Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI KUAT TEKAN

BETON

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Laboratorium Perkerasan
Jalan yang diampu oleh:

Untoro Nugroho, S. T., M.T.

Farhan Sholahudin, S.ST.,

M.T.

Disusun oleh :

Dielon Mapaga Sihotang


Nim: 5111420071

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK

SIPIL

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................1

I. TUJUAN.......................................................................................................2
II. DASAR TEORI.......................................................................................2
III. PERALATAN PENGUJIAN..................................................................3
IV. LANGKAH PENGUJIAN......................................................................4
V. HASIL PENGUJIAN..................................................................................6
VI. ANALISIS DATA....................................................................................9
VII. KESIMPULAN........................................................................................9
VIII. REFERENSI.........................................................................................9

1
I. TUJUAN
Tujuan uji kuat tekan beton adalah untuk mengetahui kapasitas beton dalam
menahan beban aksial tekan. Pengujian kuat tekan beton dilakukan untuk
mengetahui kuat tekan masing-masing benda uji atau dengan kata lain
pembebanan benda uji ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar beban yang
mampu ditahan oleh benda uji tersebut.

II. DASAR TEORI


Kuat tekan beton merupakan karakteristik fundamental beton karena hamper
semua desain struktur beton mensyaratkan mutu beton berdasarkan kuat tekannya.
Dalam struktur, beton memiliki fungsi utama untuk menahan beban tekan. Kuat
tekan beton adalah beban tekan maksimum yang dapat dipikul oleh beton per
satuan luas sampai beton itu hancur. Tes ini dilakukan untuk mengetahui mutu
beton hasil rancangan sebelumnya, apakah memenuhi syarat atau tidak.

Selain itu, kekuatan tekan beton digunakan untuk menilai dan


mengendalikan mutu pekerjaan pembetonan di lapangan dalam memenuhi
persyaratan spesifikasi. Cara yang digunakan untuk pengujian kuat tekan beton
adalah dengan menggunakan mesin tekan. Prinsip pengujian kuat tekan beton
dengan alat mesin tekan adalah mengukur besarnya beban yang dapat dipikul oleh
satu satuan luas beton (benda uji) sampai benda uji itu hancur atau rusak. Adapun
bentuk benda uji dapat berupa kubus ukuran 15 cm atau silinder 15 cm dan tinggi
30 cm.

Rumus-rumus perhitungan kekuatan tekan beton adalah sebagai berikut:

𝑷 𝑷 ∑ 𝒇𝒄𝟏𝒊
𝝈= ; 𝒇𝒄 = ; 𝒇′𝒄𝒓 = 𝝈
𝑨 𝑨 𝒏

Dimana:

σ = Kuat tekan benda uji umur 28 hari

fc = Kuat tekan benda uji umur 28 hari

P = Beban maksimum [kgf]

2
A = Luas bidang tekan [cm2]

f’cr = Kuat tekan rata-rata dari sejumlah benda uji

n = Jumlah benda uji

III. PERALATAN PENGUJIAN


Alat yang digunakan dalam pengujian adalah sebagai berikut:

1. Mesin Penekan

2. Timbangan

3. Jangka Sorong

3
4. Belerang

5. Spidol

Bahan yang digunakan dalam pengujian adalah sebagai berikut:

1. Beton berbentuk silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm

IV. LANGKAH PENGUJIAN


Berikut merupakan langkah pengujian dalam melakukan uji kuat tekan beton:

1. Pengujian kuat tekan beton dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pada umur beton
7 hari dan umur beton 28 hari.

2. Beton yang sudah direndam dalam air selama 6 hari dikeluarkan dari kolam
dan dibiarkan mongering selama 24 jam. Ambil sebanyak 3 buah sampel, lalu
tuliskan dengan spidol untuk membedakan masing-masing sampel.

4
3. Setelah beton silinder cukup kering (namun tetap dalam keadaan lembab dan
pada suhu ruang), ukur Kembali dimensinya, yaitu rata-rata diameter atas dan
bawahnya, serta tingginya. Lalu hitung luas bidang atasnya menggunakan
rumus lingkaran.

4. Timbang berat masing-masing sampel silinder kemudian catat hasilnya.

5. Setelah pengukuran fisis beton telah selesai dilakukan, cairkan belerang


dengan cara dipanaskan sebagai alas dari silinder beton.

6. Masukkan cairan belerang ke cetakan chatting yang sebelumnya sudah


dilapisi oli agar tidak menempel. Kemudian secepat mungkin masukkan beton
dalam cetakan dengan menempelkan bagian samping silinder dengan cetakan

7. Letakkan beton pada compression testing machine. Letakkan pada landasan


bawah dan posisikan tepat di bagian tengah.

5
8. Operasikan mesin untuk memberikan pembebanan secara bertahap pada beton.

9. Operasikan hingga beton mengalami kehancuran. Catat beban yang diterima


beton sesaat sebelum hancur.

10. Untuk mendapatkan nilai kuat tekannya, bagi beban tersebut dengan luas
penampang beton.

11. Amati bentuk kehancuran kerucut yang terjadi

12. Lakukan langkah yang sama pada pengujian kuat tekan beton pada umur
beton 28 hari. Prediksi hasil kuat tekan beton pada umur 28 hari meningkat
65% dari kuat tekan beton umur 7 hari.

V. HASIL PENGUJIAN
Berikut merupakan data hasil pengujian kuat tekan beton yang telah dilakukan:
a. Hasil Pembebanan

6
Tabel 1. Hasil pengujian kuat tekan beton umur 7 hari

Tabel 2. Prediksi kuat tekan pada umur 28 hari

Tabel 3. Hasil pengujian kuat tekan beton pada umur 28 hari

Tabel 4. Konversi kuat tekan beton silinder ke kubus dan satuan

7
b. Sketsa Gambar/Tipe bentuk Kehancuran
Sketsa gambar tipe/bentuk kehancuran adalah sebagai berikut:
Sumber : SNI 1974-2011

Keterangan:
1. Bentuk kehancuran kerucut
2. Bentuk kehancuran kerucut dan belah
3. Bentuk kehancuran kerucut dan geser
4. Bentuk kehancuran geser
5. Bentuk kehancuran sejajar sumbu tegak

c. Evaluasi Kuat Tekan Beton


Evaluasi kuat tekan beton dilakukan dengan menghitung standar deviasi.
Tabel 5. Perhitungan Standar Deviasi

Data statistic 7 hari:


Kuat tekan rencana (fc) : 225 kg/cm2
Kuat tekan karakteristik (f’cr) : 224,5 kg/cm2
Kuat tekan rata-rata (f’cm) : 252,4 kg/cm2
Standar Deviasi : 3,6

8
Data statistic 28 hari:
Kuat tekan rencana (fc) : 225 kg/cm2
Kuat tekan karakteristik (f’cr) : 224,5 kg/cm2
Kuat tekan rata-rata (f’cm) : 244,2 kg/cm2
Standar Deviasi : 6,5

VI. ANALISIS DATA


Percobaan uji kuat tekan pada beton silinder berumur 7 hari dan 28 hari terdapat 2
syarat yang harus dipenuhi untuk kelayakan percobaan kuat tekan beton tersebut.
Dalam percobaan ini ditunjukkan bahwa sampel beton A,B,C,D,E,F dengan K225
memenuhi kedua syarat tersebut, maka sampel beton tersebut layak untuk
digunakan. Jika dalam percobaan uji kuat tekan terdapat sampel yang tidak
memenuhi syarat, hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:

 Kesalahan dalam perhitungan

 Kurang teliti pada saat penimbangan bahan campuran

 Pelaksanaan pencampuran kurang baik

 Air yang dicampur terlalu banyak

 Pelaksanaan yang tidak mengikuti prosedur

VII. KESIMPULAN
Berikut merupakan kesimpulan yang dihasilkan dari pengujian titik nyala dan titik
bakar aspal:
1. Kuat tekan beton rata-rata (f’c) = 248,3 kg/cm2
2. Standar deviasi (S) = 6,5
3. Sampel beton memenuhi syarat dan spesifikasi sehingga layak untuk
digunakan.

VIII. REFERENSI
ASTM C.39: Standard Test Method for Compressive Strength of Cylindrical

9
Concrete Specimens
ASTM C.31: Standard Practice for Making and Curing Concrete Test Specimens
in the Field
ASTM C.172: Standard Practice for Sampling Freshly Mixed Concrete.
BS 812:PART:1990: Testing Aggregates Method for Determination of Aggregate
SNI 03-1974-90: Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.

10

Anda mungkin juga menyukai