Anda di halaman 1dari 53

Laporan Praktik Kerja Lapangan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek


1.1.1. Proyek Yang Diamati
Tingginya tingkat pertumbuhan kendaraan di Jakarta dan sekitarnya
menjadi problematik yang harus segera diselesaikan. Kemacetan sudah mulai
terlihat di jalan-jalan arteri kota, kemacetan tersebut bukan hanya terjadi karena
kendaraan dari dalam kota saja melainkan juga banyak kendaraan yang berasal
dari luar Jakarta yang menyebabkan kemacetan di kota – kota di sekitar Jakarta,
salahnya satunya Kota Tangerang Selatan.
Jakarta Outer Ring Road II (JORR II) dibangun sebagai salah satu solusi
untuk mengatasi volume kendaraan yang tinggi terutama dari kendaraan-
kendaraan yang berasal dari kota-kota satelit di sekitar jakarta dan untuk
menunjang pertumbuhan ekonomi wilayah Jakarta dan sekitarnya. Dengan
dibangunnya JORR II diharapkan investor akan melirik kota-kota satelit di sekitar
Jakarta sebagai alternatif tujuan investasi.
Ruas Jalan Tol Serpong - Cinere ini merupakan bagian dari jaringan Jalan
Tol JORR 2 yang terdiri dari Jalan Tol Cengkareng – Kunciran, Kunciran -
Serpong, Serpong - Cinere, Cinere - Jagorawi, Cimanggis - Cibitung, dan
Cibitung - Cilincing. Pembangunan Jalan Tol Serpong - Cinere terbagi menjadi 2
(dua) seksi. Seksi I sepanjang 6.67 kilometer dari Serpong hingga Pamulang yang
saat ini sedang dalam masa kontruksi dan Seksi II sepanjang 3.64 kilometer dari
Pamulang hingga Cinere.
Proyek yang bernilai sekitar Rp. 2.393.932.615.449,- ini dimilik oleh
PT. Cinere Serpong Jaya (CSJ) dan dikerjakan oleh PT Waskita Karya
(persero) dengan PT Virama Karya (Persero) sebagai konsultan pengawas.
Proyek jalan tol ini di bangun sepanjang 10,138 Km dengan perkerasan kaku
setebal 30 cm, jumlah lajur 2 x 3 lajur, termasuk 1 buah simpang susun, 1 buah
interchange, 14 underpass, dan 14 overpass.

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 1


Laporan Praktik Kerja Lapangan

1.1.2. Lokasi Proyek


Lokasi Proyek Jalan Tol Serpong – Cinere (Sta. 51+186 – Sta. 61+322)
sepanjang 10.14 km yang terletak di daerah Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

Gambar 1.1 Lokasi proyek

Gambar 1.2 Lokasi proyek Jalan Tol Cinere - Serpong


Koordinat Awal (688335.733 ; 9303107.977) – Akhir (695449.271 ; 9296529.075)

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 2


Laporan Praktik Kerja Lapangan

1.2 Tujuan Perseroan


1.2.1. Tujuan Umum
Berdasarkan pasal 3 Perubahan Anggaran Dasar Perseroan, tujuan umum
Perseroan adalah :
A. Melaksanakan konsesi proyek jalan tol seksi Serpong Cinere, meliputi
kegiatan pendanaan, perancangan teknis, pelaksanan konstruksi,
pengoperasian dan pemeliharan jalan tol serta kegiatan-kegitaan lain yang
berhubungan dengan bagian dari jalan tol Serpong Cinere.
B. Melaksanakan kegiatan investasi dan jasa penunjang dalam pembangunan
jalan tol Serpong-Cinere sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

1.2.2. Tujuan Khusus


Untuk mencapai tujuan umum di atas, Perseroan memiliki tujuan khusus
diantaranya adalah :
a. Melakukan perkerjaan perencanaan.
b. Membangun jalan dan jembatan, bangunan pelengkap, peralatan jalan, serta
sarana untuk ruas jalan tol Serpong-Cinere dan peralatan lainnya.
c. Mengoperasikan dan memlihara jalan tol Serpong-Cinere.
d. Memungut dan menggunakan tarif jalan tol Serpong-Cinere dengan tunduk
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Menggunakan bagian lain dari lokasi jalan tol Serpong-Cinere untuk kegiatan
lain dalam pengoperasian Jalan Tol Serpong-Cinere sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan dengan peretujuan dari Lembaga pemerintah terkait.
f. Melakukan upaya dalam bidang lain yang berkaitan dengan pengusahaan jalan
tol dengan memanfaatkan potensi yang di miliki.

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 3


Laporan Praktik Kerja Lapangan

1.3 Manfaat Kerja Praktek Lapangan


1.3.1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mendapatkan keterampilan untuk melaksanakan program
kerja pada perusahaan maupun instansi pemerintahan. Melalui praktek kerja
lapangan mahasiswa mendapatkan bentuk pengalaman nyata serta
permasalahan yang dihadapi dunia kerja. Selain itu, mahasiswa akan
menumbuhkan rasa tanggung jawab profesi di dalam dirinya melalui praktek
kerja lapangan.

1.3.2. Bagi Lembaga Perguruan Tinggi


Perguruan tinggi dapat menjalin kerjasama dengan dunia usaha,
BUMN, BUMD, Perusahaan Swasta, dan Instansi Pemerintahan. Praktek
Kerja Lapangan dapat mempromosikan keberadaan Akademik di tengah-
tengah dunia kerja.

1.3.3. Bagi Instansi Tempat PKL


Institusi dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja lepas yang
berwawasan akademi dari praktek kerja lapangan tersebut. Dunia kerja atau
institusi kerja tersebut akan memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan
bidangnya. Kemudian laporan praktek kerja lapangan dapat dimanfaatkan
sebagai salah satu sumber informasi mengenai situasi umum institusi tempat
praktek tersebut.

1.4 Metode Pengumpulan Data


Penulis melakukan pengumpulan data melalui metode berikut:
a. Observasi lapangan ( pengamatan langsung )
b. Melakukan tinjauan langsung ke lapangan untuk mengamati, melihat dan
mencatat informasi dari pelaksanaan pekerjaan proyek kemudian dianalisa
dan dipahami.

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 4


Laporan Praktik Kerja Lapangan

c. Untuk mengetahui cara-cara pelaksanaan (Metode Konstruksi) penulis


melakukan tanya jawab/komunikasi langsung kepada pihak-pihak yang
bersangkutan pada pelaksanaan proyek tersebut.
d. Mempelajari dari Gambar Kerja dan Gambar Rencana
e. Referensi kepustakaan.

1.5 Sistematika Penulisan


Laporan kerja praktik ini secara keseluruhan dibagi di dalam beberapa
bab, berikut merupakan sistematika pembuatan laporan ini :

a. BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang kerja praktik, maksud dan tujuan
pelaksanaan kerja praktik serta lokasi proyek.
b. BAB II PENGENALAN PERUSAHAAN
Menjelaskan tentang Sejarah atau Latar Belakang Perusahaan, Visi dan
Misi perusahaan serta struktur organisasi PT. Cinere Serpong Jaya
c. BAB III GAMBARAN UMUM PROYEK
Menjelaskan tentang Latar belakang proyek, Data Teknis Proyek
Pembangunan Jalan Tol Serpong Cinere dan Struktur Organisasi Proyek.
d. BAB IV PEKERJAAN YANG DIAMATI
Menjelaskan tentang pengamatan penulis tentang pelaksanaan pekerjaaan
Jalan Tol Serpong Cinere
e. BAB V PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran - saran yang dapat diambil dari uraian
laporan kerja praktik tersebut.

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 5


Laporan Praktik Kerja Lapangan

BAB II
PENGENALAN PERUSAHAAN

2.1. PT. Cinere Serpong Jaya


PT. Cinere Serpong Jaya (“Perseroan”) didirikan berdasarkan Akta Nomor.
63 tanggal 10 Juli 2008 yang dibuat oleh notaris Sugito Tedjamulja,S.H, Notaris di
Jakarta dan sebagaimana telah di sahkan keputusan Menteri Hukum dan HAM
Republik Indonesia dengan keputusannya No. AHU-43720 AH.01.01 Tahun 2008
tanggal 22 Juli 2008.

Sebagaimana tertuang dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham


PT Cinere Serpong Jaya No. 16 tanggal 6 Juli 2015 yang dibuat oleh Notaris Jose
Dima Satria SH, Mkn dan telah disahkan melalui keputusan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya No. AHU-AH.01.03-
0953307 dan No. AHU-AH.01.03-0953308 tanggal 30 Juli 2015, ditetapkan
komposisi kepemilikan saham serta pengurus Perseroan yang baru.

Pembangunan Jalan Tol Ruas Serpong Cinere merupakan bagian dari


program Pemerintah dalam membangun Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road II
(JORR II) yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.
396/KPTS/M/2005 tentang Rencana Umum Jaringan jalan Nasional.

Pembangunan Jalan Tol Ruas Serpog – Cinere dengan total panjang 10,138
km (berdasarkan Beria Acara Kespakatan Penerusan Pengusahaan Jalan Tol,
tertanggal 13 Juni 2011) diatur dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol No, 20
tertanggal 28 Juni 2011 antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dengan PT. Cinere Serpong Jaya sebagai Badan
Usaha Jalan Tol (BUJT). Selama kurun waktu tahun 2016, PPJT tersebut telah
mengalami 2 (dua) kali addendum yatu amandemen I PPJT Nomor 26 tanggal 21
April 2016, dan Amandemen II PPJT Nomor 03 tanggal 7 Oktober 2016.
Sedangkan di tahun 2017 telah dilakukan Amandemen III PPJT No 10 tanggal 6
April 2016 dan Amandemen IV PPJT No. 13 tanggal 26 Mei 2017. Amandemen I-

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 6


Laporan Praktik Kerja Lapangan

IV ini mengatur tentang Dana Talangan Tanah yang akan dibiayai terlebih dahulu
oleh Perseroan.

Sebagaimana pada Pasal 4 Akta No. 04 tanggal 5 Oktober 2015,

Tabel 2. 1 Pemegang Saham PT. Cinere Serpong Jaya


Lembar Modal
No. Pemegang Saham Nominal (Rp)
Saham disetor (%)

PT. Jasa Marga


1 1.983.746 60 % 36.104.770.200
(Persero) Tbk

PT. Waskita Toll 30 % - 1


2 1.262.383 22.975.370.600
Road Lembar

PT. Jakarta
3 360.681 10 % 6.564.394.200
Propertindo

4 PT. Waskita Karya 1 1 Lembar 18.200

Jumlah 3.606.811 100 % 65.643.960.200

Gambar 2.1 Bagan Koordinasi

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 7


Laporan Praktik Kerja Lapangan

STRUKTUR ORGANISASI
PT CINERE SERPONG JAYA

DIREKTUR UTAMA
SILVESTER ARYAN WIDODO

DIR TEKNIK & OPERASI DIREKUR KEUANGAN


Zulmarlyan SRI DEWI MUSTIKARINI

GM TEKNIK PIMPRO GM KEU DAN ADMIN


ROSMA INDRIYANI MOHD IRSAN SETIABUDI HARI MAULUDIN

MANAGER ADM TEKNIK & MANAGER PENGENDALIAN MANAGER ADMINISTRASI MANAGER PENGENDALIAN MANAGER KEUANGAN
PENGENDALIAN DESIGN LAHAN TEKNIK TEKNIK AMELIA SARAGIH
DAVID CHRISTIAN HERMANTO PRASETYO NGESTU WAHYUDI AGUS SULISTYO

STAFF PENGENDALIAN STAFF ADM TEKNIK DAN STAFF ADMINISTRASI STAFF PENGENDALIAN STAF
DESIGN PENGADAAN LAHAN TEKNIK TEKNIK KEUANGAN DAN STAFF ANGGARAN STAF SDM STAF UMUM
AKMAM WAHYUDI M RIYANTO DETANI P UBAEDILLAH AKUNTANSI
ABI HAFAS ENY S ABRIZAL NENEH J AGENG S
KOMARUDIN KOMARUDIN TAUFIK

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi PT Cinere Serpong Jaya

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 8


Laporan Praktik Kerja Lapangan

2.2. Informasi Pemegang Saham


2.2.1. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk
Pada tanggal 1 Maret 1978, Pemerintah mendirikan PT. Jasa Marga
(Persero) Tbk. Tugas utama dari Jasa Marga adalah merencanakan, membangun,
mengoperasikan, dan memelihara jalan tol serta sarana kelengkapannya yang
memberikan manfaat lebih tinggi daripada jalan umum bukan tol.
PT. Jasa Marga (Persero) Tbk berkedudukan di Jakarta, dan berkantor
pusat di Plaza Tol Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta 13550 yang didirikan
berdasarkan akta No.187 pada tanggal 19 Mei 1981 dihadapan notaris Kartini
Muljadi,S.H. Berdasakan surat keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No.90/KMK 06/1978 tanggal 27 Februari 1978 tentang penetapan modal PT. Jasa
Marga (Perseroan) Tbk dibidang jalan tol. Anggaran dasar perseroan mengalami
perubahan berdasarkan akta pernyataan keputusan rapat No.27 tanggal 12
September 2007 yang dibuat dihadapan notaris Ny.Poerbaningsih Adi
Warsito,S.H.
Perseroan akan mengembangkan skala usaha melalui penawaran umum
perdana saham kepada masyarakat. Pada akhir dasawarsa tahun 80-an pemerintah
mulai mengikutsertakan pihak swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan
jalan tol melalui mekanisme Build Operate and Transfer (BOT). Dengan terbitnya
Undang-Undang No.38 tahun 2004 tentang Jalan yang menggantikan Undang-
Undang No.13 tahun 1980 serta terbitnya Peraturan Pemerintah No.15 tahun 2005
yang mengatur lebih spesifik tentang jalan tol dibentuknya Badan Pengatur Jalan
Tol (BPJT) sebagai regulator industri jalan tol di Indonesia, serta penetapan tarif
tol oleh Menteri Pekerjaan Umum dengan penyesuaian setiap dua tahun. Sebagai
konsekuensinya, perseroan menjalankan fungsi sepenuhnya sebagai perusahaan
pengembang dan operator jalan tol yang akan mendapatkan ijin penyelenggaraan
tol dari Pemerintah.

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 9


Laporan Praktik Kerja Lapangan

2.2.2. PT. Waskita Toll Road


Waskita Toll Road merupakan sebuah perusahaan pengembang
infrastruktur di Indonesia dengan core business investasi jalan tol yang dibentuk
untuk merespon terbitnya UU No.38 tahun 2004 dan PP No.15 tahun 2005.
Saham dari perseroan ini mayoritas dimiliki oleh PT. Waskita Karya (Persero)
Tbk atau Waskita Group sebesar 99,99% dan 0,01% dimiliki oleh Koperasi
Waskita. PT. Waskita Toll Road berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di
Gedung Dafam Teraskita Lantai 3A, Jalan M.T. Haryono Kaveling Nomor 10A,
Jakarta Timur.
Perubahan anggaran dasar terakhir dimuat dalam akta tanggal 16 Februari
2017 nomor 26 yang dibuat dihadapan notaris yaitu Ir. Nannete Cahyanie Handari
Ari Warsito S.H di Jakarta dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai surat keputusan tanggal 22
Februari 2017 Nomor : AHU-0004556.AH.01.02.TAHUN 2017.

2.2.3. PT. Jakarta Properti


Sejarah PT. Jakarta Propertindo (Jakpro) berawal dari Pluit, Jakarta Utara.
Perusahaan properti dan infrastruktur milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini
awalnya sebuah Badan Pengelola Lingkungan (BPL) yang didirikan pada 1960
dengan tanggung jawab mengelola kawasan Pluit.
Selanjutnya pada September 1997 didirikan PT. Pembangunan Pluit Jaya
dengan limpahan aset dari eks BPL Pluit. Kemudian setelah merger dengan PT.
Pembangunan Pantai Utara Jakarta, PT. Pembangunan Pluit Jaya berubah
menjadi PT. Jakarta Propertindo pada 15 Desember 2000 sebagai subholding bagi
Badan Usaha Milik Daerah bidang properti milik Pemerintah DKI Jakarta.
Jakarta Propertindo telah membukukan portofolio cemerlang seperti
pengembangan kawasan modern Pluit, kawasan terpadu Pulo Mas, reklamasi
pantai, pembangunan gedung perkantoran, hunian, pusat perbelanjaan, dan
berbagai fasilitas publik lain.

