Anda di halaman 1dari 6

Konferensi Nasional Teknik Sipil 11

Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017

MEMPERKIRAKAN MUTU BETON MENGGUNAKAN CONCRETE HAMMER TEST,


ULTRASONIC PULSE VELOCITY TEST DAN CORE DRILL TEST

Widodo Kushartomo1 dan Priscilla Karla2

1
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend. S. Parman No.1 Jakarta 11440.
E-mail : widodo@untar.ac.id
2
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend. S. Parman No.1 Jakarta 11440.
E-mail : priscilla-karla@live.com

ABSTRAK
Evaluasi mutu beton pada bagunan yang sudah berdiri diperlukan untuk mengetahui kekuatan
struktur yang ada, jika terjadi keraguan pada kekuatan struktur bangunan tersebut. Metode pengujian
yang sering digunakan untuk melakukan evaluasi mutu beton dibagi dalam dua kategori yaitu
metode merusak dan metode tidak merusak. Metode tidak merusak seringkali memberikan nilai atau
hasil yang cukup besar dengan kondisi sebenarnya sehingga tidak dapat memberikan gambaran yang
tepat terhadap mutu beton terpasang, sedangkan pengujian merusak lebih menggambarkan kondisi
mutu beton yang sebenarnya. Penelitian ini dilakukan untuk memperkirakan mutu beton dengan
menggunakan penggabungan hasil metode tidak merusak yaitu concrete hammer test, ultrasonic
pulse velocity (UPV) test dan metode merusak core drill test sehingga mendekati mutu beton yang
sebenarnya. Penelitian dilakukan terhadap benda uji pelat berusia 60 hari dan silinder berusia 28
hari sebagai pengendalinya. Mutu beton yang dibuat yaitu 25 MPa, 30 MPa, 35 MPa, 40 MPa, dan
45 MPa dengan total benda uji sebanyak 140 buah. Data digabungkan dengan metode statistik
bayesian, data core drill test digunakan sebagai data utama sedangkan hammer test dan UPV
sebagai data pendamping . Metode bayesian melalukan pembaharuan data melalui penggabungan
data rata-rata dan varian hasil pengujian. Melalui penelitian ini, diketahui bahwa penggabungan
statistik bayesian memiliki tingkat keakuratan mencapai 95%.
Kata kunci: pengujian, merusak, bayesiam, hammer, core drill, UPV.

1. PENDAHULUAN
Pada pelaksanaannya di lapangan, mutu beton seringkali tidak sesuai dengan desain awalnya. Mutu beton dalam
struktur biasanya diperkirakan dengan menguji spesimen yang telah dibuat bersamaan di laboratorium. Kekurangan
yang utama adalah benda uji tidak mewakili beton dalam struktur karena perawatannya dilakukan dalam kondisi
yang berbeda (Malhotra, 2004). Selain itu, seiring dengan berjalannya waktu, kualitas suatu beton juga dapat
menurun. Menurut Sharma dan Mukherjee (2015), penyebab utamanya adalah banyak bangunan yang menahan
beban jauh lebih besar daripada yang direncanakan. Masih banyak hal lain yang menyebabkan penurunan kualitas
beton. Seperti akibat termakan usia, paparan bahan kimia seperti sulfat dan klorida, juga masih ada faktor eksternal
yang dapat menurunkan kualitas beton. Seperti kebakaran dan getaran akibat gempa. Karena itu, tes mutu beton
sebaiknya tidak hanya dilakukan saat beton baru dibuat, tetapi juga harus dilakukan secara berkala. Pada beton yang
sudah ada, diperlukan tes-tes khusus untuk mengetahui mutu betonnya. Metode-metode itu antara lain adalah yang
bersifat tidak merusak seperti concrete hammer test, ultrasonic pulse velocity test dan yang bersifat merusak seperti
core drill test.
Metode yang bersifat tidak merusak, seperti concrete hammer test dan ultrasonic pulse velocity testmengukur
kekuatan dari beton lama dan memperkirakan kekuatannya dari pengukuran tersebut. Namun, cara pengukuran ini
banyak dipengaruhi faktor-faktor lain dari beton itu sendiri, seperti tipe dan ukuran agregat, usia beton, kelembaban
udara pada proses perawatan dan desain campuran (Sbartaï dkk, 2012).
Metode concrete hammer test, paling sering digunakan untuk mengetahui mutu beton. Karena alat pengukurnya
mudah digunakan. Pengukurannya juga tidak merusak dan hanya meninggalkan sedikit bekas. Namun, dalam
penggunaan concrete hammer test, pemilihan titik-titik uji perlu diperhatikan. Karena menurut Yamali, akibat dari
kesalahan dalam penentuan titik uji dimana titik pada beton yang tertutup selimut/plesteran dan di titik yang lain
pada beton yang tidak tertutup selimut/plesterannya, walaupun pada satu sisi, akan mengurangi nilai pembacaan
pada alat hammer test ≥ 44% pada titik uji. Selain itu, concrete hammer testhanya dapat digunakan untuk mengukur
tegangan permukaan dari benda yang diuji.

