4.1.1.1 Tujuan
Dengan pratikum ini diharapkan dapat menentukan kekentalan adukan
beton dan pada akhirnya dapat :
1. Menerangkan prosedur pelaksanan penentuan slump beton.
2. Membuktikan hasil penentuan slump beton dalam pembuatan rancangan
adukan beton, sehingga jika ada ketidaksesuaian dengan kenyataan yang
sebenarnya maka kadar air bebas dengan segera dapat diubah sesuai
dengan slump yang diijinkan.
3. Trampil dalam menggunakan peralatan yang diperlukan.
4. Trampil dalam menggunakan peralatan yang diperlukan.
1. Peralatan
a. Alat slump, lengkap dengan plat dasar ukuran kerucut terpancung.
b. Tongkat pemadat, terbuat dari baja dengan 16 mm, panjang 60
cm, salah satu ujungnya berbentuk bulat.
c. Sendok spesi.
d. Ember.
2. Bahan
Beton untuk contoh uji diambil langsung dari mesin pengaduk dengan
menggunakan peralatan yang tidak menyerap air, misalnya ember.
Kemudian diaduk lagi sebelum dimasukkan ke cetakan.
IV - 1
5. Angkat cetakan perlahan-lahan. Dalam pengangkatan, posis cetakan
harus dijaga tetap dalam keadaan vertikal.
6. Ukur penurunan dari adukan beton (slump).
Pengukuran dilakukan pada 4 titik, yang nilai penurunan diambil harga
rata-ratanya.
Catatan :
Penentuan slump beton biasanya dilakukan 2 kali pemeriksan dengan
adukan yang sama dan dilaporkan hasilnya dengan mengambil nilai rata-
rata dari ketinggian yang berbeda (lihat gambar)
4.1.2.1 Tujuan
Secara umum pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui bobot isi dari
beton yang dibuat, dan pada akhirnya dapat untuk :
1. Membuktikan kebenaran hasil rancangan pehitungan bobot isi beton
sesuai dengan kenyataan, sekaligus mengoreksinya jika tidak tepat.
2. Menerangkan prosedur pelaksanaan penentuan bobot isi beton.
3. Terampil dalam menggunakan peralatan yang dipakai.
IV - 2
Tabel Penggunaan Takaran
No Ukuran agregat maksimum Kapasitas takaran
. (mm) (liter)
1. 25 6
2. 37,5 10
3. 50 14
4. 75 28
2. Bahan.
Adukan beton untuk benda uji diambil langsung dari mesin pengaduk
dengan menggunakan bahan yang tidak menyerap air. Bila perlu, adukan
beton diaduk lagi sebelum dimasukkan ke dalam takaran.
4.1.2.4 Perhitungan.
W
Bobot Isi Beton ( D )=
V
Keterangan :
W : Berat adukan beton = (B – A) kg
V : Volume takaran.
Contoh perhitungan :
Berat beton = 23,5 kg
Volume takaran = 10 liter
23,5 kg
Bobot Isi Beton ( D )= = 2,35 kg/liter
10 liter
IV - 3
Catatan :
1. Percobaan ini dilakukan minimal 2 kali. Nilai berat isi beton diambil
berdasarkan harga rata-rata.
2. Untuk takaran 28 liter, penusukan pada tiap-tiap lapisan dilakukan
sebanyak 50 kali secara merata.
4.1.3.1 Tujuan.
Dengan pemeriksaan ini diharapkan dapat mengetahui kadar udara yang
terkandung di dalam beton segar, diharapkan juga :
1. Mengontrol hasil pemeriksaan dengan rancangan perhitungan
sebelumnya.
2. Dapat menerangkan prosedur pemeriksaan kadar udara di dalam beton.
2. Bahan
Adukan beton yang dipakai untuk keperluan penentuan kadar udara di
dalam beton diambil langsung dari mesin pengaduk denagn
menggunakan bahan yang tidak menyerap air, kemudian adukan beton
diaduk kembali sebelum dilakukan pemeriksaan kadar udaranya.
IV - 4
Perhatian:
Jika pemeriksaan kadar udara menggunakan air, maka prosedur sebagai
berikut:
a. Buka keran pada air bleeder di bagian penutup bejana.
b. Masukkan air ke dalam bejana melaului “pet cloek” hingga air
keluar dari bleeder valve.
c. Tutup seluruh keran (valve) pada bagian penutup bejan.
d. Pompa “hand pump” hingga jarum penunjuk pada manometer
melewati garis yang telah ditentukan yaitu “Initial pressure line”
yang berwarna hitam.
8. Tunggu kira-kira 5 detik, buka keran (valve) pressure adjusting hingga
jarum penunjuk tepat pada garis “Initial pressure line”.
9. Tekan gagang keran ke bawah.
10. Baca penurunan jarum penunjuk setelah gagang keran ditekan ke bawah,
angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk itu adalah kadar udara
dalam beton dalam %.
Misal: kadar udara dalam beton = 4%.
Catatan :
1. Pemeriksaan kadar udara dalam beton paling sedikit dilakukan dua kali
percobaan. Harga rata-rata hasil pemeriksaan/pembacaan merupakan
hasil akhir.
2. Dalam pemeriksaan ini, koreksi udara dalam agregat diabaikan (karena
nilainya kecil sekali).
4.1.4.1 Tujuan
1. Menentukan waktu pengikatan awal beton dengan cara penetrasi .
2. Menentukan waktu pengikatan akhir beton dengan penetrasi.
IV - 5
2. Bahan :
a. Agregat halus
b. Agregat kasar
c. Semen portland
d. Air
Pengukuran Penetrasi
1. Tekan penetrometer pada bagian permukaan benda uji sedalam 25 mm
( batasnya terdapat pada alat ) dalam waktu 10 detik.
2. Ulangi terus penekanan dengan interval waktu 30 menit kemudian
dibaca harga yang diperoleh . Jika sudah mendekati angka 500 psi maka
jarak interval waktu menjadi 15 , 10 dan 5 menit agar diperoleh hasil
yang akurat. Kemudian hasil dari penekanan tersebut diinterpolasi
sehingga akan didapatkan waktu pengikatan, yaitu pada bacaan
penetrometer menunjukkan angka 500 psi.
Catatan
1. Jarak bersih antara 2 titik penekanan adalah 13 mm.
2. Jarak bersih antara cetakan dengan titik penekanan 25 mm.
3. Untuk menentukan waktu pengikatan akhir , lanjutkan penekanan pada
waktu 30 dan 10 menit sehingga dicapai pembacaan 4000 psi atau 27,6
N/mm².
IV - 6
4.1.5 PEMERIKSAAN KUAT TEKAN BETON
4.1.5.1 Tujuan.
Diharapkan dapat membuat beton sesuai dengan rancangan beton yang
diinginkan, disamping itu juga dapat:
1. Menerangkan prosedur pemeriksaan kuat tekan beton.
2. Mengaduk beton secara masinal.
3. Membuat benda uji untuk pemeriksaan beton.
4. Melakukan proses pematangan (curing) dari benda uji.
IV - 7
2. Penekanan Benda Uji.
a. Ambil benda uji dari dalam bak perendaman dan permukaan benda
uji dilap.
b. Tentukan berat dan ukuran benda uji. Jika benda ujinya berbentuk
silinder, sebelum benda uji tersebut ditekan harus diberi lapisan
mortar semen pada permukaan atas dan bawah setebal 4 mm untuk
meratakan permukaan bidang tekan.
c. Kemudian letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris.
d. Jalankan mesin dengan penambahan beban berkisar antara 2 sampai
4 kg/cm2/detik. Pembebanan dilakukan sampai batas maksimum
(benda uji retak), dan catat hasilnya.
e. Hitung kuat tekan dari benda uji tersebut.
4.1.5.4 Perhitungan.
P
Kuat tekan beton σ ' b = ( kg/cm2)
A
Keterangan:
P : beban maksimum (kg).
A : Luas penampang bidang tekan (cm2).
Contoh Perhitungan :
Dari hasil pemeriksaan benda uji diperoleh data sebagai berikut :
P : 49.100 kg
A : 15,2 x 15 cm
49 . 100 kg
Jadi k uat tekan beton σ ' b = 2
= 215 kg/cm 2
228 cm
Catatan.
