Anda di halaman 1dari 37

SPESIFIKASI - TEKNIS

Program : Pengembangan Kapasitas Daya Saing Keolahragaan


Kegitan : Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Pada Pendidikan Yang Menjadi
Kewenangan Daerah Kabupaten / Kota
Pekerjaan : Pembangunan Futsal Desa Polo Kec. Bunta
Pembangunan Futsal Multi Fungsi Desa Poh Kec. Pagimana
Lokasi : Desa Polo Kec. Bunta Dan Desa Poh Kec. Pagimana
Tanun Anggaran : 2022

Pasal 1.
SYARAT – SYARAT TEKNIS UMUM

1.1. Persyaratan
1) Sebelum melakukan pekerjaan, Kontraktor harus mempelajari dengan benar dan berpedoman
kepada ketentuan – ketentuan yang tertulis pada gambar – gambar kerja dan RKS ini beserta
lampiranya.
2) Kontraktor diwajibkan melapor kepada Direksi setiap akan melakukan kegiatan pekerjaan
dilapangan.
3) Apabila terdapat perbedaan ukuran, kelainan – kelainan antara Gambar kerja dan RKS serta
kesesuaiannya di lapangan maka Kontraktor diharuskan melapor kepada Direksi untuk segara
mendapatkan keputusan. Kontraktor tidak dibenarkan memperbaiki sendiri perbedaan dan kelainan
tersebut. Akibat dari kelainan Kontraktor dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
4) Daerah Kerja ( Construction Area ) akan diserahkan kepada Kontraktor selama waktu pelaksanaan
pekerjaan dalam keadaan seperti pada saat penjelasan pekerjaan(Aanwijzing) dan dianggap bahwa
Kontraktor telah benar – benar mengetahuitentang :
a. Letak bangunan yang akan didirikan
b. Batas Persil/lahan maupun Kondisi pada saat itu
c. Keadaan permukaan tanah/kontur tanah
5) Kontraktor Wajib menyediakan sekurang–kurangnya 1 (satu ) set lengkap Gambar – gambar kerja
dan RKS di direksi ditempat pelaksanaan pekerjaan untuk dapat dipergunakan setiap saat oleh
Direksi.
6) Atas perintah Direksi, Kontraktor diminta untuk membuat Gambar – gambar penjelasan (
Soft Drawing ) berikut perincian bagian – bagian Khusus ( Detail ) yang biaya pembuatan
gambarnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Gambar tersebut setelah disetujui Direksi secara
tertulis akhirnya menjadi gambar pelengkap dari gambar – gambar kerja yang ada.

1.2. Jadwal Pelaksanaan


1) Dalam waktu paling lambat 1 (satu ) minggu setelah Kontraktor dinyatakan sebagai pemenang
lelang dan telah ditunjuk oleh Pengguna Jasa sebagai pelaksana Kontraktor harus segera mulai
bekerjaan dan membuat :
a. Jadwal Waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara rinci yang digambarkan secara Diagram
Panah ( Network Planning ) atau Curva S
b. Jadwal Pengadaan/ mobilisasi Bahan dan Peralatan
c. Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja Mobilisasi Tenaga Kerja

1
SPESIFIKASI - TEKNIS

d. Bagan / Diagram tersebut diatas harus mendapat persetujuan dari pemberi Tugas / Direksi /
Konsultan Pengawas sebagai dasar/pedoman Kontraktor dalam malaksanakan pekerjaanya
dan Kontraktor wajib mematuhi dan mentaatinya.

1.3. Gambar – gambar kerja


1) Gambar – gambar meliputi Gambar Arsitektur, Gambar Struktur, Gambar Instalasi Listrik, Gambar
Instalasi Plumbing, gambar-gambar Detail serta gambar perubahannya yang telah disetujui oleh
Direksi. Gambar – gambar ini selain dari gambar – gambar yang dibuat Konsultan Perencena juga
gambar – gambar yang dibuat oleh Kontraktor (Soft Drawing) yang telah disetujui Direksi.
2) Apabila terdapat perbedaan ukuran dan penjelasan atau ketidaksesuaian antara gambar yang
berlainan jenis dan lingkupnya maka dapat dipakaipedoman sebagai berikut : Secara fungsi yang
dipakai pedoman adalahGambar Arsitektur
3) Gambar pelaksanaan ( Soft Drowing ) harus dibuat oleh Kontraktor dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Pembuatannya berdasar kepada Gambar kerja Dan di sampaikan kepada direksi, untuk
mendapat persetujuan
b. Pekerjaan pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum Gambar pelaksanaan tersebut disetujui
oleh Direksi.
c. Persetujuan terhadap Gambar Pelaksanaan bukan berarti menghilangkan tanggung jawab
Kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut. Keterlambatan atas proses pembuatan
ShopDrawing ini tidak berarti Kontraktor mendapat perpanjangan waktu pelaksanaan.
d. Soft Drawing tersebut harus dibuat 3 (tiga) rangkap berikut aslinya/kalkirnya dan semua
biaya menjadi tanggung jawab Kontraktor
4) Perubahan gambar kerja/perencanaan hanya dapat dilakukan atas dasar perintah tertulis
direksi/pemberi tugas berdasar pertimbangan Konsultan Pengawas dan konsultan perencanaan
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembuatannya berdasar kepada Gambar kerja Dan di sampaikan kepada direksi, untuk
mendapat persetujuan
b. Gambar sesui terlaksana ( As Build Drawing ), Harus dibuat oleh Kontraktor dengan
ketentuan berikut :
Gambar sesuai terlaksana dibuat dan diserahkan pada akhir pekerjaan dan harus sesuai
dengan hasil pekerjaan terpasang Gambar sesuai terlaksana harus disetujui oleh Direksi, dan
di serahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut aslinya dengan biaya keseluruhan di tanggung
oleh Kontraktor.
1.4. Petunjuk – Petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas
1) Semua instruksi dan Direksi harus dilaksanakan secara baik oleh Kontraktor, jika Kontraktor
keberatan menerima petunjuk/Instruksi Direksi tersebut, maka harus mengajukan secara tertulis
kepada Direksi dalam waktu 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan
2) Apabila dalam batas waktu tersebut diatas Kontraktor tidak mengajukan keberatan maka telah
dianggap telah menyetujui dan menerima petunjukDireksi untuk segera dilaksanakan.
Kontraktor diharuskan merekam atau dalam kata lain mencatat setiap petunjuk/Instruksi
Direksi dalam buku harianlapangan/pelaksanaan dan memintakan tanda tangan atau sepengetahuan
Direksi.

1.5. Penetapan Ukuran


1) Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan ini dan tidak boleh menambah
ukuran tanpa seizin Direksi. Setiap ada perbedaan dengan ukuran-ukuran yang ada harus segera
memberitahukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk segera ditetapkan sebagaimana

2
SPESIFIKASI - TEKNIS

mestinya
2) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib memberitahu Direksi, bagian pekerjaan yang
akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu ketetapan ukuran-ukurannya
3) Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran satu dengan yang lain dalam setiap bagian
pekerjaan dan segera melapor kepada Direksi setiap terdapat selisih/perbedaan ukuran sesuai
ketentuan.
4) Mengingat setiap kesalahan ukuran selalu mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan lainnya, maka
ketetapan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh. Kelalaian Kontraktor
terhadap hal ini tidak dapat diterima dan Direksi berhak untuk membongkar pekerjaan dan
memerintahkan untuk menepati ukuran sesuai ketentuan.
5) Kerugian terhadap kesalahan pengukuran oleh Kontraktor sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

1.6. Buku Harian Lapangan


1) Kontraktor diwajibkan menyediakan dan mengisi Buku Harian Lapangan yang berisi leporan
tentang jumlah tenaga/pekerja, bahan bangunan dan pekerjaan yang dilaksanakan, keadaan
cuaca, peralatan yang dipakai serta lain- lain hal yang di anggap perlu atas petunjuk dan persetujuan
Direksi.
2) Buku Harian Lapangan harus disediakan oleh Kontraktor sesuai jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan dan harus selalu berada di tempat pekerjaan, diisi oleh Kontraktor dan diketahui oleh
Direksi.
3) Direksi mencatat instruksi-instruksi dan petunjuk pelaksanaan yang dianggap perlu pada Buku
Harian Lapangan dan merupakan petunjuk yang harus diperhatikan Kontraktor
4) Buku Harian Lapangan masing-masing dibuat 3 (tiga) rangkap.

1.7. Kebersihan dan Ketertiban


1) Selama pelaksanaan pekerjaan pembangunan berlangsung, Kontraktor harus memelihara kebersihan
lokasi pembangunan atau lingkungannya terutama jalan-jalan disekitar lokasi proyek, Direksi Keet,
Gedung, Los kerja, dan bagian dalam bangunan yang akan dikerjakan harus bebas dari bahan bekas,
tumpukan tanah dan lain-lain.
2) Untuk kebersihan lingkungan terutama di jalan-jalan sekitar lokasi proyek yang harus
dibersihkan adalah kotoan yang disebabkan oleh keluar masukknya kendaraan
proyek. Kelalaian dalam hal ini dapat membuat Pemberi Tugas memberi perintah
pemberhentian pekerjaan yang segalaakibatnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
3) Penimbunan bahan/material yang ada di dalam gudang atau yang ada diluar gudang harus diatur
sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan keamanan umum serta untuk
memudahkan penelitian yang dilakukan olehDireksi
4) Pada Penyerahan Pekerjaan Pertama, situasi bangunan serta halamannya harus bersih dari sisa-
sisa kotoran kerja
1.8. Kecelakaan dan Kesalahan
1) Kecelakaan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan dan menimpa pekerja maupun orang yang
terlibat dalam pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2) Kontraktor diharuskan untuk menyediakan alat kesehatan/ kotak PPPK yang terisi penuh dengan
obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan, lengkap dengan seorang petugas yang mengerti
dalam soal-soal penyelamatan pertama dan kesehata

3
SPESIFIKASI - TEKNIS

3) Kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran (untuk segala jenis api), pasir
dalam bak, galah-galah dan alat penyelamat kebakaran yang lain.
4) Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka Kontraktor harus mengikuti segala ketentuan umum
yang berlaku dan dikeluarkan oleh instansi Pemerintah terutama tentang Undang-undang
keselamatan kerja termasuk segalakelengkapan dan perubahannya.

1.9. Keamanan
1) Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada dan terjadi di daerah kerjannya
terutama mengenai :
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian / kecerobohan baik di sengaja
ataupun tidak disengaja Penggunaan sesuatu bahan yang keliru atau salah
b. Kehilangan-kehilangn barang atau peralatan kerja
c. Perelahian antar pekerja maupun dengan pihak lainnya.
d. Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut diatas, Kontraktor harus melaporkan kepada
Direksi dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan persoalan lebih
lanjut.
2) Untuk mencegah kejadian-kejadian seperti tersebut diatas, Kontraktor harus menyediakan
pengamanan antara lain Penjagaan, penerangan yang cukup diwaktu malam hari, pemagaran
sementara dilokasi kerja dan lain sebagainya.

1.10. Penyediaan Materia / Bahan Bangunan


1) Bila dalam RKS ini disebutkan nama dan pabrik pembuat bahan/material, maka hal ini
dimaksudkan manunjukkan standard minimal mutu/kualitas bahan yang digunakan dalam pekerjaan
ini.
2) Setiap bahan/material yang akan digunakan harus disampaikan kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan. Waktu penyampaian contoh barang harus sedemikian rupa sehingga Direksi dapat
menilainnya.
3) Contoh bahan/material yang harus disediakan atas tanggungan Kontraktor, setelah disetujui oleh
Direksi maka bahan/m aterialtersebut harus ditandai dan diadakn untuk dapat dipakai dalam
pekerjaan nantinya.
4) Contoh bahan/material tersebut selanjutnya disimpan oleh Direksi untuk dijadikan dasar
penolakan bila ternyata bahan/material yang di pakai tidak sesuai dengan contoh.
5) Dalam pengajuan harga penawaran, Kontraktor harus menyertakan sejauh keperluan biaya
untuk pengujian berbagai bahan/material. Tanpa mengingat jumlah tersebut, Kontraktor tetap
bertanggung jawab pula atas biaya pengujian bahan/material yang tidak memenuhi syarat atas
perintah Direksi.
6) Apabila ternyata jenis dan macam bahan/material yang tercantum dalam RKS ini atau melalui
contoh yang diberikan ternyata dalam pengadaannya tidak mencukupi dalam jumlah ( persediaan
terbatas ) maka penggantian bahan/material hanya dapat diberikan dengan izin dari Direksi. Apabila
Kontraktor dalam penggunaan bahan/material tidak sesuai ketentuan tanpa persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas maka Direksi berhak untuk meminta mengganti/membongkar bagian
pekerjaan yang menggunakan bahan/material tersebut untuk diganti dengan yang sesuai ketentuan
kecualiterdapat alasan tertentu yang diketahui/disetujui oleh Direksi.

