Anda di halaman 1dari 84

RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

BAB VI
SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pasal I
PENDAHULUAN
I. PETUNJUK UMUM
1. Sifat Pekerjaan
Dalam pelaksanaan proyek Pembangunan Taman Lalu Lintas Kota Balikpapan ini, hal-
hal yang perlu diperhatikan adalah memperhatikan komponen-komponen struktur yang
sudah ada, supaya pada waktu pelaksanaannya tidak merusak struktur atau komponen
yang sudah ada (seperti : instalasi air, instalasi listrik dan lain-lain). Areal pekerjaan
yang disebut di atas sesuai yang tertera dalam gambar rencana ataupun sesuai
instruksi Engineer.
2. Persyaratan
Dengan sifat atau kondisi di atas, meskipun secara teknis merupakan bangunan
konstruksi biasa, pada dasarnya pengkonstruksian gedung Puskesmas ini secara
keseluruhan memerlukan satu karakter kerja yang mampu mencakup hal-hal sebagai
berikut :
• Penguasaan sistematika bangunan secara lengkap
• Perencanaan dan persiapan rencana kerja yang mantap
• Koordinasi dan pengkoordinasian kerja yang rapid an terintegrasi
• Konsistensi ketelitian dan kecermatan yang senantiasa terjaga, melalui mekanisme
periksa dan diperiksa ulang (check and recheck) yang tidak terputus-putus.

II. PENGERTIAN DASAR


1. Kecuali ditentukan lain, kata-kata tersebut dibawah ini mempunyai arti sebagai berikut :
a. “Konsultan”, berarti Perusahaan/Badan atau perorangan yang ditunjuk oleh Pemilik
Proyek untuk melakukan perencanaan pada proyek ini, khususnya dalam hal ini
adalah Perencana Konstruksi.
b. “Engineer”, berarti Perusahaan/Badan atau perorangan yang ditunjuk oleh Pemilik
Proyek untuk melakukan pengawasan atau menjadi Management Konstruksi untuk
pekerjaan pembangunan proyek ini.

1
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

c. “Alat-alat Pelaksanaan”, berarti semua peralatan atau perlengkapan yang


dibutuhkan dalam pembangunan, penyelesaian ataupun pemeliharaan pekerjaan
atau pekerjaan sementara, akan tetapi tidak termasuk material ataupun barang-
barang lainnya yang dipergunakan untuk membentuk pekerjaan atau sebagian dari
pekerjaan tetap.
d. “Pekerjan Sementara”, berarti semua pekerjaan yang dibangun untuk sementara
dalam keperluan menunjang pelaksanaan pembangunan, penyelesaian dan
pemeliharaan pekerjaan.
2. Tercakup dalam pengertian pekerjaan struktur disini, adalah meliputi pembangunan,
penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan dan penyediaan tenaga kerja, material, alat-
alat pelaksanaan, pekerjaan sementara dan segala sesuatu yang permanen atau
temporer diperlukan dalam pembangunan, penyelesaian dan pemeliharaan ditentukan
dalam kontrak.
3. Pengertian penentuan perhitungan pengukuran dan pembayaran pada spesifikasi teknis
ini adalah untuk penilaian prestasi, yang mana tentunya berlaku bila tidak ditentukan
lain pada Kontrak.

III. ACUAN PENGENDALIAN SELURUH PEKERJAAN


1. Seluruh pelaksanaan pembangunan proyek ini harus mengacu pada standart dan
peraturan sebagai berikut :
a. Peraturan-peraturan standart stempat yang biasa dipakai.
b. Peraturan Semen Portland Indonesia, 1972, NI-8.
c. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
d. Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborongan Pekerjaan Umum
(AV) No. 9, tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara no. 1457.
e. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
Perencana/M.K.
f. Standart Normalisasi Jerman (DIN).
g. American Society For Testing and Materials (ASTM).
Dan peraturan-peraturan lain yang berlaku dan disyaratkan berdasarkan normalisasi di
Indonesia yang tercantum di atas, serta mendapat persetujuan Perencana dan
Pengawas.
2. Kontraktor harus melaksanakan seluruh pekerjaan menurut dokumen kontrak, instruksi-
instruksi tertulis dari Perencana.

2
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

3. Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor pada setiap
saat, kelalaian Perencana dalam pengontrolan/pengawasan terhadap kesalahan yang
dilakukan Kontraktor, Kontraktor tetap bertanggung jawab untuk memperbaiki sampai
dengan disetujui Perencana dengan seluruh biaya ditanggung Kontraktor.
4. Pekerjaan yang tidak memenuhi syarat-syarat pelaksanaan (spesifikasi) atau gambar-
gambar dan instruksi tertulis dari Perencana atau Pengawas harus diperbaiki dengan
semua biaya yang diperlukan untuk menjadi tanggung jawab Kontraktor,
5. Semua bahan yang akan dipakai atau digunakan untuk proyek ini harus mendapat
persetujuan dari Perencana.
6. Ukuran yang tertera dan tertulis pada gambar dan spesifikasi ini adalah ukuran jadi,
bukan ukuran bahan baku.
7. Apabila terdapat perbedaan antara gambar dengan spesifikasi ini maka, Kontraktor
wajib melaporkannya dengan tertulis kepada Perencana untuk dibuatkan putusannya.
Kontraktor tidak diperkenankan mengambil keputusan sendiri.

Pasal II
PEKERJAAN PERSIAPAN LAPANGAN
I. Umum
Sebelum melakukan pelaksanaan ditempat pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan
lapangan dari tanaman, akar-akar tumbuhan, puing-puing, bekas-bekas bangunan dan
pondasinya, serta material lain yang tidak digunakan. Areal pekerjaan yang disebut diatas
termasuk areal untuk kantor lapangan, akomodasi, alat-alat bantu sementara, sebagai
tertera dalam gambar rencana ataupun sesuai instruksi Engineer.

II. C l e a r i n g
a. Pekerjaan clearing ini termasuk antaranya pemotongan tanaman / tumbuh-tumbuhan
sampai dengan akar-akarnya di dalam areal proyek, termasuk juga pembuangan semua
bekas dan sampahnya.
b. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, batu, dan benda-benda lain yang dapat
mengganggu kegiatan pelaksanaan pembangunan proyek, harus dibongkar dan
dibuang. Kecuali hal-hal yang dijelaskan dalam gambar harus dibiarkan tetap.
Perlindungan harus diberikan kepada hal-hal seperti itu.

3
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

c. Bila dijumpai pipa-pipa saluran yang sudah tidak dipergunakan lagi, maka pipa-pipa tadi
sedapat mungkin dibongkar, dan bila tidak mungkin harus harus disumbat, yang
kesemua langkah ini harus sepengetahuan dan seijin Engineer. Sedangkan bila
dijumpai instalasi-instalasi yang masih berfungsi seperti pipa air minum, pipa gas,
jaringan listrik, jaringan telepon dll, maka kontraktor wajib secepatnya melaporkan hal
tersebut kepada Engineer dan pihak berwenang lainnya untuk mendapat petunjuk-
petunjuk lebih lanjut dalam menanganinya.
d. Pelaksanaan pekerjaan pembongkaran tersebut haruslah sedemikian rupa sehingga
menjamin barang-barang berharga yang berada di lapangan tidak rusak. Bila terjadi
kerusakan maka biaya reparasi ditanggung oleh pihak kontraktor.
e. Pemindahan semua material-material akibat pembongkaran puing-puing dan semua
yang merintangi pekerjaan, harus menuruti dan tunduk pada peraturan pemerintah.

Pasal III
SETTING OUT

(1) Lokasi proyek ini telah disurvey / diukur oleh pihak Pemilik Proyek dengan hasil
sebagaimana tertera dalam gambar Rencana yang diberikan kepada Kontraktor pada
saat pemberian surat Perintah Kerja.
(2) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran ulang untuk
mencocokkan areal proyek dengan apa yang tertera pada gambar rencana. Survey
ulang tadi harus mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Posisi patok-patok dilapangan, jarak horisontal dan perbedaan tinggi antara tiap
patok.
b. Bangunan konstruksi-konstruksi lain, dan benda-benda yang berada dalam daerah
proyek, bentuk denah tanah (land configuration), dan hal lain yang perlu.
(3) Kontraktor wajib memberi report tertulis tentang hasil survey ulang yang dilakukannya.
Bila terjadi perbedaan-perbedaan, maka semua perbedaan tadi wajib dilaporkan kepada
Engineer untuk menentukan langkah selanjutnya, sedang peng-koreksian gambar
pengukuran harus dilakukan oleh kontraktor dengan diperiksa dan disetujui Engineer.
(4) Sebagai patokan dasar dari ketinggian lantai bangunan, maka peil Arsitektur untuk
lantai dasar ditentukan ketinggiannya adalah +/- 000 cm dari tanah dasar.

4
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

(5) Posisi, ketinggian, dan letak bangunan harus sesuai dengan gambar rencana, dengan
tidak ada bagian yang menyimpang dari posisi dan poros-poros bangunan.
(6) Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan ukuran tersebut dan selalu harus
berkonsultasi dengan Engineer untuk mendapatkan persetujuannya.

III. MEMBUAT SEROBONG KERJA DAN PENYIMPANAN MATERIAL

Untuk lebih memudahkan dalam proses pelaksanaan proyek ini hal yang perlu dipikirkan
adalah penempatan material maupun kantor sementara untuk Pelaksana. HaL ini perlu
agar bongkar muat material untuk pelaksanaan proyek dapat dilakukan dengan mudah
dan sebisa mungkin tempat kerja sementara maupun tempat penyimpanan material tidak
mengganggu aktifitas kerja kantor yang dibangun, dan yang paling penting mempercepat
kerja.
(1) Ukuran luas kantor Kontraktor dan pekerja dibangun secukupnya disesuaikan dengan
kebutuhan jumlah orang dan alat kerja yang ada. Dan mendapat persetujuan direksi di
lapangan.
(2) Khusus untuk tempat simpan material seperti pasir, kerikil harus dibuatkan kotak
simpan di pagar dinding agar masing-masing bahan tidak tercampur. Dan untuk bahan
bakar diletakkan ditempat yang jauh dan aman dari bahaya kebakaran dengan tidak
mengabaikan keamanan dan kebersihan lokasi penyimpanan. Semua penempatan
bahan-bahan tersebut juga harus mendapat persetujuan direksi di lapangan.

IV. PENYEDIAAN AIR DAN LISTRIK KERJA

(1) Air untuk bekerja harus disediakan oleh kontraktor, baik yang diambil dari PDAM atau
lainnya, air harus bersih dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya dengan
dibuktikan melalui pemeriksaan laboratorium.
(2) Reservoir/bak air untuk kerja, berukuran minimal 4 ms dan senantiasa terisi penuh.
(3) Listrik untuk bekerja harus disediakan kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan, dengan daya secukupnya
ataupun penggunaan genset diesel, harus mendapat persetujuan dari direksi di
lapangan.

5
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

V. PEKERJAAN BONGKARAN

(1) Sebelum pekerjaan bongkaran dilaksanakan pelaksana harus benar-benar


memperhatikan gambar rencana renovasi yang telah ada, agar tidak terjadi kesalahan
bongkaran ruang yang akan direnovasi.
(2) Bila dalam pekerjaan pembongkaran dijumpai pipa-pipa saluran yang sudah tidak
dipergunakan lagi, maka pipa-pipa tadi sedapat mungkin dibongkar, dan bila tidak
mungkin harus harus disumbat, yang kesemua langkah ini harus sepengetahuan dan
seijin Engineer. Sedangkan bila dijumpai instalasi-instalasi yang masih berfungsi
seperti pipa air minum, pipa gas, jaringan listrik, jaringan telepon dll, maka kontraktor
wajib secepatnya melaporkan hal tersebut kepada Engineer dan pihak berwenang
lainnya untuk mendapat petunjuk-petunjuk lebih lanjut dalam menanganinya.
(3) Pelaksanaan pekerjaan pembongkaran tersebut haruslah sedemikian rupa sehingga
menjamin barang-barang berharga yang berada di ruang yang akan di reovasi tidak
rusak. Bila terjadi kerusakan maka biaya reparasi ditanggung oleh pihak kontraktor.

Pasal IV
PEKERJAAN TANAH

I. PEKERJAAN GALIAN
Sebelum Pekerjaan galian dilakukan, seluruh areal yang akan dipakai untuk tempat kerja
harus dibersihkan dari pohon, tanggul kayu, semak, bekas-bekas bangunan, dan benda-
benda yang tidak diperlukan sebelum memulai pekerjaan.
Kontraktor harus memeriksa dengan teliti mengenai posisi bangunan untuk mengamankan
patok-patok sumbu bangunan sebelum memulai pekerjaan pondasi khususnya penentuan
patok-patok untuk galian pondasi.
(1) Semua penggalian pondasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
(a) Penggalian biasa
Penggalian biasa adalah penggalian pada jenis-jenis tanah seperti tanah liat, lanau,
pasir, campuran tanah dengan koral atau batu yang agak besar (boulders), tetapi
bukan tipe rock atau weathered rock.

6
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

(b) Penggalian pada Weathered Rock (batuan pelapukan)


Penggalian pada weathered rock adalah penggalian pada semua material yang
memerlukan penghancuran terlebih dahulu, dengan alat berat atau alat pemecah
khusus lainnya, untuk dapat dilakukan penggalian dengan effisien.
(c) Penggalian pada Rock
Penggalian pada rock adalah penggalian pada material yang tidak dapat digali
tanpa melakukan peledakan (blasting) untuk memecah dan menghaluskan batuan
tadi (rock foundation atau rock fragment).
Khusus untuk proyek ini, semua jenis penggalian adalah termasuk type (a).
(2) Penggalian harus dilakukan dengan teliti sesuai gambar dan syarat-syarat yang sudah
ditentukan, baik mengenai kedalaman atau pun dimensinya harus sesuai dengan
gambar rencana yang disetujui Engineer. Lubang galian harus digali dengan kemiringan
yang seperlunya untuk keperluan stabilitas lereng galian, atau ditentukan lain oleh
Engineer.
(3) Penggalian pada kedalaman dibawah muka air tanah, harus dilakukan dengan bantuan
turap-turap kayu atau besi untuk menjaga kemungkinan longsornya dinding galian.
Harga satuan untuk penggalian jenis ini harus sudah termasuk semua material, upah,
dan semua biaya untuk penurapan, pompa dll.
(4) Semua ukuran-ukuran dan dasar galian harus diselesaikan dengan teliti hingga
mencapai ukuran-ukuran, ketinggian-ketinggian, dan kemiringan-kemiringan yang
direncanakan.
(5) Permukaan dasar galian pondasi harus bersih dan bebas dari material-material yang
dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan tanah dalam mendukung beban yang
direncanakan. Kondisi dari dasar galian ini, bila dianggap perlu harus diperiksa oleh
Engineer.
(6) Semua perubahan volume dalam pekerjaan penggalian pondasi yang diakibatkan
modifikasi rencana pondasi, dapat mempengaruhi jumlah nilai pekerjaan untuk
pekerjaan-pekerjaan galian, beton, bekisting, dan urugan kembali, tetap didasarkan
pada harga satuan pekerjaan yang tercantum dalam Bill of Quantities.
(7) Bila kondisi tanah pada kedalaman rencana ternyata tidak baik dari segi daya dukung
tanah, Engineer dapat memerintahkan penggalian diteruskan atau memperbaiki kondisi
tanah tadi dengan batu pecah atau lapisan koral tebal 15 cm yang dipadatkan dengan
baik.

7
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

(8) Bila Kontraktor melakukan penggalian pondasi melebihi kedalaman rencana atau
ukuran lebar yang melebihi ukuran rencana, maka terhadap dasar galian pondasi
ataupun dinding galian pondasi harus dilakukan langkah perbaikan dengan lapisan
gravel seperti tersebut di atas atau memperbesar dimensinya, dengan beban biaya
Kontraktor sendiri.

II. URUGAN
(1) Seluruh pengurugan dan pemadatan harus dibawah pengawasan Engineer, yang harus
menyetujui seluruh bahan pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Engineer juga akan
mempersiapkan macam-macam test yang diperlukan sesuai standart ASTM dibawah
pengawasan seorang ahli atau laboratorium Mekanika Tanah yang ditunjuk. Kontraktor
tidak diperkenankan melakukan pengurugan tanpa seijin dari Engineer.
(2) Kecuali ditentukan lain oleh Engineer, urugan kembali dari galian pondasi baru dapat
dimulai paling cepat 48 jam setelah pembongkaran bekisting beton pondasi selesai
dilakukan.
(3) Material untuk urugan kembali bekas galian pondasi harus bermutu baik untuk bahan
urugan, yang didapat dari bekas galian itu sendiri ataupun mendatangkan dari tempat
lain yang kesemuanya harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Engineer.
Urugan harus dilakukan dengan lapis demi lapis yang dipadatkan dengan baik, dan
tebal lapisan maximum 30 cm. Pemadatan harus dilakukan dengan menggunakan
peralatan mekanis yang disetujui Engineer, dengan pemadatan minimumnya mencapai
nilai 90 % standart proctor.
(4) Kontraktor harus memperhatikan secara benar peil rencana urugan sesuai dengan
gambar rencana.
III. PEMADATAN
(1) Untuk mendapatkan hasil pemadatan sebesar 90 % Standart Proctor maka perlu
disediakan alat-alat percobaan :
a. Speedy moisture test
b. Cone penetrometer
Pengambilan sampel pada setiap jarak 10 (sepuluh) meter dengan jumlah minimal 2 (dua)
buah.

IV. PEMBUANGAN, MENDATANGKAN MATERIAL, DAN DRAINASE


(1) Material yang dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagai bahan urugan, harus segera
dibuang ke luar sesuai pengarahan Engineer.

8
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

(2) Kelebihan material bekas galian setelah pengurugan kembali, harus diratakan dengan
mengaturnya secara baik sekitar pondasi. Sedangkan kelebihan material yang
didatangkan untuk urugan kembali harus dikeluarkan dari daerah tersebut atas biaya
Kontraktor sendiri.
(3) Kontraktor diwajibkan membuat saluran darurat selama pelaksanaan pekerjaan untuk
mengalirkan air dari lokasi proyek dengan tidak mengganggu lingkungannya setempat,
sesuai gambar rencana ataupun sebagaimana diinstruksikan oleh Engineer.

V. PEKERJAAN PANCANG ULIN


5.1 Pondasi dengan tiang pancang ulin.

5.1.1 Umum

Pasal ini mencakup pemancangan yang dikerjakan sesuai gambar dengan uraian dan
syarat-syarat.

5.1.2 Material / bahan

a. Material yang digunakan adalah kayu ulin dengan dimensi 10x10 cm dan panjang 4
meter.
a. Kayu ulin harus cukup tua dan lurus.
b. Direksi/Konsultan Pengawas berhak untuk menolak kayu ulin yang dianggap tidak
memenuhi syarat.

