Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sebagaimana telah diketahui bahwa beton merupakan bagian yang terpenting dari
suatu konstruksi, baik itu konstruksi bangunan gedung maupun bangunan jalan.
Untuk itu beton hasil pengecoran yang digunakan untuk suatu konstruksi harus
memiliki kekuatan yang kurang lebih sama dengan kekuatan yang direncanakan.
Untuk mengetahui kekuatan ataupun kekerasan dari suatu beton yang telah dibuat
maka perlu dilakukan pengujian. Pengujian dapat dilakukan di lapangan atau di
laboratorium, namun untuk mempermudah pengujian dan tanpa harus merusak
konstruksinya maka dilakukan pengujian di lapangan yang salah satunya dengan
menggunakan alat pundit. Pundit yang merupakan singkatan dari Portable
Ultrasonic Non-Destructive Digital Indicating Tester. Pundit menghasilkan
frekuensi pulsa ultrasonic rendah yang diperlukan untuk mengukur waktu yang
dibutuhkan antara dua transducer yang masuk dari suatu media.

2. Tujuan dan Manfaat

Praktikum ini dilakukan dengan tujuan dan manfaat sebagai berikut ini:

a. Untuk menentukan kedalaman retak dari plat uji bahan


b. Untuk menentukan mutu beton

3. Dokumentasi Pelaksanaan

Praktik penggunaan alat pundit dilaksanaan di daerah Laboratorium Teknik Sipil,


Politeknik Negeri Bandung. Berikut ini merupakan dokumentasi pelaksanaan
praktik penggunaan alat pundit:
Gambar 1 Gel Alat Pundit

Gambar 2 Alat Pundit


Gambar 3 Transducer

Gambar 4 Proses Kalibrasi Alat


Gambar 5 Hasil Pengujian Salah Satu Kolom

Gambar 6 Alat Kalibrasi


Gambar 7 Kabel Penghubung Alat Pundit dengan Transducer

Selain itu, berikut ini merupakan tampak atas dan tiga dimensi dari lokasi
pengujian yang telah dilakukan:

Gambar 8 Tampak Atas Lokasi Pengujian

Gambar 9 Tampak Samping Lokasi Pengujian


Gambar 10 Tampak Depan Lokasi Pengujian

DASAR TEORI

1. Prinsip Kerja Alat dan Faktor Pengaruh Pengukuran

Pundit singkatan dari portable ultrasonic non-destructive digital indicatening test,


sesuai dengan namanya pundit dirancang untuk pengujian di lapangan, dimana
alatnya harus :

a. Mudah dibawa (portable)


b. Mudah pengoperasiannya
c. Daya akurasi tinggi

Alat ini digunakan untuk pengujian mutu beton dengan cara tidak merusak,
yaitu dengan mengukur kecepatan pulsa ultrasonik melalui beton tadi.

Kecepatan pulsa ultrasonik pada beton akan dipengaruhi oleh kepadatan dan
kehomogenitasan beton. Makin padat dan makin homogen suatu beton,
kecepatan lewatnya pulsa ultrasonik tadi makin cepat (waktunya yang
diperlukan makin pendek) dan sebaliknya jika betonnya kurang padat dan
terjadi rongga atau retakan, waktu yang diperlukan semakin lambat.

Kecepatan lewatnya pulsa ultrasonik dapat terganggu dengan adanya tulangan


baja dalam beton, karena baja (atau logam lainnya) yang bersifat lebih homogen
dari pada beton, akan dilewati jauh lebih cepat oleh pulsa ultrasonik (1,2 sampai
1,9 lebih cepat bila dibandingkan dengan beton tanpa tulangan). Oleh karena
itu, sebelum penggunaan perlu dilakukan kalibrasi (mencari angka koreksi dari
suatu benda uji dan menjadikannya sesuai standar untuk alat uji itu sendiri)

terlebih dahulu. Adapun nilai dari kalibrasi untuk pundit adalah (25,8 x 10 6 s) .

