Anda di halaman 1dari 18

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Pek. Beton Ready Mix FS 45 (Fast Track) 3 Hari

KABUPATEN BEKASI

TAHUN ANGGARAN 2024


RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI

Digunakan untuk Usulan Penawaran Pekerjaan

Pek. Beton Ready Mix FS 45 (Fast Track) 3 Hari


APBD KABUPATEN BEKASI

DAFTAR ISI

A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi


A.1 Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal
A.2 Komitmen Keselamatan Konstruksi
B. Perencanaan keselamatan konstruksi
B.1 Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Penetapan dan Pengendalian Resiko K3
B.2 Rencana tindakan (sasaran & program)
B.3 Standar dan peraturan perundangan
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
C.1 Sumber Daya
C.2 Kompetensi
C.3 Kepedulian
C.4 Komunikasi
C.5 Informasi Terdokumentasi
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1 Perencanaan Operasi
D.2 Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
E.1 Pemantauan dan evaluasi
E.2 Tinjauan manajemen
E.3 Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi

A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi


PT. ARKEA WIRASATYA UTAMA adalah perusahaan yang didirikan berdasarkan pada komitmen untuk turut
serta dalam pembangunan melalui jasa konstruksi.
Kami menyadari bahwa aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah penting dalam pelaksanaan seluruh
kegiatan operasi perusahaan, oleh karena itu kami berkomitmen untuk meningkatkan kepuasan pelanggan
dan menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat dengan menerapkan perbaikan yang berkelanjutan
melalui Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

A.1 Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal

Isu Eksternal maupun Internal sangat penting dalam menentukan arah kebijakan
pelaksaanaan K3. dari unsur pimpinan PT. ARKEA WIRASATYA UTAMA sebagai langkah awal
akan mengidentifikasi isu eksternal maupun internal. Isu yang dimaksud dapat berupa isu yang
bersifat positif ataupun negatif. Isu internal dan isu eksternal ini diibaratkan seperti bola liar, yang jika bisa
dikelola dengan baik akan mampu digunakan sebagai suatu tools untuk memajukan organisasi.
Dengan mengidentifikasi isu internal maupun eksternal lebih awal diharapkan kami dapat
mengambil langkah-langkah antisipasi dalam penanganan permasalahn yang mungkin akan muncul.

A.2 Komitmen Keselamatan Konstruksi

Pemenuhan terhadap peraturan dan standar Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L)
menjadi prioritas bagi PT. ARKEA WIRASATYA UTAMA untuk melindungi segenap karyawan, aset,
data, properti perusahaan serta lingkungan.
Upaya-upaya keselamatan kerja yang dilaksanakan pada suatu lingkungan kerja merupakan tanggung
jawab manajemen perusahaan beserta seluruh karyawan. Karyawan pada konteks ini tidak hanya
terbatas pada personil dari perusahaan yang bersangkutan namun juga personil dari luar
perusahaan seperti halnya tamu, karyawan kontraktor, pekerja/tukang atau pun pemasok.
Dalam lingkungan Perusahaan, keselamatan karyawan menempati urutan teratas. Oleh karena itu,
Kami mengupayakan yang terbaik bagi karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif
bagi keselamatannya. Perusahaan memastikan bahwa seluruh karyawan menjalankan tugasnya
sesuai dengan prosedur standar keselamatan yang sesuai dengan peraturan Perusahaan. Perusahaan
mengembangkan budaya keselamatan yang mendukung dan melibatkan peran aktif seluruh
karyawan, subkontraktor, serta pihak lain yang melaksanakan aktivitasnya di area proyek.
A.2 Komitmen Keselamatan Konstruksi
1. Lembar Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi

SURAT PERNYATAAN
PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Tolasin
Jabatan : Direktur
Bertindak untuk dan
Atas Nama : PT. ARKEA WIRASATYA UTAMA

Dalam rangka pengadaan Pek. Beton Ready Mix FS 45 (Fast Track) 3 Hari ,berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi
terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi:

1. Memenuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi;


2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan; dan
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP)dan
7. Memenuhi 9 (Sembilan) Komponen biaya penerapan SMKK

Bekasi , Maret 2024


PT. ARKEA WIRASATYA UTAMA

Tolasin
Direktur
2. Lembar Kebijakan Keselamatan Konstruksi

KEBIJAKAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Kami berkomitmen untuk :


1. Menjalankan pakta komitmen Keselamatan Konstruksi yang telah ditandatangani oleh pimpinan Perusahaan.
2. Menjamin Keselamatan Konstruksi tenaga kerja, tamu, masyarakat sekitar di sekitar tempat kerja.
3. Melakukan perbaikan keberlanjutan terhadap sistem Manajemen dan Kinerja Keselamatan Konstruksi guna
meningkatkan budaya Keselamatan Konstruksi yang baik di tempat kerja.
1. Membangun dan memelihara sistem manajemen Keselamatan Konstruksi, serta sumber daya yang relevan.
2. Membangun tempat kerja dan pekerjaan sesuai dengan peraturan perundang- undangan dan persyaratan lainnya
terkait Keselamatan Konstruksi.
3. Memberikan pendidikan ataupun pelatihan terkait Keselamatan Konstruksi kepada tenaga kerja untuk
meningkatkan kinerja Keselamatan Konstruksi perusahaan.

Kebijakan Penghentian Pekerjaan Konstruksi


1. Dalam rangka menjaga lingkungan kerja pekerjaan konstruksi yang aman dan berkeselamatan terhadap risiko
bahaya cidera ringan, sedang dan berat pada pekerja, kerusakan aset/properti, publik dan lingkungan, setiap
personil berhak untuk memberhentikan pekerjaan apabila melihat perilaku tidak selamat atau kondisi tidak aman
dalam melakukan pekerjaan.
2. Pekerjaan Konstruksi yang telah diberhentikan karena perintah penghentian pekerjaan tidak akan dilanjutkan
sampai semua aspek keselamatan konstruksi dipenuhi sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
3. Pemimpin tertinggi Penyedia Jasa memberikan kewenangan kepada Pimpinan Unit Keselamatan Konstruksi untuk
melakukan verifikasi penghentian pekerjaan.
4. Perintah penghentian pekerjaan konstruksi harus diterapkan dengan itikad baik dan bertanggung jawab.
5. Personil yang menyerukan perintah penghentian pekerjaan tidak boleh dan tidak akan dikenai sanksi apabila
setelah diverifikasi bahwa perintah penghentian tersebut dianggap tidak perlu atau bahkan berdampak mengganggu
kemajuan pekerjaan.
6. Semua personil bertanggung jawab atas pencegahan kecelakaan.

Bekasi , Maret 2024


PT. ARKEA WIRASATYA UTAMA

Tolasin
Direktur
B. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
B.1 Identifikasi Bahaya , Penilaian Risiko, Pengendalian dan Peluang

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI (RK3K)


IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO, DAN PENGENDALIAN DAN PELUANG

NAMA PEKERJAAN :
SUMBER DANA : APBD KABUPATEN BEKASI
PROVINSI : JAWA BARAT
TAHUN ANGGARAN : 2024
NAMA PENAWAR : PT. ARKEA WIRASATYA UTAMA

DESKRIPSI RESIKO PENILAIAN TINGKAT RESIKO PENILAIAN SISA RESIKO


PERSYARATAN
NO PEMENUHAN PENGENDALIAN AWAL NILAI TINGKAT PENGENDALIAN NILAI KETERANGAN
KEMUNG KEPARA LANJUTAN KEMUNG KEPARA TINGKAT
URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA (Skenario Bahaya) JENIS BAHAYA (Tipe Kecelakaan) PERATURAN RESIKO RESIKO RESIKO
KINAN (F) HAN (A) KINAN (F) HAN (A) RESIKO (TR)
(F x A) (TR) (F x A)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pek. Beton Ready Mix FS 45 (Fast - Peralatan Keselamatan Yang
1 -Tertimpa - Patah Tulang / Memar * LAMPIRAN E memenuhi Standar 2 3 6 Sedang 1 1 1 Tidak Ada
Track) 3 Hari
PERMEN -PUPR
Minimalisir Segala
- Kecelakaan akibat salah penggunaan peralatan - luka Ringan/Memar NO. 10 TAHUN - 'Menggunakan APK dan APD 2 2 4 Ringan 1 1 1 Tidak Ada
yang sesuai macam bentuk
2021 DAN
kesalahan dan
- Luka pada kaki/tangan akibat tertusuk benda tajam, ATURAN - 'Melakukan Pelatihan Kepada
- luka Ringan/Berdarah 2 3 6 Sedang bekerja sehingga 1 1 1 Tidak Ada
besi beton dan iritasi semen LAINNYA Pekerja terhindar dari
TENTANG
- Ketersedian P3K kecelakaan dalam
SMK3/K3
pekerjaan
PROYEK
KONSTRUKSI
* LAMPIRAN E PERMEN -PUPR NO. 10 TAHUN 2021 DAN ATURAN LAINNYA TENTANG SMK3/K3 PROYEK KONSTRUKSI

Bekasi , Maret 2024 Dibuat


Mengetahui Penanggung Jawab
PT. ARKEA WIRASATYA UTAMA PT. ARKEA WIRASATYA UTAMA

Tolasin
Direktur Tenaga Ahli K3 Konstruksi
B.2 Rencana tindakan (sasaran & program)

a. Sasaran
1. Sasaran Umum
Sasaran Umum yang akan dicapai adalah Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal pada pekerjaan
konstruksi
2 Sasaran Khusus
Sasaran Khusus adalah Sasaran Rinci dari setiap pengendalian resiko yang disusun guna
tercapainya sasaran umum.
Penyusunan Rencana tindakan (sasaran & Program) terdapat pada tabel PENYUSUNAN
SASARAN DAN PROGRAM K3.

B.3 Standar dan peraturan perundangan

Daftar Peraturan Perundang– undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai berikut :
TABEL . RENCANA TINDAKAN ( SASARAN TINDAKAN DAN PROGRAM K3 )

SASARAN PROGRAM
PENGENDALIAN RISIKO (SESUAI
No.
KOLOM TABEL 6 IBPRP) BENTUK INDIKATOR
URAIAN TOLOK UKUR URAIAN PEKERJAAN SUMBER DAYA JANGKA WAKTU PENANGGUNG JAWAB
MONITORING PENCAPAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Menggunakan Rambu Tersedianya Lulus Test dan Pek. Beton Ready - petugas medis Sesuai Datang
1 - peringatan dan Barikade Instruksi Kerja Paham Mix FS 45 (Fast terdekat dengan waktu Pelaksana K3
Kelokasi
/ Tersedia mengenai Track) 3 Hari pelaksanaan 100 % Sesuai
Metodenya / Pekerjaan pekerjaan Standard
Peralatan Keselamatan Yang - tenaga ahli/ staff
- Seluruh yang telah Check List Sesuai Personil yang
memenuhi Standar K3
Lokasi ditentukan di tawarkan
diberikan
Melakukan Pelatihan Kepada
- rambu
Pekerja
peringatan
dan barikade Pek. Beton
Menggunakan APK dan APD
- sesuai Ready Mix FS
yang sesuai
standard 45 (Fast
Track) 3 Hari
- Ketersedian P3K

Bekasi , Maret 2024


Mengetahui
PT. ARKEA WIRASATYA UTAMA

Tolasin
Direktur
C. DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Dukungan Keselamatan Konstruksi dapat terwujud apabila Pihak manajemen memiliki kebijakan
yang mendukung pelaksanaan K3
Sehubungan dengan hal itu Kami menyadari bahwa aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja
adalah penting dalam pelaksanaan seluruh kegiatan operasi perusahaan, oleh karena itu kami
berkomitmen untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan menyediakan tempat kerja yang
aman dan sehat dengan menerapkan perbaikan yang berkelanjutan melalui Sistem Manajemam
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) PT. ARKEA WIRASATYA UTAMA konsisten untuk
melaksanakan pengelolaan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara efektif dan efesien
dengan cara :

1. Menginformasikan kepada seluruh personil baik internal dan eksternal perusahaan


mengenai tanggung jawabnya dalam pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
lingkungan perusahaan
2. Mematuhi perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan
K3, serta mengintegrasikannya kedalam semua aspek kegiatan operasi perusahaan
3. Meminimalkan jumlah terjadinya kesalahan kerja, terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja

4. Melakukan identifikasi bahaya sesuai dengan sifat dan skala resiko-resiko K3


5. Meningkatkan kompetensi pekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
6. Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran kebijakan ini kepada seluruh personil

Kebijakan ini dibuat untuk dapat dipahami oleh seluruh karyawan dan menjadi acuan dalam
pelaksanaan seluruh kegiatan operasi perusahaan

C.1 Sumber Daya

Menyediakan fasilitas yang memadai dan sumber daya sehingga kebijakan kesehatan dan
keselamatan dapat diimplementasikan dengan baik -termasuk anggaran, personil, pelatihan,
kesempatan meningkatkan kualitas dan wadah untuk berpartisipasi dalam perencanaan, evaluasi
Pelatihan K3 harus dimulai dengan orientasi karyawan, ketika seorang karyawan baru atau ditransfer
ke pekerjaan baru. Sesi orientasi yang berkaitan dengan K3 biasanya harus mencakup:
1. Prosedur darurat;
2. Lokasi pertolongan pertama;
3. Tanggung Jawab K3 ;
4. Pelaporan cedera, kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman;
5. Penggunaan peralatan pelindung diri (APD);
6. Hak untuk menolak pekerjaan yang berbahaya;
7. Bahaya, termasuk di luar area kerja mereka sendiri;

Pekerja tidak harus dilihat sebagai pengamat dalam K3. Mereka bertanggung jawab untuk melindungi
keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja sehingga mereka perlu mengambil bagian
dalam memastikan berfungsinya kebijakan K3. Untuk melakukan ini, mereka perlu menyadari
dan memahami berbagai bahaya kesehatan dan keselamatan, standar dan praktekpraktek

C.2 Kompetensi

Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang No 13 tahun 2005 tentang Ketenagakerjaan, setiap
perusahaan wajib melaksanakan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi
keselamatan tenaga kerja dan sarana produksi. Untuk itu diperlukan tenaga-tenaga K3
yang profesional dan kompeten dalam mengembangkan, mengkoordinir, memfasilitasi dan

Sehubungan dengan kebutuhan tersebut, diperlukan pembinaan dan pengembangan kompetensi


SDM K3 untuk berbagai bidang keahlian dan bidang kegiatan.
Salah satu bidang kompetensi yang diperlukan dalam dunia usaha adalah Ahli K3 untuk
tingkat utama, madya dan muda yang dituangkan dalam SKKNI bidang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Pada Paket pekerjaan ini Kami menyiapkan Petugas K3 dengan Sertifikat K3.
C.3 Kepedulian

Kepedulian kami terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari kegiatan operasional dan bisnis perusahaan yang pelaksanaannya
merupakan tanggung jawab semua jajaran di perusahaan.

Kami bertekad untuk melaksanakan kegiatan perusahaan yang bergerak dalam bidang
JASA KONSTRUKSI yang mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja dengan penerapan
program perbaikan berkelanjutan melalui Sistem, Manajemen Kesehatan & Keselamatan
Kerja (OHSAS 18001) sehingga dapat tercipta tempat kerja yang aman serta nyaman bagi siapapun
yang berada di tempat kerja

Untuk dapat memenuhi hal tersebut maka kami berkomitmen:

1. Membangun manajemen perusahaan yang mengacu pada sistem manajemen keselamatan


dan kesehatan kerja (K3) berpedoman pada Permen PU. Nomor: 09/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU
2. Menetapkan tujuan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sasaran dan
program Manajemen K3 (Kesehatan & Keselamatan Kerja) secara berkala agar selaras, baik
dengan perkembangan kondisi perusahaan, peraturan atau standar yang berlaku
3. Mematuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan
K3, serta mengintegrasikannya ke dalam semua aspek kegiatan operasi perusahaan kami
4. Melaksanakan identifikasi bahaya seuai dengan sifat dan skala resiko K3 dalam semua aktivitas
operasi

5. Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran - sasaran K3


6. Menyediakan sumberdaya yang cukup untuk mengimplementasikan Sistem manajemen K3
7. Mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara SMK3
8. Memelihara program Lindungan Lingkungan terhadap kegiatan disemua area lokasi kerja
9. Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran akan kebijakan ini kepada semua personil
secara berkala
maupun yang tidak berbahaya,
10. Mengelola dan Menangani semua material, baik yang berbahaya termasuk
mengendalikan potensi bahaya terhadap pekerja
11. Meningkatkan kompetensi pekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya
12. Meninjau aspek Manajemen K3 secara periodik agar tetap relevan
13. Memberikan perlindungan bagi semua personil di tempat kerja sehingga dapat dicegah terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
14. Memberikan pelatihan dan kompetensi yang sesuai dan memadai agar tenaga kerja dapat
bekerja secara aman dan selamat
15. Memperhatikan aspek K3 dalam semua kegiatan operasinya

C.4 Komunikasi

Faktor Komunikasi memiliki unsur yang penting dalam mengkoordinasikan pelaksanaan K3


di Lapangan.
Karena hal itu, maka Kami akan membuat Prosedur Operasi Standard sebagai acuan
dalam pelaksanaan di lapangan.

Program komunikasi disampaikan secara lisan sekurang-kurangnya melalui safety talk yang terdiri
dari safety morning, toolbox meeting/safety briefing, HSE meeting, safety induction dan secara
tertulis melalui sarana seperti spanduk, rambu, banner, billboard, sticker, pamflet, majalah dinding,
papan pengumuman, dll.

a. Prosedur dan/atau petunjuk kerja induksi Keselamatan Konstruksi (safety induction) Memuat
prosedur dan/atau petunjuk kerja Induksi Keselamatan Konstruksi (safety induction) yang
ditandatangani oleh Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan Kepala Pelaksana Pekerjaan
Konstruksi. Induksi Keselamatan Konstruksi (construction safety induction) dilakukan untuk pekerja
baru/pekerja yang dipindah tugaskan, tamu, pemasok, dan pihak-pihak terkait pada pelaksanaan
pekerjaan yang akan masuk ke dalam area Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi.
b. Prosedur dan/atau petunjuk kerja pertemuan pagi hari (safety morning). Memuat prosedur
dan/atau petunjuk kerja pertemuan pagi hari (safety morning) yang ditandatangani oleh Penanggung
Jawab Keselamatan Konstruksi dan Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi. Pertemuan pagi hari
(safety morning) diikuti oleh seluruh pekerja setiap pagi sebelum pekerjaan dimulai untuk
menyampaikan masalah-masalah tentang Keselamatan Konstruksi secara umum pada pelaksanaan
konstruksi hari itu.

c. Prosedur dan/atau petunjuk kerja pertemuan kelompok kerja (toolbox meeting). Memuat prosedur
dan/atau petunjuk kerja pertemuan kelompok kerja (toolbox meeting) yang ditandatangani oleh
Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi. Pertemuan
kelompok kerja (toolbox meeting) diikuti oleh kelompok pekerja sebelum pekerjaan dimulai untuk
menyampaikan masalahmasalah tentang Keselamatan Konstruksi secara khusus pada pelaksanaan
konstruksi yang akan dilakukan.

d. Prosedur dan/atau petunjuk kerja Rapat Keselamatan Konstruksi (construction safety meeting).
Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja Rapat Keselamatan Konstruksi (construction safety
meeting) yang di tanda tangani oleh Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan Kepala
Pelaksana Pekerjaan Konstruksi. Rapat Keselamatan Konstruksi (construction safety meeting)
dipimpin oleh Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan/atau Kepala Pelaksana Pekerjaan
Konstruksi dan diikuti oleh seluruh Kepala Unit Kerja.

e. Prosedur dan/atau petunjuk kerja penerapan informasi bahayabahaya memuat prosedur dan/atau
petunjuk kerja penerapan informasi bahaya-bahaya sesuai tingkat risiko atas pekerjaan yang
dilaksanakan yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan Kepala
Pelaksana Pekerjaan Konstruksi.

f. Jadwal Program Komunikasi (Tabel)

C.5 Informasi Terdokumentasi

ISO 9001: 2015 mendefinisikan informasi terdokumentasi sebagai data yang diperlukan
untuk dikendalikan dan dikelola oleh organisasi,

Dalam ISO 9001:2015 dijelaskan bahwa persyaratan mengenai Informasi Terdokumentasi adalah sbb
:
1. Membuat dan memperbarui informasi didokumentasikan,
2. Dikontrol dan tersedia khususnya dan sesuai dengan yang diperlukan oleh organisasi,
3. Perlindungan yang memadai,
4. Ketentuan Distribusi yang berlaku misalnya akses, pengambilan, penggunaan, penyimpanan
5. pengendalian perubahan, retensi dan disposisi.
Ada beberapa informasi terdokumentasi yang dipersyaratkan oleh ISO 9001:2015
1. Bukti untuk menunjukkan kesesuaian produk / Jasa
2. Hasil kajian persyaratan yang berkaitan dengan produk dan jasa
3. Konfirmasi bahwa persyaratan desain dan pengembangan telah dipenuhi
4. Output dari proses desain dan pengembangan

5. Perubahan desain dan pengembangan


6. Hasil evaluasi, pemantauan kinerja, dan re-evaluasi penyedia eksternal
7. Definisi karakteristik produk dan jasa termasuk kegiatan yang akan dilakukan dan hasil yang akan
dicapai
8. Informasi yang diperlukan untuk mempertahankan traceability
9. Hasil perubahan ketentuan produksi dan pelayanan
10. Tindakan yang diambil pada output yang tidak sesuai baik itu pada proses, produk, dan
jasa, termasuk konsesi yang diperoleh
11. Hasil kegiatan pemantauan dan pengukuran
12 Bukti pelaksanaan program audit dan hasil audit
13. Bukti hasil tinjauan manajemen
14 Bukti ketidaksesuaian dan tindakan yang diambil, dan hasil dari setiap tindakan korektif
Tabel C. Jadwal Program Komunikasi

NO JENIS KOMUNIKASI PIC WAKTU PELAKSANAAN

1 2 3 4

1 INDUKSI KESELAMATAN - PETUGAS K3 Selama Pekerjaan berlangsung, khususnya setiap ada staff baru
KONTRUKSI - Petugas Medis pekerja baru atau tamu yang baru pertama kali ke lokasi
(SAFETY INDUKTION) - satuan Tugas Covid setempat

2 - PETUGAS K3 Setiap hari selama pekerjaan berlangsung


PERTEMUAN PAGI HARI

(SAFETY MORNING)

3 - PETUGAS K3 selama pekerjaan berlangsung, khususnya setiap akan dimulainnya


PERTEMUAN KELOMPOK
KERJA - Pelaksana / Supervisor suatu jenis pekerjaan atau pada saat kedatangan regu pekerja yang baru
(TOOLBOX MEETING) - Petugas Medis

4 KESELAMATAN - PETUGAS K3 setiap minggu selama pekerjaan berlangsung


KONTRUKSI - Pelaksana / Supervisor
(CONTRUCTION SAFETY - Petugas Medis
MEETING)
D. Operasi Keselamatan Konstruksi

D.1 Perencanaan Operasi

Penyedia jasa wajib membuat identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian
Risiko K3, dan Penanggung jawab untuk diserahkan, dibahas, dan disetujui PPK pada saat
Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak / Pre Construction Meeting (PCM) sesuai lingkup
pekerjaan yang akan dilaksanakan
Kegiatan Konstruksi pada pelaksanaan yang merupakan suatu kegiatan yang sangat kompleks
dengan perpaduan antara kondisi lingkungan dan tuntutan Spesifikasi Teknis yang di
dalamnya terdapat interaksi antara peralatan, bahan dan sumber daya manusia.
Interaksi tersebut sangat berpotensi menjadi penyebab terjadinya insiden dan kecelakaan kerja,
penyakit akibat kondisi tempat kerja serta dapat menyebabkan terjadinya dampak lingkungan
yang disebabkan oleh pembuangan limbah dari proses produksi sehingga terjadi ketidak
sesuaian antara mutu produk dengan spesifikasi yang dipersyaratkan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan secara berkesinambungan sebagai antisipasi
untuk meminimalisasi terjadinya resiko kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul akibat lingkungan
yang tidak sehat demi pemenuhan dan peningkatan kualitas produk yang dihasilkan.

Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah dokumen rencana penyelenggaraan K3
Konstruksi di proyek yang disusun oleh Penyedia Jasa dan diajukan kepada Pengguna Jasa
untuk mendapat persetujuan yang selanjunya dijadikan sebagai kerangka acuan antara Penyedia Jasa
dan Pengguna Jasa serta pihak-pihak yang terkait dalam rangka penyelenggaraan dan
penerapan K3 Konstruksi

Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor : 09/PER/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
D.2 Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat

Nama Pekerja : (Isi nama pekerja)


Nama Pekerjaan :
Tanggal Pekerjaan : DD/MM/YYYY - DD/MM/YYYY

Tabel D. Analisis Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis)

Alat Pelindung Diri dan Alat Pelindung Kerja yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan :

1 Tali Keselamatan (Safety Line) √


2 Topi Pelindung (Safety Helmet) √
3 Pelindung Pernapasan dan Mulut (Masker) √
4 Sarung Tangan (Safety Gloves) √
5 Sepatu Keselamatan (Safety Shoes) √
6 Penunjang Seluruh Tubuh (Body Helmes) √
7 Rompi Keselamatan (Safety Vest) √
8 BPJS Ketenagakerjaan √

NO Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Pengendalian Penanggung Jawab

1 2 3 4 5
1 Pek. Beton Ready Mix FS 45 (Fast Track) 3 Hari
- Menghirup Debu/ Kotoran - Tenaga K3
- Terjatuh Dari Ketinggian - Peralatan Konstruksi
- Terimbun Alat Kerja Keselamatan Yang
- Tertabrak kendaraan Proyek memenuhi Standar
- Kecelakaan akibat salah - 'Menggunakan
penggunaan peralatan APK dan APD yang
-Tertimpa sesuai
- 'Melakukan
Pelatihan Kepada
Pekerja

- Ketersedian P3K
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
E.1 Pemantauan dan evaluasi

Perusahaan membangun metode sistematis untuk pengukuran dan pemantauan kinerja K3


secara teratur sebagai satu kesatuan bagian dari keseluruhan sistem manajemen Perusahaan.
Pemantauan melibatkan pengumpulan informasi-informasi berkaitan dengan bahaya K3, berbagai
macam
Pengukuran kinerja K3 dapat berupa pengukuran kualitatif maupun pengukuran kuantitatif kinerja K3
Pengukuran dan Pemantauan bertujuan antara lain untuk :

1. Melacak perkembangan dari pertemuan-pertemuan K3, pemenuhan Tujuan K3 dan


peningkatan berkelanjutan.
2. Memantau pemenuhan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya berkaitan
3. Memantau kejadian-kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).
4. Menyediakan data untuk evaluasi keefektivan pengendalian operasi K3 atau untuk mengevaluasi
perlunya modifikasi pengendalian ataupun pengenalan pilihan pengendalian baru.
5. Menyediakan data untuk mengukur kinerja K3 Perusahaan baik secara proaktif maupun
secara reaktif.
6. Menyediakan data untuk mengevaluasi penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Perusahaan mendelegasikan tugas pemantauan dan pengukuran kinerja K3 kepada Ahli K3


Umum Perusahaan atau Sekretaris Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja termasuk
anggota- anggota di bawah kewenangan Ahli K3 Umum Perusahaan.
Hasil dari pemantauan dan pengukuran kinerja K3 dianalisa dan digunakan untuk
mengidentifikasi tingkat keberhasilan kinerja K3 ataupun kebutuhan perlunya tindakan perbaikan
ataupun tindakan- tindakan peningkatan kinerja K3 lainnya.
Pengukuran kinerja K3 menggunakan metode pengukuran proaktif dan metode pengukuran reaktif di
tempat kerja. Prioritas pengukuran kinerja K3 menggunakan metode pengukuran proaktif
dengan tujuan untuk mendorong peningkatan kinerja K3 dan mengurangi kejadian kecelakaan kerja di
tempat kerja.

Termasuk dalam pengukuran proaktif kinerja K3 antara lain :


1.
Penilaian kesesuaian dengan perundang-undangan dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan
penerapan K3 di tempat kerja.
Keefektivan hasil inspeksi dan pemantauan kondisi bahaya di tempat kerja
2.
3. Penilaian keefektivan pelatihan K3.
4. Pemantauan Budaya K3 seluruh personil di bawah kendali Perusahaan.
5. Survey tingkat kepuasan tenaga kerja terhadap penerapan K3 di tempat kerja.
6. Keefektivan hasil audit internal dan audit eksternal Sistem Manajemen K3.
7. Jadwal penyelesaian rekomendasi-rekomendasi penerapan K3 di tempat kerja.
8. Penerapan Program - program K3
9. Tingkat keefektivan partisipasi tenaga kerja terhadap penerapan K3 di tempat kerja

10 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja di tempat kerja.


E.2 Tinjauan manajemen

Peninjauan yang dilakukan terhadap manajemen perusahaan diantaranya tentang


evaluasi kepatuhan terhadap persyaratan peraturan, kinerja K3, pencapaian sasaran K3,
komunikasi yang terjalin dengan pihak luar berkaitan dengan kritik dan saran yang membangun,
status penyelidikan IBPR serta persyaratan perundang-undangan yang terkait dengan K3.

Untuk menjamin kesesuaian dan kefektifan yang berkesinambungan guna pencapaian tujuan SMK3,
pengusaha dan/atau pengurus perusahaan atau tempat kerja harus:

1. Melakukan tinjauan ulang terhadap penerapan SMK3 secara berkala


2. Tinjauan ulang SMK3 harus dapat mengatasi implikasi K3 terhadap seluruh kegiatan, produk
barang dan jasa termasuk dampaknya terhadap kinerja perusahaan.

Hal-hal yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan Tinjauan Manajemen antara lain :
1. Laporan keadaan darurat (termasuk kejadian serta pelatihan/simulasi/pengujian tanggap darurat).
2. Survey kepuasan tenaga kerja terhadap penerapan K3 di tempat kerja.
3. Statistik insiden kerja (termasuk kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja).
4. Hasil-hasil inspeksi.
5. Hasil dan rekomendasi pemantauan dan pengukuran kinerja K3 di tempat kerja.
6. Kinerja K3 Kontraktor
7. Kinerja K3 Pemasok
8. Informasi perubahan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang berkaitan dengan
penerapan K3 di tempat kerja.

E.3 Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi

Peninjauan yang dilakukan terhadap manajemen perusahaan diantaranya tentang evaluasi kepatuhan
terhadap persyaratan peraturan, kinerja K3, pencapaian sasaran K3, komunikasi yang terjalin dengan
pihak luar berkaitan dengan kritik dan saran yang membangun, status penyelidikan IBPR serta
persyaratan perundang-undangan yang terkait dengan K3

Untuk menjamin kesesuaian dan kefektifan yang berkesinambungan guna pencapaian tujuan SMK3,
pengusaha dan/atau pengurus perusahaan atau tempat kerja harus:
1. Melakukan tinjauan ulang terhadap penerapan SMK3 secara berkala,
2. Tinjauan ulang SMK3 harus dapat mengatasi implikasi K3 terhadap seluruh kegiatan, produk
barang dan jasa termasuk dampaknya terhadap kinerja perusahaan.

