Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan suatu konstruksi, pertama – tama sekali yang dilaksanakan dan


dikerjakan dilapangan adalah pekerjaan pondasi ( struktur bawah ) baru kemudian
melaksanakan pekerjaan struktur atas. Pembangunan suatu pondasi sangat besar fungsinya
pada suatu konstruksi. Secara umum pondasi didefinisikan sebagai bangunan bawah tanah
yang meneruskan beban yang berasal dari berat bangunan itu sendiri dan beban luar yang
bekerja pada bangunan ke tanah yang disekitarnya.
Bentuk dan struktur tanah merupakan suatu peranan yang penting dalam suatu
pekerjaan konstruksi yang harus dicicermati karena kondisi ketidaktentuan dari tanah
berbedabeda. Pondasi merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam suatu pekerjaan
teknik sipil, karena pondasi inilah yang memikul dan menahan suatu beban yang bekerja
diatasnya yaitu beban konstruksi atas. Pondasi ini akan menyalurkan tegangan-tegangan yang
terjadi pada beban struktur atas kedalam lapisan tanah yang keras yang dapat memikul beban
konstruksi tersebut.
Pondasi sebagai struktur bawah secara umum dapat dibagi dalam 2 (dua) jenis,
yaitu pondasi dalam dan pondasi dangkal. Pemilihan jenis pondasi tergantung kepada jenis
struktur atas apakah termasuk konstruksi beban ringan atau beban berat dan juga tergantung
pada jenis tanahnya. Untuk konstruksi beban ringan dan kondisi tanah cukup baik, biasanya
dipakai pondasi dangkal, tetapi untuk konstruksi beban berat biasanya jenis pondasi dalam
adalah pilihan yang tepat.
Secara umum permasalahan pondasi dalam lebih rumit dari pondasi dangkal,
sampai sekarang kemampuan para ahli geoteknik dalam memprediksi daya dukung fondasi
tiang masih kurang. Hal ini antara lain dapat dilihat pada hasil simposium prediksi daya
dukung tiang yang diadakan oleh ASCE dan Northwestern Univeristy pada tahun 1989,
dimana praktis tidak ada satupun para ahli yang dapat memprediksi daya dukung friksi dan
daya dukung ujung tiang dengan keakuratan ± 10% dari hasil uji beban statis (Finno, 1989).
Selain itu, dalam kebanyakan buku-buku ajar (textbook) tentang rekayasa fondasi tiang
modern masih tetap menganjurkan pengambilan faktor keamanan = 3 dari hasil analisis
perkiraan daya dukung tiang. Ini tentunya berarti bahwa para ahli masih belum begitu yakin
dengan pendekatan rumus-rumus perhitungan daya dukung fondasi tiang. Alasan utama

1
kiranya adalah kondisi tanah dalam alam sangat bervariasi dan perilakunya sangat kompleks,
selain itu semua cara pelaksanaan tiang praktis mengubah dan mengganggu kondisi susunan
tanah aslinya. Oleh karena itu, kiranya tidak salah jika ada ahli geoteknik yang menyatakan
bahwa kemajuan utama dalam pengetahuan fondasi tiang belakangan ini, adalah kesadaran
bahwa pengaruh pelaksanaan fondasi harus diperhitungan dalam rekayasa geoteknik.
Memang teori-teori perkiraan perhitungan daya dukung fondasi tiang pada umumnya sudah
dikorelasikan dengan hasil pengujian di laboratorium, namun kondisi di laboratorium sering-
sering sangat berbeda dengan kondisi tanah dalam keadaan aslinya. Dalam praktek, cara
pelaksanaan pada kondisi lapangan tertentu sangat mempengaruhi karakteristik tanah,
sehingga secara keseluruhan kondisinya dapat berbeda sama sekali dengan kondisi di
laboratorium. Hal ini sering tidak disadari oleh para akademisi yang tidak banyak mendapat
kesempatan pengalaman praktek lapangan. Oleh karena itu, mereka masih menggunakan
rumus-rumus lama yang terdapat dalam pustaka. Selain rumus daya dukung fondasi tiang
yang berasal dari analisis teoritis berdasarkan pendekatan mekanika tanah klasik, banyak juga
rumus yang sudah disesuaikan dengan kondisi lokal atau yang lebih dikenal dengan rumus
empiris. Namun, salah satu cara yang paling dapat diandalkan dalam memprediksi perilaku
daya dukung tiang adalah dengan melakukan uji beban statis yang dikombinasikan dengan
penggunaan instrumentasi.
Pondasi tiang pancang adalah batang yang relative panjang dan langsing yang
digunakan untuk menyalurkan beban pondasi melewati lapisan tanah dengan daya dukung
rendah kelapisan tanah keras yang mempunyai kapasitas daya dukung tinggi yang relative
cukup dalam dibanding pondasi dangkal. Daya dukung tiang pancang diperoleh dari daya
dukung ujung ( end bearing capacity ) yang diperoleh dari tekanan ujung tiang, dan daya
dukung geser atau selimut ( friction bearing capacity ) yang diperoleh dari daya dukung gesek
atau gaya adhesi antara tiang pancang dan tanah disekelilingnya.
Secara umum tiang pancang dapat diklasifikasikan antara lain: dari segi bahan
ada tiang pancang bertulang, tiang pancang pratekan, tiang pancang baja, dan tiang pancang
kayu. Dari segi bentang penampang, tiang pancang bujur sangkar, segitiga, segi enam, bulat
padat, pipa, huruf H, huruf I, dan bentuk spesifik. Dari segi teknik pemancangan, dapat
dilakukan dengan palu jatuh (drop hammer), diesel hammer, dan hidrolic hammer.

2
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa keuntungan serta kerugian pemakaian tiang pancang beton,kayu, dan baja serta bor
pile?
2. Berapa tegangan ijin masing-masing tiang pancang beton,baja,dan kayu?
3. Beban Max / Dimensi yang lazim pada tiang pancang beton, kayu, dan baja !
4. Alat – alat berat apa saja yang digunakan dalam tiang bor?

C. TUJUAN

Setelah membaca makalah ini diharapkan dapat:


1. Mengetahui keuntungan serta kerugian pemakaian tiang pancang beton,kayu,dan
baja serta bor pile.
2. Dapat menghitung tegangan ijin tiang pancang.
3. Mengetahui alat – alat berat untuk tiang bor pile.
4. Dimensi / beban max/ daya dukung tiang pancang.

