Program
1. LINGKUP PEKKERJAAN
Bangunan yang dilaksanakan adalah Pembangunan Lanjutan Pembangunan
Dapur Rutan Padang.
Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar
rencana dan RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja
dan syarat-syarat ini.
2. PERATURAN TEHNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan
ketentuan tersebut di bawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya :
a. PERPRES No. 54 Tahun 2010 .
b. UU No. 18 tahun 1999 tentang Jasa konstuksi
c. PP No. 29 tentang Jasa tata cara penyelenggaraan Jasa konstruksi.
d. Surat Edaran Bersama BAPPENAS dan Departemen keuangan
RI No. S-42/A/2000
No. S-2262/D-2/05/2000 tanggal 3 Mei 2000
e. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
No. 332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002
f. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971).
g. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI).
h. Peraturan Umum mengenai pelaksanaan instalasi listrik (PUIL) 1979.
i. Peraturan Umum mengenai pelaksanaan air minum serta instalasi
pembuangan dari Perusahaan air minum.
j. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja.
k. Peraturan Bata merah sebagai bahan bangunan.
l. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 tahun 1972.
m. Peraturan Muatan Indonesia.
n. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat
yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
o. Peraturan Plumbing Indonesia.
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
A. Lingkup pekerjaan
Meliputi pekerjaan :
a. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan
b. Pengadaan listrik untuk pelaksanaan pekerjaan
c. Pembuatan papan nama proyek
B. Persayaratan Bahan
a. Untuk penampungan air disiapkan drum penampungan, air harus
memenuhi kualitas yang ditentukan dalam PBI 1971.
b. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dan kayu meranti dan tripleks
atau plat seng.
C. Pedoman Pelaksanaan
a. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air
terdekat, kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan.
Kebutuhan air ini harus disediakan dalam jumlah yang cukup selama
pelaksanaan pekerjaan.
b. Pembuatan papan nama proyek
Membuat papan namam proyek dari papan dilapis seng dengan ukuran
200 x 100 cm. Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm.
Diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek
memuat :
Nama proyek
Pemilik proyek
Lokasi proyek
Jumlah biaya (kontrak)
Nama Konsultan Perencana
Nama Konsultan Pengawas
Nama Pelaksana (Kontraktor)
Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun.
c. Pemasangan bowplank
Tiang Bouwplank harus terpasang kuat, Papan diketam halus dan lurus
pada sisi atasnya dan dipasang waterpass (timbang air) dengan sudutsudutnya harus siku.
pemborong.
6. Cetakan dan Acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas
yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian
pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan ketentuan
didalam pasl 5.1 PBI 1971.
7. Mutu beton
* Mutu beton yang digunakan dalam pembangunan ini ialah mutu beton
K.250 .
* Kontraktor harus mengadakan pe50.
* Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut yang
disebut dalam PBI 71
* Kontraktor harus membuat laporan tertulis tentang data-data mutu
beton yang telah dibuat dan disahkan oleh direksi lapangan.
* Selama pelaksanaan harus ada pengujian Slamp Test sesuai dengan
ketentuan PBI-71
* Pengujian beton harus dilaksanakan Kontraktor dilaboratorium sesuai PBI71 dan harus menunjukkan bukti hasil pengujian tersebut pada instansi
yang berwenang.
* Jika dianggap perlu maka akan digunakan kabus percobaan umur 7 (
tujuh ) hari dengan ketentuan hasil harus dikonversikan keumur 28 hari.
* Jika kuat benda uji tidak mencapai angka kekuatan yang diminta ,
maka dilakukan pengujian beton ditempat seperti yang disyaratkan
dalam PBI-71, dan segala biaya percobaan tersebut ditanggung oleh
Kontraktor.
C. Pedoman Pelaksanaan :
1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat syarat ini, maka
sebagai pedoman tetap dipakai PBI 1971.
2. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada
perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar
arsitektur.
3. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi yaitu
:
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan bahan
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antarabeton
yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai
pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.
4. Pengecoran
* Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis
Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan
berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat
tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan papan berkaki
yang tidak membebani tulangan. Kaki kaki tersebut harus sudah
dapat dicabut pada saat beton dicor.
* Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian
pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras
Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan
kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan
tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :
Dipergunakan karung karung yang senantiasa basah sebagai
penutup beban.
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan
tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada
permukaan beton, dan lain lain yang tidak memenuhi syarat, harus
dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi.
Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.
*
*
2. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati hat, diaduk didalam bak
kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus
dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat
campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis
digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang
baru.
3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai
gambar, dengan syarat :
* Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus
dilakukan dengan benang.
* Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak
boleh melebihi 30 cm, dari psangan bata yang telah selesai.
4. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda
setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan
ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.
5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga
menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari.
Pada tempat tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom kolom praktis
yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
6. Lubang untuk alat alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding,
harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum
diplestera).
7. Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan
adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan
bersama sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
8. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan
lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok
dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah
terpasang harus diberi perawatan dengan cara membasahinya secara
terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.
9. Pasangan dinding papan harus diserut pada kedua sisinya, dengan
sambungan yang ditentukan dalam gambar detail. Pasangan dinding
triplek dilaksanakan dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar.
10. Kolom kolom yang dilapisi dengan batu alam seperti yang tertera pada
gambar.
Bahan Batu Alam yang digunakan batu Alam Palimanan dengan motif
batu Pecah.
Permukaan Kolom tempat pemasangan Batu alam diplester dengan
campuran 1 Pc : 2 Ps, kemudian diatas plesteran tersebut ditempel Batu
alam atau dengan menggunakan pasta semen.
Permukaan pasangan batu alam harus datar, rata alurnya, harus sama
besarnya. Celah celah antara Batu alam Haru rapi dan satu kesatuan.
V. PEKERJAAN PLESTERAN
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, dan beton
bertulang yang kelihatan seperti tertera dalam gambar kerja.
B. Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan
dalam pasal beton bertulang.
C. Pedoman Pelaksanaan
1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
* Dinding dibersihkan dari semua kotoran
* Dinding dibasahi dengan air
* Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm
* Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan
plesteran dapat merekat dengan baik.
2. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 pc : 2 Ps,
sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.
3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama
tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu
tebal. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1, 00 cm sampai 1,50
cm. Untuk mancapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan
pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang
yang digerakkan secara horizontal dan vertikal.
4. Bilama terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahkan
memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang bidang yang harus
diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran
berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama
seminggu sejak permulaan plesteran.
5. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup
atap selesai dipasang.
Lingkup Pekerjaan
Pengadaan tenaga kerja, bahan dan peralatan lainnya untuk
pelaksanaan pekerjaan ini. Fabrikasi kosen
-
Fabrikasi pintu
D. Persyaratan Bahan
Rangka Kozen Pintu dan Jendela besi U 125.65.6,dengan plat besi 6.125
menempel pada bidang dinding dan dibaut.
Pemasangan teralis besi diameter 22 solid untuk teralis seperti yag tertera
pada gambar.
tersebut,
maka
dapat
Frequency
Rated busbar current
Konduktor
Matering monitor
Type
b) Panel tengangan rendah
Data-data teknis
Rated voltage
Frequency
Phase
Incoming/outgoing
Busbar & conductor
Pole
Metering & monitor
: 50 Hz
: 150 A
: Tembaga / Cu
: Volt & current meter
: Indoor, metal clad
: 380/220 V
: 50 Hz
:3
: MCCB, MCB
: R,S,T,N,G, Tembaga, dicat
(Standard puil)
: 3 pole & 4 pole
Ampere meter
Volt meter
Kwh meter
Pilot lamp
Frequency lamp
INSTALASI
cahaya
Stop
kontak
100 %
100%
100%
100%
0%
0%
XV. P E N U T U P
Walaupun di dalam bestek ini tidak lengkap tercantum satu per satu, baik
mengenai kir bahan bahan dan lain lain sebagainya tetapi tercantum dalam
AV maka pekerjaan tersebut harus dikerjakan dan bukan merupakan pekerjaan
tambahan.