Dalam pelaksanaan sebuah proyek harus dilakukan pengaturan dan penjadwalan dari setiap
kegiatan yang ada. Penjadwalan kegiatan dengan baik dan benar akan memudahkan
pelaksanaan pekerjaan dan akan dapat mengefisiensikan waktu dan tenaga, sehingga akan
mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan dalam waktu yang telah ditentukan. Dengan
pelaksanaan yang tepat waktu maka akan mengurangi terjadinya penambahan biaya operasional
dilapangan. Dan yang tak kalah pentingnya lagi, selain pengaturan dan penjadwalan adalah
metodelogi pelaksanaan masing-masing kegiatan tersebut diatas, dengan metodelogi
pelaksanaan yang terinci akan mengurangi terjadinya kesalahan dalam pelaksanaan. Sebelum
dilakukan pekerjaan, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan Rekayasa Lapangan dan
pengukuran pada lokasi pekerjaan untuk menentukan apakah pekerjaan tersebut perlu dilakukan
perubahan sesuai dengan kondisi terbaru dilapangan.
Setiap pagi sebelum dilakukan pekerjaan, petugas K3 akan melakukan briefing pada semua
pekerja agar bekerja dengan memperhatikan standard keselamatan kerja. Termasuk
menggunakan alat pelindung Diri seperti Helm, Sepatu, Rompi, Sarung Tangan, Kacamata dan
lain lain yang diperlukan pada masing masing pekerjaan.
B. Pemadatan Pengecoran
a. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis (Concrete Vibrator) dari dalam
atau dari luar yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh
Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat
yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai.
b. Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan bahwa
semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa
pemindahan kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara
terisi.
c. Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan
yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
d. Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurang-nya
5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas
acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.
e. Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating
(berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per
menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang,
dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45 cm.
f. Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah
secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasar beton
yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh keda-laman pada bagian
tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan
kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh
berada pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk
memindah campuran beton ke lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh tulangan
beton.
1.5 Aspek K3
Penempatan Rambu Peringatan, Traffic Cone, flagmen dan pengatur untuk
pengaturan lalulintas disekitar lokasi pekerjaan Saat jam kerja
Pemasangan Rambu Peringatan, Traffic Cone, Pita Rambu dan Rambu Kedip saat
diluar jam kerja.
Penggunaan Alat Pelindung diri untuk Tenaga Kerja (sarung tangan, Rompi,
masker, helm, sepatu safety, Kacamata safety)
Semua pekerja pada pekerjaan ini menggunakan APD berupa Helm, Sarung tangan, Sepatu,
Rompi dan Kacamata. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan akan dipasang rambu, pita rambu
dan rambu lainnya yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada pekerja dan
pengguna jalan.
Volume : 366,00 M3
2. Lapis Perekat – Aspal Cair
Lapis perekat merupakan aspal Emulsi CRS-1 atau RS-1 kemudian dihampar di atas
permukaan Aspal Existing. Alat : asphalt Distributor, compressor dan dump truck.
12.3 Aspek K3
. Rambu Peringatan
. Penempatan pekerja untuk pengaturan lalulintas disekitas lokasi pekerjaan
. Alat Pelindung diri (sarung tangan, Rompi, masker, helm, sepatu safety, Kacamata
safety)
Semua pekerja pada pekerjaan ini menggunakan APD berupa Helm, Sarung tangan, Sepatu,
Rompi dan Kacamata. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan akan dipasang rambu, pita rambu
dan rambu lainnya yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada pekerja dan
pengguna jalan.
3.1 Persiapan
a. Pembuatan DMF (Design Mix Formula) AC-WC dilaksanakan di laboratorium Dinas
Pekerjaan Umum Propinsi Kepulauan Riau atau atas perintah direksi, dan bila
dianjurkan oleh direksi pengawas, contoh semua jenis material yang akan digunakan
diambil dari sumber Quarry dengan lokasi sketsa terlampir (Agregat, Aspal, Semen)
dilaksanakan bersama sama dengan pengawas lapangan dan konsultan pengawas.
b. Setelah DMF selesai, maka akan segera dibuatkan JMF di laboratorium kontraktor
dengan didampingi konsultan pengawas dan pengawas lapangan Berdasarkan
percobaan pelaksanaan (Trial) menyangkut komposisi masing masing jenis material
(Mengacu Kepada JMF), tebal hamparan, Jumlah lintasan pemadatan hingga
dihasilkan kepadatan maksimal sesuai dengan spesifikasi teknis. Hasil dari percobaan
pelaksanaan dilakukan pengujian berupa Ketebalan (Pengukuran manual), Uji
Kepadatan, Uji Kadar Aspal, Uji Marshaal, Uji Gradasi dan uji stabilitas.
c. Pastikan kebutuhan seluruh material di AMP mencukupi untuk produksi
d. Setelah dilakukan trial dan hasilnya sesuai dengan yang disyaratkan, kemudian
disiapkan request untuk pekerjaan pengaspalan.
e. Pelaksanaan hanya boleh dilakukan saat cuaca cerah dan tidak hujan maupun tidak
dalam kondisi mau hujan (Mendung).
f. Pastikan bahwa kondisi dilapangan telah siap berdasarkan daftar simak kesiapan
lapangan.
g. Pastikan kondisi Seluruh Alat mulai dari AMP, Asphalt Finisher, Asphalt Distributor,
Tandem Roller, PTR, Wheel Loader dan alat pendukung lainnya dalam keadaan layak
pakai dan sehat.
3.2 Penghamparan
a. Setelah semua pekerjaan persiapan selesai dan disetujui oleh direksi, maka
dilanjutkan dengan proses produksi. Material AC-WC hasil produksi dari AMP dibawa
dengan menggunakan Dump Truck dan harus ditutup Terpal.
b. Setiap Dump Truck harus membawa Tiket pengiriman dan dicocokkan kesesuaiannya
dengan data no. kendaraan, waktu pengiriman dan waktu penerimaan, Kemudian
dilakukan pengecekan suhu pada setiap Dump Truck yang datang dan yang akan
dituangkan ke finisher. Jika suhu tidak memenuhi syarat yang ditentukan maka,
Hotmix Tersebut harus ditolak dan dibuang. Selain suhu, juga perlu dilakukan
pengamatan secara visual apakah campuran aspal rata atau tidak. Jika tidak, maka
Hotmix tersebut harus ditolak dan dibuang.
c. Setelah memenuhi syarat untuk dilakukan penghamparan, maka dump truck
menuangkan campuran hotmix tersebut kedalam finisher penuangan dilakukan tahap
demi tahap.
d. Pastikan Screed dipanaskan sebelum dilakukan penghamparan dan Vibrasi pada
Tamper berjalan baik
e. Jika diperlukan dilakukan pemasangan balok kayu atau material lain yang disetujui
pada sisi penghamparan.
f. Lakukan penghamparan dengan mendahulukan sisi terendah.
g. Amati apakah tekstur merata secara visual dan memuaskan
h. Lakukan pengamatan dan pengukuran suhu campuran yang dihampar (minimal 1x
dalam 100 meter)
i. Pastikan kecepatan penghamparan konstan dan sesuai dengan ketentuan yang
disyaratkan untuk mengindari koyakan pada penghamparan.
j. Jika terjadi sekresi atau koyakan pada penghamparan maka dihentikan dan sampai
ditemukan penyebabnya dan diperbaiki baru penghamparan dilanjutkan.
k. Tidak diperbolehkan adanya penaburan butiran kasar pada permukaan yang telah
rapi
l. Cek Hamparan dengan Straight Edge (Mistar Lurus), pada jarak 3,0 meter toleransi
masing masing 4mm untuk lapis aus, 5mm untuk lapisan Binder dan 6mm Untuk
LApisan Pondasi.
3.7 Aspek K3
. Rambu Peringatan
. Penempatan pekerja untuk pengaturan lalulintas disekitas lokasi pekerjaan dan AMP
. Alat Pelindung diri (sarung tangan, Rompi, masker, helm, sepatu safety, Kacamata
safety)
D. Pemadatan Pengecoran
a. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis (Concrete Vibrator) dari dalam
atau dari luar yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh
Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat
yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai.
b. Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan bahwa
semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa
pemindahan kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara
terisi.
c. Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan
yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
d. Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurang-nya
5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas
acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.
e. Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating
(berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per
menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang,
dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45 cm.
f. Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah
secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasar beton
yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh keda-laman pada bagian
tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan
kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh
berada pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk
memindah campuran beton ke lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh tulangan
beton.
4.5 Aspek K3
Penempatan Rambu Peringatan, Traffic Cone, flagmen dan pengatur untuk
pengaturan lalulintas disekitar lokasi pekerjaan Saat jam kerja
Pemasangan Rambu Peringatan, Traffic Cone, Pita Rambu dan Rambu Kedip saat
diluar jam kerja.
Penggunaan Alat Pelindung diri untuk Tenaga Kerja (sarung tangan, Rompi,
masker, helm, sepatu safety, Kacamata safety)
Semua pekerja pada pekerjaan ini menggunakan APD berupa Helm, Sarung tangan, Sepatu,
Rompi dan Kacamata. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan akan dipasang rambu, pita rambu
dan rambu lainnya yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada pekerja dan
pengguna jalan.
Volume : 531,50 M3
5.6 Aspek K3
Penempatan Rambu Peringatan, flagmen dan pengatur untuk pengaturan
lalulintas disekitar lokasi pekerjaan Saat jam kerja
Pemasangan Rambu Peringatan, Pita Rambu dan Rambu Kedip saat diluar jam
kerja.
Penggunaan Alat Pelindung diri untuk Tenaga Kerja (sarung tangan, Rompi,
masker, helm, sepatu safety, Kacamata safety)
Semua pekerja pada pekerjaan ini menggunakan APD berupa Helm, Sarung tangan, Sepatu,
Rompi dan Kacamata. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan akan dipasang rambu, pita rambu
dan rambu lainnya yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada pekerja dan
pengguna jalan.
Volume : 96,87 M3
Untuk metoda Pelaksanaan pengecoran dan pemadatan beton dijelaskan sebagai berikut:
6.1 Pengecoran
a. Penyedia Jasa akan memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling
sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran
beton bilamana pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan
harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu
pencampuran beton. Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas
pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa acuan, Bekisting dan tulangan dan
dapat mengeluarkan persetujuan tertulis maupun tidak untuk memulai pelaksanaan
pekerjaan seperti yang direncanakan. Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan
pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
b. Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai
pengecoran, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Direksi Pekerjaan
atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran
secara keseluruhan.
c. Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
d. Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor sampai
posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam
waktu yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting time)
semen yang digunakan, kecuali diberikan bahan tambahan (aditif) untuk
memperlambat proses pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi.
e. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai
pekerjaan selesai.
f. Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan
yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak
boleh melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran.
g. Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit dan
penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan horisontal
dengan tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi pengecoran dapat
30 cm menerus sepanjang seluruh keliling struktur.
h. Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150
cm. Beton tidak boleh dicor langsung dalam air. Bilamana beton dicor di dalam air
dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam waktu 48 jam setelah pengecoran,
maka beton harus dicor dengan metode Tremi atau metode drop-bottom-bucket,
dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan untuk tujuan ini harus disetujui
terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan. Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran
yang cukup sehingga memung-kinkan pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi
penuh selama pengecoran. Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi harus
ditarik sedikit dan diisi penuh terlebih dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan. Baik
Tremi atau Drop-Bottom-Bucket harus mengalirkan campuran beton di bawah
permukaan beton yang telah dicor sebelumnya Pengecoran harus dilakukan pada
kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton yang telah dicor masih plastis
sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.
i. Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor,
harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan
rapuh dan telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton
baru ini, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan semen
dengan campuran yang sesuai dengan betonnya
j. Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton dalam
waktu 24 jam setelah pengecoran.
6.3 Aspek K3
. Rambu Peringatan
. Penempatan pekerja untuk pengaturan lalulintas disekitas lokasi pekerjaan dan AMP
. Alat Pelindung diri (sarung tangan, Rompi, masker, helm, sepatu safety, Kacamata
safety)
Semua pekerja pada pekerjaan ini menggunakan APD berupa Helm, Sarung tangan, Sepatu,
Rompi dan Kacamata. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan akan dipasang rambu, pita rambu
dan rambu lainnya yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada pekerja dan
pengguna jalan.
Volume : 918,00 M3
7.4 Aspek K3
Penempatan Rambu Peringatan, flagmen dan pengatur untuk pengaturan
lalulintas disekitar lokasi pekerjaan Saat jam kerja
Pemasangan Rambu Peringatan, Pita Rambu dan Rambu Kedip saat diluar jam
kerja.
Penggunaan Alat Pelindung diri untuk Tenaga Kerja (sarung tangan, Rompi,
masker, helm, sepatu safety, Kacamata safety)
Semua pekerja pada pekerjaan ini menggunakan APD berupa Helm, Sarung tangan, Sepatu,
Rompi dan Kacamata. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan akan dipasang rambu, pita rambu
dan rambu lainnya yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada pekerja dan
pengguna jalan.
Volume : 2,88 M3
8.6 Aspek K3
Penempatan Rambu Peringatan, flagmen dan pengatur untuk pengaturan
lalulintas disekitar lokasi pekerjaan Saat jam kerja
Pemasangan Rambu Peringatan, Pita Rambu dan Rambu Kedip saat diluar jam
kerja.
Penggunaan Alat Pelindung diri untuk Tenaga Kerja (sarung tangan, Rompi,
masker, helm, sepatu safety, Kacamata safety)
Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan untuk memikul
perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau beban
konstruksi lainnya. Semua pekerja pada pekerjaan ini menggunakan APD berupa Helm,
Sarung tangan, Sepatu, Rompi dan Kacamata.
Volume : 34.708,25 Kg
9.6 Aspek K3
Penempatan Rambu Peringatan, flagmen dan pengatur untuk pengaturan
lalulintas disekitar lokasi pekerjaan Saat jam kerja
Pemasangan Rambu Peringatan, Pita Rambu dan Rambu Kedip saat diluar jam
kerja.
Penggunaan Alat Pelindung diri untuk Tenaga Kerja (sarung tangan, Rompi,
masker, helm, sepatu safety, Kacamata safety)
10.2 Pelaksanaan
. Pembuatan Galian untuk pasangan batu sesuai dengan ukuran yang tertera pada
gambar rencana. Galian dilakukan dengan menggunakan alat excavator dan dibantu
oleh sekelompok pekerja untuk merapikan galian.
. Dasar Galian dibuat rata dan diberi landasan dari adukan semen dengan pasir
setebal 3 cm sebelum meletakan batu pada lapisan pertama.
. Batu dengan ukuran yang lebih besar diletakkan pada lapisan dasar atau lapisan
pertama dan pada sudut sudut dari pasangan tersebut
. Batu dipasang dengan muka terpanjang secara mendatar dan untuk muka batu
yang tampak atau berada paling luar dipasang sejajar dengan muka dinding batu
yang terpasang.
. Batu yang digunakan , dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya
. Setiap rongga dan celah antar batu diisi dengan bahan adukan dari semen dan pasir
sesuai dengan komposisi campuran yang ditentukan. Bahan adukan atau mortar
dapat disiapkan dengan menggunakan concrete mixer.
. Setiap 2 meter dari panjang pasangan batu dibuat lubang sulingan kecuali
ditentukan oleh gambar dan atas persetujuan direksi. Lubang sulingan dapat dibuat
dengan memasang pipa PVC yang berdiameter 50 mm atau sesuai dengan
ketentuan gambar.
. Setiap sambungan antar batu pada permukaan dikerjakan hampir rata dengan
permukaan pekerjaan tetapi tidak menutup permukaan batu.
10.4 Aspek K3
. Rambu Peringatan
. Alat Pelindung diri (sarung tangan, Rompi, masker, helm, sepatu safety, Kacamata
safety)
10.5 Bahan
. Batu Belah
. Semen
. Pasir
10.7 Alat
. Concrete Mixer
. Water Tanker
. Alat Bantu
11.6 Bahan
- Cat Marka Thermoplastic
- Glass Bead
11.7 Peralatan
- Dump Truck
- Thermoplastic Road Marking Machine
- Alat Bantu
11.8 Aspek K3
. Rambu Peringatan
. Pengaturan lalu lintas oleh 2 orang pekerja
. Alat Pelindung diri (sarung tangan, Rompi, masker, helm, sepatu safety, Kacamata
safety)
Semua pekerja pada pekerjaan ini menggunakan APD berupa Helm, Sarung tangan, Sepatu,
Rompi dan Kacamata. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan akan dipasang rambu, pita
rambu dan rambu lainnya yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada
pekerja dan pengguna jalan.
Volume : 2.928,00 M2
12.6 Aspek K3
Penempatan Rambu Peringatan, flagmen dan pengatur untuk pengaturan
lalulintas disekitar lokasi pekerjaan Saat jam kerja
Pemasangan Rambu Peringatan, Pita Rambu dan Rambu Kedip saat diluar jam
kerja.
Penggunaan Alat Pelindung diri untuk Tenaga Kerja (sarung tangan, Rompi,
masker, helm, sepatu safety, Kacamata safety)
Semua pekerja pada pekerjaan ini menggunakan APD berupa Helm, Sarung tangan,
Sepatu, Rompi dan Kacamata. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan akan dipasang
rambu, pita rambu dan rambu lainnya yang diperlukan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan pada pekerja dan pengguna jalan.
Volume 55,00 M3
13.6 Aspek K3
Penempatan Rambu Peringatan, flagmen dan pengatur untuk pengaturan
lalulintas disekitar lokasi pekerjaan Saat jam kerja
Pemasangan Rambu Peringatan, Pita Rambu dan Rambu Kedip saat diluar jam
kerja.
Penggunaan Alat Pelindung diri untuk Tenaga Kerja (sarung tangan, Rompi,
masker, helm, sepatu safety, Kacamata safety)
14.2 Alat
. Mesin pemotong rumput
. alat bantu
14.3 Aspek K3
Penempatan Rambu Peringatan, flagmen dan pengatur untuk pengaturan lalulintas
disekitar lokasi pekerjaan Saat jam kerja
Pemasangan Rambu Peringatan, Pita Rambu dan Rambu Kedip saat diluar jam
kerja.
Penggunaan Alat Pelindung diri untuk Tenaga Kerja (sarung tangan, Rompi, masker,
helm, sepatu safety, Kacamata safety)
Volume : 37.880,00 M2
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, maka hal selanjutnya yang akan kami lakukan sebagai
pelaksana kegiatan adalah melakukan pemeliharaan dan perawatan selama masa pemeliharaan.
Adapun kegiatan pemeliharaan selama masa pemeliharaan adalah melakukan perbaikan-
perbaikan terhadap semua item pekerjaan yang mengalami kerusakan. adapun rencana
pengananan adalah sebagai berikut:
i. Pekerjaan Tanah.
- Pada pekerjaan ini biasanya sering terjadi gerusan pada timbunan bahu jalan. Jika
terjadi gerusan akibat hujan, maka kami akan kembali melakukan timbunan bahu
jalan, meratakan dan memadatkan dengan menggunakan alat pemadat. Selain itu,
juga akan dibuatkan aliran air agar tidak menggerus kembali timbunan bahu jalan.
Demikianlah metode pelaksanaan dan rencana penanganan yang akan kami lakukan selama
masa pemeliharaan demi terjaganya mutu/kualitas pekerjaan yang akan kami laksanakan.