Pasal -1
PERATURAN-PERATURAN, REFERENSI DAN STANDARISASI
a. PBI 1971 (NI.2) dan SRSNI T.15.03.91
b. Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Stuktur
Tembok Bertulang untuk Gedung 1983
c. SII (Standar Industri Indonesia)
d. PUBI 1982 (Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia)
e. Peraturan dan Keselamatan Kerja (K3) dari Disnaker RI
f. PMI 1970/N118 (peraturan Muatan Indonesia)
g. Peraturan Umum Instalasi Listrik 1977
h. Peraturan Pembangunan Daerah Setempat
i. Undang-undang Keselamatan Kerja
Pasal -2
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
Spesifikasi teknis ini mencakup persyaratan-persyaratan dasar yang dimaksud dalam
RKS dan gambar bestek.
Persyaratan-persyaratan ini meliputi penyediaan material, tenaga kerja yang cakap
beserta peralatan kerjanya, sehingga hasil pekerjaan dapat berfungsi sesuai dengan
sistem yang direncanakan.
Pasal – 3
PENJELASAN UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Pekerjaan dilaksanakan seperti yang dimaksud dalam (rencana kerja dan syarat
– syarat pekerjaan) dan gambar – gambar pelaksanaan
2. Kewajiban Pelaksana/Kontraktor
2.1. Pelaksana/Kontraktor berkewajiban untuk meneliti RKS, gambar-gambar
pelaksanaan dan dokumen lainnya, memeriksa kebenaran dari kondisi
pekerjaan, meninjau tempat pekerjaan, melakukan pengukuran dan
mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk
penyelesaian dan kelengkapannya
2.2. Pelaksana/Kontraktor harus mengerjakan seluruh pekerjaan sesuai dengan
RKS, gambar pelaksanaan dan dokumen lainnya serta menyediakan bahan-
bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan dengan terlebih dahulu mendapat
persetujuan dari direksi/pengawas
Pasal - 4
PENGAMANAN LINGKUNGAN PEKERJAAN
1. Dalam melaksanakan seluruh kegiatan pekerjaan pada masa pelaksanaan pihak
Pelaksana/Kontraktor wajib menjaga keamanan dan keselamatan bahaya kerusakan
akibat kesalahan yang ditimbulkan oleh pihak Pelaksana/Kontraktor, Untuk itu pihak
Pelaksana/Kontraktor wajib memberikan perhatian
2. Penjagaan keamanan atas halaman kerja, pekerjaan yang telah dilaksanakan, los
kerja, Direksi keet dan isinya, gudang bahan dan isinya, peralatan – peralatan menjadi
tanggung jawab Pelaksana/Kontraktor
3. Jika ada beberapa orang pekerja atau tukang yang harus bermalam didalam
lingkungan proyek, karena berbagai alasan harus dicatat nama dan alamat asal, serta
alasan mengapa harus menginap ditempat pekerjaan. Pencatatan ini harus dilakukan
oleh penjaga malam/keamanan dan secara berkala penjaga keamananan harus
melaporkan kepada direksi/pengawas. Hal ini dianggap perlu sebab jika terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan akan lebih mudah menyelesaikannya
4. Demi menjaga kemanan seutuhnya Pelaksana/Kontraktor disyarankan mengikut
sertakan beberapa pekerja atau tukang yang berasal dari tempat dimana proyek
tersebut dilaksanakan dengan koordinasi RT/RW setempat
Pasal – 6
ALAT-ALAT KERJA/ALAT-ALAT BANTU
Pada prinsipnya Pelaksana/Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja sendiri untuk
kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan, misalnya steger bambu dan alat-alat lainnya
yang diperlukan pada pelaksanaan pekerjaan yang disetujui oleh Direksi.
Pasal – 7
JALAN SEMENTARA
Pelaksana/Kontraktor wajib menyediakan (menggunakan yang telah ada) jalan masuk
ke lokasi pekerjaan dan lain-lain yang sifatnya sementara untuk memungkinkan
pengangkutan alat-alat pembangunan, disamping untuk kemudahan sirkulasi bergerak
dilokasi kerja.
Semua sarana tersebut harus dipelihara selama berlangsungnya pekerjaan dan setelah
selesai, semua sarana tersebut harus dibersihkan kecuali bagian-bagian yang akan
dipergunakan lebih lanjut, Kerusakan-kerusakan yang terjadi yang nyata-nyata
disebabkan oleh pekerja Pelaksana/Kontraktor, harus diperbaiki kembali atas biaya
Pelaksana/Kontraktor sendiri.
Pasal – 9
PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pasal – 10
PAPAN NAMA PROYEK
Pelaksana/Kontraktor wajib membuat Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dengan persetujuan dari Direksi.
Ukuran Papan Nama Proyek yang dipasang tidak boleh melebihi dari ukuran yang sudah
ditentukan.
Pasal - 11
PENGUKURAN, PENENTUAN PEIL DAN PERSIAPAN
1. Pekerjaan Pengukuran / Uitzet
1.1. Pekerjaan pengukuran/uitzet sepenuhnya dilaksanakan oleh
Pelaksana/Kontraktor dan disaksikan oleh Direksi/Pengawas
1.2. Pengukuran yang dilaksanakan tanpa disaksikan/ sepengetahuan
direksi/pengawas dianggap tidak sah dan diulang kembali
1.3. Pekerjaan pengukuran harus dilaksanakan dengan teliti dengan
memepergunakan alat ukur sesuai kebutuhan proyek
1.4. Patok bowplank dibuat yang kuat agar tidak hilang / berubah dari tempatnya
serta dicat dengan jelas dan tepi atas papan bowplank diserut rata/mendatar dan
lurus
2. Pekerjaaan Penentuan Peil
2.1. Sebelum penentuan peil/tinggi lantai permukaan tanah yang ada dilokasi agar
dikupas atau diurug sampai peil bangunan betul – betul pas dan ditentukan oleh
direksi/pengawas
2.2. Sebagai peil 0,00 diambil permukaan atas dari lantai utama bangunan
3. Pekerjaan Persiapan
Pasal – 12
PEKERJAAN PONDASI BATU KALI DAN PONDASI TAPAK BETON
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan terdiri atas:
1.1. Pemasangan Bowplank;
1.2. Galian dan urugan tanah pondasi;
1.3. Timbunan pasir urug dasar pondasi;
1.4. Lantai kerja
1.5. Pasang batu kosong di atas pasir urug;
1.6. Pasang batu belah adukan 1pc:5 pasir;
1.7. Pondasi tapak beton
1.8. Stamp pondasi tapak beton
2. Bahan dan Peralatan
2.1. Papan bouwplank dari kayu kualitas baik
2.2. Pasir urug yang digunakan haruslah mempunyai gradasi yang baik yaitu
mempunyai butiran-butiran yang tidak sama besarnya dan bebas humus
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 5
2.3. Bahan-bahan untuk pekerjaan pondasi adalah sebagai berikut :
a. Semen yang digunakan terdiri dari satu jenis merk misalnya merk Tiga Roda,
Kujang, Padang, Gersik, dan lain-lain sesuai dengan daerah yang
bersangkutan, Semen yang disimpan lebih dari 3 bulan didalam gudang dan
atau mengeras sebagian/seluruhnya tidak diperkenankan untuk
dipergunakan dan tempat menyimpan semen harus bebas dari kelembaban
b. Pasir harus terdiri dari butir – butir yang bersih dan bebas dari bahan – bahan
organis, lumpur dan sebagainya dan memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang tercantum dalam peraturan bahan bangunan Indonesia 1982
c. Batu belah
▪ Batu yang dipakai adalah batu kali atau batu dari gunung. Untuk batu kali
tidak diperkenankan batu blonos dan harus dipecah.
▪ Dimensi batu dengan ukuran minimal 15 cm
d. Beton Betulang
Pondasi tapak beton termasuk stamp pondasinya digunakan beton bertulang
dengan persyaratan yang ditentukan pada pasal berikutnya.
3. Pelaksanaan
3.1. Pekerjaan Galian Pondasi
3.1.1. Semua galian tanah pondasi harus dilaksanakan dengan aman dan
hasil galian harus mendapat pemeriksaan dari pengawas.
Penyimpangan dari ketetapan ini akan menjadi tanggung jawab dan
resiko Pelaksana/Kontraktor
3.1.2. Terhadap berkumpulnya air dalam galian, harus disediakan pompa air
atau pompa lumpur untuk menjaga agar dasar pondasi relatif kering
3.2. Pekerjaan Urugan Pasir dan Pasangan Batu Kali
3.2.1. Dasar galian untuk pondasi dialasi dengan urugan pasir urug setebal 10
cm.
3.2.2. Batu belah disusun rapat dan dengan ikatan pasangan pasir urug tanpa
semen untuk alas pondasi, dengan tebal 15 cm.
3.2.3. Adukan untuk ikatan dari campuran semen dan pasir pasang dengan
campuran 1:5 dengan tambahan air secukupnya
3.2.4. Bentuk dan dimensi pondasi disesuaikan dengan gambar rencana,
dengan dibantu benang. Pasangan batu luar rata dan disiar rapat.
3.3. Pekerjaan pondasi tapak beton
3.3.1. Dasar galian untuk pondasi dialasi dengan urugan pasir urug setebal 10
cm.
3.3.2. Diatas pasir urug dialasai dengan lantai kerja yang akan ditentukan
pada pasal selanjutnya.
3.3.3. Pengecoran Tapak dan stamp pondasi digunakan beton bertulang
dengan mutu beton K-225 menggunakan tulangan sesuai dengan
gambar bestek.
1. BEKISTING
2. Bahan bekisting yang telah dipakai tidak boleh dipakai kembali kecuali dengan ijin
Konsultan Pengawas / Direksi.
3. Bekisting bila memenuhi syarat konstruksi, pemakaian bahan lain selain yang
disebutkan di atas, boleh dilakukan sepanjang telah memperoleh ijin dari Konsultan
Pengawas / Direksi.
2. TULANGAN / PEMBESIAN
2.2 Bahan.
1. Baja tulangan secara umum adalah baja tulangan berprofil dengan mutu baja U-24 –
U-35 yakni bagian tulangan yang di dalam gambar perencanaan ditandai dengan Ø
untuk diameter pengenalnya. (BJTP 280 BJTS 280 BJTS 420A BJTS 420 B)
2.3 Pelaksanaan.
1. Jika diperlukan baja tulangan yang akan digunakan dalam pelaksanaan hendaknya
harus dilakukan pengujian laboratorium lebih dahulu menurut prosedure teknis yang
berlaku, dan biaya pengujian sepenuhnya harus ditanggung Kontraktor Pelaksana
dan sudah harus dianggap telah termasuk di dalam faktor-faktor penawaran.
2. Baja tulangan yang didatangkan di lapangan pekerjaan tidak diperkenankan langsung
dikerjakan sebelum mendapatkan pembenaran / persetujuan dari Konsultan
Pengawas / Direksi.
3. Bila baja tulangan yang tercantum di dalam gambar ternyata tidak ada/sulit dipasaran,
Kontraktor Pelaksana harus segera mengajukan permintaan ijin tertulis yang dilampiri
dengan rencana perubahan beserta perhitungan teknis dan waktu pelaksanaanya.
4. Bila Konsultan Pengawas / Direksi meluluskan, Kontraktor Pelaksana dapat
melaksanakannya sesuai dengan ijin konsultan Pengawas / Direksi.
5. Perlakuan pelaksanaan tulangan (penyambungan pembengkokan, pemasangan
tulangan lewatan dan lain-lain) harus memenuhi PBI 1971.
6. Sebelum pengecoran rangkaian tulangan sudah harus dilengkapi dengan beton
decking (beton tahu) dengan tebal minimal 2,5 cm yang jumlah, penempatan dan
mutunya harus disetujui Konsultan Pengawas / Direksi.
7. Untuk penyambungan tulangan lama dengan tulangan baru, beberapa hal harus
diperhatikan :
a. Tulangan lama harus dibersihkan dari segala kotoran sisa beton yang menempel.
b. Panjang penyambungan tulangan harus sesuai dengan gambar rencana, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi.
c. Pengelasan harus dengan las penuh.
8. Baja-baja tulangan yang akan dipakai sampai saat akan dilakukan pengecoran harus
bebas dari kotoran, lemak atau karat serta kotoran-kotoran lain yang dapat
mengurangi daya rekat antara campuran agregat beton dengan tulangan itu sendiri.
9. Untuk kotoran berupa karat dapat digunakan bahan kimia penghilang karat (Rust
Remover) yang tidak mengurangi diameter dan kekuatan baja tulangan.
10. Untuk penggunaan bahan kimia tersebut Kontraktor harus memperoleh petunjuk yang
jelas dari Produsen dan persetujuan dari Konsultan Pengawas /Direksi.
3. ADUKAN BETON
3.2 Bahan.
1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan bangunan yang memenuhi
persyaratan mutu dan jumlah/volumenya sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan
konstruksi sesuai dengan jadual pelaksanaan.
2. Mutu Beton :
a. Adukan beton harus memenuhi Mutu Beton yang sesuai dengan rekomendasi di
dalam PBI 1971 dengan mutu K-225.
b. Sebelum Mix disain dilakukan, Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan
pengujian agregat di Laboratorium. Bahan agregat yang dipakai untuk
perencanaan campuran beton (mix disain) harus telah mendapatkan rekomendasi
dari dari Laboratorium dan dipakai sebagai tolok banding pemeriksaan untuk
agregat yang didatangkan di lapangan pekerjaan.
c. Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam
pelaksanaan pekerjaan ini harus dikalibrasikan dalam perbandingan campuran
dengan satuan volume (bukan berat) yang selanjutnya dinyatakan dalam takaran
bahan di lapangan pekerjaan.
d. Dan atas biaya kontraktor atau termasuk dalam biaya quality control (untuk beton
bertulang dengan volume lebih dari 20 m3), wajib membuat benda uji dengan
jumlah tertentu sesuai yang disyaratkan oleh konsultan Pengawas/Direksi guna
cek kelenturan dan cek kekuatan yang akan dilakukan oleh konsultan Pengawas.
e. Benda uji diujikan di Laboratorium beton yang netral/independen atas biaya
kontraktor atau termasuk dalam biaya quality kontrol.
3. Pengecoran Beton
a. Apabila Kontraktor Pelaksana hendak memulai pekerjaan pengecoran beton,
maka maka Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas / Direksi kapan pengecoran dilaksanakan.
b. Pengecoran hanya boleh dilaksanakan bila :
- Kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan penulangan dan bekisting serta
pemasangan beton decking secara sempurna dan bersih serta telah
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas / Direksi.
- Kontraktor telah menyediakan bahan peralatan, dan persiapan tenaga serta
dinyatakan dalam daftar bahan alat dan tenaga kerja.
- Kontraktor telah membuat schedule rencana pengecoran dan strategi
pengecoran berupa gambar tata letak bahan serta arah pengecoran.
4.2 Bahan.
Bahan yang digunakan antara lain :
- Goni
- Air
4.3 Pelaksanaan.
1. Kontraktor Pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar
matahari langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar.
2. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat
dengan cara-cara sebagai di bawah ini :
a. Semua bekisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus dibasahi secara
teratur sampai dibongkar.
b. Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting (misalnya
permukaan plat lantai) harus ditutup dengan karung goni basah selama perkiraan
pengikatan awal berlangsung dan selanjutnya digenangi dengan air selama 14
hari sejak saat pengecoran, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas /
Direksi.
c. Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2 x sehari harus dilakukan setelah
bekisting dibuka. Penyiraman dilakukan selama 7 hari.
d. Tidak dibenarkan menimbun atau mengangkut barang di atas beton atau memakai
bagian beton sebagai tumpuan selama menurut Konsultan Pengawas / Direksi
bahwa beton tersebut belum cukup mengeras.
5. PEMBONGKARAN BEKISTING
5.2 Pelaksanaan.
1. Pembongkaran bekisting tidak dibenarkan bila :
a. Umur beton belum mencapai kekuatan sesuai PBI 1971 Bab 5 ayat 8.
b. Umur beton belum mencapai kekuatan yang memadai untuk mendukung beban
kerja di atasnya bila hal tersebut akan dilakukan.
2. Sebelum melaksanakan pembongkaran, Kontraktor Pelaksana harus mengajukan ijin
pembongkaran secara lisan kepada Konsultan Pengawas / Direksi. Namun sebelum
Konsultan Pengawas / Direksi memberikan ijin secara tertulis (baik melalui surat resmi
6. PEKERJAAN BONDEK
STRUCTURAL DECKING / BONDEK
Plat lantai structural decking / bondek adalah lantai struktural yang terdiri dari bahan
bondek,beton Mutu K225 (ketebalan sesuai gambar pelaksanaan )dan tulangan berupa
wire mesh M10.
Bahan structural decking / bondek adalah berupa pelat baja structural
bergelombang dengan mutu tegangan tarik tinggi dan dilapisi Galbaniz,
persyaratan bahan harus mengikuti spesifikasi teknis sebagai berikut :
Bahan dasar : Baja High – Tensile
Tegangan leleh minimum : 5500 kg/cm2
Lapis pelindung : Hot Dip Galvanized
Tebal lapisan lindung : 275 gr/m2
Tebal baja dasar : 0.75 mm
Standar bahan : sesuai dengan ASTMA446 grade E,G 90 AS
1397 – 1984.
Tinggi gelombang : 54 mm
Lebar efektif : 600 mm
Produk : setara dengan Union Deck
Pasal -15
PEKERJAAN PASANGAN DINDING DAN PLESTERAN (BATA)
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Pasangan dinding batu bata setengah bata;
1.2. Plesteran dinding batu bata;
2. Bahan dan Peralatan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 13
2.1. Batu bata harus berkwalitas baik, tidak pecah, matang pembakarannya dan bila
direndam air tidak hancur, ukuran batu bata standart
2.2. Pemakaian alat bantu, harus mempunyai kondisi yang masih baik dan memadai
2.3. Pasir pasang harus bersih tajam dan bebas lumpur serta kotoran organik
2.4. Persyaratan untuk Semen dan air yang digunakan sama dengan yang digunakan
dalam pekerjaan pasangan batu bata
3. Pelaksanaan
3.1. Permukaan yang akan dipasang batu bata harus bersih dan basah sedangkan
batu bata sebelum dipasang harus dicelub/dibasahi dengan air, batu bata yang
pecah tidak boleh digunakan > 10 %
3.2. Didalam pemasangan dinding batu bata harus tegak lurus dan tidak ada siar
vertikal yang berurutan secara menerus, Tebal siar tidak boleh kurang dari 1 cm
untuk dinding batu bata 1/2 batu
3.3. Semua rangka/kusen harus dipasang terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan
pemasangan, Pemasangan harus diperkuat dengan angkur besi berbentuk L,
yang ditanamkan sebagian kedalam kusen. Sedangkan ujung lainnya ditanam
kedalam dinding
3.4. Pekerjaan Plesteran dan Acian
➢ Tebal plesteran berkisar 1 s/d 2 cm
➢ Sebelum pekerjaan plesteran dimulai terlebih dahulu permukaan pasangan
batu bata dan beton dibasahi atau disiram air terlebih dahulu
➢ Semua jenis bahan plesteran harus diaduk sesuai persyaratan jenis
campuran yang disetujui Direksi
➢ Agar semua permukaan plesteran rata, sebaiknya diadakan pemeriksaan
secara silang, dengan menggunakan tarikan benang yang ditarik secara
vertikal dan horizontal
➢ Ketebalan plesteran merupakan lapisan dengan permukaan kasar untuk
mencapai bidang rata dan lebih halus setelah itu dilakukan pengacian.
3.5. Perbaikan Bidang Plesteran
➢ Bilamana Direksi mendapatkan bidang pelesteran yang tidak memenuhi
syarat misalnya tidak rata, tidak siku dan lain-lain maka Pelaksana/Kontraktor
harus memperbaiki pekerjaan tersebut
➢ Bagian-bagian yang diperbaiki harus dibobok secara teratur dan plesteran
hasil perbaikan harus rata dengan sekitarnya
Pasal -16
PEKERJAAN PASANGAN DINDING DAN PLESTERAN (HEBEL)
2. Lingkup Pekerjaan
1.3. Pasangan dinding batu heubel 8 dan 10 cm;
1.4. Plesteran dinding hebel;
2. Bahan dan Peralatan
Pasal -17
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA (KAYU)
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Penyediaan bahan – bahan dan pembuatan kuzen kayu untuk pintu dan jendela
lengkap dengan aksesoriesnya bahan finishingnya
1.2. Penyediaan dan pemasangan kusen kayu dipasang setelah tempat menempell
kusen dirapikan terlebih dahulu
1.3. Penyetelan dan pemasangan kusen pintu dan jendela kayu dilakukan dengan
teliti
2. Bahan dan Peralatan
Pasal -18
PEKERJAAN DAUN PINTU DAN DAUN JENDELA (KAYU)
1. Daun Pintu dan Jendela yaitu :
1.1. Daun pintu panel kayu kelas awet I
1.2. Daun pintu double teakwood rangka kayu kelas awet II kadar lengas airnya
tidak boleh >8%
1.3. Daun pintu plastik/fiberglass
1.4. Daun jendela rangka kayu kelas awet II kadar lengas airnya tidak boleh >8%
1.5. Daun pintu PVC tebal 4 cm
1.6. Daun pintu lapis HPL
1.7. Daun pintu spandrel alumunium
2. Bahan
2.1. Panel Kayu tebal 3-4 cm
2.2. Panel kayu pintu digunakan kayu kelas awet I
2.3. Rangka daun jendela digunakan kayu kelas awet II kadar lengas airnya tidak
boleh >8%
3. Pelaksanaan
3.1. Pembuatan pintu panel kayu harus terbentuk dengan rapih
3.2. Pemasangan lembaran teakwood pada pintu harus rata dan rapih
3.3. Sambungan kayu pada setiap pekerjaan harus kuat dan rapih
Pasal -19
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA (ALUMUNIUM)
1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat Bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen boven licht seperti yang
dinyatakan/ditunjukan dalam gambar serta drawing dari kontraktor.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 16
2. Persyaratan Bahan
2.2. Kusen Alumunium yang digunakan :
a. Bahan : Dari bahan Alumunium framing system.
b. Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui perencana/MK. Untuk
kusen jendela dan curtain wall luar dibuat dengan system frameless.
c. Warna Profil : Ditentukan kemudian (contoh diajukan kontraktor)
d. Lebar Profil : 10 cm dan 7 cm (pemakaian lebar bahan sesuai yang
ditunjukan dalam gambar).
e. Pewarnaan : Colour Anodized 18 micron, tebal minimal 1,8 mm.
f. Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm.
2.3. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat
dari pekerjaan alumunium seta memenuhi ketentuan ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.
2.4. Konstruksi kusen alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjukan dalam
detail gambar termasuk bentuk dan ukuranya.
2.5. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test,
minimum 100 kg/m2.
2.6. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 kg/m2 yang harus disertai hasil
test.
2.7. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebelan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang disyaratkan.
2.8. Untuk keseragaman warna disysratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-
profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-
unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi warnanya
sehingga dalam setiap unit didapatkan warna yang sama.
2.9. Pekerjaan memotong, punch dan drill dengan mesin harus sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu
mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
Untuk tinggi dan lebar 1mm
Untuk diagonal 2mm
2.10. Accessories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan alumunium harus
ditutup caulking dan sealant, angkur-angkur untuk rangka/kusen alumunium
terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13)
micron sehingga dapat bergeser.
2.11. Bahan finising
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuh dengan
alkaline seperti beton , aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi
lapisan finish dari laguer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan
insulting varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1. Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar
dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk
semua detail sambungan dan profil alumunium yangberhubungan dengan
system konstruksi bahan lain).
Pasal -20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 18
PEKERJAAN KACA
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan kaca pada pekerjaan jendela sesuai pada gambar
perencanaan, Pelaksana/Kontraktor diharuskan membuat ukuran yang tepat sebelum
pekerjaan dilaksanakan
2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah kaca polos tebal 5 mm / 8 mm / 10 mm / 12 mm setara
Asahi
3. Syarat pelaksanaan
3.1. Kaca harus dipasang lurus atau tegak lurus dan disetel pada posisi tengah
dengan kerenggangan yang sama
3.2. Semua kotoran atau bekas minyak harus dibersihkan sehingga tidak menggangu
pekerjaan perekatan/ lem
3.3. Kaca yang telah terpasang diberi tanda silang dengan bahan yang mudah
dihapus pada kaca apabila dibersihkan
3.4. Semua pekerjaan kaca yang terpasang harus dilindungi dari noda-noda seperti
cipratan cat, plesteran, dan lainya
3.5. Pekerjaan harus dikerjakan oleh pekerja yang terampil dan berpengalaman
untuk pekerjaan serupa
Pasal - 21
ALAT – ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. Alat – alat penggantung untuk pintu dipakai engsel floor hing, kwalitas baik
2. Alat – alat penggantung untuk jendela dari aluminium pivot
3. Untuk pengunci pada daun pintu dipakai kunci dari jenis kunci aluminium slag. Kunci
adalah produk dalam negeri berkualitas baik, dan sebelumnya Pelaksana/Kontraktor
harus mengajukan terlebih dahulu contoh – contoh kunci yang diusulkan, untuk di pilih
atau disetujui oleh direksi/pengawas
4. Pemasangan kunci harus rapih dan berfungsi baik dan kuat
5. Hasil pemasangan harus mudah dibuka tutup dan dikunci serta tidak mudah macet
6. Tiap – tiap kunci pada masing – masing kunci pintu harus berbeda anak kuncinya,
dan harus mempunyai 3 buah anak kunci
7. Gerendel dan hak angin yang akan dipasang harus diajukan terlebih dahulu dan
disetujui oleh Direksi/pengawas
8. Pemasangan grendel dan hak angin harus rapih dan kuat, mudah dikunci dan mudah
dibuka
Pasal-23
PEKERJAAN ATAP (KUDA-KUDA BAJA PROFIL ATAP GENTENG)
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan konstruksi baja
secara lengkap sesuai dengan gambar rencana dan syarat teknis.
1.2. Pekerjaan ini meliputi penyedian material, peralatan, tenaga kerja, upah dan
fabrikasi konstruksi baja.
1.3. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan (protected painting) pada seluruh bidang
konstruksi baja.
1.4. Pengangkutan dari tempat fabrikasi ke lokasi pekerjaan.
1.5. ”Erection” Pemasangan konstruksi baja sampai dengan terpasang sesuai
gambar rencana.
2.1. Mutu baja struktur sesuai dengan ASTM a 36 dengan 1.600kg/cm2 dengan
kualitas ST 36.
2.2. Baut, mur adri jenis ”High Strength” ASTM A 325 ”Galvanized” atau sekurang-
kurangnya dari standart FE 260(ST 37). Semua baut dan mur harus mempunyai
kepala yang ditempa, tepat, konsentris dan siku terhadap batangnya, dengan
kepala serta mur yang berbentuk horizontal. Batang baut harus lurus dan baik
dengan diameter seperti tertera pada gambar rencana. Diameter ring adalah 1,5
cm lebih besar dari diameter baut. Untuk baut steel harus dari baut hitam dengan
diameter 1,5 mm lebih kecil dari diameter lubang yang digunakan(apabila
mengunakan baut)
2.3. Untuk atap digunakan:
- Kuda-kuda : Baja L. 60.60.6 mm
- Gording : Baja C 100x50x20x2,3 mm
- Plat sambung t 8 mm
- Trekstang q 10 mm
- Ikatan angin (wind bracing q 12 mm)
- Base paln dan angkur
3.1. Sebelum fabrikasi dilakukan, Kontraktor harus manrgajukan gambar kerja (shop
drawings) sesuai dengan gambar rencana untuk disetujui oleh pengawas.
Kontraktor tidak boleh memulai pekerjaan sebelum gambar kerja disetujui oleh
pengawas. Gambar kerja harus menunjukan detail secara jelas untuk hal-hal
sebagai berikut :
- Dimensi lay out dan metrik
- Type dan lokasi sambungan
- Dimensi bagian – bagian konstruksi bentuk, detail dan berat setiap unit
konstruksi
3.2. Kontraktor harus meminta ijin serta persetujuan dari pengelola teknis kegiatan
atau Pengawas tentang batas toleransi yang akan digunakan sehubungan
dengan fabrikasi, dan fabrikasi harus dilakukan sesuai batas toleransi yang
disetujui.
3.3. Untuk bagian konstruksi yang lebih pendek dari 10 m panjang toleransi
kecepatan dari bagian-bagian tidak boleh dari 1,5 mm menurut detail,
sedangkan untuk bagian yang lebih panjang, tidak boleh menyimpang dari 3
mm.
3.4. Bagian-bagian yang mengalami daya tekan, tidak boleh mempunyai deviasi
keseluruhan lebih dari1/1000 panjang jarak tumpuan.
3.5. Fabrikasi harus dikerjakan oleh orang yang benar-benar ahli di bidangnya dan
berpengalaman sesuai macam pekerjaan dan bersertifikat, sehingga dapat
diperoleh mutu pekerjaan yang sesuai dengan standar rapih dan sempurna
3.6. Fabrikasi harus dilaksanakan dalam bengkel (work shop) yang memenuhi
syarat terlindung dari pengaruh cuaca dan banjir. Kontraktor harus membuat
work shop dilokasi sesuai dengan lingkungan pekerjaan dengan persetujuan
direksi atau pengawas. Apabila fabrikasi dilakukan diluar lokasi maka kontraktor
harus menanggung biaya yang dikeluarkan oleh pengawas untuk mengevaluasi
pelaksanaan pekerjaan tersebut.
3.7. Pemotongan harus dilakukan dengan mesin potong berkualitas terbaik atau bila
disetujui oleh pengawasa dapat dilakukan dengan las potong yang cukup
memadai dengan potongan harus digurinda sampai halus dan mendapatkan
penempaan yang rata.
3.8. Pengelasan harus dilakukan dalam tempat yang beratap dan dikerjakan dengan
las busur listrik. Batang las yang digunakan dari bahan yang sama dengan
bahan yang akan dilas dan baja yang akan dilas harus bebas dari cacat-cacat,
cat minyak dan kotoran lainnya yang akan mengurangi kekuatan sambungan
las.
3.9. Permukaan yang akan disambung harus rata satu sama lain, digerinda dahulu
sebelum dilakukan penyambungan, tidak boleh bergeser selama pengelasan
3.10. Jika terdapat keragu-raguan dalam hal mutu las, maka pengawas berhak
memerintahkan pemeriksaan kepada Pihak Ketiga yang ” Independent ” secara
visual maupun dengan ” Non destruktive test ”. Pemerikasaan hasil pengelasan
dilakukan dengan cara percobaan tarik pada sampel.
2. Bagian konstruksi baja yang telah selesai harus bebas dari puntir,
bengkok dan sambungan-sambungan terbuka.
4.2. Seteleh montase percobaan disetujui oleh pengawas maka seluruh bagian
konstruksi harus diberi tanda yang jelas (dengan pahatan dan cat). Pada bagian
–bagian yang sama digunakan cat yang berbeda. Kontraktor harus membuat
gambar yang menyatakan tempat kedudukan tanda-tanda tersebut.
5. Pengecatan Dasar
5.3. Kecuali disebut lain dalam petunjuk pabrik pengecatan tidak boleh dilakukan
dibawah suhu 13º. Pengecatan dilakukan dengan cara spray dengan peralatan
yang mempunyai kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan ini dan kompresor
yang digunakan harus dilengkapi dengan water trap untuk membuang air yang
terkondensasi. Pengecatan dilakukan pada permukaan yang bersih, kering
dengan cat yang bermutu baik dengan cara dan ketebalan sesuai dengan
petunjuk pabrik.
5.4. Bagian-bagian konstruksi yang selesai di cat harus dihindarkan terhadap hujan
atau pengetoran-pengotoran melalui udara sebelum dicat menjadi kering.
6.2. Pengiriman komponen konstruksi baja harus disertai daftar komponen dan
berta total. Pengiriman sebaiknya dilakukan dalam satu unit lengkap.
7. Penyimpanan
7.1. Penyimpanan hasil fabrikasi harus dilakukan di tempat yang terlindung dari
pengaruh cuaca dengan meletakan baja sejajar/sebidang dengan tempat
sebenarnya dengan posisik yang tidak merusak bentuk kontruksi.
7.2. Baut, mur dari ring/cincin harus disimpan dalam kotak-kotak yang bebas debu
atau pasir yang dapat merusak. Tidak diijinkan menggunakan baut, mur dan
ring/cincin yang sudah berkarat atau rusak (apabila menggunakan baut).
8. Pemasangan (Erection/Montase)
8.3. Pelaksanaan harus dikerjakan secara hati-hati dan teliti. Draft yang digunakan
harus mempunyai diameter yang lebih kecil dari lubang baut. Penggunaan
martil yang berlebihan yang akan mempengaruhi material tidak diperkenankan.
8.4. Konstruksi baja dapat dipasang permanen setelah bagian besar struktur
bagian baja terpasang dan disetujui oleh pengawas mengenai ketetapan garis
vertikal dan horisontal.
Pasal-24
PEKERJAAN ATAP (KUDA-KUDA BAJA RINGAN ATAP METAL / BITUMEN)
1. Lingkup Pekerjaan
- Pemasangan Kuda – kuda / Rangka Atap Baja Ringan
- Pemasangan atap genteng nok genteng metal / bitumen
- Pemasangan Lisplank.
Persyaratan Pelaksanaan :
Pemasangan bahan atap harus dilaksanakan jauh sebelum pelaksanaannya, agar
tidak terjadi hambatan waktu pelaksanaan pekerjaan. Lembaran spandek disimpan
dalam keadaan tetap kering, tidak boleh berhubungan dengan tanah/lantai dan
sebaiknya disimpan di dalam gudang beratap.
Untuk penyimpanan di tempat terbuka, harus diselimuti dengan terpal atau plastik
untuk mencegah agar air hujan/embun tidak masuk ke dalam celah tersebut. Air yang
masuk dapat memberikan cacat terhadap permukaannya akibat kondensasi.
Lembaran spandek tersebut juga jangan ditumpuk terbalik, bagian atas harus tetap
mengarah ke atas.
Sebelum pemasangan lembaran spandek harus diperiksa dulu pemasangan gording
baja, yang harus lurus, berjarak teratur, dan rapih.
Pasal-25
PEKERJAAN PLAFOND (RANGKA KAYU)
1. Lingkup pekerjaan
• Pemasangan rangka plafond
• Pemasangan plafond GRC
• Pemasangan list plafond
2. Bahan :
➢ Rangka kayu kelas awet II kadar lengas airnya tidak boleh >8% berkualitas baik
➢ GRC kwalitas baik tebal 4 mm
➢ List plafond ukuran 5 x 5 cm
3. Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan
a) Umum
Pekerjaan plafond dilakukan setelah pekerjaan instalasi listrik yang dipasang di
atas plafond telah selesai ditest
b) Pemasangan Rangka Plafond dan Penutup Plafond
Dilakukan pada bagian-bagian yang hanya mengalami perubahan desain sesuai
dengan pola yang ada pada gambar, Dimana berlaku kententuan sebagai berikut:
1. Rangka plafond terbuat dari kayu kelas awet II kadar lengas airnya tidak boleh
>8% yang dipasang dengan perkuatan paku.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 25
2. Untuk memperkuat kedudukan rangka plapond dipasang penggantung yang
digantungkan kegording atau balok diatasnya
3. Jarak antara rangka plafond disesuaikan dengan ketentuan yang diberlakukan.
4. Rangka plafond harus meni
5. Permukaan bawah rangka plafond harus rata
6. Bahan GRC 4 mm dipasang dengan perkuatan paku
7. Untuk memperapih permukaan plafond harus memakai kompon
8. Pada bagian tepi plafond diberi list profil 5 x 5 cm yang terbuat dari kayu dan
dipasang sedemikian rupa agar pekerjaan terlihat rapih
Pasal-26
PEKERJAAN PLAFOND (RANGKA HOLLOW)
1. Lingkup pekerjaan
• Pemasangan rangka plafond
• Pemasangan plafond GRC/Gypsum/Cilicate/PVC 8 mm Laminated
• Pemasangan list plafond
2. Bahan :
➢ Rangka hollow 20 x 40 mm dan 40 x 40 mm berkualitas baik
➢ GRC kwalitas baik tebal 4 mm
➢ Gypsum kwalitas baik tebal 9 mm
➢ Celicate kwalitas baik tebal 6 mm
➢ PVC Laminate 8 mm
➢ List plafond ukuran 5 x 5 cm / 5 x 10 cm / sesuai gambar
3. Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan
b) Umum
Pekerjaan plafond dilakukan setelah pekerjaan instalasi listrik yang dipasang di
atas plafond telah selesai ditest
b) Pemasangan Rangka Plafond dan Penutup Plafond
Dilakukan pada bagian-bagian yang hanya mengalami perubahan desain sesuai
dengan pola yang ada pada gambar, Dimana berlaku kententuan sebagai berikut:
9. Rangka plafond terbuat dari hollow 20 x 40 mm.
10. Untuk memperkuat kedudukan rangka plapond dipasang penggantung yang
digantungkan kegording atau balok diatasnya
11. Jarak antara rangka plafond disesuaikan dengan ketentuan yang diberlakukan.
12. Permukaan bawah rangka plafond harus rata
13. Bahan GRC 4 mm /Gypsum 9 mm/ Cilicate 6 mm/ PVC laminate 8 mm
dipasang dengan perkuatan sekrup
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 26
14. Untuk memperapih permukaan plafond harus memakai kompon
15. Pada bagian tepi plafond diberi list profil 5 x 5 cm yang terbuat dari kayu dan
dipasang sedemikian rupa agar pekerjaan terlihat rapih
Pasal-27
PEKERJAAN PLAFOND (RANGKA METAL/T-CROSS)
1. Lingkup pekerjaan
• Pemasangan rangka plafond
• Pemasangan plafond GRC/Gypsum/Cilicate/PVC 8 mm Laminated
• Pemasangan list plafond
2. Bahan :
➢ Rangka Cross T 60 cm & 120 cm
➢ Gyptile 9 mm
➢ PVC Laminate 8 mm
➢ List plafond
3. Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan
c) Umum
Pekerjaan plafond dilakukan setelah pekerjaan instalasi listrik yang dipasang di
atas plafond telah selesai ditest
b) Pemasangan Rangka Plafond dan Penutup Plafond
Dilakukan pada bagian-bagian yang hanya mengalami perubahan desain sesuai
dengan pola yang ada pada gambar, Dimana berlaku kententuan sebagai berikut:
16. Rangka plafond terbuat dari cross T 60 cm dan 120 cm.
17. Untuk memperkuat kedudukan rangka plapond dipasang penggantung yang
digantungkan kegording atau balok diatasnya
18. Jarak antara rangka plafond disesuaikan dengan ketentuan yang diberlakukan.
19. Permukaan bawah rangka plafond harus rata
20. Bahan Gyptile 8 mm / PVC laminate 8 mm dipasang dengan perkuatan sekrup
21. Untuk memperapih permukaan plafond harus memakai kompon
22. Pada bagian tepi plafond diberi list cm yang dipasang sedemikian rupa agar
pekerjaan terlihat rapih sesuai gambar rencana.
Pasal-28
PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini
2. Bahan /Material
2.1. Memakai pasir urug yang baik tidak mengandung bahan – bahan organik atau
lumpur
2.2. Sebelum dilaksanakan pemasangan lantai, Pelaksana/ Kontraktor harus
mengajukan contoh keramik atau bahan terlebih dahulu untuk mendapat
persetujuan dari direksi/pengawas lapangan, hasil persetujuan keramik atau
bahan tersebut harus disimpan ditempat yang terlindung kering dan bersih
2.3. Semua keramik atau bahan tersebut dapat dipergunakan hasil produk lokal yang
telah memiliki standart SII dan memenuhi syarat PUBI 1972
3. Adukan
3.1. Adukan dengan perbandingan 1 PC : 5 PS dipakai untuk pemasangan lantai di
atas landasan yang sudah stabil/dipadatkan dengan ketebalan adukan
maximum 5 cm
3.2. Lantai beton rabat memakai adukan beton 1 PC : 3 PS : 5 Koral dengan
ketebalan 7 cm
4. Pelaksanaan Pekerjaan
4.1. Sebelum melakukan pemasangan lantai terlebih dahulu dipasang pasir urug
padat setebal 5 cm yang terlebih dahulu diteliti kepadatan tanah urug dan pasir
urug dibawahnya serta ketepatan peil yang ditentukan
4.2. Semua keramik yang akan dipasang terlebih dahulu direndam dalam air
4.3. Pengisian siar – siar pada keramik yang harus padat dan merata, dalam arti cara
penglotan siar – siar keramik harus dibersihkan dari kotoran terlebih dahulu atau
sesuai petunjuk Direksi
4.4. Pekerjaan lantai keramik yang tidak lurus dan tidak rata dan tampak siarnya
bergelombang, harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya Pelaksana/ Kontraktor
4.5. Lantai keramik yang sudah dipasang harus di-pel dan dibersihkan
4.6. Lantai rabat dipasang diatas pasir urug 5 - 10 cm, satu elemen dengan elemen
lainnya harus dipisah, Ketebalan rabat beton minimal sesuai gambar dan
finishingnya dilakukan dengan pukulan sapu lidi
Pasal-30
SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN LISTRIK
1. Lingkup Pekerjaan
• Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan dan tenaga untuk
pemasangan penyelesaian dan pengetesan seluruh pekerjaan instalasi listrik,
serta menyerahkannya dalam keadaan baik dan siap digunakan
2. Persyaratan Umum
2.1. Peraturan pekerjaan instalasi listrik pada dasarnya harus memenuhi hal-hall
sebagai berikut :
➢ Peraturan-peraturan yang tercantum dalam Peraturan Umum Instalasi Listrik
(PUIL 1987)
➢ Peraturan-peraturan yang dikeluarkan PLN
➢ Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi berwenang (keselamatan
kerja dan lain sebagainya)
➢ Dilaksanakan Pelaksana/Kontraktor yang memiliki surat izin (PAS) dari PLN
yang masih berlaku dan dapat menunjukan bukti TDR dalam bidang usaha
listrik yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
B. PELAKSANAAN.
1. Pekerjaan Sanitasi :
a. Saluran air kotor dari klosed disalurkan kepipa dia 4” - bak kontrol –ke septic
tank ( saluran tertutup ).
b. Saluran air kotor kamar mandi disalurkan ke pipa dia 3” – bak kontrol – ke
peresapan di halaman depan bangunan – saluran kota ( saluran tertutup).
2. Pekerjaan Sanitair :
a. Air bersih dipergunakan air Pipa Bor / (sumber air lainnya) yang selanjutnya
dengan menggunakan pompa air listrik melalui pipa PVC dia 1” dipompa ke
tangki / reservoar atas untuk selanjutnya didistribusikan dengan system
gravitasi dengan arah distribusi disesuaikan gambar bestek dan kondisi
lapangan.
b. Pemasangan pipa- pipa ditanam dalam dinding bangunan dan bawah lantai
bangunan.
3. Pekerjaan Bak Kontrol, Septik Tank dan Resapan air bekas mandi bentuk dan
ukuran serta letak disesuaikan dengan gambar bestek atau ditentukan kemudian.
4. Semua sambungan pipa setelah menggunakan lem pipa kwalitas baik dan setelah
sambungan terpasang dengan baik harus diberi pengaman sambungan tambahan
berupa agua profing yang dicatkan pada tiap-tiap sambungan.
5. Pekerjaan saluran keliling bangunan terbuat dari bahan Batu-bata dengan
pasangan ½ batu memakai adukan 1PC :3 Psr. Yang kemudian diplester
permukaannya dengan adukan plester 1PC : 3 Psr. Dasar Saluran terlebih dahulu
telah di cor beton tumbuk dengan adukan 1PC : 3 Psr : 5 Krk. Yang kemudian
permukaannya diplester dengan adukan 1PC : 3 Psr. Untuk kemiringan lantai
saluran disesuaikan kondisi lapangan kemana air harus dialirkan.
2. Persyaratan Bahan
2.1. Pasir pasang harus bersih dan bebas lumpur serta kotoran organic
2.2. Urugan pasir dengan ketebalan 5- 10 cm,
2.3. Paving blok abu-abu natural dengan ukuran ketebalan 6 cm, dan untuk
motifnya disesuaikan kebutuhan dilokasi atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
2.4. Paving blok yang digunakan sesuai dengan mutu beton K. 175 atau sesuai
Peraturan Beton Indonesia (PBI).
Pasal-33
PENUTUP
Ketentuan Khusus
a. Penyedia Jasa pada saat mengajukan termin tidak hanya mengajukan prestasi
pekerjaan berdasarkan volume pekerjaan tetapi disertai check list pemeriksaaan
pekerjaan yang ditanda tangani oleh Pengelola Kegiatan Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan.
b. Apabila ada perubahan gambar, perubahan tersebut harus mendapatkan
persetujuan direksi
c. Apabila hal tersebut diabaikan maka akan dilakukan pemutusan hubungan kerja
dan digantikan oleh kontraktor lain
Bekasi, 2022
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN