Gambar 5.8 Laporan hasil uji kuat tarik benda baja beton
5.3 Pengendalian Mutu Peralatan
Pada proyek Penataan Situ Cipondoh, setidaknya ada dua kebijakan yang di
terapkan oleh pihak kontraktor sebagai bentuk pengendalian dan pengawasan
mereka terhadap mutu peralatan. Diantaranya adalah :
1. Kalibrasi alat.
Kalibrasi ini bertujuan untuk mencapai keselarasan pengukuran dan
menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukan alat ukur dan
bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang
mamputelusur (traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran
dan/atau internasional. Adapun manfaat kegiatan kalibrasi secara umum
adalah sebagai berikut:
a. Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri
pada peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki,
b. Dengan melakukan kalibrasi, bisa diketahui seberapa jauh perbedaan
(penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan
oleh alat ukur.
2. Kelayakan alat.
Kebijakan kedua yang diterapkan kontraktor pada proyek ini adalah
diharuskannya setiap alat yang digunakan pada proyek ini untuk
memiliki surat izin alat (SIA). kebijakan ini sejalan dengan peraturan
yang dikeluarkan pemerintah mengenai surat izin tersebut, yaitu tertuang
dalam PER.09/MEN/VII/2010 dan PER.05/MEN/1985, perlu adanya
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja setiap tenaga kerja
yang melakukan pembuatan, pemasangan, pemakaian, persyaratan
pesawat atau angkat dan pesawat angkut.
Pada umumnya dikatakan bahwa alat angkat dan alat angkut adalah suatu
peralatan yang sangat digunakan untuk proses perusahaan industri
khususnya dalam melakukan pemindahan barang.
5.4 Pengendalian Mutu Hasil Kerja
Setiap proyek tentu bisa berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang
sesuai dengan perencanaan, tentunya owner atau pengguna jasa kontraktor yang
bersangkutan ingin mendapatkan hasil yang sesuai dengan perencanaan. Namun tak
dapat dipungkiri ada beberapa hal tak terduga yang dapat terjadi diluar
perencanaan, maka dari itu diperlukan pengendalian mutu hasil kerja.
Pengendalian mutu hasil kerja dapat dilakukan oleh sebuah tim yang
dikepalai oleh seorang manager. Sebelum proyek dimulai, tim hendaknya sudah
dibentuk dan dilakukan penunjukan untuk mengepalai tim. Orang yang ditunjuk
untuk menjadi manager harus disetujui oleh pemberi proyek. Manager
pengendalian mutu pekerjaan ini nantinya akan melaporkan pekerjaan-pekerjaan
secara langsung kepada manager utama.
Pengendalian mutu dalam sebuah proyek terdiri dari tiga langkah utama
yaitu perencanaan mutu hasil pekerjaan, pengendalian mutu hasil pekerjaan, dan
peningkatan kualitas.
Pada langkah perencanaan mutu hasil pekerjaan dilakukan identifikasi
terhadap kebutuhan konsumen, kemudian dibuatlah rancangan proyek yang sesuai
kebutuhan konsumen dan rancangan proses pembuatan proyek sesuai dengan
rancangan proyek.
Pada langkah pengendalian mutu hasil pekerjaan, dilakukan identifikasi
faktor-faktor yang harus diperhatikan, mengembangkan metode pengukuran mutu,
mengembangkan standar, dan mengembangkan alat pengendalian mutu.
Pada langkah peningkatan kualitas, dilakukan tindakan yang diperlukan bila
terjadi ketidaksesuaian antara kondisi standar dan kondisi aktual di lapangan.
Tindakan ini bisa berupa penyesuaian ataupun perbaikan.
Tim pengendalian mutu sebaiknya juga memiliki pedoman teknis
pengendalian mutu yang disusun dengan cermat dan tentunya disepakati bersama.
Adapun pedoman teknis pengendalian mutu ini berisi latar belakang dan pengertian
pengendalian mutu dalam proyek, prosedur pengendalian mutu, strategi
pengendalian mutu, sasaran pengendalian mutu, metodologi yang digunakan,
tahapan pengendalian mutu, dan evaluasi kinerja. Pedoman teknis pengendalian
mutu ini dapat dilengkapi pula dengan bagan atau skema alur pengendalian mutu
dan alur pelaporan pengendalian mutu.
Pengendalian mutu hasil pekerjaan pada proyek Penataan Situ Cipondoh ini
adalah hal yang wajib agar pada setiap pekerjaan mendapatkan hasil yang sesuai
dengan perencanaan.
5.4.1 Pekerjaan Pemancangan
Pengendalian pemancangan dilakukan dengan pengadaan monitoring saat
dilakukan proses pemancangan. Hal ini bertujuan untuk mengawasi dengan teliti
proses pemancangan agar apabila terjadi permasalahan dapat diatasi dengan tepat
dan cepat. Hal-hal yang dimonitor antara lain tanggal produksi tiang pancang,
tanggal pemancangan, posisi titik pancang, kedalaman pemancangan. Berikut
adalah salah satu hasil monitoring pekerjaan pamancangan yang dapat dilihat pada
Gambar 5.9