MTR-1
Metode ultrasonic pulse velocity test, bekerja berdasarkan pengukuran dari kecepatan pulsa yang ditransmisi ke
material yang diuji. Dimana hal itu menyebabkan adanya pengaruh dari kepadatan benda tersebut. Karena
itu,ultrasonic pulse velocity test baik digunakan untuk melihat keseragaman kualitas beton. Dan juga mendeteksi
keretakan yang terjadi di dalam beton. Dengan metode ini, beton yang diuji dapat dievaluasi secara keseluruhan
hingga ke dalam beton. Namun, kecepatan pulsa ini dapat dengan mudah terpengaruh dengan adanya kelembaban
yang tinggi, permukaan beton yang tidak halus, dimensi yang terlalu besar ataupun hasil yang berbeda karena
adanya pengaruh agregat atau tulangan di dalamnya.
Pada metode core drill test,dibutuhkan pengeboran untuk pengambilan benda. Beton yang di bor tidak boleh
menyentuh tulangan, karena tulangan akan mempengaruhi kuat tekan yang dihasilkan (Felliceti, 2006). Apalagi,
pengambilan sampel akan meninggalkan lubang dengan diamater yang cukup besar pada struktur, sehingga dapat
menyebabkan keretakan yang membahayakan struktur. Selain itu, hasil yang diperoleh dengan cara ini dipengaruhi
oleh diameter inti, dengan rasio tinggi per diameter, teknik dan arah pengeboran, posisi pengecoran, posisi sampel,
posisi tulangan, pengambilan sampel, kondisi permukaan sampel dan usia sampel (Teodoru, 2014). Tetapi, metode
core drill test dianggap memiliki hasil yang paling akurat karena benda uji diambil langsung dari inti beton dan
menggunakan tes kuat tekan. Selain itu, concrete hammer testdan ultrasonic pulse velocity test juga dapat dilakukan
pada benda uji hasil pengeborannya, sehingga hasilnya bisa lebih akurat (Sbartaï dkk, 2012)..
Ketiga metode diatas, jika hanya digunakan salah satu saja, belum dapat memberikan hasil penelitian yang akurat.
Namun sejauh ini belum pernah dilakukan pengujian struktur beton secara komprehensif, sehingga perlu dilakukan
penilaian kekuatan struktur melalui serangkaian pengujian, agar didapatkan data yang valid (Setjo, dkk. 2014).
Karena itu, diperlukan analisis hubungan antara ketiga metode tersebut dengan pendekatan statistik untuk
mendapatkan suatu hasil yang akurat untuk mengetahui mutu beton. Menurut Badan Standarisasi Nasional, untuk
memperoleh informasi maksimum, jumlah pengujian harus cukup untuk mengindikasikan variasi dalam beton yang
diproduksi dan untuk memperoleh prosedur statistik memadai yang digunakan dalam mengintepretasikan hasil uji.
Prosedur statistik merupakan dasar terbaik untuk menentukan potensi kualitas dari kekuatan beton, dan untuk
mengekspresikan hasil uji dalam bentuk yang paling mudah digunakan.
Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode bayesian. Pada pengolahan data gabungan
antara data core drill test dan NDT dengan menggunakan metode Bayesian, data yang ada diasumsikan terdistribusi
normal atau distribusi Gaussian. Parameter yang digunakan adalah rata-rata kuat tekan (μ) dan standar deviasi (σ).
Kedua parameter dapat dihitung dengan data hasil pengujian yang terbatas.

