Anda di halaman 1dari 18

EVALUASI SISTEM DRAINASE TERHADAP GENANGAN

DI KECAMATAN WATES KABUPATEN BLITAR

DOSEN PEMBIMBING

1. PEMBIMBING UTAMA :

SUHUDI, ST., MT. : ..............................

2. PEMBIMBING UTAMA :

Ir. ESTI WIDODO, ME. : ..............................

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG 2014

Evaluasi sistem drainase, Silvern. 2014. Teknik sipil @ unitri.ac.id


ABSTRAK

Marcos Amaral De Jesus Fatima, Nim. 2009520027. Evaluasi Sistem


Drainase Terhadap Genangan di Kecamatan Wates Kabupaten
Blitar. Fakultas Teknik Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
2014. Pembimbing : Suhudi,ST.,MT. dan Ir. Esti Widodo, ME.

Wilayah Wates merupakan wilayah Kabupaten Blitar Selatan yang


mempunyai potensi wisata di Pantai Jolosutro. Pantai Jolosutro terletak di
Desa Ringinrejo, Kecamatan Wates Kabupaten Blitar.
Secara fisik, Kecamatan Wates memeliki luas wilaya 88 km2 dan
merupakan salah satu Kecamatan terkecil di Kabupaten Blitar Selatan.
Sedangkan luasan lahan yang mempengaruhi saluran drainase jalan Wates
dalam hal ini membebani kapasitas saluran baik area pemukiman maupun
area yang belum dibangun (lahan kosong) dengan area seluas 0.90 m2.
Untuk memperkirakan besarnya curah hujan rencana digunakan
metode Log Pearson tipe III , Metode Log Pearson tipe III dikembangkan
oleh Dr.Ir.Suripin, M.Eng (Suripin 2003), Kumudian setelah itu dilakukan
uji distribusi frekuensi dengan uji Smirnov-Kolmogrov dan uji Chi-Square
yang digunakan untuk mengetahui kebenaran suatu hipotesis.
Metode Log Pearson tipe III dikembangkan untuk menghitung Curah
hujan rancangan yang terjadi pada T tahun. Data-data yang dibutuhkan
dalam perhitungan dengan Metode Log Pearson tipe III ini adalah data
klimatologi, Peta topografi lokasi, luas dan penggunaan lahan dari
catchment area.

Kata kunci : Drainase, uji Smirnov-Kolmogrov, uji Chi-Square


Klimatologi, catchment area.

Evaluasi sistem drainase, Silvern. 2014. Teknik sipil @ unitri.ac.id


ABSTRACT
MARCOS AMARAL DE JESUS FATIMA. 2009520027. Evaluation of
Drainage System Of Puddles in Sub District Wates, District Blitar.
Faculty Engeneering of Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
2014. Supervisor: Suhudi, ST., MT. and Ir. Esti Widodo,ME.

Wates region is South Blitar area development that have the potential of
tourism in Jolosutro Beach. The Jolosutro beach is located in the Village
Ringinrejo, Sub District Wates, District Blitar.
Physically, the District Wates has an area of 88 km2 and is one of the
smallest in the District of South Blitar.
While the land area that affects the Wates road drainage in this case weigh
on both the channel capacity of a residential area or an area that has not
been built (vacant land) with an area of 0.90 km2.
To estimate the amount of rainfall used plan log Pearson type III
method, Log Pearson Type III method developed by Dr.Ir.Suripin, M.Eng
(Suripin 2003), then after it's done with a frequency distribution test :
Smirnov- Kolmogrov test and chi-square test used to determine the truth of
a hypothesis. Log Pearson Type III method was developed to calculate the
design rainfall occurs in T years. The data needed for the calculation of the
Log Pearson Type III method is the climatological data, topographical map
location, area and land use of the catchment area.

Keywords : Drainage, Test Smirnov-Kolmogrov, Test Chi-Square


Klimatology, catchment area.

