PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fasilitas dan utilitas kota merupakan kelengkapan yang harus dimiliki oleh suatu
kota ataupun daerah sehingga daerah tersebut dpat memenuhi kebutuhan
masyarakatnya. Salah satu kegagalan dalam pengembangan infrastruktur terlihat pada
pembangunan pemukiman yaitu sarana dan prasarana publik. Kali ini yang dibahas
adalah mengenai kenyataan utilitas, fasilitas pejalan kaki dan yang ada di Jalan Balai
Kota yang merupakan pusat konsentrasi pemerintah dan daerah perdagangan dan jasa.
Dilihat dari kondisi eksisting yang ada di Jalan Balai Kota mulai dari jaringan air,
listrik, telepon, drainase, sarana persampahan, sarana penanggulangan kebakaran,
hingga jaringan air limbah domestik.
Jaringan Utilitas, fasilitas pejalan kaki dan fasilitas pelengkap jalan merupakan hal
yang sangat penting pada suatu perencanaan tata kota. Dengan adanya penerapan
sistem yang benar dan tepat maka bangunan tersebut dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Sebaliknya, apabila penerapan sistem kurang baik, maka fungsi bangunan
akan terhambat. Oleh karena itu, kami menyadari bahwa pengetahuan mengenai
penerapan sistem dan jaringan utilitas sangatlah penting. Untuk lebih jelasnya akan
dipaparkan dalam laporan ini, mengenai kondisi eksisting utilitas, fasilitas pejalan kaki
dan fasilitas pelengkap jalan yang ada di Jalan Balai Kota.
Pejalan kaki yangmerupakan penyandang cacat tuna netra wajib mempergunakan tandatanda khususyang mudah dikenali oleh pemakai jalan lain untuk itu semua dibutuhkan
fasilitasfasilitasbagi kenyamanan pejalan kaki (Departemen Pekerjaan Umum, 1995)
seperti:
1. Trotoar (jalur bagi pejalan kaki).
2. Pelican crossing
3. Lapak tunggu (tempat menunggu kesempatan menyeberang).
4. Zebra cross (jalur penyeberangan).
5. Jembatan penyeberangan.
6. Rambu.
7. Jaringan utilitas
8. Bangunan pelengkap, dan lain sebagainya
BAB II
ANALISA TEKNIS DAN HASIL SURVEY
2.1 Jalur Pejalan Kaki
Jalur pejalan kaki adalah jalur yang disediakan untuk pejalan kaki guna
memberikan pelayanan pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kelancaran,
keamanan, dan kenyamanan pejalan kaki tersebut.
Jenis jalur pejalan kaki yaitu :
Berikut ini adalah tabel jumlah jalur pejalan kaki yang ada di Jalan Balai
Kota :
Jalur Pejalan Kaki
Jumlah (buah)
Zebra cross
Jembatan penyebrangan
1
1
2.1.1 Trotoar
Trotoar adalah jalan pejalan kaki yang terletak pada Daerah Milik Jalan,
diberi lapisan permukaan, diberi elevasi yang lebih tinggi dari permukaan
perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas
kendaraan.
a. Analisa Teknis:
a) Trotoar dapat direncakan pada ruas jalan yang terdapat volume pejalan
kaki lebih dari 300 orang per 12 jam (jam 6.00 jam 18.00) dan
volume lalu lintas lebih dari 1000 kendaraan per 12 jam (jam 6.00
jam 18.00).
b) Ruang bebas trotoar tidak kurang dari 2,5 meter dan kedalaman bebas
tidak kurang dari satu meter dan permukaan trotoar. Kebebasan
samping tidak kurang dari 03 meter. Perencanaan pemasangan utilitas
selain harus memenuhi ruang bebas trotoar juga harus memenuhi
ketentuan ketentuan dalam buku petunjuk pelaksanaan pemasangan
utilitas.
c) Lebar trotoar harus dapat melayani volume pejalan kaki yang ada.
Lebar minimum trotoar sebaiknya seperti yang tercantum dalam tabel di
bawah ini yang sesuai dengan klasifikasi jalan.
