ABSTRAK
Semakin banyaknya bangunan-bangunan baru membuat adanya peningkatan kebutuhan beton siap
pakai (Ready Mix Concrete). Dalam hal ini menarik para investor untuk melakukan bisnis investasi
dalam penyedian jasa Ready Mix Concrete. Pengambilan keputusan investasi ini perlu dilakukan
studi kelayakan proyek yang ditinjau dari beberapa aspek diantaranya financial, hukum, lingkungan
dan sebagainya.
Dalam penelitian ini kriteria investasi yang digunakan untuk menganalisa kelayakan dan besar
keuntungan investasi Ready Mix Concrete pada CV. Trimix Sulut Sejati adalah Metode Net Present
Value (NPV), Metode Internal Rate of Return (IRR), Metode Break Event Point (BEP), Metode
Annual Equivalent (AE) dan Metode Benefit Cost Ratio (BCR) apakah menguntungkan atai tidak.
Melalui hasil penelitian NPV memberikan keuntungan Rp. 30.529.650.911, IRR diperoleh
10,00733%, BEP terjadi pada tahun 2014 sebesar Rp. 13.265.523.349, AE memberikan keuntungan
Rp. 8.743.410.352 dan BCR nilainya lebih dari 1 yaitu 1,360. Dengan demikian investasi Ready Mix
Concrete CV. Trimix Sulut Sejati memberikan keuntungan dan baik untuk dilaksanakan.
Kata Kunci: Ready Mix Concrete, Investasi, Kristeria Investasi.
492
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 (492-502) ISSN: 2337-6732
493
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 (492-502) ISSN: 2337-6732
g. Kegiatan sosial terutama bagi masyarakat untuk menilai apakah rencana investasi proyek
disekitar lokasi proyek. yang diajukan cukup baik untuk diper-
Hambatan Terhadap Keberhasilan Proyek timbangkan:
Adapun faktor yang dapat menghambat a. Jenis dan jumlah yang dapat diperoleh dari
keberhasilan selama proyek tahap pemba- investasi proyek pada masa yang akan datang.
ngunannya, antara lain: b. Jumlah dana yang diperlukan untuk investasi
a. Rencana pembangunan proyek kurang matang proyek, dibandingkan dengan kondisi ke-
ditandai dengan pelaksanaanya kurang uangan perusahaan.
menguasai aspek teknis pembangunan, salah c. Kemungkinan mendapatkan bantuan ke-
memilih peralatan dan bahan yang diper- uangan dari luar perusahaan (kredit bank)
gunakan untuk membangun proyek dan dengan biaya persyaratan yang memadai.
sebagainya. Besar kecilnya skala investasi, ditentukan
b. Timbul peristiwa ekonomi atau moneter besar kecilnya dana yang diperlukan untuk
nasional, regional atau internasional yang investasi proyek yang direncanakan.
membawa dampak kurang menguntungkan.
c. Timbul gejolak politik atau sosial yang Studi Kelayakan Bisnis
membawa dampak yang kurang meng- Tujuan
untungkan. Paling tidak ada lima tujuan mengapa suatu
d. Jumlah dana yang disediakan untuk usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan
membangun proyek tidak cukup. studi kelayakan yaitu :
Adapun faktor penghambat keberhasilan 1. Menghindari resiko kerugian
proyek selama masa operasi bisnisnya, antara 2. Memudahkan perncanaan
lain adalah sebagai berikut : 3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
a. Kesulitan memasarkan hasil produksi secara 4. Memudahkan pengawasan
menguntungkan. 5. Memudahkan pengendalian
b. Kesulitan dalam pengadaan bahan baku dan
bahan pelengkap dalam jumlah, mutu yang Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Bisnis
diperlukan. Secara umum aspek-aspek yang dinilai dalam
c. Kesulitan dalam pengadaan tenaga ahli dan studi kelayakan bisnis adalah sebagai berikut:
tenaga inti yang diperlukan untuk meng- 1. Aspek Hukum
operasikan proyek. 2. Aspek Pasar dan Pemasaran
d. Kapasitas produksi yang dipergunakan lebih 3. Aspek Keuangan
besar dari semestinya, sehingga terjadi 4. Aspek Teknis / Operasional
pemborosan biaya produksi dan pengeluaran 5. Aspek Manajemen
operasional. 6. Aspek Ekonomi Sosial
e. Ditinjau dari segi keuangan tidak meng- 7. Aspek Dampak Lingkungan
untungkan dan tidak liquid.
Evaluasi Kelayakan Tahapan dalam Study Kelayakan Bisnis
Faktor penghambat keberhasilan proyek dapat Tahapan dalam studi kelayakan dilakukan
diteksi sebelum keputusan investasi diambil. untuk mempermudah pelaksanaan studi ke-
Dengan demikian dapat mengambil keputusan layakan dan keakuratan dalam penilaian. Adapun
untuk meneruskan atau menghentikan rencana tahap-tahap dalam melakukan studi kelayakan
investasi. Andaikata perusahaan memutuskan yang umum dilakukan adalah sebagai berikut:
utuk meneruskan rencana investasi, mereka dapat 1. Pengumpulan Data dan Informasi
mengusahakan sedapat mungkin memperkecil 2. Melakukan Pengolahan Data
tingkat resiko yang harus mereka hadapi 3. Analisis Data
dikemudian hari. 4. Mengambil Keputusan
5. Memberikan Rekomendasi
Prosedur Pengambilan Keputusan
Untuk mengambil keputusan investasi proyek Ready Mix Concrete (cor beton curah)
dibutuhkan pertimbangan yang lebih cermat. Ready Mix Concrete adalah cor beton curah
Dalam investasi skala menengah dan besar, siap pakai (instant) atau biasa disebut Beton
pengambilan keputusan dalam manajemen Ready Mix yang diproduksi di pabrik olahan
perusahaan. Beberapa hal berikut ini, merupakan beton atau batching plant. Ready mix ini banyak
bahan masukan bagi manajemen perusahaan
494
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 (492-502) ISSN: 2337-6732
dipilih oleh proyek-proyek berskala menengah Campuran Jenis Material pada Ready Mix
keatas, karena ketepatan campuran dan waktu Concrete
pengaplikasian yang lebih hemat jika dibanding Campuran jenis material pada ready mix
dengan pengecoran secara manual. Beberapa concrete ini terdiri dari beberapa material khusus
sarana yang biasa terlibat dari mulai tahap seperti penambahan Fly Ash sebagai bahan untuk
produksi sampai dengan pengecoran diantaranya memaksimalkan kinerja semen agar hasil coran
sebagai berikut: lebih padat dan tidak mudah retak, pasir hitam
Batching Plant (agregat), batu kerikil dan air, dengan semen
Batching Plant adalah tempat atau pabrik Portland atau semen hidrolik, juga terkadang
yang dibangun secara khusus untuk proses dengan bahan tambahan (aditif) yang bersifat
pengadukan bahan material dasar beton, seperti: kimiawi atau fisikal pada perbandingan tertentu,
semen, pasir, air, split (batu krikil) dengan sampai menjadi satu kesatuan yang homogeny
volume takaran besar, sesuai fungsi masing- hingga campuran tersebut akan mengeras seperti
masing dari tipe mutu yang telah ditetapkan bebatuan.
hingga menjadi ready mix concrete atau cor Mutu Ready Mix Concrete
beton curah siap pakai (instant) yang kemudian Sesuai dengan fungsinya produk ready mix
dituangkan ke truk mixer (truk molen) untuk concrete atau cor beton curah siap pakai (instant)
dikirim ke lokasi pengecoran. Sebuah pabrik ini terdiri dari beberapa macam kelas mutu
olahan beton / batching plant dapat melayani beton, diantaranya: Mutu K80, K100, K125,
wilayah yang luas dengan area jangkau tidak K150, K175, K200, K225, K250, K275, K300,
lebih dari 4 jam perjalanan. K325, K350, K375, K400, K425, K450, K475,
Truk Mixer (truk molen) K500.
Truk mixer ini berguna untuk mengangkut Biaya Alat Berat
ready mix concrete dari batching plant ke lokasi Biaya alat berat dibagi dalam dua kategori,
pengecoran. Biasanya truk mixer ini didalamnya yaitu biaya kepemilikan alat dan biaya
diisi dengan bahan material kering dan air yang pengoperasian alat. Kontraktor yang memiliki
proses pengadukan (pencampuran) bahan mate- alat berat harus menanggung biaya yang disebut
rial tersebut terjadi selama waktu tranportasi ke biaya kepemilikan alat berat (ownership cost)
lokasi pengecoran. Untuk mempertahankan dan pada saat alat berat dioperasikan maka akan
stabilitas kekentalan beton cor yang berada ada biaya pengoperasian (operation cost).
dalam truk truk mixer ini melalui proses agitasi Biaya kepemilikan alat berat
atau memutar drum (tangki yang berada diatas Biaya kepemilikan alat berat terdiri dari
truk mixer) yang bagian dalam drum tersebut beberapa faktor yaitu faktor pertama adalah
dilengkapi dengan spiral pisau satu arah rotasi biaya investasi pembelian alat. Jika pemilik
putaran, sebagai pengaduk material beton cor meminjam uang di bank untuk membeli alat
selama waktu transportasi ke lokasi pengecoran. tersebut maka aka nada biaya bunga pinjaman.
Ada dua tipe truk mixer pengangkut Ready mix Faktor kedua adalah depresiasi atau penurunan
concerete, diantaranya : nilai alat yang disebabkan bertambahnya umur
1. Truk mixer standar. alat. Faktor ketiga yang juga penting adalah
2. Truk mixer mini. pajak. Faktor keempat adalah biaya yang harus
Pompa Beton dikeluarkan pemilik untuk membayar asuransi
Pompa beton atau concrete pump adalah alat. Dan faktor terakhir adalah biaya yang harus
mesin untuk menaikkan ready mix concrete dari dikeluarkan untuk menyediakan tempat
truk molen ke lahan pengecoran, tipe mesin ini penyimpanan alat.
yang sering disewa ada enam macam, Depresiasi
diantaranya : Depresiasi adalah penurunan nilai alat yang
1. Pompa beton tipe mini. dikarenakan adanya kerusakan, pengurangan dan
2. Pompa beton tipe standar. harga pasaran alat. Penurunan nilai alat ini
3. Pompa beton long boom. berkaitan dengan semakin meningkatnya umur
4. Pompa beton super long boom. alat atau juga out of date. Perhitungan depresiasi
5. Pompa beton super double long boom. diperlukan untuk mengetahui nilai alat setelah
6. Pompa beton kodok. pemakaian alat tersebut sealama suatu masa
tertentu. Selain itu bagi pemilik alat dengan
495
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 (492-502) ISSN: 2337-6732
menghitung depresiasi alat tersebut maka pemilik Depresiasi tahunan metode ini dihitung
dapat menghitung modal yang akan dikeluarkan dengan rumus :
dimasa alat sudah tidak dapat digunakan dan =
harus membeli alat baru. Pada umur alat, nilai buku dengan metode ini
Berikut ini ada beberapa cara yang dipakai tidak memperhitungkan nilai sisa alat. Akan
untuk menghitung depresiasi alat, yaitu: tetapi pada akhir perhitungan ini nilai buku
1. Metode Garis Lurus (Straight line method) tidak boleh kurang dari perkiraan nilai sisa
Rk = alat.
4. Metode perhitungan biaya kepemilikan
k adalah tahun dimana depresiasi dihitung.
Perhitungan biaya kepemilikan pertahun
Untuk menghitung depresiasi pertahun
dlakukan dengan dua cara yaitu dengan tanpa
digunakan rumus sebagai berikut.
memperhitungkan bunga. Biaya kepemilikan
Dk = pertahun yang memperhitungkan bunga
Dk adalah depresiasi pertahun yang ditentukan dengan rumus:
tergantung pada harga alat saat pembelian, A = P (A / P,i5,n)
nilai sisa alat dan umur ekonomis alat (n). Jika nilai sisa alat diperhitungkan, maka nilai
Nilai Dk pada metode ini selalu konstan. Nilai sisa S pun menjadi nilai tahunan dan
buku (book value) Bk dari alat dihitung rumusnya adalah:
dengan rumus : ( ) ( )
=P–k
Atau Jika menggunakan symbol yang ada
2. Metode penjumlahan tahun (Sun of the years
maka rumusnya adalah :
method)
A = P (A/P, i5, n) – S (A/F, i5,n)
Metode ini merupaka metode percepatan
sehingga nilai depresiasinya akan lebih besar Untuk menghitung biaya kepemilikan tahunan
dari pada depresiasi yang dihitung dengan tanpa memperhitungkan bunga ditentukan
oleh rumus :
metode garis lurus.
Pertama harus dihitung SOY dengan
menggunakan rumus : Jika nilai sisa diperhitungkan :
Dk =
Kemudian dicari tingkat depresiasinya dengan Biaya Pengoperasian Alat Berat
rumus : Biaya pengoperasian alat akan timbul setiap
Rk = alat berat dipakai. Biaya pengoperasian meliputi
Untuk depresiasi tahunan dihitung dengan biaya bahan bakar, gemuk, pelumas, perawatan
cara sebagai berikut. dan perbaikan, serta alat penggerak atau roda.
= x (P–S) Operator yang menggerakkan alat termasuk
Nilai buku pada akhir tahun ke-k adalah dalam biaya pengoperasian alat. Selain itu
mobilisasi dan demobilisasi alat juga merupakan
Bk = P – ( P – S ) x biaya pengoperasian alat. Yang dimaksud dengan
mobilisasi adalah pengadaan alat keproyek
3. Metode penurunan seimbang
konstruksi. Sedangkan yang dimaksud dengan
Metode ini menghitung depresiasi pertahun
demobilisasi adalah pengembalian alat dari
dengan mengembalikan nilai buku pada akhir
proyek setelah alat tersebut tidak digunakan
tahun dengan suatu faktor. Nilai depresiasi
kembali.
dengan cara ini lebih besar dari pada dengan
dua metode sebelumnya. Persen penurunan- Bahan Bakar
nya (x) berkisar antara 1.25 per umur alat Jumlah bahan bakar alat berat yang
sampai 2.00 per umur alat. Tingkat depresiasi menggunakan bensin atau solar berbeda-beda.
dihitung dengan rumus. Rata-rata alat yang menggunakan bahan bakar
R= bensin 0,06 galon per horse power perjam,
sedangkan alat yang menggunakan bahan bakar
Metode ini disebut dengan metode penurunan
solar mengonsumsi bahan bakar 0,04 galon per
seimbang ganda (Double declining balance
horse power perjam. Nilai yang didapat
method) jika :
kemudian dikalikan dengan faktor peng-
R=
496
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 (492-502) ISSN: 2337-6732
operasian. Untuk lebih jelasnya maka rumus Metode yang dimaksud adalah kriteria investasi
penggunaan bahan bakar perjam adalah : (Investment Criteria).
Bensin : BBM = 0,06 x HP x eff Kriteria investasi digunakan untuk menen-
Solar : BBM = 0,04 x HP x eff tukan suatu usulan proyek setelah diadakan
Pelumas evaluasi. Dapat dikatakan bahwa semua kriteria
Perhitungan penggunaan pelumas perjam menggunakan perbandingan atau hubungan
( ) biasanya berdasarkan jumlah waktu operasi antara seluruh penerimaan (benefit) dan seluruh
pengeluaran (cost) baik yang bersifat kualitas
dan lamanya penggantian pelumas. Perkiraannya
maupun kuantitas.
dihitung dengan rumus:
Kriteria investasi dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. Metode Net Present Value (NPV)
Pada rumus diatas HP adalah horse power, c 2. Metode Annual Equivalent (AE)
adalah capasitas crankcase, t adalah lama 3. Metode Benefit Cost Ratio (BCR)
penggunaan pelumas dan f adalah faktor 4. Metode Internal Rate of Return (IRR)
pengoperasiannya. 5. Metode Break Event Point (BEP)
Roda
Perhitungan depresiasi alat berat beroda ban Metode Net Present Value (NPV)
dengan alat berat beroda crawler berbeda. Net Present Value (NPV) adalah metode
Umumnya crawler mempunyai depresiasi sama menghitung nilai bersih (netto) pada waktu
dengan depresiasi alat. Sedangkan ban sekarang (present). Asumsi present yaitu
mempunyai depresiasi yang lebih pendek dari menjelaskan waktu awal perhitungan bertepatan
pada umur alat, artinya selama pemakaian alat dengan saat evaluasi dilakukan atau pada periode
ban diganti beberapa kali. Untuk alat beroda ban, tahun ke-nol (0) dalam perhitungan cash flow
umur ban dihitung sendiri, demikian juga investasi.
pemeliharaanya. Suatu cash flow investasi tidak selalu dapat
diperoleh secara lengkap, yaitu terdiri dari cash-
Pemeliharaan dan perawatan alat berat
in dan cash-out, tetapi mungkin saja hanya dapat
Perbedaan mendasar dari pemeliharaan dan
diukur langsung aspek biayanya saja atau
perawatan adalah pada besarnya pekerjaan.
benefitnya saja. Sebagai contoh, jika melakukan
Pekerjaan besar (major repair) akan mem-
investasi dalam rangka memperbaiki dan
pengaruhi nilai depresiasi alat dan umur alat.
menyempurnakan salah satu bagian dapat
Perbaikan besar dihitung pada alat. Disisi lain
dihitung hanya komponen biayanya saja,
perbaikan kecil (minor repair) merupakan
sedangkan komponen benefitnya tidak dapat
pemeliharaan normal yang dihitung pada
dihitung karena masih merupakan rangkaian dari
pekerjaan.
suatu sistem tunggal. Jika demikian maka cash
flow tersebut hanya terdiri dari cash-out dan
Kriteria Investasi
cash-in. ash flow yang benefit saja
Suatu investasi merupakan kegiatan mena-
perhitungannya disebut present worth of benefit
namkan modal jangka panjang, dimaa selain
(PWB), sedangkan jika yang diperhitungkan
investasi tersebut pula disadari dari awal bahwa
hanya cash-out disebut dengan present worth of
investasi akan diikuti oleh sejumlah pengeluaran
cost (PWC) sementara NPV diperoleh dari :
lain yang secara periodik perlu disiapkan.