4
SPESIFIKASI - TEKNIS

1.11. Serah Terima Hasil Pekerjaan


1) Pada akhir Pekerjaan menjelang penyerahan Hasil Pekerjaan tahap pertama
a. Semua bangunan sementara harus dibongkar dan dibersihkan bekas-bekasnya.
b. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik. Bersih, utuh tanpa cacat.
c. Semua bagian yang bergerak harus dijaga kelancaran jalannya, misalnya pintu, jendela,
pintu pagar dll.
d. Semua anak kunci harus dikumpulkan dan diberikan tempat yang baik dengan gambar
penjelasan dan masing-masing posisi di beri tanda yang jelas danmudah dimengerti.
e. Barang/peralatan sanitair harus dijaga kebersihannya. Bila mana terdapat kerusakan dan
cacat pada bagian yang telah selesai, Kontraktor harusmemperbaiaki/Mengganti agar dapat
berfungsi dengan baik dan dapat diterimaoleh Pemberi Tugas.
f. Semua instalasi harus dapat berfungsi dengan baik dan benar. Untuk hal tersebut
sebelum penyerahan Kontraktor bersama-sama dengan Direksi/Konsultan Pengawas. Harus
melakukan uji coba/test pada peralatan tersebut, hingga dapat diketahui bagian mana yang
masih belum dapat berfungsi apabila ditemukan hal yang demikian Kontraktor Harus segera
Membetulkan/mengganti agar peralatan tersebut dapat berfungsi sesuai ketentuan.
2) Kontraktor diwajibkan menyerahkan kepada Direksi berupa :
a. 3 ( tiga ) set Gambar sesuai Terlaksana (Asbuild Drawing) dari seluruh pekerjaan yang
dilaksanakannya termasuk gambar perubahannya.
b. 3 ( tiga ) set album photo proyek
c. 3 (tiga) Jilid Laporan Perhitungan Final Quantity yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas
d. 3 (tiga) Jilid Laporan Final Quality yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas
e. 3 (tiga) Jilid Laporan Kemajuan Pekerjaan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas
3) Kontraktor harus membersihkan dan membuang sisa-sisa bahan/material, sampah, kotoran bekas
kerja dan barang lain yang tidak berguna akibat pekerjaan.

1.12. Photo Proyek


1) Photo Proyek harus dibuat oleh Kontraktor sesuai pengarahan dari Direksi/Konsultan Pengawas
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Tahap I pada saat bobot pekerjaan 0% - 25% (papan nama proyek, Kondisi lokasi
pekerjaan, Persiapan dan Pondasi ).
b. Tahap II pada saat bobot pekerjaan 25% - 50% (Pekerjaan Struktur: Pekerjaan Tembok,
Kolom,Kap )
c. Tahap III Pada saat bobot pekerjaan 50% - 100% (Pekerjaan Arsitektur, Utilitas dan Detail
yang penting).
d. Photo Proyek pada setiap tahap tersebut dibuat sebanyak 3 ( tiga ) set dilampirkan bersama
dengan laporan bulanan sesuai pencapaian bobot pekerjaan dan penagihan temin.
e. Pengambilan titik pandang harus diusahakan tetap dari setiap tahap dan sesuai dengan
pengarahan dari Direksi di lapangan.
f. Photo setiap tahap ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat dengan
penempatan dalam album harus disetujui Pemberi tugas serta teknis penempelannya dalam
album ditentukan oleh Direksi.
g. Untuk Photo kondisi Force majeure diambil sebanyak 3 (tiga) kali.

5
SPESIFIKASI - TEKNIS

1.13. Bouwkeet ( Bangunan Sementara)


Setiap pembangkit tenaga sementara atau penerangan buatan yang dipergunakan untuk pekerjaan harus
disediakan oleh Kontraktor termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran, dan sebagainya.
Setelah pekerjaan selesai Kontraktor wajib menyingkirkan semua barang tersebut dari lokasi pekerjaan,
yang semua beban menjadi tanggung jawab Kontraktor

1.14. Air Kerja


Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan sendiri oleh Kontraktor apabila memungkikan didapat dari
sumber yang sudah ada di lokasi proyek

1.15. Jakan Masuk


1) Tempat Pekerjaan dan Jalan Sementara / jalan masuk ketempat pekerjaan harus diadakan oleh
Kontraktor bilamana diperlukan atau disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan lokasi proyek
tersebut.
2) Kontraktor harus memelihara seluruh jalan-jalan sementara serta sebagainya yang mungkin
diperlukan untuk memasuki bagian pekerjaan dan menyingkirkan/ membersihkan kembali pada
waktu penyelesaian pekerjaan atau jika diperintahkan juga memperbaiki segala kerusakan yang
diakibatkan.

1.16. Pencegahan Pelanggaran wilayah


Kontraktor Diharuskan memagari / mengamankan daerah operasinya disekitar tempat pekerjaan.

1.17. Orang - Orang Yang Tidak Berkepentingan


Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan dan dengan
tegas memberikan perintah demikian kepada staf pelaksana yang berugas dan para penjaga

1.18. Perlindungan Terhadap Milik Umum


1) Kontraktor harus menjaga agar lalan umum, dan hak memakai jalan , bersih dari alat-alat mesin,
bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan
umum maupun pejalan kaki, selama kontrak berlangsung.
2) Kontraktor harus bertanggung jawab atas gangguan atau pemindahan yang terjadi atas utilitas
(perlengkapan umum) seperti saluran air, telephone, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh
operasi-operasi Penyedia .

1.19. Perlindungan Terhadap Bangunan Yang ada


1) Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebagainya ditempat pekerjaan,
dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebapkaan karena operasi-opersi
2) Kontraktor dalam arti kata yang luas. Itu semua harus diperbaiki oleh Kontraktor hingga dapat
diterima oleh Pemberi Tugas.

1.20. Penjagaan dan Pemagaran Sementara


1) Kontraktor harus bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap
pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang malam. Pemberi Tugas tidak
bertanggung jawab terhadap Penyedia Jasa.
2) Kontraktor, dan Sub Kontraktor, bertanggung jawab atas kehilangan serta kerusakan bahan-bahan
bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedangdalam pelaksanaan.
3) Kontraktor wajib mengadakan, mendirikan dan memelihara pagar sementara yang mungkin
diperlukan untuk pengamanan dan perlindungan terhadappekerjaan.

6
SPESIFIKASI - TEKNIS

1.21. Perlingdungan Pekerjaan


Kontraktor bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan- bahan bangunan dan
perlengkapan instalasi di tempat pekerjaan, hingga kontrak selesai dan diterima oleh Pemberi Tugas.

1.22. Gangguan Pada Tetangga


Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan menyebabkan gangguan pada penduduk
yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan sesuai pengarahan Pemberi Tugas, dan semua resiko akibat
gangguan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor

1.23. Pelaksanaan Pekerjaan diluar Jam Normal


Kontraktor akan mendapatkan izin tertulis dari Pengawas lapangan untuk melaksanakan pekerjaan yang
tertera dalam kontrak ini diluar jam-jam kerja, pada hari minggu atau hari-hari libur-resmi.
1.24. Pelaksanaan Pekerjaan Diluar Lokasi Pekerjaan
Apabila Kontraktor melaksanakan pekerjaan diluar lokasi pekerjaan supaya memberitahukan kepada
direksi/Pemberi Tugas untuk diadakan pemeriksaan.

Pasal 2.
LINGKUP PEKERJAAN

2.1. Keterangan Umum


1) Pekerjaan ini yang harus diselesaikan seperti yang dimaksud oleh RKS ini adalah sesuai dengan
Gambar-gambar Pelaksanaan dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
2) Pekerjaan ini terletak di Kecamatan Pagimana dan Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai Propinsi
Sulawesi Tengah.
2.2. Ikhtisar Pekerjaan
1) Pekerjaan dimaksud dalam Spesifikasi ini adalah :
a. Pembangunan Lapangan Futsal Desa Polo Kec. Bunta
b. Pembangunan Lapangan Futsal Multifungsi Desa Poh Kec. Pagimana
2) Lingkup Kegiatan Meliputi :
Pekerjaan Futsal
a. Devisi 1 : Pekerjaan Persiapan Lapangan / Sitework
b. Devisi 2 : Pekerjaan SMKK
c. Devisi 3 : Pekerjaan Tanah
d. Devisi 4 : Pekerjaan Struktur
- Pek. Beton Tepi Lapangan (20 x 40) Cm
e. Devisi 5 : Pekerjaan Arsitektur
- Pekerjaan Lantai
- Pekerjaan Pengecatan
- Pekerjaan Pagar dan Pengecatan
f. Devisi 6 : Pekerjaan Lain – Lain
2.3. Pekerjaan Persiapan
1) Mobilitas Peralatan
Penyediaan pengangkutan, peralatan-peralatan, kendaraan-kendaraan/ alat- alat besar yang
menunjang pelaksanaan proyek baik yang menyewa maupun milik
perusahaan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

7
SPESIFIKASI - TEKNIS

2) Pengukuran
a. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan pengukuran- pengukuran
lapangan dan pematokan untuk dapat menentukan patok-patok utama bagi pembangunan.
Biaya pengukuran dan pematokan sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor
b. Kontraktor sebelum memulai pengukuran harus memperhatikan ketentuan batas-batas yang
telah ditentukan oleh Pemberi Tugas bersama Direksi Pengawas
c. Pengambilan peil dan pengukuran harus atas persetujuan dari Direksi Pengawas dan bila ada
hal-hal yang belum jelas atau terdapat permasalahan yang harus segera disampaikan untuk
ditetapkan. Kekeliruan dalam hal ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.4. Sarana Proyek


Kontraktor harus memperhitungkan sarana proyek berupa fasilitas penerangan dan penyediaan air bersih
yang cukup pada saat pelaksanaan, dan akses masuk ke lokasi pekerjaan.

2.5. Kantor Kerja Direksi / Pengawas di Lokasi Pekerjaan


Dalam lokasi proyek, Penyedia Jasa/Kontraktor harus menyiapkan sebuah kantor untuk Direksi dengan
ukuran sesuai dengan kebutuhan dan peralatan yang cukup seperti meja, kursi, untuk digunakan sebagai
tempat kerja direksi. Dalam ruang tersebut dibuat rak contoh-contoh material yang akan digunakan.

2.6. Retribusi Galian C


Kontraktor selama pelaksanaan harus mengurus Retribusi Galian C atau izin-izin lain sehubungan dengan
proyek ini sampai selesai, atas biaya Kontraktor dan tanpa mengganggu schedule pelaksanaan proyek.

2.7. Keamanan Proyek


Kontraktor harus menempatkan petugas keamanan untuk menjaga keamanan proyek, baik barang-barang
milik perusahaan maupun direksi.

2.8. Pemeliharaan Bangunan


Kontraktor harus memperhitungkan biaya pemeliharaan, kebersihan dan tanggung jawab atas
kerusakan-kerusakan akibat kesalahan teknis selama waktu pemeliharaan.

2.9. Kontrol Kualitas Bahan


Kecuali ditentukan lain, Kontraktor harus sudah mempertimbangkan semua biaya sehubungan dengan
kontrol kwalitas bahan kepada pihak ketiga. Kontraktor harus menyediakan alat-alat praktis untuk
memeriksa bahan tersebut.

2.10. Standar Yang dipakai


Semua pekerjaan harus berdasarkan Normalisasi Indonesia (NI), Standard Industri Indonesia (SII)
Peraturan-peraturan Nasional maupun Internasional lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan ini
seperti :

1) Keputusan Presiden RI. Nomor 42 Tahun 2002


2) Surat Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah RI Nomor : 339/KPTS/M/2003
tanggal 31 Desember 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi oleh
Instansi Pemerintah.
3) Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI. No. : 332/KPTS/ M/2002 Tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
4) Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/ Jasa Pemerintah

8
SPESIFIKASI - TEKNIS

5) Peraturan Menteri Nomor 11-PRT-M-2013 tentang pedoman analisis harga satuan pekerjaan bidang
pekerjaan umum
6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 28/PRT/M/2016.
7) Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.
8) Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1981 beserta Pedomannya
9) Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia disingkat PUBI-1982
10) Peraturan Beton Indonesia disingkat SK SNI 03-2847-2002
11) Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971
12) Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK SNI T-15-1991-03
13) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia ( PPBBI - 1983 )
14) Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI-NI-1961.
15) Peraturan Cat Indonesia – N4.
16) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1977
17) Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara
18) Pedoman Plumbing Indonesia, tahun 1979.
19) Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum.
20) Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Umum Telekomunikasi.
21) Peraturan Dinas Pemadam Kebakaran.
22) Peraturan yang dilakukan oleh Dewan Normalisasi Indonesia :
c. N-1.3. : Peraturan Umum untuk pemeriksaan bahan bahan bangunan dan pelaksanaan
pembangunan di Indonesia (PUBB) 1956
d. N-1.4. : Peraturan Cat Indonesia
e. N-1.6. : Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 1977 dan
International Electrotechnical Commission (IEC)
f. N-1.8. : Peraturan Cement Portland
g. N-1.10. : Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan
h. N-1.143-53 : Pengawetan kayu untuk bangunan rumah dan gedung
23) Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara oleh Departemen
Pekerjaan Umum.
24) Standard Industri Indonesia ( SII ).
25) Algemene voorwearden voor de uitvoering bij aaneming van openbare warken, yang disahkan
dengan Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda nomor 28 tanggal 9 Mei 1941 dan tambahan
lembaran Negara nomor 14571 (khusus pasal- pasal yang masih berlaku).
26) Untuk bahan bahan yang tidak dan belum ada peraturannya di Indonesia dipakai syarat-syarat yang
ditentukan oleh pabrik bahan bahan tersebut
27) undang-undang dan peraturan-peraturan pemerintah umumnya dan pemerintah daerah khususnya
yang berlaku untuk pelaksanaan pekerjaan pemborongan.
28) Algemene Vooschreften voor Drinkweter Instalatie (A.V.W.I)
29) Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan tertulis yang diberikan pengawas pekerjaan untuk
mencapai tujuan pembangunan
30) Apabila ternyata terdapat revisi terakhir dari peraturan-peraturan tersebut diatas, maka revisi
terakhir yang menjadi acuan dalam pelaksanaannya. Demikian pula apabila bertentangan dengan
Spesifikasi Teknik ini maka yang berlaku adalah instruksi/ keputusan Direksi Pengawas.

2.11. Penggunaan, Persyaratan Teknis


1) Persyaratan Teknis ini dipersiapkan untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan meliputi
bangunan dan pekerjaan lainnya sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, kecuali
disebutkan lain. Maka setiap bab dalam persyaratan ini, disesuaikan dengan yang dinyatakan dalam

9
SPESIFIKASI - TEKNIS

gambar-gambar kerja. Keterngan-keterangan tambahan tertulis dan perintah dari konsultan


Pengawas/ perencanaan ataupun Tim Pengelola Teknis.
2) Standard-standard yang dipakai terutama adalah standar-standar yang berlaku, sedangkan untuk
pekerjaan-pekerjaan yang standardnya belum dibuat dan diberlakukan di Negara ini, maka harus
digunakan Standard-standar Internasional yang berlaku atau setidak-tidaknya standard dari Negara-
negaraprodusen bahan yang menyangkut pekerjaan tersebut.