Evaluasi sistem drainase, Silvern. 2014. Teknik sipil @ unitri.ac.id


1
PENDAHULUAN oleh, karena letak ladang di kiri
1.1 Latar belakang kanan jalan mengalikan fungsi
Air adalah musuh utama pada saluran menjadi ladang sehingga
konstruksi jalan. Oleh karena itu aliran air yang sebenarya mengalir
pemiliharaan terhadap air baik air menuju pembuangan dihilir
permukaan, air dalam badan jalan melainkan tergenang diatas bahu
harus diutamakan. Hal-hal yang jalan sampai badan jalan. Dan
mempengaruhi terhadap muka tanah sebagaian besar jalan belum ada
atau jalan adalah saluran drainase sedangkan akumulasi air
pembuangan, saluran pengumpul di hujan mengalir ke sembarang arah.
tepi jalan, inlet atau lobang Selain itu, disebabkan juga oleh
pembuang ditanggul atau di tepi. intensitas hujan yang tinggi serta
Kata drainase berasal dari kata karena berkurangnya kapasitas
drainage yang artinya mengeringkan saluran drainase akibat endapan
atau mengalirkan. Drainase sedimen pada dasar drainase
didefenisikan sebagai sarana dan sehingga tidak berfungsi lagi sesuai
prasarana yang dibangun sebagai dengan kapasitas rencana awal
usaha untuk menangani persoalan drainase tersebut.
kelebihan air yang berada diatas 1.2 Rumusan Masalah
permukaan tanah maupun air yang Masalah–masalah yang
berada di bawah permukaan tanah ditemukan berdasarkan hasil
pada suatu kawasan. identifikasi adalah sebagai berikut :
Penelitian ini dilatarbelakangi 1. Bagaimana kondisi eksisting
oleh suatu kondisi dimana setiap jalan pada lokasi penelitian?
tahun pada musim penghujan air 2. Bagaimana saluran drainase
meluap dari saluran drainase, eksisting maksimum pada lokasi
sehingga sering terjadi genangan penelitian?
yang mengganggu aktivitas 3. Berapakah debit rencana saluran
masyarakat. drainase dengan kala ulang 10
Berdasarkan identifikasi, tahun ?
genangan-genangan yang terjadi di
jalan kecamatan Wates disebabkan

Evaluasi sistem drainase, Silvern. 2014. Teknik sipil @ unitri.ac.id


2
4. Bagaimana evaluasi kapasitas kawasan yang air limpasannya
saluran drainase rencana kemungkinan akan membebani
terhadap saluran eksisting? saluran drainase jalan Wates.
1.3 Tujuan 3. Data yang digunakan adalah
Dari rumusan masalah diatas data sekunder yang diperoleh
maka dapat diketahui tujuan dari dari instansi terkait.
masalah-masalah tersebut antara lain 4. Tidak membahas tentang
: jembatan atau perencanaan
1. Mengetahui kondisi eksisting jembatan dan
jalan pada lokasi penelitian. 5. Tidak memperhitungkan
2. Menhitung saluran drainase Rencana Anggaran Biaya (RAB)
eksisting maksimum pada lokasi dalam pengerjaan saluran
penelitian. drainasenya.
3. Memperoleh debit rencana 1.5 Ruang Lingkup
saluran drainase dengan kala Lokasi penelitian terletak pada
ulang 10 tahun. Propinsi Jawa Timur tepatnya pada
4. Mengevaluasi saluaran eksisting Kabupaten Blitar, Kecamatan Wates
terhadap saluran rencana, agar dengan panjang jalan (saluran
kapasitas saluran drainase yang drainase) keseluruhan adalah 9.150
direncanakan dapat berfungsi Km. Jalan raya dengan kondisi
dengan baik kembali. eksisting geometriknya yang ada
1.4 Batasan- Batasan Masalah pada saat ini adalah 1 lajur 2 arah,
Yang menjadi batasan masalah dan sebagian besar belum ada
dalam penulisan skripsi ini, antara saluran drainase. Luas wilayah
lain : Kecamatan Wates 80,86 km dibagi 2

1. Penelitian ini hanya meninjau menjadi 8 desa, 22 dusun, 54 RW,


evaluasi sistem drainase di 240 RT. Masingg-masing desa
kawasan Jalan Wates. dengan luas wilayah :
2. Debit yang ditinjau hanyalah Desa Ringinrejo 22,52 km2,Desa
dari air hujan saja dan daerah Sumberarum 2,80 km2, Desa
tangkapan hujan (catchment Mojorejo
area) ditinjau hanya pada

Evaluasi sistem drainase, Silvern. 2014. Teknik sipil @ unitri.ac.id


3
Berisikan dasar-dasar teori dan
peraturan yang digunakan dalam
perencanaan struktur.

BAB III : Metodologi

Berisikan tentang metodologi


penelitian yang dilaksanakan dan
data- data studi kasus
Gambar 1.1 Peta Kabupaten Blitar

BAB IV : Analisis dan


Pembahasan
Berisikan analisis dari hasil
perencanaan dan pembahasan.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Berisikan kesimpulan yang didapat

Gambar 1.2 Peta Lokasi Kecamatan dari hasil analisis struktur dan saran.

