oleh:
Heri Khoeri
Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jakarta
Email : hkhoeri@hesa.co.id
ABSTRAK: Estimasi sifat mekanik beton dapat dilakukan dengan beberapa metode; Non-destructive Test
(NDT), Semi Destructive Test (SDT) maupun Destructive Test (DT). Uji tekan beton merupakan hal yang
umum untuk menentukan kekuatan beton, dalam hal ini dikategorikan sebagai SDT. Sementara itu uji
Rebound concrete Hammer (CH) dan perangkat ultrasonic pulse velocity (UPV) yang digunakan dalam
menguji kekuatan beton dalam hal ini dikategorikan NDT. Dalam tulisan ini, diambil 20 sample beton
dengan menggunakan core drill dari shear wall Apartemen Kaya Mas, Kota Tangerang Selatan. Pada lokasi
pengambilan sample tersebut, sebelum dilakukan core drill, dilakukan NDT menggunakan CH dan UPV.
Dimana UPV yang dilakukan menggunakan direct methods dan juga indirect methods. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil hammer test dan UPV indirect method memiliki korelasi linier yang lebih besar
dengan r2=0.535, hal ini karena pada UPV indirect method seperti halnya CH hanya mengindikasikan mutu
beton pada lapisan permukaan, dimana pada UPV indirect method kedua tranducer terletak di permukaan
beton yang sama, sehingga rambatan gelombang akan bergerak dari tranducer transmitter ke receiver
melalui jarak terpendek yaitu permukaan beton. Hasil UPV direct lebih memiliki akurasi yang lebih tinggi
dan korelasi yang lebih kuat terhadap hasil uji tekan, dibandingkan hasil UPV indirect dan CH. Hubungan
cepat rambat gelombang dengan mutu beton pada shear wall apartemen Kayamas adalah 𝑓𝑐𝑘 =
0.000009×𝑣 2.120906 dengan r2=0.77.
KATA KUNCI : NDT, SDT, concrete, hammer test, ultrasonic pulse velocity, core drill
1|K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 7 Nomer 2 | April 2016
Metoda core drill adalah suatu metoda ketidakteraturan dimensi, tidak boleh
pengambilan sampel beton pada suatu digunakan untuk Diameter benda uji
struktur bangunan. Sampel yang diambil untuk uji kuat tekan tidak boleh kurang
(bentuk silinder) selanjutnya dibawa ke dari 90 mm;
laboratorium untuk dilakukan pengujian 5. Rasio tinggi sample (L) dengan diameter
seperti Kuat tekan. Pengambilan contoh (D) lebih besar atau sama dengan 0,95 ,
dilakukan dengan alat bor yang mata bornya dimana L = panjang dan D =diameter
berupa “pipa” dari intan, sehingga diperoleh benda uji;
contoh beton berupa silinder. Silinder beton 6. Pengeboran harus tegak lurus dengan
yang diperoleh tergantung ukuran diameter permukaan beton.
mata-bornya, umumnya antara 2” sampai 8”. 7. Lubang bekas pengeboran harus segera
Dan disarankan diameter silinder tidak diisi dengan beton yang mutunya
kurang dari 3 kali ukuran maksimum minimal sama.
agregat betonnya. 8. Apabila ada kandungan tulangan besi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam dalam benda uji beton inti, letaknya
pengambilan sample beton dengan CD harus tegak lurus terhadap sumbu
adalah sebagai berikut benda uji;
1. Umur beton minimal 14 hari. 9. Jumlah kandungan tulangan besi dalam
2. Pengambilan contoh silinder beton benda uji beton inti tidak boleh lebih
dilakukan di daerah yang kuat tekannya dari 2 batang;
diragukan, biasanya berdasarkan data 10. Apabila jumlah kandungan tulangan
hasil uji contoh beton dari masing- besi dalam benda uji beton inti lebih
masing bagian struktur, atau dari hasil dari 2 batang, benda uji harus
NDT (Non Destructive Testing) dengan dikerjakan dengan gergaji beton dan
concrete hammer ataupun UPVT gerinda, sehingga memenuhi ketentuan
(Ultrasonic Pulse Velocity Test). Dari dan bila tidak terpenuhi, benda uji
satu daerah beton diambil satu titik tersebut tidak boleh digunakan untuk
pengambilan contoh. Pengambilan uji kuat tekan
contoh pada bangunan sudah lama 11. Benda uji beton inti sesudah kaping
berdiri, maka biasanya core drill yaitu harus memenuhi ketentuan 2,00 ≥
dilakukan pada bagian-bagian elemen L/D ≥ 1,00 dimana tebal lapisan untuk
struktur beton yang ingin diketahui kaping tidak boleh melebihi 10 mm.
kuat tekannya 12. Selanjutnya Kuat tekan beton dengan
3. Dari satu pengambilan contoh diambil 3 dengan ketelitian 0.95 MPa dapat
titik pengeboran. Pengeboran harus dihitung sebagai berikut:
ditempat yang tidak membahayakan 𝑃
𝑓′𝑐 = 𝜋𝑑2 .....................................................(pers. 1)
struktur, misalnya jangan dekat 4
2|K o n s t r u k s i a
NON-DESTRUCTIVE TERHADAP SEMI DESTRUCTIVE PADA SHEAR WALL BETON BERTULANG (Heri)
𝑑 ℎ
𝐶2 = 1.0 + 1.5 ( × ) ........................... (pers. 3) Gambar 1. Prinsip Kerja CH
∅ 𝐿
3|K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 7 Nomer 2 | April 2016
4|K o n s t r u k s i a
NON-DESTRUCTIVE TERHADAP SEMI DESTRUCTIVE PADA SHEAR WALL BETON BERTULANG (Heri)
5|K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 7 Nomer 2 | April 2016
6|K o n s t r u k s i a
NON-DESTRUCTIVE TERHADAP SEMI DESTRUCTIVE PADA SHEAR WALL BETON BERTULANG (Heri)
7|K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 7 Nomer 2 | April 2016
Tabel 4. Hasil uji UPV direct methods Tabel 5. Hasil uji tekan pada sampel CD
700
Uji tekan beton pada 20 sampel CD
600
dilakukan di laboratorium beton PT. Sofoco. y = 0.000009x2.120906
Cube Compressive Strength, kg/cm2
R² = 0.769590
500
400
300
200
100
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
8|K o n s t r u k s i a
NON-DESTRUCTIVE TERHADAP SEMI DESTRUCTIVE PADA SHEAR WALL BETON BERTULANG (Heri)
SW-5 3738.80 340.15 0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 450.00
y = 0.343186x + 314.590708
SW-20 4040.00 400.90 400
R² = 0.109108
300
Perbandingan kuat tekan hasil CD, UPV
indirect Methods dan CH seperti pada grafik 200
berikut: 100
0
700 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Cube Compressive Strength (kg/cm2 )
500
0
SW-1
SW-2
SW-3
SW-4
SW-5
SW-6
SW-7
SW-8
SW-9
SW-10
SW-11
SW-12
SW-13
SW-14
SW-15
SW-16
SW-17
SW-18
SW-19
SW-20
9|K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 7 Nomer 2 | April 2016
400
y = 0.956004x + 37.428166
tranducer receiver melewati lapisan
300
R² = 0.535394 permukaan beton (jarak tercepat), sehingga
hasilnyapun mendekati nilai CH.
200
100
Kesimpulan dan Saran
0
0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 450.00 1. Hasil rata-rata dari masing-masing uji
Cube Compressive Strength, kg/cm 2 (UPV indirect)
adalah sebagai berikut:
a. Uji Tekan sampel CD = 433.12
Gambar 16. Korelasi kuat tekan beton hasil
UPV indirect dengan hasil CH kg/cm 2
Pengujian dengan UPV indirect dengan 2. Hubungan cepat rambat gelombang dan
menggunakan (pers. 4), tidak kuat tekan beton (cube) pada shear wall
merepresentasikan mutu beton pada shear apartemen Kayamas, seperti pada (pers.
wall, karena mutu beton yang dihasilkan 4) sebagai berikut:
memiliki korelasi yang rendah dengan hasil 𝑓𝑐𝑘 = 0.000009×𝑣 2.120906
uji kuat dengan sample core drill. Dengan r2 = 0.77
Begitupun Pengujian dengan CH, tidak 3. Lapisan permukaan shear wall yang diuji
merepresentasikan mutu beton pada shear memiliki mutu yang tidak seragam
wall, karena mutu beton yang dihasilkan antara lapisan permukaan dan lapisan
memiliki korelasi yang rendah dengan hasil dalamnya, dimana lapisan permukaan
uji kuat dengan sample core drill. hampir semuanya memiliki mutu yang
Uji menggunakan CH hanya lebih rendah dibandingkan dengan
mengindikasikan mutu beton pada lapisan lapisan dalamnya.
permukaan. Begitupun dengan UPV indirect 4. Pengujian dengan UPV indirect memiliki
hanya mengindikasikan mutu beton pada hasil yang mendekati hasil CH, artinya
lapis permukaan, hal ini dapat dilihat bahwa pengujian dengan UPV indirect hanya
korelasi antara hasil CH dan UPV indirect mengindikasikan mutu beton pada
memiliki nilai yang lebih besar lapisan permukaan.
dibandingkan jika dihubungkan dengan 5. Untuk penelitian lebih lanjut perlu
hasil CD ataupun dengan UPV Direct. dilakukan:
Sementara hasil CD dengan UPV direct a. Studi untuk melihat keragaman mutu
memiliki korelasi yang paling besar 0.77. Hal beton pada tiap layernya, dengan
ini karena dengan UPV direct rambatan mengamati dan menganalisa
gelombang merambat dari tranducer amplitude gelombang pada media
transmitter melewati beton dari sisi yang beton yang dilewatinya
satu ke sisi lainnya menuju tranducer b. Pada sample CD yang diambil perlu
receiver. Berbeda dengan pada UPV indirect juga diperhatikan pengaruh
yang mana rambatan gelombang bergerak
10 | K o n s t r u k s i a
NON-DESTRUCTIVE TERHADAP SEMI DESTRUCTIVE PADA SHEAR WALL BETON BERTULANG (Heri)
Daftar Pustaka
11 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 7 Nomer 2 | April 2016
12 | K o n s t r u k s i a