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 10


Laporan Praktik Kerja Lapangan

Dalam perjalanannya Jakarta Propertindo tak hanya membidangi sektor


properti, namun merambah ke sektor infrastruktur sejak 2005. Proyek-proyek
yang digarap meluas pada pembangunan jalan tol, waduk, dan prasarana
infrastruktur lain. Akhirnya pada 2013 fokus garapan perusahaan dibagi menjadi
tiga Sub Holdings yakni properti, infrastruktur, dan utilitas.
Berbekal pengalaman panjang, aset, serta manajemen dan sumber daya
yang kuat, Jakarta Propertindo terus berekspansi dan mengukuhkan diri bukan
hanya menjadi perusahaan yang menghasilkan profit, tapi juga agen development
yang memberi kontribusi ke masyarakat luas.

2.2.4. PT. Waskita Karya (Persero) Tbk


Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) didirikan dengan nama Perusahaan
Negara Waskita Karya tanggal 01 Januari 1961 dari perusahaan asing bernama
“Volker Aanemings Maatschappij NV” yang dinasionalisasi Pemerintah. Kantor
pusat WSKT beralamat di Gedung Waskita Jln. M.T. Haryono Kav. No. 10
Cawang, Jakarta 13340 – Indonesia.
Pemegang saham mayoritas Waskita Karya (Persero) Tbk adalah Negara
Republik Indonesia, dengan persentase kepemilikan sebesar 66,04%.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Waskita Karya adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program
Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya,
khususnya industri konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan,
investasi, agro industri, perdagangan, pengelolaan kawasan, layanan jasa
peningkatan kemampuan di bidang jasa konstruksi, teknologi informasi serta
kepariwisataan dan pengembang. Saat ini, kegiatan usaha yang dijalankan
Waskita Karya adalah pelaksanaan konstruksi dan pekerjaan terintegrasi
Enginering, Procurement and Construction (EPC).
Waskita memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI), yaitu Waskita Beton Precast Tbk (WSBP).

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 11


Laporan Praktik Kerja Lapangan

Pada tanggal 10 Desember 2012, WSKT memperoleh pernyataan efektif


dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham WSKT
(IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.082.315.000 dengan nilai nominal Rp100,-
per saham saham dengan harga penawaran Rp380,- per saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 19 Desember
2012.

2.3. PT. Waskita Karya (Persero) Tbk


2.3.1 Visi
Menjadi perusahaan terkemuka di industri konstruksi, teknik,
infrastruktur, investasi dan real estat di Indonesia.

2.3.2. Misi
Untuk meningkatkan nilai perusahaan yang berkelanjutan melalui :
a. Modal manusia yang kompeten
b. Sistem dan Teknologi Terpadu
c. Sinergi Kemitraan
d. Inovasi
e. Diversifikasi

2.3.3. Sejarah Perusahaan


Didirikan pada 1 Januari 1961, Waskita Karya adalah salah satu
perusahaan negara terkemuka di Indonesia yang berperan besar dalam
pembangunan negara. Berasal dari perusahaan Belanda bernama "Volker
Aannemings Maatschappij N.V.", yang diambil alih berdasarkan Keputusan
Pemerintah No. 62 tahun 1961, Waskita Karya awalnya telah mengikuti
perkembangan terkait air termasuk reklamasi, pengerukan, pelabuhan dan irigasi.
Namun, sejak tahun 1973, status hukum Waskita Karya telah berubah
menjadi "Persero" PT. Waskita Karya, dengan panggilan yang lebih familliar
"Waskita". Sejak saat itu, perusahaan mulai mengembangkan bisnisnya sebagai

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 12


Laporan Praktik Kerja Lapangan

kontraktor umum yang terlibat dalam berbagai kegiatan konstruksi yang lebih
luas termasuk jalan raya, jembatan, pelabuhan, bandara, bangunan, pabrik limbah,
pabrik semen, pabrik dan fasilitas industri lainnya.
Pada tahun 1980, Waskita mulai melakukan berbagai proyek yang
melibatkan teknologi maju. Pengalihan teknologi dilakukan melalui aliansi bisnis
berupa joint operation dan joint venture dengan perusahaan asing terkemuka.
Prestasi yang signifikan dan menonjol yang menjadi kebanggaan nasional adalah
Bandara Sukarno-Hatta, Reaktor Serbaguna Siwabessy, dan Pembangkit Listrik
Tenaga Uap Muara Karang di Jakarta.
Memasuki tahun 1990, Waskita telah menyelesaikan gedung bertingkat
tinggi dengan reputasi baik seperti BNI City (gedung tertinggi di Indonesia),
Gedung Kantor Bank Indonesia, Menara Graha Niaga, Menara Mandiri Plaza,
Hotel Shangri-La dan beberapa apartemen bertingkat. Bangunan di Jakarta dan
kota-kota lain di Indonesia.
Waskita telah mencapai kinerja yang luar biasa dalam pembangunan
jembatan beton pratinjau jangka panjang dengan menggunakan sistem kantilever
gratis dengan berhasil menyelesaikan tiga jembatan: Raja Mandala, Rantau
Berangin, dan Barelang IV. Prestasi besar lainnya dengan menggunakan
teknologi serupa telah dilakukan dalam pembangunan jembatan layang dan
jembatan layang "Pasteur-Cikapayang-Surapati" di Bandung. Kisah sukses yang
sama juga dicapai dalam pembangunan beberapa bendungan utama seperti
Pondok, Grogkak, Tilong, Gapit, dan Sumi, yang selesai lebih cepat dari jadwal
dengan kualitas memuaskan.
Upaya untuk selalu mengutamakan kualitas sebelum hal lain
memungkinkan Waskita memperoleh sertifikasi ISO 9002: 1994 pada bulan
November 1995, yang menjadi pengakuan internasional yang meyakinkan
mengenai Sistem Manajemen Mutu ISO yang diterapkan oleh perusahaan dan
titik awal menuju era persaingan global. Pada bulan Juni 2003, Waskita telah
berhasil memperbarui Sistem Manajemen Mutu dan dapat memperoleh sertifikasi

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 13


Laporan Praktik Kerja Lapangan

ISO 9001: 2000. Hal ini menjadi indikasi kuat bagaimana perusahaan memahami
dan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan spesifik pelanggannya.

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 14


Laporan Praktik Kerja Lapangan

2.3.4. Struktur Organisasi


KEPALA DIVISI

KABAG PENGENDALIAN KABAG JAMINAN MUTU KABAG PENGADAAN & LOGISTIK


KANTOR DIVISI
PROYEK
KEPALA PROYEK
K3LMP

QUALITY CONTROL PELAKSANA K3LP


PARAMEDIS
ADM QC
ADMINISTRASI
STAFF QC
TEHNISI QC INSPECTOR

SAFETY OFFICER

SAFETY MAN

TEKNIK ADKONT KSDM LOGISTIK & PERALATAN


KA.ADKONT KA.KSDM KA.LOGLAT
KA.TEKNIK STAFF LOGISTIK
STAFF STAFF
ADM TEKNIK KEPALA GUDANG
QS HUMAS STAF GUDANG

STAFF TEKNIK OILMAN


KALAP
SCHEDULER KOORD. PENGECORAN

KOORIDNATOR GAMBAR MEKANIK LISTRIK

DRAFTER HIGHWAY SEKSI 1 SEKSI 2 PEMBESIAN RIGIT ADM. LAPANGAN UTILITIS MEKANIK ALAT BERAT
50+950 - 59+700 59+700 - 61+325 ASSISTEN MEKANIK ALAT BERAT
KORDINATOR STRUKTUR
OPERATOR
DRAFTER STRUKTUR ZONA 1 ZONA 2 ZONA 3

DRONE SOPIR

KOORD. SURVEYOR KEAMANAN

SURVEYOR OB

ASSISTEN SURVEYOR

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT Waskita Karya proyek Serpong – Cinere

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 15


Laporan Praktik Kerja Lapangan

2.4. PT. Virama Karya


2.4.1. Visi
Menjadi Konsultan Nasional Terdepan, Terbesar dan Terkemuka yang
bertaraf Internasional di Asia Tenggara.

2.4.2. Misi
a. Sebagai Perusahaan Milik Negara yang bergerak di bidang Jasa Konsultan
Teknik & Manajemen dan berkirprah di Tingkat Nasional dan
Internasional
b. Menghasilkan Produk Layanan Jasa Konsultansi yang berkualitas, dan
mampu memberikan Solusi Inovative dengan :
- Memaksimalkan penggunaan Teknologi Informasi terkini;
- Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas;
- Meningkatkan Kompetensi Perusahaan.
a. Meningkatkan nilai tambah dan manfaat untuk para stakeholder,
dan Melakukan diversifikasi usaha untuk berkembang menjadi tebesar
dan tekemuka.

2.4.3. Sejarah Perusahaan


Persero PT VIRAMA KARYA adalah perusahaan konsultan dengan
spesialisasi pada bidang pelayanan jasa teknik dan manajemen bidang
transportasi jalan dan jembatan serta bidang teknik sipil lainnya. Pada awalnya,
perusahaan ini adalah perusahaan Swasta Belanda yang bernama NV. Architecten
Ingenieurs Bureau Fermon Cuypers yang didirikan pada tahun 1961. Perusahaan
ini dinasionalisasi melalui peraturan pemerintah (PP) No. 56/1961, dan beroperasi
di bawah Binaan Kementerian Tenaga Listrik dan Pekerjaan Umum. Kemudian
pada tahun 1970, menjadi Persero PT Virama Karya berdasarkan PP No. 38/1970,
dengan pembinaan dari Departemen Pekerjaan Umum dan Departemen
Keuangan. Dari tahun 1971 sampai sekarang telah banyak pekerjaan-pekerjaan

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 16


Laporan Praktik Kerja Lapangan

yang dipercayakan kepada PT Virama Karya baik untuk pekerjaan tata ruang,
pemetaan, jalan dan jembatan maupun pekerjaan bendungan dan irigasi.
Perusahaan PT Virama Karya adalah perusahaan independen dan tidak
mempunyai hubungan dengan perusahaan kontraktor manapun. Namun sering
bekerjasama dengan perusahaan konsultan sejenis, baik konsultan internasional
maupun konsultan nasional. Berikut adalah daftar konsultan asing yang pernah
bekerjasama dengan PT. Virama Karya baik sebagai Lead Firm maupun sebagai
Associate.
➢ The Netherlands, DHV Consultant, Haskoning Engineering
Consultants, IWACO.
➢ Japan, Nippon Koei; Nikken; JURCO; Nihon Suido; NEWJEC; PCI.
➢ United Kingdom, Binnie & Partners; Sir W. Halcrow & Partners; Sir
M. MacDonald & Partners; HTS; Corne & Associates.
➢ U.S.A, Trans Asia Engineering Association; IECO; Marrison-
Knudsen Engineers; Louis Berger, Inc.; James M. Montgomery.
➢ Canada, Lavalin International; Fenco Engineers; Crippen; Alberta;
ND Lea.
➢ Australia, SMEC; Rural Management International
➢ Korea, Agricultural Development Consultants
➢ Taiwan, Sinotech Engineering Consultants.
➢ Singapore, Singapore Institute of Standards and Industrial Research.
Dalam operasi perusahaan selama lebih kurang 40 tahun, banyak institusi
pembiayaan internasional memberikan kepercayaannya kepada PT. Virama
Karya untuk melaksanakan jasa konsultansi, antara lain yaitu :
The Asian Development Bank (ADB), the International Bank for
Reconstruction and Development (IBRD) of the World Bank, Overseas
Economic Cooperation Fund (OECF), Japan, the Canadian International
Development Agency (CIDA), the Australian International Development
Assistant Bureau (AIDAB) and the Commission of European Communities.

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 17


Laporan Praktik Kerja Lapangan

3. Struktur Organisasi

Gambar 2. 4 Struktur Organisasi PT Virama Karya

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 18


Laporan Praktik Kerja Lapangan

BAB III
PENGENALAN PROYEK

3.1. Gambaran Umum Proyek


Proyek Jalan Tol Ruas Serpong – Cinere STA 51+186 – 61+322 merupakan
bagian dari program Pemerintah dalam membangun Jalan Tol Jakarta Outer Ring
Road II (JORR II) yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
No. 396/KPTS/M/2005 tentang Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional.

3.1.1. Informasi Umum :


● Nama Proyek : Jalan Tol Ruas Serpong – Cinere (STA
51+186 – 61+322)
● Panjang Proyek : 10.138 Km
● Lokasi Proyek : Kota Tangerang Selatan
● Biaya Konstruksi : Rp 2.393.932.615.449,-
● Pemilik Proyek : PT. Cinere Serpong Jaya
● Kontraktor : PT. Waskita Karya
● Konsultan Pengawas : PT. Virama Karya
● Perencana : PT. Cipta Strada
● Sistem Operasi : Tertutup
● Masa Konsesi : 35 Tahun
● Jumlah Lajur : 2 x 3 Lajur
● Jumlah Underpass : 14 Buah
● Jumlah Overpass : 14 Buah
● Junction : 1 buah
● Simpang Susun : 1 buah
● Lingkup Pekerjaan : - Umum
- Pembersihan Tempat Kerja
- Pembongkaran
- Pekerjaan Tanah

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 19


Laporan Praktik Kerja Lapangan

- Galian Struktur
- Drainase
- Subgrade
- Lapis Pondasi Agregat
- Perkerasan
- Struktur Beton
- Pekerjaan Baja Struktural
- Pekerjaan Lain-Lain
- Pencahayaan, Lampu Lalu
Lintas dan Pekerjaan Listrik
- Pekerjaan Plaza Tol
- Pengalihan dan Perlindungan
Utilitas yang ada
- Pekerjaan Fasilitas Tol

3.1.2. Konstruksi:
● No./Tanggal SPMK : 184/CSJ/DU/VIII/2017 23 Agustus 2017
● No/Tanggal Kontrak : 10/Kontrak-BOR/CSJ/2017 1
Agustus 2017
● Sumber Dana : Cinere Serpong Jaya
● Cara Pembayaran : CPF (Contractor’s Pre-Financing)
● Masa Pelaksanaan : 15 Bulan Kalender
● Masa Pemeliharaan : 3 Tahun
● Kondisi SDM Lokal : Cukup

3.1.3. Data Teknis Jalan Tol:


● Panjang Jalan Utama : 10,138 km (Sta. 51+186 – Sta
61+322)
● Kecepatan Rencana : 100 km/jam
● Konstruksi Perkerasan : Rigid Pavement, t = 30 cm

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 20


Laporan Praktik Kerja Lapangan

● Konstruksi Bahu Jalan : Rigid Pavement, t = 30 cm


● Galian Tertinggi : 11 m pada Sta. Awal
● Timbunan Tertinggi : 10 m pada Sta. Akhir
● Jumlah Underpass : 14 buah
● Jumlah Overpass : 14 buah
● Junction : 1 buah
● Simpang Susun : 1 buah
● Lebar Badan Jalan : 2 x 3 x 3,6 m
● Lebar Bahu Luar : 3,00 m
● Lebar Median : 5,50 m (termasuk bahu dalam)

3.1.4. Material Utama:


● Spun Pile : Ø60 cm ; 311 titik
● Baja Tulangan : BJTP U-24 & BJTD U-39
● Beton Ready Mix : Kelas B-1, B-2, C-1, C-2, C-3, D, E dan
P (Rigid Pavement)
● PCU Girder : L = 40.8 m ; dan 20.8 m
● PCI Girder : L = 40.6 m ; 28.6 m ; 45.8 m ; 25.6 m
; 16.6 m ; dan 50.8 m
● Sub-base : Lapis Pondasi Agregat Kelas A

