Pembangunan konstruksi dan infrastruktur seperti jembatan, bendungan, dan gedung bertingkat
sangat erat kaitannya dengan penggunaan beton untuk membuat strukturnya. Beton terbuat dari
aggregat kasar seperti pasir, batu split, semen dan aggregat halus seperti air dan campuran
kimia.
Pembuatan beton harus memenuhi standar kuat agar mampu menahan beban struktur pada
bangunan dan mampu menahan beban tekanan air pada bendungan. Biasanya untuk
menentukan kekuatan beton maka harus dilakukan pengujian.
Pengujian tersebut menggunakan metode uji tekan beton, caranya dengan mencetak beberapa
beton berbentuk silinder untuk pengujian, kemudian beton silinder yang sudah jadi akan
diletakan pada mesin.
Lalu besi pada pengujian akan turun untuk memberikan tekanan pada beton tersebut. Nantinya,
kekuatan beton akan terlihat pada layar, setelah dijui maka beton bisa langsung digunakan untuk
proses selanjutnya. Pengujian ini disebut uji tekan yang biasanya menggunakan sebuah mesin
disebut Universal Testing Machine.
Ketika beton sudah dipasang pada struktur bangunan, maka harus dipantau secara berkala
untuk menghindari terjadinya keretakan pada struktur. Cara melakukan pemeriksaan pada beton
yang sudah terpasang yaitu dengan melakukan pengujian langsung di lapangan. Pengujian ini
terbagi menjadi dua metode yaitu Uji Merusak (Destructive Test) dan Uji Tanpa Merusak (Non
Destructive Test ).
Uji Merusak (Destuctive Test) adalah pengujian yang dilakukan dengan cara merusak material
uji, setelah itu akan terlihat nilai atau informasi dari beton yang diuji. Dalam pengujian
Destructive Test, karena sifatnya merusak maka material yang telah di uji tidak dapat digunakan
lagi.
Uji Tanpa Merusak (Non Destructive Test) adalah pengujian yang dilakukan tanpa harus
merusak material uji untuk mendapatkan informasi atau nilai. NDT juga bisa digunakan untuk
pengujian struktur pada gedung bangunan, jembatan atau dermaga.
May 5, 2020 Syaiful
Testingindonesia.co.id – Kali ini kita akan membahas mengenai salah satu alat yang biasa digunakan
dalam pengujian beton dan juga termasuk ke dalam salah satu pengujian NDT atau Non Destructive Test.
Yakni ultrasonic pulse velocity test. Alat ini digunakan dengan cara menempelkan nya pada beton yang
akan dilakukan pengukuran, lalu alat akan melakukan perambatan pada beton dengan memanfaatkan sinyal
ultrasonic.
the pulse velocity (Kecepatan pulsa) dalam suatu material tergantung pada kerapatan dan sifat elastisnya.
Hal ini terkait dengan kualitas dan kekuatan material. Oleh karena itu sangat memungkinkan untuk
memperoleh informasi tentang sifat-sifat komponen dengan penyelidikan sonic. Adapun test ini
dilakukang dengan metode kecepatan pulse elektronik yang sesuai dengan IS: 13311 (Bagian 1) – 1992.
Dengan melakukan pengukuran dengan ultrasonic pulse velocity test maka kita dapat melakukan
penilaian pada:
Penilaian kualitatif kekuatan beton, gradasinya di berbagai lokasi anggota struktural dan
merencanakan hal yang sama.
Setiap diskontinuitas dalam penampang seperti retak, menutupi delaminasi beton dll.
Kedalaman retakan pada sebuah permukaan.
Ultrasonic Testing of Concrete
Ultrasonic pulse velocity test terdiri dari pengukuran pada waktu tempuh, T pulsa elektronik mulai dari
50 hingga 54 kHz, yang diproduksi dari transduser elektro-akustik, yang kemudian akan dilakukan kontak
dengan salah satu permukaan pada beton. Contoh : Dengan panjang jalur L, (yaitu jarak antara dua probe)
dan waktu perjalanan T, kecepatan pulsa (V = L / T) dihitung.
Semakin tinggi modulus elastisitas, kepadatan dan integritas beton, semakin tinggi pula kecepatan pulsa.
Kecepatan pulsa ultrasonik tergantung pada kerapatan dan sifat elastis material yang diuji. Meskipun
kecepatan pulsa berhubungan dengan kekuatan beton, namun tidak ada korelasi statistik yang dapat
diterapkan.
Untuk pulsa frekuensi 50Hz, ini sesuai dengan dimensi lateral paling tidak sekitar 80mm. kecepatan pulsa
di batang baja umumnya lebih tinggi daripada di beton. Karena alasan ini pengukuran kecepatan pulsa
yang dilakukan di sekitar baja tulangan mungkin tinggi dan tidak mewakili beton. Pengaruh tulangan
umumnya kecil jika batang berjalan searah dengan sudut siku-siku ke jalur pulsa dan jumlah baja kecil
dalam kaitannya dengan panjang jalur. Kadar air beton dapat memiliki pengaruh kecil tetapi signifikan
terhadap kecepatan pulsa.
Secara umum, kecepatan meningkat dengan meningkatnya kadar air, pengaruhnya lebih nyata untuk beton
berkualitas rendah.
Inilah beberapa tingkatan kualitas pada beton berdasarkan pengujian Ultrasonic Pulse Velocity
Test
VELOCITY PULSE KUALITAS BETON
3,5 – 4,0 km / s Baik sampai sangat baik, sedikit porositas mungkin ada
Tabel 1 menunjukkan pedoman untuk penilaian kualitatif beton berdasarkan hasil tes UPV.
Untuk membuat penilaian yang lebih realistis dari kondisi permukaan anggota struktural, kecepatan pulsa
dapat dikombinasikan dengan angka pantulan.
Tabel 2 menunjukkan pedoman untuk identifikasi lokasi rawan korosi dengan menggabungkan hasil
kecepatan pulsa dan angka pantulan.
dentifikasi Lokasi Rawan Korosi berdasarkan Kecepatan Pulse dan Bacaan Hammer
N
o Hasil tes Interpretasi
Nilai UPV kisaran menengah, angka Delaminasi permukaan, kualitas rendah beton permukaan,
2 rebound rendah rawan korosi
4 UPV rendah, angka pantulan rendah Rawan korosi, membutuhkan uji kimia dan elektrokimia.
Persamaan dapat diturunkan dengan mengasumsikan bahwa bidang retakan tegak lurus terhadap
permukaan beton dan bahwa beton di sekitar retakan memiliki kualitas yang cukup seragam. Hal tersebut
sangat penting karena jarak X diukur secara akurat dan kopling yang sangat baik dikembangkan antara
transduser dan permukaan beton. Metode ini sangat valid asalkan daerah pada retakan tidak mengadung
air.
Metode Pengetesan
Ultrasonic Pulse Velocity testing dalam mode paling mendasar disebut dengan time of flight. Hal ini
mengecu pada pengaturan waktu kedatangan pulse electronic dari satu transduser menuju ke transduser
lainnya dengan melalui benda padat. Pulse Ultrasonic dalam hal ini adalah gelombang-p (atau gelombang
kompresi). Ultrasonic pulse velocity (UPV) dihitung dengan membagi jarak antara transduser dengan
waktu kedatangan.
Interpretasi Hasil
Kualitas beton dalam hal keseragaman, ada atau tidaknya kecacatan internal, retak dan lain lain, alat ini
akan menunjukkan tingkat pada pengerjaan yang sedang digunakan. Sehingga kita dapat melakukan
penilaian dengan menggunakan pedoman yang sudah diberikan seperti dibawah ini, karena alat sudah
dikembangkan uintuk melakukan karakterisasi kualitas pada tiap tiap beton. Di dalam struktur dan dalam
hal kecepatan pada pulse electronic.