Dalam pelaksanaan di lapangan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,


diantaranya adalah metode pengukuran. Ada pun metode-metode yang dapat
dilakukan dengan mengunakan pundit adalah seperti berikut :

1. Direct Transmission (secara langsung)

Tx Beton

Rx

2. Semi Direct Transmission (semi langsung)

Rx Beton

Tx

3. Indirect of Surface Transmission (tidak langsung)

Tx
Rx Beton

Dimana : - Rx = receptor

- Tx = Transistor

Kedua buah Tx dan Rx ini, jika pemasangannya terbalik pun tidak akan apa-apa,
metode pengukuran pulsa boleh diaplikasikan untuk menguji bidang datar dari
beton yang bertulang biasa yang dicor setempat atau di pabrik (precast).
Pengukuran pulsa dapat digunakan untuk:

1. Homogenitas beton

2. Mendeteksi keretakan

3. Menentukan modulus elastisitas

4. Mendeteksi rongga

5. Memperkirakan modulus elastisitas beton

6. Memperkirakan kuat tekan beton

Khusus untuk memperkirakan kuat tekan beton dalam pengujian mutu beton pada
umumnya dinilai dari hasil penekanan kubus atau silinder beton hingga retak.
Telah diketahui bahwa tidak mudah dalam menentukan secara langsung hubungan
antara kekuatan beton dengan kecepatan pulsa, karena hubungan itu sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain:

1. Jenis agregat

2. Cara perawatan beton

3. Susunan butir dan besar butir agregat

Dianjurkan sekali untuk pengukuran kecepatan pulsa dengan kesalahan


tidakboleh lebih dari ±2% dimana toleransi kesalahan harus kurang dari
±1%. Dengan catatan, yang perlu dilakukan dan diperhatikan adalah seperti
berikut:

1. Untuk lebar titik tengah merupakan titik uji untuk setiap pengujian PUNDIT

2. Lakukan kalibrasi alat terlebih dahulu jika pengukuran dan pemberian tanda
telah selesai dilakukan.
3. Bersihkan permukaan benda uji dengan menggunakan scrap jika terdapat
benda-benda lain yang dapat mengganggu laju pulsa ultrasonic.

4. Berikan stempet pada setiap benda uji serta pada transistor dan reseptor.

Untuk mendapatkan kekuatan beton dari uji ultrasonic ini, diperlukan


pengukuran dengan ketelitian yang tinggi. Pengukuran uni dapat dilakukan
dengan menggunakan pulsa dan sesuai dengan cara yang akurat dalam
mengukur waktu tempuhnya (transit time).

Jarak yang ditempuh pulsa dari material tersebut (panjang lintasan) juga harus
diukur untuk dapat menentukan kecepatan. Persamaan yang digunakan adalah
sebagai berikut:

L km
V  ; Dimana : - L = panjang litasan (mm)
t s

- t = waktu transit (s)

Panjang lintasan dan waktu tempuh diukur secara terpisah dengan tingkat
akulasi ±1% . Kriteria dalam penilaian untuk Pundit adalah sbb. :

Kecepatan pulsa Mutu kepadatan beton

> 4.5 Memuaskan

3.5 – 4.5 Baik

3.0 – 3.5 Meragukan

2–3 Buruk

2. Peralatan dan Bahan

Peralatan

Peralatan yang digunakan pada pengujian mutu kepadatan beton adalah:


1. Alat pundit, nilai kalibrasinya harus mencapai 25,8 s

2. Reference bar, digunakan pada saat pengkalibrasian

3. Transducer, digunakan untuk mendeteksi kepadatan beton atau


homogenitas beton.

4. Kabel, alat penghubung antara transducer dan alat pundit.

5. Kapur, digunakan untuk memberi titik atau tanda untuk mengetahui


penempatan transducer pada benda uji.

6. Lap, untuk membersihkan benda uji dari grese.

Bahan

Bahan yang digunakan adalah 3 buah kolom yang berada di koridor Lab Teknik
Sipil Politeknik Negeri Bandung.

PENGAMBILAN DATA

1. Proses Pengambilan Data

Berikut ini merupakan langkah kerja dari penggunaan alat pundit hingga data
diperoleh:

a. Persiapkan alat serta bahan yang akan digunakan.


b. Kalibrasi alat pundit dengan cara:
 Aliri permukaan transducer dan receiver serta reference bar dengan
grese, lalu tempelkan reference bar dengan transducer dan receiver yang
terhubung dengan alat pundit.
 Baca transit pada alat pundit sampai menunjukan angka 25,8 s.
c. Jika sudah menunjukan angka 25,8 s berarti alat pundit sudah siap untuk
digunakan.
d. Tentukan titik serta benda uji yang akan diuji.
e. Ukur posisi titik yang akan diuji sesuai dengan yang ditentukan, lalu olesi
titik atau olesi pada transducer tersebut dengan grese.
f. Tempelkan transducer serta receiver ke permukaan titik yang telah ditandai
tadi.
g. Baca transit time (t) yang tertera pada alat pundit.
h. Hitung kecepatan rambatnya (V).
i. Setelah semua terbaca kemudian bersihkan kembali benda uji dengan lap,
serta bereskan kembali peralatan ke tempat semula.

2. Hasil Pengambilan Data

Anda mungkin juga menyukai