Anda di halaman 1dari 19

TIANG BOR PILE

            Pondasi bored pile adalah pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan


dengan mengebor tanah lebih dahulu (Hary Christady Hardiyatmo, 2010).
Pemasangan pondasi bored pile ke dalam tanah dilakukan dengan cara
mengebor tanah terlebih dahulu, yang kemudian diisi tulangan yang telah
dirangkai dan dicor beton. Apabila tanah mengandung air, maka dibutuhkan
pipa besi atau yang biasa disebut dengan temporary casing untuk menahan
dinding lubang agar tidak terjadi kelongsoran, dan pipa ini akan dikeluarkan
pada waktu pengecoran beton
Tiang bor pile merupakan salh satu pondasi yang dipergunakan untuk bangunan, apabila tanah
dasarnya tidak mempunyai daya dukung tanah untuk memikul berat bangunan. Bor pile ialah
pondasi dalam yang masih satu tipe dengan tiang pancang, yang membedakan adalah cara
pemasangannya / pembuatannya.

Cara pembuatan bor pile


Bor pile , dengan cara dibuat lubang terlebih dahulu, mengebor tanah lalau dimasukkan besi
tulangan yang sudah di install, kemudian dimasukkan adukan beton atau pengecoran setempat
(cast in situ concrete pile)
System pembuatan bor pile ada 2 macam :
1.      Bor kering
Pelaksananannya  menggunakan mata bor biasa ( spiral plat) diputar sambil dimasukkan
kedalam tanah dengan menggunakkan alat bor crane, dengan menggunakan mesin diesel dan
as mata diatur, dikendalikkan kaki tripot sebagai penyangga untuk menaikan dan menurunkan
mata bor.

2.      Bor Basah
System ini memerlukan casing untuk menahan tanah dari kelongsoran ,pompa air untuk
sirkulasi dan airSystem ini memerlukan casing untuk menahan tanah dari kelongsoran ,pompa
air untuk sirkulasi dan airnya yang dipakai untuk pengeboran, persedian air harus cukup untuk
mencapai kedalaman penggeboran yang direncanakan.
Bor pile adalah alternative lain apabila dalam pelaksanaan lokasi sangat sulit atau beresiko
apabila menggunakan tiang pancang (spoon pile). Seperti masalah mobilisasi peralatan, dampak
yang ditimbulkan terhadap lingkungan sekitar (getaran, kebisingan ,dll) dan kondisi lain yang
dapat mempengaruhi kegiatan pekerjaan.

Ada beberapa keuntungan dalam pemakaian pondasi bored pile jika


dibandingkan dengan tiang pancang, yaitu:
1.      Pemasangan tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran yang
2.      membahayakan bangunan sekitarnya.
3.      Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat penutup tiang
4.      (pile cap). Kolom dapat secara langsung diletakkan di puncak bored pile.
5.      Kedalaman tiang dapat divariasikan.
6.      Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data laboratorium.
7.      Bored pile dapat dipasang menembus batuan, sedang tiang pancang akan
8.      kesulitan bila pemancangan menembus lapisan batuan.
9.      Diameter tiang memungkinkan dibuat besar, bila perlu ujung bawah tiang
10.  dapat dibuat lebih besar guna mempertinggi kapasitas dukungnya.
11.  Tidak ada risiko kenaikan muka tanah.

Kerugian menggunakan pondasi bored pile yaitu:


1.      Pengecoran bored pile dipengaruhi kondisi cuaca.
2.      Pengecoran beton agak sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu beton
3.      tidak dapat dikontrol dengan baik.
4.      Mutu beton hasil pengecoran bila tidak terjamin keseragamannya di
5.      sepanjang badan bored pile mengurangi kapasitas dukung bored pile,
6.      terutama bila bored pile cukup dalam.
7.      Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa
8.      pasir atau tanah yang berkerikil.
9.      Air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan gangguan
10.  tanah, sehingga mengurangi kapasitas dukung tiang.
11.  Akan terjadi tanah runtuh jika tindakan pencegahan tidak dilakukan, maka
12.  dipasang temporary casing untuk mencegah terjadinya kelongsoran.
Metode Pelaksanaan

Metode Pelaksanaan Bored Pile

 Persiapan Peralatan
Pekerjaan pondasi bore pile memerlukan alat- alat berat dalam suatu proyek . Disebut alat- alat
berat memang karena bobotnya yang berat, makanya manajer proyek harus dapat memastikan
pekerjaan persiapaan apa yang diperlukan agar alat yang berat tersebut dapat masuk ke areal
dengan baik. Jika tidak disiapkan dengan baik, bisa saja alat berat tersebut amblas karena daya
dukung tanahnya yang jelek.

Gambar 3. Plat baja diperlukan apabila kondisi tanah belum keras sebagai dasar trek alat berat.
Pelat baja tersebut dimaksudkan agar alat- alat berat tidak amblas jika kekuatan tanahnya
diragukan. Jika sampai amblas, untuk ‘ngangkat’ kembali biayanya lebih besar dibanding biaya
yang diperlukan untuk mengadakan pelat- pelat tersebut. Perlu tidaknya pelat-pelat tersebut
tentu didasarkan dari pengalaman- pengalaman sebelumnya, itu tidak tertulis di buku teks.
disinilah ‘seni’ agar pekerjaan lancar.
Pembuatan Tulangan Besi
Paralel dengan pekerjaan persiapan, maka pembuatan penulangan tiang bor telah dapat
dilakukan. Ini penting, karena jangan sampai sudah dibor, eh ternyata tulangannya belum siap.
Jika tertunda lama, tanah pada lubang bor bisa rusak (mungkin karena hujan atau lainnya). Bisa-
bisa perlu dilakukan pengerjaan bor lagi. Pemilihan tempat untuk merakit tulangan juga
penting, tidak boleh terlalu jauh, masih terjangkau oleh alat- alat berat tetapi tidak boleh
sampai mengganggu manuver alat- alat berat itu sendiri.
Pekerjaan penulangan pondasi
Jika alat-alat berat sudah siap, juga tulangan- tulangannya, serta pihak ready mix concrete-nya
sudah siap, maka dimulailah proses pengeboran. Skema alat- alat bornya adalah.

Pengeboran Pondasi Bor Pile


Gambar diatas bisa menggambarkan secara skematik alat- alat yang digunakan untuk
Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Bor Pile. Dalam prakteknya, mesin bornya terpisah sehingga
perlu crane atau excavator tersendiri seperti ini.
Persiapan Alat Bor
Perhatikan mesin bor  belum dipasangkan dengan mata bornya yang dibawah itu. Saat ini
difoto, alat bor sedang mempersiapkan diri untuk memulai.
Tahapan Awal Pengeboran
Kecuali alat bor dengan crane terpisah, pada proyek tersebut juga dijumpai alat bor yang
terintegrasi dan sangat mobile. Mungkin ini yang lebih modern, tetapi kelihatannya jangkauan
kedalamannya lebih terbatas dibanding yang sistem terpisah. Mungkin juga, karena diproyek
tersebut ada beberapa ukuran diameter tiang bor yang dipakai. Jadi pada gambar- gambar
nanti, fotonya gabungan dari dua alat tersebut.
Pengeboran
Ini merupakan proses awal dimulainya pengerjaan pondasi tiang bor. Kedalaman dan diameter
tiang bor menjadi parameter utama dipilihnya alat-alat bor. Juga terdapatnya batuan atau
material dibawah permukaan tanah. Ini perlu diantisipasi sehingga bisa disediakan metode, dan
peralatan yang cocok. Kalau asal ngebor, bisa-bisa mata bor-nya stack di bawah. Biaya itu. Ini
contoh mesin bor dan auger dengan berbagai ukuran siap ngebor.
Mesin Bor dan Auger
Setelah mencapai suatu kedalaman yang ‘mencukupi’ untuk menghindari tanah di tepi lubang
berguguran maka perlu di pasang casing, yaitu pipa yang mempunyai ukuran diameter dalam
kurang lebih sama dengan diameter lubang bor.

Persiapan Pemasangan Casing


Casing
Perhatikan mesin bor-nya beda, tetapi pada prinsipnya cara pemasangan casing sama: diangkat
dan dimasukkan pada lubang bor. Tentu saja kedalaman lubang belum sampai bawah,
secukupnya. Kalau nunggu sampai kebawah, maka bisa-bisa tanah berguguran semua. Lubang
tertutup lagi. Jadi pemasangan casing penting.

Casing yang telah tertanam di dalam tanah


Setelah casing terpasang, maka pengeboran dapat dilanjutkan. Gambar di atas, mata auger
sudah diganti dng Cleaning Bucket yaitu untuk membuang tanah atau lumpur di dasar lubang.
Pembersihan lumpur dan tanah di dalam lubang
Jika pekerjaan pengeboran dan pembersihan tanah hasil pengeboran dan akhirnya sudah
menjadi kondisi tanah keras. Maka untuk sistem pondasi Franky Pile maka bagian bawah
pondasi yang bekerja dengan mekanisme bearing dapat dilakukan pembesaran. Untuk itu
dipakai mata bor khusus, Belling Tools sebagai berikut.
Penggunaan mata bor Belling Tool untuk pengeboran tanah keras
Akhirnya setelah beberapa lama dan diperkirakan sudah mencapai kedalaman rencana maka
perlu dipastikan terlebih dahulu apakah kedalaman lubang bor sudah mencukupi, yaitu melalui
pemeriksaan manual.

Pemeriksaan kedalaman manual pondasi


Gambar 12. Pemeriksaan kedalaman manual pondasi
Handling Besi Tulangan
Perlu juga diperhatikan bahwa tanah hasil pemboran perlu juga dichek dengan data hasil
penyelidikan terdahulu. Apakah jenis tanah adalah sama seperti yang diperkirakan dalam
menentukan kedalaman tiang bor tersebut. Ini perlu karena sampel tanah sebelumnya
umumnya diambil dari satu dua tempat yang dianggap mewakili. Tetapi dengan proses
pengeboran ini maka secara otomatis dapat dilakukan prediksi kondisi tanah secara tepat, satu
persatu pada titik yang dibor. Apabila kedalaman dan juga lubang bor telah ‘siap’, maka
selanjutnya adalah penempatan tulangan rebar.

Pengangkatan tulangan
Jika perlu, mungkin karena terlalu dalam maka penulangan harus disambung di lapangan.
Pengangkatan besi tulangan dilakukan  bertahap.
Penyambungan tulangan besi
 

Kondisi lubang pondasi yang telah siap di cor


Pengecoran beton
Setelah proses pemasangan tulangan baja maka proses selanjutnya adalah pengecoran beton.
Ini merupakan bagian yang paling kritis yang menentukan berfungsi tidaknya suatu pondasi.
Meskipun proses pekerjaan sebelumnya sudah benar, tetapi pada tahapan ini gagal maka gagal
pula pondasi tersebut secara keseluruhan.
Pengecoran disebut gagal jika lubang pondasi tersebut tidak terisi benar dengan beton,
misalnya ada yang bercampur dengan galian tanah atau segresi dengan air, tanah longsor
sehingga beton mengisi bagian yang tidak tepat.
Adanya air pada lobang bor menyebabkan pengecoran memerlukan alat bantu khusus, yaitu
pipa tremi. Pipa tersebut mempunyai panjang yang sama atau lebih besar dengan kedalaman
lubang yang dibor.
 

Pipa Tremi untuk pengecoran


 
Pemasangan Pipa Tremi
Inilah yang disebut pipa tremi. Foto ini cukup menarik karena bisa mengambil gambar mulai
dari ujung bawah sampai ujung atas. Ujung di bagian bawah agak khusus lho, nggak berlubang
biasa tetapi ada detail khusus sehingga lumpur tidak masuk kedalam tetapi beton.Di dalam pipa
bisa mendorong keluar.
Pengecoran dengan menggunakan pipa tremi
Yang teronggok di bawah adalah corong beton yang akan dipasang di ujung atas pipa tremi,
tempat memasukkan beton segar. Yang di bawah ini pekerjaan pengecoran pondasi tiang bor.

