Anda di halaman 1dari 6

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

PEMBANGUNAN POS KERJA WILKER SELAT LAMPA

1. Pekerjaan : 1. Kontraktor harus menyediakan Tenaga Kerja, bahan baku untuk


Pendahuluan pondasi, dan lain-lain yang cukup sesuai dengan volume pekerjaan
ini.
2. Survey/Penentuan titik nol dan Pengukuran/Penentuan Koordinat
bersama Pemberi Tugas dan Pengawas Pekerjaan.
3. Pembuatan Direksi Keet dan Gudang Bahan untuk penumpukan
bahan bangunan dan peralatan kerja

2. Scope : 1. Pondasi Cerucuk menggunakan Kayu Dolken 6-8 cm


Pekerjaan 2. Pondasi Tapak Beton bertulang K.225 yang ukuran dan volume
pekerjaan sesuai Gambar Rencana Kerja
3. Stump Beton bertulang K.225 yang ukuran dan volume pekerjaan
sesuai Gambar Rencana Kerja
4. Balok Beton bertulang K.225 yang ukuran dan volume pekerjaan
sesuai Gambar Rencana Kerja
5. Plat Lantai Beton bertulang K.225 yang ukuran dan volume
pekerjaan sesuai Gambar Rencana Kerja

3. Pekerjaan : 1. Besi beton yang digunakan harus memenuhi kriteria mutu, besi
Pembesian dengan ukuran <Ø12 mm digunakan U 24 dan besi dengan ukuran
≥ Ø 12 mm digunakan U 32
2. Bending Schedule dan Pergantian Besi. Kontraktor harus
mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan
apa yang tertera pada Gambar Kerja. Sebelum dilakukan
pemotongan besi beton, maka Kontraktor harus membuat
“Bending Schedule” (rencana pembengkokan tulangan) untuk
diajukan dan dimintakan persetujuan dari Pemberi
Tugas/Pengawas Pekerjaan. Dalam hal dimana berdasarkan
pengalaman Kontraktor atau pendapatnya terdapat kekeliruan
atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang
ada, maka :
a. Kontraktor dapat menambahkan ekstra besi dengan tidak
mengurangi pembesian yang tertera dalam Gambar Kerja.
Secepatnya hal ini diberitahukan pada perencanaan konstruksi
untuk informasi.
b. Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Kontraktor
sebagai pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya
dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari
perencanaan konstruksi.
c. Jika diusulkan perubahan dari jalan/arah pembesian maka
perubahan tersebut hanya dapat dilakukan degan
persetujuan tertulis dari perencanaan konstruksi. Jika
Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang
sesuai dengan yang ditetapkan dalam Gambar Kerja, maka
dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter
yang terdekat dengan catatan harus ada persetujuan tertulis
dari Pemberi Tugas/Pengawas Pekerjaan. Jumlah besi
persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam Gambar Kerja (dalam hal
ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas). Pergantian tersebut
boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat
tersebut atau didaerah overlapping yang dapat menyulitkan
pembetonan atau penyampaian penggetar.
3. Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan sebelum
penempatan pada posisi rencana, tidak diperkenankan bila sudah
ditempatkan, kecuali apabila hal itu terpaksa dan telah
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
4. Besi tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi
sesuai rencana dan harus dijaga jarak antara bekisting
sebagaimana telah ditepatkan guna mendapatkan tebal selimut
beton yang cukup, untuk itu Kontraktor harus mempergunakan
Dudukan dari Balok-balok Beton yang mutunya harus minimal
sama dengan Beton Bersangkutan.
5. Semua Besi tulangan harus diikat dengan baik dan benar serta
kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu pengecoran
6. Sebelum melakukan Pengecoran, semua besi tulangan harus
diperiksa terlebih dahulu ketelitian dan kebenaran penempatan,
kebersihannya, serta mendapat persetujuan Pengawas Pekerjaan.
7. Besi tulangan yang berkarat / kotor harus segera dibersihkan atau
diganti bilamana dianggap oleh Pemberi Tugas/Pengawas
Pekerjaan akan memperlemah Konstruksi. Pengecoran tidak
diperkenankan apabila sebelum diperiksa dan disetujui oleh
Pemberi Tugas/Pengawas Pekerjaan terlebih dahulu.

4. Pekerjaan : 1. Seluruh Pekerjaan Beton Betulang dalam pelaksanaan harus


Beton dan memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI-1971 NI-2 baik
Mutu Beton mengenai material Koral/Kerikil, Pasir, Semen dan Besi Baja
maupun Pelaksanaannya. Mutu Beton dalam pekerjaan ini
berdasarkan kekuatan Karakteristik K-225
2. Kontraktor harus memberikan/membuat kualitas beton yang baik
dengan memperhatikan data-data pelaksanaan sesuai petunjuk
pengawas.
3. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji
menurut ketentuan yang disebut pada pasal 4.7 dan 4.9 PBI 1971.
Maka pemasukan bahan adukan + kedalam cetakan benda uji
dilakukan menurut PBI 1991, SK SNI T-15.1919.03 tanpa
menggunakan penggetar. Pada masa-masa pembetonan
pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 M3 beton
hingga diperoleh 20 benda uji yang pertama. Selanjutnya harus
dibuat 2 buah benda uji untuk setiap 5 M3 beton dengan minimum
2 buah benda uji setiap hari.
4. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimal 5 Cm
dan maksimal 12 Cm. Cara pengujian slump adalah sebagai
berikut : Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam
cetakan beton (bekisting). Cetakan beton dibawahkan dan
ditempatkan di atas kayu yang rata atau pelat beton. Cetakan diisi
sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut
diitusuk-tusuk 25 kali dengan besi 15 mm panjang 30 Cm dengan
ujung yang bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara
serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk
25 kali dan setiap tusukan harus yang dibawahnya setelah atasnya
diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur
penurunannya (nilai slumpnya).
5. Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang
sesuai dan disetujui Pemberi Tugas/Pengawas atas biaya
Kontraktor.
6. Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah
tapi tidak tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya
dalam udara terbuka.
7. Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus
percobaan untuk umur 7, 14, 28 hari dengan ketentuan bahwa
hasilnya tidak boleh kurang dari prosentase kekuatanyang diminta
pada 28 hari, untuk lebih jelasnya lihat tabel PBI 1991, SK SNI T-
15.1919.03. Angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan
pengujian beton setempat dengan cara- cara seperti yang
ditentukan dalam PBI 1991, SK SNI T-15.1919.03
8. Finishing Beton Bertulang, sejauh mungkin dihindari dan perataan
permukaan beton harus sesuai petunjuk Pemberi Tugas/Pengawas
Pekerjaan.

5. Pekerjaan Cor : 1. Pekerjaan pengecoran beton bertulang K-225 campuran 1 : 2 : 3


Beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan penghentian
Bertulang pengecoran kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat-
tempat yang aman dan sebelumnya sudah mendapatkan
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
2. Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan material serta
tenaga yang diperlukan sudah harus siap dan cukup untuk suatu
pengecoran dengan rencana yang sebelumnya disetujui
Pengawas Pekerjaan.
3. Minimal 2 (dua) hari sebelum pengecoran dilakukan Kontraktor
harus memberitahukan kepada Pemberi Tugas/Pengawas
Pekerjaan dan pengecoran baru dapat dilakukan setelah
mendapat izin tertulis dari Pemberi Tugas/Pengawas Pekerjaan.
Sebelum memberikan persetujuan pengecoran Pemberi
Tugas/Pengawas Pekerjaan wajib memeriksa pembesian yang
terpasang pada daerah yang akan di cor.
4. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata,
Kontraktor harus memakai Mesin Molen / Beton pengadukan,
mesin pengadukan beton harus cukup untuk melayani volume
pekerjaan yang direncanakan dan setiap campuran harus diaduk
sehingga merata / homogen yang waktu pengadukan minimal
adalah 2 menit untuk tiap kali pengadukan.
5. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang tidak berakibat terjadinya
pemisahan komponen-komponen beton.
6. Bilamana perlu, Kontraktor diperkenankan untuk menggunakan
Concrete Pump, Gerobak-gerobak Dorong untuk mengangkut
adukan ketempat yang dicor.
7. Segera setelah beton dituang kedalam bekisting, adukan harus
diratakan keseluruh bagian dan dipadatkan dengan menggunakan
Vibrator.
8. Untuk penyambungan suatu pengecoran, pengecoran sebelumnya
harus dibersihkan permukaannya dan dibuat kasar dan disikat baja
agar sempurna sambungannya serta pada sambungan tersebut
sebelumnya harus disiram dengan campuran 1 Pc : 0,5 air.
9. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan
berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-
tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki
yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah
dapat dicabut pada saat beton dicor.
10. Apabila cuaca meragukan, sedangkan Pengawas Pekerjaan tetap
menghendaki agar pengecoran tetap harus berlangsung, maka
Kontraktor harus menyediakan alat pelindung/terpal yang cukup
untuk melindungi tempat yang sudah dicor.
11. Selama waktu pengerasan, beton harus dihindari dari pengeringan
dan melindunginya dengan menggenangkan air diatasnya atau
ditutupi dengan karung-karung yang senantiasa dibasahi dengan
air, terus menerus selama paling tidak 7 (tujuh) hari setelah
pengecoran.

6. Persyaratan : Penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) adalah minimal


TKDN 40% dari total komponen yang dipakai dalam pekerjaan (rata-rata).
7. Rencana K3 : Kebijakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi)
(Keselamatan 1. Memperkuat peran dan tanggungjawab pengawas pada kontrak
dan Kesehatan
Kerja (mengacu pada PP 29/2000 Pasal 24 penjelasan);
Konstruksi) 2. Menyusun rencana pemeriksaan dan pengujian (Inspection and
Test Plan/ITP) serta memastikan bahwa rencana tersebut
dilaksanakan secara konsisten;
3. Memastikan hadir dan melakukan pengawasan selama
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, terutama untuk bagian
pekerjaan yang beresiko tinggi sesuai SOP;
4. Memastikan bahwa setiap bagian pekerjaan hanya dapat
dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari pengawas;
5. Memastikan RK3K telah dilaksanakan secara konsisten oleh
kontraktor dan sub kontraktor.

Identifikasi Bahaya dan pengendalian Resiko Bahaya pada Pekerjaan Pembangunan Pos Kerja
Wilker Selat Lampa:

No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya

1. Pekerjaan Beton Bertulang Pekerja Tertimpa Material Beton

Dengan ketentuan sebagai berikut:


a. Peserta dinyatakan memenuhi elemen Kepemimpinan dan Partisipasi pekerja dalam
keselamatan konstruksi apabila menyampaikan Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi
yang memenuhi ketentuan:
1. mencantumkan 7 (tujuh) pernyataan Komitmen Keselamatan Konstruksi; dan
2. nama paket pekerjaan sesuai dengan nama paket pekerjaan yang ditenderkan;
b. Peserta dinyatakan memenuhi elemen Perencanaan Keselamatan Konstruksi apabila
menyampaikan tabel B.1 Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang,
serta tabel B.2 Rencana tindakan (sasaran khusus & program khusus) yang memenuhi
ketentuan:
1. Kolom uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya diisi sesuai yang disyaratkan dalam LDP;
2. Kolom lain telah diisi kecuali kolom keterangan tidak wajib diisi (isian tidak dievaluasi);
c. Peserta dinyatakan memenuhi elemen dukungan keselamatan konstruksi apabila
menyampaikan penjelasan salah satu sub elemen dari elemen dukungan keselamatan
konstruksi (isian tidak dievaluasi) atau menyampaikan tabel Jadwal Program Komunikasi
yang telah diisi (isian tidak dievaluasi);
d. Peserta dinyatakan memenuhi elemen Operasi Keselamatan Konstruksi apabila
menyampaikan penjelasan salah satu sub elemen dari elemen Operasi Keselamatan
Konstruksi (isian tidak dievaluasi) atau tabel Analisis Keselamatan Pekerjaan (Job Safety
Analysis) yang telah diisi (isian tidak dievaluasi); dan
e. Peserta dinyatakan memenuhi elemen Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi apabila
menyampaikan penjelasan salah satu sub elemen Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
(isian tidak dievaluasi) atau tabel Jadwal Inspeksi dan Audit yang telah diisi (isian tidak
dievaluasi).
Tarempa, Desember 2023

Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan


Kelas II Tarempa
Pejabat Pembuat Komitmen

ttd

Anda mungkin juga menyukai