Pada perhitungan kuat tekan dengan metode Bayesian, data yang sudah ada akan diperbaharui dengan data baru
yang berasal dari pengujian sampel dari tempat yang sama. Data yang sudah ada sebelumnya, misalnya dari
perhitungan desain atau data subjektif lainnya, akan digunakan sebagai data prior. Data prior adalah data yang
diambil sebagai data utama, atau data sebelumnya. Data yang dianggap prior haruslah data yang dianggap paling
mendekati kenyataannya. Sedangkan untuk data yang sudah diperbaharui (posterior) didapatkan dengan
menggabungkan data prior dengan data baru yang didapat dari hasil tes non-destruktif. Varian pada hasil data yang
telah diperbarui, akan selalu lebih kecil daripada varian data awal. Rumus dasar dari Bayesian Updating Process ini
adalah.

Rata-rata

(1)

Varian

(2)

(3)

MTR-2
(4)

Keterangan :
μpr = rata-rata data prior
σ2pr = varian data prior
E(x|v) = rata-rata data yang akan digabung
σ2si = nilai varian gabungan
σ2o = nilai varian data prior
σ2Ei = nilai varian data yang akan digabung
σ2x|v = nilai varian kalibrasi dari data yang akan digabung

2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan pengujian langsung di laboratorium adalah dengan pembuatan
desain campuran berdasarkan metode ACI dengan 7 macam varian, yaitu var 1 = 15 MPa. var 2 = 20 MPa, var. 3 =
25 MPa, var 4 = 30 MPa, var 5 = 35 MPa, var 6 = 40 MPa, dan var 7 = 45 MPa. Sampel untuk setiap variannya
dibuat dalam 10 silinder dengan  10 cm dengan tinggi 20 cm dan 1 buah pelat berukuran 60 cm x 60 cm x 15 cm.
Perawatan beton pada silinder dilakukan dengan perendaman selama 28 hari, dan untuk pelat dengan menutup benda
uji dengan karung basah selama 60 hari.
Pengujian pada benda uji silinder dilakukan dengan tes UPV metode langsung dan jarak antar transducer 20 cm dan
setelah itu dilakukan tes kuat tekan. Pada benda uji pelat, dilakukan dengan hammer testberdasarkan SNI-03-4430-
1997, tes UPV berdasarkan ASTM C597-02, dan core drill test berdasarkan ASTM C-42 dengan pengeboran di 10
titik pada pelat. Pada hasil pengeboran, dilakukan tes UPV dan tes kuat tekan. Kemudian dari hasil tes UPV pada
benda uji silinder dan core, didapatkan grafik korelasi kuat tekan dan kecepatan pulsa.
Hasil ketiga metode pengujian, dilakukan penggabungan data dengan metode statistik bayesian, untuk perhitungan,
perlu dihitung rata-rata dan varians masing-masing dari ketujuh varian data.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan pengujian ultrasonic pulse velocity test dan tes kuat tekan pada benda uji silinder dan core, maka
didapatkan grafik korelasi antara kecepatan pulsa dan kuat tekan yang ditunjukkan pada Gambar 1 dan didapatkan
persamaan;

Y = 0.0011 X6.9394 (5)

dengan, X = kecepatan pulsa


Y = kuat tekan beton

Gambar 1. Grafik korelasi kuat tekan dan kecepatan pulsa

MTR-3
Dari grafik juga didapatkan R sebesar 0.869 yang menandakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara variabel
pada sumbu x dan sumbu y.
Dari pengujian terhadap sampel dengan 3 metode pengujian, didapatkan hasil kuat tekan seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 2. Hasil tersebut merupakan hasil pengujian terhadap benda uji pelat. Sedangkan untuk kontrol
didapatkan dari benda uji silinder.

