Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL LABORATURIUM UJI BAHAN

Pengujian Beton

Disusun oleh :
RATIH SARASWATI IKA PERTIWI
NIM : 1741320135
1 MRK 2

POLITEKNIK NEGERI MALANG


JURUSAN TEKNIK SIPIL
D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI
Jl. Soekarno Hatta No. 9. Malang – 65141 Jawa Timur – Indonesia Telp : 0341-
404423, 404425 Fax : 0341-404423
TAHUN PELAJARAN 2017 – 2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,
taufiq serta karunia-Nya, sehingga saya bisa menyelesaikan penulisan laporan mata
kuliah Laboraturiuum Uji Bahan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
Maksud dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas setelah
melaksanakan praktik pengujian bahan di POLINEMA. Dalam penyusunan laporan
ini saya menyadari tanpa bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak,
laporan ini tidak akan selesai dengan baik dan sempurna. Oleh karena itu saya
mengharapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Akhmad Suryadi, BS, MT selaku dosen mata kuliah Laboraturium
Uji Bahan yang telah memberikan bimbingan ilmu, nasihat, saran, waktu,
tenaga, pikiran, dan perhatiannya dalam penyelesaian laporan ini.
2. Teknisi Laboraturium Uji Bahan
3. Teman-teman kelas 1 MRK 2 Jurusan Teknik Sipil POLINEMA

Saya berharap demi kesempurnaan penulisasn laporan ini, dibutuhkan kritik dan saran
dari pembaca untuk memperbaiki penulisan laporan yang akan datang. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, 21 Mei 2018


Penulis
1. PENGUJIAN SLUMP BETON
1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan ercobaan ini, anda akan dapat mengetahui sifat-
sifat fisik, mekanik, dan teknologi beton sebgai bahan bangunan dan
jalan dengan benar.
1.1.2 Tujuam Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat :
a. Menentukan nilai Slump Beton
b. Menjelaskan prosedur pengujian Slump beton dengan benar
c. Menggunakan peralatan dengan terampil
1.2 Dasar Teori
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan nilai slump beton
segar. Nilai Slump beton menunjukkan tingkat/ derajat kemudahan
pengerjaan yang berkaitan erat dengan tingkat kecelakaan/ keenceran
adukan beton. Makin cair adukan beton, makin mudah cara pengerjaannya
begitu juga sebaliknya.
1.3 Peralatan
a. Cetakan berupa kerucut terpancung dengan diameter bagian atas
10cm, bagian bawah 20cm dan tinggi 30cm. bagian atas dan bawah
cetakan terbuka.
b. Tongkat pemadat dengan diameter 16mm, panjang 60cm, bagian
ujung dibulatkan dan sebaiknya terbuat dari baja tahan karat.
c. Pelat logam dengan permukaan yang kokoh, rata dan kedap air.
d. Sendok cekung, dan sendok spesi
e. penggaris
1.4 Benda Uji
Benda uji adalah contoh beyond segar, sebanyak-banyaknya sama
dengan isi cetakan.
1.5 Prosedur Pelaksanaan
a. Cetakan dan pelat dibasahi dengan kain basah
b. Letakkan cetakan di atas pelat
c. Isilah cetakan sampai penuh dengan beton segar dalam 3(tiga) lapis,
dimana pada setiap lais berisi kira-kira 1/3 isi cetakan dan dipadatkan
dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata. Pada
pemadatan, tongkat harus tepat masuk sampai lapisan bagian bawah
tiap-tiap lapisan. Pada lapisan pertama penusukan bagian tepi tongkat
dimiringkan sesuai dengan kemiringan cetakan.
d. Segera setelah selesai pemadatan, ratakan ermukaan benda uji dengan
tongkat, tunggu selama 30 detik, dan dalam jangka waktu ini semua
benda uji yang jatuh disekitar harus disingkirkan.
e. Kemudian cetakan diangkat secara perlahan-lahan tegak lurus ke atas.
f. Balikan cetakan dan letakkan perlahan-lahan disamping benda uji.
g. Ukurlah nilai slump beton yang terjadi dengan menentukan perbedaan
tinggi cetakan dengan tinggi rata-rata benda uji.
1.6 Perhitungan
Nilai Slump = Tinggi cetakan - Tinggi rata-rata benda uji
1.7 Pelaporan
Tabel Data Pengujian Slump Beton
Pemeriksaan Tinggi (mm) Slump (mm)
1 250 50
2 270 30
3 270 30
4 280 20
Rata-rata Slump 33,5 mm
Kesimpulan dari hasil percobaan
Berdasarkan pengujian ini nilai Slump yang kita dapat adalah 33.5 mm