3
BAB II

PEMBAHASAN TEORI

A. PENGERTIAN

1. PONDASI TIANG PANCANG


Pondasi Tiang pancang adalah jenis Pondasi Dalam (Deep Foundation). Secara
definitif, tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari berbagai bahan
bangunan (kayu, beton atau baja) yang digunakan untuk mentransmisikan beban-beban
permukaan ke tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah dalam massa tanah. Hal tersebut
dapat merupakan distribusi vertikal dari beban sepanjang poros tiang pancang aau pemakaian
beban secara langsung terhadap lapisan yang lebih rendah sepanjang ujung tiang pancang.
Pondasi tiang pancang digunakan untuk mentransfer beban yang dipikul pondasi
(struktur serta penggunanya) ke lapisan tanah yang dalam, dimana dapat dicapai daya dukung
yang lebih baik. Pondasi tiang pancang ini juga berguna untuk menahan gaya angkat akibat
tingginya muka air tanah dan gaya dinamis akibat gempa.
Jika dilihat dari pemakaiannya, maka pondasi tiang pancang dapat dibedakan menjadi
2 jenis, yaitu tiang pancang tunggal dengan tiang pancang kelompok. Sedangkan, bila dilihat
dari bahan yang dipakai menjadi tiang pancang, maka tiang pancang dapat dibedakan menjadi
tiang pancang kayu, tiang pancang baja, tiang pancang beton pracetak, tiang pancamg beton
prategang dan tiang pancang komposit.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa tiang pancang pada saat ini banyak digunakan di
Indonesia sebagai pondasi bangunan, seperti bangunan jembatan, gedung bertingkat, pabrik
atau gedung-gedung industri, menara, dermaga, bangunan mesin-mesin berat dan lain
sebagainya yang mana mereka tersebut merupakan konstruksi-konstruksi yang memiliki dan
menerima pembebanan yang relatif berat. Penggunaan tiang pancang untuk konstruksi ini
biasanya bertitik tolak pada beberapa hal yang mendasar seperti anggapan adanya beban yang
besar sehingga pondasi langsung jelas tidak dapat digunakan, kemudian jenis tanah pada
lokasi yang bersangkutan relatif lunak (lembek) sehingga pondasi langsung tidak ekonomis
lagi untuk dipergunakan.
Secara umum pemakaian pondasi tiang pancang dipergunakan apabila tanah dasar
dibawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup
untuk memikul berat bangunan dan beban diatasnya, dan juga bila letak tanah keras yang
memiliki daya dukung yang cukup untuk memikul berat dari beban bangunan diatasnya
4
terletak pada posisi yang sangat dalam. Dari alasan itulah maka dalam mendesain Pondasi
tiang pancang mutlak diperlukan informasi mengenai :
 Data tanah dimana bangunan akan didirikan.
 Daya dukung dari tiang pancang itu sendiri (baik single pile ataupun group pile).
 Analisa negative skin friction (karena mengakibatkan beban tambahan).

Gaya geser negatif (negative skin friction) adalah suatu gaya yang bekerja pada sisi
tiang pancang dimana gaya tersebut justru bekerja kearah bawah sehingga malah memberikan
penambahan beban secara vertikal selain beban luar yang bekerja. Negative skin friction
berbeda dengan Positif skin friction, karena positif skin friction justru membantu memberikan
gaya dukung pada tiang dalam melawan beban luar/vertikal yang bekerja dengan cara
memberikan perlawanan geser disisi-sisi tiang, dengan arah kerja yang berlawanan dari arah
gaya luar yang bekerja ataupun gaya dari negative skin friction tersebut.
Negatif skin friction terjadi ketika lapisan tanah yang diperkirakan mengalami
penurunan yang cukup besar akibat proses konsolidasi, dimana akibat proses konsolidasi ini,
tiang mengalami gaya geser dorong kearah bawah yang bekerja pada sisi sisi tiang (karena
terbebani). keadaan ini disebut sebagai keadaan dimana tiang mengalami gaya geser negatif
(negative skin friction).
Keadaan ini bisa terjadi karena tanahnya yang lembek, pemancangan pondasi pada
daerah timbunan baru, atau akibat penurunan air tanah pada tanah yang lembek, dimana
kondisi tersebut memungkinkan terjadinya penurunan atau konsolidasi tanah yang cukup
besar. Pondasi tiang pancang hendaknya direncanakan sedemikian rupa sehingga gaya luar
yang bekerja pada kepala tiang tidak melebihi gaya dukung tiang yang diizinkan. Adapun
5
yang dimaksud dengan gaya dukung tiang yang diizinkan adalah meliputi aspek gaya dukung
tanah yang diizinkan, tegangan pada bahan tiang perpindahan kepala tiang yang diizinkan,
dan gaya- gaya lain (seperti perbedaan tekanan tanah aktif dan pasif).
Perhitungan serta pengevaluasian tersebut tidak saja dilaksanakan terhadap tiang
secara individu (single pile) tetapi juga harus dilaksanakan terhadap tiang-tiang dalam
kelompok (group pile). Umumnya pondasi tiang pancang dapat ditinjau dari :
 Jenis / bahan yang digunakan, meliputi : kayu, baja, beton, atau komposit
(perpaduan dari beberapa bahan).
 Cara Penyaluran Beban.
Pada tahun 1740, Christoffoer Polhem menemukan peralatan pile driving yang mana
menyerupai mekanisme Pile driving saat ini. Tiang baja (steel pile) sudah digunakan selama
1800 dan tiang beton (concrete pile) sejak 1900. Revolusi industri membawa perubahan yang
penting pada sistem pile driving melalui penemuan mesin uap dan mesin diesel. Lebih lagi
baru-baru ini, meningkatnya permintaan akan rumah dan konstruksi memaksa para
pengembang memanfaatkan tanah-tanah yang mempunyai karakteristik yang kurang bagus.
Hal ini membuat pengembangan dan peningkatan sistem pile driving. Saat ini banyak teknik-
teknik instalansi tiang pancang bermunculan. Seperti tipe pondasi yang lainnya, tujuan dari
pondasi tiang adalah:
 Untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras
 Untuk menahan beban vertikal, lateral, dan beban uplift.
Struktur yang menggunakan pondasi tiang pancang apabila tanah dasar tidak
mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Kalau hasil pemeriksaan tanah menunjukkan
bahwa tanah dangkal tidak stabil dan kurang keras apabila besarnya hasil estimasi penurunan
tidak dapat diterima pondasi tiang pancang dapat menjadi bahan pertimbangan. Lebih jauh
lagi, estimasi biaya dapat menjadi indicator bahwa pondasi tiang pancang biayanya lebih
murah daripada jenis pondasi yang lain dibandingkan dengan biaya perbaikan tanah.
Dalam kasus konstruksi berat, sepertinya bahwa kapasitas daya pikul dari tanah
dangkal tidak akan memuaskan, dan konstruksi seharusnya di bangun di atas pondasi tiang.
Tiang pancang juga digunakan untuk kondisi tanah yang normal untuk menahan beban
horizontal. Tiang pancang merupakan metode yang tepat untuk pekerjaan diatas air, seperti
jertty atau dermaga.
Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang
berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup
untuk memikul berat bangunan beban yang bekerja padanya (Sardjono HS, 1988). Atau
apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan
6
seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah
kedalaman > 8 m (Bowles, 1991). Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah
untuk memindahkan atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur)
ke lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam.
Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak lurus dalam
tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat menahan gaya-gaya
horizontal yang bekerja. Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan
kesamping dari kapal dan perahu. Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung
dari alat yang dipergunakan serta disesuaikan pula dengan perencanaannya.
Pondasi tiang digolongkan berdasarkan kualitas bahan material dan cara pelaksanaan.
Menurut kualitas bahan material yang digunakan, tiang pancang dibedakan menjadi empat
yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang pancang baja, dan tiang pancang
composite (kayu – beton dan baja – beton).
Tiang pancang umumnya digunakan:
 Pada saat tanah dibawah struktur mengalami kompresibilitas yang tinggi dimana
tanah tersebut tidak mampu menahan beban yang dipindahkan dari struktur
diatasnya, jadi dengan kata lain Pondasi Tiang Pancang di gunakan untuk
memindahkan beban beban yang bekerja pada struktur diatasnya sampai pada
lapisan tanah yang keras atau biasa disebut Tiang Pancang Tahanan Ujung (End
Bearing Pile Resistance. Namun apabila lapisan tanah yang keras masih terlalu
jauh kedalam sehingga panjang Pondasi Tiang Pancang tidak memungkin lagi
untuk digunakan maka beban beban yang bekerja dapat dipikul oleh tahanan
samping dari Pondasi Tiang Pancang atau disebut dengan Pondasi Tiang Pancang
Tahanan Samping (Friction Piles Resistance).
 Apabila struktur diatas menerima beban horizontal maka Pondasi Tiang Pancang
akan lebih mampu memikul beban horizontal sekaligus memikul beban vertikal
dibandingkan dengan pondasi dangkal. Beban horizontal ini biasanya banyak
terjadi pada bangunan bangunan bertingkat tinggi serta bangunan bangunan lepas
pantai yang menerima beban beban angin dan gelombang.
 Apabila tanah dibawah struktur mempunyai sifat expansive atau swelling (Tanah
expansive atau swelling adalah tanah yang akibat terjadi perubahan kadar air maka
akan terjadi perubahan secara cepat baik pada sifat sifat fisik daripada tanah seperti
Indeks Plastis, Plastis Limit demikian juga pada sifat sifat mekanis daripada tanah
seperti Kuat Geser Tanah )sampai pada kedalaman yang tidak memungkinkan lagi
untuk penggunaan pondasi dangkal sehingga di gunakanlah Pondasi Tiang
7
Pancang dimana dengan Pondasi Tiang Pancang kita dapat mendesain sampai
kedalaman melewati areal tanah expansive atau swelling tersebut.
 Pada bangunan bangunan seperti towers (menara menara), offshore structure
(bangunan lepas pantai) yang sering mengalami gaya angkat keatas (uplift force)
maka Pondasi Tiang Pancang akan lebih mampu menahan beban tersebut daripada
Pondasi Dangkal.
 Struktur bangunan jembatan seperti pada Abutment dan Piers seringkali
mengalami masalah pengerusan (scouring) oleh karena arus air yang kuat pada
areal sekitar pondasi sampai pada kedalaman yang cukup dalam sehingga apabila
digunakan Pondasi Dangkal maka akan terjadi kegagalan struktur sementara
Pondasi Tiang Pancang akan lebih baik untuk kondisi ini seperti dalam.
 Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam atau melalui
sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal dan beban lateral
boleh jadi terlibat.
 Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk telapak ruangan
bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau untuk menopang kaki-kaki
menara terhadap guling.
 Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas melalui
kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan. Tiang pancang ini
dapat ditarik keluar kemudian.
 Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak berada
pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang kemampatannya tinggi.
 Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk mengontrol amplitudo
getaran dan frekuensi alamiah dari sistem tersebut.
 Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan atau pir,
khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial.
Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas permukaan air
melalui air dan kedalam tanah yang mendasari air tersebut. Hal seperti ini adalah mengenai
tiang pancang yang ditanamkan sebagian dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal (dan
tekuk) maupun beban lateral (Bowles, 1991).
Pondasi tiang pancang dibuat ditempat lain (pabrik, dilokasi) dan baru dipancang
sesuai dengan umur beton setelah 28 hari. Karena tegangan tarik beton adalah kecil,
sedangkan berat sendiri beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah diberi

8
tulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan
timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan.
Selain itu ada pun kriteria dan jenis pemakaian tiang pancang diantaranya yaitu dalam
perencanaan pondasi suatu konstruksi dapat digunakan beberapa macam tipe pondasi.
Pemilihan tipe pondasi yang digunakan berdasarkan atas beberapa hal, yaitu:
 Fungsi bangunan atas yang akan dipikul oleh pondasi tersebut;
 Besarnya beban dan beratnya bangunan atas;
 Kondisi tanah tempat bangunan didirikan;
 Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas.
Kriteria pemakaian tiang pancang dipergunakan untuk suatu pondasi bangunan sangat
tergantung pada kondisi:
 Tanah dasar di bawah bangunan tidak mempunyai daya dukung (misalnya
pembangunan lepas pantai)
 Tanah dasar di bawah bangunan tidak mampu memikul bangunan yang ada
diatasnya atau tanah keras yang mampu memikul beban tersebut jauh dari
permukaan tanah
 Pembangunan diatas tanah yang tidak rata
 Memenuhi kebutuhan untuk menahan gaya desak keatas (uplift)

9
2. Berdasarkan cara penyaluran beban dapat dibedakan atas :
a. Tumpuan Ujung (End Bearing Pile) :

Penyaluran beban dimana sebagian besar daya dukungnya adalah akibat dari
perlawanan tanah keras pada ujung tiang. Tiang yang dimasukan sampai lapisan tanah keras,
secara teoritis dianggap bahwa seluruh beban tiang dipindahkan kelapisan keras melalui ujung
tiang.
Anggapan tanah keras yang dimaksudkan disini sebetulnya relatif dan tergantung dari
beberapa faktor, antara lain seperti besar beban yang harus dipikul oleh tiang. Sehingga bisa
saja ada anggapan asalkan pada posisi dimana daya dukung tanahnya sudah mumpuni untuk
mengimbangi besarnya beban yang dipikul tiang, maka disitu diasumsikan letak tanah keras
berada. Anggapan ini tidak salah tapi juga tidak betul, namun supaya tidak terjadi perbedaan
yang tajam dalam perspektif anggapan, maka untuk dianggap sebagai lapisan tanah
pendukung yang baik, dapat digunakan ketentuan sebagai berikut:
 Lapisan non kohesif (pasir, kerikil) mempunyai harga standard penetration test
(SPT), N > 35.
 Lapisan kohesif mempunyai harga kuat tekan bebas (Unconfined compression
strength) qu antara 3 s/d 4 kg/cm2 atau N > 15 s/d 20.
Dari hasil sondir dapat dipakai kira- kira harga perlawanan konis S ≥ 150 kg/cm2
untuk lapisan non kohesif, dan S ≥ 70 kg/cm2 untuk lapisan kohesif.