Gambar 2. Grafik hasil pengujian benda uji pelat dan silinder

Setelah didapatkan hasil tersebut, langkah selanjutnya adalah melakukan penggabungan data dengan metode
bayesian. Penggabungan terdiri dari 4 variasi, yaitu:

 Hasil core drill test, UPV test dan hammer test.


 Hasil core drill test dan UPV test.
 Hasil core drill test dan hammer test.
 Hasil UPV test dan hammer test.

Hasil dari penggabungan data dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Grafik hasil penggabungan data dengan metode bayesian

MTR-4
Gambar 4. Persen kesalahan data gabungan terhadap kontrol

Hasil dari penggabungan tadi kemudian akan dibandingkan dengan kuat tekan kontrol. Persen kesalahan data
gabungan terhadap kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.
Pada pengolahan data gabungan antara data core drill test dan NDT dengan menggunakan metode Bayesian, data
yang ada diasumsikan terdistribusi normal atau distribusi Gaussian. Parameter yang digunakan adalah rata-rata kuat
tekan (μ) dan standar deviasi (σ). Kedua parameter dapat dihitung dengan data hasil pengujian yang terbatas.
Pada perhitungan kuat tekan dengan metode Bayesian, data yang sudah ada akan diperbaharui dengan data baru
yang berasal dari pengujian sampel dari tempat yang sama. Data yang sudah ada sebelumnya, misalnya dari
perhitungan desain atau data subjektif lainnya, akan digunakan sebagai data prior. Data yang sudah diperbaharui
(posterior) didapatkan dengan menggabungkan data prior dengan data baru yang didapat dari hasil tes NDT. Varian
pada hasil data yang telah diperbarui, akan selalu lebih kecil daripada varian data awal.
Berdasarkan hasil perbandingan persen kesalahan, didapatkan bahwa semakin tinggi mutu betonnya, maka persen
kesalahannya akan semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa metode penggabungan data Bayesian cenderung
lebih sesuai untuk beton dengan mutu yang lebih tinggi (diatas 25 MPa) seperti yang terjadi pada varian 7, persen
kesalahan antara data gabungan dan kontrol kurang dari 5%.
Selain itu, hasil dari gabungan data sangat dipengaruhi oleh besarnya data yang dianggap sebagai prior. Besarnya
nilai varian juga mempengaruhi hasil dari penggabungan data. Semakin besar nilai varian dari data yang akan
digabung, juga akan menyebabkanperubahan hasil yang kecil. Namun, apabila varian pada data prior besarnya
mendekati varian data yangakan digabung, maka akan menimbulkan perubahan nilai yang cukup signifikan.

Dalam penyelesaian dalam penelitian dalam bidang teknik, seringkali digunakan metode prosedur statistik untuk
mengevaluasi data. Namun, cara statistika dasar terkadang tidak memberikan hasil yang baik, karena jika data
berupa data terbatas, cara statistika dasar tidak dapat digunakan. Cara statistika dasar akan memberikan hasil yang
baik apabila ada populasi dengan kondisi yang sama dengan sampel. Dengan metode Bayesian, hal tersebut dapat
diatasi. Karena metode ini, menggabungkan data dalam jumlah besar maupun kecil, dengan data yang sudah ada
sebelumnya (prior). Data sebelumnya, dapat berupa data subjektif maupun data objektif, sehingga perlu diketahui,
cara menentukan data prior. Metode Bayesian yang sering juga disebut Bayesian Updating Process ini
memungkinkan seseorang untuk memperbaruhi keyakinannya mengenai sebuah parameter setelah data diperoleh.
Untuk mengetahui kekuatan beton pada bangunan yang sudah ada, pada umumnya dilakukan pengambilan sampel
dengan core drill dan juga pengujian dengan metode NDT seperti concrete hammer test dan ultrasonic pulse velocity
test. Dalam mengetahui kekuatan beton berdasarkan data yang terbatas, juga kadang terdapat data subjektif. Dengan
metode BayesianUpdating Process, masalah-masalah tersebut dapat diatasi. Karena metode ini bekerja secara
konsisten dan sistematis dalam menggabungkan beberapa data dengan data subjektif, berdasarkan rata-rata dari data
yang ada. Metode Bayesian telah digunakan pada banyak aplikasi seperti memperbarui design code pada struktur,
mengetahui retakan dan susut pada bahan, mengetahui jumlah optimal pada pengambilan sampel core, dan
mengevaluasi informasi untuk desain pondasi.

