PEKERJAAN :
PENGADAAN JASA KONSTRUKSI RENOVASI
DAN PEMBANGUNAN RUANG TAHANAN
POLDA KALBAR T.A 2023
Kami menyadari bahwa aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah penting dalam
pelaksanaan seluruh kegiatan operasi perusahaan, oleh karena itu kami berkomitmen untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan dan menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat
dengan menerapkan perbaikan yang berkelanjutan melalui Sistem Manajemam
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
PENANGGUNG JAWAB K3
FANI SAPUTRA,S.K.M
Direktur
A.4. Supervisi, Training, Akuntabilitas, Sumber Daya, dan Dukungan
Memastikan terlaksananya supervisi, training, akuntabilitas, sumber daya dan dukungan
yang kemudian dituangkan dalam Elemen Dukungan Keselamatan Konstruksi dan Elemen
Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi, di antaranya dengan :
1. Merencanakan pemantauan dan evaluasi, dalam :
a. supervisi kondisi kerja beserta lingkungan yang aman dan sehat dalam rangka
pencegahan kecelakaan konstruksi, kecelakaan kerja, cedera dan penyakit akibat
kerja; dan
b. memastikan ketersediaan sumber daya yang memadai untuk menerapkan SMKK;
2. Menentukan persyaratan kompetensi, kebutuhan pelatihan, pelaksanaan pelatihan dan
evaluasi pelatihan;
3. Mempromosikan peningkatan/perbaikan SMKK secara berkesinambungan; dan
4. Melindungi pekerja yang melaporkan terjadinya kecelakaan, bahaya dan risiko
kecelakaan konstruksi dari pemecatan dan/atau sanksi lain.
B. PERENCANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
B.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Pengendalian Dan Peluang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Keterangan :
1–4 : tingkat resiko kecil
5 – 12 : tingkat resiko sedang
15 – 25 : tinbgkat resiko tinggi
B.2. Rencana tindakan (sasaran khusus & program khusus)
TABEL SASARAN KHUSUS DAN PROGRAM KHUSUS
Nama Perusahaan : CV.ABBASY SALAVIA
Pekerjaan : PENGADAAN JASA KONSTRUKSI RENOVASI DAN PEMBANGUNAN RUANG TAHANAN POLDA KALBAR T.A 2023
Lokasi : MAKO POLDA KALBAR JALAN A.YANI NO.1 PONTIANAK
Tanggal dibuat : 11 Februari 2023
2. Menggunakan lampu - Mencegah - Tidak terjadinya - Menyiapkan SOP - SDM - Selama periode Ceklist Pekerjaan dapat - Ahli / Petugas K3
penerangan yang cukup kecelakaan kerja kecelakaan - Menyiapkan lampu - Peralatan pelaksanaan diselesaikan dengan
bila pekerjaan - Rasa aman bagi penerangan pekerjaan 100 % dan tanpa
dilakukan pada cuaca pekerja - Menyiapkan genset, kecelakaan
gelap atau malam hari kabel dll
3. Menggunakan Alat - Mengurangi - Risiko kecelakaan - Seluruh pekerja - Peralatan K3 - Selama periode Ceklist Pekerjaan dapat - Ahli / Petugas K3
Pelindung Diri (APD) risiko akibat yang minimal menggunakan APD pelaksanaan diselesaikan dengan
sesuai standar SNI kecelakaan kerja - Rasa aman bagi standard pekerjaan 100 % dan tanpa
- Menggurangi pekerja - Menyediakan kecelakaan
resiko gangguan peralatan P3K, obat-
pada pernapasan obatan dan
perlengkapan darurat
lainnya
B.3. Standar Dan Peraturan Perundang-Undangan Keselamatan Konstruksi
Undang-undang yang mengatur tentang K3 adalah undang-undang tentang pekerja,
keselamatan kerja dan kesehatan. Undang-undang ini menjelaskan tentang apa yang
dimaksud dengan tempat kerja, kewajiban pimpinan tempat kerja, hak dan kewajiban
pekerja.
