Anda di halaman 1dari 25

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

( RKS )

BAB I
PENDAHULUAN

Pasal 1. Nama Pekerjaan

1. Nama Pekerjaan :
Pembangunan Pagar Puskesmas Lambandia (DAK)
Pasal 2. Pihak-pihak yang bersangkutan.

1. Pemberi Tugas : Dinas Kesehatan Kab. Kolaka Timur


2. Perencana : CV. Matriks Area Consultant
3. Pengawas : Badan Hukum yang akan ditunjuk
4. Pemborong : Perusahaan yang berbadan hukum yang akan ditentukan
kemudian menurut ketentuan yang berlaku.

Pasal 3. Persyaratan penyedia barang dan Jasa


1. Memenuhi ketentuan peraturan perundang undangan untuk menjalankan
usaha/kegiatan sebagai penyedia barang/jasa.
2. Memiliki NIB/TDP, IUJK, SITU/SIUP dan SBU sebagai persyaratan administrasi.
3. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk
menyediakan barang/jasa.
4. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan, dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama
perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana.
5. Secara hukum mempunyal kapasitas menandatangani kontrak.
6. Sebagai wajib pajak sudah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir (
tahun 2018), dibuktikan dengan melampirkan foto copy bukti tanda terima
penyampaian Surat Pajak Tahunan (SPT) Beserta Npwp pajak perusahaan.
7. Dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir pernah memperoleh pekerjaan
menyediakan barang/jasa baik di lingkungan pemerintah maupun swasta
termasuk pengalaman subkontrak, kecuali penyedia barang/jasa yang baru
berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun,
8. Memiliki sumberdaya manusia, modal, peralatan, dan fasilitas lain yang
diperlukan dalam pengadaan barang/jasa.
9. Tidak masuk dalam daftar hitam.
10. Memiliki alamat tetap dan jelas serta. dapat dijangkau dengan jasa pengiriman.

1
Pasal 4. Lokasi Pekerjaan

Lokasi Pekerjaan Berada di Kecamatan Lambandia Kabupaten Kolaka Timur Prov.


Sulawesi Tenggara.

2
BAB II
SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI

Pasal 1. Lingkup Pekerjaan.


Lingkup Pekerjaan Yang dimaksud adalah semua item pekerjaan yang tertera dalam
gambar dan rencana anggaran biaya.

Pasal 2. Peraturan dan Ketentuan Teknis Bangunan.


A. Dalam melaksanaka pekerjaan bila tidak ditentukan lain dalam rencana kerja
dan syarat – syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan – ketentuan
umum sesuai dengan peraturan konstruksi bangunan dan infrastruktur
bangunan yang ditentukan pemerintah republik Indonesia, termasuk segala
perubahannya, seperti PBI 1971 dan SKSNI 1991, PPKI 1961 Termasuk :
1. Pedoman Tata Cara Penyelengaraan Bangunan Negara yang dikeluarkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum (Dit.Jend.Cipta Karya);
2. Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia D.P.T.I-
1970;
3. Pemeriksaan Umum untuk pemeriksaan bahan – bahan bangunan, NI-
3.,P.U.B.B 1966, NI-3 P.U.B.B 1966;
4. Peraturan Beton Indonesia, P.B.I.NI-1971, SKSNIT-15-1991-03;
5. Peraturan Muatan Indonesia, P.M.I.-NI,18-1969;
6. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, PKKI-NI 5 1961;
7. Standar Industri Indonesia (SII);
8. Standar Nasional Indonesia (SNI);
9. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982);
10. Peraturan – peraturan lain yang berhubungan dengan pembangunan yang
berlaku di wilayah republik Indonesia;
11. Dan lain – lain yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat.
B. Untuk melaksanakan pekerjaan, berlaku dan mengikat pula :
1. Gambar Kerja (Detail Perencanaan) berikut perubahannya yang telah
disahkan oleh pemilik kegiatan;
2. Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS);
3. Berita acara penjelasan pekerjaan kontraktor dan lapangan (aanwijzing);
4. Surat keputusan pemilik kegiatan tentang penunjukan Kontraktor;
5. Surat perintah mulai kerja (SPMK);
6. Surat Penawaran beserta lampiran – lampirannya;
7. Jadwal pelaksanaan (Time Schedule) dan network planning yang telah
disetujui pemilik kegiatan dan kontraktor.

3
Pasal 3. Ukuran
1. Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam centimeter
(cm) dan meter (m) ataupun turunannya;
2. Ketentuan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Direksi dan patok-
patok yang Dipancang dan disambung dengan papan bouwplank yang diketam
pada sisinya;
3. Pengukuran sudut siku sedapat mungkin dilakukan dengan alat waterpass atau
theodolite.

Pasal 4. Penjelasan Gambar dan RKS


1. Pemborong diwajibkan meneliti semua gambar-gambar dan bestek mengenai
pekerjaan ini;
2. Jika ternyata ada perbedaan antara gambar dan gambar lain dan atau antara
gambar dan bestek maka yang berlaku adalah menurut urutan dibawah ini :
- Gambar
- Bestek
- Gambar-gambar dengan skala lebih besar.

3. Bila perbedaan ini menimbulkan keraguan yang dibelakang hari menimbulkan


kekeliruan atau bahaya, pemborong wajib menanyakan terlebih dahulu kepada
direksi untuk mendapat keterangan;

4. Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan, pemborong harus menyusun rencana


kerja/schedule yang harus diajukan paling lambat 1 (satu) minggu setelah
tanggal penerimaan Surat Perintah Kerja (SPK);
5. Kontraktor harus mengikuti rencana kerja tersebut dan akan menjadi dasar bagi
Konsultan Pengawas untuk menilai prestasi dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan keterlambatan kerja. Bila perbedaan ini menimbulkan
keraguan yang dibelakang hari menimbulkan kekeliruan atau bahaya,
pemborong wajib menanyakan terlebih dahulu kepada direksi untuk mendapat
keterangan.

Pasal 5. Jadwal Pelaksanaan


1. Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Kontraktor wajib membuat Rencana
Pelaksanaan secara terperinci berupa Barchart dan S-Curve.
2. Rencana Kerja yang telah disahkan oleh Pemilik kegiatan harus ditempel di
bangsal/direksikeet lapangan, yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan
pekerjaan (Presentasi Kerja).

4
3. Pengawas Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan
grafik Rencana Kerja tersebut.

Pasal 6. Buku Direksi

Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan Buku Direksi untuk mencatat semua
petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail-detail penting dari pekerjaan.