MTR-5
4. KESIMPULAN
Setelah melakukan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pada benda uji yang sama, jika dilakukan pengujian dengan metode yang berbeda, misalnya dengan metode
concrete hammer test, core drill test dan tes UPV, akan memberikan hasil yang berbeda-beda.
2. Metode core drill test dianggap paling mendekati dengan keadaan sebenarnya dilapangan karena sampel
diambil langsung dan menggunakan tes kuat tekan.
3. Semakin besar mutu betonnya, metode bayesian memberikan hasil yang semakin baik, hal ini ditunjukkan
dengan persen kesalahan yang semakin kecil.
4. Persen kesalahan paling kecil terdapat pada mutu beton diatas 29 MPa, dengan persen kesalahan:
 Penggabungan core drill test dan tes UPV = 3.49 %
 Penggabungan core drill test dan hammer test = 4.32 %
 Penggabungan tes UPV dan hammer test= 4.1288 %
 Penggabungan core drill test, tes UPV, hammer test = 4.23 %
5. Pada metode bayesian, nilai varian gabungan (σ2si) sangat berpengaruh pada perhitungan penggabungan data
prior dan data baru yang berasal dari hasil pengujian non-destruktif. Jika angka varian gabungannya terlalu
besar, maka tidak akan menyebabkan perubahan hasil yang besar.

DAFTAR PUSTAKA
ASTM C42, (2013). "Standard Test Method Obtaining and Testing Drilled Cores and Sawed Beams of Concrete",
Annual Book of ASTM Standard, American Society for Testing and Materials, Philadelphia.
ASTM C597-02, (2013). "Standard Test Method for Pulse Velocity Through Concrete", Annual Book of ASTM
Standard, American Society for Testing and Materials, Philadelphia.
Felliceti, Roberto. (2006). "The drilling resistance test for the assessment of fire damaged concrete", Cement and
Concrete Composites, Volume 28, Issue 4, April, Pages 321-329.
Malhotra, V. M., & Carino, N. J., (2004). "Handbook on Nondestructive Testing of Concrete, Second Edition". CRC
Press.
Setjo, R., Widjaja, H., Sudarmadi, dan Supriyanto, D. 26 (2014)."Perkiraan Kekuatan Beton Pasca Gempa dengan
Metode Uji Tak Rusak". Prosiding Seminar Penelitian dan Pengelolaan Perangkat Nuklir, September,
Yogyakarta.
Sbartaï, Zoubir-Mehdi , Breysse, Denys. Author Larget, Mathilde. Balayssac, (2012). "Combining NDT techniques
for improved evaluation of concrete properties" Cement and Concrete Composites, Volume 34, Issue 6, Juli,
Pages 725-733.
Sharma, Shruti., Mukherjee, Abhijit. (2015). "Monitoring freshly poured concrete using ultrasonic waves guided
through reinforcing bars", Cement and Concrete Composites,Volume 55, Januari, Pages 337-347.
Teodoru, George Dr. (2014).”Romanian Developments in Nondestructive Testing of Concrete Constructions”. Juli-
September, Buletinul AGIR nr. 3, Jerman.

MTR-6

Anda mungkin juga menyukai