERJAAN PENGECATAN 82,685,777.55 3.14
XI PEKERJAAN SANITASI 66,512,323.61 2.53
XII PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL 71,182,300.00 2.70

TOTAL 2,632,302,732.92 100.00


BOBOT RENCANA KOMULATIF (%)

36
Time Schedule :

WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN ( 6 BULAN 1 MINGGU )


Oktober November Desember Januari Februari Maret April (%)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.42 1.42 1.42 1.42 1.42 100(%)
1.64 1.64 1.64 1.64 1.64
4.66 4.66 4.66 4.66 4.66 4.66 4.66
2.61 2.61 2.61
3.92 3.92
1.43 1.43 1.43 1.43
5.61 5.61 5.61 50(%)
1.15 1.15 1.15
0.22 0.22 0.22 0.22
0.63 0.63 0.63 0.63
2.53
0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68
0(%)
1.42 3.06 3.06 7.72 7.72 6.30 4.66 4.66 7.27 7.27 6.53 5.35 1.43 8.19 8.42 7.61 3.38 0.85 0.63 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68
1.65 4.71 7.77 15.50 23.22 29.52 34.18 38.84 46.11 53.38 59.92 65.27 66.70 74.89 83.31 90.92 94.30 95.15 95.77 96.45 97.13 97.80 98.48 99.15 100

37
BAB V
MANAJEMEN PERALATAN KONSTRUKSI

V.1 Daftar Peralatan yang Digunakan


Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat-alat kecil maupun
yang besar, harus disediakan Oleh Kontraktor dalam keadaan baik dan siap pakai
sebelum pekerjaan fisik bersangkutan dimulai, antara lain :
1. Mesin pengukur tanah (bila diperlukan)
2. Mesin gilas dengan berat minimal 5 ton (bila diperlukan)
3. Theodolit dan waterpass
4. Pompa air
5. Mesin pengaduk beton dan mesin penggetar
6. Mesin pemadat/compactor
7. Alat merger, alat ukur listrik dan alat ukur air pada saat diperlukan
8. Peralatan penerangan untuk keamanan dan kerja lembur
9. Alat pemancang/Hydraulic Jack/ Drop Hammer
10. Kendaraan pick up

Tabel V.1 Data Peralatan/Perlengkapan

Jenis Tahun Kondisi


No Jumlah Kapasitas Merk/Type Lokasi Bukti
Peralatan Pembuatan Baik/Rusak
Sekarang Kepemilikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pile Hammer 2 Unit - - 2013 Baik Mempawah Milik

2 Mesin 1 Unit 1000 Watt Dongwa 2015 Baik Mempawah Milik


Genset
3 1 Unit - Bosch 2013 Baik Mempawah Milik
Bar Cutter
4 2 Unit 4 M3 Mitshubishi 2012 Baik Mempawah Milik
Dump Truck
5 1 Unit 1.5 M3 Hilux 2016 Baik Mempawah Milik
Pick Up
6 5 Unit - Artco 2017 Baik Mempawah Milik
Gerobak
Sorong 1 Set - - 2016 Baik Mempawah Milik
7
Peralatan 1 Set - - 2015 Baik Mempawah Milik
8 Tukang
Lengkap

Scaffolding

38
V.2 Proses Pengadaan

V.2.1 Pemilihan Peralatan

Peralatan dalam pekerjaan kontruksi merupakan salah satu sumber daya


utama atau terpenting yang harus tersedia pada saat pelaksanaan pembangunan
proyek. Peralatan yang akan digunakan terdiri dari berbagai jenis, ukuran, merk,
dan kualitas sesuai dengan kebutuhan dilapangan, mulai dari peralatan berat
maupun peralatan berat
Untuk mendukung serta menunjang kelancaran pekerjaan, diperlukan
beberapa peralatan yang sesuai dengan jenis pekerjaan, volume, pekerjaan dan
keadaan di lapangan maupun waktu yang tersedia.

V.2.2 Cara Perolehannya


Dengan melakukan pelelangan/ survey secara langsung
- Menetukan beberapa orang ( dengan nilai yang murah, dan lengkap
- Mendatangkan material tepat waktu
- Harga / efisien

V.2.3 Penyimpanan Peralatan di Lokasi

Penyerahan peralatan yang sudah sesuai dan dapat harus disimpan


dengan baik oleh petugas gudang. Petugas gudang bertanggung jawab dalam
menjaga dan menyimpan peralatan yang diserahkan antara waktu penyerahan
sampai dengan peralatan tersebut dikeluarkan dari gudang yang akan
digunakan dalam pelaksanaan proyek.
Aspek utama manajemen peralatan adalah aspek keamanan fisik dan
selalu siap. Petugas gudang harus dapat menjamin bahwa peralatan yang keluar
dari gedung benar-benar untuk kepentingan pelaksanaan proyek dan sesuai
dengan daftar rincian rincian dalam berita acara.
Tanggung jawab atas keamanan peralatan kontruksi yang harus
dikembalikan harus tetap atas nama orang yang bertanggung jawab atas
dikeluarkannya peralatan tersebut.

39
Berikut ini merupakan sketsa penyimpanan peralatan :

V.2.4 Buat Jadwal Pengadaan Peralatan

Semua peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan


proyek kontruksi tercatat dan tersimpan dalam gudang. Sehingga untuk
penggunaan peralatan tersebut harus dikeluarkan dari gudang penyimpanan
dengan melengkapi berita acara pengeluaran peralatan yang dikeluarkan oleh
petugas gudang. Berita acara ini berisi informasi tentang jumlah dan jenis
peralatan yang diambil, maksud penggunaan peralatan dan informasi-
informasi lainnya yang terkait dengan peralatan yang dibutuhkan.

40
Tabel V.2 Jadwal Pengadaan Peralatan Ke Lokasi Pekerjaan

Oktober November Desember Januari Februari Maret April


No Nama barang
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pile Hammor
2 Mesin Genset
3 Bar Cutter
4 Dump Truck
5 Pick Up
6 Gerobak Sorong
7 Peralatan Tukang Lengkap
8 Scaffolding

41
BAB VI
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

VI.1 Jadwal Tenaga Kerja

Tabel VI.1 Jadwal Tenaga Kerja

Oktober November Desember Januari Februari Maret April


Tenaga Kerja 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
15 15 15 12 12 20 20 20 18 18 18 18 25 25 25 25 14 14 17 17 17 17 15 15 15

Histogram Tenaga Kerja


30

25
Jumlah Tenaga Kerja

20

15

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Waktu (Per Minggu)

42
VI.2 Usaha-Usaha yang Dilakukan Untuk Mendukung K3
PEKERJAAN K3 KONSTRUKSI
1. Peraturan dan Undang-Undang
Dalam melaksanakan pekerjaan, bila tidak ditentukan lain, berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. BINAWAS No. 147/BW/KK/1V/1997
c. Permenaker No. 01 / Men/ 1980
d. SKB Menaker dan Menteri PU No. 174/ Men/ 1986 dan No.104/KPTS/ 1986
Tentang K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi Beserta Pedoman Pelaksanaan
K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi
e. UUNo. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi

2. Prinsip-Prinsip K3 Konstruksi
Penerapan prinsip K3 Konstruksi di proyek sangat perlu diperhatikan dalam
pekerjaan konstruksi. Pelaksana harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip
kerja sesuai ketentuan K3 di lingkungan proyek.

3. Kelengkapan Administrasi K3
Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi wajlb memenuhi kelengkapan
administrasi K3, meliputi :
• Pendaftaran proyek ke Departemen Tenaga Kerja setempat
• Pendaftaran dan pembayaran asuransi tenaga kerja
• Pendaftaran dan pembayaran asuransi lainnya, bila disyaratkan proyek
• Ijin dari kantor Kimpraswil tentang penggunaan jalan atau jembatan yang
menuju lokasi untuk lalu Lintas alat berat
• Keterangan laik pakai untuk alat berat maupun ringan dari instansi yang
berwenang
• Pemberitahuan kepada pemerintah atau lingkungan setempat

4. Penyusunan Safety Plan


Safety plan adalah rencana pelaksanaan K3 untuk proyek yang bertujuan agar
dalam pelaksanaan nantinya proyek akan aman dari kecelakaan kerja dan bahaya
penyakit sehingga menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi. Safety plan berisi

43
pembukaan tentang gambaran proyek dan pokok perhatian untuk kegiatan K3,
resiko kecelakaan dan pencegahannya, tata cara pengoperasian alat instansi terkait
(Rumah Sakit, Polisi, Depnaker dan Dinas Pemadam Kebakaran).

5. Pelaksanaan Kegiatan K3 di Lapangan


Pelaksanaan kegiatan K3 di lapangan meliputi hal-hal berikut :
a. Kegiatan K3 di lapangan berupa
pelaksanaan safety plan melalui
kerja sama dengan instansi terkait
K3 yaitu Depnaker, Polisi, Rumah
Sakit dan Dinas Pemadam
Kebakaran.
b. Pengawasan pelaksanaan K3,
meliputi kegiatan berikut :
1. Safety Patrol, yaitu suatu tim K3 yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang
melaksanakan patrol untuk mencatat hal-hal yang tidak sesuai ketentuan K3
dan memiliki resiko kecelakaan.
2. Safety Supervisor, yaitu petugas yang ditunjuk manajer proyek untuk
mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilihat dari segi
K3.
3. Safety Meeting, yaitu rapat koordinasi dalam proyek yang membahas hasil
laporan Safety Patrol maupun Safety Supervisor. Pelaporan dalam
penanganan kecelakaan meliputi pelaporan dan penanganan kecelakaan
ringan, berat, korban meninggal dunia dan kecelakaan peralatan berat.

6. Pelatihan Program K3
Pelatihan program K3 dibagi atas 2 (dua) bagian, yaitu :
a. Pelatihan secara umum dengan materi pelatihan tentang panduan K3 di
proyek, misalnya pedoman praktis pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja, penanganan penyimpanan dan pemeliharaan material, keselamatan dan
keschatan kerja dalam pckerjaan sipil, keselamatan dan kesehatan kerja dalam
pekerjaan finishing luar, keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
mekanikal elektrikal, keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
finishing dalam, keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan bekisting,

44
pembesian, pekerjaan sementara, rangka baja, struktur khusus, pembetonan,
pondasi pili dan strutting, keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
pembongkaran.
b. Pelatihan khusus proyek yang diberikan pada awal proyek dan di tengah
periode proyek sebagai penyegaran dengan peserta seluruh petugas yang
terkait dalam pengawasan proyek dengan materi tentang pengetahuan umum
tentang K3 atau safety plan proyek yang bersangkutan.

7. Perlengkapan dan Peralatan K3


Perlengkapan dan peralatan penunjang program K3 meliputi :
a. Promosi program K3
Promosi program K3 terdiri atas pemasangan bendera K3, bendera Republik
Indonesia, bendera Perusahaan, dan pemasangan sign board (rambu petunjuk)
K3 yang berisi antara lain slogan-slogan yang mengingatkan perlunya bekerja
dengan memperhatikan keselamatan.
b. Perlengkapan perlindungan diri
Perlengkapan perlindungan diri adalah sarana perlatan yang melekat pada
orang (personal protective equipment), yang terdiri dari :
1. Pelindung mata dan wajah, kacamata safety merupakan peralatan yang
paling banyak digunakan sebagai pelindung mata. Meskipun kelihatannya
sama dengan kacamata biasa, namun kacamata safety lebih kuat dan tahan
benturan serta panas daripada kacamata biasa. Goggle merupakan tipe lain
perlindungan mata yang memberikan perlindungan lebih baik
dibandingkan kacamata safety, sebab lebih menempel di wajah. Sedangkan
pelindung wajah memberikan perlindungan menyeluruh pada wajah dari
bahaya percikan bahan kimia, objek yang berterbangan atau cairan besi.
2. Pelindung pendengaran, jenis yang paling banyak digunakan adalah
earmuff, pvc earplug, dan foam earplug.
3. Pelindung kepala atau helm yang melindungi kepala dari bahaya yang
mengancam baik itu benturan maupun sengatan listrik dan bahan-bahan
yang bersifat korosif.
4. Pelindung kaki atau sepatu/boot yang melindungi kaki dari bahaya
kecelakaan yang mengancam kaki seperti kejatuhan benda, tusukan benda