3.1.5. Alat Yang Digunakan:


● Pekerjaan Tanah : Bulldozer, Motor Grader, Vibro
Compactor, Truck Tangki air, Excavator,
Sheep Foot Roller, Grader, Dump Truck
● Pekerjaan Aspal : AMP, Asphalt Finisher, Tandem Roller,
Tired Roller, Dump Truck
● Pekerjaan Struktur Bawah : Alat Bore Pile,Alat Spun Pile,Truck
Mixer dan Service Crane

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 21


Laporan Praktik Kerja Lapangan

● Pekerjaan Struktur Atas : Crane, Concrete Pump, Batching Plant


(Wet), Air Compressor, Electric Vibrator
● Pekerjaan Rigid Pavement : Concrete Paver, Dump Truck, Concrete
Cutter

3.1.6. Status Pembebasan Lahan s/d Akhir Juli 2018:


Tabel 3. 1 Tabel Status Pembebasan Lahan

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 22


Laporan Praktik Kerja Lapangan

Tipikal Potongan Melintang:

Gambar 3. 1 Tipikal Potongan Melintang

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 23


Laporan Praktik Kerja Lapangan

Data Struktur:

Tabel 3. 2 Data Struktur


BASIC DESIGN RENCANA TEKNIK AKHIR
No. STA. Nama Crossing STA. Nama Crossing
Jenis Struktur Tipe Struktur Konfigurasi Bentang Jenis Struktur Tipe Struktur Konfigurasi Bentang

A 51+186 SERPONG JUNCTION


Melintasi Dengan Rel KAI
1 04+650 Ramp 5 Underpass PC-I 16+30+30+16 04+650 Ramp 4 Underpass Steel Box 45+75+45
2 05+700 Ramp 6 Underpass PC-I 16+25+25+25+25+30+16 05+700 Ramp 5 Underpass Steel Box 50+85+50
Melintasi Dengan Main Road Tol BSD
1 51+186 Main Road Underpass Steel Box + PC-I 16.6+60.6+40.6+25.6
2 51+186 Main Road + Ramp 1 Underpass PC-I 16+30+30+16 51+186 Ramp 7 Underpass Steel Box + PC-I 16.6+62.3+40.6+25.6
Melintasi Dengan Pipa Gas
1 05+550 05+550 Ramp 5 Jembatan Utama PC-I 40.6
2 06+830 06+830 Ramp 6 Jembatan Utama PC-I 28.6
3 07+030 07+030 Ramp 6 Jembatan Utama PC-I 28.6

Melintasi Dengan Sungai


1 05+050 Ramp 5 (Sungai Angke) Jembatan Utama PC-I 40.6
2 07+655 Ramp 7 Box Tunnel Akses Box Beton 1x13.6x6.7

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 24


Laporan Praktik Kerja Lapangan

B. 51+300 MAIN ROAD


1 51+625 51+900 BUP Cilalung Portal & Box Tunnel Box Beton 1x6.0x3.0
2 51+900 OP Merapi Overpass PC-I 16+25+25+16 51+900 BUP PDAM Portal & Box Tunnel Box Beton (3.0x3.0)+(1x6.0x3.0)
3 51+468 Box Pedestrian Box Tunnel Box Beton 2,0x3,0x3,0 51+468 UP Bukit Nusa Indah Underpass PC-I & Pile Slab 13+16+13
4 52+953 OP Serua Overpass PC-I 16+25+25+16 52+925 OP Musyawarah Overpass PC-I 40.6
5 53+284 BC SMA 9 (1) Box Culvert Box Beton 2 x 2 x2 53+284 BC SMA 9 (1) Box Culvert Box Beton 1x3.0x3.0
6 53+735 BC SMA 9 (2) Komplek Pertanian RCP 2 RCP D 1m 53+735 BC SMA 9 (2) Komplek Pertanian Box Culvert Box Beton 2x3.0x3.0
7 53+836 OP Bukit Indah (Komplek Pertanian) Overpass PC-I 16+25+25+16 53+836 OP Bukit Indah (Komplek Pertanian) Overpass PC-I 16.6+40.6+16.6
8 54+025 OP Sukamulya (Komplek Az-Zahra) Overpass PC-I 16+25+25+16 54+025 OP Sukamulya (Komplek Az-Zahra) Overpass PC-I 45.8
9 54+596 OP Serua Indah 1 Overpass PC-I 16+25+25+16 54+596 JPO Serua Indah 1 JPO PC-I 40.6
10 54+993 OP Serua Indah 2 Overpass PC-I 16+25+25+16 54+993 OP Serua Indah 2 Overpass PC-I 45.8
11 55+070 BC Main Road (Bambu Apus) Box Culvert Box Beton 2 x 3 x3 55+070 BC Main Road (Bambu Apus) Box Culvert Box Beton 1x4.0x3.0
12 55+329 OP Bambu Apus Overpass PC-I 16+25+25+16
13 55+592 OP Sasak Tinggi (Lapangan Bola) Overpass PC-I 16+25+25+16 55+592 OP Sasak Tinggi (Lapangan Bola) Overpass PC-I 40.6
14 55+835 BC Main Road Box Culvert Box Beton 1x4.0x3.0 55+835 BC Main Road (Mat Solar) Box Culvert Box Beton 1x4.0x3.0
15 55+850 BUP Mat Solar Underpass Box Beton 1x5.0x3
16 56+292 BUP H. Saidin Underpass Box Beton 1x4,7x8 56+292 BUP H. Saidin Underpass Box Beton 1x8.0x5.3
17 56+738 UP Pamulang Raya (Jl. Pajajaran) Underpass PC-U 16+25+16 56+738 UP Pamulang Raya (Jl. Pajajaran) Underpass PC-U 20.8+40.8+20.8
18 56+850 56+850 JU Situ Kedaung (Pacuan Kuda) Underpass PC-I 25.6+25.6+25.6+25.6
19 57+205 BC Mainroad (Andrawina) RCP 1 RCP D 0,6m 57+205 BC Mainroad (Andrawina) Box Culvert Box Beton 1x3.0x3.0
20 57+510 JU Sungai Kedaung Box Culvert Box Beton 2x2.0x2.0 57+510 JU Sungai Kedaung Jembatan Utama PC-I 16.6

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 25


Laporan Praktik Kerja Lapangan

C. 57+600 INTERCHANGE PAMULANG


1 01+000 01+000 Ramp 1 (Sungai Kedaung) Jembatan Utama PC-I 16.6
2 03+210 03+210 Ramp 3 A (Sungai Kedaung) Jembatan Utama PC-I 16.6
3 03+310 03+310 Ramp 3 B (Sungai Kedaung) Jembatan Utama PC-I 16.6
4 04+078 04+078 Ramp 4 (Sungai Kedaung) Jembatan Utama PC-I 16.6
5 57+691 OP Pamulang Interchange Overpass PC-I 16+25+25+16 57+691 OP Pamulang Interchange (Sipin) Overpass PC-I 16.6+50,8+16.6
6 01+162 01+162 BC Ramp 1 Box Culvert Box Beton 1x3.0x3.0
7 00+172 BT STS Martadinata Box Tunnel Box Beton 1x6.0x5.3
8 00+150 00+250 UP STS Martadinata Underpass PC-I 16.6+32.8+16.6
9 00+431 BT Frontage Wisata Box Tunnel Box Beton 1x6.0x5.3
10 00+300 00+556 BC IC Pamulang (Kombes) Box Culvert Box Beton 2x3.0x3.0

D. 57+800 MAIN ROAD


1 57+850 OP Pamulang Timur (Jl. Pinan) Overpass PC-I 16+25+25+16 57+850 BUP Pamulang Timur (Jl. Pinan) Underpass Box Beton 1x3.0x2.5
2 57+900 57+900 BC Main Road Box Culvert Box Beton 2x3.0x3.0
3 58+324 UP Martadinata Overpass PC-I 16+25+25+16 58+324 OP Martadinata Overpass PC-I 50.8
4 59+010 UP Cabe Raya Overpass PC-I 16+25+25+16 59+010 OP Cabe Raya Overpass PC-I 45.8
5 59+603 OP Kemiri Overpass PC-I 16+25+25+16 59+603 OP Kemiri Overpass PC-T 60.5
6 60+052 60+052 OP Grand Residence Overpass PC-I 40.6
7 60+532 JU Sungai Ciputat Overpass PC-I 16+25+16 60+532 JU Sungai Ciputat Overpass PC-I 40.6
8 60+708 OP Kayu Putih Overpass PC-I 16+25+25+16 60+708 OP Kayu Putih Overpass PC-I 50.8
9 60+912 RCP 2 RCP RCP D 1,2 m 60+912 OP Talang Air Overpass Box Beton 50
10 61+178 OP Pala Raya Overpass PC-I 16+25+25+16 61+178 OP Pala Raya Overpass PC-I 40.6

