Anda di halaman 1dari 23

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Metode pelaksanaan pekerjaan yang ini adalah untuk menggambarkan dan menjelaskan serta
penguasaan lapangan dalam penyelesaian pekerjaan, penilaian terhadap pemenuhan syarat
substantive yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan/Rencana Kerja & Syarat-Syaratnya
(RKS)/Spesifikasi Teknis, metode kerja untuk penguraian jenis jenis pekerjaan utama dan
penunjang yang ikut menentukan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang diyakini, tahapan,
tata cara & cara pelaksanaan, penggunaan peralatan, keterlibatan personil dan tenaga kerja
untuk pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Asrama Siswa SMK Pertanian dari awal
sampai dengan selesai.

DATA PEKERJAAN :

Nama Pekerjaan : Pembangunan Asrama Siswa SMK Pertanian


Lokasi : Sofifi / Oba Utara
Tahun Anggaran : 2016
Jangka Waktu : 100 (Seratus) hari kalender

PENJELASAN UMUM
1.1. DOKUMEN KONTRAK / SPMK

Rancangan Kontrak Proyek Konstruksi-Rancangan kontrak adalah dokumen


yang setelah ditandatangani sebagai kontra resmi dan mengikat kedua belah
pihak. Setelah dipersiapkan dan disusun oleh pemilik, Rancangan tersebut yang
ditambah dengan surat atau dokumen lain atau Surat Pemberitahuan Mulai Kerja
(SPMK).

Kontrak adalah sebagai acuan, yang memuat peraturan-peraturan maupun tata


cara system pelaksanaan pekerjaan.

Surat Pemberitahuan secara tertulis kepada Unit Satuan Kerja / PPK / Pemberi
Tugas, bahwa pekerjaan akan segara dimulai pelaksanaannya.
1.2. GAMBAR TERLAKSANA (GAMBAR YANG DILAKSANAKAN)

Yang dimaksudkan dengan gambar gambar kerja adalah:

a. Gambar gambar meliputi gambar arsitektur, gambar konstruksi, gambar


instalasi listrik, gambar elektrikal/mekanikal serta gambar gambar
perubahannya yang telah disetujui oleh Manajemen Konstruksi/Konsultan
Perencana/Direksi. Gambar gambar (Shop Drawing) yang dibuat diserahkan
untuk mendapat persetujuan.

b. Gambar pelaksanaan (Shop Drawing) harus dibuat dengan ketentuan sebagai


berikut:

1). Pembuatannya berdasar Gambar Rencana dan hasil pengukuran-koreksi


lapangan dan disampaikan kepada Direksi/ Konsultan Perencana / MK/
Pengawas untuk mendapat Persetujuan.

2). Pekerjaan Pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum Gambar Pelaksanaan


tersebut disetujui oleh Direksi/Konsultan Perencana/ MK/ Pengawas.

3). Shop Drawing tersebut harus dibuat rangkap 3 (tiga) berikut


aslinya/kalkirnya.

c. Perubahan Gambar Kerja/Perencanaan hanya dapat dilakukan atas dasar


perintah tertulis Direksi/Pemberi Tugas berdasar pertimbangan Direksi /
Pengawas dan Perencana dengan ketentuan sebagai berikut :

1). Perubahan rancangan ini digambar sesuai dengan yang diperintahkan


Pemberi Tugas/Direksi dengan pengarahan Perencana dan jelas
memperlihatkan perbedaan antara Gambar Pelaksanaan dan Gambar
Perubahan Rencananya.

2). Gambar Perubahan kami buat atas pengarahan Konsultan Perencana dan
disetujui oleh Pemberi Tugas kemudian dilampirkan dalam Berita Acara
Pekerjaan Tambah Kurang kalau ada.

d. Gambar Sesuai Terlaksana (As Built Drawing), dibuat dengan ketentuan berikut:

1). Gambar Sesuai Terlaksana dibuat dan diserahkan pada akhir pekerjaan dan
harus sesuai dengan hasil pekerjaan terpasang.

2). Gambar Sesuai Terlaksana harus disetujui oleh Direksi/Pengawas, dan


diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut aslinya/kalkirnya dengan biaya
keseluruhan adalah tanggung jawab kami.
1.3. TIME SCHEDULE / JADWAL WAKTU PELAKSANAAN

(1) Membuat jadual pelaksanaan pekerjaan secara rinci, yang terdiri dari :

a. Time scheduledalam bentuk bar-chart, dilengkapi dengan perhitungan


kemajuan bobot untuk setiap minggunya.

b. Pada time schedule dilengkapi pula dengan kurva S.

(2) Jangka waktu jadual pelaksanaan sesuai dengan yang dinyatakan dalam surat
perjanjian/kontrak.

(3) Jadual pelaksanaan pekerjaan dibuat secara lengkap dan menyeluruh


mencakup seluruh jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, yang dapat
menggambarkan antara rencana dan realisasinya.

(4) Jadual pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya 7


(tujuh ) hari kerja setelah penandatanganan surat perjanjian/kontrak, untuk
dapat diperiksa/disetujui oleh pengawas teknis dan disahkan oleh pengguna
barang/jasa.

(5) Jadual pelaksanaan pekerjaan harus tetap berada di lokasi/lapangan selama


masa pelaksanaan pekerjaan dan salah satunya ditempel di ruang direksi
keet/direksi pemborong.

1.4. CONTOH-CONTOH BAHAN DAN BROSUR

1 Bahan/Material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah


Sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia, Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat
perjanjian/kontrak, RKS, gambar dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.

2 Sebelum pemakaian bahan terlebih dahulu menyerahkan


Brosur/katalog/contoh/spesifikasi bahan untuk di ACC/setujui oleh
manajemen Kontruksi/Konsultan Perencana sesuai dengan rencana kerja
sebelum dipergunakan, tanpa adanya persetujuan tertulis dari manajemen
Kontruksi/Konsultan Perencana/Pengawas/Direksi Teknis, maka bahan
tersebut tidak akan dipergunakan.

3 Barang - barang contoh ( sample ) tertentu dilampiri dengan tanda bukti /


sertifikat pengujian dan spesifikasi teknis dari barang - barang / material -
material tersebut
4 Untuk barang - barang dan material yang akan didatangkan ke site (melalui
pemesanan), maka menyerahkan : Brochure, katalogue, gambar kerja atau
shop drawing dan sample.

5 Brosur/katalog/contoh/spesifikasi bahan yang sudah di ACC/setujui,


ditempatkan/disimpan dengan baik pada Direksi Keet / Direksi
Pemborong.

1.5. PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BAHAN

Bahan yang akan dipergunakan akan dilakukan Pemeriksaan dan Pengujian Bahan
sebagai yang ditetapkan surat perjanjian/kontrak, RKS, gambar dan spesifikasi
teknis yang telah ditetapkan. Pemeriksaaan dan Pengujian Bahan atas
sepengetahuan oleh Manajemen Konstruksi/Konsultan Perencana.

Hasil Pemeriksaan dan Pengujian Bahan akan dijadikan sebagai tolak Ukur
penggunaan bahan yang telah diperiksa dan disetujui oleh Manajemen
Konstruksi/Konsultan Perencana.

1.6. PERALATAN

(1) Penyediaan Peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk


melaksanakan pekerjaan sesuai dalam surat perjanjian/kontrak.

(2) Sebelum digunakan setiap peralatan tersebut untuk mendapatkan persetujuan


dari Konsultan Pengawas.

(3) Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan di lokasi/lapanganproyek,


adalah menjadi tanggung jawab kami termasuk tempat dan cara
penyimpanannya secara tertib dan tidakmengganggu mobilisasi kerja di
lapangan.

1.7. PERSONIL INTI / ORGANISASI PELAKSANA LAPANGAN

(1) Untuk melaksanakan pekerjaan/proyek sesuai yang ditetapkan dalam surat


perjanjian/kontrak, membuat organisasi pelaksana lapangan, dengan
pembagian tugas, fungsi, danwewenang yang jelas tanggung jawabnya masing-
masing.

(2) Penempatan personil harus proporsional dan sesuai dengan keahlianbidang


tugasnya masing-masing, sedangkan untuk tenaga-tenagaahlinya memenuhi
ketentuan paraturan dan perundangundanganyang berlaku, sesuai dengan
golongan, bidang dankualifikasi perusahaan yang bersangkutan.

(3) Untuk Pelaksanaan Pekerjaan/Proyek menunjuk penanggung jawab lapangan


(Kepala Proyek), yang dalam penunjukannya terlebih dahulu harus
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

(4) Tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain kepada wakil ataupun para
penanggung jawab lapangan, di luarpekerjaan/proyek yang bersangkutan.

(5) Selama jam-jam kerja tenaga ahli/wakilnya atau para penanggungjawab


lapangan harus berada di lapangan pekerjaan kecualiberhalangan/ sakit dan
menunjuk/menempatkan penggantinya apabila yang bersangkutan
berhalangan.

(6) Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhiketentuan yang
telah ditetapkan, maka Konsultan Pengawas Teknis berhak memerintahkan
supaya segeramengganti dengan orang lain yang ahli dan berpengalaman.

1.8. TENAGA KERJA LAPANGAN

(1) Memperkerjakan tenaga kerja yang trampil dan berpengalaman, sesuai


keakhliannya dalam jumlah yang cukup sesuai volume dan kompleksitas
pelaksanaan pekerjaan.

(2) Melaksanakan ketertiban, kebersihan,kesehatan dan keamanan


lokasi/pekerjaan, dengan menyediakanfasilitas sarana dan prasarana kerja
memadai.

(3) Menyediakan tempat tinggal yangmemadai dan tidak mengganggu lingkungan,


untuk para tenaga kerjayang tinggal sementara di lokasi pekerjaan/proyek.

(4) Melaporkan kepada Konsultan Pengawas/USER, dalam bentuk daftar tenaga


kerja yang dilampiri identitasdiri dan tanda pengenal setiap tenaga kerja.

1.9. LAPORAN

(1) Laporan Harian

a. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan


pekerjaan, seluruh aktifitas kegiatan pekerjaan dilapangan dicatat
didalam buku harian lapangan (BHL) sebagai laporan harian pekerjaan
berupa rencana dan realisasi pekerjaan harian.

b. Buku harian Lapangan (BHL) berisi :


1. Kuantitas dan macam bahan yang berada di lapangan.

2. Penempatan tenaga kerja untuk tiap dan macam tugasnya.

3. Jumlah, jenis, dan kondisi peralatan.

4. Kuantitas dan kualitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan.

5. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya


yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.

6. Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.

c. Buku harian Lapangan (BHL) disiapkan dan disi setiap hari masa
pelaskaaan, dan diperiksa oleh pengawas teknis dan dilengkapi catatan
instruksi-instruksi dan petunjuk pelaksanaan yang dianggap perlu dan
disetujui oleh Pengawas teknis.

d. Mentaati dan melaksanakan selaku pelaksana proyek, terhadap instruksi,


arahan dan petunjuk yang diberikan Pengawas Teknis dalam Buku harian
Lapangan (BHL).

e. Jika tidak dapat menerima/menyetujui pendapat/perintah pengawas,


segera mengajukan keberatan-keberatan secara tertulis dalam jangka
waktu 3x24 jam.

f. Memperbaiki atas beban biaya sendiri terhadap pekerjaan yang tidak


memenuhi syarat, tidak sempurna dalam pelaksanaannya atas kemauan
inisiatif sendiri atau yang diperintahkan oleh pengawas teknis.

g. FORM BHL yang dipergunakan terlebih dahulu atas persetujuan


Konsultan Pengawas.

(2) Laporan mingguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman laporan
harian dan berisi hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu,
serta hal-hal penting yang perlu dilaporkan (Konsultan Pengawas).

(3) Laporan bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan
mingguan dan berisi hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan,
serta hal-hal penting yang perlu dilaporkan (Konsultan Pengawas).

4) Rencana Harian, Mingguan dan Bulanan

1 Selambat-lambatnya setiap sore hari, menyerahkan Rencana Kerja


Harian, yang berisi Rencana Pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan
yang akan dilaksanakan pada keesokan harinya.
2 Selambat-lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa dimana
pelaksanaan Pekerjaan berlangsung, berkewajiban untuk menyerahkan
kepada Pengawas suatu Rencana Mingguan yang berisi Rencana
Pelaksanaan dari berbagai pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam
minggu berikutnya.

3 Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari setiap bulan,


menyerahkan kepada Pengawas suatu Rencana Bulanan yang
menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai Rencana Pelaksanaan
dari berbagai bagian pekerjaan yang direncanakan untuk dilaksanakan
dalam bulan berikutnya.

4 Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, memberitahu


Pengawas mengenai hal tersebut paling sedikit 2 x 24 jam sebelumnya,
dengan format ijin yang akan ditentukan oleh Pengawas.

5) Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan

1 Selambat-lambatnya pada setiap sore hari, menyerahkan Laporan


Harian, yang berisikan uraian lengkap dan terinci tentang pekerjaan-
pekerjaan yang telah dilaksanakan pada hari itu.

2 Selambat-lambatnya pada setiap hari Senin, menyerahkan Laporan


Mingguan, yang berisikan uraian tentang pekerjaan-pekerjaan yang telah
dilaksanakan pada Minggu sebelumnya, lengkap dengan prestasi & bobot
masing-masing item pekerjaan.

3 Selambat-lambatnya pada akhir Minggu pertama bulan berikutnya


menyerahkan Laporan Bulanan, yang berisikan uraian tentang pekerjaan-
pekerjaan yang telah dilaksanakan pada satu bulan sebelumnya, lengkap
dengan kumulatif prestasi & bobot, serta dilengkapi pula dengan foto-foto
dokumentasi.

(6) Laporan Laporan lainnya yang diperlukan.

1.20. ASURANSI

Bertanggung atas KESELAMATAN DAN KEAMANAN para tenaga kerja


(borongan/harian lepas dan musiman) yang bekerja pada proyek kedalam
Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM)
atau Program Jaminan Sosial bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
1.21. Perlindungan Terhadap Orang, Harta Benda Dan Pekerjaan

1) Perlindungan terhadap milik umum :

Menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat - alat mesin, bahan
- bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu lintas,
baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.

2) Orang - orang yang tidak berkepentingan :

Melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan


dan dengan tegas memberikan perintah kepada ahli tekniknya yang bertugas
dan para penjaga.

3) Perlindungan terhadap bangunan yang ada :

Selama masa - masa pelaksanaan kontrak, bertanggung jawab penuh atas


segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan - jalan, saluran saluran
pembuangan dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan kerusakan - kerusakan
sejenis yang disebabkan operasional.

4) Penjagaan dan perlindungan pekerjaan :

Bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap


pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan Kontrak, siang dan
malam.

5) Kesejahteraan Keamanan dan Pertolongan Pertama :

Mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan tindakan pengaman


yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu yang akan dating
kelokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini disyaratkan harus
memuaskan Pemberi Tugas dan juga harus menurut (memenuhi) ketentuan
Undang - Undang yang berlaku pada waktu itu.Dilokasi pekerjaan,
mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama, yang
mudah dicapai.

A. PERSIAPAN AWAL
1 Persiapan Awal memuat kerangka sebagai berikut :

1. Pemberitahuan Mulai Kerja yang disampaikan secara tertulis kepada


Pemberi Tugas setelah SPMK diterbitkan oleh Pemberi Tugas/Pengguna
Jasa.
2. Melakukan peninjaun lapangan untuk melakukan penyesuaian kondisi
lapangan dengan Gambar rencana dan RAB/BQ.

3. Melakukan pemotretan kondisi lapangan dalam keadaan 0%.

4. Penyerahan Shop drawing, Jadwal Waktu Pelaksanaan dan


StrukturOrganisasi untuk meminta persetujuan dari Direksi/PPK/Pemberi
Tugas

B. PEKERJAAN PENDUKUNG

A. Pembuatan Direksi Keet & Gudang Barang

Menyediakan Tenaga kerja :

Mandor, Tukang Kayu, Tukang Batu, Tukang Las dan Pekerja

Menyediakan Peralatan kerja :

Beton molen, Mesin Serut Kayu, Gergaji kayu, Palu/Martil, Pensil/Besi siku, Meteran,
Waterpass /lot, Benang, Cangkul, Ember, Sendok Semen & peralatan bantu lainnya.

METODE KERJA :

1. Membangun, menyediakan, memelihara dan menjaga Direksi Keet / Gudang yang


cocok dan memenuhi kebutuhan proyek untuk pengelolaan dan pengawasan proyek
selama berlangsungnya pekerjaan dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

2. Pada saat selesainya Kontrak semua bangunan/ kantor darurat tersebut harus
dibongkar atau dibersihkan dari lokasi.

3. Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan Denah
Lapangan yang telah disetujui PengawasLapangan/MK, dimana penempatannya
harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site) dan telah mendapat
persetujuan dari PengawasLapangan/MK dan dilengkapi obat-obatan P3K dan
memenuhi syarat kesehatan serta Fasilitas lainnya.

4. Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan.

5. Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik.

B. Pengamanan proyek & Perlingungan Pekerjaan

a. Bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada dan terjadi didaerah
kerjanya terutama mengenai :
1. Kerusakan kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan baik
disengaja atau tidak disengaja.

2. Penggunaan sesuatu bahan, peralatan yang keliru/ salah.

3. Kehilangan kehilangan bahan, peralatan kerja.

b. Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut diatas, melaporkan kepada


Pihak Keamanan/Direksi/Konsultan Pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam
untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.

c. Untuk mencegah kejadian kejadian seperti tersebut diatas, menyediakan


pengamanan, antara lain Penjagaan, Penerangan yang cukup dimalam hari,
pemagaran sementara lokasi kerja dan lain sebagainya.
URAIAN METODE PEKERJAAN

Pekerjaan ini terdiri dari :

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN KONSTRUKSI
A. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
B. PEK. PASANGAN, DINDING DAN PLESTERAN
C. PEKERJAAN STRUKTUR BETON
D. PEK. KUSEN, PINTU DAN JENDELA
E. PEKERJAAN PLAFOND
F. PEKERJAAN KAYU PENUTUP ATAP
G. PEKERJAAN LANTAI
H. PEKERJAAN PENGECETAN
I. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
J. PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH
K. PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR
I. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pembersihan lahan
- Membersihkan lahan dari rumput, humus, pohon dan dari sampah.
- Arah pekerjaan ditentukan dengan mempertimbangkan urutan pekerjaan
yang akan dilaksanakan berikutnya pembersihan yang merata.

2. Penentuan as dan peil bangunan

- As dan peil bangunan menentukan letak/posisi dan orientasi bangunan


- Posisi As bangunan diukur dari titik acuan yang telah ditentukan
- As bangunan harus ditandai dengan jelas(umumnya dengan warna merah) dan
diletakan pada ketinggian referensi (mis. + 0,00)
- As bangunan ini menjadi acuan/referensi as-as yang lain untuk mementukan
posisi pondasi, kolom, lantai, dll, pada bangunan yang akan dibuat

3. Pemasangan bouwplank

- Bowplank adalah papan-papan yang dipasang disekitar lokasi pekerjaan


- Kayu yang digunakan adalah kayu 5/7 x 4m dan kayu papan 3/20
- Bowplank dipasang mendatar sesuai ketinggian rencana, dan dipaku pada
beberapa tempat untuk menarik benang-benang as
- Benang-benang as ini menjadi acuan dalam semua pekerjaan yang
menyangkut letak elemen bangunan, lebar pondasi dan tembok, kedalaman
galian, dan ketinggian elemen bangunan (lantai, pintu, jendela, dll)
- Bowplank tidak perlu dipasang menerus, pada beberapa tempat dapat
dikosongkan untuk jalan pekerja
II. PEKERJAAN KONSTRUKSI

A. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

Pekerjaan galian tanah


- Gali tanah sesuai lebar pondasi bagian bawah dan kedalaman rencana
- Gali sisi-sisi miringnya sehinga dicapai sudut kemiringan yang tepat
- Tanah hasil galian diletakkan di pinggir galian diluar bouwplank, yang
nantinya untuk pekerjaan pengurugan kembali.
- Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya, sesuai dengan rencana

Pekerjaan urugan pasir dibawah pondasi


Parit pondasi diurug pasir setebal 5 cm sebelum perletakan batu kososng dilakukan

Pekerjaan urugan tanah


- Dilakukan urugan kembali terhadap pondasi yang telah terpasang.
- Pemborong harus melaporkan kepada konsultan pengawas tentang rencana
jaringan listrik, telepon, septictank dan lain-lain apabila akan memulai pekerjaan
pondasi.
- Bekas lubang dan parit dalam bangunan harus ditimbun dengan pasir urug dan
dipadatkan.

B. PEK. PASANGAN, DINDING DAN PLESTERAN


Pasangan pondasi batu kali
- Pondasi bangunan yang digunakan adalah pondasi batu kali / batu gunung yang
memenuhi persyaratan teknis atau sesuai keadaan dilapangan .
- Pasangan pondasi adalah dari batu kali, ukuran pondasi sesuai dengan gambar
rencana pondasi atau pondasi batu belah dengan perekat 1pc : 5 ps dan
kemudian diplester kasar , bagian bawah pondasi dipasang batu kosong
(aanstamping) tebal 10 cm dengan sela- selanya disisi pasir urug, disiram air
sampai Penuh dan ditumbuk hingga padat dan rata.
- Celahcelah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok
padatnya.
- Pasangan pondasi batu kali tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat
diantaranya hinga rapat.
- Pada pasangan batu kali sudah harus disiapkan anker besi untuk kolom,
kedalaman anker 30 cm harus dicor dan panjang besi yang muncul diatasnya
minimal 75 cm.
- Cor stek kolom dan rapikan kembali
- Setelah pasangan mengeras, tanah dapat diurug kembali

Pas. Batu Dinding Sus. sp. 1 : 5


Sebelum menyusun bata, dibersihkan dan diratakan dahulu permukaan sloof
sehingga permukaannya bersih dan rata. Dalam pemasangan bata disini
menggunakan adukan semen (perbandingan 1 semen : 5 pasir) untuk melekatkan
susunan bata. Bata direndam dahulu sebelum dipasang sampai titik jenuh air. Hal ini
untuk mencegah bata menyerap air terlalu banyak dari adukan semen pelekatnya.
Susunlah bata mulai dari tengah dinding diantara kolom, sehingga jika terdapat
retakan kecil antara kolom dengan susunan bata tidak tampak. Susunlah bata

dengan menggunakan bantuan benang yang ditarik antar kolom (dengan bantuan
water pass) agar mendapat susunan bata yang sejajar. Ketebalan adukan semen
pelekat (spesi) antara bata maksimum 10 mm. Menggunakan susunan setengah
bata dengan ketebalan spesi vertikal sama yaitu maksimal 10 mm. Permukaan
susunan bata harus diratakan untuk memudahkan pengerjaan plesteran.
Bata yang digunakana adalah batako cetak dari semen.

Plesteran Dinding sp. 1 : 5


Semua bagian pada bangunan yang baru dibangun akan mengalami
pergerakan pada saat adukan semen/beton mulai mengering dan pondasi mulai
stabil. Ini merupakan hal yang normal. Maka akan lebih baik bila memberi plesteran
pada dinding setelah semua bagian bangunan selesai, sehingga memberi waktu
bagi bagian-bagian bangunan tersebut untuk kuat dan stabil (tidak terjadi lagi
pergerakan- pergerakan).Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya retakan-
retakan pada plesteran jika terjadi pergerakan pada bagian bangunan. Sebelum
memulai pekerjaan, pekerja membersihkan dulu dinding yang akan diplester dari
kotoran dan debu, dan bila terdapat lubang-lubang yang cukup besar pada
susunan bata, tutup dengan adukan semen. Dinding tersebut harus dibasahi
terlebih dahulu sebelum diplester, yang bertujuan untuk mencegah susunan bata
menyerap terlalu banyak air dari plesteran saat dikerjakan. Jika tidak dilakukan
maka plesteran akan cepat kering hingga mengurangi kekuatannya dan dapat
menimbulkan retakan-retakan.Adukan untuk plesteran adalah 1 semen : 5 pasir, dan
pasir yang digunakan adalah pasir yang bersih dan halus. Pekerja membuat adukan
pada suatu wadah dan gunakan volume air yang tepat. Adukan dibuat sebanyak
yang habis dipakai dalam satu jam.
Hasil akhir (finishing) plesteran dapat menggunakan bilah perata dari kayu
(dengan hasil yang permukaan dinding yang agak kasar) maupun bilah perata dari
besi (dengan hasil permukaan dinding yang halus). pekerja yang sudah ahli yang
dapat menggunakan bilah perata besi hingga menghasilkan permukaan yang halus,
karena pada permukaan tersebut bila terdapat perbedaan sedikit saja akan
tampak. Oleh sebab itu penggunaan bilah perata kayu lebih dianjurkan walaupun
akan memerlukan cat yang lebih banyak dalam pengerjaan. Berikan lapisan plesteran
yang merata pada semua bagian dengan ketebalan yang tepat. Salah satu cara
untuk mendapat ketebalan yang tepat adalah dengan membuat garis garis
plesteran/patok pada dinding dengan arah vertikal dari atas ke bawah dengan jarak
1 - 1.5m sepanjang dinding, dengan bantuan papan/bilah perata yang dipindahkan
dari satu area dinding ke area, patok ini kemudian menjadi panduan bagi area
plesteran seluruh dinding.
Bila terdapat dinding yang tidak berakhir pada kolom, untuk meratakan
plesteran pada sisi ujungnya letakkan papan pada kedua sisinya yang dijepit dengan
menggunakan besi sisa tulangan ukuran 6mm. Memulai pengerjaan plesteran dari
atas dinding dan terus ke bawah. Untuk menampung runtuhan sisa campuran
plaster, pekerja menaruh papan kayu dibawah dinding yang sedang diplester
untuk menampung adukan-adukan plesteran yang jatuh, adukan ini dapat digunakan
kembali asalkan masih baru (belum mengering). Pada bagian sudut pengerjaan
plesteran tidak dihentikan, diteruskan hingga 15 cm ke dinding sebelahnya. Bila
kondisi memungkinkan, pengerjaan plesteran akan dilakukan secara keseluruhan
sekaligus). Pada area dinding yang luas, dinding akan terbagi dengan adanya
kolom maupun balok sehingga akan memudahkan pengerjaan plesteran pada
daerah-daerah tersebut karena area yang diplester menjadi kecil.

C. PEKERJAAN BETON BERTULANG


Pekerjaan ini terdiri dari :

Pek. Sloof Beton Bertulang 15/20


Pek. Sloof Beton Bertulang 20/20
Pek. Kolom Beton Bertulang 15/15
Pek. Kolom Beton Bertulang 20/20
Pek. Ring Balok Bertulang 15/20
Pek. Plat Oversteak t = 7 cm
Pek. Balok Latey

Uraian pekerjaan
A. Pembesian

Cara pengerjaan tulangan balok :


- Buat tulangan sengkang dengan syarat :
- bengkokan kait minimal 90o ditambah perpanjangan 12d atau bengkokan kait
135o ditambah perpanjangan 6d
- pembengkokan dilakukan dalam keadaan dingin
- Potong tulangan memanjang dan bentuk sesuai gambar kerja
- Masukan tulangan-tulangan memanjang balok pada sela-sela tulangan
kolom/balok disebelahnya sesuai dengan dimensi balok dan posisi tulangan
- Masukan sengkang-sengkang balok sesuai dengan jumlahnya
- Masukan tulangan-tulangan memanjang balok pada ujung yang lain ke sela-
sela kolom/balok sebelahnya
- Ikat sengkang dengan tulangan memenjang sesuai dengan jarak sengkang
yang ditentukan dengan menggunakan kawat bendrat
- Cek kembali hasil pabrikasi dengan gambar kerja yang ada
- Pasang pengatur jarak selimut beton/ decking

B. Bekisting
- Bekisting dibuat dengan bahan kayu kelas III (terentang) dan balok kayu kelas II,
serta dolken diameter 8/400
- Cek jarak sabuk kolom/balok/sloof/ring balk
- Cek pertemuan panel sudut bekisting
- Permukaan plywood dibersihkan dan dilumasi minyak bekisting
- Penyetelan sabuk dan kayu support bekisting
- Pemberian mortar pada dudukan bekisting, pastikan mortar yang ditabur
mengering

C. Betonisasi
- Digunakan beton mutu K-175 dengan campuran 1PC:2PS:3KR
- Untuk kolom pengecoran dilakukan tiap satu meter
- Vibrasi yang cukup selama pengecoran
- Pengetokan pada keliling luar bekisting
D. Pelepasan bekisting

- Satu hari setelah pengecoran, bekisting dilepas


- Melepas scafolding
- Melepas plywood

E. Perawatan beton

- Menyiram beton setiap siang dan sore selama minimal 3 hari


- Menutupi dengan karung basah

D. PEK. KUSEN, PINTU DAN JENDELA

Pek. Kusen Kayu Lokal Kls II


Pek. Daun Pintu Panil Kayu Lokal Kls II
Daun Jendela Kaca 5 mm + Bingkai Kayu Kls. I
Pas. Kunci Pintu Tanam
Pas. Engsel Pintu
Pas. Engsel Jendela
Pas. Slot Pintu
Pas. Slot Jendela
Pas. Hak Angin
Pas. Pegangan Pintu
Pas. Kaca Polos 5 mm

Uraian Pekerjaan
Pemasangan kusen

- Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah
dijangkau.
- Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank
untuk menentukan kedudukan kusen.
- Pasang angker pada kusen secukupnya.
- Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu/jendela.
- Setel kedudukan kusen pintu/jendela sehingga berdiri tegak dengan
menggunakan unting-unting.
- Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh
- Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi
kokoh.
- Cek kembali kedudukan kusen pintu/jendela, apakah sudah sesuai pada
tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen.
- Bersihkan tempat sekelilingnya.

Pemasangan daun pintu dan jendela

- Ukur lebar dan tinggi kusen pintu/jendela.


- Ukur lebar dan tinggi daun pintu/jendela.
- Ketam dan potong daun pintu/jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
- Masukkan/pasang daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai masuk
dengan toleransi kelonggaran 3 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah
tinggi.
- Lepaskan daun pintu/jendela, pasang/tanam engsel daun pintu pada
tiang daun pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari
sisi bagian atas 25 cm (untuk pintu/jendela dengan 2 engsel), dan pada bagian
tengah (untuk pintu dengan 3 engsel)
- Masukkan/pasang lagi daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu/jendela tempat
engsel yang sesuai dengan engsel pada daun pintu/jendela.
- Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu/jendela dengan cara melepas
pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen Pasang kembali
daun pintu/jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu
pada kusen pintunya.
- Coba daun pintu/jendela dengan cara membuka dan menutup.
- Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu/jendela dengan cara
melepaskan
pen.
Stel lagi sampai daun pintu/jendela dapat membuka dan menutup
dengan baik, rata dan lurus dengan
kusen

Pemasangan kaca
- Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas.
- Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun
pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar.
- Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
- Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau
kain untuk memegang kaca.
- Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada keempat sisi daun
pintu/jendela.
- Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil.
- Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang
dipasang lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca karena
gerakan martil

Pemasangan rangka (kusen) pintu dan jendela dapat dilakukan pada saat
penyusunan dinding bata. Pemasangan rangka (kusen) pintu/jendela tersebut
bersamaan dengan penyusunan dinding bata maka harus dilakukan pemasangan
besi angkur 100 mm
yang dimasukkan ke dalam rangka kayu dari sisi luar rangka (jangan sampai
menembus kayu agar tidak terlihat dari luar) yang diletakkan diantara susunan
batayang berfungsi memperkuat pemasangan rangka pintu/jendela tersebut pada
dinding. Hal ini harus dipastikan bahwa rangka tersebut telah lurus dan sejajar
(dengan bantuan waterpass). Jika rangka (kusen) pintu dipasang setelah dinding
selesai, dapat menggunakan potongan kayu yang telah dipasang pada kolom/ring
balok. Maka rangka (kusen) pintu/jendela tersebut disekrup pada potongan kayu ini
setelah itu bagian depan sekrup tersebut diberi dempul sehingga tidak tampak dari
luar, pastikan dahulu bahwa rangka tersebut telah lurus dan sejajar (dengan
bantuan waterpass). Jika potongan kayu tersebut belum dipasang pada
kolom/ring balk, maka kolom/ring balk tersebut dapat dibor dan dipasang rumah
sekrup dari plastik atau dapat pula rangka (kusen) jendela/pintu tersebut dipasang
dengan menggunakan paku beton yang langsung menembus rangka (kusen) kayu
dan dinding bata setelah itu diberi dempul pada bagian permukaannya untuk
menutupi paku beton tersebut.
Baik pintu maupun jendela dirancang memiliki bukaan ventilasi berupa jalusi yang
terbuat dari kayu pada bagian atasnya. Jendela ruang kelas yang menghadap
bagian muka bangunan (pada area teras) memiliki ukuran yang berbeda dari
jendela pada bagian belakang bangunan. Jendela pada bagia nmuka bangunan
memiliki ketinggian dinding dibawah jendela yang lebih
Baik rangka (kusen) pintu maupun jendela harus dibuat di lokasi pembangunan
(bengkel Kerja) mengikuti gambar kerja yang telah dibuat. Sesuaikan ukuran rangka
tersebut dengan keadaan di lapangan. Buatlah rangka (kusen) pintu/jendela ini
pada daerah yang terlindung (memiliki atap). Kerangka (kusen) pintu/jendela ini
pada Saat pemasangan harus menggunakan penguat (penahan) sementara pada
bagian bawahnya untuk memastikan bahwa letaknya sudah benar dan tidak
bergeser lagi pada saat dipasang.
Untuk menghindari kerusakan pada pintu, hindari memasang daun pintu sebelum
bangunan selesai, hanya rangka (kusen) pintu/jendela saja yang dipasang.
Pintu dirancang dengan daun pintu kayu yang mengayun ke arah luar ruangan
(bukan pintu geser karena cepat rusak) dan jenis jendela ayun keluar dengan
panel kaca dan rangka kayu. Semua pintu dan jendela dibuat dari bahan yang
berkualitas baik, haluskan dahulu permukaan kayu untuk rangka pintu/jendela dan
daun pintu dengan amplas sebelum dipasang.
Kaca yang digunakan untuk jendela adalah kaca dengan ketebalan 3 mm. Pada
saat memesan kaca tersebut diukur dahulu ukuran kusen (rangka) jendela
dan ditambahkan 3 mm pada sekeliling ukuran dimensinya agar panel kaca tersebut
dapat dipasang dengan mudah dan kokoh pada rangka (kusen).

Setelah daun pintu dan jendela siap maka dilaksanakan pemasangan asesories
anatara lain: Sloot Pintu Double, Penganggan Pintu Double, Kunci Tanam 2
Slaag, Engsel Pintu, Engsel Jendela, Grendel Jendela, Hak Angin Jendela dan
Tarikan Jendela. Pada tahap pekerjaan ini dilakukan paling terakhir agar tidak
menggangu proses pekerjaan lain, dan pekerjaan ini dilakukan oleh tenaga kerja
yang ahli dibidangnya, pemasangan ini juga memerlukan baut dan paku sekrup.

E. PEKERJAAN PLAFOND

Pekerjaa Plafond meliputi :


Pek. Balok rangka plafond 5/5 kls 1
Pek. Plafond gypsum / triplex 60 x 120
Pek. List Plafond Kayu

Bahan:
Bahan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah tripleks tebal 4mm.
Rangka Plafond menggunakan Rangka kayu kls I 5/5

Langkah Kerja:
- Pelaksanaan langit-langit dapat dilaksanakan setelah dudukan untuk alat
penggantung/pengait rangka plafond telah selesai dikerjakan dan tertutup
dengan atap atau dak beton.
- Pemasangan rangka plafond ditimbang rata air untuk mendapatkan
permukaan plafond yang rata air.
- Konstruksi rangka plafond dalam satu ruang telah selesai dilaksanakan baru
penutup atau lembaran plafond dapat dipasangkan.
- Jarak antara paku atau sekrup minimal 10 mm dan maksimal 16 mm. dipinggir
bahan penutup pada setiap rangkaian rangka plafondnya.
- Sambungan antara lembaran plafond yang terpasang serapat mungkin lalu
dilapisi dengan base bond dan paper tape dari produk yang sama dengan papan
penutup langit-langit .
- Pemasangan list plafond di pasang pada setiap permukaan antara dinding
dan plafond dengan cara pemasangan menggunakan paku atau sekrup
- Setelah pekerjaan plafond selesai dilaksanakan maka pekerjaan list plafon
bahan kayu segera dilaksanakan
F. PEKERJAAN ATAP
Pemasangan kuda-kuda
- Pengangkutan kuda-kuda, bahan dan alat ke lokasi proyek
- Pekerjaan pengecatan rangka kuda
- Pekerjaan perangkaian kuda-kuda
- Pekerjaan menaikan kuda-kuda keatas atap
- Rangka kuda-kuda ditempatkan pada angkur yang terdedia, besi angkur
merupakan tulangan dari kolom yang dilebihkan sebagai pengikat antara kuda-kuda
dan dinding.Angkur kemudian ditempatkan pada plat dudukan kuda-kuda yang sudah
dilobangi, kemudian angkur dan plat dudukan kuda-kuda tersebut disambung dengan
baut angkur 12 mm.

Pemasangan rangka atap


- Perangkaian ikatan angin vertikal
- Pekerjaan menaikkan ikatan angin vertikal
- Setelah ikatan angin vertikal dinaikkan, pekerjaan selanjutnya adalah
perangkaian antara ikatan angin vertikal dengan kuda-kuda
- Setelah ikatan angin terpasang, kemudian balok nok dipasang pada rangka
atap.

Pemasangan gording
- Pengecatan gording
- Memindahkan bahan gording ke lantai atas
- Gording ditempatkan diatas kuda-kuda pada titik buhul kuda-kuda

Pemasangan Seng
- Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangn genteng sebelumnya disiapkan
diatas atap (disusun) pada titik-titik tertentu.
- Seng dipasang secarah horisontal terlebih dahulu pada bagian atas.
- Setelah pada bagian paling atas terpasang diteruskan pada bagian
bawahnyasecara horizontal.
- Dengan cara pemasangan Seng pada bagian atas diangkat atau diungkit
setelah itu dimasukan Seng pada bagian bawahnya. Pertemuan dengan jurai
genteng dipotong dengan bentuk segitiga agar rapi.

Pemasangan lisplank
- Papan lisplank dipaku pada rangka listplank
- Pada sambungan papan lisplank dibuat sambungan bibir lurus.
- Setelah selesai pemasangan tahap berkutnya yaitu dilakukan pendempulan
dan pengecatan

G. PEKERJAAN LANTAI
Pekerjaan ini terdiri dari :
Pas. Lantai Kramik (40x40)
Pas. Rabat Beton Tumbuk 1:3:5
Pas. Keramik WC/K.MANDI (20x20) antislip
Pas. Keramik Dinding WC/K.MANDI (20x25)

Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Penutup Lantai Keramik. Mencakup seluruh


permukaan dalam ruang-ruangan bangunan dan teras-teras selasar
Bahan :
- Ubin keramik yang dipakai menggunakan homogenus tile ukuran 40 x 40 warna
terang
- Untuk dinding WC menggunakan keramik ukuran 20 x 25 dan 20 x 20 untuk lantai
WC dengan warna terang serta antislip
- Keramik yang terkirim dikemas dalam dus dari pabriknya

Langkah Kerja :
- Permukaan lantai beton untuk landasan pemasangan keramik dilapisi pasir setebal
5 cm Membuat acuan untuk kelurusan dan keratan permukaan keramik yang
terpasang.
- Keramik direndam air hingga jenuh air
- Keramik terpasang disesuaikan dengan pola pemasangan yang ditunjukkan pada
gambar kerja
- Sebelumnya dibuatkan acuan kerja menggunakan benang agar pola permukaan
rata dan lurus
- Adukan perekatnya 1 : 3
- Lebar dan kedalaman siar-siar atau dat sama max. 3 mm membentuk garis lurus.

H. PEKERJAAN CAT
Berikut tahapan-tahapan cara pekerjaannya
Pekerjaan pengecatan
- Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut
menggunakan kuas.
- Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
- Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
- Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas,
sikat kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak
rata).
- Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-
pori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
- Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan
permukaan yang bersih/halus.
- Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
Apabila setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan
diampelas.
- Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut.
Kemudian dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis
dengan menggunakan cat dinding emultion.

- Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.


- Pastikan permukaan plafond gypsum dan GRC sudah dalam keadaan rata.
- Proteksi area kerja dengan plastic terutama pada bagian lantai dan
pintu/jendela untuk menghindari tumpahan cat.
- Permukaan plafond dibersihkan dahulu dari debu dan kotoran dengan
diampelas.
- Kemudian permukaan plafond diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
- Setelah diberi lapisan sealer, dilakukan pengecatan finish untuk permukaan
plafond minimal 2 (dua) lapis dengan menggunakan jenis cat emultion.
- Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering

I. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Ruang Lingkup
Lingkup Pekerjaan listrik ini meliputi penyediaan seluruh material,
perlengkapan/peralatan dan melaksanakan seluruh pekerjaan system listrik
sehingga dapat beropersai secara sempurna.
Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dilaksanakan harus dikerjakan oleh
instalatur yang sudah berpengalaman serta terdaftar sebagai instalatur resmi PLN
dengan memegang SPT dan Surat Izin Kerja- SIKA C yang masih berlaku. Seluruh
Pekerjaan listrik harus dikerjakan sesuai peraturan pekerjaan listrik yang berlaku di
Indonesia terutama SPLN dan PUIL.

- Lingkup Pekerjaan listrik meliputi pengadaan dan pemasangan semua


komponen listrik termasuk lampu, saklar, stop kontak, instalasi pengkabelan
lengkap conduit, panel listrik dan pengetesannya.
- Hasil pekerjaan listrik sampai menyala. Ketentuan-ketentuan dalam
melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

Material
- Kontraktor Pelaksana harus memasang lampu jenis merk Philips atau setara.
Tipe armature aotbow lengkap dengan aksesorisnya, serta lampu lainnya
seperti yang ditujukkan dalam gambar..
- Semua stop kontak, saklar dari kualitas terbaik atau dari sekualitas merk MK
atau.
- Isolasi untuk sambungan kabel digunakan pipa isolasi sekualias 3 M, legrand
atau yang sekualitas.

- Pipa kabel (conduit) dari jenis high-impact dari merk EGA, clipsall atau yang
sekualitas. Sambungan (copling), T-Dos harus dengan merk yang sama dengan
jenis konduitnya.
- Seluruh material yang dipergunakan harus baru dan dipasang dengan cara
penempatan yang benar atau dari material bangunan lama yang masih
layak/baik dapat dipasang dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas.
- Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh dari seluruh material
Pekerjaan listrik untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum
dipasang. Seluruh biaya ditanggung atas biaya Kontraktor pelaksana. Material
yang harus diajukan contohnya antara lain :
Kabel,
Stop kontak
Saklar,
Lampu (setiap jenisnya),
Konduit, Ballast, dll

Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan


sebagai berikut :
Material
- Pipa kabel (konduit) dari jenis high-impact dari merk EGA, clipsall atau
sekualitas. Sambungan (copling), T-Dos harus dengan merk yang sama dengan
jenis konduitnya.
- Seluruh material yang dipergunakan harus baru dan dipasang dengan cara
penempatan yang benar atau dari material bangunan lama yang masih
layak/baik dapat dipasang dengan persetujuan pihak Direksi/pengawas
- Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh dari seluruh material
Pekerjaan listrik untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum
dipasang. Seluruh biaya ditanggung atas biaya kontraktor pelaksana. Material
yang harus diajukan contohnya antara lain : Pipa, Konduit, Ballast, dll.

J. PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR


Material Closed duduk, Westafel, Urinoir, Bak Air Fiberglass, Floor Drain, Dan Kran
Air Stainlees 1/2" adalah material yang memenuhi syarat sesuai dengan
spesifikasi teknis. Penyediaan tenaga kerja, fasilitas/peralatan pelaksanaan dan
kebutuhan-kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan
Sanitair yang sesuai dengan gambar dan spesifikasi. Pengadaan material disuplay
langsung ke lokasi pekerjaan oleh suplayer, dan disimpan di gudang tertutup untuk
mengindari rusak dan penurunan mutu bahan akibat pengaruh kondisi luar.

Sebelum dipasang pipa pembuang air kotor terlebih dahulu dilakukan penggalian
tanah pada garis pemasangan pipa, pipa kemudian ditanam supaya terhindar dari
timpaan benda-benda lain, sedangkan untuk pemasangan pipa air bersih ditanam
dalam dinding bata. Pipa yang digunakan untuk air kotor atau pembuang tinja
adalah paralon PVC
3 yang tebal dan elastis , sedangkan pipa untuk air bersih digunakan pipa PVC
1/2.

Pada sistem penyambungan lurus pipa tersebut menggunakan socket dan dilem
dengan lem pipa, untuk disambungkan dipasang elbow dan juga menggunakan lem
pipa. Pipa dipasang harus ada kemiringan ke arah pembuangan air. Pada lobang
pembuangan air lantai pada kamar mandi dipasang saringan (floor drain) supaya
tidak masuk kotoran atau binatang kedalam pipa yang bisa mengakibatkan
penyumbatan. Pemasangan kran air pada drat dipasang lem atau isolasi tape
khusus supaya tidak terjadi kebocoran. Septick tank dibuat pada tempat yang telah
ditentukan dengan kapasitas 3 m3, konstruksi dari pada bangunan ini juga dari
beton bertulang dengan penutup dari plat beton, lantai septik tank di pasang susun
batu batu koral dan dinding dipasang pipa pembuang dari WC KM dan pipa
pembuang ke resapan, pada ruang resapan pasang ijuk supaya air kotoran dalam
septik tank tidak mudah penuh.

Pembersihan kembali

Pada akhir pekerjaan maka kontraktor akan membersihkan dan mengangkut sisa puing-
puing bekas bongkaran keluar areal. Areal pekerjaan dipastikan bersih sebelum Penyerahan
Pertama (PHO) dilakukan

Tidore, 10 September 2016


CV. LINTAS HALSEL

Irfandi A. Nurdin
Direktur

Anda mungkin juga menyukai