(Pd. M-05-1996-03)
Tujuan
Tujuan metode pengujian ini adalah untuk memperkirakan nilai kuat tekan beton pada
suatu elemen struktur untuk keperluan pengendalian mutu beton di lapangan bagi
perencana atau pengawas pelaksanaan pekerjaan.
2. Dasar teori
Sebelum adanya alat test ini, Mansons dan Cons menggunakan palu untuk
mengetahui kekuatan suatu beton, dan hasilnya diperoleh hanya hasil kasar saja, sehingga
tidak memungkinkan adanya jaminan bahwa ada perkiraan tersebut benar sehingga masih
banyak keraguan yang timbul dengan menggunakan alat palu.
Dengan adanya alat hammer test dapat membantu untuk mendapatkan pemeriksaan
kekuatan beton yang sudah jadi yang tidak memungkinkan dibongkar kembali jika ada
bagian struktur beton itu yang tidak memenuhi syarat, sekalipun beton tersebut dapat
menopang beban diatasnya. Hammer test mempunyai keunggulan dari alat lainnya untuk
melakukan pengujian antara lain:
a. Dapat menjangkau bagian dari struktur yang sulit dijangkau oleh benda uji lainnya.
b. Ukuran alat lebih kecil sehingga memudahkan untuk membawanya sehingga dapat
digunakan untuk menguji bahan beton pada daerah yang sulit untuk dijangkau.
c. Efek dari pengujiannya terhadap benda yang diuji sangat kecil untuk dibandingkan
alat pengujian tekan beton yang lain yang dapat menyebabkan kehancuran terhadap
benda uji atau bahan yang diuji.
Harga W maksimum dan W minimum mencakup 80% dari seluruh hasil test.
Kalibrasi Alat
Kalibrasi alat dilakukan menurut hasil yang diperoleh dari hasil pengujian kubus
dalam jumlah besar yang pertama dites dengan menggunakan hammer test dengan
mesin tekan. Sebelum test dilakukan, setiap kubus dijepit pada kedua sisinya pada
mesin lalu dites sebanyak 10 kali. Pengalaman menunjukkan bahwa grafik tidak
dipengaruhi oleh kekasaran beton.
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1. Sebagian besar agregat mempunyai komposisi yang berbeda itu sebabnya
dilakukan serangkaian pemeriksaan terhadap material sehingga diperoleh
hubungan antara pantulan dan mutu bahan (material).
2. Pada beton ringan atau agregat yang memuai, kekuatan yang sebenarnya
kurang dari hasil pengukuran.
3. Beton yang mempunyai permukaan yang halus dan mengkilap tidak cocok
untuk beton yang bermutu tinggi, karena pantulan seluruhnya tergantung dari
mortar maka kekuatan beton sulit tercapai.
4. Penggunaan agregat yang banyak mengandung lumpur/lempung akan
mempengaruhi kekuatan campuran.
5. Beton yang kadar pasirnya sedikit dan fastnya sedikit menyebabkan beton
banyak terdapat rongga udara yang tidak terlihat dari luar, tetapi sangat
mempengaruhi nilai pantulan hammer test.
6. Untuk beton yang masih baru, dari cetakkannya dan masih basah, sebelum
pengujian dilakukan harus dilakukan pengeringan terlebih dahulu terhadap
permukaannya
7. Untuk beton yang sudah tua, mempunyai permukaan yang keras dibandingkan
bagian dalamnya. Oleh sebab itu harus dikupas sedalam 10 cm.
a. Tekan kepala torak hingga bebas, buka mur atas dan lepaskan. Buka mur satu
persatu bagian yang bergerak.
b. Pukul kepala torak dengan keras beberapa kali, lepaskan dari batang penuntun
dan pernya. Biarkan memanjang dalam rumah torak.
c. Bagian-bagian, batang pemukul, permukaan hammer dan alat penumbuk serta
kepala torak disikat dengan sikat baja.
d. Untuk pemasangannya kembali, lakukan kembali langkah tadi ingat bahwa untuk
memasang pegas kecil (12) dan ganjalan (16). Batang pengantar harus diberi
vaselin, oli atau sejenisnya.
e. Penunjuk pembacaan (6) dan batang penghantar (15) tidak boleh diisi vaselin
karena akan mempengaruhi sifat penggeserannya sehingga menyebabkan
pembacaan yang tidak akurat.
.
d. Tabel 1 Dan 11 menunjukkan “Wn” harga kekuatan tekan perkiraan, harga R
dianjurkan untuk dibaca dengan ketelitian ½ skala, sedangkan harga W diambil
kepuluhan terdekat.