10
b. Tumpuan Geser/Sisi (Friction Pile)

Penyaluran beban dimana sebagian besar daya dukungnya adalah akibat dari gesekan
antara tanah dengan sisi- sisi tiang pancang, atau dengan kata lain kemampuan tiang pancang
dalam menahan beban hanya mengandalkan gaya geseran antara tiang dengan tanah
disekelilingnya. Hal ini bisa terjadi karena pada dasarnya kenyataan dilapangan mengenai
data kondisi tanah tidak bisa diprediksi, sehingga sering kita menjumpai suatu keadaan
dimana lapisan yang memenuhi syarat sebagai lapisan pendukung yang baik ditemui pada
kedalaman yang dalam, sehingga untuk mendapatkan tumpuan ujungnya kita perlu merogoh
kocek lebih dalam dikarenakan biayanya sangat mahal.
Pada kenyataan seperti ini praktis daya dukung yang didapat adalah dari gesekan
antara sisi tiang dengan tanah disekelilingnya namun bukan berarti perlawanan diujungnya
kita anggap melempem atau tidak ada, tapi pada kenyataannya tumpuan diujung ini juga
memiliki andil dalam memberikan sumbangan daya dukung walaupun itu kecil.
Perbedaan dari kedua jenis tiang pancang ini, semata-mata hanya dari segi
kemudahan, karena pada umumnya tiang pancang berfungsi sebagai kombinasi antara friction
pile (tumpuan sisi) dan end bearing pile (tumpuan ujung). Kecuali tiang pancang yang
menembus tanah yang sangat lembek sampai lapisan tanah dasar yang padat.

11
B. PENGGOLONGAN PONDASI TIANG PANCANG
Pondasi tiang pancang dapat digolongkan berdasarkan pemakaian bahan, cara tiang
meneruskan beban dan cara pemasangannya, berikut ini akan dijelaskan satu persatu
diantaranya:

1. Tiang Pancang Kayu


Tiang pancang dengan bahan material kayu dapat digunakan sebagai tiang pancang
pada suatu dermaga. Tiang pancang kayu dibuat dari batang pohon yang cabang-cabangnya
telah dipotong dengan hati-hati, biasanya diberi bahan pengawet dan didorong dengan
ujungnya yang kecil sebagai bagian yang runcing. Kadang-kadang ujungnya yang besar
didorong untuk maksud-maksud khusus, seperti dalam tanah yang sangat lembek dimana
tanah tersebut akan bergerak kembali melawan poros. Kadang kala ujungnya runcing
dilengkapi dengan sebuah sepatu pemancangan yang terbuat dari logam bila tiang pancang
harus menembus tanah keras atau tanah kerikil.
Pemakaian tiang pancang kayu ini adalah cara tertua dalam penggunaan tiang
pancang sebagai pondasi. Tiang kayu akan tahan lama dan tidak mudah busuk apabila tiang
katu tersebut dalam keadaan selalu terendam penuh di bawah muka air tanah. Tiang pancang
dari kayu akan lebih cepat rusak atau busuk apabila dalam keadaan kering dan basah yang
selalu berganti-ganti. Sedangkan pengawetan serta pemakaian obat-obatan pengawet untuk
kayu hanya akan menunda atau memperlambat kerusakan daripada kayu, akan tetapi tetap
tidak akan dapat melindungi untuk seterusnya. Pada pemakaian tiang pancang kayu ini
biasanya tidak diijinkan untuk menahan muatan lebih besar dari 25 sampai 30 ton untuk setiap
tiang.
Tiang pancang kayu ini sangat cocok untuk daerah rawa dan daerah-daerah dimana
sangat banyak terdapat hutan kayu seperti daerah Kalimantan, sehingga mudah memperoleh
balok/tiang kayu yang panjang dan lurus dengan diameter yang cukup besar untuk digunakan
sebagai tiang pancang.
Persyaratan dari tiang pancang tongkat kayu tersebut adalah : bahan kayu yang
dipergunakan harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak cacat, contohnya kayu berlian.
Semula tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk
memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi
yang diijinkan. Semua kayu lunak yang digunakan untuk tiang pancang memerlukan
pengawetan, yang harus dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133 – 86 dengan
menggunakan instalasi peresapan bertekanan.

12
Bilamana instalasi semacam ini tidak tersedia, pengawetan dengan tangki terbuka
secara panas dan dingin, harus digunakan. Beberapa kayu keras dapat digunakan tanpa
pengawetan, tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk mengawetkan kayu keras tergantung
pada jenis kayu dan beratnya kondisi pelayanan.

Gambar 1.1 Tiang pancang dari Kayu

Gambar 1.2 Tiang pancang dari Kayu

13
Gambar 1.3 Tiang pancang dari Kayu

a. Kepala Tiang Pancang


Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang
pancang harus diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang
pancang sampai penampang melintang menjadi bulat dan tegak lurus terhadap panjangnya
dan memasang cincin baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih efektif.
Setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya
sampai nagian kayu yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang.
Bilamana tiang pancang kayu lunak membentuk pondasi struktur permanen dan
akan dipotong sampai di bawah permukaan tanah, maka perhatian khusus harus diberikan
untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong pada atau di bawah
permukaan air tanah yang terendah yang diperkirakan. Bilamana digunakan pur (pile cap) dari
beton, kepala tiang pancang harus tertanam dalam pur dengan kedalaman yang cukup
sehingga dapat memindahkan gaya. Tebal beton di sekeliling tiang pancnag paling sedikit 15
cm dan harus diberi baja tulangan untuk mencegah terjadinya keretakan.

b. Sepatu Tiang Pancang


Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi
ujung tiang selama pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada
tanah yang lunak. Sepatu harus benar-benar konsentris
(pusat sepatu sama dengan pusat tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung
tiang. Bidang kontak antara sepatu dan kayu harus cukup untuk menghindari tekanan yang
berlebihan selama pemancangan.
14
c. Pemancangan
Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung
dan menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu
dan jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat palu harus sama dengan
beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan
selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada
sesumbu dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang
pancang dalam posisi yang relatif pada tempatnya.

d. Penyambungan
Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua
batang atau lebih, permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus terhadap
panjangnya untuk menjamin bidang kontak seluas seluruh penampang tiang pancang. Pada
tiang pancang yang digergaji, sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau pelat
penyambung baja, atau profil baja seperti profil kanal atau profil siku yang dilas menjadi satu
membentuk kotak yang dirancang untuk memberikan kekuatan yang diperlukan. Tiang
pancang bulat harus diperkuat dengan pipa penyambung. Sambungan di dekat titik-titik yang
mempunyai lendutan maksimum harus dihindarkan.

e. Keuntungan pemakaian tiang pancang kayu


 Tiang pancang dari kayu relatif lebih ringan sehingga mudah dalam
pengangkutan.
 Kekuatan tarik besar sehingga pada waktu pengangkatan untuk pemancangan
tidak menimbulkan kesulitan seperti misalnya pada tiang pancang beton
precast.
 Mudah untuk pemotongannya apabila tiang kayu ini sudah tidak dapat masuk
lagi ke dalam tanah.
 Tiang pancang kayu ini lebih baik untuk friction pile dari pada untukend
bearing pile sebab tegangan tekanannya relatif kecil.
 Karena tiang kayu ini relatif flexible terhadap arah horizontal dibandingkan
dengan tiang-tiang pancang selain dari kayu, maka apabila tiang ini menerima
beban horizontal yang tidak tetap, tiang pancang kayu ini akan melentur dan
segera kembali ke posisi setelah beban horizontal tersebut hilang. Hal seperti

15
ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal
dan perahu.
f. Kerugian pemakaian tiang pancang kayu:
 Karena tiang pancang ini harus selalu terletak di bawah muka air tanah yang
terendah agar dapat tahan lama, maka kalau air tanah yang terendah itu
letaknya sangat dalam, hal ini akan menambah biaya untuk penggalian.
 Tiang pancang yang di buat dari kayu mempunyai umur yang relatif kecil di
bandingkan dengan tiang pancang yang di buat dari baja atau beton terutama
pada daerah yang muka air tanahnya sering naik dan turun.
 Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu (gravel) ujung tiang
pancang kayu dapat berbentuk berupa sapu atau dapat pula ujung tiang
tersebut hancur. Apabila tiang kayu tersebut kurang lurus, maka pada waktu
dipancangkan akan menyebabkan penyimpangan terhadap arah yang telah
ditentukan.
 Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang agresif dan jamur
yang menyebabkan kebusukan.

2. Tiang Pancang Beton


Pondasi tiang beton dipergunakan untuk bangunan-bangunan tinggi (high rise
building). Pondasi tiang pancang beton, proses pelaksanaannya dilakukan sebagai berikut :
 Melakukan test “boring” untuk menentukan kedalaman tanah keras dan
klasifikasi panjang tiang pancang, sesuai pembebanan yang
telah diperhitungkan.
 Melakukan pengeboran tanah dengan mesin pengeboran tiang pancang.
 Melakukan pemancangan pondasi dengan mesin pondasi tiang pancang.

Gambar 2.1 Pondasi Tiang Pancang dari Beton


16
Gambar 2.2 Detail Pondasi Tiang Pancang dari Beton

Gambar 2.3 Tampak Pondasi Tiang Pancang Beton

17
Pondasi tiang pancang beton pada prinsipnya terdiri dari :
a. Precast Reinforced Concrete Pile
Precast renforced concrete pile adalah tiang pancang dari beton bertulang yang
dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat lalu diangkat
dan dipancangkan. Karena tegangan tarik beton adalah kecil dan praktis dianggap sama
dengan nol, sedangkan berat sendiri dari pada beton adalah besar, maka tiang pancang beton
ini haruslah dieri penulangan-penulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur
yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan. Karena berat sendiri adalah
besar, biasanya pancang beton ini dicetak dan dicor di tempat pekerjaan, jadi tidak membawa
kesulitan untuk transport.
Tiang pancang ini dapat memikul beban yang besar (>50 ton untuk setiap tiang),
hal ini tergantung dari dimensinya. Dalam perencanaan tiang pancang beton precast ini
panjang dari pada tiang harus dihitung dengan teliti, sebab kalau ternyata panjang dari pada
tiang ini kurang terpaksa harus dilakukan penyambungan, hal ini adalah sulit dan banyak
memakan waktu.

Gambar 2.4 Pondasi Tiang Pancang Precast Reinforced Concrete Pile

Keuntungan pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile,yaitu:


 Precast Concrete Reinforced Pile ini mempunyai tegangan tekan yang besar,
hal ini tergantung dari mutu beton yang di gunakan.
 Tiang pancang ini dapat di hitung baik sebagai end bearing
pile maupun friction pile.
 Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh oleh tinggi muka air tanah
seperti tiang pancang kayu, maka disini tidak memerlukan galian tanah yang
banyak untuk poernya.

18
 Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta tahan terhadap pengaruh air
maupun bahan-bahan yang corrosive asal beton dekkingnya cukup tebal untuk
melindungi tulangannya.

Kerugian pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile, yaitu:


 Karena berat sendirinya maka transportnya akan mahal, oleh karena itu Precast
reinforced concrete pile ini di buat di lokasi pekerjaan.
 Tiang pancang ini di pancangkan setelah cukup keras, hal ini berarti
memerlukan waktu yang lama untuk menunggu sampai tiang beton ini dapat
dipergunakan.
 Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan
memerlukan waktu yang lama.
 Bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang dari tiang pancang ini
tergantung dari pada alat pancang ( pile driving ) yang tersedia maka untuk
melakukan panyambungan adalah sukar dan memerlukan alat penyambung
khusus.

b. Prcast Prestressed Concrete Pile


Precast Prestressed Concrete Pile adalah tiang pancang dari beton prategang yang
menggunakan baja penguat dan kabel kawat sebagai gaya prategangnya.

Gambar 2.5 Tiang pancang Precast Prestressed Concrete Pile

19
Keuntungan pemakaian Precast prestressed concrete pile, yaitu:
 Kapasitas beban pondasi yang dipikulnya tinggi.
 Tiang pancang tahan terhadap karat.
 Kemungkinan terjadinya pemancangan keras dapat terjadi.

Kerugian pemakaian Precast prestressed concrete pile:


 Pondasi tiang pancang sukar untuk ditangani.
 Biaya permulaan dari pembuatannya tinggi.
 Pergeseran cukup banyak sehingga prategang sukar untuk disambung.

c. Cast In Place Pile


Pondasi tiang pancang tipe ini adalah pondasi yang di cetak di tempat dengan
jalan dibuatkan lubang terlebih dahulu dalam tanah dengan cara mengebor tanah seperti pada
pengeboran tanah pada waktu penyelidikan tanah. Pada Cast in Place ini dapat dilaksanakan
dua cara:
 Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan
beton dan ditumbuk sambil pipa tersebut ditarik keatas.
 Dengan pipa baja yang di pancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan
beton, sedangkan pipa tersebut tetap tinggal di dalam tanah.

Keuntungan pemakaian Cast in Place, yaitu:


 Pembuatan tiang tidak menghambat pekerjan.
 Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko rusak dalam transport.
 Panjang tiang dapat disesuaikan dengan keadaan dilapangan.

Kerugian pemakaian Cast in Place, yaitu:


 Pada saat penggalian lubang, membuat keadaan sekelilingnya menjadi kotor
akibat tanah yang diangkut dari hasil pengeboran tanah tersebut.
 Pelaksanaannya memerlukan peralatan yang khusus.
 Beton yang dikerjakan secara Cast in Place tidak dapat dikontrol.

20
Gambar 2.6 Pondasi Tiang Pancang Cast In Place

Gambar 2.7 Pondasi Tiang Pancang Cast In Place

3. Tiang Pancang Baja


Pada umumnya, tiang pancang baja struktur harus berupa profil baja gilas biasa, tetapi
tiang pancang pipa dan kotak dapat digunakan. Bilamana tiang pancang pipa atau kotak
digunakan, dan akan diisi dengan beton, mutu beton tersebut minimum harus K250.

21
Kebanyakan tiang pancang baja ini berbentuk profil H. Karena terbuat dari baja maka
kekuatan dari tiang ini sendiri sangat besar sehingga dalam pengangkutan dan pemancangan
tidak menimbulkan bahaya patah seperti halnya pada tiang beton precast. Jadi pemakaian
tiang pancang baja ini akan sangat bermanfaat apabila kita memerlukan tiang pancang yang
panjang dengan tahanan ujung yang besar.

Gambar 3.1 Pondasi Tiang Pancang Baja

Gambar 2.2 Pondasi Tiang Pancang Baja

22
Gambar 2.3 Konstruksi Pondasi Tiang Pancang Baja

Tingkat karat pada tiang pancang baja sangat berbeda-beda terhadap texture tanah,
panjang tiang yang berada dalam tanah dan keadaan kelembaban tanah.
 Pada tanah yang memiliki texture tanah yang kasar/kesap, maka karat yang
terjadi karena adanya sirkulasi air dalam tanah tersebut hampir mendekati
keadaan karat yang terjadi pada udara terbuka.
 Pada tanah liat (clay) yang mana kurang mengandung oxygen maka akan
menghasilkan tingkat karat yang mendekati keadaan karat yang terjadi karena
terendam air.
 Pada lapisan pasir yang dalam letaknya dan terletak dibawah lapisan tanah yang
padat akan sedikit sekali mengandung oxygen maka lapisan pasir tersebut juga
akan akan menghasilkan karat yang kecil sekali pada tiang pancang baja.
Pada umumnya tiang pancang baja akan berkarat di bagian atas yang dekat dengan
permukaan tanah. Hal ini disebabkan karenaAerated-Condition (keadaan udara pada pori-pori
tanah) pada lapisan tanah tersebut dan adanya bahan-bahan organis dari air tanah. Hal ini

23
dapat ditanggulangi dengan memoles tiang baja tersebut dengan (coaltar) atau dengan sarung
beton sekurang-kurangnya 20” (± 60 cm) dari muka air tanah terendah.
Karat /korosi yang terjadi karena udara (atmosphere corrosion) pada bagian tiang
yang terletak di atas tanah dapat dicegah dengan pengecatan seperti pada konstruksi baja
biasa.

a. Perlindungan Terhadap Korosi


Bilamana korosi pada tiang pancang baja mungkin dapat terjadi, maka panjang
atau ruas-ruasnya yang mungkin terkena korosi harus dilindungi dengan pengecatan
menggunakan lapisan pelindung yang telah disetujui dan/atau digunakan logam yang lebih
tebal bilamana daya korosi dapat diperkirakan dengan akurat dan beralasan. Umumnya
seluruh panjang tiang baja yang terekspos, dan setiap panjang yang terpasang dalam tanah
yang terganggu di atas muka air terendah, harus dilindungi dari korosi.

b. Kepala Tiang Pancang


Sebelum pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus
terhadap panjangnya dan topi pemancang (driving cap) harus dipasang untuk
mempertahankan sumbu tiang pancang segaris dengan sumbu palu. Sebelum pemancangan,
pelat topi, batang baja atau pantek harus ditambatkan pad pur, atau tiang pancang dengan
panjang yang cukup harus ditanamkan ke dalam pur (pile cap).

c. Perpanjangan Tiang Pancang


Perpanjangan tiang pancang baja harus dilakukan dengan pengelasan. Pengelasan
harus dikerjakan sedemikian rupa hingga kekuatan penampang baja semula dapat
ditingkatkan. Sambungan harus dirancang dan dilaksanakan dengan cara sedemikian hingga
dapat menjaga alinyemen dan posisi yang benar pada ruas-ruas tiang pancang. Bilamana tiang
pancang pipa atau kotak akan diisi dengan beton setelah pemancangan, sambungan yang dilas
harus kedap air.

d. Sepatu Tiang Pancang


Pada umumnya sepatu tiang pancang tidak diperlukan pada profil H atau profil
baja gilas lainnya. Namun bilamana tiang pancang akan dipancang di tanah keras, maka
ujungnya dapat diperkuat dengan menggunakan pelat baja tuang atau dengan mengelaskan
pelat atau siku baja untuk menambah ketebalan baja. Tiang pancang pipa atau kotak dapat
juga dipancang tanpa sepatu, tetapi bilamana ujung dasarnya tertutup diperlukan, maka
24
penutup ini dapat dikerjakan dengan cara mengelaskan pelat datar, atau sepatu yang telah
dibentuk dari besi tuang, baja tuang atau baja fabrikasi.
e. Keuntungan pemakaian Tiang Pancang Baja:
 Tiang pancang ini mudah dalam dalam hal penyambungannya.
 Tiang pancang ini memiliki kapasitas daya dukung yang tinggi.
 Dalam hal pengangkatan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah.

f. Kerugian pemakaian Tiang Pancang Baja:


 Tiang pancang ini mudah mengalami korosi.
 Bagian H pile dapat rusak atau di bengkokan oleh rintangan besar.

25
2. TIANG BOR PILE

Pondasi bored pile adalah pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan dengan
mengebor tanah lebih dahulu (Hary Christady Hardiyatmo, 2010). Pemasangan pondasi bored
pile ke dalam tanah dilakukan dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, yang kemudian
diisi tulangan yang telah dirangkai dan dicor beton. Apabila tanah mengandung air, maka
dibutuhkan pipa besi atau yang biasa disebut dengan temporary casing untuk menahan
dinding lubang agar tidak terjadi kelongsoran, dan pipa ini akan dikeluarkan pada waktu
pengecoran beton
Tiang bor pile merupakan salh satu pondasi yang dipergunakan untuk bangunan,
apabila tanah dasarnya tidak mempunyai daya dukung tanah untuk memikul berat bangunan.
Bor pile ialah pondasi dalam yang masih satu tipe dengan tiang pancang,
yangmembedakan adalah cara pemasangannya / pembuatannya.
Cara pembuatan bor pile yaitu dengan cara dibuat lubang terlebih dahulu,
mengebor tanah lalau dimasukkan besi tulangan yang sudah di install, kemudian dimasukkan
adukan beton atau pengecoran setempat (cast in situ concrete pile). System pembuatan bor
pile ada 2 macam :
a. Bor kering
Pelaksananannya menggunakan mata bor biasa ( spiral plat) diputar sambil
dimasukkan kedalam tanah dengan menggunakkan alat bor crane, dengan
menggunakan mesin diesel dan as mata diatur, dikendalikkan kaki tripot
sebagai penyangga untuk menaikan dan menurunkan mata bor.
b. Bor Basah,
System ini memerlukan casing untuk menahan tanah dari kelongsoran ,pompa
air untuk sirkulasi dan airSystem ini memerlukan casing untuk menahan tanah
dari kelongsoran ,pompa air untuk sirkulasi dan airnya yang dipakai untuk
pengeboran, persedian air harus cukup untuk mencapai kedalaman
penggeboran yang direncanakan.

Bor pile adalah alternative lain apabila dalam pelaksanaan lokasi sangat sulit atau
beresiko apabila menggunakan tiang pancang (spoon pile). Seperti masalah mobilisasi
peralatan, dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan sekitar (getaran, kebisingan ,dll)
dan kondisi lain yang dapat mempengaruhi kegiatan pekerjaan.

26
Dengan di dukung dengan tenaga ahli yang berpengalaman di bidang pengeboran
dan workshop yang baik serta alat – alat yang lengkap untuk segala medan, maka kami
menyediakan layanan pengeboran untuk tiang pancang dengan metoda Bored Pile.
Adapun ukuran lubang pengeboran Bored Pile yang biasa dilakukan adalah:
* Diameter 200 mm.
* Diameter 300 mm.
* Diameter 400 mm
* Diameter 600 mm
* Diameter 800 mm.
* Diameter 1000 mm
* Diameter 1200 mm

Ada beberapa keuntungan dalam pemakaian pondasi bored pile jika dibandingkan
dengan tiang pancang, yaitu:
a. Pemasangan tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran yang
b. membahayakan bangunan sekitarnya.
c. Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat penutup tiang
d. (pile cap). Kolom dapat secara langsung diletakkan di puncak bored pile.
e. Kedalaman tiang dapat divariasikan.
f. Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data laboratorium.
g. Bored pile dapat dipasang menembus batuan, sedang tiang pancang akan
h. kesulitan bila pemancangan menembus lapisan batuan.
i. Diameter tiang memungkinkan dibuat besar, bila perlu ujung bawah tiang
j. dapat dibuat lebih besar guna mempertinggi kapasitas dukungnya.
k. Tidak ada risiko kenaikan muka tanah.

Kerugian menggunakan pondasi bored pile yaitu:


a. Pengecoran bored pile dipengaruhi kondisi cuaca.
b. Pengecoran beton agak sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu beton
c. tidak dapat dikontrol dengan baik.
d. Mutu beton hasil pengecoran bila tidak terjamin keseragamannya di
e. sepanjang badan bored pile mengurangi kapasitas dukung bored pile,
f. terutama bila bored pile cukup dalam.
g. Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa
h. pasir atau tanah yang berkerikil.
27
i. Air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan gangguan
j. tanah, sehingga mengurangi kapasitas dukung tiang.
k. Akan terjadi tanah runtuh jika tindakan pencegahan tidak dilakukan, maka
l. dipasang temporary casing untuk mencegah terjadinya kelongsoran.

28
3. ALAT PANCANG TIANG
Dalam pemasangan tiang kedalam tanah, tiang dipancang dengan alat pemukul
yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar atau pemukul yang hanya
dijatuhkan. Skema. Penutup (pile cap) biasanya diletakkan menutup kepala tiang yang
kadang-kadang dibentuk dalam geometri tertutup. Alat Pancang tiang terdiri dari:
a. Pemukul Jatuh (drop hammer)
Drop Hammer adalah palu berat yang diletakkan pada ketinggian
tertentu di atas tiang. Palu tersebut kemudian dilepaskan dan jatuh mengenai
tiang. Pada kepala tiang dipasang semacam topi/cap (shock absorber) untuk
menghindari tiang rusak akibat tumbukan hammer. Cap ini biasanya terbuat
dari kayu.Pemukul jatuh terdiri dari blok pemberat yang dijatuhkan dari atas.
Pemberat ditarik dengan tinggi jatuh tertentu kemudian dilepas dan
menumbuk tiang. Pemakaian alat tipe ini membuat pelaksanaan pemancangan
berjalan lambat, sehingga alat ini hanya dipakai pada volume pekerjaan
pemancangan yang kecil.

Gambar 3.1 Alat Pancang Drop Hammer

29
Gambar 3.2 Alat Pancang Drop Hammer

b. Pemukul Aksi Tiang (single-acting hammer)


Pemukul aksi tunggal berbentuk memanjang dengan ram yang bergerak naik
oleh udara atau uap yang terkompresi, sedangkan gerakan turun ram
disebabkan oleh beratnya sendiri. Energi pemukul aksi tunggal adalah sama
dengan berat ram dikalikan tinggi jatuh.

Gambar 3.3 Alat Pancang Single Acting Hummer

30
Gambar 3.4 Alat Pancang Single Acting Hummer

c. Pemukul Aksi Double (double-acting hammer)


Pemukul aksi double menggunakan uap atau udara untuk mengangkat ram dan
untuk mempercepat gerakan ke bawahnya Kecepatan pukulan dan energi
output biasanya lebih tinggi daripada pemukul aksi tunggal.

Gambar 3.5 Alat Pancang Double Acting Hummer

31
d. Pemukul Diesel (diesel hammer)
Diesel Hammer adalah alat pemancang tiang yang paling sederhana. Alat ini
memiliki satu silinder dengan dua mesin diesel, piston/ram, tangki bahan
bakar, tangki pelumas, pompa bahan bakar, injector, dan mesin pelumas. Pada
pengoperasiannya, energi alat didapat dari berat ram yang menekan udara di
dalam silinder.Pemukul diesel terdiri dari silinder, ram, balok anvil dan sistem
injeksi bahan bakar. Pemukul tipe ini umumnya kecil, ringan dan digerakkan
dengan menggunakan bahan bakar minyak. Energi pemancangan total yang
dihasilkan adalah jumlah benturan dari ram ditambah energi hasil dari
ledakan.

Gambar 3.6 Alat Pancang Diesel Hummer

32
Gambar 3.7 Alat Pancang Diesel Hummer

e. Pemukul Getar (vibratory hammer)


Vibratory Pile Driver merupakan alat yang memiliki beberapa batang
horizontal dengan beban eksentris. Pada saat pasangan batang berputar dengan
arah yang berlawanan, berat yang disebabkan oleh beban eksentris
menghasilkan getaran pada alat. Getaran yang dihasilkan tersebut
menyebabkan material di sekitar pondasi yang terikat pada alat, akan ikut
bergetar. Alat ini sangat sesuai digunakan pada tanah yang lembab.Pemukul
getar merupakan unit alat pancang yang bergetar pada frekuensi tinggi.

Gambar 3.8 Alat Pancang vibratory Hummer


33
f. Hydraulic Hammer
Alat ini memiliki cara kerja berdasarkan perbedaan tekanan pada cairan
hidrolis. Hidraulic Hammer ini dimanfaatkan untuk memancangkan pondasi
tiang baja H dan pondasi lempengan baja dengan cara dicengkeram, didorong,
dan ditarik. Alat ini sesuai digunakan ketika ada keterbatasan daerah operasi
karena tiang pancang yang dimasukkan cukup pendek. Untuk memperpanjang
tiangnya dapat dilakukan penyambungan pada ujung-ujungnya

Gambar 3.9 Alat Pancang Hydraulic Hummer

34
4. ALAT BOR PILE
Untuk mengerjakan sebuah proyek pekerjaan bor pile dibutuhkan alat bor pile
yang memadai agar diameter dan kedalaman yang di inginkan bisa tercapai,tenaga
yang terampil juga mutlak dibutuhkan agar hasil pekerjaan bisa maksimal. Untuk
menjalankan sebuah alat bor pile dibutuhkan seorang operator yang dibantu dua
sampai tiga tenaga yang harus sudah terbiasa bekerja dimedan yang berat agar
pekerjaan berjalan lancar. Berikut adalah jenis alat bor pile yang kami gunakan
dalam mengerjakan pekerjaan bor pile yaitu:
a. Alat mini crane

Gambar 4.1 Alat bor pile Mini Crane

35
5. METODE PELAKSANAAN
a. Metode Pelaksanaan Bored Pile
Pada dasarnya pelaksanaa bored pile pada tanah yang tidak mudah longsor
Adalah:
 Tanah digali dengan mesin bor sampai kedalaman yang dikehendaki.
 Dasar lubang bor dibersihkan
 Tulangan yang telah dirakit dimasukkan ke dalam lubang bor.
 Lubang bor diisi atau dicor beton.

b. Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang


Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya,
aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode pelaksanaan pekerjaan
konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat
membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi.
Sehingga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan dapat tercapai.
Langkah - langkah dari pekerjaan untuk dimensi kubus/ ukuran dan tiang
pancang:
 Menghitung daya dukung yang didasarkan pada karakteristik tanah dasar
yang diperoleh dari penyelidikan tanah. Dari sini, kemudian dihitung
kemungkinan nilai daya dukung yang diizinkan pada berbagai kedalaman,
dengan memperhatikan faktor aman terhadap keruntuhan daya dukung
yang sesuai, dan penurunan yang terjadi harus tidak berlebihan.
 Menentukan kedalaman, tipe, dan dimensi pondasinya. Hal ini dilakukan
dengan jalan memilih kedalaman minimum yang memenuhi syarat
keamanan terhadap daya dukung tanah yang telah dihitung. Kedalaman
minimum harus diperhatikan terhadap erosi permukaan tanah, pengaruh
perubahan iklim, dan perubahan kadar air. Bila tanah yang lebih besar
daya dukungnya berada dekat dengan kedalaman minimum yang
dibutuhkan tersebut,dipertimbangkan untuk meletakkan dasar pondasi
yang sedikit lebih dalam yang daya dukung tanahnya lebih besar. Karena
dengan peletakan dasar pondasi yang sedikit lebih dalam akan
mengurangi dimensi pondasi, dengan demikian dapat menghemat biaya
pembuatan pelat betonnya.

36
 Ukuran dan kedalaman pondasi yang ditentukan dari daya dukung
diizinkan dipertimbangkan terhadap penurunan toleransi. Bila ternyata
hasil hitungan daya dukung ultimit yang dibagi faktor aman
mengakibatkan penurunan yang berlebihan, dimensi pondasi diubah
sampai besar penurunan memenuhi syarat.

Tahapan pekerjaan pondasi tiang pancang adalah sebagai berikut :


a. Pekerjaan Persiapan
 Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi tanda serta tanggal saat tiang
tersebut dicor. Titik-titik angkat yang tercantum pada gambar harus dibubuhi tanda
dengan jelas pada tiang pancang. Untuk mempermudah perekaan, maka tiang
pancang diberi tanda setiap 1 meter.
 Pengangkatan/pemindahan, tiang pancang harus dipindahkan/diangkat dengan hati-
hati sekali guna menghindari retak maupun kerusakan lain yang tidak diinginkan.
 Rencanakan final set tiang, untuk menentukan pada kedalaman mana pemancangan
tiang dapat dihentikan, berdasarkan data tanah dan data jumlah pukulan terakhir
(final set).
 Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan kemudahan manuver alat.
Lokasi stock material agar diletakkan dekat dengan lokasi pemancangan.
 Tentukan titik pancang dengan theodolith dan tandai dengan patok.
 Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk peyambungan batang berikutnya
bila level kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras
yang diharapkan belum tercapai.

Proses penyambungan tiang :


 Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti yang dilakukan
pada batang pertama.
 Ujung bawah tiang didudukkan diatas kepala tiang yang pertama sedemikian
sehingga sisi-sisi pelat sambung kedua tiang telah menempel menjadi satu.
 Penyambungan sambungan las dilapisi dengan anti karat
 Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat.
 Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti yang dilakukan
pada batang pertama. Penyambungan dapat diulangi sampai mencapai
kedalaman tanah keras yang ditentukan.

37
 Pemancangan tiang dapat dihentikan bila ujung bawah tiang telah mencapai
lapisan tanah keras/final set yang ditentukan.
 Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang telah ditentukan.
b. Proses Pengangkatan
 Pengangkatan tiang untuk disusun ( dengan dua tumpuan )
Metode pengangkatan dengan dua tumpuan ini biasanya pada saat
penyusunan tiang beton, baik itu dari pabrik ke trailer ataupun dari trailer ke
penyusunan lapangan.Persyaratan umum dari metode ini adalah jarak titik angkat
dari kepala tiang adalah 1/5 L. Untuk mendapatkan jarak harus diperhatikan momen
maksimum pada bentangan, haruslah sama dengan momen minimum pada titik
angkat tiang sehingga dihasilkan momen yang sama.
Metode pengangkatan ini biasanya digunakan pada saat tiang sudah siap
akan dipancang oleh mesin pemancangan sesuai dengan titik pemancangan yang
telah ditentukan di lapangan.
Adapun persyaratan utama dari metode pengangkatan satu tumpuan ini
adalah jarak antara kepala tiang dengan titik angker berjarak L/3. Untuk
mendapatkan jarak ini, haruslah diperhatikan bahwa momen maksimum pada
tempat pengikatan tiang sehingga dihasilkan nilai momen yang sama.

c. Proses Pemancangan
 Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada patok
titik pancang yang telah ditentukan.
 Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap lubang.
 Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada helmet yang
telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang.
 Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang
telah ditentukan.
 Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjangbackstay sambil
diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-betul vertikal.
Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengancenter gate pada
dasar driving lead agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan, terutama
untuk tiang batang pertama.
 Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara
kontiniu ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang.

38
d. Quality Control
 Kondisi fisik tiang:
o Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak
o Umur beton telah memenuhi syarat
o Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan selama pemancangan
 Toleransi
Vertikalisasi tiang diperiksa secara periodik selama proses pemancangan
berlangsung. Penyimpangan arah vertikal dibatasi tidak lebih dari 1:75 dan
penyimpangan arah horizontal dibatasi tidak leboh dari 75 mm.
 Penetrasi
Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah meter di
sepanjang tiang untuk mendeteksi penetrasi per setengah meter. Dicatat jumlah
pukulan untuk penetrasi setiap setengah meter.
 Final set
Pamancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set sesuai
perhitungan.

39
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penggolongan pondasi tiang pancang menurut bahan terbagi atas :
beton,baja, kayu, dan komposit
2. Pemasangan tiang pancang dapat dilakukan dengan cara dicetak dari
luar ataupun di bor di lokasi kerja
3. Alat berat pemancang tiang pancang yaitu : pemukul jatuh, pemukul
aksi tiang, pemukul aksi double, pemukul diesel, pemukul getar,
hydraulic hammer.
4. Metode pelaksanaan tiang pancang dimulai dari tahap persiapan,
pengangkatan, dan pemancangan
5. Kapasitas daya dukung tiang pancang dapat dihitung berdasarkan
kekuatan baahan, data sondir, data SPT, dan daya dukung tiang
pancang

B. Saran
Disarankan kepada pembaca agar membaca isi makalah dari awal hingga akhir
agar isi makalah dapat dimengerti dengan baik.

40

Anda mungkin juga menyukai