Wates
Utara : Kecamatan Binangun TINJAUAN PUSTAKA

Selatan : Samudra Indonesia 2.1 Umum

Timur : Kabupaten Malang Dalam perencanaan drainase,

Barat : Kecamatan Panggungrejo analisa hidrologi berupa besaran atau

1.6 Sistematika Penulisan jumlah debit pembuangan, debit

Untuk menghasilkan penulisan pembuangan tersebut dihitung

yang baik dan terarah maka berdasarkan besarnya curah hujan.

penulisan tugas akhir ini dibagi Untuk mendapatkan curah hujan

dalam beberapa bab yang membahas maksimum dilakukan dengan

hal-hal berikut: menganalisis curah hujan harian


maksimum. Dari besaran curah hujan
BAB I : Pendahuluan.
maksimum kemudian dipilih curah
Meliputi latar belakang, tujuan dan
hujan terbesar, yang kemudian
manfaat penulisan, batasan masalah,
dipergunakan sebagai masukan
dan sistematika penulisan.
dalam perhitungan curah hujan
BAB II : Tinjauan Pustaka rancangan.

Evaluasi sistem drainase, Silvern. 2014. Teknik sipil @ unitri.ac.id


4
2.2 Analisa Hidrologi Dimana :
Studi tentang bangunan air, R = Curah hujan daerah (mm).
hidrologi mempunyai peranan yang n = Jumlah titik atau pos
cukup penting. Salah satu faktor pengamatan.
yang mempunyai peranan itu adalah R1, R2, . . .Rn = Curah hujan
data hidrologi, dengan adanya data daerah (mm).
hidrologi maka kita dapat b. Cara Polygon Thiessen
mengetahui besarnya debit rencana Cara ini diperoleh dengan
sebagai dasar perencanaan bangunan membuat polygon yang memotong
air. Adapun tahap perhitungan yang tegak lurus pada tengah-tengah garis
harus di tentukan terlebih dahulu penhubung dua stasiun. Dengan
antara lain : demikian tiap stasiun penakar Rn
2.2.1 Curah Hujan Rata-rata akan terletak pada suatu wilayah
Daerah polygon tertutup An.
Dalam menganalisis curah hujan Perhitunga curah hujan dengan cara
rata-rata daerah, digunakan data Polygon Thiessen menggunakan
sekunder untuk menentukan curah persamaan sebagai berikut : (Wesli,
hujan harian maksimum. Adapun 2008, : 43-44).
metode yang digunakan meliputi :
̅=
a. Cara Aljabar
Merupakan metode perhitungan ̅=
rata-rata secara aljabar curah hujan
̅ = + +
didalam dan disekitar daerah yang
diadakan studi. Hasil yang diperoleh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .( 2.2)

tidak berbeda jauh dari hasil yang Dimana :

didapat dengan cara lain jika titik ̅ = Curah hujan daerah (mm).
pengamatan itu banyak tersebar R1, R2, . . .Rn = Curah hujan di tiap
merata diseluruh daerah itu. titik pengamatan (mm).
Persamaan yang digunakan sebagai A1 , A2, . . .An = Bagian daerah
berikut : (Wesli, 2008: 43-44). yang mewakili tiap titik
pengamatan.

... ( 2.1) = , ,...

Evaluasi sistem drainase, Silvern. 2014. Teknik sipil @ unitri.ac.id


5
c. Cara Garis Isohyet R1 ,R2, . . .Rn = Curah hujan
Isohyet adalah garis lengkung rata-rata pada bagian-bagian A1,A2..,
yang menunjukkan tempat An.
kedudukan harga curah yang sama 2.2.2 Curah Hujan Rancangan
dan diperoleh dengan cara Yang dimaksud dengan hujan
interpolasi harga-harga curah hujan rencana adalah hujan terbesar yang
lokal (R). Perlu dicatat bahwa mungkin terjadi pada suatu daerah
polygon Thiessen adalah tetap tidak pada periode ulang tertentu, yang di
tergantung pada curah hujan R, pakai sebagai dasar untuk
sedangkan pola isohyets berubah perhitungan perencanaan suatu
debgan harga R tidak tetap meski bangunan. Jatuhnya hujan disuatu
stasiun curah hujan tetap. Peta daerah, baik menurut waktu maupun
gambar isohyet digambar pada peta pembagian geografisnya tidak tetap
topografi dengan perbedaan 10 mm melainkan berubah-ubah. Terjadinya
sampai 20 mm berdasarkan data hujan dari hari ke hari, dari jam ke
curah hujan pada setiap titik jam hujannya tidak sama. Demikian
pengamatan didalam sekitar daerah pula dari tahun ke tahun banyaknya
yang dimaksud. hujan tidak sama dan hal yang sama
Luas daerah antara dua garis juga terjadi pada hujan maksimum.
isohyets yang berdekatan diukur Dalam merencanakan banjir rencana
dengan plani meter. Demikian harga tetapkan jangan terlalu kecil agar
dari garis-garis isohyet yang tidak selalu sering terancam
berdekatan termasuk bagian-bagian perusakan bangunan atau daerah
itu dapat dihitung menurut sekitarnya oleh banjir yang lebih
persamaan sebagai berikut : (Wesli, besar, tetapi perencanaan banjir
2008 : 45-46). rencana juga tidak tidak terlalu besar
sehingga bisa mendapatkan
= . ( 2.3)
bangunan yang ekonomis. Untuk
Dimana :
ditetapkan banjir ulang tertentu
̅ = Curah hujan daerah (mm).
misalnya, 5 tahunan, 10 tahunan, 20
A1 ,A2,. .An = Luas bagian-
tahunan, 20 tahunan, 50 tahunan,
bagian antara garis isohyet.
100 tahunan. Pemilihan nilai kala

