( RKS )
BAB I
PENDAHULUAN
1. Nama Pekerjaan :
Pembangunan Pagar Puskesmas Lambandia (DAK)
Pasal 2. Pihak-pihak yang bersangkutan.
1
Pasal 4. Lokasi Pekerjaan
2
BAB II
SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI
3
Pasal 3. Ukuran
1. Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam centimeter
(cm) dan meter (m) ataupun turunannya;
2. Ketentuan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Direksi dan patok-
patok yang Dipancang dan disambung dengan papan bouwplank yang diketam
pada sisinya;
3. Pengukuran sudut siku sedapat mungkin dilakukan dengan alat waterpass atau
theodolite.
4
3. Pengawas Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan
grafik Rencana Kerja tersebut.
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan Buku Direksi untuk mencatat semua
petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail-detail penting dari pekerjaan.
Pasal 7. Laporan
Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat laporan harian, mingguan dan laporan
bulanan mengenai kemajuan pekerjaan. Laporan kemajuan pekerjaan tersebut
sekurang-kurangnya memuat keterangan-keterangan yang berhubungan dengan
kejadian-kejadian selama 1 (satu) minggu dan bulanan mengenai risalah kemajuan
pekerjaan sebagai berikut :
1. Jumlah pegawai / pekerja yang dipekerjakan di pekerjaan tersebut;
2. Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir minggu dan akhir bulan;
3. Bahan-bahan dan barang-barang perlengkapan yang telah masuk;
4. Keadaan cuaca;
5. Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan Proyek;
6. Pekerjaan tambah kurang;
7. Catatan dan perintah Penyedia Jasa Konsultansit Penyedia Jasa Konsultansi dan
perencana yang disampaikan secara lisan maupun tertulis;
8. Kunjungan tamu-tamu lain;
9. Kejadian Khusus;
10. Photo-photo ukuran kartu pos dalam rangkap 3 (tiga) dan dibuat sebelum
pekerjaan dimulai sampai pekerjaan selesai sesuai dengan petunjuk Direksi;
11. Untuk pekerjaan dengan jenis kontrak unit price, selain yang disebutkan diatas,
Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat laporan back up data kemajuan fisik
berdasarkan realisasi lapangan yang diperiksa dan diketahui oleh direksi. Back
up data ini harus memuat, Penyedia Jasa Konsultansi dan memperlihatkan secara
jelas volume kerja, baik dalam bentuk kubikasi, meter bujur sangkar atau meter
lari.
Pasal 8. Penyedia
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan segala yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur,
termasuk semua tenaga, semua bahan dan semua alat-alat pembantu yang
dipergunakan seperti, katrol-katrol, instalasi, steiger, alat-alat pengangkat, mesin-
mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi dan untuk menyingkirkan semua alat-alat tersebut pada waktu
5
pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk memperbaiki
kerusakan-kerusakan yang diakibatkannya.
6
1. Penyedia Jasa Konstruksi pelaksana harus mengikuti peraturan Keputusan
Menteri Tenaga Kerja, menyerdiakan peti obat-obatan dan lain-lain yang
diperlukan untuk P3K;
2. Peti obat dan peralatan kecelakaan harus dapat dipakai oleh semua pihak
yang memerlukan dilapangan;
3. Peti obat harus senantiasa lengkap selama masa pelaksanaan pekerjaan;
4. Lokasi pekerjaan harus mendapat pengamanan yang cukup baik dari
pencurian, kebakaran dan lain-lain yang dianggap berbahaya dan dari keluar
masuknya orang yang tidak berkepentingan;
5. Harus disediakan alat-alat pemadam kebakaran atau bak-bak pasir dan air
serta ember. Dianjurkan agar pekerjaan diasuransikan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi Pelaksana;
6. Penyedia Jasa Konstruksi Pelaksana bertanggung jawab untuk menjaga
keselamatan karyawannya apabila petugas/karyawan mengalami kecelakaan
didalam pelaksanaan pekerjaannya, untuk itu diwajibkan melaporkan ke
instansi setempat yang berwenang dengan menyampaikan tembusannya
kepada Pemberi Tugas.
B. Kebersihan / Kesehatan :
1. Tempat kerja harus senantiasa dijaga dari kotoran-kotoran yang dapat
menimbulkan penyakit;
2. Penyedia Jasa Konstruksi pelaksana diwajibkan menyediakan air minum
untuk Direksi Pekerjaan/ Penyedia Jasa Konsultansi Harian maupun untuk
petugas-petugas atau pekerjapekerjanya;
3. Untuk pekerja-pekerja yang tinggal dalam proyek, Penyedia Jasa Konstruksi
pelaksana harus membuat MCK yang bersih.;
4. Apabila terjadi kasus penyakit menular diantara pekerjanya maka Penyedia
Jasa Konstruksi pelaksana diharuskan bertindak agar tidak menjalar lebih
lanjut.
C. Perburuhan / Jaminan Sosial :
1. Penerimaan pekerja, pengeluaran pekerja dan jaminan sosial bagi pekerja-
pekerja agar dipenuhi ketentuan-ketentuan Menteri Tenaga Kerja,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi pelaksana.
2. Baik untuk waktu kerja buruh maupun jaminan sosial, Penyedia Jasa
Konstruksi pelaksana diharuskan mentaati peraturan-peraturan yang
berlaku.
7
Pasal 13. Perlindungan
A. Wilayah orang lain
Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan membatasi daerah operasinya di sekitar
tapak dan harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah yang tidak
diperuntukkan operasi proyek ini.
B. Milik umum
Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga agar perjalanan umum bersih dari alat-
alat, mesin, bahanbahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran
lalu-lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki.
Penyedia Jasa Konstruksi juga bertanggung jawab atas gangguan dan
pemindahan yang terjadi terhadap saluran air, telepon, listrik dan sebagainya
yang disebabkan oleh operasi-operasi Penyedia Jasa Konstruksi. Ia wajib
membayar segala ongkos dan biaya yang berhubungan dengan pemasangannya
kembali beserta perbaikan-perbaikannya.
C. Bangunan yang ada
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung
jawab penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan,
saluran-saluran pembuangan dan sebagainya di tapak, dan kerusakan-kerusakan
sejenis yang disebabkan karena operasi-operasi Penyedia Jasa Konstruksi dalam
arti kata yang luas. Kerusakan tersebut harus diperbaiki olehPenyedia Jasa
Konstruksi hingga memuaskan dan dapat diterima oleh Pemberi Tugas dan
Direksi.
D. Keamanan
Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan
termasuk bahan- bahan bangunan dan perlengkapan instalasi di tapak, hingga
kontrak selesai dan diterima baik oleh Pemberi Tugas. Ia harus menjaga
perlengkapan dan bahan-bahan dari segala kemungkinan kerusakan untuk
seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan oleh Sub Penyedia
Jasa Konstruksi dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air kalau hujan lebat dan
banjir, memompa, menimba, atau seperti apa yang dikehendaki atau
diinstruksikan.
E. Kesejahteraan, keselamatan kerja dan pertolongan pertama
Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan dan memelihara fasilitas
kesejahteraan dan tindakan pengamanan yang layak untuk dilindungi para
pekerja dan tamu yang berkunjung ke tempat pekerjaan. Fasilitas dan tindakan
pengamanan seperti ini selain untuk memuaskan Pemberi Tugas juga harus
8
menurut (memenuhi) ketentuan Undang-undang dan peraturan mengenai
keselamatan kerja yang berlaku pada waktu ini.
9
Tingkat
Jabatan Pengalaman Sertifikat
Pendidikan
No. Dalam Kerja Kompetensi Jumlah
(Kualifikasi
Pekerjaan Profesional Kerja
Minimum)
D3 Teknik Pelaksana/Site 1
1 3 Tahun TA 026
Sipil/Arsitektur Manajer Orang
SMK Kepala 1
2 2 Tahun TA 005
Teknik/STM Tukang Orang
SMK Mandor 1
3 2 Tahun TL 005
Teknik/STM Orang
Petugas K3 Sertifikat 1
5 SMA/Sederajat 2 Tahun
K3 Orang
10
3. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan;
4. Bagain-bagian yang telah dikerjakan tetapi luput dari pengamatan Penyedia Jasa
Konsultansi adalah menjadi tanggung Jawab Penyedia Jasa Konstruksi;
5. Ditempat pekerjaan, Penyedia Jasa Konsultansi menempatkan petugas-petugas
Penyedia Jasa Konsultansi yang bertugas setiap saat untuk mengawasi
pekerjaan.
Ukuran yang harus diikuti adalah ukuran dengan angka dan tidak dari pada ukuran
skala dari gambar- gambar. Jika merasa ragu-ragu tentang suatu ukuran, Penyedia
Jasa Konstruksi harus segera meminta nasihat Pemberi Tugas atau wakilnya di
pekejaan.
Pasal 21. Ketidak sesuaian antara gambar, uraian syarat-syarat dan BOQ
Contoh bahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera
disediakan tanpa kelambatan atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi, dan contoh-
contoh tersebut harus sesuai dengan standard contoh yang telah disetujui. Contoh-
contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara begitu pula hingga dapat dianggap
bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan nanti. Standard contoh yang telah disetujui disimpan oleh Pemberi Tugas
atau wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan-bahan atau cara
mengerjakan yang dipakai tidak sesuai dengan standard contoh, baik kualitas
maupun sifat-sifatnya.
11
Pasal 23. Bahan-bahan dan Barang-barang Jadi
Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas dan tipe dari
barang-barang yang dianggap dapat memuaskan Pemberi Tugas.
Pasal 25. Gambar Revisi dan Gambar yang dilaksanakan (Asbuild Drawing)
Untuk semua penyimpangan pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gamar,
baik penyimpanan Itu atas perintah Pemberi Tugas atau tidak, Penyedia Jasa
Konstruksi harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang
dilaksanakan gambar revisi yang memperlihatkan dengan jelas perbedaan antara
gambar-gambar kontrak dengan pekerjaan yang dilaksanakan dan dalam waktu
tidak lebih dari 4 (empat) hari setelah pelaksanaan perubahan gambar tersebut
harus sudah selesai dilaksanakan. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan
gambar-gambar yang sesuai dengan kenyataan pelaksanaan (as built dwaing) dalam
bentuk buku pada waktu penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga) dan semua
pembuatannya ditanggung oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
Penyedia Jasa Konstruksi harus memasang papan nama kegiatan pada lokasi
kegiatan dengan ukuran dan panjang lebar 80 x 120 cm sebagai papan nama
pemberitahuan yang berisikan informasi pekerjaan yang akan dilaksanakan,
pembiayaan, jangka waktu pelaksanaan, nama Penyedia Jasa Konsultansi dan
Penyedia Jasa Konstruksi. Papan nama kegiatan ini dipasang sebelum pelaksanaan
pekerjaan dimulai dan seluruh biaya yang timbul manjadi beban dan kewajiban
Pelaksana.
12
2. Pekerjaan harus dimulai paling lambat 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya
Surat Perintah Kerja;
3. Jumlah hari-hari hujan tidak menjadi alasan untuk perpanjangan waktu
pelaksanaan pekerjaan;
4. Sesuai dengan A.V/S.U. 1941 Pemborong masih bertanggung jawab atas
kualitas pekerjaan selama minimal 5 (lima) tahun setelah penyerahan kedua
pekerjaan, berkurang/rusak yang disebabkan kelalaian pemborong pada
masa kontruksi dan bukan karena akibat kesalahan pihak lain. Oleh sebab
itu pemborong harus bertanggung jawab akan akibat-akibat tersebut (cq.
pasal 54 A.V./S.U. 1941, pasal 1609 KUP tahun 1994 selama masa 10 tahun.
B. JANGKA WAKTU PEMELIHARAAN
1. Jangka waktu pemeliharaan ditetapkan 180 (seratus Delapan puluh) hari
kalender sejak Tanggal Serah Terima Pertama, kemudian diadakan Serah
Terima Kedua atas seluruh hasil pekerjaan;
2. Segala cacat, kekurangan atau kesalahan yang mungkin timbul dalam masa
pemeliharaan akan diperinci oleh Konsultan Pengawas/direksi dalam satu
daftar;
3. Daftar ini berisi uraian kekurangan atau tidak sempurnanya bagian
pekerjaan;
4. Daftar ini akan diberikan kepada kontraktor paling lambat 7 hari setelah
dilaksanakan Serah Terima Pertama Pekerjaan dan tembusannya dilaporkan
kepada Penanggung Jawab Kegiatan. Berdasarkan daftar tersebut
Pemborong harus memperbaiki atau menyempurnakan pekerjaan selama
masa pemeliharaan pekerjaan untuk kemudian diperiksa kembali;
5. Segala cacat/kekurangan yang dimaksud diatas telah diselesaikan dengan
baik oleh pemborong dan telah tiba masanya untuk diadakan penyerahan
terakhir, maka kedua belah pihak antara pemberi tugas dan pemborong
bersama-sama menandatangani Berita Acara Serah Terima untuk kedua
kalinya dan dianggap yang dimaksud dalam kontrak telah tercapai pada
tanggal yang dimaksud dalam kontrak.
Pekerjaan perbaikan yang dimaksud adalah pekerjaan yang dilakukan dengan cara
mengganti atau memperbaiki hasil pekerjaan yang ada yang tidak memenuhi
spesifikasi/standart teknis. Penanganan atau metode perbaikan dikerjakan atau
mengacu pada spesifikasi yang telah ditentukan pada masing-masing pekerjaan.
BAB III
13
SYARAT-SYARAT TEKNIK
Pasal 2. S i t u a s i.
1. Lokasi bangunan yang akan dilaksanakan terletak di :
• Kecamatan : Lambandia
• Kabupaten : Kolaka Timur.
2. Lokasi pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya
pada waktu rapat penjelasan, untuk itu calon pemborong wajib meneliti situasi
medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya serta pekerjaan
lainnya yang berpengaruh terhadap pembangunan tersebut.
3. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan claim dikemudian hari.
4. Setelah rapat penjelasan Aanwijzing Kontraktor dapat meninjau lokasi sebagai
dasar untuk menghitung anggaran/penawaran.
Pasal 3. Ukuran Tinggi dan Ukuran Pokok.
1. Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam mm, cm
dan meter.
2. Ukuran tinggi peil lantai bangunan mengikuti dari peil bangunan yang sudah
ada dan ketepatan posisi lantai tersebut harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi Lapangan atau mengikut kondisi bangunan yang sudah ada.
3. Penentuan peil lantai bangunan, berpatokan terhadap ketinggian lantai yang
sudah ada atau ketinggian permukaan urugan dan disesuaikan dengan gambar
rencana, dengan mendapat persetujuan direksi lapangan.
4. Ukuran Duga/titik duga harus dipasang permanen, terbuat dari balok kayu
(5x7) cm yang diketam rata-rata pada semua sisinya, kemudian ditanam
ketanah minimal sedalam 1 meter.
Titik duga ini merupakan titik ikat tetap yang harus dibuat kontraktor
dibawah pengamatan Direksi Lapangan dan dijaga posisi dan ketepatannya
selama pelaksanaannya dan penempatannya tidak terganggu oleh pelaksanaan
pekerjaan.
5. Ketentuan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Direksi dengan patok-
patok yang dipancang dan disambung dengan papan Bouwplank yang diketam
rata pada sisi atasnya.
6. Pengukuran sudut siku sedapat mungkin dilakukan dengan alat waterpass atau
theodolith.
Pasal 4. Pekerjaan Persiapan.
14
PENGUKURAN
1. Survey Lokasi
Survay Lokasi Bangunan/ Tapak Bangunan Penyedia Jasa Konstruksi wajib
meneliti situasi dan kondisi yang berhubungan atau kira-kira akan
berhubungan dengan pekerjaan seperti tata letak objek/ bangunan, tapak,
terutama keadaan tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain
yang dapat mempengaruhi harga penawaran;
2. Pembersihan Lokasi
1. Lapangan harus dibersihkan dari semak-semak, dan sisa-sisa
bongkaran/sampah dan lain-lain;
2. Pohon-pohon kayu yang menggangu kelancaran harus ditebang dan hasil
penebangannya dibuang sesuai tempat yang ditentukan Direksi.
3. Ketelitian
Kelalaian atau kurang ketelitian Penyedia Jasa Konstruksi dalam hal ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.
4. Penentuan Ukuran
Dalam pengukuran supaya benar-benar akurat dan disesuaikan dengan gambar
rencana sebelum direalisasikan pekerjaan fisik dan sebaiknya supaya
dikonsultasikan dengan Direksi Lapangan/ Penyedia Jasa Konsultansi
Lapangan, maka pembongkaran menjadi tanggung jawab pihak Penyedia Jasa
Konstruksi pelaksana berikut biaya yang dikeluarkan untuk hal seperti itu.
5. Elevasi Lantai
Duga lantai (permukaan atas lantai) ditentukan sesuai dengan gambar
perencanaan.
6. Patok Pengukuran
1. Ketetapan bangunan diukur dengan kontur yang dipancang kuat-kuat dan
papan terentang dengan ketebalan 2 cm diketam rata pada sisi;
2. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan orang ahli dalam cara-cara
mengukur, alat-alat penyipat datar (Theodolit, Waterpas) prisma silang
pengukuran menurut sistem dan kondisi tanah bangunan dan lain-lain, yang
selalu berada di lapangan.
15
1. Tanggal yang diusulkan untuk memulai dan menyelesaikan pembangunan
dari masing-masing bagian pekerjaan;
2. Tanggal yang diusulkan untuk memperoleh bahan-bahan;
3. Jadwal kerja yang diusulkan untuk pekerja-pekerja di lapangan;
4. Jumlah pegawai Penyedia Jasa Konstruksi yang diusulkan selama pekerjaan
berlangsung dengan disebutkan fungsi atau keahliannya;
5. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, setiap pembelian atau pemesanan bahan
oleh Penyedia Jasa Konstruksi harus terlebih dahulu ada pengajuan
Requesheet kepada Penyedia Jasa Konsultansi, atau dalam hal ini pihak
direksi atau perencana;
6. Requesheet permohonan pembelian / pemesanan material harus disertai
dengan contoh untuk mendapat persetujuan Penyedia Jasa Konsultansi;
7. Demikian pula untuk pelaksanaan item-item pekerjaan harus selalu didahului
dengan pengajuan requesheet, dan nanti mendapat persetujuan dari Penyedia
Jasa Konsultansi baru boleh dilaksanakan;
8. Dokumen kontrak antara Owner dan Pelaksana harus masing-masing
dipegang oleh pihak Penyedia Jasa Konsultansi, direksi dan pelaksana
sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.
16
dibenarkan memulai pekerjaan pasangan pondasi. Dalam hal rawan air
pasang, pengecekan dapat dilakukan sekurang-kurangnya satu hari sekali.
17
• Sebelum diplester, maka perlu dilaksanakan pengerokan siaran pasangan
sehingga plesteran mendapat pasangan yang baik.
• Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan
retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya Kontraktor.
B. Pekerjaan Pasangan Dinding Batu Bata
c. Semen
• Semen yang dipergunakan dari jenis portland cement yang memenuhi
persyaratan N.I. 8 Type I menurut ASTM.
d. Air
• Air yang digunakan untuk bahan adukan beton, adukan pasangan, bahan
pencuci agregat dan untuk curing beton, harus air tawar yang bersih dari
bahan-bahan yang berbahaya dari penggunaannya seperti minyak, alkali,
sulfat, bahan organik, garam, silt (lanau).
• Kadar silt (lanau) yang terkandung dalam air tidak boleh lebih dari 2 % dalam
perbandingan beratnya. Kadar sulfat maksimum yang diperkenankan adalah
0,5 % atau 5 gr/lt, sedangkan kadar chloor maksimum 1,5% atau 15 gr/lt. Jika
terdapat keraguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirimkan contoh air
tersebut ke Laboratorium pemeriksaan yang diakui.
• Air yang digunakan tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa, sumber
air yang berlumpur.
3. Adukan/Campuran :
• Adukan 1 PC : 4 Pasir dipergunakan untuk :
- Pekerjaan pasangan batu bata sesuai gambar.
18
4. Cara Pelaksanaan.
• Untuk semua sisi tegak yang berhubungan dengan kolom beton harus
dipasang angker besi Ø 10 mm. Panjang angker minimal 30 cm dan dipasang
dengan jarak 50 cm
• Pemasangan batu bata harus dikerjakan waterpass lapis demi lapis. Setiap
pertemuan sudut harus membentuk sudut siku ( 90⁰ ).
• Pasir Beton
• Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur dan sebagainya; dan harus memenuhi komposisi
butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.
• Koral Beton/Split
• Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta
mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971.