2.12. Penjelasan Spesifikasi dan Gambar


1) Kontraktor wajib meneliti semua Gambar dan Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS) termasuk
tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
(Aanwijzing).
2) Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat/ berlaku
adalah RKS, bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka gambar yang
mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku, begitu pula apabila dalam bestek (RKS) tidak
dicantumkan sedangkan gambar ada, maka gambarlah yang mengikat.
3) Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan
menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada Konsultan Pengawas dan
Kontraktor meliputi keputusannya

Pasal 3.
PEKERJAAN PERSIAPAN LAPANGAN/SITEWORK

3.1. Mobilisasi dan Demobilisasi


1) Mobilitas dan Demobilisasi
Penyediaan pengangkutan, peralatan-peralatan, kendaraan-kendaraan/ alat- alat besar yang
menunjang pelaksanaan proyek baik yang menyewa maupun milik perusahaan yang dipergunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
2) Pengukuran
a. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan pengukuran- pengukuran lapangan
dan pematokan untuk dapat menentukan patok-patok utama bagi pembangunan. Biaya
pengukuran dan pematokan sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor
b. Kontraktor sebelum memulai pengukuran harus memperhatikan ketentuan batas-batas yang
telah ditentukan oleh Pemberi Tugas bersama Direksi Pengawas
c. Pengambilan peil dan pengukuran harus atas persetujuan dari Direksi Pengawas dan bila ada
hal-hal yang belum jelas atau terdapat permasalahan yang harus segera disampaikan untuk
ditetapkan. Kekeliruan dalam hal ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.2. Pas. Papan Nama Proyek


Pasangan Papan Nama Proyek dengan ukuran 1 x 1,50 m terbuat dari Papan Tripleks yang di Leter
dengan baik atau dari Baliho yang di cetak dan direkatkan pada penyangga kayu 5/7 atau kayu 4/6
yang mencamtumkan : Nama instasi pemberi tugas, Nama Proyek dan Jenis Pekerjaan, Sumber Dana
dan Tahun Anggaran, Nomor Kontrak dan Tanggal Kontrak, Harga Borongan dan Waktu Pelaksanaan,
Nama Konsultan Perencana dan Pengawasan (bila ada) dan Nama Perusahaan (Kontraktor) Pelaksana.
1) Persyaratan Bahan
Bahan‐bahan untuk pembuatan papan nama proyek menggunakan bahan tripleks / Baliho untuk
papan nama, dan balok kayu 5/7 atau balok 4/6 sebagai sandaran dan tiang papan nama.
2) Syarat Pelaksanaan
Papan nama proyek / kegiatan ditulis diatas permukaan tripleks / Baliho. Uraian yang akan
dirincikan dalam papan nama proyek berdasarkan petunjuk dari pihak proyek. Papan nama

10
SPESIFIKASI - TEKNIS

proyek harus jelas dan terpasang pada bagian depan bangunan agar mudah dibaca dan diketahui
oleh umum.
3) Pengukuran dan pembayaran :
a. Pengukran
Kuantitas Pekerjaaan dihitung berdasarkan volume pemasangan papan nama proyek
yang sesuai dengan persyaratan ini
b. Pembayaran
Kuantitas Pekerjaan yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar dengan
harga satuan kontrak ( B u a h ) untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dan dalam daftar
kuantitas dan harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan Papan nama proyek dan tenaga kerja

3.3. Pembersihan/Pembongkaran dan Removal


1) Lingkup Pekerjaan
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus memotong, membongkar, mencabut, menyingkirkan
dan membuang bahan‐bahan organik dan benda‐benda / barang‐barang asing lainnya yang dapat
mengganggu atau merusak pekerjaan, dalam areal pekerjaan seperti diuraikan dalam Kontrak,
termasuk lahan‐lahan yang digunakan untuk bangunan / struktur, jalan dan lahan‐lahan yang
akan digali atau diurug. Pembersihan lokasi dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana
(Siteplan). Hasil pembongkaran bangunan seperti puing puing bangunan akan diratakan kembali
sebagai bahan penambah timbunan tanah dibawah lantai.
4) Persyaratan Bahan dan Peralatan:
a. Tidak ada bahan yang digunakan
b. Peralatan yang digunakan adalah menggunakan alat alat pertukangan dan Peralatan lainya
yang diperlukan sesuai dengan petunjuk Direksi dan Konsultan Pengawas.
5) Syarat Pelaksanaan :
a. Sebelum melaksanakan pembersihan lapangan disyaratkan bagi kontraktor untuk
mengsterilkan lokasi pekerjaan agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
b. Semua sampah sampah baik sampah organik maupu organik dikumpulkan dan dibuang
ketempat pembuangan akhir.
c. Sisa pembongkaran berupa puing – puing tembok akan digunakan kembali setelah dilakukan
penghancuran dan perataan sebagai bahan timbunan tanah dibawah lantai.
d. Semua biaya yang ditimbulkan akibat pekerjaan ini adalah tanggung jawab kontraktor
pelaksana.
e. Pembersihan dan perataan lokasi pekerjaan harus diperiksa / disetujui oleh direksi dan
konsultan pengawas
6) Pengukuran dan pembayaran
a. Pengukran
Kuantitas Pekerjaaan dihitung berdasarkan volume Pembersihan dan Perataan Lokasi
pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan ini.
b. Pembayaran
Kuantitas Pekerjaan yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar dengan
harga satuan kontrak ( m 2 ) untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dan dalam daftar
kuantitas dan harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan Pembersihan dan perataan lokasi pekerjaan, peralatan dan tenaga kerja

11
SPESIFIKASI - TEKNIS

3.4. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank


1) Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan‐bahan dan peralatan yang diperlukan untuk terlaksananya
pekerjaan ini dengan baik. Pekerjaan ini meliputi pembuatan Bouwplank yang terdiri dari alat
ukur elevasi, meter, benang Waterpass, balok kayu 5/7 dan papan kayu, dan dipasang tegak
berdasarkan petunjuk Direksi / Pengawas.
2) Persyaratan Bahan :
Bahan‐bahan untuk pembuatan Bouwplank adalah ukuran 5/7 dan Papan 2/20 kelas II atau kelas III.
3) Syarat Pelaksanaan :
a. Pasangan Bouwplank menggunakan kayu ukuran 5/7 dipasang setiap jarak 2,00 m’,
sedangkan papan bouwplank ukuran 2/20 cm dari kayu papan Kelas III diketam halus dan
lurus bagian atasnya dan dipasang datar (waterpass).
b. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah, Berjarak cukup dari rencana galian,
diusahakan bouwplank tidak goyang akibat pelaksanaan galian, Terdapat titik atau dibuat
tanda-tanda, dan Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan
bouwplank lainnya.
c. Pengukuran meliputi pengukuran / penentuan koordinat dan elevasi. Koordinat dan elevasi
titik yangdiperlukan, ditentukan berdasarkan titik rujukan (Bench Mark) Seperti ditunjukan
dalam gambar atau ditetapkan oleh Direksi.
d. Aktualisasi dan Artikulasi titik‐titik tersebut diatas berupa titik‐titik yang dipasang pada
bouwplank (papan rujukan bangunan/struktur) yang apabila dihubungkan (dengan benang)
satu dengan yang lain akan merupakan garis‐ garis sumbu bangunan yang melalui titik‐titik
yang diperlukan.
e. Bouwplank harus dibuat dan dipasang oleh Pelaksana sedemikian rupa sehingga
mempunyai elevasi (rujukan) tertentu yang letaknya jauh dari kegiatan yang dapat
mengganggu, merusak dan merubah elevasinya. Pelaksanaan Konstruksi maupun
dimensi bench mark akan ditentukan kemudian oleh Direksi.
4) Pengukuran dan pembayaran :
a. Pengukran
Kuantitas Pekerjaaan dihitung berdasarkan volume Pengkuran dan pemasangan
Bouplank yang sesuai dengan persyaratan ini.
b. Pembayaran
Kuantitas Pekerjaan yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar dengan
harga satuan kontrak ( m 1 ) untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dan dalam daftar
kuantitas dan harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan Pengkuran dan pemasangan Bouwplank, peralatan dan tenaga kerja

3.5. Pemb. Kotak Adukan 40 x 50 x 25 Cm


1) Lingkup Pekerjaan :
a. Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus membuat bak adukan sebagai tuangan
ukuran untuk mencampur material beton agar menghasilakan beton sesuai dengan
perencanaan pekerjaan ini.
b. Menyediakan tenaga kerja, bahan‐bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
terlaksananya pekerjaan ini dengan baik. Pekerjaan ini meliputi pembuatan
Pembuatan Kotak adukan 40x50x25Cm berdasarkan petunjuk Direksi / Pengawas.
c. Pekerjaan ini meliputi pembuatan bak adukan sebagai tuangan untuk ukuran mencampur
material beton dan spesi, selain itu dapat digunakan juga untuk mengangkut bahan dan
material lainnya.

12
SPESIFIKASI - TEKNIS

2) Persyaratan Bahan :
Bahan‐bahan untuk pembuatan Bak Adukan terbuat dari kayu Papan, dengan ukuran
tebal minimal 3 cm dan lebar 20 cm. Untuk rangka kayu terbuat dari balok kayu berukuran 5/7.
3) Syarat Pelaksanaan :
Bak Adukan dibuat dengan ukuran yang dipersyaratkan yaitu dengan ukuran berdasarkan hasil
ketentuan dari masing‐masing job mix design.
4) Pengukuran dan pembayaran :
a. Pengukran
Kuantitas Pekerjaaan dihitung berdasarkan volume Pembuatan Bak adukan
40x50x25cm yang sesuai dengan persyaratan ini.
b. Pembayaran
Kuantitas Pekerjaan yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar dengan
harga satuan kontrak ( B u a h ) untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dan dalam
daftar kuantitas dan harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh
untuk penyediaan pekerjaan Pembuatan Bak adukan 40x50x25cm, dan peralatan dan
tenaga kerja

3.6. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)


Kontraktor wajib melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) dilokasi pekerjaan.
1) Lingkup Pekerjaan :
a. Penyiapan Rencana Keselamatan Kerja
b. Sosialisasi, Promosi & Pelatihan
c. Alat Pelindung Kerja & Alat Pelindung Diri
d. Asuransi dan perizinan
e. Personil K3 Konstruksi
f. Fasilitas, Sarana & Prasarana K3
g. Rambu dan Perlengkapan Lalu Lintas yang diperlukan atau Manajemen Lalu Lintas
h. Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi
i. Kegiatan dan peralatan terkait Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi
2) Standar Rujukan :
a. PP 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 - Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

Pasal 4.
PEKERJAAN TANAH

4.1. Galian Tanah Pondasi


1) Lingkup Pekerjaan :
a. Pekerjaan galian tanah mencakup galian tambahan pondasi baru, dan semua penggalian
baik pipa-pipa sub drainase serta pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan itu.
b. Tahapan untuk mendapatkan peil, yang sesuai dengan peil permukaan lantai yang tertera
dalam gambar
c. Konstruksi Pondasi
d. Pekerjaan galian tanah yang nyata – nyata diperlihat dalam gambar
2) Persyaratan Bahan :
Tidak ada bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini

13
SPESIFIKASI - TEKNIS

3) Syarat Pelaksanaan :
a. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman yang
disyaratkan atau ditentukan dan diindikasikan dalam gambar denganncara yang
sedemikian rupa, sehingga persyaratan dari pekerjaan selanjutnya terpenuhi.
b. Galian mencakup pemindahan tanah serta batu‐batuan dan bahan lain yang dijumpai
dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Galian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk
membangun maupun memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan, dan juga untuk
mengadakan pembersihan.
d. Jika terdapat air menggenang dalam parit/galian pondasi harus dipompa keluar,
sehingga pada waktu pemasangan pondasi parit/galian pondasi dalam keadaan
kering.
e. Jika terdapat tempat yang gembur pada dasar parit/ galian pondasi harus digali dan
ditimbun kembali dengan material yang disetujui oleh Direksi/Direksi Teknik,
disiram air dan dipadatkan.
f. Galian harus mencapai kedalaman seperti tercantum dalam gambar bestek dan cukup
lebar untuk bekerja dengan leluasa.
g. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga
dicapai kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan dari
pada galian.
h. Setiap kali pekerjaan galian selesai, Pelaksana wajib melaporkannya kepada Pengawas
Lapangan untuk diperiksa pekerjaan selanjutnya.
i. Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus bebas dari bahan
lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar Kerja atau sesuai
petunjuk Pengawas bahan urugan.
j. Bila bahan yang tidak sesuai terlihat Pelaksana harus melakukan penggalian
tambahan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, sampai kedalaman dimana daya
dukung yang sesuai tercapai.
k. Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum
pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air permukaan lainnya
tidak merusak permukaan galian.
l. Untuk menggali tanah lunak, Pelaksana harus memasang Dinding penahan tanah
sementara untuk mencegah longsornya tanah ke dalam tubang galian. Pelaksana
harus melindungi galian dari genangan air atau air hujan dengan menyediakan saluran
pengeringan sementara atau pompa.
m. Galian di bawah Elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian Pelaksana harus
diperbaiki sesuai petunjuk Pengawas Lapangan tanpa tambahan biaya dari pengguna
barang jasa.
n. Bila ditemukan batu ‐ batuan, Pelaksana harus memberitahukan kepada Pengawas
Lapangan yang akan mengambil keputusan, sebelum penggalian dilanjutkan.
4) Pengukuran dan pembayaran :
a. Pengukran
Kuantitas galian akan dihitung berdasarkan volume galian padat, yang diukur
berdasarkan luas penampang rata‐rata dikalikan dengan panjang galian.
b. Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar dengan harga
satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah dan ditunjukan dalam
daftar kuantitas dan harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh
untuk penyediaan tenaga kerja