Evaluasi sistem drainase, Silvern. 2014. Teknik sipil @ unitri.ac.id


6
ulang ditentukan oleh pertimbangan- Dimana :
pertimbangan hidro-ekonomis, yaitu Log = Rata-rata dari
didasarkan terutama pada : logaritma curah hujan.
a. Besarnya kerugian yang akan ∑ = Hasil jumlah
diderita kalau bangunan terjadi logaritma curah hujan.
kerusakan oleh banjir dan sering n = Jumlah data.
tidaknya kerusakan itu terjadi. 2. Menhitung harga simpangan
b. Umur ekonomis bangunan baku (dalam log) :
c. Biaya pembangunan.
Untuk kajian ini mengunakan kala = √∑
ulang 10 tahuanan. Setelah
................................................... ( 2.5)
diketahuinya tinggi curah hujan
Dimana :
harian maksimum dari data hujan
S = Simpangan baku
yang diperoleh, maka hal
3. Menhitung koefisien
selanjutnya yang harus dilakukan
kepencengan (dalam log) :
adalah memilih distribusi yang akan

dipakai untuk menganalisa besarnya Cs = . ( 2.6)
banjir. Untuk memperkirakan
Dimana :
besarnya curah hujan rencana
Cs = Koefisien kepencengan.
dilakukan dengan suatu metode
2.2.4 Uji Kesesuaian Distribusi
yaitu metode Log Pearson Type III.
Untuk mengetahui apakah suatu
2.2.3 Distribusi Log Pearson
data sesuai dengan jenis sebaran
Type III
teoritis yang dipilih, maka setelah
Mengunakan metode distribusi
pengambarannya pada kertas
Log Pearson Type III untuk
probabolitas perlu dilakukan
menganalisa hidrologi prosedur
pengujian terlebih dahulu. Pengujian
perhitungannya antara lain : (Dr. Ir.
ini biasanya dengan kesesuaian (
Lily M. Limantara, M.Sc. 2010 : 59-
testing of goodness of fit) yang
60).
dilakukan dengan dua cara yaitu
1. Menhitung harga rata-rata :
Smirnov Kolmogrov dan Uji Chi

Log ....... ( 2.4) Square.
a. Uji Smirnov-Kolmogrov

Evaluasi sistem drainase, Silvern. 2014. Teknik sipil @ unitri.ac.id


7
Pengujian distribusi probabolitas Kemudian dibandingkan antara
dengan Metode Smirnov- ∆maks dengan ∆cr. Dimana bila
Kolmogrov dilakukan dengan 3. Probabolitas data curah hujan
langkah-langkah sebagai berikut : (XT)bdengan probabolitas.
(Dr. Ir. Lily M. Limantara, M.Sc. 4. Plot dua harga XT baru tarik
2010 : 64-65). garis durasi.
∆maks = ) .................. ( 2.7) 5. Hasil posisi pengamatan
Dimana : dibandingan dengan posisi
∆maks = Selisih maksimum plotting cara teoritis.
antara peluang empiris dan teoritis. 6. Hitung nilai selisih antara
∆cr = Simpangan kritis (dari tabel). peluang pengamatan (Pe)
Pe = Peluang empiris dengan peluang teoritis (Pt) dan
Pt = Peluang teoritis tentukan nilai maksimumnya
Kemudian dibandingkan antara (∆maks).
∆maks dengan ∆cr, distribusi frekuensi 7. Test uji Smirnov Kolmogrov
yang dipilih dapat diterima apabila tabel uji Smornov Kolmogrov.
∆maks < ∆cr dan ∆maks > ∆cr berarti b. Uji Chi-square
gagal. Tahap uji ini dilakukan Uji ini dilakukan untuk
sebagai berikut : menguji simpangan secara
1. Data curah hujan maksimum vertical yang ditentukan dengan
harian rata-rata tiap tahun rumus sebagai berikut : (Dr. Ir.
disusun dari kecil ke besar / Lily M. Limantara, M.Sc. 2010 :
sebaliknya. 67-68).
2. Hitung probabolitas dengan
=∑ ...
rumus :

P= x 100 % ................. ( 2.8) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( 2.9)


Dimana :
Dimana :
= harga Chi Square hitung
P = Probabolitas
Fe = frekuensi kelas i.
m = Nomor urut data dari seri
= frekuensi teoritis kelas i.
yang telah diurutkan.
F = Jumlah kelas.
n = Banyaknya data.

Evaluasi sistem drainase, Silvern. 2014. Teknik sipil @ unitri.ac.id


8
Derajat bebas dk dirumuskan besar waktu (t) intensitas hujannya
sebagai berikut : makin kecil. Jika tidak ada waktu
(dk)= ............... ( 2.10) untuk mengamati beberapa
= .. ( 2.11) intensitas hujan atau disebabkan
Dimana : oleh alatnya tidak ada, dapat
G = Jumlah pembagian sub-group. ditempuh dengan cara empiris
= Jumlah kelas dengan menggunakan rumus
n = Banyaknya data. Mononobe sebagai berikut : (Wesli,
= Jumlah nilai pengamata. 2008 : 25)
R = Parameter, besarnya = 2.
= x[ ]2/3 ........... ( 2-13)
Agar distribusi frekuensi yang ada
dipilih dapat diterima, maka nilai Dimana :

< X2tabel dan > X2tabel = Curah hujan harian


maksimum dalam 24 jam (mm)
2.2.5 Koefisien Pengaliran C
Perhitungan koefisien = Intensitas hujan (mm/jam).

pengaliran pada kawasan rumus = Waktu konsentrasi (jam).

sebagai berikut : 2.2.7 Waktu Konsentrasi


Sedangkan waktu konsebtrasi (tc)
= .( 2.12)
dihitung dengan mengunakan rumus
Dimana :
Kirpich : (Wesli, 2008 : 36-37)
= Harga rata-rata koefisien
pengaliran. = x[ ] ( 2-14)

= Koefisien pengaliran Dimana :
tiap daerah. = Waktu Konsentrasi (jam).
= Luasan masing- = Panjan saluran (m).
masing daerah. = Kemiringan saluran.
2.2.6 Intensitas Hujan 2.2.8 Perkiraan Puncak Banjir
Intensitas hujan adalah besarnya Secara Rasional.
curah hujan rata-rata yang terjadi Pada perencanaan bangunan air
disuatu daerah dalam kurung waktu pada daerah pengaliran sungai
tertentu yang sesuai dengan waktu dimana masih ada kaitan masalah
konsentrasi pada periode ulang hidrologi didalamnya, sering
tertentu. Pada umumnya makin

Evaluasi sistem drainase, Silvern. 2014. Teknik sipil @ unitri.ac.id


9
dijumpai dalam puncak banjirnya 2.3.10 Menentukan Dimensi
dihitung dengan metode yang Penampang.
sederhana dan praktis. Menentukan dimensi penampang
Pada keadaan tertentu, bentuk saluran drainase dihitung dengan
hidrograf banjir yang terjadi rumus-rumus aliran seragam, dan
kadang-kadang tidak dibacakan mempunyai sifat sebagai berikut :
sebagai bahan pertimbangan dalam Bentuk saluran yang digunakan
perencanaan. antara lain :
Pada mulanya metode ini diterapkan 1. Penampang Segi Empat
dengan persamaan :
...............................( 2-15)

= 0,278 . C . I . A ..( 2-16)

