Anda di halaman 1dari 53

PERBANDINGAN BIAYA PELAKSANAAN

PEKERJAAN DINDING ANTARA METODE BATA HEBEL


DENGAN METODE PRECAST DENGAN WAKTU
PELAKSANAAN YANG SAMA

STUDI KASUS : PODOMORO CITY DELI MEDAN

TUGAS AKHIR

DISUSUN OLEH :

VICTOR

120404120

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan


NIP. 19561224 198103 1 002

Indra Jaya, S.T., M.T.


NIP. 19800630201706 1 001

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2018

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama: Victor

NIM: 120404120

Departemen: Teknik Sipil FT USU

Dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir saya dengan “Perbandingan Biaya

Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Antara Metode Bata Hebel dengan Metode Precast

dengan Waktu yang Sama” bebas plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam Tugas Akhir saya tersebut,

maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang -

undangan. Demikan pernyataan ini saya perbuat untuk dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Medan, September 2016

Penulis

(Michael)

120404034

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena hanya

oleh kasih karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.Tugas akhir ini

merupakan syarat untuk mencapai gelar sarjana Teknik Sipil bidang studi

Manajemen Rekayasa Konstruksi di Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara, dengan judul :

“Perbandingan Biaya Pelaksanaan Dinding

Antara Metode Bata Hebel dengan Metode Precast

dengan Waktu Pelaksanaan yang Sama”.

Adapun Tugas Akhir ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan serta bimbingan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak yaitu :

1. Terutama kepada kedua orang tua saya, ayahanda Krisna Gunawan Rusli dan

Ibunda Lim Sui Kim, kakak saya Lisa dan abang saya David yang telah

memberikan doa dan dukungan penuh dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Prof.Dr.Ing.Johannes Tarigan sebagai dosen pembimbing dan Bapak

Indra Jaya, S.T., M.T. sebagai dosen co-pembimbing, yang telah dengan sabar

memberi bimbingan dan dukungan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

3. Bapak Medis Sejahtera Surbakti, S.T., M.T, Ph.D. sebagai Ketua Departemen

Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


4. Bapak dan Ibu staff pengajar dan seluruh pegawai Departemen Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

5. Teman-teman angkatan 2012, Michael Tanaka, Harry Chandra, Winston

Chennady, Danan AS, Hendrik, Juvianto, Michael Dai, Randy Tandiono,

Michael Keilson, Benny Wirawan, Larry Djono, Wahyu Tanadi, Prayogo

Liuputra, Dicky Yongko, Thompson Kwan, Sarah Hutabarat, Yulistia Hadi,

serta teman-teman angkatan 2012 lainnya.

6. Teman – teman kerja praktek saya, Jeffry, Michael Dai, Sarah Hutabarat, Harry

Chandra.

7. Pemberi izin pengambilan data tugas akhir, PT.Totalindo Eka Persada

8. Seluruh rekan-rekan yang tidak mungkin saya tuliskan satu-persatu atas

dukungannya yang sangat baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari

sempurna. Untuk kesempurnaan, penulis menerima kritik dan saran. Semoga Tugas

Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, sekian dan terima kasih.

Medan, Oktober 2018

Penulis

(Victor)

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
Dalam konstruksi dikenal ada dua metode pekerjaan beton yang
dipakai yaitu metode bata hebel dan metode precast. Pada proyek Podomoro
City Medan , sebagian dinding menggunakan metode precast dan sebagian
dinding lagi mengunakan bata hebel. Berapakah perbandingan tenaga kerja,
biaya dan waktu pelaksanaan bata hebel dengan precast..

Dari hasil analisis yang dilakukan pada proyek Podomoro City,


diperoleh perbandingan biaya tenaga kerja, material dan alat kerja masing –
masing metode. Pada pekerjaan bata hebel Tower Liberty 1 lantai dibutuhkan
Rp.56.050.870,- untuk biaya tenaga kerja, dibutuhkan Rp.80.632.744,- untuk
biaya material dan dibutuhkan Rp.339.428.571 untuk biaya alat kerja.
Sedangkan pada pekerjaan dinding precast Tower Liberty 1 lantai dibutukan
Rp.49.435.879,- untuk biaya tenaga kerja, dibutuhkan Rp.148.266.677,- untuk
biaya material dan dibutuhkan Rp.150.228.571,- untuk biaya alat kerja. Pada
pekerjaan bata hebel Tower Lincoln 1 lantai dibutuhkan Rp.75.729.740,-untuk
biaya tenaga kerja, dibutuhkan Rp.108.942.050,- untuk biaya material dan
dibutuhkan Rp.339.428.571,- untuk biaya alat kerja. Sedangkan pada pekerjaan
dinding precast Tower Lincoln 1 tingkat dibutuhkan Rp.66.792.295,- untuk
biaya tenaga kerja, dibutuhkan Rp.200.321.544,- untuk biaya material dan
dibutuhkan Rp 150.228.571,- untuk biaya alat kerja

Maka pekerjaan 11 bulan untuk Tower Liberty menggunakan bata hebel


dibutuhkan total biaya Rp.476.122.185,- , sedangkan total biaya yang
digunakan untuk dinding precast sebesar Rp.347.931.127,- . dan untuk
pekerjaan Tower Lincoln menggunakan bata hebel dibutuhkan total biaya
Rp.524.100.361,- , sedangkan total biaya yang digunakan untuk dinding
precast sebesar Rp.417.342.410,- . Setelah dibandingkan metode precast
dengan metode bata hebel selisih harga 137% untuk Tower Liberty dan 125%
untuk Tower Lincoln

Kata kunci: dinding struktur beton, metode bata hebel, metode precast,
biaya dan waktu.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................... ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii

ABSTRAK.......................................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii

BAB I - PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 4

1.5 Batasan Masalah ............................................................................. 4

1.6 Sistematika Penulisan ..................................................................... 5

BAB II – TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6

2.1 Dinding Bata Hebel .......................................................................... 6

2.1.1 Pengangkutan dan Peyimpanan ............................................... 7

2.1.2 Persiapan Lapangan ................................................................ 7

Universitas Sumatera Utara


2.1.3 Pencampuran dan Pengadukan ................................................ 7

2.1.4 Pekerjaan Pemasangan ............................................................ 7

2.1.5 Pekerjaan Plasteran dan Rendering ......................................... 8

2.2 Dinding Precast ............................................................................... 8

2.2.1 Moulding dan Demoulding Dinding Precast ............................ 9

2.2.2 Peyimpanan di Pabrik ........................................................... 10

2.2.3 Transportasi dari Workshope ke Lapangan............................ 10

2.2.4 Peyimpanan di Lapangan ...................................................... 11

2.2.5 Metode Pemotongan Dimensi (Perubahan Desain) ................ 11

2.2.6 Metode Perbaikan Dinding Precast ....................................... 13

2.2.7 Metode Penambahan Dimensi Dinding Precast ..................... 15

2.2.8 Metode Pemasangan Dinding Precast.................................... 17

2.3 Analisa Harga ................................................................................ 18

2.3.1 Komponen Biaya Langsung (Direct Cost) ............................. 19

2.3.2 Komponen Biaya Tak Langsung (Indirect Cost).................... 20

2.4 Time Schedule .............................................................................. 20

2.5 Persyaratan Dinding Bangunan Tingkat Tinggi.............................. 21

2.6 Keunggulan dan Kelemahan Dinding Precast ................................ 22

2.7 Perbandingan Sistem Bata Hebel dan Precast ................................ 22

2.8 Peralatan yang Dipakai .................................................................. 24

2.3.2 Tower Crane ......................................................................... 24

Universitas Sumatera Utara


2.3.2 Scaffolding ........................................................................... 24

BAB III – METODOLOGI ............................................................................. 26

3.1 Umum .......................................................................................... 26

3.2 Tempat Penelitian ......................................................................... 26

3.3 Jenis Data Penelitian ..................................................................... 27

3.3.1 Data Primer ......................................................................... 28

3.3.2 Data Sekunder .................................................................... 28

3.4 Metode Pengambilan Data ............................................................ 28

3.5 Proses Penelitian .......................................................................... 29

3.6 Flowchart ..................................................................................... 29

BAB IV – ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ..................................... 31

4.1 Data Bangunan Kondisi Existing .................................................. 31

4.2 Data Tower 3L .............................................................................. 31

4.2.1 Biaya Peralatan ..................................................................... 31

4.2.2 Perhitungan Biaya Pekerjaan Dinding Precast ....................... 32

4.2.3 Perhitungan Biaya Pekerjaan Dinding Bata Hebel ................. 33

4.2.4 Kebutuhan Dinding Precast untuk Tower Liberty.................. 35

4.2.5 Kebutuhan Dinding Precast untuk Tower Lincoln ................. 37

4.2.6 Kebutuhan Bata Hebel untuk Tower Liberty ......................... 38

4.2.7 Kebutuhan Bata Hebel untuk Tower Lincoln ........................ 39

4.2.8 Perbandingan Biaya Metode Precast dengan Bata Hebel ....... 39

Universitas Sumatera Utara


4.3 Time Schedule ................................................................................ 40

4.3.1 Dinding Precast .................................................................... 40

4.3.2 Bata Hebel ............................................................................ 40

BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 41

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 41

5.2 Saran ................................................................................................ 41

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Denah Tower 3L ........................................................................... 2

Gambar 2.1 Flowchart Bata Hebel .................................................................... 6

Gambar 2.2 Flowchart Dinding Precast ............................................................ 9

Gambar 2.3 Pemotongan Dimensi (Perubahan Desain) (PC TIPE P-47C) ....... 12

Gambar 2.4 Perbaikan Dinding Precast (Keropos Permukaan) ( TIPE P-50C ) 13

Gambar 2.5 Perbaikan akibat Gompal (kedalaman 3-30 mm) ( TIPE P-50C ) . 14

Gambar 2.6 Perbaikan Akibat Gompal (kedalaman > 30mm) (TIPE P-50C) ... 14

Gambar 2.7 Penambahan Dimensi Dinding Precast (PC TIPE P-47C) ............ 15

Gambar 2.8 Penambahan Opening Jendela ..................................................... 16

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian ................................................. 30

