A. SYARAT-SYARAT UMUM
1. Bouwheir dan Direksi
1.1 Yang bertindak sebagai Owner/ Pemilik Pekerjaan adalah DINAS PERUMAHAN
RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH.
1.2 Yang bertindak sebagai Direksi Teknis adalah terdiri dari :
1.3 Utusan dari yang ditunjuk dari Pihak DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN
KAWASAN PERMUKIMAN ACEH.
1.4 Direksi akan menunjuk seorang utusan yang mempunyai latar belakang teknik,
sebagai pengawas tetap lapangan untuk :
o Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
o Mengawasi supaya pekerjaan sesuai dengan standar nasional dan gambar
detail.
o Menjembatani konsultasi antara Perusahaan Konstruksi dengan Direksi.
o Melaksanakan standar manajemen proyek seperti ; manajemen kualitas,
manajemen waktu dan manajemen biaya (pre cheking terhadap laporan
penagihan/ kemajuan pekerjaan dan penawaran pekerjaan tambahan).
2. Rencana Peraturan
Dalam pelaksanaan pekerjaan (material dan metode kerja) bila tidak sepenuhnya ditentukan
lain dalam gambar detail/ Rencana Kerja dan Syarat-syarat/ perubahan-perubahan dan
tambahan- tambahannya, pada ketentuan-ketentuan sebagaimana tesebut dibawah ini, maka
Kontraktor harus berpedoman/ mengikuti cara :
2.1 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara.
2.2 Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istemewa Aceh Nomor : 568/163/1985 tanggal
27 Februari 1985 tentang penetapan Iuran Asuransi Tenaga Kerja.
2.3 Peraturan-peraturan umum (Algemene Voorwarden Voor Duevering Bij Aanneming
Van Ovenbraken in Indonesian tanggal 28 Mei 1941) atau yang diterjemahkan
menjadi Syarat-syarat Umum.
2.4 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) tahun 1971.
2.5 Peraturan Portland Cement (NI. 8).
2.6 Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan Indonesia.
2.7 Persyaratan umum Bahan Bangunan Indonesia.
2.8 Petunjuk-petunjuk dan penjelasan-penjelasan tertulis atau lisan yang diberikan oelh
pihak Direksi/ Pengawas.
2.9 Penetapan dan segala persyaratan serta peraturan pemerintah yang berhubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan harus dipenuhi oleh pelaksana pekerjaan.
2
3. Penetapan Ukuran
Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan syarat-syarat
teknis dan spesifikasi. Kontraktor wajib memberitahukan kepada Direksi/ Pengawas setiap
saat bila akan melaksanakan pekerjaan serta segera melaporkan bila terdapat perbedaan
ukuran-ukuran antara gambar bestek/Bill of Quantity dengan ukuran lapangan, Kontraktor
secepat mungkin memberikan laporan kepada Direksi/ Pengawas. Kontraktor tidak
dibenarkan membetulkan kesalahan dan mengambil keputusan tanpa persetujuan dengan
pihak Direksi/ Pengawas.
4. Perselisihan
Perselisihan yang hanya mengenai hal-hal yang bersifat teknis akan diselesaikan oleh panitia
arbitage yang disepakati oleh kedua belah pihak Kontraktor dan Direksi, sedangkan
perselisihan mengenai hal- hal lain akan diselesaikan oleh Pengadilan Negeri.
6. Gudang
Kontraktor berkewajiban menyediakan material dan peralatan yang dibutuhkan untuk
pengerjaan konstruksi di lapangan dan disimpan dalam gudang di lokasi pekerjaan
supaya terlindung dari segala pengaruh iklim dan pencurian.
8. Pengawasan
Direksi akan menunjuk pengawas lapangan tetap dan diberitahukan kepada Kontraktor secara
tertulis. Pengawas Lapangan yang ditunjuk akan bekerjasama dengan utusan dari Pemilik
Proyek.
9. Penjagaan
Kontraktor harus memastikan atas semua parameter keamanan, seperti pemagaran lokasi
pekerjaan dan tidak adanya akses bagi orang-orang yang tidak terlibat dalam pekerjaan
konstruksi.
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas semua peralatan sewa/ rental.
Kontraktor menjamin atas semua parameter keamanan yang diperlukan terhadap meterial,
peralatan, pekerja/ karyawan-nya selama masa pelaksanaan proyek.
3
atas pelaksanaan dan kesempurnaan pekerjaan pihak ketiga adalah tetap tanggung jawab
kontraktor.
21. Pajak-Pajak
Selama masa berlaku kontrak, Kontraktor berkewajiban dan sepenuhnya bertanggung jawab
membayar pajak-pajak dan biaya- biaya lainnya yang merupakan kewajiban berdasarkan
ketentuan dan peraturan yang berlaku.
PASAL 1
SYARAT – SYARAT TEKNIS
A. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan dokumen proyek (Gambar, BoQ, Rencana
Kerja dan Syarat-syarat) dan arahan/ petunjuk yang disampaikan Direksi/ Pengawas
Lapangan kepada Kontraktor.
2. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan di Desa Perupuk Kec, Bandar Pustaka Kab. Aceh Tamiang
4. Kolam Lumpur
Untuk pemboran dengan cara "Direct Circulation Mud flush" kontraktor harus
membuat 2 (dua) Kolam Lumpur, berukuran 2M X 2M X 1.5M dengan dinding dibuat
miring. Kontraktor juga harus membuat kolam pengendap ukuran 1M X 1M X 0.75M.
Kolam-kolam tersebut dihubungkan satu dengan lainnya kelubang bor dengan kanal
berukuran lebar 0.4M. Selama operasi pemboran, kolam dan saluran ini harus
dibersihkan dengan endapan.
Untuk mencegah hilangnya lumpur (Bentonite Cair) didalam kolam maka dinding
dasar kolam dilapisi semen secukupnya. Penempatan kolam lumpur harus
sedemikian rupa, sehingga lumpur yang keluar dari lubang bor langsung dialirkan
melalui ayakan sebelum jatuh kesaluran/kanal., menuju kedalam kolam pengendapan.
Selanjutnya : Cutting akan mengendap dan lumpur akan terus mengalir kedalam
kolam kedua, dalam kolam kedua, yang dibuat sedemikian sehingga aliran cukup
tenang, dimaksudkan agar material yang berbutir halus dapat mengendap dan
lumpur yang yang bebas pasir dan kotoran akan diteruskan mengalir kekolam ketiga,
untuk dipompa sebagai bahan sirkulasi.
8
Pipa hisap dan pompa lumpur yang dimaksudkan kedalam kolom ketiga harus
ditempatkan dalam jarak yang agak jauh dari saluran tempat datangnya lumpur kolam
kedua, sehingga diperoleh kesempatan bagi sisa-sisa kotoran , yang masih terbawa
menjadi tidak langsung terhisap ulang. Demikian juga kedalam pembenaman ujung
pipa hisap pornpa lumpur, dibuat sedemikian agar tidak langsung rnenghisap
kotoran yang telah mengendap didasar kolam. Dengan demikian letak mulut
penghisap tidak boleh terlalu dekat dengan dasar kolam. Untuk pemboran dengan
metode lain, direksi akan memberi petunjuk selanjutnya pada saat akan dimulainya
operasi pemboran.
5. Penyediaan Air
Untuk keperluan pekerjaan pemboran, kontraktor diwajibkan menyediakan air. Mutu
dan jumlah air yang telah disediakan harus sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan
oleh direksi. Kontraktor sudah memperhitungkan dan menyiapkan pembiayaan
pengadaan air tersebut.
6. Pengamanan Lokasi
Kontraktor berkewajiban menjaga keamanan peralatan, piap-pipa dan semua
perlengkapan yang terdapat dilokasi.
B. PEMBERIAN PEKERJAAN
1. Tipe Sumur
Sumur yang akan dikerjakan oleh kontraktor adalah sumur dalam (Deep Tube Well
- DTW) type lonjor tunggal "Single string" dengan menggunakan pipa-pipa BM
Steel/Galvanis diameter 6" dan 3" yang akan dihubungkan dengan reduser seperti
ditunjukkan dalam lampiran gambar. Pipa LCS dengan diameter dipakai sebagai pipa
saringan "Screen" konstruksi sumur produksi adalah seperti ditunjukkan pada
gambar pipa saringan "Screen" akan dipasang pada setiap akuifer lapisan kedap air
atau akiifer dengan mutu air yang tidak diinginkan.
Pipa jambang yang direncanakan sebagai tempat pompa akan dipasang pada bagian
atas, pipa jambang tersebut akan dihubungkan dengan pipa saringan dan atau pipa
buta dengan sebuah reduser. Pada bagian ujung dasar pipa saringan akan dipasang
pipa pengendap yang diujungnya dilengkapi dengan bagian runcing dibawah agar
memudahkan saat pemasangan/kostruksi.
Disekeliling pipa konstruksi yang dimasukkan dalam lubang bor harus dibungkus atau
ditimbun dengan gravel pack, kecuali kalaupun ada pada bagian- bagian tertentu yaitu
pada lapisan mengandung air dengan kualitas yang tidak diinginkan, harus dicor
atau ditutup dengan semen agar air yang berasal dari bagian tersebut tersadap.
Pada bagian atas dari ruang anulus, harus dibeton atau dicor semen dan lubang pipa
jambang yang telah selesai kemudian ditutup dan dikunci guna pengamanannya.
Segala dimensi dan ukuran kedalaman, diameter, panjang, lebar, jenis, dan detail dari
konstruksi sumur akan diberikan sesaat setelah logging diperoleh hasilnya dan
diinterpretasikan serta analisa desain rencana secara garis besar gambar model tipe
sumur yang akan dibuat tidak jauh dari gambar rencana.
9
tujuan kelancaran pekerjaan pemboran, pemasangan pipa, gravel pack dan lain -
lain. Apabila potensi akuifer dinilai belum mencukupi atau disebabkan kualitas air
yang tidak memenuhi syarat yang diinginkan, maka kedalaman pemboran dan
pemasangan pipa dapat diubah atas pertimbangan / instruksi DireksI.
6. Metode Pemboran
Yang akan digunakan adalah metode "Direct Circulation Mud Flush" kecuali bila
direksi menginstruksikan untuk menggunakan metode lain sesuai keadaan lapangan
yang dihadapi.
Sebelumnya lubang bor yang telah selesai dikerjakan, harus dicuci dengan sirkulasi
secukupnya untuk menghilangkan endapan dan rnencegah runtuhnya lubang bor,
kekentalan Lumpur bor, dalam kedalaman lubang yang sudah bersih dari kotoran,
harus dipertahankan 33 detik marsh funnel, sehingga memudahkan pengoperasian
longing sampai pada dasar lubang bor.
11
Logging akan dikerjakan sepanjang lubang bor dari dasar permukaan tanah,
pengambilan logging dengan urutan dari permukaan sampai dasar dipakai sebagai
dasar pengaturan skala - skala yang dihasilkan agar pada pengambilan data yang
sesungguhnya dengan urutan dari dasar lubang.bor kepermukaan sudah diperoleh
grafis yang tidak keluar dari lebar kertas maksimum.
Pekerjaan logging harus dihentikan sementara pada terjadinya hujan sangat lebat atau
banyak petir, hal ini untuk menjaga ketelitian data yang bebas dari gangguan elektris.
Kontraktor harus mencari informasi dalam radius maksimum 200 meter dari lubang
bor dan melaporkan pada Direksi apabila disekitar lubang bor yang dilogging terdapat
material bangunan atau konstruksi metalik yang ditanam misalnya pipa besi,
kabeltransmisi, telepon bawah tanah, bahkan iristalasi sumur yang berkonstruksi
metel, rel lori terpendam dan lain - lainnya. Hal tersebut mungkin akan diperlukan
dalam koreksi data hasil rekaman logger.
Sebagai contoh bilamana diameter terkeci! yang dibor adalah 50 mm, maka
penyimpangan veritical tidak boleh melebihi 100 mm setiap 30 m. Data tersebut
direkam pada gambar As Build Drawing. Bila mana deviasi ini dilewati , maka
kontraktor wajib melakukan pemboran ulang atas biaya sendiri.
Untuk sumur dalam (DTW), setelah pemasangan pipa - pipa sumur selesai dan
sebelurn dilakukan pemasangan grave pack, kontraktor harus melakukan
pengukuran pipa jambang dengan bobbin, dan membentulkan kedudukan pipa
jambang sehingga tepat ditengah annulus lubang sumur, kemudian dilakukan
pengisian gravel pack. Pada saat pemasangan gravel pack belum selesai sebelum
mencapai ketinggian reducer, harus dilakukan pengulangan pengukuran
ketegaklurusan pipa jambang lagi, demikian proses ini diulang pada saat gravel pack
mencapai reducer dan pada saat gravel pack cukup dipasangkan-serta setelah
penyemenan atau grouting bagian atas.
3. Gravel Pack
a. Material
Kontraktor harus menyediakan material untuk gravel pack tersebut terdiri dari
bahan keras dan tidak tersudut, tidak mengandung batu gamping atau batuan
yang bersifat gampingan, bukan pula merupakan endapan laut, tidak mengandung
lempung dan lumpur serta kotoran lainnya, bentuk butirannya membulat dan
ukuran butir bergradasi.
Dalam proses pengisian gravel, sirkulasi lumpur bor harus tetap dijalankan
kekentalannya harus dikurangi dan dipertahankan pada 33 detik "mars vannel".
Pengisian gravel dilaksanakan hati - hati sehingga pipa sumur terbungkus dengan
13
baik dalam gravel pack mulai dari dasar lubang sumur sampai pada kedalaman
yang ditentukan oleh Direksi.
Kontraktor harus selalu membuat catatan dan perhitungan tentang volume gravel
yang telah dimasukkan dan mengukur posisi kedalaman gravel dalam lubang
pemboran. Setelah pengisian gravel dinyatakan cukup oleh Direksi maka
penyempurnaan dan development sumur dapat dimulai.
2. PROSEDUR
Cara yang dipakai untuk pekerjaan pembersihan dan pengurasan sumur harus sesuai
dengan metoda pemboran yang dilaksanakan, termasuk dipertimbangkan macam
lumpur pemboran, sifat karakteristik lapisan aquifer dan sebagainya.
4. PEMBAYARAN
Pembayaran pekerjaan ini didasarkan pada kemampuan hasil pekerjaan. Pos ini sudah
termasuk semua biaya peralatan, bahan-bahan yang diperlukan dan lain-lain. Tidak ada
konpensasi yang diberikan untuk pekerjaan yang tidak sempurna sesuai dengan batasan
teknis.
15
1. U M U M
Maksud dari pekerjaan ini adalah pengujian dari karakteristik geohidrolik, perhitungan
pemompaan sumur secara aman "save yield", ekonomis sumur mengetahui kualitas dan
kuantitas air dan sebagainya.
2. PROSEDUR
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang penting dan sangat membutuhkan ketelitian
dalam pelaksanaannya. Pemborong harus menyediakan semua peralatan dan tenaga ahli
yang cakap dan berpengalaman dalam menggunakan peralatan yang akan dipakai.
Banyaknya air yang dipompa dari dalam sumur akan diukur dengan alat ukur yang
disediakan oleh pemborong, tentang jenisnya harus disetujui oleh pemberi tugas.
Demikian pula pemborong harus menyediakan set peralatan yang eiektronis untuk
mengukur tinggi muka air dalam sumur secara teiiti.
Letak pompa untuk pengetesan sumur sedemikian rupa, sehingga didapatkan hasil
maksimum dari sumur yang akan diuji seperti yang ditentukan oleh pemberi tugas.
Pemompaan uji terdiri dari "step draw down test" long period test dan recovery test.
Pemberi pekerjaan akan menentukan lamanya pemompaan uji sampai hasil yang
memuaskan.
Ukur tinggi muka air di dalam sumur, ikuti prosedur sebagai berikut:
- Untuk waktu 2 jam pertama agar diikuti cara pengukuran seperti pada" step draw
test" diatas, kemudian pengukuran tinggi muka air di dalam sumur dilakukan
tiap selang 30 menit sampai 2 x 24 jam.
- Waktu pada saat pemompaan dimulai dan jam-jam pada saat dilakukan
pengukuran harus dicatat dengan betul dan diteliti. Apabila terjadi kerusakan
pompa, maka seluruh test ini diulang dari awal dan dimulai setelah tinggi muka
air kembali semula seperti sebelum dipompa.
16
C. Recovery Test
Segera setelah time draw down test selesai dan pada saat pompa berhenti, maka
pelaksanaan recovery test dimulai. Selama 15 rnenit pertama pengukuran terhadap
kambuhnya muka air di dalam sumur dilakukan setiap selang 1 menit, selama 2 jam
berikutnya pengukuran muka air dilakukan tiap selang 30 menit. Test ini terus
dilakukan sampai muka air kembali sama seperti sebelum dimulainya time down test
diatas.
3. PEMBUANGAN AIR
Selama pengetesan sumur, pemborong harus membuang air ke dalam saluran pembuang
terdekat atau ketempat lain yang telah disetujui oleh pemberi tugas. Pemborong harus
bertanggung jawab untuk mencegah agar air buangan tidak akan merusak jalan kembali
ke dalam ke sumur, bangunan dan lain-lain secara langsung atau tidak langsung.
Kontraktor harus melakukan analisa kimia terhadap salah satu dari contoh air tersebut
dengan segera yaitu dengan mengirimkan pada laboratonum yang disetujui oleh Direksi.
Contoh air yang kedua harus segera dikirimkan pada Direksi di kantor Proyek untuk
diamati, Analisa kimia air harus dilakukan sebagai berikut :
Kandungan - kandungan zat kimia tersebut diukur dan dinyatakan dalam satuan ppm
serta diberikan rekomendasi "dari laboratorium penguji tentang memenuhi syarat atau
tidaknya air tersebut untuk diolah sebagai Air Minum
5. PERALATAN
Pompa yang dipakai adalah dari jenis pompa Submersible . Selain dari peralatan yang
akan dipakai pemborong disyaratkan menyediakan pompa cadangan, bila sewaktu waktu
terjadi gangguan pada saat pemompaan berlangsung. Pompa untuk testing harus pompa
" non return " volume, untuk mengurangi gangguan pada saat recovery test.
8. CATATAN TEST
Setelah seiesainya pengetesan sumur, pemborong harus menyerahkan catatan tersebut
kepada pernberi tugas termasuk copy catatan harian pelaksanaan pekerjaan.
18
PASAL 3
SPESIFIKASI UMUM UNTUK LV MOTOR CONTROL
CENTER
3.1.4. Lokasi
Kalau tidak spesifikasi motor control center akan disesuaikan untuk lokasi daeran
yang aman.
3.2. Rencana
3.2.1. Ukuran Voltase
Motor yang disupply 380 V, 3 fase, 50 Hz.
Pengontrol untuk 220 V, 1 fase, 50 Hz.
a. Swiches (Mechanical)
Sakeiar-sakelar akan mampu menahan dan tidak pecah terhadap short circuit
current. Dalam percobaan ditunjukkan dan jumlah siklus operasi sakelar
harus memenuhi EC 157-1. Jika sekering-sekering tidak bersatu dalam
kombinasinya dengan sakelar, short circuit current yang terjadi sebagai hasil
dari kerja sekering adalah faktor yang menentukan.
Note:
Pemakaian katagori didasarkan atas IRC 292-1 yakni:
- ACS : Starting of squirrel-cage motors, including of motor during
running
- AC4 : Starting of squirrel-cage motors, including inching and, for
reversing starter/contactor only, plugging
3.2.6 Skema
Lay-out kelistrikan dan kabel dari alat-alat penghubung (switch gear)
harus memenuhi IEC-118 jika tidak dispesifikasikan.
3.3. Konstruksi
3.3.1. Pengaturan (arrangement)
Motor control center terdiri dari satu bagian atau iebih dari bus-bars yang mana
unit yang masuk dan keluar telah dihubungkan. Bagian-bagian bus- bars akan
disambung melalui sectionalizer swithches, setiap bagian bus- bars dilengkapi
dengan sebuah unit pemasukan. Unit-unit pemasukan akan bekerja berbatasan
ke unit sectionalizer kecuali untuk papan hubung dengan 3 (tiga) atau lebih
bagian bus-bars dimana unit pemasukan akan bekerja di pusat dari bagian yang
berhubungan dengan beban listrik. Pengaturan semua komponen sebanyak
mungkin standar melalui motor control center.
21
Pengecapan fase akan berhubungan dengan cap-cap dari alfabet atau nomor
pencatatan yang menggunakan karakteristik alfabet latin, untuk sistem AC lebih
disukai bagian kedua dari alfabet dan karakter nomor arab seperti RST atau L1,
22
R S T N
Font Centre Back Behind T' Bus-Bars
Top Centre Bottom Under T" Bus-Bars
left Centre Right Right Hand Side T" Bus-Bars
Catatan
Untuk maksud khusus pengunci contactor atau starter boleh diluar dari yang
diminta. Ini semua akan dispesifikasikan kemudian, untuk peralatan pengaman
pedoman diambil dari 3,4. Pengontrolan contactor dan starter akan diizinkan untuk
satu variasi dari tambahan voltase diantara 85% dan 110% dari nilai kerjanya. Unit-
unit conbtactor dan starter akan m3mpunyai alat penyhuoung yang mampu
menyambung dan memutus sebanyak 6 kali dan cosphi = 0,35 sebuah "type test"
sertifikat dari pabrik harus tersedia.
diperbolehkan. Dimana sealing box digunakan dan skerup bagian dalam ke bumi
dengan pelapis atau akan dilengkapi dengan pita logam.
Catatan
Untuk pengterminalan kawal internal sekunder push-on penyambung dengan
didukung isolasi, jenis yang ditekan dapat digunakan.
3.3.11 Pengecapan
Nama plat akan dibuat dari bahan yang tahan korosif dengan ukuran yang tak
mudah hapus dalam bahasa yang telah dispesifikasikan pada kertas data, tidak
memberi lapisan halus pada plat tidak diperbolehkan. Nomor pembelian, tahun
pembuatan, jenis dan nomor seri dari peralatan dan lain- lain akan diberi cap
dengan jelas diatas nama plat diluar dari motor control center yang dipagari.
Motor control center dan semua komponennya seperti alat-alat penghubung,
protection relays, instruments, instruments tranforment, sekering-sekering dan
pemegangnya akan dicap dengan ukurannya dan semua data lain yang
penting seperti yang diminta IEC Recommendations dan termasuk tetapi tidak
terbatas pada informasi berikut ini:
sedemikian rupa sehingga tata caranya dapat dibaca dengan baik dan pemutaran
dapat dibuat tanpa memerlukan perkakas khusus. Alat-alat pengaman dapat
disambungkan ke dalam sirkuit utama atau untuk ukuran- ukuran yang besar
melalui aliran transformer. Pengaman yang secukupnya terhadap debu akan
dilengkapi dan jika alat pengaman ini bekerja secara terpisah semua akan tahan
debu dan bekerja menyemprot.
5. PEMASANGAN KABEL
5.1 U m u m
a. Semua kabel yang masuk dan keluar harus melalui bagian bawah Motor
Control Center,
b. Diluar bangunan, semua kabel harus tertanam di dalam tanah sedangkan di
dalam bangunan harus menggunakan eable-tray.
6. GROUNDING
6.1 Pengadaan dan Pemasangan
a. Eiektrode bawah tanah sepanjang minimum 30 m;
b. Konduktor bawah tanah sepanjang 30 m;
c. Konduktor di atas tanah sepanajang 30 m dan dih.ubungkan dengan ke!-k!em di
dalamswitchboard dan panel-panel genset.
I. Pekerjaan Persiapan
Sebelum pekerjan dimulai, kontraktor harus membersihkan lapangan sebagaimana mestinya
dengan membuang semua sampah ke penampungan dan mengatur persiapan area kerja.
Semua bekas galian sampah harus dibuang ke penampungan . Hal-hal yang perlu dipastikan
(khususnya sampah kimia dan kontaminasi biologi) yang dapat membahayakan pekerja dan
orang lain di sekitarnya.
27
Kontraktor harus segera mempersiapkan ruang kantor di lapangan, gudang, fasilitas sanitasi
yang baik di lapangan dan terpelihara selam masa konstruksi.
Menjaga lapangan dari orang-orang yang tidak berkepentingan.
Untuk pembuatan pondasi bangunan, tanah harus digali hingga mencapai tanah keras dengan
ukuran dan bentuk sesuai dengan Gambar Bestek. Pada keadaan yang sangat tidak terduga (ada
timbunan dan humusan yang dalam, tanah lumpur yang lembek sekali dan sebagainya), harus
dilaporkan pada Direksi/ Pengawas dan keputusan akan diambil.
Semua sampah galian harus dibuang ke penampungan;
Setelah pondasi terpasang, sisi pondasi diurug dengan tanah dan pasir serta dipadatkan dengan
baik agar tidak terjadi penurunan.
Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa sepengetahuan Direksi/
Pengawas Lapangan.
Pondasi ditimbun hingga mencapai ketinggian di bawah lantai (± 0.00) dengan tanah timbun
yang baik, kemudian pasir (10 cm) atau ditentukan lain oleh gambar dan Beton Tumbuk (5 cm).
Pengurugan dilakukan secara teknis yaitu harus dilakukan lapis demi lapis, dimana setiap
lapisnya 20 cm lalu disiram hingga betul-betul basah kemudian dipadatkan dengan alat pemadat
dan begitulah seterusnya hingga mencapai ketinggian yang direncanakan kemudian di atasnya
ditutup dengan kerikil.
Kontraktor harus melakukan pemadatan dengan alat pemadat mesin ringan (stamper) samapi
kepadatan yang diinginkan tercapai.
A. BETON BERTULANG
a. Beton bertulang digunakan untuk elemen Konstruksi ;
o Sloof, Balok dan Ring Balok
o Kolom
o Balok Pendukung
o Bagian - bagian yang ditentukan dalam gambar.
B. BAHAN-BAHAN BETON
a. Pasir
o Pasir untuk bangunan, dipergunakan pasir local atau sekitarnya, atau daerah lain
yang memenuhi spesifikasi harus bersih dari lumpur (tidak lebih dari 4%), berbutir
dan tajam. Karena pasir yang kotor akan berpengaruh pada kualitas konstruksi.
o Pasir (fine aggregate) untuk beton dan mortar harus bersih dan tajam yang
mempunyai variasi diameter 5 mm s/d 150 micron (0.15 mm), dengan komposisi
sebagai berikut :
b. Kerikil
o Agregat kasar (kerikil) dan agregat halus (pasir) untuk campuran beton, mortar,
plester, tempelan harus bersih dari debu, kotoran, sampah organic (tidak lebi dari 4%).
o Agregat kasar terbentuk, bersudut, ukurannya bervariasi, bersih, tajam, keras, tahan,
seragam, bertexture dan berwarna dengan kekuatan lebih kurang 100 kg/cm2.
o Diameter agregat bervariasi antara 0,25 s/d 31,15 mm dengan komposisi sebagai
berikut :
28
Persentase ini tidak mutlak dipastikan secara tepat akan tetapi sebagai gambaran dalam
mencari bahan agar tidak menyeleweng jauh dari aturan.
d. Air
o Air untuk adukan beton harus memakai air bersih yang bisa diminum, tidak bergaram
(PH air +7). Tidak diperkenankan memakai air sumuran kotor dan mengandung
garam.
o Air berkualitas baik, tidak payau, bersih dari endapan, bahan organic, garam, asam,
basa alkali, limbah atau hal lain 0yang tidak murni. Air yang berkloride tidak
diperkenankan untuk mencampur beton bertulang.
e. Pekerjaan beton ini harus memenuhi syarat-syarat material yang telah ditetapkan, serta
aturan-aturan bahan yang disebutkan.
Referensi
Seluruh Pekerjaan Cat harus sesuai dengan standard-standard sebagai berikut :
a. Petunjuk-petunjuk yang diajukan oleh pabrik pembuat.
b. NI-3 1970
c. NI-4
Persyaratan Material
o Cat dasar dan cat akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari kualitas terbaik.
o Cat harus dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang, spesifikasi, dan
aturan pakai.
o Cat tembok yang dipakai adalah dari Merk Setara Vinilex.
o Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat minimal dari dua merk
yang berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Perencana.
Pelaksanaan
o Kontraktor harus memastikan permukaan dinding bata dan permukaan beton harus benar-
benar kering sebelum dilakukan pekerjaan pengecatan.
o Semua pekerjaan pengecatan dilakukan dengan cara manual oleh tukang ahli.
o Dinding dan permukaan beton harus didempul atau diplamur terlebih dahulu sebelum
dilakukan pekerjaan cat dasar.
o Dinding yang telah diplamur harus digosok sampai rapi dan rata permukaanya dengan
kertas amplas.
o sebelum pengecatan permukaan kayu harus digosok dengan kertas amplas dan pada
bagian yang berlobang harus didempul atau diplamur, setelah kering lalu digosok hingga
29
rata kemudian di cat dasar sampai rata satu kali baru di cat kilat dengan cat berkualitas
baik (sesuai pilihan pemilik).
o Urutan pekerjaan cat adalah seperti berikut ini kecuali ditentukan lain dalam Bill of
Quantity atau Konsultan Supervisi :
a. Cat Tembok Exterior : 1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat dasar, dan 2 Kali Cat
warna.
b. Cat Tembok Interior : 1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat dasar, dan 2 Kali Cat
warna.
c. Cat Plafond Interior : 1 Kali Dempul Gypsum, dan 2 Kali Cat warna.
d. Cat Minyak : 1 Kali Dempul, dan 2 Kali Cat warna.
V. Pekerjaan Lain-Lain
Suatu keharusan bagi kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan semua standard
yang disebutkan.
Setiap saat selama masa pekerjaan kontraktor senantiasa diwajibkan untuk menjaga kebersihan
lahan dari sisa-sisa bahan bangunan dan kotoran bekas. Sebelum serah terima kepada
Direksi, kontraktor membersihkan seluruh bangunan dengan baik, dan siap digunakan
PERALATAN
1. Pick Up
Pick Up digunakan untuk mengangkut material, Pekerja dan peralatan ke lokasi proyek konstruksi.
Beberapa pertimbangan penting untuk menentukan pemilihan Pick Up yang akan digunakan antara
lain :
4. Jika salah satu unit angkut tidak bekerja, tidak ada masalah terhadap produksi.
2. Concrete Mixer
Concrete mixer Merupakan sebuah alat untuk memproduksi beton ready mix, dengan volume yang
kecil akan tetapi dari segi kualitas beton tetap seragam dan sesuai proporsi material yang telah
ditentukan dalam desain mix.
Secara Umum Sebuah Concrete mixer Merupakan alat yang menggabungkan semen secara agregat
seperti pasir atau kerikil, dan air untuk membentuk beton. Sebuah Concrete mixer menggunakan
drum berputar untuk mencampur komponen. Untuk volume yang lebih kecil biasa menggunakan
mixer beton portabel sehingga beton dapat dibuat di lokasi konstruksi.
3. Genset
Genset untuk pekerjaan ini digunakan sebagai pasokan daya listrik pada pekerjaan, dikarenakan
pada lokasi pekerjaan ini tidak memiliki daya listrik yang mencukupi, Genset yang digunakan 3 Kva
30
4. Pompa Air
Mesin pompa air merupakan sebuah mesin yang digunakan untuk menyedot air dari sumbernya.
Kemudian mendorong air tersebut menuju saluran pembuangan (outlet) untuk disalurkan ke pipa-
pipa instalasi air.
Mesin Ponpa air pada pekerjaan ini di gunakan sebagai pengetesan sumur bor. Kapasitas mesin
pompa air yang digunakan yaitu 1 l/dt.
PERSONEL MANAJERIAL
Personel Manajerial adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang ditempatkan sesuai penugasan pada
organisasi pelaksanaan pekerjaan. Personel manajerial merupakan salah satu persyaratan teknis pada tender
pekerjaan konstruksi yang harus dipenuhi.
Untuk pekerjaan kualifikasi Usaha Kecil memiliki kemampuan menyediakan personel manajerial untuk
pelaksanaan pekerjaan, yaitu:
Sertifikat Keterampilan Kerja (SKT) Pelaksana Pengeboran Air Tanah (TT013) adalah salah satu bidang dari
Sertifikat Keterampilan (SKT). Sertifikat Keterampilan (SKT) itu sendiri adalah sertifikat yang
diterbitkan LPJK dan diberikan kepada tenaga terampil konstruksi yang telah memenuhi persyaratan
kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keterampilan tertentu.
Melaksanakan pekerjaan pengeboran sesuai dengan shop drawing spesifikasi teknik metode kerja dan
K3
Melakukan pemeriksaan dan memproses berita acara kemajuan fisik pekerjaan sub kontraktor/mandor
PETUGAS P3K
Petugas P3K di tempat kerja adalah pekerja/buruh yang ditunjuk oleh perusahaan dan diserahi tugas
tambahan untuk melaksanakan P3K di tempat kerja. Fasilitas P3K di tempat kerja adalah semua
peralatan, perlengkapan, dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan P3K di tempat kerja.
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat kerja selanjutnya disebut dengan P3K di tempat kerja
adalah upaya memberikan pertolongan pertama secara tepat kepada pekerja.