14
SPESIFIKASI - TEKNIS

No Urut Uraian Satuan Pengukuran

1. Galian Tanah M3

4.2. Urugan Kembali


1) Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi penimbunan kembali bekas galian Pondasi, urugan pasir bawah lantai /
pondasi, pekerjaan akhir pipa-pipa sub drainase serta pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan
dengan itu, penggalian dan penimbunan kembali dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang nyata-
nyata tertera dalam gambar dan syarat-syarat teknik.
2) Persyaratan Bahan :
Tanah urug yang digunakan adalah tanah non plastis, minimal digolongkan dalam klasifikasi
A‐2‐7 (Pasir lanauan atau lempungan, AASHTO). Pasir urug yang digunakan adalah material
yang digolongkan dalam klasifikasi A‐1‐b (Fragmen batuan kerikil dan pasir, AASHTO) Khusus
untuk urugan pasir pada bantalan pipa drainase, pipa sanitasi dan pipa air bersih dan urugan
pasir pada peresapan, material yang digunakan adalah material yang digolongkan dalam
klasifikasi A‐3 (Pasir halus, AASHTO)Seluruh material yang digunakan harus bebas dari
kandungan garam‐garaman yang berlebihan.
3) Syarat Pelaksanaan :
a. Pengurugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan dengan menggunakan
alat pemadatan sehingga minimal sama dengan keadaan tanah sebelum digali.
b. Pekerjaan penimbulan kembali harus disertai dengan pekerjaan pemadatan, dimana dalam
proses pemadatan tersebut kadar air optimum harus dipertahankan (jika kondisi urugan
terlalu kering, harus ditambahkan dengan air / disiram).
c. Tidak dibenarkan menguruk galian dengan tanah yang mengandung Lumpur dan sisa-sisa
tumbuhan.
4) Pengukuran dan pembayaran :
a. Pengukran
Kuantitas galian akan dihitung berdasarkan volume Timbunan padat, yang diukur
berdasarkan luas penampang rata‐rata dikalikan dengan Tinggi Timbunan.’
b. Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar dengan harga
satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah dan ditunjukan
dalam daftar kuantitas dan harga dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan Timbunan dan tenaga kerja

Tabel 1. Macam – macam timbunan

No Urut Uraian Satuan Pengukuran


1 Urungan Bekas Galian M3
2 Urugan Tanah dibawah Lantai M3
3 Urugan Pasir dibawah Pondasi M3
4 Urugan Pasir dibawah Lantai M3
5 Pemadatan Tanah Timbunan M3

15
SPESIFIKASI - TEKNIS

4.3. Urugan Tanah


1) Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi penimbunan tanah dibawah lantai dan halaman kantor peninggian tanah dan
pekerjaan-pekerjaan lainnya yang nyata-nyata tertera dalam gambar dan syarat-syarat teknik.
2) Persyaratan Bahan :
Tanah urug yang digunakan adalah tanah non plastis, minimal digolongkan dalam klasifikasi
A‐2‐7 (Pasir lanauan atau lempungan, AASHTO). Pasir urug yang digunakan adalah material
yang digolongkan dalam klasifikasi A‐1‐b (Fragmen batuan kerikil dan pasir, AASHTO) Khusus
untuk urugan pasir pada bantalan pipa drainase, pipa sanitasi dan pipa air bersih dan urugan
pasir pada peresapan, material yang digunakan adalah material yang digolongkan dalam
klasifikasi A‐3 (Pasir halus, AASHTO)Seluruh material yang digunakan harus bebas dari
kandungan garam‐garaman yang berlebihan.
3) Syarat Pelaksanaan :
a. Urugan tanah dan pasir dilaksanakan di bawah lantai seperti tertera pada gambar, dan
pelaksanaannya harus lapis demi lapis dengan batas maksimum 30 cm untuk hamparan
setiap lapisan. Dalam setiap lapisannya, urugan harus dipadatkan dengan alat pemadat
yang disetujui sampai dicapai tingkat kepadatan lapangan yang cukup baik, sesuai
dengan petunjuk Direksi Teknik/Konsultan Pengawas/
b. Seluruh bagian bangunan yang direncanakan harus ditimbun sampai mencapai
ketinggian yang ditentukan, dengan menggunakan bahan timbunan yang cukup baik,
bebas dari sisasisa rumput, akar‐akar dan lain‐ lainnya serta dapat mencapai nilai
CBR minimal 4 % rendam air. Dalam hal ini harus mengikuti petunjuk‐petunjuk Direksi /
Konsultan Pengawas
c. Pekerjaan Urugan Tanah harus disertai dengan pekerjaan pemadatan, dimana dalam
proses pemadatan tersebut kadar air optimum harus dipertahankan (jika kondisi urugan
terlalu kering, harus ditambahkan dengan air / disiram).
d. Untuk pekerjaan penimbunan kembali dibawah atau disekitar bangunan dan
perkerasan harus sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi ini.
4) Pengukuran dan pembayaran :
a. Pengukran
Kuantitas Urugan tanah akan dihitung berdasarkan volume Urugan tanah dalam
keadaan padat, yang diukur berdasarkan luas penampang rata‐rata dikalikan dengan
Tinggi Urugan tanah padat.
b. Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar dengan harga
satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah dan ditunjukan
dalam daftar kuantitas dan harga dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan Timbunan dan tenaga kerja

4.4. Pemadatan Tanah Timbunan


1) Lingkup Pekerjaan :
Pemadatan Tanah Timbunan dengan ketebalan ± 60 cm adalah suatu proses pekerjaan pemadatan
tanah dengan menggunakan alat-alat mekanis untuk pekerjaan yang berskala besar dan untuk
pekerjaan berskala kecil dengan resiko tidak terlalu tinggi dapat menggunakan tenaga
manusia, hal ini dilakukan untuk mengurangi rongga-rongga antara butiran bahan yang terlalu
besar mungkin berisi udara
2) Persyaratan Bahan dan Peralatan:
a. Tidak ada bahan yang digunakan
b. Peralatan yang digunakan adalah menggunakan Stamper 5,5 HP atau Babyroller

16
SPESIFIKASI - TEKNIS

3) Syarat Pelaksanaan :
a. Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus dikeringkan terlebih
dahulu.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan penempatan dan pemadatan bahan-
bahan urugan dan juga memperbaiki kekurangan - kekurangan akibat pemadatan yang
tidak cukup.
c. Kontraktor harus menetukan jenis ukuran dan berat dari alat yang paling sesuai untuk
pemadatan bahan urugan yang ada.
d. Alat-alat pemadatan ini harus mendapat persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.
e. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapisan
maksimum 30 cm. dan dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90% (modified
proctor)dari kepadatan kering maksimum seperti yang ditentukan dlam AASHTO T 99
f. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hari hujan,
pemadatan harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih
besar dari 2 % kadar air optimum.
g. Kontraktor diwajibkan melakukan tes kepadatan tanah apabila diminta oleh Direksi
/ Konsultan Pengawas, sebanyak titik yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas,
yang harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan ibuatkan laporan tertulis untuk
tiap titik meliputi area 150 m2
4) Pengukuran dan pembayaran :
a. Pengukran
Kuantitas pemadatan tanah akan dihitung berdasarkan volume Urugan tanah dalam
keadaan padat, yang diukur berdasarkan luas
penampang rata‐rata dikalikan dengan Tinggi Urugan tanah padat.
b. Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar dengan harga
satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah dan ditunjukan
dalam daftar kuantitas dan harga dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan Timbunan dan tenaga kerja

4.5. Urugan Pasir bawah lantai


1) Lingkup Pekerjaan :
a. Bagian ini meliputi penimbunan pasir dibawah lantai dengan ketebalan 5cm (Sesuai
Gambar Kerja), pemadadatan urugan pasir, penyiraman urugan pasir dan pekerjaan-
pekerjaan lainnya yang nyata-nyata tertera dalam gambar dan syarat-syarat teknik.
b. Menyediakan tenaga kerja, bahan‐bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
terlaksananya pekerjaan ini dengan baik. Pekerjaan ini meliputi Urugan pasir dibawah
lantai berdasarkan petunjuk Direksi / Pengawas.
2) Persyaratan Bahan dan Peralatan:
a. Pasir yang dipakai harus pasir kali bukan pasir laut, dengan persyaratan bahwa pasir
harus dalam keadaan bersih dari Lumpur, tanah dan tidak mengandung garam atau
mineral lainnya.
b. Peralatan yang digunakan adalah menggunakan Stamper 5,5 HP atau Babyroller
3) Syarat Pelaksanaan :
a. Pada dasar Tnah timbunan diberi urugan pasir padat setebal 5 cm padat.
b. Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan dari
pasir tersebut
c. Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata

17
SPESIFIKASI - TEKNIS

d. Semua urugan pasir harus dipadatkan dengan menyiram air, sehingga mendapatkan angka
kepadatan maksimum.
4) Standar rujukan :
Pasir pasang yang dipakai harus bersih dan keras, serta memenuhi persyaratan yang dicantumkan
dalam PUBI 1982.
5) Pengukuran dan pembayaran :
a. Pengukran
Kuantitas Pekerjaaan dihitung berdasarkan volume Pemasangan urugan pasir
dibawah dibawah lantai yang sesuai dengan persyaratan ini.
b. Pembayaran
Kuantitas Pekerjaan yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar
dengan harga satuan kontrak ( m 3 ) untuk Mata Pembayaran urugan pasir dibawah
dibawah lantai yang terdaftar dan dalam daftar kuantitas dan harga, pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan Urugsn pasir dibawah
lantai, dan peralatan dan tenaga kerja

Pasal 5.
PEKERJAAN STRUKTUR
5.1. Pasangan Batu Kosong
1) Lingkup Pekerjaan :
a. Pekerjaan pasangan batu kali / batu gunung / Batu kosong meliputi penyediaan peralatan,
tenaga kerja dan pemasangan semua pekerjaan pondasi batu kali / Batu kosong atau
bagian-bagian lain yang menggunakan batu kali/batu gunung / Batu kosong sesuai
dengan gambar dan persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi ini.
b. Menyediakan tenaga kerja, bahan‐bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
terlaksananya pekerjaan ini dengan baik. Pekerjaan ini meliputi Pasangan batu kosong
berdasarkan petunjuk Direksi / Pengawas
2) Persyaratan Bahan dan Peralatan:
a. Batu kosong yang digunakan adalah Batu sungai atau Batu gunung yang tidak porous
dan bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.
b. Tidak dibenarkan menggunakan batu kali bulat atau batu endapan. Pemecahan batu
harus dilakukan diluar batas bouwplank bangunan.
c. Pasir yang dipakai harus pasir kali bukan pasir laut, dengan persyaratan bahwa pasir
harus dalam keadaan bersih dari Lumpur, tanah dan tidak mengandung garam atau
mineral lainnya.
d. Peralatan yang digunakan adalah menggunakan Gerobak Dorong dan perlengkapan
tukang.
3) Syarat Pelaksanaan :
Pasangan batu kosong dipasang dengan ketebalan sesuai gambar kerja kemudian diisi
dengan pasir dan disiram dengan air sampai semua celah –celah antara batu yang satu
dengan yang lain terisi penuh dengan pasir Batu kosong terpasang padat.
4) Standar rujukan
Pasir pasang dan Batu Kosong yang dipakai harus bersih dan keras, serta memenuhi persyaratan
yang dicantumkan dalam PUBI 1982.

18
SPESIFIKASI - TEKNIS

5) Pengukuran dan pembayaran


a. Pengukran
Kuantitas Pekerjaaan dihitung berdasarkan volume Pemasangan batu kosong yang
sesuai dengan persyaratan ini.
b. Pembayaran
Kuantitas Pekerjaan yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar
dengan harga satuan kontrak ( m 3 ) untuk Mata Pembayaran Pasngan batu kosong
yang terdaftar dan dalam daftar kuantitas dan harga, pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan Pasangan batu kosong, dan peralatan
dan tenaga kerja

5.2. Pasangan Batu Kali Camp 1 Semen : 5 Pasir


1) Lingkup Pekerjaan :
a. Pekerjaan pasangan batu kali / batu gunung / Batu kosong meliputi penyediaan peralatan,
tenaga kerja dan pemasangan semua pekerjaan pondasi batu kali / Batu kosong atau
bagian-bagian lain yang menggunakan batu kali/batu gunung / Batu kosong sesuai
dengan gambar dan persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi ini.
b. Menyediakan tenaga kerja, bahan‐bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
terlaksananya pekerjaan ini dengan baik. Pekerjaan ini meliputi Pasangan batu kali
dibawah lantai berdasarkan petunjuk Direksi / Pengawas
2) Persyaratan Bahan dan Peralatan:
a. Batu yang digunakan adalah Batu sungai atau Batu gunung yang tidak porous dan
bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.
b. Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukan dalam gambar-gambar seperti
pasangan batu, haruslah batu yang bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang-lubang,
cacat atau ketidak sempurnaan lainnya. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang
disetujui Direksi dan Konsultan pengawas.
c. Tidak dibenarkan menggunakan batu kali bulat atau batu endapan. Pemecahan batu
harus dilakukan diluar batas bouwplank bangunan.
d. Pasir yang dipakai harus pasir kali bukan pasir laut, dengan persyaratan bahwa pasir
harus dalam keadaan bersih dari Lumpur, tanah dan tidak mengandung garam atau
mineral lainnya.
e. Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan yang
menghasilkan adukan yang baik.
f. Semen portland yang dipakai untuk pekerjaan pasangan batu kali harus memenuhi
ketentuan yang tercantum pada spesifikasi ini
g. Semen yang digunakan adalah Semen Portland type I (Semen Tonasa, Semen Bosowa,
Semen Tiga Roda)
h. Air yang digunakan harus benar benar bersih dari lumpur dan tidak mengandung garam
dan asam.
i. Pada pekerjaan ini menggunakan campuran adukan semen 1 Semen berbading 5 pasir
pasangan.
j. Peralatan yang digunakan menggunakan mesin pengaduk Concrete Mixer
3) Syarat Pelaksanaan :
a. Batu kali / batu gunung yang digunakan untuk pondasi harus batu pecah, sudut runcing,
berwarna abu-abu hitam, keras, tidak porous.
b. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari kayu pada
setiap pojok galian, yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang pondasi.

19
SPESIFIKASI - TEKNIS

c. Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimum 10 cm,
disiram dan diratakan, pemadatan tanah dasar harus sedikitnya mencapai 80% conpacted.
d. Pondasi batu kali menggunakan adukan dengan campuran 1 PC : 5 Pasir pasang.
e. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air campuran 1 PC : 2 Pasir setinggi 20
cm, dihitung dari permukaan atas pondasi ke bawah.
f. Adukan harus mengisi rongga diantara batu kali sedemikian rupa sehingga tidak
ada bagian dari pondasi yang berongga/tidak padat.
g. Untuk sloof dibagian atas pondasi batu kali dibuat stek-stek sedalam 30 cm tiap 1 m'
dengan diameter besi minimum 10 mm.
h. Tidak diijinkan menyimpan bahan-bahan di atas beton atau melintas diatas konstruksi,
yang menurut pendapat Pengawas Lapangan, belum cukup mengeras.
4) Standar rujukan :
a. Batu kali yang digunakan adalah batu pecah, tidak berpori serta mempunyai kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat dalam SK. SNI 1991. Ukuran batu kali maksimum 30 cm.
b. Pasir pasang yang dipakai harus bersih dan keras, serta memenuhi persyaratan yang
dicantumkan dalam PUBI 1982.
c. Semen yang dipakai adalah semen type I serta memenuhi persyaratan yang dicantumkan
dalam (NI-08) Peraturan semen portland indonesia
5) Pengukuran dan pembayaran :
a. Pengukran
Kuantitas Pekerjaaan dihitung berdasarkan volume Pemasangan Batu Kali yang
sesuai dengan persyaratan ini.
b. Pembayaran
Kuantitas Pekerjaan yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar
dengan harga satuan kontrak ( m 3 ) untuk Mata Pembayaran Pasangan batu kali
yang terdaftar dan dalam daftar kuantitas dan harga, pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan Pasangan batu kali, dan peralatan dan
tenaga kerja

5.3. Pek. Cor Beton K-125 Kaki Tiang Pagar dan Tiang
1) Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi pengadaan dan Pek. Cor Beton K-125 Kaki Tiang Pagar dan Tiang, dengan
penulangannya termasuk bekisting dan perancah. Finishing dan pekerjaan – pekerjaan lain sesuai
dengan gambar dan persyaratan yang ditentukan. Pada pekerjaan ini menggunakan beton struktur
Membuat Beton Mutu f'c = 9,8 MPa (K 125), Slump (12 ± 2) cm, W/C = 0,78, Pegujian beton
mutu beton akand dilakukan untuk jumlah volume pekerjaan beton diatas 20 m3
2) Persyaratan Bahan dan Peralatan:
a. Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Portland Cement, harus sesuai dengan SNI
2049:2015 pembororng harus menyediakan contoh semen apabilah diminya oleh Direksi,
keduanya yaitu contoh dari gudang pemborong dilapangan dan dari pebrik. Portland Cement
yang disimpan dalan gudang lapangan harus memenuhi persyaratan teknik penyimpanan, bila
mana Portland Cement telah mengeras, maka tidak boleh dipakai untuk campuran. Kontraktor
harus mengusahakan agar untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini hanya menggunakan satu
merk semen saja.
Semen ini harus dibawa ketempat pekerjaan dalam kemasan standard dari pabrik dan
terlindung. Penyimpanannya harus dilaksanakan pada tempat yang tidak lembab dan
tidakterkena air (diberi lapisan pada bagian bawahnya dengan bahan yang kedap air), dan
penumpukannya harus sesuai dengan urut – urutan pengiriman. Tinggi penumpukan tidak

20
SPESIFIKASI - TEKNIS

boleh lebih dari 2 meter. Semen yang rusak atau tercampur dengan apapun tidak boleh
dipakai.
b. Agregat Halus
Agregat halus untuk beton harus terdiri dari pasir keras, yang diperoleh dari pemecah batu
atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (Jika perlu) Kerikil dan pasir sungai, harus
sesuai dengan ketentuan SNI 03- 2816-1992 dan harus disetujui oleh Direksi dan pengawas
lapangan Agregat Halus Memenuhi Ketentuan Sebagai berikut

Tabel 1 : Gradasi Agregat Halus

c. Agregat Kasar / Batu Pecah


Agregat Kasar untuk beton harus terdiri dari pasir keras, yang diperoleh dari pemecah batu
atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (Jika perlu) Kerikil dan pasir sungai, harus
sesuai dengan ketentuan SNI 03- 2816-1992 dan harus disetujui oleh Direksi dan pengawas
lapangan
Agregat kasar harus bebas dari bahan-bahan yang merusak dan harus memenuhi ketentuan
berikut :

21
SPESIFIKASI - TEKNIS

Tabel 2 Gradasi Agregat Kasar

Agregat Kasar merata didegradasi dan harus memenuhi ketentuan gradasi berikut :

d. Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakai lainnya harus bersih, dan
bebas dari bahan merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula, atau organik, air harus
diuji sesuai dengan ketentuan dalam SNI 7974-2016, Apabila timbul keraguraguan atas mutu
air yang diusulkan dan karena suatu sebab pengujian air seperti diatas tidak dilakukan maka
harus diadakan perbandingan kuat tekan mortar semen dan pasir standar dengan memakai air
yang diusulkan dan dengan menggunakan air murni hasil sulingan, air yang diusulkan dapat
digunakan apabila kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (dua
puluh delapan) hari mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air
suling untuk periode umur yang sama.

22
SPESIFIKASI - TEKNIS

e. Syarat Pelaksanaan
- Menyiapakan alat – alat pendukung dilapangan seperti vibrator, concrete mixer, Bak
adukan, air, material agregat halus dan Agregat Kasar dan semen.
- Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam bekisting, dilakukan penggambilan benda uji
untuk diperiksa.
- Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan
menggunakan Komprsor kemudian dilapisi dengan mud oil.
- Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan
selesai.
- Pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua pekerjaan beton pada
ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu.
- Pengecoran beton dimulai dari ujung dan lanjut kebagian lainnya.
f. Persedur Umum
- Contoh adukan beton diambil sesuai dengan prosedur ASTM C 172 dan/atau PBUI (PBI-
1971) atau seperti ditentukan dalam Spesifikasi ini yang memenuhi standar ASTM 1972.
- Contoh adukan beton harus mewakili setiap kelompok pencampuran dan terdiri dari
berbagai perbandingan dari tempat yang berbeda dalam kelompok pencampuran.
- Contoh harus diaduk menyeluruh dengan sekop untuk memperoleh keseragaman. Uji
slump contoh harus dilakukan segera setelah pengambilan contoh.
g. Pelaksanaan Pekerjaan

Uji Slump
- Uji Slump harus dilakukan setiap kali pembuatan uji beton kubus. Metoda harus
memenuhi standar ASTM C 143.
Pembuatan Kubus Beton
- Cara pembuatan kubus beton harus sesuai dengan cara yang diuraikan dalam PBI
71/NI.2-1971. Contoh diusahakan tidak berubah pada saat pengangkutan. Bila bahan akan
diangkut ke tempat yang jauh dari tempat pengambilan contoh, beton harus diaduk
dengan sekop sebelum dimasukkan ke dalam cetakan.
Perawatan Contoh di Laboratorium
- Contoh untuk uji coba beton harus diambil sesuai ketentuan PBI71/NI.2- 1971. Kubus
untuk uji coba beton harus dibuat, dirawat di laboratorium dan diuji sesuai ketentuan PBI
(NI-2, 1971)
- Kubus untuk uji beton harus dibuat, dirawat di laboratorium dan diuji sesuai ketentuan
ASTM C 31 dan ASTM C 39.
h. Peyimpanan Kubus
- 24 jam pertama setelah pembuatan kubus sangatlah penting. Kubus hanya boleh
dipindahkan dari tempat pencetakan ke gudang penyimpanan, dan dijaga harus tetap
dalam posisi halertikal dan hindarkan dari getaran dan benturan. Kubus boleh disimpan di
tempat yang tertutup rapat, kotak kayu yang kuat, atau bangunan sementara selama
temperatur di sekitamya berkisar antara 15,6° C dan 26,7°C dan penguapan dari contoh
dapat dicegah.
- Pada umur 1 (satu) hari setiap kelompok contoh harus diperiksa untuk perawatan dan
pengujian. Tempatkan kubus pada kotak yang kuat untuk pengiriman. Jarak antara kubus
dan kotak harus diisi dengan pasir basah atau serbuk gergaji. Setiap kelompok kubus
harus dilengkapi dengan catatan waktu / tanggal pembuatan kubus
- Bila memungkinkan mengirim contoh baru berumur 1 (satu) hari, contoh harus
dilembabkan terus menerus dengan pasir basah sampai akhir periode 24 jam, dan harus
tetap lembab pada temperatur 21°- 24,5° C sampai saat pengiriman. Kubus harus dikirim

23
SPESIFIKASI - TEKNIS

secepat mungkin dan paling lambat beberapa hari sebelum periode 7 (tujuh) hari tercapai,
karena laboratorium harus menerima kubus-kubus tersebut sehari atau lebih sebelum
pengujian 7 (tujuh) hari.
i. Pengujian
- Pemeriksaan dan pengujian harus dilaksanakan oleh lembaga yang dikontrak oleh
Pelaksanadan sudah disetujui konsultan pengawas
- Pelaksana harus bekerja sama dengan Laboratorium Penguji untuk kelancaran pekerjaan.
Pelaksana harus memberitahu Laboratorium dan Pengawas Lapangan minimal 24 jam
sebelum pengecoran beton dimulai untuk pemeriksaan dan pengujian beton di tempat
percampuran dan di lapangan, dan pemeriksaan acuan dan penulangan. Pelaksana harus
menyediakan gudang kotak berisolasi yang dapat dikunci dalam ukuran yang memadai
untuk menyimpan peralatan dan contoh benda uji di lokasi, dan beberapa pekerja untuk
menyiapkan contoh benda uji.
- Pembuatan, penanganan, pengangkutan dan perawatan contoh harus dilakukan oleh staf
Laboratorium Penguji saja.
- Pengawasan dan pemeriksaan harus meliputi persyaratan minimal : - Pengambilan contoh
dan pengujian campuran beton.
- Mempelajari dan memeriksa campuran desain yang diusulkan Pelaksana.
- Mengevaluasi tempat percampuran dan peralatan untuk mengukur, mencampur dan
mengangkut beton.
- Mengevaluasi tempat pencampuran dan pelaksanaan pencampuran. Mengevaluasi
campuran beton.
j. Pengujian
Pengujian dan pemeriksaan laboratorium harus meliputi persyaratan minimal berikut :
- Memeriksa jumlah air yang ditambahkan ke dalam campuran beton, bits diijinkan, di
lapangan.
- Membuat contoh dan pengujian kandungan air dalam beton.
- Membuat pengujian slump sesuai ketentuan ASTM C 143.
- Membuat contoh untuk pengujian kuat beton pada laboratorium. Mengukur temperatur
campuran beton, simpanan beton dan beton selama masa perawatan.
- Mengukur temperatur udara saat pengecoran dan perawatan beton.
- Memeriksa penempatan beton dan prosedur perawatan.
- Pengujian lapangan harus dilakukan untuk setiap 5 m3 atau setiap kedatangan truk.
k. Pengujian dan pemeriksaan laboratorium harus meliputi persyaratan minimal berikut
Pengujian kuat tekan beton sesuai dengan PBI 71/NI.2-1971.
- 3 buah contoh dirawat di lab untuk kuat tekan 7 hari -3 buah contoh dirawat di lab untuk
kuat tekan 28 hari.
- Kuat tekan lainnya sesuai kebutuhan
- 3 buah contoh yang dirawat di lab dan di lokasi untuk kuat tekan 3 hari dan 7 hari yang
diharapkan dimana kekuatan beton telah mencapai ketentuan, bila bahan tambahan
percepatan digunakan.
- Menimbang semua contoh
l. Pengujian inti beton yang telah mengeras harus sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
- Pengujian ini ditaksanakan bila pengujian kuat beton di laboratorium tidak memuaskan
atau terjadi kesalahan dalam pengecoran.
- Pengawas Lapangan berhak menentukan contoh yang diambil dari suatu bagian pekerjaan
untuk pemeriksaan dan pengujian. Peralatan pemotong metoda pengambilan ini harus
disetujui Pengawas Lapangan. Contoh harus diambil dan diuji sesuai ketentuan. Bagian
diambil intinya harus dirapikan sehingga disetujui Pengawas Lapangan.

24
SPESIFIKASI - TEKNIS

- Pelaksana harus menanggung biaya pengujian inti bila diperlukan karena kegagalan uji
beton, atau bila uji inti beton gagal.
m. Bila pengujian dan laporan mengindikasikan adanya beton yang tidak memenuhi kuat tekan
yang disyaratkan, Pengawas Lapangan akan memberi tahu Pelaksanasecara tertulis.
Tambahan perawatan sesuai pengarahan Pengawas Lapangan mungkin diperlukan dalam
desain campuran beton untuk sisa pekerjaan beton, atau kemungkinan beton harus dibongkar
dan diganti, dan semuanya atas biaya Pelaksana.
n. Kondisi Lingkungan
Tidak diijinkan menuang beton pada waktu hujan atau ketika hujan diperkirakan akan turun
kecuali bila pekerjaan dapat di lindungi terhadap hujan dan/atau aliran air permukaan.
o. Peralatan
Pencampuran beton struktur diwajibkan menggunakan mesin Concrete mixer.
p. Peralatan
Papan bekisting menggunakan papan kayu kelas II dengan ketebalan 2-3 cm, Balok 5/7 Kayu
Kelas II dan multipleks.
q. Pemasangan Bekisting Beton Tepi Lapangan (20 x 40) Cm
Bekisting menggunakan Papan kelas II dan triplesks dan Perancah menggunakan balok kayu
5/7 kelas II
- Bekisting harus dibuat kaku selama pengecoran dan pengerasan dari beton dan untuk
memperoleh bentuk permukaan yang diperlukan pemborong harus menyerahkan rencana-
rencana dan penjelasan tentang bekisting dan harus membuat contoh-contoh bekisting
untuk mendapat pengesahan Direksi.
- Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang gapat mencega defleksi bahan-
bahan bekisting. Serta sambungan-sambungan harus rapat. Sehingga dapat mencegah
kebocoran-kebocoranadukan selama pengecoran. Lubang–lubang permukaan yang
sementara harus disediakan didalam bekisting untuk memudahkan pembersihan bekisting.
- Bekisting harus dipasang sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan ukuran yang benar
dari pekerjaan beton, yang ditunjukan dalam gambar, cara pendukungan yang yang akan
menghasilkan lubanglubang atau tali-tali kawat yang membentang pada seluruh lebar dari
permukaan ke permukaan beton tidak dibenerkan.
- Bekisting untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah hilangnya
bahan-bahan dari beton dan bisa menhasilkan permukaan beton yang padat. Jika
dibutuhkan oleh Direksi bekisting untuk permukaan beton yang kelihatannya harus
sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan yang halus tanpa adanya garis atau
kelihatan terputus.
- Tiap kali sebelum mulai pembetonan, acuan harus diperiksa dengan teliti dan dibersihkan.
Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Direksi sudah memeriksa dan memberi
persetujuan terhadap bekisting yang telah dibangun.
- Untuk pembetonan dicuaca panas atau kering, pemborong harus membuat rencana
bekisting dan membukanya, sehingga permukaanpermukaan dapat terlihat untuk dimulai
perawatan sesegera mingkin.
- Bekisting hanya boleh dibuka dengan ijin Direksi dan pekerjaan pembuka setelah
mendapat ijin harus dilaksanakan dibawah pengawasan mandor yang berwenang. Harus
diberi perhatian yang luar biasa pada waktu membuka bekisting untuk menghindari
kegoncangan atau pembalikan tegangan beton.
- Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usulan pemborong untuk membuka bekisting
belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca atau dengan alasan lainnya,
maka ia boleh memerintahkan pemborong untuk menunda pembukaan bekisting dan
pemborong tidak boleh menuntut kerugian atas penundaan tersebut.

25
SPESIFIKASI - TEKNIS

- Untuk beton dan semen Portland biasa waktu paling sedikit untuk pembukaan bekisting
harus menurut daftar dibawah ini : Muka sisi balok, lantai dan dinding 1 hari dan Bagian
bawah 21 hari

Pasal 6.
PEKERJAAN ARSITEKTUR

6.1. Pek. Cor Lantai Beton K-125 T. 8 Cm


1) Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua macam beton biasa, beton bertulang
dengan penulangannya termasuk bekisting dan perancah. Finishing dan pekerjaan – pekerjaan lain
sesuai dengan gambar dan persyaratan yang ditentukan. Pada pekerjaan ini Cor lantai Tribun dan
tangga menggunakan Beton Mutu f'c = 9,8 MPa (K 125), Slump (12 ± 2) cm, W/C = 0,78.
2) Persyatan Bahan dan Peralatan
Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Portland Cement, harus sesuai dengan SNI
2049:2015 pembororng harus menyediakan contoh semen apabilah diminta oleh Direksi,
keduanya yaitu contoh dari gudang pemborong dilapangan dan dari pebrik. Portland Cement yang
disimpan dalan gudang lapangan harus memenuhi persyaratan teknik penyimpanan, bila mana
Portland Cement telah mengeras, maka tidak boleh dipakai untuk campuran. Kontraktor harus
mengusahakan agar untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini hanya menggunakan satu merk semen
saja.
Semen ini harus dibawa ketempat pekerjaan dalam kemasan standard dari pabrik dan terlindung.
Penyimpanannya harus dilaksanakan pada tempat yang tidak lembab dan tidakterkena air (diberi
lapisan pada bagian bawahnya dengan bahan yang kedap air), dan penumpukannya harus sesuai
dengan urut – urutan penhiriman. Tinggi penumpukan tidak boleh lebih dari 2 meter. Semen yang
rusak atau tercampur dengan apapun tidak boleh dipakai.
Semen ini harus dibawa ketempat pekerjaan dalam kemasan standard dari pabrik dan terlindung.
Penyimpanannya harus dilaksanakan pada tempat yang tidak lembab dan tidakterkena air (diberi
lapisan pada bagian bawahnya dengan bahan yang kedap air), dan penumpukannya harus sesuai
dengan urut – urutan penhiriman. Tinggi penumpukan tidak boleh lebih dari 2 meter. Semen yang
rusak atau tercampur dengan apapun tidak boleh dipakai.
Agregat Halus
Agregat halus untuk beton harus terdiri dari pasir keras, yang diperoleh dari pemecah batu atau
koral, atau dari penyaringan dan pencucian (Jika perlu) Kerikil dan pasir sungai, harus sesuai
dengan ketentuan SNI 03- 2816-1992 dan harus disetujui oleh Direksi dan pengawas lapangan
Agregat Halus Memenuhi Ketentuan pada Tabel 1 Gradasi Agregat Halus. (Halaman 28)
Agregat Kasar / Batu Pecah
Agregat Kasar untuk beton harus terdiri dari pasir keras, yang diperoleh dari pemecah batu atau
koral, atau dari penyaringan dan pencucian (Jika perlu) Kerikil dan pasir sungai, harus sesuai
dengan ketentuan SNI 03- 2816-1992 dan harus disetujui oleh Direksi dan Pengawas Lapangan
Agregat kasar harus bebas dari bahan-bahan yang merusak dan harus memenuhi ketentuan Pada
Tabel 2 Gradasi Agregat Kasar / Batu Pecah (Halaman 29)
Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakai lainnya harus bersih, dan bebas
dari bahan merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula, atau organik, air harus diuji sesuai
dengan ketentuan dalam SNI 7974-2016, Apabila timbul keraguraguan atas mutu air yang
diusulkan dan karena suatu sebab pengujian air seperti diatas tidak dilakukan maka harus

26
SPESIFIKASI - TEKNIS

diadakan perbandingan kuat tekan mortar semen dan pasir standar dengan memakai air yang
diusulkan dan dengan menggunakan air murni hasil sulingan, air yang diusulkan dapat digunakan
apabila kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan)
hari mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling untuk periode
umur yang sama.
Syarat Pelaksanaan
- Menyiapakan alat – alat pendukung dilapangan seperti vibrator, concrete mixer, Bak adukan,
air, material agregat halus dan Agregat Kasar dan semen.
- Pengambilan material atas persetujuan Direksi dan pengawas lapangan
- ]Sebelum pelaksanaan timbunan tanah harus sudah rata dan bersih dari kotoran sampah
organik dan Non organik
- Timbunan tanah yangkan dicor sebelumnya harus dihampar pasir dibawah lantai dengan
ketebalan 5 cm dan sudah dipadatkan.
- Sebelum adukan beton dihapar dilantai, dilakukan penggambilan benda uji untuk diperiksa.
- Pengecoran dilakukan dari ujung ke bagian tengah sampai keujung lainya.
- Selama pengecoran berlangsung di cek kembali ketebalan cor lantai dan didokumentasikan.
Apabila terdapat ketebalan yang tidak memenuhi maka akan ditambah kembali campuran
beton sebelum mengeras.
- Selama pelaksaksanaan berlangsng harus dijaga dari retak – retak beton
- Setelah Pengecoran beton di rawat dan disiram terus menerus agar menjaga kelembaban
beton supaya tidak menggalami retak – retak dan pecah.
- Apabila dalam pelaksanaan cor lantai beton rusak maka kontraktor diwajibkan memperbaiki
kembali.
- Adapun pengambilan kubus beton harus memenuhi ketentuan bahwa setiap pengocoran 20
m3 harus diambil sampel kubus beton untuk di uji dilaboratorium
- Timbulnya biaya akibat pengambilan sampel kubus di tanggung oleh kontraktor
Pengendalian mutu dilapangan
- Secara Periodik harus dilakukan pemeriksaan campuran beton dan cara penangananya setelah
habis pengecoran
Pengukuran dan Pembayaran
- Pengukuran Kuantitas pekerjaan dihitung berdasarkan volume terpasang untuk pekerjaan
pengecoran lantai.
- Pembayaran Kuantitas pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan diatas harus dibayar sesuai
dengan harga kontrak (m3) untuk mata pembayaran cor lantai K-125, pembayaran tersebut
harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan Cor lantai K-125, dan peralatan dan
tenaga kerja

6.2. Plesteran Pondasi Camp. 1SP : 4PP


1) Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran kebutuhan persyaratan Untuk semua plesteran
Pondasi.
2) Persyaratan Bahan dan Peralatan
Persyaratan bahan dan perlatan ini sesuai dengan ketentuan pada kolom dan balok
3) Syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang akan diplester harus disiram air
sampai jenuh, dan siar-siarnya telah dikeruk sedalam lebih kurang 1 cm.
b. Pelaksanaan pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan setelah pipa-pipa air dan listrik sudah
terpasang.

27
SPESIFIKASI - TEKNIS

c. Sebelum melanjutkan ke pekerjaan acian, permukaan plesteran telah rata, lurus dan tegak satu
sama lain. Penggunaan mistar perata kayu (belabas) sangat dianjurkan.
d. Merupakan permukaan plesteran basah (bukan dibasahi). Tidak dibenarkan meninggalkan
pekerjaan plesteran sampai kering sebelum dilanjutkan dengan pekerjaan acian.
e. Sedapat mungkin mempergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang
memadai. Persiapkan dan bersihkan permukaanpermukaan yang akan diplester, dari kotoran-
kotoran dan bahan bahan lain yang dapat merusak plesteran. Tukang tukang plester yang
dinilai tidak cakap, karena pekerjaan yang buruk harus diganti dengan yang baik.
f. Plesteran/adukan yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis ini harus disingkirkan dari
pekerjaan.
g. Pekerjaan plesteran harus rata pada bidang pemasangannya, dan pekerjaan yang tidak rata
harus diperbaiki sesuai perintah Direksi Teknik.
h. Tebal plesteran yang dimaksud, kecuali bila dinyatakan lain adalah 15 mm dengan toleransi
maksimum 15 mm. Bilamana ketebalan toleransi ini ternyata dilampaui karena kondisi
permukaan dinding harus diperbaiki.
i. Plesteran Kolom harus benar benar lurus sehingga mempunyai sudut kolom yang baik dan di
di aci menggunakan air semen basah.
4) Pengendalian Mutu dilapangan
a. Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas campuran plesteran dan pemeriksaan
kelurusan pondasi.
b. Direksi Teknik dan Konsultan berhak menolak tidak memenuhi syarat seperti plesteran
bergelombang, tidak rata dan campuran plesteran tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan
dalam spesifikasi ini.
5) Standar rujukan
a. Pasir pasang yang dipakai harus bersih dan keras, serta memenuhi persyaratan yang
dicantumkan dalam PUBI 1982.
b. Semen yang dipakai adalah semen type I serta memenuhi persyaratan yang dicantumkan
dalam (NI-08) Peraturan semen portland indonesia
6) Pengukuran dan pembayaran
a. Pengukran
Kuantitas Pekerjaaan dihitung berdasarkan volume Luas Pemasangan Pasangan plesteran
yang sesuai dengan persyaratan ini.
b. Pembayaran
Kuantitas Pekerjaan yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar dengan harga
satuan kontrak ( m 2 ) untuk Mata Pembayaran Pasangan plesteran yang terdaftar dan dalam
daftar kuantitas dan harga, pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan Pasangan plesteran, dan peralatan dan tenaga kerja

6.3. Acian Lantai dan Beton Tepi Lapangan


1) Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan Acian semen kebutuhan persyaratan Untuk semua Acian
diding, Pondasi, Kolom, Sloof, Balok dan Acian lantai.
2) Persyaratan Bahan dan Peralatan
Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Portland Cement, harus sesuai dengan SNI
2049:2015 pembororng harus menyediakan contoh semen apabilah diminya oleh Direksi,
keduanya yaitu contoh dari gudang pemborong dilapangan dan dari pebrik. Portland Cement yang
disimpan dalan gudang lapangan harus memenuhi persyaratan teknik penyimpanan, bila mana
Portland Cement telah mengeras, maka tidak boleh dipakai untuk campuran. Kontraktor harus

28
SPESIFIKASI - TEKNIS

mengusahakan agar untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini hanya menggunakan satu merk semen
saja.
Semen ini harus dibawa ketempat pekerjaan dalam kemasan standard dari pabrik dan terlindung.
Penyimpanannya harus dilaksanakan pada tempat yang tidak lembab dan tidakterkena air (diberi
lapisan pada bagian bawahnya dengan bahan yang kedap air), dan penumpukannya harus sesuai
dengan urut – urutan penhiriman. Tinggi penumpukan tidak boleh lebih dari 2 meter. Semen yang
rusak atau tercampur dengan apapun tidak boleh dipakai.
Semen ini harus dibawa ketempat pekerjaan dalam kemasan standard dari pabrik dan terlindung.
Penyimpanannya harus dilaksanakan pada tempat yang tidak lembab dan tidakterkena air (diberi
lapisan pada bagian bawahnya dengan bahan yang kedap air), dan penumpukannya harus sesuai
dengan urut – urutan penhiriman. Tinggi penumpukan tidak boleh lebih dari 2 meter. Semen yang
rusak atau tercampur dengan apapun tidak boleh dipakai.
Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakai lainnya harus bersih, dan bebas
dari bahan merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula, atau organik, air harus diuji sesuai
dengan ketentuan dalam SNI 7974-2016, Apabila timbul keraguraguan atas mutu air yang
diusulkan dan karena suatu sebab pengujian air seperti diatas tidak dilakukan maka harus
diadakan perbandingan kuat tekan mortar semen dan pasir standar dengan memakai air yang
diusulkan dan dengan menggunakan air murni hasil sulingan, air yang diusulkan dapat digunakan
apabila kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan)
hari mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling untuk periode
umur yang sama.
3) Syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pekerjaan Acian dikerjakan, semua bidang yang akan diaci harus disiram air sampai
jenuh, dan siar-siarnya telah dikeruk sedalam lebih kurang 1 cm.
b. Pelaksanaan pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan setelah pipa-pipa air dan listrik sudah
terpasang.
c. Sebelum melanjutkan ke pekerjaan acian, permukaan plesteran telah rata, lurus dan tegak satu
sama lain. Penggunaan mistar perata kayu (belabas) sangat dianjurkan.
d. Merupakan permukaan plesteran basah (bukan dibasahi). Tidak dibenarkan meninggalkan
pekerjaan plesteran sampai kering sebelum dilanjutkan dengan pekerjaan acian.
e. Sedapat mungkin mempergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang
memadai. Persiapkan dan bersihkan permukaanpermukaan yang akan diplester, dari kotoran-
kotoran dan bahan bahan lain yang dapat merusak plesteran. Tukang tukang plester yang
dinilai tidak cakap, karena pekerjaan yang buruk harus diganti dengan yang baik.
f. Plesteran/adukan yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis ini harus disingkirkan dari
pekerjaan.
g. Pekerjaan plesteran harus rata pada bidang pemasangannya, dan pekerjaan yang tidak rata
harus diperbaiki sesuai perintah Direksi Teknik.
h. Tebal plesteran yang dimaksud, kecuali bila dinyatakan lain adalah 15 mm dengan toleransi
maksimum 15 mm. Bilamana ketebalan toleransi ini ternyata dilampaui karena kondisi
permukaan dinding harus diperbaiki.
i. Plesteran Kolom harus benar benar lurus sehingga mempunyai sudut kolom yang baik dan di
di aci menggunakan air semen basah.
4) Pengendalian Mutu
a. Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas campuran Acian dan pemeriksaan
Kerapian Dinding, Pondasi, Kolom, Balok dan acian lantai,
b. Direksi Teknik dan Konsultan berhak menolak tidak memenuhi syarat seperti acian tidak
merata, belang - belang, acian tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam spesifikasi ini.

29
SPESIFIKASI - TEKNIS

5) Standar Rujukan
a. Semen yang dipakai adalah semen type I serta memenuhi persyaratan yang dicantumkan
dalam (NI-08) Peraturan semen portland indonesia
b. Air yang akan di pakai memenuhi persyaratan yang tercamtum ketentuan dalam SNI 7974-
2016.
6) Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukran
Kuantitas Pekerjaaan dihitung berdasarkan volume Luas Pemasangan Pasangan Acian yang
sesuai dengan persyaratan ini.
b. Pembayaran
Kuantitas Pekerjaan yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar dengan harga
satuan kontrak ( m 2 ) untuk Mata Pembayaran Pasangan Acian yang terdaftar dan dalam
daftar kuantitas dan harga, pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan Pasangan plesteran, dan peralatan dan tenaga kerja

6.4. Pas. Tiang Pagar


1) Lingkup Pekerjaan
a. Pas. Tiang Pagar Segitiga Kaki (Lihat Detail Gambar), meliputi penyediaan peralatan, tenaga
kerja, pemasangan, Perakitan Pipa Giv diameter 2,5 Inci, dan Pengelasan.
b. Pekerjaan Pipa galvanis yang termasuk dalam spesifikasi ini adalah P Pas. Tiang Pagar
Segitiga Kaki (Lihat Detail Gambar), dan Pas. Tiang Pagar Tunggal.
2) Persyaratan Bahan dan Peralatan
a. Pipa Galvanis 2,5''
Pipa galvanis adalah sejenis pipa yang terbuat dari besi dilapisi oleh pelindung terbuat dari bahan
seng, lapisan tersebut ditujukan untuk melindungi baja dari korosi sehingga penggunaannya
lebih awet. Pipa yang digunakan akan Pipa besi Galvanis dengan diameter 2,5 Inci dan Tebal
pipa Galvanis minimal 1,5 mm dan maksimal 2,3
b. Pengelasan
Kawat las ini terbuat dari zat kimia tertentu yang disesuaikan dengan jenis material yang akan
disambung. Pada pekejaan ini menggunakan
- Elektroda / Kawat las baja lunak
Menggadung selaput selulosa, jenis elektroda ini dapat memberikan hasil penembusan
yang lebih dalam. Ini juga muda di aplikasikan dalam berbagai posisi dan hanya
dihasilkan terak tipis sehingga dapat dinbersihkan lebih gampang.
- Elektroda / Kawat las selaput serbuk besi
Kandungan serbuk besi dalam elektroda ini dapat membantu meningkatkan efisiensi
pengelasan namun perlu dicatat bahwa jenis kawat ini membutugkan amper yang lebih
tinggi karena lapisan serbuk besi didalamnya dapat membuat selaput elektroda lebih
tebal
c. Meni besi
Cat meni besi adalah Cat dasar berbahan dasar alkyd yang mengandung red lead, berfungsi
untuk mencegah karat ringan pada besi.
d. Cat Bidang Besi
Cat bidang besi ini menggunakan menggunakan cat avian yang di cat ke sulur permukaan
bidang pipa agar mencegah karat pada besi.
3) Syarat Pelaksanaan
a. Sebelum dilakukan perakitan tiang pagae ini diwajibkan sesuai dengan ukuran dan ketebalan
yang di tujukkkan dalam gambar.

30
SPESIFIKASI - TEKNIS

b. Pipa yang dipasang kedalam beton harus menggunakan angker sebagai penahan agar pipa
galvanis tetap kokoh dan tidak mudah goyah.
c. Hasil pengelasan sambungan harus diampelas agar mendapat permukaan yang halus dan tidak
tajam
4) Pengendalian Mutu dilapangan
a. Bahan – bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh
– contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan) kepada Direksi
Pengawas.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola tiang
yang disetujui Direksi Pengawas.
c. Pihak direksi berhak menolak apabila pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi, baik ukuran,
diameter, ketebelan, dan kerapian.
5) Pengukuran dan pembayaran
a. Pengukuran
Kuantitas Pekerjaaan dihitung berdasarkan volume terpasang Pasangan tiang pipa yang
sesuai dengan persyaratan ini.
b. Pembayaran
Kuantitas Pekerjaan yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar dengan harga
satuan kontrak ( m 2 ) untuk Mata Pembayaran Pas. Tiang pipa GIV 2" yang terdaftar dan
dalam daftar kuantitas dan harga, pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh
untuk penyediaan Pas. tiang Pipa GIV 2", dan peralatan dan tenaga kerja

6.5. Pengecatan Lantai, Garis Lapangan dan Beton Tepi


1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini terdiri dari Pengecatan lantai , garis lapangan, pondasi dan beton tepi
menggunkan Cat Propan Tennokote
b. Menyediakan tenaga kerja, bahan‐bahan dan peralatan yang diperlukan untuk terlaksananya
pekerjaan ini dengan baik. Pekerjaan ini meliputi Pekerjaan Pengecatan Dinding Cat
Propan Tennokote berdasarkan gambar, Rencana Anggaran Biaya, Spesifikasi ini dan
berdasarkan petunjuk Direksi / Pengawas
2) Persyaratan Bahan dan Peralatan
a. Cara Pengecatan dilakukan sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas
b. Cat yang digunakan menggunakan cat dinding setara Cat Propan Tennokote
c. Kualitas pengecatan yang di hasilkan harus benar benar bersih dan mengkilap
d. Contoh cat Propan Teknnokote adalah seperti gambar dibawah ini
3) Persyaratan Pelaksanaan
a. Bidang baru yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu untuk mengering. Setelah
pemukaan bidang kering, maka persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan
tersebut pengkristalan / pengapuran (efflorescene) yang biasanya terdapat pada Bidangbaru,
dengan ampelas kemudian dengan lap sampai benar-benar bersih.
b. Semua bidang dicat minimal 2 (dua) kali sampai kelihatan rata dan cukup tebal.
c. Pekerjaan pengecetan dilakukan dengan “Roller cat”.
d. Cat lapangan yang digunakan adalah warna hijau untuk lantai dan tembok bagian dalam,
sedangkan tembok bagian luar, warna ditentukan kemudian.
4) Pengukuran dan pembayaran
a. Pengukuran
Kuantitas Pekerjaaan dihitung berdasarkan volume terpasang Pengecatan lantai Cat Propan
Tennokote yang sesuai dengan persyaratan ini.

31
SPESIFIKASI - TEKNIS

b. Pembayaran
Kuantitas Pekerjaan yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar dengan
harga satuan kontrak ( m 2 ) untuk Mata Pembayaran Pengecatan lantai, garis lapangan dan
beton tepi Cat Propan Tennokote yang terdaftar dan dalam daftar kuantitas dan harga,
pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan Pengecatan
lantai, garis lapangan dan beton tepi Cat Propan Tennokote, dan peralatan dan tenaga kerja

6.6. Pas. Jaring Nilon untuk Pagar Pengaman


1) Lingkup Pekerjaan
a. Pas. Jaring nilon untuk pengaman meliputi penyediaan peralatan, tenaga kerja, pemasangan
Jaring nilon pagar pengaman.
2) Persyaratan Bahan dan Peralatan
a. Jaring nilon untuk pagar pegaman digunakan jaring futsal D60 Lubang 5 x 5 cm (4 Inci)
dengan Ketebelan Benang 3 mm (benang D60)
b. Benang bagian atas dan bawah menggunakan nilon 10 mm
c. Jaringan nilon harus dipesan dari distributor terdekat
3) Syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pemasangan dilakukan dimasukkan benang nilon 10 mm bagian bawah
b. Benang bawah harus benar benar kuat sehingga tidak mudah putus
c. Benang bagian atas menggunakan benang nilon 10 mm
d. Benang bagian atas harus benar – benar kuat dan kokoh
e. Pekerjaan ini dilengkapi dengan pintu masuk yang dianyam seperti gambar dibawah ini.
4) Pengukuran dan pembayaran
a. Pengukuran
Kuantitas Pekerjaaan dihitung berdasarkan volume terpasang jaring nilong untuk pagar
pengaman sesuai dengan persyaratan ini.
b. Pembayaran
Kuantitas Pekerjaan yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar dengan
harga satuan kontrak ( m 2 ) untuk Mata Pembayaran jaring nilong untuk pagar pengaman
yang terdaftar dan dalam daftar kuantitas dan harga, penyediaan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk jaring nilong untuk pagar pengaman, dan peralatan
dan tenaga kerja

6.7. Pas. Tiang Volly (Sistem Drat) Besi Bulat 3"


1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini terdiri dari Soket Drat Pipa Galvanis 3", Pipa Galvanis 3'' Panjang 6 Meter,
Besi Lengkung Pengikat Net Ø8, Pengelasan dan pengecatan.
b. Menyediakan tenaga kerja, bahan‐bahan dan peralatan yang diperlukan untuk terlaksananya
pekerjaan ini dengan baik.
2) Persyaratan Bahan dan Peralatan
a. Pipa Galvanis 3'' Panjang 6
Pipa galvanis adalah sejenis pipa yang terbuat dari besi dilapisi oleh pelindung terbuat dari
bahan seng, lapisan tersebut ditujukan untuk melindungi baja dari korosi sehingga
penggunaannya lebih awet. Pipa yang digunakan akan Pipa besi Galvanis dengan diameter 3
Inci dan Tebal pipa Galvanis minimal 1,5 mm dan maksimal 2,3
b. Besi Lengkung Pengikat Net Ø8
Besi lengkung adalah besi yang dilengkungkan untuk pengikat tali net dengan diameter 8 mm
dan dilas.

