Anda di halaman 1dari 30

PEMERNTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

Jalan Sagan III/4 Yogyakarta 55223. Telepon (0274) 512386 Faksimile (0274) 560386.
Website: www.dislautkan.jogjaprov.go.id; Email: dislautkan@jogjaprov.go.id

DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS


Nomor : 01/ULP/PSR IKN /CV.EKP/ I /2022

Tanggal: 7 Januari 2022

untuk

Pengadaan :

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL PERIKANAN


CANGKRINGAN SLEMAN

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan:


Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. DIY

Tahun Anggaran : 2022


SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan

Pokja ULP menguraikan Spesifikasi Teknis dan Gambar yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan.

A. SPESIFIKASI TEKNIS
1. TEMPAT DAN URAIAN PEKERJAAN
1.1 Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
Pembangunan Pasar Tradisional Perikanan
Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan ini berlokasi di Cangkringan Kabupaten Sleman
1.2 Tenaga dan Sarana Bekerja
Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang /
Jasa harus menyediakan :
a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai disesuaikan
dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu seperti : alat perata dan pemadat tanah, pompa
air, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang dipergunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap
pekerjaan yang akan dilaksanakan, sehingga pelaksanaan
pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
1.3 Cara pelaksanaan.
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS), gambar rencana, Berita Acara Penjelasan serta
mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas dan Direksi.
1.4 Pada akhir kerja Penyedia Barang/Jasa diharuskan membersihkan
area kegiatan dari segala kotoran akibat kegiatan pembangunan,
termasuk sisa-sisa material bangunan, gundukan tanah bekas galian
dan lain sebagainya, serta memperbaiki jalan masuk yang rusak
akibat alat angkut.

2. JENIS DAN MUTU BAHAN


Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri
sesuai jenis/macam masing-masing pekerjaan sesuai standart SNI

3. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN


3.1 Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya :
a. Keppres No.18 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan Belanja Negara, beserta petunjuk teknisnya
b. Peraturan Umum dari Dinas Tenaga Kerja tentang Keselamatan
Kerja .
c. SNI 03-1734-1989 tentang Pedoman beton Bertulang dan
Struktur dinding bertulang untuk rumah dan gedung
d. Standart Industri Indonesia (SII) yang berlaku.
e. Standart Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Gedung – SKSNI
– T – 15 – 1991 - 03
f. SNI 03-2445-1991 tentang Kayu untuk Bangunan Rumah dan
Gedung
g. SK Gubernur atau peraturan dan ketentuan lain yang
dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan pemerintah
3.2 Untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang tercantum pada
Bab IX pasal I tersebut di atas berlaku dan mengikat pula :
a. Gambar bestek yang dibuat oleh Konsultan Perencana yang
sudah disahkan oleh Pemberi Tugas dan Unsur Tehnis termasuk
juga gambar-gambar detail pelaksanaan (shop drawing) yang
telah diselesaikan oleh Penyedia Barang / Jasa dan sudah
disahkan / disetujui Konsultan Pengawas.
b. Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
e. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang telah disetujui
Pengawas Lapangan / Direksi dan Pejabat Pelaksana Teknik
Kegiatan.

4. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR.


4.1 Penyedia Barang / Jasa wajib meneliti semua gambar dan Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan dan
perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanvulling).
4.2 Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah RKS.
4.3 Bila dalam gambar ada, sedang dalam RKS tidak disebut, maka
gambar tetap mengikat.
4.4 Perencana diminta untuk menjelaskan kebenarannya sesuai dengan
tujuan dan maksud perencanaan keseluruhan bila suatu gambar
tidak cocok dengan gambar lain.
4.5 Apabila terdapat perbedaan ukuran antara gambar skala besar
dengan skala kecil, maka gambar skala besar yang mengikat.
4.6 Bila gambar dan RKS sama-sama tak menyebutkan, sedangkan hal
yang dimaksud adalah perlu/ vital, maka Pemborong wajib
melaksanakan hal tersebut dan sebelumnya dikonsultasikan dengan
pihak-pihak yang berkompeten.
4.7 Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga
dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Penyedia Barang / Jasa
wajib menanyakan kepada Konsultan Perencana atau Konsultan
Pengawas dan Penyedia Barang / Jasa mengikuti keputusannya.

5. PEKERJAAN PERSIAPAN DI LAPANGAN.


4.1 Penyedia Barang / Jasa harus menyediakan Direksi Keet dengan
perlengkapan, yaitu :
a. 1 set meja-kursi tamu,
b. 3 set meja-kursi kerja,
c. Almari buku,
d. Papan tempel gambar beserta alat-alat tulis
e. Buku Direksi antara lain : buku tamu, laporan harian, perintah
kerja, konsultasi, pengawasan berkala perencana,
f. Kotak PPPK lengkap dengan isinya.
g. Alat komunikasi yang dapat digunakan setiap waktu
h. Fotocopy Dokumen Pengadaan lengkap dengan Berita Acara
Rapat Penjelasan Pekerjaan
i. Selain itu Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan ruangan
ukuran 3 x 4 m beserta perlengkapannya untuk mengadakan
rapat koordinasi lapangan antar pihak yang terkait, rapat
diadakan paling lambat 2 minggu sekali.
4.2 Penyedia Barang/Jasa harus membuat bangsal kerja dan
perlengkapannya ukuran 3 x 4 m untuk para pekerja dan gudang
penyimpanan barang-barang yang dapat dikunci

6. JADWAL PELAKSANAAN
6.1 Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan, Penyedia Barang/Jasa
wajib membuat Rencana Kerja pelaksanaan dan bagian-bagian
pekerjaan berupa Bar Chart dan Curve untuk bahan dan tenaga.
6.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Konsultan Pengawas paling lambat dalam waktu 7
(tujuh) hari kalender setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
diterima Penyedia Barang / Jasa
Rencana kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan
Direksi akan disahkan oleh Pemberi Tugas.
6.3 Penyedia Barang/Jasa wajib memberikan salinan Rencana Kerja
rangkap 4 (empat) kepada Konsultan Pengawas. Satu salinan
Rencana kerja harus ditempel pada dinding di bangsal Penyedia
Barang/Jasa di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan
pekerjaan (prestasi kerja).
6.4 Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Penyedia
Barang/Jasa berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

7. KUASA PENYEDIA BARANG / JASA DI LAPANGAN


7.1 Untuk koordinasi kegiatan di lapangan, Penyedia Barang/Jasa wajib
menunjuk seorang kuasa Penyedia Barang/Jasa atau biasa disebut
Pelaksana yang cukup berpengalaman untuk lingkup pekerjaan yang
akan dikerjakan dan mendapat kuasa penuh dari Penyedia
Barang/Jasa
7.2 Penyedia Barang/Jasa wajib memberitahu secara tertulis kepada PA
dan Konsultan Pengawas : Nama, Jabatan, salinan ijasah yang
disahkan dan pengalaman kerja tenaga Pelaksana untuk
mendapatkan persetujuan.
7.3 Bila kemudian hari, menurut pendapat PA dan Konsultan Pengawas,
Pelaksana kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin
pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Penyedia Barang/ Jasa
secara tertulis untuk mengganti/menambah Pelaksana.
7.4 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat
pemberitahuan, Penyedia Barang/ Jasa harus menunjuk Pelaksana
baru atau Penyedia Barang/Jasa sendiri (penanggung jawab/
Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.

8. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


8.1 Penyedia Barang/Jasa diwajibkan menjaga keamanan lapangan
terhadap barang-barang milik Proyek, Konsultan pengawas dan milik
Pihak Ketiga yang ada di lapangan.
8.2 Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui
Konsultan Pengawas baik yang telah dipasang maupun yang belum,
menjadi tanggung jawab Penyedia Barang / Jasa dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
8.3 Apabila terjadi kebakaran, Penyedia Barang / Jasa bertanggung
jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang-barang maupun
keselamatan jiwa. Agar disediakan alat pemadam kebakaran yang
siap pakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan
ditetapkan kemudian oleh Konsultan Pengawas.

9 SITUASI DAN UKURAN


9.1 Situasi.
a. Ukuran-ukuran tersebut dalam gambar dimaksudkan sebagai
ukuran yang mengikat dalam pelaksanaan dan sebagai
pegangan Penyedia Barang / Jasa .
c. Penyedia Barang/Jasa wajib meneliti situasi tapak, terutama
keadaan tanah, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain
yang dapat menpengaruhi penawarannya.
d. Kelalaian atau kekurangan ketelitian Penyedia Barang/Jasa
dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
tuntutan.
e. Pekerjaan yang bersifat memasang kembali atau meneruskan/
menyambung/ melanjutkan, ukuran hendaknya disesuaikan
dengan kondisi lapangan.
9.2 Ukuran.
a. Ukuran satuan yang digunakan di sini semuanya dinyatakan
dalam cm dan m, kecuali ukuran-ukuran tertentu yang
dinyatakan dalam inchi atau mm.
b. Duga lantai (permukaan atas lantai) ditetapkan sesuai gambar
rencana.
c. Menentukan satu titik duga sebagai pedoman duga untuk
bangunan yang baru dan mendapat persetujuan Konsultan
Perencana / Pengawas dan unsur teknis.

10 SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


10.1 Semua bahan yang didatangkan harus tetap mengacu / berpedoman
pada pasal 2 Bab ini.
10.2 Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan
Penyedia Barang/Jasa wajib memberitahukan.
10.3 Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksakan
dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
Bahan yang telah mendapatkan persetujuan harus ditandai dengan
paraf Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk lalu disimpan di
rak sample.
Bahan yang telah disetujui untuk dipakai tidak boleh dibawa keluar
proyek.
10.4 Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Penyedia Barang/Jasa
di lapangan, tetapi ditolak pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas
harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat-
lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dari jam penolakan.
10.5 Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh
Penyedia Barang / Jasa tetapi ternyata ditolak Konsultan Pengawas,
harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya
Penyedia Barang / Jasa dalam waktu yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas.
11 PEMERIKSAAN PEKERJAAN
11.1 Sebelum mulai pekerjaan lanjutan, Penyedia Barang/Jasa diwajibkan
minta kepada Konsultan Pengawas melakukan pemeriksaan. Baru
apabila Konsultan Pengawas telah menyetujui bagian pekerjaan
tersebut. Penyedia Barang/Jasa dapat meneruskan pekerjaannya.
11.2 Bila permintaan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung
dari jam diterimanya surat permohonan pemeriksaan) tidak dipenuhi
oleh Konsultan Pengawas (kecuali terhalang hari libur), Penyedia
Barang/Jasa dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang
seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui Konsultan Pengawas.
Hal ini dikecualikan bila Konsultan pengawas minta perpanjangan
waktu.
11.3 Bila Penyedia Barang/Jasa melanggar pasal 12.1. ini, Konsultan
Pengawas berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan
sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya pembongkaran
dan pemasangan kembali menjadi tanggungan Penyedia
Barang/Jasa .

12 PEKERJAAN TAMBAH / KURANG DAN PERBAIKAN


12.1 Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/ kurang diperintahkan
dengan tertulis oleh Pemberi Tugas.
12.2 Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut
Daftar Harga Satuan Pekerjaan yang dimasukkan oleh Penyedia
Barang/Jasa yang pembayarannya diperhitungkan bersama-sama
Penyedia Barang / Jasa dengan angsuran terakhir.
12.3 Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum
dalam harga satuan yang dimasukkan dalam penawaran, harga
satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan Pengawas
bersama-sama Penyedia Barang/Jasa dengan persetujuan Pemberi
Tugas.
12.4 Adanya Pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai
penyebab kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan
Pengawas/Direksi dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu
karena adanya pekerjaan tambah tersebut.

13. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN BONGKARAN


13.1 Pembersihan halaman.
Penyedia Barang/Jasa harus membersihkan lokasi dari segala
sesuatu yang mungkin akan mengganggu pelaksanaan sesuai
dengan petunjuk atau persetujuan Konsultan Pengawas.
13.2 Pekerjaan Bongkaran
a. Pekerjaan pembongkaran dilaksanakan pada bagian yang
dijelaskan pada gambar rencana dimaksudkan untuk
memperbaiki dan menyempurnakan kondisi yang rusak
sehingga dapat digunakan kembali sesuai dengan fungsinya.
b. Bekas bongkaran oleh penyedia barang/jasa dibuatkan Berita
Acara Sisa Bongkaran diketahui Konsultan Pengawas dan
Instansi Teknis terkait ( Dinas Kelautan dan Perikanan dan Pihak
Pengelola )
c. Pekerjaan pembongkaran harus dilaksanakan secara cermat
sehingga tidak merusak kondisi di sekelilingnya yang
seharusnya tidak diperbaiki.
13.3 Barang atau bahan yang dibongkar dan dipasang kembali, harus
dilaksanakan dengan hati-hati sehingga bahan tidak rusak, apabila
terjadi kerusakan menjadi tanggung jawab kontraktor.
13.4 Selama pekerjaan berlangsung, Penyedia Barang/Jasa harus
memeriksa semua jalan dan saluran yang ada, dan harus diperbaiki
oleh Penyedia Barang/Jasa apabila selama pekerjaan berlangsung
terdapat kerusakan-kerusakan.
13.5 Papan Reklame.
Penyedia Barang/Jasa tidak diperkenankan memasang papan
reklame dalam bentuk apapun dalam lingkungan halaman atau pada
pagar halaman tanah samping yang berbatasan langsung dengan
halaman bangunan.
13.6 Papan Nama Pekerjaan
Penyedia Barang/Jasa harus memasang papan nama pekerjaan,
dengan ukuran 90 cm x 120 cm.

14. PEKERJAAN URUGAN TANAH SIRTU


14.1. Urugan tanah sirtu :
1.1.Yang dimaksud disini adalah pekerjaan pengurukan dan
pemadatan tanah sirtu dengan syarat – syarat khusus dimana
area pengurukan ini akan dipergunakan sebagai bangunan dan
halaman tempat parkir
1.2.Semua urugan tanag sirtu menggunakan tanah sirtu yang baik
tidak bercampur sampah / kotoran dan akar – akar dengan
asumsi campuran atara tanah , pasir dan batu 1 : 1 : 1
1.3.Lokasi yang akan diurug dipastikan tidak ada kotoran / akar dan
batang yg bisa rapuh dan membusuk .

14.2. Lingkup Pekerjaan :


1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaaan tenaga kerja , bahan –
bahan, peralatan dan alat bantu pemadat yg memadai ( baby
roller untuk pemadatan urugan sirtu setiap 20-30 cm )
1.2. Pekerjaan pengurukan ini meliputi seluruh detail yg disebut /
ditunjukan alam gambar atau sesuai petunjuk pengawas
1.3. Seluruh sisa – sisa galian yg tidak terpakai untuk penimbunan
harus dibersihkan dari lokasi pekerjaan , seluruh biaya untuk itu
ditanggung oleh kontraktor
1.4. Segala perizinan , kerusakan lingkungan / jalan dan dampak dari
proses pengurukan menjadi tanggung jawab kontraktor
14.3. Syarat – Syarat pelaksanaan :
1.1. Semua bagian / daerah urugan dan timbunan harus diurug
secara berlapis dengan ketinggian maximal tiap lapis 30 cm
sebelum dipadatkan dengan digilas baby roller 5 ton , lapisan
berikutnya baru boleh dikerjakan dengan syarat lapisan
dibawahn ya sudah dipadatkan sesuai dengan ketentuan dan
sudah disetujui oleh pengawas
1.2. Apabila material urugan mengandung batu – batu besar , tidak
dibenarkan batu – batu yang besar bersarang menjadi satu dan
diharapkan semua pori-pori harus diisi dengan batu – batu kecil
dan pasir tanah yg bisa dipadatkan
1.3. Daerah urugan atau daerah yg terganggu ( pasangan, kolom
penjualan , beton saluran, beton bak filter ) harus dipadatkan
dengan alat pemadat setempat / compactor vibrator tertentu yg
disetujui oleh pengawas
1.4. Pemadatan dilakukan sampai pemadatan mencapai tidak kurang
dari 95% ( kontraktor melaksanakan penelitian kepadatan
maximum dan hasil laboratorium )
1.5. Jika kepadatan dilapangan kurang dari 95% dari kepadatan
maksimum, maka kontraktor harus memadatkan kembali tanpa
biaya tambahan sampai memenuhi syarat kepadatan yg
diharapkan
1.6. Penunjukan laboratorium harus dengan persetujuan pengawas
dan semua biaya yg timbul untuk keperluan ini menjadi tan
ggung jawab kontraktor

15. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


15.1. Pasangan pondasi batu belah :
1.7. Semua pasangan pondasi menggunakan pasangan batu hitam
keras belah, dengan perekat campuran 1Pc : 6Ps.
1.8. Bidang pasangan pondasi yang tertanam dalam tanah, sebelum
diurug tanah diberaben sampai rata dengan perekat yang sama
dengan perekat pasangannya.
1.9. Sebagai landasan pada bawah tanah diurug dengan pasir urug
setebal 10 cm jadi/padat.
1.10.Batu putih belah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
1.10.1. Adalah batu belah yang keras dan minimal mempunyai 3
sisi bidang permukaan.
1.10.2. Batu harus bersih dari segalah kotoran terutama bahan
organik yang merugikan kualitas bangunan.
1.11. Ukuran atau dimensi pasangan pondasi stall, sesuai dengan
gambar rencana.
1. Teknis Pelaksanaan :
2.1. Pekerjaan Pasangan pondasi Batu Belah :
2.1.1. Pasangan pondasi tidak boleh berongga, celah-
celah besar supaya diisi dengan pecahan batu
kecil, tetapi batu yang dipasang tidak boleh saling
bersinggungan tetapi selalu ada perekat diantara
celah-celahnya.
2.1.2. Pemasangan batu belah untuk pondasi tidak
boleh dijatuhkan dari atas, tetapi harus diatur
secara teknis benar dan tidak berongga.
2.1.3. Pemecahan batu dengan bodem tidak boleh
dilaksanakan didekat jalur galian pondasi
(minimal 2 M’).
2.1.4. Pengurugan tanah kembali pada pekerjaan
pasangan pondasi dapat dilaksanakan setelah
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Semua bidang pasangan yang tertanam
dalam tanah sudah diberaben sampai rata.
b. Pasangan pondasi sudah cukup kering.
2.1.5. Pasangan pondasi stall yang muncul diatas
permukaan tanah (kelihatan), diplester dengan
perekat campuran 1 Pc : 5Ps diaci dengan PC.

15.2. Pekerjaan Pasangan


Pasangan batu bata 30 cm , dipasang dengan spesi 1Pc : 3Ps,
pasangan batu bata lainnya, dipasang dengan spesi 1Pc : 6Ps.
15.3. Pekerjaan plesteran
a. Semua dinding dalam dan luar dipelester dengan spesi 1Pc : 5Ps,
kecuali pelesteran kolom dengan spesi 1Pc : 3Ps.
b. Pasangan pondasi yang muncul diatas permukaan tanah harus
diplester dengan spesi 1pc : 5ps dan diaci.
c. Pekerjaan sponengan dikerjakan dengan 1Pc : 2Ps, cor-coran
beton yang kelihatan dipelester dengan spesi 1Ps : 3Ps.
15.4. Bahan
a. Bata merah
1) Bahan bata merah bermutu, matang, keras, ukuran-ukuran
sama rata dan saling tegak lurus, tidak retak-retak, tidak
mengandung batu dan tidak berlubang
2) Bata merah harus berkualitas baik Sesuai dengan SNI
15,2094.1991.
3) Bata merah yang digunakan adalah ukuran standart, keluaran
satu pabrik, satu kualitas dan satu ukuran, dengan toleransi
ukuran sesuai tabel 27-1 dan 27-2 PUBI 1982.
4) Prosentase pecah pada batu bata merah untuk konstruksi
pasangan maksimum 10 %.
b. Portland cemen (Pc)
1) Semen Portland yang digunakan adalah semen jenis I dengan
standart mutu SII 0013-81.
2) Pc yang digunakan harus yang masih dalam keadaan baru
(penimbunan pc yang lebih dari 3 bulan, tidak boleh
dipergunakan)
c. Pasir
1) Pasir yang digunakan adalah dari jenis pasir pasang, pasir spesi
untuk pasangan bata harus disaring dengan kasa 5 mm
dipasang miring 50 derajat dari bidang tanah.
2) Pasir harus bersih, kadar lumpur maximum 5% tidak
mengandung zat-zat organik dan angka kehalusan yang lolos
ayakan 0,3 mm minimal 15%.
3) Pasir untuk plesteran sebelum diaduk terlebih dahulu harus
diayak (maksimal 5 mm x 5 mm)
d. Air
1) Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur,
minyak, benda-benda terapung yang bisa dilihat secara visual
dan asam-asam zat organik dan sebagainya.
15.5.Syarat-syarat pelaksanaan
a. Pasangan Bata tembok/dinding
1) Bata harus direndam air hingga jenuh sebelum dipasang, batu
bata dipasang dengan adukan setebal 1,5 – 2,5 cm
2) Bata harus dipasang dengan baik, rata, horisontal, dikerjakan
dengan alat-alat pengukur datar ataupun tegak (lot, dan
sebagainya) sambungan sama rata, sudut persegi, naad tegak
tidak segaris (silang) permukaan baik dan rata, bergigi (tiap
sambungan saling menutup)
3) Pada hubungan-hubungan dengan tiap-tiap beton harus
dipasang stek dan pada ujung pasangan harus bergigi.
4) Bata tidak boleh dipasang pada waktu hujan lama atau hujan
besar. Adukan yang hanyut karena hujan harus disingkirkan.
5) Pada penghentian-penghentian pasangan harus dipakai
penghentian miring.
6) Tidak diperkenankan berdiri di atas pekerjaan bata sebelum
mengeras.
7) Pasangan bata tiap harinya tidak boleh naik melebihi 1 m /
hari, dan kolom praktis harus dicor besama pekerjaan
pasangan bata tiap 1 m.
8) Jika setelah pekerjaan pemasangan ternyata ada bata yang
menonjol atau tidak rata, maka bagian-bagian ini harus
dibongkar dan diperbaiki kembali atas biaya kontraktor,
kecuali bila pengawas mengijinkan penambalan-penambalan.
9) Pasangan bata harus dirawat/disirami dengan air sesuai
dengan persetujuan pengawas.
10) Bila ada pembuatan steiger werk / perancah tidak boleh
menembus tembok/ pasangan bata
b. Pekerjaan Pelesteran
1) Material pelesteran ini (kecuali PC) sebelum diaduk terlebih
dahulu harus diayak (maksimal 3mm x 3mm).
2) Plesteran dinding baru boleh dikerjakan setelah terlindung
atap, pipa listrik sudah terpasang seluruhnya.
3) Pekerjaan acian dilakukan dengan PC setipis mungkin, rata
dan rapi. Pekerjaan acian dilakukan dengan raskam kayu
sehingga permukaan rata dan halus.
4) Pelesteran harus selalu dibasahi / disiram merata hingga
selalu lembab sampai pasangan pelesteran menjadi kuat
(tidak retak rambut).
5) Acian yang sudah jadi harus dirawat atau dijaga proses
pengeringannya agar tidak mendadak pengeringannya,
dengan cara menyiram air sedikit demi sedikit.
6) Plesteran harus menggunakan jalur-jalur kepala vertikal
selebar  15 cm dengan jarak antara paling besar 100 cm satu
sama lain, jalur kepala ini harus benar-benar vertikal dan
datar. Jalur kepala ini merupakan patokan/pedoman untuk
plesteran selanjutnya.
7) Bidang-bidang yang telah selesai diplester harus segera
dikontrol dengan mistar yang panjangnya tidak boleh kurang
dari 200 cm.
8) Apabila terdapat cekungan, cembungan, ataupun plesteran
tidak vertikal (tegak) dan tidak siku, maka harus diperbaiki
selambat-lambatnya dalam waktu kurang dari 2 x 24 jam.
9) Sebelum beton diplester harus dibersihkan terlebih dahulu
permukaannya kemudian dikasarkan dengan kaprotan
1PC:2Psr.
10) Pekerjaan acian dilakukan dengan PC setipis mungkin, rata
dan rapi. Pekerjaan acian dilakukan dengan raskam kayu
sehingga permukaan rata dan halus.
11) Diwajibkan kepada Penyedia Jasa, jika terdapat macam
pelesteran yang belum tercantum dalam RKS dan gambar
yang dianggap meragukan untuk dimintakan petunjuk dan
penjelasannya kepada Konsultan Pengawas atau Konsultan
Perencana.

16. PEKERJAAN BETON DAN BETON BERTULANG


16.1.Umum
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua macam
beton biasa, beton bertulang dengan penulangannya, bekisting,
finishing dan pekerjaan lainnya sesuai gambar rencana.
16.2.Bahan
a. Semen Portland (PC)
1) Semen portland yang dipakai harus dari jenis I , dan sesuai
dengan SNI 15.2049.1994
2) Semen harus sampai di tempat kerja dalam kondisi baik serta
dalam kantong-kantong semen asli dari pabrik.
3) Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air,
berventilasi baik, di atas lantai setinggi 30 cm. Kantong-kantong
semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.
b. Agregat (pasir, split atau batu pecah).
1) Agregat halus dan kasar dipakai agregat alami atau buatan,
Agregat tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak
beton dan ketahanan tulangan terhadap karatan.
2) Agregat kasar berupa split yang diperoleh dari pemecah batu,
dipakai ukuran ¾ cm, agregat kasar harus harus keras dan
tidak berpori dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari
1%.
3) Batu pecah harus keras, padat dan tidak porus
4) Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir tajam dan
kasar
5) Pasir dan batu pecah tidak boleh bercampur dengan tanah liat,
Lumpur, debu, bahan organic dan bahan yang lain yang
mempunyai pengaruh buruk terhadap sifat beton
6) Kotoran yang terkandung dalam batu pecah maupun pasir
maksimal satu persen
7) Diusahakan agregat terhindar dari panas matahari secara
langsung
8) Pasir laut tidak boleh digunakan
c. Pembesian/Penulangan
1) Mutu baja tulangan tersebut diatas dibuktikan dengan uji tarik
di laboratorium bahan yang ditunjuk. Jumlah sample uji tarik
setiap diameter minimum tiga
2) Jika ternyata baja tulangan yang didatangkan tidak memenuhi
persyaratan, baja tersebut tidak boleh digunakan dan segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan maksimal 2 x 24 jam.
3) Baja yang digunakan harus baru dan hanya boleh berkarat
ringan
4) Karat ringan dalam baja harus dibersihkan dengan sikat baja
5) Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara
sedemikian rupa, sehingga bebas dari hubungan langsung
dengan tanah lembab maupun basah. Mutu baja tulangan yang
dipakai fy 350 Mpa ( ulir ) untuk beton non struktur dan beton
struktur, toleransi besi sesuai SNI no S-05-1989.
d. Bekesting dan Perancah
1) Papan bekisting menggunakan kayu Kalimantan klas III atau
kayu tahun lokal yang baik.
2) Perancah dan bekesting harus kuat dan dapat menghasilkan
bentuk beton yang permukaan rata dan halus sesuai gambar
rencana
3) Sambungan bekesting harus kuat dan rapat agar air campuran
tidak keluar dari bekesting
4) Perancah menggunakan scaffolding dan perlengkapannya
(pemasangan harus benar-benar kuat untuk menahan beban
diatasnya)
5) Perancah dan bekesting hanya boleh dibongkar setelah
mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas
6) Pembongkaran harus dibuktikan bahwa beton telah mampu
secara teknis dan mendapatkan ijin dari Konsultan Pengawas.
e. Campuran Beton
1) Campuran beton dibuat dengan perkiraan perbandingan
volume, dengan macam campuran 1PC:2Psr:3Kr Beton mutu f'c
= 19,3 Mpa (K225), slump (12 ± 2) cm, w/c=0,58 , untuk
kolom struktur, balok , Plat lantai dinding kolam maupu saluran
masuk/ keluar dan maupun dasar kolam .khusus un tuk plat
jemb atan pin tu masuk menggunakan beton mutu f'c = 21,7
Mpa (K250), slump (12 ± 2) cm, w/c=0,56
2) Kekentalan
Banyaknya air untuk campuran beton harus ditentukan
sedemikian rupa sehingga tercapai sifat mudah dikerjakan
sesuai dengan penggunaannya.
f. Kawat pengikat.
Kawat Pengikat Harus berukuran minimal 1 mm, kualitas baik dan
tidak berkarat
g. Air.
Air untuk campuran dan untuk pemeliharaan beton harus dari air
bersih dan tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton.
h. Lapisan Pelindung Beton/selimut beton/beton dekking
Untuk lapisan pelindung beton ditentukan sebagai berikut : kolom
3 cm, balok 2,5 cm dan harus sepengetahuan Konsultan
Pengawas. Campuran untuk beton dekking 1pc:2ps sekurang-
kurangnya berumur 7 hari.
i. Semua bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas berhak minta
Pemeriksaan Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik semua beton
yang dicor atas biaya Penyedia Jasa .
16.3.Macam Pekerjaan.
a. Semua pekerjaan beton bertulang pada bangunan ini dikerjakan
atas dasar perhitungan serta gambar-gambar yang dibuat oleh
Konsultan Perencana .
b. Ukuran penulangan/pembesian, bentuk dan letak sesuai gambar
rencana, apabila ada macam penulangan yang belum jelas dapat
dikonsultasikan dengan Konsultan Perencana/ Pengawas.( sesui
gambar rencana )
c. Pencoran beton
1) Pencoran beton hanya boleh dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas
2) Sebelum pencoran dilaksanakan semua peralatan harus
tersedia dalam jumlah cukup dan dalam keadaan baik.
d. Rawatan keras (curing)
1) Jika bekesting kolom dibongkar, kolom harus diselimuti
dengan goni basah dan ditutup dengan plastik.
16.4. Syarat-syarat Pelaksanaan.
a. Pelaksanaan penakaran semen agregat harus dengan takaran
yang volume sama.
b. Banyaknya air untuk campuran beton harus ditentukan sedemikian
rupa sehingga tercapai sifat mudah dikerjakan sesuai dengan
penggunaannya, dalam hal ini apabila diperlukan akan diadakan
pengujian slump.
c. Mutu beton dan baja tulangan yang digunakan, yaitu :
1) Mutu beton : f’c 19.3 MPa ( K-225 ) untuk beton struktur
dan non struktur
2) Mutu beton : f’c 21.7 MPa ( K-250 ) untuk beton struktur
jembatan pintu masuk
3) Mutu baja tulangan weremesh M8 dan M5 : fy 350 MPa
untuk beton struktur dan beton non struktur
d. Pengadukan, pengangkutan, pencoran, pemadatan terutama
harus diperhatikan
1) Pengadukan semua beton harus dilaksanakan dengan mesin
pengaduk beton (beton molen)
2) Pemadatan beton untuk konstruksi beton bertulang harus
dengan mesin penggetar
3) Pemasangan bekisting harus rapi dan kaku sehingga setelah
dibongkar mempunyai bidang yang rata dan hanya
memerlukan sedikit penghalusan.
4) Papan bekisting menggunakan kayu Kalimantan klas III atau
kayu tahun lokal yang baik.
5) Celah-celah antara papan harus cukup rapat sehingga pada
pencoran tidak ada air adukan yang keluar.
6) Sebelum pencoran, sisi dalam dari bekisting harus disiram
dengan air dan bebas dari kotoran-kotoran atau benda-benda
lain yang tidak diperlukan.
e. Sebelum pencoran dimulai, Konsultan Pengawas harus diberi tahu
dan diberi waktu yang cukup untuk melakukan pemeriksaan
rangkaian baja tulangan yang telah terpasang. Jika menurut
pendapat Konsultan Pengawas rangkaian baja tulangan tersebut
tidak sesuai dengan gambar rencana, pencoran beton tidak boleh
dilaksanakan.
f. Beton yang selesai dicor harus dilindungi dari hujan dan panas
matahari serta kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh gaya-
gaya sentuhan sebelum beton menjadi keras.
g. Perancah dan acuan tidak boleh dibuka kecuali sudah ada
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
h. Waktu perawatan minimal untuk beton yang menggunakan semen
dan tanpa bahan pembantu adalah 14 (empat belas) hari. Selama
waktu perawatan, permukaan beton harus diusahakan tetap dalam
keadaan lembab dengan cara menutupi dengan karung-karung
basah, atau menggenanginya dengan air.

17. KOSEN DAN PINTU ALUMUNIUM


1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kosen pintu, kosen Jendela, kosen bovenlicht
seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop
drawing dari Kontraktor.
2. PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN
a. Pekerjaan Sealant, Monhair
b. Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka Aluminium.
c. Pekerjaan Kaca dan Cermin.

3. STANDAR
ASTM :
(1) C 509 - Cellular Elastomeric Preformed Gasked and Selain Material.
(2) C 2000 - Clasification System for Rubber Products in Automatic
Applications.
(3) C 2287 - Nonrigid Vinyl Chloride Polymer and Copolymer Molding and
Extinasion Compounds.
B. BAHAN/PRODUK
a. Kosen Aluminium yang digunakan :
• Bahan : Dari bahan Aluminium framing system sekalitas YKK
• Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/Konsultan
Pengawas.
• Warna Profil : Silver (contoh warna diajukan Kontraktor).
• Lebar Profil : Tebal 3” kusen pintu dan jendela (pemakaian lebar bahan
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
• Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 1 mm.

b. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-


syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan.
c. Konstruksi kosen aluminium yang dikerjakan seperti yang
ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
d. Kosen-kosen Aluminium khususnya Pintu harus mampu untuk menahan
engsel-engsel Pintu Panel yang cukup berat karena terbuat dari rangka
alumunium yang menggunakan panil kaca 5 mm .
e. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil
test, minimum 100 kg/m2.
f. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan
terhadap tekanan air 15 kg/m2 yang harus disertai hasil test.
g. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi
terlebih dahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan,
kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
h. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi
warna profil-profil harus diseleksi secermat mungkin.
Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu dan lain-
lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit
didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan
drill, dengan mesin harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil
yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu mempunyai
toleransi ukuran sebagai berikut :
- Untuk tinggi dan lebar 1 mm.
- Untuk diagonal 2 mm.
i. Accesssories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus
ditutup caulking dan sealant. Angkur-angkur untuk rangka/kosen
aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak
kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser.
j. Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kosen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan
bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus
diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive
treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan
insulation lainnya.

C. PELAKSANAAN
1. Sebelum memulai pelaksaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-
gambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat
contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang
berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain.
2. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai,
dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk
Perencana/Konsultan Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk,
kualitas, bentuk, ukuran.
3. Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan
secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan
agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
4. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi
untuk menghindarkan penempelan debu besi pada
permukaannya. Didasarkan untuk mengerjakannya pada tempat yang
aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada
permukaannya.
5. Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan
sekrup, rivet, stap dan harus cocok.
6. Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari
steel plate setebal 2 - 3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
7. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari
tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap
air sebesar 1.000 kg/cm2.
Celah antara kaca dan sistem kosen aluminium harus ditutup oleh sealant.
8. Disyaratkan bahwa kosen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan-
kemungkinan sebagai berikut
a. Dapat menjadi kosen untuk dinding kaca mati.
b. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-lain.
c. Sistem kosen dapat menampung pintu kaca frameless.
e. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
9. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kosen
aluminium akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chormium
untuk menghindari kontak korosi.
10. Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding adalah 10 - 25
mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
11. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan
sebelum rangka kosen terpasang.
12. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding) yang melekat
pada ambang bawah dan atas harus waterpass.

13. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara


terutama pada ruang yang dikondisikan hendaknya
ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic rubber
atau bahan dari synthetic resin.
14. Penggunaan ini pada swing door dan double door.
15. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan kedap suara.
16. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk
penahan air hujan.

1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium
seperti yang ditunjukkan/disyaratkan dalam detail gambar.

2. PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN


a. Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka Aluminium
b. Pekerjaan Pintu panil kaca
c. Pekerjaan Kusen Pintu dan jendela

3. PERSYARATAN BAHAN
a. Semua 'hardwere' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau
penggantian 'hardwere' akibat material yang ditunjuk sudah tidak
diproduksi lagi oleh Pabrik yang bersangkutan, maka dari pemilihan merek,
Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Perencana/Konsultan
Pengawas Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan ulang.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat
aluminium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal
ini dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap anak kunci.
c. Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan 'Backed Enamel
Finish' yang dilengkapi dengan kait-kaitan untuk anak kunci lengkap
dengan nomor pengenalnya.

B. BAHAN/PRODUK
1. PEKERJAAN KUNCI DAN PEGANGAN PINTU.
1. Semua pintu menggunakan peralatan kunci sbb. : ( lihat tabel gambar)
2. Untuk pintu-pintu aluminium dan pintu-pintu besi yang dipakai
adalah kunci "mortise cylinder dead lock" merk ISEO, dua kali putar.
3. Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merk sekwalitas
Dekkson Handle.
4. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun
pintu. Dipasang setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk
Konsultan Konsultan Pengawas Konstruksi.

2. PEKERJAAN ENGSEL.
a. Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel
pintu sekwalitas merk Dekkson, warna S/S 4”x3”x3 mm, dipasang
sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun dengan menggunakan
sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel.
Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat
daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.
b. Untuk pintu2 aluminium serta pintu panel menggunakan engsel lantai
(floor hinge) double action, selwalitas merk Dekkson dipasang dengan baik
pada lantai sehingga terjamin kekuatan dan kerapihannya,
dipasang sesuai dengan gambar untuk itu.
c. Untuk jendela digunakan engsel selwalitas merk Dekkson.
d. Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel merk Dekkson disertai
pada posisi single action.
e. Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus untuk keperluan
masing-masing pintu.

C. PELAKSANAAN
1. Engsel atas dipasang +/- 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang +/- 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
2. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang +/- 28 cm dari
permukaan pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua
engsel tersebut.
3. Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
4. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi,
lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan
Pengawas . Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib
memperbaiki tanpa tambahan biaya.
5. Door stopper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan
kunci tidak membentur tembok pada saat pintu terbuka.

6. Door holder didasar daun pintu dipasang 6 cm dari tepi


daun pintu. Pemasangan harus baik sehingga pada saat ditekan ke
bawah, karet holder akan menekan lantai pada posisi yang dikehendaki.
Door holder dipasang hanya pada pintu yang tidak menggunakan door
closer.
7. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
8. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
9. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail
pelaksanaan) berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-
detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar
Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi pabrik.
10. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan
pengawas /Perencana.

18. PENUTUP ATAP


18.1. Umum

18.1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan


baku, perlengkapan atap dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan hingga diperoleh hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.
18.1.2. Pemasangan atap meliputi seluruh pasangan pada rangka
atap yang ditentukan seperti yang ditunjukan/diisyaratkan
dalam gambar atau dalam table rincian jenis pekerjaan.

18.2. Persyaratan Bahan

18.2.1. Penutup atap yang digunakan adalah dari bahan gen teng
tanah liat kebumen ( tipe Morando ), pemasangan
dilakukan dengan kemiringan atap sesuai dengan gambar.
Kualitas bahan yang dipakai adalah kwaltas kebumen
18.2.2. Bahan penutup atap ini tidak rusak permukaannya atau
cacat lainnya.

18.2.3. Bahan penutup atap ditentukan warna standart. Termasuk


dalam pekerjaan ini adalah pelengkap seperti flashing
(penutup atap dan penutup atas ) dengan bahan yang
sama.
18.2.4. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan, brosur
serta data teknis kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.

18.2.5. Penyimpanan semua bahan atap, harus memperhatikan


cara-cara sedemikian rupa sehingga bahan atap terhindar
dari lecet, retak, pecah selama penyimpanan.

18.2.6. Sebelum pemasangan penutup atap semua pekerjaan yang


mendahuluinya telah disetujui oleh Konsultan Pengawas
diantaranya rangka atap harus sudah rigit / kuat dan
lengkap.

18.3. Pelaksanaan

18.3.1. Pemasangan penutup atap tepat pada tempatnya, lurus,


rata dan level, ukur dari bagian-bagian yang sudah
permanen, lakukan pemotongan dan keperluan lain untuk
pemasangan sesuai dengan shop drawing.

18.3.2. Pemasangan penutup atap yang kemiringan rangka atap


lebih dari 30 derajad harus menggunakan sekrup pada
bagian kepala genteng yg menopang reng sehingga lorot
dan bisa permanen, untuk pemasangan sesuai dengan shop
drawing.

18.3.3. Pemasangan bumbungan/nok menggunakan bumbung gen


teng sejenis kebumen yang berkualitas sama dengan
atapnya, sebelum ditutup speci sudut pertemuan genteng
harus diberi karpet talang untuk menangulangi rembesan
air , pemasangan genteng kerpus harus dilakukan dengan
baik, lurus dan teliti. Kebocoran bumbungan yang
diakibatkan ketidak sempurnaan pelaksanaan pekerjaan
maupun bahan merupakan kewajiban pemborong untuk
mengulang kembali/memperbaiki pekerjaan tersebut.

18.3.4. Perbaikan/pembersihan harus dilaksanakan semikian rupa


sehingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.

18.3.5. Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan


pekerjaan penutup atap ini, maka kerusakan-kerusakan
pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki.

19. PEKERJAAN LANTAI


19.1. Bahan
a. Granit ukuran 60x60 Sekwalitas ” Garuda ” dan Keramik lantai
sekualitas “Asia ( KW1) ukuran 25 x 25 dan 25 x 50 dipasang di
area gedung pendukung dan KM / WC sesuai gambar rencana.
Keramik plint dinding gelap 10 x 60 sekualitas Gramit lantai 60
x60.
b. Penyedia Barang/Jasa diharuskan mengajukan contoh bahan-
bahan tersebut di atas secukupnya untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan
Pemberi Tugas / pengguna Anggaran Hal ini harus dilakukan
sebelum Penyedia Barang / Jasa mendatangkan bahan-bahan
tersebut dalam jumlah besar.
19.2. Macam Pekerjaan
a. Pekerjaan lantai keramik meliputi pemasangan secara rata dan
rapi, pemotongan keramik lantai sesuai kebutuhan serta
pemasangan keramik plint hingga benar-benar sempurna.
19.3. Syarat pelaksanaan.
a. Persiapan
1) Sebelum pekerjaan lantai ruangan dikerjakan, Penyedia
Barang / Jasa harus mengadakan persiapan yang baik,
terutama lantai kerja sudah benar – benar keras dan rata ,
cukup untuk rekatan speci sesuai ketentuan dalam gambar
rencana. Semua pekerjaan pipa dan saluran di bawah lantai
harus ditempatkan sesuai gambar rencana dan sebelum
lantai ruangan dipasang, harus diadakan pemeriksaan yang
teliti dan mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
2) Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah
seluruh pekerjaan plafond dan pemasangan lapisan-lapisan
pada dinding selesai dikerjakan.
3) Sebelum pekerjaan ini dilakukan, pemborong diwajibkan
mengadakan pengecekan terhadap peil lantai dan
kemiringannya.
b. Pemasangan Granit dan keramik.
1) Semua keramik lantai di pasang dengan menggunakan
perekat 1 Pc : 4 Ps.
2) Setelah pasangan lantai keramik cukup kering dan telah
disetujui/diperiksa kerapian pemasangannya, maka celah
antara keramik satu dengan yang lain dikolot dengan cara
disiram pertama dengan pasta semen encer, sehingga kira-
kira separoh tinggi/ tebal celah terisi pasta semen, kemudian
disiram kedua dengan pasta semen agak kental hingga
benar-benar semua celah terisi pasta semen.
3) Keramik Plint dipasang dengan perekat 1Pc : 2 Ps.
4) Permukaan keramik bagian bawah harus terisi penuh/padat
dengan adukan.
5) Pemotongan keramik harus dihindarkan, bila terpaksa harus
dilakukan dengan pemotong mesin dengan lebar kira-kira
1/2 kali lebar keramiknya.
6) Pengisian / pengecoran naat dilakukan paling cepat 24 jam
setelah tegel dipasang.
7) Sewaktu pengisian naat ini keramik harus sudah benar-
benar melekat dengan kuat pada lantai .
8) Sebelum diisi, celah-celah naat ini harus dibersihkan terlebih
dahulu dari debu dan kotoran lain.
9) Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang
tidak terkena adukan/ air semen.
10) Kotoran semen dan lain-lain yang menempel dipermukaan
tegel pada waktu pengecoran naat harus segera
dibersihkan sebelum mengering/mengeras.
11) Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus
di lap/ disapu sehingga bersih.
12) Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus
rapi baik, tidak miring tidak bergelombang, terpasang
dengan kuat.
13) Bila masih diperlukan,tegel harus dibersihkan dengan lap
basah atau dengan bahan-bahan pembersih lunak yang ada
dipasaran.
14) Untuk menghilangkan kotoran yang sukar dilepas, dapat
digunakan sikat baja atau bahan pembersih khusus,
disesuaikan dengan jenis kotoran.
15) Pada bagian-bagian yang memerlukan pemotongan harus
dilakukan dengan menggunakan mesin pemotong.
16) Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus
rapi baik, tidak miring tidak bergelombang, terpasang
dengan kuat.
17) Bila masih diperlukan,tegel harus dibersihkan dengan lap
basah atau dengan bahan-bahan pembersih lunak yang ada
dipasaran.
18) Untuk menghilangkan kotoran yang sukar dilepas, dapat
digunakan sikat baja atau bahan pembersih khusus,
disesuaikan dengan jenis kotoran.
19) Pada bagian-bagian yang memerlukan pemotongan harus
dilakukan dengan menggunakan mesin pemotong.

20. PEKERJAAN CAT-CATAN.


20.1. Bahan.
a. Pengertian cat disini meliputi emulsi, enamel, vernis, sealer
cement emulsion filler dan pelapis-pelapis lain yang dipakai
sebagai cat dasar, cat perantara dan cat akhir.
b. cat pigmen harus dimasukkan dalam kaleng, dimana tertera
nama perusahaan pembuat, petunjuk pemakaian, formula,
warna, nomor seri dan tanggal pembuatannya.
c. Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana, warna cat akan
ditentukan kemudian.
Jenis cat yang digunakan :
- Besi : sekualitas EMCOLUX
- Kayu : sekualitas EMCOLUX
- Dinding Luar : sekualitas “JOTUN ” / DULUK
exterior
- Dinding Dalam : sekualitas “JOTUN
INTERIOR”
d. Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat digunakan sekualitas
catnya.
e. Cat meni besi dan cat meni kayu digunkan merk sekualitas
“JAGO”.
f. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang sama
dengan bahan yang diencerkan.
20.2. Syarat-syarat pelaksanaan.
a. Cat tembok.
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan
cara menggosok dengan memakai kain yang dibasahi air, setelah
kering didempul/diplamur pada tempat yang berlubang sehingga
permukaannya rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit
dua kali sampai baik atau dengan cara yang telah ditentukan
oleh pabrik.
b. Cat meni kayu
Bidang yang akan dicat meni harus bersih dan dalam keadaan
kering.
Pengecatan harus merata dan tidak terlihat lagi serat-serat kayu
yang dicat, termasuk memeni sambungan-sambungan kayu.
c. Cat kayu
Menggunakan cara seperti petunjuk dari pabriknya atau sebelum
pekerjaan pengecatan dimulai, kayu harus kering dan digosok
dengan kertas ampelas sampai halus dan didempul pada tempat
yang berlubang, selanjutnya diplamur, sehingga permukaannya
menjadi rata dan licin, baru kemudian dicat sampai rata.
Pengecatan dilakukan di tempat yang bebas dari panas matahari
langsung.
d. Cat meni besi
Segera setelah pekerjaan besi atau baja dibersihkan sampai kulit
giling dan permukaan korosi terbuang dan terlihat warna metalik,
pengecatan meni dilaksanakan sampai rata dan baik.
e. Cat besi
Semua pekerjaan yang telah dicat meni besi, baru boleh dicat
besi, setelah terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran yang
menempel. Pengecatan minimal dua kali. Pengecatan yang
dilakukan di luar ketika keadaan mendung atau hujan tidak
diperkenankan.
f. Pelaksanaan pekerjaan cat harus sesuai dengan persyaratan
yang tercantum dalam PTI 1961.
20.3. Macam Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi :
a. Cat dinding : Kolom , dinding dalam dan luar KM/WC dan pos
jaga

21. PEKERJAAN LISTRIK


21.1. PERSYARATAN UMUM
a) Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilaksanakan oleh instalatir
yang telah mempunyai surat pengakuan SPI dan SIKA Golongan
C dari PLN dan masih berlaku
b) Gambar spesifikasi dan risalah Aanwijzing merupakan suatu
kesatuan yang saling mengikat dan melengkapi. Kontraktor harus
menjalin hubungan yang baik dengan kontraktor lain dalam
pekerjaan ini sehingga didapat hubungan yang baik untuk secara
bersama-sama menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan
jadwal dan spesifikasi yang ditentukan.
c) Pada dasarnya untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik,
disamping Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini berlaku
peraturan-peraturan menurut :
i AVE, VDE dan PUIL 1987
ii Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Dinas
Keselamatan Kerja Setempat.
iii Ketentuan yang dikelurakan Pabrik yang membuat mesin
perlengkapan dan material yang digunakan pada proyek ini
iv Peraturan/Persyaratan lainnya yang berlaku syah di
Indonesia
v peraturan PLN setempat
d). Dalam hal pelaksanaan pemasangan instalasi listrik ini harus
dilaksanakan oleh instalasi listrik yang pertanggung jawaban
tetap menjadi beban kontraktor utama. Penunjukan instalatir
listrik sebelumnya harus mendapat persetujuan dari pemberi
tugas.
e). Ijin dan pemeriksaan
Kontraktor bertanggungjawab penuh atas mutu instalasi dan
peralatan yang digunakan. Semua ijin-ijin dan pemeriksaan dari
Badan pemerintah yang berwenang adalah merupakan
tanggungjwab Kontraktor sepenuhnya
f). Koordinasi dengan pekerjaan lain
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib Croos cheking
antara gambar instalasi listrik dengan gambar/spesifikasi dari
pekerjaan yang lain yang berhubungan satu dengan yang
lainnya agar didapat mutu pekerjaan yang baik. Bila terdapat
kelainan dari gambar-gambar maupun spesifikasi dari pekerjaan
lain kontraktor wajib melaporkan kepada pengawas atau
pemberi tugas
g). Pengawasan
kontraktor wajib dan bertanggung jawab atas semua
pekerjaannya. Kontraktor wajib menempatkan tenaga
pengawas dan tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaannya
sendiri. Penanggungjawab pelaksanaan pekerjaan harus selalu
berada di tempat pekerjaan dan dapat mengambil keputusan
penuh, demi kelancaran pekerjaan
21.2. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjan listrik ini meliputi pengadaan, pemasangan instalasi dan
daya listrik, pengujian, pengesahan dari semua peralatan/material
yang disebutkan dalam spesifikasi ini atau pengadaan dan
pemasangan peralatan/material yang menunjang/ mendukung
sehingga sistem instalasi ini akan bekerja dengan baik.
Lingkup pekerjaan untuk proyek ini adalah sebagai berikut :
a. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan tenaga
termasuk fixtures, kabel instalasi,saklar, stop kontak biasa, stop
kontak khusus untuk komputer.
b. pengadaan dan pemasangan instalasi pentahanan
c. Testing dan Copmisioning
e. Pekerjaan instalasi listrik ini dilaksanakan sampai
menyala/tersambung ke PLN dan semua peralatan berfungsi
dengan baik.
21.3. BAHAN DAN MATERIAL
a. Semua material/bahan yang digunakan/dipasang harus dari jenis
material bekwalitas terbaik dalam keadaan baru (tidak dalam
keadaan rusak atau afkir), sesuai dengan mutu dan standart
yang berlaku, baik standart nasional maupun internasional.
Instalatir dalam hal ini kontraktor, bertanggungjawab penuh atas
mutu dan kwalitas material yang akan dipakai, setelah mendapat
persetujuan dari pengawas atau pemberi tugas
b. Sebelum dilakukan pemasangan-pemasangan, instalatir harus
menyerahkan contoh-contoh-contoh (sample) dari bahan-bahan
yang akan dipasang/digunakan kepada pengawas.
c. Daftar merk peralatan/material yang akan digunakan, katalog
dan brosur harus dilampirkan dalam dokumen tender, bila
kemudian hari ada kelainan antara daftar dengan pengadaannya
maka kontraktor wajib mengganti semua peralatan yang telah
dipasang.
d. Bila ternyata peralatan tidak sesuai dengan daftar yang
diajukan/disetujui Pengawas atau yang memberi tugas, semua
penggantian merk/jenis dari peralatan yang telah disetujui dalam
daftar akan diadakan perhitungan biaya (minder) dari biaya
kontrak
21.4. PERSYARATAN TEKNIS
a). Pengadaan dan pemasangan kabel didalam maupun diluar
bangunan
1) Semua hantaran, baik yang ditarik dalam pipa, di usahakan
tidak tampak dari luar
2) semua tarikan kabel harus tidak ada sambungan.
3) Ukuran dari penghantar disesuaikan dengan gambar
4) Kabel atau hantaran dari merk supreme, kabel Metal atau
Kabelindo Untuk Kabel feder dan merk Prima untuk kabel
instalasi Lampu dan Stop Kontak.
5) Kabel antar panel diluar bangunan menggunakan NYF Gby
b). Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan stop
kontak biasa.
1).Untuk hantaran ke titik penerangan dan stop kontak dalam
bangunan, menggunakan kabel jenis NYM yang dilindungi
dengan pipa PVC high impact Ukuran pipa minimal 20 mm
dari klas high impact, merk “CLIPSAL”
2).Pemasangan di bawah langit-langit.
i. Pemasangan pelindung kabel (conduit) yang berada
dalam kolom lantai beton dan dinding beton, harus
dilaksanakan sebelum pengecoran
ii. Pemahatan atau pembobokan harus dilakukan sebelum
dinding bersangkutan diplester/ditalud
3).Kotak-kotak sambung
i. Tempat-tempat sambungan/kotak-kotak sambungan dari
hantaran sedapat mungkin ditempatkan pada tempat
yang mudah dicapai oleh operator
ii. Kotak-kotak sambung harus digunakan dari jenis-jenis
Dora-doos yang berkwalitas baik cocok untuk keperluan
tersebut (merk EGA, MK, Clipsal)
iii. Pada ujung-ujung hantaran yang akan disambungkan
pada titik penerangan atau yang akan disambungkan
kepada peralatan atau titik penerangan harus dilengkapi
dengan kotak sambungan dengan ujung yang
mempunyai sambungan klem baut.
iv. Semua sambungan hantaran dengan hantaran harus
dilaksanakan dengan menggunakan klem baut dan harus
terlindungi dengan bahan isolasi dari sentuhan yang
mungkin timbul
v. Sambungan antar hantaran dengan menggunakan rel-rel
dari panel selama tidak menggunakan klem baut, pada
ujung hantaran harus dipasang sepatu-sepatu hantaran
yang berkapasitas sama dengan hantarannya dan disolder
penuh pada hantarannya.
c). Armatur, Bolamp
Jenis-jenis lampu dan Armature antara lain :
1) Lampu SL 18 watt
2) Lampu SL 12 watt
3) Lampu LED kotak 12 Watt
Semua SL SNI. Jenis-jenis lampu tersebut dipasang sesuai
dengan gambar perencanaan
d). Saklar dan stop kontak
1).Jenis saklar adalah
i. Saklar tunggal
ii. Saklar ganda
Spesifikasi 250 V/6A dipasang inbow setinggi 150 cm dari
lantai setempat merk sekualitas “BROCO” warna putih
2) Stop kontak
Stop kontak biasa dengan fan, 250 V/6 A 3 kawat inbow. Stop
kontak biasa dipasang 150 cm dari lantai sekualitas “BROCO”
jenis stop kontak tersebut dipasang sesuai dengan gambar
perencanaan di lengkapi dengan kawat pentahanan
(grounding)
e). Pengadaan dan Pemasangan Instalasi Pentahanan
1) Seluruh peralatan listrik yang mengandung unsur logam
termasuk armature harus dihubungkan kehantaran tanah.
Ukuran hantaran pentahanan masing-masing panel yang
berarus dengan batas minimal 16 mm2 sedang untuk
armature dari logam dan stop kontak minimal
menggunakan ukuran 2,5 mm2, atau sesuai gambar
2) Instalasi pentahanan ini harus dihubungkan dengan
elektrode pentahanan di panel utama dengan test tahanan
sebaran tanah yang diijinkan maximal 2  (ohm).
21.5. PENGUJIAN
a. Pengujian tahanan isolasi
Setelah pengujian tahanan dinyatakan baik Instalasi baru dapat
diuji dimasuki tegangan. Dalam pengujian tegangan yang perlu
diuji ialah :
1) Keadaan instalasi lampu-lampu dan peralatan pengaman
selama 3x 24 jam (uji nyala 3 x 24 jam), Penggunaan daya
listrik untuk pengujian ini ditanggung oleh Kontraktor.
2) Saklar-saklar dapat berfungsi untuk mematikan dan
menghidupkan serta tidak terjadi panas berlebihan.
3) MCB dapat bekerja dengan baik dan tidak terjadi panas
yang berlebihan
4) Lampu-lampu, dapat menyala, stop kontak ada tegagan
listriknya.
5) KWH Meter dapat berfungsi, Ampere meter, volt meter, Cos
Phi Q meter berfungsi / terbaca
6) Kotak-kotak sambung melekat dengan erat tidak terjadi lost
kontak. Pengujian tersebut harus didata (disusun) dengan
baik minimum 24 jam dan dibuatkan berita Acaranya. Bila
pengujian tersebut dimasuki tegangan dan menggunakan
listrik dari PLN/milik proyek/ user kontraktor wajib dibebani
biaya pengganti pemakaian listrik setelah ada ijin dari
proyek / user.

22. PEKERJAAN INSTALASI AIR / SANITAIR DAN LAIN-LAIN


22.1. Bahan.
a. Pipa PVC sekualitas Wavin AW ukuran sesuai gambar rencana.
b. Macam-macam sambungan.
Sambungan pipa dipilih bahan sesuai dengan jenis dan mutu yang
terbaik dan dari pabrik yang sama serta disetujui oleh Konsultan
Pengawas / direksi teknis.
c. Semua bahan yang dipakai harus baru dengan kualitas yang
memenuhi syarat.
d. Stop Kran sekualitas Wavin dipasang pada pipa air masuk dan pipa
pembuagan sesuai gambar rencana.
e. Semua bahan yang dipakai harus baru dengan kualitas yang
memenuhi syarat.
22.2. Macam pekerjaan.
a. Menyediakan tenaga kerja, alat-alat dan bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk membangun instalasi Air masuk dan keluar
sesuai dengan gambar, untuk : Pemasangan pipa-pipa untuk
saluran supply air bersih lengkap dengan alat pengontrol,
sambungan-sambungan dan kelengkapan lain.
b. Pipa PVC untuk saluran Air masuk dan Air keluar.
Pipa-pipa yang digunakan sesuai dengan gambar dan disambung
dengan sambungan menurut keperluan.
c. Menyambung dari bak filter mixing yang sudah ada.

22.3. Syarat Pelaksanaan .


a. Semua pemasangan pipa yang tergantung harus dilengkapi
dengan penguat (klem)
b. Arah aliran instalasi pipa air disesuikan dengan gambar dan
kondisi yang ada
c. Semua pipa-pipa horisontal dengan kemiringan 1% (1 cm
permeter) ke arah aliran, kecuali apabila dinyatakan lain sesuai
kebutuhannya.
d. Pipa-pipa dan fitting harus dipasang sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan kebocoran, rembesan, atau retakan-retakan
pada sambungan.
e. Cara proteksi, pemotongan dan penyambungan pipa harus
mengikuti petunjuk instruksi dari produsen pipa yang
bersangkutan.
f. Penyedia barang/jasa sebelum mengerjakan instalasi air bersih
diwajibkan mengajukan gambar shop drawing untuk dimintakan
persutujuan direksi/ Konsultan Pengawas / direksi teknis.
g. Pemasangan pipa harus ditanam dalam tanah maupun dinding
sesuai kebutuhan secukupnya hingga aman terhadap benda-benda
lain. Untuk kedalaman pemasangan / penanaman pipa harus
seijin pengguna jasa.
h. Semua sambungan pipa PVC harus dilem rata dan memakai shok
yang rapat
i. Penimbunan / penutupan bekas galian pipa dalam tanah/ dinding
tembok harus seijin pengguna jasa.
j. Penutupan bekas jalur pipa harus dikembalikan seperti semula dan
dalam keadaan sempurna.
k. Semua pekerjaan sanitasi dan sanitair harus dikerjakan sampai
sempurna dan berfungsi dengan baik.

23. INSTALASI ANTI PETIR


23.1: Spesifikasi
a. Material yang dipakai adalah Penangkal Petir Konvensional (Tongkat
Franklin).
b. Ujung tongkat penangkap petir dipasang dalam jarak minimal 5m atau
sesuai dengan
Gambar Bestek.
c. Dipasang 1 buah spitzen pada atap bangunan dengan saluran turun
kebawah (down
conductor) menggunakan kabel BC 50mm2.
d. Saluran untuk down conductor dipasang pada klem penyangga seperti
gambar
rancangan pelaksanaan dengan jarak klem 50 cm antara satu dengan
yang lain.
e. Kabel konduktor yang turun melalui ruang dimana terdapat aktifitas
manusia harus
dilindungi dengan pembungkus pipa PVC diameter 1” dan diklem
sendiri pada pipa
pelindung tersebut agar tidak membebani kabel down konduktor.
f. Pada tempat dimana dipasang pipa pertanahan (ground rod)
ditancapkan, harus
dibuatkan bak control dengan ukuran sesuai dengan rancangan
Kontraktor Pelaksana,
bak control harus dibuat diluar lantai bangunan.
23.2. Saluran BC dari bak control ke tepi bangunan harus dilindungi
dengan pipa galvanis diameter ¾”, bak control tersebut harus diberi
tutup.
23.3. Saluran BC yang dipasang vertikal pada tembok bagian tepi luar
bangunan harus dilindungi dengan pipa PVC 1” setinggi 2,50 meter
dari lantai.
23.4. Saluran BC untuk down conductor ditarik sepanjang kolom beton
bangunan dengan cara ditanam pada plesteran beton dengan
dilindungi pipa PVC AW 1”, saluran ini tidak boleh ada sambungan
dalam pipa.
23.5. Saluran BC untuk seluruh system pertanahan ini tidak diperbolehkan
ada sambungan pada tempat yang tidak semestinya.
23.6. Electroda tanah menggunakan elektroda pipa dengan pipa galvanis
1/1/2” dengan kawat BC 50 mm2 minimal sedalam 6 m atau harus
mencapai titik air.
23.7. Besarnya tahanan sebar elektroda tanah tersebut tidak boleh lebih
dari 2 Ohm

24. PEKERJAAN PAVING BLOCK


1. Pasangan Paving Block / Conblock
1.1 Paving Block beton dipasang pada halaman dan tempat
parkir , sesuai gambar rencana
1.2 Paving Block beton yang digunakan harus dengan proses
pembuatan menggunakan masinal (tidak manual)
mempunyai permukaan yang rata dan mempunyai lapis
aus yang baik ( Produk Diamond / Mutiara )
1.3 Kuat uji desak paving block minimal mencapai K 250 yang
dibuktikan dengan surat uji dan laboratorium Teknik Sipil
yang telah diakui keberdaannya.
1.4 Sebelum pelaksanaan pekerjaan paving block penyedia
barang/jasa harus mengajukan contoh lebih dahulu kepada
Konsultan Pengawas dan Kuasa pengguna Anggaran ,
paving block beton yang didatangkan harus sesuai dengan
yang telah disetujui (baik kualitas maupun typenya)
1.5 Jenis/type paving block beton ditetapkan motif kawung
tengan merah , dengan tebal 6 cm
2. Teknis Pelaksanaan
2.2 Pekerjaan Pasangan Paving Block :
2.2.1 Sebelum paving block dipasang,peil tanah dasar
dibawahnya supaya dipadatkan dulu dengan stemper
sampai mencapai kepadatan yang maksimal , disiram
air sampai kenyang/jenuh, untuk selanjutnya diurug
dengan pasir urug setebal 5 -10 cm, untuk
menentukan permukaan paving dan arah kemiringan
2.2.2 Paving block beton dipasang menggunakan jalur-jalur
pembantu untuk mencapai permukaan bidang yang
rata (tidakbergelombang) dan sesuai peil gambar
rencana. Setelah pemasangan paving block selesai,
sela-sela antar paving block (nat) diisi dengan pasir
halus sampai penuh, untuk selanjutnya sisa - sisa
pasir tersebut dibersihkan dari permukaan/bidang
pasangan paving block beton
2.2.3 Pada kanan kiri / akhir pasangan paving block
dipasang pasangan kanstin batu bata specie 1
Pc:4Ps, diplester dengan specie 1 Pc:4Ps dan diaci
dengan PC
2.2.4 Pada Akhir pasangan paving block dan setelah nat
terisi pasir halus sampat rapat diadakan penggilasan
/ perataan dengan Bebyroller / Stemper untuk
meratakan permukaan paving biar lurus dan rata

25. TATA TERTIB

25.1. Penyedia Barang/Jasa wajib menjaga keamanan dan ketertiban di


lokasi pekerjaan.
25.2. Semua personil yang ditugaskan/yang bekerja harus mengikuti
tata tertib dan peraturan yang berlaku di lingkungan kegiatan.
25.3. Pada akhir kerja Penyedia Barang/Jasa diharuskan membersihkan
area kegiatan dari segala kotoran akibat kegiatan pembangunan
termasuk sisa-sisa material bangunan, gundukan tanah bekas
galian dan lain sebagainya, serta memperbaiki jalan masuk yang
rusak akibat alat angkut.

26. PENUTUP

26.1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Dokumen


Pengadaan ini dan pada penjelasan ternyata diperlukan, akan
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
25.2. Apabila dalam syarat-syarat administrasi, umum dan teknis masih
terdapat kekurang lengkapan akan digunakan ketentuan/
peraturan yang berlaku.
25.3. Apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas atau meragukan
mengenai Syarat-syarat Administrasi, Umum dan teknis agar
ditanyakan kepada pihak yang terkait.

Yogyakarta, 07 Januari 2022


Mengetapala Dinas Pekerja
DAFTAR DAN SPESIFIKASI MATERIAL
PEMBANGUNAN PASAR IKAN TRADISIONAL CANGKRINGAN
TAHUN 2022

NO. MACAM / JENIS MATERIAL SATUAN KETERANGAN


1 2 3 5

BAHAN
1 Batu bata merah bj Pleret , piyungan, klaten
2 Batu belah hitam
a batu belah 15/20 m3 merapi, progo
b batu kricak 2/3 (MS) m3 merapi, progo
3 Baja dan Besi
a Besi cor / profil kg SNI - MS , KS , HJS
b Besi beton polos / ulir kg SNI - MS , KS , HJS
c Baja ringan m1 Bluescop , zacs
4 Buis beton
a diameter 80 cm x 0,5 m bj lokal
5 Cat
a cat kayu / besi kg Emco , Avian
b cat meni kayu kg Jago, jangkar
c cat meni besi / zincromate kg Jago, jangkar
d cat tembok interior kg Jotun , dulux
e cat tembok exterior kg Jotun , dulux
6 Dempul tembok / plamir kg Matex , Avitex
7 Genteng
Genteng tanah kebumen Morando
a natural bj kebumen
b Bubungan genteng sejenis bj kebumen
8 Gypsumboard 120 x 240 cm, tebal 9 mm lmbr Jayaboard , Aplus, elephant
9 Kalsiboard 120 x 240 cm, tebal 6 mm lmbr Jayaboard , Aplus, elephant
10 List profil gypsum 10 cm m' standar lokal
11 List profil gypsum 5 cm m' standar lokal
12 Kasa gypsum roll standar
13 Tepung gypsum kg aplus , indal
14 Alkasit kg aplus , indal
15 Kaca
a kaca bening 5 mm m2 SNI , Asahi
b kaca reyband 5 mm m2 SNI , Asahi
c kaca buram 5 mm m2 SNI , Asahi
16 Kayu begestIng m3 lokal
17 Kayu dolken m3 lokal
18 Kayu kruing
a papan m3 Kalimantan
b balok m3 Kalimantan
19 Kayu glugu m3 Klas I
20 Kayu lapis tripleks 4 mm lbr standar
21 Multiplek 9mm 120x240x0,9cm lbr Multiplek , Particel bord
22 Kawat beton / bendrat kg SNI
23 Kunci tanam besar bh SES , pionner
24 Kloset duduk lengkap bh american stadard, INA
25 Kloset jongkok bh american stadard, INA
26 Kran Air Ø 3/4" bh ONDA
27 Floor Drain Stainlles steel bh ONDA
28 Lem kayu kg standar
29 Minyak cat / Thinner ltr Thiner impala
30 Minyak begesting ltr standar
31 Pasir pasang
a pasir pasang m3 merapi, progo
b pasir beton m3 merapi, progo
32 Pasir urug / sirtu m3 lokal merapi
33 Paku besar, sedang kg SNI , standar
34 Paku kecil kg SNI , standar
35 Pipa
a galvanis diameter 1" btg Galvanis medium
b galvanis diameter 1 1/2" btg Galvanis medium
c galvanis diameter 2" btg Galvanis medium
d galvanis diameter 2,1/2" btg Galvanis medium
e PVC 4 m diameter 1/2" btg wavin, rucika AW
f PVC 4 m diameter 3/4" btg wavin, rucika AW
g PVC 4 m diameter 1" btg wavin, rucika AW
h PVC 4 m diameter 2" btg wavin, rucika AW
i PVC 4 m diameter 3" btg wavin, rucika AW
j PVC 4 m diameter 4" btg wavin, rucika AW
k PVC 4 m diameter 6" btg wavin, rucika AW
36 Paving (abu - abu) tebal 6 cm m2 diamond / mutiara
37 Paving (abu - abu) tebal 8 cm m2 diamond / mutiara
38 Beton cornblok warna tebal 6 cm m2 diamond / mutiara
39 Beton cornblok warna tebal 8 cm m2 diamond / mutiara
40 Semen (PC)
a Semen zak Dinamix , Tiga roda
b Semen putih zak Dinamix , Tiga roda
c Semen warna zak Dinamix , Tiga roda
d Semen khusus zak Sika /MU
41 Talang besi m1 icon steel,
42 Tegel
b keramik 25x50 cm motif m2 asia ,roman
c keramik 30x30 cm polos m2 asia ,roman
d keramik 40x40 cm motif m2 asia ,roman
e Geranit 60x60 cm warna muda m2 Garuda , essenza
keramik cutting unpolisd 60x60 cm
f warna muda m2 asia ,roman
keramik cutting polisd 60x60 cm
g warna muda m2 asia ,roman
43 weremesh m2 weremesh SNI

Anda mungkin juga menyukai