SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB I
URAIAN PEKERJAAN UMUM
1
SPESIFIKASI TEKNIS
1.1.7. Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan,
lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja
terlindungi dari resiko kecelakaan.
1.1.8. Penyedia Jasa menjamin bahwa semua peralatan dan kendaraan yang akan digunakan
atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan keselamatan kerja, selanjutnya barang-
barang tersebut harus dapat dipergunakan secara aman.
1.1.9. Penyedia Jasa turut melakukan pengawasan terhadap tenaga kerja, agar tenaga kerja
tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.
1.1.10. Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
1.1.11. Sebelum dan selama melaksanakan pekerjaan, Rekanan/ Penyedia Jasa harus
berkonsultasi dengan Pengawas atau Direksi Pekerjaan.
2
SPESIFIKASI TEKNIS
3
SPESIFIKASI TEKNIS
1.6.1. Dilapangan pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi wajib menunjuk seorang kuasa atau
biasa disebut Koordinator Lapangan/Site Manager yang cakap untuk memimpin
pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan mendapat kuasa penuh dari Penyedia Jasa
Konstruksi, berpendidikan sesuai yang disyaratkan dalam Dokumen lelang.
1.6.2. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memberitahu secara tertulis kepada Direksi
Pekerjaan, nama dan jabatan Koordinator Lapangan/Site Manager untuk
mendapatkan persetujuan.
1.6.3. Bila kemudian hari menurut pendapat Direksi Pekerjaan, bahwa Koordinator
Lapangan/Site Manager kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka
akan diberitahukan kepada Penyedia Jasa Konstruksi secara tertulis untuk
menggantinya dengan tenaga-tenaga yang memenuhi syarat.
1.6.4. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Penyedia Jasa
Konstruksi harus sudah menunjuk Koordinator Lapangan baru atau Penyedia Jasa
Konstruksi sendiri (penanggung jawab / Team Leader ) yang akan memimpin
pelaksanaan pekerjaan.
4
SPESIFIKASI TEKNIS
Barchart dan Curve ”S” untuk bahan/tenaga dan Shop Drawing 3 (tiga) set untuk
gambar yang akan dikerjakan, untuk PPK, Penyedia, dan Pengawas lapangan
1.9.2. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi Pekerjaan, paling lambat dalam waktu 15 (lima belas) hari kalender setelah
Surat Perintah mulai Kerja diterima oleh Penyedia Jasa Konstruksi dan disahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
1.9.3. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memberikan salinan rencana kerja sebanyak rangkap
4 (empat) kepada Direksi Pekerjaan, satu salinan rencana kerja harus ditempel pada
dinding di bangsal kerja dilapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan
pekerjaan (prestasi kerja) secara riil.
1.9.4. Direksi Pekerjaan akan menilai prestasi pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi
berdasarkan rencana kerja Penyedia Jasa Konstruksi tersebut.
1.9.5. Selama masa pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyimpan 1 (satu)
set gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar
yang memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak.
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh Direksi
Pekerjaan dan akan diperiksa tiap hari oleh Pihak yang ditunjuk untuk melakukan
pengawasan pekerjaan tersebut, apabila ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan
dan tidak dilaksanakan, diperbaiki kembali selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai (penyerahan pertama/PHO), Penyedia Jasa
harus menyerahkan laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan, gambar As
Built Drawing (ABD), disertai dengan soft copy file dan scan gambar yang telah
ditandatangani dalam bentuk flash disk sebanyak 3 (tiga) set, dan penyedia jasa wajib
membuat video pelaksanaan dan foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan 0%, 50%
dan 100% ( sudut pengambilan tetap ). Semua hal tersebut harus diperiksa oleh
Direksi Pekerjaan dan atau Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan
pekerjaan tersebut.
1.9.6. Program Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat
kontrak. Program tersebut harus dibuat dalam bentuk bar-chart yang
memperlihatkan setiap kegiatan :
a. Mulai tanggal paling awal, sampai dengan akhir pekerjaan.
b. Waktu yang diperlukan.
c. Tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan.
5
SPESIFIKASI TEKNIS
6
SPESIFIKASI TEKNIS
Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) rangkap Laporan Kerja Mingguan yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan
pekerjaan tersebut setiap akhir minggu dan untuk minggu-minggu berikutnya.
Laporan tersebut harus sudah termasuk pekerjaan konstruksi yang berhubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan serta lain-lain yang diminta.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) rangkap laporan kerja harian secara
tertulis untuk semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Pihak
yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan pekerjaan tersebut setiap hari maupun
untuk hari-hari berikutnya. Laporan kerja harus mencakup semua pekerjaan yang
berhubungan dengan pelaksanaan pada saat itu. Penyedia Jasa harus menyediakan
Laporan Kerja Bulanan dengan sistem bar-chart pada akhir bulan dan untuk bulan-
bulan berikutnya. Laporan Kerja ini harus memperlihatkan tenggang waktu dari
mulai sampai akhir kegiatan utama dengan volume pekerjaannya. Laporan kerja ini
harus diserahkan kepada Pekerjaan pada hari ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan
perubahan.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan laporan-laporan tersebut menjadi
tanggung jawab dari penyedia jasa.
1.9.9. Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan.
Rapat tetap antara Direksi Pekerjaan /Pihak yang ditunjuk untuk melakukan
pengawasan pekerjaan tersebut dan Penyedia Jasa diadakan sekurang-kurangnya
sekali dalam dua minggu pada tempat dan waktu yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan pekerjaan tersebut.
Maksud daripada rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang
dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk seminggu selanjutnya dan membahas
permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan. Sedangkan rapat bulanan
diadakan sebulan sekali dipimpin oleh Pejabat Pembuat Komitmen dihadiri oleh
Penyedia Jasa, Direksi Pekerjaan dan atau Pihak yang ditunjuk untuk melakukan
pengawasan pekerjaan tersebut.
7
SPESIFIKASI TEKNIS
8
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB II
URAIAN KETENTUAN
PELAKSANAAN K3
9
SPESIFIKASI TEKNIS
i. Penyedia jasa wajib mengasuransikan semua tenaga kerja berikut tim Direksi
Pekerjaan.
2. Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja
Penyedia Jasa Konstruksi harus menugaskan secara khusus Ahli K3 dan tenaga K3 untuk
setiap Pekerjaan yang dilaksanakan. Tenaga K3 tersebut harus masuk dalam struktur
organisasi pelaksanaan konstruksi setiap Pekerjaan, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh (full-time)
untuk mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Pengurus dan Penyedia Jasa yang mengelola pekerjaan dengan mempekerjakan
pekerja dengan jumlah minimal 100 orang atau kondisi dari sifat Pekerjaan memang
memerlukan, diwajibkan membentuk unit pembina K3.
c. Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ini merupakan unit
struktural dari organisasi penyedia jasa yang dikelola oleh pengurus atau penyedia
jasa.
d. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama dengan panitia
pembina keselamatan kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah koordinasi pengurus
atau Penyedia Jasa, serta bertanggung jawab kepada pemimpin Pekerjaan.
e. Penyedia jasa harus mekukan hal-hal sebagai berikut :
1) Memberikan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja fasilitas-fasilitas
dalam melaksanakan tugas mereka.
2) Berkonsultasi dengan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja dalam
segala hal yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
Pekerjaan.
3) Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada rekomendasi dari
panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja.
f. Jika 2 (dua) atau lebih Penyedia Jasa bergabung dalam suatu Pekerjaan mereka harus
bekerja sama membentuk kegiatan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Laporan kecelakaan
Salah satu tugas pelaksana K3 adalah melakukan pencatatan atas kejadian yang terkait
dengan K3, dimana :
a. Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan
kepada Instansi yang terkait.
b. Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukkan hal-hal sebagai
berikut :
10
SPESIFIKASI TEKNIS
11
SPESIFIKASI TEKNIS
1) Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK, ruang PPPK,
ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat dicari petugas K3.
2) Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans, nomor telepon
dan nama orang yang bertugas dan lain-lain.
3) Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat penolong yang dapat
segera dihubungi dalam keadaan darurat.
5. Pembiayaan keselamatan dan kesehatan kerja
Biaya operasional kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja harus sudah diantisipasi
sejak dini yaitu pada saat Pengguna Jasa mempersiapkan pembuatan desain dan perkiraan
biaya suatu pekerjaan konstruksi. Sehingga pada saat pelelangan menjadi salah satu item
pekerjaan yang perlu menjadi bagian evaluasi dalam penetapan pemenang lelang.
Selanjutnya Penyedia Jasa harus melaksanakan prinsip-prinsip kegiatan kesehatan dan
keselamatan kerja termasuk penyediaan prasarana, sumberdaya manusia dan pembiayaan
untuk kegiatan tersebut dengan biaya yang wajar, oleh karena itu baik Penyedia Jasa dan
Pengguna Jasa perlu memahami prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja ini agar
dapat melakukan langkah persiapan, pelaksanaan dan pengawasannya.
12
SPESIFIKASI TEKNIS
c. Ventilasi
1) Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai untuk mendapat
udara segar.
2) Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas yang berbahaya,
tenaga kerja harus disediakan alat pelindung diri untuk mencegah bahaya-bahaya
tsb di atas.
d. Kebersihan
1) Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus dipindahkan ke
tempat yang aman.
2) Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan.
3) Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan bertumpuk di tempat
kerja.
4) Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau sebab lain harus
dibersihkan atau disiram pasir, abu atau sejenisnya.
5) Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus dikembalikan
pada tempat penyimpanan semula.
3. Pencegahan terhadap kebakaran dan alat pemadam kebakaran
Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada suatu tempat atau Pekerjaan dapat
dilakukan pencegahan sebagai berikut :
a. Di tempat-tempat kerja dimana tenaga kerja dipekerjakan harus tersedia:
1) Alat-alat pemadam kebakaran.
2) Saluran air yang cukup dengan tekanan yang besar.
b. Pengawas dan sejumlah/beberapa tenaga kerja harus dilatih untuk menggunakan alat
pemadam kebakaran.
c. Alat pemadam kebakaran, harus diperiksa pada jangka waktu tertentu oleh orang
yang berwenang dan dipelihara sebagaimana mestinya.
d. Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat pemadam kebakaran yang dapat
dipindah-pindah (portable) dan jalan menuju ke tempat pemadam kebakaran harus
selalu dipelihara.
e. Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah dilihat dan
dicapai.
13
SPESIFIKASI TEKNIS
14
SPESIFIKASI TEKNIS
15
SPESIFIKASI TEKNIS
16
SPESIFIKASI TEKNIS
17
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB III
PEKERJAAN
KONSTRUKSI SIPIL
3.1 UMUM
3.1.1 Pendahuluan
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah
pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus
dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen-dokumen
kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan
peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan
material yang harus disepakati, harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi
tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau
material tersebut dijumpai.
18
SPESIFIKASI TEKNIS
19
SPESIFIKASI TEKNIS
menunjukkan perbedaan antara gambar rencana dan gambar kerja. Semua biaya untuk itu
menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa.
3.1.6 Ukuran-ukuran
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar
tersebut adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaan antara ukuran dan gambarnya,
maka penyedia barang/jasa harus segera meminta pertimbangan dari para ahli untuk
menetapkan mana yang benar.
3.1.7 Peralatan
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan
oleh penyedia barang/jasa. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, penyedia barang/jasa
harus mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tahap
pekerjaan tersebut. Penyediaan peralatan di tempat pekerjaan, dan persiapan peralatan
pekerjaan harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari direksi. Tanpa
persetujuan direksi, penyedia barang/jasa tidak diperbolehkan untuk memindahkan
peralatan yang diperlukan dari lokasi pekerjaan.
Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti hingga
direksi menganggap pekerjaan dapat dimulai.
20
SPESIFIKASI TEKNIS
untuk dipertimbangkan oleh direksi. Bila menurut pendapat direksi hal-hal tersebut tidak
memuaskan atau tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen
kontrak, maka harus diganti oleh penyedia barang/jasa tanpa biaya tambahan.
Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian
rupa sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan
jadwal untuk pekerjaan lainnya.
3.1.11 Pematokan
Penyedia barang/jasa harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan
dan peil bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat
persetujuan direksi terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat
21
SPESIFIKASI TEKNIS
melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu. Penyedia barang/jasa
harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk direksi.
Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, penyedia barang/jasa harus
memberitahukan kepada direksi sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelumnya, sehingga
direksi dapat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melakukan pengawasan.
Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh penyedia barang/jasa untuk
mendapat persetujuan direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui direksi yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan. Penyedia barang/jasa wajib
menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru ukur serta pekerjaan lain yang
diperlukan oleh direksi untuk melakukan pemeriksaan untuk pemeriksaan/pengujian hasil
pengukuran.
Semua tanda-tanda di lapangan yang diberikan oleh direksi atau dipasang sendiri
oleh penyedia barang/jasa harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh penyedia
barang/jasa. Apabila ada yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan meminta
kembali persetujuan dari direksi. Bila terdapat penyimpangan dari gambar rencana, penyedia
barang/jasa harus mengajukan 3 (tiga) rangkap gambar penampang dari daerah yang
dipatok tersebut. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan dari pendapat/revisi
pada satu copy gambar tersebut dan mengembalikannya kepada penyedia barang/jasa.
Setelah diperbaiki, penyedia barang/jasa harus mengajukan kembali gambar hasil revisinya.
Gambar-gambar tersebut harus dibuat pada kertas kalkir agar memungkinkan untuk
diproduksi. Semua gambar-gamba yang telah disetujui harus diserahkan kepada direksi
dalam kalkir asli dan 2 (dua) copy hasil reproduksinya. Ukuran dan huruf digunakan pada
gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan direksi.
3.1.12 Rambu-rambu
Di tempat-tempat yang dipandang perlu, penyedia barang/jasa harus menyediakan
rambu-rambu untuk keperluan kelancaran lalu lintas. Tanda-tanda tersebut harus cukup jelas
untuk menjamin keselamatan lalu lintas. Apabila pekerjaan harus memotong/menyeberangi
jalan dengan lalu lintas padat, penyedia barang/jasa harus melaksanakan pekerjaan secara
bertahap atau apabila dipandang perlu dilaksanakan pada malam hari. Segala biaya untuk
keperluan tersebut harus sudah termasuk di dalam penawaran penyedia barang/jasa.
22
SPESIFIKASI TEKNIS
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan harus
diserahkan kepada direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan suatu tahapan
pekerjaan dimulai, rencana kerja tersebut harus mencakup:
1. Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian pekerjaan.
2. Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian lain ke lapangan.
3. Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan dan/atau
pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.
4. Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh penyedia barang/jasa.
5. Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan disertai latar
belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
6. Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan.
7. Cara pelaksanaan pekerjaan.
Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-S beserta lampiran
penjelasan.
3.1.15 Rapat-rapat
Apabila dipandang perlu, direksi dan/atau penyedia barang/jasa dapat mengadakan
rapat-rapat dengan mengundang penyedia barang/jasa dan konsultan serta pihak-pihak
tertentu yang berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan.
23
SPESIFIKASI TEKNIS
Semua hasil/risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat mengikat bagi penyedia
barang/jasa.
3.1.18 Laporan-Laporan
Selama periode pekerjaan di lapangan, penyedia barang/jasa harus membuat laporan
harian, laporan mingguan dan laporan bulanan, masing-masing 3 (tiga) rangkap yang
menggambarkan kemajuan pekerjaan. Laporan tersebut memuat sekurang-kurangnya
informasi yang mencakup :
a. Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai menjelang akhir minggu.
b. Jumlah personil yang bertugas selama minggu tersebut.
c. Material dan barang-barang serta peralatan yang disediakan.
d. Kondisi cuaca.
Setelah pekerjaan selesai, penyedia jasa harus menyerahkan gambar terbangun as built
drawing 3 (tiga) rangkap.
24
SPESIFIKASI TEKNIS
25
SPESIFIKASI TEKNIS
26
SPESIFIKASI TEKNIS
SNI 07-6401-2000 Spesifikasi kawat baja dengan proses kanal dingin untuk tulangan
beton
SNI 03-1729-2002 Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung
SNI 03-2491-2002 Metode pengujian kuat tarik belah beton
SNI 03-2835-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah
SNI 03-3449-2002 Tata cara perancangan campuran beton ringan dengan agregat
ringan
SNI 03-6762-2002 Metode pengujian tiang pancang terhadap bahan lateral
SNI 03-6796-2002 Metode pengujian untuk menentukan daya dukung tanah dengan
beban statis pada pondasi dangkal
SNI 03-6806-2002 Tata cara perhitungan beton tidak betulang struktural
SNI 03-6812-2002 Anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton
SNI 03-6814-2002 Tata cara pelaksanaan sambungan mekanis untuk tulangan beton
SNI 03-6817-2002 Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton
SNI 03-6820-2002 Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan plesteran
dengan bahan dasar semen
SNI 03-6821-2002 Spesifikasi agregat ringan untuk batu cetak beton pasangan
dinding
SNI 03-6825-2002 Metode pengujian kekuatan tekan mortar semen Portland untuk
pekerjaan sipil
SNI 03-6861.2-2002 Spesifikasi bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari
besi/baja)
SNI 03-6880-2002 Spesifikasi beton structural
SNI 03-6882-2002 Spesifikasi mortar untuk pekerjaan pasangan
SNI 03-6889-2002 Tata cara pengambilan contoh agregat
SNI 03-6897-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding
AASHTO M133-86 Pengawetan kayu untuk tiang pancang
27
SPESIFIKASI TEKNIS
Kalau sekiranya tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dan keadaan seperti
yang ditunjukkan dalam gambar, Penyedia barang/jasa harus segera menyampaikan kepada
Direksi secara tertulis untuk mendapatkan penyelesaian lebih lanjut, juga Penyedia
barang/jasa harus menentukan letak bangunan pelengkap seperti Direksi Keet, Gudang, dan
sebagainya.
28
SPESIFIKASI TEKNIS
Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik mengenai
lebar, panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya, dan benar-benar waterpass. Kalau ternyata
akan menimbulkan kesulitan-kesulitan pelaksanaan kalau dilaksanakan menurut gambar,
Penyedia barang/jasa boleh mengajukan usul kepada Direksi mengenai cara pelaksanaannya.
29
SPESIFIKASI TEKNIS
Galian dari pondasi pada batas-batas kemiringan dan peil yang dicantumkan pada
gambar rencana atau atas petunjuk Direksi, galian tersebut harus mempunyai ukuran yang
cukup, agar penempatan konstruksi atau lantai pondasi dengan dimensi yang sesuai dengan
gambar rencana mudah dilaksanakan.