Pasal 7. Laporan
Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat laporan harian, mingguan dan laporan
bulanan mengenai kemajuan pekerjaan. Laporan kemajuan pekerjaan tersebut
sekurang-kurangnya memuat keterangan-keterangan yang berhubungan dengan
kejadian-kejadian selama 1 (satu) minggu dan bulanan mengenai risalah kemajuan
pekerjaan sebagai berikut :
1. Jumlah pegawai / pekerja yang dipekerjakan di pekerjaan tersebut;
2. Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir minggu dan akhir bulan;
3. Bahan-bahan dan barang-barang perlengkapan yang telah masuk;
4. Keadaan cuaca;
5. Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan Proyek;
6. Pekerjaan tambah kurang;
7. Catatan dan perintah Penyedia Jasa Konsultansit Penyedia Jasa Konsultansi dan
perencana yang disampaikan secara lisan maupun tertulis;
8. Kunjungan tamu-tamu lain;
9. Kejadian Khusus;
10. Photo-photo ukuran kartu pos dalam rangkap 3 (tiga) dan dibuat sebelum
pekerjaan dimulai sampai pekerjaan selesai sesuai dengan petunjuk Direksi;
11. Untuk pekerjaan dengan jenis kontrak unit price, selain yang disebutkan diatas,
Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat laporan back up data kemajuan fisik
berdasarkan realisasi lapangan yang diperiksa dan diketahui oleh direksi. Back
up data ini harus memuat, Penyedia Jasa Konsultansi dan memperlihatkan secara
jelas volume kerja, baik dalam bentuk kubikasi, meter bujur sangkar atau meter
lari.

Pasal 8. Penyedia
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan segala yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur,
termasuk semua tenaga, semua bahan dan semua alat-alat pembantu yang
dipergunakan seperti, katrol-katrol, instalasi, steiger, alat-alat pengangkat, mesin-
mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi dan untuk menyingkirkan semua alat-alat tersebut pada waktu

5
pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk memperbaiki
kerusakan-kerusakan yang diakibatkannya.

Pasal 9. Barak Kerja


Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan dan mendirikan sebuah bangunan
semi permanent untuk digunakan sebagai ruang Direksi/Penyedia Jasa Penyedia Jasa
Konsultansisi, Sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan mulai / berlangsung,
pihak pelaksana dianjurkan untuk mendirikan barak pekerja, gudang-gudang
penyimpanan dan perlindungan bahan-bahan bangunan. Bila Barak Kerja belum
ada, maka dapat digunakan bangunan yang lama, dan setelah kegunaannya selesai,
bangunan tersebut adalah milik Proyek/Pemberi Tugas tidak dibongkar jikalau tidak
ada perintah dari Pemberi Tugas. Semua gudang dan perlengkapan Penyedia Jasa
Konstruksi dan sebagainya pada waktu penyelesaian pekerjaan harus dibongkar dan
disingkirkan dari tapak, termasuk pekerjaan yang terganggu pada waktu
pelaksanaan pekerjaan harus diperbaiki kembali seperti semula.

Pasal 10. Air Kerja


Air untuk keperluan pekerjaan harus diusahakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi
sendiri. Penyedia Jasa Konstruksi harus membayar segala ongkos pengadaan dan
penyambungan air yang dipakai dan pembongkarannya kembali. Pemberi tugas
dalam hal ini tidak bertanggung kawab atau pengganti biaya yang dikeluarkan oleh
Penyedia Jasa Konstruksi umtuk keperluan itu. Penyedia Jasa Konstruksi harus
menyediakan/mengadakan sumber air bersih untuk keperluan pelaksana pekerjaan,
termasuk pompa dan reservoir/bak air yang dapat menampung sekurangkurangnya
10 m³ yang senantiasa harus terisi penuh, air harus selalu bersih, bebas dari lumpur
atau minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang dapat merusak konstruksi
bangunan yang dibangun.

Pasal 11. Listrik Kerja


Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan fasilitas listrik secukupnya yang
berasal dari Generator listrik ataupun dari PLN. Setelah pembangkit tenaga
sementara atau penerangan buatan yang dipergunakan untuk pekerjaan harus
diadakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi, termasuk pemasangan sementara dari
kabel-kabel, meteran, upah, dan tagihan dan pemberiannya kembali pada waktu
pekerjaan selesai adalah beban Penyedia Jasa Konstruksi. Sebelumnya harus ada
persetujuan dan ketentuan-ketentuan lain dari Direksi.

Pasal 12. Keselamatan Kerja Konstruksi


A. Keselamatan Kerja / Keamanan :

6
1. Penyedia Jasa Konstruksi pelaksana harus mengikuti peraturan Keputusan
Menteri Tenaga Kerja, menyerdiakan peti obat-obatan dan lain-lain yang
diperlukan untuk P3K;
2. Peti obat dan peralatan kecelakaan harus dapat dipakai oleh semua pihak
yang memerlukan dilapangan;
3. Peti obat harus senantiasa lengkap selama masa pelaksanaan pekerjaan;
4. Lokasi pekerjaan harus mendapat pengamanan yang cukup baik dari
pencurian, kebakaran dan lain-lain yang dianggap berbahaya dan dari keluar
masuknya orang yang tidak berkepentingan;
5. Harus disediakan alat-alat pemadam kebakaran atau bak-bak pasir dan air
serta ember. Dianjurkan agar pekerjaan diasuransikan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi Pelaksana;
6. Penyedia Jasa Konstruksi Pelaksana bertanggung jawab untuk menjaga
keselamatan karyawannya apabila petugas/karyawan mengalami kecelakaan
didalam pelaksanaan pekerjaannya, untuk itu diwajibkan melaporkan ke
instansi setempat yang berwenang dengan menyampaikan tembusannya
kepada Pemberi Tugas.
B. Kebersihan / Kesehatan :
1. Tempat kerja harus senantiasa dijaga dari kotoran-kotoran yang dapat
menimbulkan penyakit;
2. Penyedia Jasa Konstruksi pelaksana diwajibkan menyediakan air minum
untuk Direksi Pekerjaan/ Penyedia Jasa Konsultansi Harian maupun untuk
petugas-petugas atau pekerjapekerjanya;
3. Untuk pekerja-pekerja yang tinggal dalam proyek, Penyedia Jasa Konstruksi
pelaksana harus membuat MCK yang bersih.;
4. Apabila terjadi kasus penyakit menular diantara pekerjanya maka Penyedia
Jasa Konstruksi pelaksana diharuskan bertindak agar tidak menjalar lebih
lanjut.
C. Perburuhan / Jaminan Sosial :
1. Penerimaan pekerja, pengeluaran pekerja dan jaminan sosial bagi pekerja-
pekerja agar dipenuhi ketentuan-ketentuan Menteri Tenaga Kerja,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi pelaksana.
2. Baik untuk waktu kerja buruh maupun jaminan sosial, Penyedia Jasa
Konstruksi pelaksana diharuskan mentaati peraturan-peraturan yang
berlaku.

7
Pasal 13. Perlindungan
A. Wilayah orang lain
Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan membatasi daerah operasinya di sekitar
tapak dan harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah yang tidak
diperuntukkan operasi proyek ini.
B. Milik umum
Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga agar perjalanan umum bersih dari alat-
alat, mesin, bahanbahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran
lalu-lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki.
Penyedia Jasa Konstruksi juga bertanggung jawab atas gangguan dan
pemindahan yang terjadi terhadap saluran air, telepon, listrik dan sebagainya
yang disebabkan oleh operasi-operasi Penyedia Jasa Konstruksi. Ia wajib
membayar segala ongkos dan biaya yang berhubungan dengan pemasangannya
kembali beserta perbaikan-perbaikannya.
C. Bangunan yang ada
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung
jawab penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan,
saluran-saluran pembuangan dan sebagainya di tapak, dan kerusakan-kerusakan
sejenis yang disebabkan karena operasi-operasi Penyedia Jasa Konstruksi dalam
arti kata yang luas. Kerusakan tersebut harus diperbaiki olehPenyedia Jasa
Konstruksi hingga memuaskan dan dapat diterima oleh Pemberi Tugas dan
Direksi.
D. Keamanan
Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan
termasuk bahan- bahan bangunan dan perlengkapan instalasi di tapak, hingga
kontrak selesai dan diterima baik oleh Pemberi Tugas. Ia harus menjaga
perlengkapan dan bahan-bahan dari segala kemungkinan kerusakan untuk
seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan oleh Sub Penyedia
Jasa Konstruksi dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air kalau hujan lebat dan
banjir, memompa, menimba, atau seperti apa yang dikehendaki atau
diinstruksikan.
E. Kesejahteraan, keselamatan kerja dan pertolongan pertama
Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan dan memelihara fasilitas
kesejahteraan dan tindakan pengamanan yang layak untuk dilindungi para
pekerja dan tamu yang berkunjung ke tempat pekerjaan. Fasilitas dan tindakan
pengamanan seperti ini selain untuk memuaskan Pemberi Tugas juga harus

8
menurut (memenuhi) ketentuan Undang-undang dan peraturan mengenai
keselamatan kerja yang berlaku pada waktu ini.

Di Pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi Wajib mengadakan perlengkapan yang


cukup untuk pertolongan pertama yang mudah dicapai. Sebagai tindakan
hendaknya di tiap tapak ditempatkan paling sedikit seorang petugas yang telah
dilatih soal-soal mengenai pertolongan pertama.

Pasal 14. Pelaksanaan kerja diluar jam Kerja Normal


Penyedia Jasa Konstruksi akan mendapat izin tertulis dari Penyedia Jasa Konsultan
Lapangan/Direksi untuk melaksanakan pekerjaan yang tertera dalam kontrak ini di
luar jam-jam yang biasa pada hari-hari minggu atau hari-hari libur yang resmi. Biaya
Penyedia Jasa Penyedia Jasa Konsultansi akibat lembur diatur dalam ketentuan
yang lain.

Pasal 15. Kebersihan dan Kerapihan


Penyedia Jasa Konstruksi harus mengangkut semua sampah secara teratur jika
sudah bertumpuk dan pada waktu penyelesaian pekerjaan keadaan lapangan harus
bersih dan rapi.

Pasal 16. Pegawai Penyelenggara dari Penyedia Jasa Konstruksi


1. Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Penyedia Jasa Konstruksi
harus diserahkan kepada penyelenggara/kepala unit kerja dengan kualifikasi ahli
sesuai dengan keahlian pekerjaan yang ditangani/berpengalaman dan
mempunyai wewenang penuh untuk mengambil keputusan;
2. Site Manager harus selalu berada ditempat pekerjaan selama jam-jam kerja dan
setiap saat yang diperlukan pemberi tugas;
3. Petunjuk dan perintah Penyedia Jasa Konsultansi dan Perencana didalam
pelaksanaandisampaikan langsung kepada Penyedia Jasa Konstruksi atau
memalui Site Manager sebagai penanggung jawab dilapangan;
4. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk menjalankan disiplin yang ketat
terhadap semua pekerja (buruh) dan pegawainya kepada mereka yang melanggar
terhadap peraturan umum, mengganggu atau merusak ketertiban, berlaku tidak
wajar, melakukan perbuatan yang merugikan pelaksanaan pekerjaan harus
segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas perintah Penyedia Jasa
Konsultansi harian. Bila Penyedia Jasa Konstruksi lalai, maka akan dikenakan
tindakan sesuai dengan yang dimaksud dalam Sub Bab denda;
5. Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut dibutuhkan perusahaan jasa pekerjaan
Konstruksi yang memiliki Kualifikasi Bangunan Sipil;
6. Rincan personil yang dibutuhkan pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

9
Tingkat
Jabatan Pengalaman Sertifikat
Pendidikan
No. Dalam Kerja Kompetensi Jumlah
(Kualifikasi
Pekerjaan Profesional Kerja
Minimum)

D3 Teknik Pelaksana/Site 1
1 3 Tahun TA 026
Sipil/Arsitektur Manajer Orang

SMK Kepala 1
2 2 Tahun TA 005
Teknik/STM Tukang Orang

SMK Mandor 1
3 2 Tahun TL 005
Teknik/STM Orang

SMK Juru Gambar 1


4 2 Tahun TA 003
Teknik/STM Orang

Petugas K3 Sertifikat 1
5 SMA/Sederajat 2 Tahun
K3 Orang

(Melampirkan KTP,NPWP,Daftar Riwayat Hidup dan Surat Pernyataan


Bersedia ditempatkan selama pelaksanaan pekerjaan).

