Anda di halaman 1dari 25

MEKANIKA TANAH DAN

PONDASI LANJUTAN
A. UJI PENETRASI STANDAR
(STANDART PENETRATION TEST, SPT)
Dr. Anas Puri, S.T., M.T.
Program Magister Teknik Sipil
Universitas Islam Riau
Isi:
1. PENDAHULUAN
2. ALAT DAN CARA KERJA
3. PERKIRAAN KONDISI TANAH
4. KUAT DUKUNG PONDASI

Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 2


A.1 PENDAHULUAN
• Analisis

Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 3


Insitu Geotechnical Test

Setiap

Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 4


A.2 ALAT DAN CARA KERJA
• Sewaktu melakukan pengeboran
inti, jika kedalaman pengeboran
telah mencapai lapisan tanah
yang akan diuji, mata bor dilepas
dan diganti dengan alat yang
disebut tabung belah standar
(standard split barrel sampler).
• Setelah tabung ini dipasang, (c)
bersama-sama dengan pipa bor,
alat diturunkan sampai ujungnya
menumpu lapisan tanah dasar,
dan kemudian dipukul dari atas.
Pukulan diberikan oleh alat
pemukul yang beratnya 63,5 kg
(140 pon), yang ditarik naik turun
dengan tinggi jatuh 76,2 cm
(30”).

Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 5


Nilai SPT diperoleh dengan cara
• Tahap pertama, tabung belah standar dipukul hingga
sedalam 15 cm (6”). Kemudian dilanjutkan dengan
pemukulan tahap kedua sedalam 30,48 cm (12”). Jumlah
pukulan pada tahap kedua ini, yaitu jumlah pukulan yang
dibutuhkan untuk penetrasi tabung belah standar sedalam
30,48 cm, didefinisikan sebagai nilai-N.
• Pengujian yang lebih baik dilakukan dengan menghitung
pukulan pada tiap-tiap penembusan sedalam 7,62 cm (3 inci)
atau setiap 15 cm (6 inci). Dengan cara ini, kedalaman
sembarang jenis tanah di dasar lubang bor dapat ditaksir, dan
elevasi di mana gangguan terjadi dalam usaha menembus
lapisan yang keras seperti batu, dapat dicatat.

Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 6


• Pada kasus-kasus umum, uji SPT dilakukan setiap penetrasi
bor 1,5 - 2 m atau paling sedikit pada tiap-tiap pergantian
jenis lapisan tanah di sepanjang kedalaman lubang bornya.
Untuk fondasi dangkal interval pengujian dapat lebih rapat
lagi.

Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 7


Jenis Hammer

• c (t/m2) = 0,6 x N

N-SPT = Jumlah pukulan untuk memasukkan split spoon sedalam 30 cm

8
NSPT dapat ditentukan dengan menggunakan metode SNI 03-4144 atau ASTM
D 1586, dengan penjelasan sebagai berikut.

• a) Secara teoritis nilai NSPT dapat dikoreksi (dinormalisasi) pada tenaga
efektif yang disalurkan ke batang bor sebesar 50 % - 60 % dari tinggi tenaga
jatuh bebas, dengan persamaan

• (N1)60 = NM x CN x CE x CB X CR X CS

• (N1) 60 = nilai SPT terkoreksi karena pengaruh efisiensi tenaga 60%,
• NM = hasil uji SPT = NSPT,
• CN = faktor koreksi terhadap tegangan vertikal efektif (Tabel 4a),
• CE = faktor koreksi terhadap rasio tenaga palu (Tabel 4a),
• CB = faktor koreksi terhadap diameter bor (Tabel 4a),
• CR = faktor koreksi untuk panjang batang SPT (Tabel 4a),
• CS = koreksi terhadap tabung contoh (samplers) dengan atau tanpa pelapis

Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 9


Koreksi-koreksi yang digunakan dalam uji
SPT
Faktor Jenis alat Parameter Koreksi
Tegangan vertikal
CN (Pa / σ’vo) 0,5 atau
efektif 2,2 /(1,2+σ’vo/Pa)
Tegangan vertikal CN CN £ 1,7
efeftif
Rasio tenaga Donut hammer CE 0,5 – 1,0
Rasio tenaga Safety hammer CE 0,7 – 1,2
Rasio tenaga Automatic-trip Donut-type CE 0,8 – 1,3
hammer
Diameter bor 65 - 115 mm CB 1,0
Diameter bor 150 mm CB 1,05
Diameter bor 200 mm CB 1,15
Panjang batang <3 m CR 0,75
Panjang batang 3-4m CR 0,8
Panjang batang 4-6m CR 0,85
Panjang batang 6 - 10 m CR 0,95
Panjang batang 10 - 30 m CR 1,0
Sampling method tabung standar CS 1,0
Sampling method tabung dengan pelapis (liner) CS 1,1 – 1,3
Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 10
Kepadatan relatif versus N60 (Jamiolkowski
et al.1988)
Pasir Kepadatan relatif Dr (%) (N1)60
sangat lepas 0 – 15 0–3
lepas 15 – 35 3–8
sedang 35 – 65 8 – 25
padat 65 – 85 25 – 42
sangat padat 85 – 100 42 – 58

Kepadatan relatif pasir dapat ditaksir dari nilai NSPT (data dari Gibbs dan Holtz, 1957) dengan persamaan

• Dr = 100 [NSPT / (12 s’vo+17)]0,5

• Dr dalam %, dan s’vo = tekanan overburden vertikal efektif dalam (ksf, 1 ksf= 0,48824 kg/cm2).

Kepadatan relatif pasir juga dapat ditaksir dari nilai N60 (Jamiolkowski dkk, 1988, Skempton, 1986) dengan persamaan

• Dr = 100 [(N1)60 / 60)]0,5

• yang berlaku untuk Dr = 35%. Nilai (N1)60 harus dikalikan dengan 0,92 untuk pasir kasar, dan 1,08 untuk pasir halus.

Kuat geser tidak terdrainase Cu (ksf, 1 ksf = 0,48824 kg/cm2) dapat ditaksir sebesar (Bowles, 1988)

• Cu = 0,12 NSPT
Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 11
A.3 PERKIRAAN KONDISI TANAH
• Hubungan nilai N dengan kerapatan relatif (Dr) yang diusulkan
oleh Terzaghi dan Peck (1948):
Nilai N Kerapatan relatif (Dr)
• untuk tanah pasir: <4 Sangat tidak padat
4-10 Tidak padat
10-30 Kepadatan sedang
30-50 Padat
>50 Sangat padat

• untuk lempung: Kuat tekan


Nilai N Konsistensi bebas (qu)
(kN/m2)
<2 Sangat lunak < 25
2–4 Lunak 25 - 50
4–8 Sedang 50 - 100
8 – 15 Kaku 100-200
15 – 30 Sangat kaku 200 - 400
> 30 Keras > 400
Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 12
A.4 KUAT DUKUNG TANAH
A.4.1 Kuat dukung pondasi dangkal
Kapasitas dukung ijin dari uji SPT
(Terzaghi dan Peck, 1967)
• Jika pasir pada dasar fondasi jenuh
air dan kedalaman fondasi relatif
kecil dibandingkan dengan lebarnya,
nilai tekanan yang diperoleh dari
Gambar DIBAGI 2.
• Untuk posisi muka air tanah di
tengah, dapat dilakukan interpolasi
untuk hitungan kapasitas
dukungnya.
• Untuk fondasi rakit yang kaku atau
fondasi sumuran/kaison yang dalam,
karena sifatnya yang kaku,
penurunan total dan penurunan tak
seragam (differential settlement)
akan lebih kecil daripada fondasi
telapak atau fondasi memanjang,
nilai tekanan yang diperoleh dari
Gambar DIKALI 2
Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 13
• Meyerhof (1965) menyatakan bahwa prosedur untuk
menentukan qa yang disarankan Terzaghi terlalu hati-
hati. Menurut Meyerhof (1965) dan D’Appolonia
(1968), tidak diperlukan reduksi akibat air tanah,
karena qa sudah direfleksikan dari hasil uji SPT dan
selanjutnya qa pada Gambar dapat dinaikkan 50%-
nya.

• Parry (1977) mengusulkan persamaan-persamaan


kapasitas dukung ijin sebagai berikut:
qa = 30N (kN/m2) (untuk D/B 1)
dengan N diambil rata-rata N pada kedalaman sampai
0,75 B dari dasar fondasi.

Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 14


kapasitas dukung ijin neto
Meyerhof (1956; Bowles (1968)
1974b)

B  1,2 m qa = 12 N qa = 20 N Kd

2 2
B >1,2 m  B  0,3   B  0,3 
qa  8N   q a  12,5 N   Kd
 B   B 

• qa adalah kapasitas dukung ijin neto dalam satuan kN/m2, untuk penurunan
sebesar 2,54 cm (1”).
• Kd = (1 + 0,33D/B) = faktor kedalaman, maksimum Kd = 1,33.
• B = lebar fondasi (m)
Meyerhof menyarankan nilai N diambil nilai rata-rata dari jarak 0 sampai B di bawah
dasar fondasi.

Bowles (1968) menyatakan persamaan yang diusulkan Meyerhof terlalu hati-hati,


karena itu Bowles menyarankan qa Meyerhof dinaikkan kurang lebih 50%.
Bowles (1968) menyarankan nilai N diambil nilai rata-rata statistik dari zona 0,5B di
atas dasar fondasi sampai pada paling sedikit 2B di bawah dasar fondasi.
Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 15
Contoh:
Kedalaman σv’ = po’
N CN N’ = CN x N
(m) (kN/m2)
1,50 10 25,5 1,33 13
2,50 9 35,5 1,27 11
3,50 12 45,5 1,22 14
4,50 19 55,5 1,17 22
5,50 22 65,5 1,13 25
6,50 25 75,5 1,09 27

• tanah berupa pasir kasar tidak padat sampai sedang (normally consolidated), dengan muka air
tanah terletak pada kedalaman 1,5 m.
• Pada lokasi tersebut akan dibangun tangki air dengan fondasi yang berukuran 5 m x 10 m dengan
kedalaman fondasi 1 m. Diinginkan penurunan fondasi 1”.
• Nilai rata-rata berat volume basah pasir 17 kN/m3 dan berat volume apung, γ’ = 10 kN/m3.
• Tentukan berapa berat tangki maksimum yang masih memenuhi kriteria keruntuhan kapasitas
dukung dan penurunan.
Penyelesaian:
• Nilai N yang diperhitugkan adalah dari nilai N dari dasar fondasi sampai kedalaman (Df+B) di
bawahnya, yaitu dari kedalaman 1 m sampai 6 m. Dari nilai-nilai N’ pada Tabel , nilainya dirata-
ratakan,

Nrata-rata = (1/6)(13 + 11 + 14 + 22 + 25 + 27) = 18,7.

• Dengan menggunakan Gambar qa (Terzaghi dan Peck, 1967) diperoleh nilai kapasitas dukung
ijin qa = 190 kN/m2. Walaupun ada pengaruh air tanah di dekat dasar fondasi, namun menurut
Meyerhof (1965) tidak diperlukan koreksi air tanah.
Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 16
• Tekanan fondasi neto: qn = qa = 190 kN/m2.
• Tekanan fondasi total (q):
q = qn + Dfb = 190 + (1 x 17) = 207 kN/m2
• Berat tangki maksimum yang diijinkan untuk penurunan 1” =
207 x (5 x 10) = 10350 kN.

Bila dipakai Persamaan Bowles (1968):


2
 B  0,3 
q a  12,5 N   Kd
 B 
2
 5  0,3 
q a  12,5  18,7  {1  0,33  (1 / 5)}  278,4 kN/m
2
 5 
• Tekanan fondasi total (q):
q = qn + Dfb
= 278,4 + (1 x 17)
= 295,4 kN/m2
• Berat tangki maksimum yang diijinkan untuk penurunan 1” =
295,4 x (5 x 10) = 14.770 kN.
Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 17
A.4.2 Panurunan pondasi dangkal
• Besarnya penurunan (S):
1  2
S  qBI
Es
Dimana:
• q = tekanan vertikal pondasi
• B = lebar pondasi
• I = faktor bentuk dan kekakuan = faktor pengaruh
• m= rasio Poisson tanah
• Es = modulus elastisitas tanah
 
1  L 1  ( L / B)  1 
2
L 
I ln  ln   ( L / B)  1 
2
 B  L/B  B 
   
Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 18
Korelasi empiris Es-NSPT
(Schmertmann, 1970)
Tipe tanah Es/N60 (tsf)
Lanau, lanau kepasiran, campuran pasir
4
dan lanau berkohesi rendah
Pasir bersih halus hingga sedang, pasir
7
kelanauan
Pasir kasar, pasir dengan sedikit berkerikil 10
Kerikil kepasiran, kerikil 12

Contoh: Pasir bersih sedang (clean medium sand) mempunyai N = 10.


Dengan Es/N60 = 7,
maka Es = 7N = 70 tsf (140,000 psf or 6.7 MPa).

Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 19


Faktor pengaruh Im (Lee,1962) dan Ip ( Schleicher,1962)
untuk fondasi kaku, dan faktor pengaruh untuk fondasi
fleksibel (Terzaghi, 1943)
• Kedalaman tanah tak terhingga (infinite
depth)
Kekakuan pondasi Fleksibel (Ip) Kaku

Bentuk pondasi Pusat Sudut Rata-rata Ip Im

Lingkaran 1,00 0,64 0,85 0,88*


Bujur sangkar 1,12 0,36 0,95 0,82 3,70

Empat persegi panjang


L/B = 1,5 1,36 0,68 1,20 1,06 4,12
2,0 1,53 0,77 1,31 1,20 4,38
5,0 2,10 1,05 1,83 1,70 4,82
10,0 2,52 1,26 2,25 2,10 4,93
100,0 3,38 1,69 2,96 3,40 5,06

Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 20


Faktor pengaruh
untuk tanah di
atas lapisan
dasar kaku

Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 21


Rasio Poisson ()(Bowles,1968)
Macam tanah 
Lempung jenuh 0,4 - 0,5
Lempung tak jenuh 0,1 - 0,3
Lempung berpasir 0,2 - 0,3
Lanau 0,3 - 0,35
Pasir padat 0,2 - 0,4
Pasir kasar (angka pori, e = 0,4 - 0,7) 0,15
Pasir halus (angka pori, e = 0,4 - 0,7) 0,25
Batu (agak tergantung dari macamnya) 0,1 - 0,4
Loess 0,1 - 0,3

• Terzaghi menyarankan:
 = 0,3 untuk pasir
 = 0,4 sampai 0,43 untuk lempung.
• Umumnya, banyak digunakan:
 = 0,3 sampai 0,35 untuk pasir
 = 0,4 sampai 0,5 untuk lempung.
Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 22
A.4.3 Kuat dukung pondasi tiang
• Tiang pancang yang terletak di dalam tanah pasir jenuh,
Meyerhof (1956): N
Qu  4 N b Ab  As
50
• Untuk tiang pancang baja profil :
N
Qu  4 N b Ab  As
100
• Qu = kapasitas ultimit tiang (ton) Kedua persamaan
tersebut telah pula
• Nb = nilai N dari uji SPT pada tanah di sekitar dasar tiang
digunakan dengan
• N = nilai N rata-rata uji SPT, di sepanjang tiang aman untuk
• As = luas selimut tiang (ft2) (dengan 1 ft = 30,48 cm) perancangan tiang
• Ab = luas dasar tiang (ft2) pancang pada
lempung kaku
N
50
 107 kN/m 2 . 107 kN/m 2
 1,08 kg/cm 2  1 t/ft 2  (Bromham dan
Styles, 1971).
N
100
 53 kN/m 2 . 53 kN/m 2
 0,54 kg/cm 2  0,5 t/ft 2
Jurusan S1 Teknik Sipil UIR
 23
• Pada penelitian selanjutnya Meyerhof (1976) mengusulkan
persamaan untuk menghitung tahanan ujung tiang:

Qb  Ab 38 N  Ldb  380 N Ab (kN)

• denganN adalah nilai N rata-rata yang dihitung dari 8d di


atas dasar tiang sampai 4d di bawah dasar tiang,
• Lb/d adalah rasio kedalaman yang nilainya dapat kurang dari
L/d bila tanahnya berlapis-lapis.

Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 24


Contoh Qu = ?
• Pondasi tiang baja (ujung tertutup)
berdiameter 60 cm dengan panjang 15 m.
N = 20
• Tentukan kuat dukung ultimit tiang tersebut.
Penyelesaian: N = 22
L = 15 m
N
Qu  4 N b Ab  As N = 24
50
• Nb = 35
• Ab = 0,25πd2 = 0,28 m2. L=6m
N = 35
• Rerata 20  22  24  35
N  25,25 N = 50
• 4
• Cek: N  25,25  0,51 kN/m 2  107 kN/m 2 . OK.
50 50

• As = pL = πdL = 28,29 m2. (tiang bulat)


• Maka Qu adalah 25,25
Qu  4.35.0,28  28,29  53,5 kN
50
Jurusan S1 Teknik Sipil UIR 25

Anda mungkin juga menyukai