Dimana :
= Koefisien run off (mm/jam).
= Intensitas maksimum selama
Gambar 2.1 Penampang Saluran
waktu konsentrasi (mm/jam).
Segi Empat. Sumber : Hidrolika
2
= Luas daerah pengaliran (km ).
Saluran Terbuka.
3
= Debit maksimum (m /det).
 Luas penampang basah
2.2.9 Periode Ulang
A = b x h ....................... ( 2-29)
Dalam perencanaan saluran air
 Keliling basah
hujan, debit banjir rencana yang
P = b + 2h ...................... ( 2-30)
ditetapkan harus cukup besar,
 Jari-jari hidrolis
dimana penetapan ini didasarkan
R = A/P .......................... ( 2-31)
pada pertimbangan faktor hidro
 Kecepatan Aliran
ekonomis terutama sebagai :
V = 1/n x R2/3 x S1/2 ....... ( 2-32)
a. Besarnya kerugian yang akan
 Debit Aliran
terjadi jika bangunan dirusak
Q = V x A ...................... ( 2-33)
oleh banjir dan sering tidaknya
 Tinggi jagaan
perusakan itu terjadi.
W = 1/3. h .................. ( 2-34)
b. Umur ekonomis bangunan.
Dimana :
c. Biaya pembanguan saluran.
Q = Debit aliran (m3)

Evaluasi sistem drainase, Silvern. 2014. Teknik sipil @ unitri.ac.id


10
2
A = Luas penampang (m ) Penurunan permukaan
V = Kecepatan aliran (m/dtk) perkerasan jalan dapat terjadi
P = Keliling basah akibat berubahnya sifat tanah
R = Jari-jari hidrolis (m) dasar menjadi tanah lunak atau
r = Jari-jari lingkaran terjadinya pengecilan volume
n = Angka kekasaran dinding akibat proses penyusutan.
saluran 3. Longsoran
m = Kemiringan dinding Air permukaan yang berada
I = Kemiringan dasar saluran diatas perkerasan dapat masuk
kedalam celah yang besar,
METODELOGI PENELITIAN sehingga tanah menjadi jenuh air
3.1 Survei Lapangan dan kadar air dalamnya
Kondisi jalan eksisting (jalan meningkat. Dengan adanya
mengalami kerusakan akibat peningkatan kadar air pada tanah
genangan) diperoleh dari hasil ekspansif, maka kuat geser tanah
survei di sekitar kawasan jalan semakin berkurang dan akan
Wates, ada 3 (tiga) saluran eksisting mencapai kuat geser kritisnya.
yang mempengaruhi hidrolika
saluran atau sering tergenang air 3.2 Data-data yang diperlukan
pada saat banjir. Dapat dilihat pada Adapun data-data yang
lampiran gambar 1.1 diperlukan didalam alternatif
Cirri-ciri kerusakan jalan diatas Perencanaan Sistem Jaringan
tanah ekspansif : Drainase pada jalan Kecematan
Kerusakan jalan yang diakibatkan Wates Kabupaten Blitar. Antara lain
oleh perilaku tanah ekspansif dapat sebagai berikut : Data Curah Hujan,
dilihatdengan cirri-ciri dibawah ini. Peta Topografi dan Peta Tata Guna
1. Retakan Lahan
Retak pada perkerasan terjadi
akibat penyusutan maupun 3.3 Prosedur pengerjaan yang
pengembangan tanah. tersebut di atas disajikan dalam
Pengangkatan tanah bentuk diagram alir pada
2. Penurunan gambar di bawah ini :

Evaluasi sistem drainase, Silvern. 2014. Teknik sipil @ unitri.ac.id


11

1.

Evaluasi sistem drainase, Silvern. 2014. Teknik sipil @ unitri.ac.id


12
ANALISA DAN PEMBAHASAN o Untuk kala ulang 10 tahun
1.4 Hujan Harian Maksimum Log XT = Log ̅ + K . Sd
Berdasarkan data curah hujan harian Log XT = 1.974 + (1.032 x 0.054)
10 tahunan dapat dilihat pada tabel Log XT = 2,098
berikut : XT = 107.016 mm
Tabel 4.1. Curah Hujan Maksimum a. Menghitung intensitas hujan

No. Tahun Xi (mm) dengan persamaan.


1 2003 99 Intensitas curah hujan merupakan
2 2004 99
jumlah hujan yang dinyatakan
3 2005 95
4 2006 97 dalam tingginya kapasitas atau
5 2007 107
6 2008 82 volume air hujan tiap satuan waktu.
7 2009 71 Penentuan nilai intensitas curah
8 2010 107
9 2011 95 hujan ( I ) menggunakan rumus
10 2012 96 2

Sumber : Badan Meterologi Geofisika R  24  3


Mononobe : I =  
Untuk menentukan kala ulang yang 24  tc 

digunakan pada system drainase dapat Contoh perhitungan (S1) adalah

memakai pedoman pertimbangan sebagai berikut: diketahui curah

Hidroekonomis, yaitu : hujan rancangan (R) untuk kala

1. Besarnya kerugian yang akan ulang 10 tahun sebesar 109,27 mm,

diderita jika bangunan itu dan nilai waktu konsentrasi ( tc ) =

mengalami kerusak an oleh banjir. 0,114 Jam.

