Anda di halaman 1dari 17

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI

(RKK)

PAKET : PENINGKATAN JALAN HOTMIX DUA JALUR


MASUK PASAR PERIKANAN
SUMBER DANA : APBD KAB. NATUNA TAHUN ANGGARAN 2021
DIBUAT OLEH : CV. TITIAN REZEKI
ALAMAT : JL. NURI INDAH ALAM GAS KM 12, KEL. PINANG
KENCANA - KOTA TANJUNGPINANG
LEMBAR PENGESAHAN

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)

PAKET PEKERJAAN :

PENINGKATAN JALAN HOTMIX DUA JALUR MASUK PASAR PERIKANAN

URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH

JABATAN Direktur

TANDA TANGAN

NAMA WAHYU DAELI

TANGGAL

UNIT PENERIMA
1.
2.
3.

STATUS DOKUMEN

Status TERKENDALI

Tanggal

2|Halaman
DAFTAR ISI

A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi........................4


A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal...........................................4
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi.............................................................................6
Tabel 1. Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan peluang (IBPRP)...............................7
Tabel 2. Penyusunan Sasaran Khusus Dan Program Khusus.......................................8
B.3. Standar dan peraturan perundangan..........................................................................9
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi.............................................................................10
C.1. Sumber Daya............................................................................................................10
C.2. Kompetensi...............................................................................................................12
C.3. Kepedulian................................................................................................................ 13
Tabel 3. Jadwal Program Komunikasi...........................................................................13
C.4. Komunikasi...............................................................................................................14
C.5. Informasi Terdokumentasi.........................................................................................14
D. Operasi Keselamatan Konstruksi.................................................................................15
D.1. Perencanaan Operasi...............................................................................................15
Tabel 4. Analisa Keselamatan kerja..............................................................................16
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi....................................................................16
E.1. Pemantauan dan evaluasi.........................................................................................16
Tabel 5. Pemantauan dan Evaluasi.............................................................................17
E.2. Tinjauan manajemen.................................................................................................17
E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi.............................................................17

3|Halaman
A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi
A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal
a. Kewajiban pengurus (pimpinan tempat kerja) Kewajiban memenuhi syarat-
syarat keselamatan kerja yang meliputi :
 Mencegah dan mengurangi kecelakaan
 Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
 Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan
 Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya
 Memberi pertolongan pada kecelakaan
 Menyediakan alat-alat perlindungan diri (APD) untuk pekerja
 Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya bahaya
akibat suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran
 Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik psikis,
keracunan, infeksi atau penularan
 Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
 Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang baik
 Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
 Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
 Membuat tanda-tanda sign di lokasi proyek agar pekerja selalu waspada
 Menciptakan keserasian antara pekerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerja
 Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang
 Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
 Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang
 Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
 Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
berbahaya agar kecelakaan tidak menjadi bertambah tinggi.
 Kewajiban melakukan pemeriksaan kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik pekerja yang baru diterima bekerja maupun yang akan
dipindahkan ke tempat kerja baru sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang
diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala.
 Kewajiban menunjukan dan menjelaskan kepada setiap pekerja baru
tentang:
- Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya yang dapat timbul di tempat
kerjanya.
- Pengaman dan perlindungan alat-alat yang ada dalam area tempat
kerjanya
- Alat-alat perlindungan diri bagi pekerja yang bersangkutan
- Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan
pekerjaannya.

4|Halaman
 Kewajiban melaporkan setiap kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja.
 Kewajiban menempatkan semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan
pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca oleh pekerja.
 Kewajiban memasang semua gambar keselamatan kerja yang diharuskan
dan semua bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah
dilihat dan dibaca.
 Kewajiban menyediakan alat perlindungan diri secara cuma-cuma disertai
petunjuk-petunjuk yang diperlukan pada pekerja dan juga bagi setiap orang
yang memasuki tempat kerja tersebut.

b. Kewajiban dan hak pekerja


 Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
 Memakai APD dengan tepat dan benar
 Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan
 Meminta kepada pimpinan agar dilaksanakan semua syarat keselamatan
dan kesehatan kerja yang diwajibkan
 Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan
dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh
pengawas, dalam batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan.