45
tajam pada kaki, bahan kimia, asam, alkali, garam, air dan darah, ataupun
terpeleset.
5. Pelindung tangan berupa sarung tangan yang melindungi tangan dari
bahaya-bahaya seperti ujung benda yang tajam, terpotong, permukaan
kasar, bahan kimia beracun, sengatan listrik, panas, api, dan bakteri serta
kuman.
6. Pelindung bahaya jatuh yang terdiri dari :
 Full Body Hardness (pakaian penahan bahaya jatuh), adalah sistem
yang dirancang untuk menyebarkantenaga benturan atau guncangan
pada saat jatuh melalui pundak, paha dan pantat. Pakaian penahan
bahaya jatuh ini didesain dan dirancang nyarnan agar si pemakai dapat
menyesuaikan diri dan terasa nyaman. Pada bagian belakang pakaian
dilcngkapi dengan cincin "D" (high) dan juga terdapat di bagian depan
dimana tersambung tali pengaman atau alat penolong lain.
 Life Line (tali pcngaman), adaJah tali kaitan Jentur dengan kekuatan
tarik minimum 500 kg yang salah satu ujungnya dikaitkan ke tempat
kaitan dan
menggantung secara vertikaJ atau dikaitkan pada tempat kaitan lain
untuk digunakan secara horizontal.
 Anchor Point (tempat kaitan), minimal harus mampu menahan berat
500 kg per pekerja dan ditempatkan lebih tinggi dari bahu pemakainya.
 Lanyard (tali pengikat), tali pendek atau lentur, digunakan untuk
menghubungkan pakaian pelindung jatuh ke tempat kaitan (anchor
point) atau tali kaitan. Panjang tali pengikat tidak boleh melebihi 2
meter dan harus kancing pengaitnya dapat mengunci dengan otomatis.
 Refracting Life Lines (pengencang tali ikatan), adalah komponen yang
digunakan untuk mencegah agar tali pengikat tidak terlalu kendor. Tali
tersebut akan otomatis memanjang dan memendek pada saat pekerja
naik maupun turun.
c. Sarana peralatan lingkungan dan kesehatan berupa tabung pemadam
kebakaran (APAR), pagar pengaman, penangkal petir darurat bila perlu,
pemeliharaan jalan kerja, jaring pengaman pada bangunan tinggi, tangga dan
peralatan P3K.

46
d. Rambu-rambu peringatan antara lain :
1. Peringatan bahaya dari atas
2. Benturan kepala
3. Longsoran
4. Api
5. Tersengat listrik
6. Petunjuk ketinggian
7. Petunjuk jalur instalasi listrik sementara
8. Batas ketinggian penumpukan material
9. Larangan memasuki area tertentu
10. Larangan membawa bahan-bahan berbahaya
11. Petunjuk untuk keluar masuk proyek (melapor)
12. Peringatan untuk memakai alat keselamatan kerja
13. Peringatan alat/mesin berbahaya (lokasi tertentu)
14. Peringatan larangan untuk masuk ke lokasi power listrik (untuk orang-
orang tertentu)

47
BAB VII
PENUTUP

VII.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis data proyek konstruksi pada “Rehabilitasi Pembangunan Gedung
1 PT.PLN (Persero) Wilayah Kalbar”, didapatkan beberapa simpulan sebagai berikut :

1. Rehabilitasi Pembangunan Gedung 1 PT.PLN (Persero) Wilayah Kalbar sangat


diperlukan untuk menjaga kondisi aman dan nyaman bagi Pegawai sehingga
berdampak pada peningkatan kinerja Pegawai dan Perusahaan.
2. Dengan dibangunnya Gedung 1, maka akan menghindari risiko kecelakaan kerja.
3. Rehabilitasi Pembangunan Gedung 1 ini dapat menciptakan kesan sebagai
perusahaan kelas dunia sesuai dengan Visi PLN dikarenakan posisi Gedung 1 ini
berhadapan langsung dengan jalan raya sehingga terlihat langsung oleh masyarakat
luas.

Adapun dari hasil penerapan ilmu Teknik Sipil khususnya Manajemen Konstruksi,
dapat kita simpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Kami mahasiswa di Program Studi Teknik Sipil dapat memahami bagaimana cara
mengelola material dan peralatan konstruksi yang baik dan benar pada pembangunan
sebuah proyek.
2. Dapat meningkatan kemampuan dalam memanajmen bagi mahasiswa terutama
dalam memanajamen waktu.

VI.2 SARAN

1. Kepada pihak pengawas agar lebih memperketat pengawasan di lapangan,


sehingga proyek yang dilaksanakan dapat selesai dengan jadwal yang sudah
direncanakan.
2. Hendaknya semua pihak yang berperan dalam suatu pelaksaan proyek lebih
disi[lin melaksanakan tugasna masing-masing sehingga dapat diperoleh hasil
seperti yang direncanakan.
3. Dalam pengerjaan tugas ini hendaknya melakukan pengolahan dan analisis data
berdasarkan metode manajemen yang sesuai dengan kondisi dilapangan.

48

Anda mungkin juga menyukai