Anda di halaman 1dari 33

SPESIFIKASI TEKNIS

SPESIFIKASI TEKNIS

1. Umum
1.1. Peraturan-Peraturan Teknis
Dalam pelaksanaan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini, maka
akan berlaku dan mengikat peraturan- peraturan dibawah ini, termasuk segala
perubahan dan tambahannya, yaitu :
1.1.1. Peraturan-Peraturan yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah
setempat, yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
1.1.2. Peraturan Semen Portland, SNI 15-0302-2004.
1.1.3. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
1.1.4. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Direksi Proyek Proyek (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ,
Konsultan Pengawas).
1.2. Penjelasan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis
1.2.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, maka berlaku dan mengikat, yaitu :
(1) Gambar Rencana terlampir.
(2) Spesifikasi Teknis.
(3) Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing).
(4) Berita Acara Penunjukan.
(5) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
(6) Petunjuk-petunjuk dari Pengawas lapangan.
1.2.2. Kontraktor Pelaksana menyerahkan Berita Acara Cek Visual peralatan
pekerjaan sesuai yang ditawarkan.
1.2.3. Pemakaian peralatan terkait batching plan berjarak maksimal dari lokasi
kegiatan 40 km.
1.2.4. Kontraktor Pelaksana dan Direksi Proyek diharuskan meneliti Rencana Gambar
Kerja dan Spesifikasi Teknis, termasuk penambahan / pengurangan atau
perubahan yang tercantum dalam berita acara Aanwijzing.
1.2.5. Bila terdapat perselisihan antara Rencana Gambar Kerja dengan Spesifikasi
Teknis, maka yang mengikat adalah Spesifikasi Teknis.
1.2.6. Bila terdapat perbedaan antara Rencana Gambar Kerja yang satu dengan
Rencana Gambar Kerja yang lain, maka diambil Rencana Gambar Kerja yang
lebih detail.
1.2.7. Bila perbedaan-perbedaan tersebut diatas menimbulkan keragu-raguan,
sehingga menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan, maka harus

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 1


SPESIFIKASI TEKNIS

segera dikonsultasikan kepada Direksi Proyek atau Direksi Proyek dan


keputusan-keputusannya harus dilaksanakan.
1.2.8. Shop drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang akan dilaksanakan)
untuk semua pekerjaan. Gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam
rangkap 5 (lima) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor
Pelaksana.
1.2.9. As built drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan).
Gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 5 (lima) dan
semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.
1.2.10. Pekerjaan harus diselesaikan dengan baik, dengan ketentuan halaman harus
bersih dari sisa-sisa kotoran / puing-puing pekerjaan pada waktu
diserahterimakan.

2. Pendahuluan
2.1. Lokasi Pekerjaan
Kelurahan Gunung Tinggi Kec. Batulicin.
2.2. Ruang Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah
Bumbu.
2.3. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedulle)
2.3.1. Sebelum pekerjaan dimulai, maka Kontraktor Pelaksana wajib membuat jadwal
pelaksanaan (Time Schedule) yang memuat uraian pekerjaan, waktu
pekerjaan, bobot pekerjaan dan grafik hasil pekerjaan secara terperinci.
2.3.2. Untuk pelaksanaan pekerjaan yang terperinci Kontraktor Pelaksana :
(1) Harus membuat rencana kerja harian, mingguan dan bulanan yang
diketahui/disetujui oleh Direksi Proyek.
(2) Harus membuat gambar kerja, untuk pegangan/pedoman bagi kepala
tukang yang harus diketahui Direksi Proyek.
(3) Harus membuat daftar yang memuat pemasukan bahan bangunan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
2.3.3. Rencana Kerja (Time Schedule) di atas harus mendapat persetujuan Direksi
Proyek.
2.3.4. Rencana Kerja (Time Schedule), harus sudah selesai dibuat oleh Kontraktor
Pelaksana, paling lambat 7 (tujuh) hari kalender, setelah SPMK diterima.
2.3.5. Kontraktor Pelaksana harus memberikan salinan rencana kerja (Time
Schedule), sebanyak 1 (satu) lembar kepada Direksi Proyek dan 1 (satu)
lembar harus dipasang pada dinding Direksi Proyek Keet.

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 2


SPESIFIKASI TEKNIS

2.3.6. Direksi Proyek akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor Pelaksana


berdasarkan rencana kerja (Time Schedule) yang ada dan harus membuat
grafik prestasi pekerjaan.
2.4. Pelaksana Lapangan Kontraktor Pelaksana
2.4.1. Kontraktor Pelaksana wajib menunjuk seorang kuasanya di lapangan
(Pelaksana Lapangan), yang mempunyai pengetahuan dibidang Teknik
Sipil/Bangunan, cakap, gesit dan berwibawa terhadap pekerja yang
dipimpinnya dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan.
Penunjukkan ini harus dikuatkan dengan surat resmi dari Kontraktor Pelaksana
yang ditujukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan tembusannya kepada
Direksi Proyek.
2.4.2. Pelaksana Min STM/SMK/SMA, SKT Pelaksana Bangunan Gedung/ Pekerjaan
Gedung (TS 051) 1 (satu) orang;
2.4.3. Petugas K3 Min SMK/STM/SMA Mempunyai Sertifikat Pelatihan Keterampilan
Petugas K3 Konstruksi 1 (Satu) Orang; dan
2.4.4. Bila dikemudian hari, menurut penilaian Direksi Proyek, bahwa Pelaksana
Lapangan kurang mampu atau tidak mampu melaksanakan tugasnya, maka
Kontraktor Pelaksana diharuskan mengganti Pelaksana Lapangan tersebut dan
harus memberitahukan secara tertulis tentang Pelaksana Lapangan yang baru,
demi kelancaran pekerjaan.
2.5. Tenaga Kerja/Bahan/Peralatan
2.5.1. Kontraktor Pelaksana harus mendatangkan tenaga kerja yang berpengalaman
dan ahli di bidang pekerjaannya masing-masing, seperti tukang pancang,
tukang besi, tukang kayu, tukang batu, dan tenaga kerja lainnya.
2.5.2. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan semua bahan yang diperlukan
untuk pembangunan, penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan.
2.5.3. Bahan-bahan baru/lama kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka
semua bahan yang dipergunakan harus merupakan bahan baru penggunaan
bahan lama/bekas hanya bisa dipergunakan dengan petunjuk Direksi Proyek.
2.5.4. Penggunaan bahan yang dicatat untuk pekerjaan-pekerjaan permanen tidak
diperbolehkan tanpa persetujuan dari Direksi Proyek. Semua bahan harus
berkualitas tinggi serta harus memenuhi persyaratan SNI 07-2052-2002, SNI
2847-2013 dan standar lain yang cocok sebagaimana yang ditentukan oleh
Direksi Proyek.
2.5.5. Pemeriksaan, pengambilan contoh dan pengujian bahan.
Sebelum bahan bangunan didatangkan ke lokasi Proyek, maka Kontraktor
Pelaksana harus memberikan contoh bahan bangunan kepada Direksi Proyek

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 3


SPESIFIKASI TEKNIS

dan bila sesuai dengan persyaratan dan disetujui oleh Direksi Proyek maka
baru diperbolehkan didatangkan dalam jumlah yang besar menurut keperluan
Proyek. Semua bahan-bahan yang disediakan oleh Kontraktor Pelaksana
harus diperiksa dan diuji.
Contoh bahan yang akan dipakai untuk bangunan-bangunan permanen
harus diserahkan kepada Direksi Proyek untuk disetujui oleh Direksi Proyek
secara tertulis. Direksi Proyek berhak menolak bahan-bahan yang dikirim ke
tempat pekerjaan yang tidak sesuai dengan contoh yang telah disetujui oleh
Direksi Proyek. Dari contoh yang telah memperoleh persetujuan Direksi Proyek
harus dibuat suatu keterangan tertulis mengenai persetujuannya dan
disamping itu oleh Direksi Proyek harus dipasangkan tanda pengenal
persetujuannya pada 2 (dua) buah contoh, yang semuanya akan dipegang
oleh Direksi Proyek. Bila dikehendaki, pemborong/suplier dapat memintakan
sejumlah set tambahan dari contoh berikut tanda pengenal persetujuan untuk
kepentingan dokumentasi. Dalam hal ini, jumlah contoh yang harus
diserahkan kepada Direksi Proyek harus ditambah seperlunya sesuai dengan
kebutuhan tambahan tersebut.
Untuk bahan/produk yang bersifat peralatan/perlengkapan ataupun produk
jadi, permintaan persetujuan bisa diajukan berdasarkan brosur dari produk
tersebut, yang mana harus dilengkapi dengan :
(1) Spesifikasi teknis lengkap yang dikeluarkan oleh pabrik/produsen.
(2) Katalog untuk warna, pekerjaan penyelesaian (Finishing), dll.
2.6. Agregat Beton (mutu beton K-225)
Semua agregat beton harus diperoleh dari tempat asal yang disetujui oleh Direksi
Proyek. Bahan tersebut harus tidak mengandung tanah/tanah liat, lempung, kapur,
tumbuh-tumbuhan dan benda-benda organik serta campuran lainnya dan harus
memenuhi persyaratan-persyaratan.
2.6.1. Agregat
(1) Ketentuan Gradasi Agregat
(a) Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang
diberikan, tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi
tersebut harus diuji dan harus memenuhi sifat-sifat campuran yang
disyaratkan.
(b) Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat
terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan
atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya di
mana beton harus dicor.