Gambar 4.1 Chart Total Biaya ........................................................................ 39

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Metode Precast dengan Bata Hebel.......................... 23

Tabel 3.1 Spesifikasi Bangunan .................................................................... 27

Tabel 4.1 Tabel Harga Satuan Fabikasi Dinding Precast /m2 (Fabikasi) ........ 32

Tabel 4.2 Tabel Harga Satuan Erection& Perapihan Dinding Precast /m2 ..... 33

Tabel 4.3 Tabel Harga Satuan Pasangan Bata Hebel/m2................................ 33

Tabel 4.4 Tabel Harga Satuan Pekerjaan Pelesteran Bata Hebel/m2 .............. 34

Tabel 4.5 Tabel Analisa Harga Satuan Acian Dinding Bata Hebel/m2 ........... 34

Tabel 4.6 Kebutuhan Dinding Precast Tower Liberty .................................... 35

Tabel 4.7 Kebutuhan Dinding Precast Tower Lincoln ................................... 37

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dinding merupakan salah satu struktur bangunan yang berfungsi untuk
melindungi penghuni dari serangan hewan buas, angin, panas matahari maupun
hujan. Pembuatan dinding biasanya menggunakan batu bata merah, batako,
papan, atau triplek (Sri Handayani, 2010).
Pada beberapa dekade ini terjadi perkembangan pada material dinding,
munculnya bata hebel yang merupakan material baru sebagai alternatif
pengganti bata merah pada konstruksi dinding. Inovasi bata hebel ini dikenal
karena lebih cepat dan lebih murah namun memiliki kekurangan dari segi mutu
dan ketahanan jika dibandingkan dengan bata merah (Michael,Tedjadkk,
2014).
Penelitian ini menganalisa mana yang lebih efisien dari sisi waktu dan
biaya. Apakah dinding bata hebel atau dinding precast.Produk dinding precast
dapat dipasang dengan cepat dan kualitasnya sangat baik dari sisi struktur
(kekuatan dan kekakuannya), maupun dari sisi arsitektur (kerapihan dan
keindahan).Pada umumnya produk precast adalah untuk komponen komponen
yang berulang (repetitif), sehingga prosesnya cukup dibuat satu sebagai contoh,
jika memuaskan akan dikerjakan yang lainnya dengan kualitas sama. Metode
ini sering digunakan untuk proyek – proyek apartemen dan bangunan tinggi
lainya dengan alasan praktis dan lebih rapih. Seperti yang dilaksanakan pada
proyek apartemen di Jakarta (Yulistianingsih, 2014).

Terdapat beberapa perbedaan antara sistem bata hebel dengan precast.


Kekurangan dalam bata hebel diantaranya membutuhkan waktu pelaksanaan
konstruksi lebih lama, karena masing-masing elemen struktur yang saling
ketergantungan harus dikerjakan secara berurutan, mutu kurang terjamin,
terutama permukaan betonnya tidak sehalus beton precast, membutuhkan
banyak bekisting dan pekerja, tergantung cuaca, sangat tergantung keahlian
pelaksana. Kelebihan sistem pracetak dibanding sistem bata hebel yaitu

Universitas Sumatera Utara


memiliki keunggulan lebih ekonomis dalam penggunaan bekisting, mutu lebih
terjamin karena dikerjakan di pabrik dengan pengawasan yang baik, tidak
terlalu terpengaruh kondisi cuaca, produktivitas lebih tinggi (Afandi, 2004).

TOP(EL+107.95
)
21ST (EL+104,65) 28/3/17 – 13/4/17
20ST (EL+101,35) 11/3/17 – 27/3/17

19ST (EL+98,05) 22/2/17 – 10/3/17


18ST (EL+94,75) 5/2/17 – 21/2/17

17ST (EL+91,45) 19/1/17 – 4/2/17


16ST (EL+88,15) 2/1/17 – 18/1/17
15ST (EL+84,85) 16/12/16 – 1/1/17
14ST (EL+81,55) 29/11/16 – 15/12/16
13ST (EL+78,25) 12/11/16 – 28/11/16
12ST (EL+74,95) 26/10/16 – 11/11/16
11ST (EL+71,65) 9/10/16 – 25/10/16
10ST (EL+68,35) 22/9/16 – 8/10/16

9ST (EL+65,05) 5/9/16 – 21/9/16


8ST (EL+61,75) 19/8/16 – 4/9/16
7ST (EL+58,45) 2/8/16 – 18/8/16
6ST (EL+55,15) 25/6/16 – 1/8/16
5ST (EL+51,88) 8/6/16 – 24/6/16
4ST (EL+48,55) 21/5/16 – 7/6/16
3ST (EL+45,25) 5/5/16 – 21/5/16
2ST (EL+41,95) 18/4/16 – 4/5/16
1ST (EL+38,70) 1/4/16 – 17/4/16

Gambar 1.1 Denah Tower 3L

Universitas Sumatera Utara


Dalam hal ini peninjauan dilakukan pada pelaksanaan proyek
pembangunan Podomoro Deli City Medan yang terletak di Jalan Putri Hijau,
Medan. Pihak pelaksana utama adalah PT. Jaya CM. Podomoro City Medan
terdiri dari 9 tower dengan total 21 lantai dapat dilihat pada Gambar 1.1 .Dan
dalam pelaksanaannya proyek ini menggunakan metode bata hebel dan metode
precast.

Peninjauan tugas akhir dilakukan di podomoro karena proses


pemasangan dinding precast di podomoro mengunakan sistem pemasangan
vertikal dan dinding precast dipasang dengan kondisi belum finishing, berbeda
dengan sistem pemasangan umumnya yg dipasang secara horizontal dan
dipasang dengan keadaan finish.

Proyek pembangunan Podomoro Deli City Medan menjadi menarik


untuk dikaji sehingga dapat dilakukan analisis perbandingan pekerjaan dinding
menggunakan bata hebel dan sistem precast dari segi waktu pelaksanaan dan
biaya dari masing-masing metode terlepas dari segala keunggulan dan
kekurangan metode tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang diatas, maka didapati rumusan masalah sebagai
berikut :

1. Bagaimana sistem pekerjaan metode dinding precast pada proyek Podomoro


City Deli Medan ?
2. Bagaimana sistem pekerjaan metode dinding bata hebel pada proyek
Podomoro City Deli Medan ?
3. Berapakah perbandingan biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan dinding
bata hebel dengan dinding precast ?

1.3.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui sistem pekerjaan metode dinding precast

Universitas Sumatera Utara


2. Untuk mengetahui sistem pekerjaan metode dinding bata hebel
3. Untuk mengetahui perbandingan biaya pelaksanaan pekerjaan dinding bata
hebel dengan dinding precast dengan waktu pelaksanaan yang sama

1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk menambah wawasan peneliti mengenai dinding
precast pada proyek konstruksi.
2. Bagi Pelaku konstruksi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak –
pihak konstruksi terutama pada proyek yang menjadi objek penelitian.
3. Bagi Departemen Teknik Sipil
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi
peneliti-peneliti selanjutnya, terutama bagi mahasiswa Teknik Sipil
Universitas Sumatera Utara.

1.5.Batasan Masalah
Pembatasan masalah yang diambil dari penulisan tugas akhir ini

adalah sebagai berikut :

1. Penelitian dikhususkan pada pekerjaan dinding parimeter luar mulai lantai 1


sampai 21.
2. Penelitian dikhususkan pada pekerjaan dinding Tower 3L.
3. Analisa biaya pekerjaan dinding yang digunakan berdasarkan analisa harga
di lapangan.
4. Analisa harga satuan pekerjaan dinding precast dihitung secara global,
sehingga mendapatkan harga satuan per meter persegi.
5. Analisa waktu pelaksanaan dinding precast menggunakan schedule proyek.
6. Analisa waktu pelaksanaan dinding bata hebel (bata ringan) menggunakan
asumsi kebutuhan tenaga perhari atau rata-rata nilai produktifitas pekerja

Universitas Sumatera Utara


perhari, berdasarkan analisa data pekerjaan dinding bata hebel yang ada di
proyek tersebut.
7. Pembahasan perhitungan hanya sebatas analisa biaya pekerjaan dinding dan
tidak menghitung dari segi kekuatan struktur.
8. Perhitungan harga sebatas material, upah tenaga dan alat, tidak menghitung
faktor resiko dan lansir material.
9. Beton yang digunakan untuk dinding precast adalah K250 tebal 8cm dan
tidak memperhitungkan pembebanan. Begitu juga dengan spesifikasi bata
hebel yang digunakan adalah tebal 10cm.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini akan dibuat dalam 5 bab


dengan uraian sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang penulisan, rumusan masalah,
tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat penulisan dan sistematika
penulisan.

