METODE PERBAIKAN
POLBAN
Pendahuluan
Non destructive testing (NDT) adalah pengujian atau inspeksi terhadap konstruksi beton dimana untuk menjamin bahwa material yang
kita gunakan masih aman dan belum melewati batas kerusakan toleransi. NDT biasanya dilakukan sebanyak 2 kali.
1. Selama dan diakhir proses fabrikasi, untuk menentukan suatu komponen dapat diterima setelah melalui tahap-tahap fabrikasi
Studi eksperimental menggunakan Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) dan Schmidt Rebound Hammer
(hammer test) sebagai Pengujian konstruksi bersifat tidak Merusak (NDT). yang disajikan dalam makalah ini untuk
membangun korelasi antara kekuatan tekan tes kompresi dan nilai-nilai NDT. Kedua tes telah digunakan untuk
menentukan kualitas beton dengan menerapkan model analisis regresi antara kuat tekan beton in-situ pada bangunan
dan tes nilai-nilai yang ada. Para anggota utama dari sebuah struktur yang ada termasuk kolom, balok dan slab
dilibatkan dalam penelitian ini. Hubungan antara kuat tekan beton yang dikumpulkan dari menabrak catatan
pengujian dan diperkirakan hasil dari catatan NDT menggunakan analisis regresi dibandingkan bersama-sama
untuk mengevaluasi prediksi mereka untuk kekuatan beton. Hasil pengujian menunjukkan bahwa metode hammert
test yang lebih efisien dalam memprediksi kekuatan beton dalam kondisi tertentu. Dihasilkan kurva kalibrasi
kekuatan estimasi ini dibandingkan dengan hasil lainnya dari literatur yang diterbitkan sebelumnya.
Analisis dan hasil
Dari hasil pengujian didapat Kalibrasi kurva untuk setiap metode uji yang diambil menggunakan analisis regresi.
Hubungan korelasi antara prediksi dan kuat tekan beton diwakili dari hasil hammer test dan UPV. Kita berasumsi
kuat tekan beton yaitu k-300 atau fc 25 yang didapat dari hasil JMF yang ada pada tabel didalam paper.
1. Hasil pengujian yang didapat dari hammer test dari benda uji mendapatkan garis lurus yang ditunjukan oleh
grafik perbandingan hammer test dan kuat tekan paling baik.
2. Jumlah data yang digunakan dalam korelasi adalh 18 dan nilai R = 93.6% yang menunjukan korelasi dimana
sebagian besar standar errornya adalah (S.E) = 2.1024. cukup signifikan dari hasi; 95 % yang paling akurat
yaitu (fc ± 4.42 Mpa ) artinya kita menggunakan asumsi awal untuk mendapatkan fc 25 dapat menggunakan
rumus diatas yang dibuktikan dengan nilai R – 30 pada grafik diatas.
3. Sedangkan pengujian UPV yang didapat dari benda uji mendapatkan
garis lurus yang ditunjukan oleh grafik perbandingan UPV dan kuat
tekan.
4. Jumlah data yang digunakan dalam korelasi adalah 18 dan Nilai R2 = 91,9%, yang menunjukkan
korelasi di mana sebagian besar standar error nya adalah (S.E) = 3,3746 dengan syarat 95% ketelitian.
hasil ini tidak seakurat darinpersentasi yang dihasilkan oleh hammer test yang dapat dilihat dari nilai
(fc ± 11,39 MPa). dalam hal ini kita menggunakan asumsi awal untuk mendapatkan fc 25 dapat
menggunakan rumus diatas yang dibuktikan dengan nilai V = 3,8 pada grafik diatas
Perhitungan analisis regresi ganda
Fc (Mpa) R (Hammer Test) Vp (km/s) Fc (Regresi Ganda) Fc (Dari Jurnal)
30 33 4.2 27.90280431 18.18317662
33 34 4.35 33.62428373 19.67611895
35 35 4.39 35.39004167 20.17147951
37 36 4.42 36.79618857 20.57595489
40 38 4.5 40.32770446 21.5724235
42 37 4.52 40.71961278 21.62963825
45 41 4.6 44.90575621 22.88942718
50 43 4.7 49.15649418 24.08594635
52 44 4.8 53.07991839 25.16198102
Hasil Perhitungan Regresi Ganda
Tujuan dari analisis regresi ganda yaitu untuk mendapatkan
persamaan baru dari dua metode pengukuran kuat tekan beton
yaitu dari metode Hammer Test, dan UPV test. Persamaan ini
dapat digunakan sebagai nilai koreksi agar pengukuran lebih akurat
Fc (Regresi ganda) = -133.9351884 +0.32731377* R + 35.96110436 * Vp
Fc (Dari Jurnal) = (173.04+4.07 V^(2) +57.96V+1.31R)*0.0980665
Slide Title
Product A Product B
• Feature 1 • Feature 1
• Feature 2 • Feature 2
• Feature 3 • Feature 3