Anda di halaman 1dari 20

DOKUMEN RKK

PEKERJAAN :
PENGADAAN JASA KONSTRUKSI RENOVASI
DAN PEMBANGUNAN RUANG TAHANAN
POLDA KALBAR T.A 2023

TAHUN ANGGARAN 2023


DAFTAR ISI
A. Kepemimpinan Dan Partisipasi Pekerja Dalam Keselamatan Konstruksi
A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal:
A.2. Organisasi Pengelola SMKK
A.3. Komitmen Keselamatan Konstruksi dan Partisipasi Tenaga Kerja
A.4. Supervisi, Training, Akuntabilitas, Sumber Daya, dan Dukungan
B. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Penentuan Pengendalian Risiko dan Peluang
(IBRPP)
B.2. Rencana Tindakan Keteknikan, Manajemen, dan Tenaga Kerja (sasaran dan
program)
B.3. Standar dan peraturan perundang-undangan Keselamatan Konstruksi
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
C.1. Sumber Daya
C.2. Kompetensi
C.3. Kepedulian
C.4. Komunikasi
C.5. Informasi Terdokumentasi
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1. Perencanaan Implementasi RKK
D.2. Pengendalian Operasi Keselamatan Konstruksi
D.3. Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat
D.4. Investigasi Kecelakaan Konstruksi
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
E.1. Pemantauan dan evaluasi
E.2. Audit
E.3. Evaluasi
E.4. Tinjauan Manajemen
E.5. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi
A. KEPEMIMPINAN DAN PARTISIPASI PEKERJA DALAM KESELAMATAN
KONSTRUKSI

A.1. Kepedulian Pimpinan Terhadap Isu Eksternal Dan Internal


Komitmen kepedilian Pimpinan terhadap Isu Eksternal dan Internal :
1. Berkomitmen dalam menentukan dan meminimalisir tingkat kecelakaan kerja yang
terjadi pada pekerjaan ini.
2. Berkomitmen dalam meningkatkan kesehatan tenaga kerja dengan memelihara
kesehatan tenaga kerja dan menghilangkan penyakit akibat kerja.
3. Berkomitmen dalam mematuhi persyaratan perundang-undangan dan persyaratan
lain yang terkait dengan SMK3.
4. Berkomitmen dalam melakukan pemutakhiran secara berkelanjutan terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Pemimpin berkomitmen dan fokus pada Keselamatan Konstruksi. Pemimpin
bersama staff dan Pekerja membuat, memahami dan menerapkan kebijakan K3
dalam perusahaan dan di lapangan.
6. Pemimpin menjadi contoh penerapan Keselamatan Konstruksi. Pelaksanaan
Konsep Keselamatan Konstruksi yang dimulai dari Pemimpin adalah cara paling
memberi dampak bagi semua personil dalam implementasi K3 di dalam organisasi
Perusahaan dan lapangan
7. Pemimpin menerapkan standard kinerja Keselamatan yang tinggi. Memberi
keyakinan kepada semua team bahwa menerapkan Keselamatan Konstruksi adalah
hal yang benar dan penentu untuk keberhasilan dari tujuan perusahaan
8. Pemimpin menetapkan standaed kinerja Keselamatan Konstruksi secara mendetail.
Setiap kriteria pada konsep Keselamatan Konstruksi harus detail dan terukur.
Ukuran kualitatif dirembukkan dan dipermudah untuk menentukan tingkat/
standard secara kuantitatif.
9. Pemimpin mendengarkan dan melibatkan semua personil dan tenaga kerja.
10. Pemimpin dan semua personil dibuat merasa bahwa mereka adalah bagian sesuatu
yang penting dari implementasi Keselamatan Kontruksi

Kami menyadari bahwa aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah penting dalam
pelaksanaan seluruh kegiatan operasi perusahaan, oleh karena itu kami berkomitmen untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan dan menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat
dengan menerapkan perbaikan yang berkelanjutan melalui Sistem Manajemam
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

A.2. Organisasi Pengelola SMKK


Organisasi K3 :

PENANGGUNG JAWAB K3

EMERGENCY KEDARURATAN P3K KEBAKARAN


Petugas yang ditunjuk Petugas yang ditunjuk Petugas yang ditunjuk
A.3. Komitmen Keselamatan Konstruksi
CV.ABBASY SALAVIA konsisten untuk melaksanakan pengelolaan aspek Keselamatan
dan Kesehatan Kerja secara efektif dan efesien dengan cara :
1. Menginformasikan kepada seluruh personil baik internal dan eksternal perusahaan
mengenai tanggung jawabnya dalam pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
lingkungan perusahaan.
2. Mematuhi perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan K3,
serta mengintegrasikannya kedalam semua aspek kegiatan operasi perusahaan.
3. Meminimalkan jumlah terjadinya kesalahan kerja, terjadinya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.
4. Melakukan identifikasi bahaya sesuai dengan sifat dan skala resiko-resiko K3.
5. Meningkatkan kompetensi pekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
6. Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran kebijakan ini kepada seluruh
personil secara berkala.
Kebijakan ini dibuat untuk dapat dipahami oleh seluruh karyawan dan menjadi acuan
dalam pelaksanaan seluruh kegiatan operasi perusahaan.
PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : FANI SAPUTRA,S.K.M
Jabatan : Direktur
Bertindak untuk : CV.ABBASY SALAVIA

Dalam rangka pengadaan PENGADAAN JASA KONSTRUKSI RENOVASI DAN


PEMBANGUNAN RUANG TAHANAN POLDA KALBAR T.A 2023 pada POKJA
PEMILIHAN PENGADAAN BARANG/JASA RENOVASI DAN PEMBANGUNAN
RUANG TAHANAN POLDA KALBAR T.A 2023, berkomitmen melaksanakan konstruksi
berkeselamatan demi terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan
konstruksi :

1. Memenuhi ketentuan Keselamatan Konstruksi;


2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP); dan
7. Memenuhi 9 (sembilan) komponen biaya penerapan SMKK.

Melawi, 11 Februari 2023


CV.ABBASY SALAVIA

FANI SAPUTRA,S.K.M
Direktur
A.4. Supervisi, Training, Akuntabilitas, Sumber Daya, dan Dukungan
Memastikan terlaksananya supervisi, training, akuntabilitas, sumber daya dan dukungan
yang kemudian dituangkan dalam Elemen Dukungan Keselamatan Konstruksi dan Elemen
Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi, di antaranya dengan :
1. Merencanakan pemantauan dan evaluasi, dalam :
a. supervisi kondisi kerja beserta lingkungan yang aman dan sehat dalam rangka
pencegahan kecelakaan konstruksi, kecelakaan kerja, cedera dan penyakit akibat
kerja; dan
b. memastikan ketersediaan sumber daya yang memadai untuk menerapkan SMKK;
2. Menentukan persyaratan kompetensi, kebutuhan pelatihan, pelaksanaan pelatihan dan
evaluasi pelatihan;
3. Mempromosikan peningkatan/perbaikan SMKK secara berkesinambungan; dan
4. Melindungi pekerja yang melaporkan terjadinya kecelakaan, bahaya dan risiko
kecelakaan konstruksi dari pemecatan dan/atau sanksi lain.
B. PERENCANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
B.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Pengendalian Dan Peluang

TABEL IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENETAPAN PENGENDALIAN RISIKO K3


Nama Perusahaan : CV.ABBASY SALAVIA
Kegiatan : PENGADAAN JASA KONSTRUKSI RENOVASI DAN PEMBANGUNAN RUANG TAHANAN POLDA KALBAR T.A 2023
Lokasi : MAKO POLDA KALBAR JALAN A.YANI NO.1 PONTIANAK
Tanggal dibuat : 11 Februari 2023

DESKRIPSI RESIKO PENILAIAN TINGKAT RESIKO PENILAIAN SISA RESIKO


PENGENDALIAN
IDENTIFIKAS RISIKO AWAL
RISIKO KE
I BAHAYA KEP NILAI NILAI TINGK
1. Pekerja PERUNDANGAN MU TINGKAT 1. Eliminasi KEMUN PENGENDALIA KETE
N 1. Pekerja ARA RISIK KEPAR RISIK AT
URAIAN 2. Peralatan ATAU NG RISIKO 2. Substitusi GKINA N RISIKO RANG
O 2. Peralatan HA O AHAN O RISIKO
PEKERJAAN 3. Material PERSYARATAN KIN AWAL
3. Rekayasa Teknik
N LANJUTAN AN
3. Material N (F X (A) (F X SISA
4. Lingkungan AN (TR)
4. Administrasi
(F)
4. Lingkungan (F)
(A) A) A) (TR)
/Publik
/Publik 5. APD

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1. Pekerjaan Pekerja -Shock - Permen PUPR - Memasang rambu- - Memperhatik