Bab II: Tinjauan Pustaka


Berisi tentang penjelasan umum,teori-teori yang berkaitan dan
mendukung penelitian tentang tugas akhir dan juga aplikasi lapangan.
Bab III : Metodologi Penelitian
Berisi tata cara perhitungan dan analisa yang dilakukan pada studi
lapangan ini.
Bab IV: Anasila Data dan Pembahasan
Berisi tentang hasil peninjauan dan perhitungan lalu perbandingan hasil
perhitungan tugas akhir.
Bab V: Kesimpulan dan Saran
Berisi kesimpulan dan saran dalam tugas akhir ini.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dinding Bata Hebel


Bata hebel yaitu batu bata ringan atau yang biasa disebut dengan
foamed concrete merupakan bahan yang terbuat dari mortar yang dicampur
dengan foam agent dengan melakukan control terhadap campuran foam
menjadikan densitas dari bata hebel berada diantara 500-1600 kg/m3
(Jitchaiyaphum, K.,et a.l, 2011). Adapula yang memberikan definisi lain yang
menjelaskan bahwa bata hebel memiliki suatu klasifikasi dalam hal densitas,
yaitu memiliki densitas antara 2000Kg/m3 atau lebih rendah. Terdapat dua
jenis bata hebel yang sering digunakan dalam aplikasinya sebagai konstruksi
pada dinding bangunan, yaitu bata hebel dengan jenis AAC (Autoclaved
Aerated Concrete) tipe ini sudah dapat diproduksi skala pabrik dan bata hebel
dengan jenis CLC (Celluler Lightweight Concrete).Pada dasarnya bahan
utama penyusun batu bata dari kedua jenis tersebut adalah sama yaitu
menggunakan semen, pasir, fly ash, buih, dan air (Novi Suryani,
Munasir,2015).
Pada pelaksanaan di lantai dasar tower Podomoro digunakan metode
Bata Hebel, Adapaun tahapan – tahapan pengerjaan metode Bata Hebel
adalah

Pengangkutan dan Peyimpanan


Material

Persiapan Lapangan

Pencampuran dan Pengadukan

Pekerjaan Pasangan

Pekerjaan Plasteran dan Rendering

Gambar 2.1 Flowchart Bata Hebel

Universitas Sumatera Utara


2.1.1 Pengangkutan dan Peyimpanan
Bata hebel diangkut dari truk ke stock material dalam bentuk loose
dalam keadaan baik, tidak pecah/retak, lokasi stok material harus terjangkau
oleh tower crane, permukaan stok material harus rata, dan bata hebel disusun
dengan rapi.Bata hebel di angkut menggunakan palet (tidak boleh loose)
menggunakan tower crane dari stok material ke lantai kerja keadaan baik,
tidak pecah/retak.
Dry mortar diangkut dari truk ke stok material dalam keadaan kering,
kemasan tidak robek, dan kondisi semen tidak menggumpal, tinggi alas stok
material dry mortar minimal 20 cm, Permukaan alas stok material dry mortar
harus rata dan terlindung dari hujan dan panas (bisa ditutup dengan terpal),
pengambilan menggunakan system first in first out.

2.1.2 Persiapan Lapangan


Marking pasangan dinding sesuai dengan shop drawing yang
disetujui. Garis marking harus jelas dengan notasi nya, bor pelat lantai untuk
pemasangan stek kolom praktis. Pemasangan kolom praktis setiap 12 m2
luasan dinding, diameter stek sama dengan diameter tulangan kolom, panjang
stek 40D, cipping permukaan struktur beton yang bertemu dengan dinding,
pemasangan bowplank dan benang acuan. Bowplank harus stabil dengan
verticality yang telah di cek. Benang telah di cek level horizontalnya.

2.1.3 Pencampuran dan Pengadukan


Masukan dry mortar ke dalam tempat aduk, kemudian tambahkan air
sesuai dengan spesifikasi produk dry mortar, aduk campuran tersebut sampai
diperoleh adukan yang homogeny dan warna yang seragam.

2.1.4 Pekerjaan Pasangan


Pasang bata hebel dengan ketebalan siar 10-15 mm, pemasangan
dimulai dari tepi, lapis bagian pertama pasangan utuh, kemudian lapis bagian
kedua bagian tepi ½ bata, pemotongan bata menggunakan alat potong
mekanis agar rapi.

Universitas Sumatera Utara


Bata dengan ukuran kurang dari ½ bata tidak boleh dipakai dan bata
dengan ukuran lebih dari ½ bata dipasang ditengah, stek kolom praktis sudah
terpasang, dan dowel dipasang setiap 1 m tinggi dinding, bata ringan
dipasang sampai ketinggian 1,5 m
Selama proses pemasangan harus selalu di cek verticality dan
horizontality menggunakan waterpass dan siku. Penumpangan tidak boleh
melebihi 3 mm setiap 1,5 m, pasang bekisting kolom praktis sesuai
ketinggian pasangan bata, pengecoran kolom praktis menggunakan beton
sitemix (campuran 1:2:3), pembuatan bekisting tanggulan pada area basah
dengan tinggi tanggulan 10 cm, pengecoran menggunakan beton sitemix
(campuran 1:2:3), pada pertemuan antara pasangan dinding dengan pelat
lantai atas digunakan Styrofoam.

2.1.5 Pekerjaan Plasteran dan Rendering


Setelah pekerjaan pasangan bata ringan selesai dan dipastikan
telah mengering dilanjutkan dengan pekerjaan plesteran dan rendering

2.2 Dinding Precast


Dinding Precast adalah Seluruh atau sebagian dari elemen struktur
yang dicetak pada satu tempat tertentu baik yang berada dilingkungan proyek
maupun jauh dari proyek (pabrik) yang kemudian akan dipasang pada
strukturnya. Proses beton Precast dilakukan di pabrik biasanya dengan
melalui produksi masal secara berulang dengan bentuk dan ukuran sesuai
dengan pemesanan. Harga beton Precast cenderung mahal karena harga
cetakannya yang terbuat dari plat baja yang biasanya dapat digunakan + 80
kali untuk setiap cetakan (Candy Happy Najoan, dkk,2016).
Precast dapat diartikan sebagai suatu proses produksi elemen struktur
bangunan pada suatu tempat/lokasi yang berbeda dengan tempat/lokasi
dimana elemen struktur tersebut akan digunakan (Ervianto,2006).

Universitas Sumatera Utara


Moulding dan Demoulding
Dinding Precast

Peyimpanan di Pabrik

Transportasi dari workshope ke


Lapangan

Peyimpanan di Lapangan

Metode Pemotongan Metode Metode Penambahan


Dimensi Perbaikan Dimensi

Metode Pemasangan Dinding


Precast

Gambar 2.2 Flowchart Dinding Precast

2.2.1 Moulding dan Demoulding Dinding Precast


Pada tahap moulding dan pabrikasi ini dilakukan di area lapangan,
yang jadwal pembuatannya berjalan sendiri, jadi tidak mengganggu jadwal
inti. Area pembuatan/pabrikasi ini nantinya bersebelahan dengan area
penumpukan.
Hal penting dalam faktor produksi adalah penentuan prioritas
komponen yang akan lebih dahulu dipabrikasi harus disesuaikan dengan
rencana kerja dan metode kerja yang akan direncanakan. Untuk mencapai
kesesuaian pemilihan komponen, maka dibutuhkan koordinasi antara
pabrikator dengan instalator. Area produksi harus tertata dengan baik, mulai

Universitas Sumatera Utara


dari tempat penumpukan material dasar, proses pengecoran, proses rawatan
beton serta penyimpanan beton precast
Moulding adalah proses pembuatan cetakan beton sesuai dengan
dimensi yang direncanakan. Moulding bisa dibuat dari papan, kayu dan besi.
Pada proyek Podomoro City Deli Medan digunakan moulding besi.
Demoulding adalah proses penggangkatan beton dari cetakan
Proses moulding dan demoulding di workshope dimulai dengan
memotong dan las plat siku sesuai design, kemudian oleskan oli pada
permukaan cetakan/mould, dilanjutkan dengan pembesian dan pengecoran
Pengangkatan dinding precast dari cetakan dilakukan setelah umur
beton minimal 18 jam, untuk memperkecil resiko pada saat pengangkatan,
perlu dipasang tambahan pengaku dari besi siku untuk menambah kekakuan
panel pada saat pengangkatan

2.2.2 Peyimpanan di Pabrik


Alasan penyebab dilakukan penumpukan material precast karena
jumlah beton precast yang akan dipasang sangat banyak, sehingga tidak
memungkinkan untuk pemasangan dinding precast secara langsung dari
trailer ke titik dinding precast rencana, lokasi workshope cukup luas,
sehingga tersedia tempat penumpukan dinding precast dimana tempat ini
diusahakan tidak mengganggu aktivitas proyek, peyimpanan dinding precast
diletakkan pada rak-rak dinding precast. Perlu diperhatikan bahwa alas harus
rata (memakai lantai cor atau balok kayu) dan posisi harus vertikal

2.2.3 Transportasi dari workshope ke Lapangan


Pengiriman dinding precast dari pabrik ke lokasi dengan
menggunakan truk. Truk diberi rak yang terbuat dari besi siku untuk sandaran
dinding precast. Dalam pengiriman dinding precast harus diperhatikan
kapasitas beban truk, ketinggian precast setelah diatas truk (diperhatikan
terhadap elevasi kabel-kabel yang melintas di jalan yang dilalui dr pabrik ke

Universitas Sumatera Utara


proyek, untuk menghindari kabel listrik/telepon putus tesangkut dinding
precast
Dinding precast disusun diatas truk sedemikian rupa agar bebannya
seimbang dan selanjutnya diikat. Pada bagian dinding precast yang langsung
terkena benda keras atau tali, hendaknya diberi pelindung dari karet atau
material lunak yang berfungsi untuk menghindari kerusakan pada dinding
precast

Tipe-tipe yang akan dikirim hendaknya disesuaikan dengan


kebutuhan/permintaan lapangan, karena dilapangan harus memastikan bahwa
lokasi yang akan dipasang dinding precast sudah siap, dan dinding precast
langsung bisa disetting dan tidak mneggantung terlalu lama. Pengiriman
dinding precast harus memperhatikan umur beton.

