Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.

7 Juli 2015 (492-502) ISSN: 2337-6732

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI READY MIX CONCRETE


DI PROVINSI SULAWESI UTARA
Marlon Hendri Thomas Wior
R.J.M. Mandagi, Jermias Tjakra
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
Email:marlon.aon@gmail.com

ABSTRAK
Semakin banyaknya bangunan-bangunan baru membuat adanya peningkatan kebutuhan beton siap
pakai (Ready Mix Concrete). Dalam hal ini menarik para investor untuk melakukan bisnis investasi
dalam penyedian jasa Ready Mix Concrete. Pengambilan keputusan investasi ini perlu dilakukan
studi kelayakan proyek yang ditinjau dari beberapa aspek diantaranya financial, hukum, lingkungan
dan sebagainya.
Dalam penelitian ini kriteria investasi yang digunakan untuk menganalisa kelayakan dan besar
keuntungan investasi Ready Mix Concrete pada CV. Trimix Sulut Sejati adalah Metode Net Present
Value (NPV), Metode Internal Rate of Return (IRR), Metode Break Event Point (BEP), Metode
Annual Equivalent (AE) dan Metode Benefit Cost Ratio (BCR) apakah menguntungkan atai tidak.
Melalui hasil penelitian NPV memberikan keuntungan Rp. 30.529.650.911, IRR diperoleh
10,00733%, BEP terjadi pada tahun 2014 sebesar Rp. 13.265.523.349, AE memberikan keuntungan
Rp. 8.743.410.352 dan BCR nilainya lebih dari 1 yaitu 1,360. Dengan demikian investasi Ready Mix
Concrete CV. Trimix Sulut Sejati memberikan keuntungan dan baik untuk dilaksanakan.
Kata Kunci: Ready Mix Concrete, Investasi, Kristeria Investasi.

PENDAHULUAN Evaluasi proyek sangat diperlukan dalam


menilai sampai sejauh mana keberhasilan yang
Latar Belakang akan dicapai serta kapan keuntungan akan
Perkembangan bisnis konstruksi Indonesia diperoleh, dengan menggunakan kriteria
lebih khusus di provinsi Sulawesi Utara sekarang investasi.
ini meningkat cukup pesat. Hal ini dapat dilihat
semakin banyaknya bangunan-bangunan baru Rumusan Masalah
baik itu perumahan, perkantoran, pertokoan, dan Dari latar belakang masalah diatas, maka
sebagainya. permasalahan yang akan dibahas apakah proyek
Perkembangan bisnis konstruksi di Indonesia investasi Readymix Concrete studi kasus CV.
pada umumnya dan di Sulawesi Utara pada Trimix Sulut Sejati layak dan dapat memberikan
khususnya, jelas membuka banyak peluang bagi keuntungan.
para pengusaha di bidang jasa konstruksi.
Kesempatan ini dimanfaatkan berbagai pihak Tujuan Penulisan.
untuk dapat mengembangkan usahanya, antara Tujuan penelitian ini untuk menganalisa
lain bidang produksi beton siap pakai (Readymix kelayakan dan besar keuntungan investasi
concrete). Readymix concrete pada CV. Trimix Sulut
Peningkatan kebutuhan beton siap pakai Sejati.
(Readymix concrete) membuat banyak para
investor berminat untuk menanamkan modalnya Manfaat Penulisan
pada usaha jasa ini. Sesuai dengan sifatnya yang Penelitian ini diharapkan bisa memberikan
komersial, investor menginginkan adanya timbal masukan kepada perusahan tentang kelayakan
balik yang memadai dari setiap modal yang telah investasi Readymix Concrete dan mengetahui
diinvestasikan. Dengan demikian pengambilan besar keuntungan pengembalian modal
keputusan investasi proyek pembangunan perusahaan.
Readymix concrete ini harus didasarkan pada
analisa kelayakan finansial yang cukup
mendalam.

492
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 (492-502) ISSN: 2337-6732