32
SPESIFIKASI - TEKNIS

c. Pengelasan
Kawat las ini terbuat dari zat kimia tertentu yang disesuaikan dengan jenis material yang
akan disambung. Pada pekejaan ini menggunakan
- Elektroda / Kawat las baja lunak
Menggadung selaput selulosa, jenis elektroda ini dapat memberikan hasil penembusan
yang lebih dalam. Ini juga muda di aplikasikan dalam berbagai posisi dan hanya
dihasilkan terak tipis sehingga dapat dinbersihkan lebih gampang.
- Elektroda / Kawat las selaput serbuk besi
Kandungan serbuk besi dalam elektroda ini dapat membantu meningkatkan efisiensi
pengelasan namun perlu dicatat bahwa jenis kawat ini membutugkan amper yang lebih
tinggi karena lapisan serbuk besi didalamnya dapat membuat selaput elektroda lebih
tebal
d. Pengecatan.
Cat bidang besi ini menggunakan menggunakan cat avian yang di cat ke sulur permukaan
bidang pipa agar mencegah karat pada besi.
3) Syarat Pelaksanaan
a. Sebelum dilakukan perakitan Tiang net ini diwajibkan sesuai dengan ukuran dan ketebalan
yang di tujukkkan dalam gambar.
b. Pipa yang dipasang kedalam beton harus menggunakan angker sebagai penahan agar pipa
galvanis tetap kokoh dan tidak mudah goyah.
c. Hasil pengelasan sambungan harus diampelas agar mendapat permukaan yang halus dan
tidak tajam
4) Pengukuran dan pembayaran
a. Pengukuran
Kuantitas Pekerjaaan dihitung berdasarkan volume terpasang Tiang Volly (Sistem Drat)
Besi Bulat 3"sesuai dengan persyaratan ini.
b. Pembayaran
Kuantitas Pekerjaan yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar dengan
harga satuan kontrak ( Titik ) untuk Mata Pembayaran Tiang Volly (Sistem Drat) Besi
Bulat 3" yang terdaftar dan dalam daftar kuantitas dan harga, penyediaan pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk Tiang Volly (Sistem Drat) Besi Bulat
3", dan peralatan dan tenaga kerja

6.8. Pas. Gawang Futsal + Jaring


1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini terdiri dari Pipa Galvanis 2'', Pengelasan, Meni Besi, Pengecatan dan Jaring
Nilon
b. Menyediakan tenaga kerja, bahan‐bahan dan peralatan yang diperlukan untuk terlaksananya
pekerjaan ini dengan baik.
2) Persyaratan Bahan dan Peralatan
a. Pipa Galvanis 3'' Panjang 6
Pipa galvanis adalah sejenis pipa yang terbuat dari besi dilapisi oleh pelindung terbuat dari
bahan seng, lapisan tersebut ditujukan untuk melindungi baja dari korosi sehingga
penggunaannya lebih awet. Pipa yang digunakan akan Pipa besi Galvanis dengan diameter 3
Inci dan Tebal pipa Galvanis minimal 1,5 mm dan maksimal 2,3
b. Pengelasan
Kawat las ini terbuat dari zat kimia tertentu yang disesuaikan dengan jenis material yang
akan disambung. Pada pekejaan ini menggunakan
- Elektroda / Kawat las baja lunak

33
SPESIFIKASI - TEKNIS

Menggadung selaput selulosa, jenis elektroda ini dapat memberikan hasil penembusan
yang lebih dalam. Ini juga muda di aplikasikan dalam berbagai posisi dan hanya
dihasilkan terak tipis sehingga dapat dinbersihkan lebih gampang.
- Elektroda / Kawat las selaput serbuk besi
Kandungan serbuk besi dalam elektroda ini dapat membantu meningkatkan efisiensi
pengelasan namun perlu dicatat bahwa jenis kawat ini membutugkan amper yang lebih
tinggi karena lapisan serbuk besi didalamnya dapat membuat selaput elektroda lebih
tebal
c. Meni Besi
Cat meni besi adalah Cat dasar berbahan dasar alkyd yang mengandung red lead, berfungsi
untuk mencegah karat ringan pada besi.
d. Pengecatan.
Cat bidang besi ini menggunakan menggunakan cat avian yang di cat ke sulur permukaan
bidang pipa agar mencegah karat pada besi.
e. Jaring Nilon
Jaring nilon untuk untuk gawang digunakan jaring futsal D60 Lubang 5 x 5 cm (4 Inci)
dengan Ketebelan Benang 3 mm (benang D60)
a. Syarat Pelaksanaan
a. Sebelum dilakukan perakitan Gawang dan jaring ini diwajibkan sesuai dengan ukuran dan
ketebalan yang di tujukkkan dalam gambar.
b. Pipa yang dipasang kedalam beton harus menggunakan angker sebagai penahan agar pipa
galvanis tetap kokoh dan tidak mudah goyah.
c. Hasil pengelasan sambungan harus diampelas agar mendapat permukaan yang halus dan
tidak tajam
b. Pengukuran dan pembayaran
a. Pengukuran
Kuantitas Pekerjaaan dihitung berdasarkan volume terpasang Tiang Volly (Sistem Drat)
Besi Bulat 3"sesuai dengan persyaratan ini.
b. Pembayaran
Kuantitas Pekerjaan yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar dengan
harga satuan kontrak ( Titik ) untuk Mata Pembayaran Pasangan Gawang Futsal dan jaring
yang terdaftar dan dalam daftar kuantitas dan harga, penyediaan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk Pasangan Gawang Futsal dan jaring, dan peralatan dan
tenaga kerja

Pasal 7.
PEKERJAAN LAIN - LAIN

7.1. Pembersihan Akhir Pekerjaan


Pada akhir pekerjaan, seluruh ruangan termasuk dinding, plafond, lantai dan sebagainya harus bersih dari
sisa-sisa semen, cat dan kotoran lainnya. Halaman bangunan harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan-bahan
bangunan, kotoran kotoran dan gundukan-gundukan tanah bekas galian harus diratakan serta bahanbahan
yang tidak terpakai lagi harus diangkut keluar lokasi pekerjaan

7.2. Pembuatan Laporan/Back Up Data


Kontraktor membuat laporan yang terdiri dari
Laporan harian (dibuat setiap hari)
Laporan Mingguan
Laporan Bulanan

34
SPESIFIKASI - TEKNIS

Laporan Final Quantity


Laporan Final Quality
Asbuilt - Drawing

7.3. Asbuilt - Drawing


Setelah selesainya seluruh pekerjaan, Pelaksana harus membuat gambar terlaksana (as built drawing) dari
seluruh sistem, termasuk apabila terjadi perubahan letak, denah maupun konstruksi. Instalasi listrik,
instalasi air bersih dan instalasi air kotor harus dibuat oleh Pelaksana sesuai dengan keadaan yang
terpasang dan diserahkan kepada Pengguna Barang Jasa pada saat Serah Terima Pekerjaan.

Pasal 8.
PEKERJAAN KETENTUAN LAIN – LAIN

8.1. Masa Pemeliharaan


Selama Masa Pemeliharan Kontraktor diwajibkan :
1) Menyempurnakan dan memperbaiki kekurangan, cacat yang ada yangbukan diakibatkan oleh
kesalahan pemakaian/ operator
2) Melakukan pengawasan dan pemeriksaan secara berkala
3) Menyerahkan gambar-gambar instalasi terpasang, buku pedoman/operasi/ spesifikasi peralatan
terpasang dan cara-cara perawatansebanyak 1 set kepada direksi perencana dan 2 set kepada
pemberi tugas.
4) Segala sesuatu yang belum tercantum dalam ketentuan tersebut diatas wajib dikonsultasikan
dengan direksi pengawas.

8.2. Persedur variasi


1) Perubahan-perubahan atas pekerjaan dapat terjadi karena diprakarsai baikoleh Direksi Pekerjaan
maupun oleh Kontraktor, dan harus disepakati serta ditandatangani oleh kedua belah pihak yang
dituangkan dalam Variasi. Bilamana dasar pembayaran yang dituangkan dalam variasi tersebut
mengakibatkan variasi dalam Struktur Harga Satuan Mata Pembayaran atau variasi dalam Jumlah
Harga Kontrak, maka Variasi tersebut harus dinegosiasi dan dituangkan dalam Addendum
Kontrak. Variasi dan Addendum Kontrak harus memenuhi ketentuan berikut :
a. Variasi :
Perintah tertulis yang dibuat oleh Direksi Pekerjaan dan ditandatangani pula oleh
Kontraktor, menunjukkan bahwa Kontraktor menerima perubahan-perubahan dalam
Pekerjaan atau Dokumen Kontrak, persetujuan Kontraktor atas dasar pembayaran dan
penyesuaian waktu, jika ada, untuk pelaksanaan atas perubahan-perubahan tersebut. Variasi
harus diterbitkan dalam format standar dan harus mencakup semua perintah yang
dikeluarkan oleh Direksi Pekerjaan yang akan mempengaruhi perubahan Dokumen Kontrak
atau perintah sebelumnya yang telah dikeluarkan oleh Direksi Pekerjaan.
b. Addendum :
Perjanjian tertulis antara Pemilik dan Kontraktor, yang memuat perubahan-perubahan
dalam Pekerjaan atau Dokumen Kontrak yang mengakibatkan variasi dalam struktur Harga
Satuan Mata Pembayaran atau variasi yang diperkirakan dalam Jumlah Harga Kontrak dan
telah dinegosiasi dan disepakati terlebih dahulu dalam Variasi. Addendum juga harus dibuat
pada saat penutupan Kontrak dan semua perubahan kontraktual atau teknis penting lainnya
tanpa memandang apakah terjadi variasi struktur Harga Satuan atau Jumlah Harga Kontrak.

35
SPESIFIKASI - TEKNIS

2) Pengajuan
a. Pihak Kontraktor harus menunjuk secara tertulis salah seorang anggota dalam
perusahaannya untuk menerima variasi dalam Pekerjaan dan bertanggung jawab untuk
memberitahu kepada para pelaksana lainnya tentang adanya variasi tersebut.
b. Direksi Pekerjaan akan menunjuk secara tertulis orang yang diberi wewenang untuk
mengurus prosedur variasi atas nama Pemilik.
c. Kontraktor harus melengkapi perhitungan untuk setiap usulan pekerjaan yang akan dibayar
lump sum, dan untuk setiap Harga Satuan yang belum ditetapkan sebelumnya dengan data
pendukung yang lengkap sehingga dapat dievaluasi oleh Direksi Pekerjaan.
3) Pelaksanaan Andendumm
a. Isi Addendum akan didasarkan pada salah satu dari hal-hal berikut
- Perintah Pemilik untuk melaksanakan perubahan atas Dokumen Kontrak, atau;
- Karena adanya perubahan kontraktual atau teknis yang penting, atau;
- Variasi atau Variasi-variasi yang telah ditandatangani yang berisi Harga
- Satuan Mata Pembayaran baru atau Jumlah Harga tambahan, atau;
- Karena adanya perubahan perkiraan kuantitas sebagai akibat suatu
- variasi dalam Jumlah Harga Kontrak, sebagaimana yang dimasukkan ke dalam
Perjanjian Kontrak atau Addendum sebelumnya, atau;
- Perhitungan kuantitas akhir dan Jumlah Harga Kontrak. Untuk Addendum Penutup
pada saat Penutupan Kontrak;
b. Direksi Pekerjaan akan menyiapkan Addendum.
c. Addendum akan menguraikan setiap perubahan kontraktual, teknis atau kuantitas, baik
penambahan ataupun penghapusan mata pembayaran, dengan lampiran-lampiran Dokumen
Kontrak yang direvisi untuk menentukan detil perubahan.
d. Addendum akan memberikan perhitungan ringkas untuk setiap tambahan atau penyesuaian
Harga Satuan bersama dengan setiap variasi dalam Harga Kontrak atau penyesuaian
Periode Kontrak.
e. Pemilik dan Kontraktor akan menandatangani Addendum tersebut dan menyampaikannya
kepada Pemilik untuk persetujuan dan tandatangannya.

8.3. Penutupan Kontrak


1) Umum Kontraktor harus mengikuti semua ketentuan seperti disebutkan dalam Syaratsyarat
Kontrak dan Spesifikasi yang menyangkut Penutupan Kontrak.
2) Berita Acara Penyelesaian Akhir
3) Waktu
Dalam batas waktu dan sesuai dengan ketentuan pada Pasal-pasal yangberkaitan dalam Syarat-
syarat Kontrak dan bilamana Kontraktor menganggap bahwa Pekerjaan tersebut telah selesai,
termasuk semua kewajiban dalam periode pemeliharaan, maka Kontraktor harus mengajukan
permohonan untuk penyerahan akhir. Setelah penyelesaian seluruh pekerjaan perbaikan (remedial
work) yang diminta oleh Panitia Serah Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir dan
Pekerjaan tersebut dapat diterima, maka Direksi Pekerjaan harus menyiapkan dan menerbitkan
Berita Acara Penyelesaian Akhir.
4) Isi Permohonan Kontraktor
Permohonan serah terima akhir harus memuat keterangan Kontraktor berikut :
a. Dokumen Kontrak telah sepenuhnya ditelaah, dan;
b. Pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan Dokumen Kontrak, dan;
c. Pekerjaan telah sepenuhnya diperiksa dan diuji sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen
Kontrak, dan bahwa semua pemeriksaan dan hasil pengujian telah diterima oleh Direksi
Pekerjaan, dan;

36
SPESIFIKASI - TEKNIS

d. Pekerjaan telah lengkap dan siap untuk pemeriksaan akhir dan Serah Terima Akhir.

5) Pengajuan Berita Acara Pembayaran Akhir


a. Waktu Dalam batas waktu dan sesuai dengan ketentuan pada Pasal-pasal yang
berkaitan dalam Syarat-syarat Kontrak, Kontraktor harus mengajukan permohonan
pembayaran akhir bersama dengan semua detil pendukung sebagaimana diperlukan oleh
Direksi Pekerjaan. Setelah ditelaah oleh Direksi pekerjaan dan jika perlu diamandemen oleh
Kontraktor, Direksi Pekerjaan akan menerbitkan Berita Acara Pembayaran Akhir oleh
Pemilik
b. Isi Berita Acara Isi Berita Acara untuk Pembayaran Akhir yang diterbitkan oleh Direksi
Pekerjaan, harus termasuk, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :
- Jumlah Harga Kontrak seperti yang tercantum dalam Kontrak.
- Kuantitas akhir pekerjaan yang telah diselesaikan seperti yang dibuktikan dalam berita
acara pengukuran dan hasil perhitungan pada pekerjaan yang bersangkutan.
- Nilai setiap pekerjaan tambah atau kurang seperti disahkan dalam Addendum selama
Periode Kontrak.
- Nilai setiap penambahan atau pengurangan terhadap Jumlah Harga Kontrak
- Perhitungan Jumlah Harga Kontrak akhir.
- Ringkasan lembaran neraca yang menunjukkan selesainya Pengembalian Semua Uang
Muka dan pencairan semua Uang yang ditahan (Retention Money).
- Jadwal tentang seluruh pembayaran yang telah disahkan oleh Direksi Pekerjaan.
- Jumlah yang menjadi hak atau yang harus dipotong dari Kontraktor.

Pasal 9.
PENUTUP

9.1. Peraturan Penutup


1) Pekerjaan-pekerjaan yang belum/tidak tercantum/dijelaskan dalam Spesifikasi ini dapat dilihat
pada gambar atau di tanyakan pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
2) Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap RKS ini pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan akan
dibuat suatu Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang mengikat, dan merupakan satu kesatuan
dengan Spesifikasi ini.

37

Anda mungkin juga menyukai