2.2.4 Peyimpanan di Lapangan


Peyimpanan dinding precast diletakkan pada rak-rak dinding precast.
Perlu diperhatikan bahwa alas harus rata (memakai lantai cor atau balok
kayu) dan posisi harus vertikal, penempatan dinding precast harus sesuai
rencana Tower Crain agar memudahkan saat pemasangan dinding precast

2.2.5 Metode Pemotongan Dimensi (Perubahan Desain)


Beri tanda pada bidang yang akan dipotong dengan tinta survey sesuai
dengan perubahan dimensi,kemudian cek apakah penampang beton masih
cukup kuat menahan beban rencana dan cek posisi embeded terpotong atau
tidak seperti pada gambar2.3, jika tidak maka proses pemotongan dapat
dilanjutkan, potong dinding precast dengan grinding machine, tambahkan
acian beton sesuai dengan keperluan untuk perataan permukaan yang
dipotong dan menutup pembesian,ampas permukaan beton sampai rata dan
halus, Siram acian beton tersebut agar tidak mudah retak dan biarkan kering

Universitas Sumatera Utara


Dipotong

Opening (700X1500)

3
3
8
5

embended

510 1000 1000 510

Opening (700X1500)

3
3
8
5

embended

510 1000 1000 510

Gambar 2.3 Pemotongan Dimensi (Perubahan Desain) (PC TIPE P-47C)

Universitas Sumatera Utara


2.2.6 Metode Perbaikan Dinding Precast
Akibat keropos permukaan / bubble pada gambar 2.4, pertama
bersihkan permukaan dinding precast yang keropos dengan sikat kawat, lalu
aplikasikan bonding agent (calbond) dengan kuas diseluruh permukaan
dinding precast yang keropos, aplikasikan campuran (MU-200 ex MU /
setara) diseluruh permukaan dinding precast yang keropos tersebut sampai
rata, biarkan permukaan mengering, haluskan bagian tersebut menggunakan
sanding machine atau dengan cara manual (amplas) sampai serata dan sehalus
permukaan dinding precast sekeliling

Bubble

2750

1225 1225
500 500 500 500

Gambar 2.4 Perbaikan Dinding Precast (Keropos Permukaan) ( TIPE P-50C )

Akibat gompal / kerusakan dinding precast dengan kedalaman 3 – 30


mm seperti pada gambar2.5 , pertama bersihkan permukaan dinding precast
yang keropos dengan sikat kawat, aplikasikan bonding agent (calbond),
dengan kuas diseluruh permukaan dinding precast yang retak, aplikasi
campuran (MU-200 ex MU / setara) diseluruh permukaan dinding precast
yang keropos tersebut sampai rata, biarkan permukaan mengering, haluskan
bagian tersebut menggunakan sanding machine atau dengan cara manual
(amplas) sampai serata dan sehalus permukaan dinding precast sekeliling

Universitas Sumatera Utara


Retak/Rusak/Gompal

2750

1225 1225
500 500 500 500

Gambar 2.5 Perbaikan Akibat Gompal (kedalaman 3-30 mm) ( TIPE P-50C )

Akibat gompal / kerusakan dinding precast dengan kedalaman > 30


mm seperti pada gambar 2.6 , pertama bersihkan permukaan dinding precast
yang rusak dengan sikat kawat, pasang tambahan angkur besi diameter 6mm,
dengan cara dinding precast dibor terlebih dahulu, aplikasi (calbond),dengan
kuas pada permukaan dinding precast yang rusak, tutup bagian yang akan di
grouting dengan bekisting, grouting dengan mengunakan (sikagrout-215)
sampai ke permukaan, biarkan permukaan mengering, amplas daerah tersebut
menggunakan sanding machine atau dengan cara amplas sampai serata dan
sehalus permukaan dinding precast sekeliling
Angkur diameter 6mm

2750

1225 1225
500 500 500 500

Gambar 2.6 Perbaikan Akibat Gompal (kedalaman > 30mm) (TIPE P-50C)

Universitas Sumatera Utara


2.2.7 Metode Penambahan Dimensi Dinding Precast
Metode penambahan dimensi dinding precast facade > 30mm seperti
pada gambar 2.7 , pasang tambahan angkur besi Ф6-150 dan tulangan frame
D10, dengan dinding precast dibor terlebih dahulu sedalam 10 cm kemudian
diepoxy kemudian chiping permukaan yang akan digrouting, bersihkan
permukaan dinding precast yang telah di chiping, aplikasi calbond dibidang
permukaan yang akan digrouting, tutup bagian yang akan di grouting dengan
bekisting, grouting dengan adukan sikagrout – 215 new, biarkan permukaan
mengering dalam 1 hari, finishing bagian yang telah digrouting menggunakan
material finishing MU-200 / setara

Stek Ф6-150 Digrouting

Opening (700X1500)

3
3
8
5

embended

50 510 1000 1000 510

Opening (700X1500)

3
3
8
5 embended

50 510 1000 1000 510

Gambar 2.7 Penambahan Dimensi Dinding Precast (PC TIPE P-47C)

Universitas Sumatera Utara


Metode penambahan opening jendela seperti pada gambar 2.8 , dari
pabrik dibuatkan kolom dengan ukuran 80 x 80 mm setinggi opening jendela
sampai ketemu dengan tulangan frame, bobok bagian atas dan bawah opening
jendela sampai ketemu dengan tulangan frame, bersihkan daerah yang telah
dibobok, pasang kolom tersebut dan kaitkan tulangan steak yang keluar dari
kolom ke dalam dinding precast, aplikasi calbond dibidang permukaan yang
akan digrouting, tutup bagian yang akan digrouting dengan begisting,
grouting dengan adukan sika grout – 215 new, biarkan permukaan mengering
dalam 1 hari, finishing bagian yang telah digrouting mengunakan material
finishing MU-200 / setara

digrouting

Opening (700X1500)

3
3
8
5

embended

510 1000 1000 510

Opening (500X1500)

embended
3
3
8
5

510 1000 1000 510

Gambar 2.8 Penambahan Opening Jendela

Universitas Sumatera Utara


2.2.8 Metode Pemasangan Dinding Precast
Pada tahap pemasangan dinding precast harus direncanakan sematang
mungkin, baik dari segi peralatan, pekerja, dan siklus pemasangannya. Alat
berat yang digunakan untuk mengangkat dinding precast adalah mobile crane,
kondisi dari mobile crane sendiri berpengaruh selama proses pemasangan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum pemasangan dinding precast
antara lain, untuk peralatan crane seperti mobile crane harus sudah siap terlebih
dahulu dilokasi proyek sebelum dinding precast disiapkan, perencanaan posisi
mobile crane dilapangan dimana panjang jangkauannya harus dapat mencapai
setiap bagian dari struktur pada dinding precast yang akan dipasang, dilakukan
pengecekan terhadap kondisi dan tulangan dinding precast sebelum dipasang,
dalam menjalankan tugasnya operator dibantu tenaga kerja untuk penempatan
dinding precast pada posisi akhir, memberikan ruang kerja bagi aktivtas crane
selama pemasangan dinding precast agar tidak terganggu aktivitas proyek lain.

Metode pemasangan dinding precast, harus dipastikan bahwa ukur dan


pastikan bahwa jarak floor to floor adalah benar sesuai gambar, jarak as kolom
dengan as kolom sesuai gambar dan diperhatikan perimeter bangunan, pasang
takle/chainblok, min pada 2 lantai di atas lantai yang akan dipasang dinding
precast, kaitkan seling pada angkur yang sudah disiapkan terlebih dahulu pada
lantai, alternatif lain chain blok dapat dipasang dengan mengkaitkan seling ke
kolom.
Dengan mengunakan tower crain angkat dinding precast yang sudah
siap untuk dipasang sedekat mungkin dengan lokasi, kaitkan rantai chainblok
pada dinding precast yang sudah tersetting sesuai posisi yang diinginkan,
lepaskan selling TC, setting dinding precast sehingga dinding precast terpasang
dengan benar, saat men-setting dinding precast, cek posisi vertikal dan
horizontal dinding mengunakan waterpass, las joint fixing dengan bracket yang
tertanam di dinding precast, semua dinding precast harus diletakkan vertikal
dan horizontal pada tempat tempat yang sudah ditentukan sesuai gambar PC
elevation, setelah dilas maka bagian-bagian baja yang telanjang harus dicat anti

Universitas Sumatera Utara


karat ( zinchromate), pekerjaan pengelasan harus dikontrol dengan benar dan
harus dilakukan oleh welder yang telah berpengalaman

2.3 Analisa Harga


Untuk penelitian ini, penulis tidak menggunakan analisa harga satuan
berdasarkan SNI, yang di gunakan adalah analisa harga satuan berdasarkan
lapangan, analisa ini merupakan standar dari perusahaan kontraktor yang di
laksanakan pada proyek Apartemen Podomoro City Deli Medan.
Harga satuan pekerjaan adalah salah satu factor penting dalam
penentuan biaya proyek, setelah kuantitas pekerjaan. Harga satuan pekerjaan
konstruksi dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain : time schedule
(waktu pelaksanaan yang ditetapkan) , metode pelaksanaan yang dipilih,
produktivitas sumber daya yang digunakan. Produktivitas suatau kegiatan
sangat berkaitan dengan biaya kegiatan tersebut. Karena produktivitas
menunjukan beberapa output atau hasil pekerjaan persatuan waktu untuk
sumber daya yang digunakan. Dengan demikian bila produktivitas tinggi,
maka akan menjamin turunnya biaya persatuan output yang dihasilkan. Harga
satuan pekerjaan dipengaruhi oleh: Upah tenaga kerja (Labors), Bahan
(Materials), Alat (Equipment) (Ariany Frederika, 2015).
Menurut Sastraatmaja (2006), analisa biaya dilakukan untuk
memperoleh perkiraan biaya pelaksanaan suatu pekerjaan dengan berdasarkan
sumber daya yang ada dan metode pelaksanaan tertentu. Dalam melakukan
analisa biaya terlebih dahulu harus mengetahui spesifikasi yang digunakan
dalam perencanaan konstruksi tersebut. Misalnya untuk volume
menggunakan satuan m3 (meter kubik). Sedangkan untuk berat menggunakan
satuan kg.
Dalam proyek-proyek besar seperti proyek konstruksi, pengoperasian
alat harus dipertimbangkan dari segi biaya yang disediakan untuk
penggunaan alat, estimasi waktu, keuntungan yang diperoleh dan
pertimbangan lainnya, sedangkan biaya pekerjaan bisa dihitung dengan
Rencana Anggaran Biaya (RAB). Untuk menghitung RAB dapat digunakan

Universitas Sumatera Utara


rumus sebagai berikut : RAB = Σ[(Volume Pekerjaan) x Harga Satuan
Pekerjaan].
Dalam rencana anggaran biaya terdapat dua komponen yang
dibutuhkan pertama-tama untuk memulai perhitungan yaitu komponen biaya
langsung (direct cost) seperti kebutuhan pembayaran gaji, pembelian
material, alat yang akan digunakan dan biaya tidak langsung (indirect cost)
seperti overhead, profit dan tax.