Bagan Alir Penelitian Investasi Proyek


Investasi proyek adalah upaya menanamkan
factor produksi langkah pada proyek tertentu
(baru atau perluasan) pada lokasi tertentu, dalam
jangka waktu menengah atau panjang. Faktor
produksi langka itu dapat berbentuk :
a. Dana
b. Kekayaan alam
c. Tenaga ahli dan tenaga terampil
d. Teknologi tingkat madya atau tingkat
tinggi
Ciri Khusus Investasi Proyek
Membangun proyek baru atau memperluas
perusahaan yang telah berjalan, mempunyai ciri-
ciri khusus yang sifatnya lebih substansial. Hal
ini disebabkan karena investasi proyek
mempunyai ciri-ciri khusus yang sifatnya lebih
substansial, yaitu :
a. Investasi tersebut menyerap dan mengikat
dana dalam jumlah besar.
b. Manfaat yang akan diperoleh perusahaan
(misalnya keuntungan), baru dapat dinikmati
sepenuhnya beberapa massa setelah investasi.
c. Dibandingkan dengan investasi harta lancar,
tingkat resiko yang dihadapi pengusaha dalam
Gambar 1. Bagan alir penelitian investasi proyek lebih besar.
d. Keputusan investasi proyek yang keliru, tidak
dapat direvisi begitu saja seperti halnya dalam
LANDASAN TEORI kasus harta lancar.
Proyek Investor dan Manfaat yang Ingin Dicapai.
Investasi proyek dapat dilakukan oleh
Pengertian Proyek investor swasta, baik perorangan maupun
Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat perusahaan. Adapun manfaat yang ingin dicapai
direncanakan dan dapat dilaksanakan dalam satu oleh para investor antara lain sebagai berikut:
bentuk kesatuan dengan mencari dan meman- 1. Manfaat finansial.
faatkan sumber dana untuk mendapatkan 2. Manfaat makro ekonomi.
keuntungan. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat 3. Manfaat politik, sosial budaya dan seba-
berbentuk investasi baru seperti pembangunan gainya.
pabrik, pembuatan jalan raya atau kereta api, real Keuntungan atau laba mempunyai peranan
estate atau perumahan, irigasi, bendungan, penting bagi proyek atau badan usaha pemilik
gedung kantoran, gedung sekolah, gedung rumah proyek tersebut, antara lain adalah sebagai
sakit, perluasan atau perbaikan program-program sumber pembelanjaan untuk hal-hal berikut :
yang sedang berjalan dan sebagainya. Suatu a. Melunasi pinjaman yang digunakan untuk
proyek dapat diselenggarakan oleh instasi membiayai pembangunan dan pengoperasian
pemerintah, badan-badan swasta dan organisasi proyek.
sosial maupun perseorangan. b. Perluasan proyek dikemudian hari.
Secara spesifik proyek dapat diartikan sebagai c. Mengganti fasilitas produk proyek yang sudah
suatu rangkaian aktivitas yang dapat meren- tidak produktif.
canakan yang didalamnya menggunakan sumber- d. Membagikan deviden kepada pemilik proyek.
sumber, misalnya: uang dan tenaga kerja untuk e. Meningkatkan kesejahteraan para karyawan
mendapatkan manfaat (benefit) atau hasil yang ditugaskan untuk mengelola dan
(returns) dimasa yang akan datang. Aktivitas mengoperasikan proyek.
proyek ini mempunyai titik awal (starting point) f. Meningkatkan mutu produk yang dihasilkan
dan titik akhir (ending point) proyek.

493
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 (492-502) ISSN: 2337-6732

g. Kegiatan sosial terutama bagi masyarakat untuk menilai apakah rencana investasi proyek
disekitar lokasi proyek. yang diajukan cukup baik untuk diper-
Hambatan Terhadap Keberhasilan Proyek timbangkan:
Adapun faktor yang dapat menghambat a. Jenis dan jumlah yang dapat diperoleh dari
keberhasilan selama proyek tahap pemba- investasi proyek pada masa yang akan datang.
ngunannya, antara lain: b. Jumlah dana yang diperlukan untuk investasi
a. Rencana pembangunan proyek kurang matang proyek, dibandingkan dengan kondisi ke-
ditandai dengan pelaksanaanya kurang uangan perusahaan.
menguasai aspek teknis pembangunan, salah c. Kemungkinan mendapatkan bantuan ke-
memilih peralatan dan bahan yang diper- uangan dari luar perusahaan (kredit bank)
gunakan untuk membangun proyek dan dengan biaya persyaratan yang memadai.
sebagainya. Besar kecilnya skala investasi, ditentukan
b. Timbul peristiwa ekonomi atau moneter besar kecilnya dana yang diperlukan untuk
nasional, regional atau internasional yang investasi proyek yang direncanakan.
membawa dampak kurang menguntungkan.
c. Timbul gejolak politik atau sosial yang Studi Kelayakan Bisnis
membawa dampak yang kurang meng- Tujuan
untungkan. Paling tidak ada lima tujuan mengapa suatu
d. Jumlah dana yang disediakan untuk usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan
membangun proyek tidak cukup. studi kelayakan yaitu :
Adapun faktor penghambat keberhasilan 1. Menghindari resiko kerugian
proyek selama masa operasi bisnisnya, antara 2. Memudahkan perncanaan
lain adalah sebagai berikut : 3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
a. Kesulitan memasarkan hasil produksi secara 4. Memudahkan pengawasan
menguntungkan. 5. Memudahkan pengendalian
b. Kesulitan dalam pengadaan bahan baku dan
bahan pelengkap dalam jumlah, mutu yang Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Bisnis
diperlukan. Secara umum aspek-aspek yang dinilai dalam
c. Kesulitan dalam pengadaan tenaga ahli dan studi kelayakan bisnis adalah sebagai berikut:
tenaga inti yang diperlukan untuk meng- 1. Aspek Hukum
operasikan proyek. 2. Aspek Pasar dan Pemasaran
d. Kapasitas produksi yang dipergunakan lebih 3. Aspek Keuangan
besar dari semestinya, sehingga terjadi 4. Aspek Teknis / Operasional
pemborosan biaya produksi dan pengeluaran 5. Aspek Manajemen
operasional. 6. Aspek Ekonomi Sosial
e. Ditinjau dari segi keuangan tidak meng- 7. Aspek Dampak Lingkungan
untungkan dan tidak liquid.
Evaluasi Kelayakan Tahapan dalam Study Kelayakan Bisnis
Faktor penghambat keberhasilan proyek dapat Tahapan dalam studi kelayakan dilakukan
diteksi sebelum keputusan investasi diambil. untuk mempermudah pelaksanaan studi ke-
Dengan demikian dapat mengambil keputusan layakan dan keakuratan dalam penilaian. Adapun
untuk meneruskan atau menghentikan rencana tahap-tahap dalam melakukan studi kelayakan
investasi. Andaikata perusahaan memutuskan yang umum dilakukan adalah sebagai berikut:
utuk meneruskan rencana investasi, mereka dapat 1. Pengumpulan Data dan Informasi
mengusahakan sedapat mungkin memperkecil 2. Melakukan Pengolahan Data
tingkat resiko yang harus mereka hadapi 3. Analisis Data
dikemudian hari. 4. Mengambil Keputusan
5. Memberikan Rekomendasi
Prosedur Pengambilan Keputusan
Untuk mengambil keputusan investasi proyek Ready Mix Concrete (cor beton curah)
dibutuhkan pertimbangan yang lebih cermat. Ready Mix Concrete adalah cor beton curah
Dalam investasi skala menengah dan besar, siap pakai (instant) atau biasa disebut Beton
pengambilan keputusan dalam manajemen Ready Mix yang diproduksi di pabrik olahan
perusahaan. Beberapa hal berikut ini, merupakan beton atau batching plant. Ready mix ini banyak
bahan masukan bagi manajemen perusahaan

494
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 (492-502) ISSN: 2337-6732

dipilih oleh proyek-proyek berskala menengah Campuran Jenis Material pada Ready Mix
keatas, karena ketepatan campuran dan waktu Concrete
pengaplikasian yang lebih hemat jika dibanding Campuran jenis material pada ready mix
dengan pengecoran secara manual. Beberapa concrete ini terdiri dari beberapa material khusus
sarana yang biasa terlibat dari mulai tahap seperti penambahan Fly Ash sebagai bahan untuk
produksi sampai dengan pengecoran diantaranya memaksimalkan kinerja semen agar hasil coran
sebagai berikut: lebih padat dan tidak mudah retak, pasir hitam
Batching Plant (agregat), batu kerikil dan air, dengan semen
Batching Plant adalah tempat atau pabrik Portland atau semen hidrolik, juga terkadang
yang dibangun secara khusus untuk proses dengan bahan tambahan (aditif) yang bersifat
pengadukan bahan material dasar beton, seperti: kimiawi atau fisikal pada perbandingan tertentu,
semen, pasir, air, split (batu krikil) dengan sampai menjadi satu kesatuan yang homogeny
volume takaran besar, sesuai fungsi masing- hingga campuran tersebut akan mengeras seperti
masing dari tipe mutu yang telah ditetapkan bebatuan.
hingga menjadi ready mix concrete atau cor Mutu Ready Mix Concrete
beton curah siap pakai (instant) yang kemudian Sesuai dengan fungsinya produk ready mix
dituangkan ke truk mixer (truk molen) untuk concrete atau cor beton curah siap pakai (instant)
dikirim ke lokasi pengecoran. Sebuah pabrik ini terdiri dari beberapa macam kelas mutu
olahan beton / batching plant dapat melayani beton, diantaranya: Mutu K80, K100, K125,
wilayah yang luas dengan area jangkau tidak K150, K175, K200, K225, K250, K275, K300,
lebih dari 4 jam perjalanan. K325, K350, K375, K400, K425, K450, K475,
Truk Mixer (truk molen) K500.
Truk mixer ini berguna untuk mengangkut Biaya Alat Berat
ready mix concrete dari batching plant ke lokasi Biaya alat berat dibagi dalam dua kategori,
pengecoran. Biasanya truk mixer ini didalamnya yaitu biaya kepemilikan alat dan biaya
diisi dengan bahan material kering dan air yang pengoperasian alat. Kontraktor yang memiliki
proses pengadukan (pencampuran) bahan mate- alat berat harus menanggung biaya yang disebut
rial tersebut terjadi selama waktu tranportasi ke biaya kepemilikan alat berat (ownership cost)
lokasi pengecoran. Untuk mempertahankan dan pada saat alat berat dioperasikan maka akan
stabilitas kekentalan beton cor yang berada ada biaya pengoperasian (operation cost).
dalam truk truk mixer ini melalui proses agitasi Biaya kepemilikan alat berat
atau memutar drum (tangki yang berada diatas Biaya kepemilikan alat berat terdiri dari
truk mixer) yang bagian dalam drum tersebut beberapa faktor yaitu faktor pertama adalah
dilengkapi dengan spiral pisau satu arah rotasi biaya investasi pembelian alat. Jika pemilik
putaran, sebagai pengaduk material beton cor meminjam uang di bank untuk membeli alat
selama waktu transportasi ke lokasi pengecoran. tersebut maka aka nada biaya bunga pinjaman.
Ada dua tipe truk mixer pengangkut Ready mix Faktor kedua adalah depresiasi atau penurunan
concerete, diantaranya : nilai alat yang disebabkan bertambahnya umur
1. Truk mixer standar. alat. Faktor ketiga yang juga penting adalah
2. Truk mixer mini. pajak. Faktor keempat adalah biaya yang harus
Pompa Beton dikeluarkan pemilik untuk membayar asuransi
Pompa beton atau concrete pump adalah alat. Dan faktor terakhir adalah biaya yang harus
mesin untuk menaikkan ready mix concrete dari dikeluarkan untuk menyediakan tempat
truk molen ke lahan pengecoran, tipe mesin ini penyimpanan alat.
yang sering disewa ada enam macam, Depresiasi
diantaranya : Depresiasi adalah penurunan nilai alat yang
1. Pompa beton tipe mini. dikarenakan adanya kerusakan, pengurangan dan
2. Pompa beton tipe standar. harga pasaran alat. Penurunan nilai alat ini
3. Pompa beton long boom. berkaitan dengan semakin meningkatnya umur
4. Pompa beton super long boom. alat atau juga out of date. Perhitungan depresiasi
5. Pompa beton super double long boom. diperlukan untuk mengetahui nilai alat setelah
6. Pompa beton kodok. pemakaian alat tersebut sealama suatu masa
tertentu. Selain itu bagi pemilik alat dengan

495
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 (492-502) ISSN: 2337-6732

menghitung depresiasi alat tersebut maka pemilik Depresiasi tahunan metode ini dihitung
dapat menghitung modal yang akan dikeluarkan dengan rumus :
dimasa alat sudah tidak dapat digunakan dan =
harus membeli alat baru. Pada umur alat, nilai buku dengan metode ini
Berikut ini ada beberapa cara yang dipakai tidak memperhitungkan nilai sisa alat. Akan
untuk menghitung depresiasi alat, yaitu: tetapi pada akhir perhitungan ini nilai buku
1. Metode Garis Lurus (Straight line method) tidak boleh kurang dari perkiraan nilai sisa
Rk = alat.
4. Metode perhitungan biaya kepemilikan
k adalah tahun dimana depresiasi dihitung.
Perhitungan biaya kepemilikan pertahun
Untuk menghitung depresiasi pertahun
dlakukan dengan dua cara yaitu dengan tanpa
digunakan rumus sebagai berikut.
memperhitungkan bunga. Biaya kepemilikan
Dk = pertahun yang memperhitungkan bunga
Dk adalah depresiasi pertahun yang ditentukan dengan rumus:
tergantung pada harga alat saat pembelian, A = P (A / P,i5,n)
nilai sisa alat dan umur ekonomis alat (n). Jika nilai sisa alat diperhitungkan, maka nilai
Nilai Dk pada metode ini selalu konstan. Nilai sisa S pun menjadi nilai tahunan dan
buku (book value) Bk dari alat dihitung rumusnya adalah:
dengan rumus : ( ) ( )
=P–k
Atau Jika menggunakan symbol yang ada
2. Metode penjumlahan tahun (Sun of the years
maka rumusnya adalah :
method)
A = P (A/P, i5, n) – S (A/F, i5,n)
Metode ini merupaka metode percepatan
sehingga nilai depresiasinya akan lebih besar Untuk menghitung biaya kepemilikan tahunan
dari pada depresiasi yang dihitung dengan tanpa memperhitungkan bunga ditentukan
oleh rumus :
metode garis lurus.
Pertama harus dihitung SOY dengan
menggunakan rumus : Jika nilai sisa diperhitungkan :
Dk =
Kemudian dicari tingkat depresiasinya dengan Biaya Pengoperasian Alat Berat
rumus : Biaya pengoperasian alat akan timbul setiap
Rk = alat berat dipakai. Biaya pengoperasian meliputi
Untuk depresiasi tahunan dihitung dengan biaya bahan bakar, gemuk, pelumas, perawatan
cara sebagai berikut. dan perbaikan, serta alat penggerak atau roda.
= x (P–S) Operator yang menggerakkan alat termasuk
Nilai buku pada akhir tahun ke-k adalah dalam biaya pengoperasian alat. Selain itu
mobilisasi dan demobilisasi alat juga merupakan
Bk = P – ( P – S ) x biaya pengoperasian alat. Yang dimaksud dengan
mobilisasi adalah pengadaan alat keproyek
3. Metode penurunan seimbang
konstruksi. Sedangkan yang dimaksud dengan
Metode ini menghitung depresiasi pertahun
demobilisasi adalah pengembalian alat dari
dengan mengembalikan nilai buku pada akhir
proyek setelah alat tersebut tidak digunakan
tahun dengan suatu faktor. Nilai depresiasi
kembali.
dengan cara ini lebih besar dari pada dengan
dua metode sebelumnya. Persen penurunan- Bahan Bakar
nya (x) berkisar antara 1.25 per umur alat Jumlah bahan bakar alat berat yang
sampai 2.00 per umur alat. Tingkat depresiasi menggunakan bensin atau solar berbeda-beda.
dihitung dengan rumus. Rata-rata alat yang menggunakan bahan bakar
R= bensin 0,06 galon per horse power perjam,
sedangkan alat yang menggunakan bahan bakar
Metode ini disebut dengan metode penurunan
solar mengonsumsi bahan bakar 0,04 galon per
seimbang ganda (Double declining balance
horse power perjam. Nilai yang didapat
method) jika :
kemudian dikalikan dengan faktor peng-
R=