Pipa tremi sedang dimasukan kedalam lubang bor


 
Pipa tremi telah dimasukan kedalam lubang bor
Pipa tremi sudah berhasil dimasukkan ke lubang bor. Perhatikan ujung atas yang ditahan
sedemikian sehingga posisinya terkontrol (dipegang) dan tidak jatuh. Corong beton dipasang.
Pada kondisi pipa seperti ini maka pengecoran beton siap. Truk readymix siap mendekat.

Truk ready mix sedang menuangkan beton kedalam pipa tremi


Pengecoran
Pada tahap pengecoran pertama kali, truk readymixed dapat menuangkan langsung ke corong
pipa tremi seperti kasus di atas. Pada tahap ini, mulailah pengalaman seorang supervisor
menentukan, Kenapa ?
Karena pipa tremi tadi perlu dicabut lagi. Jadi kalau beton yang dituang terlalu banyak maka
jelas mencabut pipa yang tertanam menjadi sulit. Sedangkan jika terlalu dini mencabut pipa
tremi, sedangkan beton pada bagian bawah belum terkonsolidasi dengan baik, maka bisa-bisa
terjadi segresi, tercampur dengan tanah. Padahal proses itu  kejadiannya di dalam lobang dan
tidak terlihat sama sekali. Jadi pengalaman supervisi atau operator yang mengangkat pipa tadi
memegang peran sangat penting. Sarjana baru lulus pasti kesulitan mengerjakan hal tersebut.
Inilah seninya di lapangan perlu feeling yang tepat.
Supervisor mengatur pengecoran
Jangan sepelekan aba-aba seperti di atas. Belum tentu seorang sarjana teknik sipil yang baru
lulus dengan IP 4.0 bisa mengangkat tangan ke atas secara tepat. Karena untuk itu perlu
pengalaman. Jadi menjadi seorang engineer tidak cukup hanya ijazah sekolah formil, perlu yang
lain yaitu pengalaman yang membentuk mental engineer yang handal.
Pipa tremi mulai ditarik ke atas
Penarikan Pipa Tremi
Jika beton yang di cor sudah semakin ke atas (volumenya semakin banyak) maka pipa tremi
harus mulai ditarik ke atas. Perhatikan bagian pipa tremi yang basah dan kering. Untuk kasus ini
karena pengecoran beton masih diteruskan maka diperlukan bucket karena beton tidak bisa
langsung dituang ke corong pipa tremi tersebut.

Di dalam lubang bor tersebut ada casing,tulangan,pipa tremi & beton


Adanya pipa tremi tersebut menyebabkan beton dapat disalurkan ke dasar lubang langsung dan
tanpa mengalami pencampuran dengan air atau lumpur. Karena BJ beton lebih besar dari BJ
lumpur maka beton makin lama-makin kuat untuk mendesak lumpur naik ke atas. Jadi pada
tahapan ini tidak perlu takut dengan air atau lumpur sehingga perlu dewatering segala. Gambar
foto di atas menunjukkan air atau  lumpur mulai terdorong ke atas, lubang mulai digantikan
dengan beton segar tadi.
Proses pengecoran ini memerlukan supply beton yang continuous, bayangkan saja bila ada
keterlambatan beberapa jam. Jika sampai terjadi setting maka pipa treminya bisa tertanam  dan
nggak bisa dicabut. Sedangkan kalau keburu di cabut maka tiang beton bisa tidak continue. Jadi
bagian logistik / pengadaan beton harus memperhatikan itu.
Lubang bor telah berisi beton
Jika pengerjaan pengecoran dapat berlangsung dengan baik, maka pada akhirnya beton dapat
muncul dari kedalaman lobang. Jadi pemasangan tremi mensyaratkan bahwa selama
pengecoran dan penarikan maka pipa tremi tersebut harus selalu tertanam pada beton segar.
Jadi kondisi tersebut fungsinya sebagai penyumbat atau penahan agar tidak terjadi segresi atau
kecampuran dengan lumpur.

ALAT BORE PILE


1.  Bore pile menggunakan mesin Mini Crane
Dengan mesin ini bisa dilaksanakan pengeboran dengan pilihan diameter 30 cm, 40 cm, 50 cm,
60cm. Adapun   metode bore pile menggunakan sistem bor basah (wet boring), sehingga
dibutuhkan air yang cukup sebagai kelancaran pelaksanaan pekerjaan pengeboran.
2.  Bore pile Gawangan
 Pada alat bor ini memiliki sistem kerja yang mirip dengan bore pile mini crane. Hanya saja
terdapat sedikit perbedaan pada desain sasis dan tiang tempat gearbox. Dan juga diperlukan
tambang disisi kiri dan kanan untuk menjaga keseimbangan alat selama pengeboran.
3.  Strauss Pile / Manual Bored Alat ini menggunakan tenaga manual yaitu manusia untuk
memutar mata bornya. Dan biasanya menggunakan metode bor kering (dry boring). Alat yang
digunakan simpel dan mudah dioperasikan serta ramah lingkungan karena tidak menimbulkan
suara yang bising saat pengerjaan.
Bor jenis ini mempunyai pilihan diameter 20 cm, 25 cm, 30 cm, serta 40 cm. Dan biasanya
digunakan diberbagai proyek seperti perumahan, pabrik, gudang, pagar dan lain-lain.
Beberapa alasan digunakannya pondasi bore pile dalam konstruksi:
 Bore pile tunggal dapat digunakan pada tiang kelompok atau pile cap
1. Bor dapat didirikan sebelum penyelesaian tahapan selanjutnya
2. Kedalaman tiang penyangga dapat divariasikan
3. Pondasi bore pile mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap beban lateral
4. Permuka diatas dimana bore pile didirikan dapat diperiksa secara langsung
1. Persiapan lokasi
Sebelum memulai suatu pekerjaan, ada tahapan awal yang perlu diperhatikan, yaitu persiapan.
Persiapan yang dimaksud adalah pembersihan benda-benda atau puing-puing yang dapat
menghalangi proses tahapan selanjutnya. Pembersihan dilakukan menggunakan alat berat
Excavator apabila terdapat puing-puing cukup besar dan sulit untuk dipindahkan. Namun
apabila hanya terdapat beberapa puing kecil di lokasi pengeboran, kami tidak perlu
menggunakan alat berat tersebut. Karena hal tersebut menjadi suatu pemborosan biaya.
 2. Penentuan titik pondasi kami akan mengukur dan menentukan posisi titik koordinat
pengerjaan bore pile.
 3. Setting mesin crane sebelum melakukan pengeboran, yang kami lakukan adalah
menyeting/instalasi mesin crane untuk
mempercepat proses pengeboran.
4. Pengeboran dalam proses pengeboran ini, ada beberapa macam pengerjaan. Yaitu metode
bor basah & kering. Sebelum
melakukan bor basah, kami membuat drainase dan kolam yang berfungsi sebagai
penampungan air bercampur
lumpur hasil pengeboran. Proses pengeboran dilakukan bersamaan dengan proses penghisapan
lumpur hasil
bor. Oleh karena itu air yang ditampung pada kolam harus dapat memenuhi sirkulasi air yang
diperlukan.
5. Pemasangan besi setelah pengeboran selesai, tahap berikutnya adalah pemasangan
tulangan besi yang sebelumnya telah dirakit
terlebih dahulu.
6. Pengecoran
Tahap terakhir yaitu pengecoran terhadap lubang tulangan besi. Proses pengecoran dilapangan
dilakukan dengan Ready Mix Concrete. Pipa yang digunakan yaitu pipa Tremi. Pengecoran
dilakukan dengan mengandalkan gaya gravitasi bumi, posisi pipa tremi harus berada pada pusat
lubang bor, sehingga tidak merusak tulangan besi.
Hal yang harus diperhatikan adalah PENGECORAN dihentikan 0,5-1 meter diatas batas beton
bersih. Supaya kualitasnya benar-benar terjamin (bebas dari lumpur).

Anda mungkin juga menyukai