E. 00+000 FRONTAGE
1 01+031 01+031 BC BUP H. Saidin Box Culvert Box Beton 1x3.0x2.0
2 00+054 00+054 BC Frontage Jl. Pinan (STA. 57+900) Box Culvert Box Beton 1x3.0x3.0

F Slab On Pile
1 04+000 04+000 Ramp 4 SOP SOP 150 m
2 56+925 56+925 Setu Pamulang SOP SOP 200 m

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 26


Laporan Praktik Kerja Lapangan

Jadwal Proyek:

Tabel 3. 3 Jadwal Proyek

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 27


Laporan Praktik Kerja Lapangan

3.2. Progres Konstruksi s/d Akhir Juli 2018

Masa Konstruksi Masa Pembebasan dan Pembersihan Lahan

Gambar 3. 2 Progress Kontruksi

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 28


Laporan Praktik Kerja Lapangan

Gambar 3. 3 Serpong Junction

Gambar 3. 4 Retaining Wall Jombang

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 29


Laporan Praktik Kerja Lapangan

Gambar 3. 5 Jembatan Situ Pamulang

Gambar 3. 6 Undepass Nusa Indah

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 30


Laporan Praktik Kerja Lapangan

Gambar 3. 7 IC Pamulang

Gambar 3. 8 Retaining Wall

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 31


Laporan Praktik Kerja Lapangan

BAB IV
KEGIATAN YANG DIAMATI

4.1. Pekerjaan Yang Diamati


Proyek Jalan Tol Ruas Serpong – Cinere STA 51+186 – 61+322 merupakan
bagian dari program Pemerintah dalam membangun Jalan Tol Jakarta Outer Ring
Road II (JORR II) yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
No. 396/KPTS/M/2005 tentang Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional.
Pekerjaan yang penulis amati dan dijadikan materi Praktik Kerja Lapangan,
yaitu :
• Pekerjaan di Jembatan Padjajaran
▪ Pekerjaan Erection PCU Girder Jembatan Padjajaran
▪ Pekerjaan Pemancangan Spun Pile Jembatan Padjajaran
• Pekerjaan Deckslab Jembatan Nusa Indah
• Pekerjaan Lean Concrete

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 32


Laporan Praktik Kerja Lapangan

Gambar 4. 1 Pekerjaan yang diamati

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 33


Laporan Praktik Kerja Lapangan

4.1.1 Pekerjaan Jembatan Padjajaran


4.1.1.1 Pekerjaan Erection PC-U Girder
Jembatan Padjajaran adalah salah satu konstruksi struktur yang terdapat
di proyek Jalan Tol Cinere – Serpong. Jembatan Padjajaran terletak pada Sta.
56+750 menyebrangi Jalan Pamulang Raya.
Pada Jembatan Padjajaran yang memiliki Panjang 86.97 m ini
direncanakan menggunakan PC-U Girder dengan bentang 39.8 m dan 20.8 m.
Pekerjaan Erection PC-U Girder tersebut dilaksanakan dengan menggunakan
Crane.

Gambar 4. 2 Design Jembatan Padjajaran

Gambar 4. 3 Detail Rencana PC-U Girder

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 34


Laporan Praktik Kerja Lapangan

Analisa pekerjaan erection girder dengan Crane:


➢ Jumlah bentang 39.8 m : 20 Unit
➢ Berat : 50 Ton
➢ Jumlah bentang 20.8 m : 10 Unit
➢ Berat : 29 Ton
➢ Kapasitas Prodl bentang 40 m : 3 unit / minggu
➢ Kapasitas Prodl bentang 25 m : 3 unit / minggu
➢ Waktu Pelaksanaan : 10 Hari
➢ Waktu mobilisasi : 10 Hari

Tenaga dan alat keria :


• Alat yang dipergunakan :
➢ Crawler crane 80 T : 2 Unit ( 100 Ton )
➢ Trailer : 10 Unit

• Jumlah tenaga kerja :


➢ Operator : 12 orang
➢ Mandor : 1 orang
➢ Pekerja : 6 orang
➢ Tenaga surveyor : 1 orang
Metode pelaksanaan di lapangan :
a. Pembersihan lahan sekitar area Jembatan khususnya untuk area siteplan
b. Perakitan rel dan traveller di darat
c. Service Mobile Crane dan pengecekan.
d. Pengangkatan girder ke tempat yang paling dekat dengan rel agar
memudahkan mobilisasi
e. Setelah traveller sudah selesai di rakit, menggeser Traveller hingga ke
seberang bagian pilar pertama dibantu dengan mobile crane
f. Kemudian pemindahan girder menuju rel traveller menggunakan 2 mobile
crane
g. Pengikatan girder dengan rel serta pre-launching girder menuju traveller

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 35


Laporan Praktik Kerja Lapangan

h. Setelah rel sudah sampai di bagian pangkal traveller, kemudian memasang


sling pada bagian depan girder dan melepas ikatan rel sambil launching
girder yang didorong oleh rel belakang yang masih terpasang.
i. Launching girder di udara dengan kondisi girder bagian depan digantung
sling traveller dan girder bagian belakang masih didorong oleh rel traveller
j. Setelah rel kedua bagian belakang girder sampai di ujung traveller,
kemudian pemindahan dengan melepaskan ikatan rel dengan girder dengan
menggantung girder dengan sling, kemudian melanjutkan launching girder
sampai tepat di dudukan girder.
k. Kemudian, penurunan girder sampai girder bertumpu di dudukan,
bersamaan dengan penggeseran kiri – kanan traveller menyesuaikan center
line dengan penembakan menggunakan theodolite, agar girder duduk
sesuai.
l. Setelah girder sudah sesuai dengan dudukannya, pemotongan tulangan besi
yang panjang nya melebihi ruang dudukan girder.
m. Kemudian setelah girder sudah aman berpijak di dudukannya, pelepasan
sling traveller.
n. Traveller kembali ke rel dan siap launching untuk girder berikutnya dengan
tahapan yang sama.
o. Finishing girder, bracing, dan pelepasan rel traveller.

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 36


Laporan Praktik Kerja Lapangan

Gambar 4. 4 Tool Box Meeting

Gambar 4. 5 Erection Girder Jembatan Padjajaran

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 37


Laporan Praktik Kerja Lapangan

Gambar 4. 6 Mobilisasi Girder Jembatan Padjajaran

Gambar 4. 7 Crane Sumitomo

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 38


Laporan Praktik Kerja Lapangan

4.1.1.2 Pekerjaan Pemancangan Spun Pile


Pekerjaan pemancangan Spun Pile adalah bagian dari Struktur Pile Slab
pada Jembatan Padjajaran yang berada pada Sta. 56+900 – 57+500. Struktur
Pile Slab dilaksanakan karena lokasi tersebut bersinggungan langsung dengan
Situ Pamulang, sebab apabila dilaksanakan dengan metode timbunan maka luas
dari Situ Pamulang tersebut akan berkurang yang akan menyebabkan muka air
meningkat.
Pekerjaan pemancangan pada proyek ini adalah spun pile dia. 60 cm
kedalaman 19 - 20 meter berjumlah 311 titik.