496
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 (492-502) ISSN: 2337-6732

operasian. Untuk lebih jelasnya maka rumus Metode yang dimaksud adalah kriteria investasi
penggunaan bahan bakar perjam adalah : (Investment Criteria).
Bensin : BBM = 0,06 x HP x eff Kriteria investasi digunakan untuk menen-
Solar : BBM = 0,04 x HP x eff tukan suatu usulan proyek setelah diadakan
Pelumas evaluasi. Dapat dikatakan bahwa semua kriteria
Perhitungan penggunaan pelumas perjam menggunakan perbandingan atau hubungan
( ) biasanya berdasarkan jumlah waktu operasi antara seluruh penerimaan (benefit) dan seluruh
pengeluaran (cost) baik yang bersifat kualitas
dan lamanya penggantian pelumas. Perkiraannya
maupun kuantitas.
dihitung dengan rumus:
Kriteria investasi dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. Metode Net Present Value (NPV)
Pada rumus diatas HP adalah horse power, c 2. Metode Annual Equivalent (AE)
adalah capasitas crankcase, t adalah lama 3. Metode Benefit Cost Ratio (BCR)
penggunaan pelumas dan f adalah faktor 4. Metode Internal Rate of Return (IRR)
pengoperasiannya. 5. Metode Break Event Point (BEP)
Roda
Perhitungan depresiasi alat berat beroda ban Metode Net Present Value (NPV)
dengan alat berat beroda crawler berbeda. Net Present Value (NPV) adalah metode
Umumnya crawler mempunyai depresiasi sama menghitung nilai bersih (netto) pada waktu
dengan depresiasi alat. Sedangkan ban sekarang (present). Asumsi present yaitu
mempunyai depresiasi yang lebih pendek dari menjelaskan waktu awal perhitungan bertepatan
pada umur alat, artinya selama pemakaian alat dengan saat evaluasi dilakukan atau pada periode
ban diganti beberapa kali. Untuk alat beroda ban, tahun ke-nol (0) dalam perhitungan cash flow
umur ban dihitung sendiri, demikian juga investasi.
pemeliharaanya. Suatu cash flow investasi tidak selalu dapat
diperoleh secara lengkap, yaitu terdiri dari cash-
Pemeliharaan dan perawatan alat berat
in dan cash-out, tetapi mungkin saja hanya dapat
Perbedaan mendasar dari pemeliharaan dan
diukur langsung aspek biayanya saja atau
perawatan adalah pada besarnya pekerjaan.
benefitnya saja. Sebagai contoh, jika melakukan
Pekerjaan besar (major repair) akan mem-
investasi dalam rangka memperbaiki dan
pengaruhi nilai depresiasi alat dan umur alat.
menyempurnakan salah satu bagian dapat
Perbaikan besar dihitung pada alat. Disisi lain
dihitung hanya komponen biayanya saja,
perbaikan kecil (minor repair) merupakan
sedangkan komponen benefitnya tidak dapat
pemeliharaan normal yang dihitung pada
dihitung karena masih merupakan rangkaian dari
pekerjaan.
suatu sistem tunggal. Jika demikian maka cash
flow tersebut hanya terdiri dari cash-out dan
Kriteria Investasi
cash-in. ash flow yang benefit saja
Suatu investasi merupakan kegiatan mena-
perhitungannya disebut present worth of benefit
namkan modal jangka panjang, dimaa selain
(PWB), sedangkan jika yang diperhitungkan
investasi tersebut pula disadari dari awal bahwa
hanya cash-out disebut dengan present worth of
investasi akan diikuti oleh sejumlah pengeluaran
cost (PWC) sementara NPV diperoleh dari :
lain yang secara periodik perlu disiapkan.
NPV = PWB – PWC
Pengeluaran tersebut terdiri dari biaya
Untuk mengetahui apakah rencana suatu
operasional (operation cost), biaya perawatan
investasi tersebut layak ekonomis atau tidak,
(maintenance cost), dan biaya-biaya lainnya
diperlukan syarat dalam menentukan NPV, yaitu:
yang tidak dapat dihindarkan. Disamping
Jika: NPV > 0 artinya investasi akan
pengeluaran. Investasi akan menghasilkan
menguntungkan / layak (Feasible)
keuntungan atau manfaat, mungkin dalam
NPV < 0 artinya investasi tidak
penjualan produk benda atau jasa atau
menguntungkan / tidak layak (Unfeasible)
penyewaan fasilitas.
Jika investasi tersebut dinyatakan layak, maka
Untuk menyusun peluang investasi telah
direkomendasikan untuk dilaksanakan, namun
dikembangkan suatu metode yang dapat
jika ternyata tidak layak, maka rencana tersebut
digunakan dalam menganalisa suatu proyek.
tidak direkomendasikan untuk dilanjutkan.

497
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 (492-502) ISSN: 2337-6732

Metode Annual Equivalent (AE) Suku bunga (i)


Metode Annual Equivalent (AE) konsepnya Biaya lain yang harus dikeluarkan untuk
merupakan kebalikan dari metode NPV. Jika mendapatkan investasi (Cc)
pada metode NPV merupakan aliran cash ditarik Faktor resiko investasi (α)
pada posisi present, sebaliknya jika metode AE Dengan demikian, MARR = I + Cc + ± jika Cc
ini aliran cash justru didistribusikan secara dan ± tidak ada atau nol, maka MARR = I (suku
merata pada setiap periode waktu sepanjang bunga), sehingga MARR ≥ i..
umur investasi, baik cash-in maupun cash-out. Untuk mendapatkan IRR dilakukan dengan
Hasil pendistribusian secara merata dari cash- mencari besarnya NPV dengan nilai I variable
in menghasilkan rata-rata pendapatan pertahun (berubah-ubah) sedemikian rupa sehingga
dan disebut dengan Equivalent Uniform Annual diperoleh suatu nilai I saat NPV mendekati nol
of Benefit (EUAB). Sedangkan pendistribusian yaitu NPV (+) dan NPV (-), dengan cara coba-
cash-out secara merata disebut dengan coba (trial and error). Jika diperoleh NPV (+),
Equivalent Uniform Annual of Cost (EUAC) NPV (-) tersebut diasumsikan nilai diantaranya
AE = EUAB – EUAC sebagai garis lurus, selanjutnya dilakukan
interpolasi untuk mendaptkan IRR.
Metode Benefit Cost Ratio (BCR) Proses menemukan NPV = 0 dilakukan
Metode ini adalah metode yang sering dengan prosedur sebagai berikut :
digunakan dalam tahap-tahap evaluasi peren- 1. Hitung NPV untuk suku bunga dengan
canaan investasi atau sebagai analisis tambahan interval tertentu sampai ditemukan NPV
dalam rangka memvalidasi hasil evaluasi yang mendekati nol, yaitu NPV (+) NPV (-)
telah dilakukan dengan metode lainnya. Metode 2. Lakukan interpolasi pada NPV (+) dan NPV
BCR ini memberikan penekanan terhadap nilai (-) tersebut sehingga didapatkan i* pada
memberikan perbandingan antara manfaat NPV = 0
(benefit) yang akan diperoleh dengan aspek
biaya dan kerugian yang akan ditanggung (cost)
dengan adanya investasi tersebut..
Adapun metode analisis Benefit Cost Ratio Investasi layak jika IRR ≥ MARR
(BCR) ini akan dijelaskan sebagai berikut:
Rumus umum: Metode Break Even Point (BEP)

Metode ini adalah titik pulang pokok dimana

total revenue = total cost (TR=TC). Titik impas
BCR ≥ 1 ; investasi layak (Feasible) memberikan petunjuk bahwa tingkat produksi
BCR < 1 ; investasi tidak layak (Unfeasible) telah menghasilkan pendapatan yang sama
besarnya dengan biaya produksi yang
Metode Internal Rate of Return (IRR) dikeluarkan. Dengan asumsi bahwa harga
Dalam metode ini yang akan dicari adalah penjualan per unit produksi adalah konstan maka
suku bunganya disaat NPV sama dengan nol. untuk menghitung titik impas digunakan
Jadi pada metode ini informasi yang dihasilkan persamaan sebagai berikut :
berkaitan dengan tingkat kemampuan cash flow
dalam mengembalikan investasi yang dijelaskan
dalam bentuk %/periode waktu.
Logika sederhananya menjelaskan seberapa
mampu cash flow dalam mengembalikan
modalnya dan seberapa besar pula kewajiban HASIL DAN PEMBAHASAN
yang harus dipenuhi. Kemampuan inilah yang Penetapan Biaya
disebut dengan Internal Rate of Return (IRR), Perhitungan biaya proyek konstruksi dan
sedangkan kewajiban yaitu Minimum Atractive of operasi suatu proyek pembanguan Ready Mix
Return (MARR). Dengan demikian, suatu rencana Concrete harus juga memperhitungkan sarana-
investasi akan dikatakan menguntungkan jika saran, prasarana dan biaya penunjang lainnya.
IRR ≥ MARR. Harga dan biaya perhitungan untuk Ready Mix
Nilai MARR umumnya ditetapkan secara Concrete CV. Trimix Sulut Sejati adalah sebagai
subjektif melalui suatu pertimbangan-pertim- berikut
bangan tertentu dari investasi tersebut. Dimana Penetapan Biaya Investasi Ready Mix Concrete
pertimbangan yang dimaksud adalah:

498
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 (492-502) ISSN: 2337-6732

Tabel 1. Biaya Investasi Ready Mix Concrete 1. Perhitungan Depresiasi


Metode yang digunakan adalah Metode Garis
Lurus. Hasil perhitungannya yaitu :

Tabel 3. Depresiasi Alat Berat

= Depresiasi alat pertahun


Biaya Operasional dan Pemeliharaan = Nilai Buku
 Biaya Upah Karyawan
P = Harga alat
Tabel 2. Upah Karyawan S = Nilai sisa alat
n = Umur ekonomis alat

= 170.000.000
2. Biaya Pengoperasian Alat Berat
Biaya Konsumsi BBM perjam :
BBM = 0,06 x HP x eff
= 0,06 x 123 x 0,04
= 2,952 Gal = 11,07 liter
Biaya pelumas perjam

 Penetapan Biaya Kepemilikan dan


Pengoperasian Alat Berat
Untuk menunjang pekerjaan Ready Mix
Concrete CV. Trimix Sulut Sejati menggunakan
Loader tipe WA 200, dengan data sebagai
berikut : Biaya Kepemilikan
Biaya kepemilikan alat

Biaya kepemilikan ban per jam = (umur =


5.000 / 1.400 = 3,57 Tahun)

499
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 (492-502) ISSN: 2337-6732

Biaya perawatan perjam terdiri dari : S = Nilai sisa alat


Biaya alat yang perawatan dan pemeliharaan- n = Umur ekonomis alat
nya diasumsikan 40% dari depresiasi (Metode
Garis Lurus):
= 150.000.000

2. Biaya pengoperasian alat


Biaya Kepemilikan
Biaya ban yang perawatan dan Biaya kepemilikan alat
pemeliharaannya diasumsikan 15% dari
depresiasi

Biaya Total
Biaya alat yang perawatan dan pemeliha-
Tabel 4. Uraian biaya operasi alat berat raannya diasumsikan 40% dari depresiasi
(Metode Garis Lurus) :

Biaya Total = Biaya kepemilikan alat + biaya


perawatan
Total biaya perjam=140.000.000+80.000.000
= 220.000.000

Analisis Proyek dengan Kriteria Investasi


1. Metode Net Present Value (NPV)
Total Biaya perjam = Total biaya pengoperasian
i = 9.8%
+ biaya kepemilikan alat + biaya kepemilikan
ban
Tabel 6a. Perhitungan NPV
Total Biaya perjam = 193.617 + 108.571 + 3.200
= 305.389
Total Biaya pertahun = 427.544.378

Penetapan Biaya Ready Mix Concrete


1. Depresiasi Alat
Metode yang digunakan pada perhitungan ini
adalah Metode Garis Lurus dan hasil
perhitungannya yaitu: Pv Penerimaan=Penerimaan x Faktor diskon

Tabel 6b. Perhitungan NPV


Tabel 5. Depresiasi Ready Mix Concrete

Pv Pengeluaran = Pengeluaran x Faktor diskon

NPV = Rp.119,107,008,351–Rp 88,577,357,440


= Rp. 30,529,650,911
= Depresiasi alat pertahun
= Nilai Buku Berdasarkan teori yang telah dibahas
P = Harga alat sebelumnya yaitu apabila NPV > 1 atau bernilai

500
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 (492-502) ISSN: 2337-6732

positif, maka proyek ini layak untuk di sehingga investasi pada proyek ini dapat diterima
laksanakan. dan layak untuk dilaksanakan.

2. Metode Annual Equivalent (AE) 5. Metode Break Even Point (BEP)


Metode ini kebalikan dari metode NPV Hasil analisis hubungan antara total pen-
dapatan dan total pengeluaran perusahaan, yang
Tabel 7. Perhitungan Annual Equivalen berupa perhitungan sesudah kena pajak dari
tahun 2014 sampai dengan tahun 2018.

Tabel 10. Perhitungan Break Even Point

Nilai AE = nilai benefit rata-rata – nilai cost rata-


rata
= Rp. 33,009,333,800 –Rp. 24,265,923,448
= Rp. 8,743,410,352 (> 1, jadi layak)

3. Metode Benefit Cost Ratio (BCR)

Tabel 8. Perhitungan Benefit Cost Ratio


Untuk mencari nilai BEP sebagai berikut :
Persamaan 1

17.678.043.531x – y = 230.138.756.607

∑ Persamaan 2
= = 29.95793018
BCR > 1 ; Proyek ini layak dilaksanakan
karena menguntungkan. 13.095.655.940x – y = 167.045.080.537
Substitusi persamaan 1 dan 2 :
4. Metode Internal Rate of Return (IRR)
17.678.043.531x – y = 230.138.756.607
13.095.655.940x – y = 167.045.080.537
Tabel 9. Perhitungan IRR 4.582.3875x = 63.093.676.070
x=

= Rp. 13.768.734.053
Nilai x dimasukkan ke persamaan 1 atau 2 :
17.678.043.531x – y = 230.138.756.607
243.404.279.956 – y = 230.138.756.607
y = Rp. 13.265.523.349
Terjadi Break Even Point pada tahun 2014
Setelah dimasukkan ke rumus di atas IRR sebesar Rp. 13. 265.523.349, maka proyek
mempunyai nilai: 10,00733 % pembangunan Ready Mix Concrete layak untuk
Karena nilai IRR lebih besar dari 1 pada dilaksanakan.
tingkat pengembalian yang diinginkan (i= 9.0%),

501
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 (492-502) ISSN: 2337-6732

6. Metode Payback Periode 2. Annual Equivalent (AE) memberikan


Rumus yang digunakan yaitu periode keuntungan sebesar Rp. 8.743.410.352
pengembalian arus kas pertahun yang jumlahnya sehingga karena nilainya lebih dari satu maka
berbeda, yaitu : investasi ini Feasible
3. Benefit Cost Ratio (BCR) nilainya
Tabel 11. Arus kas dan arus kas kumulatif menunjukkan lebih dari 1 yaitu 1,360 maka
investasi ini layak.
4. Internal Rate of Return (IRR), nilai yang
diperoleh yaitu 10,00733 % maka lebih besar
dari 1 pada tingkat pengembalian yang
diinginkan. Sehingga investasi ini layak
dilaksanakan.
5. Break Even Point, terjadi pada tahun 2014
sebesar Rp. 13. 265.523.349, maka proyek
pembangunan Ready Mix Concrete layak
untuk dilaksanakan
6. Payback Period akan terjadi pada 1 tahun 4
= 1,3 tahun atau 1 tahun 4 bulan bulan setelah proyek dilaksanakan
Dengan demikian berdasarkan metode-
metode tersebut dapat disimpulkan bahwa
PENUTUP Investasi Ready Mix Concrete CV. Trimix Sulut
Sejati memberikan keuntungan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis kriteria investasi Saran
dengan metode-metode sebagai berikut : Penelitian ini hanya meninjau dari aspek
1. Net Present Value (NPV) memberikan ekonomi (financial), maka sebaiknya dilakukan
keuntungan Rp. 30.529.650.911. Dengan penelitian yang lebih luas lagi untuk
demikian NPV > 0 artinya investasi ini layak mendapatkan hasil yang lebih akurat mengenai
(Feasible) kelayakan suatu proyek.

DAFTAR PUSTAKA

Gaitman, M., 2011. Ekonomi Teknik, Raja Grafindo Prasada, Jakarta.

Husen Abrar, 2011. Manajemen Proyek, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Kasmir dan Jakfar, 2003. Studi Kelayakan Bisnis., Prenada Media, Jakarta.

Papulele, Wingly., 2011. Analisa Biaya Investasi Proyek Perumahan. Fakultas Teknik, Jurusan Sipil,
Universitas Sam Ratulangi, Manado

Santoso, Iman., 2008. Manajemen Proyek, Graha Ilmu, Surabaya.

Sumani, Sambodho., 2006. Ekonomi dan Manajemen Teknik, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Supit, Vinky Viktor., 2014. Analisa Kelayakan Investasi Asphalt Mixing Plant. Fakultas Teknik,
Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi, Manado

Sutojo, Siswanto., 2002. Studi Kelayakan Proyek Konsep Teknik dan Kasus, Damar Mulia Pustaka.
Jakarta.

Suku Bunga Dasar Kredit. Available from http://www.ojk.go.id/sukubunga-dasar-kredit

http://www.signalreadymix.co/blog/ready-mix-concrete-atau-cor-beton-curah-siap-pakai

502

Anda mungkin juga menyukai