Peil dasar lantai pondasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, tidak boleh
dianggap bersifat pasti. Direksi dapat menentukan perubahan dimensi peil dari lantai
pondasi jika dipandang perlu, agar pondasi tersebut dapat berfungsi sebaik-baiknya. Batu-
batu besar, kayu, serta rintangan-rintangan lain yang mungkin ditemui dalam galian, harus
dibuang. Sesudah galian selesai, Penyedia barang/jasa harus memberitahukan Direksi akan
hal ini, dan tidak diperkenankan untuk melaksanakan penaikan tanah dasar pondasi dan
melaksanakan lantai pondasi sebelum Direksi setuju dengan ukuran dan kedalaman galian
material-material pondasi serta konstruksi-konstruksi yang akan dipasang pada lubang
galian tersebut. Semua retakan atau celah-celah yang ada harus dibersihkan dan diisi dengan
spesi (injeksi), serta semua material lepas, batu-batuan lapuk, lapisan-lapisan yang tipis
harus dibuang.
30
SPESIFIKASI TEKNIS
31
SPESIFIKASI TEKNIS
3.3.6 Lain-Lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu merah,
dan sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahan-bahan tersebut harus
bersih, bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai gradasi yang sesuai dengan yang
diperuntukkan.
32
SPESIFIKASI TEKNIS
Volume galian konstruksi untuk tanah-tanah di bawah muka air tanah, akan dibayar
tersendiri, yaitu untuk volume tanah galian yang terletak minimum 20 cm di bawah muka air
tanah konstan pada lubang galian.
Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut di atas tanpa mempertimbangkan
cara dimana material tersebut akan dibuang, dibayar menurut harga satuan sesuai dengan
mata pembiayaan yang akan disebut di bawah ini.
Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu dan hal-hal lain
yang umum dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
33
SPESIFIKASI TEKNIS
memesan bahan tersebut dalam jumlah besar sebelum diberikan persetujuan untuk
pemakaian bahan.
Direksi akan menahan contoh-contoh bahan yang sudah disetujui sebagai patokan,
pengiriman-pengiriman bahan selanjutnya akan dicek kesesuainnya dengan contoh tersebut.
Penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan penyimpangan yang berarti terhadap
contoh yang sudah disetujui, tanpa persetujuan dari Direksi.
Semua bahan yang ditolak oleh Direksi harus segera disingkirkan dari lapangan atas
biaya Penyedia barang/jasa.
3.4.3 Semen
Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan Acuan Normatif
SNI 15-2049-1994.
Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh direksi dan harus
dikirim ke lapangan dalam kantong tertutup atau dalam tempat lain dari pabrikan yang
sudah disetujui.
Bilamana dikehendaki oleh Direksi, Penyedia barang/jasa harus memberikan Direksi,
satu faktur untuk setiap pengiriman semen, dimana tertera nama pabrikan, jenis dan jumlah
semen yang dikirim, bersama dengan sertifikat pengujian dari pabrikan yang menyatakan
bahwa semen yang dikirim sudah diuji dan dianalisa dalam segala hal sesuai dengan Acuan
Normatif.
Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air serta
dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang membatu atau menggumpak
atau yang rusak kantongnya akan ditolak.
Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan Acuan Normatif bila
dianggap perlu oleh Direksi. Direksi berhak untuk menolak semen yang tidak memuaskan,
sekalipun sudah terdapat sertifikasi dari pabrikan.
Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya
Penyedia barang/jasa. Penyedia barang/jasa harus menyediakan semua contoh pengujian
dan memberikan bantuan yang mungkin diperlukan oleh Direksi untuk melakukan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen
dalam jumlah yang cukup di lapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan
memberikan waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di tempat
yang sesuai untuk menyimpan dan menangani semen, gudang-gudang tersebut harus benar-
34
SPESIFIKASI TEKNIS
benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan berkapasitas cukup. Lantai gudang
minimal harus 30 cm di atas tanah atau di atas air yang mungkin tergenang di lantai. Ketika
diangkut ke lapangan dengan lori/gerobak, semen harus ditutup dengan terpal atau bahan
penutup lain yang tidak tembus air, semen harus sesegera mungkin digunakan setelah
dikirim dan setiap semen yang menurut pendapat Direksi sudah rusak atau tidak sesuai lagi
akibat penyerapan air dari udara atau dari manapun, harus ditolak dan disingkirkan dari
lapangan atas biaya Penyedia barang/jasa.
Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang terpisah, semen-
semen harus disimpan menurut pengiriman sedemikian sehingga yang dikirim dahulu dapat
dipakai lebih dahulu.
3.4.4 Agregat
Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI 1971, bagian 2 atau B.S No. 852
1965.
Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan 5 mm dan agregat halus
adalah agregat yang lolos saringan 5 mm.
Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasarnya harus bergradasi dari 25
mm sampai 5 mm. Pemakaian agregat all – in (semua gradasi) tidak diperbolehkan.
Untuk beton kurus harus bergradasi dari 38 mm – 5 mm sebelum pembetonan
dimulai, sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus diserahkan kepada Direksi
untuk disetujui. Dari jumlah tiap tersebut Penyedia barang/jasa harus mengambil dua contoh
yang representative dan mengadakan analisa gradasi serta pengujian lain sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi. Semuanya harus sesuai dengan British Standard No. 812 : 1968
atau yang setara.
Bila agregat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, Penyedia barang/jasa harus
mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber yang
disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada seluruh pekerjaan.
Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi bahan harus
dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25 ton yang dipasok.
Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik di sumber
pemasokan atau di lapangan untuk agregat halus dan kasar yang mutu serta gradasinya
sudah disetujui guna menjaga kesinambungan kerja.
35
SPESIFIKASI TEKNIS
36
SPESIFIKASI TEKNIS
37
SPESIFIKASI TEKNIS
terpisah dengan alat penimbang yang disetujui, yang memenuhi ketepatan 1%. Pengukuran
volume dapat diijinkan asal disetujui oleh Direksi.
Peralatan yang dipakai untuk menimbang semua bahan dan mengukur air yang
ditambahkan serta metode penentuan kadar air harus sudah disetujui oleh Direksi sebelum
beton di cor.
38
SPESIFIKASI TEKNIS
sedemikian sehingga mencegah segregasi dan harus dijaga agar aliran beton tidak terputus-
putus. Seluruh operasi ini harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Pengecoran suatu unit atau bagian pekerjaan harus dilaksanakan dalam satu operasi
menerus atau hingga mencapai bagian yang ditentukan.
Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara apapun
sekurang-kurangnya 48 jam sesudah beton dicor, kecuali jika diperoleh ijin tertulis dari
Direksi. Semua beton harus dicorkan pada siang hari, pengecoran bagian manapun tidak
boleh dimulai jika dapat diselesaikan pada siang hari kecuali jika sudah diperoleh ijin dari
Direksi untuk pengerjaan malam hari, ijin demikian tidak akan diberikan jika Penyedia
barang/jasa tidak menyediakan sistem penerimaan yang memadai, yang disetujui oleh
Direksi.
Penyedia barang/jasa harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan
kondisi. Pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan, catatan ini harus tersedia untuk
diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.
39
SPESIFIKASI TEKNIS
40
SPESIFIKASI TEKNIS
Siar-siar konstruksi pada permukaan yang terbuka harus sungguh horizontal atau
vertikal dan jila diperlukan dipasang juga beading di dalam dinding bekisting pada
permukaan yang terbuka untuk menjamin penampilan siar yang memuaskan sebelum
menempatkan beton baru pada beton yang sudah mengeras, permukaan siar beton yang
sudah dicor harus dibersihkan seluruhnya dari benda-benda asing atau serpihan.
Jika umur beton kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan dengan
penyikatan seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah lebih dari 3 hari atau sudah terlalu keras,
permukaan tersebut harus dicetak secara ringan atau ditembus dengan pasir (Sand Blasted)
untuk memperlihatkan agregat. Setelah permukaan tersebut dibersihkan dan disetujui oleh
Direksi bekisting akan diperiksa dan dikencangkan. Siar-siar konstruksi harus dikerjakan
sebagaimana ditetapkan pada gambar atau spesifikasi.
3.4.20 Bekisting
Semua bekisting harus dirancang dan dibuat sehingga dinilai memuaskan oleh
Direksi. Penyedia barang/jasa harus menyerahkan rancangannya untuk menyetujui dalam
jangka waktu yang cukup sebelum pekerjaan dimulai.
Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balol kecil dan harus yang kuat
serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan,
dipadatkan dan mengeras. Bekisting dari kayu dan triplek harus dibuat dari kayu yang sudah
diolah dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran.
Pengikat baja untuk di dalam atau blok antara (spacer) yang sudah disetujui atau dipakai,
bagian dari pengikat atau pengantara yang ditanam permanen dalam beton sekurang-
kurangnya harus berjarak 5 cm dari permukaan akhir beton. Setiap lubang dalam permukaan
beton yang timbul akibat pengikat atau pengantara yang harus ditutup dengan rapi segera
setelah bekisting dibuka dengan spesi semen yang campuran serta konsistensinya sama
dengan mutu beton induknya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka bekisting harus
dilapisi dengan triplek bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi.
Pada umumnya bekisting, akan diperiksa oleh Direksi lebih dari 3 kali sebelum
memasang kayu bekisting, Direksi akan memilih panil kayu yang boleh dipakai ulang, panil
kayu lapis yang ditolak oleh Direksi harus disingkirkan. Direksi sama sekali tidak
bertanggung jawab atas mutu permukaan akhir setelah memberikan persetujuan atas
41
SPESIFIKASI TEKNIS
bekisting. Semua sudut kolom dan balok yang terbuka harus diberi alur (1,5 cm) kecuali jika
ditetapkan lain oleh Direksi. Kolom dan dinding harus diberi lubang agar kotoran, debu, dan
benda lainnya dapat disingkirkan sebelum beton dicorkan.
3.5 PENULANGAN 1)
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu
atau zat lainnya yang dapat mengganggu perletakan yang sempurna antara tulangan beton.
Jika diinstruksikan oleh Direksi, baja harus harus disikat atau dibersihkan sebelum dipakai.
Beton tidak boleh dicorkan sebelum penulangan diperiksa atau disetujui oleh Direksi.
3.5.1 Bahan-Bahan
Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan SII 0136-1984, British
Standard No. 785 atau yang setara untuk baja tulangan yang polos. Baja tulangan
bertegangan tinggi harus minimal BJTP 32 yang sesuai dengan SII 0136-1984, British
Standard No. 4449 : 1969 atau yang setara untuk baja ulir yang bertegangan tinggi,
tegangan rendah baja tulangan bertegangan tinggi harus minimal 32,0 kg/cm2.
3.5.2 Penyimpanan
Bila baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan diberi alas kaki
dari muka tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan
dan karat.
3.5.3 Penekukan
Pada tahap awal pekerjaan, Penyedia barang/jasa harus mempersiapkan daftar
tekukan (Bending Schedule) untuk disetujui oleh Direksi. Semua baja tulangan harus ditekuk
secara tepat menurut bentuk dan dimensi yang memperlihatkan dalam gambar dan sesuai
dengan British Standard 4466 : 1969 atau yang setara yang dipasang pada posisi yang
ditetaplan dapat dipenuhi semua tempat. Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah
disetujui oleh Direksi.
Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan
kerusakan, tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai dengan
gambar tidak boleh dipakai.
1
Penulangan diperlukan untuk pembuatan thrust block dengan diameter pipa yang besar, atau sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana hasil analisa dan perhitungan
42
SPESIFIKASI TEKNIS
Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan maka dikerjakan dengan
sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar dengan diameter batang yang
ditekuk.
3.5.4 Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai dengan posisi yang diperlihatkan pada
gambar dan harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan beton atau
gantungan logam menurut kebutuhan dan pada persilangan diikat dengan kawat baja pada
pilar dinding dengan diameter tidak kurang dari 2.6 mm, ujung-ujung kawat harus diarahkan
ke bagian tubuh utama beton.
Bila pengatur jarak dari spesi pracetak untuk mengatur tebal beton deking sekurang-
kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang ditetapkan untuk
beton yang sedang di cor dan harus sekecil mungkin. Block-block ini harus dikencangkan
dengan kawat yang ditanam di dalamnya dan harus dicelupkan dalam air sebelum dipakai.
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar
konstruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali diperoleh
persetujuan dari Direksi.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton
yang sudah mongering atau mongering sebagian yang mungkin menempel dari pengecoran
sebelumnya. Sebelum pengecoran tulangan yang sudah dipasang pada tiap pekerjaan harus
disetujui oleh Direksi. Pemberitahuan kepada Direksi untuk melakukan pemeriksaan harus
disampaikan dalam tenggang waktu pekerjaan. Jarak minimal dari permukaan suatu batang
termasuk sengkang ke permukaan beton terdekat dengan gambar untuk tiap bagian
pekerjaan.
43
SPESIFIKASI TEKNIS
44
SPESIFIKASI TEKNIS
Toleransi untuk beton dengan muka halus adalah 0.6 cm, posisi bagian struktur
maksimum 0.3 cm untuk bagian struktur. Pergeseran papan bekisting pada siar-siar tidak
boleh melebihi 0.1 cm dan perbedaan garis sepadan (alignment) bagian struktur harus dalam
batas 0.1 % akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.
45
SPESIFIKASI TEKNIS
3.14 AIR
Air untuk mengaduk dan mengeringkan beton harus bersih dari unsur-unsur atau
kotoran yang berbahaya yang dapat mempengaruhi daya pengikat semen.
Direksi dapat meminta agar dilakukan uji kimiawi setiap saat dan biaya pengujian ini
dibebankan pada biaya Penyedia barang/jasa.
3.15.2 Perbaikan
Setiap kebocoran yang diketahui harus diperbaiki sampai tidak terlihat lagi adanya
kebocoran.
Bila kebocoran melebihi nilai penurunan maksimum yang diijinkan, Penyedia
barang/jasa harus mengadakan perbaikan secara umum atas biaya sendiri, setelah perbaikan
selesai, metode pengujian hidrolis harus diulangi sebagaimana diuraikan pada ayat ini.
Pengujian tidak perlu diulangi jika :
46
SPESIFIKASI TEKNIS
47
SPESIFIKASI TEKNIS
Semen yang dipakai adalah Portland Cement kelas I, dan mendapat persetujuan
Direksi Pengawas. Rekanan hanya diperbolehkan memakai dari satu jenis dan satu
merk PC untuk seluruh pekerjaan.
d. Air.
Air yang dipakai untuk adukan apesie harus air tawar yang bebas dari
larutan-larutan lain yang membahayakan konstruksi. Air yang dipergunakan harus
mendapat persetujuan Direksi Pengawas.
2. Penyimpanan Bahan
Semua batu-batu untuk pasangan yang ditumpuk ditempat kerja harus diatur
penempatannya sedemikian rupa supaya dapat disemprot dengan air dan harus ditutup
untuk melindunginya dari sinar matahari, atau dengan cara-cara lain yang disetujui
Direksi Pengawas.
3. Campuran Adukan
Bila tidak ditentukan lain, campuran adukan adalah sebagai berikut :
a. Untuk pasangan pondasi batu kali 1 PC : 4 Pasir (campuran type 1) atau 1 PC : 1 Kapur:
8 Pasir (type 2).
b. Untuk pasangan batu kali biasa 1 PC : 4 Pasir (type 1).
d. Campuran mortar :
Finishing mortar 1 PC : 2 Pasir.
Plestering mortar 1 PC : 2 Pasir, (tebal 1,5 cm).
Plestering mortar 1 PC : 3 Pasir, (tebal 1,5 cm).
e. Perbandingan ini berdasarkan perbandingan volume semen dan pasir dengan volume
air secukupnya.
4. Syarat Pengadukan.
a. Kalau pengadukan mempergunakan mixer (mesin pencampur), perencanaannya harus
telah dapat persetujuan Direksi Pengawas, dan waktu pencampuran setelah semua
bahan-bahan masuk kedalam mixer, minimum 1 1/2 menit.
b. Mortar yang akan dicampur hendaknya hanya cukup untuk pemakaian dalam waktu
singkat dan semua materi-materi yang tak dipakai sesudah 30 menit dari penambahan
air kepada campuran tersebut harus dibuang.
48
SPESIFIKASI TEKNIS
49
SPESIFIKASI TEKNIS
l. Pemasangan batu tidak boleh dilakukan pada waktu hujan yang bisa menghanyutkan
mortarnya.
m. Pemasangan batu tidak boleh dipasang dalam air, kecuali telah mendapat persetujuan
tertulis dan cara pemasangan pasangan tergantung dari persetujuan Direksi Pengawas.
n. Pemasangan pasangan batu kali tidak lebih tinggi dari pada 1 meter dalam sehari.
o. Sambungan-sambungan pada batu-batu permukaan tidak boleh begitu ketat, namun
lebar sambungan-sambungan itu pada batu permukaan tidak boleh lebih dari 3 cm
tebalnya.
p. Pada setiap persambungan harus dibuatkan gigi-gigi dan bila dilanjutkan
persambungan itu harus terlebih dahulu dibersihkan dengan sikat kawat dan disiram
dengan air kemudian dengan air semen.
q. Semua bidang pasangan batu kali yang disiar hanya pada setiap alur spesienya saja
yang permukaannya tidak lebih menonjol dari permukaan batu kalinya.
r. Sebelum disiar, alur-alur yang akan disiar harus dikorek-korek dahulu dan disiram
dengan air sampai basah.
s. Siar batu kali tidak diizinkan saling bertumpuan atau terjadi rongga-rongga,
seluruhnya harus dibatasi atau diisi dengan adukan.
t. Kecuali ditentukan lain, pekerjaan siaran pasangan batu kali dengan adukan 1 PC : 2
Pasir, dengan tebal tidak lebih dari 1,5 cm.
u. Pada waktu penyelesaian akhir, permukaan batu-batu harus dibersihkan dari sisa-sisa
mortar.
6. Perawatan.
a. Pasangan tak boleh kena air mengalir sebelum mortar menjadi keras (kuat).
b. Semua pasangan hendaknya dirawat dengan membasahinya terus menerus dengan air
selama 7 hari setelah didirikan atau cara lain yang disetujui oleh Direksi Pengawas.
a. Kalau perawatan, ("curing") dilakukan dengan
memakai air, pasangan batu harus tetap dibasahi selama 14 hari, kecuali ditentukan
lain, dengan jalan menutupinya dengan bahan yang basah/lembab atau cara-cara lain
yang disetujui Direksi Pengawas, yang akan tetap bisa membasahi semua permukaan
yang akan dirawat ("cured").
c. Air yang dipakai untuk "curing" harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam
spesifikasi untuk air.
d. Pasangan yang berada di udara terbuka, selama waktu-waktu hujan terus menerus
diberi perlindungan dengan menutup bagian atasnya.
50
SPESIFIKASI TEKNIS
51
SPESIFIKASI TEKNIS
3. Syarat Pemasangan
52
SPESIFIKASI TEKNIS
a. Pemasangan pasangan bata dilaksanakan pada semua pasangan dinding tembok mulai
dari beton sloof atau balok baja hingga bagian bawah kerangka baja atau beton, lantai
tingkat atau atap, dan bagian lain yang ditetapkan dalam gambar maupun petunjuk
Direksi Pengawas.
b. Cara-cara pemasangan bata harus baik, benar dan sesuai dengan peruntukkannya.
d. Pada pemasangan dinding harus dipasang uitzet, dimana dinding harus betul-betul
vertikal dan horizontal dan didirikan menurut masing-masing ukuran, ketebalan dan
ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan pada gambar dan Rekanan harus
memasang piket (uitzet), lubang-lubang dan sebagainya dengan alat uitzet yang disetujui
Direksi Pengawas.
e. Besi penulangan yang dipasang pada dinding tembok bata pada arah tegak maupun datar
yang berhubungan dengan kolom atau balok baja, dipasang pada angkur 1/2" yang
dilas/diikat pada besi beton/balok baja, dan panjang angkur minimum 60 cm, kecuali
dinyatakan lain dalam gambar.
f. Bata dipasang dengan adukan pengikat sambungan 10 mm dengan baik dan sambungan
yang menerus dan rata.
g. Siar-siar dibuat rapi setebal 1 cm dan dikorek paling sedikit 0,5 cm, dan untuk siar-siar
tegak tidak diperbolehkan bertemu dalam satu garis lurus.
h. Tiap pemasangan batu bata tidak boleh lebih dari 1 (satu) meter dan untuk
penghentiannya harus dalam posisi miring dan pada tempat-tempat yang nantinya
bersambung, harus dipasang gigi-gigi.
4. Perawatan
a. Dinding-dinding yang sudah terpasang harus dilindungi dari pengaruh-pengaruh bahaya
luar.
b. Dinding tembok harus dibasahi terus menerus selama paling sedikit 7 hari setelah
didirikan.
c. Jika pemasangan ternyata tidak sesuai dengan gambar dan persyaratan yang telah
ditentukan, maka Rekanan harus membuat lagi sampai betul dan biayanya menjadi
tanggungan Rekanan.
53
SPESIFIKASI TEKNIS
Setiap pertemuan tegak lurus dan bidang dinding bata 1/2 batu yang luasnya labih dari 12
m², harus ditambahkan kolom praktis dan balok penguat dengan ukuran 12x12 cm, sesuai
dengan lebar bata dengan tulangan pokok 4 x 12 mm dan beugel 8 - 15 cm. Semua bagian
atas dinding batu bata harus diakhiri dengan ring balk 15x15 cm dari beton bertulang
dengan pembesian 4 12 mm dan beugel 8 - 15 cm.
B. Bahan
1. Semen
Semen harus Portland Cement sesuai PBI-1971 NI-2 dan pasal 5.07.
2. Agregat halus atau pasir
Agregat halus atau pasir harus bersih, keras dan awet, bebas dari minyak, bahan organis
dan unsur lain yang merusak dan harus sesuai dengan ketentuan pasal 5.07.
3. Air
Air untuk mencampur harus bersih, segar dan bebas dari bahan yang merusak, seperti
minyak, asam atau bahan nabati.
54
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Tebal
Tebalnya plesteran dinding bata tidak boleh kurang dari 1 cm atau lebih dari 2 cm dan
untuk beton tidak lebih tebal dari 1 cm, kecuali ditetapkan lain. Tebal tambahan
diperlukan untuk menutup bagian yang tidak rata pada beton atau permukaan
pekerjaan pasangan.
D. Pemasangan Plesteran
1. Semua permukaan beton dan bata yang akan diplester sebelumnya naad-naad dikorek
sedalam 1 cm, dibuat kasar dan dibersihkan dari segala macam kotoran. Kemudian
dinding disikat sampai bersih dan disiram air untuk memberikan pegangan pada
plesteran.
2. Setelah pasangan bata/beton dibersihkan, kemudian pada tahap pertama dibuat lapisan
kasar yang harus menutupi seluruh bidang dinding. Lapisan kasar harus dipasang merata
dan dengan cukup tekanan untuk menghasilkan ikatan yang baik dan harus dibasahi
selama tidak kurang dari 24 jam dan dibiarkan jenuh selama lapisan sedang dipasang.
Sebelum lapisan kasar mengeras, harus dibuat goresan melintang untuk memperoleh
ikatan mekanis bagi lapisan berikutnya.
3. Tahap berikutnya dipasang lapisan kedua.
Sebelum dimulai memasang lapisan kedua, permukaan dari lapisan kasar harus dibasahi.
Pekerjaan plesteran tahap kedua harus benar-benar lurus, sama rata, datar ataupun tegak
lurus, kecuali bila dalam gambar ditentukan lain dan sudut-sudut pertemuan luar maupun
dalamnya harus siku-siku.
Kemudian dibuat kasar dengan mistar kayu atau dibuat goresan melintang untuk
memperoleh lekatan lapisan ketiga.
Lapisan ini harus tetap basah selama 48 jam dan dibiarkan agar mengering.
4. Pada plesteran tahap ketiga dipasang lapisan halus yang berupa acian plesteran.
Lapisan halus tidak boleh dipasang sebelum lapisan kedua dibiarkan selama 7 hari. Sesaat
sebelum lapisan halus dipasang, lapisan kedua harus dibasahi lagi secara merata. Acian
lapisan ketiga "diapungkan" dahulu, sehingga menjadi suatu permukaan yang benar rata,
kemudian disendok sedemikian rupa, sehingga butir pasir masuk ke dalam plesteran dan
dengan penyendokan terakhir diperoleh permukaan yang licin dan bebas dari bidang
yang kasar, tanda bekas sendok, atau noda lainnya. Lapisan halus harus dibasah
sekurang-kurangnya 2 hari dan selanjutnya harus dilindungi terhadap pengeringan yang
cepat sampai mengeras dengan seksama dan sempurna.
55
SPESIFIKASI TEKNIS
5. Jika hasil plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak
vertikal ataupun bengkok, adanya pecahan atau retak, maka bagian tersebut harus
dibongkar kembali untuk diperbaiki dan biayanya menjadi tanggungan Rekanan.
B. Bahan
Bahan untuk pekerjaan logam harus berkualitas baik dan dibuat sesuai dengan standard SII
atau standard internasional lainnya yang disetujui oleh Direksi Pengawas.
D. Pelaksanaan Pengerjaan
1. Pekerjaan logam harus dipasang sesuai dengan yang tertera dalam gambar atau yang
diperintahkan. Pekerjaan logam yang bengkok, patah, rusak, berbentuk lain harus
56
SPESIFIKASI TEKNIS
diperbaiki atau diganti oleh Rekanan sampai memuaskan Direksi. Pekerjaan logam
berujung kasar, digurinda rata halus dan ditutupi seperti yang diharuskan, berguna
secara baik dan tampak rapi dengan hasil kemahiran.
2. Semua gerigi yang terjadi karena pemotongan dan pengeboran hendaknya dihilangkan
agar rapi. Dimana pemotongan dilakukan dengan api acetylene, maka permukaan yang
dipotong harus bersih dan licin.
3. Semua pekerjaan las harus dilakukan dengan metode api listrik yang terlindung
(electricare) dan oleh tukang las yang berpengalaman.
4. Permukaan yang akan dilas harus dibersihkan dengan baik dari karatan, sisa-sisa besi,
cat, kotoran dan materi-materi lain yang mungkin merusak kualitas las tersebut.
Pekerjaan las harus sempurna, sesuai dengan petunjuk Direksi Pengawas. Kalau
pengelasan dilakukan terhadap logam yang terbungkus chroom maka setelah
pemasangan las semacam itu harus dichroom kembali. Semua pengelasan baja dilakukan
pengolahan secara bunga api yang tidak bermacam-macam dengan mengenyampingkan
udara selama pengolahan pengelasan sedangkan logamnya dalam keadaan mencair.
5. Semua las harus bersusunan seragam, rapi, halus, rata, berkekuatan penuh serta cocok
untuk saluran, tanpa keropos dan kerak, dibuat secara teknik menjamin pembagian
tegangan, bebas secara merata sepanjang bagian yang kena las dengan kecenderungan
secara minimal menghasilkan tegangan atau penurunan miring (Eccentric) pada baja
didekatnya.
6. Corak dan ukuran bahan las (elektrode) harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas.
Bahan las elektrode yang berkarat atau rusak tidak boleh digunakan, dan pemaksaan
persyaratan tersebut sudah cukup alasan untuk menolak pekerjaan.
7. Semua pekerjaan logam hendaknya disimpan dan ditangani ditempat pekerjaan
demikian rupa agar bagian-bagiannya tidak mengalami tekanan-tekanan yang
berlebihan.
8. Semua besi-besi penguat, pelat-pelat, pipa-pipa dan lain sebagainya, harus dipotong,
dibor, dibengkokkan dan sebagainya tepat dengan bentuk-bentuk serta ukuran seperti
terlihat pada gambar.
9. Semua pekerjaan logam dalam pasangan batu (masonry) atau pasangan beton harus
tepat menuruti bentuk-bentuk serta posisi seperti terlihat dalam gambar-gambar atau
seperti yang ditentukan oleh Direksi Pengawas.
Logam-logam yang akan disisipkan kedalam pasangan harus dibersihkan dan tidak
boleh dicat.
57
SPESIFIKASI TEKNIS
10. Jika instalasi dengan "grouting" atau dengan memakai angker expansi tidak disetujui,
maka baut-baut angker serta bahan-bahan logam yang akan disisipkan kedalam
pasangan haruslah dipasang pada posisinya sebelum pasangan tersebut dipasang dan
harus dipegang dengan kuat dan teliti pada posisinya sementara pasangan itu sedang
dipasang.
11. Pengecatan.
a. Semua pekerjaan logam harus dicat kecuali jika ditentukan lain dalam spesifikasi ini.
b. Baja-baja yang akan dicat harus dibersihkan seluruhnya sampai kepada logam
dasarnya dengan jalan "sandblasting" atau dengan cara lain yang disetujui oleh
Direksi Pengawas dan permukaannya harus disiapkan dengan baik, diberi cat-cat
dasar dan cat-cat penghabisan.
c. Lapisan-lapisan cat sebelah bawah harus memakai warna-warna yang berbeda dan
warna terakhir harus mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.
d. Pengecatan berikutnya tidak boleh dilakukan sebelum 24 jam berlalu setelah
pengecatan yang terdahulu, begitu pula tidak boleh mencat permukaan yang masih
basah.
e. Setelah pekerjaan-pekerjaan logam itu dipasang, semua bagian-bagian yang
kelihatan, harus dibersihkan dan diberi dua lapisan cat dasar dan bila perlu diberi lagi
satu lapis pada penyelesaian akhir.
f. Semua lapisan cat pada logam harus digosok dengan kertas gosok sebelum
pengecatan berikutnya.
g. Bagian-bagian logam yang terendam atau kena air yang berlebihan, misalnya dari
"spray" atau kondensi, harus diberi tiga lapisan cat tir (coal-tar) yang telah disetujui
Direksi Pengawas.
E. Simpai.
Simpai baja merupakan bagian lapisan dinding rabat terbuat dari bahan baja strip dalam
rangkaian anyaman. Bahan simpai baja harus berkualitas baik, bebas dari karat dengan
anyaman berbentuk diagonal dengan jarak antara pelat baja (strip) 15 cm.
58
SPESIFIKASI TEKNIS
1. Rekanan harus menyediakan tenaga kerja, perlengkapan, bahan dan piranti lainnya yang
diperlukan untuk memasang sistem plambing seperti diuraikan dibawah ini atau
tercantum dalam gambar.
a. Sistem pembuangan air hujan.
b. Sistem pembuangan air buangan, air kotoran dan sistem vent.
c. Sistem penyediaan air minum.
d. Alat plambing dan katup.
2. Gambar dan Bahan
Susunan perpipaan plambing tertera pada gambar. Gambar kerja terinci yang diusulkan
sesuai dengan tempat lapangan kerja atau sebab lainnya dapat diajukan oleh Rekanan
kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan pengesahan. Rekanan diwajibkan
mempelajari gambar dan kondisi pekerjaan secara teliti dan cermat, mengatur pekerjaan
dan menyediakan semua fitting, perangkap, katup serta peralatan yang diperlukan. Bahan
dan perlengkapan yang digunakan harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas.
3. Hubungan silang (cross conection)
Alat plambing, perlengkapan dan pipa yang dipasang tidak boleh menyebabkan terjadinya
hubungan silang (cross connection) antara air minum dengan air bukan air minum, seperti
air kotoran, air pembuangan dan air hujan.
4. Pembobokan, pemotongan dan perbaikan.
Perbaikan kembali pembobokan tembok/beton, pemotongan kabel, pemotongan pipa,
ducting dan perlengkapan lainnya harus dikerjakan dan dengan biaya Rekanan.
5. Pengamanan alat plambing, bahan dan perlengkapan.
Pada waktu pemasangan, lubang pipa harus ditutup dengan dop, plug atau penutup yang
sejenis. Alat plambing dan perlengkapan harus ditutup dan dilindungi terhadap kotoran,
air, bahan kimia atau kerusakan mekanis.
Pada saat penyelesaian pekerjaan semua alat plambing, bahan dan perlengkapan harus
dibersihkan, diatur dan dicoba.
59
SPESIFIKASI TEKNIS
3. Pemasangan
a. Pemasangan pipa dan fitting harus sesuai dengan
petunjuk pabrik.
b. Semua alat plambing atau perlengkapan lain yang terpasang pada pipa air bekas dan
air buangan harus dilengkapi dengan perangkap.
c. Pipa air bekas, air buangan dan air hujan mendatar harus dipasang sesuai dengan
kemiringan yang tercantum pada gambar. Bila karena sesuatu hal kemiringan
tersebut tidak dapat dipenuhi, Rekanan dapat mengusulkan kemiringan lain pada
Direksi Pengawas.
d. Pipa Vent dan cabangnya harus dipasang dengan kemiringan ke arah alat plambing,
sehingga air pengembunan yang mungkin terjadi dapat mengalir ke arah alat
plambing.
e. Perubahan dari diameter ke diameter lain pada pipa air bekas, air buangan dan air
hujan harus dilakukan dengan pemasangan "reducer", Penggunaan bushing
dilarang.
f. Perubahan arah harus dilakukan dengan penggunaan knee DV 45o belokan 1/4, 1/6,
1/8, 1/16 atau kombinasi fitting ekivalen.
g. Tee saniter atau TY-DV 45o hanya dapat dipasang pada pipa air bekas dan air
buangan dengan perubahan arah dari datar ke tegak.
h. Setiap alat plambing atau perlengkapan yang perlu dihubungkan dengan sistem
pembuangan air kotoran harus dilengkapi perangkap sesuai dengan penggunaanya,
kecuali alat plambing atau perlengkapan yang sudah memiliki perangkap terpadu.
i. Setiap perangkap harus ditempatkan sedekat mungkin dengan alat plambing yang
dilayani, tidak dibenarkan adanya alat plambing yang diberi perangkap dua kali.
E. Talang Tegak
60
SPESIFIKASI TEKNIS
1. Pipa talang tegak yang ukurannya sesuai dengan gambar harus terbuat dari PVC dengan
tekanan kerja 8 bar atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi Pengawas. Semua offset
dan belokan harus dibuat dengan knee 45o penggunaan sambungan ulir tidak dibenarkan.
2. Pipa talang tegak harus diangker dengan angker baja pada struktur yang terdekat supaya
tidak bergerak.
F. Selubung
Pipa yang menembus atap harus diselubungi dengan timah hitam atau tembaga dan flange
terpadu yang cukup ukurannya, melebar tidak kurang dari 20 mm kesegala arah diukur dari
pipanya dan menutup atap, sehingga terdapat hubungan yang rapat air.
G. Pengering Lantai dan Pengering Atap (Floor Drain and Roof Drain)
Pengering lantai dan pengering atap harus mempunyai saringan kuningan berlapis krom
yang dapat dibuka, dengan luas bagian saringan terbuka sekurang-kurangnya tiga kali luas
penampang pipa yang disambungkan.
H. Penggantung dan Penumpu Alat Plambing
Letak penggantung dan penumpu pipa harus disesuaikan dengan pekerjaan struktur.
61
SPESIFIKASI TEKNIS
Untuk pembangunan, air yang digunakan haruslah air tawar yang bersih dan bebas dari
mineral zat organik, bebas lumpur, larutan air kali dan lain - lain.
3. Semen Portland
Untuk beton struktur dipakai yang memenuhi persyaratan NI 8.
4. Pasir, Split dan Bekisting
Pasir harus bersih, bebas kotoran.
Split harus pecahan dan bebas dari kotoran.
Kayu bekesting dari kayu sedemikian rupa, harus sesuai dengan PBI 1971, kuat dan
cukup tebal sehinga gejala melengkung tidak terjadi.
11. Semua bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini dapat bersifat pabrikasi yang
dimaksudkan adalah sekualitas. Semua bahan - bahan yang bersifat pabrikasi : besi / baja
/ PVC dimensi yang dipakai sesuai yang ada dan beredar diperdagangan umum.
12. Lain - lain
a. Semua bahan dan alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang pada
bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksakan dan diluluskan oleh Direksi.
b. Pemasangan dan penggunaan yang tidak sesuai dengan syarat - syarat alat tersebut
akan ditolak atau dikeluarkan atas perintah Direksi dengan segala resiko pemborong.
c. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan, maka biaya pemeriksaan
ditanggung pemborong.
62
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB IV
PENGADAAN ACCESSORIES
DAN PEMASANGAN PIPA
4.1 FITTING
Fitting sambungan harus sesuai dengan standar SNI 06-0162-1987 / SNI 06-0135-
1989 / SNI 06-0084-2002 / ISO 4422/4065 dan bila tidak disebutkan dalam Volume
Pekerjaan (Bill of Quantity) maka sistem sambungan menggunakan sistem rubber ring joint.
Semua fitting direncanakan mempunyai tekanan kerja 1.25 mpa (12.5 kg/cm 2). Kecuali
ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection molded atau heat process (pencetakan
atau proses panas) dan didesain dengan karakteristik dan kekuatan yang sama dengan pipa
yang disambung. bila fitting yang dispesifikasikan bukan terbuat dari PVC maka harus dari
besi tuang ductile (Ductile Cast Iron) atau yang disyaratkan. Beil and flange yang
dispesifikasikan harus mempunyai flange pada satu ujungnya dan push-on beil satu
sambungan jenis mekanikal pada ujung yang lain. Tee dengan cabang flange, jika
dispesifikasikan, harus berupa ujung-ujung dengan push-on dan ujung pipa cabang dengan
flange. Permukaan luar fitting tersebut harus dilapisi lapisan pelindung dari bahan bitumen,
yaitu coal tar atau asphaltic base, yang mempunyai ketebalan kering tidak kurang dari 0,3
mm. Permukaan dalam dari fitting tersebut harus dilapisi epoxy atau coal tar epoxy yang
dipakai untuk lining harus dari bahan yang tepat untuk pipa air minum dan dilengkapi
sertifikasi dari instansi yang berwenang (public health authorities). Baut dan mur yang akan
dipakai untuk flange dan sambungan mekanikal harus dari baja yang digalvanis.
63
SPESIFIKASI TEKNIS
- Pengujian Lain
Pengujian lainnya seperti flattering test, toksisitas, tekanan terus menerus dan lain-lain
harus dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.
4.3 VALVE
- UMUM
Rekanan harus melengkapi valve sesuai dengan yang dibutuhkan dan menurut standar
yang disetujui. Seluruh valve sesuai dengan ukuran yang disebutkan dan bila mungkin dari
jenis atau model yang sama dan dikeluarkan oleh satu pabrik.
Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor dengan
huruf timbul yang dapat menunjukkan :
Nama atau merk dagang pembuatnya
Tahun pembuatan
Tekanan kerja
Diameter nominal
Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari brass/kuningan, bila tidak
disebutkan lain, kecuali untuk handwheel tersebut dari besi tuang atau besi tempa atau
jenis sambungan dari sambungan ulir.
Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 “Pipa threads where pressure tight joint are
made in the thread”
Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan sistem dengan flange
dan terbuat dari ductile cast iron/besi tuang.
Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti yang
dispesifikasikan dan sesuai dengan standar internasional yang diakui. Penyedia Jasa
harus menyerahkan perhitungan desain atas permintaan Engineer.
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka seluruh valve
harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja minimal 10 bar dan untuk flange
harus mempunyai dimensi sesuai dengan standar SNI /ISO 2531.
Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan berlawanan arah jarum
jam dan searah jarum jam untuk penutupan. Tanda panah harus tertera untuk
menunjukkan arah rotasi membuka atau meutup valve.
Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk mencegah masuknya
benda-benda asing.
64
SPESIFIKASI TEKNIS
65
SPESIFIKASI TEKNIS
Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle maka
material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC untuk
melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.
Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau bahan
dengan kualitas yang lebih tinggi.
Badan gate valve harus terbuat dari ductile cast iron (GGG.50 / GJSN.500 – setara ),
tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid (solid wedge gate). Valve
harus cocok untuk pemasangan dengan posisi tegak (vertikal mounting). Valve harus
dirancang untuk saluran air yang bebas hambatan yang mempunyai diameter fisik
kurang dari diameter nominal valve apabila dalam posisi terbuka.
Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve seperti telah
dispesifikasikan di atas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari stuffing box tidak
boleh kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing box harus terbuat dari asbes
atau bahan lain yang sesuai dan disetujui engineer. Packing dari hemp atau jute (rami)
tidak boleh digunakan. O-ring stem seal dapat digunakan atas persetujuan engineer
dan seal ini harus terdiri dari 2 (dua) buah O-ring seal dan paling sedikit 1 (satu) buah
ditempatkan di atas stem-collar dan dapat dilakukan penggantian dalam keadaan
tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam posisi tebuka penuh.
Stem terbuat stainless steel sandart EN 10088
Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan .
Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan tahan
terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat. Joint antara
tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan dihubungkan dengan baut. Ukuran
surface box disesuaikan dengan masing-masing dimensi valve dan sudah dicoating
dengan anti karat.
Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench nuts).
66
SPESIFIKASI TEKNIS
Garansi minimal 2 tahun, dilampiri sertifikat garansi dari Pabrik/Produsen untuk masing
- masing Gate Valve dengan menyebutkan nomor seri di body .
67
SPESIFIKASI TEKNIS
Pemasangan Pipa
68
SPESIFIKASI TEKNIS
69
SPESIFIKASI TEKNIS
dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan
perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus ditutup/disumbat
dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh direksi.
Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan “Tee”, “Bend” atau “Valve” atau tujuan lainnya, harus
dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih dan baik, tanpa
menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan
menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta
terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelinding luar maupun
lapisan pelindung dalam pipa. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut, harus
dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan dalam
spesifikasi.
Tidak boleh ada “fitting” seperti “bend”, “tee”, dan “flange dan spigot” dipotong untuk
pekrejaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan kepada
Penyedia Jasa dari direksi.
70
SPESIFIKASI TEKNIS
Pengelasan yang diminta oleh Direksi harus diuji dengan cara pengujian yang
dicantumkan dalam “4 PENGUJIAN TANPA MERUSAK PADA PENGELASAN DI LAPANGAN”
DALAM 3.3.4 atau cara yang diterima oleh Direksi.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan, dengan
cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan dengan las
tumpul tunggal (single-welded butt joint) atau las-tumpul ganda (double-welded butt
joint) sesuai yang ditentukan.
Juru Las (Welder)
Penyedia Jasa harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan
untuk persetujuan Direksi.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi perkerjaan
pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh badan berwenang.
Batang Las dan Mesin Las
Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212 atau yang
memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan pipa.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat lengas
harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diluminasi (illuminated rod) dan 0,5 %
untuk batang yang hidrogennya rendah (low hydrogenous rod).
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus AC
atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C 9301 atau pada
standar yang telah diterima oleh Direksi.
Penyiapan Ujung Pipa
Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bewel) yang sesuai
sebelum pengelasan. Kecualiu ditentukan lain atau disetujui oleh Direksi, alur tersebut
harus dibuat pada bagian permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan diameter 700 mm
dan yang lebih kecil dan pada permukaan dalam (interior) untuk pipa dengan diameter
800 mm dan yang lebih besar.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur di kedua sisi pipa
agar dapat dilakkan sambungan las tumpul ganda (double welded butt joint). Bentuk dan
ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai dengan JIS G-3443
atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.
Pengelasan
71
SPESIFIKASI TEKNIS
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah dan
karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan pelindung
luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung pipa dibuat
alur sebagaimana yang ditentukan. “Fitting” tidak boleh dipotong di lapangan.
Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus terus
menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Penyedia Jasa harus memperhatikan keadaan
cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh dilakukan
dalam kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan
dari Direksi.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidak rataan.
72
SPESIFIKASI TEKNIS
INSTRUKSI TAMBAHAN
I. PEMASANGAN PIPA
1. Untuk pekerjaan galian tanah baik menggunakan alat berat maupun tidak harus
langsung dimasukan kedalam Dump Truck dan apabila sudah penuh, harus segera
dibuang ketempat yang sudah ditentukan atau sudah di ketahui oleh direksi.
73
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Pemadatan urugan tanah harus layer per layer maksimal 20 ( dua puluh ) cm , dengan
alat pemadat ( stamper / baby roller ).
3. Segala hal yang disebutkan diatas (mobilisasi dan demobilisasi) menjadi resiko dan
tanggung jawab Penyedia Jasa.
4. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap segala resiko dari pelaksanaan
pekerjaan baik yang bersifat fisik maupun non fisik
BAB V
URAIAN PEKERJAAN
LAIN-LAIN
a. Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan menyiapkan dalam jumlah yang cukup peralatan dan
pengamanan penunjang lapangan yang diperlukan seperti: Topi Lapangan, Sepatu
Lapangan, Jas Hujan dan P3K.
b. Pelaksanaan pekerjaan papan peringatan dibuat dari bahan seng dengan tebal 2 mm
ukuran 0,6m x 0,8m, tepi papan peringatan dilengkapi dengan plat strip sesuai dengan
petunjuk direksi pekerjaan. Tiang pipa galvanized ukuran 2” sesuai dengan standart yang
ada dan mendapat persetujuan direksi pekerjaan.
c. Pengadaan dan pemasangan nomenklatur ukuran 20cm x 30cm tebal 2cm. nomenklatur
terbuat dari batu marmer pilihan bertuuliskan nama instansi, nama bangunan, dan nama
lokasi. Tulisan diukir dan dicat warna hitam sesuai standart nomenklatur atau menurut
petunjuk direksi pekerjaan. Nomenklatur dipasang pada bangunan inti, pelaksanaan harus
sesuai gambar dan petunjuk direksi pekerjaan. Biaya penulisan dan pemasangan sudah
termasuk dalam biaya pengadaan.
d. Sebelum penyerahan pertama, Penyedia Jasa Konstruksi wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel,
halaman harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari
Lapangan.
e. Meskipun dibawah pengawasan Direksi Pekerjaan dan unsur-unsur lainnya, semua
penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk
itu pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
74
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIS
IPA BAJA
A. UMUM
Instalasi Pengolahan Air pada dasarnya merupakan prinsip klasik dalam bidang
pengolahan air tapi dengan terapan teknologi yang maju, maka instalasi ini menjadi lebih
kompak dan sanggup mengolah air dengan nilai angka kekeruhan yang tinggi juga mampu
menurunkan warna yang diakibatkan oleh zat organik yang dikandung, akan tetapi Instalasi
Pengolahan Air ini tidak dirancang dan dibuat untuk mengolah air asin dan air payau.
