Anda di halaman 1dari 21

SYARAT – SYARAT UMUM

Pekerjaan : Rehabilitasi Selasar SMP Negeri 2 Tanjungpinang

/
PASAL 1
JENIS PEKERJAAN

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Rehabilitasi Selasar SMP Negeri 2 Tanjungpinang,
Untuk kelancaran pelaksanaan pemborong harus menyediakan :

Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan.

Alat-alat bantu seperti Tangga, mesin las, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan
dalam pelaksanaan.

Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan dan mempunyai kwalitas
sesuai dengan standar yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya.

PASAL 2
STANDAR-STANDAR PELAKSANAAN

Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dan mengikat ketantuan-
ketantuan yang tersebut dibawah ini dan dianggap rekanan telah mengetahui dan memahaminya
termasuk (apabila ada) segala perubahan dan tambahan sampai saat ini. Semua bahan, peralatan dan
penyelenggaraan pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor sepenuhnya harus mengikuti
RKS ini,dan kecuali bila disebutkan lain , harus mengikuti semua Standard dan Peraturan yang
dikeluarkan oleh Dewan Normalisasi Indonesia , Standard Industri Indonesia serta Peraturan/standard
lain yang dikeluarkan oleh Badan nasional atau setempat yang berwenang seperti yang tercantum
dalam :
1.1. Peraturan Bangunan Nasional (PBN) 1978
1.2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (SKSNI) 1992
1.3. Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang
untuk Gedung, 1983
1.4. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia ( PUBI ), 1982
1.5. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI),1961 NI-5
1.6. Peraturan Cement Portland Indonesia, NI-3
1.7. Pedoman Plumbing Indonesia ,C-14,1979
1.8. Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUIL ), 1977
1.9. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung , 1983
1.10.Standard Industri Indonesia ,

-
1.11.Standard Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1727-
2002)
1.12.Tata cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung SNI 1728-1989-F.
1.13.Spesifikasi Bahan Bangunan SK SNIS-04-1989-F, SK SNIS-05-
1989-F dan SK SNIS-06-1989-F.
1.14.Tata cara pengecatan kayu SK SNI T-11-1990 F.
1.15.Tata cara pengecatan dinding tembok SK SNI T-11-1990 F.
1.16.Pada prinsipnya semua material, semua tata cara pelaksanaan pekerjaan dan semua peralatan
kerja harus mendapat persetujuan direksi sebelum dipasang dan atau digunakan dalam proyek ini.
1.17.Petunjuk – petunjuk dari Pemilik/Pengawas Lapangan.

PASAL 3
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS) termasuk
tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwiizing).
Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat /berlaku
adalah ketentuan yang ada dalam RKS. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka
gambar yang mempunyai skala besar yang berlaku
Bila perbedaan-perbedaan tersebut menimbulkan keraguan- keraguan sehingga dalam pelaksanaan
menimbulkan kesalahan, maka kontraktor wajib menanyakan kepada konsultan pengawas / Direksi dan
kontraktor harus mengikuti keputusannya.

PASAL 4
PERSIAPAN DILAPANGAN
Dilapangan Pekerjaan Kontraktor wajib menyediakan Bangsal Kerja tempat para staf Konsultan
Pengawas / Direksi melakukan tugasnya atas biaya kontraktor dengan menggunakan bahan- bahan
sederhana, pintu-pintu dapat dikunci dengan baik, lantai papan, dinding papan/triplek dengan atap seng atau
sejenisnya.
Perlengkapan Bangsal Kerja Konsultan Pengawas, terdiri dari meja kerja dan kursinya, meja rapat dengan
kapasitas 10 (sepuluh) orang dan 1(satu) lemari terkunci serta perlengkapan lainnya yang dibutuhkan
Bangsal Kerja untuk kantor Kontraktor dan gudang penyimpanan bahan untuk pekerjaan ditentukan sendiri
oleh kontraktor, tetapi letaknya harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan / Pemberi Tugas.
Pembuatan bangsal ini harus sesuai dengan syarat konstruksi dan kesehatan. Bahan bangunan yang sudah
dipasang menjadi Bangsal Kerja yang tertulis pada ayat 1 dan 3 tidak boleh lagi diambil untuk keperluan
konstruksi. Bahan bangunan tersebut menjadi milik proyek / Pemberi tugas dan dibongkar oleh kontraktor
setelah serah terima pertama dan dibawa keluar lapangan.

PASAL 5
JADWAL PELAKSANAAN

-
Sebelum memulai pekerjaan yang nyata di lapangan pekerjaan, kontraktor wajib membuat rencana
pekerjaan pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bart-chart dan Curve “S” yang telah
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengelola Teknis dan Direksi / Konsultan Pengawas
Kontraktor wajib memberikan salinan rencana kerja rangkap 4 (empat) kepada Direksi / Konsultan
Pengawas. Satu salinan dilapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan (Prestasi Kerja) di
lapangan
Konsultan pengawas / Direksi akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan rencana kerja
tersebut.
PASAL 6
KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN
Dilapangan pekerjaan, kontraktor wajib menunjukan seorang kuasa kontraktor atau biasa disebut
PENANGGUNG JAWAB LAPANGAN yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari kontraktor, berpendidikan minimum S1 Sipil/Arsitektur yang
berpengalaman minimal 1 tahun. Penunjukan atau penugasan tenaga ahli yang bertugas di lapangan
ditujukan kepada Pemberi Tugas dan Pengelola Teknis serta Direksi sebagai tembusannya
Dengan adanya pelaksana lapangan, tidak berarti bahwa kontraktor lepas tanggung jawab sebagian
maupun keseluruhan kewajibannya
Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada pengelola Teknis Proyek dan Direksi, nama dan
jabatan pelaksana untuk mendapat persetujuan
Bila kemudian hari, menurut pendapat Pengelola Proyek dan Direksi pelaksana kurang mampu atau
tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada kontraktor secara tertulis untuk
mengganti pelaksana lapangan tersebut.
Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, kontraktor harus sudah
menunjuk pelaksana baru atau kontraktor sendiri (penanggung jawab/direktur perusahaan) yang akan
memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

PASAL 7
PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN
Kontraktor wajib menjaga keamanan di lapangan terhadap barang- barang milik proyek, Direksi/Pengawas
dan milik pihak ketiga yang ada dilapangan.
Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah dipasang atau belum, menjadi tanggung jawab
kontraktor dan tidak diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambahan.
Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik yang berupa barang-barang
maupun keselamatan jiwa. Untuk itu kontraktor harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap
dipakai yang ditempat- kan pada tempat yang mudah dijangkau.

PASAL 8

-
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
Kontraktor diwajibkan menyediakan obat obatan menurut syarat- syarat pertolongan pertama pada
kecalakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan untuk mengatasi segala
kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja di lapangan
Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat kesehatan.
Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan pada pekerja wajib diberikan kontraktor sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

PASAL 9
SITUASI DAN UKURAN
Situasi
Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan
hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawarannya.
Kelalaian atau kekurang telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
tuntutan.
Ukuran
Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam cm, kecuali ukuran-ukuran untuk
baja yang dinyatakan dalam inch atau mm.
Pedoman titik duga lantai (permukaan atas lantai) 0.00 bangunan adalah sesuai dengan gambar kerja,
atau ditentukan kemudian oleh pengelola teknik dan Direksi atas persetujuan kontraktor.

PASAL 10
SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN
Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan
Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan kontraktor wajib memberitahukan
Kontraktor wajib memperlihatkan contoh bahan sebelum digunakan. Contoh-contoh ini harus mendapat
persetujuan dari pengawas.
Bahan bangunan yang telah didatangkan kontraktor di lapangan pekerjaan, tetapi ditolak pemakaiannya oleh
pengawas, harus segera dikeluarkan dan selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu 2 x 24
jam, terhitung dari jam penolakan.
Pekerja atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor tetapi ditolak oleh pengawas, maka
pekerjaan tersebut harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu
yang telah ditetapkan oleh pengawas.

PASAL 11
PEMERIKSAAN PEKERJAAN

-
Sebelum memulai pekerjaan lanjutannya yang apabila pekerjaan ini telah selesai, akan tetapi belum
diperiksa oleh pengawas, kontraktor wajib meminta persetujuan kepada pengawas. Baru apabila pengawas
telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut, kontraktor dapat meneruskan pekerjaan
Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari diterima Surat Permohonan
pemeriksaan, tidak dihitung hari raya / libur) tidak dipenuhi oleh pengawas, kontraktor dapat
meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah setuju Pengawas minta
perpanjangan waktu.
Bila kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, pengawas berhak, menyuruh membongkar bagian pekerjaan
sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi
tanggung jawab kontraktor.

SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN

Pekerjaan : Rehabilitasi Selasar SMP Negeri 2 Tanjungpinang

/
PASAL 12
URAIAN PEKERJAAN
12.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Rehabilitasi Selasar SMP Negeri 2 Tanjungpinang yang
meliputi :
Pekerjaan Persiapan
Papan Nama Proyek
Pek. Pembersihan Lokasi dan Pembongkaran Existing
Pengukuran dan Bowplank
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Pekerjaan Tanah
Pek. Galian Tanah
Pek. Urugan Pasri
Pekerjaan Struktur
Pek. Pondasi 20x20x50 cm
Bekisting
Pek. Cor Beton K-175
Pek. Kolom Besi Hollow Uk, 4”

-
Pek. Balok Besi Hollow Uk, 4”
Pekerjaan Atap
Pek. Rangka Atap Baja Ringan
Pek. Atap Spandek
Pek. Perabung Spandek
Pekerjaan Akhir
Pek. Pembersihan Akhir

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN


PASAL 13
PEKERJAAN PENDAHULUAN / PERSIAPAN

Papan Nama Proyek


Kontraktor harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor
( Sesuai dengan angka Jumlah Penawaran Kontraktor Pelaksana )

Pek. Pembersihan Lokasi dan Pembongkaran Existing


Kontraktor harus melakukan pembersihan dan pembongkaran terlebih dahulu sebelum memulai
pekerjaan, sehingga tidak mengganggu pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur yang diperlukan

Pemasangan Bowplank
Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank, dilaksanakan pada pekerjaan pondasi.
Pembuatan dan pemasangan bouwplank termasuk pekerjaan kontraktor dimana ketepatan letak
bangunan diukur dibawah pengawasan Direksi dengan titik patok yang dipancang kuat- kuat dan
papan duga dari bahan kayu kelas III dengan ketebalan 2 cm diketam rata bidang sisi atasnya
dan yang tidak berubah oleh cuaca. Pemasangan harus kuat dimana permukaan atasnya harus rata

PASAL 14
PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan GalianTanah
Pekerjaan galian tanah yang dimaksud adalah galian untuk penggalian titik pondasi yang
diperlukan dengan menggunakan alat yang efisien. Ukuran dan volume galian tanah disesuaikan dengan
gambar kerja dan bastek kerja yang ada, serta tidak ada kemungkinan berubah kecuali pihak direksi/
pengawas telah memberi arahan pada pekerjaan yang sekiranya membahayakan konstruksinya dan tidak
terlepas dari syarat-syarat teknis dan gambar kerja yang ada dilapangan. Adapun urutan kerja dalam
proses penggalian, yaitu:

-
Penggalian dilakukan dengan menggunakan cangkul, sekop dan peralatan lainnya
Selanjutnya membuang material hasil galian keluar lokasi yang telah ditentukan.

PASAL 15
PEKERJAAN STRUKTUR
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Struktur Secara umum tahapan pekerjaan beton pondasi, tiang
kolom dan balok adalah sebagai berikut :
Penyediaan semua material pekerjaan beton.
Pemotongan dan Perakitan Besi
Persiapan dan pemasangan bekisting.
Pengadukan beton.
Pengecoran beton.
Pemeliharaan, perbaikan, penyelesaian dan pengerjaan semua pekerjaan tambahan, sehingga
menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan gambar rencana.

15.2 Standart Pekerjaan


Semua bahan apabila tidak diberi catatan khusus harus memenuhi standar yang berlaku dan dipakai
di Indonesia. Untuk beton struktur digunakan mutu beton fc’= 14.5 Mpa (K.175). Dengan persetujuan dari
Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan cor beton dengan menggunakan sistem beton
dengan adukan manual yang terlebih dahulu memberikan data – data spesifikasi mutu beton kepada
Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan
Persyaratan Bahan
Tapak Pondasi, ukuran seperti pada gambar dengan sistim penulangan sesuai gambar . Bahan dari besi,
berkualitas baik dan tidak cacat.
Portland Cement ( PC )
Semen yang dipakai harus portland semen yang telah disetujui oleh Konsultan Perencana, dan
memenuhi syarat menurut standart Semen Indonesia (SNIS-04-1989-F).
Untuk seluruh pekerjaan beton harus menggunakan mutu semen yang baik dari satu jenis merk
atas persetujuan Direksi/Pengawas.
Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaban dimana gudang tempat penyimpanan mempunyai ventilasi cukup dan tidak kena air,
diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Tidak boleh ditumpuk
sampai tingginya melampaui 2 m sesuai dengan syarat penumpukan semen dan setiap
pengiriman semen baru harus dipisahkan dari semen yang lama dan diberi tanda dengan maksud
agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.

-
Split / Pasir
Split dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta tidak mengandung bahan yang merusak dalam
bentuk ataupun jumlah yang cukup banyak, yang dapat memperlemah kekuatan beton.
Split harus memenuhi syarat-syarat pada SNI 1734- 1989-F, atau daftar berikut ini :
Split Pasir
Ayakan % Lewat Ayakan % Lewat Ayakan
( Berat Kering ) Ayakan ( Berat Kering )
30 mm 100 10 mm 100
25 mm 90 - 100 5 mm 90 - 100
15 mm 25 - 60 2,5 mm 80 - 100
5 mm 0 - 10 1,2 mm 50 - 90
2.5 mm 0-5 0,6 mm 25 - 60
0,3 mm 10 - 30
0,15 mm 10

Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan rganic, alkali, garam dan kotoran lain dalam jumlah
yang cukup besar. Sebaiknya dipakai air yang dapat diminum.
Pekerjaan Kolom dan Balok Besi Hollow Uk, 4”
Lingkup Pekerjaan
Kontraktor harus menyiapkan, mesin las dengan yang tercantum di dalam spesifikasi/gambar. Dalam
pekerjaan penulangan kolom termasuk semua pemasangan balok menggunakan system las.
Gambar Kerja
Sebelum pekerjaan pengelasan tulangan besi hollow kontraktor mempelajari gambar kerja terlebih
dahulu.
Standarisasi
Detail dan pemasangan tulangan hollow harus sesuai dengan peraturan atau standart yang berlaku
Syarat Pemasangan
Pengelasan
Sebelum dipasang, tulangan harus bebas dari sisa logam, karat dan lapisan yang dapat merusak
atau mengurangi daya ikat. Bila pengecoran beton ditunda, tulangan harus diperiksa kembali
dan dibersihkan.
Pemasangan
pengelasan harus distel dengan cermat sesuai dengan gambar dan dilas dengan standar yang
berlaku.

-
Persetujuan dari Konsultan Pengawas
Penulangan tersebut di atas harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas terlebih dahulu sebelum
dilakukan pengecoran ataupun pengelasan. Konsultan Pengawas harus diberitahu apabila
pemasangan sudah siap untuk diperiksa

Pekerjaan Bekisting
Lingkup Pekerjaan
Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan beton dan
membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan yang diinginkan. Bila bekisting
membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting tersebut dapat ditolak oleh Konsultan
Pengawas, Kontraktor harus segera membongkar dan memindahkan bekisting tersebut dari lokasi
pekerjaan dan menggantinya dengan yang baru.
Persyaratan Bahan
Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Papan Bekisting dapat digunakan dari papan Kelas III atau IV yang permukaannya rata dan halus,
untuk menghasilkan permukaan yang sempurna. Bekisting harus kuat dan kaku terhadap beban dan
lendutan yang masih basah dan getaran terhadap beban konstruksi dan angin. Bekisting harus
kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan keluar pada sambungan.Pelaksanaan
Perencanaan
Semua Bekisting harus dilaksanakan sesuai dengan instruksi-instruksi yang diberikan oleh Direksi Teknik.
Gambar Rencana yang terinci yang menunjukkan bentuk Bekisting harus disetujui oleh Direksi Teknik.
Bekisting harus direncanakan untuk menjamin bahwa pembongkaran Bekisting Beton tidak akan merusak
beton atau perancah. Bekisting beton harus cukup kuat untuk menahan getaran yang disebabkan oleh alat
getar. Penurunan antar dua perletakan tidak boleh melebihi satu per tiga ratus (1 / 300) bentang, atau
bagaimanapun juga penurunan tidak boleh lebih dari 3 mm
Pemasangan Bekisting
Permukaan bagian dalam Bekisting harus diberi lapis minyak, atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi
Teknik sedemikian sehingga permukaan Bekisting dapat dilepaskan dengan mudah apabila beton telah
mengeras. Material harus dari suatu type yang tidak mempengaruhi mutu beton dan tidak menyebabkan noda
warna pada permukaan beton dikemudian hari.
Minyak Bekisting harus dilapisi sebelum pemasangan tulangan untuk menjamin agar minyak tersebut tidak
melekat pada permukaan baja tulangan dan mengurangi ikatan antara baja dan beton. Penggunaan kawat
pengikat besi atau baja yang akan tinggal tertanam pada beton harus disetujui oleh Direksi Teknik.
Bekisting untuk dinding vertikal/bagian konstruksi yang tipis yang selama operasi pengecoran akan
menyebabkan adukan tersebut jatuh lebih tinggi dari satu setengah meter harus dilaksanakan sesuai dengan
salah satu dari metode-metode berikut :
Salah satu dari sisi Bekisting harus dibuka dari bawah ke atas yang akan ditutup berturut-turut mengikuti
kemajuan pengecoran dengan cara sedemikian sehingga tinggi adukan beton yang jatuh selama pengecoran
tidak boleh melebihi dari 1.50 m.
Bekisting harus terdiri dari bagian-bagian yang dapat dibuka, ukurannya tidak lebih tinggi dari 1.50 m
dan tidak lebih dari 2m.

-
Semua Bekisting harus tertutup rapat dan beton dituang melalui sebuah pipa/corong, dengan ujung dipegang
dekat dengan permukaan beton segar yang dituang. Pipa/corong tersebut harus selalu dijaga agar penuh
dengan beton selama bekerja.
Segera sebelum pekerjaan pengecoran, Bekisting harus dibersihkan dari semua kotoran/material lepas, serbuk
gergaji, debu dan lain-lain. Kerusakan- kerusakan seperti penurunan, deformasi dan lain-lain harus diperbaiki
segera. Apabila selama pekerjaan pengecoran, ternyata diamati ada perubahan bentuk Bekisting, beton
pada tempat yang bersangkutan harus dibuang dulu dan Bekisting diperkuat sesuai dengan instruksi Direksi
Teknik.
Pembongkaran Bekisting
Bekisting harus dibongkar dengan statis, tanpa goncangan, getaran atau kerusakan pada beton.
Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah umur beton telah mencapai umur yang
disyaratkan sesuai dengan mutu beton rencana ( dibuktikan dengan pengujian beton pada umur
tertentu ) dan dengan persetujuan Konsultan Pengawas secara tertulis, atau
dengan pedoman sebagai berikut :
Bagian Waktu Pengerasan Normal
Kolom, dinding, dan sisi balok 4 hari
Plat 28 hari
Balok 28 hari

Pekerjaan beton
Syarat Pengadukan Beton :
Semua beton harus memenuhi persyaratan-persyaratan umum untuk perencanaan campuran
seperti yang diberikan dalam tabel dibawah ini.

Ukuran maximum Jumlah Air


Total semen Agregat (mm)
Kelas 3 Perbandingan
Kg/m
Kelas A Kelas B Berat faktor air

K 175 300 37.00 25.00 150 semen


0.50

Pengadukan Beton
Pencampuran adukan harus dilakukan dengan rata. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan
perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi dari masing-masing bahan
pembentuk beton. Perlengkapan - perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya harus mendapat persetujuan
dari direksi lapangan.
Lama pengadukan beton dilakukan hingga campuran beton tersebut benar-benar homogen hingga
menghasilkan adukan susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam. Beton harus seragam dalam

-
komposisi dan konsintensi dari adukan ke adukan. Pengadukan yang berlebihan (lamanya) yang
membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki, tidak dibenarkan.
Pengangkutan adukan beton dilakukan dengan gerobak dorong atau alat bantu lainnya ke tempat
pengecoran harus diatur sedimikian rupa, sehingga waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat
sehingga waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 jam dan tidak terjadi perbedaan waktu
pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dengan yang akan dicor.
Perawatan Beton
Beton yang selesai dicetak harus dijaga dalam keadaan basah selama sekurang-kurangnya 14 hari
setelah dicor, yaitu dengan cara penyiraman air, karung goni basah atau cara-cara lain yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar
matahari langsung paling sedikit 3 hari setelah pengecoran. Beton yang mempunyai keadaan seperti
di bawah ini :
Rusak
Sejak Semula Cacat
Cacat sebelum penyerahan pertama
Menyimpang dari garis atau muka ketinggian yang telah ditetapkan
Tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS )
Harus diganti dengan beton baru dan semua biaya ditanggung oleh kontraktor

PASAL 16
PEKERJAAN ATAP
Pekerjaan penutup atap
Pekerjaan kuda-kuda menggunakan baja ringan C.75
Pemasangan atap spandek motif lurus
Pemasangan perabung lurus

PASAL 17
KESELAMATAN KERJA K3
Kontraktor wajib untuk melindungi tenaga kerjanya dengan membayar iuran
program BPJS Ketenagakerjaan sektor jasa Konstruksi sebelum
pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan.

Kontraktor harus menjamin bahwa semua pekerjaan dan alat pelindung diri
(APD) yang dipakai sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan
sehingga dapat menjamin keselamatan yang ditentukan oleh direksi
pekerjaan.

Tenaga kerja yang bekerja di lapangan harus mengikuti peraturan keselamatan


kerja, pelaksanaan pekerjaan dan jam kerja.

-
Kontraktor dengan persetujuan direksi pekerjaan, harus menciptakan sistem
pengamanan terhadap peralatan-peralatan yang digunakan pada lokasi
pelaksanaan pekerjaan, sedangkan biaya atas keperluan tersebut
ditanggung oleh kontraktor.

Kontraktor wajib menyediakan perlengkapan dan peralatan K3 antara lain alat-alat


pelindung anggota badan, terdiri dari :
Sarung Tangan (Safety Gloves)
Sepatu Keselamatan (Boots M 39-40 Green)
Masker Proyek

Kontraktor wajib menyediakan fasilitas sarana kesehatan antara lain Peralatan


K3 (Kotak P3k, Obat Luka, Perban, dan lain-lain)

Kontraktor wajib menyediakan fasilitas rambu-rambu antara lain Rambu


Peringatan.
Pekerjaan Lainnya

Kontraktor wajib memperbaiki segala kerusakan yang timbul akibat kesalahan


kontraktor, antara lain :

Kerusakan jalan akibat kendaraan pengangkut bahan-bahan yang tidak sesuai dengan
kelas jalan yang dilewati.

Kerusakan turap-turap jalan / saluran serta jalan karena kendaraan pengangkut bahan-
bahan yang pergi pulang ke lokasi proyek.

Lain-lain kerusakan akibat kelalaian kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan.

-
-
Rencana Keselamatan Kerja
Peserta menyampaikan rencana keselamatan konstruksi sesuai jenis pekerjaan dan indentifikasi bahaya dibawah ini:
Tabel B.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Peluang (IBPRP)

DESKRIPSI RESIKO PENILAIAN TINGKAT RISIKO


PERSYARATA
NILAI
N KEPAR
NO URAIAN IDENTIFIKASI JENIS PENGENDALIAN AWAL KEMUNG RISIK TINGKAT
PEMENUHAN AHAN
PEKERJAAN BAHAYA BAHAYA KINAN (F) O (F X RESIKO (TR)
PERATURAN (A)
A)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Pekerjaan Tanah Terkena benda tajam Kemungkina Peraturan Mengatur prosedur dan 1 1 2 Kecil
seperti cangkul, n terjadi Menteri PUPR instruksi kerja untuk
sekopm dll kecelakaan Nomor 10 mengatur dan
Terjatuh / Terpeleset kerja Kecil tahun 2021 mengendalikan pekerjaan.
ke area galian tentang Pedoman Menyiapkan SDM yang
Sistem memiliki kompetensi kerja
Manajemen dalam menggunakan
Keselamatan prosedur keselamatan
Konstruksi dalam pekerjaan gedung.
Menyiapkan APD yang sesuai.
2. Pek. Urugan Terkena benda tajam Kemungkina Peraturan Mengatur prosedur dan 1 1 2 Kecil
Pasir seperti cangkul, n terjadi Peraturan instruksi kerja untuk
sekopm dll kecelakaan Menteri PUPR mengatur dan
Terjatuh / Terpeleset kerja Kecil Nomor 10 mengendalikan pekerjaan.
ke area galian tahun 2021 Menyiapkan SDM yang
tentang Pedoman memiliki kompetensi kerja
Sistem dalam menggunakan
Manajemen prosedur keselamatan
Keselamatan dalam pekerjaan gedung.
Konstruksi Menyiapkan APD yang sesuai.

-
3. Pek. Pondasi Debu semen atau Kemungkina Peraturan Mengatur prosedur dan 2 2 4 Kecil
20x20x50cm material kecil n terjadi Menteri PUPR instruksi kerja untuk
lainnya yang dapat kecelakaan Nomor 10 mengatur dan
Pek. Kolom merusak mata dan kerja Sedang tahun 2021 mengendalikan pekerjaan
Besi Hollow uk. saluran pernapasan, tentang Pedoman Menyiapkan SDM yang
4” Tertimpa bahan Sistem memiliki kompetensi kerja
material dan alat Manajemen dalam menggunakan
Pek. Balok Besi kerja, dll Keselamatan prosedur keselamatan dalam
Hollow uk.4” Konstruksi pekerjaan gedung.
Cidera kulit akibat Menyiapkan APD yang sesuai.
bersentuhan
langsung dengan
material kimia
(seperti semen dan
air yang kotor),
Terjepit dan tertimpa
material berat, dll
Tersengat listrik dari
alat las
Terjatuh dari tangga

4. Pek. Atap Terjatuh dari Kemungkina Peraturan Mengatur prosedur dan 1 2 2 Kecil
ketinggian n terjadi Menteri PUPR instruksi kerja untuk
Tertimpa alat kerja kecelakaan Nomor 10 mengatur dan
Terkena paku atau kerja Kecil tahun 2021 mengendalikan pekerjaan
benda keras lainnya tentang Pedoman Menyiapkan SDM yang
Sistem memiliki kompetensi kerja
Manajemen dalam menggunakan
Keselamatan prosedur keselamatan dalam
Konstruksi pekerjaan gedung.
Menyiapkan APD yang sesuai

Tingkat resiko keparahan di tetapkan : Kecil

-
Keparahan

Kekerapan 1 2 3 4 5

1 1 2 3 4 5

2 2 4 6 8 10

3 3 6 9 12 15
Keterangan
1-4 4 4 8 12 16 20 : Tingkat risiko kecil
5-12 : Tingkat risiko sedang
15-25 5 5 10 15 20 25 : Tingkat risiko besar

Tingkat Kekerapan Tingkat Keparahan tingkat Resiko


5 Hampir Pasti Terjadi 5 lebih 1 org meninggal/lebih 5-25 Tingkat resiko PASAL
1 org cacat tetap
18
4 Sangat Mungkin Terjasi 4 1 org meninggal/ cacat tetap
3Mungkin Terjadi 3 lebih 1 org dirawat inap, 5-12 Tingkat resiko
kehilangan waktu kerja sedang
2Kecil Kemungkinan Terjasi 2 1org dirawat inao,
kehilangan waktu kerja
1 Hampir Tidak Pernah Terjadi 1 cukup di 1-4 Tingkat resiko
kecil
PERSONIL PEKERJAAN KONSTRUKSI
Memiliki kemampuan menyediakan personel manajerial untuk pelaksanaan pekerjaan yang terdiri:
Jabatan Dalam Pekerjaan Pengalaman Kerja
No. Sertifikat Kompetensi Kerja
yang akan dilaksanakan (Tahun)
1 Pelaksana Lapangan 1 Tahun SKT Sub Bidang Pelaksana
Pekerjaan Bangunan Gedung
Petugas Keselamatan
2 - Sertifikat Petugas K3 Kontruksi
Konstruksi

Tenaga Manajerial :

Pelaksana sebanyak 1 (satu) orang, dengan minimal tahun pengalaman tidak disyaratkan, dengan
keahlian SKT Pelaksana Pekerjaan Bangunan Gedung.

Petugas Keselamatan Konstruksi sebanyak satu (1) orang, memiliki Sertifikat Petugas K3 Kontruksi,
dengan minimal tahun pengalaman tidak disyaratkan.

PASAL 19
PERALATAN UTAMA PEKERJAAN KONSTRUKSI
Memiliki kemampuan menyediakan peralatan utama untuk pelaksanaan pekerjaan, yaitu:
No. Jenis Kapasitas Jumlah
-
1 Peralatan Tukang - 1 Set
2 Mesin Lass 450Watt 1 Set

PASAL 20
METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi merupakan hal yang sangat penting untuk
mencapai target waktu/schedule, mutu dan benefit (keuntungan) yang baik bagi pelaksana konstruksi,
sebagai pendukung terlaksananya Pekerjaan Pembangunan Selasar SMPN 2 Tanjungpinang ,
perlu disusun suatu metode pelaksanaan berupa uraian cara pelaksanaan pekerjaan dilapangan
yang pada dasarnya adalah suatu cara ataupun uraian/system pengaturan tenaga kerja, bahan-bahan,
alat dan peralatan kerja serta pemanfaatan waktu pelaksanaan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
Selain hal tersebut yang tak kalah pentingnya adalah pencatatan pada setiap Pelaksanaan Pekerjaan
yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut, yang merupakan data penting antara
lain : Pencatatan hari dan curah hujan pada bulan yang bersangkutan, dan keadaan memaksa
lainnya yang kesemuanya harus dikoordinasikan dengan Direksi Teknis diLapangan selama jalannya
pelaksanaan pekerjaan

Papan Nama Proyek


Papan Nama Proyek dilaksanakan pada minggu pertama dan ditempatkan pada jalan masuk
lokasi pekerjaan, dipasang ditempat terbuka agar dapat terlihat setiap saat. Papan nama proyek
ini dipasang pada dua buah tiang kayu yang kuat dan ditanam kedalam tanah dengan
kedalaman yang telah ditentukan. Papan nama proyek ini merupakan sarana informasi tentang
kegiatan yang dilaksanakan. Informasi ini memuat tentang besaran anggaran yang digunakan
dan dibiayai dari anggaran apa, kontraktor pelaksananya, konsultan pengawasnya, dan
lamanya pekerjaan dilaksanakan. Papan proyek ini harus selalu dijaga selama pelaksanaan
pekerjaan.

Pek. Pembersihan lokasi dan pembongkaran


pekerjaan pembersihan dan pembongkaran dilakukan dengan menggunakan peralatan yang telah di syaratkan.

Pengukuran dan Bowplank

Pek. Galian tanah

Galian tanah yang dimaksud adalah galian untuk pematangan lahan yang akan dibangun taman
dengan menggunakan alat berat agar lebih efisien. Ukuran dan volume galian tanah disesuaikan
dengan gambar kerja dan bastek kerja yang ada, serta tidak ada kemungkinan berubah kecuali
pihak direksi/ pengawas telah memberi arahan pada pekerjaan yang sekiranya membahayakan

-
konstruksinya dan tidak terlepas dari syarat-syarat teknis dan gambar kerja yang ada dilapangan.
Adapun urutan kerja dalam proses penggalian, yaitu:
Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator pengukuran kontur harus dilakukan terlebih
dahulu dengan menggunakan theodolite
Setelah dilakuakn pengecekan lokasi dan pengukuran tahap selanjutnya yaitu pemtangan lahan
dengan enggunakan alat berat Excavator guna merapikan area lokasi pembangunan.
Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil galian kedalam Dump Truck
Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi yang telah ditentukan.
Semua sampah-sampah, tumbuh-tumbuhan dan bekas urugan harus dibuang-
STRIPING. Penggalian harus dilaksanakan sampai kedalaman sebagaimana ditentukan
dalam gambar-gambar. Sebelum pekerjaan

-
selanjutnya dilanjutkan, maka semua pekerjaan penggalian harus disetujui pengawas.
b. Bilamana tidak dinyatakan lain oleh Pengawas, maka penggalian untuk
pondasi harus mempunyai lebar yang cukup (minimum 20 cm lebih lebar dari dasar
pondasi) untuk dapat memasang maupun memindahkan rangka/bekisting yang
diperlukan, serta pembersihan.
c. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian sehingga dicapai kedalaman
yang melebihi apa yang tertera dalam gambar tanpa instruksi tertulis dari pengawas,
maka kelebihan di atas harus diisi kembali dengan adukan beton
1 : 3 : 5 tanpa biaya tambahan.
d. Penyedia Jasa harus merawat dari kondisi tanah yang rawa – rawa di gali
dan lalu di timbun 3 meter, dan setelah itu dilakukakan pengerasan tanah dengan cara di
kompres. hindarkan dari longsoran. Untuk itu Penyedia Jasa harus membuat
penyangga/penahan tanah yang diperlukan selama masa penggalian, karena stabilitas
selama penggalian merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa.
e. Pada saat penggalian, pipa-pipa drainase, gas, air bersih dan kabel-kabel
yang masih berfungsi harus diamankan dan dijaga agar jangan sampai rusak atau
cacat. Apabila hal tersebut dijumpai, maka Penyedia Jasa harus segera memberitahukan
kepada pengwas dan mengganti semua kerusakan-kerusakan tersebut atas biaya
sendiri.
f. Semua galian harus diperiksa terlebih dahulu oleh pengawas sebelum pelaksanaan
pekerjaan pekerjaan selanjutnya. Untuk dapat melaksanakan pekerjaan selanjutnya, Penyedia
Jasa harus mendapat persetujuan/ijin tertulis pengawas.
Pek. Urugan pasir
Bila tidak dicantumkan dalam gambar-gambar detail, maka pada bagian bawah
pasangan Lantai diurug dengan pasir padat minimal 5 cm atau sesuai dengan
gambar dan petunjuk Pengawas. Pasir urug yang digunakan harus dari jenis pasir pasang
yang bersih/bebas dari lumpur, kotoran- kotoran, sampah dan benda-benda organis
lainnya yang dapat menyebakan tidak sempurnanya pemadatan.
b. Di bawah lapisan pasir tersebut, urugan yang dipakai adalah tanah jenis

-
“silty clay” yang bersih tanpa potongan-potongan bahan yang bisa lapuk, serta
bahan batuan yang telah dipecahkan (pecahan batuan tersebut maksimal 15
cm).
c. Penyedia Jasa wajib melaksanakan pengurugan dengan
semua bahan urugan yang keras atau mutu bahan yang terbaik dan
mengajukan contoh bahan yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan
pengawas.
d. Penghamparan dan pemadatan harus dilaksanakan lapis-per lapis yang
tidak lebih tebal dari 15 cm (gembur) dengan alat-alat yang telah disetujui,
seperti mesin penggilas getar, atau alat tumbuk dimana standar kepadatannya
dicapai pada kepadatan dimana kadar airnya 95 % dari kadar air optimal,
atau “dry density” nya mencapai 95 % dari dry density optimal, sesuai dengan
petunjuk pengawas.
e. Terhadap hasil pemadatan yang dilaksanakan, Penyedia Jasa harus
mengadakan “density test” di lapangan. Semua biaya seluruh pengujian
tersebut menjadi beban Penyedia Jasa.
f. Bila bahan urugan apapun yang digunakan menjadi lapuk/rusak
atau bila urugan yang telah dipadatkan menjadi terganggu, maka bahan
tersebut harus digali keluar dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat
serta dipadatkan kembali, sesuai dengan petunjuk Pengawas, tanpa adanya
biaya tambahan.
g. Selama dan sesudah pekerjaan pengurugan dan
pemadatan, tidak dibenarkan adanya genangan air di atas tanah atau sekitar
lapangan pekerjaan. Penyedia Jasa harus mengatur pembuangan air sedemikian
rupa agar aliran air hujan atau dari sumur lain dapat berjalan lancar, baik
selama ataupun sesudah pekerjaan selesai.
h. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas stabilitas urugan tanah dan Penyedia
Jasa harus mengganti bagian-bagian yang rusak akibat dari kesalahan dan kelalaian
Penyedia Jasa atau akibat dari aliran air.
Pekerjaan pondasi 20x20x50cm
Bekisting
Pek. Cor beton K-175
Pek. Kolom besi hollow uk.4”
Pek balok besi hollow uk.4”
Pek. Rangka atap baja ringan
Pek. Atap spandek

-
Pek. prabung
PEKERJAAN AKHIR
Pekerjaan Akhir
Lingkup pekerjaan ini meliputi pembersihan dan perapian lokasi pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai