Anda di halaman 1dari 70

BAB XII

SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

12.1. PERATURAN UMUM TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN


1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya :
a. Peraturan Umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau
algemene voorwaarden voor de uitvoering bij aanemiing van openbare
werken (AV) 1941.
b. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari
Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
c. Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
d. Peraturan Umum Bangunan Indonesia (NI-013).
e. Peraturan Semen Portland Indonesia (NI - 08)
f. Peraturan dan ketentuan-ketentuan lain yang dikeluarkan oleh
jawatan/instansi pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan
permasalahan bangunan.
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut di atas, berlaku dan
mengikat pula :
a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan
oleh Pemberi Tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang
diselesaikan oleh kontraktor dan sudah disahkan/disetujui pengawas.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijziing).
d. Berita Acara Penunjukkan.
e. Surat Keputusan Pemberi Tugas tentang Penunjukan Kontraktor.
f. Surat Perintah Kerja (SPK)
g. Surat penawaran beserta lampiran-lampirannya

12.1.1. Informasi Site

1
1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus benar-benar memahami
kondisi/pelaksanaan pekerjaan dan harus sudah memperhitungkan segala
permasalahan yang dihadapi.
2. Kontraktor harus memperhatikan secara khusus mengenai pengaturan lokasi
tempat bekerja, penempatan material, pengamanan dan kelangsungan
operasi selama pekerjaan berlangsung.
3. Kontraktor harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian gambar,
persyaratan teknis dan agenda-agenda dalam dokumen lelang, guna
penyesuaian dengan kondisi lapangan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik dan benar.
12.1.2. Penyediaan
Pemborong harus menyediakan semua keperluan guna pelaksanaan pekerjaan
yang sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk sarana bantu
seperti alat-alat penarik dan pengangkat, andang-andang dan sebagainya.
1. Peralatan yang digunakan harus baik dan bisa beroperasi dengan lancar.
Semua peralatan yang rusak harus diperbaiki di luar lokasi proyek atau
dikoordinasikan dengan Pengguna Jasa.
2. Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran perjalanan alat-alat
berat. Yang melalui jalan umum agar tidak mengganggu lalu lintas.
3. Konsultan Pengawas berhak memerintahkan untuk menambah peralatan
yang tidak sesuai / tidak memenuhi persyaratan.
4. Bila pekerjaan sudah selesai, Kontraktor diwajibkan untuk segera
menyingkirkan alat-alat tersebut dan memperbaiki semua kerusakan yang
diakibatkannya serta membersihkan bekas-bekasnya.
5. Disamping alat-alat yang diperlukan seperti tersebut diatas. Kontraktor
harus menyiapkan tenda-tenda untuk para pekerja waktu hujan.
12.1.3. Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan
1. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk pada harga kontrak harus
dianggap seperti yang tertera di gambar kontrak atau tercantum di uraian
dan syarat-syarat. Tetapi kecuali yang disebut di atas, apa yang tertera
dalam uraian dan syarat-syarat atau gambar dalam kontrak itu
bagaimanapun tidak boleh ditolak, diubah, atau dipengaruhi penerapan atau
interprestasi dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.
2. Kekeliruan pada uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-
bagian dari gambar, uraian dan syarat-syarat tidak boleh membatalkan

2
kontrak ini tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang
dikehendaki Pemberi tugas.
3. Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau diubah secara bagaimanapun
selain menuruti ketetapan-ketetapan yang tepat dari syarat-syarat ini, dan
taat kepada pasal-pasal dari syarat-syarat ini. Semua kekeliruan baik
mengenai hitungan atau bukan perhitungan harga kontrak harus dianggap
telah diterima oleh kedua belah pihak yang bersangkutan.
12.1.4. Petunjuk dan Instruksi
Semua petunjuk dan instruksi Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas yang
dikeluarkan secara tertulis harus dilaksanakan secara baik oleh Kontraktor.
Apabila Kontraktor tidak dapat menerima atau menyetujui pendapat atau
perintah Konsultan Pengawas /Pemberi tugas, harus mengajukan keberatan
secara tertulis dalam waktu 3 (tiga) kali 24 (dua puluh empat) jam. Dan apabila
dalam jangka waktu tersebut Kontraktor tidak mengajukan keberatan maka
dianggap telah menyetujui dan menerima perintah Konsultan Pengawas /
Pemberi Tugas untuk dilaksanakan.
12.1.5. Gambar Pekerjaan
1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang meliputi bestek, detail konstruksi,
situasidan sebagainya yang telah dibuat perancang telah disampaikan
kepada rekanan bersama dokumen lainnya. Rekanan tidak boleh
mengubah/menambah tanpa ijin tertulis dari Pimpinan proyek. Semua
gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada
hubungannya dengan pekerjaan ini, atau digunakan untuk maksud-maksud
lain.
2. Gambar-gambar Tambahan. Bila Pemimpin Proyek menganggap perlu,
Pemborong harus membuat gambar detail penjelasan (shop drawings) yang
diperiksa/disahkan oleh Pengawas. Gambar-gambar tersebut menjadi milik
Pemimpin Proyek.
3. As Built Drawing (Gambar sebagaimana dilaksanakan).Untuk semua
gambar yang belum ada pada gambar kerja dan gambar perubahan di
lapangan baik penyimpangan atas perintah Pemberi Tugas atau tidak,
Kontraktor harus membuat “as built drawing” yang jelas, gambar-gambar
tersebut harus diserahkan dalam rangkap tiga dan semua biaya
pembuatannya ditanggung Pemborong.

3
4. Gambar-gambar di Tempat Pekerjaan. Rekanan harus menyimpan di lokasi
pekerjaan satu set gambar kontrak lengkap termasuk rencana kerja dan
syarat-syarat, berita acara aanwijzing dan time schedule dalam keadaan baik
selama masa pelaksanaan pekerjaan, dan harus tersedia bila Pemberi tugas
atau wakilnya sewaktu-waktu memerlukan.
12.1.6. Penjelasan RKS dan gambar
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail maka
gambar detail yang diikuti.
2. Bila pada gambar terdapat perbedaan antara skala dan ukuran maka ukuran
dengan angka dalam gambar yang diikuti.
3. Bila terdapat perbedaan ukuran, jumlah serta bahan-bahan yang diperlukan,
maka RKS yang diikuti.
4. Bila rekanan meragukan perbedaan antara gambar-gambar yang ada dengan
RKS, baik tentang mutu bahan maupun konstruksi, maka rekanan wajib
bertanya kepada Konsultan Pengawas secara tertulis.
5. Sebelum melaksanakan pekerjaan, rekanan harus meneliti kembali semua
dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat Penjelasan
(Aanwijzing).
6. Kekeliruan pelaksanaan akibat kelalaian hal-hal diatas menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

12.2. Pelaksanaan
12.2.1. Rencana pelaksanaan
1. Pada saat akan dimulai pelaksanaan di lapangan, atau setelah menerima
SPK dari Pemberi Tugas, rekanan harus segera mengadakan persiapan
termasuk pembuatan jadwal pelaksanaan berupa ’Bar Chart’ dan ‘Network
Planning’ selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan SPK, yang
berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu yang direncanakan yang
disesuaikan dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak, dan harus
disahkan Konsultan Pengawas.
2. Kontraktor harus memasukkan kembali perbaikan atas ’Bar Chart’ dan
‘Network Planning’ apabila Konsultan Pengawas meminta diadakannya
perbaikan / penyempurnaan atas ’Bar Chart’ dan ‘Network Planning’

4
tersebut, paling lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya waktu
pelaksanaan.
3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan pekerjaan
sebelum adanya persetujuan dari Konsultan Pengawas atas Rencana kerja
tersebut.
4. ‘Bar Chart’ dan ‘Network Planning’ tersebut harus selalu berada di lokasi
pekerjaan agar perkembangan hasil pekerjaan di lapangan bisa diikuti dan
diberi tanda garis tinta merah. Bila terdapat/terlihat ada hambatan, semua
pihak harus segera mengadakan langkah-langkah penanggulangannya.
12.2.2. Gambar kerja
1. Untuk bagian-bagian pekerjaan, dimana gambar belum cukup memberikan
petunjuk mengenai cara untuk mencapai keadaan terlaksana, Kontraktor
wajib untuk mempersiapkan Gambar Kerja yang terperinci yang akan
memperlihatkan Cara Pelaksanaan tsb.
2. Format dari Gambar Kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan
oleh Konsultan Pengawas.
3. Gambar Kerja harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya dalam rangkap 2 (dua).

12.2.3. Rencana mingguan dan bulanan


1. Selambat-lambatnya pada setiap hari Sabtu selama proses pelaksanaan
pekerjaan berlangsung, Kontraktor wajib menyerahkan kepada Konsultan
Pengawas suatu Rencana Mingguan yang berisi Rencana Pelaksanaan dari
berbagai Bagian Pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam Mingguan
berikutnya.
2. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari setiap bulan, Kontraktor
wajib menyerahkan kepada Konsultan Pengawas suatu Rencana Bulanan
yang menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai Rencana Pelaksanaan
dari berbagai Bagian Pekerjaan yang direncanakan untuk dilaksanakan
dalam bulan berikutnya.
3. Kelalaian Kontraktor untuk menyusun dan menyerahkan Rencana
Mingguan maupun Bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam

5
melaksanakan Perintah Konsultan Pengawas dalam Melaksanakan
Pekerjaan.
4. Untuk memulai suatu Bagian Pekerjaan yang baru Kontraktor diwajibkan
untuk menyampaikan Pemberitahuan kepada Konsultan Pengawas
mengenai hal tersebut paling lambat 2 x 24 jam sebelumnya.

12.2.4. Dokumentasi
1. Kontraktor harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta
pengirimannya ke pihak Konsultan Pengawas Pekerjaan dan ke pihak lain
yang memerlukan.
2. Yang dimaksud dokumentasi dalam pekerjaan ini adalah :
a. Laporan-laporan perkembangan Proyek.
b. Foto-foto hasil pekerjaan berwarna ukuran post card dimasukkan dalam
album. Foto-foto tersebut menggambarkan kemajuan proyek dan dibuat
minimal peristiwa sebagai berikut :
 Sebelum pekerjaan dimulai.
 Pada saat pengurugan lahan
 Pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang pancang (plat lajur, strauss
pile).
 Pada saat pengerjaan poer/pile cap dan sloof
 Pada saat penulangan dan pengecoran plat lantai
 Pada saat penulangan dan pengecoran kolom-kolom
 Pada saat penulangan dan pengecoran balok
 Pada saat pelaksanaan konstruksi atap dan pemasangan atap.
 Setelah dinding dan kusen terpasang.
 Pemasangan instalasi Mekanikal Elektrikal
 Pada saat pemasangan dan selesainya pekerjaan plafon.
 Pada saat pemasangan dan selesainya pekerjaan lantai
 Bangunan telah selesai 100%
Setelah pekerjaan seluruhnya selesai dan siap untuk diserahkan pada penyerahan
pertama.

12.2.5. Jam kerja.

6
1. Jam kerja Kontraktor adalah 8 jam perhari dalam satu minggu 7 hari
kalender.
2. Jika Kontraktor menghendaki lembur maka Kontraktor diharuskan
mengajukan ijin sebelumnya kepada Konsultan Pengawas secara tertulis
dalam waktu sekurang-kurangnya 24 jam.
3. Bilamana Konsultan Pengawas dalam keadaan tersebut menganggap perlu
pengawasan, maka biaya pengawasan dibebankan kepada Kontraktor.
Kecuali, jika penyimpangan-penyimpangan tersebut adalah akibat dari sifat
keadaan pekerjaan .

12.2.6. Kuasa pemborong di lapangan


1. Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan.
Pemborong harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan
menggunakan kecakapan dan perhatian penuh. Ia harus bertanggung jawab
sepenuhnya bagi semua alat konstruksi, cara-cara teknik, urutan dan
prosedur koordinasi semua bagian yang ada di bawah kontrak.
2. Pegawai pemborong yang melaksanakan.
a. Sebagai pemimpin sehari-hari pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus
menunjuk seorang Pelaksana yang ahli pada bidangnya, cakap diberi
kuasa, penuh tanggung jawab, dan selalu berada di tempat pekerjaan, di
samping itu Pemborong harus membuat susunan organisasi kerja di
lapangan sesuai dengan bidang keahlian serta pekerjaan yang ada.
b. Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan, Pelaksana harus
mempelajari dan memahami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara
Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan baik konstruksi
maupun kualitas bahan yang harus dilaksanakan.
c. Perubahan konstruksi maupun bahan-bahan bangunan dapat
dilaksanakan bila ada ijin tertulis dari Pemberi Tugas berdasarkan rapat
Konsultan Pengawas. Menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung
jawab Pemborong untuk membetulkan dan melaksanakan sesuai gambar
dan bestek.
d. Pengawas berhak menolak penunjukan Pelaksana oleh Pemborong
didasarkan pendidikan, pengalaman, tingkah laku, dan kecakapan.

7
Dalam hal ini Pemborong harus segera menempatkan Pelaksana lain
dengan persetujuan Pengawas.

12.2.7. Penjagaan keamanan lapangan pekerjaan


1. Keamanan dan Kesejahteraan.
Selama pelaksanaan pekerjaan, Pemborong wajib mengadakan semua yang
diperlukan bagi para pekerja dan tamu seperti pertolongan pertama, sanitasi,
air minum, dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan. Rekanan juga wajib
memenuhi semua persyaratan, tata tertib, ordonasi Pemerintah pusat dan
lokal.
2. Terhadap Wilayah Orang Lain.
Pemborong harus membatasi daerah operasinya di sekitar tapak dan harus
mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.
3. Terhadap Milik Umum.
Pemborong harus menjaga agar jalanan umum, jalan kecil, dan hak pemakai
jalan bersih dari bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara
kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama
kontrak berlangsung. Rekanan juga bertanggung jawab atas gangguan dan
pemindahan yang terjadi atas fasilitas umum seperti saluran air, listrik, dan
sebagainya yang disebabkan oleh kegiatan Pemborong. Semua biaya
pemasangan kembali dan perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab
Pemborong.
4. Terhadap Bangunan yang Ada.
Selama masa pelaksanaan kontrak, Pemborong bertanggung jawab penuh
atas semua kerusakan utilitas, jalan, saluran pembuangan dan sebagainya
dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan operasi Pemborong
dalam arti yang luas. Itu semua diperbaiki Pemborong hingga dapat
diterima oleh Pemberi Tugas.
5. Keamanan terhadap Pekerjaan.
Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan, termasuk
bahan-bahan bangunan, perlengkapan instalasi yang ada hingga kontrak
selesai dan diterima baik oleh Pemberi Tugas. Ia harus menjaga
perlengkapan dan bahan-bahan dari semua kemungkinan kerusakan,

8
kehilangan, dan sebagainya bagi seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan
yang dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebas
dari air hujan dengan memakai tutup yang layak, memompa, atau menimba
seperti apa yang dikehendaki atau yang diinstruksikan.
6. Dalam pelaksanaan proyek, rekanan berkewajiban menjaga agar tidak
mengganggu proses kegiatan belajar mengajar di lokasi pekerjaan.
7. Apabila terjadi kehilangan areal lingkungan sekitarnya yang disebabkan
oleh pekerja rekanan, maka hal itu menjadi beban dan tanggung jawab
rekanan.
8. Warung dan penjual lainnya yang melayani pekerja proyek harus berada di
dalam pagar proyek.

12.2.8. Laporan mingguan dan Bulanan


Rekanan membuat laporan mingguan dan bulanan tentang kemajuan pekerjaan.
Laporan kemajuan pekerjaan tersebut minimal mengenai semua keterangan yang
berhubungan dengan kejadian selama satu bulan yang mencakup mengenai:
 Jumlah semua tenaga kerja yang digunakan dalam minggu ini, bulan ini.
 Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir minggu dan bulan.
 Semua bahan/barang perlengkapan yang telah masuk dan diterima di tempat
pekerjaan.
 Keadaan cuaca.
 Kunjungan semua tamu yang berkaitan dengan proyek.
 Kunjungan tamu-tamu lain.
 Kejadian khusus.
 Foto-foto ukuran kartu post sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

12.2.9. Jaminan keselamatan buruh


1. Kontraktor harus menjamin keselamatan kerja pekerja sesuai dengan yang
ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan
untuk setiap bidang pekerjaan.
2. Air Minum dan Air untuk Pekerjaan.

9
Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih
ditempat pekerjaan untuk para pekerjanya. Air untuk keperluan bangunan
selama masa pelaksanaan bisa menggunakan/menyambung pipa air yang
telah ada dengan meteran air tersendiri (guna perhitungan pembayaran) atau
air sumur yang bersih/jernih dan tawar. Bila kondisi air meragukan
Konsultan Pengawas, harus diperiksakan pada laboratorium.
3. Kecelakaan.
Bila terjadi kecelakaan pada pekerja Pemborong saat pelaksanaan,
Kontraktor harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan
korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab
Pemborong. Kejadian tersebut harus segera dilaporkan pada Jawatan
Perburuan dan Konsultan Pengawas.
4. Di lokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan
pertama yang selalu tersedia setiap saat dan berada di Konsultan Pengawas
keet.

12.2.10. Pekerjaan tambah dan kurang


1. Pemborong wajib melaksanakan semua pekerjaan sesuai gambar dan
gambar detail, melaksanakan dengan baik sesuai persyaratan teknis.
Pemborong selanjutnya wajib pula tanpa tambahan biaya mengerjakan
segala sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan yang
tepat, walaupun satu dan lain hal tidak dicantumkan dengan jelas dalam
gambar dan bestek.
2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas. Selanjutnya perhitungan
penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang
disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga
upah dan satuan pekerjaan.
3. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa ijin tertulis Pengawas
adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
a. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule yang telah disetujui).
b. Kontrak surat perjanjian pemborongan.
c. Berita Acara/Surat-surat Klarifikasi tender.

10
12.3. PEKERJAAN PERSIAPAN/ PENDAHULUAN
12.3.1. DIREKSI KIT
1. Kontraktor harus membuat Direksi Keet untuk Konsultan Pengawas dan
Direksi yang berukuran 4 m x 9 m, dengan menggunakan bahan-bahan
sederhana seperti usuk, lantai papan, dinding papan/plywood, atap seng dan
pintu yang harus dilengkapi dengan kunci yang baik serta cukup jendela dan
ventilasi/penerangan. Bangsal tersebut tidak menyatu dengan bangsal atau
gudang kontraktor.
2. Direksi Keet tersebut harus diperlengkapi dengan:
 Tiga buah meja tulis ukuran 80 cm x 120 cm.
 Tiga buah kursi sebagai perlengkapan meja tulis.
 Tiga buah kursi hadap
 Satu buah papan tulis yang berukuran 120 cm x 240 cm.
 Sebuah meja besar yang berukuran 120 cm x 240 cm, untuk keperluan
pertemuan/rapat di lapangan.
 Pada meja besar harus dilengkapi dengan kursi panjang yang sesuai
dengan kebutuhan rapat/pertemuan di lapangan.
 Sebuah ruang toilet dengan cukup persediaan air bersih.
 Satu buah lemari arsip lengkap kunci pengamannya
 Perlengkapan Safety (helm, rompi dan sepatu)
3. Kontraktor harus membuat barak kerja untuk pekerja dan gudang untuk
menyimpan bahan-bahan bangunan dan peralatan pekerjaan dan pintunya
harus mempunyai kunci yang baik/kuat untuk keamanan
bahan/perlengkapan.
4. Tempat mendirikan Direksi Keet, barak kerja dan gudang, akan ditentukan
kemudian dan dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas.
5. Bangsal Konsultan Pengawas dan perlengkapannya, harus sudah siap di
lokasi bangunan, sebelum pekerjaan dimulai atau 10 hari sesudah SPMK
diterima. Setelah selesai pekerjaan tersebut, Direksi Keet dan
perlengkapannya menjadi milik Pemberi Tugas.

11
6. Pembongkaran Direksi Keet, barak kerja dan gudang adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan bahan bongkaran menjadi milik Pemberi
Tugas.

12.3.2. KEAMANAN PROYEK


1. Lokasi keliling proyek harus dipagar seng setinggi 2,4 meter agar tidak
terganggu dalam pelaksanaan pembangunan.
2. Kontraktor diharuskan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik
Proyek, Konsultan Pengawas dan Pihak ketiga yang ada dilapangan, baik
terhadap pencurian maupun pengrusakan.
3. Untuk maksud diatas, maka Kontraktor harus membuat pagar pengaman
dari bahan kayu dan seng serta perlengkapan lainnya yang dapat menjamin
keamanan.
4. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat-alat dan hasil
pekerjaan, maka akan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat
diperhitungkan dalam pekerjaan tambah/kurang atau pengunduran waktu
pelaksanaan.
5. Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor bertanggung jawab atas
akibatnya. Untuk mencegah bahaya kebakaran tersebut, Kontraktor harus
menyediakan alat pemadam kebakaran yang siap digunakan dan
ditempatkan pada tempat-tempat yang strategis dan mudah dicapai.
6. Kontraktor tidak diperbolehkan membuang material / sampah apapun ke
buzem / danau buatan yang berbatasan dengan lokasi. Pelanggaran terhadap
klausul ini akan dikenakan denda yang besarnya akan ditentukan oleh
owner.

12.3.3. PAPAN NAMA


Papan nama harus dibuat dan dipasang di lokasi yang ditentukan oleh Konsultan
Pengawas. Desain papan nama yang menunjukkan judul dan nama Proyek, nama
Pemberi Tugas, nama Konsultan Perencana, Nama Konsultan Pengawas nama
Kontraktornya, termasuk jenis dan warna cat, harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas setelah berkonsultasi dengan Pemberi Tugas sebelum dipasang.

12
12.3.4. PENGUKURAN TAPAK KEMBALI
1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali
lokasi pembangunan dengan keterangan–keterangan mengenai peil,
ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang
sudah ditera kebenarannya (FFL + 0.00 Lantai Satu adalah +4,5m m dari
urugan lahan Pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Bangkalan ).
2. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
harus segera dilaporkan kepada direksi untuk dimintakan keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut yang dilakukan dengan alat-alat
waterpass/theodolith yang ketepatan dapat dipertanggungjawabkan.
4. Kontraktor harus menyediakan theodolith/waterpass berserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan pengawas selama pelaksanaan
proyek.
5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara asas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian–bagian kecil yang disetujui
oleh pengawas.
6. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan kontraktor.

12.3.5. PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR, DAYA LISTRIK DAN LAHAN


UNTUK KERJA DAN PENEMPATAN MATERIAL
Air kerja harus disediakan kontraktor dengan penyambung PDAM yang ada di
proyek atau disuplay dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari
lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air
harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari pengawas.
Listrik kerja harus disediakan kontraktor dan diperoleh dari sambungan PLN
setempat selama masa penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya
dperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan pengawas. Daya
listrik juga disediakan untuk mensuply kantor pengawas.
Karena keterbatasan lahan, kontraktor juga harus merencanakan
penyediaan lahan untuk penempatan material, pagar pembatas lokasi proyek,
area kerja, bedeng dan direksi keet dengan syarat kamar mandi/wc, ruang rapat
direksi/pengawas,dan membuat papan nama Proyek.

13
12.3.6. PEKERJAAN PENYEDIAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN
1. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor wajib menyediakan tabung
alat, pemadam kebakaran / fire extinguisher 3,5 kg minimal 2 tabung ex.
EXCEL/ setara lengkap dengan isinya.
2. Pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam kebakaran
tersebut menjadi hak milik pemberi tugas.

12.3.7. DRAINAGE TAPAK


1. Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/kontur tanah yang ada
ditapak, kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk
pembuangan air yang ada.
2. Arah aliran ditujukan ke daerah permukaan yang terendah yang ada ditapak
atau kesaluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembuangan.
3. Pembuatan saluran sementara harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
pengawas.

12.3.8. PAPAN DASAR PELAKSANAAN (PENENTUAN TITIK)


1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau meranti 5/7,
tertancap ditanah sehingga tidak bisa digerak-gerak atau diubah-ubah.
2. Papan patok ukur dibuat dari kayu meranti dengan ukuran tebal 3 cm, lebar
20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.

12.4. PEKERJAAN TANAH


12.4.1. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan
pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan tanah
seperti tertera pada gambar rencana.
2. Pekerjaan yang berhubungan/pekerjaan sementara yang dilakukan :
a. Pekerjaan uitset
b. Pekerjaan pembersihan/pembongkaran site existing.
c. Pengurukan dan pemadatan tanah.
d. Pekerjaan lansekap (tempat parkir, pos)

14
e. Pekerjaan pembuatan titik-titik penempatan as-as kolom

12.4.2. PELAKSANAAN
1. Pembersihan persiapan daerah yang akan dikerjakan
a. Semua daerah urugan (seluas lahan), harus terlebih dahulu dibersihkan
dari lumpur dan tumbuh-tumbuhan diatasnya seterusnya baru
dipadatkan, urugan baru harus dipadatkan dalam tahap ketinggian
sesuai dengan ketentuan. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa
tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan
dikemudian hari dan dibuang keluar lokasi.
b. Semua pekerjaan pengukuran dan persiapan adalah termasuk
tanggungan kontraktor.
c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa
pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman.
d. Pada papan dasar pelaksanaan (rambu ukur) harus dibuat tanda-tanda
yang menyatakan as-as atau level/peil-peil dengan warna yang jelas dan
tidak mudah hilang jika terkena air hujan.
e. Kontraktor harus memperhatikan dan dapat memulai pekerjaan bawah
tanah seperti tandon hydrant, tandon air bersih dan septictank sebelum
melaksanakan pengurugan.
2. Pekerjaan urugan dan galian
a. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan
syarat-syarat yang ditentukan menurut keperluan.
b. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah
mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari lokasi proyek.
c. Bagian-bagian yang akan diurug dengan tanah dan memenuhi
syarat-syarat sebagai tanah urug. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis
dengan penimbrisan lubang-lubang galian yang terletak didalam garis
bangunan harus diisi kembali dengan sirtu yang diratakan dan diairi
serta ditimbun sampai dengan elevasi yang direncanakan dan
dipadatkan sampai mencapai 95% d max (kepadatan maksimum.

15
d. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan
kontraktor, kontraktor harus segera mengganti yang dapat berupa
perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan kontraktor.
e. Contoh bahan urugan harus mendapat persetujuan dari konsultan
pengawas, sehingga hasil akhirnya sesuai dengan ketentuan.

3. Pekerjaan pemadatan dan peralatan urugan


a. Yang dimaksud disini adalah pekerjaan pemadatan dan perataan urugan
dengan syarat khusus dimana urugan hasil pemadatan akan
dipergunakan sebagai pemikul beban.
b. Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis
sedemikian rupa, sehingga suatu lapisan setebal 30 cm dalam keadaan
padat. Tiap lapis harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diurug.
c. Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan
alat pemadat/compactor vibrator yang disetujui oleh pengawas.
Pemadatan dilakukan sampai dengan mencapai hasil kepadatan
maksimum.
d. Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan
batu-batu yang besar bersarang menjadi satu dan semua pori-pori harus
diisi dengan batu-batu kecil dan tanah yang dipadatkan.
e. Kelebihan material harus dibuang oleh kontraktor ketempat
pembuangan yang ditentukan oleh pengawas.
f. Jika material tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari
tempat lain, tanpa tambahan biaya.

12.5. PEKERJAAN JALAN DAN PARKIR ( TIDAK DIKERJAKAN )


12.5.1. UMUM
Lingkup pekerjaan

16
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan
pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan sub-
grade, sub-base, dan pemasangan paving blocks, seperti yang ditunjukkan
gambar rencana dan spresifikasi ini, tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai
berikut :
a. Pembersihan lahan.
b. Persiapan subgrade ditempat-tempat yang ditimbun.
c. Pekerjaan pendahuluan antara lain gorong–gorong (culverts), saluran pipa
(drainpipe) dan yang berada permukaan tanah bawah jalan (subgrade),
termasuk pemadatan tanah timbunan kembali dari pekerjaan-pekerjaan
tersebut.

12.5.2. LAPIS PERKERASAN


1. Subgrade harus memenuhi daya dukung CBR 20%, yang dibuktikan dengan
pengujian di lapangan. Jumlah titik uji dan posisinya akan ditentukan oleh
pengawas.
2. Bilamana CBR 20% tidak dipenuhi, maka pelaksana pekerjaan jalan diminta
memadatkannya terlebih dahulu.

12.5.3. BAHAN
1. Sub–base
a. Sumber bahan
Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini. Biaya
dari pencarian dan pekerjaan muat, angkut bongkar ke lokasi pekerjaan
harus sudah diperhitungkan dalam penawaran kontraktor. Kontraktor
harus melaporkan lokasi tersebut kepada pengawas secepatnya secara
tertulis disertai keterangan kualitas bahan, Perkiraan kuantitas bahan
dan rencana operasi pengangkutan bahan ke lokasi Proyek. Bahan
tersebut harus memenuhi persyaratan misalnya tidak mengandung pedel
dan batu-batuan yang besar.
b. Bahan dihamparkan setelah CBR 20% tercapai pada subgrade.
c. Bahan harus memenuhi persyaratan gradasi limit seperti dibawah ini :
Ukuran lapis prosentase (%) lolos terhadap berat :

17
9,52 mm 100
4,75 mm 85-100
2,36 mm 80-100
1,18 mm 50-95
600 um 25-60
275 um 10–30
150 um 5–15
75 um 0–10

2. Bahan lapis permukaan


a. Paving block yang dipakai adalah kanstin letter U tebal 8 cm K-300,
bentuk/warna ditentukan kemudian, untuk jalan/sirkulasi kendaraan..
Merk/produk Conblock, Focon, atau setara. Untuk bahan lapis
permukaan selain spesifikasi diatas dapat ditentukan lain oleh
pengawas.

12.6. PEKERJAAN DRAINASE TAPAK


12.6.1. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan dan pemasangan saluran-saluran drainase horizontal dari
bangunan dan tapak ke saluran kota yang tersedia.
b. Pengadaan dan pemasangan bak-bak kontrol pada pembelokan pipa,
perubahan ukuran pipa dan pada jarak-jarak tertentu.
c. Pengurusan segala perijinan yang dilakukan ke instansi yang
berwenang untuk penyambungan/pembuangan saluran air dan untuk
pembuatan saluran air hujan diluar tapak.

12.6.2. BAHAN/ PRODUK


1. Saluran air yang dipakai adalah dari buis beton, sebagian tertutup dengan
penutup dari plat beton dan sebagian dengan penutup dari gril besi beton.
2. Untuk bak kontrol dan pekerjaan-pekerjaan beton lainnya syarat-syarat
bahan harus sesuai dengan syarat-syarat untuk pekerjaan beton non struktur.

18
12.6.3. PELAKSANAAN
1. Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus menyerahkan shop drawing
kepada pengawas. Shop drawing tersebut harus memperlihatkan dengan
lengkap ukuran dimensi lokasi, elevasi, kemiringan dari saluran dan bak-
bak kontrol gambar-gambar tersebut harus dibuat dalam skala yang cukup
besar sehingga memudahkan pemeriksaan dan pelaksanaan.
2. Galian tanah
Dinding galian tanah dibuat dengan kemiringan yang cukup, disesuaikan
dengan keadaan/kondisi setempat dalam hubungan untuk menghindarkan
keruntuhan, terutama musim hujan. Segala akibat yang timbul akibat dari
pekerjaan galian merupakan tanggungjawab dari kontraktor.
3. Urugan pasir
Sebelum saluran dipasang dasar galian harus diurug dengan pasir setebal 10
cm dan harus sesuai gambar.
4. Penanaman pipa
a. Apabila dalam gambar saluran air memakai pipa, maka diletakkan
diatas landasan pasir yang tidak dipadatkan dengan posisi sesuai dengan
linier grade yang tertera pada gambar.
b. Landasan pasir dibawah pipa dibuat sedemikian sehingga pipa
mendapat tekanan merata.
c. Urugan pasir dilakukan pada posisi-posisi pipa sampai tinggi setengah
pipa dan pasir dipadatkan dengan alat penimbris dari kayu dan selama
pekerjaan berlangsung pipa harus tetap pada posisi semula tidak boleh
terjadi pergeseran.
d. Urugan selanjutnya menggunakan tanah urug dan dipadatkan secara
merata dengan tanah urug.

12.7. PEKERJAAN BEKISTING BETON


12.7.1. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan

19
a. Kayu dan atau multiplek untuk bekisting beton cor ditempat, lengkap
dengan perkuatan dan angkur-angkur yang diperlukan.
b. Penyediaan angkur-angkur untuk hubungan dengan pekerjaan lain.
c. Bahan pelapis anti lengket beton dan klam-klam pengunci dan pengait.
d. Perancah bekisting/ scafolding sesuai kebutuhan dan norma
pemasangan/penggunaan serta asesoriesnya harus lengkap.
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Struktur beton pile cap, sloof, kolom, balok, tandon air, dinding beton
b. Pekerjaan pasangan bata
c. Sparing-sparing pekerjaan mekanikal
d. Sparing-sparing pekerjaan eletrikal
e. Shaff up pekerjaan mekanikal dan elektrikal
3. Standart–standart yang dipakai
a. Standart Indonesia :
1. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI)–1982, NI-3.
2. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia -1961, NI-5.
3. Peraturan Beton Bertulang bertulang Indonesia (PBI) 1971, NI-2.
4. Recommended Practice For Concrete Formwork (ACI 347 - 68).
4. Shop drawing
a. Dimana diperlukan, menurut pengawas atau perencana, harus dibuat
shop drawing.
b. Siapkan shop drawing tipikal untuk tiap rancangan bekisting yang
berbeda yang memperhatikan :
- Dimensi
- Metode konstruksi
- Bahan
- Hubungan dan ikatan-ikatan (form ties)

12.7.2. BAHAN
1. Bekisting beton biasa
a. Multipleks tebal 9 mm
b. Kayu Kasau 4/6, 5/7, 6/10 up pengaku dan balok-balok bantu kayu 6/12
dan 8/12

20
c. Paku, angkur, form ties dan sekrup-sekrup, ukuran sesuai dengan
keperluan dan cukup kuat untuk menahan bekisting agar tidak bergerak
ketika dilakukan pengecoran
2. Syarat umum bekisting
a. Tidak mengalami deformasi, bekisting harus cukup tebal dan terikat
kuat
b. Kedap air dengan menutup semula celah dengan tape,
c. Tahap terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting
d. Pemakaian bekisting selain ketentuan diatas harus dengan persetujuan
pengawas.

12.8. PEKERJAAN BETON STRUKTUR PRIMER


12.8.1. UMUM
1. Lingkup pekerjaan
a. Pembesian
1. Tulangan besi lengkap dengan kawat pengikatnya.
2. Tebal penutu beton minimum :
 Pelat lantai = 1,5 cm
 Dinding = 2 cm
 Balok = 2,5 cm
 Kolom = 3 cm
b. Pengecoran beton
1. Beton cor ditempat untuk rangka bangunan, lantai, dinding, pondasi
dan slab pendukung.
2. Slab beton diatas tanah dan pedestrian/side walks.
3. Finishing permukaan beton pada dinding, plat, balok dan kolom.
2. Produk beton
Produk beton yang dipakai adalah beton siap pakai (Readymix Concrete)
dengan Mutu beton K 300 dan telah persetujuan pengawas, kontraktor harus
melaksanakan mix design terlebih dahulu dengan melaporkan hasil mutunya
melalui laboratorium beton yang independen.
3. Pekerjaan yang berhubungan
a. Bekisting beton.

21
b. Finishing beton.
c. Pasangan bata.
d. Struktur baja.
e. Water proofing.
f. Bagian-bagian pekerjaan mekanikal yang harus dicor dalam beton.
g. Bagian-bagian pekerjaan elektrikal yang harus dicor dalam beton.
4. Standart
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
a. Peraturan Beton Bertulang-Bertulang Indonesia (PBl)–1971, NI-2
b. Persyaratan Umum Bahan bangunan Indonesia 1982 NI-3
c. Peraturan semen portland Indonesia 1972. N - 8.
d. Peraturan Bangunan Nasional 1978
e. SK ANI T–15 – 1991 03
f. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983
g. Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan
Struktur Tembok 1983.
h. Ketentuan–Ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan
Umum (AV) no. 9 tanggal 28 Mei 1944 Tambahan Lembaran Negara
No. 1457.
i. Peraturan pembangunan pemerintah daerah setempat.
j. Petunjuk-petunjuk dan peringatan–peringatan lisan maupun tertulis
yang diberikan perencana.
k. Standart normalisasi Jerman (DIN)
l. American Society Testing and Material (ASTM)
1. C 33 (concrete aggregates)
2. C 150 (portland cement)
m. American Concrete Institute (ACI)
1. 211 (recommended practice for selecting proportions for normal and
heavy weight concrete)
2. 212 (guide for use admixlures in concrete).
3. 214 (recommended practice for evaluation of compression test of
field concrete)

22
12.8.2. BAHAN
1. Persyaratan bahan
a. Portland cement
Yang menyatakan adalah jenis II SNI 0013-81, menurut NI-8 (type I),
menurut ASTM dan memenuhi S. 400, menurut standart portland
cement yang ditentukan asosiasi semen Indonesia dan terdiri dari satu
jenis merek. (semen Gresik atau semen tiga roda).
b. Agregates
Kualitas agregate harus memenuhi syarat-syarat PBI - 1971. Aggregate
kasar harus berupa batu pecah (split) yang memenuhi susunan gradasi
yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar
lumpur dari pasir beton tidak boleh melebihi dari 5% berat kering.
Dimensi maksimum dari agregates kasar tidak lebih dari 2.0 cm dan
tidak boleh lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari
bagian kontruksi yang bersangkurtan. Pasir harus terdiri dari butir-butir
yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah
lempung dan sebagainya.
c. Air
Air yang digunakan harus air PDAM yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam alkali dan bahan–bahan organik atau
bahan-bahan lain yang dapat mengurangi mutu pekerjaan. Kandungan
chlorida tidak boleh melebihi 500 p.p.m dan komposisi sulfat (S0 3)
tidak boleh melebihi 1000 p.p.m. apabila dipandang perlu, pengawas
dapat minta kepada kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
kontraktor.
d. Besi beton
1. Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang
dapat mengurangi lekatnya pada pada beton. Kecuali ditentukan lain
dalam gambar, digunakan besi mutu Tulangan Ø ≤ 12 mm pakai U
24 dan Tulangan D ≥ 13 mm pakai U 40.

23
2. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka
disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan
sertifikat dari laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara
periodik minimum masing–masing 2 contoh percobaan (stresstrain)
dan pelengkungan untuk setiap 20 ton besi, Pengetesan dilakukan
pada laboratorium yang disetujui pengawas.
e. Admixture
1. Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara
mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang
cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture
2. Jika menggunakan admixture masih dianggap perlu kontraktor
diminta terlebih dahulu memberitahukan nama perdagangan
admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data
bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-
cara pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain
yang dianggap perlu.

12.8.3. PELAKSANAAN
1. Kualitas beton
a. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah K 300
(tegangan tekan hancur karakteristik untuk kubus beton ukuran panjang
15 cm lebar 15 cm dan tinggi 15 cm pada usia 28 hari kalender).
Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan
yang terdapat dalam PBI 1971. Mutu beton pekerjaan beton bertulang
sekunder K-175 digunakan untuk struktur sekunder seperti kolom
praktis dan bagian-bagian lain yang tidak memikul beban kecuali
ditentukan lain.
b. Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuan membuat
kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data mix design
pelaksanaan di lain tempat atau dengan mengadakan trial mixes di
laboratorium yang ditunjuk oleh pengawas.
c. Test selama pekerjaan

24
Jumlah beton uji yang diambil sedikitnya 12 (dua belas) silinder setiap
100 m3 dari pengecoran beton setiap hari dimana 6 silinder untuk
percobaan kekuatan beton umur 7 hari dan 6 silinder lainnya untuk 28
hari.
d. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton
yang dibuat dengan disahkan oleh pengawas dan laporan tersebut harus
dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut
harus disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukkan laboratorium
harus dengan persetujuan pengawas.
e. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump ( + 10 - 12 cm ).
f. Pengujian silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang
disetujui pengawas.
g. Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak
tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara
terbuka.
h. Jika dianggap perlu, maka digunakan pembuatan kubus percobaan
untuk umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh
kurang dari 65% kekuatan yang diminta additives. Jika hasil kuat tekan
benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta maka
harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti
yang ditetapkan dalam PBI 1971 dengan tidak menambah beban biaya
bagi Pemberi Tugas.
i. Penyampaian beton (adukan) dari mix, ke tempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan
komponen-komponen beton.
j. Dalam hal ready mix sulit didapat maka site mix dapat dilakukan
dengan kontraktor terlebih dahulu mengadakan presentasi untuk
mendapatkan persetujuan dan untuk itu disyaratkan mesin molen
produksi mutu beton K 300 harus menggunakan portable beton mix dan
volume system minimal 1 m3 beton setiap 1 campurannya.
k. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.

25
l. Kontraktor harus menggunakan concrete pump pada elevasi-elevasi
pengecoran diatas 3 m. Sehingga kwalitas beton tuang dari alat
pencampur tidak berubah.
2. Instruksi dan pembongkaran bekisting
a. Pembongkaran ,sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar, harus
mengikuti persyaratan dari PBI 1971. Cetakan dan acuan hanya boleh
dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut dengan sistim cetakan dan
acuan yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk
memikul berat sendiri dan beban – beban pelaksanaan yang bekerja
padanya. Kekuatan ini harus ditunjukkan hasil benda uji dan dengan
perhitungan – perhitungan, atau cetakan dan acuan baru boleh
dibongkar setelah beton berumur tiga minggu.
b. Seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar harus dilepas
secara berhati – hati tanpa menambah tegangan atau tekanan terhadap
sudut – sudut. Lindungi semua ujung – ujung dari beton yang tajam dan
secara umum pertahankan keutuhan dari desain.
c. Bersihkan cetakan – cetakan beton expose secepatnya setelah
pembongkaran untuk mencegah kerusakan pada bidang kontak.
d. Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan
harus ditopang/ditunjang kembali sepenuhnya pada semua pelat dan
balok sampai dengan sedikitnya tiga lantai dibawahnya. Pemasangan
perancah kembali harus ditempatnya sampai beton mencapai kriteria
umur kekuatan tekan 28 hari. Periksa dengan teliti kekuatan beton
dengan test silinder atas biaya kontraktor.
3. Penggantian besi
a. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah
sesuai dengan apa yang tertera pada gambar.
b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau
pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu
penyempurnaan pembesian yang ada, maka :
1. Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera dalam gambar. Secepatnya hal ini
diberitahukan pada Perencana Konstruksi untuk sekedar informasi.

26
2. Jika hal tersebut diatas dimintakan pekerjaan tambah oleh
kontraktor, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan
setelah ada persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi.
3. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan
tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari
perencana Konstruksi. Mengajukan usul dalam rangka tersebut
diatas adalah merupakan juga keharusan dari kontraktor.
c. Jika kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan
catatan :
1. Harus ada persetujuan dari Perencana Konstruksi dan pengawas.
2. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini
yang dimaksudkan adalah jumlah luas)
3. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan kemampuan
penampang berkurang.
4. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan
pembesian ditempat tersebut atau didaerah overlapping yang dapat
menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.
4. Perawatan beton
a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat.
b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
c. Beton harus dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran
d. Khusus elemen vertikal harus dipakai curing compound
5. Tanggung jawab kontraktor
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan
ketentuan-ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi
yang diberikan. Adanya atau kehadiran pengawas selaku wakil pemberi
tugas atau perencanaan yang sejauh mungkin melihat/mengawasi menegur

27
atau memberi nasihat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut
diatas.
6. Contoh yang harus disediakan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memberikan contoh
material : split, pasir, besi beton, semen untuk mendapatkan persetujuan
pengawas.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh pengawas akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim
oleh kontraktor ke lapangan.
c. Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-
contoh yang telah disetujui dibangsal pengawas.
7. Sparing conduit dan pipa-pipa
a. Letak dari Sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
b. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar
pelaksanaan dan bila tidak ada dalam gambar, maka kontraktor harus
mengusulkan dan minta persetujuan dari pengawas.
c. Bilamana sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran
dan diperkuat sehingga tidak akan dipindahkan tanpa persetujuan dari
pengawas.
d. Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum
pengecoran, dan diperkuat, sehingga tidak akan bergeser pada saat
pengecoran beton.

12.9. PEKERJAAN BETON STRUKTUR SEKUNDER


12.9.1. UMUM
1. Lingkup pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya Untuk melaksanakan seperti dinyatakan dalam, gambar dengan
hasil yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi kolom praktis, beton ring balok untuk bangunan
yang dimaksudkan termasuk besi beton dan pekerjaan bekisting/acuan
dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur sesuai yang
ditunjukkan didalam gambar.

28
2. Standar
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
a. Peraturan Beton Bertulang-bertulang Indonesia (PBl)–1971, NI-2
b. Persyaratan Umum Bahan bangunan Indonesia 1982 NI-3
c. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972. N-8.
d. Peraturan Bangunan Nasional 1978
e. SK ANI T–15 – 1991 03
f. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983
g. Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan
Struktur Tembok1983.
h. Ketentuan–Ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan
Umum (AV) no. 9 tanggal 28 Mei 194 Tambahan Lembaran Negara no.
1457.
i. Peraturan-peraturan/standart setempat yang biasa dipakai
j. Peraturan pembangunan pemerintah daerah setempat.
k. Petunjuk-petunjuk dan peringatan–peringatan lisan maupun tertulis
yang diberikan perencana.
l. Standari normalisasi Jerman (DIN)
m. American Society Testing and Material (ASTM)
C 33 (concrete aggregates)
C 150 (portland cement)
n. American Concrete Institute (ACI).
211 (recommended practice for selecting proportions for normal and
heavy weight concrete)

12.9.2. BAHAN
1. Persyaratan bahan
a. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis
merek dan atas persetujuan Konsultan Pengawas dan harus memenuhi
NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak
dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen portland harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas

29
dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan
syarat penumpukan semen.
b. Pasir beton
Harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan–bahan
organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir
serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.
c. Koral beton/split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta
mempunyai gradasi kekerasan sesuai syarat-syarat PBI 1971.
Penyimpanan/penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu
dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak
tercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
d. Air
Air digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan organis/bahan lain yang dapat merusak
beton. Apabila dipandang perlu pengawas dapat minta kepada
kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.
e. Besi beton
Digunakan besi mutu U 24 untuk Ø≤ 12 mm dan untuk D>13 mm
adalah U 40, besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dari bebas
dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi bulat serta memenuhi
persyaratan NI-2 (PBI 1971). Bila dipandang perlu kontraktor
diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium
pemeriksaan bahan yang dan sah atas biaya kontraktor.
f. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memberikan
contoh-contoh material misalnya, besi, koral, pasir, PC untuk
mendapatkan persetujuan dari pengawas.
g. Contoh–contoh yang telah disetujui oleh pengawas, akan dipakai
sebagai standart/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang
dikirim oleh kontraktor ke site.
2. Syarat pengiriman dan penyimpanan bahan

30
a. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan
tidak bercacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak/kemasan aslinya
yang masih tersegel dan berlebel pabriknya.
b. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindungi dan tertutup, kering,
tidak, lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan pabrik.
c. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya.
d. Kontraktor bertanggungjawab terhadap kerusakan selama pengiriman
dan penyimpanan. Bila ada kerusakan, kontraktor wajib mengganti atas
beban kontraktor.

12.9.3. PELAKSANAAN
1. Mutu beton
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang sekunder adalah
K–175 dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI 1971.
2. Pembesian
a. Pembuatan tulang-tulangan untuk batang luruh atau yang dibekokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratan harus
sesuai dengan PBI 1971
b. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan
gambar konstruksi.
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus diikat dengan papan
acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan
ketentuan PBI 1971.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam. Waktu 1 x 24 jam setelah ada perintah tertulis
dari pengawas.

3. Cara pengadukan

31
a. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen yang kondisi mesin
dan fisiknya baik (tidak rusak)
b. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan dan harus disetujui oleh pengawas. Operator
beton molen harus orang yang ahli dalam bidangnya.
c. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan
jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. (slump + 10 – 12
cm).
4. Pengecoran beton
a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan–cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan
dan penempatan penahan jarak.
b. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan pengawas.
c. Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan
terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang
koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui pengawas.
5. Pekerjaan acuan/bekisting
a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar
b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak akan berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
c. Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaan licin: bebas dari
kotoran-kotoran (tahi gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan
sebagainya, setelah pengecoran dilakukan harus mudah dibongkar tanpa
merusak permukaan beton.
d. Kontaktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral/soft,
pasir dan semen Portland) kepada pengawas, untuk mendapatkan
persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.

32
e. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat
penyimpanan yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan
tetap terjamin sesuai persyaratan.
f. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40 mm.
Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun 1971)
g. Beton harus dilindungi dan pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya
hujan, harus diperhatikan.
h. Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah
pengecoran
6. Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari
pengawas dan umur beton sudah mencapai 28 hari atau kekuatan umur
beton sudah mencapai K 300. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan
mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan
dari pengawas.
7. Pengujian mutu pekerjaan
a. Sebelum dilaksanakan pemasangan, kontraktor diwajibkan untuk
memberikan pada pengawas certificate test bahan besi dari produsen/
pabrik
b. Bila tidak ada certificate test, maka kontraktor harus melakukan
pengujian atas besi/kubus di laboratorium yang ditunjuk kemudian.
c. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh kontraktor dengan
mengambil benda uji berupa kubus atau silinder yang ukurannya sesuai
dengan syarat-syarat/ketentuan dalam PBI 1971. Pembuatannya harus
disaksikan oleh pengawas dan diperiksa di laboratorium kontruksi
beton yang ditunjuk pengawas.
d. Kontraktor diwajibkan membuat trial mix terlebih dahulu, sebelum
memulai pekerjaan beton.
e. Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada pengawas
secepatnya.

33
f. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut,
menjadi tanggung jawab kontraktor.
8. Syarat-syarat pengamanan pekerjaan
a. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras minimal
selama 3 x 24 Jam setelah pengecoran
b. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
c. Bila terjadi kerusakan, kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab kontraktor.
d. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu
dibasahi dengan air terus menerus minimal selama 10 hari atau lebih
(sesuai dengan ketentuan dalam PBl 1971)

12.10. PEKERJAAN MINI PILE


12.10.1. UMUM
Semua bahan dan pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat baik syarat-syarat
umum untuk pekerjaan struktur, syarat umum untuk pekerjaan beton, syarat
khusus untuk tiang beton, syarat-syarat khusus sesuai dengan yang tercantum
dalam syarat-syarat ini.

12.10.2. PEMANCANGAN
a. Pemancangan harus dilakukan dengan menggunakan HSPD kapasitas 120
ton. Metode pemancangan lain dapat dilakukan setelah diajukan oleh
pengawas.
b. Mini Pile harus tersedia dilapangan sebelum pekerjaan pemancangan
dimulai.
c. Langkah-langkah/pentahapan pemancangan harus dilaksananakan oleh
tenaga ahli yang didatangkan khusus dari perusahaan pemancangan.
d. Pelaksanaan pemancangan harus dikoordinasikan dengan baik oleh
pelaksana pemancangan dengan pihak kontraktor, direksi dan pengawas
lapangan.

34
e. Pemancangan Mini Pile beton harus sedemikian rupa/sesuai gambar rencana
sehingga dapat diperoleh pondasi mini pile yang baik, kokoh dan maksimal.
f. Sebelum pemancangan dilakukan harus meminta persetujuan tertulis dari
pengawas.
g. Pemancangan tiap titik harus dilakukan sampai daya dukung
memenuhi/sesuai yang direncanakan/sesuai gambar dan harus menyisakan
kepala tiang paling sedikit 60 cm diatas level dasar poer. Kepala tiang mini
piles Beton yang tidak terpakai dapat dikupas untuk besinya dikaitkan
dengan rangkaian pembesian poer.
h. Dimensi tiang pancang 25 cm x 25 cm, panjang dipersiapkan 12 m dengan
perkiraan kedalaman yang dicapai s/d tanah keras sedalam 10 m.

12.10.3. SPESIFIKASI TIANG MINI PILE


a. Pada prinsipnya tiang pancang mini pile harus dibuat oleh pabrikan tiang
pancang mini, diantaranya, Metropile, Paku Beton Perkasa dan sebelum
didatangkan kontraktor harus menginformasikan ke konsultan pengawas
tentang tiang pancang yang akan dipergunakan.
b. Secara umum tiang pancang mini harus memenuhi ketentuan teknis sebagai
berikut :
1. Semen Portland
Yang digunakan adalah jenis II SII 0013-81, menurut NI-8 (type I),
menurut ASTM dan memenuhi S.400, menurut standar portland cement
yang ditentukan asosiasi semen Indonesia dan terdiri dari satu jenis
merek produksi Semen Gresik atau Tiga Roda. (atau spesifikasi Semen
Portland disesuaikan dengan standart pabrik produsen mini piles).
2. Agregates
Kualitas agregates harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971. Aggregate
kasar harus berupa batu pecah (split) yang memenuhi susunan garadasi
yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar
lumpur dari pasir beton tidak boleh melebihi dari 5% berat kering,
Dimensi maksimum dari agregates kasar tidak lebih dari 3,0 cm dan
tidak lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian
konstruksi yang bersangkutan. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang

35
bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis lumpur, tanah
lempung dan sebagainya.
(atau spesifikasi agregates disesuaikan dengan standart pabrik produsen
mini piles).
3. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alkali dan bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain
yang dapat mengurangi mutu pekerjaan, Kandungan chlorida tidak
boleh melebihi 500 p.p.m dan komposisi sulfat (SO3) tidak melebihi
1000 p.p.m. apabila dipandang perlu, pengawas minta kepada
kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor. (atau
spesifikasi air disesuaikan dengan standart pabrik produsen mini piles).
4. Besi beton
– Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang
dapat mengurangi lekatnya pada beton. kecuali ditentukan lain
dalam gambar, digunakan besi mutu Tulangan Polos ≤12 mm pakai
BJTP 24 mm dan Tulangan Ulir D ≥ 13 mm pakai BJTP 40 mm.
– Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta maka
disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan
sertifikat dari laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara
periodik minimum masing-masing 2 contoh percobaan (stresstrain)
dan pelengkungan untuk setiap 20 ton besi Pengetesan dilakukan
pada laboratorium yang disetujui pengawas. (atau spesifikasi besi
beton disesuaikan dengan standart pabrik produsen mini piles)
5. Admixture
– Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama cara
mencampur dan mengaduk yang baik cara pengecoran yang cermat
tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture
– Jika menggunakan admixture masih dianggap perlu, kontraktor
diminta terlebih dahulu memberitahukan nama perdagangan
admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data

36
bahan, nama jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakainya,
resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
6. Mutu beton
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton mini pile adalah K–
500 dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI 1971.
(atau spesifikasi mutu beton disesuaikan dengan standart pabrik
produsen mini piles).
7. Slump beton
Slump beton yang diisyaratkan adalah antara + 10 - 12 cm, mortar atau
mix suitability factor harus diperhatikan.

12.10.4. PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG DENGAN CARA DINAMIS


1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan uji dinamik,
penyediaan peralatan pengujian dan pembuatan hasil laporan pengujian.
Jumlah tiang pancang yang dilakukan test dengan cara dinamis sejumlah 2
buah, dimana tiang yang akan diuji PDA (Pile Driving Analiser) adalah
tiang used pile. Untuk lokasi tiang yang akan diuji dilapangan, ditentukan
oleh Konsultan Pengawas berdasarkan pertimbangan hasil kalendering dan
pelaksanaan pekerjaan lapangan.
2. Syarat – Syarat Pelaksanaan
Pengujian dengan cara dinamis dilakukan untuk memperkirakan daya
dukung axial pondasi tiang pancang, untuk itu persyaratan yang harus
dipenuhi adalah:
a. Sebelum pelaksanaan pengujian dilakukan, pihak Kontraktor supaya
mengajukan proposal pelaksanaan untuk disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
b. Peralatan instrument yang dipakai harus berfungsi dengan baik dan
akurat, untuk itu sebelum pelaksanaan test dilakukan, pihak Kontraktor
harus dapat menunjukkan sertifikat kalibrasi yang masih berlaku pada
peralatan tersebut.
c. Prosedur pengujian dilakukan sesuai dengan peraturan ASTM D-4945-
96.

37
d. Mengingat daya dukung tiang pancang terdiri dari friction dan
bearing,maka pengujian dengan PDA dapat dilakukan minimal 1
minggu setelah tiang terpancang.
e. Dalam pengujian PDA harus dilakukan oleh Kontraktor Spesialist yang
berkompeten pada pekerjaan tersebut.
f. Selambat lambatnya 5 hari setelah test dilakukan, pihak Kontraktor
harus menyerahkan hasil PDA kepada Management Konstruksi.
g. Hasil laporan harus memuat secara jelas:
 Lokasi tiang yang di test
 Tanggal pemancangan
 Kedalaman tiang yang terpancang
 Diameter tiang
 Energi alat pancang
 Tanggal pelaksanaan test
 Daya dukung tiang pancang yang meliputi daya dukung akibat
friction dan bearing capacity
 Dokumentasi pada saat pelaksanaan test
 Dll

12.10.5. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR


Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas mutu pekerjaan yang dilakukan.
Persetujuan maupun kehadiran konsultan pengawas atau konsultan perencana di
lapangan tidak mengurangi tanggung jawab kontraktor.

12.11. PEKERJAAN WATER PROOFING


12.11.1. UMUM
Lingkup pekerjaan
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peraturan, dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang
dinyatakan dalam gambar, memenuhi spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.
b. Bagian yang di waterproofing

38
– Daerah plat dak, talang beton.
– Daerah Toilet
– Tandon air bersih dan tandon kebakaran
– Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar

Pekerjaan yang berhubungan dengan


a. Pekerjaan plumbing
Standart
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
a. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1992 NI-3
b. Ameridan society for testing and material (ASTM) 828
c. ASTME : TAPP I 803 dan 407

Persetujuan
Kontraktor harus menyediakan data-data teknis produk dan spesifikasi untuk
persiapan permukaan dan aplikasi untuk diperiksa dan disetujui pengawas.

Gambar dan pelaksanaan


a. Kontraktor wajib membuat shopdrawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat shopdrawing untuk detail-detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.
c. Dalam shopdrawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus
yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar kerja/dokumen
kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
d. Shopdrawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari pengawas. (Minimal satu minggu sebelum pelaksanaan).
Contoh
a. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan
jaminan dari pabrik.
b. Kontraktor wajib memuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai.

39
Pengangkutan penyimpanan dan penanganan bahan
a. Material harus disiapkan dalam kemasan yang akan melindunginya dari
kerusakan pada pekerjaan
b. Dibagian luar tiap, kemasan tersebut harus diberi label yang menyebutkan
nama generic dan merk dagang dari produk, berat bersih dan nama pabrik,
nama kontraktor dan nama proyek.
c. Di lapangan bahan harus disimpan didalam kemasan yang masih tertutup,
terlindungi dari sinar matahari langsung dan dilindungi dari percikan api
panas dan lain-lain.
d. Jangan keluarkan material dari gudang ke area pekerjaan lebih dari yang
diperlukan untuk 1 (satu) hari kerja dan pembukaan kemasan hanya
dilakukan setelah aplikator siap melaksanakan aplikasi bahan tersebut.

12.11.2. BAHAN
1. Waterproofing untuk lantai km/wc memakai waterproofing ex, Sika, Fosroc
atau setara, untuk plat atas dak beton yang terexpose langsung dengan
dengan matahari memakai waterproofing coating Ex. Sika, Fosroc atau
setara.
a. Pemakaian lapisan waterproofing dengan komposisi seperti disebutkan
pada manual pelaksanaan.
b. Cara pemasangan mulai dari persiapan permukaan yang akan dilapisi,
cara pelapisan, ketebalan pelapisan sampai dengan perlindungan
permukaan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk yang
dikeluarkan oleh pabrik/produsen.
c. Pelaksanaan
1. Permukaan harus dibersihkan dari debu, kotoran dan minyak dengan
menggunakan air bertekanan tinggi, termasuk juga bagian yang
keropos harus dipahat dan dicuci
2. Kelembaban harus tetap dipertahankan selama 6 hari dan jangka
waktu tersebut permukaan dinding harus disiram air.
2. Waterproofing pada sparing pipa pembuangan air,

40
Untuk sparing pipa-pipa pembuangan Waterproofing merk brushbondd ex
fosroc. Pada waktu pelaksanaan permukaan disiapkan sebersih mungkin
dari debu, lumut atau minyak dan kemudian dipasang pada setiap sparing
pipa pembuangan air terutama areal toilet/kamar mandi.

12.12. PEKERJAAN PASANGAN


12.12.1. UMUM
1. Lingkup pekerjaan
a. Adukan untuk pasangan bata
b. Pasangan bata untuk dinding interior dan exterior
c. Pasangan untuk arsitekur interior (built in)
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan batu–bata.
b. Pekerjaan waterproofing
c. Pekerjaan kolom dan balok praktis
3. Standart
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan:
a. NI–3 standart untuk pasir
b. NI–8 standart untuk semen
c. NI–10 standart untuk pasangan bata.
d. PUBI-9 standart untuk aggregate.
e. ASTM :
1. C 144 aggregate for masonry mortar
2. C 150 portland cement
3. C 2 70 mortan for unit masonry
12.12.2. BAHAN
1. Portland cement
ASTM C 150 type V dan NI–8 jenis semen dari merk Semen Gresik atau
Semen Tiga Roda.
2. Aggregate
Standart type pasangan ASTM C 144 bersih, kering dan terlindung dari
minyak.

41
3. Air
Bebas dari minyak: alkali organik.
4. Adukan
a. Menggunakan mortar
b. Grouting : 1 pc : 3 ps + air
5. Batu bata
a. Bata yang dipakai bata ringan harus kualitas baik tidak mudah hancur,
harus matang tidak rapuh.
b. Semua batu bata harus berukuran sama besar, baik tebal, panjang dan
lebar.
c. Ukuran batu bata ditentukan oleh kondisi setempat dan harus ada
persetujuan dari pengawas.

12.12.3. PELAKSANAAN
1. Untuk bidang kedap air, pasangan dinding bata ringan yang berhubungan
dengan udara luar dan semua pasangan batu bata dari bawah permukaan
tanah sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 100 cm dari
permukaan lantai untuk toilet, pantry dan daerah basah lainnya dipakai
plesteran MU.
2. Sebelum pelaksanaan pekerjaan harus diberikan contoh untuk disetujui oleh
pengawas dan dilakukan testing kekuatan/kekerasan bahan.
3. Teknis pelaksanaan pasangan bata ringan adalah pasang 1/2 bata (15 cm
jadi) ketebalan spesi harus kurang dari 2 cm. Pasangan bata yang
berhubungan dengan balok-balok baja harus diberi kawat ayam sebagai
pengikat dan yang berhubungan dengan kolom-kolom baja harus diberi
stek/angkur–angkur besi dia, 8 mm jarak 50 cm panjang 50 cm dan kawat
ayam serta diapit oleh kolom praktis. Pemasangan bata harus waterpass
pada bidang horisontal dan spesi-spes bidang tegak harus bersilangan.

4. Kontrol pelaksanaan
a. Koreksi pasangan dari seal pandangan: waterpass bidang horisontal dan
tegak lurus bidang vertikal, tidak bergelombang.

42
b. Koreksi sudut-sudut ruangan harus tegak Lurus.
c. Kontrol kelembaban bata bekas rendaman.
d. Batu bata yang tidak memenuhi syarat menurut pertimbangan pengawas
harus segera dikeluarkan dari lokasi dalam tempo 1 x 24 jam.
6. Plesteran dan tali air
a. Lingkup pekerjaan meliputi plesteran mortar MU100
b. Plesteran harus rata, rapi, padat tidak bergelombang. Semua bidang
plesteran harus diaci dengan acian air semen., harus licin, tidak kasar.
c. Untuk plesteran yang berhubungan dengan sloof, kamar mandi harus
memakai adukan MU100
d. Pertemuan plesteran antara sudut-sudut dinding harus siku dan tajam.
e. Plesteran yang berhubungan dengan kusen harus dibuat tali air lebar 7
mm dalam 1 cm, rapi dan tajam.
7. Tebal minimal Plesteran dinding 15 mm, tebal plesteran, tidak boleh lebih
tipis dari 10 mm dan bila lebih tebal dari 15 mm harus dibuat 2 lapis dengan
bonding agent antara lapisan 1 dan 2. Lapisan akhir pada plesteran dinding
berupa semen yang dilakukan dengan trowel besi untuk memperoleh
permukaan yang halus.

12.13. PEKERJAAN PLESTER DAN SCREEDING


12.13.1. UMUM
1. Lingkup pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam terlaksananya
pekerjaan ini, sehingga dapat diperoleh harga, pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan plester ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar.
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. batu bata ringan
b. pasangan penutup lantai
3. Standart
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
a. Peraturan Beton Bertulang-Bertulang Indonesia (PBl)–1971, NI-2

43
b. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972. N - 8.
c. SK SNI T–15–1991 03
d. Petunjuk-petunjuk dan peringatan–peringatan lisan maupun tertulis
yang diberikan perencana.
e. Portland Cement Association, USA
f. Okasteres’s manual PVB 1962
g. ASTM :
1. C 144 aggregate for masonry mortar
2. C 150 portland cement
3. C 631 (bonding coumpound for interior plastering)
4. Persetujuan
a. Kontraktor wajib membuat shopdrawing dan memperlihatkan contoh
bahan plaster screeding untuk setujui oleh pengawas.
b. Pekerjaan plesteran dan screeding toleransi kerataan 0,5 cm terhadap
level yang direncanakan dan dalam jengkal 2 meter persegi max. 2 mm.

12.13.2. BAHAN
1. Semen yang memenuhi persyaratan ASTMC-150.
Campuran untuk screeding lantai berupa beton dengan kerikil 0.5 mm - 1
mm ( K-225)
2. Pasir harus bersih, tajam dan bebas dari minyak.
3. Air untuk campuran plester bebas dari unsur-unsur asing, minyak, asam, zat
nabati/organis yang dapat merugikan dan mempengaruhi awal plester dan
screeding.
4. Zat tambah (Admixture) tidak boleh digunakan tanpa adanya persetujuan
pengawas.

12.13.3. PELAKSANAAN
1. Lantai beton yang akan discreeding harus dibersihkan dan dibasahi dengan
air. Permukaan beton tersebut harus chiping dan diberi bonding agent.
2. Scredding pada lantai harus berupa beton dengan agregat kasar 0,5 mm - 1
mm mutu min K-225 dan dengan slump rendap 5 cm.

44
3. Toleransi kerataan dan loud max 5 mm dan pada setiap jengkal 2 m ke
segala arah 2 mm.

12.14. PEKERJAAN PINTU


12.14.1. UMUM
1. Lingkup pekerjaan
a. Daun Pintu menggunakan double tripleks lapis HPL
b. Penyediaan kisi/louver untuk aliran udara.
c. Untuk daerah kamar mandi daun pintu menggunakan upvc
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan pengecatan
3. Standar
a. PKKI (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia)
b. AWI (Architectural Woodwork Institute, USA)
c. PUBI 82
4. Persetujuan
a. Shop drawing
Sebelum pelaksanaan, kontraktor harus membuat shop drawing yang
memperlihatkan cara konstruksi, cara-cara hubungan, lokasi hardware,
lokasi vison dan lokasi louver.
b. Contoh bahan
Semua bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan untuk disetujui
pengawas.

12.14.2. BAHAN / PRODUK


1. Rangka kayu
a. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan dalam
NI–5, (PPKI tahun 1961) dan persyaratan lain yang tertulis dalam bab
material kayu.
b. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering oven dengan
permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan
cacat lainnya.
c. Kelembaban bahan rangka daun pintu diisyaratkan 12% - 14%.

45
d. Untuk rangka kayu yang tertutup bahan pelapis dipakai adalah kayu
kamper dengan mutu baik keawetan kelas I dan kelas kuat I - II.
Sedangkan untuk rangka yang tampak (tidak tertutup) dipakai kayu jati
kelas I dan kelas I-II. Ukuran daun pintu yang tertera dalam gambar
adalah ukuran jadi.
e. Tebal rangka kayu daun pintu kamper minimum 3,20 cm.
f. Daun pintu rangka kayu kamper, penutup tripleks lapis HPL.
2. Bahan perekat
 Untuk bahan perekat digunakan lem syntetic yang bermutu baik merk
Aica Aibon atau setara.
3. Bahan daun pintu
Daun pintu dengan rangka kayu kamper penutup tripleks lapis HPL dengan
bahan :
a. Tripleks dengan ketebalan 4 mm (sesuai standard PUBI 82 dan
SII0404/8) produk dalam negeri Singa Laut atau setara.
b. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus dan siku.
c. Penutup akhiran daun pintu digunakan tripleks lapis HPL (dikerjakan
sesuai dengan gambar rencana).

12.14.3. PELAKSANAAN
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang)
termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pemasangan, penumpukan bahan pintu ditempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3. Harus diperlihatkan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperlihatkan/menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak
tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

46
4. Semua kayu yang tampak langsung harus diserut halus, rata, lurus dan siku–
siku satu sama lain sisi-sisinya dan di lapangan sudah dalam keadaan siap
untuk penyetelan/pemasangan.
5. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan
dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin di luar tempat
pekerjaan/pemasangan.
6. Daun pintu
a. Daun pintu yang dipasang pada rangka kayu adalah dengan cara lem,
tanpa pemakuan, jika diperlukan harus menggunakan sekrup galvanized
atas persetujuan pengawas tanpa meninggalkan bekas cacat pada
permukaan yang tampak.
b. Pada bagian daun pintu, tripleks dan HPL harus dipasang rata, tidak
bergelombang dan merekat dengan sempurna.
c. Permukaan daun pintu tidak boleh didempul.
d. Daun pintu dikerjakan sesuai dengan gambar rencana.

12.15. KOMPONEN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI PINTU


12.15.1. UMUM
1. Persyaratan Umum
Kontraktor harus menyediakan semua “hardware” pintu yang diberikan dari
supplier – supplier dan finish yang disetujui oleh Direksi Pengawas sesuai
dengan kualitas yang telah dan disetujui.
2. Pengiriman Penawaran
a. Kontraktor harus mengirimkan daftar hardware jika diminta oleh
Konsultan Pengawas yang mengidentifikasikan setiap item hardware
oleh pabrikan, nomor dan referensi katalog pabrikan.
b. Kontraktor harus megirimkan skedul dan daftar pasangan hardware
(hardware set) dan menyusun semua sistem masterkey. Pemeriksaan
skedul hardware oleh Konsultan Pengawas tidak melepaskan
Kontraktor dari tanggung jawab untuk menjamin bahwa semua
masterkey telah lengkap dan bekerja dengan baik.

47
c. Kontraktor harus, jika diminta oleh Konsultan Pengawas untuk
mengirimkan contoh dari setiap dan seluruh item hardware yang
dispesifikasikan
d. Semua contoh harus memenuhi spesifikasi
e. Kontraktor harus mengkoordinasikan seluruh mock-up pintu dan
hardware seperti disyaratkan oleh Konsultan Pengawas.
3. Persyaratan dan Standard
a. Semua hardware harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Kontraktor harus memenuhi persyaratan peraturan dan standar yang
berlaku di dalam negeri.
4. Perlindungan Terhadap Hardware
Kontraktor harus melindungi semua hardware darikerusakan / cacat dan
mengambil tindakan perlindungan untuk mencegah pengrusakan terhadap
semua pintu dan hardware.

12.15.2. PRODUK
1. Finish
a. Semua hardware harus difinish sesuai dengan permintaan/persetujuan
Konsultan Pengawas.
b. Finish hardware yang dipilih oleh Direksi Pengawas harus tahan
terhadap karat.
2. Penghenti Kunci
Semua penghenti kunci harus dari desain moduler dan harus memiliki
bibir/tepi dengan panjang yang cukup untuk melindungi trim dan jamb
pintu.
3. Kunci dan Kunci Induk (Masterkey)
Semua silinder harus diengkapi dengan kunci konstruksi, kunci individu,
kunci sub-induk, kunci induk dan great grand masterkey dalam sistem yang
sama, kecuali apabila ditentukan lain.
4. Engsel
a. Semua engsel yang disuplai harus dari pabrikan yang sama dan tersedia
dalam frekuensi tinggi, menengah dan rendah.

48
b. Engsel – engsel dengan tipe tumpuan yang tersembunyi untuk bebas
masalah dan tahan lama, tidak perlu minyak, tidak perlu pelumas dan
tidak perlu pemeliharaan khas yang diisyaratkan.
c. Lubang di ujung bawah engsel untuk penggantian penjepit dengan
mudah.
d. Engsel harus berbentuk silinder yang belangsung dengan ujung dan
penjepit yang rata.
e. Kecuali dinyatakan lain, semua engsel harus dari stainless steel dengan
finish satin sesuai US32D, kelas 304 ujung kancing, engsel penahan
tumpuan yang tersembunyi dengan cetakan kunci sepenuhnya (full
mortice template).
f. Semua engsel harus disuplai dengan sekrup kayu untuk pintu rangka
kayu lapis tripleks + HPL dan sekrup mesin untuk pintu logam.
g. Engsel – engsel untuk pintu eksternal harus dari stainless steel penjepit
tidak menonjol dan tahan karat. Pintu eksternal harus diarahkan keluar.
5. Penutup Pintu dan Pemilih Pintu
a. Semua penutup pintu (door closer) yang disuplai harus dari satu
pabrikan yang sama.
b. Penutup pintu harus dari dimensi badan yang padat tanpa lebih besar
dari 44.5 mm proyeksi dari permukaan pintunya.
c. Penutup pintu harus memiliki termostat built-in dan cairan hidrolik
khusus untuk menjamin kecepatan konstan bahkan selama temperatur
yang berbeda dan dengan kelep pembebas tekanan untuk mencegah
kelebihan beban, kebocoran oli dan merusak kelep pengecek belakang.
d. Penutup pintu harus ditest untuk pembuktian dengan tingkat efisiensi
dengan siklus 1.5 juta (gaya penutup dalam hubungannya dengan gaya
membuka melebihi 60%) dan memiliki gaya pengancing (latching
force) yang dapat disetel untuk menjamin pintu tertutup dan terkancing
dengan benar.
e. Penutup pintu harus benar – benar dapat berbalik tanpa penyesuaian
dan memiliki tenaga penyesuaian untuk pintu yang lebarnya antara 750
mm hingga 1200 mm.

49
f. Bagian – bagian pengisi harus disuplai untuk menyesuaikan lebar pintu
antara 900 mm hingga 1200 mm.
6. Pasangan Pengunci (Locksets)
a. Semua pasangan pengunci yang displai harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
b. Kunci – kunci harus memiliki semua fungsi yang ada dalam satu ukuran
wadah yang diproduksi dari baja ukuran tebal.
c. Pasangan pengunci harus disuplai lengkap dengan plat pendorong,
perisai silinder, “roses” yang disyaratkan untuk fungsinya.
d. Alat dan plat pendorong yang bertekuk harus disediakan untuk semua
pintu berdaun ganda
e. Fungsi pasangan pengunci adalah:
 Pengancing mortis “malam” yang bekerja tanpa suara
 Mortis baut mati
 Mortis pengunci (kunci dengan baut mati dan kancing)
 Mortis pengunci pribadi
7. Pegangan
a. Semua pegangan lever tarik dan assesorinya harus dari pabrikan yang
sama
b. Pegangan lever yang disetujui dibaut ke “rose” atau plat belakang harus
dapat dibuka dengan lancar, perlahan dan tanpa suara dan harus kuat
untuk mencegah segala bentuk kekenduran (sagging)
8. Pengunci
Kunci mati dan penahan:
Yang setara lainnya dan disetujui oleh Direksi Pengawas
9. Semua aksesories pintu dan jendela menggunakan ex. setara dekson

12.16. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA


12.16.1. UMUM
1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shopdrawing dari kontraktor
yang disetujui pengawas.

50
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan sealant
b. Pekerjaan jendela
c. Pekerjaan kaca.

12.16.2. BAHAN DAN PRODUK


1. Kusen yang digunakan :
a. Bahan yang digunakan adalah kusen aluminium 4” ukuran
100x40x1.5mm warna coklat tua, merk setara indal, indalex.
b. Bentuk profil perencana Sesuai dengan shop drawing yang disetujui
pengawas.
c. Warna kusen pintu dan jendela adalah coklat tua
2. Kontruksi kusen type T yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar detail termasuk bentuk dan ukurannya.
3. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
4. Bahan daun pintu menggunakan tripleks lapis HPL.

12.16.3. PELAKSANAAN
1. Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor diwajibkan meneliti
gambar-gambar dan kondisi di lapangan (ukuran lubang dan membuat
contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil yang berhubungan
dengan sistem konstruksi bahan lain)
2. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai
dengan membuat lengkap dahulu shopdrawing dengan petunjuk pengawas
meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas bentuk ukuran.
3. Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti seusai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar
hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
4. Pengelasan dibenarkan menggunakan non actived gas (argon) dari arah
bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.

51
5. Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steelplate
setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600mm.
6. Tepi bawah ambang kusen, exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan
air hujan.
7. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dari kedap suara.
8. Diisyaratkan bahwa kusen dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan
sebagai berikut :
a. Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
b. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar dan lain-lain.
c. Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless
d. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.

12.17. PEKERJAAN LANTAI


12.17.1. UMUM
1. Lingkup pekerjaan
a. Plesteran kasar dan screeding untuk dasar pasangan keramik di
dinding dan lantai.
b. Pasangan lantai keramik dan dinding pada area-area, disesuaikan
dengan yang ditunjukkan pada gambar.
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan pasangan bata.
b. Pekerjaan plesteran.
3. Standart
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
a. PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI-2)
b. ANSI : Ameridan National Standart Institute
c. TCA : Tile Council Of Amerika USA
d. TCA 137 I – recommended standart spesificition of ceramic tile
4. Persetujuan
a. Contoh Bahan

52
Guna mendapatkan persetujuan dari pengawas kontraktor harus
menyerahkan contoh-contoh semua bahan yang akan dipakai yaitu
keramik, bahan-bahan additive untuk adukan dan bahan untuk tile
grouts.
b. Mock up/contoh pemasangan.
Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh
pemasangan yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan,
warna dari groutingriya. Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan,
standart minimal untuk pemasangan keramik.
c. Brosur
Kontraktor harus menyediakan brosur bahan guna pemilihan jenis
bahan yang akan dipakai.

12.17.2. BAHAN / PRODUK


1. Finishing lantai dan dinding :
a. Homogeneous tile 60 x 60 cm ex. Granito tile.
b. Keramik lantai selasar KM/WC 30 x 30 cm. ex. Roman
c. Keramik lantai KM/WC dan meja beton pantry 20x20cm, ex. Roman
d. Keramik tile dinding KM/WC dan meja pantry 20x40cm, ex. Roman
e. Step noizing tangga dan trap 10 x 60 cm . ex. Granito
2. Mortar/adukan :
a. Untuk semua pemasangan keramik lantai memakai AM 40, Sika dan
atau setara.
b. Grout keramik memakai AM 50, Sika dan atau setara.

12.17.3. PEMASANGAN
1. Level
a. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level
yang tercantum pada gambar adalah level finish lantai karenanya
screeding dasar harus diatur hingga memungkinkan pada elevasi
dengan ketebalan yang berbeda permukaan finishnya terpasang rata.
b. Lantai harus benar-benar terpasang rata baik yang ditentukan datar
maupun yang ditentukan mempunyai kemiringan.