B. KEMAMPUAN INSTALASI
1. Dapat mengolah air dengan standard kualitas air bersih sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Kualitas Air
Minum.
2. Pengoperasiannya mudah.
3. Penerapan teknologi yang cukup baik dalam perawatan.
4. Untuk pencucian media filter bisa/tidak menggunakan pompa atau lainnya.
5. Mempu mengolah air dengan tingkat kekeruhan dan warna yang cukup tinggi dengan
batasan kekeruhan air baku yang dapat diolah adalah 800 ppm SIO2.
6. Sedangkan proses pengolahan air sebagai berikut :
Pengaturan pH
Koagulasi
Flokulasi
75
SPESIFIKASI TEKNIS
Sedimentasi
Filtrasi
Koreksi pH
Chlorinasi
Instalasi pengolahan air dirancang dengan teknologi tepat guna yang dapat
dioperasikan dengan mudah, sistem ini dirancang dengan cara gravitasi yang dimensinya
sesuai perhitungan yang mengacu pada SNI 6774‐2008 (tentang Tata Cara Perencanaan
Paket Unit IPA), dan mempunyai urutan sebagai berikut :
1. Koagulasi
2. Flokulasi
3. Sedimentasi
4. Filtrasi
Jika dilihat dari urutan tersebut maka proses ini dapat dinamakan proses pengolahan
lengkap.
Proses Koagulasi
Proses koagulasi adalah proses pertama yang mana pada proses ini air baku yang
akan diolah dicampur dengan bahan koagulan dan diharapkan proses ini terjadi
pencampuran yang sempurna antara air baku dengan bahan koagulan. Hal ini sangat
diperlukan karena bahan yang terlarut didalam air baku (tersuspensi) akan dirubah bentuk
fisiknya menjadi partikel‐partikel yang cukup berat (koloidal), dan bilamana pH air baku
turun akibat pencampuran koagulan maka ditambahkan soda ash agar pH kembali normal.
Dalam proses ini dapat dikatakan pengadukan secara cepat (flash mixing) dan dapat bekerja
secara gravitasi.
KRITERIA PROSES KOAGULASI
URAIAN SPESIFIKASI
Tipe Hidrolis (pipe line mixing/pengaduk statis).
Waktu Pengadukan 1 – 5 detik
Nilai Gradient Kecepatan > 750 /detik
Kecepatan Aliran 1,0 ‐ 3,0 m/detik
Bentuk Pipa yang di dalamnya terdapat sekat atau
bafflel dan terdapat lubang injeksi untuk
pompa dosing sebanyak tiga buah
Spesifikasi diatas harus dilengkapi dengan perhitungan
76
SPESIFIKASI TEKNIS
Proses Flokulasi
Proses Flokulasi adalah proses pengaduk lambat yang bertujuan untuk membentuk
partikel yang dihasilkan oleh proses koagulasi menjadi berat dan besar.
URAIAN SPESIFIKASI
Tipe Hidrolis / Up and Down Flow / Helicoidal.
Bentuk Kompartemen Hexagonal/Persegi yang dibawah terdapat katup
penguras lumpur, jumlah minimal 6 buah bak.
Nilai Gradient Kecepatan 60 – 5 /detik (Tiap bak berbeda nilai gradiennya
dengan maksud untuk memperlambat aliran)
Waktu Tinggal 20 -100 menit
Spesifikasi diatas harus dilengkapi dengan perhitungan
Proses Sedimentasi
Proses sedimentasi adalah proses pengendapan partikel‐partikel yang sudah
dihasilkan oleh unit flokulasi (berat dan besar) diharapkan pada proses ini sudah terlihat
perbedaan kualitas air baku yang diolah. Hal ini disebabkan adanya pengendapan dari hasil
proses flokulasi sehingga sudah ada pemisah antara air dengan partikel. Untuk mempercepat
pengendapan dibantu dengan tube settler yang dipasang berlawanan dengan aliran dan
dipasang dengan kemiringan 60º .
KRITERIA PROSES SEDIMENTASI
URAIAN SPESIFIKASI
Tipe dan Bentuk Hidrolis / Aliran masuk
Horizontal / aliran keluar
vertikal. / Persegi Panjang
Media Penyambung Antara Manifold pipe yang disisi kiri dan kanannya terdapat
Proses Flokulasi dan Proses lubang, dengan kriteria luas lubang di sisi kiri dan
Sedimentasi kanan pipa manifold harus lebih dari luas 2 kali dari
pipa manifold, ini dimaksudkan agar aliran tetap
laminar dan tidak turbulen dengan kecepatan aliran di
dalam pipa manifold 0,1 – 0,25 m/dt
Beban Permukaan 3,8 – 7,5 m3/m2/jam
Kemiringan Tube Settler 30/60º
Jarak Antara Tube Settler 2,5 ‐ 5 cm
Jarak Minimum Antara Atas 25 ‐ 40 cm
Settler dengan Tinggi Air di
Unit Sedimentasi
Jarak Minimum antara 100 cm
Bawah Settler dgn Ruang
Lumpur
Tinggi Tube Settler Setelah 60 – 100 cm
dimiringkan
77
SPESIFIKASI TEKNIS
URAIAN SPESIFIKASI
Tipe Gravitasi / Saringan Pasir Cepat Terbuka.
Jenis Media Filter Antrasit dan Pasir Silika.
Kecepatan Penyaringan Media Filter 6 – 11 m3/m2/jam
Kecepatan Pencucian Media 36 – 50 m3/m2/jam
Filter
Bentuk Kompartemen Persegi Empat
Media Pasir Jenis : Pasir Silica
Tebal 80 cm
Es 0,3 – 0,7 mm
Uc 1,2 – 1,4
Berat Jenis 2,5 – 2,65 kg/m3
Porositas 0,4
Spesifikasi diatas harus dilengkapi dengan perhitungan
URAIAN SPESIFIKASI
78
SPESIFIKASI TEKNIS
D. BAHAN BAKU
Bahan Baku Unit Paket IPA adalah Plat Baja Mild Steel AH36/DH36 dengan
Ketebalan plat yang dipergunakan adalah:
1. Untuk penyekat minimal 6 mm
2. Untuk dinding tepi minimal 8 mm
3. Untuk plat dasar minimal 10 mm
E. PROSES PENGECATAN
Mengingat Instalasi Pengolahan Air paket ini dari plat baja, maka dalam pengecatan
harus dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Paket IPA Baja di sand blasting luar dan dalam dengan grade Sa 2,5.
2. Pelapisan atau pengecatan bagian dalam :
a. Cat dasar (food grade) dengan cat jenis epoxy primer yang diperuntukan
untuk air minum dengan ketebalan lapisan minimal 150 micron.
b. Cat finish
c. (Finished coat) dengan cat epoxy non toxic dengan ketebalan lapisan
minimal 100 micron dengan warna putih.
3. Pelapisan atau pengecatan bagian luar :
a. Cat dasar (food grade) dengan cat jenis epoxy primer yang diperuntukan
untuk air minum dengan ketebalan lapisan minimal 150 micron.
b. Cat finish (finished coat) dengan cat enamel dengan ketebalan lapisan
minimal 100 micron dengan warna biru.
79
SPESIFIKASI TEKNIS
1. Pondasi IPA
2. Unit IPA (termasuk pipa dan accesories)
Atap IPA berfungsi melindungi IPA dari sinar matahari secara langsung supaya tidak
mudah tumbuh alga pada instalasi. Kontruksi kolom penyangga atap, kuda-kuda adalah baja
IWF dan atapnya dari genteng galvalum.
Kolom : IWF 175.125.5,5.8
Kuda-kuda : IWF 175.125.5,5.8
Gording : C 75.40.5.7
Atap : galvalum
IPA harus bisa beroperasi sesuai dengan kapasitas yang direncanakan, untuk
kelengkapan yang tidak tertuang didalam spekteknis diatas pihak penyedia jasa sudah harus
memperhitungkan di dalam penawaran harga .
Segala bahan yang akan dipasang harus mendapat persetujuan dari pengguna jasa,
apabila tidak ada persetujuan dari pengguna jasa , pengguna jasa berhak untuk menolak
tanpa ada ganti rugi dan menjadi tanggung jawab penyedia jasa untuk pengadaan ulang.
Untuk menyatakan bahwa IPA tersebut berfungsi dengan tepat dan akurat maka penyedia
jasa harus mengadakan uji coba dan commissioning juga pelatihan selama waktu maksimal 7 (
tujuh ) hari atau yang akan ditentukan oleh pengguna jasa.
80