A. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pengukuran Lokasi dan Pemasangan Patok
Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus mengadakan pengukuran dengan teliti
elevasi dasar galian, permukaan tanah dan jalan atau elevasi lainnya sesuai permintaan
direksi. cara pengukuran ketepatan hasil pengukuran, toleransi, dan pembuatan serta
pemasangan patok bantu akan ditentukan oleh Direksi. Ukuran – ukuran pokok dari
pekerjaan adalah sesuai dengan yang tercantum dalam gambar. Ukuran – ukuran yang
tidak tercantum, tidak jelas atau saling berbeda, harus segera dilaporkan kepada
Pengawas Lapangan. Apabila timbul keragu–raguan dari pihak Kontraktor dalam
menginterpretasi angka – angka elevasi dalam gambar maka hal ini harus dilaporkan
kepada Direksi untuk dimintakan penjelasannya. Apabila terdapat kesalahan dalam
pengukuran kembali, maka pengukuran ulang menjadi tanggung jawab Kontraktor.
B. PEKERJAAN TANAH
1. Levelling Timbunan Pasir Urug
Setelah permukaan tanah dibersihkan, kemudian permukaan tanah yang akan dicor
diratakan dengan menggunakan pasir urug.
C. PEKERJAAN ASPAL
1. Pek. Laburan Aspal Pasir (Buras)
Pekerjaan Laburan Aspal Pasir (Buras) dilaksanakan setelah permukaan Cor Beton
benar- benar kering.
C. PEKERJAAN BETON
1. Pasangan Bekisting / Cetakan
a. Material untuk bekisting dapat dibuat dari kayu, besi, atau material lain yang disetujui
Pengawas. Kesemua tipe material tadi bila digunakan tetap harus memenuhi
kebutuhan untuk bentuk, ukuran, kualitas dan kekuatan, sehingga didapat hasil beton
yang halus, rata, dan sesuai dimensi yang direncanakan.
b. Bekisting harus benar-benar menjamin agar air yang terkandung dalam adukan beton
tidak hilang atau berkurang. Pengerjakan bekisting harus sedemikian rupa sehingga
hubungan papan bekisting terjamin rapat dan tidak akan menimbulkan kebocoran.
Konstruksi bekisting harus cukup kaku, dengan pengaku-pengaku (bracing) dan
pengikat (ties) untuk mencegah terjadinya pergeseran ataupun perubahan bentuk yang
diakibatkan gaya-gaya yang mungkin bekerja pada bekisting tadi. Hubungan-
hubungan antara bagian bekisting harus menggunakan alat-alat yang memadai agar
didapat bentuk dan kekakuan yang baik. Pengikatan bagian bekisting harus dilakukan
horizontal dan vertikal. Semua bekisting harus direncanakan agar dalam proses
pembukaan tanpa memukul atau merusak beton. Untuk pengikatan dalam beton harus
menggunakan batang besi dan murnya.
c. Bila diperkirakan akan terendam air, Pemborong harus membuat bekisting kedap air
dengan melapisinya menggunakan bahan yang tidak tembus air sesuai petunjuk
Pengawas.
d. Konstruksi dari bekisting, seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang
memerlukan perhitungan harus diajukan dan disetujui Pengawas.
e. Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari kotoran
dan kering dari air.
f. Pembersihan dan pengeringan harus sedemikian rupa hingga terjamin mutu beton yang
diharapkan dan untuk jaminan bahwa bagian dalam bekisting betul-betul kering.
Finishing beton bertulang sejauh mungkin dihindari dan perataan permukaan beton
harus dilakukan sesuai petunjuk Pengawas.
g. Bekisting tidak boleh dibuka/dibongkar dan dibebani jika beton dalam bekisting belum
berumur 28 hari kecuali ditentukan lain oleh Pengawas.
h. Walaupun ditentukan lain oleh Pengawas bekisting beton tetap tidak boleh dibuka dan
dibebani sebelum berumur minimal 21 hari.
i. Pembukaan dan pembebanan Bekisting beton kurang dari 14 hari karena alasan
adanya pemakaian Zat Additive yang dapat mempercepat pengerasan beton harus
disetujui oleh Pengawas.
Penawar,
CV. HB PRATAMA MANDIRI
Pusat Kuala Kapuas
KOMARULLAH
Direktur