Anda di halaman 1dari 22

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT


(RKS)

PEKERJAAN:
RENOVASI GEDUNG KANTOR KPPBC TMP C PANTOLOAN

SATUAN KERJA :
KPPBC TMP C PANTOLOAN

KONSULTAN PERENCANA :
BAB I SYARAT-SYARAT UMUM

1.1. PENDAHULUAN

Pelaksanaan pekerjaan dilapangan dilakukan sepenuhnya oleh kontraktor pelaksana yang


telah ditunjuk dan diawasi langsung oleh konsultan pengawas. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan
berdasarkan atas gambar kerja dan rencana kerja & syarat-syarat (RKS), serta mengikuti petunjuk
dari konsultan pengawas, sehingga hasil yang dicapai akan sempurna dan sesuai dengan keinginan
pengguna jasa.

1.2. LINGKUP PEKERJAAN

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Renovasi Gedung Kantor Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai TMP C Pantoloan Provinsi Sulawesi Tengah berjumlah 1 (satu)
Unit.
2. Lokasi Pekerjaan berada pada tapak Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai TMP
C Pantoloan Provinsi Sulawesi Tengah. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
a. Pekerjaan Renovasi Fasad dan Exterior Bangunan Kantor
b. Pekerjaan Pembuatan Sculpture Landmark Kantor
c. Pekerjaan Rehabilitasi Ruang Dapur Umum
d. Pekerjaan Rehabilitasi Ruang KI
e. Pekerjaan Rehabilitasi Ruang Toilet Wanita

1.3. RENCANA KERJA

1. Rencana jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 150 hari kalender


2. Kontraktor wajib membuat Rencana Kerja sendiri yang lebih terperinci terhadap item-item
pekerjaan dituangkan dalam Bar Chart dan Kurva S.
3. Bila diperlukan, Konsultan Pengawas dapat meminta Kontraktor untuk membuat Network
Planning, yang menunjukan hubungan satu item pekerjaan ke item pekerjaan yang lain.
4. Tabel Rencana Kerja terlampir.

1.4. PERSIAPAN UMUM

1. Segera setelah Surat Perintah Kerja diterbitkan oleh Pemberi Tugas, Kontraktor harus segera
menyiapkan lokasi pekerjaan, membuat kantor direksi, gudang bahan dan alat, serta barak
pekerja.
2. Kantor Direksi, Barak Kerja dan Gudang Material, pengadaan dan pembongkarannya
menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor,
3. Barak Kerja dan Gudang Material serta perlengkapannya adalah milik Kontraktor, Kantor
Direksi menjadi milik Proyek
4. Kantor Direksi, Barak Kerja dan Gudang material tidak dibenarkan dibongkar sebelum
pekerjaan selesai, terkecuali atas Perintah Pemberi Tugas/Direksi Pekerjaan.
5. Kontraktor harus membuat Papan Nama Proyek berukuran 1 x 1.50 m dari bahan multiplek
dan kayu yang mencantumkan antara lain:
• Nama Departemen / Instansi Pemberi Tugas.
• Nama Proyek atau Nama Pekerjaan.
• Sumber Dana dan Tahun Anggaran.
• Harga Borongan dan Waktu Pelaksanaan.
• Nama Konsultan Perencana dan Pengawas.
• Nama Perusahaan Kontraktor / Pemborong.
6. Demi kelancaran pekerjaan, kontraktor wajib menyediakan personil :
• Site Manager yang memiliki kemampuan memadai dan bertanggung jawab sepenuhnya
kepada pelaksanaan pekerjaan.
• Petugas Keselamatan Konstruksi.
7. Tenaga Kerja yang disediakan Kontraktor harus dapat dijamin kualitas pekerjaannya, disiplin
dan jujur dalam bekerja. Jika terdapat hal-hal yang berkaitan dengan tindakan indisipliner,
tanggung jawab sepenuhnya dibebankan kepada Kontraktor.
8. Dalam pelaksanaan pekerjaan berlangsung Direksi Proyek/Konsultan Pengawas berhak untuk
menolak/meminta agar Personil Kontraktor diganti jika ternyata dianggap tidak memenuhi
kualifikasi atau tidak bisa bekerja sama membentuk team work demi suksesnya proyek ini.
9. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan yang nyata-nyata diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Direksi berhak meminta kepada Kontraktor untuk mengadakan
peralatan pembantu pekerjaan yang dianggap perlu untuk menjamin kecepatan, mutu dan
ketepatan pekerjaan. Semua biaya mobilisasi dan sewa pakai peralatan dianggap telah
diperhitungkan dalam penawaran kontraktor. Sebagai gambaran, peralatan minimal dengan
melampirkan bukti kepemilikan atau bukti sewa bilamana peralatan sewa, seperti contoh:
(BPKB, Invoice, Kuitansi Jika menyewa dibuktikan dokumen kepemilikan atas nama
perusahaan/pemilik perusahaan Pemberi Sewa) Melampirkan pemindaian/scan bukti milik
dan/ atau bukti sewa peralatan (invoice, kwitansi, STNK/BPKB) yang sah dan berlaku.
Apabila dokumen penawaran tidak disertai dengan bukti ke Penggunaan/ sewa/ dukungan
peralatan maka dinyatakan tidak memenuhi persyaratan (gugur teknis) yang harus digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
• Concrete Mixer
• Mesin Listrik (Gen-Set)
• Jack Hammer
10. Kontraktor wajib meneliti situasi Tapak-Job Site dan hal lain yang dapat mempengaruhi
kontrak, itu semuanya dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib
melakukan survey ulang guna (MC-0) memperoleh akurasi data yang up to date. Kelalaian
atau kekurang telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat diajukan sebagai alasan untuk
mengajukan claim. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam Gambar Rencana, Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Berita Acara
Penjelasan, Berita Acara Rapat Lapangan, serta petunjuk dari Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis Pengelola Proyek.
11. Dalam melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib melakukan pendekatan dengan masyarakat
dan pegawai dilingkungan setempat untuk memperoleh dukungan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.
12. Kontraktor wajib menyediakan perlengkapan keselamatan pekerjaan berupa Alat Pelindung
Diri (APD), mengacu pada Per08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri, atau minimum
menyediakan alat-alat berupa :
• Safety Helmet (Helm Pelindung Kepala)
• Rompi Safety
• Sarung Tangan Safety
• Safety Line (Garis Pembatas Area Kerja)
• P3K lengkap
Detail perlengkapan lain dan syarat Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi tertuang
pada RAB
13. Konsultan Pengawas berhak menegur Kontraktor hingga menghentikan pekerjaan, jika
minimum APD tidak tersedia atau tenaga kerja didapati tidak menggunakan APD.
14. Jika terdapat kemungkinan kesulitan pelaksanaan pekerjaan yang akan berdampak pada
keselamatan kerja, kontraktor dibantu oleh konsultan pengawas, wajib meneliti dan
merencanakan metode pelaksanaan yang aman.
15. Jika terjadi kecelakaan kerja akibat kelalaian atau pengabaian penggunaan APD demi
terjaminnya Keselamatan Kerja, sepenuhnya adalah tanggung jawab Kontraktor.

1.5. SYARAT-SYARAT TEKNIK

1. Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam Standar Nasional Indonesaia (SNI) dan
peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku.

2. Standar yang berlaku :


• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 28 Tahun 2016 tentang Pedoman Analisis
Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
• SNI 2847 – 2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
• SNI 2052 – 2017 tentang Baja Tulangan Beton
• SNI 1729 – 2015 tentang Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural
• SNI 03 – 7065 – 2005 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing
• SNI 0225 – 2011 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik
• Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang tersebut
diatas, maupun standar standar Nasional lainnya maka diberlakukan Standar
Internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya
berlaku standar-standar persyaratan teknis dari negara-negara asal bahan pekerjaan yang
bersangkutan
3. Dokumen yang berlaku :
• Dokumen Tender berupa Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Kerangka
Konseptual K3, dan BOQ (termasuk koefisien AHSP).
• Petunjuk-petunjuk dari Direksi/Pengawas Lapangan
• Berita Acara Pre-Construction Meeting
• Berita Acara Rapat Lapangan
• Perintah tertulis Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas yang disampaikan pada Buku
Harian Lapangan (Buku Direksi) atau surat resmi.
4. Kontraktor wajib menyampaikan Rencana Mutu Kontrak (RMK) dengan melakukan
pemaparan langsung bersama dengan PPK, Unsur Teknis dan Konsultan Pengawas yang
bertujuan untuk mengambil kesepakatan dan jenis material, man power (tenaga kerja), jangka
waktu efektif serta jenis dan mutu beton yang akan digunakan sesuai dengan kontrak dan
lampiran kontrak yang telah dibuat.
5. Kontraktor wajib melakukan Approval Material sebagai persyaratan untuk disetujui oleh
direksi seperti brosur resmi (user manual) dari produsen yang materialnya digunakan beserta
contoh sampel bahan dan material yang akan digunakan sebelum pekerjaan berlangsung
dilapangan. Baik material pabrikasi maupun material lokal.
6. Pada prinsipnya semua material yang akan digunakan harus mendapat izin/persetujuan
tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas yang diaplikasikan dalam bentuk “Surat Persetujuan
Bahan”. Material yang masuk tanpa persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas adalah
tanggung jawab Kontraktor dan Direksi berhak untuk menolak atau memerintahkan
pembongkaran dan tidak diprogress.
7. Semua material yang masuk kedalam area proyek (digudang dan dilapangan terbuka) tidak
bisa dikeluarkan dari area proyek tanpa izin dari Direksi Proyek/Konsultan Pengawas.
8. Semua pekerjaan hanya bisa dilaksanakan atas izin dari Direksi/Konsultan Pengawas yang
diaplikasikan dalam bentuk “Surat Ijin Kerja”. Pekerjaan yang dilaksanakan tanpa izin
Direksi/Konsultan Pengawas adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diprogres.
9. Kontraktor Pelaksana dalam hal ini Site Manager atau Project Manager dalam setiap
minggunya melakukan Request Sheet (Rencana Kerja) untuk disetujui oleh direksi dan
konsultan pengawas.
10. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing, Shop Drawing adalah gambar atau kumpulan
gambar yang dihasilkan oleh kontraktor, pemasok, produsen, ataupun sub kontraktor. Shop
Drawing biasanya diperlukan untuk prefabrikasi komponen. Contoh ini meliputi ; lift, baja
struktural, gulungan, pra-cor, jendela, peralatan, lemari, unit penanganan udara, dan
millwork. Juga penting adalah gambar instalasi dan toko koordinasi MEP perdagangan seperti
lembaran membutuhkan saluran kerja logam, pipa, pipa, perlindungan kebakaran, dan listrik.
Shop Drawing biasanya menampilkan Lebih detail dari dokumen konstruksi, model shop
drawing biasanya sangat berbeda dari gambar perencanaan. Dalam Membuat shop drawing
haruslah memperhatikan dan Memahami kemampuan pengguna Agar nantinya gambar shop
drawing tidak akan menyulitkan pengguna dalam memahami dan dapat mengindari terjadinya
kesalahan pelaksanaan serta kesalahan persepsi. Gambar shop drawing merupakan sebuah
media komunikasi yang efektif antara design dan pelaksanaan. Oleh karna itu gambar shop
drawing harus dibuat dengan tingkat detail yang lebih baik.
11. Direksi pekerjaan dan konsultan pengawas, berhak untuk memerintahkan Kontraktor untuk
membuat gambar kerja (shop drawing) atas bagian-bagian pekerjaan yang memerlukan
penjelasan lebih detail.
12. Pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud baru bisa dilaksanakan jika shop drawing telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas, yang ditandai dengan “tanda tangan”
diatas gambar tersebut.

1.6. PENGADAAN BAHAN BANGUNAN

1. Bahan material kerja yang boleh ditempatkan didalam Lokasi Kerja hanyalah bahan-bahan
yang disyaratkan dalam RKS Maupun Gambar-gambar.
2. Penyimpanan bahan material kerja ditempatkan dekat dengan lokasi kerja dan disetujui
lokasinya oleh pihak Pengguna Jasa, dengan keamanan penyimpanan material sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor.
3. Bahan material kerja yang dipakai adalah yang sesuai dengan kualitas serta dimensi yang
disyaratkan dalam RKS maupun Gambar.
4. Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak dapat diperoleh dipasar, sebelum diganti
kontraktor harus Konsultasi terlebih dahulu dengan Direksi/Konsultan Pengawas, dan
penggantian bisa dilakukan setelah ada persetujuannya.
5. Penggantian bahan bangunan yang tidak terdapat di pasar dengan bahan bangunan lainnya
harus sama kualitasnya atau lebih baik dan harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.
6. Bahan bangunan yang dinyatakan ditolak oleh Direksi/Pengawas Teknik karena cacat atau
tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan harus segera dipindahkan dan dikeluarkan
dari kompleks pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.

1.7. GAMBAR DAN UKURAN

7. Denah, tampak-tampak dan potongan-potongan dinyatakan dalam gambar-gambar rencana


Arsitektur dan struktur, dan dijelaskan pula dalam gambar detail lengkap ukuranukurannya.

1.8. TITIK DUGA (PEIL)

1. Ukuran tinggi titik duga (peil) + 0,00 yang dinyatakan dalam gambar disesuaikan dengan
keadaan site.
2. Ukuran tinggi titik duga (peil) dinyatakan dengan suatu tanda tetap dan dipasang pada tempat
yang tidak mudah terganggu.
3. Pembuatan/pemasangan tanda tetap ini dikerjakan oleh Kontraktor dengan petunjuk dan
persetujuan Direksi/Pengawas Teknik.
BAB II SYARAT-SYARAT KHUSUS

2.1 PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN AWAL

1. Lingkup Pekerjaan meliputi:


a. Pekerjaan Renovasi Fasad dan Exterior Bangunan Kantor
• Pembongkaran Rangka dan Cladding ACP lama
• Pembongkaran Pot dan Taman Kanstin Eksisting
• Pembongkaran Setempat Plafond Koridor Interior Kantor
• Pembongkaran Plafond Area Drop Off dan Area Atap Luar
• Pembongkaran Setempat Atap Kantor
• Pembongkaran Lisplank Atap
• Pembongkaran Lantai Keramik Teras Depan (Area Drop Off)
b. Pekerjaan Pembuatan Sculpture Landmark Kantor
• Pembongkaran Pot dan Taman Kanstin Eksisting
• Pemangkasan Pohon
c. Pekerjaan Rehabilitasi Ruang KI
• Pembongkaran Lantai Keramik Lama
• Pembongkaran Kusen Eksisting Pembongkaran Partisi Eksisting
• Pembongkaran Dinding Eksisting untuk Akses Pintu
d. Pembersihan dari sisa sisa material bongkaran

2. Syarat-syarat Pekerjaan:
• Area pembongkaran disesuaikan berdasarkan gambar kerja. Perhatikan pula item
eksisting yang tidak dilakukan pembongkaran untuk diamankan sedemikian rupa agar
tidak terjadi kerusakan ataupun perubahan saat proses kontruksi.
• Jika pada halaman terdapat Konstruksi atau Utilitas yang masih berfungsi seperti pipa-
pipa, kabel-kabel, tiang-tiang listrik yang ada dibawah atau datas halaman, Kontraktor
harus melindungi jangan sampai terjadi kerusakan selama pelaksanaan pekerjaan ini.
• Kontraktor berkoordinasi dengan pihak Pengguna tentang material/bahan sisa bongkaran
yang perlu disimpan kembali.
• Material sisa pembongkaran yang sudah tidak dapat digunakan kembali, dibawa keluar
areal Kantor dan dibuang ke TPA Kota.

2.2. PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK

1. Pengukuran dan pemasangan Bouwplank dilakukan pada area yang yang akan terbangun,
agar pengaturan peletakan bangunan tidak meleset serta menjaga kemungkinan perubahan-
perubahan atau penggeseran-penggeseran sesuai keadaan.
2. Untuk mendapatkan ukuran yang tepat sesuai rencana, pengukuran harus menggunakan alat
yang tepat untuk menentukan titik duga (peil) dan untuk menentukan titik as/axis kesikuan
bangunan.
3. Bila bowplank menggunakan bahan Kayu, diwajibkan kualitas kayu harus baik dengan
struktur yang kokoh dan tidak mudah patah.
2.3. PEKERJAAN TANAH

1. Lingkup Pekerjaan Meliputi :


a. Pekerjaan Renovasi Fasad dan Exterior Bangunan Kantor
• Pek. Galian Tanah untuk Pondasi
• Pek. Urugan Kembali
• Pek. Timbunan Tanah Biasa
• Pek. Timbunan Tanah Taman
b. Pekerjaan Pembuatan Sculpture Landmark Kantor
• Pek. Galian Tanah untuk Pondasi
• Pek. Urugan Kembali
• Pek. Timbunan Tanah Biasa
• Pek. Timbunan Tanah Taman
c. Pekerjaan Pembuatan Pylon Sign
• Galian Tanah Pondasi
• Urugan Kembali Bekas Galian
• Timbunan Tanah

2. Syarat-syarat Pekerjaan:
• Galian tanah harus dilaksanakan untuk pondasi: telapak atau fondasi batu kali yang harus
di laksanakan menurut ukuran-ukuran yang dinyatakan dalam gambar yang bersangkutan
dan keadaan tanah ditempat.
• Untuk galian pondasi ukuran kedalaman minimum sesuai gambar, maksimun mencapai
tanah keras, kecuali bila kedalaman tanah keras lebih dua kali ukuran yang ditentukan
dalam gambar. Dalam keadaan ini Direksi/Pengawas Teknik dapat mengambil
kebijaksanaan untuk mengubah Konstruksi dan atau ukuran tanpa mengurangi kekuatan
konstruksi.
• Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh minimum 1 meter dari
tepi lubang galiang dan tidak menimbuni dan merusakan Bouwplank.
• Jika galian tersebut tergenang air hujan atau rembesan dari kiri kanan akibat air tanah, air
dan lumpur harus dikeluarkan. Untuk ini Kontraktor harus menyiapkan pompa air.
• Tanah bekas galian yang tidak dipakai harus diangkat ke luar lokasi pekerjaan semuanya
atau kalau memungkinkan diratakan ke seluruh halaman hingga halaman berkesan bersih.
• Pengurungan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan sehingga minimal
sama dengan keadaan tanah sebelum digali.
• Tidak dibenarkan menguruk galian dengan tanah yang mengandung lumpur dan sisa
tumbuh-tumbuhan.
• Urugan tanah dilaksanakan dibawah lantai dan kalau perlu perbaikan permukaan tanah
di sekitar bangunan seperti tertera pada gambar, dan harus dilaksanakan lapis demi lapis.
• Ketebalan hamparan urugan lapisan tanah yang diperkenankan maksimun 30 cm - setiap
lapis, kemudian dipadatkan sehingga pada ketebalan yang ditentukan urugan tanah
tersebut mencapai tingkat kepadatan yang diinginkan. Pemadatan dilaksanakan
menggunakan alat pemadat (stamper).
• Urugan pasir dilaksanakan bawah lantai cor atau pada pekerjaan lain yang menurut
Direksi/Pengawas Teknik dibutuhkan.
• Urugan pasir dihampar lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum 20 cm. Pemadatan
dilakukan lapis demi lapis dengan stamper dan menyiram air secukupnya, hingga
menghasilkan pemadatan yang baik.
• Pasir yang dipakai harus pasir kali, bersih dari lumpur, tanah dan humus dan tidak
mengandung garam atau mineral lainnya.

2.4. PEKERJAAN PONDASI BATU

1. Lingkup pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan pondasi batu adalah :


a. Pekerjaan Renovasi Fasad dan Exterior Bangunan Kantor
Pekerjaan Pas. Pondasi Batu Rangka Cladding

2. Syarat-syarat pekerjaan :
• Pasangan batu kosong harus disusun sedemikian rupa memenuhi lebar galian dengan
celah-celah antar batu yang di isi oleh urugan pasir dan disiram air hingga padat.
• Pondasi batu kali dibuat untuk pondasi penahan tanah dan pondasi praktis dibawah
lantai beton bertulang, sebagaimana yang tercantum dalam gambar.
• Batu yang dipakai harus dari jenis yang keras dan tidak keropos, sudah dipecah serta
mempunyai gradasi baik dengan diameter minimum 15 dan maximum 35 cm.
• Adukan yang digunakan pada pekerjaan pondasi ini terdiri dari 1 bagian semen dan
4 bagian pasir. Dalam pemasangannya tidak dibenarkan sisi-sisi batu saling
bersentuhan, di antara batu harus terisi adukan.
• Baik batu, pasir maupun air adukan yang dipakai pada pekerjaan ini harus bersih dari
lumpur dan kotoran-kotoran lainnya.

2.5. PEKERJAAN BETON BERTULANG STRUKTURAL dan TIDAK BERTULANG


SITE MIX K 250

1. Lingkup Pekerjaan Meliputi :


a. Pekerjaan Renovasi Fasad dan Exterior Bangunan Kantor
• Pek. Sloof Beton Bertulang
• Lain-lain seperti ditentukan dalam gambar.
b. Pekerjaan Pembuatan Sculpture Landmark Kantor
• Pek. Pondasi Beton Bertulang
• Pek. Kolom Beton Bertulang
• Pek. Plat Beton Bertulang
• Lain-lain seperti ditentukan dalam gambar.
c. Pekerjaan Pembuatan Pylon Sign
• Cor Lantai Kerja Beton K100
• Pondasi Telapak Beton K250
• Cor Beton Tidak Bertulang Lantai Platform K250

2. Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak tercantum dalam RKS
ini, dipakai peraturan yang termuat dalam PBI 1971 dan SNI 2847 : 2013 (Persyaratan Beton
Struktural Untuk Bangunan Gedung) sebagai syarat, dan berlaku sepenuhnya.
3. Bahan :
a. Semen
• Semen yang dipakai adalah Semen Portland (PC) dengan kualitas setara merk
TigaRoda/Bosowa/Tonasa, atau sejenisnya.
• Kontraktor diharapkan hanya menggunakan 1 (satu) merk semen untuk semua
pekerjaan.
• Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan
berat dari apa yang tercantum pada zak.

b. Pasir
• Pasir (Agregat halus) tidak boleh mengandung bahan organis, kotoran, debu, tanah
dan lumpur. Pasir halus terdiri dari butir-butiran tajam dan keras, kekal tidak pecah
atau hancur oleh cuaca dan hujan.
• Agregat halus harus terdiri dari butiran dengan ukuran sbb: o Ø 0,25 mm - 1 mm
minimum = 80 - 95 % berat. o Ø 1,00 mm - 4 mm maximum = 3 -12
% berat. o Ø >4 mm maximum = 3 % berat.
Dengan pengertian pasir sangat halus dengan diameter lebih kecil dari pada 0,25 mm
dan butiran kasar diatas 4 mm tidak boleh terdapat dalam pasir tersebut.

c. Batu Pecah
• Batu Pecah (agregat kasar) harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori.
• Paling sedikit tiga sisi batu merupakan sisi pecahan. Kerikil bulat idak boleh
dicampurkan
• Agregat kasar tidak boleh mengandung kotoran dan lumpur. Apabila terdapat kotoran
dan lumpur harus dicuci dengan menyemprotnya dengan air bertekanan minimum 2
atmosfer.
• Butir agregat kasar adalah sbb:
o Ø butir tidak boleh lebih besar dari pada 35 mm. o Ø butir tidak
boleh lebih kecil dari pada 15 mm.
o Ø 0 - 30 mm berkisar antara 75 % berat.

d. Besi Beton
• Baja beton yang digunakan adalah baja polos dengan kualitas SNI BJTP 24, untuk
pekerjaan pondasi foot plate, sloof, kolom, balok dan plat dak
• Ukuran besi beton yang tercantum dalam gambar mempunyai pengertian sebagai
berikut :
o 6 pada gambar berarti diameter besi adalah SNI 6 mm o
8 pada gambar berarti diameter besi adalah SNI 8 mm o
10 pada gambar berarti diameter besi adalah SNI 10 mm o
12 pada gambar berarti diameter besi adalah SNI 12 mm o
16 pada gambar berarti diameter besi adalah SNI 16 mm o
19 pada gambar berarti diameter besi adalah SNI 19 mm dst.
e. Kawat Pengikat
• Kawat Pengikat besi beton dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng dengan
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40 mm.
• Kawat pengikat besi beton harus memenuhi syarat SNI 2847 : 2013 (Persyaratan Beton
Struktural Untuk Bangunan Gedung).

f. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu
pekerjaan.

4. Campuran Beton :
a. Jenis adukan beton yang disyaratkan adalah Site Mix, artinya pengadukan beton
dilakukan langsung di lokasi kerja, maka diwajibkan kontraktor untuk mengadakan dan
menggunakan alat pengaduk mekanis dengan dikontrol oleh tenaga yang ahli. Tidak
disarankan mengaduk secara manual oleh tenaga manusia.
b. Kualitas mutu Beton yang disyaratkan adalah K 250, dengan isi 1 bagian semen, 2 bagian
pasir, 3 bagian kerikil dalam volumenya, atau mengikuti yang disyaratkan dalam SNI
7394 : 2008. Berat isi semen 384 kg/m3.
c. Kontraktor dapat pula menggunakan mix design beton sendiri dengan mutu yang
disyaratkan dan telah di uji pada laboratorium instansi yang berwenang (PU, UNTAD,
dsb).
d. Slump (kekentalan beton) yang disyaratkan adalah 12 ± 2 cm.
e. Bahan beton harus ditakar dalam sebuah bak takar yang terbuat dari papan yang cukup
kuat dan awet, dengan ukuran isi bak takar adalah Panjang 50 cm, Lebar 36 cm dan
Tinggi 18 cm.
f. Bak Takar telah disesuaikan dengan ukuran semen 1 Zak (50 kg).
g. Kontraktor harus bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kualitas campuran dan
kualitas beton.
5. Bekisting :
a. Seluruh pekerjaan bekisting menggunakan Multipleks 9mm atau papan yang telah
disekap halus dengan ketebalan ≥ 150mm sebagai alas dan kayu daerah yang cukup kuat
sebagai skor dan penyangga.
b. Untuk mendapatkan hasil cetakan yang memenuhi syarat, pekerjaan bekisting harus
dikerjakan oleh tukang yang ahli dan direncanakan dengan tepat.
c. Celah-celah antara papan bekisting harus cukup rapat, agar pada waktu mengecor tidak
ada air semen yang lolos. Sebelum mulai mengecor, bagian dari bekisting harus disiram
air dan dibersihkan dari kotoran dan bagian konstruksi yang bersambungan disiram
dengan air semen kental.
d. Pembongkaran bekisting harus memenuhi persyaratan umur beton yaitu minimal 14 hari
untuk plat, 10 hari untuk balok dan 3 hari untuk kolom dan Plat lantai dasar.

6. Dimensi struktural beton :


a. Dimensi semua bagian beton tertera pada Gambar Kerja
b. Gambar detail adalah gambar yang menentukan pelaksanaan. Jika terdapat ketidak
cocokan pada ukuran pada gambar, pemborong diwajibkan menanyakan perbedaan
tersebut pada Direksi. Keputusan ada ditangan Direksi dan dinyatakan secara tertulis.
Keputusan ini dilampirkan dalam laporan harian/mingguan.
c. Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan ketentuan dalam gambar. Ukuran
yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran penuh teknis, yaitu ukuran riil diameter
besi itu yang diukur menggunakan jangka sorong (kaliper) di lapangan. Jika suatu
diameter tidak terdapat dipasaran, Kontraktor diwajibkan membicarakan/konsultasi
terlebih dahulu dengan Direksi. Perubahan dimensi besi tulangan ini harus dilakukan
berdasar perhitungan yang dapat dipertanggung-jawabkan dan disampaikan secara
tertulis. Ukuran yang ditentukan gambar adalah ukuran minimum.

7. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penawaran yang menimbulkan kerugian Kontraktor dan
menjadi hal yang menyebabkan pertentangan dalam proses pembangunan di lapangan antara
kontraktor dengan Direksi/Pengawas Lapangan maka dalam Rapat Pre Construction Meeting
hal ini harus sudah menjadi kesepakatan bersama, yaitu Panitia Lelang dengan bantuan
Konsultan Perencana telah memberikan gambar ukuran besi beton dengan skala 1 : 1, sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
8. Pengawasan terhadap proses pelaksanaan pembesian ini harus dilakukan secara kontinyu
mulai dari bahan yang didatangkan, pemotongan, pembuatan bentuk sampai perakitannya.
Pengawasan yang kontinyu ini diperlukan untuk menghindari kelambatan proses pelaksanaan
pekerjaan sekiranya terpaksa harus ada sebagian bahan yang tidak boleh dipasang karena
ukuran tidak sesuai syarat.
9. Kesalah fahaman terhadap ukuran diameter besi beton harus diselesaikan beradasarkan benda
acuan yang keberadaannya telah disepakati bersama.
10. Dalam pengecoran harus dibantu dengan Vibrator agar hasil pengecoran menjadi padat dan
merata. Dalam melakukan vibrasi ini ujung penggetar tidak boleh mengenai tulangan hingga
mengurangi daya rekat beton dengan baja tulangan. PBI 1971 - N2 berlaku sepenuhnya.
11. Apabila hasil pengecoran ternyata sangat jelek dan tidak dapat ditoleransi, maka kontraktor
diwajibkan membongkar seluruh hasil pekerjaan yang tidak memenuhi syarat dan melakukan
pengecoran kembali sesuai dengan mutu yang disyaratkan atas tanggungan biaya kontraktor
sendiri. Baik dan jeleknya hasil pengecoran secara visual dapat dilihat dari keroposnya kolom
dan balok-balok atau dari pengujian di lapangan.
12. Pengecoran tidak boleh dilakukan pada saat hujan yang dapat melarutkan air semen dan
merusak mutu beton yang direncanakan. Pada kondisi seperti ini pengecoran harus
dihentikan. Pada saat hujan, hasil pengecoran pada hari dan jam-jam yang pertama harus
terlindung dari hujan dengan memasang tenda terpal atau plastik, terutama pada pengecoran
lantai dan balok-balok.
13. Dalam kondisi normal, pengecoran tidak boleh dihentikan dengan alasan apapun. Oleh sebab
itu Kontraktor diwajibkan mempersiapkan pekerjaan pengecoran ini sebaik-baiknya terutama
pengadaan semen. Apabila terpaksa, pengecoran dapat dihentikan di tempat-tempat yang
aman dan terencana. Penghentian pengecoran yang terpaksa ini tempatnya harus disetujui
Direksi. Selang pengecoran tidak boleh lebih dari 24 jam.

2.6. PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

1. Lingkup Pekerjaan Meliputi :


a. Pekerjaan Pembuatan Sculpture Landmark Kantor
• Pasangan Bata Pelapis Kolom
• Pasangan Bata Platform
b. Pekerjaan Rehabilitasi Ruang KI
• Pasangan Penutup Akses Ruang Informasi
c. Pekerjaan Pembuatan Pylon Sign
• Pasangan Dinding 1/2 Bata 1 : 4

2. Bahan :
• Batu Bata Merah yang direkomendasikan menggunakan Batu Bata Merah Lokal dengan
mutu yang baik, yaitu memiliki ukuran yang seragam, bentuknya relatif perismatis dan
tidak mudah patah/terbelah.
• Mutu Bahan Semen lihat Sub Bab 2.5. Pasal 3
• Mutu Bahan Pasir lihat Sub Bab 2.5. Pasal 3

3. Syarat-syarat Pekerjaan :
• Pasangan dinding batu bata umumnya adalah 1/2 batu, kecuali bila gambar kerja
menentukan yang lain.
• Pada panjang setiap 2.50-3.50 m, pasangan bata 1/2 batu perlu penguat kolom praktis
beton bertulang, dengan dimensi, penulangan dan penempatan sesuai dengan gambar.
Apabila panjang pasangan bata = 4,00 m, maka jarak kolom praktis adalah 2,00 m,
kecuali bila gambar kerja menentukan yang lain
• Adukan yang digunakan untuk pasangan batu bata disyaratkan mengikuti petunjuk yang
dicantumkan dalam gambar dan RAB
• Segera setelah pasangan batu bata selesai, siar-siarnya dikeruk sedalam 1 cm agar
plesteran dapat melekat dengan baik.
• Batu bata yang akan dipasang harus berkualitas baik dengan ukuran panjang, tebal dan
tinggi seragam dan kekuatannya dapat mencapai tegangan tekan minimum 15 kg/cm2.
• Sebelum dipasang, bata hendaknya direndam/disiram air sampai jenuh. Pemasangan
harus rapi sesuai dengan syarat pekerjaan yang baik. Bata potongan yang lebih kecuali
dari pada separuh ukuran utuhnya tidak boleh dipakai.

2.7. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

1. Lingkup Pekerjaan Meliputi :


a. Pekerjaan Renovasi Fasad dan Exterior Bangunan Kantor
• Plesteran dan Acian Bata Taman Kanstin
b. Pekerjaan Pembuatan Sculpture Landmark Kantor
• Plesteran dan Acian Platform
c. Pekerjaan Pembuatan Pylon Sign
• Plesteran dan Acian Platform
d. Pekerjaan Rehabilitasi Ruang KI
• Plesteran dan Acian

2. Syarat-syarat Pekerjaan :
• Untuk semua plesteran seperti finishing pasangan tepi lantai dan beton, digunakan 1
bagian semen dan 5 bagian pasir. Sebelum adukan plester dilekatkan, bagian beton harus
diulas dengan semen kental.
• Pasir untuk plesteran harus disaring cukup halus dengan butiran tidak lebih kecil dari
0,25 mm.. Pasir laut dan pasir yang memiliki kandungan tanah, lumpur atau silta tidak
diboleh digunakan.
• Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang akan diplester harus disiram
air sampai jenuh.
• Tebal plesteran dinding ditentukan lebih kurang 1.5 - 2.0 cm, dikerjakan dengan tegak
lurus dan rata. Semua bidang- bidang yang berombak/retak harus dibongkar dan
diperbaiki.
• Semua bidang plesteran yang kelihatan harus diaci, menggunkan acian semen.

2.8. PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING KERAMIK

1. Lingkup Pekerjaan Meliputi :


a. Pekerjaan Renovasi Fasad dan Exterior Bangunan Kantor
• Pemasangan Lantai Keramik Teras Depan
b. Pekerjaan Rehabilitasi Ruang KI
• Pemasangan Lantai Keramik
• Pemasangan Plint Lantai Keramik

2. Bahan :
• Keramik tile ukuran 60 x 60 Homogeneous Polished
• Keramik tile ukuran 60 x 60 Homogeneous Unpolished
• Plint keramik tile ukuran 10 x 60 Homogeneous Polished

3. Syarat-syarat Pekerjaan :
• Granit tile adalah penutup lantai yang terbuat dari tanah liat, pasir, silika, stain dan
feldspar, dibakar pada suhu 1230 derajat celcius, memiliki warna homogen
(Homogeneous) dan bersudut rata.
• Keramik adalah penutup lantai yang terbuat dari tanah liat dengan glazur diatasnya
dibakar pada suhu 1000 derajat celcius, cenderung terdapat lengkungan pada sudutnya.
• Plint adalah granit tile atau ceramic tile yang memiliki ukuran lebar 5 – 10 cm, dipasang
pada dinding bawah yang bertemu langsung dengan permukaan lantai.
• Polished adalah tipe keramik dengan permukaan licin dan berkilau.
• Unpolished adalah tipe permukaan keramik yang rata dan tidak licin.
• Produk keramik harus di konsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi/Pengawas. Warna
keramik mengikuti gambar.
• Mengingat pemasangan keramik baru merupakan pengganti keramik lama, maka
diusahakan elevasi baru sama seperti yang semula.
• Adukan yang digunakan dengan menggunakan 1 bagian semen dan 3 bagian pasir.
• Pemasangan lantai harus rapi, rata air dengan siar lurus dan saling tegak lurus serta
mengikuti peil-peil yang ditentukan pada gambar.
• Siaran keramik harus di tutup dengan bahan semen penyiar yang warnanya sesuai dengan
warna keramik terpasang. Sebelum disiar, ubin harus bersih dengan siaran yang sudah
dikeruk untuk memberi tempat bagi bahan semen siaran.
• Setelah pemasangan selesai, lantai dan dinding harus dibersihkan dari sisa-sisa semen
hingga garis-garis siaran ubin terlihat dengan jelas dan rapi.
2.9. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

1. Lingkup Pekerjaan Meliputi :


a. Pekerjaan Renovasi Fasad dan Exterior Bangunan Kantor
• Pintu Aluminium Kaca 8 mm', Jendela Kaca Mati 5 mm', Kusen Aluminium +
Aksesoris (PJ3)/Pintu Entrance Samping & Belakang Pekerjaan Jendela Kaca Mati
b. Pekerjaan Rehabilitasi Ruang KI
• Pintu Aluminium Kaca 8 mm', Jendela Kaca Mati 5 mm', Kusen Aluminium +
Aksesoris (PJ1)
• Pintu Geser Aluminium Kaca 8 mm', Jendela Kaca Mati 5 mm', Kusen Aluminium +
Aksesoris (PJ2)/(Penghubung Ke Rg. Kasi)
• Pintu Aluminium Kaca 8 mm', Kusen Aluminium + Aksesoris (P1) Jendela Kaca
Mati 5 mm', Kusen Aluminium (BV1)

2. Bahan :
• Bahan Kusen dan Daun Jendela adalah Aluminium dengan kualitas setara HP. Corak dan
warna adalah Natural Anodised.
• Ketebalan kaca untuk jendela adalah 5mm dan untuk daun pintu adalah 8mm dengan
posisi sesuai gambar kerja, dengan kualitas setara Asahimas.
• Engsel Pintu adalah engsel kupu-kupu dengan kualitas baik dan bahan yang tidak mudah
berkarat dan engsel tanam setara Dorma.
• Engsel Jendela adalah Engsel Kupu-kupu dengan kualitas baik dan tidak mudah berkarat.
Handle pintu lain mengikuti yang tercantum pada gambar dengan syarat kualitas baik.
• Kunci – kunci mengikuti spesifikasi yang tercantum dalam gambar dan Engineer
Estimate.

3. Syarat-syarat Pekerjaan :
• Pabrikasi dilaksanakan di area lokasi dengan tempat yang aman dan bebas dari
kotorankotoran yang dapat mengakibatkan kesalahan ukuran.
• Pabrikasi dapat pula dilakukan di luar area kerja seperti pada workshop, dengan
persetujuan Direksi/Pengawas serta lokasi workshopnya di ketahui dan mudah dijangkau.
• Ukuran-ukuran item dan tiik-titik pengelasan mengacu seluruhnya pada gambar kerja.
Apabila terdapat perubahan ukuran di lapangan harus diketahui dan disetujui oleh
Direksi/Pengawas.
• Pemasangan Kusen dan Penyetelan Daun Pintu atau Jendela pada tempatnya, harus diatur
sedemikian rupa agar lurus dan sesuai dengan rencana. Kontraktor harus menggunakan
tenaga yang ahli dalam pekerjaan.

2.10. PEKERJAAN PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan Meliputi :


a. Pekerjaan Renovasi Fasad dan Exterior Bangunan Kantor
• Pengecatan Dinding Tembok Lama Eksterior
• Pengecatan Dinding Tembok Lama Koridor Dalam Bangunan
• Pengecatan Plafond dan Lisprofil
• Pengecatan Lisplank Cement Board
b. Pekerjaan Rehabilitasi Ruang KI
• Pengecatan Dinding Tembok Lama Interior Pengecatan Plafond dan Lisprofil

2. Bahan :
• Cat Tembok Berbahan Dasar Air digunakan pada bidang exterior dan interior, khusus pada
bidang Exterior dipergunakan cat yang memiliki ketahanan terhadap cuaca lebih baik.
• Pada Bidang Cement Board Plank yang texturenya di tunjukkan, di gunakan cat varnish
setara FiberCoat.
• Pada Bidang Besi dan Kayu yang diwarna solid, dianjurkan menggunakan Cat berbahan
berbahan dasar Air (Waterbased).
• Bidang Besi sebelum di labur oleh Top Coat, dilapisi dahulu oleh cat anti karat berbahan
Zinchromate
• Bahan Plamir Tembok menggunakan Skimcoat + Lem PVA dengan campuran 10 : 1 atau
menyesuaikan kondisi suhu lapangan dan permukaan bidang dinding
• Bahan Dempul Besi menggunakan dempul plastik setara Dewalak
• Bahan Dempul Kayu dapat menggunakan bahan pabrikan setara Aquaputty atau bahan
dempul yang lazim di gunakan pada umumnya

3. Syarat-syarat Pekerjaan :
a. Pekerjaan pengecatan yang dilaksanakan meliputi pengecatan tembok dan pengecatan
besi. Sebisanya, pengecatan dilaksanakan pada akhir pekerjaan atau dapat dikerjakan bila
area yang akan di cat tidak akan lagi tersentuh oleh pekerjaan lain, agar waktu kerja
finishing lebih efisien.
b. Pengecatan Tembok :
• Bidang permukaan yang akan di cat harus bersih dari segala macam kotoran.
Permukaan yang masih kasar harus dihaluskan dengan Cape atau menggunakan
ampelas grit 80 – 150. Permukaan yang masih berlubang harus ditambal segera
dengan menggunakan dempul tembok lalu di ampelas agar halus.
• Pelapisan Plamur pada dinding harus dilakukan merata. Permukaan plamur yang kasar
harus di ampelas grit 80 -150 agar hasilnya halus. Pelapisan plamur harus
menggunakan tenaga yang ahli.
• Bidang tembok eksterior yang bersentuhan langsung dengan air hujan atau yang akan
terkena cipratan air hujan harus diberi primer alkali terlebih dahulu untuk menjaga
dari timbulnya jamur dan terkupasnya cat di kemudian hari.
• Metode pengenceran Cat maupun pengaplikasian mengikuti petunjuk yang
direkomendasikan oleh pabrikan.
c. Pengecatan Besi :
• Bidang permukaan besi yang akan dicat harus dipastikan bersih dari segala macam
kotoran. Kerak-kerak las harus dikerok sedemikian rupa dengan menggunakan kuas
baja agar bersih. Cacat pabrikasi pada permukaan besi, harus segera di tambal dengan
las atau dempul plastik dan dihaluskan dengan ampelas.
• Permukaan besi harus dilapisi Zinchromate secara menyeluruh.
• Metode pengenceran Cat maupun cara pengaplikasian mengikuti petunjuk yang
direkomendasikan oleh pabrikan.
d. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil pengecatan. Bila terjadi hasil
yang kurang memuaskan, kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan dengan metode
perbaikan cat yang dianjurkan oleh pabrikan cat.
e. Perubahan warna cat dan spesifikasi produk, harus di konsultasikan terlebih dahulu kepada
Direksi/Pengawas, dengan membawa sampel cat yang dimaksud.

2.11. PEKERJAAN PLAFOND DAN PARTISI

1. Lingkup Pekerjaan Meliputi :


a. Pekerjaan Renovasi Fasad dan Exterior Bangunan Kantor
• Pek. Pemasangan Rangka dan Plafond Baru Luar Kantor
• Pek. Perbaikan Penutup Plafond Gypsum Koridor Dalam
• Pek. Pemasangan Lisprofil Gypsum Luar Kantor
b. Pekerjaan Rehabilitasi Ruang KI
• Pek. Perbaikan Plafond yang Rusak akibat pembongkaran Dinding
• Pek. Pemasangan Lisprofil Gypsum
• Pek. Dinding Partisi Gypsum Sekat Rg Kasi dan Staf

2. Bahan :
• Bahan rangka plafond adalah Baja Galvalum G 550 dengan ukuran 20/40mm dan
40/40mm, sesuaikan dengan petunjuk gambar.
• Bahan rangka partisi adalah Baja Galvalume G 550 kanal C 75.75
• Bahan penutup plafond adalah papan Gypsumboard 9mm ex. Jayaboard
• Compound Gypsum menggunakan Cornice ex. Aplus

3. Syarat-syarat Pekerjaan :
• Pengukuran ketinggian plafond adalah dari muka lantai keramik dengan acuan ukuran
tercantum dalam gambar.
• Sambungan rangka Plafond dan Partisi yang bertemu dengan tembok, harus di perkuat
dengan sekrup Dynabolt 10-12mm.
• Celah sambungan papan gypsum diisi dengan compound berbahan dasar sama dengan
gypsum yang sebelumnya telah diberi perban agar tidak terjadi keratakan.
• Kelurusan pemasangan penutup papan harus di awasi secara seksama dengan toleransi
kecembungan papan tidak lebih dari 5 mm.
• Pemasangan Plafond baru pada eksisting plafond lama perlu di atur kesesuaian tingkat
kelurusan dan kerapihannya, agar hasil akhirnya terlihat rata dan monolit.
• Harus dipastikan sebelum pemasangan penutup Partisi dan Plafond, jaringan listrik sudah
terpasang dengan baik dan telah diuji sambungannya.

2.12. PEKERJAAN ATAP

1. Lingkup Pekerjaan Meliputi :


a. Pekerjaan Renovasi Fasad dan Exterior Bangunan Kantor
Pek. Penggantian Setempat Penutup Atap Bangunan Kantor
Pek. Penggantian Lisplank Kayu dengan Cement Board Plank
2. Bahan :
• Penutup atap menggunakan Atap Genteng Metal setara Sakura Roof Warna Merah
• Lisplank menggunakan Cement Board Plank setara Kalsiplank
3. Syarat-syarat Pekerjaan :
• Penggantian atap dan lisplank dilakukan berdasarkan daerah/area yang telah ditunjukkan
pada gambar kerja.
• Diwajibkan untuk melakukan pekerjaan dengan tingkat kehati-hatian yang tinggi
dikarenakan lokasi kerja berada pada daerah ketinggian. Kontraktor wajib memberikan
alat yang dapat menunjang keselamatan pekerjanya dan disamping itu dapat pula
mempercepat waktu pengerjaan.
• Jika didapati terjadi kerusakan pada Reng maupun Kaso Atap Eksisting, kontraktor wajib
memperbaiki dan melakukan perkuatan sebelum atap baru dipasang.
• Dalam pembongkaran maupun pemasangan Atap dan Lisplank, kontraktor dan konsultan
pengawas wajib meneliti dan memastikan bahwa pekerja tidak merusak bidang atap diluar
daerah yang mengalami kerusakan
• Pelaksanaan pembongkaran dan pemasangan diharapkan sangat mempertimbangkan
faktor cuaca. Jikalau terjadi hujan saat pekerjaan, maka kontraktor wajib menutup
sementara lubang daerah atap yang sedang dikerjakan dengan Terpal dan di usahakan agar
air hujan tidak sampai jatuh ke dalam plafond. Jika terjadi kebocoran plafond akibat hal
tersebut, kontraktor wajib mengganti plafond yang rusak tersebut.
• Ukuran panjang bahan atap mengikuti ukuran yang tercantum dalam gambar. Bidang atap
harus terlihat lurus, dan di minimalisir terlihatnya potongan sambungan atap.
• Perubahan terhadap jenis atap, bentuk gelombang, dan warnanya harus di konsultasikan
terlebih dahulu kepada Direksi/Pengawas, dengan membawa sampel atap yang dimaksud.
• Pemasangan baik untuk atap, bubungan maupun jurai luarnya harus disesuaikan dengan
cara pemasangan yang direkomendasikan oleh Pabrik pembuatnya, sesuai dengan brosur
yang diserahkan.
• Sekrup atap yang digunakan adalah ukuran 1” (2.54cm), memiliki dasar karet di kepalanya
dan harus yang memenuhi standard pabrikan atap, dengan kualitas yang baik dan awet.

2.13. PEKERJAAN BESI DAN CLADDING ACP

1. Lingkup Pekerjaan Meliputi :


• Pek. Rangka Cladding ACP
• Pek. Rangka Kanopi Koridor
• Pek. Pemasangan Cladding ACP
• Pek. Pemasangan Akrilik Penutup Kanopi Koridor

2. Syarat-syarat Pekerjaan :
a. Bahan :
• Bahan yang dipakai untuk pekerjaan besi harus berkualitas baik, tidak berkarat,
bagian-bagian dan lembaran-lembarannya tidak bengkok atau cacat.
• Profil besi yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan detail-detail konstruksi sesuai
dengan yang ditunjukan pada gambar.
• Mutu Baja, Mutu Las dan Mutu Baut mengacu pada syarat SNI 1729 : 2015
(Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural).
• Jenis ACP yang digunakan adalah PE untuk pemasangan area interior dan PVDF
untuk pemasangan area exterior
• Merek ACP yang direkomendasikan setara Seven atau Marks
• Mutu Sealant ACP yang digunakan harus sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh
pabrikan.
• Akrilik yang digunakan adalah yang memiliki ketebalan 5mm berwarna putih susu,
dengan mutu bahan setara merek Astariglas atau Marga Cipta

b. Pabrikasi dan Perakitan :


• Pabrikasi dilaksanakan di area lokasi dengan tempat yang aman dan bebas dari
kotoran-kotoran yang dapat mengakibatkan kesalahan ukuran maupun kebakaran
akibat api pengelasan.
• Pabrikasi dapat pula dilakukan di luar area kerja seperti pada workshop, dengan
persetujuan Direksi/Pengawas serta lokasi workshopnya di ketahui dan mudah
dijangkau.
• Ukuran-ukuran item dan tiik-titik pengelasan mengacu seluruhnya pada gambar kerja.
Apabila terdapat perubahan ukuran di lapangan harus diketahui dan disetujui oleh
Direksi/Pengawas.
• Syarat-syarat sambungan las mengacu pada SNI 1729 : 2015.
• Pengelasan yang cacat harus dipotong dan di las kembali atas biaya Kontraktor.
• Perakitan rangka-rangka pada tempatnya harus diatur sedemikian rupa agar lurus dan
sesuai dengan rencana. Kontraktor harus menggunakan tenaga yang ahli dalam
pekerjaan. Bila perlu dalam perakitan digunakan ikatan-ikatan pengaku untuk
menjaga stabilitas. Ikatan-ikatan tersebut dilepas setelah rangka-rangka tersambung
dengan kokoh ditempatnya.
• Perakitan dan Pemasangan ACP mengikuti standar pemasangan yang telah di
syaratkan oleh pabrikan.

2.16. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1. Lingkup Pekerjaan Meliputi :


a. Pekerjaan Renovasi Fasad dan Exterior Bangunan Kantor
• Penataan Kembali Jaringan Kembali Listrik
• Instalasi Penerangan dan Penggantian Tipe Armature Lampu
b. Pekerjaan Pembuatan Sculpture Landmark Kantor
• Instalasi Penerangan
c. Pekerjaan Pembuatan Pylon Sign
• Instalasi Penerangan
d. Pekerjaan Rehabilitasi Ruang KI Penggantian Tipe Armature Lampu
2. Bahan :
• Kabel-kabel yang dipakai dari jenis NYA atau NYM yang memenuhi standar (SPLN)
serta berinitial LMK.
• Saklar dan fitting serta peralatan listrik yang digunakan harus buatan dalam negeri dan
memenuhi Standar PLN.
• Armature lampu adalah LED ex. Philips kecuali kap lampu RM, LED Strip, dan Spotlight
3. Pemasangan :
• Pemasangan instalasi listrik harus berpedoman pada Peraturan Umum Instalasi Listrik
(PUIL) 1977 yang diterbitkan YAYASAN NORMALISASI INDONESIA.
• Pekerjaan ini harus ditangani oleh instalatir yang Ahli
• Untuk semua penyambungan kabel harus menggunakan terminal Box atau ditutup
dengan las dop, serta ditempatkan pada kedudukan yang sama.
• Kabel dalam dinding harus diletakan dalam pipa conduit 5/8 sebelum dinding di plester.

2.17. PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR

1. Sisa-sisa material bekas pekerjaan harus dibuang keluar lokasi pekerjaan termasuk sisa-sisa
galian tanah yang masih tersisa. Bekas siar atau cipratan cat yang terjatuh pada lantai keramik
harus dibersihkan.

2.18. PELAPORAN DAN DOKUMENTASI

1. Untuk kelengkapan laporan, kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi dibuat sebelum
pekerjaan dimulai dan setiap tahap pelaksanaan dan dapat menunjukkan kemajuan setiap tahap
dengan jelas. Foto dokumentasi harus pula dibuat pada setiap bagian yang penting antara lain
penulangan, pondasi dll. Foto-foto tersebut dimasukkan kedalam album dan diserahkan
kepada Pemberi tugas sebanyak 2 (dua) set.
2. Kontraktor harus membuat As Built Drawing Struktur, Arsitektur, Mekanikal dan Elektrikal
yang sesuai dangan Shop Drawing dan Lapangan, dan diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
2.19. PENUTUP

1. Bila terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam spesifikasi teknis ini dan memerlukan
penyelesaian di lapangan, maka akan diatur/dibicarakan kemudian dalam rapat-rapat
koordinasi lapangan oleh Direksi, Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana, Konsultan
Perencana dan atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen atau pihak Penyedia Jasa.

KONSULTAN PERENCANA
CV. INDOREKON KONSULTAN

ANUGERAH PERDANA, S.T.


Team Leader
Lampiran Daftar Jenis Bahan/Material

Material Baja & Atap


Jenis Material Merk
Kanal C.75.75 Taso
Reng R.32.45 Taso
Atap Genteng Metal 0.3 mm' Sakura Roof
Nok Atap Genteng Metal Sakura Roof
Lisplank Kalsi h = 30 cm' Conwood

Material Plafond
Jenis Material Merk
Papan Gypsum 9 mm' 120 x 240 Jayaboard
Rangka Hollow Galvalum SiMantap

Material Aluminium
Jenis Material Merk
Kusen Aluminium 4 inch HP
Profil Pintu Aluminium (Slimar) HP
Profil Jendela Aluminium (Casement) HP
Aluminium Strip 8 cm' HP
Hollow 1/2 x 3/4 inch' HP
Aluminium Composite Panel Seven Marks
Engsel Tanam FH 84 Dekson
Door Closer Hampton DCL HPT 202 HP
Engsel Kupu-kupu 4 inch' Dekkson
Engsel Kupu-kupu 3 inch' Dekkson
Handle Type C 40 cm' Dekkson
Handle Type C 30 cm' Dekkson
Handle & Penutup Kunci LHTR 017 Dekkson
Mortise Lock Dekkson MTS IL DL 84030
Hak Angin WS 0112 Dekson
Rel Pintu Geser Type D3 Dekson

Material Finishing
Jenis Material Merk
Plamir Aplus Skim Coat
Cat Dasar Tembok/Alkali Avitex
Cat Eksterior Avitex
Sealer Kalsi Fiberkote Penetrating Sealer FPS-820
Cat Kalsi Fiberkote 889 Cherry 18-8202
Cat Besi Galvanis Zinchromate Hitam
Material Finishing
Jenis Material Merk
Kabel NYM 3 x 2.5 mm' Visicom
Kabel NYM 2 x 1.5 mm' Visicom
Lampu LED Downlight 14 W Phillips Eridani
Lampu LED Downlight 12 W Phillips Eridani
Lampu LED Downlight 5 W Phillips Eridani
Lampu LED Downlight Outbow 11 W Phillips
Lampu LED Downlight Outbow 15 W Phillips
Lampu LED Flex Strip Meval
Lampu LED Tube (T5) 5 W 30 cm' Phillips
Lampu LED Tube 16 W 120 cm' Phillips
Lampu LED Floodlight Outdoor 10 W Phillips
Pipa Conduit 4 m’/btg Power
Saklar Engkel Panasonic
Saklar Seri Panasonic
T Duss Panasonic
Exhaust Fan Ceiling Maspion MV16EX
Exhaust Fan Wall Mounted Maspion MV 200EX

Anda mungkin juga menyukai