Gambar 4. 8 Plan Main Road Sta. 56+900 – 57+500

Analisa Pekerjaan Pemancangan


a. Jumlah titikbor
Tiang spun pile diameter. 60 cm : 311 titik
b. Produksi
Spun pile : Ready Stock dari Waskita Batching
Plan dengan 1 grup kebutuhan
waktu
Kebutuhan waktu pelaksanaan : 5 titik/hari efektif

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 39


Laporan Praktik Kerja Lapangan

c. Peralatan yang digunakan :


Pile driver crawler 4,5 ton : 1 Unit
Crawler crane 80 ton : 1 Unit
Alat bantu lainnya
d. Kebutuhan Tenaga
Operator alat : 2 Orang
Surveyor : 1 Orang
Mandor : 1 Orang
Pekerja : 4 Orang
e. Pengendalian resiko
• Identifikasijenis bahaya dan resiko K3
• Terkena material beton (luka berat)
• Tertabrak alat bor (luka berat)
• Gangguan pendengaran akibat kebisingan alat bor.
• Pengendalian resiko K3
• Pengecekan alat bor sebelum digunakan
• Memakai alat pelindung diri lengkap
• Penempatan safety supervisor.
• Memberi batas area kerja

Adapun tahapan proses pemancangan tiang pancang adalah sebagai berikut:

1) Pengangakatan tiang pancang


Tiang pancang di angkat menggunakan mobil crane menggunakan tali besi
dengan dibantu minimal 2 orang pekerja untuk mengikat tiang pada tali dan
memasukkan bantalan kayu sebagai peredam, kemudian berlahan-lahan
dimasukkan kebawah hammer oleh operator.

2) Penyesuaian dengan titik yang akan di pancangkan


Mobil crane kemudian membawa tiang ke titik yang akan dipancang yang
dibantu minimal 2 orang pekerja, dan 2 orang lagi untuk mengatur tegak lurus

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 40


Laporan Praktik Kerja Lapangan

tiang menggunakan tali masing-masing membentuk sudut sesuai dengan rencana


struktur

3) Pemancangan pada titik


Operator tugasnya mengontrol hammer untuk pemancangan pada mobil
crane, satu orang bertugas mengikat tali hammer pada mobil untuk menjatuhkan
hammer, satu orang bertugas mengatur suspensi hammer, dan satu orang
menghitung jumlah pukulan.

4) Melepas tali ikatan tiang pancang


Setelah tiang pancang tinggal sekitar 2 meter dari atas tanah, 2 orang pekerja
melepas tali besi dari tiang pancang. Setelah melepas tali, pemancangan
dilanjutkan kembali hingga mendekati posisi tinggi tiang ideal untuk
penyambungan tiang.

5) Penyambungan tiang pancang


Setelah tiang pancang yang pertama terbenam, untuk menyambung pada
tiang yang kedua sebaiknya menyisakan tiang pancang di atas permukaan tanah
sepanjang 30 cm untuk memudahkan pengelasan tiang.
Selanjutnya sama dengan langkah 1 dan 2 yaitu pengangkatan tiang pancang
dan penyesuaian pada titik yang akan dipancangkan, sebagai tambahan, jika
posisi tiang pancang kurang pas dengan tiang yang akan disambungkan, maka
pekerja memukul tumpuan tiang dengan palu besar sampai berada pada posisi
sambungan.
Setelah sesuai maka sambungan tiang dibersihkan dari lumpur yang melekat
untuk memudahkan proses pengelasan. Selanjutnya sambungan tiang pancang
dilas oleh tukang las, dengan cara pengelasan pada kepala tiang secara melingkar
keseluruhan agar sambungan kuat. Biasanya proses pengelasan berlangsung
selama 5 menit.

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 41


Laporan Praktik Kerja Lapangan

6) Pemancangan sambungan tiang


Untuk pemancangan sambungan lakukan kembali pekerjaan seperti tahap ke-
3 dan ke-4 diatas. Jika perlu untuk melakukan sambungan kembali maka
dilaksanaknlah seperti tahap ke-5 diatas.

7) Melakukan kalendering pada tiang pancang


Saat tiang pancang hampir mendekati top pile yang disyaratkan maka
dilaksanakanlah proses kalendering. Kalendering dilakukan dengan melakukan
pukulan setidaknya 20 – 60 pukulan, apabila sudah tidak terjadi penurunan maka
dapat dikatakan spun oile sudah menembus tanah keras.

Gambar 4. 9 Spun Pile

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 42


Laporan Praktik Kerja Lapangan

Gambar 4. 10 Pemancangan Spun Pile

Gambar 4. 11 Pemancangan Spun Pile

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 43


Laporan Praktik Kerja Lapangan

4.1.2 Pekerjaan Deck Slab Jembatan Nusa Indah


Pekerjaan Lantai jembatan dapat dilakukan setelah balok gelagar di span
antara P1 dan P2 telah terpasang seluruhnya lengkap dengan diafragmanya. Pada
Jembatan Nusa Indah ini untuk lantai jembatan direncanakan mengunakan
sistem deck slab. Setelah Deck Slab selesai di cor dan telah mengering maka
dapat dilanjutakan dengan pekerjaan Flexible Pavement.

Gambar 4. 12 Design Jembatan Nusa Indah

Judul : Pekerjaan DeckSlab Jembatan Nusa Indah


Lokasi : Proyek Jalan Tol Cinere – Serpong Sta. 52 + 458

Analisa pekerjaan slab:


• Volume Pekerjaan : 121.09 m³
• Tulangan Memanjang : D 16
• Tulangan Melintang : D 16
• Jarak Antar Tulangan : 150 dan 100 mm
• Waktu Pelaksanaan : 5 hari
Analisa pekerjaan topping slab:
• Waktu Pelaksanaan : 1 hari

Tenaga dan alat kegiatan


Jumlah Alat :
➢ Hiab Crane : 1 Unit

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 44


Laporan Praktik Kerja Lapangan

➢ Truck Mixer 7 m3 : 18 Unit


➢ Concrete Pump : 2 Unit
➢ Concrete vibrator : 4 unit
➢ Alat Bantu Lain

Jumlah tenaga kerja tiap group kerja


➢ Operator : 21orang
➢ Tenaga pembesian : 20 orang
➢ Tenaga Bekisting : 8 orang
➢ Tenaga cor : 8 orang

Gambar 4. 13 Pengecoran Deck Slab Jemabatan Nusa Indah

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 45


Laporan Praktik Kerja Lapangan

4.1.3 Pekerjaan Lean Concrete

Pekerjaan lean concrete dilaksanakan sesuai dengan panjang pekerjaan


perkerasan kaku (perkerasan beton), yaitu dari STA 55+000-55+150. Pekerjaan
pemasangan bekisting di tepi memanjang dan melintang yang berfungsi sebagai
pembatas pengecoran, harus sudah selesai sebelum pengecoran lean concrete
selesai dikerjakan. Pekerjaan wet lean concrete dikerjakan secara manual,dimana
selama proses pengerasan tidak boleh dilewati kendaraan yang dapat merusak
permukaan.

Analisa dan rencana waktu penyelesaian :

• Luas pekerjaan lean concrete : 2482 m2


• Rencana waktu pelaksanaan Lean Concrete : 1 hari

Peralatan yang digunakan:

• Motor Grader 125 HP : 1 unit


• Vibrator Roller 6 T : 1 unit
• Water Tank Truck 4000 L : 1 unit

Jumlah tenaga kerja tiap grup kerja :

• Mandor : 1 orang
• Pekerja : 8 orang
• Operator Alat : 3 orang

Identifikasi jenis bahaya dan resiko K3 :

• Terkena cipratan beton ( luka ringan )


• Tertabrak truck mixer ( luka berat )
• Terkena alat vibrator roller ( luka ringan )

Pengendalian Resiko K3 :

• Pengarahan sebelum melaksanakan pekerjaan (tool box meeting)

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 46


Laporan Praktik Kerja Lapangan

• Membuat pagar atau rambu pelindung


• Memakai alat pelindung diri lengkap

Gambar 4. 14 Pengecoran Lean Concrete

4.2 Tugas Selama Praktik


4.2.1 Menghitung Volume Pekerjaan
Secara umum perhitungan volume pekerjaan dihitung oleh Kontraktor,
Namun perhitungan yang dilakukan Owner yang pada Proyek ini adalah PT.
Cinere Serpong Jaya untuk monitoring pekerjaan yang dilakukan oleh kontrakan
berdasarkan hasil opname. Pada kegiatan tersebut, kami di tugaskan untuk
menghitung volume pekerjaan pengecoran Pile Slab yang terdiri dari jumlah
tulangan dan beton yang akan di laksanankan di lapangan.

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 47


Laporan Praktik Kerja Lapangan

Tabel 4. 1 Tabel Rekapitulasi Perhitungan Volume


P23-P29

PEKERJAAN VOLUME SATUAN

PILE HEAD 549.7954 m3


FLEXIBLE PAVEMENT 73.96475 m3
CONCRETE BARIER 65.622024 m3
PILE 1680 m
SLAB 23555.476 m3
TULANGAN
D10 532.14399 Kg
D13 9153.035632 Kg
D16 2091.67056 Kg
D19 12823.79342 Kg

4.2.2 Mengoreksi Shop Drawing RCP


Dalam Kegiatan ini, akmi selaku praktikan di tugaskan untuk melakukan
koreksi pada Shop Drawing RCP (Reinforce Concrete Pipe) yang di buat oleh
Kontraktor (PT. Waskita Karya).

Pada hasil Shop Drawing Kontraktor ditemukan beberapa kesalahan atau


kekurangan seperti angka elevasi tertinggi RCP (top grade) dan juga pada angka
kemiringan RCP. Pada beberapa gambar terlihat kemiringan RCP yang terbalik
atau tidak sesuai dengan OGL (Original Ground Level).

4.3 Studi Kasus


Dalam pengamatan selama praktik kerja lapangan, praktikan menemukan
permasalahan yang layak untuk dijadikan suatu studi kasus.

Lokasi : STA 56+900 – STA 57+115 (Area Situ Kedaung)


Kasus di Lapangan : Pekerjaan Pemancangan Pile Slab STA 56+900 – STA
57+115
Pekerjaan pemancangan pada proyek ini adalah spun pile diameter 60 cm
dengan panjang tiang panjang 8, 10, 12 meter dan berjumlah 311 titik sepanjang
200 m.

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 48


Laporan Praktik Kerja Lapangan

Gambar 4.15 Plan Main Road Sta. 56+750 – 57+450

Gambar 4.16 Long Section Sta. 56+900 – 57+115


4.3.1. Permasalahan
Menurut Peraturan menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 28/PRT/M/2015 tentang penetapan garis sempadan sungai dan garis
sempadan danau. Pada pekerjaan timbunan ini posisi pekerjaan berada pada 30
meter dari garis sempadan danau, sedangkan menurut PerMen tersebut pasal 12
ayat 1 menyatakan Garis sempadan danau ditentukan mengelilingi danau paling
sedikit berjarak 50 (lima puluh) meter dari tepi muka air tertinggi yang pernah
terjadi. Oleh karena itu pekerjaan timbunan di daerah ini tidak dapat dilakukan
dan harus diganti oleh pekerjaan lain.

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 49


Laporan Praktik Kerja Lapangan

4.3.2. Alternatif Solusi Pekerjaan Konstruksi Area Situ Kedaung


Sehubungan dengan konstruksi Jalan Tol Serpong – Cinere, terdapat
beberapa alternatif solusi untuk pekerjaan geoteknik yang dirinci sebagai berikut
:
1. Minipile + 3 lapis granular dengan sparasi geotextile
- Pelaksanaan cukup cepat dan resiko sliding kecil
- Konstruksi timbunan dapat segera dilaksanakan setelah minipile terpancang
- Mengganggu tata air dan dapat menyebabkan banjir
- Biaya cukup mahal karena membutuhkan tiang pancang
- Ada resiko tiang miring saat penimbunan lapisan granular
- Memerlukan space kerja yang lebar tergantung kemiringan lereng timbunan
- Perimbunan tidak tergantung pada penurunan tanah

2. Pileslab
- Pelaksanaan cepat
- Tidak ada resiko sliding
- Penimbunan hanya untuk jalan akses sehingga tidak menyebabkan
penurunan tanah
- Area resapan dapat dipertahankan karena struktur menggunakan pier
- Biaya konstruksi mahal
- Resiko tiang pondasi tidak dapat menembus lapisan keras, harus
menggunakan predrilling
- Resiko pier terlalu tinggi sehingga memerlukan bracing pada pier
- Dampak sosial diminimalisir karena tidak membutuhkan space kerja besar

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 50


Laporan Praktik Kerja Lapangan

4.3.3. Perbandingan Keandalan Alternatif Solusi Area Situ Kedaung STA


56+925 – 57+125 (200 m)
Tabel 4. 2 Perbandingan Keandalan ALternatif Solusi
Perbandingan Keandalan Masing – Masing
Alternatif Alternatif
Biaya Waktu
Minipile + Matras Granular + Rp 32.000.000.000,00 108 hari
Embankment
Pile Slab + Prediriling Rp 75.000.000.000,00 60 Hari

4.3.4. Matriks Alternatif solusi pekerjaan konstrusi jalan tol area Situ
Kedaung
Tabel 4. 3 Matriks Alternatif Solusi
Perbandingan Keandalan Masing –
Masing Alternatif
Lingkungan

Total

Alternatif Catatan Keterangan


Waktu

Sosial
Biaya
Mutu

FK

Minipile +
Matras Alternatif
3 2 4 3 3 1 15
Granular 1
3 x 75 cm
Alternatif
Pile Slab 5 4 4 1 4 3 21 Rekom
terpilih

• Rekomendasi < 12
• Tidak Rekomendasi > 12

NB : FK = Faktor Keamanan
Terlampir surat rekomendasi dari PU Tangsel terkait Daerah Resapan dan
Tampungan Air
1. Sangat Kurang
2. Kurang
3. Sedang
4. Baik
5. Sangat Baik

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 51


Laporan Praktik Kerja Lapangan

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil Praktik Kerja Lapangan selama kurun waktu 2 bulan
di Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong STA 51+186 s/d STA 61+322,
Pekerjaan yang kami amati selama Praktik Kerja Lapangan antar lain
ialah,pekerjaan erection PCU girder Jembatan Padjajaran, pekerjaan DeckSlab
Jembatan Nusa Indah, pekerjaan pemancangan spun pile Jembatan Padjajaran,
pekerjaan lean concrete. Komunikasi dan hubungan antar pekerja, personil dan staff
di Kantor Proyek PT. Cinere Serpong Jaya terjalin dengan baik sehingga dapat
meningkatkan.produktivitas kerja, dan meminimalisir kekurangan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor dengan monitoring yang baik. Selain itu dapat
membuat pekerjaan menjadi efektif dan efisien.
Dari hasil Studi Kasus tentang pemilihan alternatif solusi pada lokasi Situ
Kedaung. Didapatkan metode pelaksanaan Pile Slab dengan perbandingan Faktor
Keamanan, Lingkungan, Mutu, Biaya, Waktu, dan Sosial.

5.2. Saran
Pihak pelaksana diharapkan agar melaksanakan pekerjaan sesuai dengan time
schedule/jadwal yang telah direncanakan agar tidak terjadi keterlambatan pekerjaan
proyek.
Lebih perhatikan alat-alat berat yang sudah termakan usia sebaiknya
diperbaiki dan dirawat sehingga tidak mengalami kendala saat melakukan produksi
dan dapat mempercepat pelaksanaan pekerjaan sehingga target penyelesaian proyek
dapat tercapai.
Lebih perhatikan data-data teknis maupun data-data non teknis yang
berhubungan dengan berjalannya proyek agar tidak terjadinya kesalahan
pengambilan keputusan maupun kesalahan dalam melakukan pekerjaan sehingga
proyek terhindar dari kegagalan dan kerugian finansial maupun kerugian waktu.

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 52


Laporan Praktik Kerja Lapangan

Penerapan K3L pada proyek sudah berjalan dengan baik. Terlihat dari pekerja
yang sudah menggunakan APD saat berada di lapangan dan spanduk-spanduk K3L
yang banyak terdapat di lokasi proyek. Namun masih ada sedikit kekurangan yaitu
tidak adanya pembersihan kendaraan yang keluar dari area proyek, sehingga
membuat terdapat tanah yang mengotori jalan-jalan di sekitar proyek. Sebaiknya
K3L juga lebih memperhatikan area di sekitar proyek, tidak hanya didalam proyek
saja.
Pihak Owner diharapkan lebih tegas kepada konsultan dan kontraktor agar
pekerjaan sesuai dengan time schedule/jadwal yang telah direncanakan agar tidak
terjadi keterlambatan pekerjaan proyek serta memenuhi standar K3L.

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Serpong 53

Anda mungkin juga menyukai