NPV = PWB – PWC
Pengeluaran tersebut terdiri dari biaya
Untuk mengetahui apakah rencana suatu
operasional (operation cost), biaya perawatan
investasi tersebut layak ekonomis atau tidak,
(maintenance cost), dan biaya-biaya lainnya
diperlukan syarat dalam menentukan NPV, yaitu:
yang tidak dapat dihindarkan. Disamping
Jika: NPV > 0 artinya investasi akan
pengeluaran. Investasi akan menghasilkan
menguntungkan / layak (Feasible)
keuntungan atau manfaat, mungkin dalam
NPV < 0 artinya investasi tidak
penjualan produk benda atau jasa atau
menguntungkan / tidak layak (Unfeasible)
penyewaan fasilitas.
Jika investasi tersebut dinyatakan layak, maka
Untuk menyusun peluang investasi telah
direkomendasikan untuk dilaksanakan, namun
dikembangkan suatu metode yang dapat
jika ternyata tidak layak, maka rencana tersebut
digunakan dalam menganalisa suatu proyek.
tidak direkomendasikan untuk dilanjutkan.
497
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 (492-502) ISSN: 2337-6732
498
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 (492-502) ISSN: 2337-6732
= 170.000.000
2. Biaya Pengoperasian Alat Berat
Biaya Konsumsi BBM perjam :
BBM = 0,06 x HP x eff
= 0,06 x 123 x 0,04
= 2,952 Gal = 11,07 liter
Biaya pelumas perjam
499
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 (492-502) ISSN: 2337-6732
Biaya Total
Biaya alat yang perawatan dan pemeliha-
Tabel 4. Uraian biaya operasi alat berat raannya diasumsikan 40% dari depresiasi
(Metode Garis Lurus) :
500
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 (492-502) ISSN: 2337-6732
positif, maka proyek ini layak untuk di sehingga investasi pada proyek ini dapat diterima
laksanakan. dan layak untuk dilaksanakan.
17.678.043.531x – y = 230.138.756.607
∑
∑ Persamaan 2
= = 29.95793018
BCR > 1 ; Proyek ini layak dilaksanakan
karena menguntungkan. 13.095.655.940x – y = 167.045.080.537
Substitusi persamaan 1 dan 2 :
4. Metode Internal Rate of Return (IRR)
17.678.043.531x – y = 230.138.756.607
13.095.655.940x – y = 167.045.080.537
Tabel 9. Perhitungan IRR 4.582.3875x = 63.093.676.070
x=
= Rp. 13.768.734.053
Nilai x dimasukkan ke persamaan 1 atau 2 :
17.678.043.531x – y = 230.138.756.607
243.404.279.956 – y = 230.138.756.607
y = Rp. 13.265.523.349
Terjadi Break Even Point pada tahun 2014
Setelah dimasukkan ke rumus di atas IRR sebesar Rp. 13. 265.523.349, maka proyek
mempunyai nilai: 10,00733 % pembangunan Ready Mix Concrete layak untuk
Karena nilai IRR lebih besar dari 1 pada dilaksanakan.
tingkat pengembalian yang diinginkan (i= 9.0%),
501
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 (492-502) ISSN: 2337-6732
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir dan Jakfar, 2003. Studi Kelayakan Bisnis., Prenada Media, Jakarta.
Papulele, Wingly., 2011. Analisa Biaya Investasi Proyek Perumahan. Fakultas Teknik, Jurusan Sipil,
Universitas Sam Ratulangi, Manado
Sumani, Sambodho., 2006. Ekonomi dan Manajemen Teknik, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Supit, Vinky Viktor., 2014. Analisa Kelayakan Investasi Asphalt Mixing Plant. Fakultas Teknik,
Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi, Manado
Sutojo, Siswanto., 2002. Studi Kelayakan Proyek Konsep Teknik dan Kasus, Damar Mulia Pustaka.
Jakarta.
http://www.signalreadymix.co/blog/ready-mix-concrete-atau-cor-beton-curah-siap-pakai
502