5|Halaman
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi

PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : WAHYU DAELI


Jabatan : Direktur
Bertindak untuk : CV. TITIAN REZEKI

Dalam rangka pengadaan Peningkatan Jalan Hotmix Dua Jalur Masuk Pasar
Perikanan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Natuna
berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero
Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi:
1) Memenuhi ketentuan Keselamatan Konstruksi;
2) Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3) Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4) Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5) Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
6) Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP); dan
7) Memenuhi 9 (sembilan) komponen biaya penerapan SMKK.

Tanjungpinang, Agustus 2021


Hormat kami,

Wahyu Daeli
Direktur

6|Halaman
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.

Tabel 1. Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan peluang (IBPRP)


DESKRIPSI RISIKO PENILAIAN TINGKAT RISIKO PENILAIAN SISA RISIKO
PERSYARATAN PENGENDA-
PENGENDALIAN KETERAN
NO PEMENUHAN KEMUN LIAN TINGKA
AWAL KEPAR NILAI TINGKAT KEPAR NILAI GAN
INDENTIFIKASI PERATURAN G- LANJUTAN KEMUNG- T
URAIAN PEKERJAAN JENIS BAHAYA AHAN RISIKO RISIKO AHAN RISIKO (F
BAHAYA KINAN KINAN (F) RISIKO
(A) (F X A) (TR) (A) X A)
(F) (TR)
a Pekerjaan Aspal Terjadi insiden kecelakaan kerja Permen PU Nomor  Memasang
berupa pekerja ringan s/d berat 09/PRT/M/ 2008 Petunjuk dan
terkena peralatan Permen PU Barikade di lokasi
kerja, terkena No.07/PRT/M/2011
timbunan
cairan panas, uap Permen PU No.
dan bahan - bahan 43/PRT/M/ 2007  Memakai APD
Kimia>sehingga Permen PUPR No. yang sesuai dan 3 3 9 sedang Administratif 2 2 4 kecil
terjadi luka ringan 21/PRT/M/ 2019 memadai
dan luka berat,  Memasang rambu
cacat permanen dan barikade pada
lokasi pekerjaan

Tingkat Kekerapan Tingkat Keparahan Tingkat Resiko

5 Hampir pasti terjadi 5 Lebih 1 org meninggal/ lebih 1 org cacat tetap
1-4 Tingkat risiko kecil
4 Sangat mungkin terjadi 4 1 org meninggal/ cacat tetap
3 Mungkin terjadi 3 Lebih 1 org dirawat inap, kehilangan waktu kerja
5-12 Tingkat risiko sedang
2 Kecil kemungkinan terjadi 2 1 org dirawat inap, kehilangan waktu kerja
1 Hampir tidak pernah terjadi 1 Cukup diobat dengan P3K, tidak kehilangan waktu kerja 15-25 Tingkat risiko besar

Keparahan Keterangan
Kekerapan 1 2 3 4 5
1-4 : Tingkat risiko kecil
1 1 2 3 4 5
2 2 4 65-12 8 : Tingkat
10 risiko sedang

3 3 6 915-25 12: Tingkat


15 risiko besar

4 4 8 12 16 20

5 5 10 15 20 25

7|Halaman
B.2. Rencana tindakan (sasaran khusus & program khusus)