5.1.3 Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan pemancangan kayu ulin, kontraktor wajib
menyerahkan proposal prosedur pelaksanaan pekerjaan pemancangan kayu ulin
kepada konsultan dan pengawas lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
b. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga yang cukup ahli dan berpengalaman
dibidang tersebut.
c. Kontraktor harus melaksanakan pengukuran dan level lapangan untuk mendapatkan
titik-titik pancang ulin.
d. Pemancangan harus menggunakan penumbuk pancang yang berat minimal 40 kg
dan tinggi jatuh hamper rata-rata 0,5 meter.
c. Bagian paku yang ditumbuk hammer harus dilindungi dengan helm/topi besi/ring besi
agar permukaan tidak pecah.
d. batang kayu ulin harus tegak lurus masuk kedalam tanah.
e. Kedalaman pemancangan harus sesuai dengan gambar rencana.

9
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

f. Berita acara pelaksanaan pemancangan (kalendering) harus dilaksanakan


pencatatannya dengan seksama dan ditanda tangani oleh kontraktor dan disetujui
oleh engineer. Adapun data-data yang harus termasuk dalam pencatatan tersebut
adalah :
• Posisi Pancang Ulin
• Peil tanah dimana pile berada terhadap patok tetap.
• Dalamnya pemancangan (Pilling Depth) terhadap patok tetap
• Tingkat akhir pemancangan (Final Set per Blow)
• Deskripsi mengenai pancang
• Hambatan-hambatan yang ada selama pemancangan
• Waktu dan lama pelaksanaan
g. Apabila final set pengakhiran pemancangan belum tercapai, sedang kepala pile
sudah mendekati atau masuk permukaan tanah, maka Kontraktor harus meneruskan
pemancangan pile ini dengan Dolly sampai final set yang ditentukan tercapai.
5.1.4 Hambatan-hambatan
Segala hambatan dalam pemancangan kayu ulin ke dalam lapisan tanah harus
sudah diperhitungkan oleh Kontraktor baik dalam teknik pelaksanaan maupun biayanya.
a. Pembersihan Lapangan
Kontraktor harus membersihkan lapangan dari segala kotoran-kotoran, sisa
pemancangan dan lain-lain yang tertinggal dalam pelaksanaan pekerjaan.
b. Garansi Pelaksanaan
Penyimpangan dari ketentuan dalam spesifikasi ini tidak diperkenankan, segala
akibat dari penyimpanganyang timbul akibatnya akan menjadi tanggung jawab dari
kontraktor termasuk biaya-biaya perbaikkan yang diperlukan atas keputusan
Konsultan.

Pasal V
PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON

I. LINGKUP PEKERJAAN
1.1 Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan baik dan sempurna.
1.2 Pekerjaan ini meliputi pekerjaan konstruksi beton.

10
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

II. PERSYARATAN BAHAN


1. STANDARDS
Semua ketentuan baik mengenai material maupun metode pemasangan dan juga
pelaksanaan pekerjaan beton harus mengikuti semua ketentuan dalam SK-SNI T-15-
1991-03, terkecuali bila dinyatakan atau diinstruksikan lain oleh Engineer. Bila terdapat
hal-hal yang tidak tercakup dalam Peraturan tadi, maka ketentuan-ketentuan berikut ini
dapat dipakai dengan terlebih dahulu memberitahukan dan memintakan ijin dari
Engineer. Adapun ketentuan-ketentuan tadi adalah sebagai berikut :
ASTM C 150 Portland Cement
ASTM C 33 Concrete
Agregates
ASTM C 494 Chemical Admixtures for Concrete
ASTM A 615 Deformad and Plain Reinforcing Bars for Concrete Reinforcement
ASTM A 185 Welded Steel Wire Fabric for Concrete Reinforcement

2. SEMEN
(a) Kecuali ditentukan lain oleh Engineer, semen yang digunakan adalah semen Type I
sesuai ASTM C 150, dan segala sesuatunya harus mengikuti ketentuan SK-SNI T-
15-1991-03. Semen yang digunakan harus merupakan produk dari satu pabrik yang
telah mendapat persetujuan Engineer terlebih dahulu.
(b) Kontraktor harus menunjukkan sertifikat dari produsen untuk setiap pengiriman
semen, yang menunjukkan bahwa produk tadi telah memenuhi sesuatu test
standard yang lazim digunakan untuk material itu.
(c) Engineer berhak untuk memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada setiap
waktu sebelum dipergunakan dan dapat menyatakan untuk menerima atau tidak
semen-semen tersebut.
(d) Kontraktor harus menyediakan tempat/gudang penyimpanan semen pada tempat-
tempat yang baik sehingga semen-semen tersebut senantiasa terlindung dari
kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak, terutama sekali lantai tempat
penyimpanan tadi harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah.
(e) Semen dalam kantung-kantung semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari dua
meter. Tiap-tiap penerimaan semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga
dapat dibedakan dengan penerimaan-penerimaan sebelumnya. Pengeluaran semen
harus diatur secara kronologis sesuai dengan penerimaan. Kantung-kantung semen
yang kosong harus segera dikeluarkan dari lapangan.

11
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

12
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

(f) Kontraktor harus mengambil pengelola gudang yang cakap, yang mengawasi
gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok dari
penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.
Tindasan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Engineer bila dikehendaki,
yaitu jumlah semen yang digunakan selama hari itu ditiap bagian kerja.

3. AIR UNTUK ADUKAN

(a) Air yang digunakan untuk bahan adukan beton, adukan pemasangan dan grouting,
bahan pencuci agregat, dan untuk curing beton, harus air tawar yang bersih dari
bahan-bahan yang berbahaya bagi penggunaannya seperti minyak, alkali, sulfat,
bahan organis, garam, silt (lanau), Kadar Silt (lanau) yang terkandung dalam air
tidak boleh lebih dari 2 % dalam perbandingan beratnya. Kadar sulfat maximum
yang diperkenankan adalah 0.5 % atau 5 gr/lt, sedangkan kadar chloor maximum
1,5 % atau 15 gr/lt.
(b) Kontraktor tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa, sumber air yang
berlumpur. Tempat pengambilan harus dapat menjaga kemungkinan terbawanya
material-material yang tidak diinginkan tadi. Sedikitnya harus ada jarak vertikal 0.5
meter dari permukaan atas air kesisi tempat pengambilan tadi.
(c) Apabila diadakan perbandingan test beton antara beton yang diaduk dengan
aquadest dibandingkan dengan beton yang diaduk menggunakan air dari suatu
sumber, dan hasilnya menunjukkan indikasi ketidakpastian dalam mutu beton
walaupun telah digunakan semen yang sama telah disetujui; maka air dari sumber
tadi tidak dapat dipakai bila hasil perbandingan test tadi menunjukkan harga-harga
yang berbeda lebih kecil dari 10 persen. Test tadi dapat dibandingkan dari mutu
kekuatan, dan juga dari waktu pengerasannya. Dallam keadaan ditolak ini,
Pemborong diwajibkan mencari sumber lain yang lebih baik dan dapat diterima dan
disetujui Engineer.

4. AGREGAT HALUS (PASIR)


(a) Di dalam spesifikasi ini dipakai bermacam-macam jenis untuk pekerjaan bangunan
yang ditetapkan sebagai berikut :

13
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

1. Pasir buatan : Pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu.


2. Pasir alam : Pasir yang disediakan oleh kontraktor dari sungai atau pasir
alam yang didapat dari persetujuan Engineer.
3. Pasir paduan : Paduan pasir buatan dan pasir alam dengan perbandingan
campuran sehingga dicapai gradasi (susunan butiran) yang
dikehendaki.

(b) Semua pasir alam yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembangunan harus
disediakan oleh Kontraktor dan dapat diperoleh dari sungai atau tempat lain sumber
alam yang disetujui. Jika pasir alam didapat dari sumber-sumber yang tidak dimiliki
atau tidak dikuasai Kontraktor, Kontraktor harus mengadakan persetujuan yang
perlu dengan pemiliknya dan harus membayar semua sewa atau lain-lain biaya
yang bersangkutan dengan hal tersebut.
(c) Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai
persetujuan keseluruhan untuk semua bahan yang diambil dari alam tersebut, dan
kontraktor harus bertanggung jawab untuk kualitas satu demi satu dari bahan
sejenis yang dipakai dalam pekerjaan.
(d) Pasir untuk beton, adukan dan grouting harus merupakan pasir alam, pasir hasil
pemecahan batu dapat pula digunakan untuk mencampur agar didapat gradasi pasir
yang baik. Pasir yang dipakai harus mempunyai kadar air yang merata dan stabil,
dan harus terdiri dari butiran yang keras, padat, tidak terselaput oleh material lain.
(e) Pasir yang ditolak oleh Engineer, harus segera disingkirkan dari lapangan kerja.
Dalam membuat adukan baik untuk beton, plesteran ataupun grouting, pasir tidak
dapat digunakan sebelum mendapat persetujuan Engineer mengenai mutu dan
jumlahnya.
(f) Pasir harus bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan tanah liat, alkali, bahan-
bahan organik dan kotoran-kotoran lainnya yang merusak. Berat subtansi yang
merusak tidak boleh lebih dari 5 %.
(g) Pasir beton harus mempunyai modulus kehalusan butir sesuai dengan persyaratan
pada SK-SNI T-15-1991-03.

14
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

5. AGREGAT KASAR (KORAL)


(a) Agregat kasar untuk beton dapat berupa koral dari alam, batu pecah, atau campuran
dari keduanya. Koral yang dipakai harus mempunyai kadar air yang merata dan
stabil. Sebagaimana juga pada pasir, koral keras, padat, tidak porous, dan tidak
terselaput material lain. Dalam penggunaannya koral harus dicuci terlebih dahulu
dan diayak agar didapat gradasi sesuai yang dikehendaki, mempunyai modulus
kehalusan butir antara 6 sampai 7.5 atau bila diselidiki dengan saringan standart
harus sesuai dengan SK-SNI T-15-1991-03 dan material yang halus yaitu yang lebih
kecil dari 5 mm harus disingkirkan.
(b) Koral yang sudah tersedia tidak dapat langsung digunakan sebelum mendapat
persetujuan dari Engineer baik mengenai mutu ataupun jumlahnya.
(c) Kontraktor diwajibkan memperhatikan pengaturan komposisi material untuk adukan,
baik dengan menimbang ataupun volume, agar dapat dicapai mutu beton yang
direncanakan, memberikan kepadatan maximum, baik workability-nya, dan
memberikan kondisi watercement ratio yang minimum.

6. BAHAN PENCAMPUR (ADMIXTURES)


Penggunaan bahan admixture harus dengan harus dengan ijin tertulis dari Engineer,
dan admixtures ini harus merupakan bagian yang integral dari adukan beton yang
dibuat.

III. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1. TRANSPORTASI DAN PENIMBUNAN MATERIAL
(a) Pengangkutan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga terlindung dari
lembab dan sinar matahari. Semen harus dikirim ke lapangan dalam jumlah yang
harus mendapat ijin dari Engineer terlebih dahulu, dengan memperhatikan kemajuan
pekerjaan beton.
(b) Segera setelah tiba dilapangan, semen harus disimpan dalam tempat penyimpanan
yang kering, terlindung, bebas pengaruh cuaca, mempunyai ventilasi baik. Lantai
tempat penimbunan sedikitnya harus berada 50 cm diatas tanah. Semua
kelengkapan dari tempat penyimpanan harus mendapat persetujuan Engineer dan
memungkinkan dilakukannya pemeriksaan dengan mudah.
(c) Semen dengan type dan asal yang berbeda harus disimpan pada tempat yang
berbeda pula. Semen dalam kantung-kantung harus ditumpuk dengan tinggi
tumpukan tidak lebih dari 13 kantung untuk periode sampai dengan 30 hari, atau

15
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

tinggi tumpukan maximumnya 7 untuk periode-periode yang lebih panjang. Semen


harus secepatnya digunakan segera setelah tiba dilapangan dan pengambilannya
dari tempat penyimpanannya harus berurutan hingga dapat dihindari tersimpannya
semen secara lama. Semen yang sudah rusak atau terkena lembab harus dengan
segera disingkirkan dari lapangan.
(d) Agregat yang berbeda harus disimpan secara terpisah dengan mempertimbangkan
kemungkinan terkena kotoran.
(e) Agregat yang telah tercemar ataupun berubah gradasinya akibat transportasi, harus
disingkirkan dan diganti dengan material yang lebih baik atas biaya kontraktor.
(f) Baja tulangan harus disimpan sedemikian rupa sehingga dapat dihindarinya baja
tulangan mengenai tanah. Bila baja tulangan telah mengalami kemunduran dalam
mutu akibat dari karat ataupun hal-hal lain akibat transportasi atau penyimpanan,
maka baja tadi tidak dapat digunakan. Batang baja dengan mutu dan ukuran yang
berbeda harus disimpan secara terpisah dan diberi label tentang mutunya dari test
pabrik.

2. PERBANDINGAN ADUKAN
(a) Kontraktor harus bertanggung jawab atas mutu adukan beton yang di buatnya, dan
harus merencanakan perbandingan adukan agar didapatkan hasil sesuai yang
diminta dalam spesifikasi.
(b) Sedikitnya 8 minggu sebelum dimulainya pekerjaan pengecoran beton, kontraktor
mengajukan usulan komposisi adukan yang akan digunakannya pada Engineer.
Asal usul dan gradasi dari agregat, komposisi adukan, metode pengadukan yang
dipakai, metode pengecoran, harus turut diberitahukan kepada Engineer. Setelah itu
kontraktor harus mengadakan trial test (percobaan pendahuluan), dengan membuat
suatu percobaan adukan yang hasilnya dapat diketahui sebelum pelaksanaan
pekerjaan pengecoran. Test yang diadakan harus dilakukan dengan diawasi
Engineer, dan menggunakan peralatan, bahan, metode yang sesuai dengan kondisi
yang akan dipakai nantinya dalam pelaksanaan pekerjaan.
(c) Adukan percobaan harus dimodifikasi dan diulangi sampai pihak Engineer puas
dengan kenyataan bahwa material dan prosedur yang digunakan akan
menghasilkan beton dangan kekuatan dan kondisi sesuai dengan spesifikasi yang
diminta. Kekuatan dari beton yang disyaratkan harus dibuktikan dengan mengambil
kubus test untuk ditest di laboratorium; yang kesemuanya harus memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03. Tidak satupun komposisi adukan

16
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

beton yang dapat digunakan dalam pekerjaan sebelum mendapat persetujuan dari
Engineer. Untuk selanjutnya komposisi adukan beton yang digunakan harus
berdasar pada hasil adukan percobaan yang telah disetujui.
(d) Komposisi adukan dapat diubah dalam periode pelaksanaan pekerjaan oleh
Engineer dengan berdasar pada hasil test pada agregat dan test beton yang sudah
selesai dikerjakan.
(e) Penggunaan material dan komposisi adukan yang konsisten, harus diterapkan agar
tercapai hal-hal sebagai berikut :
• Kekuatan beton rencana yaitu beton K-225.
• Beton yang padat, kedap air, dan tahan terhadap pengaruh cuaca dan
lingkungan.
• Pengaruh kembang susut yang kecil.
(f) Pada penggunaan adukan beton “ready mix”, Kontraktor harus mendapat ijin lebih
dahulu dari Engineer, dengan terlebih dahulu mengajukan calon nama dan alamat
supplier untuk beton ready mix tadi. Dalam hal ini Kontraktor tetap bertanggung
jawab penuh bahwa adukan yang disupply benar-benar memenuhi syarat-syarat
dalam spesifikasi ini serta menjamin homogenitas dan kualitas yang kontinu pada
setiap pengiriman. Segala test kubus yang harus dilakukan dilapangan harus tetap
dijalankan, dan Engineer akan menolak supply beton ready mix bilamana diragukan
kualitasnya. Semua resiko dan biaya sebagai akibat dari hal tersebut di atas,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

3. T E S T I N G
(a) Testing mutu beton harus dilakukan Kontraktor dengan diawasi Engineer. Kontraktor
harus menyiapkan segalanya agar semua proses pengawasan dan pengambilan
sample dapat diawasi Engineer dengan mudah dan dapat diawasi dengan baik dan
mudah didekati selama periode proyek. Pengambilan sample harus sesuai dan
mengikuti ketentuan-ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03. Benda uji yang
dipergunakan harus berupa kubus 15 x 15 x 15 cm3, dimana cetakan untuk benda
uji ini harus terbuat dari besi sehingga bisa didapat benda uji yang sempurna.
(b) Evaluasi dari kualitas beton akan dilakukan oleh Engineer untuk dapat dinyatakan
suatu pekerjaan beton mutunya dapat memenuhi Spesifikasi, dan juga untuk
menolak pekerjaan beton yang sudah dilakukan, dan termasuk menentukan perlu
atau tidaknya merubah komposisi adukan beton.

17
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

(c) Pengujian beton yang dilakukan adalah meliputi test kekuatan (crushing test) dan
slump test. Kesemua test ini harus mengikuti ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-
03. Tentang jumlah dan waktu pelaksanaan pengambilan kubus test, selain
mengikuti ketentuan-ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03, juga harus dilakukan
bilamana ditentukan oleh Engineer demi pertimbangan kondisi pelaksanaan. Semua
hasil pemeriksaan kubus (crushing test) harus sesegera mungkin disampaikan
kepada Engineer.
(d) Slump test harus dilakukan pada setiap akan memulai pekerjaan pengecoran, dan
dilakukan sebagaimana ditentukan dalam SK-SNI T-15-1991-03. Toleransi dalam
kekentalan adukan harus dalam batas-batas sebagai berikut :

10 mm untuk nilai Slump yang ditentukan kurang dari 80 mm


5 mm untuk nilai Slump yang ditentukan 80 mm atau lebih
Nilai Slump yang disebutkan dalam 10.(4) harus dicapai dalam pelaksanaan
sesungguhnya di pelaksanaan pengecoran.

(e) Bila ternyata hasil test kubus beton menunjukkan tidak tercapainya mutu yang
disyaratkan, maka Engineer berhak untuk memerintahkan hal-hal sebagai berikut :
• Mengganti komposisi adukan untuk pekerjaan yang tersisa.
• Memperlama proses penjagaan dalam masa pengerasan beton.
• Non-destructive testing.
• Core drilling.
• Test-test lain yang dianggap relevan dengan masalahnya.
Perlu diperhatikan bahwa semua prosedur dan ketentuan-ketentuan dalam SK-SNI
T-15-1991-03 harus tetap diikuti.
(f) Apabila setelah dilakukan langkah-langkah sebagaimana disebutkan diatas, dan
ternyata mutu beton memang tetap tidak dapat memenuhi Spesifikasi, maka
Engineer berhak memerintahkan pembongkaran beton yang dinyatakan tidak
memenuhi syarat tadi sesegera mungkin.
(g) Semua biaya pengambilan sample, pemeriksaan, pembongkaran, pekerjaan
perbaikan, dan pekerjaan pembuatan kembali konstruksi beton yang dibongkar tadi,
sepenuhnya menjadi beban kontraktor.

18
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

4. PENGADUKAN
(a) Kontraktor harus menyediakan, memelihara dan menggunakan alat pengaduk
mekanis (beton mollen) yang harus selalu berada dalam kondisi baik; sehingga
dapat dihasilkan mutu adukan yang homogen. Jumlah tiap bagian dari komposisi
adukan beton harus diukur dengan teliti sebelum dimasukkan ke dalam alat
pengaduk, dan diukur dapat berdasarkan berat atau volume.
(b) Pengadukan beton harus dilakukan dengan alat pengaduk yang mempunyai
kapasitas minimum 0.2 m3 dengan waktu tidak kurang dari 1 ½ menit setelah
semua bahan adukan beton dimasukkan dengan segera, kecuali air yang dapat
dimasukkan sebagian lebih dahulu. Engineer berhak untuk memerintahkan
memperpanjang proses pengadukan bila ternyata hasil adukan yang ada gagal
menunjukkan beton yang homogen seluruhnya, dan kekentalannya tidak merata.
Adukan beton yang dihasilkan dari proses pengadukan tadi harus mempunyai
komposisi dan kekentalan yang merata untuk keseluruhannya.
(c) Air untuk pencampur adukan beton dapat diberikan sebelum dan sewaktu
pengadukan dengan kemungkinan penambahan sedikit air pada waktu proses
pengeluaraan dari adukan yang dapat dilakukan berangsur-angsur. Penambahan air
yang berlebihan yang dimaksudkan untuk menjaga kekentalan yang disyaratkan,
tidak dapat dibenarkan. Mesin pengaduk yang menunjukkan hasil yang tidak
memuaskan, harus segera diperbaiki atau diganti dengan yang baik lainnya. Pada
alat pengaduk yang ditempatkan secara sentral, atau pada mixing plants, Kontraktor
harus menyediakan sarana agar proses pengadukan dapat diawasi dengan baik dari
tempat yang tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan pengadukan. Alat pengaduk
tidak boleh digunakan untuk mengaduk adukan dengan volume yang melebihi
kapasitasnya, kecuali diinstruksikan Engineer.
(d) Alat pengaduk yang digunakan harus menunjukkan dengan jelas data-data dari
pabriknya yang menunjukkan :
• Gross volume dari ruang pengaduk.
• Maximum kecepatan pengadukan.
• Minimum dan maximum kecepatan pengadukan dengan disertai data-data
tentang ruang pengaduk, sirip pengaduk dll.
(e) Alat pengaduk (beton molen) harus benar-benar kosong dan bersih sebelum diisi
bahan-bahan untuk mengaduk beton, dan harus segera dicuci bersih setelah selesai
mengaduk pada suatu pengecoran. Pada saat memulai adukan yang pertama pada

19
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

suatu pengecoran dengan beton mollen yang sudah bersih, pengadukan yang
pertama harus mengandung koral dengan jumlah perbandingan separuh dari jumlah
perbandingan normalnya untuk menjaga adanya material halus dan semen yang
tertinggal melekat pada bagian dalam beton mollen. Juga lama pengadukan dengan
kondisi pertama ini harus dilakukan dengan sedikitnya satu menit lebih lama dari
waktu pengadukan normal.
(f) Pengadukan adukan dengan cara manual tidak diperkenankan, terkecuali untuk
suatu jumlah yang kecil sekali dan hal inipun diperkenankan setelah mendapat
persetujuan dari Engineer. Pengadukan dengan manual (hand mixing) ini harus
dilakukan pada suatu platform yang mempunyai tepi-tepi penghalang. Pada proses
pengadukan ini, bahan-bahan yang akan diaduk harus diaduk dulu secara kering
dengan sedikitnya 3 (tiga) kali pengadukan, untuk kemudian air pencampurnya
disemprotkan dengan selang air, dan setelah itu dilakukan pengadukan kembali
dengan sedikitnya 3 (tiga) kali pengadukan sampai didapat suatu adukan yang
benar-benar merata. Dalam pengadukan kembali ini kekentalannya dapat dinaikkan
dengan 10 persen, serta tidak diperkenankan melakukan pengadukan dengan cara
ini untuk suatu jumlah yang lebih dari ½ m3 diaduk sekaligus.

5. TRANSPORTASI

(a) Adukan beton dari tempat pengaduk harus secepatnya diangkut ketempat
pengecoran dengan cara yang sepraktis mungkin yang metodenya harus mendapat
persetujuan Engineer terlebih dahulu. Methode yang dipakai harus menjaga jangan
sampai terjadi pemisahan bahan-bahan campuran beton (segregation), kehilangan
unsur-unsur betonnya, dan harus dapat menjaga tidak timbulnya hal-hal negatif
yang diakibatkan naiknya temperatur ataupun berubahnya kadar air pada adukan.
Adukan yang diangkut harus segera dituangkan pada formwork (bekisting) yang
sedekat mungkin dengan tujuan akhirnya untuk menjaga pengangkutan lebih lanjut;
serta pula penuangan adukan tidak boleh dengan menjatuh bebaskan adukan
dengan tinggi jetuh lebih dari satu meter.
(b) Alat-alat yang digunakan untuk mengangkut adukan beton harus terbuat dari metal,
permukaannya halus dan kedap air.
(c) Adukan beton harus sampai ditempat dituangkan dengan kondisi benar-benar
merata (homogen). Slump test yang dilakukan untuk sample yang diambil pada saat

20
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

adukan dituangkan ke bekisting, harus tidak melewati batas-batas toleransi yang


ditentukan pada pasal 10.(4)

6. PENGECORAN
(a) Sebelum adukan beton dituangkan pada acuannya, kondisi permukaan dalam dari
bekisting atau tempat beton dicorkan harus benar-benar bersih dari segala macam
kotoran. Semua bekas-bekas beton yang tercecer pada baja tulangan dan bagian
dalam bekisting harus dengan segera dibersihkan.
(b) Juga air tergenang pada acuan beton atau pada tempat beton akan dicorkan harus
segera dihilangkan. Aliran air yang dapat mengalir ketempat beton dicor, harus
dicegah dengan mengadakan drainage yang baik atau dengan metode lain yang
disetujui Engineer, untuk mencegah jangan sampai beton yang baru dicor menjadi
terkikis pada saat atau setelah proses pengecoran.
(c) Pengecoran tidak boleh dimulai sebelum kondisi bekisting, tempat beton dicor,
kondisi permukaan beton yang berbatasan dengandaerah yang akan dicor, dan juga
keadaan pembesian selesai diperiksa dan disetujui oleh Engineer. Setelah diperiksa
dan disetujui Engineer, maka pekerjaan yang dapat dilakukan hanyalah pekerjaan
dalam atau terhadap bekisting sampai selesainya pengecoran beton pada daerah
yang telah disetujui; terkecuali dengan seijin Engineer.
(d) Pada tiap pengecoran, Kontraktor diwajibkan menempatkan seorang tenaga
pelaksananya yang berpengalaman baik dalam pekerjaan beton, dan pelaksana ini
harus hadir, mengawasi, dan bertanggung jawab atas pekerjaan pengecoran.
Sedang semua pekerjaan pengecoran harus dilakukan oleh tenaga-tenaga pekerja
yang terlatih, yang jumlahnya harus mencukupi untuk menangani pekerjaan
pengecoran yang dilakukan.
(e) Tidak diperkenankan melakukan pengecoran untuk suatu bagian dari pekerjaan
beton yang bersifat permanen tanpa dihadiri Engineer atau wakil dari Engineer
(inspector).
(f) Kontraktor harus mengatur kecepatan kerja dalam menyalurkan adukan beton agar
didapat suatu rangkaian kecepatan baik mengangkut, meratakan, dan memadatkan
adukan beton dengan suatu kecepatan yang sama dan menerus.
(g) Mengencerkan adukan beton yang sudah diangkut sama sekali tidak
diperkenankan. Adukan beton yang sudah terlanjur agak mengeras tapi belum
dicorkan, harus segera dibuang.

21
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

(h) Seluruh pekerjaan pengecoran beton harus diselesaikan segera sebelum adukan
betonnya mulai mengeras. Dan segala langkah perlindungan harus segera
dilakukan terhadap beton yang baru dicor, dimulai saat-saat beton belum mengeras.
(i) Dalam hal terjadi kerusakan alat pada saat pengecoran, atau dalam hal
pelaksanaan suatu pengecoran tidak dapat dilaksanakan dengan menerus,
Kontraktor harus segera memadatkan adukan yang sudah dicorkan sampai suatu
batas tertentu dengan kemiringan yang merata dan stabil saat beton masih dalam
keadaan plastis. Bidang pengakhiran ini harus dalam keadaan bersih dan harus
dijaga agar berada dalam keadaan lembab sebagaimana juga pada kondisi untuk
construction joint, sebelum nantinya dituangkan adukan yang masih baru. Bila
terjadi penyetopan pekerjaan pengecoran yang lebih lama dari satu jam, pekerjaan
harus ditangguhkan sampai suatu keadaan dimana beton sudah dinyatakan mulai
mengeras yang ditentukan oleh pihak Engineer.
(j) Beton yang baru selesai dicor, harus dilindungi terhadap rusak atau terganggu
akibat sinar matahari ataupun hujan. Juga air yang mungkin mengganggu beton
yang sudah dicorkan harus ditanggulangi sampai suatu batas waktu yang disetujui
Engineer terhitung mulai pengecorannya. Tidak sekalipun diperkenankan melakukan
pengecoran beton dalam kondisi cuaca yang tidak baik untuk proses pengerasan
beton tanpa suatu upaya perlindungan terhadap adukan beton, hal ini bisa dalam
terjadi baik dalam keadaan cuaca yang panas sekali, atau dalam keadaan hujan.
Perlindungan yang dilakukan untuk mencegah hal-hal ini harus mendapat
persetujuan Engineer.

7. PEMADATAN DAN ADUKAN BETON


(a) Adukan beton harus dipadatkan hingga mencapai kepadatan yang maximum
sehingga didapat beton yang terhindar dari rongga-rongga yang timbul antara celah-
celah koral, gelembung udara, dan adukan tadi harus benar-benar memenuhi ruang
yang dicor dan menyelimuti seluruh benda yang seharusnya tertanam dalam beton.
Selama proses pengecoran, adukan beton harus dipadatkan dengan menggunakan
vibrator yang mencukupi keperluan pekerjaan pengecoran yang dilakukan.
Kekentalan adukan beton dan lama proses pemadatan harus diatur sedemikian rupa
agar dicapai beton yang bebas dari rongga, pemisahan unsur-unsur pembentuk
beton.

22
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

(b) Beton yang sedang mengeras harus selalu dibasahi mulai dari selesai pengecoran
dengan sedikitnya selama 2 (dua) hari. Pembasahan harus dilakukan dengan
menutup permukaan beton dengan kain atau material lain yang basah agar tetap
lembab. Air yang digunakan untuk keperluan ini harus sama mutunya dengan air
untuk bahan adukan beton.

8. PERBAIKAN BETON
(a) Segera setelah bekisting dibuka, kondisi beton harus diperiksa Engineer. Bila
dianggap oleh Engineer perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan atau
pembongkaran, maka langkah tadi harus sepenuhnya dikerjakan atas beban biaya
Kontraktor.
(b) Langkah-langkah perbaikan beton harus dilakukan oleh tenaga yang benar-benar
ahli. Hal-hal yang perlu diperbaiki antara lain yang menyangkut hal-hal yang kurang
baik pada permukaan beton terutama untuk kebutuhan finishing. Kecuali dinyatakan
lain, maka pelaksanaan pekerjaan perbaikan ini harus diselesaikan dalam waktu 24
jam semenjak pembukaan bekisting. Tonjolan di permukaan beton harus
dihilangkan.
(c) Kondisi beton yang ternyata rusak akibat adanya rongga yang membahayakan dan
permukaan cekung yang berlebihan, dapat mengakibatkan perintah dibongkarnya
beton tadi untuk kemudian dilakukan pembersihan dan pengecoran ulang. Batas-
batas daerah yang harus dibongkar tadi akan ditentukan oleh pihak Engineer, begitu
juga langkah pengecoran dan material yang akan digunakan.

9. J O I N T S
(a) Lokasi dan type dari construction joints harus sesuai dengan pada gambar rencana
atau sebagaimana ditentukan Engineer. Penambahan construction joint yang
dikehendaki Kontraktor demi pertimbangan pelaksanaan, harus mendapat
persetujuan Engineer terlebih dahulu. Penentuan letak joint tadi harus
memperhatikan pola gaya-gaya yang bekerja ataupun untuk menghindari terjadinya
retak.
(b) Pengecoran beton harus dilakukan secara menerus tanpa berhenti. Bila terjadi
penghentian dalam pengecoran pada suatu lokasi dimana pada pengecoran
nantinya, beton baru tidak akan dapat tercampur dengan beton lama, maka batas

23
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

tadi harus diperlakukan seperti construction joints, dimana permukaan construction


joints harus dikasarkan, dibersihkan dengan air hingga bersih.

Pasal VI
BEKISTING (ACUAN BETON)

I. LINGKUP PEKERJAAN
a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan begesting.

II. PERSYARATAN BAHAN


1. MATERIAL
(1) Material untuk bekisting dapat dibuat dari tripleks 9 mm, kayu, besi, atau material
lain yang disetujui oleh Engineer. Semua type material tadi bila digunakan tetap
harus memenuhi kebutuhan untuk bentuk, ukuran, kualitas dan kekuatan, sehingga
didapat hasil beton yang halus, rata, dan sesuai dimensi yang direncanakan.
(2) Bekisting yang digunakan untuk beton exposed, harus benar-benar mempunyai
permukaan yang halus.Jika digunakan bekisting multipleks, sambungan antara
tepi-tepi bekisting harus dibuat dengan diprofil hingga didapat permukaan dalam
bekisting yang benar-benar rata sesuai yang direncanakan.

III. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1. U M U M
(a) Kontraktor harus menyerahkan kepada Engineer semua perhitungan dan gambar
rencana bekistingnya untuk mendapat persetujuan bilamana diminta Engineer,
Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai. Dalam hal bekisting ini, walaupun
Engineer telah menyetujui untuk digunakannya suatu rencana bekisting dari
kontraktor, segala sesuatunya yang diakibatkan oleh bekisting tadi tetap
sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
(b) Bekisting harus benar-benar menjamin agar air yang terkandung dalam adukan
beton tidak hilang atau berkurang. Konstruksi bekisting harus cukup kaku, dengan
pengaku-pengaku (bracing) dan pengikat (ties) untuk mencegah terjadinya
pergeseran ataupun perubahan bentuk yang yang diakibatkan gaya-gaya yang

24
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

mungkin bekerja pada begetting tadi. Hubungan-hubungan antara bagian begisting


harus menggunakan alat yang memadai agar didapat bentuk dan kekakuan yang
baik. Pengikatan bagian begesting harus dilakukan horizontal dan vertical. Semua
bekisting harus direncanakan agar dalam proses pembukaan tanpa memukul atau
merusak beton. Untuk pengikatan dalam beton harus menggunakan batang besi
dan murnya.
(c) Semua material yang selesai digunakan sebagai bekisting harus dibersihkan
dengan teliti sebelum digunakan kembali, dan bekisting yang telah digunakan
berulang kali dan kondisinya sudah tidak dapat diterima Engineer, harus segera
disingkirkan untuk tidak dapat dipergunakan lagi atau bilamana mungkin diperbaiki
agar kembali sempurna kondisinya.
(d) Semua pekerjaan sudut-sudut beton, bilamana tidak dinyatakan lain dalam gambar
harus ditakik 25 mm.

2. PEMBASAHAN & MEMINYAKI BIDANG BEKISTING


(a) Bagian dalam dari bekisting besi dan kayu boleh dipoles dengan non-staining
mineral oil dengan sepengetahuan Engineer. Pelumasan tadi harus dilakukan
dengan hati-hati agar cairan tadi tidak mengenai bidang dasar pondasi dan juga
pembesian.
(b) Bekisting kayu bilamana tidak dipoles minyak seperti tersebut diatas, harus
dibasahi hingga benar-benar basah sebelum pengecoran beton.

3. PEMBONGKARAN BEKISTING
(a) Secara umum, kecuali dinyatakan lain oleh Engineer, semua bekisting harus
disingkirkan dari permukaan beton. Untuk memungkinkan tidak terganggunya
kemajuan pekerjaan dan dapat dengan segera dilakukan langkah perbaikan, bila
perlu bekisting harus secepatnya dibongkar segera setelah beton mempunyai
kekerasan dan kekuatan seperlunya. Bekisting untuk bagian atas dari bidang beton
yang miring, harus segera dibongkar setelah beton mempunyai kekakuan untuk
mencegah berubahnya bentuk permukaan beton. Bilamana diperlukan perbaikan
pada bidang atas beton yang miring, maka perbaikan tadi harus sesegera mungkin,
dan dilanjutkan dengan langkah-langkah penjagaan pada proses pengerasan beton
(curing).
(b) Pembukaan bekisting tidak diperkenankan dilakukan sebelum beton mencapai
umur sesuai daftar dibawah ini setelah pengecorannya dan sebelum beton

25
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

mengeras untuk menahan gaya-gaya yang akan ditahannya. Pembongkaran


bekisting harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah timbulnya kerusakan
pada beton. Bilamana timbul kerusakan pada beton pada saat pembongkaran
bekisting, maka langkah perbaikannya harus sesegera mungkin dilakukan.

Daftar ketentuan diperkenankannya dibuka suatu bekisting bila dihitung sejak selesai
pengecoran
• Sisi-sisi balok, dinding & kolom yang tidak dibebani 2 hari
• Plat beton (penyangga tidak dibuka) 3 hari
• Tiang-tiang penyangga plat bila plat tidak mendapat beban 14 hari
• Tiang-tiang penyangga balok yang tidak dibebani 21 hari
• Tiang-tiang penyangga cantilever 28 hari

Untuk kondisi-kondisi dimana plat dan balok yang masih ada sistim lantai diatasnya,
maka pembukaan bekisting dan penyangganya harus dengan persetujuan Engineer,
dimana dalam hal ini segala kemungkinan beban yang akan bekerja serta umur beton
yang terbebani harus ditinjau dengan teliti.

Pasal VII
PEKERJAAN BESI BETON

I. LINGKUP PEKERJAAN
a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan besi beton.

II. PERSYARATAN BAHAN


1. BAJA TULANGAN
(a) Baja tulangan harus memenuhi ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03 dengan
mutu U-39 (tegangan leleh karakteristik = 3900 kg/cm2) untuk diameter lebih besar
dari 12 mm; sedangkan untuk diameter yang lebih kecil digunakan mutu U-24
(tegangan leleh karakteristik = 2400 kg/cm2).

26
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

(b) Semua baja tulangan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
• Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak/minyak, karat, dan tidak bercacat
seperti retak dll.
• Untuk mutu U-39 harus digunakan profil baja tulangan deformed (deformed-bar).
(c) Kontraktor harus mengadakan pengujian mutu beton baja yang akan dipakai sesuai
dengan petunjuk dari Engineer. Batang percobaan diambil dengan disaksikan
Engineer sejumlah minimum 3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis baik mutu maupun
pengiriman massal atau bilamana terjadi keraguan terhadap mutu baja yang dikirim
ke proyek. Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor. Sedangkan panjang setiap benda uji adalah 100 cm.

III. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1. PERATURAN STANDART
Pemasangan besi tulangan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan dalam SK-SNI
T-15-1991-03. Besi beton harus dipasang sebagaimana pada gambar rencana atau
seperti yang diinstruksikan Engineer. Terkecuali sebagaimana yang dinyatakan pada
gambar atau diinstruksikan Engineer, pengukuran pada pemasangan besi tulangan
harus dilakukan terhadap as dari besi tulangan. Besi tulangan yang terpasang harus
sesuai ukuran, bentuk, panjang, posisi, dan banyaknya, dan akan diperiksa setelah
kondisi terpasang.

2. PEMBERSIHAN
Sebelum besi dipasang, besi beton harus dalam keadaan bersih, bebas dari karat,
kotoran lemak, atau material lain yang seharusnya tidak melekat pada besi beton tadi
dan dapat mengurangi atau menghilangkan lekatan antara beton dan besi beton. Dan
kebersihan ini harus tetap dijaga sampai proses pengecoran beton.

3. PEMBENGKOKAN
Besi beton harus dibentuk dengan teliti hingga tercapai bentuk dan dimensi sesuai
gambar rencana atau bending schedules yang disiapkan oleh Kontraktor dan disetujui
Engineer. Semua proses pembengkokan harus dilakukan dengan cara lambat, tekanan
yang konstan. Kesemua ujung-ujung pembesian harus mempunyai kait sebagaimana
ditentukan dalam SK-SNI T-15-1991-03. Pembengkokan dengan cara dipanasi hanya
dapat dibenarkan apabila telah mendapat ijin dari Engineer.

27
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

4. PELURUSAN
Besi tulangan tidak boleh dibengkokan dengan cara yang dapat menyebabkan
kerusakan pada besi beton. Besi tulangan dengan kondisi yang tidak lurus atau
dibengkok dengan tidak sesuai gambar tidak diperkenankan dipakai.

5. PEMASANGAN
(a) Besi beton harus dipasang dengan teliti agar sesuai dengan gambar rencana, dan
harus diikat dengan kuat dengan menggunakan kawat pengikat dan didudukkan
pada support dari beton atau besi ataupun dengan hanger agar posisinya tidak
berubah selama proses pemasangan dan pengecoran. Pengikat dan tumpuan dari
besi tadi tidak boleh menyentuh bidang bekisting dalam hal beton yang dicor adalah
beton exposed. Bila besi tulangan didudukan pada blok beton kecil, blok tadi harus
dibuat dari beton yang mutunya sama dengan beton rencana dan bentuknya harus
menjamin didapatnya permukaan beton yang baik.
(b) Kekakuan pada pemasangan besi beton harus menjamin agar tidak berubah
bentuk dan tempat bila pekerja berjalan atau memanjat pembesian tadi.
(c) Ujung-ujung dari kawat pengikat harus ditekuk kearah dalam beton dan tidak
diperkenankan mengarah keluar. Selama proses pengecoran beton, Kontraktor
harus menyediakan tenaga-tenaga pekerja yang khusus mengawasi dan
memperbaiki pembesian dari kemungkinan tergeser atau berubah bentuk karena
hal-hal yang mungkin timbul; dan hal-hal tadi harus cepat diperbaiki sebelum
pengecoran mencapai daerah tersebut.
(d) Pemasangan besi beton harus mengingat syarat jarak bersih antar tulangan, atau
antar tulangan dan angkur, atau antara benda-benda metal tertanam sebagaimana
yang ditentukan dalam SK-SNI T-15-1991-03.

6. SELIMUT BETON
Besi beton harus dipasang dengan minimum selimut beton (concrete cover)
sebagaimana gambar rencana atau sebagaimana ditentukan Engineer. Dalam segala
hal tebal selimut beton tidak boleh diambil kurang dari 20 mm.

28
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

7. SAMBUNGAN LEWATAN (SPLICING)


(a) Sambungan lewatan harus dibuat sesuai gambar rencana instruksi Engineer, atau
minimal mengikuti ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03.
(b) Bilamana dirasa perlu untuk melakukan sambungan lewatan pada posisi lain dari
posisi pada gambar rencana, posisi tersebut harus ditentukan oleh Engineer.
Sambungan ini tidak diperkenankan diletakkan pada lokasi tegangan yang
maximum, dan penyambungan pada besi beton yang letaknya bersebelahan agar
dilaksanakan dengan bergeser posisinya (staggered). Bilamana dikehendaki suatu
panjang yang tanpa sambungan, panjang dari batang tadi harus dibuat sepanjang
yang bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan panjang sambungan lewatan
sebagaimana ditentukan dalam SK-SNI T-15-1991-03 terkecuali ditentukan lain.

Pasal VIII
PEKERJAAN DINDING

A. Pekerjaan Dinding Batu Bata


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi
Pengawas.

2. Persyaratan bahan
a. Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk lokal dan disetujui
Direksi Pengawas. Syarat-syarat batu bata harus memenuhi ketentuan-ketentuan
dalam NI-10.
b. Batu bata yang digunakan ukuran 10 x 10 x 20 cm dengan mutu terbaik, siku dan
sama ukuran, sama warna serta disetujui Direksi Pengawas.
c. Semen portland yang digunakan harus dari satu merk produk, mutu I dan
memenuhi syarat-syarat dalam NI-8.

29
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

d. Pasir aduk harus memenuhi NI-3


e. Air untuk adukan pasangan, harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak,
asam, base serta memenuhi PUBI-1982.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang digunakan, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas minimal 3 (tiga) contoh dari hasil
produk yang berlainan untuk mendapatkan persetujuannya.
b. Seluruh dinding dari pasangan batu menggunakan adukan 1pc : 4 pasir pasang,
kecuali pasangan batu bata semen raam.
c. Untuk dinding semen raam/rapat air, adukan yang digunakan 1 pc : 2 pasir pasang,
yakni pada dinding dari atas permukaan sloof/balok sampai 50 cm diatas
permukaan lantai setempat.

B. Pekerjaan Plesteran Dinding


1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata bagian dalam
dan bagian luar bangunan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
a. Semen portland yang digunakan harus dari satu produk, mutu I dan yang disetujui
Direksi Pengawas serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-8.
b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 dan PUBI-1982.
c. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
d. Campuran (agregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan
bebas dari segala macam kotoran, harus bersih dan melalui ayakan 1,6 - 2,0 mm.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1 Pc : 4 pasir, kecuali
pada dinding batu bata semen raam/rapat air.

30
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

b. Pada dinding batu bata semen raam/rapat air diplester dengan aduk campuran 1
PC : 2 pasir
c. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan
seperti yang disyaratkan.
d. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari
jenisnya dan disetujui Direksi Pengawas.
e. Semen Portland yang dikirim ke site harus dalam keadaan tertutup atau dalam
kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
f. Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung bersih.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dilindungi
sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
g. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan dari
pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui diganti dengan material lain
yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan. Sebelum
memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site yang telah disiapkan
apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.
h. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor diharuskan memeriksa site yang telah
disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk di mulainya pekerjaan.
i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi Pengawas. Kontraktor tidak
diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum
kelainan/perbedaan diselesaikan.
j. Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm atau sesuai
yang ditunjukkan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm
harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran,
pada bagian pekerjaan yang diijinkan Direksi Pengawas.
k. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain (kosen dan lain sebagainya),
dibuat naat (tali air) lebar minimal 7 mm dalam 5 mm, kecuali bila ditentukan lain.
l. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari
(kering betul).

31
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

m. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak


terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang
bisa mencegah penyerapan air secara cepat.
n. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya Kontraktor
selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik/Pemakai.

C. Pekerjaan Dinding Dilapisi Keramik


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil yang baik.
b. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi detail yang disebut/ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Perencana/MK.
2. Persyaratan bahan
a. Bahan yang digunakan adalah jenis keramik setara ROMAN.
b. Warna akan ditentukan kemudian, untuk masing-masing warna harus seragam,
warna yang tidak seragam akan ditolak.
c. Tebal bahan minimal 7 mm, finishing berglazuur, kekuatan lentur 250 kg/cm2 dan
tingkat I (satu).
d. Bahan pengisi siar dari grout semen berwarna/ibagrout/Titlegrout.
e. Bahan perekat dari adukan spesi 1 PC : 4 pasir ditambah bahan perekat/ Ibafix.
f. Ukuran dan lokasi pemasangan finishing keramik dinding.
Ukuran 25 x 40 cm digunakan sebagai finishing keseluruhan dinding keramik
sesuai yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.
g. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII 0023-81.
h. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 dan air
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya (sesuai dengan kriteria bahan) kepada Direksi
Pengawas.

32
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

b. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola
keramik yang disetujui Direksi Pengawas.
c. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak bernoda.
d. Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 4 pasir dan ditambah bahan perekat
seperti yang disyaratkan.
e. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
f. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus
sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail
gambar serta petunjuk Direksi Pengawas, yang membentuk garis-garis sejajar dan
lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan tegak
lurus sesamanya.
g. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan warna bahan
pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.
h. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik khusus
sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
i. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
j. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan dinding
atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
k. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air
sampai jenuh.
l. Pinggulan pasangan keramik harus dilakukan dengan alat gurinda, sehingga
diperoleh hasil pengerjaan yang teratur, siku dan memperoleh bentuk tepian yang
sempurna.
m. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama
3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaan lantai.

D. Pekerjaan Clading
1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah semua cladding alumunium
sandwich panel.

33
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

2. Persyaratan Bahan
Alumunium comporite panel terdiri dari polythylene diapit oleh alumunium peraluman –
100(Ai Mg 1)

1. Mechanical Properties
• Aluminum skin 0,5 mm
• Tensile strength Rm > 130 N / mm2
• 0,2 % street proof Rp. 0,2 > 90 N / mm2
• Elongation 5,65 + SO AS > 10%
• Modulus Elasticity E = 70.000 N/mm2
2. Thermal Insulating Properties
• Ketebalan 4 mm
• Thermal Resistance 0,0103 m2 K / W
• Heat transmission coefficient 5.54 W /cm 2.K
• Thermal Expansion : Linier expansion 2,4 mm/ m/100° C
• Temperature Resistance -50°C s/d 80° C
3. Sifat terhadap kebakaran
Standar :
• Singapore Joint Civil Defense Forces, Fire Safety Boreau of Practice For Fire
Precautions in Building 1991.
• Australia AS 1530, Part 3
• Amerika ASTM E 84
4. Permukaan
• Permukaan harus rata dan bebas dari ketidaksempurnaan seperti bercak-
bercak, gelombang, gelembung, jika dilihat dari segala sudut dengan kemiringan
kurang dari 15 dengan pencahayaan alami.
• Warna : White – 16
Menggunakan PVDF lacquer coating
Lacquering dilakukan dengan sistem multi-layer sistem, dipanggung pada
260° C di atas coil coating line yang menerus, standarnya mengikuti ECCA.

3. Persyaratan pelaksanaan
• Pemasangan dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman dan mengikuti standar
yang ditentukan.

34
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

• Permukaan harus lurus dan rata


• Prosedure pelaksanaan sesuai dengan rekomendasi fabrikator.
• Kelurusan vertikal maupun horisontal tidak 3 mm setiap 6 meter atau 6 mm setiap
12 meter.
Tidak berpindah lebih dari 9 mm dari posisi secara teori.

Pasal IX
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI

A. Pekerjaan Pasangan Keramik Lantai Bangunan


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan lantai keramik ini dilakukan pada finishing lantai bangunan yang
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.

2. Persyaratan bahan
a. Bahan yang digunakan adalah jenis keramik ESSENSA untuk keramik lantai dan
ROMANS atau merek setara lainnya untuk keramik KM/WC.
b. Warna akan ditentukan kemudian, untuk masing-masing warna harus seragam,
warna yang tidak seragam akan ditolak.
c. Tebal bahan minimal 7 mm, finishing berglazuur, kekuatan lentur 250 kg/cm2 dan
tingkat I (satu).
d. Bahanpengisi siar dari grout semen berwarna/ibagrout/Titlegrout.
e. Bahan perekat dari adukan spesi 1 PC : 4 pasir ditambah bahan perekat/ Ibafix
untuk keramik lantai dan adukan spesi 1 PC : 2 pasir ditambah bahan perekat/ Ibafix
untuk keramik KM/WC.
f. Ukuran dan lokasi pemasangan finishing lantai.
• Ukuran 60 x 60 cm digunakan sebagai finishing keseluruhan lantai sesuai yang
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.

35
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

• Ukuran 20 x 20 cm digunakan sebagai finishing keseluruhan keramik lantai


KM/WC dan Ukuran 20 x 25 cm digunakan sebagai dinding keramik KM/WC
sesuai yang disebutkan/ditujukkan dalam detail .

g. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan


ASTM, NI-19, PUBI 1982 dan SII 0023-81.
h. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 dan air
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang
berlainan) kepada Direksi Pengawas.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola
keramik yang disetujui Direksi Pengawas.
d. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak bernoda.
d. Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 4 pasir dan ditambah bahan perekat
seperti yang disyaratkan.
e. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
f. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus
sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail
gambar serta petunjuk Direksi Pengawas, yang membentuk garis-garis sejajar dan
lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan tegak
lurus sesamanya.
g. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan warna bahan
pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.
h. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik khusus
sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
i. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
j. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan dinding
atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
k. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air
sampai jenuh.

36
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

l. Pinggulan pasangan keramik harus dilakukan dengan alat gurinda, sehingga


diperoleh hasil pengerjaan yang teratur, siku dan memperoleh bentuk tepian yang
sempurna.
m. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3 x
24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaan lantai.

B. Pekerjaan Lapisan Paving Block Area

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan lapisan paving block ini dipasang sebagai lapisan finishing pada seluruh
detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan paving block dari produk yang bermutu baik dan disetujui Direksi Pengawas.

b. Bahan harus memenuhi ketentuan dari Asutralian Standard For Metric Concrete
Building Block, As 1500-1974, dengan berat jenis 2200 kg/m3.

c. Type dan lokasi pemasangan :

- Type interblock 16,8 warna, dengan subbase dari bahan lapisan sirtu padat tebal 35
cm dan lapisan pasir urug atas lapisan sirtu tebal 5 cm, dipasang sebagai lapisan
finishing untuk tempat parkir dan jalan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam
gambar.

- Type Interblock 16,6 warna, dengan subbase dari bahan lapisan pasir urug padat
tebal 5 cm, dipasang sebagai lapisan finishing untuk Trotoir serta seluruh detail
yang ditunjukkan dalam gambar.

d. Sirtu yang digunakan dari dalam sungai dengan ukuran gradasi klas B (100% lolos
ayakan 1,5 inchi), bahan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
PUBI 1982 pasal 13, ASTM No. 13/D3/C235 dan peraturan Bina Marga No.
01/ST/BM/1972.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Seluruh permukaan tanah dasar (sub grade) dan lapisan subbase dari hamparan
sirtu, harus dipadatkan dengan Smooth Wheel Rollers kapasitas 8 ton, hingga
tercapai hasil struktur lapisan homogen dan kepadatan yang maksimal. Penggilasan
dilakukan dari bagian tepi yang maksimal. Penggilasan dilakukan dari bagian tepi
kerah tengah dengan pengulangan minimal 6 kali.

37
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

b. Lapisan paving block dipasang diatas lapisan pasir urug yang telah dipadatkan serta
telah disiram dengan air yang bersih.

c. Jarak pemasangan block yang satu terhadap yang lain dibuat maksimum 8 mm,
selanjutnya nat atau se-sela tersebut diisi dengan pasir beton yang diayak dengan
mata ayakan maksimum 2 mm.

d. Setelah paving block terpasang dengan teratur, seluruh permukaannya diratakan


dengan menggunakan mesin penggilas kapasitas 1 ton atau sesuai yang
disyaratkan dalam pekerjaan ini.

e. Tidak diperkenankan memasang bahan paving block yang patah, retak atau yang
ada cacat-cacat lain.

f. Hails pemasangan harus cermat, teratur, tidak bergelombang pada permukaan


lapisan paving block serta tidak terjadi genangan air.

g. Pasangan lapisan paving block menurut jenisnya, disesuaikan dengan detail-detail


gambar untuk itu, dalam arti jenis ukuran dan jenis warnanya.

h. Bahan dari mutu terbaik, tanpa cacat/ retak/ rengat pada permukaannya. Hasil
pemasangan harus rata dengan kelandaian/ kemiringan sesuai yang disyaratkan/
ditentukan dalam detail gambar.

Pasal X
PEKERJAAN KAYU KOSEN,
PINTU & JENDELA dan RAILLING

I. PEKERJAAN KUSEN KAYU


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.

2. Persyaratan Bahan
• Bahan kosen dari kayu Bangkirai yang telah dikeringkan, mutu kelas A, kelas kuat I-
II dan kelas awet III dan kayu Ulin untuk kosen KM/WC
• Ukuran finish kosen sesuai detail gambar.

38
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

• Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun
1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan SII 0458-81.
• Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas
dari cacat seperti retak-retak, mata kayu fan cacat lainnya.
• Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17%, untuk seluruh bahan kayu kosen
yang digunakan.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu ditempat pekerjaan harus ditempatkan
pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung
dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angkur-
angkur dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya untuk bidang-
bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain
sisi-sisinya dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan/pemasangan, kecuali bila ditentukan lain.
e. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan
pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin diluar tempat
pekerjaan/pemasangan.
f. Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran,
bentuk profil, type kosen dan arah pembukaan pintu/jendela.
g. Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen harus lurus dan siku,
sehingga mekanisme pembukaan pintu/jendela bekerja dengan sempurna.
h. Kosen tidak diperkenankan dipoles dengan cat, vernis, meni atau finishing lainnya
sebelum diperiksa dan diteliti oleh Direksi Pengawas.
i. Semua kosen yang melekat pada dinding beton/bata diberi penguat angkur diameter
10 mm. Pada setiap sisi kosen pintu yang tegak dipasang 3 angkur dan untuk sisi
kosen jendela 2 angkur.
j. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari
akibat pelaksanaan pekerjaan lain.

39
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

k. Pemasangan tiang kosen yang langsung diatas lantai (kosen pintu) dibuat neud
tinggi 10 cm. Bahan dari beton adukan 1 PC : 2 pasir beton : 3 koral.

II. PEKERJAAN DAUN JENDELA KACA


1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan daun pintu kaca meliputi pembuatan daun jendela kaca/frame dari kayu
bangkiray untuk seluruh detail yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
Bahan Panel
Untuk panel digunakan bahan kaca yang memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal
63 dan SII 0819-78. Digunakan kaca Reflektif tebal 5 mm.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan jendela ditempat
pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik,
tidak terkenan cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka jendela dan penguat lain
agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/ menjaga kerapihan, tidak
boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
d. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Direksi
Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada permukaan rangka yang tampak.
e. Untuk daun jendela kaca setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak
melintir dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik.

40
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

III. PEKERJAAN DAUN PINTU DOUBLE TEAKWOOD KOMBINASI KACA


1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pembuatan daun pintu double teakwood kombinasi kaca dipasangkan
pada pintu-pintu dan seluruh detail seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam
gambar.

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan rangka dari kayu Bengkirai yang telah dikeringkan, mutu I, kelas kuat II dan
kelas awet I-II, ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Pengisi pintu dari bahan block board tebal 18 mm lapis double Teakwood 4 mm.
Pelapisan dilakukan pada kedua belah sisi/muka block board.
c. Pada bagian-bagian daun pintu seperti yang telah ditentukan dalam detail gambar,
dipasang list dari kayu Ramin yang telah dikeringkan, lebar 5 cm, pemasangan
sesuai detail gambar.
d. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya. Kelembaban bahan kayu
yang digunakan, disyaratkan maksimum 12%.
Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun
1961),PUBI 82 pasal37 dan memenuhi persyaratan dlm SII 0458-81.
e. Bahan block board dari jenis yang bermutu baik, buatan dalam negeri merk Asahi,
teak Teakwood dari merk Asahi atau yang setara dan Teakwood merk Singa Laut,
bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi persyaratan dalam PUBI tahun 1982
pasal 38 dan memenuhi SII 0404-81.
f. Setiap sambungan rangka daun pintu dan setiap penempelan permukaan bahan
pelapis untuk panel daun pintu, digunakan lem kayu yang bermutu baik, merk Aica
Aibon atau merk lain yang setara.

4. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.

41
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat pekerjaan


harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu agar tetap terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang atau
cacat bekas penyetelan.
d. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu
sama lain sisi-sisinya ukuran rangka kayu merupakan ukuran jadi.
e. Penyambungan rangka daun pintu dibuat sistim lubang dan pen dengan paku/pasak
kayu atau bambu serta digunakan lem kayu yang bermutu baik produk dalam negeri
dari merk seperti yang telah disyaratkan dan disetujui Direksi Pengawas. Pekerjaan
daun pintu dilakukan dibengkel penyambungan rangka dan penempelan dari seluruh
bahan panel, dilakukan dengan sistim pres di pabrik).
f. Untuk kombinasi kaca digunakan bahan kaca yang memenuhi persyaratan dalam
PUBI 82 pasal 63 dan SII 0819-78.
g. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Direksi
Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada permukaan kayu yang tampak.
h. Daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan
semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

IV. PEKERJAAN DAUN PINTU PANEL KACA REFLEKTIF


1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pembuatan daun pintu panel kaca reflektif dipasangkan pada pintu-pintu
dan seluruh detail seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan rangka dari kayu Bengkirai yang telah dikeringkan, mutu I, kelas kuat II dan
kelas awet I-II, ukuran 3,5 x 4 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Pengisi pintu (panel) dari bahan block board tebal 18 mm lapis double plywood 6
mm dan teak plywood tebal 4 mm. Pelapisan dilakukan pada kedua belah sisi/muka
block board. Lapisan teak plywood merupakan penutup paling luar untuk kedua
muka, dengan pemasangan tekstur kayu pada bagian luar yang kelihatan.

42
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

c. Pada bagian-bagian daun pintu seperti yang telah ditentukan dalam detail gambar,
dipasang list dari kayu Ramin yang telah dikeringkan, lebar 2 cm, pemasangan
sesuai detail gambar.
d. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya. Kelembaban bahan kayu
yang digunakan, disyaratkan maksimum 12%.
Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun
1961),PUBI 82 pasal37 dan memenuhi persyaratan dlm SII 0458-81.
e. Bahan block board dari jenis yang bermutu baik, buatan dalam negeri merk Asahi,
teak plywood dari merk Asahi atau yang setara dan plywood merk Singa Laut,
bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi persyaratan dalam PUBI tahun 1982
pasal 38 dan memenuhi SII 0404-81.
f. Setiap sambungan rangka daun pintu dan setiap penempelan permukaan bahan
pelapis untuk panel daun pintu, digunakan lem kayu yang bermutu baik, merk Aica
Aibon atau merk lain yang setara.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat pekerjaan
harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu agar tetap terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan, tidak boleh ada lubang-
lubang atau cacat bekas penyetelan.
d. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu
sama lain sisi-sisinya ukuran rangka kayu merupakan ukuran jadi.
e. Penyambungan rangka daun pintu dibuat sistim lubang dan pen dengan paku/pasak
kayu atau bambu serta digunakan lem kayu yang bermutu baik produk dalam negeri
dari merk seperti yang telah disyaratkan dan disetujui Direksi Pengawas. Pekerjaan
daun pintu dilakukan dibengkel penyambungan rangka dan penempelan dari seluruh
bahan panel, dilakukan dengan sistim pres di pabrik).

43
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

f. Tebal lapisan panel daun pintu, bentuk dan susunan pelapisannya, sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar.
g. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Direksi
Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada permukaan kayu yang tampak.
h. Daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan
semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

V. PEKERJAAN RAILLING
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pekerjaan railing dilakukan untuk seluruh detail yang disebutkan/
ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan rangka dari kayu Bengkirai Profil yang telah dikeringkan, mutu I, kelas kuat II
dan kelas awet I-II, ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya. Kelembaban bahan kayu
yang digunakan, disyaratkan maksimum 12%.
Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun
1961),PUBI 82 pasal37 dan memenuhi persyaratan dlm SII 0458-81.
c. Setiap sambungan digunakan lem kayu yang bermutu baik, merk Aica Aibon atau
merk lain yang setara.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu ditempat pekerjaan harus ditempatkan
pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung
dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angkur-
angkur dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya untuk bidang-
bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

44
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain
sisi-sisinya dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan/pemasangan, kecuali bila ditentukan lain.
e. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan
pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin diluar tempat
pekerjaan/pemasangan.
f. Railling yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran dan
bentuk profilnya.
g. Pembuatan dan penyetelan/pemasangan Railling tangga setelah dipasang harus
rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan dapat berfungsi dengan baik dan
sempurna.
h. Railling tidak diperkenankan dipoles dengan cat, vernis, meni atau finishing lainnya
sebelum diperiksa dan diteliti oleh Direksi Pengawas.
j. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari
akibat pelaksanaan pekerjaan lain.
k. Pemasangan tiang railling yang langsung diatas lantai dibuat serapi mungkin dan
tidak meninggalkan cacat di permukaan lantai maupun pada bahan railling.

VI. PEKERJAAN KOSEN & DAUN PINTU ALUMINIUM


1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan alat-alat khusus yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini, meliputi :
• Rangka curtain wall alumunium (unitized system atau system yang lain)
• Kusen-kusen jendelan dan pintu alumunium
• Sealant
• Kelengkapan dan bahan lain untuk terlaksananya pekerjaan ini
• Untuk pekerjaan kaca lihat Pasal pekerjaan kaca pada speifikasi ini.

Persyaratan Bahan
2.1 Type-type produk yang digunakan :
Kusen Pintu/Jendela
• 4” x 13/4” x 1.15mm DIE 5104 ( W = 0.817 Kg/m ; P = 524.83 mm )
[Untuk semua Kusen Jendela Kaca Mati]
• 4” x 13/4” x 1.15mm DIE 5106 ( W = 0.690 Kg/m ; P = 443.03 mm )
[Untuk semua Kusen Pintu, Jendela & BV]
45
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

Daun Pintu/Jendela
• 921 (W = 0.817 Kg/m ; P = 137.60 mm)
• 922 (W = 0.365 Kg/m ; P = 215.12 mm)
• 923 (W = 0.489 Kg/m ; P = 205.08 mm)

2.2 a. Standar Industri Indonesia


• SII 0695-82, produk hasil alumunium extrusi untuk keperluan arsitektur
• SII 0694-82, Syarat umum jendela Alumunium paduan
• SII 0405-82, Paduan Alumunium Ekstrusi
b. The Alumunium Association (AA)
c. American Architektural Manufacture Ass (AAMA)
d. American Standard for testing Material (ASTM)
e. Japan Industrial Standard (JIS)
f. Standar dari pabrik pembuat
g. Spesifikasi Teknis ini.

2.3 Alumunium yang dipergunakan harus alumunium paduan untuk keperluan


arsitektur dengan Alloy 6063 { Aluminium-Magnesium-Silicon Alloy (AlMgSiO) }–
Temper produk YKK dengan sifat-sifat sebagai berikut :
Berat jenis = 2,71x103 kg/mm3
Titik Lebur = 600 – 650º C
Koefisien memuai linier antara 20º c – 100º c = 23 x 106 / º C
Kuat tarik minimum = 150 Mpa
Batas leleh tarik / tekan = 110 Mpa
Kekuatan geser minimum = 90 Mpa
Modulus Elastisitas = 69 x 103 Mpa

2.4 Finishing Alumunium PPG atau PVdf coating harus mempunyai ketebalan
lapisan poder coating 20 micron. Warna putih dan harus memberikan jaminan
warna tidak akan belang ataupun pudar secara tertulis selama 20 tahun
(dinyatakan dalam surat garansi).
2.5 Ukuran profile untuk curtain wall/jendela sesuai dengan gambar detail ketebalan
profile sesuai kebutuhan perhitungan kekuatan kecuali bagian-bagian yang tidak
mempengaruhi kekuatan dari curtainwall/jendela.

46
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

2.6 Sealant yang digunakan adalah sealant yang tidak mengandung asam dan dari
jenis yang direkomendasikan sesuai dengan keperluannya (untuk structural
sealant atau non structural selant). Dari produk ABA atau GE.
5. Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1 1 Pekerjaan ini harus dik erjakan oleh per usahaan aplik at or
yang telah be rpengal aman m engerjakan pekerjaan sejenis
dengan t ingkat kesulitan dan volume yang menimal sama dengan
proyek ini.
3.2 Jika ada pekerjaan pembengkokan (bending form) maka proses finishing
dikerjakan setelah proses pembengkokan tersebut.
3.3 Tanda-tanda dan cat yang timbul dipermukaan alumunium harus
dibuang/dihilangkan.
3.4 Shop drawing akan menunjukkan ukuran, ketebalan, kekuatan, Alloy tempers,
finish, detail pertemuan dan hubungannya dengan konstruksi secara
keseluruhannya.
Harus pula memperlihatkan cara penyambungannya atau hubungan antara
alumunium dengan alumunium dan alumunium dengan kaca lengkap dengan
spesifikasi dari karet maupun silicon penjepit kaca.
3.5 Dimana pekerjaan harus tepat koordinatnya dengan finishing permukaan-
permukaan dan ukuran jarak kolom, maka penentuan ukuran harus diambil
dilapangan dan tidak dari gambar arsitektur. Apabila beton, pasangan bata dan
material lain akan menerima alumunium, maka dalam pemasangan harus
dilengkapi dengan asistensi dan pengarahan yang diperlukan agar disiplin lain
dapat menentukan daerah mereka.
3.6 Semua pakerjaan akan dirakit dan dipasang sesuai dengan gambar arsitek dan
gambar kerja yang sudah disetujui Perencana.
3.7 Hubungan kaca dengan kaca dan kaca dengan frame / kusen harus diisi dengan
sealant merk ABA / GE warna sesuai dengan warna frame cara pemasangan
dan persiapan pemasangan harus memenuhi syarat dari produsen kaca dan
produsen sealant termasuk pemasangan setting block dan lain-lain.
3.8 Pada saat aplikasi sealant harus masih dalam keadaan baik, tidak dipergunakan
menggunakan sealant yang telah kadaluarsa, cara aplikasi sealant harus
mengikuti semua persyaratan dari produsen sealant.

47
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

6. FABRIKASI
Semua bagian dari pekerjaan alumunium baik material design, ukuran ketebalan harus
sesuai dengan gambar perencanaan dan spesifikasi ini. Semua pekerjaan pembentukan
(forming) harus dikerjakan lebih dahulu dari pada finishing.
Semua detail pertemuan harus runcing, halus dan rata, bersih dari goresan-goresan
serta cacat yang mempengaruhi permukaan alumunium dan semua dikerjakan dengan
mesin.

a. CONTOH
Kecuali dinyatakan lain dalam spesifikasi, maka semua contoh harus disertakan dan
contoh extruction tidak kurang dari 30 cm dengan ketebalan yang ditentukan untuk
pekerjaan ini contoh harus dengan ukuran 1:1.
Contoh harus disertai usulan finishing, warna dan perbedaan warna maximum yang
mungkin terjadi. Pekerjaan pelaksanaan baru dapat berjalan setelah ada persetujuan
dari perencana.

b. MATERIAL – MATERIAL LAIN


Apabila alumunium berhubungan dengan bahan lain (kecuali Galvanized Steel, Zinc,
Stainless Steel atau Nekel campuran perak), material tadi harus dilapisi dengan :
• Lapisi alumunium dengan zinc Chromate primer
• Lapisi material lain tersebut dengan cat bituminous
• Lapisi tape atau gasket diantaranya
Apabila alumunium diletakkan berhubungan dengan beton atau plesteran, disarankan
permukaan alumunium tadi dilapisi dahulu dengan zinc chromate primer.
Apabila dalam finishing selanjutnya memungkinkan terjadinya kontak antara plesteran
(finish tembok) dengan alumunium, maka alumunium harus dibungkus dahulu dengan
tape sebelum dipasang.
Setiap pertemuan frame dengan konstruksi utama (beton, dinding dan lain-lain) agar
kedap terhadap air, maka harus diberi dempul elastis/sealant.
Perlindungan terhadap permukaan :
a. Perlindungan terhadap permukaan alumunium adalah tanggung jawab setiap
kontraktor, sampai dengan penyerahan pekerjaan secara keseluruhan.

48
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

b. Perlindungan dapat dengan cara :


• Lapisan Clear Methacrylate laguer (pernis transparan)
• “Tape” plastik pembungkus yang melekat
Atau cara-cara lain selama fabrikasi, pengangkutan dan pemasangan dengan
catatan pada saat pembersihan tidak merusak atau meninggalkan bekas baik
pada alumunium, kaca maupun pada bagian-bagian gedung yang berhubungan
dengan alumunium.
c. Penggunaan pernis tadi atau silicon pada permukaan yang akan diberi caulking
atau selant tidak dibenarkan.
d. Setelah pemasangan ditempat, kontraktor bertanggung jawab terhadap
pembersihan dari perlindungan permukaan alumunium tersebut.

7. PEMASANGAN
a. “Brench Mark” untuk ketinggian dan “Line Offset Mark” harus dipastikan dan
disediakan oleh kontraktor yang bertanggung jawab ketepatannya. Jika ada
kesalahan maka kontraktor harus memperbaiki dulu sebelum pekerjaan
pemasangan dilaksanakan.
b. Apabila ada pekerjaan yang membutuhkan angker di dinding atau struktur maka
pemasangan tersebut harus disesuaikan dengan ketat seperti gambar shop
drawing gambar tersebut harus mendapat persetujuan dari perencana/MK.
c. Bila ada pemasangan “Sealant” maka penggunaan harus sesuai dengan instruksi
dari produsen produk tersebut. Semua permukaan alumunium yang akan diberi
sealant harus bersih dari segala kotoran yang mungkin tertinggal.
d. Plastik tape (atau bahan pelindung lain) yang dipakai pada waktu pemasangan
harus segera dibersihkan.
e. Gambar kerja harus diserahkan untuk disetujui sebelum dipesan, semua ukuran
harus diteliti dan disesuaikan dengan keadaan lapangan dan memperhatikan
kembang susut bahan serta ikatan-ikatan terhadap penumpu-penumpu. Konstruksi
harus tahan terhadap tekanan dan hisapan angin sekurang-kurangnya 100 km/m2.
f. Pemasangan oleh tenaga ahli yang disetujui pabrik dan bertanggung jawab atas
segala bahan kaca. Pengerjaan secara teliti dan hasilnya harus dapat disetujui
pengawas.
g. Semua bahan harus dijaga agar tetap baik, bersih tidak menjadi cacat. Bahan yang
cacat harus dikeluarkan dari tempat kerja dan diganti yang baru.

49
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

h. Semua konstruksi penyangga harus dipasang sampai konstruksi berdiri tegak dan
dibersihkan sesudah selesai.
i. Semua system dan perlengkapan dipasang dengan tatacara pelaksanaan yang
baik, terutama bahan-bahan kedap air / water proof.
j. Setelah semua bagian terpasang dengan rapi dan baik, tidak diperkenankan terjadi
kebocoran pada situasi apapun termasuk pada saat hujan dan angin.

Pasal XI
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI

I. Lingkup Pekerjaan
1. Yang termasuk pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
hingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengawasan dan perawatan dari seluruh alat-alat
yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang
disebutkan/ditentukan dalam gambar.

II. Persyaratan Bahan


1. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam dalam
pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Direksi Pengawas.
2. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar.
3. Perlengkapan Daun Pintu
a. Engsel (butt ghinges) dengan pemasangan 3 buah untuk pintu enkel dan 2 x 3 buah
untuk pintu double, pada daun jendela minimum dipasang 2 buah setiap daunnya,
menggunakan engsel merk Schlage, Falcon atau Curbin type/serie 414, atau merk
lain yang setara dan yang disetujui Direksi Pengawas.
Material dari bahan stainless steel dengan paku sekrup kembang bahan sama
dengan bahan engsel, finish satin stainless steel atau satin chromium.
b. Pada daun pintu yang telah disyaratkan/ditentukan dalam gambar, dipasang Door
Closer merk Schlage, Falcon, Curbin type/serie LCN 1000 (steel grey)

50
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

c. Peralatan dari seluruh daun pintu yang telah disyaratkan/ditentukan dalam gambar,
dipasang peralatan-peralatan dari merk Schlage, Falcon, Curbin atau merk lain,
antara lain :
• Flush Bolt type/serie FB 007 dari Satin Stainless Steel
• Door Guard type/serie DG 005 dari Polish Chromium
• Door Stop type/serie 431 dari alumunium
• Door viewer type/serie DV 004 dari Brass
• Rack Bolt type/serie WB 006 dari Brass
d. Lock set, Handle dan Back Plate
• Pada seluruh daun pintu panel kayu, daun pintu double teak Teakwood dan
daun pintu glasal, digunakan kunci pintu merk Schlage type/serie A dan B
dengan material finish satin stainless steel atau satin chromium.
• Knob handle untuk kunci-kunci pintu type/serie A dan D adalah Orbit.
e. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.
f. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang
menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.
g. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop dari
merk dan type seperti yang telah disyaratkan, dipasang dengan baik pada lantai
dengan menggunakan sekrup dan nylon plug.

III. Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih
dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.
2. Apabila dianggap perlu, Direksi Pengawas dapat meminta untuk mengadakan test-test
laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai
dasar persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.
3. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 20 cm (as) dari sisi atas pintu kebawah. Engsel
bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai keatas.
Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
4. Penarik ‘lock’ dan ‘latch’ harus diajukan oleh Kontraktor kepada Direksi Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.

51
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

Pasal XII
PEKERJAAN PLAFOND

a. Pekerjaan Kayu Rangka Plafon


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan kayu rangka plafond ini dilakukan pada ruang serta seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pengawas.

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan : Kayu Bangkirai, disetujui Direksi Pengawas.
b. Pola pemasangan : Sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Rangka kayu bangkirai yang telah dikeringkan, rangka pembagi ukuran 5 x 7 cm
dan sebagai penggantung utama dengan kayu 5 x 10 cm. Pola pemasangan rangka
pembagi maksimal dibuat 60 x 60 cm serta kelos kayu ukuran 3 x 4 cm yang
dipasang pada setiap sambungan rangka pembagi.
d. Bahan kayu yang digunakan harus dipilih dari mutu terbaik, kering, tua, lurus dan
tanpa cacat. Kelembaban maksimum 17 % dan memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam NI-5.
e. Bagian bawah dari seluruh rangka diratakan / diserut sampai rata dan lurus. Seluruh
permukaan rangka kayu dilapis bahan cat.meni kayu yang bermutu baik sampai
rata.
f. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam PUBI
82 pasal 38, memenuhi SII 0404-81 dan NI-5.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas.
b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujuan dari Direksi Pengawas.

52
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).


d. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini.
Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas
langit-langit harus sudah terpasang dengan sempurna.
e. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas
tidak tercantum gambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada
gambar-gambar instalasi yang lain (EL, PL, AC dan lain-lain). Untuk detail
pemasangan harus konsultasi dengan Direksi Pengawas.

b. Pekerjaan Plafon Gypsum


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan plafond gysum ini dilakukan pada ruang serta seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pengawas.

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan : gypsum tebal 9 mm produk bermutu baik, disetujui
Direksi Pengawas.
b. Pola pemasangan : Sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam PUBI
82 pasal 38, memenuhi SII 0404-81 dan NI-5.
4. Persyaratan Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas.
b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujuan dari Direksi Pengawas.
c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).

53
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

d. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini.
Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas
langit-langit harus sudah terpasang dengan sempurna.
e. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas
tidak tercantum gambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada
gambar-gambar instalasi yang lain (EL, PL, AC dan lain-lain). Untuk detail
pemasangan harus konsultasi dengan Direksi Pengawas.
f. Pola pemasangan langit-langit gypsum tebal 9 mm harus sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar.
g. Bidang pemasangan langit-langit tripleks harus rata / waterpass dan sesuai dengan
detail gambar. Hasil pemasangan harus betul-betul bersih.
h. Pada bagian tepi langit-langit dipasang list bentuk profil ukuran sesuai yang
ditujukkan dalam detail gambar, dari bahan gypsum yang di finish cat sesuai yang
disyaratkan.

c. Pekerjaan Plafon Lumbersiring


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan plafond Lumbersiring ini dilakukan pada ruang serta seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pengawas.

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan : Lumbersiring bermutu baik, disetujui Direksi Pengawas.
b. Pola pemasangan : Sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam PUBI
82 pasal 38, memenuhi SII 0404-81 dan NI-5.

54
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

5. Persyaratan Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas.
b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujuan dari Direksi Pengawas.
c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
d. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini.
Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas
langit-langit harus sudah terpasang dengan sempurna.
e. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas
tidak tercantum gambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada
gambar-gambar instalasi yang lain (EL, PL, AC dan lain-lain). Untuk detail
pemasangan harus konsultasi dengan Direksi Pengawas.
f. Pola pemasangan langit-langit Lumbersiring harus sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam gambar.
g. Bidang pemasangan langit-langit Lumbersiring harus rata / waterpass, jarak
pemasangan satu sama lain (naad) dibuat 0,5 cm atau sesuai dengan detail
gambar. Naad harus lurus dan sama lebar, pada pertemuan harus saling
berpotongan tegak lurus satu sama lian. Hasil pemasangan harus betul-betul bersih.
h. Pada bagian tepi langit-langit dipasang list bentuk profil ukuran sesuai yang
ditujukkan dalam detail gambar, dari bahan kayu kamper yang di finish cat sesuai
yang disyaratkan.

55
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

Pasal XIII
PEKERJAAN KUDA-KUDA DAN PENUTUP ATAP

I. PEKERJAAN KUDA-KUDA KAYU BANGKIRAI

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.

2. Persyaratan Bahan
• Bahan kuda-kuda dari kayu Bangkirai yang telah dikeringkan, mutu kelas A, kelas kuat
I-II dan kelas awet III.
• Ukuran kuda-kuda sesuai detail gambar.
• Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun 1961),
PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan SII 0458-81.
• Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak-retak, mata kayu fan cacat lainnya.
• Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17 %, untuk seluruh bahan kayu kuda-kuda
yang digunakan.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, lay out /
penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada
ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan
terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angkur-
angkur dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya untuk bidang-
bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

56
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-
sisinya dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan / pemasangan,
kecuali bila ditentukan lain.
e. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan
pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin diluar tempat pekerjaan / pemasangan.

II. PEKERJAAN PENUTUP ATAP METAL


1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi pengadaan dan pemasangan semua bahan penutup atap seperti yang tertera
pada Bill of Quantity dan gambar rencana. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
b. Mengadakan koordinasi dengan disiplin lain, yang berkaitan dengan pekerjaan
pemasangan atap, seperti pekerjaan baja, pekerjaan kayu dan pekerjaan lainnya.

2. Persyaratan Bahan
Sebelum didatangkan penutup atap di datangkan ke lokasi pekerjaan, contoh-contoh
semua bahan atap, bubungan dan lain sebagainya yang akan digunakan harus diajukan
terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan konsultan perencana dan konsultan
pengawas.
a. Bahan : Multiroof.
b. Bahan tidak mudah pecah,tidak mudah berlumut atau berjamur, tahan terhadap
perubahan cuaca, dan dapat mereduksi udara panas dan suara hujan.
c. Spesifikasi bahan :
Ukuran reng gording disesuaikan dengan ukuran genteng multiroof dan sesuai
persetujuan konsultan pengawas.
d. Warna sesuai persetujuan perencana dan konsultan pengawas.

3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas.

57
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujuan dari Direksi Pengawas.
c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).

III. PEKERJAAN ATAP DAK


1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan dan pemasangan semua bahan penutup atap seperti yang
tertera pada Bill of Quantity dan gambar rencana. Pekerjaan ini meliputi penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2. Persyaratan Bahan
Semua persyaratan pelaksanaan dan mutu beton untuk atap dak sepeti tercantum
balam bab pekerjaan beton.

Pasal XIV
PEKERJAAN PENGECATAN

I. PEKERJAAN PENGECATAN DINDING


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pengecatan dinding / beton bagian luar dan dalam serta seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan cat buatan dalam negeri produk Danapaint, ICI atau merk lain yang setara dan
disetujui Direksi Pengawas.
b. Jenis cat finishing / akhir

58
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

• Jenis Vinyl Acrylic emulsion digunakan sebagai cat finishing dinding / beton bagian
dalam (interior).
• Jenis Weathershield digunakan sebagai cat finishing dinding / beton bagian luar
(exterior).
• Pengecatan untuk dinding / beton bagian dalam / luar minimal dilakukan 2 lapis.
c. Warna akan ditentukan kemudian.
d. Cat dasar
• Digunakan jenis alkali Pimer (untuk dinding/beton bagian dalam)
• Digunakan jenis Sealer (untuk dinding/beton bagian luar)
• Lapisan cat dasar dilakukan minimal 1 lapis sampai rata dan sama tebalnya.
e. Kapasitas / daya sebar maksimal 12 m2/liter untuk pengecatan 1 lapis.
f. Pengencer air bersih maksimum 20%.
g. Pengeringan minimum setelah 2 jam lapis berikutnya dapat dilakukan.
h. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982
pasal 54, NI-4, BS no. 3900-1970. AS K-41 dan sesuai ketentuan teknis dari pabrik
yang bersangkutan.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contohnya untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.
b. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatip dari
pabrik dan contoh percobaan warna cat kepada Direksi Pengawas.
c. Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata, kering dan
bersih dari segala kotoran, minyak dan debu.
d. Bidang pengecatan siap dicat setelah seluruh permukaan telah diratakan / dihaluskan
dengan amplas. Plesteran harus betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan telah
disetujui Direksi Pengawas.
e. Sebelum pengecatan dilakukan, Kontraktor diwajibkan membuat contoh-contoh
warna, untuk disetujui Direksi Pengawas.
f. Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan dimana
pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas yang baik.
g. Cat dasar dilakukan setelah seluruh permukaan pengecatan memenuhi persyaratan
dan telah selesainya pekerjaan-pekerjaan yang ada didalamnya.
h. Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan benda-
benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama 2 jam.

59
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

II. PEKERJAAN PENGECATAN KAYU


1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pengecatan permukaan kosen kayu, daun pintu dan daerah service serta
permukaan kayu yang tampak sesuai yang ditentukan / ditunjukkan dalam detail
gambar.

2. Persyaratan Bahan
a. Digunakan bahan finishing melamine semi gloss buatan dalam negeri dari mutu
terbaik produk ICI atau dari produk lain yang setara dan disetujui Direksi Pengawas.
b. Seluruh permukaan sebelum dilapis cat awal dan cat akhir, harus dilicinkan dengan
mesin amplas listrik sampai halus dan licin.
c. Sebagai cat awal digunakan cat jenis Vinotex clear yang dilapiskan sehingga tebal
dan merata pada seluruh permukaan pengecatan dengan kuas atau dengan cara lain
yang disetujui Direksi Pengawas.

d. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-4
serta sesuai ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
e. Warna cat akhir akan ditentukan kemudian.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan sebelum digunakan, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
kepada Direksi Pengawas, minimal 2 (dua) jenis hasil produk yang berlainan, untuk
mendapat persetujuan Direksi Pengawas.
b. Contoh-contoh yang diserahkan harus disertai brosur dari pabrik yang bersangkutan.
c. Kontraktor harus membuat contoh jadi dari pekerjaan pengecatan dalam beberapa
macam warna, untuk diserahkan kepada Direksi Pengawas.
d. Penukaran / penggantian bahan harus dari mutu sesuai contoh yang disetujui serta
harus dengan persetujuan pihak Direksi Pengawas, penukaran dan penggantian
bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya tanpa adanya tambahan
biaya.

60
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

e. Bidang permukaan pengecatan harus diratakan / dihaluskan dengan bahan / alat


mesin amplas elektrik yang bermutu baik, sampai merupakan bidang permukaan
pengecatan yang halus dan licin, segala persiapan pengecatan telah memenuhi
persyaratan dengan baik dan telah disetujui Direksi Pengawas.
f. Bidang permukaan pengecatan dibersihkan dari debu, serbuk gergaji, benar-benar
bebas dari minyak, dan sebagainya serta kering betul.
g. Harus dihindarkan adanya celah-celah / pori-pori serat kayu pada permukaan
pengecatan.
h. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian bahan dilakukan.
i. Pengecatan dilakukan minimal 2 (dua) lapis atau hingga dicapai hasil pengecatan
yang tebal, rata dan sama warnanya. Lapis pengulangan dilaksanakan setelah 2 hari
dari pengecatan awal.
j. Pengecatan harus dilakukan sejauh mungkin dari pengaruh pekerjaan lain serta jauh
dari tumbuh-tumbuhan.

Pasal XV
PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

I. PENJELASAN & SPESIFIKASI UMUM

(1) Pekerjaan instalasi plumbing ini harus dilaksanakan oleh Instalatur Pipa yang telah
mempunyai surat pengakuan (P.A.S) golongan III dari PAM setempat dan SIBP klas A
dari Pemerintah Daerah.
(2) Pada dasarnya untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi plumbing ini, disamping Rencana
Kerja dan syarat-syarat ini, berlaku :
• A.V. 1941
• Peraturan / persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja Pemerintah
Daerah setempat.
• Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja Pemerintah
Daerah setempat.
• Ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik dimana mesin, peralatan dan material
tersebut dibuat.
• Peraturan / persyaratan lainnya yang berlaku sah di Indonesia.

61
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

(3) Semua gambar-gambar kerja atau shop drawing yang dibuat oleh Kontraktor / Instalatur
Plumbing maka sebelum dilaksanakan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Pengawas/ Contrustion Management.
(4) Setelah pekerjaan selesai, Kontraktor / Instalastur diharuskan menyerahkan gambar
instalasi yang telah direvisi dan disahkan oleh PAM setempat, dalam rangkap 5 (lima)
dilampiri surat tanda keur dari PAM yang menyatakan bahwa pemasangan instalasi
telah memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan.
(5) Dalam perhitungan biaya penawaran, harus sudah termasuk :
• Biaya perizinan dan pengetesan untuk bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang
dipasang.
• Biaya tanggungan instalasi.
• Semua biaya yang diakibatkannya dan biaya resiko pecah / rusaknya sanitary
fixtures.
• Biaya penyimpanan / gudang untuk sanitary fixtures.
• Biaya penyambungan PAM.
(6) Semua instalasi, peralatan-peralatan dan mesin-mesin yang telah terpasang, sebelum
diserahkan harus di test mengenai kemampuan bekerjanya, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang dipersyaratkan.

II. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


(1) Pekerjaan Air Bersih
• Pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit-unit peralatan utama yang
diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih berupa pompa-pompa, panel pompa
beserta perlengkapan.
• Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan beserta perlengkapan yang meliputi
pemipaan reservoir, pemipaan pada instalasi pompa dan pemipaan distribusi pada
setiap titik pengeluaran.
• Pemasangan pipa distribusi kesetiap peralatan sanitary seperti halnya closed,
wastafel, urinal dan lain-lain.
(2) Pekerjaan Air Kotor
• Pengadaan dan pemasangan beserta perlengkapan yang diperlukan dalam sistem
pembuangan air kotor.
• Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti halnya closed, wastafel,
urinal, floor drain dan lain-lain.

62
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

(3) Pekerjaan Fire Fighting


• Pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit peralatan utama yang
diperlukan dalam sistem fire fighting berupa satu set pompa fire hydrant, dan panel-
panel control pompa beserta perlengkapan, sprinkler dan panel kontrol, smoke
detector serta head detector dan perlengkapannya.
• Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan beserta perlengkapan meliputi
pemipaan reservoir, pemipaan pada instalasi pompa dan pemipaan distribusi pada
setiap titik pengeluaran.
• Pengadaan dan pemasangan unit-unit perlengkapan sistem pemadaman kebakaran
berupa fire hydrant pillar, fire hydrant box, siamese connection, peralatan valve-
valve kontrol, panel system,sprinkler, smoke detector dan head detector.
• Mengadakan testing dan commissioning semua sistem pekerjaan yang terpasang

III. PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS UMUM


(1) Waktu Pelaksanaan
Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan disesuaikan
dengan tahap-tahap pembangunan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

(2) M a t e r i a l
• Semua material / bahan yang digunakan / dipasang harus dari jenis material
berkualitas terbaik, dalam keadaan baru (tidak dalam keadaan rusak atau afkir),
sesuai dengan mutu dan standard yang berlaku (SII) atau standard International
seperti B.S., J.I.S., A.S.T.M., DIN atau yang setaraf.
• Instalatur dalam hal ini Kontraktor bertanggung jawab penuh atas mutu dan kwalitas
material yang akan dipakai, setelah mendapat persetujuan Pemilik Proyek dan
Konsultan Perencana.
• Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru
bebas dari defective material, improver material dan menjamin terhadap kualitas
atau mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi.
• Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti
dengan yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu setelah
ditandatangani berita acara penerimaan barang.
• Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material / peralatan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

63
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

• Sebelum dilakukan pemasangan-pemasangan, instalasi dipasang / digunakan untuk


diminta persetujuannya kepada Pemilik Proyek dan Konsultan Perencana.
(3) Gambar-gambar dan Spesifikasi
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan-perencanaan ini merupakan suatu
kesatuan dan tidak dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau
peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik, dan hanya
dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja.
Kontraktor harus tetap melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.
(4) Gambar-gambar Perencanaan
Di dalam gambar-gambar perencanaan ini tidak dimaksudkan untuk menunjukkan
semua pipa-pipa, fitting-fitting, katup-katup dan fixture secara terperinci. Semua bagian-
bagian tersebut di atas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik
harus disesuaikan dan dipasang oleh Kontraktor, apabila diperlukan, agar instalasi ini
lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan pelaksanaan yang wajar.
(5) Gambar-gambar Kerja
Gambar-gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada di lapangan (site).
Termasuk perubahan-perubahan atau usulan-usulan dan lain sebagainya. Selama
pelaksanaan instalasi ini berjalan, Kontraktor harus memberikan tanda-tanda dengan
pinsil / tinta merah pada set gambar atas segala perubahannya, penghapusan atau
penambahan pada instalasi tersebut.
(6) Gambar Pelaksanaan
Kontraktor harus membuat gambar instalasi secara mendetail (Shop Drawing) untuk
disetujui oleh Direksi, juga harus menyerahkan Gambar Pelaksanaan (As Built Drawing)
yang meliputi denah, instalasi yang terpasang, detail pemasangan, detail peralatan dari
seluruh instalasi di atas / digambar dikertas kalkir. Pelaksanaan pemasangan harus
memenuhi syarat-syarat yang umum berlaku dan mengikuti Pedoman Plumbing
Indonesia tahun 1979.
(7) Contoh-contoh Barang
Pemborong wajib mengirimkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan, kepada Direksi Lapangan atau brosur-brosur dari alat-alat tersebut dan
menunggu persetujuan dari Direksi Lapangan sebelum alat-alat tersebut dipasang. Bila
bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirimkan ke kantor penyelidikan
bahan-bahan atas biaya Pemborong / Kontraktor. Bila ternyata terdapat bahan-bahan
yang telah dinyatakan tidak baik / tidak bisa dipakai oleh Direksi Lapangan, maka

64
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

Pemborong harus mengangkut bahan-bahan tersebut ke luar lapangan dalam jangka


waktu 3 (tiga) hari, harus sudah tidak ada di lapangan (sita).
(8) Tenaga Pelaksanaan
Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang / tenaga-tenaga ahli
dalam bidangnya (Skilled Labour), agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik dan
rapi. Untuk pelaksanaan, khusus Pemborong harus memberikan surat pernyataan yang
membuktikan bahwa tukang-tukangnya yang melaksanakan pekerjaan tersebut
memang mempunyai pengalaman dan kecakapan. Kontraktor wajib mempunyai PAS
INSTALATUR yang dikeluarkan oleh PDAM setempat sesuai dengan Domisili dengan
Pemborong / Kontraktor tersebut.
(9) P e n g a m a n a n
Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan / peralatan-peralatan untuk
instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan-bahan / peralatan-peralatan yang
hilang atau rusak harus diganti oleh Kontraktor tersebut tanpa tambahan biaya.
(10) K o o r d i n a s i
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan mengadakan koordinasi
dengan Pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan Struktur, Elektrikal, Interior dan
sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam
pemasangan dapat diperkecil / dihilangkan.

IV. PENGECATAN DAN LABEL


(1) Semua pipa-pipa yang tidak tertanam didalam tembok / tanah harus diberi tanda-tanda
dengan mengecat pipa-pipa tersebut dengan warna 2 (dua) lapis bahan anti karat dan
tanda arah aliran warna akan ditentukan kemudian (kecuali pipa PVC).
(2) Semua pipa-pipa yang akan ditanam didalam tanah harus dilapisi berturut-turut lapisan
aspal, lapisan goni dan lapisan aspal / primecoat minyak.
(3) Pipa-pipa air yang tidak tertanam didalam bagian bangunan harus dicat dengan lapisan
cat dasar yang tahan karat dan kemudian difinish dengan cat finish.
(4) Sebelum dilakukan pengecatan / pelapisan dengan bahan anti karat, semua bagian pipa
harus dibersihkan dari kotoran, lemak dan karat dengan menggunakan alat yang sesuai
dengan untuk itu.

65
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

V. PEMASANGAN INSTALASI PIPA AIR BERSIH


(1) Pemasangan instalasi air bersih harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan lokasi
yang telah ditentukan didalam gambar kerja. Pipa yang digunakan untuk keperluan ini
adalah pipa GIP. Fittings dari Class 10 K dengan tiap-tiap sambungan menggunakan
sambungan ulir dan fitting tape atau sambungan flange serta welding untuk hidrant dan
sprinkler.
• Merk pipa : Bakrie, PPI atau setaraf.
• Merk Fittings : TG, HE atau setaraf.
(2) Pada setiap penyambungan pipa-pipa ke fixtures ataupun equipments valve harus
digunakan union fitting, kecuali apabila fictures atau equipment yang bersangkutan telah
dilengkapi oleh alat-alat penyambung tersebut.
(3) Pada setiap pipa penyatu yang disambungkan pada tiap-tiap fixtures atau equipment
harus dipasang valves sesuai dengan gambar. Semua valves ukuran dia. < 2,5"
digunakan screwed class 10 K, dan ukuran > 2,5" digunakan flanged class 10 K.
• Merk : Kitazawa, toyo atau setaraf.
(4) Ketentuan penggantung Pipa, Konstruksi & Persyaratan Pemipaan.
• Semua alat-alat penggantungan harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak
merusakkan pipa-pipa dan cukup kuat sehingga tidak menyebabkan turunnya pipa-
pipa yang terpasang.
• Semua pipa-pipa harus digantung pada struktur bangunan dan tidak diperkenankan
meletakkan pipa-pipa tersebut pada rangka langit-langit.

Konstruksi penggantung harus memungkinkan adanya expansi termis dari pipa dan
mengurangi transmisi vibrasi sampai batas 1".
• 1 1/4" - Mak. 7 feet.
• 1,5" - Mak 9 feet.
• 2" - Mak. 10 feet.
• 3" - Mak. 12 feet.
• 4" - Mak. 14 feet.
• 6" - Mak. 17 feet.
(5) Pemasangan pipa-pipa harus dilakukan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
• Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus sesuai
dengan gambar rencana dan penyambungan kedap air dengan sealing tape

66
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

• Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan sebelum salut dinding / plesteran dan


langit-langit dilaksanakan.
• Pembobokan plesteran / salut dinding dan pembongkaran langit yang sudah
terpasang harus dihindarkan.
• Pemasangan sparing harus pipa-pipa yang mungkin akan menembus struktur
bangunan harus dilaksanakan bersama-sama pada waktu pelaksanaan struktur
yang bersangkutan.
• Pemasangan pipa-pipa atau equipment harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
tidak ada suatu sambungan yang saling bersilangan antara pipa-pipa air bersih
dengan pipa-pipa pembuangan lainnya.
(6) Pemotongan pipa harus dilaksanakan dengan menggunakan gergaji atau pipa cutter.
Permukaan pipa bekas potongan harus diratakan sehingga mencapai ukuran
penampang aslinya, selanjutnya pipa tersebut harus dibersihkan dari kotoran-kotoran
bekas gergaji atau perataan.
(7) Penempatan dari valves, clean out, accessories, equipment dan lain-lain peralatan
harus sedemikian rupa sehingga :
• Terlindung (bila perlu dengan tanda-tanda petunjuk).
• Mudah dicapai.
• Tidak mengganggu.
(8) Perlindungan / proteksi waktu pelaksanaan :
• Semua pipa-pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan equipment atau
fixtures, harus ditutup dengan cap atau plug.
• Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valves, trape dan
fitting harus diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran yang akan menyumbat.
• Equipment dan fixtures harus dilindungi dari gangguan pekerjaan dan kerusakan-
kerusakan.
• Semua pekerjaan gantungan pipa-pipa diplat lantai harus seizin pengawas dan
kontraktor sipil.
• Pemasangan pipa datar harus benar-benar lurus dan pemasangan pipa tegak harus
benar-benar vertikal.
• Pipa-pipa didalam shaft pipa harus diikat denga “U” klem terhadap kanal yang
ditempatkan pada jarak maksimum jauh 1,2 meter dengan konstruksi klem seperti
pada gambar.

67
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

• Apabila terdapat segmen pemipaan yang ternyata menghalangi jalur instalasi lain
maka perbaikan-perbaikan atau pembongkaran dilaksanakan atas biaya pemborong
sendiri.
• Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan fitting pembantu (elbow, bend),
begitu pula dengan percabangan harus menggunakan TEE atau Cross tee sesuai
dengan kebutuhan, membengkokkan pipa tidak diperkenankan.
• Perubahan design oleh Pemborong atas permintaan Owner, shop drawing yang
dibuat harus dengan persetujuan pemilik proyek.
• Fitting, peralatan bantu, peralatan ukur dan lainnya yang memiliki tahanan aliran
yang berlebihan tidak diperkenankan dipasang kecuali bila disyaratkan pada buku
ini.
• Sebelum dipasang, selama pemasangan dan sesudah dipasang pipa-pipa dan
accessoriesnya, terutama bagian dalamnya harus dijaga agar tetap bersih dan
harus diperiksa setiap saat terhadap kerusakan dan kotoran.
• Harus disediakan automatic release valve pada tempat-tempat tertinggi untuk
mengeluarkan udara secara otomatis dan pada tempat terendah harus dipasangkan
katup blow off berikut pemipaannya menuju ke saluran air hujan terdekat.
(9) Sambungan Pipa
a. Sambungan pipa yang digunakan adalah sambungan ulir, sambungan flange dan
sambungan las.
b. Sambungan ulir dipergunakan untuk pipa dengan diameter kurang dari 4 inch
dimana setiap jarak 2 length (standard pipe length) harus diberi sambungan flange.
c. Sambungan flange dipergunakan untuk pipa dengan diameter lebih besar dari 3
inchs, persyaratan flange yang dipakai dan pelubangnya seperti yang tercantum
pada pasal selanjutnya.
d. Sambungan las diperlukan untuk membantu pemasangan pada tempat-tempat yang
sulit dicapai sehingga segmen pipa tersebut harus dirakit terlebih dahulu sebelum
dipasang pada tempatnya. Segmen pipa yang disambung dengan las harus
dihubungkan dengan segmen lainnya menggunakan flange.
e. Sambungan las harus dipergunakan untuk membuat “intake port” dan “outlet-port”
pada pipa header.
f. Pada sambungan ulir, terlebih dahulu harus dilapisi dengan “read-lead cement”,
kemudian dibalut dengan menggunakan pintalan serabut kain atau pipa khusus.
g. Pada sambungan flanged harus dilengkapi dengan “Ring Type Gasket” untuk lebih
menjamin kekuatan sambungan tersebut.

68
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

h. Sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh lebih besar sudut maksimum yang
ditentukan oleh pabrik pipa yang bersangkutan (maksimum deflection allowed).
(10) Pemasangan Peralatan Ukur/ Sensor
Pemasangan peralatan ukur dan peralatan sensor harus mengikuti persyaratan yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat peralatan tersebut sehingga hasil pengukuran dapat
dipertanggung jawabkan.
(11) F i t t i n g
a. Double-nipple, socket, elbow, bend dan lainnya.
Jenis : Cast-Iron Fitting
Kelas : 150 psi
Merk : Top Brand atau setaraf.
8. Flange
Jenis : Forged Steel Flange
Kelas : 150 psi
c. Flange bolt
Jenis : Commercial Bolt

Persyaratan Peralatan Pembantu


(1) Katup Penutup
Jenis : Bronze valve, hand-wheel operated
Stem : Non-rising (air bersih) rising stem (air cond.) rising stem (air cond)
Kelas : 150 psi
Standard : (B.S.), (JIS), (ANSI), (ASTM).
(2) Katup Searah
Jenis : Swing “Y” pattern bronze
Arah aliran : Horizontal atau vertikal bergantung posisi pipa
Kelas : 150 psi
Katup searah harus type anti water hummer.
(3) Katup Pengatur/ Pembalans.
Jenis : Full foot ball bronze valve, lever operated.
Kelas : 150 psi
(4) Katup Reservoir/Foot Valve
Jenis : Ball foot ball bronze valve, lever operated.
Kelas : 150 psi

69
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

(5) Katup Pelepas Udara


Jenis : Cast-iron valve
Kelas : 150 psi
(6) S t r a i n e r
Jenis : “Y” pattern bronze
Screen : Stainless steel
Kelas : 150 psi
Merk : Kitazawa, Toyo atau setaraf.
(7) Flexible Connection
Jenis : Spool type flexible rubber
Bentuk : Spherical
Kelas : 150 psi
Merk : Proco, Tozen, atau setaraf.
(8) Pressure gauge
Jenis : Bourdon, dial-
gage Fluida kerja : Air
Dial size : 10 cm
Range : 1 - 1 0 atm
Merk : Nagano atau setaraf
(9) Flow Meter
Jenis : Direct-reading impact-tube
Range : 10 - 100 gpm
Tekanan kerja : 5 atm
Ketelitian : + 5%
(10) Thermometer
Jenis : Mercury expansion
Mounting : Pipa
Range : 10 - 40 centrigrade
Kelengkapan : - Thermometer well
- Bronze glass guard

70
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

(11) Kran Taman & Kran Botol


Jenis : Per chroom
Ukuran : 0 1/2"
Khusus untuk kran taman/ Hose Bibb dilengkapi dengan coupling penyambungan ke
slang.
Merk : TOTO atau setaraf.

VI. PENGETESAN/PENGUJIAN SISTEM PEMIPAAN AIR BERSIH


Semua peralatan yang sudah terpasang harus ditest dengan ketentuan-ketentuan sbb :
a. Sistim pemipaan harus ditest dengan tekanan hydrostatis sebesar 2 x tekanan kerja atau
sekurang-kurangnya 120 psi atau 6 atm absolut selama 6 (enam) jam terus menerus.
b. Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa-pipa tersalut dengan plesteran/ salut
dinding dan sebelum langit-langitdi daerah yang bersangkutan terpasang.
c. Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa-pipa tersalut dengan plesteran/ salut
dinding dan sebelum langit-langit di daerah yang bersangkutan terpasang.
d. Pengujian dinyatakan berhasil apabila selama pengujian tidak terjadi penurunan tekanan.
e. Pengujian dilakukan pada pipa utama sebelum pipa tersebut ditanam dalam tanah atau
didalam bagian bangunan.
f. Bila terjadi penurunan tekanan selama waktu waktu pengujian, kontraktor harus mencari
sebabnya dan segera memperbaiki kesalahan/ kerusakan/ ketidaksempurnaan tersebut
dan pengujian harus diulang.
g. Pekerjaan desinfeksi, dengan memasukkan larutan chlorine ke dalam sistim pemipaan
air bersih dengan sistim injeksi dan menjalankan pompa dan setelah 16 jam harus dibilas
dengan air bersih sehingga dosis chlorine yang sisa tidak lebih dari 0,2 ppm

VII. KETENTUAN PENGGANTUNG PIPA, KONSTRUKSI &


PERSYARATAN PEMIPAAN
(1) Semua alat penggantungan harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak
merusakkan pipa-pipa, isolasi dan cukup kuat sehingga tidak menyebabkan turunnya
pipa-pipa yang terpasang.
(2) Semua pipa harus digantung pada struktur bangunan dan tidak diperkenankan
meletakkan pipa-pipa tersebut pada rangka langit-langit.
Konstruksi dan jarak penggantung sesuai dengan ketentuan pada instalasi pipa air
bersih.

71
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

(3) Untuk pipa-pipa horizontal dipasang miring ke atas mengikuti arah aliran, kemiringan
pipa dari 1 : 200 s/d 1 : 300.
(4) Pemotongan pipa, perlindungan/proteksi pada waktu pelaksanaan sesuai dengan
ketentuan pabrik dan ketentuan pada instalasi pipa air bersih.
(5) Apabila terdapat segmen pemipaan yang ternyata menghalangi jalur instalasi lain
maka perbaikan-perbaikan atau pembongkaran dilaksanakan atas biaya pemborong
sendiri.
(6) Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan fitting pembantu (elbow, bend),
begitu pula dengan percabangan harus menggunakan Tee atau Cross Tee sesuai
dengan kebutuhan, membengkokkan pipa tidak diperkenankan.
(7) Bila ada perubahan design atas permintaan owner, kontraktor harus membuat shop
srawing dengan persetujuan pemilik proyek.

VIII. FITTING
Double nepple, elbow, bend, tee, reduct, socket dan lainnya, dengan jenis material yang
sama.
Kelas atau type dari fitting harus equivalent dengan type dari pipa tembaganya.

IX. PEMASANGAN INSTALASI PIPA AIR KOTOR & AIR BEKAS


(1) Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan pemipaan/ saluran air kotor dan air bersih buangan dari sanitary fixtures
sampai ke tempat pengolahan air kotor/ air buangan.
- Pemasangan semua sanitary fixtures dengan perlengkapannya.
- Pembuatan bak kontrol (inspection chamber) untuk waste dan soil.
(2) Persyaratan Pemipaan Air Kotor
a. Pemasangan instalasi pipa air kotor dan air bekas harus dilaksanakan sesuai
dengan ukuran dan lokasi yang telah ditentukan didalam gambar kerja.
Pipa yang digunakan harus dari jenis poly vinyl chloride (P.V.C) klas/kwalitas
terbaik (clase A.W.) tidak rapuh, merk : WAVIN atau setaraf (SII Standard), khusus
pipa menyeberangi jalan atau parkir harus dilindungi pipa Galvanized Steel Pipe
(GSP). Untuk vent dan semua fittingnya menggunakan pipa PVC dengan bentuk
sambungan monolit (solit), sambungan dengan las tidak dibenarkan untuk dipakai.
b. Fitting yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut
- Semua perubahan ukuran pipa harus menggunakan reducing fitting.

72
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

- Pembelokkan arah aliran harus menggunakan “Y” fitting kombinasi dari “Y” dan
1/8 “bend”, long sweep 1/4, 1/6, 1/8 dan 1/16.
- Untuk pipa-pipa vertikal dipakai cabang “Tee” dengan short weep 1/4 bend,
untuk arah aliran horisontal ke vertikal dan untuk belokan pembuangan dari
closed.
- Fitting yang digunakan harus sesuai dengan standard PVC connection.
- Fitting, merknya harus sesuai dengan merk pipa yang dipakai.
c. Penggantungan pipa-pipa harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
atau standard dari jenis pipa PVC system.
Tidak dibenarkan menembak/ ramset pada plat lantai untuk keperluan
penggantung pipa-pipa, kecuali dengan cara mengebor pada tempat-tempat
tertentu atas petunjuk pengawas dan kontraktor sipil.
d. Pemasangan pipa harus dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
- Arah aliran instalasi pipa air kotor (sewage) & air bekas ditujukan ke pipa
sewage treatment melalui basin pompa sewage.
- Semua pipa-pipa horizontal dengan kemiringan minimal 1,5 % (1,5 cm per
meter) ke arah aliran, kecuali apabila dinyatakan lain sesuai dengan
kebutuhannya.
- Pipa-pipa dan fitting harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan kebocoran, rembesan atau retakan-retakan pada sambungannya.
- Cara proteksi, pemotongan dan pembersihan disesuaikan dengan cara
sebelumnya.
Penyambungan pipa atau fitting harus mengikuti petunjuk dan instruksi dari pabrik
produsen via yang bersangkutan.
e. Trape harus dipasang dengan ketentuan sebagai berikut :
- Setiap pemasangan fixtures harus dilengkapi dengan pemasangan trap pada
pipa yang akan menuju fixture, kecuali apabila fixtures tersebut telah dilengkapi
dengan trap tersendiri.
- Trap harus dipasang ditempat yang sudah dicapai dan harus menggunakan
clean out plug.
f. Floor drain harus dipasangkan dengan dilengkapi trap, grate dan brass strainer
yang dapat dibuka-buka untuk pembersihan.
Merk : Toto atau setaraf.
g. Vent harus dipasang dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

73
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

- Pipa horizontal harus dipasang miring ke arah aliran drain yang menuju
pembuangan tanpa ada trap atau konstruksi yang berbentuk trap.
- Pipa vertikal utama dari instalasi air kotor dan air bekas dengan ukuran yang
sama, diteruskan ke atap sebagai vent yang dengan pipa-pipa vent vertikal
lainnya.
- Pipa vent yang berasal dari kelompok fixtures, jika dihubungkan dengan pipa
vent utama harus pada ketinggian tidak kurang dari 30 cm diatas atap dan
harus dilengkapi dengan flashing fittings.
h. Sleeves dikerjakan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
- Untuk semua pipa-pipa yang menembus beton (sloop plat lantai, dinding atau
balok) harus dibuat sleeve, sebelum beton-beton yang bersangkutan dicor.
- Jika tidak memakai isolasi maka sleeve harus dipasang minimal satu ukuran
lebih besar dari pada aslinya.
- Sleeve yang dipakai adalah galvanized steel pipe.
- Rongga antara pipa instalasi dan sleeve harus ditutup rapat dengan bahan
yang elastis.
i. Perlindungan/ proteksi sesuai dengan cara sebelumnya.
j. Semua pipa dan fitting yang dipakai dalam pekerjaan ini harus dari satu merk dan
mengikuti standard yang sama.
k. Fittings terbuat dari bahan yang sama dengan jenis bahan pipa dan merupakan
cetakan pabrik.
l. Semua pipa tegak harus dijangkar kuat pada tiap jarak 2,5 m maksimum. Untuk
pipa mendatar harus ditumpu/ digantung kuat pada jarak maksimum 2 m.
m. Semua clean out adalah yang dimaksud sampai menembus lantai (floor clean out)
atau type clean out lantai.
Merk : San-Ei, Toto atau setaraf.
n. Untuk fitting/ belokan yang menerima beban vertikal akibat adanya pipa tegak
diatas harus diberi penumpu beton/ thrust blok.
o. Pipa vent tegak yang keluar dari permukaan tanah harus mempunyai ketinggian
2,5 m dan diujung pipa tersebut dipasang Tee.
p. Pengujian dari seluruh sistim pemipaan air kotor/ bekas ini dilakukan setelah
pemasangan selesai dan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk CM/ Perencana.
q. Pemborong harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk keperluan
pengujian tersebut dan segala biaya menjadi tanggung jawab Pemborong.

74
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

r. Pemasangan/ perletakan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar pelaksanaan


dan dimensi dari masing-masing pipa tertera jelas dalam gambar.
s. Pada jalur pemipaan setelah keluar dari bangunan harus dipasang inspection
chamber dengan konstruksi sesuai dengan persyaratan/ standard.
t. Pada bagian bawah dari pipa tegak ke pipa datar harus diberi penumpu/ support
dan pipa datar lainnya diberi penggantung.

Persyaratan Sambungan Pipa Air Kotor


(1) Sambungan pipa PVC harus menggunakan sambungan dengan “solvent cement”.
(2) Sambungan harus mampu menahan tekanan air kotor sebesar tinggi kolom air dari
pipa terendam sampai ke titik ujung atap pipa vent stack.
(3) Sambungan antara pipa dan arah yang berbeda harus menggunakan “Long Radius
Elbow” dan/ atau combination WYE.
(4) Fitting yang digunakan harus dari jenis “Injection moulded fitting”, fitting dari jenis
welded fitting tidak diperkenankan untuk dipakai.

Pengujian Sistim Pemipaan Air Kotor & Vent


(1) Semua lubang keluar/ pembuangan harus ditutup rapat dengan menggunakan plastik
yang khusus untuk itu.
(2) Seluruh sistem pemipaan diisi dengan air sampai ke lubang pipa vent yang tertinggi.
(3) Bila selama 60 menit penurunan permukaan air tidak lebih dari 10 cm, pengujian
dinyatakan berhasil.
(4) Bila penurunan permukaan air melebihi batas yang ditentukan maka
Kontraktor harus segera memperbaiki dan pengujian harus diulang kembali.

X. PEMASANGAN INSTALASI AIR HUJAN


(1) Pemasangan dan pemipaan ini meliputi :
- Pemasangan semua instalasi air hujan dari atap sampai ke bak kontrol di lantai
dasar.
- Pemasangan roof drain dari pipa yang bersangkutan.
- Seluruh bak kontrol untuk air hujan tidak termasuk dalam skope ini (masuk
pekerjaan sipil/ arsitektur).
(2) Pipa yang digunakan harus PVC pipe dari clase AW dengan solvent cement.
Merk : Ruchika, Wavin, Pralon atau setaraf.
Roof drain type cast iron drain.

75
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

(3) Untuk pipa-pipa horizontal, kemiringan pipa harus sesuai dengan gambar dan keadaan
setempat.
Pengetesan kebocoran dilakukan sesuai dengan diatas.

XI. PETUNJUK KERJA DAN PETUNJUK PEMELIHARAAN INSTALASI


(1) Setelah selesai pemasangan seluruh instalasi dan setelah selesai pelaksanaan
pengujian, Kontraktor harus menempatkan tenaga terdidik dan ahli dalam
mengoperasikan serta memelihara seluruh sistim perlengkapan instalasi yang
dilaksanakan.
(2) Kontraktor diharuskan melatih orang-orang yang ditunjuk Pemilik Bangunan sehingga
mahir dalam mengoperasikan seluruh peralatan dan sistim instalasi yang
dilaksanakan, sampai orang yang ditunjuk Pemilik Bangunan tersebut benar-benar
mahir dan sanggup menggantikannya.
(3) Kontraktor harus bertanggung jawab penuh untuk mengoperasikan seluruh peralatan
dan sistim instalasi yang dilaksanakan, sampai orang yang ditunjuk Pemilik Bangunan
tersebut benar-benar mahir dan sanggup menggantikannya.
(4) Kontraktor harus menyerahkan 4 (empat) set buku petunjuk kerja sistim instalasi san
petunjuk pemeliharaan kepada CM. Brosur-brosur yang dikeluarkan pabrik pembuat
peralatan tidak dapat dianggap sebagai petunjuk kerja dan petunjuk pemeliharaan,
tetapi dapat dilampirkan hanya sebagai pelengkap.
(5) Buku petunjuk sistim kerja instalasi dan petunjuk pemeliharaan harus disusun
sedemikian, sehingga mudah dipelajari dan bersampul kertas tebal dengan muka
depan tertulis dengan jelas jenis instalasi yang bersangkutan dan tertulis dalam
Bahasa Indonesia.
Buku tersebut harus memuat :
- Uraian secara umum dari sistem dan peralatan instalasi Plumbing secara
keseluruhan.
- Sistim kerja dari setiap bagian instalasi.
- Cara menjalankan/mematikan setiap peralatan serta mengatasi kerusakan-
kerusakan kecil yang mungkin timbul.
- Tebal peralatan yang memuat macam dan jumlah mesin/ peralatan lokasi, pabrik
asal, tipe, tahun pembuatan, nama dan alamat perusahaan yang menjadi agen di
Indonesia.

76
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

- Literatur dari pabrik tentang peralatan yang terpasang. Jangan memasukkan


brosur, data dan literatur dari peralatan yang tidak ada sangkut pautnya dengan
peralatan yang terpasang.
- Petunjuk pemeliharaan dari sistim instalasi dan semua peralatan, yang memuat
tugas pemeriksaan secara umum, semua pemeliharaan berkala, tabel pelunasan
dan daftar suku cadang.

XII. PENGUJIAN INSTALASI, RUNNING TEST DAN COMMISSIONING


(1) Semua pekerjaan yang dilaksanakan harus diuji, sehingga dapat dijamin bahwa
pekerjaan tersebut dapat bekerja dengan baik, untuk waktu jangka panjang.
(2) Tata cara pengujian dan pelaksanaan pengujian harus dilakukan dibawah
pengawasan CM.
(3) Semua perlengkapan, tenaga dan biaya untuk mengadakan pengujian menjadi
tanggungan Kontraktor.
(4) Kontraktor harus menanggung biaya untuk pemeriksaan dan pemberian izin dari
instansi yang berwenang, bila diperlukan.
(5) Sebelum melakukan test, Kontraktor harus menyerahkan prosedur running test
kepada Direksi/ CM berikut start up manual yang dikeluarkan dari pabrik pembuat
mesin tersebut.
(6) Harus dilakukan oleh tenaga ahli dari penjual mesin/peralatan tersebut yang mana
telah mendapat pendidikan khusus untuk itu dari pabrik pembuat mesin tersebut.
(7) Harus disaksikan oleh Pemberi Tugas, CM/ Team Pengawas dan badan lain yang
berwenang.

Pasal XVI
PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

I. INSTALASI LISTRIK
1. Persyaratan Umum
(1) Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilaksanakan oleh Instalatur Listrik yang telah
mempunyai Surat Pengakuan (PAS) golongan C dari PLN setempat dan SIPP
kelas A dari pemerintah setempat.

77
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

(2) Gambar spesifikasi dan risalah aanwijzing merupakan suatu kesatuan yang saling
mengikat dan melengkapi. Kontraktor harus menjalin hubungan yang baik dengan
kontraktor lain dalam pekerjaan ini, sehingga secara bersama-sama
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan jadwal dan spesifikasi yang
ditentukan.
(3) Pada dasarnya untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini, disamping
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini, berlaku :
• A.V. 1941
• Puil 2000
• AVE/VDE.
• Peraturan/persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja
Pemerintah Daerah setempat.
• Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja
Pemerintah Daerah setempat.
• Ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik dimana mesin, peralatan dan material
tersebut dibuat.
• Peraturan/ persyaratan lainnya yang berlaku sah di Indonesia
(4) Semua gambar-gambar kerja atau shop drawing yang dibuat oleh Kontraktor/
Instalatur listrik maka sebelum dilaksanakan terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Pengawas/ Direksi Lapangan.
(5) Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-
penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus
dituangkan dalam satu set lengkap gambar (kalkir) As Built Drawing dan harus
diserahkan kepada direksi segera setelah pekerjaan selesai.
(6) Dalam perhitungan biaya penawaran, harus sudah termasuk :
• Biaya perizinan dan pengetesan untuk bahan-bahan dan peralatan-peralatan
yang dipasang.
• Biaya keur dan biaya tanggungan instalsi
• Biaya administrasi pengurusan penyambungan.
(7) Semua instalasi peralatan dan mesin yang telah dipasang sebelum diserahkan
harus dites mengenai kemampuan bekerjanya, sesuai dengan ketentuan yang
dipersyaratkan.

78
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

(8) Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang dipasang kepada


direksi. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian
contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan pemborong.
(9) Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud dalam spesifikasi
teknis ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga
ahli.
(10) Pengawas
Kontraktor wajib bertanggung jawab atas semua pekerjaannya. Kontraktor wajib
menempatkan pengawas untuk mengawasi pekerjaannya sendiri. Penanggung
jawab pelaksana pekerjaan harus selalu berada di tempat pekerjaan dan dapat
mengambil keputusan demi kelancaran pekerjaan.
(11) Commisioning & Testing
a. Pemborong pekerjaan instalasi harus dilakukan testing dan pengukuran yang
dianggap perlu untuk memeriksa, mengetahui apakah seluruh instalasi yang
dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan
yang berlaku.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan
testing tersebut merupakan tanggung jawab pemborong. Hal ini termasuk pula
peralatan khusus yang diperlukan untuk testing.

2. Persyaratan Teknik Khusus Sistem Elektrikal.


2.1 Umum
Pekerjaan sistem elektrikal meliputi semua bahan, peralatan, tenaga kerja,
pemasangan, pengujian, perbaikan selama masa pemeliharaan dan trainning bagi
calon operator.
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan sistem distribusi daya listrik
• Pengadaan, pemasangan, dan penyambungan panel tegangan menengah
• Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan
menengah lengkap dengan cable fitting lainnya.
• Pengadaan dan pemasangan trafo distribusi
• Pengadaan, pemasangan unit-unit panel tegangan rendah
• Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan
rendah dengan berbagai ukuran dan type.

79
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

• Pekerjaan pentanahan (earthing) dari panel, armatur lampu, kotak kontak


dan pompa.
b. Pekerjaan Sistem Penerangan dan Stop Kontak
1. Sistem Penerangan dan Stop Kontak
• Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur dan lampunya.
• Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa atau
khusus
• Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, switches
• Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi pelindung
kabel serta berbagai accecoris lainnya seperti box untuk saklar, stop
kontak, junction box, flexible conduit, bends/ elbows, socket, dll.
• Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi
penerangan dan stop kontak.
• Pengadaan dan pemasangan pipa conduit, flexible harus dipasang untuk
melindungi kabel antara kotak sambung dan armature lampu.
2. Pekerjaan Sistem Penerangan Luar (Outdoor Lighting)
• Pengadaan dan pemasangan tiang lampu, armature, lampu, kabel
instalasi dan pipa pelindung kabel dan accecorisnya.
3. Instalasi dan pemasangan kabel
a. Umum
Semua kabel yang digunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
persyaratan PUIL/ LMK. Semua kabel/ kawat harus baru,jelas ditandai
ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalan.
Konduktor yang dipakai dari type :
• Untuk instalasi penerangan adalah NYM/ NYA denganconduit PVC.
• Untuk kabel distribusi adalah NYY
Semua kabel harus berada dalam conduit UPVC High Impact yang
disesuaikan ukurannya, semua kabel pada rak kabel harus diklem.
b. Splice/ Pencabangan
• Tidak diperkenankan adanya splice baik dalam feeder maupun
cabang, kecuali pada outlet yang bisa dicapai.Sambungan kabel
circuit cabang harus di buat secara mekanis dan harus teguh
secara electric.

80
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

• Semua sambungan kabel baik dalam junction box, panel atau


tempat lain harus mempergunakan connector yang terbuat dari
tembaga yang diisolasi porselen, bakelite atau PVC.
c. Bahan isolasi
• Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti
karet, PVC, asbes, gelas, tape sintetis, resin splice case,
composition dan lain-lain harus dari type yang disetujui.
d. Penyambungan kabel
• Semua penyambungan kabel dilakukan dalam kotak-kotak
penyambung yang khusus untuk itu.
• Kabel-kabel disambung sesuai warna atau nama masing-masing
dan dites tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan.
• Penyambungan tembaga dilapisi timah putih dan kuat.
• Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi untuk
pipa PVC yang khusus untuk listrik.
• Bila kabel dipasang tegak lurus di permukaan yang terbuka, harus
dilindungi GIP conduit.
e. Saluran Penghantar dalam Bangunan
• Instalasi penerangan tanpa ceiling gantung, saluran penghantar
(conduit) ditanam dalam beton.
• Instalasi penerangan dengan ceiling gantung, saluran penghantar
(conduit) dipasang di atas cable tray dan diletakan di atas ceiling.
• Instalasi saluran penghantar di luar bangunan digunakan saluran
beton, kecuali untuk penerangan taman digunakan pipa galvanized.
• Setiap kabel dalam bangunan digunakan pipa conduit minimum 5/8”
diameternya.
• Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus
dilengkapi dengan socket/ lock nut.
f. Pemasangan kabel dalam Tanah
• Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 cm.
• Kabel yang langsung ditanam dalam tanah harus dilindungi bata
merah, diberi pasir , ditanam minimal 80 cm.
• Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilapisi
pipa Galvanized.

81
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

• Kabel yang menyebrang jalur selokan, dilindungi pipa galvanized


atau pipa beton.
• Galian untuk tempat kabel harus bersih dari bahan-bahan yang
dapat merusak isolasi kabel, seperti batu, abu, kotoran bahan
kimia, dll.
• Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara
langsung, harus menggunakan peralatan khusus unrtuk
penyambungan kabel dalam tanah.

2.2 Konstruksi Panel dan Instalasinya.


a. Kabinet.
Semua kabinet harus di buat dari plat baja dengan tebal minimum 2 mm.
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci.
b. Finishing
Semua kabinet dicat dengan warna yang ditentukan direksi.Semua kabinet
dari pintu untuk panel board listrik, di buat tahan karat atau diberi lapisan anti
karat.
c. Pasangan panel
Pasangan panel sedemikain rupa sehingga setiap peralatan dalam panel
dengan mudah dijangkau tegantung macam atau type panel.
d. Panel-panel Sub Distribusi Utama
Panel-panel sub distribusi harus seperti ditunjuk pada gambar, kecuali ditunjuk
lain.
e. Papan nama
Setiap pemutus daya harus dilengkapi dengan papan nama dan dapat dilihat
dengan mudah.
f. Bus-bar/ Rel
Bus bar minimal harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis
dengan lapisan perak, dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150 %
dari arus beban terpasang yang ukurannya disesuaiakan dengan ukuran PUIL.
g. Terminal dan Mur Baut
Semua terminal cabang harus diberi lapisan tembaga dan disekrup dengan
menggunakan mur baut ring dari bahan tembaga atau mur baut yang
divernikel dengan ring tembaga.

82
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

h. Cadangan/ Penyambungan di kemudian hari


Bila dalam gambar ada cadangan, maka ruangantersebut dilengkapi dengan
bus, klem-klem pemasangan, pendukung dsb, untuk peralatan yang dipasang
dikemudian hari dapat berupa equipment bus bar, panel kayu, switch, circuit
breaker, dll.
i. Alat-alat ukur
Setiap panel dilengkapi dengan alat ukur seperti pada gambar.
j. Transformator Arus
Trafo harus adalah type kering, dalam ruangan type kering, dalam ruangan
type jendela dengan perbandingan kumparan yang sesuai dengan ketelitian
0,3 dengan burden sesuai standar – standar VDE.
k.Sikring
• Sikring adalah dari type kapasitas interupsi tinggi. Sikring harus dipasang
pada pendukung yang sama pada peralatan yang dapat dicabut.
• Sikring cadangan disediakan sebanyak sikring yang ada disimpan dalam
almari khusus dan diberi pengenal.
l. Kabel-kabel pengontrol
Dipasang di pabrik/ bengkel secara lengkap dan dibundel dan dilindungi
terhadap kerusakan mekanis. Ukuran minimal adalah 1,5 mm2 dari type 600
volt PVC.
m. Merk Pabrik
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik. Panel
adalah assembling lokal.
n. Peralatan Pengaman Pemutus Daya
Peralatan pengaman adalah pemutus daya dengan moulded case.
o. Pilot Lamp
Semua tutup muka panel harus dilengkapi dengan :
1. Pilot lampu untuk menyatakan adanya tegangan R.S.T
2. Pilot lampu untuk push button on/ off, untuk menyatakan sistem telah
on/ off.
3. Pilot lampu untuk remote control pada panel.
Penyediaan dari pilot lampu yang disebutkan di atas merupakan
keharusan, biarpun pada gambar-gambar tidak tertera.

83
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT(RKS) TAMAN LALU LINTAS

Warna-warna untuk pilot lamp :


1. Untuk phase R : warna merah
2. Untuk phase S : warna kuning
3. Untuk phase T : warna biru
4. Untuk menyatakan sistem telah dijalankan dengan push button atau
dengan saklar, ataupun dengan Time Switch , menyatakan sistem on
dengan warna merah.
5. Untuk menyatakan sistem telah off dengan warna hijau.

II. PEKERJAAN TATA UDARA


1. Ketentuan Umum
2.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk instalasi tata udara disini adalah seluruh pekerjaan yang
ditunjukan dalam gambar dan buku spesifikasi ini, yang meliputi pengadaan dan
pemasangan lengkap dengan instalasinya sesuai gambar rencana dan buku
spesifikasi, yaitu :
a. AC Split Duct
b. Air Handling Unit
c. Exhaust, Intake Fan
d. Ducting untuk Udara Supply, Return maupun Exhaust
e. Pemipaan Condensate lengkap denganperalatannya.
f. Diffuser dan Grille
g. System Control
h. Pondasi Mesin-mesin
i. Testing dan Balancing
j. Pemeliharaan
2.2. Koordinasi
a. Gambar-gambar rencana hanya menunjukan secara umum tentang posisi dari
peralatan-peralatan, pemipaan, ducting dan lain-lain. Pemborong harus
mengadakan perubahan-perubahan yang diperlukan disesuaikan dengan
kondisi-kondisi bangunan tanpa tambahan biaya.
b. Setiap pekerjaan yang disebut pada spesifikasi tapi tidak ditunjukan pada
gambar atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang.

84

Anda mungkin juga menyukai