Anda di halaman 1dari 18

SPESIFIKASI TEKNIS

Program

: Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur


Kementerian Hukum dan HAM
Kegiatan
: Pembangunan/Pengadaan/Peningkatan Sarana
Dan Prasarana Kanwil
Pekerjaan
: Lanjutan Pembangunan Dapur Rutan Padang
Lokasi
: Air Dingin Kota Padang
Tahun Anggaran : 2013

1. LINGKUP PEKKERJAAN
Bangunan yang dilaksanakan adalah Pembangunan Lanjutan Pembangunan
Dapur Rutan Padang.
Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar
rencana dan RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja
dan syarat-syarat ini.
2. PERATURAN TEHNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan
ketentuan tersebut di bawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya :
a. PERPRES No. 54 Tahun 2010 .
b. UU No. 18 tahun 1999 tentang Jasa konstuksi
c. PP No. 29 tentang Jasa tata cara penyelenggaraan Jasa konstruksi.
d. Surat Edaran Bersama BAPPENAS dan Departemen keuangan
RI No. S-42/A/2000
No. S-2262/D-2/05/2000 tanggal 3 Mei 2000
e. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
No. 332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002
f. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971).
g. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI).
h. Peraturan Umum mengenai pelaksanaan instalasi listrik (PUIL) 1979.
i. Peraturan Umum mengenai pelaksanaan air minum serta instalasi
pembuangan dari Perusahaan air minum.
j. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja.
k. Peraturan Bata merah sebagai bahan bangunan.
l. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 tahun 1972.
m. Peraturan Muatan Indonesia.
n. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat
yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
o. Peraturan Plumbing Indonesia.

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
A. Lingkup pekerjaan
Meliputi pekerjaan :
a. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan
b. Pengadaan listrik untuk pelaksanaan pekerjaan
c. Pembuatan papan nama proyek
B. Persayaratan Bahan
a. Untuk penampungan air disiapkan drum penampungan, air harus
memenuhi kualitas yang ditentukan dalam PBI 1971.
b. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dan kayu meranti dan tripleks
atau plat seng.
C. Pedoman Pelaksanaan
a. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air
terdekat, kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan.
Kebutuhan air ini harus disediakan dalam jumlah yang cukup selama
pelaksanaan pekerjaan.
b. Pembuatan papan nama proyek
Membuat papan namam proyek dari papan dilapis seng dengan ukuran
200 x 100 cm. Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm.
Diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek
memuat :
Nama proyek
Pemilik proyek
Lokasi proyek
Jumlah biaya (kontrak)
Nama Konsultan Perencana
Nama Konsultan Pengawas
Nama Pelaksana (Kontraktor)
Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun.
c. Pemasangan bowplank
Tiang Bouwplank harus terpasang kuat, Papan diketam halus dan lurus
pada sisi atasnya dan dipasang waterpass (timbang air) dengan sudutsudutnya harus siku.

II. PEKERJAAN TANAH/URUGAN


A. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan tanah terdiri dari :
1.
Septicktank dan peresapan
2.
Ground tank
B. Persyaratan bahan
Untuk timbunan Tanah bekas Pemotongan Lahan yang berkontur dibuang
keluar lokasi Proyek.
Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran kotoran
dan akar-akar kayu, serta sampah lainnya.
C. Pedoman Pelaksanaan
Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam
gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa pipa pembuangan,
kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka kontraktor
secepatnya memberitahukan kepada Direksi atau kepada instansi yang
berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung
jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan
galian tersebut.
1. Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala,
maka kontraktor wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah
setempat.
2. Galian-galian untuk septicktank, saluran air hujan, saluran air kotor dan air
bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja
dan gambar detail.
3. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan
dalam gambar, maka Kontraktor harus mengisi kelebihan galian tersebut
dengan pasir urug.

III. PEKERJAAN BETON BERTULANG


A. Lingkup Pekerjaan
Beton bertulang dengan mutu beton K.250 digunakan untuk :
Seluruh Balok dan Plat Overstek
Beton bertulang dengan mutu beton K.175 digunakan untuk :
Seluruh kolom praktis
Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai
dengan gambar rencana.
B. B a h a n
1. Semen
* Digunakan Portland Cement jenis 1 menurut NI 8 tahun 1972 dan
memenuhi S 400 menurut Standar Cement Portlank yang digariskan
oleh asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).

* Semen yang telah mengenai sebagian maupun seluruhnya dalam satu


zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan
campuran.
* Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat
yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling
tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen
yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut
urutan pengiriman.
2. Pasir beton
* Pasir beton harus berupa butir butir tajam dan keras, bebas dari bahan
bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir
serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI
1971.

3. Split beton 2/3


* Split beton yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI
1971.
* Penimbunan Split beton dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis
material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton
dengan komposisi material yang tepat.
4. A i r
* Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan bahan organis atau bahan bahan lain yang
dapat mrusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya
dipakai air bersih yang dapat diminum.
5. Besi beton
* Besi beton yang digunakan adalah baja lunak tulangan Ulir 32 (tegangan
leleh karakteristik minimum 3200 kg/cm2).
* Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karet
lepas dan bahan lainnya.
* Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.
* Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan
batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai
gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu.
* Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran
dengan diameter yang terdekat dengan catatan :
> Harus ada persetujuan Direksi
> Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini
yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang
diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab

pemborong.
6. Cetakan dan Acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas
yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian
pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan ketentuan
didalam pasl 5.1 PBI 1971.
7. Mutu beton
* Mutu beton yang digunakan dalam pembangunan ini ialah mutu beton
K.250 .
* Kontraktor harus mengadakan pe50.
* Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut yang
disebut dalam PBI 71
* Kontraktor harus membuat laporan tertulis tentang data-data mutu
beton yang telah dibuat dan disahkan oleh direksi lapangan.
* Selama pelaksanaan harus ada pengujian Slamp Test sesuai dengan
ketentuan PBI-71
* Pengujian beton harus dilaksanakan Kontraktor dilaboratorium sesuai PBI71 dan harus menunjukkan bukti hasil pengujian tersebut pada instansi
yang berwenang.
* Jika dianggap perlu maka akan digunakan kabus percobaan umur 7 (
tujuh ) hari dengan ketentuan hasil harus dikonversikan keumur 28 hari.
* Jika kuat benda uji tidak mencapai angka kekuatan yang diminta ,
maka dilakukan pengujian beton ditempat seperti yang disyaratkan
dalam PBI-71, dan segala biaya percobaan tersebut ditanggung oleh
Kontraktor.
C. Pedoman Pelaksanaan :
1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat syarat ini, maka
sebagai pedoman tetap dipakai PBI 1971.
2. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada
perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar
arsitektur.
3. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi yaitu
:
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan bahan
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antarabeton
yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai
pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.
4. Pengecoran
* Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis
Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan
berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat
tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan papan berkaki
yang tidak membebani tulangan. Kaki kaki tersebut harus sudah
dapat dicabut pada saat beton dicor.
* Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian
pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras

harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang


memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom,
adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari
1,5 m.
1.

Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan
kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan
tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :
Dipergunakan karung karung yang senantiasa basah sebagai
penutup beban.
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan
tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada
permukaan beton, dan lain lain yang tidak memenuhi syarat, harus
dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi.
Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.

IV. PEKERJAAN DINDING


A. Lingkup Pekerjaan
1. Dinding bata
Pemasangan dinding bata merah setebal 1/2 bata dilakukan, seperti
tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
B. Persyaratan Bahan
1. B a t a
Bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut
siku siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan
adanya retak retak yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat
dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup
tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.
2. P a s i r
Harus terdiri dari butir butir yang tajam dan keras, butir butir harus
bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca,
seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 %
berat.
3. Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang
telah digariskan pada pasal beton bertulang.
4. Papan
Papan digunakan bahan kayu kelas II yang tidak cacat, dan untuk triplek
digunakan produksi dalam negeri.
C. Pedoman Pelaksanaan
1. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu :
* Pasangan kedap air ( 1 Pc : 2 Ps )
*
Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 30 cm
diatas lantai
* Pasangan dinding WC setinggi 1,50 cm diatas permukaan lantai

*
*

Pasangan dinding septicktank


Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps, berada di atas pasangan kedap air
tersebut

2. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati hat, diaduk didalam bak
kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus
dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat
campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis
digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang
baru.
3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai
gambar, dengan syarat :
* Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus
dilakukan dengan benang.
* Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak
boleh melebihi 30 cm, dari psangan bata yang telah selesai.
4. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda
setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan
ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.
5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga
menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari.
Pada tempat tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom kolom praktis
yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
6. Lubang untuk alat alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding,
harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum
diplestera).
7. Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan
adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan
bersama sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.

8. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan
lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok
dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah
terpasang harus diberi perawatan dengan cara membasahinya secara
terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.
9. Pasangan dinding papan harus diserut pada kedua sisinya, dengan
sambungan yang ditentukan dalam gambar detail. Pasangan dinding
triplek dilaksanakan dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar.
10. Kolom kolom yang dilapisi dengan batu alam seperti yang tertera pada
gambar.
Bahan Batu Alam yang digunakan batu Alam Palimanan dengan motif
batu Pecah.
Permukaan Kolom tempat pemasangan Batu alam diplester dengan
campuran 1 Pc : 2 Ps, kemudian diatas plesteran tersebut ditempel Batu
alam atau dengan menggunakan pasta semen.

Permukaan pasangan batu alam harus datar, rata alurnya, harus sama
besarnya. Celah celah antara Batu alam Haru rapi dan satu kesatuan.

V. PEKERJAAN PLESTERAN
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, dan beton
bertulang yang kelihatan seperti tertera dalam gambar kerja.
B. Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan
dalam pasal beton bertulang.
C. Pedoman Pelaksanaan
1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
* Dinding dibersihkan dari semua kotoran
* Dinding dibasahi dengan air
* Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm
* Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan
plesteran dapat merekat dengan baik.
2. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 pc : 2 Ps,
sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.
3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama
tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu
tebal. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1, 00 cm sampai 1,50
cm. Untuk mancapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan
pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang
yang digerakkan secara horizontal dan vertikal.
4. Bilama terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahkan
memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang bidang yang harus
diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran
berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama
seminggu sejak permulaan plesteran.
5. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup
atap selesai dipasang.

VI. PEKERJAAN DINDING KERAMIK


A. Lingkup Pekerjaan
Dinding KM / WC dan bak air/Dapur dilapisi dengan Keramik ukuran 20 x
25 cm.
B. Persyaratan Bahan
Bahan Keamik yang digunakan produksi Dalam Negeri Setara produk Roman,
sekualitas.
C. Pedoman Pelaksanaan
* Dinding bata tempat pemasangan keramik diplester dengan campuran 1
Pc : 2 Ps, kemudian diatas plesteran tersebut ditempel keramik atau
dengan menggunakan pasta semen.

Permukaan pasangan keramik harus datar, rata alurnya, harus sama


besarnya. Celah celah antara keramik diisi dengan semen berwarna
sama dengan warna keramik.

VIII. PEKERJAAN LANTAI


A. Lingkup Pekerjaan
1. Seluruh lantai ruangan bagian dalam dan luar bangunan lantai dilapis
dengan keramik Homogenius 60 x 60,kecuali Lantai ruangan KM/WC
Menggunakan Keramik 20 x 20 cm bertekture.
B. Bahan yang digunakan
1. keramik Homogenius 60 x 60 dengan kualitas setara Indogress
2. Keramik 20 x 20 cm bertekture dengan kualitas setara Roman.
3. Beton tumbuk.
C. Pedoman Pelaksanaan
1. Dasar lantai
Dilapisi pasir pasangan setebal 10 cm
2. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua pasangan
pipa pipa, saluran saluran dan lain sebagainya yang harus sudah
terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai. Adukan
a. Adukan untuk pasangan keramik 1 Pc : 4 Ps
b. Adukan untuk lantai teras 1 Pc : 2 ps : 3 Kr dan diplester 1 Pc 2 Ps
4. Pemasangan
a. Lantai keramik dipasang diatas beton tumbuk 1 : 3 : 5 setebal 5 cm.
b. Adukan perekat untuk Lantai keramik harus betul betul padat/penuh
agar tidak terdapat rongga rongga dibawah lanati yang dapat
melemahkan konstruksi. Sambungan antara keramik dengan keramik
harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air semen yang

warnanya sesuai dengan warna keramik. Hasil pasangan akhir harus


rata tidak bergelombang dan waterpass.
c. Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat
cacat lainnya. Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian cacat
tersebut harus dibongkar sampai berbentuk bujur sangkar dan
pasangan baru harus rata dengan sekitarnya.
d. Permukaan pasangan keramik harus datar dan waterpass. Pada lantai
KM / WC, permukaan lantainya dimiringkan 1 % kearah floor drain

VIII. PEKERJAAN PLAFON


A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup plafon. Termasuk dalam lingkup
pekerjaan ini adalah semua pekerjaan rangka plafon.
B. Persyaratan Bahan
1. Rangka plafon induk dipakai Rangka besi Hollow 4/6 cm kualitas baik.
Rangka pembagi digunakan besi Hollow 3/4. Untuk plafon bagian dalam
ruangan dipasang Papan Kalsiboard.
C. Pedoman Pelaksanaan
1. Rangka plafon induk dipasang dengan urutan pertama, yang digantung
pada kuda- kuda baja ringan Setelah rangka induk terpasang, dilanjutkan
pemasangan rangka pembagi.
2. Rangka plafon digantung ke balok Kuda-kuda dengan besi penggantung
plat strip .
3. Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Kontraktor bertanggung
jawab atas kerapian pemasangan rangka ini.
4. Semua plafon dipasang pada rangka ini, dengan memakukannya
menggunakan baout skrup . Hasil akhir harus waterpass.

IX. PEKERJAAN PINTU.


A.

Lingkup Pekerjaan
Pengadaan tenaga kerja, bahan dan peralatan lainnya untuk
pelaksanaan pekerjaan ini. Fabrikasi kosen
-

Fabrikasi pintu

Pemasangan engsel dan assesories lainnya

Pemasangan ornames pada pintu dan jendela seperti yang tertea


pada gambar.

Dan sebagainya yang sesuai dengan yang tertera pada gambar.

D. Persyaratan Bahan
Rangka Kozen Pintu dan Jendela besi U 125.65.6,dengan plat besi 6.125
menempel pada bidang dinding dan dibaut.
Pemasangan teralis besi diameter 22 solid untuk teralis seperti yag tertera
pada gambar.

X. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG


A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu
dan jendela, selanjutnya pada jendela dipaang grendel dan hak angin.
B. Persyaratan Bahan
1. Engsel engsel dari kuningan merk RCH Nylon ukuran 4 x 3 atau yang
setaraf.
2. Kunci pintu dipasang kunci tanam 2 x putar dengan merk setara LOGO
atau SES.
3. Grendel dan hak angin berkualitas baik.
4. Grendel tanam untuk pintu ganda/double berkualitas baik
5. Pada setiap daun jendela dipasang kait angin dan grendel masing
masing sepasang dan satu buah tangan tangan ( handle ).
C. Pedoman Pelaksanaan
1. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag merk setara logo,
yang bekualitas baik.
2. Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu.
Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan
melengketkan engsel ke pintu dan ke kozen dengan menggunakan paku.
Penguncian mur harus dilakukan dengan memutarnya dengan obeng,
sehingga seluruh batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang
dipasang.
3. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang Kontraktor wajib
memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan
Direksi atau Pemberi Tugas.
4. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan
yang disyaratkan, maka Direksi berhak untuk menyuruh bongkar kembali
dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya kontraktor.
5. Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela.
Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan
alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur seperti tersebut
pada ayat b pasal ini. Grendel tanam dipasang pada daun pintu buka
dua (dua lembar daun pintu pada satu pintu).

XI. PEKERJAAN PEMIPAAN DAN PERLENGKAPAN SANITASI


A. Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan meliputi pembuangan air kotor, air bersih, toren air
dan septictank.
B. Bahan bahan yang digunakan
1. Pipa Gip diameter untuk keperluan air bersih
2. Kran dari kuningan
3. Pipa PVC diameter 3, dan 4
4. Saringan air kotor/floor drain dari plat galvanis kualitas baik