1. Masukkan data-data hasil pemeriksaan ke dalam formulir kekuatan
tekan beton.
2. Benda uji untuk pemeriksaan kuat tekan beton berdasarkan PBI 71
ada 3 bentuk yaitu :
Perbandingan
NO Benda Uji
Kekuatan tekan
1 Kubus 15 x 15 x 15 cm 1,00
2 Kubus 20 x 20 x 20 cm 0,95
3 Silinder 15 x 30 cm 0,83
IV - 8
4. Pemeriksaan kekuatan tekan beton dapat dilakukan pada umur 3 hari,
7 hari dan 28 hari.
5. Perbandingan kekuatan tekan beton pada berbagai unsur dapat dilihat
pada tabel.
Umur beton (hari) 3 7 14 21 28 90 36
Semen portland (biasa) 0,40 0,65 0,88 0,95 1,00 1,20 1,35 0
Semen portland dengan
0,55 0,75 0,90 0,95 1,00 1,15 1,20
kekuatan awal tinggi
IV - 9
4.2 PRAKTIKUM BATU BATA
4.2.1.1 Tujuan
Secara umum pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan mutu dari
batu bata berdasarkan tampak luar. Disamping itu dapat juga untuk:
1. Menerangkan prosedur pelaksanaan pemeriksaan ukuran dan tampak
luar batu bata.
2. Mempraktekkan pemeriksaan ukuran batu bata.
3. Mempraktekkan pemeriksaan tampak luar batu bata berdasarkan bentuk,
warna dan beratnya.
2. Bahan:
Untuk pemeriksaan tampak luar dan ukuran diambil 10 buah batu bata
utuh yang diambil secara acak.
IV - 10
c. Warna.
Ukur sisi panjang batu bata.
Beri tanda pada ½ panjang batu bata.
Potong batu bata tepat pada tanda tersebut (½ panjang) sehingga
diperoleh dua potong batu bata yang sama panjang.
Periksa warna dari penampang batu bata pada bekas potongan
tersebut.
Perhatian :
Warna dinyatakan dengan merah tua, merah muda, kekuning-kuningan,
kemerah-merahan, keabu-abuan dan sebagainya. Warna pada belahan
merata atau tidak merata, mengandung butir kasar atau tidak, serta
rongga-rongga di dalamnya.
Catatan:
1. Data-data dari hasil pemeriksaan ukuran dan tampak luar batu bata
dicatat dalam formulir (terlampir).
2. Tempat-tempat pengukuran dalam pemeriksaan ukuran batu bata
adalah sebagai berikut:
4.2.2.1 Tujuan
Diharapkan dapat mengetahui kandungan garam di dalam batu bata yang
dapat larut dan membahayakan ikatan antara batu bata dan adukan mortar,
dan dapat menerangkan:
1. Prosedur pemeriksaan kadar garam yang dapat larut dan membahayakan
dalam batu bata.
2. Praktek pemeriksaan kadar garam yang dapat membahayakan pasangan
batu.
IV - 11
4.2.2.2 Peralatan dan Bahan
1. Peralatan
Sebuah cawan dengan ukuran 25 cm x 15 cm x 5 cm, dengan
permukaan dasarnya rata.
2. Bahan.
Air Suling;
Batu bata.
Untuk pengujian dapat dipakai tidak kurang dari 9 buah batu bata utuh yang
diambil secara acak.
Catatan:
Hasil pengamatan dinyatakan sebagai berikut:
1. Tidak membahayakan :
Bila kurang dari 50% permukaan batu bata tertutup oleh lapisan tipis
berwarna putih, karena pengkristalan garam-garam yang dapat larut.
2. Ada kemungkinan membahayakan :
Apabila 50% atau lebih permukaan batu bata tertutup oleh lapisan putih
yang agak tebal karena pengkristalan garam-garam yang dapat larut,
tetapi bagian-bagian dari permukaan batu bata tidak menjadi bubuk atau
lepas.
3. Membahayakan:
Bila lebih dari 50% permukaan batu bata tertutup oleh lapisan putih
yang tebal karena pengkristalan garam-garam dan bagian-bagian
permukaan batu bata menjadi bubuk dan lepas.
IV - 12
4.2.3 DAYA SERAP BATU BATA.
4.2.3.1 Tujuan.
Diharapkan dapat mengetahui daya serap dari batu bata yang diperiksa dan
disamping itu dapat pula secara terperinci untuk:
1. Menerangkan prosedur pemeriksaan daya serap batu bata.
2. Melaksanakan praktek pemeriksaan daya serap batu bata.
3. Menyimpulkan hasil pemeriksaan daya serap batu bata di dalam
pelaksanaan pembuatan pasangan batau bata.
2. Bahan.
a. Air
b. Batu bata
IV - 13
4.2.3.4 Perhitungan
B-A
Daya serap batu bata = (gr/dm 2 /menit )
F
Keterangan:
A : Berat batu bata kering oven.
B : Berat batu bata setelah direndam selama satu menit.
F : Luas bidang dasar batu bata yang berhubungan dengan air.
Contoh perhitungan:
A : 1.445 gr
B : 1.570 gr
F : 1,11 x 2,25 = 2,5 dm2
1. 570 - 1. 445
Daya serap batu bata = = 57,2 gr/dm2 /menit
2,5
Catatan:
1. Banyak percobaan untuk percobaan ini minimal 10 buah.
2. Besar daya serap batu bata dianjurkan 20 gr/dm2/menit, jika batu bata
mempunyai daya serap lebih besar dari angka ini, maka batu bata perlu
direndam dalam air sebelum dipakai.
3. Periksa pula besarnya daya serap batu bata, setelah dimasukkan ke
dalam air selama 2,4,6,8,10 menit.
4.2.4.1 Tujuan
Dapat menentukan klasifikasi dari batu bata berdasarkan kuat tekannya,
serta diharapkan juga untuk dapat:
1. Menerangkan prosedur pemeriksaan kuat tekan batu bata.
2. Melaksanakan praktek pemeriksaan kuat tekan batu bata.
IV - 14
4.2.4.3 Prosedur Pelaksanaan.
1. Ambil batu bata yang sudah dipotong pada sisi panjang menjadi dua
bagian yang sama besar.
2. Letakkan kedua potongan tersebut ke dalam cetakan, jarak antara
bidang cetakan dengan bidang batu bata dan antara batu bata dengan
batu bata lainnya diberi jarak 6 mm.
Untuk menjaga agar jarak bebas tersebut tetap, maka dipasang sekat-
sekat sementara dalam bentuk potongan-potongan setebal 6 mm.
3. Isi ruang antara tersebut dengan adukan spesi 1 pc : 3 ps hingga padat
dan menutupi seluruh bidang permukaan batu bata yang vertikal.
4. Diamkan selama satu hari, kemudian benda uji dilepas dari cetakan.
5. Rendam benda uji dalam air bersih pada tangki pematang selama 24 jam
( 1 hari).
6. Angkat benda uji dari tangki pematang dan dilap bidang-bidangnya
dengan kain lembab untuk menghilangkan air yang berlebihan.
7. Tekan benda uji dengan mesin penekan hingga dicapai kekuatan
maksimum. Kecepatan penekanan diatur sama dengan 2 kg/cm2/detik.
4.2.4.4 Perhitungan.
P (kg )
Kuat tekan benda uji =
1. Hitung A (cm 2 )
2. Hitung Standar Deviasi
3. Hitung Koefisien Variasi
Keterangan :
P : Beban maksimum (kg)
A : Luas bidang tekan (cm2)
Contoh perhitungan :
P : 17875 kg
A : 135 cm2
17 . 875 kg
Kuat tekan benda uji = 2
= 125 kg/cm2
135 cm
Catatan:
1. Banyak batu bata yang dipergunakan untuk pemeriksaan kuat tekan,
minimal 10 buah.
2. Kuat tekan batu bata diambil dari harga rata-rata yaitu : Jumlah kuat
tekan benda uji dibagi dengan banyaknya benda uji.
3. Pasir yang digunakan ialah pasir standar (tapi dapat juga dipakai pasir
biasa) yang mempunyai gradasi 0,3 – 0,15 mm.
IV - 15