Penentuan nilai kekerapan atau frekuensi, nilai keparahan atau kerugian atau dampak
kerusakan dan tingkat risiko K3 referensi dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat No. 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi.
Tingkat risiko K3 konstruksi adalah hasil perkalian antara nilai kekerapan terjadinya RIsiko
K3 konstruksi dengan nilai keparahan yang ditimbulkan.
Pengertian Kecelakaan Kerja adalah suatu kejadian di tempat kerja tidak diduga-duga yang
mengakibatkan tergagunya proses pekerjaan / produksi yang direncanakan sebelumnya.
Penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja antara lain :
1. Faktor tingkah laku manusia
2. Faktor Lingkungan
3. Faktor pengelolaan / prosedur
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan
dipenuhi dalam melaksanakan paket pekerjaan ini adalah :
1. Permenaker Nomor 05 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang PU.
2. UU No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi.
3. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
4. Peraturan Menteri PU No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Kesalamatan dan Kesehatan Kerja.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05 /PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem
Manajemen K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 21/PRT/M/2019
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 14 Tahun 2020 tentang
Standar Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.
9. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
10. Peraturan LKPP Nomor 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah melalui Penyedia.
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 10 Tahun 2021 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
C.1. Sumber Daya
a. Umum
Untuk menjamin Sistem Manajemam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berjalan
dengan efisien dan efektif, Direktur telah menunjuk Management Representative (MR)
sebagai wakil manajemen. Peran, Tanggung Jawab dan Kewenangan masing-masing bagian
telah ditetapkan, didokumentasikan dan dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang terkait.
Sumber daya yang diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah :
1. Tenaga Kerja
Tenaga kerja untuk pekerjaan ini disesuaikan dengan permintaan dari Dinas/ Instansi/
Dokumen Lelang.
Para personil yang akan ditempatkan dilokasi minimal sudah mengerti akan akan
fungsi dan peranan dalam menjalankan kebijakan K3. Personel tersebut nantinya akan
bertanggung jawab untuk mengawasi jalannya SMK3.
2. Material / Bahan Pabrikasi
Bahan material yang akan didatangkan atau dimasukkan kelokasi akan di atur/disusun
secara teratur dan rapi sehingga tidak mengganggu pekerjaan dan tidak meimbulkan hal
yang tidak dinginkan.
3. Peralatan
Peralatan yang didatangkan akan diatur secara aman dan dalam kondisi baik.
b. Sumber Daya Manusia
Perusahaan telah menentukan dan menyediakan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk
menerapkan dan memelihara Sistem Manajemam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
c. Infrastruktur
Perusahaan menentukan, menyediakan dan memelihara infrastruktur yang diperlukan
untuk proses operasional perusahaan, seperti:
1. Gedung, ruang kerja, dan perlengkapan terkait.
2. Peralatan proses (baik perangkat keras maupun perangkat lunak), dan Jasa pendukung
(seperti angkutan, komunikasi, atau sistem informasi).
C.2. Kompetensi
CV.ABBASY SALAVIA menetapkan kompetensi di setiap proses kerja yang berdampak
pada Sistem Manajemam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang harus dipunyai
oleh pekerja di proses tersebut, CV.ABBASY SALAVIA harus memastikan setiap pekerja
yang terkait dengan Sistem Manajemam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
mempunyai kompetensi sesuai yang ditetapkan. Human Resources Departement (HRD)
setiap tahun melakukan identifikasi kebutuhan pelatihan, membuat program pelatihan,
melaksanakan pelatihan dan melakukan evaluasi terhadap efektifitas dari pelatihan yang
sudah dilaksanakan. Personil yang bekerja dengan risiko MK3L dipastikan memiliki
kompetensi, meliputi pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang memadai. Departemen
HRD memelihara catatan pendidikan, pelatihan, ketrampilan dan pengalaman karyawan.
Adapun kompetensi sebagai tenaga ahli/petugas K3 adalah sebagai berikut :
1. Nama Ahli K3.
2. Pendidikan
- Minimal Sarjana
3. Pengalaman
- Minimal 2 Tahun Untuk Ahli Muda K3
4. Berpengalaman sebagai Petugas K3/ Pelaksana K3/ HSE Officer
5. Keahlian :
- Mampu bekerjasama dalam tim
- Memahami peraturan perundangan terkait keselamatan dan kesehatan kerja
- Memiliki sertifikasi pendukung seperti SKT/SKA, sertifikat AK3U atau AK3K.
6. Pelatihan
- SMK3
- Kondisi Tanggap Darurat
- P3K
C.3. Kepedulian
CV.ABBASY SALAVIA akan terus menyediakan, dan memelihara lingkungan kerja yang
aman dari kecelakaan dan sehat bagi pekerja di seluruh area pekerjaan. Untuk
merealisasikan kebijakan tersebut, maka perusahaan berkomitmen untuk pekerja dapat
bekerja dengan sehat dan aman, dengan penerapan program perbaikan berkelanjutan
melalui Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja (SMK3), mematuhi
perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan K3, serta
mengintegrasikannya ke dalam semua aspek kegiatan pekerjaan.
Kami, segenap jajaran CV.ABBASY SALAVIA selalu peduli dengan SMK3 dengan :
1. Meningkatkan cara kerja SMK3 sesuai peraturan perundang-undangan,
2. Melaksanakan pengendalian risiko SMK3 sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan,
3. Melaksanakan norma-norma perlindungan kerja dan lingkungan serta menciptakan
tempat kerja yang aman,sehat dan bebas resiko kecelakaan,
4. Melakukan perbaikan kinerja SMK3 secara berkelanjutan.
C.4. Komunikasi
CV.ABBASY SALAVIA telah menetapkan dan memelihara proses komunikasi internal
dan ekternal yang terkait dengan Sistem Manajemam Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3). Komunikasi Internal dapat dilakukan secara lisan dan atau tertulis, misalnya
melalui rapat internal, papan pengumuman, dll.
CV.ABBASY SALAVIA juga menerapkan mekanisme untuk melakukan komunikasi dan
Konsultasi, dimana tertuang dalam Prosedur komunikasi dan Konsultasi. Mekanisme, bisa
dilaksanakan seperti saat briefing / TBM pagi, meeting, serta sosialisasi Identifikasi
Bahaya, dampak lingkungan dan Pengendalian Risiko, sosialisasi Tujuan Sasaran Program
Sistem Manajemam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) serta berbagai hal lainnya
yang terkait dengan komunikasi.
Untuk koordinasi dalam pelaksanaan proyek, maka rapat-rapat akan dilaksanakan secara
rutin antara pihak Kontraktor, Konsultan Pengawas, dan Pemberi Tugas sebagaimana
dituang dalam kontrak. Dimana rapat tersebut berfungsi membahas dan
mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan, permasalahan dan penyelesaiannya serta
program pelaksanaan di lapangan. Hal tersebut bertujuan agar tercipta suasana komunikasi
kerja yang harmonis sehingga mendukung kelancaran pelaksanaan proyek.
Dalam menanggulangi hal-hal yang mungkin akan terjadi, maka perusahaan atau
kontraktor pelaksana akan bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah sakit, maupun
instansi-instansi lain yang terkait.
Beberapa komunikasi dalam rencana keselamatan kerja konstriksi ini sebagai berikut :
1. Pemasangan tanda-tanda himbauan, rambu-rambu peringatan dan larangan serta
barikade.
2. Komunikasi tertulis seperti adanya rapat harian, mingguan dan bulanan.
3. Rapat harian yang dapat dilakukan seperti toolbox meeting.
Anggota TIM
(.......................) (.......................) (.......................)
Pengawas
Alat Pelindung Diri ( APD ) Rambu-rambu yang dipasang pada lokasi kerja :
D.3. Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat
Untuk kesiapan terhadap kondisi darurat perlu dibentuk Tim Tanggap Darurat (TTD) yang
mempunyai tugas :
1. Siaga
2. Memantau pelaksanaan K3, misalnya pengecekan terhadap penandaan di proyek dan
penggunaan APD.
3. Melakukan koordinasi untuk mengatasi situasi / kondisi darurat.
4. Menghubungi instansi terkait apabila diperlukan.
5. Membuat laporan-laporan terjadinya situasi / kondisi darurat ke atasan maupun ekstrem
apabila diperlukan.
6. Membuat evaluasi penyebab terjadinya situasi dan kondisi darurat.
7. Mengadakan simulasi dan scenario keadaan darurat did proyek.
Minggu Ke -
No. Kegiatan PIC
1 2 3 4 5 6 7 8
E.3. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan setelah kegiatan dilaksanakan dan dilakukan secara
bersama sehingga dapat segera diambil tindakan pencegahan.
Tahapan evaluasi dapat antara lain adalah mapping, identification, listing dan
evaluation.
Evaluasi dapat dilakukan pada saat dan setelah kegiatan :
a. Inspeksi harian, teguran dan pelaporan atas temuan ketidaksesuaian, lalu
diteruskan dengan safety meeting harian yang membahas tentang tindak
lanjut dan pemantauan
b. Rapat K3 / Safety meeting mingguan dengan melibatkan semua perwakilan
pekerja dan sub kontraktor
c. Audit Internal
d. Tindakan Koreksi, perbaikan dan pencegahan atas temuan ketidaksesuaian
pada saat pelaksanaan tindakan pemantauan, tinjauan dan audit internal;
Perencanaan (Planning)
E.5. Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi
Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek
akan dibentuk unit K3 yang akan membuat program seperti tersebut di atas dan akan
diawasi. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai maka harus dibuat buku Program
K3 di Proyek yang digunakan sebagai panduan pelaksanaan K3 yang sekurang-
kurangnya berisi :
a. Safety Plan
- Organisasi K3 di Proyek
- Daftar Material dan Peralatan yang memerlukan penanganan khusus
- Daftar Tenaga Kerja yang memerlukan keahlian tertentu
- Identifikasi sumber bahaya dan pencegahan
- Rencana Inspeksi dan Tes
- Site Plan K3
b. Prosedur Investigasi dan Analisa Kecelakaan Kerja
- Analisis kecelakaan kerja
- Laporan investigasi kecelakaan kerja
- Tabel investigasi kecelakaan kerja
c. Prosedur Inspeksi K3
- Inspeksi harian
- Inspeksi mingguan
- Inspeksi bulanan
d. Prosedur Pelaporan Kecelakaan
- Kecelakaan ringan
- Kecelakaan berat
- Menyebabkan kematian/korban jiwa
- Daftar telepon/ personil yang harus dihubungi bila terjadi kecelakaan
e. Prosedur Pelatihan Penyuluhan
- Penyuluhan awal
- Pelatihan pekerja baru
- Pelatihan secara periodik
f. Identifikasi Bahaya Kerja
- Mengindentifikasi semua potensi bahaya kerja yang ada di proyek
- Memberikan arahan terkait dengan pengendalian terhadap aspek dan bahaya
kerja.
Untuk memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan peraturan
perundangan yang berlaku, perusahaan melakukan identifikasi bahaya, penilaian
resiko dan penerapan langkah pengendalian yang berjalan. Hal ini berlaku terhadap
aktifitas rutin dan non rutin, aktifitas semua orang memiliki akses ke tempat kerja
(termasuk sub kontraktor dan pengunjung), fasilitas ditempat kerja, baik yang
diberikan pihak organisasi maupun pihak lainnya.
FANI SAPUTRA,S.K.M
Direktur