Catatan:
Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti, lakukan 2(dua) kali,
pemeriksaan dengan adukan beton yang sama dan laporkan hasil rata-
ratanya.
1.8 Referensi
a. AASHTO T-119-74
b. ASTM C-143-71
c. PEDC.Bandung. “Pengujian Bahan”.Edisi 1983
2. PENGUJIAN KADAR UDARA DALAM BETON
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui sifat-
sifat fisik, mekanik dan teknologi beton sebagai bahan bangunan dan
jalan dengan benar.
2.1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat :
a. Menentukan presentase kadar udara yang ada dalam adukan beton.
b. Menjelaskan prosedur pengujian kadar udara dalam adukan beton
dengan benar.
c. Menggunakan peralatan dengan terampil
2.2 Dasaar Teori

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui kadar udara yang ada


dalam adukan beton. Ada dua jenis udara di dalam beton, yaitu udara entrain
dan udara yang terjebak. Dalam pemeriksaan ini adalah untuk keduanya.
Kadar udara dalam beton dinyatakan dalam persen (%) terhadap volume
beton, meskipun udara hanya terdapat dalam pasta semen.
2.3 Peralatan
a. Alat pengukur udara dalam beton 1 (satu) set.
b. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, Panjang 60 cm, bagian ujung
dibulatkan dan sebaiknya terbuat dari baja tahan karat.
c. Pompa tangan/compressor.
d. Sendok cekung dan sendok spesi
2.4 BendaUji
Benda uji adalah contoh beton segar, sebanyak-banyaknya sama denga nisi
cetakan.
2.5 Prosedur Pelaksanaan
a. Siapkan peralatan pengujian kadar udara dalam beton 1 (satu) set.
b. Ambil adukan segar beton segar.
c. Masukkan ke dalam Mould/silinder alat pengujian kadar udara dengan
pelan-pelan tanpa ditekan dalam 3 (tiga) lapis, dimana pada tiap lapis
dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara
merata.
d. Segera setelah selesai pemadatan, ratakan permukaan benda uji dan
bersihkan bagian tepi Mould/silinder dari adukan yang menempel,
kemudian letakkan pelat bulat di atas permukaan benda uji.
e. Tutuplah Mould/silinder yang berisi benda uji dengan penutup yang
dilengkapi dengan dial pengukur tekanan angina yang telah ditentukan
untuk pengujian ini.
f. Isi tabung tersebut dengan air sampai pada bacaan nol yang tertera pada
tabung dengan menggunakan selang air.
g. Masukkan udara dengan menggunakan pompa atau kompresor sambal
melihat dial pengukur pada alat tersebut hingga jarum menunjukkan angka
0,002N/mm2 atau 0,20 MN/mm2 .
h. Pada saat yang sama, baca dan catat ketinggian air pada tabung, nilai
tersebut menunjukkan presentase kadar udara dalam adukan beton.

2.6 Pelaporan
a. Laporkan persen kadar udara dalam adukan beton dengan bilangan bulat.

b. Kesimpulan dari hasil percobaan yang diperoleh.

Catatan :
Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti, lakukan 2 (dua) kali pemeriksaan
dengan adukan beton yang sama dan laporkan hasil rata-ratanya.
2.7 Referensi
a. ASTM C- 231
b. PEDC. Bandung. “Pengujian Bahan”. Edisi 1983
c. Ir. Paulus Nugraha. M.Eng. “Teknologi Beton dengan Antisipasi Terhadap
Pedoman Beton 1989”. Penerbit Universitas Kristen Petra. Surabaya. 1989
3.PENGUJIAN BOBOT ISI DAN BANYAKNYA BETON PER SAK SEMEN

3.1 Tujuan
3.1.1Tujuan Instruksional Umum
Setelah Melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui sifat-
sifat fisik, mekanik, dan teknologi beton sebagai bahan banguan dan jalan
dengan benar.

3.1.2Tujuan Instruksional Khusus

Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat:


a. Menentukan bobot isi
b. Menjelaskan prosedur pengujian bobot isi dan banyaknya beton per
sak semen dengan benar
c. Menggunakan peralatan dengan terampil

3.2 Dasar Teori


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukkan berat isi. Berat isi beton
adalah berat beton per satuan volume. Sedangkan banyaknya beton per sak
semen addalah utuk mengetahui banyaknya adukan beton yang dihasilkan dari
satu sak semen.
3.3 Peralatan
a. Timbangan dengan ketelitian 0.3% sebagai contoh.
b. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm, bagian ujung
dibulatkan dan sebaiknya terbuat dari baja tahan karat.
c. Alat perata.
d. Takaran/ Mould, dengan kapasitas dan penggunaan sebagai berikut:

- Kapasitas 6 liter, ukuran maksimum agregat kasar 25 mm


- Kapasitas 10 liter, ukuran maksimum agregat kasar 37,6 mm
- Kapasitas 14 liter, ukuran maksimum agregat kasar 50 mm
- Kapasitas 28 liter, ukuran maksimum agregat kasar 75 mm
3.4 Benda Uji
Benda uji adalah contoh beton segar, sebanyak-banyaknya sama dengan isi
cetakan.
3.5 Prosedur Pelaksanaan
a. Siapkan takaran/mould untuk pengujian bobot isi beton dan timbang
beratnya (A).
b. Ambil adukan beton segar.
c. Masukan ke dalam mould/silinder alat pengujian bobot isi dengan pelan-
pelan tanpa ditekan dalam 3 lapis, di mana pada tiap lapis dipadatkan
dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata, pada
pemadatan lapisan pertama tongkat pemadat tidak boleh mengenai dasar
takaran, pada pemadatan lapisan kedua dan ketiga, tongkat pemadat boleh
masuk sampai kira-kira 2,5 cm di bawah lapisan sebelumnya.
d. Segera setelah selesai pemadatan, ketuklah dinding/sisi takaran perlahan-
lahan dengan tongkat pemadat sampai tidak tampak gelembung-
gelembung udara pada permukaan serta rongga-rongga bekas tusukan
tertutup, kemudian ratakan permukaan benda uji dan bersihkan bagian
tepi mould/silinder dari adukan yang menempel.
e. Timbang dan cataat berat mould/silinder yang berisi benda uji (B)

2.7 Perhitungan
a. Berat isi beton (D)
W1
D= (Kg/liter)
V
b. Banyaknya beton per sak semen (Y)
W2
Y= x 0,001 (m³/sak)
D
c. Banyaknya semen per meter kubik (Z)
1
Z= (sak/m³)
Y
Dimana W1 = Berat benda uji (Kg)
V = Volume/isi takaran (liter)
W2 = Berat total bahan campuran beton per sak semen (Kg)
D = Bobot/Berat isi beton (Kg)
Y = Banyaknya beton per sak semen
2.8 Pelaporan
Tabel Data engujian Bobot Isi dan Banyaknya Beton Per Sak Semen
Pemeriksaan Benda Uji I

Berat Mould A 6.1


Berat Mould+benda uji B 10.3

Berat Benda uji W1= B - A 4.2

Berat Mould + Air C

Berat Air (volume mould) V=C-A

W1
Berat isi beton (D) = (kg/lt)
V
Rata-Rata Berat isi Beton

b.kesimpulan dari hasil percobaan

Catatan:
a. Untuk takaran dengan kapasitas 28 liter, penusukan dilakukan sebanyak 50
kali pada setiap lapisan secara merata.
b. Wadah/Mould sebelum digunakan, harus dikalibrasi dengan cara sebagai
berikut:
- Isilah wadah/mould dengan air sampai penuh pada suhu kamar, sehingga
pada waktu ditutup dengan plat kaca tidak terlihat gelembung udara.
- Timbang dan catatlah berat wadah/mould beserta air (C)
- Hitung berat air (V = C – A ) di mana berat air sama dengan isi
wadah/mould.

3.8 Referensi

a. ASTM C – 138 – 71
b. PEDC. Bandung. “Pengujian Bahan”. Edisi 1983

Anda mungkin juga menyukai