2.3.1 Komponen biaya langsung (direct cost)


Direct Cost adalah biaya yang mudah ditelusuri ke cost object. Bila
cost object-nya suatu produk, sebagai contoh adalah meja tulis, maka kayu
merupakan direct cost terhadap cost object meja tulis karena kayu dengan
mudah dapat ditelusuri pemakaiannya ke meja. Dengan kata lain dapat
dengan mudah dihitung berapa kebutuhan meja akan kayu. Pembebanan
direct cost ke cost object disebut tracing. Komponen biaya langsung terdiri
dari :
a. Biaya bahan / material
Merupakan harga bahan atau material yang digunakan untuk proses
pelaksanaan konstruksi, yang sudah memasukan biaya angkutan, biaya
loading dan unloading. Biaya pengepakkan, penyimpanan sementara di
gudang, pemeriksaan kualitas dan asuransi.
b. Upah tenaga kerja
Biaya yang dibayarkan kepada pekerja atau buruh dalam
menyelesaikan sutu jenis pekerjaan sesuai dengan keterampilan dan
keahliannya.
c. Biaya peralatan
Biaya yang diperlukan untuk kegiatan sewa, pengangkutan,
pemasangan alat, memindahkan, membongkar dan biaya operasi, juga dapat
dimasukkan upah dan operator mesin dan pembantunya.

Universitas Sumatera Utara


2.3.2 Komponen biaya tak langsung (indirect cost)
Indirect Cost adalah biaya yang tidak mudah ditelusuri ke cost object
sekalipun dapat ditelusuri tapi dengan cara yang tidak ekonomis. Bila cost
object-nya meja maka biaya listrik yang dipakai untuk penerangan merupakan
indirect cost terhadap cost object meja karena berapa penerangan yang
diserap oleh meja sulitlah untuk diukur. Pembebanan indirect cost ke cost
object disebut allocation. Biaya tidak langsung terdiri dari :
a. Overload umum
Overhead umum biasanya tidak dapat segera dimasukkan ke suatu
jenis pekerjaan dalam proyek itu, misalnya sewa kantor, peralatan kantor dan
alat tulis menulis, air, listrik, telepon, asuransi, pajak, bunga uang, biaya-
biaya notaris, biaya perjalanan dan pembelian berbagai macam barang-barang
kecil.
b. Overload proyek
Overhead proyek adalah biaya yang dapat dibebankan keada proyek
tetapi tidak dapat dibebankan kepada biaya bahanbahan, upah tenaga kerja
atau biaya alat-alat seperti misalnya asuransi, telepon yang dipasang di
proyek, pembelian tambahan dokumen kontrak pekerjaan, pengukuran
(survey), surat-surat ijin dan lain sebagainya. Jumlah overhead berkisar antara
12% sampai 30%.
c. Profit
Merupakan keuntungan yang didapat oleh pelaksana kegiatan proyek
(kontraktor) sebagai nilai imbal jasa dalam proses pengadaan proyek yang
sudah dikerjakan. Secara umum keuntungan yang diset oleh kontraktor dalam
penawaranya berkisar antara 10% sampai 12%.
d. Pajak
Berbagai macam pajak seperti PPN, PPh dan lainnya atas hasil operasi
perusahaan.

2.4 Time Schedule (Rencana Kerja)


Menurut (Zaenal Abidin, 2014). Pengertian Time berarti waktu,
schedule ialah memasukan kedalam daftar. Jadi yang dimaksud dengan Time

Universitas Sumatera Utara


Schedule ialah mengatur rencana kerja dari satu bagian unit pekerjaan. Time
schedule meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Kebutuhan tenaga kerja
2. Kebutuhan material dan bahan
3. Kebutuhan waktu
4. Dan transportasi pengangkutan
Dalam hal ini adalah schedule pelaksanaan khusus pekerjaan dinding
lantai 1 sampai dengan lantai 21. Bahwa terdapat perbedaan waktu antara
peleksanaan pekerjaan bataringan dengan system precast.

2.5 Penjadwalan Proyek


Menurut Ervianto (2005), Penjadwalan merupakan fase
menterjemahkan suatu perencanaan ke dalam suatu diagram diagram dalam
bentuk aktifitas sesuai dengan skala waktu yang mana setiap aktivitas harus
dilaksanakan agar proyek selesai tepat waktu dengan biaya ekonomis.
Salah satu contoh metode penjadwalan adalah PDM. Menurut
Soeharto (1999), PDM dikenal adanya konstrain. Satu konstrain hanya dapat
menghubungkan dua node, karena setiap node memiliki dua ujung yaitu
ujung awal atau mulai = (S) dan ujung akhir atau selesai = (F). Maka di sini
terdapat empat macam
konstrain yaitu:
1. Finish-to-start (FS) ; Suatu aktivitas tidak dapat dimulai selama aktivitas
sebelumnya belum berakhir.
2. Start-to-start (SS) ; Suatu aktivitas tidak dapat dimulai selama aktivitas
lain belum dimulai.
3. Finish-to-finish (FF) ; Suatu aktivitas tidak dapat diakhiri selama
aktivitas lain berakhir.
4. Start-to-Finish (SF) ; Suatu aktivitas tidak dapat diakhiri selama
aktivitas A belum dimulai.

Universitas Sumatera Utara


2.6 Keungulan dan Kelemahan Dinding Precast
Menurut Ervianto (2006), dinding precast memiliki keunggulan dan
kelebihan Keunggulan dinding precast :
1. Kualitas beton yang lebih baik. Dinding precast mempunyai mutu yang
lebih baik karena proses produksinya dilaksanakan dengan mesin dan
pengawasan yang lebih cermat.
2. Pelaksanaan konstruksi relative tidak terpengaruh cuaca. Dinding precast
diproduksi dalam lingkungan pabrik yang terlindung dari pengaruh panas
matahari maupun hujan sehingga dalam cuaca yang bagaimanapun, proses
produksi tetap berlangsung.
3. Menghemat pemakaian bekisting
Kelemahan pemakaian dinding precast :
1. Transportasi
Proses pemindahan hasil produksi dinding precast dari pabrik ke
lokasi proyek. Proses transportasi dinding precast dari pabrik ke lokasi,
yang harus dipertimbangkan adalah dimensi dan berat dinding precast.
Karena sangat berpengaruh terhadap kemampuan alat angkutnya dan
transportasinya.
2. Tahap Pengangkatan
Proses penyatuan komponen bangunan yang berupa dinding precast
untuk menjadi bagian dari bangunan tersebut. Karena tahap ini dibutuhkan
alat bantu seperti crane.
3. Tahap Penyambungan
Diperlukan perencanaan yang detail pada bagian sambungan.

2.7 Perbandingan Sistem Bata Hebel dan Precast


Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi
memisahkan / membentuk ruang. Pada bangunan rumah tinggal maupun
bangunan gedung sampai sekarang masih banyak yang mengunakan
dinding bata / bata hebel. Seiring kemajuan teknologi maka banyak pilihan
metode pekerjaan dinding yang diciptakan, salah satunya adalah dinding

Universitas Sumatera Utara


precast, bagaimana pemilihan metode yang akan digunakan untuk
pekerjaan ditinjau dari kelemahan dan keungulan tiap metode.
Tabel 2.1 Perbandingan metode precast dengan bata hebel
(Sumber:www.Ilmusipil.com)
NO ITEM BATA HEBEL PRACETAK
membutuhkan wawasan yang
luas, terutama yang ada
kaitannya dengan fabikasi
1 Desain Sederhana. sistem, transportasi serta
pelaksanaan atau pemasangan
komponen, sistem sambungan
dan sebagainya.
Efisien untuk bentuk
Efisien untuk bentuk yang
yang tidak teratur
Bentuk dan teratur/relatif besar dengan
2 dan bentang -
ukurannya jumlah bentuk-bentuk yang
bentang yang tidak
berulang.
mengulang.
Lebih cepat, karena dapat
Waktu
3 Lebih lama. dilaksanakan secara pararel
Pelaksanaan
sehingga hemat waktu 20-25%
Teknologi Butuh tenaga yang mempunyai
4 Konvensional.
Pelaksanaan keahlian.
Lebih sederhana, karena semua
Koordinasi pengecoran elemen struktur
5 Kompleks.
Pelaksanaan pracetak telah dilakukan di
pabrik.
Bersifat kompleks,
Sifatnya lebih mudah karena
Kontrol serta dilakukan
6 telah dilakukan pengawasan
Kerja dengan cara terus
oleh kualitas kontrol di pabrik.
menerus.
Tidak memerlukan lahan yang
Butuh area yang
luas untuk penyimpanan
relatif luas karena
Kondisi material selama proses
7 butuh adanya
Lahan pengerjaan konstruksi
penimbunan material
berlangsung, sehingga lebih
dan ruang gerak.
bersih terhadap lingkungan.
Kondisi Banyak dipengaruhi Tidak dipengaruhi cuaca karena
8
Cuaca oleh keadaan cuaca. dibuat di pabrik
karena dilaksanakan di pabrik,
Akurasi Sangat bergantung
9 maka ketepatan ukuran lebih
ukuran keahlihan pelaksana
terjamin
Sangat tergantung
Lebih terjamin kualitasnya
banyak faktor,
karena dikerjakan di pabrik
10 Kualitas terutama keahlihan
dengan mengunakan sistem
pekerja dan
pengawasan pabrik
pengawasan

Universitas Sumatera Utara


2.8 Peralatan yang Dipakai
Peralatan mempunyai peran yang penting guna kelancaran proses
pelaksanaan pekerjaan. Meskipun dinding precast dibuat di pabrik, namun
untuk proses pengiriman dan pemasangan menggunakan alat bantu berupa
peralatan konstruksi.
Kejelian dalam pemilihan dan perencanaan penggunaan peralatan
dapat mengakibatkan efisiensi yang tentunya akan berpengaruh besar
terhadap biaya pelaksanaan.
2.8.1 Tower Crane
Menurut Rostiyanti (2008), tower crane adalah alat berat yang utama
diperlukan di setiap pekerjaan konstruksi. Tugas dari alat ini adalah
mengangkat dan mengangkut bahan dan atau material yang akan segera
dikerjakan pada suatu proyek secara vertikal ke suatu tempat yang tinggi
maupun horizontal dengan ruang gerak yang terbatas.
Pemasangan tower crane harus direncanakan terlebih dahulu menurut
pertimbangan yang umum karena tower crane akan dipasang di tempat yang
tepat selama proyek berlangsung. Hal-hal umum yang harus dipertimbangkan
diantaranya adalah :
a. Kondisi lapangan yang tidak luas.
b. Ketinggian tidak terjangkau oleh alat lain.
c. Pergerakan alat yang tidak perlu sehingga dapat diganti oleh tower
crane.
Kapasitas angkatan tower crane ditentukan oleh radius tower crane
yang digunakan, semakin besar radius yang digunakan maka kapasitas
angkatan tower crane semakin kecil dan begitu sebaliknya. Tower crane yang
digunakan dalam tugas akhir ini adalah tower crane dengan radius 60 m
dengan kapasitas angkat 2,15 ton.

2.8.2 Scaffolding
Menurut Ervianto (2010) , Scaffolding merupakan alat bantu untuk
menyangga pada waktu pemasangan yang terbuat dari pipa rangka baja.
Ukuran scaffolding satu set yang sudah dirangkai adalah panjang 1,8m. Lebar

Universitas Sumatera Utara


1,2m. Tinggi 1,7m atau 3,6m3 atau 3m2, scaffolding mempunyai bentuk yang
menguntungkan dan sistem jack yang dapat mengatur ketinggiannya.
Komponen-komponen terdiri dari rangka pipa dengan berbagai bentuk dan
ukurannya antara lain walk thru frame, ladder frame, cantilever frame, cross
brace, u-head jack, base jack, joint pin dan pelengkap pembantu extra lainnya
Scaffolding memiliki beberapa kelebihan dibanding penyangga
tradisional yang menggunakan kayu dolken/gelam. Scaffolding dapat
digunakan berulang kali, dapat digunakan diluar atau didalam ruangan, lebih
ekonomis karena mengurangi upah tukang kayu, memiliki bentuk yang relatif
lebih rapi.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Umum

Agar proses pengerjaan Tugas Akhir ini dapat berjalan dengan baik
dan efektif maka dibutuhkanlah suatu metodologi. Bab ini membahas tentang
metodologi penelitian yang digunakan, yang meliputi kerangka penelitian,
proses penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, proses
pengumpulan data, serta metode analisisnya.
Adapun Tugas Akhir ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
metode studi kasus. Menurut Azwar (2007), penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang menekankan pada data-data numerikal (angka) yang diolah
dengan metode statistika. Dimana menurut Subana dan Sudrajat (2005), dari
segi tujuannya, penelitian ini dipakai untuk menguji suatu teori, menyajikan
suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, dan untuk menunjukkan hubungan
antar variabel.
Disisi lain, menurut Maxfield (1930), penelitian studi kasus adalah
penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase
spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subjek penelitian bisa
individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Adapun tujuan penelitian
studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang
latar belakang, sifat-sifat, serta karakter-karakter yang khas dari suatu kasus,
ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat di atas akan
dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Hasil dari penelitian studi kasus
merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari individu,
kelompok, lembaga, dan sebagainya.

3.2 Tempat Penelitian


Obyek yang digunakan untuk studi kasus penelitian ini adalah Proyek
Pembangunan Podomoro City Deli Medan, dan berikut adalah data umum
proyek tersebut:

Universitas Sumatera Utara


a. Nama proyek: Podomoro City Deli Medan
b. Lokasi Proyek: Jln. Putri Hijau no.1A, Medan, Sumatera Utara
c. Pemilik Proyek: PT Sinar Menara Deli
d. Manajemen Kontruksi: PT Jaya CM
e. Konsultan Perencana:
 Struktur : PT. HRT Widya Konsultan
 Arsitektur : PTI Architects
 ME: PT Metakom C Pranata
f. Kontraktor : PT. Totalindo Eka Persada
g. Precast Specialis: PT. Pola Beton Pracetak Indonesia
h. Spesifikasi Bangunan :
Tabel 3.1 Spesifikasi Bangunan
Keterangan Jumlah (Lantai)
Basement 3
Mall 4
Apartemen 21

3.3 Jenis Data Penelitian


Berikut adalah 2 jenis data penelitian yang digunakan:
a) Data primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari
sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini
subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap
suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang
digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu metode survei dan metode
observasi. (sumber : nagabiru86.wordpress.com)

b) Data sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat
oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan
historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang

Universitas Sumatera Utara


dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.(sumber:
nagabiru86.wordpress.com)

3.3.1 Data Primer


Berikut yang merupakan data primer adalah :
1. Jumlah Pekerja
2. Upah Pekerja

3.3.2 Data Sekunder


Berikut yang merupakan data sekunder adalah :
1. Time Schedule Pekerjaan Precast.
2. Gambar Precast.
3. Denah Precast.
4. Layout Plan.
5. Layout Plan Passanger Hoist.

3.4 Metode Pengambilan Data


Adapun data – data tersebut diambil dengan 3 metode pengambilan data,
yakni sebagai berikut:
a) Studi Literatur
Penulis mengumpulkan dan mempelajari referensi yang membahas
tentang rekayasa metode perhitungan produktivitas.
b) Metode Observasi
Penulis melakukan tinjauan langsung ke lapangan untuk pengambilan
dokumentasi maupun data proyek yang berkaitan dengan
penelitian.

c) Metode Wawancara
Penulis melakukan tanya-jawab maupun diskusi dengan beberapa
pihak yang bertanggung jawab atas proyek, seperti konsultan
perencana.

Universitas Sumatera Utara


3.5 Proses Penelitian
Dalam penelitian ini, akan digunakan beberapa data untuk mendukung
hasil penelitian ini. Data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Adapun fungsi dari data-data diatas adalah :
Data Primer
1. Jumlah Pekerja
Data ini berfungi untuk mengetahui kecepatan pekerja. Data ini dipakai
untuk membuat time schedule
2. Upah Pekerja
Data ini berfungsi untuk mendukung perhitungan produktivitas pekerja
diatas dan akan digunakan untuk membandingkan biaya
Data Sekunder
1. Time Schedule Pekerjaan Precast
Data ini untuk mengetahui kecepatan pekerjaan. Data ini dipakai untuk
perbandingan waktu metode dinding precast dengan metode dinding
bata hebel.
2. Gambar Precast
Data ini berfungsi untuk menghitung volume pekerjaan.
3. Denah Precast
Data ini berfungsi untuk menghitung volume pekerjaan.
4. Layout Plan
Data ini untuk mengetahui Letak Tower 3L.
5. Layout Plan Passanger Hoist
Data ini untuk mengetahui posisi dan luas area tower crain.

3.6 Flowchart
dalam menyusun tugas akhir dibutuhkan perencanaan untuk
membantu penulis agar tetap pada topik yang akan dibahas, oleh karena
itu dibuat sebuah flowchart penulisan yang dimulai dari menentukan judul
sampai kepada kesimpulan dan saran

Universitas Sumatera Utara


TUGAS AKHIR

MENENTUKAN JUDUL

PENGUMPULAN
JURNAL / REFERENSI

ACC NO
JUDUL

YES

PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER : DATA SEKUNDER :

1. JUMLAH 1. TIME SCHEDULE


PEKERJA PRECAST
2. UPAH 2. GAMBAR PRECAST
PEKERJA 3. DENAH PRECAST
3. BIAYA 4. LAYOUT PLAN
SEWA ALAT 5. LAYOUT PLAN
PASSANGER HOIST

PENGOLAHAN DATA

KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Bangunan Kondisi Existing


Proyek Podomoro Deli City Medan adalah salah satu Apartemen yang
berada di kota Medan di JalanPutri Hijau no 1A. Terdiri dari 9 Tower yang
masing masing memiliki ketinggian 21 lantai. Tower memiliki luas bangunan
±36000m2. Pembangunan gedung ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Upper Structure (Struktur Bagian Atas)
Luas Bangunan perlantai ±1600 m2 dengan ukuran kolom, balok, dan
pelat relatif sama dimulai dari lantai 1-21 dalam jumlah yang besar.
2. Sub Structure (Struktur Bagian Bawah)
Pondasi : Tiang Pancang Ø600mm dengan mutu beton fc 25mpa
Pile cap menggunakan mutu beton fc25 mpa
Dengan mengacu pada di atas akan dikaji beberapa alternatif metode
pelaksanaan pengerjaan struktur bagian atas, dimana pada kondisi existing
Podomoro Deli City Medan menggunakan metode cor setempat/konvensional
pada pelaksanaan beton. Alternatif yang akan digunakan adalah metode
pracetak dengan menggunakan peralatan berat dalam pelaksanaan sehingga
lebih efisien ditinjau dari segi waktu dan biaya. Sketsa denah pada gambar
Denah Precast LM 5th – LM 24th Tower Liberty dan Lincoln dan gambar
Gambar 1.1

4.2 Data Tower 3L


4.2.1 Biaya Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan dinding precast,
menggunakan alat berat tower crain (TC) dan kelengkapannya.
Total biaya tower crain (TC) per hari = Rp.4780.000,- dengan rincian:
Sewa TC = Rp2.000.000,- ; Sewa genset = Rp.400.000,- ; Solar =
Rp.960.000 ; Pelumas = Rp.1.120.000,- ; Gaji operator = Rp.300.000,-
Maka biaya sewa TC Rp.9.560.000,-/hari = Rp.286.800.000,-/bulan

Universitas Sumatera Utara


Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan dinding bata hebel
dengan alat scaffolding, biaya sewa scaffolding per hari= 2000/hari ;
jumlah scaffolding horizontal = keliling bangunan / panjang 1 set
scaffolding, jumlah scaffolding vertikal = tinggi bangunan / tinggi
scaffolding atau luas dinding / 3m2, kebutuhan scaffolding yang digunakan
adalah luas bangunan / 3 = 32.256 / 3 ≈ 10.800 pcs, maka biaya
scaffolding Rp.21.600.000,-/ hari = Rp.648.000.000,-/bulan

4.2.2 Perhitungan biaya pekerjaan dinding precast


Biaya total meliputi biaya upah pekerja, material dan alat
operational, semua biaya akan lebih mudah dibandingkan jika dibuat
dalam harga satuan masing masing. Harga satuan yang digunakan diambil
dari data AHS SNI
Tabel 4.1 Daftar harga satuan fabikasi dinding precast/m2 (fabikasi)
Harga
Kebutuhan Satuan Koefisien Satuan Jumlah
Bahan/Upah
Beton
Readymix m3 0,080 Rp750.000 Rp60.000
K250
Besi
Tulangan
Bahan D5-150Vt kg 4,841 Rp11.500 Rp55.672
& D5-
200Hz
Cetakan
(Fabikasi m2 1,000 Rp55.000 Rp55.000
Precast)
Tenaga Upah
m2 1,000 Rp50.000 Rp50.000
Kerja Produksi
Jumlah harga satuan pekerjaan Rp220.672

Biaya total meliputi biaya upah pekerja, material dan alat


operational, semua biaya akan lebih mudah dibandingkan jika dibuat
dalam harga satuan masing masing. Harga satuan yang digunakan diambil
dari data AHS SNI

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.2 Daftar analisa harga satuan erection & perapihan dinding
precast/m2
Harga
Kebutuhan Satuan Koefisien Satuan Jumlah
Bahan/Upah
Plat t=6mm
kg 1,574 Rp17.000 Rp26.758
(embedded)
Hook
Chainblok
kg 0,689 Rp11.500 Rp7.924
Besi
D10/D12
Bahan Bracket
Joint t=8- kg 1,929 Rp17.000 Rp32.793
10mm
Dyna Bold
M12 & kg 0,792 Rp13.000 Rp10.296
M10
Sealent m' 1,955 Rp34.000 Rp66.470
Tenaga Upah
m2 1 Rp55.000 Rp55.000
Kerja Pemasangan
Jumlah Harga Satuan Pekerjaan Rp199.241

Maka biaya total untuk harga satuan pekerjaan dinding precast


adalah dengan menjumlahkan harga satuan fabikasi dan harga satuan
erection dan perapihan didapat Rp.419.913/m2

4.2.3 Perhitungan biaya pekerjaan dinding bata hebel (600x200) mm


Biaya total meliputi biaya upah pekerja, material dan alat
operational, semua biaya akan lebih mudah dibandingkan jika dibuat
dalam harga satuan masing masing. Harga satuan yang digunakan diambil
dari data AHS SNI

Tabel 4.3 Daftar analisa harga satuan pasangan bata hebel/m2


Harga
Kebutuhan Satuan Koefisien Satuan Jumlah
Bahan/Upah
Bata
Hebel t m3 0,103 Rp750.000 Rp77.250,00
= 10cm
Bahan
Mortal
Perekat zak 0,087 Rp50.000 Rp4.331,00
Bata

Universitas Sumatera Utara


Ringan
@
40kg
Kolom
m' 0,667 Rp40.000 Rp26.680,00
Praktis
Pekerja OH 0,350 Rp55.000 Rp19.250,00
Tukang
Tenaga OH 0,150 Rp65.000 Rp9.750,00
Batu
Kepala
Kerja OH 0,015 Rp70.000 Rp1.050,00
Tukang
Mandor OH 0,015 Rp80.000 Rp1.200,00
Jumlah Harga Satuan Pekerjaan Rp139.498,00

Biaya total meliputi biaya upah pekerja, material dan alat


operational, semua biaya akan lebih mudah dibandingkan jika dibuat
dalam harga satuan masing masing. Harga satuan yang digunakan diambil
dari data AHS SNI
Tabel 4.4 Daftar analisa harga satuan pekerjaan pelesteran bata hebel/m2
Harga
Kebutuhan Satuan Koefisien Satuan Jumlah
Bahan/Upah
Mortal
Bahan plasteran zak 0,550 Rp40.000 Rp22.500,00
@ 40kg
Pekerja OH 0,300 Rp55.000 Rp16.500,00
Tukang
Tenaga OH 0,100 Rp65.000 Rp6.500,00
Batu
Kepala
Kerja OH 0,010 Rp70.000 Rp700,00
Tukang
Mandor OH 0,015 Rp80.000 Rp1.200,00
Jumlah Harga Satuan Pekerjaan Rp46.900,00

Biaya total meliputi biaya upah pekerja, material dan alat


operational, semua biaya akan lebih mudah dibandingkan jika dibuat
dalam harga satuan masing masing. Harga satuan yang digunakan diambil
dari data AHS SNI
Tabel 4.5 Daftar analisa harga satuan acian dinding bata hebel /m2
Harga
Kebutuhan Satuan Koefisien Satuan Jumlah
Bahan/Upah

Universitas Sumatera Utara


Mortal
Acian
Bahan zak 0,150 Rp60.000 Rp9.000,00
@40
kg
Pekerja OH 0,200 Rp55.000 Rp11.000,00
Tukang
OH 0,100 Rp65.000 Rp6.500,00
Tenaga Batu
Kepala
OH 0,010 Rp70.000 Rp700,00
Kerja Tukang
Mandor OH 0,010 Rp80.000 Rp800,00
Jumlah Harga Satuan Pekerjaan Rp28.000,00

Maka biaya total untuk harga satuan pekerjaan dinding bata hebel
adalah dengan menjumlahkan harga satuan pasangan bata hebel, harga
satuan plasteran dinding luar dalam dan harga satuan acian dinding luar
dalam didapat Rp.289.298/m2

4.2.4 Kebutuhan Dinding Precast untuk Tower LIBERTY ( 1 Lantai )


Perhitungan biaya total pekerjaan dinding precast menjumlahkan
semua biaya dari segi material dan upah dan = Rp. 419.913,- per m2.
Untuk memperoleh biaya total suatu bangunan gedung khususnya untuk
biaya pekerjaan dinding luar, maka harga satuan dinding terpasang
dikalikan dengan luas bangunan.

Tabel 4.6 Kebutuhan Dinding Precast TOWER LIBERTY


Luas Total
2 Banyak
Type (m ) Luas(m2) Harga Total
K-1C 2,1480 3 6,444 Rp901.973 Rp2.705.919
PS-2C 6,3921 3 19,1763 Rp2.684.126 Rp8.052.378
PS-3C 9,5944 1 9,5944 Rp4.028.813 Rp4.028.813
P-1C 8,5757 1 8,5757 Rp3.601.048 Rp3.601.048
P-2C 7,8338 1 7,8338 Rp3.289.514 Rp3.289.514
P-3C 5,6663 1 5,6663 Rp2.379.353 Rp2.379.353
P-4C 6,4306 1 6,4306 Rp2.700.293 Rp2.700.293
P-5C 6,3762 6 38,2572 Rp2.677.449 Rp16.064.696
P-6C 8,7893 2 17,5786 Rp3.690.741 Rp7.381.483
P-8C 7,4219 4 29,6876 Rp3.116.552 Rp12.466.209
P-11LC 8,4906 2 16,9812 Rp3.565.313 Rp7.130.627
P-14RC 8,8414 1 8,8414 Rp3.712.619 Rp3.712.619

Universitas Sumatera Utara


P-17LC 7,6364 1 7,6364 Rp3.206.624 Rp3.206.624
P-24C 6,9214 2 13,8428 Rp2.906.386 Rp5.812.772
P-25C 5,4876 1 5,4876 Rp2.304.315 Rp2.304.315
P-26C 9,6869 1 9,6869 Rp4.067.655 Rp4.067.655
P-27LC 7,1188 1 7,1188 Rp2.989.277 Rp2.989.277
P-29C 9,0894 1 9,0894 Rp3.816.757 Rp3.816.757
P-30C 7,8113 2 15,6226 Rp3.280.066 Rp6.560.133
P-31C 8,6694 1 8,6694 Rp3.640.394 Rp3.640.394
P-32RC 4,3615 1 4,3615 Rp1.831.451 Rp1.831.451
P-32LC 4,3615 1 4,3615 Rp1.831.451 Rp1.831.451
P-
1 4,3615
32RKC 4,3615 Rp1.831.451 Rp1.831.451
P-
1 4,3615
32LKC 4,3615 Rp1.831.451 Rp1.831.451
P-33C 7,9543 1 7,9543 Rp3.340.114 Rp3.340.114
P-34RC 7,0108 1 7,0108 Rp2.943.926 Rp2.943.926
P-34LC 7,0108 1 7,0108 Rp2.943.926 Rp2.943.926
P-35C 9,3881 1 9,3881 Rp3.942.185 Rp3.942.185
P-36C 7,6551 1 7,6551 Rp3.214.476 Rp3.214.476
P-37C 9,7465 1 9,7465 Rp4.092.682 Rp4.092.682
P-38C 8,6106 1 8,6106 Rp3.615.703 Rp3.615.703
P-39C 8,5263 1 8,5263 Rp3.580.304 Rp3.580.304
P-40C 8,4906 2 16,9812 Rp3.565.313 Rp7.130.627
P-41RC 11,5951 1 11,5951 Rp4.868.933 Rp4.868.933
P-41LC 11,5951 1 11,5951 Rp4.868.933 Rp4.868.933
P-42C 9,0294 1 9,0294 Rp3.791.562 Rp3.791.562
P-43C 8,4676 1 8,4676 Rp3.555.655 Rp3.555.655
P-46C 8,6106 1 8,6106 Rp3.615.703 Rp3.615.703
P-47C 9,7465 1 9,7465 Rp4.092.682 Rp4.092.682
P-48C 7,4763 1 7,4763 Rp3.139.396 Rp3.139.396
P-49C 9,3881 1 9,3881 Rp3.942.185 Rp3.942.185
P-50C 7,9543 1 7,9543 Rp3.340.114 Rp3.340.114
P-51C 8,6694 1 8,6694 Rp3.640.394 Rp3.640.394
P-52C 9,0894 1 9,0894 Rp3.816.757 Rp3.816.757
P-53C 9,8440 1 9,844 Rp4.133.624 Rp4.133.624
P-60C 1,2441 2 2,4882 Rp522.414 Rp1.044.828
P-61LC 4,3132 1 4,3132 Rp1.811.169 Rp1.811.169
470,8179 Rp197.702.557

Perhitungan biaya total pekerjaan dinding precast menjumlahkan


semua biaya dari segi material dan upah = Rp. 197.702.557,- per m2.
Untuk memperoleh biaya total suatu bangunan gedung khususnya untuk

Universitas Sumatera Utara


biaya pekerjaan dinding luar, maka total biaya ditambah dengan biaya TC ;
Rp.197.702.557+Rp.150.228.571,- = Rp.347.931.128,-

4.2.5 Kebutuhan Dinding Precast untuk Tower LINCOLN ( 1 Lantai )

Perhitungan biaya total pekerjaan dinding precast menjumlahkan


semua biaya dari segi material dan upah = Rp. 419.913,- per m2. Untuk
memperoleh biaya total suatu bangunan gedung khususnya untuk biaya
pekerjaan dinding luar, maka harga satuan dinding terpasang dikalikan
dengan luas bangunan.

