Anda di halaman 1dari 21

SPESIFIKASI TEKNIK

1. PERSYARATAN UMUM PELAKSANAAN

1.1. Lokasi Proyek


Lokasi Pekerjaan terletak di SMP Negeri 2 Bolano lambunu Desa Ongka
Persatuan. Kec. Ongka - Malino. Kabupaten Parigi Moutong

1.2. Lingkup Pekerjaan

Rehabilitasi Sedang/Berat Laboratorium IPA

1.3. Peraturan yang berlaku


Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan ketentuan-ketentuan peraturan
seperti yang tercantum dibawah ini :
a. Keputusan Presiden RI. Nomor 80 Tahun 2003 dan Keppres Nomor 61
tahun 2004
b. Keputusan Presiden RI. Nomor 42 Tahun 2002
c. Keputusan Presiden RI. Nomor 45 Tahun 2010 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Instansi Pemerintah.
d. Surat Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah RI Nomor :
339/KPTS/M/2003 tanggal 31 Desember 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi oleh Instansi Pemerintah.
e. Instruksi Presiden RI. Nomor 1 Tahun 1988.
f. PBI-1971.VOSB-1963,PKKI – NI 5-1973, PUBB – NI.3-1970,AVWI.UIT GAVE
1946 No. 1006.
g. Peraturan Bengunan Nasional 1974
h. Dan Peraturan Muatan Indonesia ICAO ANNEX 14
i. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia ( NI.06 ), ASTM. ( Manual Jalan
PU )
j. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971
k. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-2000;
l. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
m. Peraturan Perencanaan Kayu Struktur SNI – T – 02-2003;
n. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
o. Surat Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI. Nomor
332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002 serta Perubahannya dalam Surat
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum R. I. Nomor. 45/PRT/M/2007,Tanggal
27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
p. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor : 10/KPTS/2000.Tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada Bangunan
dan Lingkungan.
q. Surat Keputusan Gebernur Propinsi Sulawesi Tengah tentang HSBGN
Propinsi Sulawesi Tengah TA. 2012.
r. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan tertulis yang diberikan
pengawas pekerjaan untuk mencapai tujuan pembangunan
Apabila ternyata terdapat revisi terakhir dari peraturan-peraturan tersebut
diatas, maka revisi terakhir yang menjadi acuan dalam pelaksanaannya.

1
Demikian pula apabila bertentangan dengan Spesifikasi Teknik berikut ini
maka yang berlaku adalah Spesifikasi atau berdasarkan keputusan Direksi
Pengawas.
1.4. Kualitas Bahan dan Pekerjaan
Kualitas Bahan dan Pekerjaan harus dari tingkat yang prima dan hasil kerja
harus memberikan penampilan dan kesan yang rapi dan baik. Untuk itu tenaga
kerja yang digunakan harus berpengalaman (pada pekerjaan serupa) terampil
dan cakap.
Apabila diperintahkan oleh Direksi Pengawas, Kontraktor harus membuat
pembukaan/pembongkaran pada pekerjaan dan/atau bahan agar dapat
diadakan pemeriksaan.
Apabila dalam pemeriksaan itu Direksi Pengawas menernukan kesalahan,
kerusakan atau cacat-cacat lain, Kontraktor harus segera membongkar dan
memperbaikinya sampai pada kondisi yang sesuai dengan spesifikasi ini, dan
harus memikul biaya yang diperlukan untuk pembukaan/pembongkaran
pemeriksaan dan perbaikan tersebut.
1.5. Pemeriksaan Pekerjaan dan Pengamanan
1.5.1. Peralatan Pelaksanaan
Kontraktor harus mengadakan dan menyiapkan semua peralatan
pelaksanaan yang diperlukan dalam jumlah yang cukup dan kondisi
yang baik dan siap pakai, agar terjamin adanya kualitas pekerjaan
yang baik dan memenuhi persyaratan dan laju pekerjaan yang
memadai, hingga seluruh pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu
yang tepat seperti ditentukan dalam pelelangan.
Apabila ternyata peralatan yang digunakan menurut pendapat Direksi
Pengawas tidak efisien pengoprasiannya atau tidak sesuai
kegunaannya atau jumlahnya kurang, hingga mutu pekerjaan yang
dihasilkan tidak sesuai dengan persyaratan atau laju pekerjaannya
tidak memadai, Direksi Pengawas berhak memerintahkan Kontraktor
untuk mengganti atau menambah peralatan dan Kontraktor harus
mentaatinya.
Kegagalan Direksi dalam perintahnya pada Kontraktor, tidak
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya atau pemenuhan
kualitas pekerjaan dan laju pekerjaan seperti yang diuraikan dalam
Dokumen Kontrak.
1.5.2. Perlindungan terhadap Bangunan dan Utilitas
Kontraktor bertanggung jawab atas perlindungan terhadap semua
bangunan dan utilitas, baik milik pribadi maupun milik
negara/masyarakat termasuk semua sarana dan prasarananya, baik
yang tertera dalam gambar maupun tidak.
Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu
untuk melindungi bangunan dari utilitas tersebut dari segala macam
kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat kegiatan-kegiatan pelaksanaan
oleh Kontraktor harus diperbaiki oleh dan atas beban biaya Kontraktor,
sesuai dengan kondisi sebelumnya.
Dalam hal terjadi kerusakan, Kontraktor harus segera memberitahu
pemilik bangunan dan utilitas agar diperoleh kesepakatan tentang
perbaikannya.

2
Kontraktor bertanggung jawab untuk memperoleh informasi semua
bangunan dan utilitas yang terletak didalam tanah. Prasarana yang
ada disekitar dan diperlukan oleh bangunan dan utilitas harus
dijaga agar tetap berfungsi.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat kegiatan pelaksanaan oleh
Kontraktor harus diperbaiki oleh dan atas beban biaya Kontraktor
sesuai dengan kondisi sebelumnya.
1.5.3. Penjagaan dan Pemeliharaan
Untuk pekerjaan yang sudah selesai, Kontraktor bertanggung jawab
atas penjagaan, perlindungan dan pemeliharaan terhadap pekerjaan-
pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang telah selesai seperti
permukaan bagian dalam/luar, perlengkapan peralatan dan lain-
lainnya dari segala macam bentuk noda/kotoran, kerusakan dan cacat-
cacat lainnya selama masa Kontrak berlangsung sampai pada saat
pekerjaan diserahkan untuk pertama kalinya kepada pemilik.
Persyaratan dan ketentuan khusus dibawah ini harus dianggap
sebagai standar kondisi akhir pekerjaan pada saat penyerahan
pertama.
a. Halaman Bangunan
Setelah pekerjaan selesai, kecuali apabila Direksi berpendapat lain,
Kontraktor harus mernbongkar semua bangunan sementara,
peralatan pelaksaan, mesin-mesin, kelebihan bahan, puing-puing
dan kotoran-kotoran lain dari halaman bangunan. Kontraktor
harus membuang bahan-bahan zat-zat organik yang berada
didalam, bawah dan sekitar bangunan dan melakukan desinfektan
terhadap dan bekas-bekasnya. Halaman bangunan harus
diserahkan dalam kondisi yang rapi dan memuaskan.
b. Permukaan Beton, Pasangan dan Logam
Kontraktor harus membersihkan secara cermat semua permukaan
beton, pasangan dan logam serta ceceran adukan, noda-noda
bekas bocoran pada beton bekas-bekas bekisting, ceceran aspal,
cat dan lain-lain kotoran.
c. Permukaan Cat, Email dan Politur
Kontraktor harus membersihkan semua permukaan dari semua
tanda-tanda, noda, goresan, bekas jari dan kotoran lain.
d. Pekerjaan Ducting
Kontraktor harus membuang dan membersihkan puing-puing dan
kotoran lain dari pekerjaan ducting.
1.6. Pemeriksaan, Penyediaan Bahan dan Barang
Bila dalam rencana kerja dan syarat disebutkan nama dan pabrik pembuatan
dari suatu bahan dan barang, maka hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan
bahan dan barang yang digunakan setiap penggantian nama bahan dan
pabrik pembuatan dari suatu bahan dan barang harus disetujui oleh perencana
dan bila tidak ditentukan dalam rencana kerja dan syarat serta gambar kerja,
maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh Kontraktor
yang harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas. Contoh bahan dan barang
yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disediakan atas biaya Kontraktor,
setelah disetujui pemberi tugas atau direksi, dan dianggap bahwa bahan dan

3
barang tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh Direksi Pengawas atau
pemberi tugas untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang
yang dipakai tidak sesuai kualitas maupun sifatnya.
Dalam pengajuan harga penawaran, Kontraktor/Pelaksana harus sudah
memasukan jumlah keperluan biaya untuk pengajuan berbagai bahan dan
barang. Tanpa mengingat jumlah tersebut Kontraktor/Pelaksana tetap
bertanggung jawab pula atas baiya pengujian bahan dan barang yang tidak
memenuhi persyaratan yang dibuat oleh Pemberi Tugas/Direksi Pengawas.
1.7. Persyaratan-persyaratan lain
1.7.1. Catatan dan Laporan
Kontraktor harus selalu menjaga kelengkapan dan ketetapan catatan
yang sesuai dengan pelaksanaan dan memperoleh persetujuan Direksi.
Semua catatan yang berhubungan dengan pekerjaan selalu harus
disiapkan untuk Direksi. Dan satu set copy gambar lengkap dan
spesifikasi harus selalu tersimpan dilapangan pekerjaan. Kontraktor juga
harus membuat buku tamu yang akan melaporkan tentang keperluan
tamu proyek tersebut.
1.7.2. Gambar sesuai Pelaksanaan (As Built Drawings)
Semua yang belum terdapat dalam gambar kerja baik karena
penyimpangan, perubahan atas perintah Pemberi Tugas/Direksi
Pengawas maka pelaksana harus membuat gambar-gambar yang
sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan yang jelas memperlihatkan
perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan pekerjaan yang
dilaksanakan. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3
(tiga), semua biaya pembuatan ditanggung oleh Pelaksana/Kontraktor.
1.7.3. Foto-foto Mengenai Kemajuan Pekerjaan
Kontraktor harus mengambil foto lapangan sebelum pekerjaan dimulai,
saat akan mengajukan tagihan rutin atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan dan pada tahap akhir. Foto-foto ini hendaknya dicetak
berwarna dengan 2 (dua) copy dan diserahkan dari waktu ke waktu
kepada Direksi dalam bentuk album.
1.7.4. Keamanan Proyek
Kontraktor harus menjaga keamanan proyek untuk memberikan
perlindungan dan pengamanan atas semua bahan, perlengkapan,
peralatan dan pekerjaan yang ada didalam batas-batas areal proyek
dan sekitarnya yang menjadi tanggung jawabnya, terhadap semua
bentuk kerusakan, gangguan atau kerugian yang dilakukan oleh orang-
orang atau pihak-pihak tidak berwenang.
Untuk mempermudah pelaksanaan pengamanan, Kontraktor harus
membuat gudang penyimpan bahan, perlengkapan dan peralatan sesuai
dengan petunjuk Direksi. Untuk pengawasan dan penjagaan keamanan
Kontraktor harus menyiapkan dan menyediakan satuan pengamanan
yang memadai dan harus melakukan penjagaan terus menerus
selama 24 jam setiap hari.
1.7.5. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
Kontraktor harus menyediakan semua fasilitas P3K yang mencakup
obat-obatan, peralatan medis dan tenaga-tenaga para medis untuk
memberikan pertolongan pertama kepada personil Kontraktor, dan

4
semua yang terlibat dalam pekerjaan.
Dalam hal pengamanan P3K Kontraktor harus mengikuti semua
ketentuan dan peraturan yang berlaku, serta sesuai dengan petunjuk
Direksi.
1.7.6. Papan Nama Proyek
Papan nama proyek didirikan ditempat yang strategis dengan
ukuran panjang 2 meter dan lebar 1 meter. Tulisan dibuat dengan
huruf cetak yang jelas dan mudah dibaca.
Papan nama proyek harus jelas tertulis nama pemilik dan
penjelasan proyek. Jenis huruf ditentukan Direksi.
1.7.7. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam
persyaratan umum ini ditentukan berdasarkan ketentuan seperti
ditunjukan dalam Spesifikasi atau RAB.
Kecuali disebutkan lain dalam RAB pekerjaan-pekerjaan yang tercakup
didalamnya sudah termasuk dalam pekerjaan-pekerjaan pokok yang
bersangkutan.
Dalam hal dihitung terpisah, pengukuran meliputi penyediaan,
pengadaan dan pengangkutan tenaga kerja, bahan, perlengkapan,
peralatan dan pelaksanaan, pemeliharaan, perbaikan, termasuk
pemeriksaan, pengujian dan pekerjaan-pekerjaan penunjang yang
diperlukan seperti diuraikan dalam RAB.
Bobot pengukuran (%) terhadap seluruh nilai Kontrak/Adendum
Kontrak terakhir, bersama-sama dengan komponen-komponen
pekerjaan yang lain akan merupakan bobot prestasi yang dicapai
Kontraktor pada saat tertentu, dan akan dijadikan pedoman
Kontraktor untuk mengajukan penagihan pembayaran angsuran kepada
pemilik.
Pengukuran volume pekerjaan yang akan digunakan untuk pengajuan
penagihan pembayaran angsuran harus dilakukan bersama-sama
antara Direksi dan Kontraktor.
Pembayaran akan dilakukan apabila selisih bobot prestasi Kontraktor
pada saat tertentu dengan bobot prestasi pada pembayaran
angsuran yang lalu telah mencapai tidak kurang dari angka seperti
disebutkan dalam syarat-syarat Kontrak.
Pembayaran dilakukan dalam jumlah harga satuan dikalikan dengan
volume pekerjaan yang nyata-nyata dilaksanakan, termasuk
pembayaran untuk pekerjaan tersebut diatas.

5
2. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENUNJANG PROYEK

2.1. U m u m
Pekerjaan persiapan dan penunjang merupakan pekerjaan sementara yang
harus dilaksanakan agar pekerjaan pokok yang sebenarnya dapat dilaksanakan
dengan mudah dan lancar.
Pekerjaan-pekerjaan ini pada umumnya bersifat darurat, tetapi secara struktural
harus mampu memiliki beban yang diperlukan dan harus dilaksanakan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan serta sesuai dengan syarat-syarat
Kontraktor.
Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Spesifikasi dan gambar-gambar
pekerjaan sementara termasuk perhitungan dan analisa strukturalnya apabila
kondisi lapangan memerlukan, kepada dan untuk memperoleh persetujuan
Direksi Pengawas, selambat-lambatnya 20 (dua puluh) hari sebelum pekerjaan
dimulai.
2.2. Pembersihan Lapangan
Kecuali apabila ditentukan lain oleh Direksi, Kontraktor harus memotong,
membongkar, mencabut, menyingkirkan dan inembuang pohon-pohon semak
belukar, akar, sampah, bahan-bahan organik dan benda-benda/barang-barang
asing lainnya yang dapat mengganggu atau merusak pekerjaan, dalam areal
pekerjaan seperti diuraikan dalam Kontrak, termasuk lahan-lahan yang
digunakan untuk bangunan/struktur, jalan dan lahan-lahan yang akan digali
atau diurug.
2.3. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus melakukan pekerjaan
pengukuran untuk memastikan lokasi yang tepat untuk penempatan
komponen-komponen pekerjaan tertentu seperti ditunjukan dalam gambar.
Pengukuran meliputi pengukuran/penentuan koordinat dan elefasi. Koordinat
dan elefasi titik yang diperlukan, ditentukan berdasarkan titik rujukan (Bench
Mark) seperti ditunjukan dalam gambar atau ditetapkan oleh Direksi.
Aktualisasi dan Artikulasi titik-titik tersebut diatas berupa titik-titik yang
dipasang pada bouwplank (papan rujukan bangunan/struktur) yang apabila
dihubungkan (dengan benang) satu dengan yang lain akan merupakan garis-
garis sumbu bangunan yang melalui titik-titik yang diperlukan.
Bouwplank harus dibuat dan dipasang oleh Kontraktor sedemikian rupa
sehingga mempunyai elefasi (rujukan) tertentu yang letaknya jauh dari kegiatan
pelaksanaan yang dapat mengganggu, merusak dan merubah elevasinya.
Konstruksi maupun dimensi bench mark akan ditentukan kemudian oleh
Direksi.
2.4. Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi mencakup pengadaan, penyediaan dan pengakutan tenaga kerja,
perelengkapan dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan,
termasuk pemasangan, penyetelan dan pekerjaan penumpang lainnya,
sehingga semua tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan kerja itu
berada/terpasang dilokasi pekerjaan dalam kondisi baik dan siap pakai.
Termasuk dalam mobilisasi adalah pengadaan, penyediaan dan pengangkutan :
2.4.1.Tenaga kerja yang diperlukan sebagai pelaksana-pelaksana pekerjaan;
2.4.2.Peralatan pelaksanaan yang terdiri atas alat-alat pengangkutan peralatan
pengaduk beton dan sebagainya.

6
2.4.3.Peralatan penunjang seperti pembangkit listrik, pompa air, dan sebagainya
disediakan oleh Kontraktor dan disetujui Direksi.
Demobilisasi adalah pembongkaran, penyingkiran dan pengangkutan tenaga
kerja, perlengkapan dan peralatan yang telah dimobilisasi, keluar dari lokasi
proyek menuju ketempat yang dikehendaki oleh Kontraktor.
2.5. Kantor Proyek dan Perlengkapan
Kontraktor harus menyediakan kantor pengelola proyek ukuran 4x5 meter
lengkap dengan peralatan/perabotan serta fasilitas-fasilitas kerja lainnya yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek
2.6. Kantor dan Gudang Pelaksana
Pelaksana harus membuat kantor di lokasi proyek untuk tempat wakil dan
seluruh stafnya bekerja dilengkapan dengan peralatan yang dibutuhkan.
Pelaksana harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup menyimpan
bahan-bahan bangunan dan peralatan-peralatan agar terhindar dari
gangguan cuaca dan pencurian.
Penempatan kantor dan gudang pelaksana harus diatur sedemikian rupa
agar mudah dijangkau dan tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan.
2.7. Izin-izin
Kontraktor harus mengurus semua izin yang diperlukan sehubungan dengan
pelaksanaan bangunan sampai selesai, seperti : Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) dan sebagainya dan biaya-biaya yang timbul menjadi beban dan
tanggung jawab Kontraktor.
2.8. Pemadam Kebakaran
Untuk mencegah terjadinya kebakaran, Kontraktor harus menyediakan 1
(satu) unit alat pemadam kebakaran dengan kapasitas minimum 3 kg.
2.9. Biaya Asuransi
Kontraktor harus sudah memperhitungkan biaya Asuransi Sosial Tenaga Kerja
(ASTEK) terhadap staf/pelaksana dilapangan, pekerjaan-pekerjaan yang terlibat
Direksi/Pengawas Proyek, serta staf dari Pemimpin Bagian Proyek yang
ditempatkan dilapangan.
2.10. Dokumentasi
Kontraktor harus mernperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta
pengirimannya ke kantor Pemimpin Bagian Proyek serta pihak-pihak lain yang
diperlukan.
Yang dimaksud dengan pekerjaan dokumentasi ialah :
01. Membuat Laporan-laporan perkembangan proyek yakni Harian dan
Mingguan
02. Untuk kelengkapan laporan, Kontraktor harus membuat foto-foto
dokumentasi ukuran 4R, dibuat sebelum pekerjaan di mulai ( 0 % ), tahap
pelaksanaan hingga selesai ( setiap kali untuk pembuatan laporan) dan
pada setiap kali akan melakukan tagihan/terminj, foto dokumentasi harus
selalu diambil pada posisi yang sama untuk setiap kemajuan (tampak
depan, samping dan belakang) dan setiap bagian yang penting antara lain
penulangan, pondasi dan lain-lain.
03. Surat-surat dan dokumen lainnya.

7
3. BESTEK DAN GAMBAR
3.1. Kontraktor diwajibkan meneliti semua gambar-gambar dan bestek mengenai
pekerjaan ini.
3.2. Bila ternyata ada perbedaan antara gambar dan Spesifikasi Teknik, antara
gambar satu dengan gambar lainnya maka yang berlaku adalah :
a. B e s t e k (Spesifikasi Teknik )
b. Gambar dengan skala yang lebih besar (detail).
3.3. Bila perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan yang mungkin menimbulkan
kekeliruan atau bahaya dikemudian hari, Kontraktor wajib menanyakan terlebih
dahulu kepada direksi untuk mendapatkan ketegasan.

4. RENCANA KERJA
4.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus menyusun suatu rencana
kerja (jadwal waktu pelaksanaan) sebanyak empat rangkap yang diajukan paling
lambat dalam satu minggu setelah diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja, untuk
diketahui dan disetujui oleh Direksi.
4.2. Setelah rencana kerja disetujui Direksi, 3 (tiga) salinan untuk Direksi dan 1
(satu) salinan ditempel pada ruang Direksi Keet.
4.3. Kontraktor harus mengikuti rencana kerja tersebut yang menjadi dasar bagi
Direksi untuk menilai prestasi pekerjaan dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kelambatan pekerjaan

5. PENGADAAN BAHAN BANGUNAN


5.1. Bahan-bahan yang boleh ditempatkan didalam kompleks pekerjaan hanyalah
bahan-bahan yang disyaratkan dalam Spesifikasi teknik maupun gambar-
gambar.
5.2. Cara dan tempat penimbunan/penyimpanan bahan harus memenuhi syarat atau
menurut petunjuk Direksi/Pengawas Teknik.
5.3. Bahan bangunan yang dipakai adalah yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas
serta dimensi yang disyaratkan dalam Spesifikasi teknik maupun gambar.
5.4. Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat dipasaran, sebelum diganti
Kontraktor harus konsultasi terlebih dahulu dengan Direksi / Pengawas Teknik,
dan penggantian bisa dilakukan setelah ada persetujuan secara tertulis.
5.5. Penggantian bahan bangunan yang tidak terdapat dipasaran dengan bahan
bangunan lain harus setara/setingkat kualitasnya.
5.6. Bahan bangunan yang dinyatakan afkeur oleh Direksi/Pengawas Teknik karena
cacat atau tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan harus segera
dipindahkan dan dikeluarkan dari kompleks pekerjaan selambat-lambatnya
dalam waktu 2 x 24 jam.

6. PENGGUNAAN PERSYARATAN TEKNIS


6.1. Persyaratan teknis ini merupakan pedoman dalam pelaksanaan-pelaksanaan
pekerjaan (yang disebut sebagai proyek) termasuk seluruh bangunan-bangunan
dan pekerjaan-pekerjaan lainnya satu kesatuan yang tidak terpisahkan;
6.2. Kecuali disebutkan lain, maka setiap bagian dalam persyaratan teknis ini berlaku
untuk seluruh bangunan yang termasuk dalam pekerjaan proyek ini, disesuaikan
dengan gambar-gambar, keterangan-keterangan tambahan tertulis dan perintah-
perintah direksi/pengawas.

8
6.3. Standar-standar utama yang dipakai adalah standar-standar yang dibuat dan
berlaku resmi di negara RI, apabila tidak terdapat standar yang dapat
diberlakukan terhadap pekerjaan tersebut, maka harus digunakan standar
internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-
tidaknya standar dari negara produsen bahan yang menyangkut pekerjaan
tersebut yang diberlakukan.

7. PEKERJAAN GALIAN
7.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan galian ini meliputi galian tanah untuk pondasi bangunan baru serta
pekerjaan galian yang nyata-nyata tertera dalam gambar dan syarat-syarat
teknik ini.
7.2. Pelaksanaan:
a. Galian tanah pondasi dimensi minimal sama dengan gambar atau maksimal
sampai mencapai tanah dasar/keras. Kecuali tanah dasar/keras melebihi dua
kali dimensi yang telah ditentukan, maka Direksi/Pengawas Teknik dapat
mengambil kebijaksanaan untuk merubah konstruksi dan atau dimensi tanpa
mengurangi kekuatan.
b. Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh minimal 1
meter dari tepi lubang galian.
c. Jika pada galian terdapat air menggenang, harus dipompa keluar. Untuk ini
kontraktor harus menyediakan pompa air yang siap untuk dipakai.
d. Semua tanah galian yang tidak dipakai harus diangkat keluar lokasi
pekerjaan.
e. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi
sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang telah ditentukan dalam
gambar, maka kelebihan pada galian harus diurug kembali dengan pasir,
biaya akibat pekerjaan tersebut menjadi beban kontraktor.
8. PEKERJAAN URUGAN
8.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi semua penimbunan kembali bekas galian, urugan pasir
bawah pondasi, urugan pasir dibawah pasangan Con Blok dan pekerjaan urugan
lainnya yang tertera dalam gambar.

8.2. Pelaksanaan :
a. Pada tempat-tempat tertentu untuk lokasi bangunan yang menurut direksi
perlu ditimbun, maka kontraktor harus menimbun sampai mencapai
ketinggian yang ditentukan, dengan menggunakan bahan timbunan yang
cukup baik, bebas dari rumput, akar-akar dan lain-lain serta harus mencapai
nilai CBR minimal 4 % rendam air. Dalam hal ini harus mengikuti petunjuk-
petunjuk pengawas teknik.
b. Urugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan, sehingga
minimal sama dengan keadaan tanah sebelum digali.
c. Ketebalan lapisan urugan tanah yang diperkenankan maksimum 30 cm
setiap lapis, kemudian dipadatkan sehingga pada ketebalan yang ditentukan
urugan tanah tersebut mencapai tingkat kepadatan yang diinginkan.
d. Pasir yang dipakai harus pasir kali dan bukan pasir laut, dengan persyaratan
bahwa pasir harus dalam keadaan bersih dari lumpur, tanah dan tidak
mengandung garam atau mineral lainnya.
9
9. PASANGAN BATU KALI
9.1. Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu kali yang dibuat untuk
pondasi dibawah sloof, pasangan batu kali sebagaimana dinyatakan dalam
gambar, dan sebelumnya dibawah pasangan pondasi harus diberi urugan pasir
dan batu kosong.
9.2. Material :
a. Batu kali yang dipakai harus dari jenis yang keras yang tidak keropos, serta
mempunyai gradasi baik dengan diameter maksimum 25 cm.
b. Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 PC : 5 pasir.
c. Baik batu, pasir maupun air adukan yang dipakai pada pekerjaan ini harus
bersih dari lumpur dan kotoran-kotoran lainnya.
d. Kontraktor tidak dibenarkan menggunakan jenis batu lain kecuali atas izin
Konsultan pengawas.
9.3. Pelaksanaan :
a. Pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan
bentuk-bentuk yang ditunjukan dalam gambar.
b. Setiap batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan diketok ditempatnya
hingga penuh.
c. Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu, untuk
mendapatkan massa yang kuat dan integral.

10. PASANGAN BATU BATA

10.1. Lingkup Pekerjaan :


Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pemasangan untuk semua
pasangan bata seperti yang tertera pada gambar, pelaksanaan pemasangannya
harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian dan bentuk-betuk yang
terlihat pada gambar dan disebutkan dalam spesifikasi ini.

10.2. Referensi :
Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada PUBI N-3
1970 dan N-10 1973 dan SNI 1728-1989; SKBI 1.3.53.1989, tentang tata cara
pelaksanaan mendirikan bangunan gedung.

10.3. Material :
a. Batu bata yang digunakan harus baru, terbakar keras dan tidak patah-patah.
Ukuran yang dianjurkan adalah 5 cm x 11 cm x 23 cm dengan toleransi 0,5
cm.
b. Adukan yang digunakan untuk pasangan bata biasa adalah campuran 1 Pc :
5 Psr, sedangkan untuk daerah kedap air (Trasram) menggunakan
Campuran 1 Pc : 2 Psr.

10.4. Pengerjaan dan penyimpanan


Bahan-bahan yang digunakan pada pekerjaan ini disimpan dengan cara-cara
yang disetujui direksi pengawas, untuk menghindari dari segala hal yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada bahan-bahan tersebut.

10
10.5. Contoh-contoh
Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan pada direksi
pengawas dan persetujuan atas bahan-bahan tersebut sudah didapat sebelum
bahan yang dimaksud dipergunakan. Pengambilan contoh atas bahan yang telah
ada dilapangan akan diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan direksi
pengawas guna keperluan pengujian.

10.6. Pelaksanaan :
a. Pasangan dinding batu bata umumnya adalah ½ bata, kecuali direksi
memberikan petunjuk lain.
b. Pemasangan batu bata harus lurus dan tegak, lajur penaikannya diukur
tepat dengan tiang Lot, kecuali bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar
maka setiap lajur bata harus putus sambungan dengan lajur dibawahnya.
Selain itu pola ikatan pasangan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan.

c. Pada jarak-jarak tertentu pasangan batu tersebut perlu diperkuat dengan


kolom peraktis (Beton), dengan dimensi, penulangan dan penempatan
sesuai gambar.
d. Segera setelah pasangan batu bata selesai, siar-siarnya dikeruk sedalam 1
cm agar plesteran dapat melekat dengan baik.
e. Sebelum bata dipasang hendaknya direndam dalam air sampai jenuh dan
pemasangannya harus rapi sesuai dengan syarat pekerjaan yang baik. Batu
bata potongan tidak boleh dipakai/dipasang, terkecuali pada pertemuan-
pertemuan dengan kolom.

11. PEKERJAAN BETON BERTULANG


11.1. Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua macam
beton biasa, beton bertulang dengan penulangannya termasuk bekisting,
finishing dan pekerjaan-pekerjaan lain yang nyata-nyata termasuk dalam
pekerjaan ini.
beton bertulang dengan adukan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr dilaksanakan untuk :
1.1. Balok Melintang / Memanjang Dan Poer
1.2. Lain-lain seperti ditentukan dalam gambar.

11.2. Referensi :
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti
ketentuan-ketentuan seperti tertera dalam :
2.1. SNI 03-2847-2002
2.2. Pedoman Beton
2.3. Spesifikasi Bahan Bangunan
11.3. Material :
a. Bahan-bahan/material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
i. Agregat :
Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang halus sampai kasar, dan
harus sesuai dengan persyaratan dalam ketentuan-ketentuan beton.
Penyimpanan harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga bebas dari
kontaminasi dengan bahan-bahan yang dapat merusak.
11
ii. S e m e n :
• Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu, seperti
disyaratkan dalam NI-8 Bab 3-2;
• Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam kemasan
standard dari pabrik dan terlindung.
• Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini Kontraktor harus
mengusahakan hanya menggunakan satu merk semen saja.
iii. Besi Tulangan :
• Semua Dimensi besi tulangan menggunakan dimensi seusai
ketentuan dalam gambar ( Besi Full) dengan batas toleransi 5 % (
Ketentuan SNI 1734 – 1989 F dan SKBI )
• Besi untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi langsung
dengan udara, tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk.
• Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang Berdiameter
minimal 1 mm.
iv. A i r :
Air yang dipakai untuk pengecoran harus bersih, dalam arti tidak
mengandung lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat mempengaruhi
kekuatan beton.
v. Bekisting :
Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu klas III, kecuali
Direksi/ Pengawas menegaskan lain.
11.4. Pelaksanaan
a. Proporsi :
i. Kecuali gambar menentukan lain, maka adukan beton harus mencapai
Kekuatan Tekan Beton karakteristik K-175 untuk semua struktur beton.
ii. Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton dimulai, pihak Kontraktor harus
mengadakan Mix Design untuk menjadi acuan dalam komposisi
campuran, terutama pada gedung bertingkat
Untuk mengontrol kekuatan/mutu yang dicapai pada pelaksanaan,
Kontraktor harus mengambil contoh kubus untuk diadakan test
laboratorium menurut syarat-syarat PBI 1987 pasal 4.6 dan 4.7.
b. Pengecoran Beton :
i. Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari kotoran-
kotoran dan bahan-bahan lain. Alat-alat pengaduk beton (beton molen)
dan alat pembawa juga harus bersih. Penulangan harus dimatikan pada
posisinya, serta harus diperiksa terlebih dahulu. Dimensi semua bagian
beton tertera pada gambar bestek dan detail. Jika terdapat ketidak
cocokan pada ukuran Kontraktor diwajibkan untuk minta pertimbangan
terlebih dahulu dari Direksi.
ii. Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan ketentuan dalam
gambar. Jika suatu diameter tidak terdapat dipasaran, Kontraktor
diwajibkan membicarakan terlebih dahulu dengan Direksi
iii. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50
meter dan segera sesudah pengecoran dimulai, lapisan-lapisan beton
dipadatkan dengan penggetar (internal concrete vibrator). Kecepatan
vibrator dalam adukan harus tetap dan konstan serta penggunaannya
tidak boleh mengenai besi tulangan.
iv. Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak

12
tercantum dalam Spesifikasi Teknik ini, dipakai peraturan yang termuat
dalam PBI 1971 sebagai syarat.
v. Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atas pelaksanaan
pengecoran beton dapat diberikan pada waktunya, Kontraktor diwajibkan
menyampaikan pemberitahuan tentang rencana pengecoran 2 x 24 jam
sebelumnya.
vi. Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton bersangkutan mengalami
periode pengerasan sebagaimana diatur pada PBI 1971, dan sementara
itu penyiraman beton harus selalu dilaksanakan.
c. Penyambungan Beton
Apabila oleh karena sesuatu dan lain hal pengecoran beton diputuskan
sebelum selesai , sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah
mengeras permukaan yang akan disambung harus dikasarkan dan
dibersihkan, bekisting dikencangkan kembali dan penyambungannya
menggunakan air atau bonding agent yang disetujui Direksi/Pengawas.
d. S l u m p :
i. Slump yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix normal adalah
sesuai dengan PBI 1971
ii. Pemakaian nilai slump harus teratur dan disesuaikan dengan
kebutuhannya, misalnya daerah-daerah yang pembesiannya rapat
dipergunakan slump yang tinggi.
e. Pemeliharaan Beton :
i. Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu lembab
dengan jalan menutup beton dengan karung basah atau menyiraminya
dengan air secara rutin, sampai beton berumur satu minggu.
ii. Pada umur sampai dengan 24 jam, beton harus dijaga dari air hujan
deras, air mengalir, getaran-getaran dan sinar matahari.
11.5. Bahan Additive :
Pemakainan bahan additive harus disertai percobaan laboratorium guna
mendapatkan hasil yang baik dan disetujui Direksi/Pengawas. Bahan additive ini
harus memenuhi persyaratan ASTM atau JIS.
11.6. Bekesting :
a. Seluruh bahan pekerjaan bekisting menggunakan papan terentang (kayu
klas III) dan balok 5/10 cm, kecuali Direksi/Pengawas menegaskan lain, dan
untuk mendapatkan hasil cetakan yang menenuhi syarat pekerjaan bekisting
harus dikerjakan oleh tukang yang ahli.
b. Celah-celah anatar papan bekisting harus cukup rapat, agar waktu mengecor
tidak ada air adukan yang lolos, sebelum mulai mengecor bagian dari dalam
bekisting harus disiram air dan dibersihkan dari kotoran.
c. Bekesting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian
rupa agar waktu pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat-
cacat, gelombang-gelombang maupun perubahan-perubahan betuk, ukuran-
ukuran, ketinggian-ketinggian serta posisi dari pada beton yang dicor.
d. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara,yang dapat mencegah
defleksi bahan-bahan bekesting. Bekesting serta sambungan-sambungan
harus rapat, sehingga mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama
pengecoran. Lubang-lubang permukaan sementara harus disediakan didalam

13
bekesting untuk memudahkan pembersihan.
e. Pembongkaran Bekesting :
Bekesting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat
menjamin keselamatan penuh atas struktur-struktur yang dicetak dengan
memperhatikan syarat-syarat minimum sebagai berikut :
i. Bagian struktur beton vertikal boleh dibongkar bekesting setelah 7
(tujuh) hari, dengan syarat bahwa betonnnya cukup keras dan tidak
cacat karena pembongkaran tersebut.
ii. Bagian struktur beton yang disangga dengan penumpu tidak boleh
dibongkar sebelum betonnya mencapai kekuatan yang cukup untuk
menyangga beratnya sendiri dan beban-
beban pelaksanaan atau beban-beban lain yang akan menimpa bagian
struktur beton tersebut.
iii. Dalam hal apapun bekesting pada jenis struktur ini tidak boleh dibongkar
sebelum berumur 14 (empat belas) hari, demikian pula bekesting-
bekesting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton tidak boleh
dibongkar sebelum beton ditentukan matang.
11.7. Contoh-contoh
Sebelum pelaksanaan pemasangan, terlebih dahulu Kontraktor harus
memberikan contoh-contoh material yang akan dipakai guna mendapatkan
persetujuan dari Direksi/Pengawas.
11.8. Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi :
Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah mengkoordinasikan
pemasangan dan letak-letak instalasi listrik, plumbing dan lain-lainnya.

12. PEKERJAAN BETON TAK BERTULANG


12.1. Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, pemasangan dan semua
pekerjaan beton tak bertulang dan campuran yang dipergunakan adalah 1 Pc : 3
Ps : 5 Kr, dan dilaksanakan untuk neut-neut kosen, neut-neut kolom kayu, lantai
kerja, lantai cor beton, rabat beton dan lainnya yang ditentukan dalam gambar.
12.2. Material :
Lihat uraian Bagian 11 diatas

13. PEKERJAAN PLESTERAN


13.1. Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan kebutuhan persyaratan
adukan sebagai berikut :
a. Untuk semua plesteran beton dan kaki pondasi digunakan 1 Pc : 3 Ps.
13.2. Material :
a. Pasir untuk plesteran harus diayak cukup halus, dan pasir laut atau pasir
yang memiliki kandungan tanah tidak diperkenankan untuk digunakan.
b. Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian yang membatu serta
dalam kemasan standard pabrik dan terlindung
13.3. Pelaksaaan :
a. Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang akan diplester
harus disiram air sampai jenuh, dan siar-siarnya telah dikeruk sedalam lebih
kurang 1 cm.

14
b. Tebal plesteran dinding ditentukan ketebalannya 1 cm dikerjakan dengan
lurus dan rata dan bidang-bidang yang berombak/retak harus dibongkar dan
diperbaiki.
c. Semua bidang plesteran yang kelihatan harus diaci menggunakan adukan 1
Pc : 7 Kpr, terkecuali plesteran kaki pondasi dan beton diaci dengan air
semen.

14. PEKERJAAN KAYU


14.1. Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan kayu-kayu untuk
konstruksi Balok Memanjang , Melintang dan Papan Dek , Serta pekerjaan kayu
lainnya yang nyata-nyata tertera dalam gambar.
14.2. Material :
a. Jenis : Kayu yang dipakai pada pekerjaan ini seluruhnya adalah Kayu Palapi
Merah yang mempunyai kelas keawetan II dan kelas kuat II sesuai dengan
SN-T-02-2003 UDC : 674.048.
b. Mutu : Kayu yang dipakai harus lurus kering, memiliki serat yang teratur,
tidak terdapat mata-mata kayu/cacat-cacat lainnya serta tidak terdapat
bidang-bidang yang lemah.
c. Ukuran : Ukuran-ukuran kayu yang dipergunakan harus sesuai dengan yang
terdapat pada gambar detail.
d. Kadar Air : Kayu-kayu yang dipergunakan hanya boleh mengandung kadar
air maksimum 25 % untuk ukuran tebal lebih dari 7 cm dan kadar air
maksimum 19 % untuk tebal kurang dari 7 cm.
e. Playwood dengan Veneer (Teakwood) : Playwood dengan lapisan veneer
lebih kurang 1 mm dari jenis "teak" atau rose "wood" yang terrekat ke
badan plywood dan dipasang pada daerah-daerah sesuai gambar rencana.
Bahan-bahan yang dipakai harus produksi dalam negeri dengan kualitas
terbaik.
f. Pengikat-pengikat : Bahan pengikat digunakan dari kayu paku galvanis, baut
atau plat besi. Apabila menggunakan perekat, bahan perekat yang
digunakan harus terbuat dari lem tahan air setara dengan merk "Herferin".
14.3. Pelaksanaan :
a. Semua pekerjaan kosen, pintu, lisplank, kuda-kuda dan jalusi kayu pada
bagian-bagian tertentu harus diserut rata dan halus, dan pada bagian-bagian
pertemuan harus dikerjakan dengan rapi dan tidak berongga.
b. Untuk pekerjaan kap/kuda-kuda dan gording, ukuran kayu, konstruksi dan
cara penyambungannya mengikuti petunjuk yang tertera pada gambar, serta
diberi penguat cawat/beugel besi plat dan angker.
c. Semua pekerjaan harus bertaraf kelas satu dengan hasil yang baik dan rapi,
untuk profil panjang harus menggunakan mesin potong.
d. Semua lubang-lubang bekas paku, baut dan sebagainya harus ditutup
dengan dempul hingga rapi kembali.

15
15. PEKERJAAN ATAP
15.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan atap,
nok/bubungan pada tempat-tempat sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar rencana.

15.2. Material :
a. Bahan atap yang akan dipergunakan untuk bangunan ini adalah Metal
zincalumel dengan ketebalan 0,25 mm.
b. Bahan nok/bubungan menggunakan Model U
15.3. Pemasangan :
a. Mutu bahan dan kekuatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan
SNI yang dipersyaratkan.
b. Sebelum pemasangan atap dilaksanakan, Genteng Metal harus diperiksa
terlebih dahulu dengan tidak mengalami kerusakan/pecah untuk menjaga
kebocoran dan kap/kuda-kuda/gording harus diresidu
c. Pemasangan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang terampil yang
sedelumnya telah mendapaktkan pengetahuan teknis pelaksanaan.
d. Kontraktor diharuskan mengajukan contoh-contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas.
16. PEKERJAAN PLAFOND
16.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan pemasangan
penggantung, rangka, dan penutup plafond pada tempat-tempat yang sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar.

16.2. Material :
a. Semua material kayu untuk penggantung dan rangka plafond menggunakan
kayu bengkirai dengam klas keawetan II dan klas kuat II dengan SKBI-
3.6.53 1987 UDC : 670.048; dengan ukuran-ukuran yang sesuai dengan
yang telah ditentukan dalam gambar.
b. Kayu yang dipakai harus lurus kering, tidak terdapat mata-mata kayu/catat-
cacat lainnya serta tidak terdapat bidang-bidang yang lemah.
c. Untup penutup plafond menggunakan tripleks tebal 3 mm buatan dalam
negeri, tidak cacat dan diusahakan warna yang digunakan seragam.

16.3. Pelaksanaan :
a. Ketinggian, ukuran, pembidangan dan konstruksi plafond dilaksanakan
sesuai ketentuan-ketentuan dalam gambar.
b. Kayu untuk rangka plafond harus diserut rata, terutama oada bidang-bidang
bawah yang akan ditutup dengan tripleks, dan diberi penggantung dalam
jumlah yang cukup.
c. Nat-nat plafond sebelum ditutup tripleks harus diberi cat warna hitam.
d. Pada sudut pertemuan antara plafond dan dinding tembok dipasang list
profil kayu yang dicat kayu, warna ditentukan kemudian.
e. Pemasangan plafond harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli, lurus dan

16
tidak lentur. Apabila terjadi plafond terpasang ternyata tidak lurus, retak dan
lentur, Direksi berhak menolak dan kontraktor harus segera membongkar
dan memperbaiki kembali.

17. PEKERJAAN LANTAI


17.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan/material, tenaga kerja dan pemasangan
lantai dan yang ditentukan dalam gambar.
17.2. Material :
a. Tegel keramik yang digunakan 40 x 40 cm dipasang pada semua lantai pada
bangunan;
b. Tegel keramik ukuran 20 x 20 cm dipasangan pada dinding dan bak
KM/WC/Dapur.
c. Tegel kramik dinding ukuran 20 x 40 cm dipasang pada lantai
KM/WC/Tempat Cuci..
Semua tegel keramik yang digunakan harus mempunyai kualitas satu (KW-1)
17.3. Pelaksanaan :
a. Sebelum pekerjaan lantai dikerjakan, pasir timbunan harus benar-benar
padat sehingga tidak terjadi penurunan/keretakan pada lantai.
b. Pemasangan lantai/ubin harus rapi, dengan siar harus tegak lurus, serta
mengikuti peil-peil yang ditentukan dalam gambar.
c. Semua pemasangan tegel dinding harus menggunakan campuran 1 Pc : 4 Ps
dengan perekat AM-30 Mortar Flax.
d. Pemasangan ubin pada lantai dan dinding dikerjakan dengan rata dan datar
serta dikerjakan oleh tukang yang benar-benar ahli. Untuk pekerjaan
pemasangan lantai KM/WC harus dibuat miring kearah saluran pembuangan
air.
e. Sebelum pemasangan keramik bak air KM/WC harus terlebih dahulu
menggunakan Waterprofing untuk menjaga rembesan air kedinding.
f. Pemasangan ubin keramik dipasangan diatas adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
setebal 7 cm.
18. PEKERJAAN KACA
18.1. Linkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja pemotongan dan
pemasangan kaca bingkai maupun kaca mati seperti yang ditunjukan dalam
gambar.
18.2. Material :
a. Kaca yang digunakan pada pekerjaan ini adalah jenis kaca bening tebal 5
mm.
b. Kaca yang digunakan adalah kaca buatan dalam negeri, tidak cacat dan tidak
retak.
18.3. Pelaksanaan :
a. Ukuran dan ketebalan kaca yang akan dipasang dilaksanakan mengikuti
petunjuk-petunjuk yang ditentukan dalam gambar.
b. Kaca harus dipasang sedemikian rupa sehingga dengan lubang sponing yang
17
sesuai dengan ketebalan kaca, serta dipasang list denga rapi sehingga tidak
goyang/longgar.
c. Pada saat pekerjaan diserahkan, kaca yang terpasang dalam keadaan utuh
dan tidak pecah/retak. Apabila berdasarkan pemeriksaan terdapat kaca yang
retak, Kontraktor harus segera mengganti.

19. PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG


19.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan
pemasangan kunci serta alat-alat penggantung, sperti : engsel, kunci, handle,
dan lain sebagainya.
19.2. Material :
a. Semua daun pintu dipasang kunci tanam buatan dalam negeri 2 (dua) slag
kualitas baik, setara yale.
b. Engsel yang digunakan pada pekerjaan ini adalah engsel nylon 4” untuk
semua pintu dan 3” untuk jendela bingkai.
c. Grendel tanam lengkap untuk pintu 2 daun, grendel biasa jendela buatan
dalam negeri.
d. Haq angin lengkap buatan dalam negeri untuk jendela bingkai.
e. Sebelum dipasang, kunci-kunci dan alat-alat penggantung harus
diperliahatkan contohnya kepada Konsultan Pengawas.

19.3. Pelaksanaan :
a. Semua daun pintu menggunakan engsel nylon 4” buatan dalam negeri
masing-masing 3 (tiga) buah.
b. Untuk pintu 2 (dua) daun harus dilengkapi dengan ghrendel tanam yang
dipasang pada bagian atas bawah.
c. Semua jendela daun jendela daun jendela bingkai menggunakan engsel
nylon ring 3” buatan dalam negeri masing-masing 2 (dua) buah, haq angin 2
(dua) buah dan untuk pengunci dipasangan grendel 1 (satu) buah.
d. Kunci-kunci harus berfungsi dengan baik dan pada saat diserahkan anak
kunci harus diserahkan lengkap dengan cadangannya.

20. PEKERJAAN CAT


20.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan pengecatan
kayu, tembok dan plafond.
Material :
a. Jenis cat kayu yang digunakan adalah Cat yang berkualitas buatan dalam
negeri.
b. Jenis cat tembok yang digunakan adalah cat yang berkualitas buatan dalam
negeri.
c. Plamur atau dempul yang digunakan adalah yang berkualitas buatan dalam
negeri.
20.2. Pelaksanaan :
a. Pekerjaan Cat Tembok/Plafond :

18
i. Permukaan dinding dan plafond sebelum dicat harus diplamir kemudian
diamplas dengan kertas pasir sampai rata dan halus.
ii. Semua bidang tembok dan plafond dicat tembok minimal 2 (dua) kali
sampai kelihatan rata dan cukup tebal.
iii. Cat tembok yang digunakan untuk plafond, tembok warna ditentukan
kemudian.

21. PEKERJAAN SALURAN PEMBUANGAN


21.1. Saluran Air Hujan :
a. Saluran Air Hujan dari tiap atap diterima dan disalurkan melalui saluran air
hujan disekeliling bangunan, yang dibuat buis beton ½ diameter 20 cm
yang diberi penguat pasangan bata seperti tertera dalam gambar.
b. Saluran air hujan dibuat dengan kemiringan 2 % dan pada tipa jarak
tertentu dibuat bak kontrol.

22. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


22.1. Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
a. Pengadaan Lampu TKI, PLC, PLU, Pijar, Kabel-kabel, Stop Kontak, Sacklar,
Fitting-fitting, Pipa, Material Bantu, termasuk pemasangannya.
b. Penyerahan Surat Jaminan oleh Instalatir/Kontraktor beserta pembuatan
gambar instalasi yang terpasang.

22.2. Bahan Yang Digunakan :


a. Kabel-kabel yang dipakai adalah dari jenis NYA yang memenuhi standar PLN
(SPLN) serta bernitial LMK (minimal merk Eterna atau setara),

b. Stop kontak, saklar dan fitting serta peralatan listrik yang digunakanharus
buatan dalam negeri yang telah memenuhi standar PLN, kemampuan
minimal 10/16A.
c. Untuk terafo neon yang digunakan harus merk sinar, sedangkan balon
pijar/TL harus merk philips TL harus dilengkapi Capasitor.
d. Penempatan SDP harus mengikuti petunjuk dalam gambar, ukuran
proposional agar babel dan pengaman dalam SDP, nampak rapi, mudah
perawatannya.

22.3. Pemasangan :
a. Pemasangan instalasi listrik harus berpedoman pada Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
b. Untuk menangani pekerjaan ini harus ditunjuk Instalatir yang telah memiliki
SPJT dan SBUJK Bidang E & M.
c. Intalasi yang terpasang harus disesuaikan dengan tegangan yang terpasang
di area proyek.
d. Untuk penerangan dan stop kontak biasa kabel yang digunakan adalah jenis
NYA diameter 2,5 mm atau 1,5 mm dengan pelindung PVC diameter 5/8”
dan dipasang inbouw, tidak terkecuali yang diatas plafond.
e. Untuk semua penyambung kabel harus menggunakan T Dos dan ditutup

19
dengan las dop, serta ditempatkan pada kedudukan yang aman.
f. Pemasangan instalasi listrik umumnya dikerjakan sebelum plafond ditutup
dengan dan plesteran dinding dikerjakan.
g. Pada semua stop kontak dan SDP harus diberi arde dengan menggunakan
kawat BC, dan khusus pengetahuan pada SDP dibagian yang tertanam
kedalam tanah harus dikerjakan sampai mendapatkan tahanan yang
diisyaratkan, serta diberi pelindung pipa GIP diameter ½”.

23. D O K U M E N T A S I
Untuk kelengkapan laporan, Kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi dibuat
sebelum pekerjaan di mulai ( 0 % ), tahap pelaksanaan hingga selesai ( 25 %, 50 %,
75 % dan 100 % ), foto dokumentasi harus selalu diambil pada posisi yang sama
untuk setiap kemajuan (tampak depan, samping dan belakang) dan setiap bagian
yang penting antara lain penulangan, pondasi dan lain-lain.
Foto-foto tersebut dimasukan kedalam album dan diserahkan kepada Kuasa Pengguna
anggaran (Direksi/Pengawas) sebanyak 2 (dua) set.

24. GAMBAR PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)


24.1. Setelah selesainya seluruh pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar
terlaksana (as built drawing) dari seluruh sistem, termasuk apabila terjadi
perubahan letak, denah maupun konstruksi.
24.2. Instalasi listrik, instalasi air bersih dan instalasi air kotor harus dibuat oleh
Kontraktor sesuai dengan keadaan yang terpasang dan diserahkan kepada
Pemberi Tugas pada saat Serah Terima Pekerjaan

25. P E N G A W A S A N
25.1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan oleh
Direksi/Pengawas yang ditunjuk oleh pihak proyek.
25.2. Setiap saat Direksi/Pengawas atau petugas-petugasnya harus dapat mengawasi,
memeriksa atau menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Untuk
itu Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
25.3. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan
Direksi/Pengawas adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan
tersebut bila diperlukan harus dapat diperiksa sebagian atau seluruhnya untuk
keperluan/kepentingan pemeriksaan.

26. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas Harian diluar jam kerja yang resmi, maka
segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban Kontraktor.
permohonan untuk mengadakaan pemeriksaan tersebut harus dengan surat yang
disampaikan kepada Direksi/pengawas.

27. PEKERJAAN AKHIR


27.1. Pada akhir pekerjaan, seluruh ruangan termasuk dinding, plafond, lantai dan
sebagainya harus bersih dari sisa-sisa semen, cat dan kotoran lainnya.
27.2. Halaman bangunan harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan-bahan bangunan,
kotoran-kotoran dan gundukan-gundukan tanah bekas galian harus diratakan
serta bahan-bahan yang tidak terpakai lagi harus diangkut keluar lokasi
pekerjaan.

20
28. P E N U T U P

28.1. Pekerjaan-pekerjaan yang belum/tidak tercantum/dijelaskan dalan Spesifikasi


teknik ini dapat dilihat pada gambar atau di tanyakan pada saat Rapat
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
28.2. Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap Spesifikasi teknik ini pada saat
Rapat Penjelasan Pekerjaan akan dibuat suatu Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
yang mengikat, dan merupakan satu kesatuan dengan Spesifikasi teknik ini.

Palu, Maret 2013


Disusun oleh
Konsultan Perencana :
CV. ABINAYAH UTAMA

AKBAR, ST, IAI


Direktur.

21

Anda mungkin juga menyukai