2. Umur ekonomis bangunan Jadi besarnya intensitas hujan ( I ) :


2 2
tersebut. R  24  3 109,27  24  3
I=   =  
Dengan koefisien kemencengan Cs 24  tc  24  0,114 
= -1.52. I = 161,614 mm/jam
Selanjutnya dengan menerapkan b. Koefisien Pengaliran
persamaan berikut : Nilai koefisien pengaliran (C) ini
Log XT = Log ̅ + K . Sd dipengaruhi tata guna lahan pada
Pada perhitungan curah hujan kali setiap catchmen area. Untuk
ini mengunakan periode ulang 10 koefisien pengaliran (C). Asumsi
tahun, dengan harga Cs = -1.44 luas keseluruhan terhadap luas area
maka didapat harga K = 1,032. yang ditangani, dimana area tersebut

Evaluasi sistem drainase, Silvern. 2014. Teknik sipil @ unitri.ac.id


13
hanya areal yang ada di sebelah ruas (b) = 0,830 m
kiri kanan jalan saja. Dapat dilihat Tinggi muka air ( h ) = 0,413 m
pada tabel 4.2 berikut : Kekasaran dinding saluran
c. Debit air hujan ( Qah) (n) = 0,025
Debit air hujan didasarkan pada Kemiringan saluran ( S ) = 0,003
limpasan air hujan yang terjadi dan Bentuk saluran = persegi
tingkat aliran puncak dengan h air + h air jagaan
variable yang diorentasikan pada = 0,413 + 0,30 = 0,713
intensitas hujan selama waktu Luas penampang basah
konsentrasi dan luas daerah (A) = b x h = 0,713 x 0,830
pengaliran. = 0,343 m2
Setelah diperoleh nilai koefisien Diketahui:
pengaliran, maka besarnya debit air 1) Keliling basah
hujan pada saluran Blok S1 dapat (P)= b + 2h = 0,830 x (2 x
dicari dengan rumus rasional 0,7130) = 2,257 m
sebagai berikut : 2) Jari-jari hidrolis
Q saluran 1 Binangun A
0,343
= 0,278 . C . I . A (R) = P = = 0,152 m
2.257
= 0,278 x 0.71 x 161.614 x 0.025
3) Kecepatan Aliran
= 0.478 m3/detik
1
Untuk perhitungan selanjutnya dapat (V)= x R2/3 x S1/2
n
dilihat pada Tabel 4.10 1
= x 0.1522/3 x 0.0031/2
0.025
4.2 Perhitungan Redesain = 0.639 m/detik .
Redesain saluran ini karena ada 4) Debit Aliran
alasan-alasan hidrolis yang sudah (Q) = A x V
dianalisa secara matang peneliti = 0.343 x 0.639
yang menjadi alasan utama adalah = 0.219 m3/detik
kapasitas saluran tidak berfungsi Untuk hasil perhitungan
dengan baik. selengkapnya dapat dilihat pada
Diketahui: Tabel 4.15 berikut :
Lebar dasar saluran

Evaluasi sistem drainase, Silvern. 2014. Teknik sipil @ unitri.ac.id


14
SALURAN DRAINASE BINANGUN
Nama b h A P R V Q Keterangan Bentuk
Saluran (m) (m) (m2) (m) (m) (m/det) (m3/det) Saluran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
S1 0.830 0.413 0.343 1.657 0.207 1.100 0.377 di perlebar Persegi
S2 0.630 0.320 0.202 1.270 0.159 2.100 0.423 di perlebar Persegi
S3 1.230 0.640 0.787 2.510 0.314 1.100 0.866 di perlebar Persegi
SALURAN DRAINASE SUMBERARUM
Nama b h A P R V Q Keterangan Bentuk
Saluran (m) (m) (m2) (m) (m) (m/det) (m3/det) Saluran
S4 1.230 0.620 0.763 2.470 0.309 1.100 0.839 di perlebar & di perdalam Persegi
S5 1.600 0.790 1.264 3.180 0.397 1.070 1.352 di perlebar & di perdalam Persegi
S6 1.460 0.720 1.051 2.900 0.362 0.870 0.915 di perlebar & di perdalam Persegi
S7 1.250 0.630 0.788 2.510 0.314 0.870 0.685 di perlebar & di perdalam Persegi
S8 0.560 0.280 0.157 1.120 0.140 0.870 0.136 di perlebar & di perdalam Persegi
SALURAN DRAINASE RINGINREJO
Nama b h A P R V Q Keterangan Bentuk
Saluran (m) (m) (m2) (m) (m) (m/det) (m3/det) Saluran
S9 1.300 0.640 0.832 2.580 0.322 0.870 0.724 di perlebar & di perdalam Persegi
S10 0.560 1.200 0.672 2.960 0.227 0.870 0.585 di perlebar & di perdalam Persegi
S11 0.560 0.280 0.157 1.120 0.140 0.850 0.133 di perlebar & di perdalam Persegi
S12 1.390 0.700 0.973 2.790 0.349 0.850 0.827 di perlebar & di perdalam Persegi
SALURAN DRAINASE MOJOREJO
Nama b h A P R V Q Keterangan Bentuk
Saluran (m) (m) (m2) (m) (m) (m/det) (m3/det) Saluran
S13 1.000 0.500 0.500 2.000 0.250 0.800 0.400 di perlebar & di perdalam Persegi
S14 1.000 0.500 0.500 2.000 0.250 0.800 0.400 di perlebar & di perdalam Persegi
S15 0.890 0.450 0.401 1.790 0.224 0.800 0.320 di perlebar & di perdalam Persegi
S16 0.340 0.160 0.054 0.660 0.082 3.000 0.163 tetap Persegi
SALURAN DRAINASE WATES
Nama b h A P R V Q Keterangan Bentuk
Saluran (m) (m) (m2) (m) (m) (m/det) (m3/det) Saluran
S17 0.910 0.565 0.514 2.039 0.252 0.900 0.462 di perlebar & di perdalam Persegi
S18 0.760 0.380 0.289 1.520 0.190 0.900 0.260 di perlebar & di perdalam Persegi
S19 0.620 0.310 0.192 1.240 0.155 0.900 0.173 di perlebar & di perdalam Persegi
S20 0.650 0.330 0.215 1.310 0.164 3.350 0.719 tetap Persegi
Sumber : Hasil Perhitungan

Evaluasi sistem drainase, Silvern. 2014. Teknik sipil @ unitri.ac.id


15
KESIMPULAN DAN SARAN Sosrodarsono S. 1999. Hidrologi
5.1 KESIMPULAN Untuk Pengairan. Cetakan
Dari hasil pembahasan dapat Kedelapan. Pradnya Paramita.
disimpulkan bahwa : Jakarta.
o Kondisi jalan eksisting 40% Suripin. 2004. Sistem Drainase
mengalami kerusakan sedangkan Perkotaan Yang Berkelanjutan.
kerusakan 70% pada saluran Andi Wesli. 2004. Drainase
drainase. Perkotaan. Graha Ilmu.
o Kala ulang tertentu yang Jogjakarta.
digunakan untuk perencanaan Wilson, E.m 1980. Hidrologi Teknik.
saluran drainase adalah kala ulang Terbit Keempat ITB. Bandung
dengan 10 yaitu dengan curah hujan Dr. Ir. Lily Montarcih Limantara,
sebesar 107,274 mm dengan debit M.Sc.
0,470 m3/detik. Asdak, C. 1995. Hidrologi dan
o Evaluasi kapasitas saluran Pengelolaan DAS, University
drainase diketahui bahwa saluran Press, Gajah Mada Yogyakarta.
terbesar adalah S5 sedangkan Sosrodarsono. 1991. Hidrologi Untuk
saluran terkecil S11. Pengairan, Pradnya Paramita.
Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Sri Harto, Br.1995. Analisa
Chow T. V, Kristanto Sugiarto, Hidrologi, PAU Ilmu Teknik
Suyatman VFX. 1992. Hidrolika Universitas Gajah Mada,
Saluran Terbuka, Erlangga Yogyakarta.
Surabaya. Varshney, R.M. 1978. Engeneering
Shahin. 1976. Aplication Statistic For Hydrology. Irrigation Research
Hidrologi. Themaemilan Press Institute, Central Water & Power
Ltd. First Edition. Inggris. Comission.
Soemarto CD. 1987. Hidrologi Viessman, w. JR; J. W. Knapp; G. L.
Teknik. Usaha Nasional. Lewis and T. L. T. E. Harbaugh.
Surabaya. 1977. Introduction to Hydrology,
Soewarno. Hidrologi Jilid 1 dan 2. Harper & Power Comission. New
Penerbit Nova. Semarang. Delhi.

Evaluasi sistem drainase, Silvern. 2014. Teknik sipil @ unitri.ac.id

Anda mungkin juga menyukai