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 4


SPESIFIKASI TEKNIS

(2) Sifat-sifat Agregat


(a) Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari
pemecahan batu atau koral, atau dari pengayakan dan pencucian (jika
perlu) kerikil dan pasir sungai.
(b) Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh
pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya
bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur yang
berhubungan.
(3) Penyimpanan Agregat
Agregat kasar dan halus harus disimpan ditempat terpisah untuk agregat
kasar harus diadakan penyimpanan terpisah untuk masing-masing ukuran.
Apabila agregat dibawa ke alat pencampuran, harus mempunyai
kelembaban yang merata dan stabil seperti disyaratkan oleh Direksi
Proyek.
2.6.2. Semen
(1) Semen portland yang akan dipakai harus termasuk standar industri
Indonesia dan secara tertulis disetujui oleh Direksi Proyek untuk
pemakaian.
(2) Semen tersebut harus terbungkus dalam zak yang kuat serta nama, cap
pabrik, type semen, berat isi harus tertulis jelas pada masing-masing zak
semen.
(3) Semen tersebut harus disimpan di tempat yang kering, rapat dan
berventilasi yang baik dengan perlindungan yang cukup untuk peresapan
kelembaban di tempat tersebut.
(4) Penyimpanan semen dengan cara menumpuk harus tidak boleh lebih dari
13 zak dan apabila penyimpanan lebih dari 1 bulan pada waktu musim
hujan atau 3 bulan pada musim kemarau tidak boleh dipakai.
Direksi Proyek berhak memerintahkan untuk menguji semen sesuai
dengan standar yang sudah ditetapkan selama dalam pengiriman dan
penyimpanan dan berhak menolak segala kerusakan semen tersebut di
atas dan menyingkirkan dari tempat tersebut untuk diganti dengan semen
lain yang disetujui.
(5) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen
Portland yang memenuhi SNI 15-2049-1994 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan
IV. Apabila menggunakan bahan tambahan yang dapat menghasilkan
gelembung udara, maka gelembung udara yang dihasilkan tidak boleh
lebih dari 5 %, dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek.

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 5


SPESIFIKASI TEKNIS

(6) Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh
digunakan, kecuali disetujui oleh Direksi Proyek Pekerjaan. Jika di dalam
satu proyek digunakan lebih dari satu merk semen, maka Kontraktor
Pelaksana harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai
dengan merk semen yang digunakan.
2.6.3. Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam,
basa, gula atau organis. Air harus diuji dan harus memenuhi ketentuan dalam
SNI 03-6817-2002. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan. Jika
timbul keraguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas
tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan
mortar semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan
memakai air suling. Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan mortar
dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan
mortar dengan air suling pada periode perawatan yang sama.
2.6.4. Baja Tulangan
(1) Untuk baja tulangan dengan diameter lebih kecil atau sama dengan 12 mm
digunakan baja mutu U 24 ( polos ).
(2) Untuk membuktikan jaminan dari mutu baja tulangan, harus dilampirkan
sertifikat dari pabrik maupun supplier untuk setiap pengiriman/penerimaan
baja tulangan, jika dipandang perlu atas permintaan Direksi Proyek,
Kontraktor Pelaksana diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton
di laboratorium benda uji yang disetujui/ditunjuk oleh Direksi Proyek.
(3) Baja Tulangan harus bebas dari debu, minyak, karat dan kotoran lain yang
mengganggu perletakan tulangan dengan beton.
(4) Besi beton harus disimpan secara terpisah menurut kelompok ukurannya
dan diletakkan diatas lantai beton atau balok–balok kayu untuk
menghindari kontak dengan tanah, air dan zat–zat lain yang bersifat
merusak besi. Penimbunan baja tulangan di udara terbuka untuk jangka
waktu lama tidak diperbolehkan.
(5) Kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter
minimum 1 mm, telah dipijarkan dan tidak tersepuh seng.
2.6.5. Mengenai jumlah contoh bahan bangunan yang diberikan dapat
dikonsultasikan dengan Direksi Proyek.
2.6.6. Mendatangkan bahan-bahan bangunan untuk pelaksanaan Proyek, harus
tepat pada waktunya dan kualitasnya dapat disetujui oleh Direksi Proyek.

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 6


SPESIFIKASI TEKNIS

2.6.7. Bahan bangunan yang tidak sesuai dengan persyaratan dan ditolak oleh Direksi
Proyek, harus segera dikeluarkan dari lokasi Proyek paling lambat 24 jam
sesudah surat pernyataan penolakan dikeluarkan.
2.6.8. Bahan bangunan yang berada dilokasi Proyek dan akan dipergunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan, tidak boleh dikeluarkan dari lokasi Proyek.
2.6.9. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan agar pelaksanaannya dapat selesai sesuai dengan
waktu yang disediakan. Alat- alat tersebut berupa mesin pengaduk beton
(molen), alat pancang manual, vibrator, mesin pemotong besi, mesin pompa
air, dan alat-alat berat/ringan lainnya yang sangat diperlukan.
2.6.10. Pekerjaan Beton
(1) Penyiapan tempat kerja
(a) Kontraktor Pelaksana harus membongkar bangunan lama yang akan
diganti dengan beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk
dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang baru.
Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan dalam Spesifikasi ini.
(b) Kontraktor Pelaksana harus menggali atau menimbun kembali pondasi
atau formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Proyek sesuai dengan ketentuan dalam
Spesifikasi ini, dan harus membersihkan serta menggaruk tempat di
sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin
dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jika diperlukan harus disediakan
jalan kerja yang stabil untuk menjamin dapat diperiksanya seluruh
sudut pekerjaan dengan mudah dan aman.
(c) Seluruh dasar pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga
agar senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di atas tanah yang
berlumpur, bersampah atau di dalam air. Apabila beton akan dicor di
dalam air, maka harus dilakukan dengan cara dan peralatan khusus
untuk menutup kebocoran seperti pada dasar sumuran atau cofferdam
dan atas persetujuan Direksi Proyek.
(d) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan
benda lain yang harus berada di dalam beton (seperti pipa atau
selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran.

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 7


SPESIFIKASI TEKNIS

(e) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Proyek, maka bahan
lantai kerja untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan
ketentuan dari Spesifikasi ini.
(f) Direksi Proyek akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk
pondasi sebelum menyetujui pemasangan acuan, baja tulangan atau
pengecoran beton. Kontraktor Pelaksana dapat diminta untuk
melaksanakan pengujian penetrasi kedalaman tanah keras, pengujian
kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan cukup
tidaknya daya dukung tanah di bawah pondasi.
(g) Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi
ketentuan, maka Kontraktor Pelaksana dapat diperintahkan untuk
mengubah dimensi atau kedalaman pondasi dan/atau menggali dan
mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi
atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Proyek.
(h) Kontraktor Pelaksana harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari
resiko terkena air hujan dengan memasang tenda seperlunya. Direksi
Proyek berhak menunda pengecoran sebelum tenda terpasang
dengan benar. Kontraktor Pelaksana juga harus memastikan lokasi
pengecoran bebas dari resiko terkena air pasang atau muka air tanah
dengan penanganan seperlunya.
(2) Cetakan Beton
(a) Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan
membentuk beton sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat dari
kayu, besi atau bahan lainnya yang cukup kuat sesuai dengan ukuran–
ukuran yang ada di dalam gambar.
(b) Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat
sendiri adukan beton, penggetaran beton, beban konstruksi, angin dan
tekanan lainnya dengan tidak berubah bentuk.
(c) Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan satu set yang lengkap,
gambar cetakan sesuai dengan ketentuan diatas, untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Proyek, sebelum memulai pekerjaan, walaupun
demikian penyerahan tersebut kepada Direksi Proyek untuk disetujui,
tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana bagi
keberhasilannya.
(d) Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan beton harus
bebas dari sampah, paku, alur–alur, belahan, atau cacat–cacat

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 8


SPESIFIKASI TEKNIS

lainnya. Mengisi celah–celah sambungan cetakan beton harus


berhati–hati dan dilaksanakan sedemikian rupa agar sanggup
mengembang dibawah pengaruh kelembaban beton tanpa
menimbulkan perubahan bentuk cetakan, celah–celah harus diisi
secukupnya untuk mencegah hilangnya air semen. Bagaimanapun
penggunaan kertas dengan tegas dilarang.
(e) Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan,
pembuangan air dapat dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat
sedemikian rupa hingga dapat dengan mudah ditutup sebelum
pengecoran dimulai.
(f) Sebelum pengecoran beton semua tulangan beton harus dipasang
pada posisinya, semua yang diperlukan dan alat–alat lain untuk
menutup lubang harus dipasang pada cetakan. Tidak diperbolehkan
membuat lubang di dalam beton tanpa persetujuan Direksi Proyek.
(g) Penggunaan kawat yang diikat untuk menyangga cetakan tidak
diijinkan dilakukan pada dinding beton yang akan tampak.
(h) Lubang bekas ikatan kawat harus ditutup dengan beton setelah
cetakan dibongkar.
(i) Jika batangan logam digunakan untuk menyangga cetakan ujungnya
tidak boleh kurang dari 3 cm dari permukaan beton yang terbentuk.
Semua permukaan cetakan yang menempel dengan beton harus
dilumasi dengan oli untuk memastikan bahwa cetakan dapat dibuka
dengan mudah.
(j) Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan dipasang
dan harus berhati–hati mencegah pelumas jangan sampai mengenai
besi tulangan. Sebelum pengecoran dan pembesian semua celah–
celah cetakan yang telah diisi dengan dempul harus dibersihkan dan
dikeringkan. Bila cetakan beton dibuat dan siap untuk pengecoran
maka harus diperiksa oleh Direksi Proyek. Tidak diperkenankan
mengecor bila cetakan belum disetujui Direksi Proyek.
(k) Kontraktor Pelaksana harus memberitahukan kepada Direksi Proyek
sekurang–kurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum cetakan siap
untuk diperiksa.
(3) Pencampuran Beton
(a) Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan sesuai dengan
job mix design laboratorium struktur.

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 9


SPESIFIKASI TEKNIS

(b) Campuran Percobaan


Penyedia Jasa harus membuat dan menguji campuran percobaan
dengan rancangan campuran serta bahan yang diusulkan sesuai
dengan job mix design, dengan disaksikan oleh Direksi Proyek, yang
menggunakan jenis instalasi dan peralatan sebagaimana yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
(c) Permukaan Tampak
- Semua permukaan beton yang telah selesai harus terlihat padat
bersih dan tidak keropos.
- Semua permukaan yang tampak harus rata atau bulat.
- Pekerjaan plesteran pada permukaan beton tidak diijinkan dan
setiap beton yang kelihatan cacat harus dibongkar hingga
kedalaman tertentu dan diganti atau diperbaiki dengan cara
seperti yang diinginkan oleh Direksi Proyek atas biaya Kontraktor
Pelaksana.
(d) Penakaran
- Kontraktor Pelaksana harus menyediakan alat penakar yang
disetujui Direksi Proyek Pekerjaan dan harus memelihara serta
mengoperasikan peralatan seperti yang diperlukan agar secara
tepat mengontrol dan menentukan jumlah dari masing–masing
bahan yang dicampurkan, sesuai dengan petunjuk Direksi Proyek.
- Peralatan harus mampu memproduksi beton sebanyak 1 (satu)
hingga 5 (lima) meter kubik atau lebih per jam secara keseluruhan
dengan mencampurkan agregat, semen, bahan additive (bila
perlu), dan air menjadi suatu campuran yang merata tanpa
pemisahan–pemisahan. Juga mampu mengimbangi perubahan–
perubahan kadar air dari agregat, serta merubah berat material–
material yang ikut tercakup.
- Jumlah masing–masing bahan yang membentuk beton tersebut
dapat ditentukan dengan timbangan kecuali jumlah air yang diukur
dengan takaran. Meskipun demikian material beton dapat juga
diukur secara volume, bilamana disetujui oleh Direksi Proyek.
- Kontraktor Pelaksana juga harus menyediakan penguji berat yang
standar dan peralatan lain yang diperlukan untuk mengecek
operasi dan tiap–tiap skala pengukuran pengaduk tersebut, serta
melakukan pengujian periodik terhadap perubahan nilai
pengukuran dalam pekerjaan-pekerjaan adukan.

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 10


SPESIFIKASI TEKNIS

(e) Mesin Pengaduk Beton


- Material beton harus dimasukkan dalam pengaduk yang
berpenakar dalam waktu yang tidak lebih dari satu setengah
menit, kecuali sejumlah air yang diperlukan sudah ada dalam alat
pengaduk tersebut.
- Seluruh air pencampur harus diberikan sebelum seperempat
waktu pencampuran terlampaui. Waktu pencampuran adukan
yang volumenya lebih besar dari 0,75 m3 harus ditambah
seperempat menit pada setiap penambahan 0,5 m3.
- Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebihi
kapasitas maksimum, atau dioperasikan melebihi kecepatan yang
dianjurkan pabrik pembuatnya. Alat tersebut dapat menghasilkan
beton dengan kekentalan dan warna yang merata secara menerus
dan disetujui Direksi Proyek.
- Semua peralatan pencampur harus selalu dibersihkan sebelum
melakukan pekerjaan. Pencampuran pertama setelah
pembersihan, tidak boleh digunakan dalam pekerjaan. Blades
penumbuk yang ada dalam alat pencampur perlu diganti bila telah
aus menjadi 2 cm.
2.6.11. Pengecoran
(1) Pelaksanaan Pengecoran
(a) Kontraktor Pelaksana harus memberitahukan Direksi Proyek secara
tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau
meneruskan pengecoran beton jika pengecoran beton telah ditunda
lebih dari 6 jam (final setting). Pemberitahuan harus meliputi lokasi,
kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran
beton. Direksi Proyek akan memberi tanda terima atas pemberitahuan
tersebut dan akan memeriksa acuan, tulangan dan mengeluarkan
persetujuan tertulis untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti
yang direncanakan. Kontraktor Pelaksana tidak boleh melaksanakan
pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Proyek.
(b) Walaupun persetujuan untuk memulai pengecoran sudah diterbitkan,
pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan jika Direksi Proyek atau
wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan
pengecoran secara keseluruhan.
(c) Jarak maksimal Batching Plan dari lokasi kegiatan adalah 40 km terkait
dengan waktu efektif yang memenuhi syarat kuat tekan beton yang

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 11


SPESIFIKASI TEKNIS

dihasilkan, terletak antara 0 menit hingga 3 jam (180 menit) setelah


beton keluar dari batching plant. Di atas waktu tersebut beton sudah
mengeras sehingga beton tidak layak digunakan sebagai bahan
pengecoran. Jarak maksimal tersebut telah memperhitungkan lokasi
kegiatan yang ditengah perkotaan dengan kepadatan lalu lintas.
(d) Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi
dengan air atau diolesi pelumas di sisi dalamnya yang tidak
meninggalkan bekas.
(e) Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga penempatan
dan penanganannya mudah dilakukan tanpa adanya pemisahan
butiran.
(f) Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu,
berurutan mulai dari bawah. Agar lapisan yang baru dapat menyatu
dengan lapisan dibawahnya, adukan beton digetar dari lapisan bawah
dengan alat penggetar (vibrator).
(g) Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi
tulangan dan bagian–bagian yang ditanam, cetakan dan perancah
belum diperiksa dan disetujui Direksi Proyek secara tertulis.
(h) Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai terjadi
pemisahan butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar cetakan
cukup rapat, dicor terlebih dahulu lapisan selimut beton setebal 2,5 cm,
dengan spesi yang sama dengan yang dibutuhkan oleh beton
diatasnya.
(i) Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih dari yang
ditentukan oleh Direksi Proyek, kelebihan ini harus segera dibuang.
Semua pengecoran harus selesai dalam waktu 60 menit setelah keluar
dari mesin pengaduk, kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi Proyek.
(j) Beton jangan dicor di dalam air atau pada aliran kecuali jika ditentukan
atau disetujui sebelumnya. Air yang mengumpul selama pengecoran
harus segera dibuang. Beton jangan dicor diatas beton lain yang baru
saja dicor selama lebih dari 30 menit, kecuali jika ada konstruksi
sambungan yang akan ditentukan kemudian.
(k) Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan harus
ditempatkan pada posisi yang benar secara vertikal maupun
horizontal, dengan permukaan dibuat kasar atau bergerigi untuk
menahan gesekan dan membentuk ikatan sambungan beton
berikutnya, seperti yang diinginkan oleh Direksi Proyek.

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 12


SPESIFIKASI TEKNIS

(l) Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat kasar


atau disambungkan untuk menyingkap agregat. Permukaan beton
harus tetap lembab dan dilindungi dengan mortel semen
(perbandingan berat) 1 : 2 setebal 1 cm.
(m) Beton harus dicor pada posisi dan urutan–urutan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, atau atas petunjuk Direksi Proyek. Beton
yang dicor ditempatkan langsung pada cetakannya sedemikian rupa
untuk menghindari pemisahan butiran dan penggeseran tulangan
beton, acuan, atau bagian–bagian yang tertanam, serta membentuk
lapisan–lapisan yang tidak lebih tebal dari 40 cm padat.
(n) Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai sambungan
ditentukan pada gambar atau menurut petunjuk Direksi Proyek.
(o) Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan kereta
dorong lebih tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh Direksi Proyek
untuk menjatuhkan ketempat penampungan sementara dan kemudian
diambil lagi dengan sekop sebelum dicorkan.
(p) Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan
sebelumnya atau mengikuti petunjuk Direksi Proyek dan harus
dikerjakan secara menerus sampai dengan selesai. Bila perlu
Kontraktor Pelaksana harus bekerja lembur untuk mencapai target
tersebut.
(2) Pemadatan
(a) Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau
dari luar acuan yang telah disetujui. Jika diperlukan dan disetujui oleh
Direksi Proyek, penggetaran harus disertai penusukan secara manual
dengan alat yang cocok untuk menjamin kepadatan yang tepat dan
memadai. Alat penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan
campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam acuan.
(b) Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan semua
sudut, di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar terisi tanpa
menggeser tulangan sehingga setiap rongga dan gelembung udara
terisi.
2.6.12. Pengerjaan Akhir
(1) Pembongkaran Cetakan
(a) Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang
tipis dan bangunan yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran
beton tanpa mengabaikan perawatan. Acuan yang ditopang oleh

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 13


SPESIFIKASI TEKNIS

perancah dibawah plat, balok, gelegar, atau bangunan busur, tidak


boleh dibongkar hingga pengujian kuat tekan beton menunjukkan
paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton.
(b) Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk
pekerjaan yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembok pengarah
(parapet), dan permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar
dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih
dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca dan tanpa mengabaikan
perawatan.
(2) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
(a) Kecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera
setelah pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam
yang telah digunakan untuk memegang acuan, dan acuan yang
melewati badan beton, harus dibuang atau dipotong kembali paling
sedikit 2,5 cm di bawah permukaan beton. Tonjolan mortar dan
ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan cetakan
harus dibersihkan.
(b) Direksi Proyek harus memeriksa permukaan beton segera setelah
pembongkaran acuan dan dapat memerintahkan penambalan atas
kekurang sempurnaan minor yang tidak akan mempengaruhi
bangunan atau fungsi lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus
meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan adukan
semen.
(c) Jika Direksi Proyek menyetujui pengisian lubang besar akibat keropos,
pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh (sound),
membentuk permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan beton.
Lubang harus dibasahi dengan air dan adukan pasta (semen dan air,
tanpa pasir) harus dioleskan pada permukaan lubang. Selanjutnya
lubang harus diisi dengan adukan yang kental yang terdiri dari satu
bagian semen dan dua bagian pasir dan dipadatkan. Adukan tersebut
harus dibuat dan didiamkan sekira 30 menit sebelum dipakai agar
dicapai penyusutan awal, kecuali digunakan jenis semen tidak susut
(non shrinkage cement).
(3) Perawatan Beton
(a) Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan
dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton
harus dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 14


SPESIFIKASI TEKNIS

dan diperoleh temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang


ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada
semen dan pengerasan beton.
(b) Pekerjaan perawatan harus segera dimulai setelah beton mulai
mengeras (sebelum terjadi retak susut basah) dengan menyelimutinya
dengan bahan yang dapat menyerap air.
Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu
paling sedikit 7 hari. Semua bahan perawatan atau lembaran bahan
penyerap air harus menempel pada permukaan yang dirawat.
(c) Jika acuan kayu tidak dibongkar maka acuan tersebut harus
dipertahankan dalam kondisi basah sampai acuan dibongkar, untuk
mencegah terbukanya sambungan-sambungan dan pengeringan
beton.
(d) Permukaan beton yang digunakan langsung sebagai lapis aus harus
dirawat setelah permukaannya mulai mengeras (sebelum terjadi retak
susut basah) dengan ditutupi oleh lapisan pasir lembab setebal 5 cm
paling sedikit selama 21 hari.
(e) Perawatan/pembasahan tersebut dapat dilakukan dengan menutup
permukaan beton memakai karung goni yang dibasahi secara teratur
selama masa perawatan beton.

2.7. Persyaratan Kerja


2.7.1. Pengajuan Kesiapan Kerja
(1) Kontraktor Pelaksana harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang
akan digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi
seluruh sifat bahan sesuai dengan Pasal ini.
(2) Kontraktor Pelaksana harus mengirimkan rancangan campuran untuk
masing-masing mutu beton yang akan digunakan, 30 hari sebelum
pekerjaan pengecoran beton dimulai.
(3) Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil
pengujian pengendalian mutu sesuai dengan ketentuan kepada Direksi
Proyek sehingga data tersebut selalu tersedia apabila diperlukan.
(4) Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan pada umur 3 hari, 7
hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran.
(5) Kontraktor Pelaksana harus mengirimkan gambar detail dan perhitungan
terinci untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan harus

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 15


SPESIFIKASI TEKNIS

memperoleh persetujuan dari Direksi Proyek sebelum setiap pekerjaan


perancah dimulai.
(6) Kontraktor Pelaksana harus memberitahu Direksi Proyek secara tertulis
mengenai rencana pelaksanaan pencampuran atau pengecoran setiap
jenis beton untuk mendapatkan persetujuannya paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal pelaksanaan, seperti yang disyaratkan disertai dengan
metode pengecoran, kapasitas peralatan yang digunakan, tanggung jawab
personil dan jadwal pelaksanaannya.
2.8. Penyimpanan Bahan
2.8.1. Persetujuan atas sesuatu bahan/produk harus dimengerti sebagai perijinan
untuk memasukan bahan/produk tersebut ke dalam lapangan dan penggunaan
bahan/produk tersebut ke dalam pekerjaan sejauh bahwa keadaannya tidak
berubah dari kondisi ketika persetujuan diberikan.
2.8.2. Bahan/produk yang telah dimasukan kelapangan harus segera disimpan :
(1) Untuk penyimpanan semen, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan
tempat yang terlindung dari perubahan cuaca dan diletakkan di atas lantai
kayu dengan ketinggian tidak kurang dari 30 cm dari permukaan tanah
serta ditutup dengan lembaran plastik (polyethylene) selama penyimpanan
dan tidak lebih dari 3 bulan sejak disimpan dalam tempat penyimpanan di
lokasi pekerjaan. Semen tidak boleh ditumpuk melebihi 13 zak ke arah
atas.
(2) Kontraktor Pelaksana harus menjaga kondisi tempat kerja terutama tempat
penyimpanan agregat, agar terlindung dan tidak langsung terkena sinar
matahari dan hujan sepanjang waktu pengecoran.
(3) Penyimpanan agregat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga jenis
agregat atau ukuran yang berbeda tidak tercampur.
2.8.3. Kontraktor Pelaksana yang akan memakai bahan/produk, bertanggung jawab
bahwa selama dalam penyimpanan bahan/produk tersebut tetap berada
dalam kondisi layak untuk dipakai. Apabila selama waktu itu tenyata bahwa
bahan/produk menjadi tidak lagi layak untuk dipakai dalam pekerjaan, Direksi
Proyek berhak untuk memerintahkan agar :
(1) Bahan/produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali menjadi layak
untuk dipakai, atau
(2) Dalam hal dimana perbaikan tidak lagi mungkin supaya bahan/produk
tersebut segera dikeluarkan dari lapangan untuk diganti dengan yang
memenuhi persyaratan.

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 16


SPESIFIKASI TEKNIS

2.8.4. Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus diatur sedemikian


rupa, sehingga bahan yang terlebih dahulu masuk, lebih dahulu pula
dipergunakan dalam pekerjaan.

2.9. Kondisi Tempat Kerja


Setiap pelaksanaan pengecoran beton harus terlindung dari sinar matahari secara
langsung. Sebagai tambahan, Kontraktor Pelaksana tidak boleh melakukan
pengecoran jika:
1) Tingkat penguapan melampaui 1,0 mm/jam.
2) Selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.
2.9.1. Alat-alat yang disediakan oleh Kontraktor, harus dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin dan bila rusak harus segera diperbaiki dan bila tidak
dapat dipakai, maka harus segera dikeluarkan dari lokasi Proyek.
2.9.2. Alat-alat dan bahan-bahan yang berada di tepi jalan malam hari harus diberi
lampu merah yang cukup jelas dan terang agar tidak mengganggu lalu-
lintas/kecelakaan, atau menurut petunjuk Direksi Proyek.
2.10. Mobilisasi Peralatan
Kontraktor Pelaksana harus mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan
ditempat kerja untuk melaksanakan pekerjaannya dan memperhitungkan biaya
pengangkutannya, baik peralatan milik Kontraktor Pelaksana maupun yang didapat
dengan cara sewa.
2.11. Persiapan dan Pembersihan Daerah Kerja Selama dan Setelah Proyek Selesai.
Kontraktor Pelaksana harus sudah memperhitungkan setiap kemungkinan diadakan
pekerjaan-pekerjaan persiapan yang diharuskan Direksi Proyek, pengaturan daerah
kerja sehingga tidak mengganggu dan menjamin kelancaran pekerjaan yang akan
dilaksanakan sebelum pekerjaan yang akan dilaksanakan dimulai, daerah kerja
harus dibersihkan, kemudian memelihara/melaksanakan pembersihan selama dan
setelah proyek berlangsung dari sisa-sisa pekerjaan, yang tidak digunakan lagi.
2.12. Kantor dan Gudang Kontraktor Pelaksana
1) Kontraktor Pelaksana harus membuat kantor dimana wakil dan seluruh stafnya
bekerja, juga membuat gudang yang diperlukan untuk melindungi material-
material dan peralatan-peralatan dari gangguan cuaca (hujan, dll) dan terjamin
keamanannya dari pencurian.
2) Kontraktor Pelaksana juga harus membuat bangunan untuk tempat tidur pekerja,
los kerja.

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 17


SPESIFIKASI TEKNIS

3) Bangunan untuk tempat tidur pekerja, harus cukup baik, memberikan perlindungan
bagi para pekerja dari panas terik matahari serta memenuhi syarat-syarat
kesehatan dan keamanan.

2.13. Keamanan Proyek


1) Kontraktor Pelaksana diharuskan menjaga keamanan terhadap barang-barang
milik Proyek, Direksi Proyek dan Pihak ketiga yang ada dilapangan, baik terhadap
pencurian maupun pengrusakan.
2) Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat- alat dan hasil
pekerjaan, maka akan menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana dan tidak
dapat diperhitungkan dalam pekerjaan tambah/kurang atau pengunduran waktu
pelaksanaan.
2.14. Jalan Kerja Proyek Berikut Pemeliharaan
1) Jalan kerja proyek adalah jalan kerja yang harus dibuat sedemikian rupa sehingga
lalu lintas kendaraan proyek yang keluar masuk, dapat berjalan dengan lancar
dalam segala suasana.
2) Kontraktor Pelaksana diharuskan memelihara jalan kerja ini dengan cara
memadatkan dan memperbaiki bagian-bagian jalan yang mungkin rusak.
2.15. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1) Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja,
Kontraktor Pelaksana harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Oleh karena itu Kontraktor Pelaksana harus mengikutkan pekerja sebagai peserta
BPJS /sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku.
2) Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan
perlengkapan medis lainnya yang siap dipakai.
3) Bila terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan perawatan
yang serius, maka Kontraktor Pelaksana harus segara membawa korban ke
Rumah Sakit yang terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada
Direksi Proyek.
4) Fasilitas Pengadaan Air Kerja
a) Kontraktor Pelaksana harus menyediakan air kerja selama proyek
berlangsung.
b) Air yang dimaksud adalah air bersih (tawar), baik yang berasal dari PDAM
atau sumur/pompa serta pengadaan dan pemasangan pipa-pipa distribusi
untuk suplay air yang memenuhi syarat bagi keperluan pelaksanaan
pekerjaan dan Direksi Proyek keet.

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 18


SPESIFIKASI TEKNIS

2.16. Fasilitas Pengadaan Listrik Kerja


Kontraktor Pelaksana harus menyediakan listrik kerja selama proyek berlangsung
sampai selesainya masa pemeliharaan, baik untuk kepentingan pelaksanaan
pekerjaan maupun untuk kepentingan Direksi Proyek keet (24 jam setiap hari) dan
lain-lain yang dilakukan untuk menunjang lancarnya pekerjaan, kerja malam dan
sebagainya.
2.17. Kualitas dan Kuantitas Pekerjaan
1) Kualitas dan Kuantitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus
dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar-gambar kontrak atau
diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat.
Kontraktor Pelaksana tidak boleh menolak, merubah ataupun mempengaruhi
pengetrapan atau interprestasi dari apa yang tercantum dalam syarat- syarat ini.
2) Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau Kuantitas atau pengurangan bagian-
bagian dari gambar dan uraian serta syarat-syarat tidak boleh merusak
(membatalkan) kontrak ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dinggap suatu
perubahan yang dikehendaki oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
3) Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau dirubah secara bagaimanapun selain
menuruti ketetapan-ketetapan yang tepat dari syarat-syarat ini dan segala
kekeliruan baik mengenai hitungan atau bukan perhitungan harga kontrak harus
dianggap telah diterima oleh kedua pihak yang bersangkutan.

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 19


SPESIFIKASI TEKNIS

KETENTUAN-KETENTUAN TEKNIS KHUSUS


Pasal 1
Lingkup Kegiatan
1.1. Uraian Kegiatan
Kegiatan yang dimaksud adalah Pekerjaan Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah
Bumbu.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi:
I. Pekerjaan persiapan
II. Pekerjaan tanah dan urugan
III. Pekerjaan struktur beton
IV. Pekerjaan pemasangan struktur baja
V. Pekerjaan pasangan
VI. Pekerjaan pintu, jendela ,ventilasi dan pagar
VII. Pekerjaan atap dan plafond
VIII. Pekerjaan lantai dan dinding
IX. Pekerjaan sanitasi
X. Pekerjaan pengecatan
XI. Pekerjaan pengadaan dan pemasangan elektrikal

1. Testing dan commissioning Sarana bekerja dan tata cara pelaksanaan.


a. Untuk kelancaran pekerjaan pihak kedua harus menyediakan Pelaksana Lapangan yang
dianggap memadai dilapangan sebagai penanggung jawab penuh dan dengan wewenang
penuh dilapangan.
b. Pihak kedua harus menyediakan semua peralatan yang nyata-nyata diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan Direksi berhak meminta Pihak Kedua mengadakan peralatan
pembantu pekerjaan yang dianggap perlu untuk menjamin kecepatan, mutu dan
kecepatan pekerjaan.
c. Semua biaya mobilisasi dan sewa pakai peralatan dianggap telah diperhitungkan Pihak
Kedua.
d. Pihak kedua wajib meneliti situasi tapak – job Site dan hal lain yang dapat mempengaruhi
penawaran. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pihak Kedua wajib melakukan
survey ulang guna memperoleh akurasi data yang up to date.
e. Kelalaian atau kekurangan-telitian kontraktor dalam hal ini tidak dapat diajukan sebagai
alasan untuk mengajukan klaim.
f. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam Spesifikasi Teknis, Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan, Berita
Acara Rapat Lapangan, serta petunjuk Konsultan Pengawas.

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 20


SPESIFIKASI TEKNIS

g. Setiap pekerjaan baik berupa material dan bahan harus mendapat persetujuan dari pihak
Dinas ( owner).
2. Sarana kerja.Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus tersedia :
a. Tenaga kerja terampil dan tenaga ahli yang sudah cukup memadai dengan jenis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu seperti beton molen (mixer beton) vibrator, pompa air, alat-alat penarik,
pengangkat dan pengangkut, mesin pemadat, alat-alat gali, alat penyipat datar atau
peralatan lain yang benar-benar diperlukan dan dipakai dalam pelaksanaan.Bahan
bahan bangunan dalam jumlah yang cukup, untuk setiap macam pekerjaan yang akan
dilaksanakan paling lambat 4 (empat) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan yang
dimaksud.

PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1. Pekerjaan Pembersihan


2.1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan pembersihan dan membuang kotoran/humus-
humus yang mengganggu pekerjaan terutama dalam batas bangunan termasuk dalam
lingkup pekerjaan ini adalah pembuangan lapisan atas tanah (top soil) tumbuh-
tumbuhan serta rintangan-rintangan lain yang ada dilokasi.
b. Meliputi seluruh pekerjaan pengurugan di daerah dimana pekerjaan pembangunan
akan dilaksanakan seperti yang ditunjukkan pada gambar dan sesuai dengan yang
ditayangkan oleh direksi.
c. Pemborong bertanggung jawab untuk :
▪ Penelitian yang menyeluruh atas gambar-gambar dan persyaratan-persyaratan
kontrak ini dan kontrak lain yang sehubungan dengan proyek ini serta semua
Addendum.
▪ Penelitian atas semua kondisi pekerjaan, memeriksa kondisi lapangan, serta
semua fasilitas yang ada.
▪ Melakukan semua pengukuran lapangan sehubungan dengan pekerjaan ini dan
mendapatkan ketentuan atas seluruh lingkup proyek seperti yang diisyaratkan
pada gambar-gambar dan persyaratan-persyaratan dan sebagaimana yang
disetujui oleh direksi.
▪ Pemborong bertanggung jawab penuh untuk kesimpulan yang ditariknya dari
informasi yang disampaikan kepadanya dan dari pemeriksaan informasi lapisan
tanah yang diperolehnya. Pemborong diperbolehkan atas biaya sendiri melakukan

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 21


SPESIFIKASI TEKNIS

sendiri pemeriksaan menentukan lebih lanjut kondisi dari lapangan guna


pembangunan yang disyaratkan disini.

2.1.2. Pelaksana
Pemborong harus memberikan kepada direksi, untuk persetujuannya, rencana
pelaksanaan pembersihan dan pengurugan lapangannya. Tentukan bersama direksi,
tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohon yang harus dipertahankan (bila ada). Singkirkan
semua hasil perataan yang tidak diperlukan, dibuang keluar lokasi site /lapangan kerja.
Bebaskan daerah yang terkena pembersihan lapangan dari genangangenangan air
dengan membuat saluran-saluran ataupun pemompaan air. Lumpur harus dikeruk dan
dikumpulkan disuatu tempat sesuai petunjuk direksi, sebelum dikeluarkannya dari
lapangan pekerjaan.
Daerah-daerah yang memerlukan urugan harus diambilkan tanah urug dari daerahdaerah
lain diluar lapangan yang telah disetujui direksi. Padatkan sesuai dengan cara yang
dipersyaratkan dalam buku dokumen pelelangan. Tanah urug harus dibersihkan dari batu-
batuan, gumpalan-gumpalan tanah keras, lumpur, tanaman-tanaman, akarakar serta
bahan-bahan lain yang dapat merusak.

2.2. Pekerjaan Pengukuran


2.2.1. Untuk semua pekerjaan pondasi harus diadakan pengukuran terlebih dahulu oleh
Pemborong bagi bangunan yang tertera dalam gambar dasar dengan memakai papan
bangunan (Bouwplank) yang kuat. Papan bangunan tersebut harus dijelaskan semua
garis tengah (sumbu) dindingdinding tembok tersebut, dengan memakai tanda yang
tidak boleh berubah-ubah.
2.2.2. Hasil pengukuran ini sebelum galian tanah dimulai harus disetujui oleh direksi. Lapisan
tanah teratas/humuslag dan lapisan yang berada diseluruh permukaan tanah yang
akan dipergunakan harus dianggkut dari tanah halaman bangunan.
2.2.3. Pemborong sebelum mulai pekerjaan, khususnya untuk renovasi bangunan, bagian
mana yang masih bisa dipertahankan atau bagian mana yang harus dibongkar.
2.2.4. Perlindungan terhadap bangunan yang ada. Segala kerusakan yang timbul pada
bangunan/konstruksi sekitarnya menjadi tanggung jawab pemborong untuk
memperbaiki, bila kerusakan tersebut jelas akibat pelaksanaan pekerjaan.
2.2.5. Pencegahan Pelanggaran Wilayah
Pemborong harus membatasi daerah operasinya disekitar tempat pekerjaan dan harus
mencegah sedemikian rupa supaya para pekerjanya tidak melanggar wilayah
bangunan-bangunan lain yang berdekatan, dan pemborong harus melarang siapapun
yang tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan.
2.3. Pasangan Bowplank

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 22


SPESIFIKASI TEKNIS

2.3.1 Tiap Bouwplank menggunakan kayu ukuran 5/7 cm dan papan 2/20 cm dari kayu
meranti, diketam halus dan bagian atasnya harus dipasang datar dengan waterpass.
2.3.2 Pemasangan bouwplank harus dilakukan sepanjang keliling bangunan dengan jarak
minimum 2 (dua) meter.

PASAL 3
PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

3.1 Penggalian Tanah


3.1.1 Untuk keperluan pondasi dan sloof harus dilakukan penggalian tanah menurut ukuran-
ukuran yang dinyatakan dalam gambar bersangkutan dan menurut keadaan tanah
setempat.
3.1.2 Seluruh akar-akar pohon, ranting-ranting yang jatuh, timbunan beton pondasi, pipa-
pipa drainase yang tidak terpakai, dan hambatan lainnya yang ditemui selama
penggalian harus dipindahkan atas biaya kontraktor.
3.1.3 Kontraktor harus memperhatikan pipa-pia drainase, pipa-pipa air, listrik selama
penggalian sebelumnya, pengawas lapangan harus segera menginformasikan dan
seluruh kerusakan harus diperbaiki dan biayanya ditanggung oleh kontraktor.
3.1.4 Penggalian mencakup pemindahan tanah serta humus-humus yang dijumpai dalam
pengerjaannya dan untuk pembuatan pondasi menara harus mempunyai ukuran
ukuran kedalaman dasar pondasi yang harus sesuai dengan gambar dan harus diberi
jarak yang cukup untuk memasukan campuran cor beton, serta disetujui direksi.
3.2 Pengurugan Tanah
3.2.1 Urugan tanah kembali yang dipadatkan dilaksanakan pada bekas galian pondasi dan
sloof , selanjutnya disesuaikan gambar.
3.2.2 Urugan tanah baru yang dipadatkan dilaksanakan, selanjutnya disesuaikan gambar.
3.2.3 Pengurugan tanah dilakukan selapis demi selapis dengan ketebalan maksimal 20 cm
dan harus benar-benar padat.
3.2.4 Tanah urugan untuk pengurugan, harus bebas dari material-material organik, sisa sisa
tumbuhan, sampah-sampah dan lain-lainnya, menggunakan tanah laterit.
3.3 Pekerjaan Urugan Pasir dan Pondasi Batu Kali/ Batu Gunung
3.3.1 Urugan pasir dilaksanakan dibawah pondasi lantai kerja pondasi, selanjutnya
disesuaikan gambar.
3.3.2 Urugan pasir harus disiram air untuk mendapatkan kepadatan maksimal dan dipakai
sirtu yang bergradasi baik dan butiran yang tidak sama besarnya.
3.3.3 Semua material untuk pekerjaan pondasi batu kali terdiri dari batu pecah dengan
ukuran lebar setiap sisi ± 15 cm.

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 23


SPESIFIKASI TEKNIS

3.3.4 Material batu pecah tidak boleh dari batu kapur dan harus keras, tidak mudah retak
atau patah.
3.3.5 Adukan perekat untuk pasangan pondasi batu kali terdiri dari 1 semen : 5 pasir diukur
dalam takaran volume.
3.3.6 Semen yang dipakai adalah Portland semen lokal dan pasir yang dipakai adalah pasir
pasang dan harus bersih dari Lumpur dan tanah serta sisa-sisa akar.
3.3.7 Dimensi serta elevasi dari pasangan pondasi batu kali harus sesuai dengan gambar
rencana.
3.3.8 Tanah dasar untuk dasar pondasi harus dipadatkan sebelum diberi lapisan pasir urug.
Tebal pasir urug harus sesuai dengan gambar rencana.

PASAL 4
PEKERJAAN STRUKTUR/BETON BERTULANG

4.1. Pekerjaan beton bertulang dengan mutu beton K- 225 untuk pekerjaan:
▪ Pondasi
▪ Sloof
▪ Kolom
▪ Ringbalk
▪ Plat Dag
▪ Bentuk ukuran beton penulangan disesuaikan gambar kerja.
4.1.1. Besi tulangan mengunakan jenis baja lunak mutu U-24, dan besi tulangan harus yang
baru, bersih dari segala kotoran-kotoran termasuk karat-karat.
Pelaksanaan :
▪ Bahan kerikil harus bermutu baik, bentuk besarnya sama tidak lebih dari 2-3 cm
dan tidak mengandung kadar lumpur dan kotoran lainnya.
▪ Bahan pasir harus bermutu baik, bergradasi dan kelembutannya sama serta tidak
mengandung kadar lumpur dan kotoran lainnya.
▪ Untuk mendapatkan perbandingan campuran harus menggunakan takaran yang
tidak berubah dan telah disesuaikan dengan tepat pada salah satu jenis bahan.
▪ Adukan campuran harus dengan alat mesin mollen, pemberian kadar air harus
disesuaikan. Bekisting
▪ Untuk pekerjaan bekisting kayu klas II, yang berKualitas baik tebal 2 cm dan tidak
boleh dipergunakan untuk 2 (dua) kali pekerjaan bekisting,
▪ Bekisting harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk, garis
dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
rencana serta uraian dan syarat-syarat teknis pelaksanaan. Bekisting harus cukup

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 24


SPESIFIKASI TEKNIS

kokoh sehingga mampu mencegah kebocoran adukan dan gaya tekan akibat
beban-beban yang bekerja pada bekisting.
▪ Staggerd (penompang) harus kuat menahan beban yang ada diatasnya, oleh
karena itu bahan yang digunakan adalah kayu meranti 5/7 cm dengan kualitas yang
baik, staggerd ini dipasang pada jarak interval 60 cm untuk menghindari lendutan.
▪ Pada ujung-ujung kaki staggerd harus diberi pengikat yang menghubungkan antara
kaki yang satu dengan lainnya agar tidak terjadi pergeseran yang dapat
mengakibatkan terjadinya lendutan pada bekisting, selain itu antara kaki staggerd
juga untuk penunjang dipergunakan balok atau kasau.
▪ Celah-celah antara papan bekisting supaya ditutup dengan plastik yang cukup
tebal agar adukan tidak sampai keluar.
▪ Sebelum mulai mengecor, sebelah dalam dari bekisting disiram air/dibersihkan dari
segala kotoran atau potongan-potongan kayu.
4.1.2. Sarang Kerikil
Sarang kerikil yang terdapat pada beton harus diperbaiki segera setelah dibuka,
sesuai dengan ketentuan PBI 1971, ialah beton sekitar sarang kerikil dipahat kasar,
kemudian permukaan lubang dibersihkan dan disiram air semen / PC, kemudian dicor
dengan campuran yang sama.

PASAL 5
PEKERJAAN DINDING DAN ACIAN

5.1. Pekerjaan Pasangan


5.1.1. Pasangan bata ringan axcel campuran 1 : 5 untuk semua dinding pasangan,
selanjutnya disesuaikan gambar.
5.1.2. Bahan Pasangan batu bata yang luas bidangnya mencapai 12 m2 harus diberi kolom
dan balok penguat / balok lantai.
Pelaksanaan :
▪ Batu bata yang dipakai harus berKualitas baik (setempat) masak pembakarannya,
ukuran tebal, lebar dan panjang seperti yangn lazim/umum dipakai.
▪ Batu bata sebelum dipasang harus direndam dan disiram air.
▪ Pemasangan harus rapi, sehingga siar-siar (voeg) dapat langsung di ACI.
▪ Pemasangan batu bata harus dipasang rata, tegak dan lajur penaikannya diukur
tepat dengan tiang not dan kecuali bila mana tidak diperhatikan dalam gambar-
gambar, maka setiap lajur bata harus putus sambungan dengan lajur dibawahnya.
Pola ikatan pasangan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan. Bata yang dipasang
harus dalam keadaan basah, demikian pula sebelum acian dipasang, bagian yang
akan di aci harus disiram sampai basah. Untuk mempermudah penyiraman, maka

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 25


SPESIFIKASI TEKNIS

harus disediakan outlet air kerja dengan selang yang cukup dan digerakkan dengan
pompa. Ketinggian pemasangan bata tidak boleh lebih tinggi dari 1 meter setiap
hari.
5.2. Pekerjaan Acian dan Adukan
5.2.1. Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan adukan yang disebut dalam
gambar. Seluruh pekerjaan dan bahan harus sesuai dengan persyaratan dalam :
▪ SNI –2 1971, SNI –3 1970 dan SNI –8 1972
5.2.2. Pekerjaan acian dibuat dalam campuran 1:2.

Pemasangan adukan :
- Bersihkan permukaan beton/dinding bebas dari sisa bekisting, debu, minyak, cat
dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat acian.
- Pasangan acian setebal 2 mm sampai 3 mm, kasarkan permukaannya,
kemudian pasangkan plesteran acian mengering.

Pasal 6
PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP
6.1. Pekerjaan Rangka kuda-kuda atap menggunakan baja ringan t. 0,75 mm, reng t.0,45 yang
disesuaikan dengan gambar kerja dilapangan.
6.2. Penutup atap menggunakan bahan Spandek Warna. Sebelum penutup atap dipasang,
semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran reng serta kuda-kuda diperiksa ulang, karena
kalau kemiringan reng dan kuda-kuda tidak sama mengakibatkan genangan air.
6.3. Pekerjaan Rangka Atap
6.3.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan rangka atap baik yang kasar maupun yang halus seperti tercantum dalam
gambar kerja dan spesifikasi.
6.3.2. Syarat-Syarat
Pekerjaan harus sesuai dengan gambar kerja. Apabila terdapat perbedaan-perbedaan
antara ukuran gambar dan dilapangan harus segera dilaporkan kepada Direksi.
6.3.3. Pelaksanaan Pekerjaan
▪ Pengukuran Jarak tumpuan pada saatn pemasangan rangka atap spandek
▪ Desain kuda-kuda galvalume yaitu kemampuanya dalam menahan beban, tingkat
kemiringan atap bangunan dan penetuan Panjang top chord.
▪ Pemasangan reng yang pas karena jarak antar reng selalu tidak sama.
▪ Pemasangan atap spandek dilakukan secara teliti dan harus dengan rapi sehingga
tidak terjadi kebocoran ketika hujan

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 26


SPESIFIKASI TEKNIS

▪ Pemasangan nok pinggir, rabung, dan flashing. Wajib dilakukan secara rapi, kuat
dan teliti.

PASAL 7
PEKERJAAN PLAFOND

7.2 Penutup plafond menggunakan PVC, dipasang tanpa nat dan bagian tepi plafond dipasang
list PVC, selanjutnya lihat gambar kerja.
7.3 Rangka plafond menggunakan besi hollow dan semua rangka balok di cat meni terlebih
dahulu sebelum dipasang, selanjutnya lihat gambar kerja.

PASAL 8
PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK

8.1 Pekerjaan Cor lantai Beton


8.1.1 Pasangan Beton cor untuk lantai kerja menggunakan beton K-225, dilaksanakan
sesuai gambar.
8.1.2 Bahan Pembuatan lantai beton cor ini pada permukaannya harus menghasilkan
permukaan yang rata / water pass, tidak boleh terjadi gelombang – gelombang atau
permukaan yang tidak rata.
8.2 Bahan/ Produk Keramik/Granit
8.2.1 Mortar/Adukan :
▪ Semen; dipakai semen portland.
▪ Pasir; harus bersih, besar butiran sama, bebas dari lumpur, garam dan
bahanbahan organik lainnya. Besar butiran/grain; 100 % bisa melalui ayakan 2,5
mm dan max. 10 % melalui ayakan 0,6 mm.
▪ Mortar Additive/Admixtures.
Dipakai Emulsion type Rubber Latex Based. Bahan campur yang dipakai harus
sesuai dengan type ubin, metoda pemasangan, type adukan dasar, dan harus
mendapat persetujuan Direksi/Perencana.
8.3 Pemasangan
Umum
8.3.1 Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama lokasi
pemasangan kramik, kualitas, bentuk dan ukuran ubinnya dan kondisi pekerjaan
setelah studi diatas dilaksanakan, tentukan metoda persiapan permukaan,
pemasangan ubin, joints dan curing, untuk diusulkan kepada Direksi Lapangan.

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 27


SPESIFIKASI TEKNIS

8.3.2 Pemborong harus menyiapkan ‘tiling menual’, yang berisi uraian tentang bahan, cara
instalasi, sistim pengawasan, perbaikan/koreksi, perlindungan, testing dan lain-lain
untuk diperiksa dan disetujui Direksi Lapangan.
8.3.3 Sebelum instalasi dimulai, siapkan lay out naad-naad, hubungan dengan finishing lain
dan dimensi-dimensi joint, guna persetujuan Direksi/Perencana.
8.3.4 Pemilihan Keramik.
Keramik yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan ukuran,
bentuk dan warna yang telah ditentukan.
8.3.5 Potongan Keramik
Ujung potongan keramik harus dipoles dengan gurinda atau batu.

Level
8.3.6 Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang tercantum
pada gambar adalah level finish lantai karenanya screeding dasar harus diatur hingga
memungkinkan pada files dengan ketebalan yang berbeda permukaan finishnya
terpasang rata.
8.3.7 Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar maupun yang
ditentukan mempunyaai kemiringan.
8.3.8 Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, kemiringan tidak boleh kurang dari 25
mm pada jarak 10 m untuk area toilet. Sedangkan untuk area lain, tidak boleh kurang
dari 12 mm pada jarak 10 m. Kemiringan harus lurus hingga air bisa mengalir semua
tanpa meninggalkan genangan.
8.3.9 Jika ketebalan screed tidak memungkinkaan untuk mendapatkan kemiringan yang
ditentukan, kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan
jalan keluarnya.

Persiapan Permukaan
8.3.10 Kontraktor harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat yang
diperlukan, sebelum memasang ubin.
8.3.11 Secara tertulis, kontraktor harus memberikan laporan kepada Direksi Lapangan tiap
kondisi yang menurut pendapatnya akan berpengaruh buruk pada pelaksanaan
pekerjaan.
8.3.12 Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan ubin, harus dikasarkan
dan dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas lainnya. Sebelum dilaksanakan
plesteran, permukaan ini harus dibebaskan.
8.3.13 Penyimpangan kerataan permukaan beton tidak boleh lebih dari 5 mm untuk jarak
2 mm, pada semua arah. Tonjolan harus dibuang (chip off) tekukan kedalaman diisi

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 28


SPESIFIKASI TEKNIS

dengan mortar (1 : 2), sehingga plesteran dasar (setting bed) mempunyai ketebalan
yang sama.

Pemasangan Ubun Keramik Dinding


8.3.14 Sebelum pemasangan dimulai, plesteran dasar dan ubin harus dibasahi. Pakai
benang untuk menentukan lay out ubin, yang telah ditentukan dan pasang sebaris
ubin guna jadi patokan untuk pemasangan selanjutnya.
8.3.15 Kecuali ditentukan lain, pemasangan ubin harus dimulai dari bawah dan dilanjutkan
ke bagian atas.
8.3.16 Pada pemasangan Keramik, tempelkan dibagian belakang Keramik adukan dan
ratakan, kemudian ubin yang telah diberi adukan ini ditekankan ke plesteran dasar.
Kemudian permukaan ubin dipukul perlahan-lahan hingga mortar perekat menutupi
penuh bagian belakang ubin dan sebagian adukan tertekan keluar dari tepi ubin.
8.3.17 Tiap hari pemasangan, tidak diperkenankan memasang tile dengan ketinggian lebih
dari ketentuan berikut :
Tiap hari pemasangan, tidak diperkenankan memasang tile dengan ketinggian lebih
dari ketentuan berikut :
- 1,2 m - 1,5 m, untuk tile tinggi 60 mm,
- 0,7 m - 0,9 m, untuk tile tinggi 90 - 120 mm,
- max 1,8 m, untuk semi porcelain tile.
8.3.18 Jika keramik sudah terpadang, mortar yang berada di naad (joint) harus dibuang /
dikeluarkan dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan permukaan kermik.
Mortar yang mengotori permukaan tile harus dibuang dengan kain lap basah.
8.3.19 Pemasangan keramik grant (pengisian naad) harus sesuai dengan ketentuan
pabrik.

Pemasangan Ubin Keramik Lantai


8.3.20 Keramik dipasang pada permukaan yang telah di screed.
Komposisi adukan untuk screeding :
- area kering : 1 pc : 3 ps.
- area basah : 1 pc : 2 ps.
8.3.21 Pada pemasangan diarea yang luas, harus dilaksanakan secara kontinu. Dan harus
disediakan ‘Kepalan’ (guide line course) pada interval 2,0 m - 2,5 m. Pemasangan
tile lainnya berpedoman pada quide line ini.
8.3.22 Kikis semua mortar yang menempel pada naad dan bersihkan ketika prosess
pemasangan tile berlangsung. Pasangan tile tidak boleh diinjak dalam waktu 24 jam
setelah pemasangan.

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 29


SPESIFIKASI TEKNIS

8.3.23 Naad-naad pada pemasangan tile harus diisi dengan bahan tile grout berwarnaa
dan kondisi pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.

Pemeriksaan (Inspection)
8.3.24 Rekatan (bond).
Ketika pelaksanaan pemasangan tile, ambil beberapa tile yang telah terpasang,
secara rondom, untuk memastikan bahwa adukan perekat telah merekat dengan
baik pada bagian belakang tile dan telah terpasang dengan baik.
8.3.25 Tension Test
Tension test harus dilakukan pada pasangan ubin di dinding; terutama di
exterior.Test harus dilaksanakan pada area pekerjaan tiap tukang. Test
dilaksanakan tiap hari kerja dan sampel diambil secara rondom jika umur
pemasangan sample tidak lebih dari 5 hari, kekuatan rekatan harus minimal 3
kg/cm2.

Perlindungan dan Pembersihan


8.3.26 Perlindungan
▪ Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun adukan perata
dan harus mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi.
Penyerahan pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih.
▪ Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah
terpasang. jika mungkin dengan mengunci area tersebut. Batas lalu lintas
diatasnya; hanya untuk yang penting saja.
8.3.27 Pembersihan
▪ Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain
lap, dan sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak bisa dibersihkan hanya
dengan air, pembersihan memakai campuran air dengan hidrochloric acid,
perbandingan 30 : 1. Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua
bagian yang memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh asam. Setelah
dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini dengan air biasa, hingga tidak
ada campuran asam yang tersisa.

PASAL 10
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

10.1. Kusen pintu Aluminium 3 Inch.


10.2. Daun pintu Aluminium.
10.3. Semua bahan dipasang lengkap dengan kuncian dan penggantung

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 30


SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 11
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK LISTRIK

1.1. panel untuk diameter 6 mm2 keatas harus menggunakan schoen kabel yang dipres.
1.2. Kabel yang dianjurkan untuk dipasang adalah kabel yang sudah memenuhi standarisai PLN.
1.3. Instalasi distribusi
1.3.1. Untuk penerangan dan stop kontak biasa, kabel yang dapat digunakan adalah type
NYM dalam pipa PVC heavy duty, penampang kabel minimum yang dapat dipakai
adalah 2.5 mm2.
1.3.2. Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan terminal box (dura doos)
dari PVC. Terminal box tersebut tutupnya harus dapat dilepas dan dipasang kembali
dengan mudah, dengan memakai sekrup, sedangkan untuk penyambungan didalam
beton harus memakai terminal box metal.
1.3.3. Pemasangan kabel-kabel utama diatas plafond harus disusun rapih dan harus diikat
serta dianyam dengan tali rami pada kabel tray, dan pada prinsipnya kabel-kabel
tidak dipergunakan langsung diklem pada konstruksi bangunan, kecuali kabel tidak
lebih dari pada 2 buah, kabel dipasang parallel.
1.3.4. Kabel-kabel yang dipasang didalam dak beton, kolom beton, dinding beton, harus
menggunakan pipa conduit EGA atau clipsal. Pemasangan pipa Conduit EGA
clipsal, pada daerah-dearah tersebut harus disertai dengan kawat pancingan (trek
draad)
1.3.5. Penyambungan kabel-kabel penerangan dan stop kontak didalam doos harus
memakai las dop yang terbuat dari bakelit berwarna yang dapat disetujui oleh
Pemberi Tugas. Las dop dari bahan porselin tidak diperkenankan untuk
dipergunakan.
1.3.6. Kabel-kabel untuk penerangan harus menggunakan kabel yang disetujui oleh
Pemberi Tugas.
1.4. Stop Kontak dan Saklar
1.4.1. Pada prinsipnya stop kontak dan saklar yang dapat dipergunakan adalah yang dapat
disetujui oleh Pemberi Tugas, Type 3 pin, 6 A, 10 A atau 16 A.
1.4.2. Flush box (inbouw doos) untuk tempat saklar dan stop kontak dinding harus dipakai
dari jenis bahan metal.
1.5. Spesifikasi Teknis Lampu
Lampu LED
▪ Badan lampu : Sielitec, Artolite atau setara
▪ Bola Lampu : Philip atau setara
▪ Fitting : Siemens atau setara
▪ Sambungan kabel : Menggunakan terminal

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 31


SPESIFIKASI TEKNIS

▪ Jenis lampu : Inbow.


▪ Lain - Lain : Sesuai gambar perencanaan
1.6. Instalasi Hubungan Pengetahanan
▪ Kawat Gounding dapat dipergunakan kawat telanjang Bare Copper Conductor (Bcc)
untuk luar bangunan dan kawat berisolasi warna majemuk hijau-kuning (NYMHY)
untuk instalasi didalam bangunan.
▪ Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang kabel masuk
(incoming feeder), tetapi tidak kurang dari 6 mm2.
▪ Nilai tahanan grounding sistem untuk panel-panel harus lebih kecil dari 2 ohm, diukur
setelah tidak terjadi hujan selama 2 hari.
▪ Tahanan dari hubungan pengetanahan harus diukur dan harus sesuai dengan
peraturan PLN yang ada (R<2 ohm).

PASAL 12
PEKERJAAN SANITAIR

12.1. Semua keperluan sanitair harus disesuaikan dengan keperluan dalam rab dan gambar
12.2. Menyediakan dan memasang closed duduk, urinoir dan wastafel sejenis toto, bak air dari
pasangan batu bata camp 1 : 2, ukuran bak air harus disesuaikan dengan ukuran pada
gambar detail
12.3. Instalasi air kotor dari pipa setara wavin diameter 4’’ dengan ukuran sesuai gambar
12.4. Membuat septick Konvensional/Beton.

PASAL 13
PEKERJAAN CAT-CATAN

13.1. Cat dinding exterior menggunakan cat setara Dulux dan cat dinding interior menggunakan
cat setara Dulux yang berKualitas baik dan diterima oleh Direksi.
13.2. Cat kilap menggunakan cat setara Danalux yang berKualitas baik dan diterima oleh Direksi.
13.3. Ketentuan warna pekerjaan ini akan ditentukan kemudian oleh direksi.
13.4. Pelaksanaan Untuk Cat Dinding
13.4.1. Sebelum pengecatan dinding harus dibersihkan dengan air untuk menghindari debu.
Dinding yang akan dicat harus benar-benar dalam keadaan kering
13.4.2. Seluruhpengecatan/pelapisan dilakukan dengan menggunakan kuas/roll sesuai
dengan ketentuan dari pabrik, pengecatan untuk rangka pintu dan daun pintu
dilakukan 2 (dua) kali sebelum dilicinkan dan kemudian dilapis cat.

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 32


SPESIFIKASI TEKNIS

13.4.3. Semua pekerjaan cat sebelum dilksanakan harus didempul / diplamir dan diampelas
lebih dahulu sampai rata untuk cat ini dikerjakan sampai 3 x, bahan cat dasar, dempul
dan cat harus sejenis/seKualitas pabrik cat
13.5. Semua kayu yang akan dicat kilap terlebih dahulu harus dicat dasar kemudian
didempul/plamir dan diamplas sampai rata. Untuk cat kilat dikerjakan 3 (tiga) kali lapis
sampai rata dengan bahan cat yang berKualitas baik (Danalux) dan diterima oleh Dereksi.

PASAL 14
PENUTUP
14.1. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor Pelaksana wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua item pekerjaan harus ditata
rapi dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
14.2. Meskipun telah ada Direksi Proyek dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan rencana dan gambar menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana, untuk itu
Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
14.3. Selama masa pemeliharaan, Kontraktor Pelaksana wajib merawat, mengamankan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan,
pekerjaan benar-benar telah sempurna.
14.4. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari bangunan ini, tetapi tidak diuraikan atau
dimuat dalam Spesifikasi Teknis, harus tetap dikerjakan dan diselesaikan oleh Kontraktor
Pelaksana, untuk penyelesaian yang lengkap dan sempurna menurut pertimbangan Direksi
Proyek.
14.5. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (Spesifikasi Teknis) akan ditentukan
kemudian dalam rapat penjelasan (Aanwijzing).

Pembangunan Pendopo Kantor Bupati Tanah Bumbu 33

Anda mungkin juga menyukai