Tabel 2. Penyusunan Sasaran Khusus Dan Program Khusus

SASARAN KHUSUS PROGRAM


PENGENDALIAN
No
RESIKO JADWAL INDIKATOR BENTUK PENANGGUNG
URAIAN TOLOK UKUR URAIAN KEGIATAN SUMBER DAYA
PELAKSANAAN PENCAPAIAN MONITORING JAWAB
1 Memakai APD yang Seluruh pekerja APD sesuai Standar (SNI) Penyediaan APD bagi helm, sepatu Sebelum bekerja APD digunakan Inspeksi & Pelaksana,
sesuai menggunakan APD saat Penyediaan sesuai dengan kebutuhan/jumlah pekerja dan safety, sarung sudah lengkap saat bekerja Pengawasan Petugas K3
bekerja sesuai dengan pekerja mewajibkan pekerja tangan, kaca sesuai standar K3
standar untuk mata masker
menggunakannya
saat bekerja
2 Pemasangan rambu Pekerja mengerti potensi Rambu dan barikade dipasang sesuai dengan Pemasangan rambu Rambu perintah Sebelum Rambu sesuai Ceklist inspeksi Pelaksana,
peringatan/ barikade/ bahaya yang ada dan lokasi dan peruntukannya pada area-area yang dan peringatan pekerjaan standar Petugas K3
safety line mengetahui aturan yang berisiko seperti rambu dilakukan sudah
berlaku peringatan pada lengkap
lubang/galian dan
rambu perintah
penggunaan APD
3 Pembatasan area Pekerja tidak kontak Tidak ada pekerja yang masuk ke area kerja Penutupan Barikade/Rambu Sebelum Tidak ada insiden Ceklist Pelaksana,
kerja dengan bahaya yang dilarang akses/area kerja yang perintah dan pekerjaan Petugas
berbahaya atau peringatan dilakukan K3Satpam
memiliki risiko tinggi

8|Halaman
B.3. Standar dan peraturan perundangan
Daftar Peraturan Perundang-Undangan dan Persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan
dipenuhi dalam melaksanakan proyek ini, adalah sebagai berikut:
a) Undang-undang (UU)
Undang-undang yang mengatur tentang K3 adalah undang-undang tentang
pekerja, keselamatan kerja dan kesehatan. Undang-undang ini menjelaskan
tentang apa yang dimaksud dengan tempat kerja, kewajiban pimpinan tempat kerja,
hak dan kewajiban pekerja.
b) Peraturan Pemerintah (PP)
Peraturan pemerintah yang mengatur tentang aspek K3 adalah Peraturan
Pemerintah tentang keselamatan kerja terhadap radiasi dan izin pemakaian zat
radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya serta pengangkutan zat radioaktif.
c) Keputusan Presiden (Kepres)
Keputusan presiden yang mengatur aspek K3 adalah Keputusan Presiden tentang
penyakit yang timbul karena hubungan kerja.
d) Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Kementrian Tenaga Kerja
(Kepmenaker).
Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Depnaker di rumah sakit pada
umumnya menyangkut tentang syarat-syarat keselamatan kerja misalnya syarat-
syarat K3 dalam pemakaian lift, listrik, pemasangan alat pemadan api ringan
(APAR), Konstruksi bangunan, instalasi penyalur petir dan lain-lain.
e) Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan (Permenkes)
Peraturan yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan tentang aspek K3 di rumah
sakit, lebih terkait dengan aspek kesehatan kerja daripada keselamatan kerja. Hal
tersebut sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kementrian Kesehatan.
f) Peraturan yang dikeluarkan oleh Kementrian lainnya yang berhubungan dengan
pelaksanaan K3 di fasilitas pelayanan kesehatan, yaitu Peraturan dari Kementrian
lain adalah yang terkait dengan aspek radiasi.
Daftar Peraturan Perundang– undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai
acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai berikut:

1) UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;


2) Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK 3:
3) UU No 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
4) UU No 1 Tahun 1970 Tentang keselamatan Kerja
5) UU No 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
6) UU RI No 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
7) UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
8) Permen Naker No. PER.05/MEN/1996 Tentang sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
9) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/Prt/M/2014 Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum
10) Permen PU Nomor 02/PRT/M/2018 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum

9|Halaman
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
C.1. Sumber Daya

a. Personil

PENANGGUNG JAWAB K3

EMERGENCY /
P3 K KEBAKARAN
KEDARURATAN

1. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Tenaga Keselamatan Konstruksi


Nama :
Jabatan : Penanggung Jawab K3
Tugas dan Tanggung Jawab :
1) Menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2) Menerapkan Ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait
K3 Konstruksi
3) Mengkaji Dokumen kontrak dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
4) Merencanakan dan menyusun program K3
5) Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
6) Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program,
prosedur kerja dan instruksi kerja K3
7) Melakuakn evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman
teknis K3 Konstruksi
8) Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3
9) Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
10) Menyusun dan menyampaikan Laporan terkait K3 dan Laporan terkait
kecelakaan kerja
11) Memimpin penanggulangan dan pengendalian kecelakaan kerja