Pembacaan Grafik
Untuk menghitung kekuatan tekan beton, baca skala yang ditunjukkan pada jarum
penunjuk lalu diplotkan pada grafik yang tertempel pada Concrete Hammer Test.
Harga yang ditunjukkan jarum penunjuk diplotkan pada sumbu mendatar lalu tarik
garis lurus mendatar sampai sumbu tegak, lalu baca nilai yang tertera.
Pemilihan Grafik
Karena palu beton dapat digunakan baik pada permukaan tegak, lantai, plafon
maupun permukaan miring, maka jenis pantulan alat akan dipengaruhi oleh gravitasi.
Oleh karena itu bila test dilakukan pada plafon maka pantulan yang terjadi akan lebih
besar daripada bila test dilakukan pada lantai walaupun kekuatan tekan beton kedua
tempat tersebut sama. Untuk mengimbangi hal ini, grafik yang digunakan berbeda
untuk posisi yang berbeda pula. Grafik tersebut digunakan untuk beton yang terbuat
dari campuran semen pasir, dan agregat mutu tinggi. Umur antara 14 sampai dengan
56 hari dengan permukaan halus dan kering, pengganjal (16), batang penghantar harus
diberi vaselin, oli dan sejenisnya.
3. Peralatan
1) Concrete Test Hammer Type N (tanpa alat pencatat data/recorder) atau Type NR
(Dengan Recorder).
2) Alat kalibrasi Anvil Test.
3) Alat pelengkap sesuai kebutuhan untuk pembersih permukaan beton yang akan
diperiksa
Gambar 1. Alat Pemeriksaan Concrete Hammer Test
5. Cara Pengujian
1) Sentuhkan ujung peluncur pada permukaan titik uji dengan posisi tegak lurus bidang
uji.
2) Dengan perlahan-lahan, tekan palu beton dengan arah tegak lurus bidang uji sampai
terjadi pukulan pada titik uji.
3) Lakukan 10 kali pukulan pada satu tempat bidang uji dengan jarak antara titik uji
minimal 25 mm.
4) Catat semua nilai pembacaan yang ditunjukkan oleh skala.
5) Hitung nilai rata-rata pembacaan.
6) Nilai pembacaan yang berselisih > 5 satuan terhadap nilai rata-rata tidak
diperhitungkan, kemudian hitung nilai rata-rata sisanya.
7) Semua nilai pembacaan harus diabaikan apabila terdapat 2 atau lebih nilai pembacaan
yang berselisih > 5 satuan terhadap nilai rata-rata.
8) Koreksi nilai akhir rata-rata sesuai inklinasi pukulan bila arah pukulan tidak
horisontal.
9) Hitung perkiraan nilai kuat tekan kubus atau selinder beton dengan menggunakan
tabel atau kurva korelasi yang terdapat pada petunjuk penggunaan palu beton yang
bersangkutan.
10) Isikan semua nilai lenting dan perkiraan kuat tekan dalam formulir.
6. Perhitungan dan pelaporan
- Nilai Rmaksimum dan Rminimum
ΣR
- Nilai R rata-rata : RAv =
n
√ ∑ ( f 'c 2
− f ' cr )
s =
- Standar Deviasi : n− 1
S
- Koefisien Variasi : Cv= x 100
R Av
- Nilai Margin : M = 1,64 S
- Kuat Tekan Beton : f’ck=f’cr - M
Dimana : Nilai Margin, M = k . s, ( k = 1,64 asumsi 5 % cacat )
S = 2,90
Koefisien Variasi
2,90
Cv = x 100
33,6
Cv = 8,70
Maka, f’ci = 301.6 kg/cm2 (dari tabel untuk pembacaan (R) = 33,6
Kuat Tekan Maksimum (f’ci Maks) = 582 kg/cm2
Kuat Tekan Minimum (f’ci Min) = 221 kg/cm2
Σ f ' ci 5028
Kuat Tekan Rata-rata (f’cr) = = = 335 kg/cm2
n 15
√ ∑ ( f 'c 2
− f ' cr )
s =
Standar Deviasi : n−1
s =
√ 236276
15 − 1
S = 129,91 kg/cm2
Koefisien Variasi
129,91
Cv = x 100
335
Cv = 38,76 %
Nilai Margin
M = 1,64 S
M = 1,64 x 129,91
= 213,05 kg/cm2
Jadi, Kuat Tekan Karakteristik
f’ck = f’cr - M
= 335 – 213,05
= 121,95 kg/cm2
= 12,195 MPa
8. Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan nilai kuat tekan beton dengan menggunakan alat concrete
hammer test terhadap beton yang diperiksa, diperoleh nilai kekuatan beton adalah 12,195
MPa.