LAPORAN HASIL
PENELITIAN GEOLISTRIK
KEGIATAN
PENELITIAN GEOLISTRIK
PQWT DIPADUKAN
DENGAN WATER
DETECTOR AEROX
UNTUK MELIHAT
POTENSI AIR
TANAH
LOKASI
DESA PENANDING,
KEC.KARANG TINGGI
TEAM GEOPETRA J A M B I
2023
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Maksud dan Tujuan
I.3 Waktu dan Lokasi Penyelidikan
I.4 Peralatan yang Digunakan
BAB I
PENDAHULUAN
perumahan maupun industri, kebutuhan akan air saat ini sangatlah besar
dan Peternakan diperlukan penyediaan air yang besar pula. Salah satu sumber
air yang ada yang kemungkinan dapat dipenuhi adalah air yang biasa kita
peroleh dari sumber air tanah yaitu dengan pembuatan sumurbor. Namun
tidak semua lapisan tanah mengandung air yang bisa memenuhi kebutuhan
tersebut. Hal ini tentu akan merugikan jika setelah pemboran teryata tidak
diperoleh air dari sumur tersebut yang tentunya akan memakan biaya yang
tidak sedikit.
Ada beberapa cara untuk menditeksi lebih awal apakah lokasi tersebut
Salah satu metoda yang menjadi referensi dari ilmu Geofisika adalah dengan
metoda pendugaan Geolistrik, Atas dasar itulah Kami dari Team Konsultan
bawah permukaan tanah untuk melihat ciri ciri adanya lapisan akuifer
dalam, yang akhirnya bisa menekan biaya yang mungkin akan timbul.
akuifer atau lapisan pembawa air, dimana hasil pendugaan geolistrik ini akan
Pendugaan geolistrik ini telah kami lakukan dan laksanakan pada hari
titik duga geolistrik memutar sekitar lokasi, hal ini dilakukan untuk
bukanlah menjadi patokan untuk menjadi titik bor namun titik geolistrik
lainnya.
BAB II
Secara geografis, Kota Bengkulu terletak pada koordinat 30°45’ – 30°59’ Lintang
Selatan dan 102°14’ – 102°22’ Bujur Timur. Posisi geografis tersebut terletak di
pantai bagian Barat Pulau Sumatera yang berhadapan langsung dengan Samudera
Hindia. Secara umum bagian tengah Peta Geologi Lembar Bengkulu dan sekitarnya
(S. Gafoer, T. C. Amin dan R. Pardede,1992.) skala 1: 250.000, ditempati oleh beberapa
gunungapi muda, antara lain Bukit Dingin dengan ketinggian mencapai 2.020 m di
atas permukaan laut (dpl), Bukit Balai (1.683 m dpl), Bukit Condong (2.079 m dpl),
Bukit Daun (2.467 m dpl), Gunung Hulupalik (2.493 m dpl), dan Bukit Gendahululai
sebagai bagian dari rangkaian Pegunungan Bukit Barisan dengan arah yang umum
terbentang dari Barat Laut – Tenggara. Di bagian Barat dan Timur dibatasi oleh
dan Selatan. Dataran sempit terdapat setempat- setempat di daerah pantai pada
bagian Barat Daya. Sesar Sumatera dengan arah umum Barat Laut – Tenggara
memotong batuan berumur Oligosen sampai Kuarter, misalnya sesar Semangko yang
sepanjang zona sesar tersebut. Di beberapa tempat terlihat bahwa sesar Sumatera
merupakan kontak antara batuan vulkanik Kuarter dengan batuan padu berumur
lebih tua. Dataran sempit yang dijumpai setempat- setempat di bagian Barat Daya
menurut Ratman dkk. (1978) dibentuk oleh material lepas berukuran lempung
II.2 Hidrogeologi
Pada peta Hidrogeologi, daerah penelitian merupakan lapisan yang
memiliki tingkat kelulusan setempat produktif yang artinya besaran air yang
ada memiliki debit air yang berbeda, hal ini dikarenakan lapisan pada daerah
penelitian cendrung terdiri dari lapisan batu lempung dan batu pasir tufaan
dimana aliran akuifer tertahan oleh lapisan tufaan yang kedap air sehinggaair
mengalir melalui celah ,
Bila dikaitkan dengan geologi regional maka hidrogeologi atau muka air tanah
daerah penyelidikan berkaitan dengan kondisi batuan yang terbentuk di
sekitar daerah ini.
Kondisi hidrogeologi, umumnya berkaitan erat dengan sistem akuifer
tertentu. Sistem akuifer pada lokasi penyelidikan ini berada pada zona
serpihan batu pasir kapasitas sedang
BAB III
arus listrik, dimana setiap jenis batuan yang berbeda akan mempunyai harga
tahanan jenis yang berbeda pula. Hal ini tergantung pada beberapa faktor,
Current) dialirkan ke dalam tanah melalui 2 (dua) elektroda arus A dan B, maka
akan timbul beda potensial antara kedua elektroda arus tersebut. Beda
potensial ini kemudian diukur oleh pesawat penerima (receiver) dalam satuan
milivolt.
a = V (L2 - l2 )
I. 4l
dimana :
➢ TITIK 4
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 KESIMPULAN
Dari hasil penafsiran data lapangan dan dipadukan dengan Peta Geologi serta
Hidrogeologi dan juga memadukan hasil 3 peralatan diatas maka telah
menghasilkan beberapa gambaran tentang kondisi lapisan bawah tanah di
daerah penelitian.
Dari hasil pembahasan data tersebut , maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Pendugaan dengan peralatan geolistrik telah dapat memberikan gambaran
tentang keadaan lapisan batuan baik vertikal maupun lateral.
2. Kondisi Geologi daerah ini termasuk dalam sistem formasi Air benakat
3. Dari data Hidrogeologi daerah penelitian masuk dalam kategori air tanah
dengan permukaan dalam
4. Dari sifat Akuifer tersebut bisa disimpulkan bahwa kemungkinan air yang bisa
disadap/ dieksplorasi sedang.
V.2 Saran-saran
Setelah melihat hasil dari proses penelitian geolistrik yang juga dikorelasikan
dengan peta Hidrogeologi setempat. maka dapat kami sarankan sebagai berikut
1. Pekerjaan pemboran bisa dilakukan dilokasi penelitian karena pada
intinya penyebaran lapisan merata diseluruh lokasi dan secara khusus
pada titik 6 ( diantara titik 3 dan 8 )
2. Melihat dari data diatas serta melihat keberadaan akuifer yang ada
kemungkinan air yang bisa disadap memiliki kapasitas sedang.
3. Melihat tebalnya lapisan Batu pasir yang cenderung kedap air maka perlu
dilakukan pengeboran dalam . disarankan pengeboran sampai kedalaman
100 – 120 Meter dengan menggunakan pipa casing sumur ukuran 6
inch
4. Dalam melaksanakan pengeboran perlu diperhatikan adanya lapisan batu