5. Septicktank dan resapan seperti gambar detail


6. Kloset jongkok sekualitas KIA
7. Bak penampungan air
C. Pedoman Pelaksanaan
1. Pemasangan pipa pipa didalam bangunan dipasang didalam dinding
(in bouw). Pasangan pipa pipa tersebut harus horizontal dan vertikal,
tidak boleh dipasang miring.
2. Setelah selesai pemasangan seluruh jaringan air, harus dilakukan
pengecetan yang disaksikan oleh Kontraktor, Pengawas dan Pemimpin
Bagian Proyek.
3. Pembuangan air limbah/kotoran dari wastafel dialirkan dengan pipa PVC
diameter 4 ke septicktank. Pada tempat-tempat tertentu sebelum pipa
dihubungkan ke septicktank, harus dipasang satu buah bak kontrol.
4. Septicktank dibuat dari pasangan trasram bata merah adukan 1 Pc : 2 Ps,
dengan sisi dalamnya diplester dengan adukan yang sama dan bagian
atasnya plat beton bertulang 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr tebal 8 cm (termasuk tutup
kontrol) serta diberi pipa pembuangan udara dari pipa galvanis diameter
2.
5. Segala sesuatunya mengenai bentuk, ukuran maupun kapasitas
septicktank dan sumuran peresapannya harus dilaksanakan sesuai gambar
yang bersangkuran. Tata letak sumur peresapan (rembesan) sekurang
kurangnya 8,00 m dari sumber Air agar tidak terjadi pencemaran terhadap
sumber air tersebut.
6. Didalam KM / WC dilengkapi satu buah bak air dari pasangan batu bata 1
Pc : 2 Ps. Bak ini kemudian dilapisi keramik kualitas baik. Lubang penguras
pada bak air dipasang pipa khusus yang dilengkapi dengan penutup
khusus yang mempunyai ulir kualitas baik.

XII. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


Perencanaan Elektrikal
1. Umum
Mengingat bangunan gedung berfungsi sebagai Bangunan Mesjid, maka
perlu perencanaan suatu sistem Elektrikal terpadu/terintegrasi dengan baik
dan cocok, sehingga diperoleh peralatan Elektrikal yang berfungsi secara
optimal.
Penjelasan teknis masing-masing bagian bidang teknik secara terinci akan
dibahas lebih lanjut dalam laporan pra rencana ini.
2. Lingkup Pekerjaan Perencanaan Sistem Elektrikal
Perencanaan sistem Elektrikal terdiri dari :
1. Sistem Instalasi penerangan dan stop kontak dalam gedung.
2.1. Sistem Instalasi Listrik
Fungsi instalasi listrik pada gedung sangat berkaitan dengan seluruh bidang

teknik lainnya, maka pada tahap konsep perencanaan akan direncanakan :


Sistem. penerangan.
Jenis beban listrik
Kebutuhan Daya Listrik
Sistem distribusi & supply daya listrik.
Sistem pengamanan terhadap peralatan dan manusia.
Untuk mendapatkan sistem instalasi listrik yang optimum, direncanakan
beberapa perbandingan sistem, sehingga didapat
Biaya pelaksanaan.
Mudah dalam pengoperasian/pengontrolan.
Gambar diagram satu garis sistem. Elektrikal, terlampir.
2.2. Lingkup Pekerjaan Instalasi Listrik.
1. Instalasi Penerangan.
Penerangan dalam bangunan.
Penerangan luar bangunan.
2. Instalasi Stop Kontak Biasa / Khusus.
3. Sistem Tegangan Rendah (TR, 220 V/380 V).
Panel utama tegangan rendah, sub panel dan panel penerangan.
Kabel feeder utama.
Kabel Penerangan
Kabel stop kontak
Kabel stop kontak AC.
2.3. Sistem Penerangan
1. Standard Penerangan Sebagai sumber penerangan gedung terdiri dari
a. Penerangaan buatan, besarnya kuat penerangan didasarkan
pada fungsi ruang. Dalam perencanaan, konsultan special
lighting akan menentukan jenis lampu yang sesuai dengan
kehendak rencana, estetika (interior).
b. Penerangan alami, yaitu memanfaatkan penerangan dari sinar
alam yang masuk ke dalam gedung, sehingga dapat
menghemat energi listrik.
Hal ini sangat terkait dengan Sistem perencanaan arsitektur.
Sistem penyalaan lampu menggunakan saklar manual
(standard) untuk penerangan dalam gedung, dan dengan time
switch (automatic) luar gedung ; penerangan Gedung, warna
saklar disesuaikan / dikoordinasikan dengan kondisi arsitektur
(intenior).
Jenis lampu dan warm lampu ditentukan oleh spesialist lighting
dan Interior.
2.4. Jenis Beban Listrik
Jenis beban listrik pada gedung perkantoran antara lain:
Lampu-lampu penerangan
Berdasarkan jenis, beban listrik tersebut diatas, maka dapat disusun rencana
sebagai berikut :
Pengelompokan pemakaian
Prioritas pemakaian
Kebutuhan daya listrik

Sistem supply daya listrik


Rencana pengembangan
Sistem pengontrolan pemakaian daya listrik
2.5. Kebutuhan Daya Listrik
Besarnya kebutuhan daya listrik ditentukan berdasarkan data-data beban
listrik yang terpasang, beban pada setiap lantai gedung maupun yang
terpusat pada lantai-lantai tertentu.
Berdasarkan besarnya kebutuhan daya listrik
ditentukan :
Kapasitas Transformator
Kapasitas Diesel Generator Set.
Jenis/ukuran penampang kabel
Kapasitas penyambungan daya, listrik ke PLN

tersebut,

maka

dapat

2.6. Sistem, Distribusi dan Supply Daya Listrik


1. Sistem Distribusi Daya listrik
Sistem distribusi daya listrik (instalasi listrik) pada, gedung direncanakan
berdasarkan analisa pemakaian daya dan pengelompokkannya.
Jenis Sistem distribusi daya listrik yang diusulkan untuk digunakan sesuai
perencanaan adalah
a) Sistem Distribusi Tegangan Rendah
Sistem distribusi daya listrik dimulai dari tegangan Menengah 20 kV
jaringan SKIM PLN, diterima di Panel Tegangan Menengah 20 kV. Dari
panel Tegangan Menengah, daya listrik didistribusikan ke
transformator tenaga step down (20 kV-400 V), kemudian daya listrik
didistribusikan ke panel Utama Tegangan Rendah (LV-MDV).
Untuk penvaluran daya listrik tersebut, dari sisi sekunder transformator
ke panel utama digunakan kabel power sebagai penghantar daya
listrik. Kemudian dari panel utama daya listrik didistribusikan ke sub
distribusi panel AC panel penerangan dengan menggunkan kabel
power.
b)

Data-data teknis kabel


1) Kabel tengangan rendah (600-1.000 volt)
Instalasi penerangan dan : NYA, NYM
: NYA, NYM
Stop kontak
Feeder (indoor)
: NYY
Feeder (outdoor)
: NYFGBy
Kabel control
: NYYHY, NYMHY
2) Kabel tengangan menengah (20 kV) : XLPE

C) Panel dan Data Teknis sebagai berikut:


1) Panel listrik dan peralatannya
Pengaman dari panel listrik dipergunakan jenis Moulded Case
Circuit breaker (MCCB), ACB (Air Circuit Breaker) dan
Miniature Circuit Breaker (MCB).
2) Data-data teknis
a) Panel tengangan menengah
Data-data teknis
Rated voltage
: 380/220 V

Frequency
Rated busbar current
Konduktor
Matering monitor
Type
b) Panel tengangan rendah
Data-data teknis
Rated voltage
Frequency
Phase
Incoming/outgoing
Busbar & conductor
Pole
Metering & monitor

: 50 Hz
: 150 A
: Tembaga / Cu
: Volt & current meter
: Indoor, metal clad

: 380/220 V
: 50 Hz
:3
: MCCB, MCB
: R,S,T,N,G, Tembaga, dicat
(Standard puil)
: 3 pole & 4 pole
Ampere meter
Volt meter
Kwh meter
Pilot lamp
Frequency lamp

Sistem pentanahan pengaman dibagi menjadi


beberapa bagian, diantaranya ;
Pentanahan badan peralatan
Pentanahan penangkal petir
Pentanahan khusus peralatan komputer
Pentanahan khusus peralatan elektronik
Keempat Sistem pentanahan tersebut ditanahkan
secara sistem terpisah.
Seluruh body / badan peralatan-peralatan listrik,
seperti motor-motor, stop kontak, panel listrik,
lampu, travo, diesel genset dan bagian instalasinya
di
dalam
keadaan
kerja
normal,
tidak
bertegangan harus dihubung-tanahkan ke sistem
pertanahan grounding sistem.
Sistem pentanahan dapat juga dilengkapi dengan
saklar bocor tanah (Earth Leakage Circuit Breaker).
2. Data-data teknis
: BCC-H
Type
Konduktor
: Tembaga / cu
Size
: 6 500 mm2
Standard
: SII, SPLN
2.7. Sistem Supply Daya Listrik
Sistem supply daya listrik direncanakan menggunakan sumber dari
Jaringan perusahaan listrik PLN
Pembangkit sendiri (sumber daya darurat)
Uninteruptible Power Supply / UPS
a) Jaringan Perusahaan Listrik PLN
Sebagai sumber daya listrik utama untuk kebutuhan gedung di
supply dari jaringan gardu hubung, perusahaan listrik negara /
PLN. Karena tingkat kebutuhan daya listrik cukup besar, maka

untuk memenuhi kebutuhan tersebut direncanakan dengan


menggunakan sistem tegangan menengah (tegangan primer).
Besarnya tegangan menengah, sesuai standard Perusahaan Listrik
Negara yaitu 20 kV, 3 kawat, 50 Hertz.
Dengan berlangganan (konsumen) tegangan menengah 20 kV
maka direncanakan menggunakan transformator distribusi daya
dengan data-data sebagai berikut :
Kapasitas : sesuai gambar rencana
Tegangan
* Primer : 20 kV
*
Sekunder : 400 volt
3. Diesel Generator Set / Sumber Daya Darurat (stand by)
Untuk peningkatan keandalan/kontinuitas pelayanan pada
gedung perlu direncanakan adanya pembangkit sendiri (sumber
daya darurat) yang di supply, dengan menggunakan Diesel
Generator set.
Penyediaan sumber daya darurat ini sangat penting,
karena akibat terganggunya sumber daya listrik pada,
jaringan Perusahaan Listrik Negara akan mengakibatkan
kerugian-kerugian, misalnya : mengganggu kontinuitas
pelayanan kantor, dapat menghentikan pemakaian
beban sehingga tidak operasinya peralatan kontor. juga
peralatan-perlatan lainnya.
Sumber daya darurat ini hanya berfungsi untuk mensupply
beban-beban tertentu atau beban prioritas, yaitu beban
listrik yang mendapat supply dari diesel generator set.
Jadi apabila supply listrik dari jaringan PLN terganggu,
maka beban prioritas di supply dari diesel generator set.
Kapasitas diesel genset vang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
: 180 kVA
Kapasitas
Type
: prime
Tengangan
: 380/220 Volt
: 1500 rpm
Putara
Frequency
: 50 Hz
Sistem pendingin
: Radiator
Power factor
: 0.8 lagging
Sistem starting
: electric (batere & charger)
Penggunaan diesel genset ini hanya bersifat sebagai
emergency selama PLN tidak dapat mensupply daya listrik
(terjadi gangguan).
Pengelompokkan beban prioritas / beban listrik pada
bangunan dapat dilihat pada tabel.

INSTALASI

Listrik arus kuat


a. Penerang
an
Titik

cahaya

Stop
kontak

PENGGELOMPOKKAN BEBAN LISTRIK


SUMBER
SUMBER UTAMA
DARURAT
(BEBAN KHUSUS)
PLN
KEBAKARA
PLN BEKERJA
GANGGUAN
N
NORMAL
(MATI)

100 %
100%

100%
100%

0%
0%

XIII. PEKERJAAN PENGECATAN


A. Lingkup Pekerjaan
1. Cat minyak untuk seluruh Kozen dan Pintu Kayu

2. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang bidang beton


B. Bahan bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
1. Cat tembok sekualitas dengan Dulux weathersield.
C. Pedoman Pelaksanaan
1. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan Plesteran dan
acian.
2. Pekerjaan meni, resdu harus betul betul rata, berwarna sama,
pengecatan minimal 2 (dua) kali.
3. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan
memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan.
Urutan pekerjaan sebagai berikut :
* 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu
* Penghalusan dengan amplas
* Finishing dengan cat sampai rata minimal 2 (dua) kali.
4. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
* Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus,
setelah itu
dilap dengan kain basah hingga bersih.
* Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah
betul betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan
kain kering yang bersih.
* Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 (dua)
kali.
* Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak
terdapat belang belang atau noda noda mengelupas.

XV. P E N U T U P
Walaupun di dalam bestek ini tidak lengkap tercantum satu per satu, baik
mengenai kir bahan bahan dan lain lain sebagainya tetapi tercantum dalam
AV maka pekerjaan tersebut harus dikerjakan dan bukan merupakan pekerjaan
tambahan.

Batusangkar, 4 Juli 2013


CV. GUNUNG BUNGSU ABADI
ttd
Ir. FERRY ERIANDY
Direktur

Anda mungkin juga menyukai