Tipe II
Kelas I
3,0
1,5
Kelas II
3,0
Kelas III
1,5
1,5
1,0
Keterangan :
Lebar minimum digunakan pada jembatan dengan panjang 50 meter atau lebih pada
daerah terowongan dimana volume lalu-lintas pejalan kaki (300-500) orang per
jam).
Jam
09.00 - 10.00
10.00 - 11.00
11.00 - 12.00
12.00 - 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 15.00
15.00 - 16.00
Jumlah
Maka dalam 1 jam jumlah pejalan kaki sebelah kiri ( lurusan Bank Indonesia )
adalah 49 orang sedangkan jumlah pejalan kaki
merupakan
tempat
penyebrangan
di
jalan
yang
kecepatan lalu lintas dan arus pejalan kaki yang relatif rendah.
Lokasi Zebra Cross harus mempunyai jarak pandang yang cukup,
agar tundaan kendaraan yang diakibatkan oleh penggunaan fasilitas
penyeberangan masih dalam batas yang aman.
Tabel Jumlah pejalan kaki yang melewati Zebra Cross
Jumlah pejalan kaki yang
melewati
Zebra Cross
19
13
11
5
7
14
9
78
Jam
09.00 - 10.00
10.00 - 11.00
11.00 - 12.00
12.00 - 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 15.00
15.00 - 16.00
Jumlah
2.1.3 Jembatan Penyebrangan
jembatan
penyeberangan
disarankan
memenuhi
Jam
09.00 - 10.00
10.00 - 11.00
11.00 - 12.00
12.00 - 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 15.00
15.00 - 16.00
Jumlah
32
8
10
22
31
36
9
148
b. Rambu Larangan
Merupakan rambu untuk melarang penggunaan dan pergerakan lalu
lintas tertentu seperti rambu larangan berhenti, rambu larangan
membunyikan isyarat suara.
garis
serong,
9
serta
lambang
yang
berfungsi
untuk
10
Jumlah (buah)
Kanan
8
18
Kiri
10
19
11
37
34
1. Tiang Listrik
Jarak pemasangan tiang listrik= rata-rata 2,8 m dari pinggiran trotoar.
Jarak antar tiang listrik yaitu setiap 25 m.
2. Lampu jalan
Berikut ini adalah hasil pengamatan yang dilakukan Di daerahMerdeka Walk
(JalanBalai Kota) mengenai lampu jalan :
Jarak pemasangan lampu jalan= rata-rata 1,7m dari pingiran trotoar
11
Tipikal tiang lampu yang digunakan adalah tiang lampu lengan tunggal,tipe
tiang A.
12
b. Kabel Telkom
Penempatan utilitas kabel telkom yaitu di bahu jalan. Sudh sesuai ketentuan,
yang mengatakan jika lahan tak tersedia maka utilitas ditempatkan di bawah
13
d. Kabel Provider XL
Penempatan utilitas yaitu di atas trotoar.Sudah sesuai ketentuan yaitu di luar
badan jalan jika lahan tersedia.
Jarak pemasangan utilitas = 60 cm dari pinggir trotoar.
Berjumlah 1 (satu) buah di sebelah kanan.
14
g. Kabel Provider 3
15
h. Patok Provider 3
Penempatan utilitas yaitu tepat di pinggir trotoar.Sudah sesuai ketentuan
16
3.
Di depan Merdeka Walk tidak ada jalur pejalan kaki karena dijadikan lahan
parkir mobil.
18
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan survey yang kami lakukan, melihat dari jumlah pejalan kaki
dan volume lalu lintas yang ada di Jalan Balai Kota bahwa jalur pejalan
kaki
yaitu
trotoar,
zebra
cross
dan
jembatan
penyeberangan,
3.2
Saran
Fasilitas pejalan kaki di jalan Balai Kota sebenarnya sudah memenuhi
ketentuan yang ada. Tetapi masih banyak pelanggaran yang dilakukan oleh
pengguna jalan baik itu pengendara kendaraan,
20