Penyimpanan/penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu
dari yang lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan
perbandingan adukan beton yang tepat
• Material Kerikil (Split) harus bersih dari kotoran dan tanah serta bahan
organik lainnya, dan harus dicuci terlebih dahulu apabila akan digunakan.
• Air Kerja.
19
• Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat
merusak beton dan harus memenuhi NI-3.
• Besi Beton.
• Besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak dan bebas dari cacat
seperti serpih - serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi
persyaratan NI - 2 ( PBI 1971 )
3. Cara Pelaksanaan.
a. Mutu Beton
• Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-150
dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971.
b. Pembesian
• Pembuatan tulang-tulangan untuk bata merah yang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring),
persyaratan harus sesuai PBI-1971.
• Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan
gambar konstruksi.
• Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari
papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai
dengan ketentuan dalam PBI-1971.
• Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam dengan perintah tertulis dari Wakil
pemberi tugas atau Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan.
c. Cara Pengadukan
• Cara pengadukan harus menggunakan adukan 1 PC : 2 PSr : 3 Split.
• Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Wakil pemberi tugas atau Konsultan Pengawas/Direksi
Lapangan.
• Selama pengaadukan, kekentalan adukan beton harus diawasi dengan
jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump
minimum 5 cm dan maksimum 10 cm.
d. Pengecoran Beton.
• Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan
dan penempatan penahan jarak.
• Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan wakil
pemberi tugas atau Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan.
• Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan
harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan
sarang-sarang koral / split yang dapat memperlemah konstruksi.
• Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian itu harus disetujui oleh Wakil
pemberi tugas atau Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan.
20
e. Pekerjaan Acuan/Bekisting.
• Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan / yang diperlukan dalam gambar.
• Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya, selama pengecoran dilakukan.
• Bekisting harus rapat (tidak bocor). Sebelum pengecoran dilakukan,
permukaannya harus licin dan bebas dari kotoran-kotoran, potongan
kayu, tanah/limpur dan sebagainya. Bekisting harus mudah dibongkar
tanpa merusak permukaan beton.
• Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral/split,
pasir dan semen Portland) kepada Wakil pemberi tugas atau pengawas
lapangan, untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.
• Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat
penyimpanan yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap
terjamin sesuai persyaratan.
• Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI-2 (PBI-1971).
• Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya
hujan, harus diperhatikan.
• Beton harus dibasahi selama satu minggu atau lebih setelah pengecoran.
f. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting
• Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan izin tertulis dari
wakil pemberi tugas atau pengawas lapangan. Setelah bekisting dibuka,
tidak diizinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton
tanpa persetujuan dari Wakil pemberi tugas atau pengawas lapangan.
21
c. Ukuran penutup kolom menggunakan batu alam 25 x 40 cm dengan kualitas
baik dengan warna yang disetujui oleh direksi/Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK);
d. Ukuran, klas dan warna harus sama;
e. Bahan dan contoh terlebih dahulu harus mendapat persetujuan oleh
direksi/Pejabat Pembuat Komitmen dilapangan;
f. Bahan yang telah diterima kontraktor dilapangan, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor.
Pelaksanaan
a. Pemasangan granit/batu alam untuk pola, tipe dan ukurannya harus sesuai
dengan gambar kerja dan petunjuk Pengawas Lapangan.
b. Setelah dasar dinding siap, maka granit/batu alam yang akan dipasang diseleksi
sesuai dengan warna-warna yang sama. Apabila diperlukan pemotongan
dilaksanakan dengan rapi dengan memakai mesin pemotong dan pinggirannya
diasah dengan batu pengasah.
c. Sebelum pemasangan batu alam harus direndam air hingga tercapai kondisi
jenuh air untuk menghindari pengeringan adukan mortar/spesi yang terlalu
cepat.
d. Granit dan batu alam dipasang dengan menggunakan adukan mortar 1 Pc : 3 Ps
dalam perbandingan volume. Pemasangan dengan jalur-jalur (joints/nat) yang
lurus dan apabila terjadi ketidakteraturan jalur diisi dengan pasta semen.
Sesudah cukup kering keramik dicuci dengan lap basah sampai bersih, dan
apabila ada bagian-bagian yang lepas harus cepat diperbaiki.
e. Selama pemasangan dan sebelum kering yang cukup, pemasangan dinding harus
menghindari gangguan lain. Kotoran-kotoran dan lainnya yang menempel pada
permukaan dinding harus segera dibersihkan sebelum menjadi kering.
f. Pemasangan dinding granit/batu alam yang tidak lurus atau tidak rata atau cacat
atau tidak sesuai gambar kerja dapat dilakukan perintah pembongkaran oleh
Pengawas Lapangan, dan biaya yang timbul akibat pembongkaran tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung Kontraktor.
g. Pemasangan granit 60 x 60 cm pada dinding papan nama kantor, sedangkan
untuk pemasangan batu alam 25 x 40 cm dan 20 x 25 cm dipasang pada kolom
pagar sesuai dengan peruntukan pemasangan dapat dilihat pada gambar kerja,
pemasangan tersebut harus rapi dan direkatkan dengan spesi 1Pc : 3Psr.
22
2. Bahan dan Material.
• Dari bahan besi Hollow seperti yang dinyatakan dalam gambar rencana.
• Kusen pintu dan Ralling Pagar terbuat dari besi hollow bentuk dan ukuran
profil dengan ketebalan 4x4 Cm, seperti yang dinyatakan dalam gambar
rencana.
• Bahan rangka daun pintu dan Ralling pagar dari besi hollow dengan
ketebalan 2x4 Cm.
• Finishing pintu besi dan kusen dengan cat bakar anti karat dan dicat
menie, warna akan ditentukan oleh wakil pemberi tugas atau perencana.
3 . Cara Pelaksanaan.
• Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti
dan mendata setiap ukuran di lapangan, detail-detail sesuai gambar.
• Sebelum pemasangan, penimbunan bahan di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat yang terlindung dari cuaca dan bebas dari
karat-karat dan goresan.
3. Cara Pelaksanaan.
• Adukan untuk pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan untuk
bahan dan campuran. Pekerjaan plesteran dikerjakan sampai ketebalan
maksimal 2 cm.
• Tebal plesteran tidak boleh kurang dari 1 cm, atau lebih dari 2 cm kecuali
ditetapkan lain, dengan acian dari Pc.
• Pekerjaan plesteran akhir harus betul-betul lurus, rata, datar ataupun
tegak lurus dan pada bagian-bagian sudut harus betul-betul siku dan
tegak lurus ke atas.
• Pada plesteran beton adukan yang digunakan adalah 1Pc : 3 Ps dan
permukaan beton-beton yang diplester harus dibuat kasar terlebih dahulu,
disiram dengan air semen baru kemudian diplester.
23
Pasal 11. Pekerjaan Pengecatan.
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
• Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan yang
disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan
gambar rencana.
2. Bahan dan Material
• Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat khusus untuk luar
yang tahan cuaca, sbb :
Type : Weathershield, Weathercoat, Jota shield, atau setara
Produksi : ICI, Mowilex, Jotun atau yang setara
Kualitas : Acrylic Emulsion Paint. (garansi min 5tahun) anti lumut
Warna: ditentukan kemudian
3. Cara pelaksanaan.
• Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh
plesteran bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
• Sebelum dinding di plamur, plesteran sudah harus betul-betul kering
tidak ada retak-retak dan kontraktor meminta persetujuan kepada Wakil
pemberi tugas atau Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan.
• Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis
dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang
yang rata.
• Permukaan tembok harus sudah kering sempurna. Bersih dari kotoran
minyak dan noda-noda. Cuci dengan larutan asam chloride 10% - 15% dan
bilas dengan air bersih sampai jamur hilang.
• Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang
utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding, dijaga
terhadap pengotoran-pengotoran.
24
6. Semua Persyaratan pelelangan / Dokumen Pelelangan yang akan dilampirkan
dalam kontrak kerja bagi pemenang, harus diparaf oleh panitia dan Instansi
Teknis.
Pasal 13. P e n u t u p.
Semua Jenis Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan ini,
meskipun tidak terurai dalam rencana kerja dan syarat ini, namun mempunyai
hubungan dan kepentingan serta berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tetap
harus dikerjakan oleh Kontraktor dan merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan rencana kerja dan syarat-syarat ini.
Tirawuta, 2021
Yang Membuat :
CV. MATRIKS AREA CONSULTANT
SUHARDAD
Direktur
25