Anda di halaman 1dari 32

1

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

A. SYARAT-SYARAT UMUM
1. Bouwheir dan Direksi

1.1 Yang bertindak sebagai Owner/ Pemilik Pekerjaan adalah DINAS PERUMAHAN
RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH.
1.2 Yang bertindak sebagai Direksi Teknis adalah terdiri dari :
1.3 Utusan dari yang ditunjuk dari Pihak DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN
KAWASAN PERMUKIMAN ACEH.
1.4 Direksi akan menunjuk seorang utusan yang mempunyai latar belakang teknik,
sebagai pengawas tetap lapangan untuk :
o Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
o Mengawasi supaya pekerjaan sesuai dengan standar nasional dan gambar
detail.
o Menjembatani konsultasi antara Perusahaan Konstruksi dengan Direksi.
o Melaksanakan standar manajemen proyek seperti ; manajemen kualitas,
manajemen waktu dan manajemen biaya (pre cheking terhadap laporan
penagihan/ kemajuan pekerjaan dan penawaran pekerjaan tambahan).

2. Rencana Peraturan
Dalam pelaksanaan pekerjaan (material dan metode kerja) bila tidak sepenuhnya ditentukan
lain dalam gambar detail/ Rencana Kerja dan Syarat-syarat/ perubahan-perubahan dan
tambahan- tambahannya, pada ketentuan-ketentuan sebagaimana tesebut dibawah ini, maka
Kontraktor harus berpedoman/ mengikuti cara :
2.1 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara.

2.2 Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istemewa Aceh Nomor : 568/163/1985 tanggal
27 Februari 1985 tentang penetapan Iuran Asuransi Tenaga Kerja.
2.3 Peraturan-peraturan umum (Algemene Voorwarden Voor Duevering Bij Aanneming
Van Ovenbraken in Indonesian tanggal 28 Mei 1941) atau yang diterjemahkan
menjadi Syarat-syarat Umum.
2.4 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) tahun 1971.
2.5 Peraturan Portland Cement (NI. 8).
2.6 Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan Indonesia.
2.7 Persyaratan umum Bahan Bangunan Indonesia.
2.8 Petunjuk-petunjuk dan penjelasan-penjelasan tertulis atau lisan yang diberikan oelh
pihak Direksi/ Pengawas.
2.9 Penetapan dan segala persyaratan serta peraturan pemerintah yang berhubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan harus dipenuhi oleh pelaksana pekerjaan.
2

3. Penetapan Ukuran
Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan syarat-syarat
teknis dan spesifikasi. Kontraktor wajib memberitahukan kepada Direksi/ Pengawas setiap
saat bila akan melaksanakan pekerjaan serta segera melaporkan bila terdapat perbedaan
ukuran-ukuran antara gambar bestek/Bill of Quantity dengan ukuran lapangan, Kontraktor
secepat mungkin memberikan laporan kepada Direksi/ Pengawas. Kontraktor tidak
dibenarkan membetulkan kesalahan dan mengambil keputusan tanpa persetujuan dengan
pihak Direksi/ Pengawas.

4. Perselisihan
Perselisihan yang hanya mengenai hal-hal yang bersifat teknis akan diselesaikan oleh panitia
arbitage yang disepakati oleh kedua belah pihak Kontraktor dan Direksi, sedangkan
perselisihan mengenai hal- hal lain akan diselesaikan oleh Pengadilan Negeri.

5. Pengawas dari Kontraktor


Kontraktor harus menempatkan minimal seorang wakil sebagai pengawas tetap di
lapangan dan diberikan kuasa penuh untuk bertindak atas nama perusahaan.

6. Gudang
Kontraktor berkewajiban menyediakan material dan peralatan yang dibutuhkan untuk
pengerjaan konstruksi di lapangan dan disimpan dalam gudang di lokasi pekerjaan
supaya terlindung dari segala pengaruh iklim dan pencurian.

7. Pengukuran dan Alat-Alat


Sebelum pekerjaan dimulai pelaksanaannya, Kontraktor harus memperlihatkan alat-alat ukur
kepad Direksi untuk diperiksa, dan alat-alat tersebut dapat digunakan setiap saat oleh
Direksi/ Pengawas atau orang yang diutus selama pelaksanaan pekerjaan.

8. Pengawasan
Direksi akan menunjuk pengawas lapangan tetap dan diberitahukan kepada Kontraktor secara
tertulis. Pengawas Lapangan yang ditunjuk akan bekerjasama dengan utusan dari Pemilik
Proyek.

9. Penjagaan
Kontraktor harus memastikan atas semua parameter keamanan, seperti pemagaran lokasi
pekerjaan dan tidak adanya akses bagi orang-orang yang tidak terlibat dalam pekerjaan
konstruksi.
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas semua peralatan sewa/ rental.
Kontraktor menjamin atas semua parameter keamanan yang diperlukan terhadap meterial,
peralatan, pekerja/ karyawan-nya selama masa pelaksanaan proyek.
3

10. Kesejahteraan dan Keselamatan Kerja (K3)


Kontraktor harus menyediakan perlengkapan (P3K) menurut syarat- syarat yang ditentukan
sesuai tingkat resiko kecelakaan kerja dan harus senantiasa tersedia di lokasi pekerjaan,
setiap kali isinya dipergunakan harus segera dilengkapi kembali.
Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor secepat mungkin mengambil langkah pertolongan
korban dan memberitahukan kepada pihak Direksi. Segala hal atas perawatan korban
beserta jaminan kompensasi terhadap keluarganya harus diambil sesuai dengan dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Kontraktor harus memperkenankan pihak orang lain mempergunakan perlengkapan (P3K)
pada saat kecelakaan.
Kontraktor diharuskan menyediakan air minum dan makan bagi para pekerja/ pegawainya.
Pegawai yang ditunjuk oleh pihak Direksi sebagai pengawas pekerjaan harus disediakan
sebuah ruangan terpisah.
Jika dibutuhkan, Kontraktor harus menyediakan sebuah pondok yang bersih dan layak untuk
tempat tidur pekerja-pekerjanya serta memenuhi persyaratan kesehatan.

11. Perubahan Konstruksi


Kontraktor tidak diperkenankan melakukan perubahan konstruksi atau penyimpangan dari
konstruksi yang dijelaskan dalam Gambar Detail, BoQ atau RKS tanpa seizin atau atas
perintah Direksi/ Pengawas.

12. Resiko Upah dan Harga Satuan


Harga bahan-bahan dan upah kerja berdasarkan harga penawaran yang dimasukkan oleh
kontraktor berlaku selama masa pengerjaan konstruksi, jika dalam hal tersebut terjadi
perubahan-perubahan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambahan atau pengurangan
pekerjaan.

13. Pemeriksaan Bahan-Bahan


Sebelum memulai pelaksaan tiap bagian pekerjaan, material yang sudah tersedia di lokasi
harus terlebih dahulu diperiksa oleh Direksi/ Pengawas, apabila kontraktor
mempergunakan material yang belum diperiksa atau yang tidak disetujui untuk
digunakan, maka segala resiko yang timbul karenanya menjadi tanggungan kontraktor.
Bila perihal tersebut di atas ternyata dilanggar, Direksi berhak memerintahkan untuk
dibongkar bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan.

14. Pemakaian Bahan-Bahan


Semua material yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan bagian
02 (Rencana Peraturan). Pihak Direksi berwenang untuk meminta keterangan dan memeriksa
material yang dipergunakan.
Sebelum menggunakan material yang telah dipsan, pihak Direksi/ Pengawas harus
memeriksa kualitasnya dan menyatakan bahwa telah sesuai standard, bahan-bahan yang
sudah didatangkan di lapangan pekerjaan tetapi ditolak oleh pihak Direksi/ Pengawas harus
segera dikeluarkan dalam lapangan paling lambat dalam tempo 2 x 24 jam terhitung sejak
jam dinyatakan penolakan oleh pihak Direksi/ Pengawas.
4

15. Pekerjaan Pihak Ketiga (Sub Kontraktor)


Pada dasarnya tidak diperkenankan memberikan, baik sebagian maupun seluruhnya kepada
pihak ketiga (Perusahaan yang terdaftar).
Bila ada pekerjaan yang harus diberikan kepada pihak ketiga (Perusahaan yang terdaftar),
Kontraktor wajib meminta izin terlebih dahulu kepada pihak Direksi.
Bila ada bagian pekerjaan yang dikerjakan oleh pihak ketiga (Perusahaan yang terdaftar)
atas dasar persetujuan pihak Direksi, tidak berarti kontraktor terlepas dari tanggung
jawab akan tetapi

atas pelaksanaan dan kesempurnaan pekerjaan pihak ketiga adalah tetap tanggung jawab
kontraktor.

16. Penambahan/ Pengurangan Pekerjaan


Setiap perubahan yang mengakibatkan penambahan atau pengurangan pekerjaan harus
mendapat persetujuan pihak Direksi. Penawaran atas penambahan atau pengurangan
pekerjaan harus diajukan dalam bentuk tertulis kepada Direksi/ Pemilik Proyek.
Biaya penambahan/ pengurangan melebihi atau kurang dari 10% (sepuluh persen) dari
harga kontrak dan harus disetujui sebagai lampiran kontrak. Maka setiap perubahan harga
satuan harus disampaikan dalam bentuk penawaran baru (pekerjaan tambahan) kepada
Direksi.

17. Force Majeure


Yang dimaksud dengan force majeure adalah bencana alam antara lain gempa bumi,
banjir, gangguan keamanan dan perubahan moneter akibat kebijakan pemerintah.
Apabila terjadi force majeure, maka kontraktor harus memberitahukan pihak Direksi secara
tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak terjadinya force majeure disertai bukti-
bukti dan usaha-usaha yang telah ditempuh untuk mengatasi hal tersebut.
Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari sejak diterimanya pemberitahuan
tentang terjadinya force majeure tersebut, pihak direksi akan memberitahukan secara tertulis
kepada Kontraktor, tentang diterima atau tidaknya pernyataan force majeure dimaksud.
Apabila dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari pihak Direksi tidak memberitahukannya,
maka dapat diartikan bahwa pernyataan force majeure tersebut dapat diterima.

18. Kekeliruan Direksi


Kontraktor tidak diperkenankan mengambil keuntungan yang disebabkan oleh kesalahan
atau kekeliruan pihak Direksi/ Pengawas, dan bila hal ini terjadi maka segala akibat yang
ditimbulkan sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.

19. Sistem Pembayaran Harga Borongan


Kontraktor menerima pembayaran atas pekerjaan yang telah selesai dikerjakan langsung dari
Pemilik Proyek sebagaimana yang diatur dalam sistem pembayaran sebagai berikut :
19.1 Kontraktor harus menampilkan laporan dalam periode 4 minggu (sertifikasi
bulanan) dihitung dari tanggal mulai kerja, setiap laporan penagihan sesuai
dengan kemajuan lapangan.
19.2 Lembar penagihan mengacu pada Bill of Quantity (BoQ) atas jumlah yang telah
5

dikerjakan. Material yang hanya ada di lapangan tidak dibayar. Dengan


penandatanganan kontrak, kontraktor akan mendapatkan bentuk formulir untuk
penagihan.
19.3 Kontraktor hanya dibayar atas pekerjaan yang telah dikerjakan sesuai dengan
harga satuan yang telah dimasukkan dalam penawaran.
19.4 Laporan penagihan harus diserahkan oleh kontraktor kepada Direksi/ Pengawas.
Direksi/ Pengawas akan memeriksa dalam masa 3 (tiga) hari kerja dan
disampaikan ke Pemilik Proyek , selanjutnya Pemilik Proyek juga memeriksa dalam
masa 3 (tiga) hari kerja dan membayar langsung ke rekening kontraktor.
19.5 Retensi sebesar 5% dari setiap bagian penagihan (sertifikasi bulanan) akan
dilakukan oleh Pemilik Proyek sebagai jaminan dan akan dibayarkan kembali
kepada kontraktor setelah periode pemeliharaan berakhir.

20. Ketentuan Hukum


Kontraktor dilarang memberikan atau menjanjikan imbalan apapun dan dalam bentuk
apapun juga kepada Pihak Direksi atau instansi/institusi serta Pejabat-pejabat lainnya
yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan, begitu juga sebaliknya.
Bila ternyata item 20.01 dilanggar, maka Pihak Direksi berwenang mengajukan kejadian
tersebut ke Instansi yang berwenang, juga dapat menghentikan pelaksanaan pekerjaan dan
atas semua kerugian atau biaya-biaya yang timbul karenanya menjadi tanggung jawab
pihak yang bersalah.
Apabila Kontraktor tidak dapat mematuhi dan memenuhi segala ketentuan-ketentuan
yang dimuat dalam Surat Perjanjian Kontrak, maka pihak Direksi berhak memutuskan
Surat Perjanjian Kontrak dan mengusulkan agar dimasukkan Daftar Hitam dari Daftar
Rekanan Mampu (DRM).

21. Pajak-Pajak
Selama masa berlaku kontrak, Kontraktor berkewajiban dan sepenuhnya bertanggung jawab
membayar pajak-pajak dan biaya- biaya lainnya yang merupakan kewajiban berdasarkan
ketentuan dan peraturan yang berlaku.

22. Laporan Pekerjaan


Kontraktor harus mengadakan dan mempunyai Buku Laporan Harian yang berisi dan
memuat aktivitas, penggunaan bahan, peralatan, tenaga kerja, keadaan cuaca serta bagian-
bagian pekerjaan yang dilaksanakan sesuai form Buku Harian Standard, yang setiap harinya
dilaporkan dan ditandatangani oleh Pihak Direksi/ Pengawas.
Kontraktor harus membuat Laporan Bergambar tentang kemajuan pekerjaan masing-
masing menurut keadaan sebelum, sedang dan selesai dikerjakan.
Pertemuan Mingguan dilakukan di lapangan antara Kontraktor dengan Direksi/ Pengawas,
kemudian Kontraktor akan mempersiapkan secara tertulis ringkasan singkat paling lama 3
(tiga) hari atas hasil yang disepakati dalam pertemuan tersebut dan dikirim ke semua pihak.
6

23. Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan ditetapkan dalam kontrak , terhitung sejak tanggal
dibuat dan ditandatangani Surat Perjanjian Kontrak dan setelah penyelesaian pekerjaan
(penyampaian tertulis dari kontraktor) Direksi akan melaksanakan Serah Terima Pertama
Pekerjaan.
Perpanjangan Jangka Waktu Pelaksanaan pekerjaan mengacu sesuai dengan pekerjaan
tambahan, perpanjangan waktu dinegosiasikan antara Kontraktor dengan Direksi.
Terhadap pekerjaan yang tidak sesuai dengan kualitas standard selama masa pelaksanaan
konstruksi yang mengakibatkan keterlambatan adalah sepenuhnya tanggung jawab
kontraktor dan tidak dapat menerima perpanjangan waktu dari jadwal kontrak.

24. Masa Pemeliharaan


Masa Pemeliharaan/ Perawatan ditetapkan selama 6 bulan terhitung sejak tanggal
dilaksanakan Serah Terima Pertama Pekerjaan.
Selama dalam masa Pemeliharaan/ Perawatan, Kontraktor berkewajiban memperbaiki
segala kerusakan-kerusakan dan menyempurnakan segala kekurangan-kekurangan yang
terjadi karena kurang baiknya pelaksanaan atau kerusakan-kerusakan lainnya.
Apabila Kontraktor tidak memenuhi kewajiban selama masa pemeliharaan/ perawatan
pekerjaan, pihak Direksi akan memberitahukannya batas waktu kepada Kontraktor. Apabila
batas waktu berlalu dan kontraktor belum memenuhi kewajibannya, maka Direksi/ Pemilik
berhak memberikan pekerjaan tersebut kepada kontraktor lain, biaya yang timbul menjadi
tanggungan kontraktor utamak, selanjutnya setelah jangka waktu pemeliharaan/ perawatan
pekerjaan berakhir maka dilaksanakan Serah Terima Kedua Pekerjaan.

25. Sanksi Kelambatan


Apabila jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan tidak dapat ditepati atau
dipenuhi oleh kontraktor dan tidak dapat mengemukakan alasan-alasan keterlambatan, maka
kontraktor akan dikenakan denda 1/1000 (satu per mil) dari Harga Kontrak untuk tiap-tiap
hari kalender keterlambatan.

26. Prosedur Tender


Dengan memasukkan Dokumen Tender, rekanan (perusahaan konstruksi) menyatakan
bahwa menerima kondisi pekerjaan yang diterangkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat serta Spesifikasi Teknis.
Para rekanan (perusahaan) sangat diharapkan selama persiapan dan sebelum pemasukan
dokumen tender, untuk memeriksa dan mengkonfirmasi segala keakuratan dan kelengkapan
gambar dan kuantitas material dan sumber daya yang dibutuhkan dalam melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Para rekanan disarankan berinisiatif untuk
melihat ke lapangan.
Dokumen yang dimasukkan (setiap lembar ditandatangani dan distempel) :
Jadwal waktu kerja dan tenaga kerja yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaan.
7

PASAL 1
SYARAT – SYARAT TEKNIS

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

A. Pembuatan Sumur Bor


I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Pengeboran
III. Pengadaan Mesin Pompa Dan Mekanikal

B. PEMBANGUNAN TOWER AIR BETON


I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Tanah Dan Pondasi
III. Pekerjaan Beton Bertulang
IV. Pekerjaan Bak Air
V. Pekerjaan Lantai Dasar
VI. Pekerjaan Pengecatan
VII. Pekerjaan Lain-Lain

Pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan dokumen proyek (Gambar, BoQ, Rencana
Kerja dan Syarat-syarat) dan arahan/ petunjuk yang disampaikan Direksi/ Pengawas
Lapangan kepada Kontraktor.

2. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan di Desa Perupuk Kec, Bandar Pustaka Kab. Aceh Tamiang

3. Persiapan Lokasi Pemboran


Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan pemboran, sebelum mobilisasi kotraktor
harus mengajukan usulan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk
konstruksi sumur dan penempatannya pada lokasi pemboran. Setelah usulan tersebut
disetujui Direksi maka pekerjaan persiapan lokasi dapat dimulai.
Apabila lokasi tersebut terdapat tanaman atau bangunan, kontraktor harus
membebaskannya dengan ganti rugi.
Untuk mencegah terjadi hal yang tidak diinginkan atau mencegah masuknya orang
yang tidak berkepentingan maka tiap lokasi pemboran harus dilengkapi pagar sesuai
dengan yang diinstruksikan Direksi.

4. Kolam Lumpur
Untuk pemboran dengan cara "Direct Circulation Mud flush" kontraktor harus
membuat 2 (dua) Kolam Lumpur, berukuran 2M X 2M X 1.5M dengan dinding dibuat
miring. Kontraktor juga harus membuat kolam pengendap ukuran 1M X 1M X 0.75M.
Kolam-kolam tersebut dihubungkan satu dengan lainnya kelubang bor dengan kanal
berukuran lebar 0.4M. Selama operasi pemboran, kolam dan saluran ini harus
dibersihkan dengan endapan.

Untuk mencegah hilangnya lumpur (Bentonite Cair) didalam kolam maka dinding
dasar kolam dilapisi semen secukupnya. Penempatan kolam lumpur harus
sedemikian rupa, sehingga lumpur yang keluar dari lubang bor langsung dialirkan
melalui ayakan sebelum jatuh kesaluran/kanal., menuju kedalam kolam pengendapan.
Selanjutnya : Cutting akan mengendap dan lumpur akan terus mengalir kedalam
kolam kedua, dalam kolam kedua, yang dibuat sedemikian sehingga aliran cukup
tenang, dimaksudkan agar material yang berbutir halus dapat mengendap dan
lumpur yang yang bebas pasir dan kotoran akan diteruskan mengalir kekolam ketiga,
untuk dipompa sebagai bahan sirkulasi.
8

Pipa hisap dan pompa lumpur yang dimaksudkan kedalam kolom ketiga harus
ditempatkan dalam jarak yang agak jauh dari saluran tempat datangnya lumpur kolam
kedua, sehingga diperoleh kesempatan bagi sisa-sisa kotoran , yang masih terbawa
menjadi tidak langsung terhisap ulang. Demikian juga kedalam pembenaman ujung
pipa hisap pornpa lumpur, dibuat sedemikian agar tidak langsung rnenghisap
kotoran yang telah mengendap didasar kolam. Dengan demikian letak mulut
penghisap tidak boleh terlalu dekat dengan dasar kolam. Untuk pemboran dengan
metode lain, direksi akan memberi petunjuk selanjutnya pada saat akan dimulainya
operasi pemboran.

5. Penyediaan Air
Untuk keperluan pekerjaan pemboran, kontraktor diwajibkan menyediakan air. Mutu
dan jumlah air yang telah disediakan harus sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan
oleh direksi. Kontraktor sudah memperhitungkan dan menyiapkan pembiayaan
pengadaan air tersebut.

6. Pengamanan Lokasi
Kontraktor berkewajiban menjaga keamanan peralatan, piap-pipa dan semua
perlengkapan yang terdapat dilokasi.

B. PEMBERIAN PEKERJAAN

1. Tipe Sumur
Sumur yang akan dikerjakan oleh kontraktor adalah sumur dalam (Deep Tube Well
- DTW) type lonjor tunggal "Single string" dengan menggunakan pipa-pipa BM
Steel/Galvanis diameter 6" dan 3" yang akan dihubungkan dengan reduser seperti
ditunjukkan dalam lampiran gambar. Pipa LCS dengan diameter dipakai sebagai pipa
saringan "Screen" konstruksi sumur produksi adalah seperti ditunjukkan pada
gambar pipa saringan "Screen" akan dipasang pada setiap akuifer lapisan kedap air
atau akiifer dengan mutu air yang tidak diinginkan.

Pipa jambang yang direncanakan sebagai tempat pompa akan dipasang pada bagian
atas, pipa jambang tersebut akan dihubungkan dengan pipa saringan dan atau pipa
buta dengan sebuah reduser. Pada bagian ujung dasar pipa saringan akan dipasang
pipa pengendap yang diujungnya dilengkapi dengan bagian runcing dibawah agar
memudahkan saat pemasangan/kostruksi.

Pada setiap batang pipa konstruksi yang dipasang sekurang-kurangnya harus


dilengkapai dengan 2 (dua) buah centaliger atau perangkat yang dapat menjamin, agar
pipa konstruksi yang dipasang tetap selalu berdiri ditengah lubang sumur dengan
ruang. anulus yang dipertahankan tetap sama lebarnya disekeliling pipa, hal tersebut
dimasudkan agar kerikil pembalut atau gravel pack akan dapat masuk dengan
sempurna.

Disekeliling pipa konstruksi yang dimasukkan dalam lubang bor harus dibungkus atau
ditimbun dengan gravel pack, kecuali kalaupun ada pada bagian- bagian tertentu yaitu
pada lapisan mengandung air dengan kualitas yang tidak diinginkan, harus dicor
atau ditutup dengan semen agar air yang berasal dari bagian tersebut tersadap.

Pada bagian atas dari ruang anulus, harus dibeton atau dicor semen dan lubang pipa
jambang yang telah selesai kemudian ditutup dan dikunci guna pengamanannya.
Segala dimensi dan ukuran kedalaman, diameter, panjang, lebar, jenis, dan detail dari
konstruksi sumur akan diberikan sesaat setelah logging diperoleh hasilnya dan
diinterpretasikan serta analisa desain rencana secara garis besar gambar model tipe
sumur yang akan dibuat tidak jauh dari gambar rencana.
9

2. Prosedur Pekerjaan Konstruksi


Untuk melalui pekerjaan pemboran ditiap titik, kontraktor harus mernberitahukan
pada direksi paling kurang 24 jam sebelumnya. Kalau tidak ditentukan lain oleh
direksi, maka pemboran akan dilakukan dengan metode "Direct Simulation Mud
Flush". Secara umum pekerjaan konstruksi sumur sebagai berikut:
a. Persiapan Site dan Pekerjaan Persiapan
b. Pemasangan mesin bor
c. Pemboran lubang diameter 14” dari permukaan tanah sampai pada
kedalaman ± 18 M atau seperti yang ditentukan direksi.
d. Pemasangan pipa konduktor sementara dengan diameter 12”
e. Pemboran lubang diameter 8 3/4” dari kedalaman 18 m sampai pada kedalaman ±
9 0 M dan pengambilan ”Cutting” pada tiap meter kedalaman pemboran.
f. Pembersihan lubang bor dengan sirkulasi lumpurdan mengurangi menambah
material pengencer.
g. Logging RESISTIVITY dan SELF POTENTIAL atau bila perlu dengan GAMMA
RAY untuk menentukan kedalaman dan ketebalan lapisan pembawa air (akuifer).
h. Pelaksanaan Air Lift Test/uji debit sementara lapisan pembawa air (akuifer) jika
perlu.
i. Pelebaran lubang bor (reaming) diameter 8 3/4" ke 12" sampai kedalaman ± 60
meter untuk posisi jambang, pipanaik dan screen,
j. Pembersihan lubang bor dengan sirkulasi lumpur dari awal lubang hingga dasar
lubang untuk persiapan pemasangan pipa konstruksi sumur.
k. Pemasangan pipa jambang, diameter 6", untuk pipa naik dan screen/saringan
reducer dan pipa diameter 3".
l. Penempatan gravel pack kedalam rongga disekeliling pipa konstruksi.
m. Development sumur sampai bersih
n. Pengisian semen atau "grouting" kedalam rongga disekeliling pipa jambang
sampai kedalam 60 meter.
o. Pelaksanaan pemompaan uji, uji pendahuluan, stepdrow down minimal 3 step,
long periode dan recovery.
p. Pemasangan tutup sumur dan kunci dan penyemenan bagian atas yang kemudian
pembersihan kembali lokasipemboran.

3. Pemasangan Mesin Bor


Sebelum operasi pemboran dimulai, mesin borharus dipasang dengan hati-hati diatas
pondasi yang kuat agar dapat memberikan hasil pemboran yang baik dan mencegah
kerusakan mesin borserta menghindari terjadinya kecelakaan terhadap personil atau
tenaga kerja pemboran. Rel master dijaga tetap tegak lurus dan meja bor dijaga
horizontal guna menjaga kerusakan lubang bor.

4. Pemasangan dan Pencabutan Pipa Konduktor


Pipa konduktor" Conductor Pipe/Surface Casing" dipasang disetiap lokasi sumur
untuk mencegah runtuhnya lapisan tanah atas selama pemboran berlangsung.
Diameter pipa konduktor, ditentukan oleh Direksi berdasarkan diameter lubang yang
akan dibor. Kedalaman pipa konduktor ditentukan berdasarkan keadaan lapangan
di tiap lokasi dan harus dengan, persetujuan Direksi. Setelah pekerjaan yang
membutuhkan pipa konduktor selesai dilaksanakan maka Kontraktor harus rnencabut
pipa tersebut dan apabila tidak dapat dicabut menjadi resiko kontraktor.

5. Diameter dan Kedalaman Pemboran


Apabila tidak ditentukan lain untuk Sumur Produksi maka pemboran dilaksanakan
sesuai dengan design yaitu diameter 14” pada bagian atas lubang sumur dan diameter
12" untuk posisi pipa jambang, pipa naik dan screen. Sesuai dengan sifat dan jenis
peralatan yang dipakai, maka berdasarkan kondisi dan situasi yang dihadapi
dilapangan, diameter pemboran dapat berubah atas instruksi Direksi, demi untuk
10

tujuan kelancaran pekerjaan pemboran, pemasangan pipa, gravel pack dan lain -
lain. Apabila potensi akuifer dinilai belum mencukupi atau disebabkan kualitas air
yang tidak memenuhi syarat yang diinginkan, maka kedalaman pemboran dan
pemasangan pipa dapat diubah atas pertimbangan / instruksi DireksI.

6. Metode Pemboran
Yang akan digunakan adalah metode "Direct Circulation Mud Flush" kecuali bila
direksi menginstruksikan untuk menggunakan metode lain sesuai keadaan lapangan
yang dihadapi.

7. Pencucian Lubang Sumur


Untuk memperoleh lubang bor dan contoh hasil boring sample yang baik maka
kontraktor melakukan pencucian lubang bor dengan lumpur pemboran setiap 6 meter
atau setiap 2 (dua) batang stang bor.

8. Pelebaran Lubang Bor


Pelebaran lubang bor dilaksanakan dengan menggunakan reamer bit atau three cutter
hole opener dengan diameter dengan dilengkapi dengan pilot bit sebagai alat Bantu
lubang berdiameter sama dengan lubang yang dilebarkan.

9. Berakhirnya Lubang Pemboran


Apabila lubang sudah mencapai kedalaman yang telah ditentukan maka pemboran
akan dihentikan atas izin direksi. Kemudian lubang bor harus dicuci sampai bersih
dengan menggunakan sirkulasi lumpur lebih dari dan lumpur kurang seiama 4
(empat) jam secara terus - menerus. Setelah lubang bor bersih maka kekentalan
Lumpur pemboran dikurangi sampai 33 detik dengan cara menambah material
pengecer lalu kontraktor membersihkan sumur pelaksanaan logging.

10. Pengumpulan Contoh Formasi (sample)


Contoh formasi "sample" dari formasi yang dibor harus diambil dan harus dapat
mewakili litologi setiap meter pemboran, kemudian disimpan ke dalam botol/
kantong plastik tembus pandang. Masing - masing contoh beratnya harus tidak
kurang dari 1 kg, dan bebas dari lumpur. Pada masing - masing disusun pada kotak
sample tiap kotak, Kedalaman dan tanggal pengambilannya, contoh hasil disusun
pada kotak sample tiap kotak isi 50 batuan yang dikumpukan dan kotak harus
membuat catatan yang tepat mengenai batas kedalaman setiap litologi yang ditembus.

11. Logging Geofisik


Logging Geofisik diutamakan terdiri dari Resisitivity Log dan SP Log, bila diperlukan,
akan dipergunakan juga Gamma Ray Log yang harus dikerjakan kontraktor pada
tiap sumur di bawah supervisi langsung Direksi.

Sebelumnya lubang bor yang telah selesai dikerjakan, harus dicuci dengan sirkulasi
secukupnya untuk menghilangkan endapan dan rnencegah runtuhnya lubang bor,
kekentalan Lumpur bor, dalam kedalaman lubang yang sudah bersih dari kotoran,
harus dipertahankan 33 detik marsh funnel, sehingga memudahkan pengoperasian
longing sampai pada dasar lubang bor.
11

Logging akan dikerjakan sepanjang lubang bor dari dasar permukaan tanah,
pengambilan logging dengan urutan dari permukaan sampai dasar dipakai sebagai
dasar pengaturan skala - skala yang dihasilkan agar pada pengambilan data yang
sesungguhnya dengan urutan dari dasar lubang.bor kepermukaan sudah diperoleh
grafis yang tidak keluar dari lebar kertas maksimum.

Kontraktor harus mempersiapkan sumur untuk logging dan memberikan laporan


setelah persiapan selesai. Kontraktor harus menyediakan traportasi peralatan dan
pertengkapan maupun operator logger dari manapun lokasi. Transportasi harus
menggunakan kendaraan tertutup bebas dari hujan, untuk mencegah kerusakan atau
gangguan pengoperasian logger.

Pekerjaan logging harus dihentikan sementara pada terjadinya hujan sangat lebat atau
banyak petir, hal ini untuk menjaga ketelitian data yang bebas dari gangguan elektris.
Kontraktor harus mencari informasi dalam radius maksimum 200 meter dari lubang
bor dan melaporkan pada Direksi apabila disekitar lubang bor yang dilogging terdapat
material bangunan atau konstruksi metalik yang ditanam misalnya pipa besi,
kabeltransmisi, telepon bawah tanah, bahkan iristalasi sumur yang berkonstruksi
metel, rel lori terpendam dan lain - lainnya. Hal tersebut mungkin akan diperlukan
dalam koreksi data hasil rekaman logger.

12. Ketegak- lurusan Lubang Bor


Lubang bor harus dibuat benar - benar vertical dan tegak lurus untuk menjamin
kelancaran pemasangan pipa sumur. Penyimpanan vertical (vertical deviation) tidak
boleh melebihi dua pertiga dari diameter terkecil sumur untuk setiap 30 m. alat yang
dipakai adalah "Bobin Set".

Sebagai contoh bilamana diameter terkeci! yang dibor adalah 50 mm, maka
penyimpangan veritical tidak boleh melebihi 100 mm setiap 30 m. Data tersebut
direkam pada gambar As Build Drawing. Bila mana deviasi ini dilewati , maka
kontraktor wajib melakukan pemboran ulang atas biaya sendiri.

13. Pengisian Semen


Setelah development sumur selesai dan pipa konduktor dicabut maka rongga sisa
lubang bor dengan pipa jambang diluar pipa jambang sumur harus diisi semen atau
grouting mulai kedalam tertentu sampai kepermukaan tanah. Cara pengisian dan
kedalamannya untuk tiap lokasi akan ditentukan oleh Direksi dilapangan.
12

C. PEMASANGAN PIPA / KONSTRUKSI SUMUR


1. Material Sumur
Material sumur yang akan dipasang untuk instalasi sumur antara lain terdiri dari:
a. Pipa BM Steel / Galvanis diameter 6"
b. Pipa saringan LCS diameter 3"
c. Reducer diameter 6"-3"
d. Centralizer diameter 6"
e. Centralizer diameter 3"
f. Tutup atas dan dasar sumur (top cap dan bottom plug)

2. Pemasangan Pipa Sumur


Setelah pemboran selesai sesuai dengan kedalaman yang dibutuhkan, maka harus
dilakukan sirkulasi lumpur lebih kurang 4 (empat) jam atau sampai lubang bor betul
- betul bersih dari sisa cutting sesuai dengan yang dijelaskan sebelumnya. Kemudian
kontraktor harus memasang pipa dan pipa saringan didalam lubang bor pada posisi
yang tepat sesuai dengan desain sumur yang sudah disetujui oleh Direksi pekerjaan.
Pipa jambang naik pada pipa saringan yang dipasang harus tepat berada ditengah -
tengah lubang bor dengan menggunakan "Centralizer" terbuat dari besi plat alau
bahan lainnya yang disetujui oleh Direksi, yang dipasang setiap 6 meter. Untuk
mencapai konslruksi sumur yang baik dan benar instalansi pipa sumur akan
dilaksanakan setelah bahan kerikil atau "Gravel Pack" lersedianya dilokasi pekerjaan,
karena pengisian gravel pack akan dilaksanakan segera setelah pemasangan pipa,
Kontraktor harus mengukur dan mencatat dengan teliti panjang masing - masing pipa
dan pipa saringan maupun reducer, dan jumlah pemasangan ditiap sumur, untuk
menghitung dengan tepat kedalaman setiap komponen sumur dengan ketelitian
pengukuran 1 cm.

Untuk sumur dalam (DTW), setelah pemasangan pipa - pipa sumur selesai dan
sebelurn dilakukan pemasangan grave pack, kontraktor harus melakukan
pengukuran pipa jambang dengan bobbin, dan membentulkan kedudukan pipa
jambang sehingga tepat ditengah annulus lubang sumur, kemudian dilakukan
pengisian gravel pack. Pada saat pemasangan gravel pack belum selesai sebelum
mencapai ketinggian reducer, harus dilakukan pengulangan pengukuran
ketegaklurusan pipa jambang lagi, demikian proses ini diulang pada saat gravel pack
mencapai reducer dan pada saat gravel pack cukup dipasangkan-serta setelah
penyemenan atau grouting bagian atas.

3. Gravel Pack
a. Material
Kontraktor harus menyediakan material untuk gravel pack tersebut terdiri dari
bahan keras dan tidak tersudut, tidak mengandung batu gamping atau batuan
yang bersifat gampingan, bukan pula merupakan endapan laut, tidak mengandung
lempung dan lumpur serta kotoran lainnya, bentuk butirannya membulat dan
ukuran butir bergradasi.

b. Pengisian Gravel Pack


Selelah pemasangan pipa sumur selesai dan sesuai dengan yang
direncanakan maka gravel dengan ukuran yang telah ditentukan dimasukkan
kedalam rongga di luar pipa sumur dan didalam lubang bor atau dalam ruang
annulus menurut cara yang disetujui oleh Direksi.

Dalam proses pengisian gravel, sirkulasi lumpur bor harus tetap dijalankan
kekentalannya harus dikurangi dan dipertahankan pada 33 detik "mars vannel".
Pengisian gravel dilaksanakan hati - hati sehingga pipa sumur terbungkus dengan
13

baik dalam gravel pack mulai dari dasar lubang sumur sampai pada kedalaman
yang ditentukan oleh Direksi.

Kontraktor harus selalu membuat catatan dan perhitungan tentang volume gravel
yang telah dimasukkan dan mengukur posisi kedalaman gravel dalam lubang
pemboran. Setelah pengisian gravel dinyatakan cukup oleh Direksi maka
penyempurnaan dan development sumur dapat dimulai.

D. PENYEMPURNAAN DAN DEVELOPMENT SUMUR


1. MAKSUD
Untuk mengeluarkan segala segala kotoran-kotoran dan sisa lumpur yang tertinggal
di dalam lubang bor, penyumbatan lapisan aquifer oleh lumpur pemboran dan lain-
lain. Selain itu yang terpenting adalah membersihkan open area dari pipa saringan/
"screen", gravel pack dan lain-lain. Kesempurnaan dari pembuatan sumur bor adalah
sangat tergantung dari pelaksanaan pekerjaan ini.

2. PROSEDUR
Cara yang dipakai untuk pekerjaan pembersihan dan pengurasan sumur harus sesuai
dengan metoda pemboran yang dilaksanakan, termasuk dipertimbangkan macam
lumpur pemboran, sifat karakteristik lapisan aquifer dan sebagainya.

Untuk pemboran dengan metoda" rotary" cara-cara berikut harus diikuti:


- Sirkulasi lumpur dengan air bersih untuk dibersihkan dari pecahan-pecahan
batuan hasil pemboran.
- Bailing untuk mengambil kotoran-kotoran di dasar sumur.
- High velocity ”jetting" dari dasar sumur.
- Bubukan larutan aquifer atau bahan kimia lain seperti STTP, calgor dan
sebagainya biarkan ± 12 jam-jam.
- Berulang-ulang lakukan metoda “High velocity jetting” ditiap pipa saringan
beberapa kali sampai bersih dari kandungan pasir halus.
- Laksanakan "air lift system" pada tiap pipa saringan dan dari dasar sumur
sampai kualitas air dari dalam sumur jernih.
- Ulangi pekerjaan ini sampai kandungan pasir lebih kecil dari 0,1 rnl/1,1 air.

Pemboran harus menyediakan sarana peralatan yang diperlukan seperti pompa


piston, plunggers, bailing, kompressor atau peralatan lain yang diperlukan untuk
metoda diatas. Selama pembersihan sumur berlangsung mungkin diperlukan
penambahan gravel-pack, hal ini bisa menggunakan pipa penyetor diatas pipa
jambang dan lubang bor.
Sebelum dilaksanakan metoda pembersihan sumur, tinggi muka harus selalu diukur.
Pemborong harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembersihan sumur ini,
diawasi oleh tenaga ahli yang berpengalaman (geologist, drilling engineer) untuk
melakukan pengecekan setiap saat.
Pos ini seluruhnya masuk dalam pos development lamanya pekerjaan adalah sampai
air dalam sumur betul-betul jernih sesuai persyaratan diatas dan disetujui oleh pemberi
tugas.

3. PERALATAN UNTUK METODA PEMBERSIHAN SUMUR


Pemborong harus mempunyai peralatan yang sesuai spesifikasi teknis selama
pekerjaan pemboran berlangsung siap dilapangan.
Persyaratan dari peralatan tersebut adalah sebagai berikut:
- Untuk jetting dengan 4 nozzel.
- Peralatan ini disesuaikan dengan diameter pipa saringan/" screen ".
14

- Prinsipnya besar nozzel diameter sehingga mampu memberikan kecepatan air 30


m/dt.
- Pompa untuk sirkulasi dan "High velocity jetting * harus bertype piston dan
mempunyai kapasitas minimum 500 I/min pada tekanan 20 bar.
- Kompressor dengan kapasitas minimum 600 efn pada tekanan 200 psi.
- Mod balance, marsh funnel, sedimen cone no 200 mesh sibue dan tain-lain.

4. PEMBAYARAN
Pembayaran pekerjaan ini didasarkan pada kemampuan hasil pekerjaan. Pos ini sudah
termasuk semua biaya peralatan, bahan-bahan yang diperlukan dan lain-lain. Tidak ada
konpensasi yang diberikan untuk pekerjaan yang tidak sempurna sesuai dengan batasan
teknis.
15

PASAL 2 PEMOMPAAN UJI

1. U M U M
Maksud dari pekerjaan ini adalah pengujian dari karakteristik geohidrolik, perhitungan
pemompaan sumur secara aman "save yield", ekonomis sumur mengetahui kualitas dan
kuantitas air dan sebagainya.

2. PROSEDUR
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang penting dan sangat membutuhkan ketelitian
dalam pelaksanaannya. Pemborong harus menyediakan semua peralatan dan tenaga ahli
yang cakap dan berpengalaman dalam menggunakan peralatan yang akan dipakai.
Banyaknya air yang dipompa dari dalam sumur akan diukur dengan alat ukur yang
disediakan oleh pemborong, tentang jenisnya harus disetujui oleh pemberi tugas.
Demikian pula pemborong harus menyediakan set peralatan yang eiektronis untuk
mengukur tinggi muka air dalam sumur secara teiiti.
Letak pompa untuk pengetesan sumur sedemikian rupa, sehingga didapatkan hasil
maksimum dari sumur yang akan diuji seperti yang ditentukan oleh pemberi tugas.
Pemompaan uji terdiri dari "step draw down test" long period test dan recovery test.
Pemberi pekerjaan akan menentukan lamanya pemompaan uji sampai hasil yang
memuaskan.

A. Step Drow Down Test


- Kapasitas pemompaan 1,5 l/dt.
- Lamanya 2 jam atau iebih.
- Prosedur pengukuran.
Sebelum pompa dijalankan, muka air statis di dalam sumur harus diukur dan
dicatat. Pada saat mulai dilakukan pemompaan, maka besarnya debit
pemompaan diatur seteliti mungkin sesuai dengan yang dikehendaki. Setelah
ditentukan kapasitas pemompaan, maka air dalam sumur akan diukur setiap 1
menit selama 5 menit tiap 5 menit antara 5 sampai 60 menit, kemudian tiap
10 menit antara 60 sampai 120 menit.
Kemudian setiap 10 menit antara 60 sampai 120 menit. Segera setelah tahap
pertama pemompaan uji selesai dilakukan, maka kapasitas pemompaan dinaikkan
ketahap pemompaan berikutnya dan prosedur pengukuran sama dengan tahap
yang pertama tersebut.
Prosedur ini terus diikuti sampai tahap terakhir selesai. Apabila pompa mengalami
kerusakan sewaktu pengetesan sedang berlangsung, maka semua prosedur harus
diulangi setelah tinggi muka air kembali kedudukan semula.
B. Time Draw Down Test
- Kapasitas pemompaan 1,5 l/dt, tergantung pertimbangan teknis dari hasil step
test maksimum yang dapat dicapai.
- Lama test 2 x 24 jam
- Prosedur pengukuran

Ukur tinggi muka air di dalam sumur, ikuti prosedur sebagai berikut:
- Untuk waktu 2 jam pertama agar diikuti cara pengukuran seperti pada" step draw
test" diatas, kemudian pengukuran tinggi muka air di dalam sumur dilakukan
tiap selang 30 menit sampai 2 x 24 jam.
- Waktu pada saat pemompaan dimulai dan jam-jam pada saat dilakukan
pengukuran harus dicatat dengan betul dan diteliti. Apabila terjadi kerusakan
pompa, maka seluruh test ini diulang dari awal dan dimulai setelah tinggi muka
air kembali semula seperti sebelum dipompa.
16

C. Recovery Test
Segera setelah time draw down test selesai dan pada saat pompa berhenti, maka
pelaksanaan recovery test dimulai. Selama 15 rnenit pertama pengukuran terhadap
kambuhnya muka air di dalam sumur dilakukan setiap selang 1 menit, selama 2 jam
berikutnya pengukuran muka air dilakukan tiap selang 30 menit. Test ini terus
dilakukan sampai muka air kembali sama seperti sebelum dimulainya time down test
diatas.

3. PEMBUANGAN AIR
Selama pengetesan sumur, pemborong harus membuang air ke dalam saluran pembuang
terdekat atau ketempat lain yang telah disetujui oleh pemberi tugas. Pemborong harus
bertanggung jawab untuk mencegah agar air buangan tidak akan merusak jalan kembali
ke dalam ke sumur, bangunan dan lain-lain secara langsung atau tidak langsung.

4. PENGAMBILAN CONTOH AIR


Pengambilan contoh air untuk diperiksa dilaboratorium dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu
pada saat mulai pemompaan time draw down test. Contoh air masing-masing minimum
5 liter dan dimasukkan dalam tempat yang bersih dan tertutup, sebaiknya dari bahan gelas
atau plastik. Tempat contoh air harus jelas tertulis kapan waktu pengambilan, nomor
contoh, hari tangga! dan lain-lain.

Kontraktor harus melakukan analisa kimia terhadap salah satu dari contoh air tersebut
dengan segera yaitu dengan mengirimkan pada laboratonum yang disetujui oleh Direksi.

Contoh air yang kedua harus segera dikirimkan pada Direksi di kantor Proyek untuk
diamati, Analisa kimia air harus dilakukan sebagai berikut :

1. Warna 11. K 21. CL


2. Bau 12. Ca 22. N02
3. Kekeruhan 13. Mg 23. N02
4. Dissolved Solids 14. Fe 24.C02
5. Suspended Solids 15. Mn 25. H03
6. pH 16. Cu 26. COS 21. S04
7. Kesahadanan (CaCOS) 17. As 27. B 22. H2S
8. SAR 18. Ph 28. P04
9. Daya Hantar Listrik 19. Si04
10. Na 20. NH4

Kandungan - kandungan zat kimia tersebut diukur dan dinyatakan dalam satuan ppm
serta diberikan rekomendasi "dari laboratorium penguji tentang memenuhi syarat atau
tidaknya air tersebut untuk diolah sebagai Air Minum

5. PERALATAN
Pompa yang dipakai adalah dari jenis pompa Submersible . Selain dari peralatan yang
akan dipakai pemborong disyaratkan menyediakan pompa cadangan, bila sewaktu waktu
terjadi gangguan pada saat pemompaan berlangsung. Pompa untuk testing harus pompa
" non return " volume, untuk mengurangi gangguan pada saat recovery test.

6. ALAT PENGUKUR TINGGI MUKA AIR DAN TEKANAN AIR


Pemborong harus pun/3 dilokasi pekerjaan paling tidak 2 (dua) elekfronik probe untuk
maksimum pengukuran kedalaman 100 m juga 1 (satu unit lengkap alat penggkur
tekanan air untuk mengontrol/menjaga kontinuitas pemompaan.
17

7. ANALISA BESAR BUTIR


Jika Direksi rnembutuhkan, Kontraktor harus melaksanakan analisa besar butir (analisa
ayakan) temadapa beberapa contoh cutting dari tiap sumur yang akan dipilih oleh Direksi
dan menyerahkan hasil analisanya kepada Direksi. Sebelum analisa, sisa Lumpur
pemboran yang terdapat pada contoh tersebut harus dihilangkan dengan mencucinya
kemudian dikeringkan.

8. CATATAN TEST
Setelah seiesainya pengetesan sumur, pemborong harus menyerahkan catatan tersebut
kepada pernberi tugas termasuk copy catatan harian pelaksanaan pekerjaan.
18

PASAL 3
SPESIFIKASI UMUM UNTUK LV MOTOR CONTROL
CENTER

1. RUANG LINGKUP (SCOPE)


Spesifikasi ini memberi ketentuan teknis minimum untuk type industri Low Voltage Motor
Control Center yang , digunakan untuk distribusi energi dari motor listrik. Ketentuan-
ketentuan yang termasuk didalamnya spesifikasi ini harus diperhatikan oleh Kontraktor
dan pabrik-pabrik pembuatnya ketika menyediakan peralatan (equipment) dan
materialnya. Sebanyak mungkin harus membuat spesifikasi dari peraiatan dan material
secara umum yang terdapat pada pasar internasional.
Peraiatan material pada dasamya memenuhi lEC-recmmendation, hal-hal tambahan
dan/atau yang ielah diadopsi oleh spesifikasi ini. Motor control center juga harus
memenuhi peraturan nasional/lokal dimana digunakan. Bilamana Peraturan- peraturan
ini tanpa memberi kepastian dari standar ini, yang paling benar akan diikuti.

2. STANDART YANG DIPAKAI


Pedornan spesifikasi ini dibuat ke dalam publikasi berikut yang mana ketentuan (issue)
yang paling benar yang digunakan.

2.1. International Standart


- IEC standard voltage IEC-38
- Recomendation for indicating elektrical measuring instrument IEC-51 and
their accessories
- I EC standard current rating IEC-59
- Recomendation for the clasification of materials for the
installation of electrical machinery and apparaturs in relation
on their thermal stability in service IEC-85
- Standard rated current (2 to 63A) of fase links for LV fuses IEC-88
- Diagram, charts, tables
- Recommended graphical symbols EC-117
- Degree of protection of enclosures for low-voltage
switchgear and controlgear EC-144
- LV distribution switchgear EC-157
- LC controlgear for industrial use EC-158
- LV fuses with high breaking capasity IEC-265
- Diffinations for switchgear and controlgear EC-277
- LV motor staters EC-492
- Control switches EC-437
- Pushbutton swiches EC-341
- Low-voltage air-break switches, air break switch-disconnector
and fuse combination units IEC-408
- Factory-built assemblies low-volatge switchgear and controlgear IEC-439
19

3. KETENTUAN-KETENTUAM PERENCANAAN DAN KONSTRUKSI

3.1. Kesadaan yang harus diperhatikan (serviceconditions)


Kalau tidak ada spesifikasi maka, service consition adalah seperti berikut:

3.1.1. Keadaan Lingkungan


Suhu sekitarnya : max 45°
Kelembaban : diantara (10 - 100)

3.1.2. Ketmggian (altitude)


Ketinggian tidak lebih dari 1000 m diatas permukaan laut.

3.1.3. Variasi Sislim Kelistrikan


Baus Voltase : voltase yang bekerja lebih kurang 5% Batasan
Frekwensi : Frekwensi yang bekerja lebih kurang Total
absolut variasi voltase dan frekwensi tidak lebih dari nilai 5 pada setiap saat.

3.1.4. Lokasi
Kalau tidak spesifikasi motor control center akan disesuaikan untuk lokasi daeran
yang aman.

3.1.5. Tingkat Pembatasan Pengaman


Tingkat pembatasan terhadap hubungan (contract) dengan benda-benda hidup dan
bergerak serta masuknya benda padat atau cairandari luar adalah PI-22
disesuaikan kepada EC 34.5/144 dan tinggi maksimum 1,5 m dengan kedalaman
0,40 m.

3.2. Rencana
3.2.1. Ukuran Voltase
Motor yang disupply 380 V, 3 fase, 50 Hz.
Pengontrol untuk 220 V, 1 fase, 50 Hz.

3.2.2. Sakelar Utama


Motor control center akan dilengkapi dengan sebuah sakelar utarna komplit
dengan volt dan amperemeter. Voltmeter akan disambung dengan sisi kabel arus
(feeder) yang masuk.

3.2.3. Hubungan Singkat (short circuit ratings)


Motor control center dan sernua komponen akan mampu bertahan terhadap
tekanan dinamis dan perubahan suhu yang dihasilkan dari aliran short cirkuit
yang mungkin timbul, tanpa mencelakakan personel atau kerusakan pada
material. Sertifikat "type test" akan berguna (tersedia),. Ukuran waktu short time
withstand current adalah 1 detik, ukuran puncak withstand curren adalah
sama dengan 2,3 kali can waktu short time withstand curren tanpa satu harga
terendah dari EC recomend.
Untuk komponen dari motor control center diamankan oleh sekering- sekering
yang mana tidak bersatu dengannya, harga short time dan peak with stand
curren dapat dipilih dengan mengambil perhitungan batasan effek pada arus
dan atas lamanya dari hubungan sekering.
20

3.2.4. Ukuran Arus (current ratings)


Bus-bars dan koriduktorlainnya harus sesuai ukurannya untuk membawa
(mengalirkan) arus maksimum yang diperbolehkan dalam ukuran yang telah
ditentukan (rated service).
Ukuran standard ukuran arus, pedoman telah dibuat kedalam tabel standard
ratings.

3.2.5. Tugas-tugas (Duties)


Sakelar-sakelar akan mampu msngikuti tingkat kerja (duties) berikut ini kalau
tanpa disperifikasi.

a. Swiches (Mechanical)
Sakeiar-sakelar akan mampu menahan dan tidak pecah terhadap short circuit
current. Dalam percobaan ditunjukkan dan jumlah siklus operasi sakelar
harus memenuhi EC 157-1. Jika sekering-sekering tidak bersatu dalam
kombinasinya dengan sakelar, short circuit current yang terjadi sebagai hasil
dari kerja sekering adalah faktor yang menentukan.

b. Starters and contactors


Dengan berpedoman kepada EC 292-i dan EC-i'masing-masing starters dan
contactors yang digunakan akan memenuhi kelas 1 untuk pekerjaan
berselang-seling dan mempunyai tingkat ketahanan mekanikal sebesar 1x10
siklus operasi tanpa beban.

Tahanan listrik akan berhubungan kepemakaian katagori AC, alteniatif AC,


jika dispesifikasikan. Tambarian alat-alat penghubung untuk starter dan
conductor ini tingkat kerjanya paiing tidak harus sama dengan yang telah
dispesifikasikan untuk starter dan conductors.

Auto-transformer startors harus mempunyai kran-kran (taps) dari 50%, 60%


dan 70%, sebuah kondorfer circuit dan trafo akan direncanakan untuk 6
(enam) siklus operasi dari 10 (sepuluh) detik per jam.

Note:
Pemakaian katagori didasarkan atas IRC 292-1 yakni:
- ACS : Starting of squirrel-cage motors, including of motor during
running
- AC4 : Starting of squirrel-cage motors, including inching and, for
reversing starter/contactor only, plugging

3.2.6 Skema
Lay-out kelistrikan dan kabel dari alat-alat penghubung (switch gear)
harus memenuhi IEC-118 jika tidak dispesifikasikan.
3.3. Konstruksi
3.3.1. Pengaturan (arrangement)
Motor control center terdiri dari satu bagian atau iebih dari bus-bars yang mana
unit yang masuk dan keluar telah dihubungkan. Bagian-bagian bus- bars akan
disambung melalui sectionalizer swithches, setiap bagian bus- bars dilengkapi
dengan sebuah unit pemasukan. Unit-unit pemasukan akan bekerja berbatasan
ke unit sectionalizer kecuali untuk papan hubung dengan 3 (tiga) atau lebih
bagian bus-bars dimana unit pemasukan akan bekerja di pusat dari bagian yang
berhubungan dengan beban listrik. Pengaturan semua komponen sebanyak
mungkin standar melalui motor control center.
21

3.3.2 Bahan Pengganti


Semua komponen harus dalam suatu standar; komponen elaktrikal yang serupa
dapat diganti mekanikal, semua kompartemen motor terdiri dari jenis yang
kaku (fixed).

3.3.3 Motor Control Centers


Motor Control Centers mempunyai pemugaran yang lengkap dari logam atau
dan suatu material isolasi yang mempunyai kekuatan mekanis yang cukup dan
akan berdiri sendiri (self suppoting), sesuai untuk bekerja di atas lantai didalam
kotak atau jenis konstruksi kotak dan maksimum tingginya tidak lebih dari
1,90m. Lantai boleh tidak ditentukan sebagai bagian dari pemugaran. Rencana
akan termasuk pengukuran untuk meniadakan kondensasi sebanyak mungkin.
Pintu-pintu akan dilengkapi dengan bahan non-absorbent, non-stocking gasket
untuk mengurangi masuknya debu. Semua komponen ditentukan agar dapat
dipelihara dengan mudah dari depan ataupun dari belakang. Gambaran berikut
ini untuk keamanan personil dan kelistrikan tidak disatukan.
- Cubicles, section, sub section dan kompartemen dimana harus mendapat
kemudahan selagi bekerja normal seperti untuk penggantian sekering, dalam
posisi terbuka tidak berisi bagian hidup yang telanjang selagi keadaan
bekerja normal, atau akan dilengkapi dengan maksud untuk mencegah
terbukanya pintu atau penutup-penutup sebelum pemutusan sambungan
dari aliran ke bagian-bagian yang telanjang.
- Untuk maksud ini secukupnya akan dilengkapi untuk memastikan
penggantian sekering-sekering dengan aman. Kompartemen- kompartemen
motor control diizinkan mengganti sekering dan lebih disukai dalam
keadaan diisoiasi penuh tetapi paling sedikit dengan merintsngi sirkuit
motor.
- Keamanan secukupnya daiam bentuk bungkusan dan atau saringan
vertikal dan horizontal antara section clan sub section akan dilengkapi untuk
mengurangi resiko terjadinya short circuit dan untuk menbatasi penyebaran
jika terjadi.
- Isolasi mampu melengkapi secukupnya dan pengamanan tahan lama di
bawah spesifikasi keadaan normal dan mengenali over-current dan over
voltages.
3.3.4 Unit-Unit Pemasukan (Incoming Units)
Unit-unit pemasukan akan dilengkapi dengan saklar-saklar dari pemecah udara
(air break): jenis hand operated atau dengan pemutus sirkuit (circuit breakers).
Salah satu jenis mempunyai fasilitas kunci pada posisi "off' dan juga didalam
posisi isolasi jika digunakan, fasilitas" kunci untuk posisi "on" akan dilengkapi
hanya jika dispesifikasikan. Setiap unit pemasukan akan dilengkapi dengan volt
meter sambungan antara fase R dan S pada posisi bus-bars dan sebuah
Ammeter didalam fase S, untuk contoh digunakan notasi R.S.T.

3.3.5 System Bus-Bars


System bus-bars salah satu pengasingan udara (air insolated) atau epoxy resin
moulded atau jenis yang sama yang telah diisolasi, dicampur atau pengasingan
minyak (oil insolation) pada bus-bars system tidak diizinkan. Semua bagian-
bagian yang mengantar arus dari tembaga dengan konduktifitas tinggi yang
keras atau medium hard drawn, tanpa diuji untuk menggunakan material lain
diperiukan pemyataan spesifikasinya. Penomoran fase akan dispesifikasikan
secara alfabet atau dinomori berurutan dan setiap fase mencapai maksimumnya
sewaktu membariskannya.

Pengecapan fase akan berhubungan dengan cap-cap dari alfabet atau nomor
pencatatan yang menggunakan karakteristik alfabet latin, untuk sistem AC lebih
disukai bagian kedua dari alfabet dan karakter nomor arab seperti RST atau L1,
22

L2, L3 yang tidak bermuatan (netral) dan konduktor pengaman masing-masing


akan dicap N (atau biru terang) dan PE (atau dua warna hijau/kuning).
Terminal untuk konduktor pengaman bagia luarakan o'icap dengan simbol ke
bumi (Earthing Symbol).

R S T N
Font Centre Back Behind T' Bus-Bars
Top Centre Bottom Under T" Bus-Bars
left Centre Right Right Hand Side T" Bus-Bars

3.3.6 Unit-Unit Keluar (Out Going Units)


Unit-unit keluar akan dilengkapi dengan sakelar-sakelar, contactors atau starter
dari jenis pemecah udara (air breaks) dikombinasikan dengan pengaman short
circuit seperti sekering-skering atau dengan miniatur atau dalam hal menbuat
circuit pemutus dengan pengaman fault breaking seperti dilentukan untuk jenis
dari kabel dan peralatan yang akan disambung.

Untuk ketentuan-ketentuan sakelar, contactors dan starter pedoman diambil dari


IEC157,158 dan 292, masing-masing untuk penyeragaman besar aliran (current
rating) lihat 3.2.4. Untuk alat-alat pengaman lihat 3.4. Semua sakelar untuk 3 fase
dan sirkuit netral akan terdiri dari jenis 3 (tiga) kutub dengan kawat pengganti
netral atau dapat dari jenis 4 (empat) kutub jika spesifikasinya ditetapkan. Alat-
alat penghubung untuk sirkuit fase tunggal adalah jenis kutub ganda untuk
kelanjutan hubungan dari fase dan netral. Pengoperasian dengan tangan akan
membuat lebih cepat dengan menyambung/ memutus tergantung dari kerja
operatornya dan sebuah pemegang (hadle) untuk pengoperasian lebih mudah
dan pengoperasian dapat dilakukan dari depan. Pengecapan terminal dari
terminal kabel dan aparatus dimana akan disambung langsung untuk mensuplai
konduktor- konduktor akan dicap dengan huruf besar seperti U, V, W
berhubungan ketiga fase dari sebuah sistem AC dan jika diminta kelengkapan
dengan pencatatan penomoran (lihat 3.3.5).

3.3.7 Unit-Unit Contactor dan Starter


Semua contactor dan starter terdiri dari jenis pengoperasian magnet listrik dan
mempunyai petunjuk lokal . pengoperasian darurat alat-alat tripping dari jenis
stay-put type mudah pembacaannya dan dioperasikan dari depan, tetapi
diamankan terhadap ketidaksengajaan tripping keselamatan alat tripping adalah
kutub berganda dan merintangi fase dan netral dari penyediaan sirkuit kontrol.

Catatan
Untuk maksud khusus pengunci contactor atau starter boleh diluar dari yang
diminta. Ini semua akan dispesifikasikan kemudian, untuk peralatan pengaman
pedoman diambil dari 3,4. Pengontrolan contactor dan starter akan diizinkan untuk
satu variasi dari tambahan voltase diantara 85% dan 110% dari nilai kerjanya. Unit-
unit conbtactor dan starter akan m3mpunyai alat penyhuoung yang mampu
menyambung dan memutus sebanyak 6 kali dan cosphi = 0,35 sebuah "type test"
sertifikat dari pabrik harus tersedia.

3.3.8 Pengterminalan Kabel


Motor control center akan mempunyai fasilitas untuk memasukkan kabel dari
hawah atau atas atau kedua seperti yang telah dispesifikasikan pada tabel data.
Kabel-kabel masuk, cable glands dan terminal akan sesuai untuk
memperbolehkan jenis dan ukuran kabel yang telah dispesifikasikan. Cable
glands untuk kabel-kabel dengan pelindung akan dikonstruksikan dengan
kapasitas jepit periindung. Rubber fushes dengan alat penjepit kabel
23

diperbolehkan. Dimana sealing box digunakan dan skerup bagian dalam ke bumi
dengan pelapis atau akan dilengkapi dengan pita logam.

3.3.9 Hubungan Ke Bumi (Grounding)


Dimana pelapis motor control center adalah sebatang logam yang akan
ditanam keseluruhannya, batang ini terdiri dari konduktor tembaga dari jenis
hard atau medium hard drawn dan mempunyai luas penampang dan kokuatan
mekanikal yang cukup untuk dapat dengan mudah menyambungnya dengan
kabel konduktor bumi. Sebatang ini akan di laskan motor control center dengan
memagari semua kubus dan kotak tersendiri, peralatan dan seluruh penutup
kabel logam. Sambungan ke batang utama akan dibubuhi timah dan baut yang
telah digalvanisasi atau baut-baut cadnium.

3.3.10 Kabel dan Kawat Sekunder


Kawat sekunder lebih disukai yang mempunyai warna hitam dengan isolasi PVC
dan mempunyai luas penampang paling kecil 1,5 mm2. Kawat akan merupakan
seutas taii. Kawat antara terminal akan terus dan tanpa sambungan, kawat
tidak dipasang langsung ke logam tetapi akan tetap daiam posisinya di dalam
bungkus saluran isolasi, saluran, pasak dan jalur plastik. Kawat atau kabel yang
tersendiri akan ditandai pada kedua ujungnya dengan gelang-gelang dari
material isolasi atau pita plastik yang telah dicap sesuai dengan diagram
hubungan kawat. Kawat sekunder akan dibentuk dan anti busuk (vermin-proof).
Untuk semua kawat dan konduktor tersendiri, terminal akan dilengkapi tanpa
terminal-terminal yang khusus dibuat untuk lebih dari satu konduktor. Tenninal
terdiri dari konstruksi non-loosening dan jenis yang dijepit, meniadakan
penggunaan septu-sepatu kabel dan telah dikonstruksikan sedemikian sehingga
kontak antara sekrup, baut atau murdan konduktor dapat dihilangkan.

Catatan
Untuk pengterminalan kawal internal sekunder push-on penyambung dengan
didukung isolasi, jenis yang ditekan dapat digunakan.

3.3.11 Pengecapan
Nama plat akan dibuat dari bahan yang tahan korosif dengan ukuran yang tak
mudah hapus dalam bahasa yang telah dispesifikasikan pada kertas data, tidak
memberi lapisan halus pada plat tidak diperbolehkan. Nomor pembelian, tahun
pembuatan, jenis dan nomor seri dari peralatan dan lain- lain akan diberi cap
dengan jelas diatas nama plat diluar dari motor control center yang dipagari.
Motor control center dan semua komponennya seperti alat-alat penghubung,
protection relays, instruments, instruments tranforment, sekering-sekering dan
pemegangnya akan dicap dengan ukurannya dan semua data lain yang
penting seperti yang diminta IEC Recommendations dan termasuk tetapi tidak
terbatas pada informasi berikut ini:

- Nama pabrik atau cap perdagangan, jenis perencanaan


- Jenis pembatasan
- Tingkat keamanan
- Karakteristik sistem seperti kerja utama dan tambahan operasi voltage,
frekwensi dan jumlah fase
- Besar aliran dari sistem bus-bar yang menggunakan katagori dan klas
ukuran kerja dinamis pada short circuit (nilai tertinggi)
- Besar suhu pada short circuit (nilai per detik)
- Kapasitas penyambungan/pemutusan dari saklar (puncak simetris
dalam KA)
- Besar aliran atau tenaga dari masing-masing alat penghubung yang
tersendiri
24

- Ketepatan dan batas faktor ketepatan untuk instrument dan masing-


masing instrument transformer.
Label circuit akan diikatkan ke penutup depan dari kompartemen, jika
kompartemen terminal kabel tidak berdekatan ke penutup depan sebuah label
tambahan diminta di atas penutup kompartemen ini. Label circuit adalah putih
dari material yang tidak buruk seperti reposal atau traffolite dan akan diukir
hitam.

3.3.12 Pekerjaan Akhir (Finishing)


a. Semua permukaan struktural baja akan dibersihkan dengan memakai mesin
turbin short blasting atau sand blasting yang disesuaikan dengan SA 2,5 dari
Syensk Standard SIS 55900-1976.
b. Pelapis utama adalah dengan sistem Colturiet zinc primer atau dengan
pemakaian yang sama untuk dry film dengan tebal minimum 25 micron's.
c. Pelapis akhir adalah Sigmaferro atau dengan pemakaian yang sama untuk
dry film dengan tebal minimum 40 microns, warna akan ditentukan oleh
pemilik proyek.
d. Suplaier akan melengkapi di dalam kontainer yang tertutup sejumlah
pelapis akhir dari ukuran 2x1 kg untuk memperbaiki kerusakan peralatan
dilapangan. Pemasangan lengkap alat-alat penguhung akan dibentuk dan
anti busuk dan akan diolah dalam semua respek untuk melengkapi
ketahanannya dalam jangka waktu yang lama di bawah kondisi pelayanan
yang dispesifikasikan.

3.3.13 Pungumpulan dan Perkakas


Alat-alat penghubung akan disupply di dalam unit-unit transport harus jelas
pengecapannya untuk kemudahan pemasangannya di lapangan. Instruksi
pemasangan dan setiap perkakas khusus yang diminta akan dipak dengan setiap
pesanan.

3.4 Alat-alat Pengaman


3.4.1 Pengamanan Short Circuit
Alat pengamanan atau short-circuit akan dipasang dalam seluruh fase, slow acting
high breaking capacity-type fuses secara teknis disesuaikan dengan IEC 88 dan
269 dan ukurannya disesuaikan dengan DIN 43.620 yang akan digunakan untuk
pengamanan short circuit kecuali untuk:
- Sircuit keluar dari 25A, termasuk untuk sambungan instrumen panel
distribusi penerangan dan sirkuit pengontrol dari contactors dan starters
diman sekering jenis DZ dapat digunakan atau diperbolehkan pada keadaan
short circuit; secara alternatif pemutus sircuit miniatur dapat digunakan
untuk maksud ini.
- Sircuit volatse meter 6A dimana sekering jenis DZ akan digunakan

3.4.2 Pengamanan Kelebihan Beban (Overloading)


Alat-alat pengaman kelebihan beban akan dipasang dalam seluruh fase
tunggal. Untuk motor peralatan ini akan "disesuaikan dengan IEC 292 dan 157
jika tidak dispesifikasikan.
Alat pengaman dari magnit, thermal atau jenis induksi boleh digunakan. Jenis
thermal akan mempunyai kompensasi suhu sekelilingnya. Jenis pengaman dash
pot tidak digunakan. Semua alat pengaman akan dipasang
25

sedemikian rupa sehingga tata caranya dapat dibaca dengan baik dan pemutaran
dapat dibuat tanpa memerlukan perkakas khusus. Alat-alat pengaman dapat
disambungkan ke dalam sirkuit utama atau untuk ukuran- ukuran yang besar
melalui aliran transformer. Pengaman yang secukupnya terhadap debu akan
dilengkapi dan jika alat pengaman ini bekerja secara terpisah semua akan tahan
debu dan bekerja menyemprot.

3.5 Percobaan dan Inspeksi


3.5.1 Umum
Alat penghubung dan komponen-komponennya akan diuji secara detail,
disesuaikan pada ketentuan-ketentuan yang ada dalam spesifikasi ini. Pabrik
akan melakukan percobaan akhir pada alat-alat penghubung beserta seluruh
komponennya yang telah dispesifikasikan di dalam 3.2, 3.3, dan 3.4 dan
menyiapkan laporan komplit atas hasil-hasilnya. Direksi Proyek akan
memeriksa motor control center dengan seluruh komponennya dan
"menyaksikan percobaan-percobaannya. Pabrik akan memberitahukan kepada
Direksi Proyek waktu yang secukupnya untuk mengadakan percobaan
peralatan.

3.5.2 Percobaan Dielectric


Semua komponen iistrik akan menjadi pokok percobaan selama 1 menit
dengan AC voltage, percobaan voltage akan disesuaikan dengan tabel yang tepat
dari EC 439. Percobaan akan dilakukan antara semua kutub-kutub yang
disambung bersama dan bagan sebaiknya anatara setiap kutub yang semua
kutub yang lain disambung ke dalam bagian.

3.5.3 Percobaan Ketahanan Isolasi


Isolasi Iistrik dari semua alat penghubung termasuk semua komponennya akan
dicoba dengan penyambungan DC merger. Tahanan isolasi paling kecil 1000
chm per volt dari ukuran voltage yang ada.

3.5.4 Hasil Percobaan (Performance Test)


Komponen-komponen akan dicoba untuk pengoperasianmekanis dan Iistrik
termasuk pengoperasian pengontrolannya dan alat-alat pengaman sejauhmana
penggunaannya. Variasi didalam kontrol supply yang akan diambil
diperhitungkan, alat-alat pengukur dan pengaman, sambungan- sambungan
tambahan dan aliran transformen akan dicoba dengan injeksi aliran utama.

3.5.5 Percobaan Bahan Pengganti


Pemeriksaan secara langsung akan dilakukan pada bahan pengganti dari
komponen-komponen yang telah diidentifikasi

4. DOKUMEN-DOKUMEN YANG DIPERLUKAN

1.1 Sertifikat-Sertifikat Percobaan


Sertifikat "Type Test" sebagai bukti pemenuhan ketentuan-ketentuan berkenaan
dengan kapasitas short-circuit dan perubahan-perubahan yang disesuaikan
dengan setiap publikasi-publikasi IEC yang akan bermanfaat untuk digunakan
dalam pemasangan sebaik-baiknya komponen.

2.2 Dokumen-Dokumen Tender


- Bersamaan dengan surat penawaran, dokumen-dokumen berikut, diagram-
diagram dan data-data yang akan dilengkapi adalah sebagai berikut:
- Satu diagram saluran yang menunjukkan seluruh feeder dan cabang-
cabang sirkuit termasuk sambungan pengaman.
- Gambar outline yang menunjukkan pengaturan dati komponen-komponen, total
26

berat bersih awal dan ukuran utama dalam cm.


- Rencana pondasi.

5. PEMASANGAN KABEL
5.1 U m u m
a. Semua kabel yang masuk dan keluar harus melalui bagian bawah Motor
Control Center,
b. Diluar bangunan, semua kabel harus tertanam di dalam tanah sedangkan di
dalam bangunan harus menggunakan eable-tray.

5.2 Pemasangan Kabel di Bawah Tanah


Penentuan jalur pemasangan kabel-kabel utama harus secara logis, misalnya
sepanjang tepi jalan atau pipa-pipa di dalam instalasi treatment ini, dengan
kedalaman 70 cm. Kabel-kabel untuk instrument tidak boleh diletakkan didalam
saluran kabel bawah tanah yang dipakai untuk kabel LC. Sebagai pelengkap dari
gambar Lay-out kabel, gambar-gambar potongan yang mendetail harus dibuat oleh
kontraktor. Semua kabel harus ditandai dengan nomor urutan kabel masing-masing
sepanjang jalur kabel masing-masing dengan jarak interval tidak lebih besar dari meter.
Saluran kabel bawah tanah harus diisi dengan pasir, dan pekerjaan galian yang
diperlukan adalah termasuk dalam pekerjaan pemasangan kabel ini.

5.3 Pemasangan Kabel di Atas Tanah


Pemasangan kabel di atas tanah harus menggunakan cable-tray dan harus ditutup
dengan penutup yang dapat dipindah-pindahkan dan mempunyai ventilasi udara
yang cukup. Kabel-kabel didalam cable-tray dapat diletakkan bersusun-susun
asalkan faktor ukuran panelnya tidak dipengaruhi. Kabel-kabel instrument tidak boleh
diletakkan dekat kabel-kabel LV.

6. GROUNDING
6.1 Pengadaan dan Pemasangan
a. Eiektrode bawah tanah sepanjang minimum 30 m;
b. Konduktor bawah tanah sepanjang 30 m;
c. Konduktor di atas tanah sepanajang 30 m dan dih.ubungkan dengan ke!-k!em di
dalamswitchboard dan panel-panel genset.

Grounding harus dilakukan bilamana diperlukan untuk menjamin kontinuitas listrik


dari sirkuit grounding dan bilaman diperlukan untuk menyalurkan panas. Ukuran
minimum konduktor dibavrah tanah adalah 10 mm2. Konduktor- konduktor untuk
grounding harus diletakkan didalam saluran kabel bawah tanah sejauh mungkin. Bila
kabel untuk grounding melintasi jalan, maka kabel tersebut harus diletakkan didalam
saluran dari logam, semua hubungan las harus dengan pengelasan cad-seld. Tahanan
tanah maksimum adalah 2 clims.

B. PEMBANGUNAN TOWER AIR BETON

I. Pekerjaan Persiapan
Sebelum pekerjan dimulai, kontraktor harus membersihkan lapangan sebagaimana mestinya
dengan membuang semua sampah ke penampungan dan mengatur persiapan area kerja.
Semua bekas galian sampah harus dibuang ke penampungan . Hal-hal yang perlu dipastikan
(khususnya sampah kimia dan kontaminasi biologi) yang dapat membahayakan pekerja dan
orang lain di sekitarnya.
27

Kontraktor harus segera mempersiapkan ruang kantor di lapangan, gudang, fasilitas sanitasi
yang baik di lapangan dan terpelihara selam masa konstruksi.
Menjaga lapangan dari orang-orang yang tidak berkepentingan.

II. Pekerjaan Tanah Dan Pondasi

Untuk pembuatan pondasi bangunan, tanah harus digali hingga mencapai tanah keras dengan
ukuran dan bentuk sesuai dengan Gambar Bestek. Pada keadaan yang sangat tidak terduga (ada
timbunan dan humusan yang dalam, tanah lumpur yang lembek sekali dan sebagainya), harus
dilaporkan pada Direksi/ Pengawas dan keputusan akan diambil.
Semua sampah galian harus dibuang ke penampungan;
Setelah pondasi terpasang, sisi pondasi diurug dengan tanah dan pasir serta dipadatkan dengan
baik agar tidak terjadi penurunan.
Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa sepengetahuan Direksi/
Pengawas Lapangan.
Pondasi ditimbun hingga mencapai ketinggian di bawah lantai (± 0.00) dengan tanah timbun
yang baik, kemudian pasir (10 cm) atau ditentukan lain oleh gambar dan Beton Tumbuk (5 cm).
Pengurugan dilakukan secara teknis yaitu harus dilakukan lapis demi lapis, dimana setiap
lapisnya 20 cm lalu disiram hingga betul-betul basah kemudian dipadatkan dengan alat pemadat
dan begitulah seterusnya hingga mencapai ketinggian yang direncanakan kemudian di atasnya
ditutup dengan kerikil.
Kontraktor harus melakukan pemadatan dengan alat pemadat mesin ringan (stamper) samapi
kepadatan yang diinginkan tercapai.

III. Pekerjaan Beton Bertulang

A. BETON BERTULANG
a. Beton bertulang digunakan untuk elemen Konstruksi ;
o Sloof, Balok dan Ring Balok
o Kolom
o Balok Pendukung
o Bagian - bagian yang ditentukan dalam gambar.

b. Beton yang digunakan adalah Mutu K 200


c. Semua beton digetarkan dengan baik pada saat diisi kedalam cetakan

B. BAHAN-BAHAN BETON
a. Pasir
o Pasir untuk bangunan, dipergunakan pasir local atau sekitarnya, atau daerah lain
yang memenuhi spesifikasi harus bersih dari lumpur (tidak lebih dari 4%), berbutir
dan tajam. Karena pasir yang kotor akan berpengaruh pada kualitas konstruksi.
o Pasir (fine aggregate) untuk beton dan mortar harus bersih dan tajam yang
mempunyai variasi diameter 5 mm s/d 150 micron (0.15 mm), dengan komposisi
sebagai berikut :

0,15 mm - 0,85 mm + 35%


0,85 mm - 1,60 mm + 15%
1,60 mm - 2,50 mm + 30%
2,50 mm - 5,00 mm + 20%

b. Kerikil
o Agregat kasar (kerikil) dan agregat halus (pasir) untuk campuran beton, mortar,
plester, tempelan harus bersih dari debu, kotoran, sampah organic (tidak lebi dari 4%).
o Agregat kasar terbentuk, bersudut, ukurannya bervariasi, bersih, tajam, keras, tahan,
seragam, bertexture dan berwarna dengan kekuatan lebih kurang 100 kg/cm2.
o Diameter agregat bervariasi antara 0,25 s/d 31,15 mm dengan komposisi sebagai
berikut :
28

0,25 mm - 2,00 mm + 35%


2,00 mm - 4,00 mm + 15%
4,00 mm - 16,0 mm + 30%
16,0 mm - 31,5 mm + 20%

Persentase ini tidak mutlak dipastikan secara tepat akan tetapi sebagai gambaran dalam
mencari bahan agar tidak menyeleweng jauh dari aturan.

c. Portland Cement (PC)


o Semen yang digunakan harus satu merk produksi untuk seluruh pekerjaan
konstruksi, Kontraktor tidak diperbolehkan menggunakan semen yang sudah
mengalami pengerasan akibat umur peyimpanan yang terlalu lama. Penyimpanan PC
digudang harus kering dan aman di atas papan yang terletak 30 cm diatas muka tanah.
o Semen yang disimpan terlalu lama melebihi (3 bulan) sejak diproduksi, atau
menunjukkan perubahan tampak, jangan digunakan.

d. Air
o Air untuk adukan beton harus memakai air bersih yang bisa diminum, tidak bergaram
(PH air +7). Tidak diperkenankan memakai air sumuran kotor dan mengandung
garam.
o Air berkualitas baik, tidak payau, bersih dari endapan, bahan organic, garam, asam,
basa alkali, limbah atau hal lain 0yang tidak murni. Air yang berkloride tidak
diperkenankan untuk mencampur beton bertulang.

e. Pekerjaan beton ini harus memenuhi syarat-syarat material yang telah ditetapkan, serta
aturan-aturan bahan yang disebutkan.

IV. Pekerjaan Pengecatan

Referensi
Seluruh Pekerjaan Cat harus sesuai dengan standard-standard sebagai berikut :
a. Petunjuk-petunjuk yang diajukan oleh pabrik pembuat.
b. NI-3 1970
c. NI-4

Persyaratan Material
o Cat dasar dan cat akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari kualitas terbaik.
o Cat harus dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang, spesifikasi, dan
aturan pakai.
o Cat tembok yang dipakai adalah dari Merk Setara Vinilex.
o Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat minimal dari dua merk
yang berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Perencana.

Pelaksanaan
o Kontraktor harus memastikan permukaan dinding bata dan permukaan beton harus benar-
benar kering sebelum dilakukan pekerjaan pengecatan.
o Semua pekerjaan pengecatan dilakukan dengan cara manual oleh tukang ahli.
o Dinding dan permukaan beton harus didempul atau diplamur terlebih dahulu sebelum
dilakukan pekerjaan cat dasar.
o Dinding yang telah diplamur harus digosok sampai rapi dan rata permukaanya dengan
kertas amplas.
o sebelum pengecatan permukaan kayu harus digosok dengan kertas amplas dan pada
bagian yang berlobang harus didempul atau diplamur, setelah kering lalu digosok hingga
29

rata kemudian di cat dasar sampai rata satu kali baru di cat kilat dengan cat berkualitas
baik (sesuai pilihan pemilik).
o Urutan pekerjaan cat adalah seperti berikut ini kecuali ditentukan lain dalam Bill of
Quantity atau Konsultan Supervisi :
a. Cat Tembok Exterior : 1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat dasar, dan 2 Kali Cat
warna.
b. Cat Tembok Interior : 1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat dasar, dan 2 Kali Cat
warna.
c. Cat Plafond Interior : 1 Kali Dempul Gypsum, dan 2 Kali Cat warna.
d. Cat Minyak : 1 Kali Dempul, dan 2 Kali Cat warna.

V. Pekerjaan Lain-Lain

Suatu keharusan bagi kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan semua standard
yang disebutkan.
Setiap saat selama masa pekerjaan kontraktor senantiasa diwajibkan untuk menjaga kebersihan
lahan dari sisa-sisa bahan bangunan dan kotoran bekas. Sebelum serah terima kepada

Direksi, kontraktor membersihkan seluruh bangunan dengan baik, dan siap digunakan

PERALATAN

1. Pick Up

Pick Up digunakan untuk mengangkut material, Pekerja dan peralatan ke lokasi proyek konstruksi.

Beberapa pertimbangan penting untuk menentukan pemilihan Pick Up yang akan digunakan antara
lain :

1. Lebih lincah dalam beroperasi.

2. Lebih mudah mengoperasikannya.

3. Lebih fleksibel terhadap jalan kerja lebih sederhana.

4. Jika salah satu unit angkut tidak bekerja, tidak ada masalah terhadap produksi.

6. Lebih banyak supir operatornya

Kapasitas yang digunakan dalam paket ini adalah Truck 2 m3.

2. Concrete Mixer

Concrete mixer Merupakan sebuah alat untuk memproduksi beton ready mix, dengan volume yang
kecil akan tetapi dari segi kualitas beton tetap seragam dan sesuai proporsi material yang telah
ditentukan dalam desain mix.

Secara Umum Sebuah Concrete mixer Merupakan alat yang menggabungkan semen secara agregat
seperti pasir atau kerikil, dan air untuk membentuk beton. Sebuah Concrete mixer menggunakan
drum berputar untuk mencampur komponen. Untuk volume yang lebih kecil biasa menggunakan
mixer beton portabel sehingga beton dapat dibuat di lokasi konstruksi.

3. Genset

Genset untuk pekerjaan ini digunakan sebagai pasokan daya listrik pada pekerjaan, dikarenakan
pada lokasi pekerjaan ini tidak memiliki daya listrik yang mencukupi, Genset yang digunakan 3 Kva
30

4. Pompa Air

Mesin pompa air merupakan sebuah mesin yang digunakan untuk menyedot air dari sumbernya.
Kemudian mendorong air tersebut menuju saluran pembuangan (outlet) untuk disalurkan ke pipa-
pipa instalasi air.
Mesin Ponpa air pada pekerjaan ini di gunakan sebagai pengetesan sumur bor. Kapasitas mesin
pompa air yang digunakan yaitu 1 l/dt.

5. Mesin Bor/Drilling rig


Mesin Bor/Drilling rig merupakan alat utama yang digunakan pada pekerjaan pengeboran air
tanah, Mesin Bor/Drilling rig yang digunakan pada pekerjaan ini harus mempunyai kemampuan
pengeboran minimal kedalaman 100 m. Kapasitas mesin yang digunakan yaitu 20 Hp’

PERSONEL MANAJERIAL

Personel Manajerial adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang ditempatkan sesuai penugasan pada
organisasi pelaksanaan pekerjaan. Personel manajerial merupakan salah satu persyaratan teknis pada tender
pekerjaan konstruksi yang harus dipenuhi.

Untuk pekerjaan kualifikasi Usaha Kecil memiliki kemampuan menyediakan personel manajerial untuk
pelaksanaan pekerjaan, yaitu:

No. Jabatan dalam Pekerjaan Pengalaman Kerja Sertifikat Kompetensi Kerja


Profesional (Tahun)

1. Pelaksana 2 Tahun Pelaksana Pengeboran Air Tanah (TT013)

2. Petugas Keselamatan 0 Tahun Sertifikat Petugas K3


Konstruksi

Pelaksana Perpipaan Air Bersih (TT011)

Sertifikat Keterampilan Kerja (SKT) Pelaksana Pengeboran Air Tanah (TT013) adalah salah satu bidang dari
Sertifikat Keterampilan (SKT). Sertifikat Keterampilan (SKT) itu sendiri adalah sertifikat yang
diterbitkan LPJK dan diberikan kepada tenaga terampil konstruksi yang telah memenuhi persyaratan
kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keterampilan tertentu.

Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Pengeboran Air Tanah (TT013)

Menganalisa gambar desain dan spesifikasi teknis saluran irigasi.

1. Menganalisa gambar desain dan lingkup pekerjaan Pengeboran.


2. Menentukan bahan dan alat yang akan dipergunakan.
31

Membuat program kerja mingguan berdasarkan rencana kerja induk

1. Membuat rencana kerja harian dan mingguan


2. Menyusun rencana kebutuhan peralatan bahan dan tenaga kerja
3. Membuat program bimbingan teknis mitra kerja

Melaksanakan persiapan lapangan sesuai lingkup pekerjaan

1. Melakukan survey dan staking out bersama juru ukur


2. Menyiapkan peralatan pendukung bahan dan tenaga kerja
3. Menyiapkan jalan kerja, barak kerja, gudang bahan
4. Menyiapkan lokasi pengujian

Mengadakan bimbingan teknis pada mitra kerja

1. Menyiapkan materi bimbingan teknis sesuai dengan lingkup pekerjaan


2. Memberikan bimbingan dan memberi contoh dalam pembuatan serta ukuran tiap jenis pekerjaan
sesuai spesifikasi dan metode kerja

Melaksanakan pekerjaan pengeboran sesuai dengan shop drawing spesifikasi teknik metode kerja dan
K3

1. Mengajukan permohonan izin untuk memulai pelaksanaan pekerjaan


2. Mengatur pelaksanaan pekerjaan dilapangan dengan memperhatikan biaya, mutu, waktu dan K3
3. Memeriksa pekerjaan sesuai instruksi kerja yang telah ditetapkan
4. Melakukan evaluasi hasil kerja dilapangan
5. Membuat laporan harian dan mingguan pelaksanaan pekerjaan
6. Membuat program penyesuaian dan melakukan tindakan perbaikan apabila terjadi keterlambatan
dan penyimpangan.

Melakukan pemeriksaan dan memproses berita acara kemajuan fisik pekerjaan sub kontraktor/mandor

1. Melaksanakan pemeriksaan dan pengukuran bersama hasil pekerjaan dilapangan


2. Membuat berita acara hasil pemeriksaan dan pengukuran sebagai dasar pembayaran sub
kontraktor/mandor

Melakukan koordinasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan

1. Menyelenggarakan koordinasi dengan sub kontraktor/mandor


2. Mengikuti rapat rutin mingguan
3. Melakukan koordinasi dengan pihak luar
32

PETUGAS P3K

Petugas P3K di tempat kerja adalah pekerja/buruh yang ditunjuk oleh perusahaan dan diserahi tugas
tambahan untuk melaksanakan P3K di tempat kerja. Fasilitas P3K di tempat kerja adalah semua
peralatan, perlengkapan, dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan P3K di tempat kerja.

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat kerja selanjutnya disebut dengan P3K di tempat kerja
adalah upaya memberikan pertolongan pertama secara tepat kepada pekerja.

Petugas P3K di tempat kerja mempunyai tugas dan tanggung jawab:

1. Melaksanakan tindakan P3K setiap terjadi kecelakaan di tempat kerja


2. Merawat fasilitas P3K di tempat kerja
3. Mencatat semua kegiatan P3K di tempat kerja
4. Melaporkan kegiatan P3K di tempat kerja

Banda Aceh, Juli 2021


Ditetapkan Oleh,
Kuasa Pengguna Anggaran
Program Peningkatan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU)
Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Aceh

Muhammad Nazar, S.T, M.T


Pembina Utama Muda (IV/c)
Nip. 19700510 199703 1 004

Anda mungkin juga menyukai