53
c. Jika ketebalan screed tidak memungkinkan, untuk mendapatkan
kemiringan yang ditentukan, kontraktor harus segera melaporkan
kepada Pengawas untuk mendapatkan jalan pemecahan masalah.
2. Persiapan permukaan
a. Kontraktor harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat
yang diperlukan, sebelum memasang keramik.
b. Secara tertulis Kontraktor harus memberikan laporan kepada
pengawas tiap kondisi yang menurut pendapatnya akan berpengaruh
buruk pada pelaksanaan pekerjaan.
c. Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan keramik,
harus dikasarkan dan dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas
lainnya.
3. Pemasangan keramik dinding di bagian dalam (internal)
a. Sebelum pemasangan dimulai, plesteran dan keramik harus dibasahi.
Pakai benang untuk menentukan lay out keramik yang telah
ditentukan dan dipasang sebaris keramik guna jadi patokan untuk
pemasangan selanjutnya.
b. Kecuali ditentukan lain, pemasangan keramik harus dimulai dari
bawah dan dilanjutkan kebagian atas.
c. Tiap hari pemasangan tidak diperkenan memasang keramik dengan
ketinggian lebih dari ketentuan berikut :
 1,2 m – 1,5 m untuk keramik
d. Pemasangan keramik granit (pengisian nat) harus sesuai dengan
ketentuan gambar kerja yang telah disetujui oleh pengawas.

12.17.4. PERLINDUNGAN DAN PEMBERSIHAN


1. Kontraktor harus melindungi keramik maupun Granit tile yang telah
terpasang, adukan perata dan harus mengganti biaya sendiri atas setiap
kerusakan yang terjadi. Penyerahan pekerjaan dilakukan dalam keadaan
bersih dan tidak cacat.
2. Setelah pemasangan, Kontraktor harus melindungi keramik dan Granit yang
telah terpasang, jika mungkin dengan mengunci area tersebut tersebut. Batas
lalu lintas diatasnya hanya untuk yang penting saja.

54
3. Pembersihan keramik dan teraso cor tetap dilakukan selama belum diadakan
serah terima pekerjaan Kontraktor tetap bertanggung jawab apabila terjadi
kerusakan pada keramik.

12.18. PEKERJAAN PERALATAN SANITAIR


12.18.1. UMUM
1. Lingkup pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dari alat-alat bantu lainnya yang
digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya / operasinya.
b. Pekerjaan pemasangan wastafel, closet, floor drain.

12.18.2. BAHAN/PRODUK
1. Untuk closet, wastafel, shower spray/jet spray, hand shower dan kran air
merk Toto.
2. Untuk floor drain dan tempat sabun serta asssesories lain memakai merk
Toto

12.18.3. PELAKSANAAN
1. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola
penempatan, pemasangan sparing-sparing cara pemasangan dan detail
sesuai dengan gambar.
2. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian untuk kesempurnaan
hasil pekerjaan dan fungsinya.
3. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selama pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor,
selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemilik.
4. Pekerjaan wastafel :
a. Wastafel yang digunakan adalah merk Toto lengkap dengan segala
assesoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya. Tipe-tipe yang
dipakai dapat dilihat pada gambar pelaksanaan.

55
b. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk
itu serta petunjuk-petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan
harus lebih baik, rapi waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan
noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak ada kebocoran-
kebocoran.
5. Pekerjaan kloset
a. Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah Toto:
tipe yang dapat dipakai dapat dilihat pada gambar atau diajukan ke
direksi.
b. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah
diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-
cacat lainnya dan telah disetujui pengawas.
c. Kloset harus terpasang dengan kokoh dan letak ketinggian sesuai
gambar, waterpass, semua noda-noda harus dibersihkan,sambungan-
sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
6. Pekerjaan kran air
Semua kran air yang dipakai adalah merk Toto demam chromed finish.
Ukuran keperluan masing-masing sesuai diselesaikan keperluan
masing-masing sesuai dengan gambar Plumbing dan brosur alat-alat
sanitair.

12.19. PEKERJAAN PENGECATAN


12.19.1. UMUM
1. Lingkup pekerjaan
a. Persiapan permukaan yang akan dicat
b. Pembuatan mock up pada dinding
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan
yang disebutkan secara khusus.
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan dinding
b. Pekerjaan plafond
c. Pekerjaan konstruksi baja

56
3. Persetujuan
a. Contoh dan bahan perawatan selama pemeliharaan
– Guna mendapatkan persetujuan dari pengawas Kontraktor harus
membuat contoh pengecatan tiap warna dan jenis pada bidang-
bidang ukuran 100 x 100 cm. Dan pada bidang-bidang tersebut
harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat dan jumlah
lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
– Kontraktor harus menyerahkan minimal 20 kg tiap warna dan
jenis cat yang disetujui kepada pemilik untuk dipakai sebagai
cadangan saat perawatan.
b. Mock-up/contoh pemasangan
– Sebelum pengecatan dimulai, kontraktor harus melakukan
pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang
diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan
warna, fexture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang
akan dipakai sebagai mock-up ini akan ditentukan oleh pengawas.
– Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh
pengawas, perencana dan pemilik, maka bidang-bidang tersebut
akan dipakai sebagainya standard minimal keseluruhan pekerjaan
pengecatan.

12.19.2. BAHAN / PRODUK


1. Untuk dinding luar/eksterior bangunan digunakan cat luar merk dulux
weathershield, Nippon Paint weatherbond, Jotun dan atau setara.
2. Untuk dinding–dinding bagian dalam bangunan dan plafond digunakan cat
merk Catylac ex. ICI, vinilex, dan atau setara.
3. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok merk Catylac, nippon paint
(untuk ruang bagian dalam/interior)
4. Untuk plafond expose memakai cat synthetic catylac ex. ICI
5. Untuk cat zincromate merk Nippon.

57
12.19.3. PELAKSANAAN
1. Pekerjaan Dinding
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan dan plamur
seluruh plesteran bangunan dan bagian–bagian lain yang ditentukan
gambar.
b. Lapisan pengecatan untuk dinding dalam adalah 3 lapis dengan
kekentalan sama setiap lapisnya.
c. Lapisan pengecatan dinding luar terdiri dari 1 lapis alkali resistance
sealant yang dilarutkan dengan 3 emulson dengan kekentalan cat
sebagai berikut :
– Lapis I encer (tambahan 20% air)
– Lapis II kental
– Lapis III kental
d. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang
utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang/bergelombang kalau
disinar dan bidang, dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
2. Pekerjaan cat besi dan baja
a. Yang termasuk pengerjaan ini adalah pengecatan seluruh pekerjaan besi
dan baja serta lisplank.
b. Cat yang dipakai adalah merk Emco jenis dan tipe ditentukan
kemudian. Sedangkan untuk cat zinchromate sebagai dasar cat memakai
merk Nippon.
c. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai
diamplas halus dan bebas debu, oli dan lain-lain.
d. Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali
e. Setelah pengecatan selesai bidang cat harus licin, utuh, mengkilap,
tidak gelombang-gelombang dan dijaga terhadap pengotoran-
pengotoran.
3. Pekerjaan cat langit-langit
a. Yang termasuk dalam cat langit-langit adalah langit-langit Plat beton
expose, langit-langit gypsum atau bagian lain yang ditentukan dalam
gambar.

58
b. Cat digunakan merk catylac ex. ICI warna ditentukan perencana setelah
melakukan percoban pengecatan.
c. Plamur yang digunakan adalah plamur merk catylac ex ICI atau nipon
paint.
d. Sambungan-sambungan harus diberi flexible sealant agar tidak terlihat
sebagai retakan sesudah dicat.
e. Methode pengecatan seperti pada proses pengecatan cat dinding.

12.20. PEKERJAAN LANGIT- LANGIT


12.20.1. UMUM
1. Lingkup pekerjaan
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan bahan langit-langit
gypsumboard, wet area dan konstruksi penggantungnya, penyiapan
tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum pada
gambar kerja.
b. Pemasangan untuk langit-langit yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
2. Standart
a. ANSI (Ameridan National Standart institute, USA)
b. A 42 4 (interior lighting and furning)
3. Persetujuan
Kontraktor harus menyediakan data-data teknik produk dan spesifikasi
untuk persiapan permukaan dan aplikasi untuk diperiksa dan disetujui
pengawas.
4. Gambar detail pelaksanaan
a. Kontraktor wajib membuat shopdrawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan
dengan keadaan di lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat shopdrawing untuk detail-detail khusus
yang belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen Kontrak.
c. Dalam shopdrawing harus jelas didantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk. Cara pemasangan atau
persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam
gambar kerja/dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.

59
d. Shopdrawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari pengawas.
5. Contoh
a. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap
dan jaminan dari pabrik.
b. Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai.
6. Pengangkutan, penyimpanan dan penanganan bahan
a. Material harus disiapkan dalam kemasan yang akan melindunginya dari
kerusakan pada pekerjaan.
b. Jangan keluarkan meterial dari gudang ke area pekerjaan lebih dari
yang diperlukan untuk 1 (satu) hari kerja dan pembukaan kemasan
hanya dilakukan setelah aplikator siap rnelaksanakan aplikasi bahan
tersebut.
7. Jaminan pemeliharaan dan tenaga ahli
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang ditunjuk penyalur
dan pekerjaan harus mendapat sertifikat jaminan pemeliharaan secara cuma-
cuma selama 10 (sepuluh) bulan berupa :
a. Jaminan ketepatan pemakaian bahan (procedure’pocess performance
warranty)
b. Jaminan ketepatan aplikasi (aplicator’s workmanship warranty)

12.20.2. BAHAN
1. Material plafond yang dipakai adalah :
a. Plafond gypsum dengan ketebalan 9 mm ex Jayaboard, elephant, knauff
b. Plafon km/wc memakai kalsiboard dengan ketebalan 4 mm
2. Rangka plafond yang dipakai adalah rangka Hollow galvalum ukuran
40x40x0,35mm. Modul rangka plafond 120x60cm.

12.20.3. PELAKSANAAN
1. Pemasangan lembaran gypsumboard
a. Bahan-bahan penutup langit-langit gypsumboard yang digunakan
adalah gypsumboard tebal 9 mm atau ukuran lain sesuai dengan gambar
kerja.

60
b. Bahan penutup langit-langit khusus km/wc yang digunakan adalah
memakai kalsiboard 4 mm produk kalsiboard atau setara
c. Sambungan antara panel-panel gypsum ditutup dengan tape dan plester
gypsum.
d. Toleransi kerataan max. 5 mm dan pada setiap jengkal 2 m kesegala
arah max. 2 mm

12.21. PEKERJAAN SILICONE SEALANT DAN KACA


12.21.1. UMUM
1. Lingkup pekerjaan
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan bahan, tenaga kerja,
peralatan dan lain sebagainya, untuk pekerjaan silicone sealant dan kaca
secara lengkap, terpasang sempurna.
b. Pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan dengan silicone sealant
antara lain:
– Setiap hubungan antara kaca dengan rangka slimar.
– Setiap hubungan antara rangka kusen dengan dinding beton.
– Setiap hubungan antara kaca dengan kaca.
– Setiap hubungan antara panel.
2. Pekerjaan yang berhubungan silicone sealant dan kaca :
a. Pekerjaan kusen type T
b. Pekerjaan kaca dan cermin
c. Pekerjaan pintu, jendela dan bv kaca

12.21.2. PERSYARATAN BAHAN


1. Kaca yang digunakan adalah produksi ex. asahimas atau setara dengan tebal
sesuai dengan gambar.

12.21.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


1. Pekerjaan silicone sealant ini harus dilaksanakan oleh kontraktor khusus
yang ahli dalam bidang pekerjaan sealant.

61
2. Untuk kaca aluminium concrete dan steel sebelum diberi perlakuan sealant
harus dilakukan pembersihan yang mengakibatkan berkurangnya daya rekat
sealant.
3. Untuk pekerjaan kaca agar mengikuti gambar rencana.

12.22. PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA


12.22.1 UMUM
Standart
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
1. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI), Mei 1984
2. American Institute of Steel Construction (AISC) Manual of Steel
Construction 8th Edition, 1980
3. American Welding Society (AWS D1.0-69: code for Building Construction)
– bahan-bahan las
4. American National Standard Institute (ANSI) B 27.265 Plain Washers
5. Ameridan Society for Testing and Materials (ASTM) Specifications :
a. ASTM A 35 type E atau S (pipa struktur)
b. ASTM A 36 - 70a Structure Steel
c. ASTM A 53 - 72a Welded and Searnless Steel Pipe
d. ASTM A 153 - 71 Zink Coating (hot dip) on Iron and Steel Hardware
e. ASTM A 3.07 - 68 Carbon Steel Externally Threaded Standard Fasteners
f. ASTM A 325-71a High strength Bolt for Structure steel Joint, Include
Suitable Nuts and Plain Hardware washer
g. ASTM A 370
h. ASTM A 490–71, Quenched and Tempered Alloy Steel Bolt for Structural
Steel joints

BAHAN / PRODUK
1. Bahan yang dipergunakan dan persyaratannya
a. Penutup atap baja
1. Kolom pendek kuda-kuda IWF 300.150.6,5.9 mm
2. Balok dan kuda-kuda baja IWF 300.150.6,5.9 mm

62
3. Jurai baja IWF 300.150.6,5.9 mm
4. Gording Canal C 150.65.20.3,2 mm
5. Penutup atap yang dipakai genteng keramik/glasur
6. Plat Plendest t = 20 mm
7. Angkur baut Ø 19 mm. h=60cm
8. Plat pengaku t = 10 mm
9. Trekstang Ø 12mm
10. Ikatan angin Ø 16 mm
11. Usuk galvalum C 175/0,8m
12. Reng galvalum R37
b. Baut dan Mur
1. Bahan pengikat struktur/konstruksi utama: baut-baut, mur-mur/
sekrup-sekrup dan ring-ring disyaratkan sebagai berikut :
– Untuk sambungan bukan baja ke baja, harus dari : baja karbon
yang memenuhi ASTM A370 dan telah digalvanis.
– Untuk sambungan baja ke baja, harus dari baja karbon yang
memenuhi persyaratan ASTM A325 dan atau ASTM A490 dan
harus terlapis cadmium.
– Untuk sambungan logam yang berlainan jenis bahannya,
pangikat-pengikat harus dari baja tahan korosi yang memenuhi
persyaratan ASTM A275 type 321
– Ring untuk baut biasa harus menempuh ANSI B27 type A
2. Baut angkur dan sekrup-sekrup/mur-mur harus memenuhi
persyaratan ASTM A36 atau A325. Lapisan seng untuk produksi
uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153. Baut dan mur yang
tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dengan
type baut segi enam (hexagon holt type)
c. Bahan las
Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari ameridan welding
society” (AWS D1.0-69 : code for welding in building construction).

63
d. Pemasangannya
1. Kecuali ditentukan dalam gambar, pemasangan penutup atap ini
harus sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan dan diketahui oleh
pengawas.
2. Untuk pemasangan atap yang berhubungan langsung dengan
dinding harus dipasang flasing atas pesetujuan pengawas.
2. Pekerjaan pengecatan
a. Semua bahan konstruksi baja harus dilapisi cat, kecuali baja yang
tertanam didalam beton tidak boleh dicat.
b. Untuk lubang baut kekuatan tinggi (high strength bolt) permukaan baja
tidak boleh dicat. Pengecatan harus dilakukan setelah baut selesai
dipasang dan memenuhi syarat teknis.
c. Cat dasar yang dipakai untuk mencegah karat dari seluruh konstruksi
baja adalah jenis zinchromate ex.Nippon Paint atau setara dengan tebal
lapisan min. 75 micron.
3. Pengelasan, Penyambungan, Pemasangan Dan Perlindungan
Konstruksi
1. Pengelasan
a. Pengelasan harus sesuai dengan gambar shop drawing yang disetujui
perencana/pengawas dan harus mengikuti prosedur yang berlaku
seperti AWS atau AISC Spesification.
b. Permukaan–permukaan yang akan dilas harus dibersihkan dari
bekas-bekas cat, karat, lemak, kerak-kerak dan kotoran lainnya serta
harus rata, teratur dan halus.
c. Untuk hubungan las penampang profil, bagian penampang profil
yang akan disambung harus dipotong miring.
d. Kampuh-kampuh las harus terisi penuh. Hubungan las yang tidak
sempurna/cacat harus dipotong dan dilas ulang.
e. Elektrode yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan dan
disetujui oleh pengawas.
f. Pengelasan harus dilakukan hati-hati dengan sistem las listrik.
g. Pengelasan harus dilakukan sesuai dengan peraturan dalam P.P.B.B/I
dan bagian yang boleh dilas harus sesuai dengan gambar detail.

64
2. Penyambungan/pemasangan
a. Semua lubang untuk baut penyambung harus dibuat dengan cara
mengebor dengan bor listrik (elektrikal drill). Lubang yang dibuat
harus benar-benar bulat, tegak lurus pada bidang dan bagian
'Konstruksi yang disambung.
b. Untuk lubang-lubang bagian konstruksi yang dalam sambungannya
harus memakai plat penyambung cara melubanginya harus sekaligus
antara bagian konstruksi itu dan plat penyambungnya supaya
penampang lubang itu sama besar dan kedudukannya. Apabila
didalam melubanginya ternyata besar lubang dan kedudukannya
tidak sama maka perubahan-perubahan lubang dengan cara
dibor/diluaskan. Penyimpangan perluasan diameter lubang baut ini
tidak boleh lebih dari 0,5 mm.
c. Akhirnya diameter lubang untuk baut hitam penyambung harus
diusahakan tepat dengan diameter batang baut. Toleransi yang
diizinkan hanyalah sebesar 0.1 mm sampai 0.3 mm daripada
diameter batang baut-baut itu.
d. Baut dan plat penyambung yang dipergunakan untuk konstruksi
harus mempunyai kekuatan minimal sama dengan kekuatan baja
profil atau plat simpul.
e. Pemasangan mur baut harus benar-benar kuat serta mempunyai
kekuatan yang merata dan sama.
f. Sebelum dilakukan penyetelan, semua bidang pemukaan mur baut
dan ring harus bebas dari debu, karat atau lainnya yang mungkin
akan mengakibatkan terganggunya kekakuan sambungan.
g. Setiap mur dan baut dilengkapi dengan 2 (dua) buah ring plat. Posisi
pemasangan as baut/lubang baut harus tegak lurus terhadap bidang
permukaan dimana baut dipasang.
h. Setelah baut-baut dikendangkan sampai kekuatan tertentu dengan
memakai kunci momen, kemudian karena sesuatu hal terpaksa
dibuka lagi maka mur baut serta ringnya tidak boleh dipakai lagi dan
harus diganti dengan yang baru.

65
i. Perakitan konstruksi atap serta trekstang harus sesuai dengan
gambar detail.
j. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas setiap kesalahan yang
terjadi dalam pelaksanaan perakitan dan erection konstruksi atap ini.
4. Perlindungan Konstruksi Baja.
a. Pembersihan
Lapisan permukaan baja dibersihkan sampai tidak terdapat karat sama
sekali. Pembersihan dilakukan dengan elektrikal wire brush, kemudian
setelah tercapai tingkat kebersihan yang dikehendaki, permukaannya
dibersihkan dengan vacum cleaner/air compressor kering atau kuas yang
bersih.
b. Pengecatan
Pengecatan tahap I (cat dasar), dilakukan setelah seluruh permukaan
baja dibersihkan dengan zinchromate.
Pengecatan harus rata dan seluruh permukaan konstruksi tertutup secara
merata, setebal 75 micron. Pengecatan ini dapat dilakukan dengan
spray.
c. Cara Pengecatan
1. Lapis pertama encer
2. Lapis kedua kental
3. Lapis ketiga encer
5. Bahan konstruksi baja
Bahan profil dan semua material profil, plat serta kisi-kisi yang akan dibuat
konstruksinya secara las harus dari jenis baja karbon yang memenuhi
persyaratan ASTM A36. Untuk konstruksi baja profil yang untuk proyek,
ini adalah Baja Profil Produksi Gunung Garuda, KS atau setara.
6. Pengujian
a. Sebelum dilaksanakan fabrikasi/pemasangan, kontraktor diwajibkan
memberikan pada MK “certificate test” bahan baja profil, baut-baut,
kawat las, cat dari produsen/pabrik.
b. Pengujian las pada bagian konstruksi dengan ketebalan bagian yang
dilas tidak lebih dari 2cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan

66
secara Visual. Bila ditemukan hal-hal yang meragukan,maka bagian
tersebut harus diuji dengan cara sesuai standart AWS D.1.0 yaitu :
1. Ultrasonic (sesuai dengan lampiran C dari AWS D 1.0 atau
persyaratan ASTM E 114-75
2. Magnetik particle (sesuai dengan ASTM E 109)
3. Liquid penetrant (sesuai dengan ASTM E 109)
c. Hasil pengujian dari laboratorium harus secepatnya diserahkan pada
Pengawas atas biaya kontraktor sepenuhnya.

12.23. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


12.23.1. BAHAN
1. Genteng Glasur Palentong ex. Kanmuri, M-Class
2. Genteng Wuwung Glasur Palentong, ex. Kanmuri, M-Class

12.23.2. PELAKSANAAN
1. Sebelum dipasang pemborong diwajibkan mengajukan contoh genteng dan
wuwung yang akan digunakan kepada Direksi dan konsultan pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Penutup atap boleh dipasang apabila semua pekerjaan rangka atap selesai
dikerjakan, dan telah diperiksa oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
3. Pemasangan penutup atap harus dilaksanakan secara lurus dan rapi hingga
menghasilkan bidang yang benar-benar rata.
4. Sudut – sudut penutup atap pada jurai luar maupun yang dalam harus
dipotong dengan mesin pemotong.

PENUTUP

67
1. Semua material merupakan barang produksi yang akan digunakan, terlebih dahulu
harus diajukan contohnya untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

2. Semua material dari hasil alam akan diperiksa oleh konsultan pengawas pada saat
didatangkan dilapangan.

3. Material-material yang tidak disetujui harus segera dikeluarkan dari lapangan paling
lama dalam 2 x 24 jam. Bila kontraktor tidak mengindahkan, Konsultan Pengawas
berhak menyelenggarakan atas biaya Kontraktor.

4. Bagian-bagian yang nyata merupakan komponen pekerjaan dalam suatu pekerjaan


konstruksi tertentu, tetapi tidak disebutkan di dalam RKS dan gambar, harus
diselenggarakan oleh Kontraktor, dan harus dianggap telah termasuk dalam suatu
satuan pekerjaan yang telah ditawar.

5. Bagian-bagian yang secara konstruktif harus ada tetapi tidak disebutkan di dalam RKS
dan gambar, tetap harus diselenggarakan oleh Kontraktor dan pelaksanaannya akan
ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan Pengawas.

Surabaya,

CV. MATRA CIPTA

Ir. KOSMAS WAHYU NOVIANTO


Direktur

DAFTAR MATERIAL

68
PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD KABUPATEN BANGKALAN

NO NAMA MATERIAL SPESIFIKASI KETERANGAN

1 Pasir Pasang Hitam, Jawa


2 Pudel putih, lokal
3 Pasir Urug
4 Pasir beton Hitam, kasar, Jawa
5 Batu Kali Lokal
6 Batu kerikil pecah mesin, Jawa
7 Batu Bata ringan uk. 20x60x10cm Citicon, Bricon
8 Batu Alam Andesit hitam
9 Semen Portlan 40 kg Gresik, Tigaroda
10 Perekat bata ringan MU 301 Mortar Utama
11 Plesteran MU 100 Mortar Utama
12 Acian MU 200 Mortar Utama
13 Marmer Alam
14 Hemogeneus tile 60x60cm Granito tile
15 Keramik lantai km/wc 20x20cm, golongan A Roman
16 Keramik lantai km/wc 30x30cm, golongan A Roman
17 Keramik dinding km/wc 20x40cm, Golongan A Roman
18 Step noizing 10x60cm Granito tile
19 Hollow galvalum 40x40x0,35mm sakura
20 Usuk galvalum C 175 sakura
21 Reng galvalum R37 sakura
22 Kusen Aluminium 4", 100x40x1,5mm, coklat tua Indal, indalex
23 Besi Ø 8 12m, U24 SNI
24 Besi Ø 10 12m, U24 SNI
25 Besi Ø 12 12m, U24 SNI
26 Besi Đ 16 12m, U40 SNI
27 Besi Đ 19 12m, U40 SNI
28 Besi Đ 22 12m, u40 SNI
29 Baja IWF WF 300.150.6,5.9 mm Gunung Garuda, KS
30 Baja IWF WF 250.125.6.9 mm Gunung Garuda, KS
31 Baja C C 160.65.20.3,2 mm Gunung Garuda, KS
32 Baja Siku L 70.70.7 mm Gunung Garuda, KS
33 Plat baja t. 20 mm Gunung Garuda, KS
34 Plat baja t.10 mm Gunung Garuda, KS
35 Mur Baut M 16
36 Mur Baut M 10

37 Angkar baut Ø 19
38 Genteng Palentong Glasur Kanmuri, M-Class

69
Wuwung Genteng
39 Palentong Glasur Kanmuri, M-Class
Elephant, Knauff,
40 Gypsumboard 9mm 122cmx244cmx9mm Jayaboard
41 Kalsiboard 4mm 122cmx244cmx4mm Kalsiboard
42 List gypsum plafond 15cm
43 Tripleks 4mm 122cmx244cmx4mm Singa laut atau setara
44 Tripleks 9mm 122cmx244cmx9mm Singa laut atau setara
45 HPL 120x240cm Taco
46 Handle pintu Dekson, Dorma
47 Kunci pintu silinder 2x putar Dekson, Dorma
48 Engsel pintu 1 daun terdapat 2 engsel Dekson, Dorma
49 Engsel Jendela friction stay Dekson, Dorma
50 Grendel jendela Dekson, Dorma
51 Floor Hinge Dekson, Dorma
52 Fitting Dekson, Dorma
53 Door Closer Dekson, Dorma
54 Kaca Tempert t. 12mm Asahimas
55 Kaca Polos/buram t. 5mm Asahimas
56 Cat Eksterior Weatherbond/Weatershield Nippon Paint, Dulux
57 Cat Interior Vinilex, Catylac
58 Cat Besi/Zincromate Nippon Paint
59 Waterproofing Sika
4mm, bubble
60 Aluminium foil uk.1,2mx40mx4mm zelltech
61 Kloset duduk CW702J/SW784JP toto
62 Hand Shower TX471SRR toto
63 Kran air T23B13V7 atau T23B13 toto
64 Washtafel LW528NJ toto
65 kran washtafel TX116LV toto
66 Floor drain TX1EA toto
67 Shower spray/jet shower THX20NB toto
68 Tempat sabun S160V1 toto

70

Anda mungkin juga menyukai