Anda di halaman 1dari 11

Modul 8

Perencanaan Campuran Beton


8.1

Tujuan
Menentukan komposisi komponen / unsur beton basah dengan ketentuan
kekuatan tekan karakteristik dan slump rencana.

8.2

Peralatan dan bahan


a. Timbangan
b. Peralatan membuat adukan
- Wadah
- Sendok semen
- Alat uji slump
c. Bahan (unsur beton)
- Air
- Semen
- Agregat halus
- Agregat kasar
Yang telah memenuhi syarat ketentuan.

8.3

Data pengamatan dan perhitungan


Tabel perencanaan campuran beton
1. Dengan ketentuan sebagai berikut :
Kuat tekan yang disyaratkan
= 12,5 N/mm2
Benda uji berbentuk
= Kubus
Jumlah yang mungkin tidak mememnuhi syarat
= 5%
Semen yang dipakai
= Portland tipe 1
Tinggi SLUMP
= 7,5 s/d 15 cm
Ukuran bear butir agregat maksimum
= 40 mm
Nilai FAS maksimum
= 0,50
Kadar semen minimum
= 280
Susunan besar butir agregat halus
= susunaan butir no.2
ditetapkan
Berat jenis, penyerapan air dan kadar air bebas masing masing agregat
adalah :
Sifat sifat agregat untuk contoh mix design
Agregat
Sifat
Berat Jenis (kering permukaan / SSD)
Penyerapan air %
Kadar air %

Agregat
Halus
2,29
11,11
10,24

Agregat
kasar
3,11
2,90
2

2. Contoh Formula mix design


Nomor
1

Uraian
Kuat tekan yang disyaratkan

Tabel / grafik /perhitungan


Ditetapkan

2
3

Nilai tambah / margin


Kuat tekan rata- rata yang
direncanakan
Jenis Semen
Jenis agregat
Agregat kasar
Agregat halus

Dihitung (5%, k=1)


Dihitung

4
5

6
7
8
9
10

Faktor air semen bebas


Faktor air semen maksimum
Slump
Ukuran agregat maksimum
Kadar air bebas

11
12
13
14

Berat semen
Kadar semen maksimum
Kebutuhan semen minimum
Koreksi kadar semen

15
16

Penyesuaian faktor air semen


Gradasi agregat halus

Ditetapkan
Ditetapkan
Ditetapkan
Tabel 6 , gambar 2
Ditetapkan
Ditetapkan
Ditetapkan
Tabel 11 dan rumus agregat
gabungan (pasir alami dan
kerikil batu dipecah)
10:7
Tidak ditetapkan
Ditetapkan
Pakai kadar semen 13,jika
lebih besar nilainya dari
langkah 11. Laluhitung
langkah 14
Ditetapkan tabel 13.
Karena agregat halus
merupakan campuran,
Hitung berat jenis
campuranterlebih
dahulu sebelum
langkah 19

17

Perbandingan agregat halus


dan kasar

18
19
20

Berat jenis agregat campuran


(SSD)
Berat jenis Beton
Kebutuhan agregat

21
22

Kebutuhan agregat halus


Kebutuhan agregat kasar

Nilai
12,5 N/mm2 pada 28
hari. Bagian tak
memenuhi syarat 5%
1 x 5 = 5 N/mm2
12,5 + 5 =
17,5N/mm2
Semen portland tipe 1
Batupecah
Alami
0,54
0,6
75 s/d 150 mm
40 mm
(0,67 x 125) + (0,33 x
250) = 185
185 : 0,60 = 308 kg
275 kg
-

Gardasi daerah 2
BJ agregat halus
campuran
1 x 2,29 = 2,29

Gambar 3 s/ dgambar 5 dan 47 %


ambil rata rata dari
rentang nilai
Dihitung
(0,47 x 2,29) + (0,53
x 3,11) = 2,72
Gambar 6
2475 kg
Langkah 19 ( langkah 10 2475 (185 + 308 ) =
+ langkah 11)
1982 kg
Langkah 20 x langkah 17
1982 x 0,47 = 932 kg
Langkah 20 langkah 21
1982 932 = 1050 kg

Jadi Perincian kebutuhan material untuk 1 m3 beton (kondisi SSD) adalah :


a.
b.
c.
d.

Semen
Air
Pasir
Agregat kasar

= 308 kg
= 185 lt
= 932 Kg
= 1050 kg

Hasil konfersi kg/Cm3 untuk 3 sample dengan ukuran 15 x 15 x 15 Cm adalah sebagai


berikut :
a.
b.
c.
d.

Semen
Air
Pasir
Agregat kasar

= 3,2 kg/Cm3
= 1,9 kg/Cm3
= 9,45 kg/Cm3
= 10,65 kg/Cm3

Komposisi unsur campuran beton

Semen
Air
Agregat halus
Agregat kasar

Hasil perhitungan
(kg/Cm3)
3,2
1,9
9,45
10,65

Data setelah
pelaksanaan (kg/Cm3)
4,2
2,6
9,45
10,65

Kesimpulan
Dari hasil perencanaan beton yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa komposisi beton untuk per cm3 adalah :
Semen
: 4,2 kg/Cm3
Air
: 2,6 kg/Cm3
Agregat halus SSD : 9,45 kg/Cm3
Agregat kasar SSD : 10,65 kg/Cm3

MODUL 9
PELAKSANAAN CAMPURAN
1. Tujuan percobaan
Membuat benda uji untuk pemeriksaan kekuatan beton
2. Peralatan
a. Cetakan kubus, ukuran panjang 15cm lebar 15cm dan tinggi 15cm
sebaiknya dibuat dari baja tahan karat
b. Tongkat pemadat diameter 16mm, panjang 60cm dengan ujung
dibulatkan sebaiknya dibuat dari baja tahan karat
c. Bak pengaduk beton kedap air atau mesin pengaduk
d. Timbangan dengan ketelitian 0,3% dari berat contoh
e. Mesin tekan kapasitas sesuai kebutuhan
f. Peralatan tambahan : ember, skop, sendok perata dan talam

GAMBAR

3. Bahan
a. Air
b. Semen
c. Agregat halus
d. Agregat kasar
Yang telah memenuhi syarat/ketentuan
4. Prosedur pencetakan
a. Timbang agregat halus, agregat kasar, semen dan air sesuai dengan
perencanaan campuran (mix dsigen).
b. Masukan benda uji yang telah di timbang kedalam mesin pengaduk
dan tunggu sampai benda uji homogen.
c. Keluarkan benda uji dari mesin pengaduk, Kemudian uji slump terlebih
dahulu sampai sesuai dengan perencanaan yang telah dihitung
sebelumnya.
d. kemudian msukan benda uji kedalam cetakan yang telah dilumuri oli.
e. Isilah cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapisan, tiap-tiap lapis
dipadatkan dengan 25 tusukan secara merata pada saat melakukan
pemadatan lapisan pertama, tongkat pemadatan lapisan kedua dan
ketiga tongkat pemadatan tidak boleh menyentuh dasar cetakan,
kemudian ketukan sisi cetakan perlahan-lahan sampai rongga bekas
tusukan tertutup. Ratakan permukaan beton Kemudian biarkan beton
dalam cetakan selama 24 jam dan ditempatkan ditempat yang bebas
dari getaran.
f. Setelah 24 jam, bukalah cetakan dan keluarkan benda uji
g. Rendamlah benda uji selama 24 jam.
5. Persiapan pengujian
a. Ambilah benda uji yang mau ditentukan kekuatan tekannya dari bak
perendam. Dengan kain lembab, nersihkam kotoran yang menempel.
b. Tentukan berat dan ukuran benda uji.
c. Untuk benda uji dengan mortar belerang dengan prosedur berikut ini :
Letakan mortar belerang didalam pot peleleh (melting pot)
sampai suhu kira-kira 1300 c.
Tuangkan belerang cair kedalam cetakan pelapis (capping plate)
yang didinding dalamnya telah dilapisi gemuk tipis-tipis,
diamkan sampai mortar belerang cair menjadi keras.
Dengan cara yang sama lakukan pelapisan pada permukaan
yang lainnya.

MODUL 10
PERCOBAAN SLUMP BETON

1. TUJUAN PERCOBAAN
Penentuan ukuran derajat kemudahan pengecoran adukan beton
basah/segar
2. PERALATAN
a. Cetakan berupa kerucut terpancung dengan diameter bagian bawah 20
cm, bagian atas 10 cm. Bagian bawah dan atas cetakan terbuka.
b. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm panajang 60cm.ujung
dibulatkan dan sebaiknya bahan tongkat dibuat dari baja tahan karat.
c. Pelat logam dengan permukaan rata dan kedap air.
d. Sendok cekung.

GAMBAR

3. BAHAN
Contoh beton segar sesuai dengan isi cetakan
4. PROSEDUR PRAKTIKUM
a. Cetakan dibersihkan terlebih dahulu.
b. Letakan cetakan diatas pelat
c. Isilah cetakan dengan benda uji. Tiap lapisan kira-kira

1
3

isi cetakan.

Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 tusukan


secara merata. Tongkat pemadat harus masuk tepat sampai lapisan
bagian bawah tiap-tiap lapisan. Pada lapisan pertama penusukan
bagian tepi dilakukan dengan tongkat dimiringkan sesuai dengan
kemiringan dinding cetakan.
d. Setelah selesai pemadatan ratakan permukaan benda uji dengan
tongkat tunggu selama setengah menit.
e. Cetakan diangkat secara perlahan-lahan tegak lurus keatas.
f. Balikkan cetakan dan letakan disamping benda uji
g. Ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi
cetakan dengan tinggi dari benda uji.
5. DATA HASIL PRAKTIKUM
Hasil pengukuran slump dari praktikum adalah 8 cm
6. CONTOH PERHITUNGAN
Nilai slump = tinggi cetakan tinggi rata-rata benda uji
Tinggi cetakan
Tinggi rata-rata benda uji
Nilai slump

Cm
Cm
Cm

30
22
8

7. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengujian didapat nilai slump 8cm , dengan demkian
nilai slump sesuai dengan perencanaan.

MODUL 11
PEMERIKSAAN BERAT ISI BETON
1. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan berat isi beton. Berat isi beton adalah berat beton persatuan
volume.
2. PERALATAN
a. Timbangan dengan ketelitian 0,3%.
b. Cetakan beton berbentuk kubus 15cm x 15 cm x 15 cm.
3. BAHAN
Beton yang di uji slump.
4. PROSEDUR PRAKTIKUM
a. Timbang dan catat berat cetakan (w1)
b. Isilah cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapisan, tiap-tiap lapis
dipadatkan dengan 25 tusukan secara merata pada saat melakukan
pemadatan lapisan pertama, tongkat pemadatan lapisan kedua dan
ketiga tongkat pemadatan tidak boleh menyentuh dasar cetakan,

kemudian ketukan sisi cetakan perlahan-lahan sampai rongga bekas


tusukan tertutup kemudian ratakan permukaan beton.
c. Timbang dan catat bendauji beserta cetakan (w2).
5. DATA HASIL PRAKTIKUM
No

1
2
3

Berat
cetak
W1 (kg)

10,07
10,32
10,25

Berat cetakan +
Beton
W2(kg)

16,45
16,4
17,25

Volume
cetakan
V (m3)

0,003375
0,003375
0,003375

Berat isi Beton


(D)

D=

w 2w 1
V

(kg/m3)
1890,37
1801,48
2074,07

6. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengujian didapat nilai berat isi beton sebagai berikut:
D1 = 1890,37 kg/m3
D2 = 1801,48 kg/m3
D3 = 2074,07 kg/m3

MODUL 12
PEMERIKSAAN KEKUATAN TEKAN BETON
12.1

12.2

12.3

Tujuan
Menentukan kekuatan tekan beton berbentuk kubus yang dibuat
dan dirawat di laboratorium. Kekuatan tekan beton adalah perbandingan
beban terhadap luas beton.
peralatan dan bahan
a. alat penguji beton
b. koas
c. bahan :
- beton yang telah dicetak dan berumur 3 hari
Prosedur pengujian
a. ambil benda uji dari bak perendam lalu keringkan menggunakan lap
kering
b. timbanglah benda uji
c. letakkan benda uji pada alat tekan secara sentris.
d. lakukan penekanan benda uji sampai retak
e. catatlah nilai maksimum hancur yang terjadi selama penekanan benda
uji

f. ulangi proses a,b,c,d dan e sesuai dengan jumlah benda uji yang akan
ditetapkan kekuatan
tekan karakteristiknya
Data hasil praktikum