Tinjauan ulang penerapan SMK3, paling sedikit meliputi :


1. Evaluasi terhadap kebijakan K3
2. Tujuan, sasaran dan kinerja K3
3. Hasil temuan audit SMK3
4. Evaluasi efektifitas penerapan SMK3, dan kebutuhan untuk pengembangan SMK3

Perbaikan dan peningkatan kinerja dilakukan berdasarkan pertimbangan:


1. Perubahan peraturan perundangan-undangan;
2. Tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar;
3. Perubahan produk dan kegiatan perusahaan;
4. Perubahan struktur organisasi perusahaan;
5. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk epidemologi;
6. Hasil kajian kecelakaan dan penyakit akibat kerja;
7. Adanya pelaporan dan/atau
E.4 Inspeksi dan Audit

a. Inspeksi

- Prosedur dan/atau petunjuk kerja inspeksi


Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja inspeksi yang ditandatangani oleh ahli teknik terkait atau
Keselamatan Konstruksi dan Wakil Manajemen.Penanggung Jawab

- Lembar Periksa

Memuat format lembar periksa lingkup pekerjaan, pesawat angkat & angkut (alat berat), perkakas,
bahan/material, lingkungan, kesehatan, keamanan, dan lain-lain. Lembar periksa ditandatangani pada
satu periode waktu tertentu (harian, mingguan, bulanan). Inspeksi terdiri dari berbagai macam
bentuk lembar periksa sekurang-kurangnya mencakup:
- Lingkup pekerjaan ditandatangani oleh ahli teknik terkait, Penanggung Jawab Keselamatan
Konstruksi.
- Pesawat angkat & angkut (alat berat) ditandatangani oleh ahli teknik terkait, Penanggung Jawab
Keselamatan Konstruksi.
- Perkakas ditandatangani oleh ahli teknik terkait, Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi
- Bahan/material ditandatangani oleh ahli teknik terkait, Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi
dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan
- Lingkungan (housekeeping, pencemaran, hygine) ditandatangani oleh ahli terkait, Penanggung
Jawab Keselamatan Konstruksi
- Kesehatan ditandatangani oleh ahli terkait, Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi
- Keamanan/security ditandatangani oleh ahli terkait, Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi

- Lembar Penghentian Pekerjaan (Stop Working Form)

Apabila pada saat pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ditemukan hal yang membahayakan setiap
personil dapat menyerukan untuk menghentikan pekerjaan. Pimpinan Tertinggi Penyedia Jasa
memberikan kewenangan kepada Pimpinan Unit Keselamatan Konstruksi dan/atau Pimpinan
Tertinggi Pekerjaan Konstruksi dan/atau Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi
untuk melakukan verifikasi penghentian pekerjaan. Dalam melakukan verifikasi pihak berwenang
mengisi lembar penghentian pekerjaan ditandatangani oleh pihak-pihak yang ditunjuk oleh Pimpinan
Tertinggi Penyedia Jasa.

b. Patroli Keselamatan Konstruksi

Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja Patroli Keselamatan Konstruksi yang disusun oleh
Penyedia Jasa ditandatangani oleh ahli terkait atau Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan
Wakil Manajemen. Patroli Keselamatan Konstruksi dilakukan oleh seluruh Pimpinan Perusahaan
(Penyedia Jasa, Pengawas Pekerjaan, Sub Kontraktor) dan Pengguna Jasa.
c. Audit

Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja audit internal yang ditandatangani oleh ahli terkait atau
Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan Wakil Manajemen. Audit internal dilakukan dan
ditetapkan secara berkala oleh Pelaksana Pekerjaan Konstruksi dengan melibatkan auditor
independen. Audit internal dilakukan sekurang-kurangnya 1 kali dalam 1 Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi dan/atau untuk pekerjaan konstruksi tahun jamak mengikuti peraturan perundangan yang
berlaku.

d. Jadwal Inspeksi dan Audit

Memuat jadwal pelaksanaan inspeksi, patrol keselamatan konstruksi dan audit sesuai rencana pekerjaan.

Bekasi , Maret 2024


Mengetahui
PT. ARKEA WIRASATYA UTAMA Penanggung Jawab K3
Tenaga Ahli K3

Tolasin .........................................
Direktur

Anda mungkin juga menyukai