METODE KERJA
PEKERJAAN TIANG BOR
Daftar Isi
1. Ruang Lingkup
3. Referensi
5. Metodologi Konstruksi
6. Sumber Daya
8. Form-form Laporan
9. Lampiran-Lampiran
1. Ruang Lingkup
Maksud dari pengajuan metode kerja ini adalah untuk mendapatkan persetujuan dari
pihak terkait metode pekerjaan tiang bor yang akan dilaksanakan pada proyek tersebut
di atas sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan.
Setelah disetujui, metode kerja ini berfungsi sebagai acuan bagi personil lapangan
kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan dan bagi personil lapangan konsultan untuk
mengawasi jalannya pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor sehingga tercapai
mutu pekerjaan yang dikehendaki sesuai dengan spesifikasi.
3. Referensi
Berikut ini adalah urutan pekerjaan-pekerjaan utama pada pekerjaan tiang bor:
Penentuan lokasi tiang bor dilakukan oleh surveyor (oleh kontraktor utama)
dengan melakukan pengukuran dan membuat patok pada lokasi tiang bor
tersebut.
Di samping patok pada lokasi tiang bor, patok untuk titik-titik pinjaman
sebanyak 2 (dua) titik pada arah tegak lurus satu sama lainnya juga harus dibuat
sebagai acuan pada saat pemasangan casing sementara.
Setelah alat bor ditempatkan pada posisi tiang bor, pengeboran awal segera
dimulai dengan menggunakan mata bor jenis soil auger. Kegunaan dari
pengeboran awal ini adalah untuk memudahkan pemasangan casing sementara.
Casing sementara dipasang pada lubang yang telah dibuat pada pengeboran awal
dengan cara menurunkan/menjatuhkannya secara perlahan-lahan ke dalam luang
dengan memanfaatkan beratnya sendiri.
Ujung atas casing sementara harus berada minimum 500 mm di atas permukaan
landasan kerja untuk mencegah bahaya terjatuh ke dalam lubang bor.
Apabila ditemukan jenis tanah yang sangat keras/batu, maka mata bor jenis rock
auger atau core barrel akan digunakan.
Laporan Penyelidikan Tanah yang dilakukan pada bulan Juli 2016 memberikan
gambaran bahwa kondisi tanah cukup stabil pada kedalaman di atas 4 meter,
oleh karena itu penggunaan casing sementara dengan panjang maksimum 5
meter dianggap cukup untuk menjaga stabilitas tanah bagian atas.
Cairan penstabil baik berupa air atau slurry polymer (tergantung pada tingkat
keruntuhan yang terjadi) akan digunakan untuk menjaga kestabilan lubang bor di
bawah casing sementara. Tingkat keruntuhan yang tidak terlalu parah dapat
dicegah dengan menggunakan air sedangkan tingkat keruntuhan yang lebih
tinggi harus dicegah dengan menggunakan slurry polymer. Mekanisme kerja
cairan penstabil adalah dengan menjaga tekanan horizontal di dalam lubang bor
lebih besar daripada tekanan horizontal dari tanah atau air tanah di semua
kedalaman lubang bor.
Apabila terjadi kehilangan cairan penstabil secara tiba-tiba, hal-hal berikut ini
akan dilakukan sesuai dengan kondisi masing-masing:
b) Apabila terjadi kehilangan cairan penstabil yang cukup besar, maka lubang
bor akan terlebih dahulu diurug dengan tanah dan dipadatkan dengan
menggunakan chisel atau bucket bor dengan tujuan untuk menghentikan
kehilangan cairan pada level tertentu.
Apabila keranjang tulangan terdiri dari beberapa bagian, las titik atau tack weld
digunakan untuk penyambungan bagian tulangan satu dengan lainnya.
5.6. Pengecoran
Pipa tremie merupakan gabungan dari bagian-bagian dengan panjang 1 meter s/d
3 meter yang disambung menjadi satu. Bagian-bagian dari pipa tremie yang
pendek biasanya dipasang pada bagian atas pipa tremie. Pada bagian atas pipa
tremie dipasang corong tremie (hopper) yang berfungsi untuk menerima beton
pada saat pertama kali dituang sebelum dialirkan melalui pipa tremie. Ujung
bawah pipa tremie harus berada antara 200 – 300 mm di atas dasar lubang bor.
Sambungan pipa tremie menggunakan sistem ulir. Sambungan pipa tremie harus
kedap air untuk mencegah masuknya air tanah atau cairan penstabil pada saat
pengecoran dimana masuknya cairan ke dalam pipa tremie pada saat pengecoran
dapat mengakibatkan segregasi pada beton. Untuk meningkatkan kekedapan
sambungan pipa tremie serta untuk mempermudah penyambungan pipa tremie,
ulir pada sambungan pipa tremie terlebih dahulu dilaburi dengan minyak gemuk
atau grease sebelum disambung.
Selama proses pengecoran panjang pipa tremie harus dikurangi secara bertahap
dengan cara memotong pipa-pipa tremie bagian atas. Namun demikian, panjang
pipa tremie yang tertanam di dalam beton senantiasa tidak boleh kurang dari 2
meter.
Pengecoran dilanjutkan hingga permukaan atas beton berada pada ketinggian 1
meter di atas Cut Off Level tiang bor. Apabila Cut Off Level berada di dalam
casing sementara, permukaan beton yang lebih tinggi pada saat pengakhiran
pengecoran diperlukan untuk mengantisipasi turunnya permukaan beton setelah
casing sementara diangkat.
Selama proses pengecoran, air tanah atau cairan penstabil yang meluap dari
lubang bor harus dipompa/dialirkan ke tempat penampungan sementara untuk
selanjutnya digunakan kembali/dibuang ke saluran kota (setelah dilakukan
pengolahan seperlunya).
Benda uji dengan jumlah tertentu sesuai dengan Spesifikasi Teknis harus dibuat
dari beton yang diambil dari setiap truk mixer agar kemudian dilakukan tes
untuk mengetahui kekuatan tekan beton.
Pengeboran tiang bor yang berjarak kurang dari 2,5 kali diameter tiang bor yang baru
dicor baru dapat dilakukan minimum 24 jam setelah pengecoran tiang bor tersebut.
Urutan konstruksi tiang bor secara skematis dapat dilihat pada Lampiran A dari
metode kerja ini.
6. Sumber Daya
Berikut ini adalah sumber daya yang diperlukan untuk pekerjaan tiang bor pada
proyek tersebut di atas:
Tenaga Kerja
Penempatan tenaga kerja-tenaga kerja tersebut di atas dapat dilihat pada Struktur
Organisasi Proyek terlampir (Lampiran E).
Material
Besi Beton
Mutu besi beton adalah BJTD-40 (fy = 400 Mpa) untuk besi beton ulir dan U-
24 (fy = 240 Mpa) untuk besi beton polos. Untuk memeriksa mutu material
besi beton yang digunakan dilakukan uji tarik dan tekuk pada sampel yang
diambil dari besi beton yang dikirim ke lapangan dengan jumlah sesuai
dengan spesifikasi teknis.
Beton Readymix
Mutu beton readymix adalah K-400 dengan nilai slump 180mm ± 20mm.
Sebelum pekerjaan dimulai, mix design beton harus diajukan terlebih dahulu
untuk mendapatkan persetujuan dari konsultan. Setelah didapat persetujuan
pada mix design yang diajukan selanjutnya dilakukan trial mix terhadap mix
design tersebut untuk mengkonfirmasi apakah mix design yang diajukan
menghasilkan beton dengan mutu yang diinginkan.
Benda uji dengan jumlah tertentu sesuai spesifikasi teknis harus dibuat untuk
setiap pengecoran yang dilakukan.
Peralatan
Limbah yang dihasilkan dari kegiatan pelaksanan pekerjaan tiang bor adalah
lumpur/tanah eks pengeboran dan air lumpur eks pengeboran.
Air lumpur yang meluap dari lubang bor selama proses pengeboran (akibat naik
turunnya kelly bar mesin bor ke dalam lubang bor) atau pada saat proses pengecoran
(akibat terdesak oleh beton dari bawah) dilokalisir di sekeliling lubang bor dengan
membuat tanggulan dari tanah di sekitar lubang bor.
Air lumpur tersebut kemudian dialirkan ke sumpit untuk ditampung dulu agar
partikel-partikel yang ada pada air lumpur tersebut mengendap dulu di dasar sumpit.
Air lumpur yang telah ditampung di sumpit dapat digunakan lagi sebagai cairan
penstabil pada saat proses pengeboran titik-titik tiang bor yang lainnya. Luapan
(overvlow) air lumpur yang telah diendapkan di sumpit apabila tidak digunakan untuk
pengeboran dialirkan ke saluran keliling (perimeter drain) untuk proses pengendapan
selanjutnya.
Luapan air dari saluran keliling kemudian disalurkan ke saluran riol kota. Sebelum
dibuang/disalurkan ke saluran riol kota, air dari saluran keliling harus dipastikan telah
memenuhi syarat untuk dibuang ke saluran riol kota.
Skematis Metode Pengolahan Limbah (Air Lumpur) dapat dilihat pada Lampiran B.
8. Form-form Laporan
Form-form Laporan yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran D dari metode kerja
ini.
9. Lampiran
SKEMATIS METODE
PENGOLAHAN LIMBAH
(AIR LUMPUR)
LAMPIRAN C