12.4
No

Umur (hari)

Kuat tekan
(ton)

Luas
penampang

1
2
3

3
3
3

15
14
20

225
225
225

Tegangan
beton (P/A)
(kg/cm2)
66,667
62,22
88,889

Contoh perhitungan
kekuatan tekan beton = P/A (kg/cm2)
P = beban maksimum (kg)
A = luas penampang benda uji (cm2)
Perhitungan fc yang direncanakan
175 * 0,46 = 80,5 kg/cm2
Perhitungan fc sampel 1
Fc =

15000
=66,667 kg/ cm 2
225

Perhitungan fc smpel 2
Fc =

14000
=62,22kg /cm 2
225

Perhitungan fc sampel 3
Fc =
12.5

20000
=88,889 kg/cm 2
225

Kesimpulan
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa sampel 1 dan dua
tidak memenuhi kriteria yang direncanakan karena fc < fc rencana,
sedangkan sampel 3 memenuhi kriteria yang direncanakan karena fc
> fc rencana.

MODUL 13
ANALISIS KEKUATAN TEKAN BETON KARAKTERISTIK
Dari hasil pengumpulan data kekuatan hancur tekan beton,
dilakukan penentuan tegangan tekan karakteristik beton. Tegangan tekan
beton karakteristik ini diperoleh dengan menggunakan rumus statistik
sebagai berikut :
a. Menentukan nilai deviasi standar benda uji :
S=

( bbm )
N 1

Dimana: S = standar deviasi

b = kekuatan yang didapat dari masing masing benda uji


bm = kekuatan beton rata rata (kg/cm2)menurut rumus:
bm=

b
N

N = jumlah seluruh nilai hasil pemeriksaan


b. Menghitung nilai kekuatan tekan beton karakteristik dengan 5%
kemungkinan adanya kekuatan yang tidak memenuhi syarat:
bk=bm1,64. S
c. Nilai kekuatan tekan beton karakteristik yang diperoleh pada
langkah b dibandingkan dengan nilai rencana disebut benda uji
memenuhi persyaratan mutu kekuatan, bila nilai ada lebih besar
dari nilai rencana, benda uji tidak memenuhi syarat apabila mutu
beton ada kurang dari nilai rencana, untuk hal ini, perlu dilakukan
koreksi pada rencana.
Data hasil praktikum
Pemeriksaan atau pengujian tekan beton dilakukan pada hari ke
3,14 dan 28 dengan sampel 9 buah dan pada pengujian disetiap
penujian diuji 3 sampel di hari yang sama
Dikarenakan pengujian beton pada hari ke 28 belum sempat
dilaksanakan, maka yang akan dianalisis kekatan tekan beton hanya
beton yang berumur 3 dan 14 hari
Tabel hasil praktikum
No Umur(hari)

Luas
(cm2)

P(kg)

1
3
2
3
3
3
total

225
225
225

15000
14000
20000

Contoh perhitungan
b = P/A
b = 523,47 =174,49
bm=
N
3
S=

kg/cm2

( bbm )= 1135,97 =23,83


N 1

31

b
(kg/cm
2
)
66,667
62.22
88,889

Faktor
konver
si
0,40
0,40
0,40

b 28 (bhari
bm)2
166,67
155,55
201,25
523,47

61,15
358,72
716
1135,9
7

Jadi

bk=bm( 1,64. S ) =174,49( 1,6423,83 )


= 174,49 39,08
= 135,41 kg/cm2
K 135,41 kg/cm2

Kesimpulan
Dari hasil perhitungan kuat tekan beton karakteristik, maka
dapat disimpulkan bahwa kuat tekan beton karakteristik untuk umur
28 hari adalah K 135,41 kg/cm2. Nilai kuat tekan beton
karakteristik beton ini tidak sesuai dengan nilai rencana kuat tekan
beton karakteristik yaitu K 225 kg/cm2

Anda mungkin juga menyukai