Pasal 17. Peralatan utama dari Penyedia Jasa


1. Penyedia wajib menyediakan peralatan utama maupun peralatan penunjang;
2. Peralatan utama diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan tersebut
baik dari sisi kualitas maupun kuantitas;
3. Rincan peralatan yang dibutuhkan pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Status/
No. Jenis Peralatan Kapasitas Jumlah Ket
Kepemilikan
1 Molen Beton 0,35-0,5 M3 2 Unit Milik/Sewa
2 Dump Truck 4M3 1 Unit Milik/Sewa
3 Water pump 220 V 1 Unit Milik/Sewa
4 Gerobak Sorong Standard 3 Unit Milik/Sewa
5 Perlengkapan K3 Standard 10 Set Lengkap Milik/Sewa
6 Alat Pertukangan 3 set Milik/Sewa

Pasal 18. Pengawasan


1. Penyedia Jasa Konsultansi setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah
dilakukan oleh Penyedia Jasa Konsultansi Penyedia Jasa Konsultansi dibantu
dengan Perencana (jika sewaktu-waktu dibutuhkan);
2. Pada setiap saat Penyedia Jasa Konsultansi dan Perencana atau petugas-
petugasnya harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian
pekerjaan, bahan dan peralatan;

10
3. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan;
4. Bagain-bagian yang telah dikerjakan tetapi luput dari pengamatan Penyedia Jasa
Konsultansi adalah menjadi tanggung Jawab Penyedia Jasa Konstruksi;
5. Ditempat pekerjaan, Penyedia Jasa Konsultansi menempatkan petugas-petugas
Penyedia Jasa Konsultansi yang bertugas setiap saat untuk mengawasi
pekerjaan.

Pasal 19. Gambar Pelaksanaan dilapangan/Shoop Drawing

Gambar-gambar pelaksanaan untuk seluruh pekerjaan harus selalu ada dilapangan


dalam setiap waktu. Gambar-gambar tersebut harus dalam keadaan jelas dapat
dibaca dan menunjukkan perubahan-perubahan terakhir.

Pasal 20. Ukuran

Ukuran yang harus diikuti adalah ukuran dengan angka dan tidak dari pada ukuran
skala dari gambar- gambar. Jika merasa ragu-ragu tentang suatu ukuran, Penyedia
Jasa Konstruksi harus segera meminta nasihat Pemberi Tugas atau wakilnya di
pekejaan.

Pasal 21. Ketidak sesuaian antara gambar, uraian syarat-syarat dan BOQ

Bilamana ada ketidaksesuaian satu sama lain antara gambar-gambar kontrak,


volume kontrak, syarat-syarat Umum beserta Uraian dan Syarat-syarat, maka hal ini
harus sesegera mungkin di tunjukkan kepada Pemberi Tugas atau Penyedia Jasa
Konsultansi untuk selanjutnya dikonsultasikan dengan perencana untuk
mendapatkan keputusan.

Pasal 22. Contoh

Contoh bahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera
disediakan tanpa kelambatan atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi, dan contoh-
contoh tersebut harus sesuai dengan standard contoh yang telah disetujui. Contoh-
contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara begitu pula hingga dapat dianggap
bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan nanti. Standard contoh yang telah disetujui disimpan oleh Pemberi Tugas
atau wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan-bahan atau cara
mengerjakan yang dipakai tidak sesuai dengan standard contoh, baik kualitas
maupun sifat-sifatnya.

11
Pasal 23. Bahan-bahan dan Barang-barang Jadi

Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas dan tipe dari
barang-barang yang dianggap dapat memuaskan Pemberi Tugas.

Pasal 24. Tahapan Penyelesaian Pekerjaan


Tahapan penyerahan pekerjaan secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penyerahan Tahap Pertama atau Profesional Hand Over (PHO) setelah pekerjaan
mencapai 100%;
2. Penyerahan Tahap Kedua atau Final Hand Over (FHO) setelah pekerjaan
perbaikan, pemeliharaan dan penyempurnaan dilaksanakan sesuai dengan
permintaan direksi.

Pasal 25. Gambar Revisi dan Gambar yang dilaksanakan (Asbuild Drawing)
Untuk semua penyimpangan pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gamar,
baik penyimpanan Itu atas perintah Pemberi Tugas atau tidak, Penyedia Jasa
Konstruksi harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang
dilaksanakan gambar revisi yang memperlihatkan dengan jelas perbedaan antara
gambar-gambar kontrak dengan pekerjaan yang dilaksanakan dan dalam waktu
tidak lebih dari 4 (empat) hari setelah pelaksanaan perubahan gambar tersebut
harus sudah selesai dilaksanakan. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan
gambar-gambar yang sesuai dengan kenyataan pelaksanaan (as built dwaing) dalam
bentuk buku pada waktu penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga) dan semua
pembuatannya ditanggung oleh Penyedia Jasa Konstruksi.

Pasal 26. Papan Nama Kegiatan

Penyedia Jasa Konstruksi harus memasang papan nama kegiatan pada lokasi
kegiatan dengan ukuran dan panjang lebar 80 x 120 cm sebagai papan nama
pemberitahuan yang berisikan informasi pekerjaan yang akan dilaksanakan,
pembiayaan, jangka waktu pelaksanaan, nama Penyedia Jasa Konsultansi dan
Penyedia Jasa Konstruksi. Papan nama kegiatan ini dipasang sebelum pelaksanaan
pekerjaan dimulai dan seluruh biaya yang timbul manjadi beban dan kewajiban
Pelaksana.

Pasal 27. Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


A. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
1. Penyedia Jasa Konstruksi diberikan waktu dalam penyelesaian pekerjaan
selama 120 (Seratus Dua Puluh) hari Kalender terhitung sejak
penandatanganan SPMK;

12
2. Pekerjaan harus dimulai paling lambat 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya
Surat Perintah Kerja;
3. Jumlah hari-hari hujan tidak menjadi alasan untuk perpanjangan waktu
pelaksanaan pekerjaan;
4. Sesuai dengan A.V/S.U. 1941 Pemborong masih bertanggung jawab atas
kualitas pekerjaan selama minimal 5 (lima) tahun setelah penyerahan kedua
pekerjaan, berkurang/rusak yang disebabkan kelalaian pemborong pada
masa kontruksi dan bukan karena akibat kesalahan pihak lain. Oleh sebab
itu pemborong harus bertanggung jawab akan akibat-akibat tersebut (cq.
pasal 54 A.V./S.U. 1941, pasal 1609 KUP tahun 1994 selama masa 10 tahun.
B. JANGKA WAKTU PEMELIHARAAN
1. Jangka waktu pemeliharaan ditetapkan 180 (seratus Delapan puluh) hari
kalender sejak Tanggal Serah Terima Pertama, kemudian diadakan Serah
Terima Kedua atas seluruh hasil pekerjaan;
2. Segala cacat, kekurangan atau kesalahan yang mungkin timbul dalam masa
pemeliharaan akan diperinci oleh Konsultan Pengawas/direksi dalam satu
daftar;
3. Daftar ini berisi uraian kekurangan atau tidak sempurnanya bagian
pekerjaan;
4. Daftar ini akan diberikan kepada kontraktor paling lambat 7 hari setelah
dilaksanakan Serah Terima Pertama Pekerjaan dan tembusannya dilaporkan
kepada Penanggung Jawab Kegiatan. Berdasarkan daftar tersebut
Pemborong harus memperbaiki atau menyempurnakan pekerjaan selama
masa pemeliharaan pekerjaan untuk kemudian diperiksa kembali;
5. Segala cacat/kekurangan yang dimaksud diatas telah diselesaikan dengan
baik oleh pemborong dan telah tiba masanya untuk diadakan penyerahan
terakhir, maka kedua belah pihak antara pemberi tugas dan pemborong
bersama-sama menandatangani Berita Acara Serah Terima untuk kedua
kalinya dan dianggap yang dimaksud dalam kontrak telah tercapai pada
tanggal yang dimaksud dalam kontrak.

Pasal 28. Ketentuan Tambahan dan Pekerjaan Pengujian

Pekerjaan perbaikan yang dimaksud adalah pekerjaan yang dilakukan dengan cara
mengganti atau memperbaiki hasil pekerjaan yang ada yang tidak memenuhi
spesifikasi/standart teknis. Penanganan atau metode perbaikan dikerjakan atau
mengacu pada spesifikasi yang telah ditentukan pada masing-masing pekerjaan.

BAB III

13
SYARAT-SYARAT TEKNIK

Pasal 1. Lingkup Pekerjaan.


Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah Pembangunan Pagar Puskesmas
Lambandia ( DAK) pekerjaan yang harus dilaksanakan sebagai berikut :
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Pagar
- Pekerjaan Akhir

Pasal 2. S i t u a s i.
1. Lokasi bangunan yang akan dilaksanakan terletak di :
• Kecamatan : Lambandia
• Kabupaten : Kolaka Timur.
2. Lokasi pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya
pada waktu rapat penjelasan, untuk itu calon pemborong wajib meneliti situasi
medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya serta pekerjaan
lainnya yang berpengaruh terhadap pembangunan tersebut.
3. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan claim dikemudian hari.
4. Setelah rapat penjelasan Aanwijzing Kontraktor dapat meninjau lokasi sebagai
dasar untuk menghitung anggaran/penawaran.
Pasal 3. Ukuran Tinggi dan Ukuran Pokok.
1. Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam mm, cm
dan meter.
2. Ukuran tinggi peil lantai bangunan mengikuti dari peil bangunan yang sudah
ada dan ketepatan posisi lantai tersebut harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi Lapangan atau mengikut kondisi bangunan yang sudah ada.
3. Penentuan peil lantai bangunan, berpatokan terhadap ketinggian lantai yang
sudah ada atau ketinggian permukaan urugan dan disesuaikan dengan gambar
rencana, dengan mendapat persetujuan direksi lapangan.
4. Ukuran Duga/titik duga harus dipasang permanen, terbuat dari balok kayu
(5x7) cm yang diketam rata-rata pada semua sisinya, kemudian ditanam
ketanah minimal sedalam 1 meter.
Titik duga ini merupakan titik ikat tetap yang harus dibuat kontraktor
dibawah pengamatan Direksi Lapangan dan dijaga posisi dan ketepatannya
selama pelaksanaannya dan penempatannya tidak terganggu oleh pelaksanaan
pekerjaan.
5. Ketentuan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Direksi dengan patok-
patok yang dipancang dan disambung dengan papan Bouwplank yang diketam
rata pada sisi atasnya.
6. Pengukuran sudut siku sedapat mungkin dilakukan dengan alat waterpass atau
theodolith.
Pasal 4. Pekerjaan Persiapan.

14
PENGUKURAN
1. Survey Lokasi
Survay Lokasi Bangunan/ Tapak Bangunan Penyedia Jasa Konstruksi wajib
meneliti situasi dan kondisi yang berhubungan atau kira-kira akan
berhubungan dengan pekerjaan seperti tata letak objek/ bangunan, tapak,
terutama keadaan tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain
yang dapat mempengaruhi harga penawaran;
2. Pembersihan Lokasi
1. Lapangan harus dibersihkan dari semak-semak, dan sisa-sisa
bongkaran/sampah dan lain-lain;
2. Pohon-pohon kayu yang menggangu kelancaran harus ditebang dan hasil
penebangannya dibuang sesuai tempat yang ditentukan Direksi.
3. Ketelitian
Kelalaian atau kurang ketelitian Penyedia Jasa Konstruksi dalam hal ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.
4. Penentuan Ukuran
Dalam pengukuran supaya benar-benar akurat dan disesuaikan dengan gambar
rencana sebelum direalisasikan pekerjaan fisik dan sebaiknya supaya
dikonsultasikan dengan Direksi Lapangan/ Penyedia Jasa Konsultansi
Lapangan, maka pembongkaran menjadi tanggung jawab pihak Penyedia Jasa
Konstruksi pelaksana berikut biaya yang dikeluarkan untuk hal seperti itu.
5. Elevasi Lantai
Duga lantai (permukaan atas lantai) ditentukan sesuai dengan gambar
perencanaan.
6. Patok Pengukuran
1. Ketetapan bangunan diukur dengan kontur yang dipancang kuat-kuat dan
papan terentang dengan ketebalan 2 cm diketam rata pada sisi;
2. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan orang ahli dalam cara-cara
mengukur, alat-alat penyipat datar (Theodolit, Waterpas) prisma silang
pengukuran menurut sistem dan kondisi tanah bangunan dan lain-lain, yang
selalu berada di lapangan.

7. Rencana Kerja dan Cara-cara Pelaksanaan


Dalam waktu 1 (satu) minggu setelah pelulusan, Penyedia Jasa Konstruksi wajib
menyerahkan suatu rencana kerja berupa Bart Chart atau Network Planning.
Rencana kerja tersebut meliputi :

15
1. Tanggal yang diusulkan untuk memulai dan menyelesaikan pembangunan
dari masing-masing bagian pekerjaan;
2. Tanggal yang diusulkan untuk memperoleh bahan-bahan;
3. Jadwal kerja yang diusulkan untuk pekerja-pekerja di lapangan;
4. Jumlah pegawai Penyedia Jasa Konstruksi yang diusulkan selama pekerjaan
berlangsung dengan disebutkan fungsi atau keahliannya;
5. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, setiap pembelian atau pemesanan bahan
oleh Penyedia Jasa Konstruksi harus terlebih dahulu ada pengajuan
Requesheet kepada Penyedia Jasa Konsultansi, atau dalam hal ini pihak
direksi atau perencana;
6. Requesheet permohonan pembelian / pemesanan material harus disertai
dengan contoh untuk mendapat persetujuan Penyedia Jasa Konsultansi;
7. Demikian pula untuk pelaksanaan item-item pekerjaan harus selalu didahului
dengan pengajuan requesheet, dan nanti mendapat persetujuan dari Penyedia
Jasa Konsultansi baru boleh dilaksanakan;
8. Dokumen kontrak antara Owner dan Pelaksana harus masing-masing
dipegang oleh pihak Penyedia Jasa Konsultansi, direksi dan pelaksana
sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.

Pasal 5. Pekerjaan Tanah dan Pasir.

A. Pekerjaan Tanah dan Pasir.


1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Galian Tanah Pondasi
b. Urugan kembali tanah pondasi.
2. Galian Tanah Untuk pondasi pagar.
a. Sebelum pekerjaan galian tanah dimulai, Pemborong harus mengadakan
cek bersama pengawas pekerjaan atas duga tinggi/peil awal permukaan
tanah, sehingga apabila terdapat perbedaan antara lapangan dengan
gambar rencana dapat segera diketahui secara dini, dan melaporkannya
kepada Direksi. Pengajuan atas perbedaan/kelainan setelah Pemborong
melakukan pekerjaan galian, tidak dapat diterima.
b. Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan gambar pelaksanaan, kecuali
ditetapkan lain oleh Direksi berhubung dengan pertimbangan keadaan
setempat.
c. Teknis pelaksanaan galian yang dilakukan dengan untuk memperbesar
volume pekerjaan tanah, tidak dapat dibenarkan, tambahan volume
pekerjaan tanah tersebut di atas, tidak dapat diperhitungkan sebagai
pekerjaan tambahan.
d. Galian yang telah sampai pada peil yang ditentukan harus segera dilaporkan
kepada Direksi untuk diadakan pemeriksaan. Sebelum ada persetujuan
Direksi atas kebenaran kedalaman galian tersebut, Pemborong tidak

16
dibenarkan memulai pekerjaan pasangan pondasi. Dalam hal rawan air
pasang, pengecekan dapat dilakukan sekurang-kurangnya satu hari sekali.

3. Pekerjaan Urugan Tanah kembali.


a. Pekerjaan pengurugan kembali pada pondasi menggunakan tanah eks
galian.
b. Tanah yang dipergunakan untuk pengurugan harus tanah yang baik dan
memenuhi syarat teknis, bebas dari akar, bahan organik, sampah.
4. Pekerjaan Urugan Pasir.
a. Material Pasir Urug yang dipergunakan untuk pengurugan harus dari
bahan yang baik dan memenuhi syarat teknis, bebas dari akar, bahan
organik, sampah dan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan direksi.
b. Direksi dapat memerintahkan pengurugan melebihi ukuran apabila sudah
diperhitungkan penyusutan tanah akibat konsolidasi tanah asli.
Pasal 6. Pekerjaan Batu dan Pasangan Dinding.

A. Pekerjaan Pondasi Batu Gunung

1. Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :


a. Pasangan pondasi batu gunung.
2. Bahan yang dipergunakan :
• Pasangan batu harus terdiri batu yang dipecahkan dengan palu secara
kasar dan berukuran sembarang, sehingga kalau dipasang bisa saling
menutup. Setiap batu harus berukuran minimun 20 cm, akan tetapi batu
yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan Konsultan
Pengawas/Direksi Lapangan.
• Pasir pasang yang dipergunakan harus bersih dan bebas dari lumpur dan
tanah liat, kotoran organik yang dapat merusak pasangan.
• Semen yang dipergunakan dari jenis portland cement yang memenuhi
persyaratan N.I. 8 Type I menurut ASTM.
3. Adukan/Campuran :
• Adukan 1 PC : 4 Pasir dipergunakan untuk :
- Pasangan pondasi Batu gunung sesuai gambar.
4. Cara Pelaksanaan.
• Semua pekerjaan pasangan untuk pondasi boleh dikerjakan atau dimulai
apabila galiannya telah diperiksa dan disetujui ukurannya/kedalamannya
serta kedudukan as-asnya oleh Direksi. Galian pondasi minimal dkerjakan
sesuai gambar, bila bagian yang digali ternyata tanahnya lunak, maka
diteruskan hingga mencapai tanah keras sesuai petunjuk Direksi.
• Galian Pondasi harus cukup lebar untuk bekerja dan sisi-sisinya dijaga dari
longsor.
• pemasangan batu kali tidak boleh dijatuhkan dari atas, jadi harus diatur
dengan baik agar tidak berongga.
• Jika pemasangan pondasi batu belah terpaksa dihentikan maka ujung
penghentian pondasi harus bergigi agar pada penyambungan berikutnya
terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna.

17
• Sebelum diplester, maka perlu dilaksanakan pengerokan siaran pasangan
sehingga plesteran mendapat pasangan yang baik.
• Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan
retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya Kontraktor.
B. Pekerjaan Pasangan Dinding Batu Bata

1. Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :


a. Termasuk dalam pekerjaan pasangan dinding ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan pasangan dinding batu
bata, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan dinding batu bata ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk wakil pemberi
tugas atau pengawas lapangan.
2. Bahan yang dipergunakan :
a. Batu Bata
• Batu bata yang akan digunakan harus baru, terbuat dari tanah yang baik
sesuai dengan dengan ukuran 24 x 10 x 4,5 cm, berkualitas baik dan telah
diperiksa/disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan.
• Batu bata harus berkekuatan tekan/compressive strength sebesar 30 kg/cm2,
dan bisa menahan gaya horizontal/shear strength sebesar 1,7 kg/cm2.
• Batu bata harus matang, bila direndam air akan tetap utuh, tidak pecah atau
hancur.
b. Pasir
• Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kandungan
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar 5%.
• Pasir harus memenuhi persyaratan PUBBI 1970 atau NI-3.

c. Semen
• Semen yang dipergunakan dari jenis portland cement yang memenuhi
persyaratan N.I. 8 Type I menurut ASTM.
d. Air
• Air yang digunakan untuk bahan adukan beton, adukan pasangan, bahan
pencuci agregat dan untuk curing beton, harus air tawar yang bersih dari
bahan-bahan yang berbahaya dari penggunaannya seperti minyak, alkali,
sulfat, bahan organik, garam, silt (lanau).
• Kadar silt (lanau) yang terkandung dalam air tidak boleh lebih dari 2 % dalam
perbandingan beratnya. Kadar sulfat maksimum yang diperkenankan adalah
0,5 % atau 5 gr/lt, sedangkan kadar chloor maksimum 1,5% atau 15 gr/lt. Jika
terdapat keraguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirimkan contoh air
tersebut ke Laboratorium pemeriksaan yang diakui.
• Air yang digunakan tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa, sumber
air yang berlumpur.

3. Adukan/Campuran :
• Adukan 1 PC : 4 Pasir dipergunakan untuk :
- Pekerjaan pasangan batu bata sesuai gambar.

18
4. Cara Pelaksanaan.
• Untuk semua sisi tegak yang berhubungan dengan kolom beton harus
dipasang angker besi Ø 10 mm. Panjang angker minimal 30 cm dan dipasang
dengan jarak 50 cm
• Pemasangan batu bata harus dikerjakan waterpass lapis demi lapis. Setiap
pertemuan sudut harus membentuk sudut siku ( 90⁰ ).

• Semua pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas harus memenuhi persyaratan


dari masing-masing pekerjaan atau menurut petunjuk Konsultan
Pengawas/Direksi Lapangan.

Pasal. 7 Pekerjaan Beton

1. Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :


• Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil
yang baik dan sempurna.
• Pekerjaan ini meliputi beton kolom, beton ring balok untuk bangunan yang
dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan
bekisting/acuan, dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur, seperti
yang ditunjukkan pada gambar. Beton yang digunakan memakai mutu
beton K150.
2. Bahan dan Material.
• Semen.
• Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan
Wakil pemberi tugas atau pengawas lapangan dan harus memenuhi NI-8.
Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk
digunakan. Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai
terangkat dari tanah dan ditumpukkan sesuai dengan syarat
penumpukan semen.

• Pasir Beton

• Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur dan sebagainya; dan harus memenuhi komposisi
butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.
• Koral Beton/Split
• Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta
mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971.
Penyimpanan/penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu
dari yang lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan
perbandingan adukan beton yang tepat
• Material Kerikil (Split) harus bersih dari kotoran dan tanah serta bahan
organik lainnya, dan harus dicuci terlebih dahulu apabila akan digunakan.
• Air Kerja.

19
• Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat
merusak beton dan harus memenuhi NI-3.
• Besi Beton.
• Besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak dan bebas dari cacat
seperti serpih - serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi
persyaratan NI - 2 ( PBI 1971 )
3. Cara Pelaksanaan.
a. Mutu Beton
• Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-150
dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971.
b. Pembesian
• Pembuatan tulang-tulangan untuk bata merah yang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring),
persyaratan harus sesuai PBI-1971.
• Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan
gambar konstruksi.
• Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari
papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai
dengan ketentuan dalam PBI-1971.
• Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam dengan perintah tertulis dari Wakil
pemberi tugas atau Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan.
c. Cara Pengadukan
• Cara pengadukan harus menggunakan adukan 1 PC : 2 PSr : 3 Split.
• Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Wakil pemberi tugas atau Konsultan Pengawas/Direksi
Lapangan.
• Selama pengaadukan, kekentalan adukan beton harus diawasi dengan
jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump
minimum 5 cm dan maksimum 10 cm.
d. Pengecoran Beton.
• Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan
dan penempatan penahan jarak.
• Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan wakil
pemberi tugas atau Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan.
• Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan
harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan
sarang-sarang koral / split yang dapat memperlemah konstruksi.
• Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian itu harus disetujui oleh Wakil
pemberi tugas atau Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan.

20
e. Pekerjaan Acuan/Bekisting.
• Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan / yang diperlukan dalam gambar.
• Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya, selama pengecoran dilakukan.
• Bekisting harus rapat (tidak bocor). Sebelum pengecoran dilakukan,
permukaannya harus licin dan bebas dari kotoran-kotoran, potongan
kayu, tanah/limpur dan sebagainya. Bekisting harus mudah dibongkar
tanpa merusak permukaan beton.
• Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral/split,
pasir dan semen Portland) kepada Wakil pemberi tugas atau pengawas
lapangan, untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.
• Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat
penyimpanan yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap
terjamin sesuai persyaratan.
• Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI-2 (PBI-1971).
• Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya
hujan, harus diperhatikan.
• Beton harus dibasahi selama satu minggu atau lebih setelah pengecoran.
f. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting
• Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan izin tertulis dari
wakil pemberi tugas atau pengawas lapangan. Setelah bekisting dibuka,
tidak diizinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton
tanpa persetujuan dari Wakil pemberi tugas atau pengawas lapangan.

Pasal. 9 Pekerjaan Penutup Dinding


Uraian
Bagian ini meliputi semua pekerjaaan Penutup dinding sesuai yang ditunjuk pada
gambar rencana
Syarat bahan
a. Ukuran penutup dinding mengunkan granit 60 x 60 cm dengan Kualitas baik
atau dengan warna yang disetujui oleh direksi/Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK);
b. Ukuran penutup kolom menggunakan batu alam 25 x 40 cm dengan kualitas
baik dengan warna yang disetujui oleh direksi/Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK);

21
c. Ukuran penutup kolom menggunakan batu alam 25 x 40 cm dengan kualitas
baik dengan warna yang disetujui oleh direksi/Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK);
d. Ukuran, klas dan warna harus sama;
e. Bahan dan contoh terlebih dahulu harus mendapat persetujuan oleh
direksi/Pejabat Pembuat Komitmen dilapangan;
f. Bahan yang telah diterima kontraktor dilapangan, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor.
Pelaksanaan
a. Pemasangan granit/batu alam untuk pola, tipe dan ukurannya harus sesuai
dengan gambar kerja dan petunjuk Pengawas Lapangan.
b. Setelah dasar dinding siap, maka granit/batu alam yang akan dipasang diseleksi
sesuai dengan warna-warna yang sama. Apabila diperlukan pemotongan
dilaksanakan dengan rapi dengan memakai mesin pemotong dan pinggirannya
diasah dengan batu pengasah.
c. Sebelum pemasangan batu alam harus direndam air hingga tercapai kondisi
jenuh air untuk menghindari pengeringan adukan mortar/spesi yang terlalu
cepat.
d. Granit dan batu alam dipasang dengan menggunakan adukan mortar 1 Pc : 3 Ps
dalam perbandingan volume. Pemasangan dengan jalur-jalur (joints/nat) yang
lurus dan apabila terjadi ketidakteraturan jalur diisi dengan pasta semen.
Sesudah cukup kering keramik dicuci dengan lap basah sampai bersih, dan
apabila ada bagian-bagian yang lepas harus cepat diperbaiki.
e. Selama pemasangan dan sebelum kering yang cukup, pemasangan dinding harus
menghindari gangguan lain. Kotoran-kotoran dan lainnya yang menempel pada
permukaan dinding harus segera dibersihkan sebelum menjadi kering.
f. Pemasangan dinding granit/batu alam yang tidak lurus atau tidak rata atau cacat
atau tidak sesuai gambar kerja dapat dilakukan perintah pembongkaran oleh
Pengawas Lapangan, dan biaya yang timbul akibat pembongkaran tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung Kontraktor.
g. Pemasangan granit 60 x 60 cm pada dinding papan nama kantor, sedangkan
untuk pemasangan batu alam 25 x 40 cm dan 20 x 25 cm dipasang pada kolom
pagar sesuai dengan peruntukan pemasangan dapat dilihat pada gambar kerja,
pemasangan tersebut harus rapi dan direkatkan dengan spesi 1Pc : 3Psr.

Pasal. 9 Pekerjaan Pintu Besi dan Ralling Besi

1. Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :


• Pekerjaan ini meliputi pembuatan pintu-pintu besi dan Ralling pagar
seperti yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar.

22
2. Bahan dan Material.
• Dari bahan besi Hollow seperti yang dinyatakan dalam gambar rencana.
• Kusen pintu dan Ralling Pagar terbuat dari besi hollow bentuk dan ukuran
profil dengan ketebalan 4x4 Cm, seperti yang dinyatakan dalam gambar
rencana.
• Bahan rangka daun pintu dan Ralling pagar dari besi hollow dengan
ketebalan 2x4 Cm.
• Finishing pintu besi dan kusen dengan cat bakar anti karat dan dicat
menie, warna akan ditentukan oleh wakil pemberi tugas atau perencana.
3 . Cara Pelaksanaan.
• Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti
dan mendata setiap ukuran di lapangan, detail-detail sesuai gambar.
• Sebelum pemasangan, penimbunan bahan di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat yang terlindung dari cuaca dan bebas dari
karat-karat dan goresan.

Pasal 10. Pekerjaan Plesteran dan Acian.


1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
• Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
• Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian
dalam dan luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar.
2. Bahan dan Material
• Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain.
• Semen yang dipergunakan dari jenis portland cement yang memenuhi
persyaratan N.I. 8 Type I menurut ASTM.
• Untuk semua pekerjaan plesteran tidak diperkenankan menggunakan
kapur.

3. Cara Pelaksanaan.
• Adukan untuk pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan untuk
bahan dan campuran. Pekerjaan plesteran dikerjakan sampai ketebalan
maksimal 2 cm.
• Tebal plesteran tidak boleh kurang dari 1 cm, atau lebih dari 2 cm kecuali
ditetapkan lain, dengan acian dari Pc.
• Pekerjaan plesteran akhir harus betul-betul lurus, rata, datar ataupun
tegak lurus dan pada bagian-bagian sudut harus betul-betul siku dan
tegak lurus ke atas.
• Pada plesteran beton adukan yang digunakan adalah 1Pc : 3 Ps dan
permukaan beton-beton yang diplester harus dibuat kasar terlebih dahulu,
disiram dengan air semen baru kemudian diplester.

23
Pasal 11. Pekerjaan Pengecatan.
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
• Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan yang
disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan
gambar rencana.
2. Bahan dan Material
• Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat khusus untuk luar
yang tahan cuaca, sbb :
Type : Weathershield, Weathercoat, Jota shield, atau setara
Produksi : ICI, Mowilex, Jotun atau yang setara
Kualitas : Acrylic Emulsion Paint. (garansi min 5tahun) anti lumut
Warna: ditentukan kemudian
3. Cara pelaksanaan.
• Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh
plesteran bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
• Sebelum dinding di plamur, plesteran sudah harus betul-betul kering
tidak ada retak-retak dan kontraktor meminta persetujuan kepada Wakil
pemberi tugas atau Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan.
• Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis
dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang
yang rata.
• Permukaan tembok harus sudah kering sempurna. Bersih dari kotoran
minyak dan noda-noda. Cuci dengan larutan asam chloride 10% - 15% dan
bilas dengan air bersih sampai jamur hilang.
• Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang
utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding, dijaga
terhadap pengotoran-pengotoran.

Pasal 12. Pekerjaan Lain-Lain.

1. Sebelum Penyerahan Pertama Pekerjaan Pemborong wajib meneliti semua


bagian pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki. Semua bekas
bongkaran harus dibersihkan dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
2. Meskipun ada pengawas dan unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu
pemborong harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
3. Selama masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua
dilaksanakan, pekerjaan benar-benar telah sempurna sesuai bestek.
4. Semua hal yang belum tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini,
akan ditambahkan dan ditentukan kemudian dalam rapat penjelasan
pekerjaan aanwijzing dengan dilengkapi dengan Berita Acara Penjelasan yang
telah disetujui dan ditanda tangani oleh panitia dan rekanan.
5. Setelah rekanan yang membaca dan mempelajari rencana kerja dan syarat-
syarat ini beserta dengan gambar rencana dan detail, maka setiap lembar dari
RKS ini akan diparaf oleh konsultan dan panitia dari instansi teknis.

24
6. Semua Persyaratan pelelangan / Dokumen Pelelangan yang akan dilampirkan
dalam kontrak kerja bagi pemenang, harus diparaf oleh panitia dan Instansi
Teknis.

Pasal 13. P e n u t u p.
Semua Jenis Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan ini,
meskipun tidak terurai dalam rencana kerja dan syarat ini, namun mempunyai
hubungan dan kepentingan serta berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tetap
harus dikerjakan oleh Kontraktor dan merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan rencana kerja dan syarat-syarat ini.

Tirawuta, 2021

Yang Membuat :
CV. MATRIKS AREA CONSULTANT

SUHARDAD
Direktur

25

Anda mungkin juga menyukai