2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Tenaga Keselamatan Konstruksi

Nama :
Jabatan : Emergency / Kedaruratan
Tugas dan Tanggung Jawab :

10 | H a l a m a n
1) Menerapkan program emergency / kedaruratan
2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pelatihan keadaan darurat
secara keseluruhan
3) Mendata seluruh personil dan menugaskan tim P3K dalam pencarian orang
hilang
4) Mengkoordinir pelaksanaan penanganan kondisi darurat, evakuasi, evaluasi
kondisi darurat secara keseluruhan
5) Melakukan pemantauan dan pengendalian dalam setiap kondisi keadaan
darurat termasuk melakukan mitigasi apabila terjadi kecelakaan
6) Memastikan kesiapan tim dan peralatan keadaan darurat tersedia sesuai
kondisi lapangan

3. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Tenaga Keselamatan Konstruksi

Nama :
Jabatan : P3K
Tugas dan Tanggung Jawab :
1) Menerapkan program P3K
2) Melaksanakan kegiatan P3K ditempat kerja
3) Merawat fasilitas P3K ditempat kerja, meliputi :
4) Ruang P3K
5) Kotak P3K dan isinya
6) Alat evakuasi dan transportasi
7) Fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri (APD) dan/ atau peralatan
khusus di tempat
8) Kerja yang memiliki potensi bahaya bersifat khusus
9) Mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku kegiatan
10) Membuat laporan kegiatan P3K secara periodik

4. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Tenaga Keselamatan Konstruksi

Nama :
Jabatan : Kebakaran
Tugas dan Tanggung Jawab :
1) Menerapkan program Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
2) Menyusun rencana kegiatan sesuai kebijakan yang berlaku
3) Menetapkan semua kegiatan unit manajemen keselamatan kebakaran pada
pekerjaan Konstruksi
4) Mengimplementasikan kebijakan operasi pemadam kebakaran konstruksi dan
lingkungan
5) Melaksanakan aktifitas unit manajemen keselamatan kebakaran di tempat
kerja
6) Mengendalikan aktifitas terkait dengan pencegahan dan penanggulangan
kebakaran sesuai rencana kerja
7) Melakukan koordinasi dengan instansi pemadam kebakaran dan instansi
terkait lainnya.

11 | H a l a m a n
b. Peralatan

contoh alat – alat Pelindung Diri yang harus dipakai dilokasi

contoh alat – alat P3K yang harus tersedia dilokasi

c. Rambu-rambu

C.2. Kompetensi
Pembinaan dan pelatihan K3 untuk semua karyawan dari level terendah sampai level
tertinggi dan dilakukan suatu proyek dimulai dan dilakukan secara berkala. Materi
pembinaan dan pelatihan antara lain:
- Kebijakan K3 Proyek
- Cara bekerja dengan aman

12 | H a l a m a n
- Cara penyelamatan dan penanggulangan dalam keadaan darurat.
- Dan lain lain.
C.3. Kepedulian
1) Keselamatan Transportasi
Kegiatan proyek melibatkan aktivitas transportasi yang tinggi, sehingga diperlukan
pembinaan dan pengawasan transportasi baik diluar maupun di dalam lokasi
proyek. Semua kendaraan angkutan proyek harus memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan.
2) Pengelolaan Lingkungan
Selama proyek berlangsung harus dilakukan pengelolaan lingkungan dengan baik,
mengacu kepada dokumen AMDAL/UKL dan UPL. Selama proyek berlangsung
dampak negatif yang diakibatkan oleh kegiatan proyek harus ditekan seminimal
mungkin untuk menghindarkan kerusakan terhadap lingkungan.
3) Pengelolaan Limbah dan K3
Kegiatan proyek dapat menimbulkan limbah yang kemungkinan dalam jumlah yang
lebih besar dalam berbagai bentuk. Limbah yang dihasilkan harus dikelola dengan
baik sesuai dengan jenisnya pada waktu-waktu tertentu. Limbah harus dikeluarkan
dari proyek dibuang ke tempat yang sudah ditentukan.

Tabel 3. Jadwal Program Komunikasi


No Jenis Komunikasi PIC Waktu
pelaksanaan
1 Induksi Keselamatan Konstruksi (safety Setiap awal
Direktur, Pelaksana
induction) bulan

2 Pertemuan pagi hari (safety morning) Pelaksana Setiap pagi

3 Pertemuan kelompok kerja (toolbox Petugas K3 Awal Kerja


meeting)
4 Rapat Keselamatan Konstruksi Direktur, Pelaksana,
Setiap 1 bulan
(construction safety meeting) petugas K3

5 HSE Statistic Board Selama proyek


Pelaksana, Petugas K3
berlangsung

6 Papan Pengumuman Keselamatan Selama proyek


Pelaksana, Petugas K3
Konstruksi berlangsung

13 | H a l a m a n
C.4. Komunikasi
Komunikasi 2 arah, mengkomunikasikan hasil audit K3, identifikasi dan menerima
informasi K3 yang terkait dari luar perusahaan dan menjamin informasi terkait
disampaikan kepada pihak yang membutuhkan.
• Pelaporan
• Insiden
• Ketidaksesuaian
• Kinerja K3
• Identifikasi sumber bahaya
• Pelaporan untuk memenuhi regulasi
• Pendokumentasian

C.5. Informasi Terdokumentasi


Pengendalian dokumen
1) Sesuai dengan uraian tugas dan tanggung jawab di perusahaan
2) Ditinjau ulang secara berkala, jika perlu direvisi
3) Sebelum diterbitkan harus disetujui oleh personil berwenang
4) Dokumen versi terbaru harus tersedia di tempat kerja yang dianggap perlu
5) Semua dokumen yang usang harus segera disingkirkan
6) Mudah ditemukan, bermanfaat dan mudah dipahami
7) Pencatatan dan manajemen informasi
8) Identifikasi Sumber Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko
9) Identifikasi sumber bahaya
10) Penilaian risiko
11) Tindakan Pengendalian
12) Perancangan (design) dan rekayasa
13) Pengendalian administrative
14) Tinjauan ulang kontrak
15) Pembelian
16) Prosedur menghadapi keadaan darurat atau bencana
17) Prosedur menghadapi Insiden
18) Prosedur rencana pemulihan keadaan darurat.
19) Pengukuran dan Evaluasi
20) Inspeksi dan pengujian
21) Audit Sistem Manajemen K3
22) Tindakan Perbaikan dan pencegahan
23) Tinjauan Ulang dan Peningkatan oleh Pihak Manajemen
24) Evaluasi terhadap penerapan kebijakan K3
25) Tujuan, sasaran dan kinerja K3
26) Hasil temuan audit system manajemen K3

14 | H a l a m a n
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1. Perencanaan Operasi
Tahapan identifikasi dan Potensi bahaya keselamatan dapat dijabarkan sebagai berikut :

Kejadian kecelakaan dapat diklasifikasikan menjadi :

a. Kasus pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)


Mencakup kasus yang hanya memerlukan perawatan sesekali selesai dan hanya
untuk luka kecil karena goresan, terpotong, terbakar, robek dan sejenisnya, yang
sebenarnya tidak memerlukan perawatan medis. Perawatan dan pemeriksaan
seperti ini digolongkan dalam pertolongan pertama walaupun dilayani oleh dokter
atau tenaga professional resmi.
b. Kasus Ditangani Dokter
Mencakup perawatan kecelakaan yang dilakukan oleh para dokter, tenaga medis
professional atau orang biasa (bukan tenaga medis). Perawatan medis ini tidak
termasuk perawatan pertolongan pertama seperti yang didefinisikan poin a
walaupun dilakukan oleh dokter atau personil profesional.

c. Kasus Kecelakaan Kerja Ringan


Merupakan kasus-kasus yang karena kecelakaan atau sakit maka :

 Karyawan ditugaskan untuk melakukan pekerjan lain sementara waktu, atau


 Karyawan bekerja sesuai pekerjaannya, tetapi tidak sehari penuh, atau
 Karyawan bekerja sesuai pekerjaanya tetapi tidak melakukan semua
 kewajiban yang berkaitan dengan pekerjaanya.
Pengawasan aktivitas kerja ini terjadi bila karyawan, karena kecelakaan atau sakit yang
disebabkan oleh pekerjaannya, secara fisik ataupun mental tak dapat melakukan semua
atau sebagian pekerjaan harian atau yang sesuai dengan gilirannya.

Penekanannya adalah pada kemampuan karyawan untuk melakukan pekerjaannya yang


biasa pada saat giliran kerjanya.

15 | H a l a m a n
Tabel 4. Analisa Keselamatan kerja
ANALISA KESELAMAT KERJA / JOB SAFETY ANALIS (JSA)
Nama Pekerja EKO HADI SETYANTO, TAN NI

Nama Pekerjaan PENINGKATAN JALAN HOTMIX DUA JALUR MASUK PASAR PERIKANAN

Tanggal Pekerjaan

Alat Pelindung Diri yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan:

1 Helm/ safety helmet √ 4 Rompi Keselamatan/ Safety Vest √

2 Sepatu/ Safety Shoes √ 5 Masker Pernafasan/ Respiratory √

3 Sarung tangan/ safety gloves √ 6 Kacamata/ Safety googles √

Pengendalian resiko/ Penangung


No. Tahapan Pekerjaan Indentifikasi Bahaya
rekomendasi tindakan jawab
 Terjadi insiden berupa pekerja Pengawas
terkena peralatan kerja, terkena  Memasang Petunjuk dan pekerja + HSE
cairan panas, uap dan bahan - Barikade di lokasi timbunan
bahan  Memakai APD yang sesuai dan
1 MOBILISASI  Kimia>sehingga terjadi luka memadai
ringan dan luka berat, cacat  Memasang rambu dan barikade
permanen kecelakaan kerja pada lokasi pekerjaan
ringan s/d berat

E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi


E.1. Pemantauan dan evaluasi
a. Inspeksi harian, teguran dan pelaporan atas temuan ketidak sesuaian, lalu
diteruskan dengan safety meeting harian yang membahas tentang tindak lanjut
dan pemantauan

b. Rapat K3 / Safety meeting mingguan dengan melibatkan semua perwakilan


pekerja dan sub kontraktor

c. Audit Internal

d. Tindakan Koreksi, perbaikan dan pencegahan atas temuan ketidak sesuaian pada
saat pelaksanaan tindakan pemantauan, tinjauan dan audit internal

16 | H a l a m a n
Tabel 5. Pemantauan dan Evaluasi
Bulan ke
No Kegiatan Pic
1 2 3 4

1 Inspeksi Keselamatan Konstruksi HSE √ √ √ √

2 Patroli Keselamatan Konstruksi GS, Petugas K3 √ √ √ √

3 Audit internal HSE √ √ √ √

E.2. Tinjauan manajemen


Manajemen secara rutin meninjau ulang dan terus menerus meningkatkan
OHSAS/SMK3 dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja K3 secara keseluruhan.
Tinjauan ini dilakukan terhadap :
o Penerapan Kebijakan K3
o Pencapaian tujuan dan sasaran K3
o Hasil temuan audit internal

Untuk memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan peraturan


perundangan yang berlaku, perusahaan melakukan identifikasi bahaya, penilaian
resiko dan penerapan langkah pengendalian yang berjalan.
Hal ini berlaku terhadap aktifitas rutin dan non rutin, aktifitas semua orang memiliki
akses ke tempat kerja (termasuk sub kontraktor dan pengunjung), fasilitas ditempat
kerja, baik yang diberikan pihak organisasi maupun pihak lainnya.

E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi


Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. Diklasifikasikan dengan
kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan pada table 2.
Sasaran dan Program K3.

Demikian Penyusunan Rencana Keselamatan Konstruksi CV. Titian Rezeki,


disusun sebagai petunjuk dalam pelaksanaan Paket Peningkatan Jalan Hotmix Dua
Jalur Masuk Pasar Perikanan.

Tanjungpinang, 08 Juli 2021


CV. TITIAN REZEKI

WAHYU DAELI
Direktur

17 | H a l a m a n

Anda mungkin juga menyukai