Tabel 4.7 Kebutuhan PC panel TOWER LINCOLN


Luas Total
Banyak
Type (m2) Luas(m2) Harga Total
K-1C 2,1480 5 10,74 Rp901.973 Rp4.509.866
P-5C 6,3762 5 31,881 Rp2.677.449 Rp13.387.246
P-6C 8,7893 2 17,5786 Rp3.690.741 Rp7.381.483
P-8C 7,4219 4 29,6876 Rp3.116.552 Rp12.466.209
P-9C 2,5025 2 5,005 Rp1.050.832 Rp2.101.665
P-10C 4,5223 2 9,0446 Rp1.898.973 Rp3.797.945
P-11LC 8,4906 4 33,9624 Rp3.565.313 Rp14.261.253
P-
8 67,9248
11RC-T 8,4906 Rp3.565.313 Rp28.522.507
P-12RC 3,3605 2 6,721 Rp1.411.118 Rp2.822.235
P-12LC 3,3605 2 6,721 Rp1.411.118 Rp2.822.235
P-13C 6,2725 2 12,545 Rp2.633.904 Rp5.267.809
P-14LC 8,8414 2 17,6828 Rp3.712.619 Rp7.425.238
P-14RC 8,8414 2 17,6828 Rp3.712.619 Rp7.425.238
P-15C 5,6076 2 11,2152 Rp2.354.704 Rp4.709.408
P-16C 4,4151 1 4,4151 Rp1.853.958 Rp1.853.958
P-17RC 7,6364 1 7,6364 Rp3.206.624 Rp3.206.624
P-17LC 7,6364 1 7,6364 Rp3.206.624 Rp3.206.624
P-18C 6,2725 2 12,545 Rp2.633.904 Rp5.267.809
P-19C 3,7001 2 7,4002 Rp1.553.720 Rp3.107.440
P-20C 2,5025 2 5,005 Rp1.050.832 Rp2.101.665
P-27RC 7,1188 3 21,3564 Rp2.989.277 Rp8.967.830
P-28C 9,8440 2 19,688 Rp4.133.624 Rp8.267.247
P-29C 9,0894 1 9,0894 Rp3.816.757 Rp3.816.757
P-30C 7,8113 1 7,8113 Rp3.280.066 Rp3.280.066
P-31C 8,6694 1 8,6694 Rp3.640.394 Rp3.640.394
P-33C 7,9543 1 7,9543 Rp3.340.114 Rp3.340.114

Universitas Sumatera Utara


P-34LC 7,0108 1 7,0108 Rp2.943.926 Rp2.943.926
P-35C 9,3881 1 9,3881 Rp3.942.185 Rp3.942.185
P-36C 7,6551 1 7,6551 Rp3.214.476 Rp3.214.476
P-37C 9,7465 1 9,7465 Rp4.092.682 Rp4.092.682
P-38C 8,6106 1 8,6106 Rp3.615.703 Rp3.615.703
P-39C 8,5263 1 8,5263 Rp3.580.304 Rp3.580.304
P-44RC 11,6840 2 23,368 Rp4.906.263 Rp9.812.527
P-44LC 11,6840 2 23,368 Rp4.906.263 Rp9.812.527
P-45C 8,4906 4 33,9624 Rp3.565.313 Rp14.261.253
P-53C 9,8440 1 9,844 Rp4.133.624 Rp4.133.624
P-54C 7,8964 1 7,8964 Rp3.315.801 Rp3.315.801
P-55C 9,3213 1 9,3213 Rp3.914.135 Rp3.914.135
P-56C 8,8788 2 17,7575 Rp3.728.303 Rp7.456.605
P-57C 8,8788 2 17,7575 Rp3.728.303 Rp7.456.605
P-58C 9,3213 2 18,6426 Rp3.914.135 Rp7.828.270
P-59C 7,8964 2 15,7928 Rp3.315.801 Rp6.631.602
P-60C 1,2441 1 1,2441 Rp522.414 Rp522.414
P-61RC 4,3132 1 4,3132 Rp1.811.169 Rp1.811.169
P-61LC 4,3132 1 4,3132 Rp1.811.169 Rp1.811.169
636,1171 Rp267.113.840

Perhitungan biaya total pekerjaan dinding precast menjumlahkan


semua biaya dari segi material dan upah = Rp. 267.133.840,- per m2.
Untuk memperoleh biaya total suatu bangunan gedung khususnya untuk
biaya pekerjaan dinding luar, maka total biaya ditambah dengan biaya TC ;
Rp. 267.133.840 +Rp.150.228.571,- = Rp.417.422.411,-

4.2.6 Kebutuhan Bata Hebel untuk tower LIBERTY ( 1 Lantai )

Perhitungan biaya total pekerjaan dinding bata hebel


menjumlahkan semua biaya dari segi material dan upah = Rp. 289.298,-
per m2. Untuk memperoleh biaya total suatu bangunan gedung khususnya
untuk biaya pekerjaan dinding luar, maka harga satuan dinding terpasang
dikalikan dengan luas bangunan kemudian ditambahkan biaya scaffolding
; (470,8179 x Rp. 289.298,-)+Rp.339.428.571,- = Rp.475.635.247,-
Bata hebel yang diperlukan didapat dari luas bangunan dibagi luas
bata hebel ; 470,8179 / 0,12 = 5000 buah bata hebel

Universitas Sumatera Utara


4.2.7 Kebutuhan Bata Hebel untuk tower LINCOLN ( 1 Lantai )

Perhitungan biaya total pekerjaan dinding bata hebel


menjumlahkan semua biaya dari segi material, upah dan peralatan = Rp.
289.298,- per m2. Untuk memperoleh biaya total suatu bangunan gedung
khususnya untuk biaya pekerjaan dinding luar, maka harga satuan dinding
terpasang dikalikan dengan luas bangunann kemudian ditambahkan biaya
scaffolding ; (636,1171 x Rp. 289.298,-)+Rp. 339.428.571,- =
Rp.523.455.975,-
Bata hebel yang diperlukan didapat dari luas bangunan dibagi luas
bata hebel ; 636,1171 / 0,12 = 6500 buah bata hebel

4.2.8 Perbandingan Biaya Metode Precast dengan Bata Hebel

Rp600,000,000.00

Rp500,000,000.00

Rp400,000,000.00

Rp300,000,000.00
Alat
Rp200,000,000.00 Material
Upah
Rp100,000,000.00

Rp0.00

Gambar 4.1 Chart Total Biaya

Universitas Sumatera Utara


Didapati bahwa perbandingan biaya pekerjaan dinding precast

dengan pekerjaan dinding bata hebel adalah 137% pada tower Liberty dan

125% pada tower Lincoln untuk Time Schedule pekerjaan 11 bulan

4.3 Time Schedule


4.3.1 PC panel
Lampiran Time Schedule Dinding Precast

4.3.2 Bata Hebel


Lampiran Time Schedule Dinding Bata Hebel

Universitas Sumatera Utara


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Kesimpulan dari hasil Analisa Perbandingan Biaya dan Waktu

Pekerjaan Dinding Precast dengan Dinding Bata Hebel pada Proyek

Apartemen Podomoro City Deli Medan adalah :

1. Rasio biaya pekerjaan dinding precast dan bata hebel pada

pembangunan apartemen Podomoro City Deli Medan sangat spesifik

dan mampu mencapai 137% pada tower Liberty dan 125% pada tower

Lincoln untuk Time Schedule pekerjaan 11 bulan

2. Peralatan untuk metode dinding bata hebel dengan scafolding lebih

mahal, jumlah lantai yang bertambah maka biaya sewa scafolding

akan semakin tinggi. Dengan demikian maka metode precast akan

lebih menguntungkan dari segi biaya sewa alat untuk gedung diatas 10

tingkat

3. Material untuk metode dinding precast lebih tinggi karena

mengunakan besi tulangan

5.2 SARAN

Saran dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berkut :

a. Perlunya studi lebih lanjut mengenai dinding precast.

b. Perlunya penelitian lebih mendalam mengenai faktor-faktor

penghambat pekerjaan dan metode dinding precast.

c. Mengembangkan metode dinding precast agar lebih efisien.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Ariany Frederika, 2015. Analisis perbandingan harga satuan dan titik impas
pekerjaan bekisting kolom sistem konvensional dengan sistem peri dalam
pelaksanaan proyek kontruksi gedung.

Novi Suryani, Munasir, 2015. Mengetahui pengaruh penambahan fly ash


pada pembuatan bata ringan dari bahan dasar pasir vulkanik terhadap sifat
mekanik bata ringan meliputi kuat tekan.

Sri Handayani, 2010. Membuat Batu Bata dengan penambahan serbuk


gergaji.

Tedja, Michael, Charleshan.Efendi, Jefri, 2014. Perbandingan Metode


Konstruksi Bata Merahdengan Dinding Bata Ringan.

Yulistianingsih, Trijeti, 2014. Perbandingan Pelaksanaan Dinding Precast


dengan Konvensional.

Zaenal Abidin, 2014. The Application of upgrading productivity between


actual employee and modification of scheduling using fast track methode to
reduce cost and time on building ITC Surabaya.

Novdin M Sianturi, 2012. Tinjauan Penggunaan Balok Ptacetak Pada


Pembangunan Gedung.

Ariandy Frederika, A.A. Wiranata, Kadek Riska Larasati, 2014.


Perbandinagn Biaya dan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Balok Struktur
Beton Gedung Antara Metode Konvensional dengan Precast.

Irika Widiasanti, Lenggogeni, 2013. Manajemen Konstruksi. Remaja


Rosdakarya. Bandung.

Mukomoko, J.A, 2007. Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan. Gaya


Media Pratama. Jakarta.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai