BAB 1
SYARAT-SYARAT UMUM
PERSYARATAN UMUM
1.1. Peraturan dan Standar-standar
Peraturan dan standar-standar yang dipergunakan harus merupakan
peraturan dan standar yang berlaku di Indonesia, antara lain :
a. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK SNI
T-15-1991-03
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 71) NI-2
c. Standar Industri Indonesia, SII 0013-81, SII 0052-80, SII 0136-84
d. Standar Mutu Bahan Bangunan di Indonesia
e. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBBI-1982 NI-3)
f. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung,
SKBI-1.3.53.1987
g. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-5)
h. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8)
i. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
j. Peraturan Bangunan Nasional 1978
k. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983
l. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh direksi.
Dalam persyaratan ini, direksi adalah orang yang ditunjuk oleh pemilik
proyek untuk bertindak sebagai pengawas untuk kepentingan pelaksanaan
kontrak pekerjaan.
Pekerjaan Struktur 1
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
1.5. Iklan
Kontraktor tidak diperbolehkan untuk menempelkan gambar apapun yang
dapat dianggap sebagai iklan pada tempat kerjanya tanpa seijin direksi.
Pekerjaan Struktur 2
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
BAHAN
Pasokan Bahan
Semua bahan sebelum dikerjakan/digunakan harus ditunjukkan kepada direksi,
lengkap dengan ketentukan/persyaratan pabrik yang bersangkutan untuk
mendapat persetujuan tertulis direksi.
Jika dipandang perlu untuk mengadakan penukaran/penggantian maka bahan-
bahan pengganti harus telah mendapat persetujuan tertulis direksi.
TANAH
Laporan Penyelidikan Tanah
Bila diminta direksi dapat memberikan photo copy penyelidikan tanah yang
telah dilakukan kepada pemborong untuk dipergunakan sebagai dasar
perencanaan pelaksanaan pekerjaan.
Pekerjaan Struktur 3
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
TOLERANSI PENGUKURAN
Kontraktor harus melakukan pengukuran-pengukuran yang cermat dengan
peralatan-peralatan yang memadai untuk mencapai persyaratan toleransi yang
ditentukan.
METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan yang Diatur
Kontraktor harus mengikuti metode pelaksanaan yang diatur dalam syarat-
syarat ini.
Persetujuan
Shop drawing belum dapat dilaksanakan sebelum mendapatkan persetujuan
tertulis dari direksi.
Pekerjaan Struktur 4
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Perbedaan-perbedaan
Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
kontraktor harus melaporkan kepada direksi sebelum pekerjaan dimulai.
Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan dalam hal terdapat
kelainan/perbedaan seperti tersebut di atas.
Pekerjaan Struktur 5
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
PENGENDALIAN PEKERJAAN
Tenaga Ahli
Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang yang
berpengalaman. Apabila dipandang perlu, kontraktor dapat diminta untuk
mendapatkan nasihat dari tenaga ahli atas beban biaya kontraktor sendiri.
Pekerjaan Struktur 6
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Struktur 7
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Pekerjaan Struktur 8
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
7.2. Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil harus
dibuatkan kotak simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat,
sehingga masing-masing bahan tidak tercampur.
Pekerjaan Struktur 9
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
BAB III
SYARAT-SYARAT PEKERJAAN TIANG TEKAN
TULANGAN
Tulangan memanjang tiang tekan tidak boleh disambung.
ACUAN
Kontraktor harus menyatakan dengan jelas dalam dokumen penawaran yang
diajukan, bila akan menggunakan tiang tekan yang telah dicor sebagai acuan.
Bila tiang tekan yang telah dicor dipakai sebagai acuan, maka untuk
menghindari lekatan antara tiang tekan yang satu dengan yang lainnya, harus
Pekerjaan Struktur 10
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
BETON
Pengecoran beton harus dilakukan dengan memperhatikan kemungkinan
terjadinya pengaruh-pengaruh yang jelek dari cuaca yang panas (“hot weather
concreting”).
Pemadatan beton harus dilakukan dengan jarum penggetar (“vibrator”) yang
dapat bergetar minimal 150 Hertz. Jarum penggetar tidak boleh ditempelkan
pada tulangan dan tidak boleh dioperasikan kurang dari 75 mm dari dinding
acuan.
Kontraktor harus melakukan segala usaha agar tidak terjadi segregasi pada saat
pemadatan.
Segera setelah pemadatan selesai dilakukan, beton harus dilindungi terhadap
pengaruh-pengaruh buruk dari cuaca, termasuk angin dan hujan.
Beton harus dipelihara selama 7 hari pertama setelah pengecoran. Bila
temperatur terlalu tinggi, beton harus disiram terus menerus secara merata
selama masa pemeliharaan.
Pekerjaan Struktur 11
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
PEMANCANGAN
Tiang tekan tidak boleh ditekankan sebelum beton mencapai kekuatan tekan
yang sama dengan tegangan tekan karakteristik yang disyaratkan dalam
Persyaratan Khusus.
Setiap saat pada saat penekanan, tiang tekan harus disanggah dengan baik
sehingga tidak berubah dari posisi yang telah ditentukan serta tidak terjadi
Pekerjaan Struktur 12
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Pekerjaan Struktur 13
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
SPESIFIKASI TIANG
Mutu beton = K-500
Ukuran tiang = 25 x 25 cm2
Panjang tiang = Lihat gambar
Mutu baja tulangan = BJTP 24
SPESIFIKASI BEBAN
Beban ijin = lihat gambar
Faktor keamanan = 2 (dua)
Pekerjaan Struktur 14
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
PENGANGKATAN TIANG
Pengangkatan dengan 2 (dua) titik = 1/5 L pada masing-masing sisi.
Pengangkatan dengan 1 (satu) titik = 1/3 L dari salah satu sisi.
Pekerjaan Struktur 15
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
BAB IV
PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan Struktur 16
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti
penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh,
kepadatan kering maksimum dan kadar air optimumnya.
Pekerjaan Struktur 17
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Semua bekas akar pohon dan tanah yang terdapat di bagian pondasi
yang akan dilaksanakan harus dibuang.
3.2. Apabila kedalaman penggalian telah mencapai batas yang ditentukan,
maka permukaan dasar lubang galian diratakan dan dipadatkan
sebelum diurug sirtu atau pasir urug untuk perbaikan tanah.
3.3. Untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian, baik pada waktu
penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan
pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus
menerus.
3.4. Kontraktor wajib mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap
bangunan lain yang berada dekat dengan lubang galian yaitu dengan
memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga
dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
3.5. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah
mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman
pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk
pengawas, kecuali tanah galian tersebut dapat digunakan untuk
pekerjaan lansekap yang tidak mensyaratkan daya dukung tanah
tertentu.
3.6. Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka di bagian atas dari
urugan di bawah plat-plat beton bertulang, beton rabat dan pondasi
dangkal harus terdiri dari urugan pasir padat setebal minimum 10 cm
(setelah disirami, diratakan dan dipadatkan).
3.7. Pengurugan kembali lubang pondasi dilakukan setelah pondasi, poer
dan sloof dicor. Untuk pengurugan ini diijinkan memakai tanah bekas
galian. Urug kembali ini harus dipadatkan, dan sebelum diurug kembali
papan bekisting bekas cetakan plat pondasi maupun sloof harus
dikeluarkan terlebih dahulu.
Pekerjaan Struktur 18
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
BAB V
PEKERJAAN BETON STRUKTURAL
Pekerjaan Struktur 19
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Pekerjaan Struktur 20
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
2. SYARAT-SYARAT BAHAN
2.1. SEMEN
Kecuali ditentukan lain, semen yang digunakan adalah semen portland tipe
I menurut ASTM, produksi Semen Gresik, atau Tiga Roda.
2.2. PASIR
Pasir yang digunakan harus pasir dengan butir-butir yang bersih, kasar,
dan tajam, dan harus bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, dan
sebagainya, dan harus memenuhi syarat-syarat dalam PBI ’71. Dalam hal
syarat-syarat dalam PBI ’71 tidak dipenuhi, pasir harus dicuci agar bersih
dari kotoran-kotoran yang disebut di atas, atau ditolak bila perlu. Pasir
harus disimpan terpisah dari baru pecah.
Pasir laut tidak boleh digunakan untuk campuran beton.
Pekerjaan Struktur 21
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
2.4. AIR
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis, dan bahan-
bahan lain yang dapat merusak beton. Pada prinsipnya, air yang
memenuhi syarat PDAM dapat digunakan untuk air campuran beton.
Air yang akan dipergunakan minimal harus memenuhi syarat-syarat
dibawah ini:
Item Syarat
Jumlah suspende solids 2g/l
Jumlah soluble evaporation 1g/l
residue
Perbedaan waktu ikat Waktu ikat awal tidak lebih dari 30
menit
Waktu ikat akhir tidak lebih dari 60
menit
Perbedaan kekuatan lentur dan Tidak kurang dari 90% pada usia 7
tekan dari hari
mortar dibandingkan dengan
control mortar
Pekerjaan Struktur 22
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
2.6. ACUAN/BEKISTING
Acuan yang dipergunakan dapat dibuat dari kayu, beton, baja, fiberglass,
atau pasangan bata yang diplester. Acuan harus rata, tidak boleh
melengkung ke arah memanjang ataupun melintang.
3. CAMPURAN BETON
3.1. MUTU BETON
Mutu Beton dinyatakan dalam kekuatan tekan karakteristik yang
diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus 15x15x15 cm 3 pada umur 28
hari sesuai dengan PBI ‘71.
Pekerjaan Struktur 23
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
3.5. KELECAKAN
Kelecakan beton harus diukur dengan menggunakan "slump test"
sesuai dengan PBI ‘71. Kelecakan harus diatur sedemikian rupa
sehingga dengan metode pelaksanaan yang dipilih dapat diperoleh beton
yang monolit dan tidak berrongga.
Pekerjaan Struktur 24
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
4. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
4.1. BETON:
4.1.1. Pengambilan Contoh
Pengambilan contoh beton harus dilakukan dengan cara dan dalam
jumlah yang sesuai dengan PBI ‘71.
Mengingat W/C factor yang sesuai disini adalah sekitar 0.50 - 0.55
maka pemasukan adukan ke dalam cetakan benda uji dilakukan menu-
rut pasal 4.9. ayat 3 P.B.I. 1971 tanpa menggunakan penggetar.
Pada tahap awal pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1
benda uji per 1.5 m3 volume adukan beton hingga diperoleh 20 benda
uji yang pertama sesuai dengan syarat PBI ‘71.
Pekerjaan Struktur 25
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Pekerjaan Struktur 26
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
4.4.2. Pemadatan
Beton harus dipadatkan menggunakan jarum penggetar (needle vibra-
tor) dan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak
tulangan (pembesian) dan acuan. Penggetar lain hanya dapat dipakai
bila ada persetujuan tertulis dari direksi.
Kontraktor harus menyediakan vibrator yang cukup sehingga pemadatan
beton pada waktu pengecoran dapat terjamin efisiensinya.
Pekerjaan Struktur 27
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
4.4.5. Pemompaan
Penggunaan Pompa beton dan cara penggunaannya harus disetujui
oleh direksi.
Pekerjaan Struktur 28
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
misalnya Sikadur 732, atau yang setara. Hal ini berlaku untuk perhentian
horisontal maupun vertikal.
Pekerjaan Struktur 29
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
4.8.PERAWATAN BETON
4.8.1. Umum
Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, pengaruh hujan dan
dihindarkan terjadinya proses penguapan kandungan airnya dalam
kurun waktu yang cepat.
Pekerjaan Struktur 30
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Pekerjaan Struktur 31
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
4.10.4. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus memiliki jarak
yang sesuai dengan syarat terhadap papan acuan atau lantai kerja
dengan memasang beton deking sesuai dengan SK SNI T-15-1991-03.
Tali pengikat harus dari baja lunak dan tidak disepuh seng dengan
diameter minimum 0,4mm dan telah dipijarkan terlebih dahulu.
4.10.5. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
proyek dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari pemilik.
4.10.6. Stek untuk Penyambungan Tulangan
Baja tulangan yang dipakai untuk stek harus mempunyai penampang
dan jumlah sama dengan tulangan yang disambung.
Panjang stek minimal 40 x penampang baja tulangan utama untuk
panjang penerusan. Perletakan baja stek harus dijaga agar tetap lurus
dan tidak dapat digerak-gerakkan agar tidak merusak struktur.
Stek tanam harus memakai tulangan polos BJTP 24 untuk menghindari
pembengkokan ulang pada tulangan ulir BJTD 40.
4.11. ACUAN/BEKISTING
4.11.1. Bahan
Acuan yang dipergunakan dapat dibuat dari kayu, beton, baja atau
pasangan bata diplester.
4.11.2. Perencanaan
Pemborong harus merencanakan acuan sedemikian rupa sehingga
tidak ada perubahan bentuk dan cukup kuat menampung beban-
beban sementara maupun pelaksanaan.
Perencanaan acuan dan konstruksinya harus dapat menahan beban-
beban, tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan seperti pada
“Recommended Practice for Concrete formwork" (ACI.347-68) dan
peninjauan terhadap beban angin dan lain-lain peraturan yang dikontrol
terhadap Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
Pekerjaan Struktur 32
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
4.11.3. Pemeriksaan
Pada bagian terendah (dari setiap tahap pengecoran) dari acuan kolom
atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi
dan pembersihan.
4.11.5. Ketelitian
Pemborong bertanggung jawab penuh terhadap kekuatan acuan dan
penyanggahnya serta ketelitian penempatan dan demensinya.
4.11.6. Toleransi
Toleransi dimensi untuk pemasangan acuan harus memenuhi
syarat: toleransi penampang - 0.5 + 1.0 cm
Pekerjaan Struktur 33
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
4.11.7. Pembongkaran
Pembongkaran acuan sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar
harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi dan
mengikuti pasal 5.8. dan 6.5. dari P.B.I. 1971.
Release Agent
Untuk mempermudah pembongkaran acuan, dapat digunakan "release agent".
"Release agent" yang dipakai tidak boleh memberi pengaruh buruk pada
kwalitas beton atau mempengaruhi ikatan beton antara beton dengan
material-material finishing dan harus mendapat persetujuan dari direksi.
Lantai Kerja
Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung diatas tanah,
harus dibuatkan lantai kerja dari beton dengan campuran perbandingan volume
semen : pasir : batu pecah mesin = 1 : 3 : 6.
Pekerjaan Struktur 34
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
2. MUTU BETON
2.1. Mutu beton yang dipakai adalah sebagai berikut :
Untuk semua beton struktur menggunakan K-225, tegangan tekan
karakteristik 225 kg/cm2
Untuk Plat Lantai dasar tiap luas bidang 6 x 5 m 2 dipotong dengan dilatasi
3 cm dalam jangka waktu 24 jam setelah pengecoran yang kemudian diisi
dengan joint sealant.
2.2. Kelecakan yang disyaratkan adalah sebagai berikut :
Untuk semua elemen : slump antara 100 s/d 120 mm
Pekerjaan Struktur 35
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Pekerjaan Struktur 36
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
7. BIAYA PENGUJIAN
Seluruh beaya pengujian bahan baik beton maupun baja tulangan menjadi
tanggungan kontraktor.
Pekerjaan Struktur 37
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
BAB VI
PERSYARATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA
1. UMUM
1.1. BAHAN
Semua bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ada
pada Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI 83),
Persyaratan Umum Untuk Pekerjaan Struktur, syarat-syarat dalam
bagian ini dan syarat-syarat khusus yang ada pada syarat-syarat ini.
Pekerjaan Struktur 38
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
2. BAJA STRUKTURAL
2.1. PENGGUNAAN AISC DAN PPBBI
Kecuali kalau diatur secara tersendiri maka semua bahan-bahan untuk
konstruksi baja harus memenuhi spesifikasi "American Institute of Steel
Construction (AISC)" dan PPBBI 1984.
2.3. PIPA
Untuk semua jenis pipa juga harus dari baja karbon yang memenuhi
persyaratan A.S.T.M. A35 type E atau S.
Pekerjaan Struktur 39
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
3.3. SEKRUP
Lapisan seng untuk produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.
4. BAHAN LAS
Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari "American Welding
Society" (AWS D1. 0-69: Code for Welding in Building Counstruction).
Pekerjaan Struktur 40
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
5.2. KETELITIAN
Pemborong wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap
semua ukuran dan dimensi yang tercantum pada gambar kerja.
6. STANDARD PENGELASAN
6.1. KESESUAIAN DENGAN GAMBAR KERJA
Pengelasan harus sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui
pengawas dan harus mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau
AISC Spesification.
Pekerjaan Struktur 41
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
6.4. KEBERSIHAN
Bagian konstruksi yang akan di las harus dibersihkan dari bekas- bekas
cat, karat, lemak, kerak-kerak dan kotoran-kotoran lainnya.
Pekerjaan Struktur 42
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
7. LUBANG-LUBANG BAUT
Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan
dengan alat bor.
8. SAMBUNGAN
Untuk sambungan komponen konstruksi yang tidak dapat dihindarkan,
berlaku ketentuan hanya diperkenankan maksimal satu sambungan dan
dilaksanakan dengan las tumpul/full penetration atau but weld.
10. PENGECATAN
10.1. UMUM
Semua bahan konstruksi baja harus dilapis cat, kecuali baja yang
akan ditanam di dalam beton tidak boleh di cat.
Pekerjaan Struktur 43
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
11. GROUTING
Dibagian bawah dari base plate harus digrout dengan bahan setara
"Master Flow 713 Grout", dengan tebal minimum 2.5 cm. Cara pemakaian
harus sesuia spesifikasi pabrik.
Pekerjaan Struktur 44
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Pekerjaan Struktur 45
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
13. TOLERANSI
13.1. KOLOM
Penyimpangan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/500
dari tinggi vertikal kolom.
13.2. KESELURUHAN
Toleransi keseluruhan tidak boleh lebih dari L/1000 untuk semua
komponen.
Pekerjaan Struktur 46
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
15.2. TEST
Bila tidak ada "Certificate Test", atau mutu bahan diragukan oleh MK,
pemborong atas biaya sendiri harus melakukan pengujian atas baja
profil, baut, kawat las di laboratorium yang ditunjuk/disetujui oleh MK.
16.2. ULTRASONIK
Pemeriksaan dengan "Ultrasonic" sesuai dengan lampiran C dari AWS D
1.0 atau persyaratan ASTM E114 - 75 : Ultrasonic Contact Method :
E164 - 74 : Ultrasonic Examination or Weldmends: E273 - 68 : Ultrasonic
Inspection of Longitudinal and Spiral Welds of Welded Pipe ad Tubing
(1974).
Pekerjaan Struktur 47
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
16.6. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan visuil mutu pengelasan dilakukan ketika pelaksanaan
pengelasan berlangsung dan setelah tahap pekerjaan diselesaikan.
Bagian pengelasan yang telah diselesaikan, harus disikat dengan sikat
kawat sampai bersih sebelum MK melakukan pemeriksaannya.
MK akan memberikan perhatian pada permukaan yang pecah-pecah,
poros,masuknya kerak-kerak las pada permukaan, potongan bawah,
lewatan/overlap, kantong udara dan ukuran las. Pengelasan yang dinilai
rusak harus diperbaiki kembali sesuai dengan persyaratan AWS.D 1.0.
Pekerjaan Struktur 48