Panel Beresiko -Pingsan. No. rambu peringatan an rambu -
Distribusi Tersetrum - Luka Bakar 21/PRT/M/201 - Menggunakan rambu
Tegangan 9 lampu penerangan - Menggunakan
Rendah - Permen PUPR yang cukup bila APD Standar
No. 14 Tahun pekerjaan dilakukan SNI,
2020 pada cuaca gelap - Bekerja
- Perpres No. 12 Tingkat atau malam hari Tingkat sesuai dengan
Tahun 2021 2 2 4 Risiko - Menggunakan Alat 2 1 2 Risiko Metode
- Peraturan kecil Pelindung Diri kecil Pelaksanaan
LKPP Nomor (APD) sesuai - Menjalankan
2021 standar SNI. Instruksi
- Permen PUPR - Menggunakan Kerja dengan
No. 10 Tahun Peralatan standar baik.
2021 Elektrikal - Menggunakan
tenaga yang
profesional

Keterangan :
1–4 : tingkat resiko kecil
5 – 12 : tingkat resiko sedang
15 – 25 : tinbgkat resiko tinggi
B.2. Rencana tindakan (sasaran khusus & program khusus)
TABEL SASARAN KHUSUS DAN PROGRAM KHUSUS
Nama Perusahaan : CV.ABBASY SALAVIA
Pekerjaan : PENGADAAN JASA KONSTRUKSI RENOVASI DAN PEMBANGUNAN RUANG TAHANAN POLDA KALBAR T.A 2023
Lokasi : MAKO POLDA KALBAR JALAN A.YANI NO.1 PONTIANAK
Tanggal dibuat : 11 Februari 2023

Pengendalian Awal Sasaran Program


(diisi sesuai dengan
No. Jadwal Bentuk Indikator Penanggung
tabel IBPRP kolom 10) Uraian Tolok ukur Uraian Kegiatan Sumber Daya
Pelaksanaan Monitoring Pencapaian Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Memasang rambu- - Mencegah - Tidak terjadinya - Menyiapkan SOP - Peralatan - Selama periode Ceklist Pekerjaan dapat - Ahli / Petugas K3
rambu peringatan kecelakaan kerja kecelakaan - Memasang rambu Rambu pelaksanaan diselesaikan dengan
di lokasi yang - Rasa aman bagi peringatan di lokasi peringatan, pekerjaan 100 % dan tanpa
beresiko masyarakat/kendaraa kerja barikade kecelakaan
- Mencegah n alin yang melintas
terjadinya
kecelakaan
lalulintas

2. Menggunakan lampu - Mencegah - Tidak terjadinya - Menyiapkan SOP - SDM - Selama periode Ceklist Pekerjaan dapat - Ahli / Petugas K3
penerangan yang cukup kecelakaan kerja kecelakaan - Menyiapkan lampu - Peralatan pelaksanaan diselesaikan dengan
bila pekerjaan - Rasa aman bagi penerangan pekerjaan 100 % dan tanpa
dilakukan pada cuaca pekerja - Menyiapkan genset, kecelakaan
gelap atau malam hari kabel dll

3. Menggunakan Alat - Mengurangi - Risiko kecelakaan - Seluruh pekerja - Peralatan K3 - Selama periode Ceklist Pekerjaan dapat - Ahli / Petugas K3
Pelindung Diri (APD) risiko akibat yang minimal menggunakan APD pelaksanaan diselesaikan dengan
sesuai standar SNI kecelakaan kerja - Rasa aman bagi standard pekerjaan 100 % dan tanpa
- Menggurangi pekerja - Menyediakan kecelakaan
resiko gangguan peralatan P3K, obat-
pada pernapasan obatan dan
perlengkapan darurat
lainnya
B.3. Standar Dan Peraturan Perundang-Undangan Keselamatan Konstruksi
Undang-undang yang mengatur tentang K3 adalah undang-undang tentang pekerja,
keselamatan kerja dan kesehatan. Undang-undang ini menjelaskan tentang apa yang
dimaksud dengan tempat kerja, kewajiban pimpinan tempat kerja, hak dan kewajiban
pekerja.
Penentuan nilai kekerapan atau frekuensi, nilai keparahan atau kerugian atau dampak
kerusakan dan tingkat risiko K3 referensi dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat No. 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi.
Tingkat risiko K3 konstruksi adalah hasil perkalian antara nilai kekerapan terjadinya RIsiko
K3 konstruksi dengan nilai keparahan yang ditimbulkan.
Pengertian Kecelakaan Kerja adalah suatu kejadian di tempat kerja tidak diduga-duga yang
mengakibatkan tergagunya proses pekerjaan / produksi yang direncanakan sebelumnya.
 Penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja antara lain :
1. Faktor tingkah laku manusia
2. Faktor Lingkungan
3. Faktor pengelolaan / prosedur
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan
dipenuhi dalam melaksanakan paket pekerjaan ini adalah :
1. Permenaker Nomor 05 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang PU.
2. UU No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi.
3. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
4. Peraturan Menteri PU No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Kesalamatan dan Kesehatan Kerja.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05 /PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem
Manajemen K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 21/PRT/M/2019
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 14 Tahun 2020 tentang
Standar Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.
9. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
10. Peraturan LKPP Nomor 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah melalui Penyedia.
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 10 Tahun 2021 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
C.1. Sumber Daya
a. Umum
Untuk menjamin Sistem Manajemam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berjalan
dengan efisien dan efektif, Direktur telah menunjuk Management Representative (MR)
sebagai wakil manajemen. Peran, Tanggung Jawab dan Kewenangan masing-masing bagian
telah ditetapkan, didokumentasikan dan dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang terkait.
Sumber daya yang diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah :
1. Tenaga Kerja
 Tenaga kerja untuk pekerjaan ini disesuaikan dengan permintaan dari Dinas/ Instansi/
Dokumen Lelang.
 Para personil yang akan ditempatkan dilokasi minimal sudah mengerti akan akan
fungsi dan peranan dalam menjalankan kebijakan K3. Personel tersebut nantinya akan
bertanggung jawab untuk mengawasi jalannya SMK3.
2. Material / Bahan Pabrikasi
Bahan material yang akan didatangkan atau dimasukkan kelokasi akan di atur/disusun
secara teratur dan rapi sehingga tidak mengganggu pekerjaan dan tidak meimbulkan hal
yang tidak dinginkan.
3. Peralatan
Peralatan yang didatangkan akan diatur secara aman dan dalam kondisi baik.
b. Sumber Daya Manusia
Perusahaan telah menentukan dan menyediakan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk
menerapkan dan memelihara Sistem Manajemam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
c. Infrastruktur
Perusahaan menentukan, menyediakan dan memelihara infrastruktur yang diperlukan
untuk proses operasional perusahaan, seperti:
1. Gedung, ruang kerja, dan perlengkapan terkait.
2. Peralatan proses (baik perangkat keras maupun perangkat lunak), dan Jasa pendukung
(seperti angkutan, komunikasi, atau sistem informasi).

C.2. Kompetensi
CV.ABBASY SALAVIA menetapkan kompetensi di setiap proses kerja yang berdampak
pada Sistem Manajemam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang harus dipunyai
oleh pekerja di proses tersebut, CV.ABBASY SALAVIA harus memastikan setiap pekerja
yang terkait dengan Sistem Manajemam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
mempunyai kompetensi sesuai yang ditetapkan. Human Resources Departement (HRD)
setiap tahun melakukan identifikasi kebutuhan pelatihan, membuat program pelatihan,
melaksanakan pelatihan dan melakukan evaluasi terhadap efektifitas dari pelatihan yang
sudah dilaksanakan. Personil yang bekerja dengan risiko MK3L dipastikan memiliki
kompetensi, meliputi pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang memadai. Departemen
HRD memelihara catatan pendidikan, pelatihan, ketrampilan dan pengalaman karyawan.
Adapun kompetensi sebagai tenaga ahli/petugas K3 adalah sebagai berikut :
1. Nama Ahli K3.
2. Pendidikan
- Minimal Sarjana
3. Pengalaman
- Minimal 2 Tahun Untuk Ahli Muda K3
4. Berpengalaman sebagai Petugas K3/ Pelaksana K3/ HSE Officer
5. Keahlian :
- Mampu bekerjasama dalam tim
- Memahami peraturan perundangan terkait keselamatan dan kesehatan kerja
- Memiliki sertifikasi pendukung seperti SKT/SKA, sertifikat AK3U atau AK3K.
6. Pelatihan
- SMK3
- Kondisi Tanggap Darurat
- P3K

C.3. Kepedulian
CV.ABBASY SALAVIA akan terus menyediakan, dan memelihara lingkungan kerja yang
aman dari kecelakaan dan sehat bagi pekerja di seluruh area pekerjaan. Untuk
merealisasikan kebijakan tersebut, maka perusahaan berkomitmen untuk pekerja dapat
bekerja dengan sehat dan aman, dengan penerapan program perbaikan berkelanjutan
melalui Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja (SMK3), mematuhi
perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan K3, serta
mengintegrasikannya ke dalam semua aspek kegiatan pekerjaan.
Kami, segenap jajaran CV.ABBASY SALAVIA selalu peduli dengan SMK3 dengan :
1. Meningkatkan cara kerja SMK3 sesuai peraturan perundang-undangan,
2. Melaksanakan pengendalian risiko SMK3 sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan,
3. Melaksanakan norma-norma perlindungan kerja dan lingkungan serta menciptakan
tempat kerja yang aman,sehat dan bebas resiko kecelakaan,
4. Melakukan perbaikan kinerja SMK3 secara berkelanjutan.

C.4. Komunikasi
CV.ABBASY SALAVIA telah menetapkan dan memelihara proses komunikasi internal
dan ekternal yang terkait dengan Sistem Manajemam Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3). Komunikasi Internal dapat dilakukan secara lisan dan atau tertulis, misalnya
melalui rapat internal, papan pengumuman, dll.
CV.ABBASY SALAVIA juga menerapkan mekanisme untuk melakukan komunikasi dan
Konsultasi, dimana tertuang dalam Prosedur komunikasi dan Konsultasi. Mekanisme, bisa
dilaksanakan seperti saat briefing / TBM pagi, meeting, serta sosialisasi Identifikasi
Bahaya, dampak lingkungan dan Pengendalian Risiko, sosialisasi Tujuan Sasaran Program
Sistem Manajemam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) serta berbagai hal lainnya
yang terkait dengan komunikasi.
Untuk koordinasi dalam pelaksanaan proyek, maka rapat-rapat akan dilaksanakan secara
rutin antara pihak Kontraktor, Konsultan Pengawas, dan Pemberi Tugas sebagaimana
dituang dalam kontrak. Dimana rapat tersebut berfungsi membahas dan
mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan, permasalahan dan penyelesaiannya serta
program pelaksanaan di lapangan. Hal tersebut bertujuan agar tercipta suasana komunikasi
kerja yang harmonis sehingga mendukung kelancaran pelaksanaan proyek.
Dalam menanggulangi hal-hal yang mungkin akan terjadi, maka perusahaan atau
kontraktor pelaksana akan bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah sakit, maupun
instansi-instansi lain yang terkait.
Beberapa komunikasi dalam rencana keselamatan kerja konstriksi ini sebagai berikut :
1. Pemasangan tanda-tanda himbauan, rambu-rambu peringatan dan larangan serta
barikade.
2. Komunikasi tertulis seperti adanya rapat harian, mingguan dan bulanan.
3. Rapat harian yang dapat dilakukan seperti toolbox meeting.

C.5. Informasi Terdokumentasi


Kepedulian Perusahaan pada keselamatan Kerja senantiasa diwujudkan dalam bentuk
komunikasi aktif setiap hari. Dengan ini Kontraktor menyiapkan operator yang bertugas
memantau kegiatan Keselamatan Kostruksi harian. Komunikasi Lapangan dan Kantor serta
komunikasi sesama personil lapangan selalu intens dengan menggunakan komunikasi
telephone pintar, internet dan media lainnya. Semua kegiatan dan kejadian di lapangan
didokumentasikan dengan lengkap dan dibuat album foto berikut keterangan berupa
tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan foto.

Tabel.Jadwal Program Komunikasi

No. Jenis Komunikasi Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab


1. Induksi Keselamatan Konstruksi Selama Pekerjaan Petugas K3 Konstruksi
(Safety Induction) berlangsung
2. Pertemuan Pagi Hari (Safety Setiap hari Petugas K3 Konstruksi
Morning)
3. Pertemuan Kelompok Kerja Tiap bulan atau Petugas K3 Konstruksi
(Toolbox Meeting) sesuai kebutuhan
4. Rapat Keselamatan Konstruksi Satu minggu atau Petugas K3 Konstruksi
(Construction Safety Meeting) sesuai kebutuhan
5. HSE Statistic board Satu minggu atau Petugas K3 Konstruksi
sesuai kebutuhan
6. Papan Pengumuman Satu minggu atau Petugas K3 Konstruksi
Keselamatan Konstruksi sesuai kebutuhan
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1. Perencanaan Implementasi RKK
Prosedur operasi standar atau SOP adalah satu set instruksi langkah demi langkah yang
dibuat oleh sebuah kegiatan untuk membantu pekerja melaksanakan operasi Keselamatan
Kerja. Tujuan adalah untuk mencapai zero accident, efisiensi. kualitas output dan
keseragaman kinerja, sekaligus mengurangi miskomunikasi dan kegagalan untuk
mematuhi peraturan keselamatan.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi
proyek.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis
Keselamatan adalah suatu keadaan aman, dalam suatu kondisi yang aman secara fisik,
sosial, spiritual, finansial, politis, emosional, pekerjaan, psikologis, ataupun pendidikan
dan terhindar dari ancaman terhadap faktor-faktor tersebut.
Kesejahteraan atau sejahtera Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang
baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan
sehat dan damai.
Perusahaan merencanakan kegiatan ini termasuk pemeliharaan untuk menjamin kegiatan
pada kondisi tertentu dengan :
- Penempatan pekerja untuk suatu pekerjaan memperhatikan persyaratan perijinan,
kompetensi, kesehatan, identifikasi bahaya dan evaluasi risiko.
- Memberlakukan sistem ijin kerja dan ijin masuk pada pekerjaan dan daerah- daerah
yang teridentifikasi memiliki potensi bahaya yang tinggi berdasarkan hasil identifikasi
potensi bahaya dan evaluasi risiko.
- Menyediakan alat pelindung diri (APD) untuk seluruh pekerja yang membutuhkan
sesuai dengan tugas dan potensial bahaya yang teridentifikasi. Pemeliharaan APD
merupakan tanggung jawab dari pekerja.
- Berdasarkan identifikasi bahaya potensial dan evaluasi risiko, dan pemantauan dan
pengukuran, setiap daerah yang memiliki risiko penting diberi tanda peringatan K3
sesuai dengan standar yang berlaku.
- Membuat dan memelihara prosedur yang terdokumentasi yang meliputi
keadaan bila ketiadaannya dapat mengarah ke penyimpangan dari kebijakan,
tujuan dan sasaran K3. Menetapkan kriteria operasi didalam prosedur operasi Briefing
K3 harus diberikan ke Pengunjung/tamu yang telah melaporkan diri oleh petugas
keamanan yang sedang bertugas di Pos Keamanan baik itu pengunjung/tamu biasa,
Mitra Kerja dan pengunjung/tamu khusus.
D.2. Pengendalian Operasi Keselamatan Konstruksi
Analisis Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis)

Nama Permohon Izin Kerja : Bapak Udin No :9999999


Pekerja : Udin Pengawas Pekerjaan : NN
Tanggal Pekerjaan : Awal kontrak s/d Akhir kontrak Departemen : POLDA KALBAR 2023

Alat Pelindung Diri yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan :

1 Helm / Safety Helmet √ 6 Pelindung di ketinggian / Full body harness √


2 Sepatu / Safety Shoes √ 7 Kacamata Pengaman / Safety Glasses √
3 Sarung Tangan / Safety Gloves √ 8 Baju Kerja Las Appron √
4 Rompi Keselamatan / Safety Vest √ 9 Pelindung Wajah / Face Shield / masker √
5 Masker Pernapasan / Respiratory √ 10 Penutup Telinga Ear Mufs √

Urutan Identifikasi Bahaya


No Langkah Lingkungan/Keselamatan Pengendalian Penanggung Jawab
Pekerja Peralatan Material
Pekerjaan Publik
1 Pekerjaan -Shock, -Alat terbakar. - Material - Truck material - Membuat SOP - Pelaksana
Panel -Luka -Rusak Akibat jatuh menabrak pengendara Pekerjaan Lapangan
Distribusi Bakar, Tidak menimpa lalu lintas. - Ceklist Kondisi - Ahli/Petugas K3
Tegangan -Pingsan. menerapkan pekerja. - Polusi udara akibat dan keadaan - Petugas/Pengawas
Rendah. -Terluka SOP - Material debu. Pekerja, alat dan lainnya.
Alat Potong masuk ke - Truck angkutan material.
mata. merusak tanam tumbuh - Bila pekerjaan
- Debu warga. dilakukan pada
Material - Truck mengangkut cuaca gelap atau
Plafond material menabrak malam hari harus
masuk ke tempat tinggal menggunakan
hidung dan warga/fasilitas umum. lampu penerangan
mulut. - Terbakar akibat arus yang cukup
- Material pendek. - Pekerja dilengkapi
Rusak Alat Pelindung
Karena Diri (APD) rompi,
Pekerja safety shoe, helm,
dll
tidak - Membuat
Profesional turap/pagar/jaring
pengaman
- Memasang rambu-
rambu peringatan.

Disahkan Oleh, Ditinjau ulang oleh,

(TTD) (TTD) (TTD) (TTD)

(.......................) (.......................) (.......................) (.......................)


Pengguna Jasa Petugas/Ahli K3 Konstruksi Pelaksana Teknik Direktur CV.ABBASY
SALAVIA

Anggota TIM
(.......................) (.......................) (.......................)
Pengawas

No. NAMA KEHADIRAN DISKUSI KETERANGAN


*Ceklis (Menyetujui/Tidak Menyetujui)
1 Pekerja 1
2 Pekerja 2
3 Pelaksana Teknik
4 Ahli/Petugas K3 Konstruksi
5 Pengguna Jasa
Alat Pelindung Diri Dan Alat Kerja Yang Diperlukan Untuk Melaksanakan Pekerjaan :

1 Helm / Safety Helmet √ 14 Lampu Darurat (Emergency Lamp ) √

2 Sepatu / Safety Shoes √ 15 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) √


3 Sarung Tangan / Safety Gloves √ 16 Sirine √
4 Rompi Keselamatan / Safety Vest √ 17 Tameng Muka (Face Shield) √
5 Masker Pernapasan / Respiratory √ 18 Penunjang Seluruh Tubuh (Full Body √
Harness)
6 Kacamata √ 19 Celemek (Apron/Coveralls) √
7 Penutup Telinga √ 20 Pelindung Jatuh (Fall Arrester) √
8 Lampu Lalulintas √ 18 Bendera K3 √
9 Tali Keselamatan (Life Line) √ 19 Rambu Peringatan √
10 Pagar Pengaman (Guard Railling) √ 20 Rambu Lalu Lintas √
P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung
11 Papan Informasi K3 √ 21 √
Oksigen, Obat Luka, Perban, dll)
12 Pembatas Area (Restricted Area ) √ 22 Pelaporan dan Penyelidikan Insiden. √
13 Lampu Lalulintas √ 23 Jalur Evakuasi (Escape Route ) √

Alat Pelindung Diri ( APD ) Rambu-rambu yang dipasang pada lokasi kerja :
D.3. Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat
Untuk kesiapan terhadap kondisi darurat perlu dibentuk Tim Tanggap Darurat (TTD) yang
mempunyai tugas :
1. Siaga
2. Memantau pelaksanaan K3, misalnya pengecekan terhadap penandaan di proyek dan
penggunaan APD.
3. Melakukan koordinasi untuk mengatasi situasi / kondisi darurat.
4. Menghubungi instansi terkait apabila diperlukan.
5. Membuat laporan-laporan terjadinya situasi / kondisi darurat ke atasan maupun ekstrem
apabila diperlukan.
6. Membuat evaluasi penyebab terjadinya situasi dan kondisi darurat.
7. Mengadakan simulasi dan scenario keadaan darurat did proyek.

Kesiapan dan tanggapan terhadap kondisi darurat minimal terdiri dari :


- Menyusun prosedur tindak darurat
- Mengatur sistem komunikasi dalam keadaan darurat
- Menetapkan tanggung jawab penetapan keadaan darurat
- Penindakan keadaan darurat
- Peta situasi dalam keadaan darurat
- Program evakuasi dalam keadaan darurat

D.4. Investigasi Kecelakaan Konstruksi


Tujuan dari investigasi kecelakaan adalah untuk mengumpulkan data/informasi sebagai
bahan analisa untuk menentukan penyebab kecelakaan, sehingga dapat dibuat tindakan
koreksi yang sesuai agar kecelakaan serupa dapat dicegah.
Langkah-langkah Investigasi Kecelakaan Konstruksi :
1. Melakukan tindakan segera.
2. Menyusun rencana investigasi
3. Mengumpulkan data.
4. Menganalisa data.
5. Membuat rekomendasi.
6. Membuat laporan.
E. Evaluasi Keselamatan Konstruksi
E. 1 Pemantauan Dan Evaluasi

Tabel Jadwal Inspeksi dan Audit

Minggu Ke -
No. Kegiatan PIC

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Inspeksi Keselamatan Konstruksi Petugas K3,


Direktur

2 Patroli Keselamatan Konstruksi Petugas K3


E.2. Audit
Audit merupakan proses untuk mengevaluasi keefektifan rencana K3, memeriksa
ulang apakah proses masih akurat dan menentukan apakah prosedur K3 yang
ditetapkan telah dijalankan.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan audit :
1. Mempersiapkan audit
2. Melakukan audit
3. Membuat laporan audit dan tindakan yang disarankan
4. Tetapkan Prioritas tindakan korektif
5. Publikasikan hasil audit.

E.3. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan setelah kegiatan dilaksanakan dan dilakukan secara
bersama sehingga dapat segera diambil tindakan pencegahan.
Tahapan evaluasi dapat antara lain adalah mapping, identification, listing dan
evaluation.
Evaluasi dapat dilakukan pada saat dan setelah kegiatan :
a. Inspeksi harian, teguran dan pelaporan atas temuan ketidaksesuaian, lalu
diteruskan dengan safety meeting harian yang membahas tentang tindak
lanjut dan pemantauan
b. Rapat K3 / Safety meeting mingguan dengan melibatkan semua perwakilan
pekerja dan sub kontraktor
c. Audit Internal
d. Tindakan Koreksi, perbaikan dan pencegahan atas temuan ketidaksesuaian
pada saat pelaksanaan tindakan pemantauan, tinjauan dan audit internal;

E.4. Tinjauan Manajemen


Manajemen secara rutin meninjau ulang dan terus menerus meningkatkan
OHSAS/SMK3 dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja K3 secara
keseluruhan.
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Kepala
Proyek, dibantu oleh beberapa tenaga staf, dan beberapa tenaga pelaksana
lapangan beserta pembantu pembantunya. Kepala Proyek bertanggung jawab
kepada pimpinan perusahaan. Kepala Proyek memimpin seluruh kegiatan di
proyek, baik di bidang administrasi, teknik, maupun kegiatan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.

Tinjauan Manajemen (Management Review)

Audit (Pengukuran Komitmen dan Umpan Balik


kinerja/measuring performance) Kebijakan (Feedback from Audit)

Perencanaan (Planning)
E.5. Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi
Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek
akan dibentuk unit K3 yang akan membuat program seperti tersebut di atas dan akan
diawasi. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai maka harus dibuat buku Program
K3 di Proyek yang digunakan sebagai panduan pelaksanaan K3 yang sekurang-
kurangnya berisi :
a. Safety Plan
- Organisasi K3 di Proyek
- Daftar Material dan Peralatan yang memerlukan penanganan khusus
- Daftar Tenaga Kerja yang memerlukan keahlian tertentu
- Identifikasi sumber bahaya dan pencegahan
- Rencana Inspeksi dan Tes
- Site Plan K3
b. Prosedur Investigasi dan Analisa Kecelakaan Kerja
- Analisis kecelakaan kerja
- Laporan investigasi kecelakaan kerja
- Tabel investigasi kecelakaan kerja
c. Prosedur Inspeksi K3
- Inspeksi harian
- Inspeksi mingguan
- Inspeksi bulanan
d. Prosedur Pelaporan Kecelakaan
- Kecelakaan ringan
- Kecelakaan berat
- Menyebabkan kematian/korban jiwa
- Daftar telepon/ personil yang harus dihubungi bila terjadi kecelakaan
e. Prosedur Pelatihan Penyuluhan
- Penyuluhan awal
- Pelatihan pekerja baru
- Pelatihan secara periodik
f. Identifikasi Bahaya Kerja
- Mengindentifikasi semua potensi bahaya kerja yang ada di proyek
- Memberikan arahan terkait dengan pengendalian terhadap aspek dan bahaya
kerja.
Untuk memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan peraturan
perundangan yang berlaku, perusahaan melakukan identifikasi bahaya, penilaian
resiko dan penerapan langkah pengendalian yang berjalan. Hal ini berlaku terhadap
aktifitas rutin dan non rutin, aktifitas semua orang memiliki akses ke tempat kerja
(termasuk sub kontraktor dan pengunjung), fasilitas ditempat kerja, baik yang
diberikan pihak organisasi maupun pihak lainnya.

Melawi, 11 Februari 2023


CV.ABBASY SALAVIA

FANI SAPUTRA,S.K.M
Direktur

Anda mungkin juga menyukai