Anda di halaman 1dari 32

PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL SERANG –

PANIMBANG
SIA-409 Konstruksi Jalan

Dosen : Barkah Wahyu Widianto, S.T., M.T.

Disusun oleh:
Sheilla Aprililiani 222018141
Varrel Alfariz Marzuki 222018149
Agung Trihantoro 222018196

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................1

BAB I.......................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang..........................................................................................3

1.2 Gambaran dan Lokasi Proyek........................................................................4

1.3 Data Proyek....................................................................................................5

1.3.1 Data Umum.............................................................................................5

1.3.2 Data Teknis.............................................................................................6

BAB II......................................................................................................................8

2.1 Proses Pengadaan...........................................................................................8

2.1.1 Pengadaan Konsultan..............................................................................8

2.1.2 Pengadaan Kontraktor...........................................................................10

2.2 Sistem Kontrak.............................................................................................13

2.3 Sistem Pembayaran......................................................................................14

2.4 Organisasi Proyek........................................................................................16

2.4.1 Owner (Pemilik Proyek).......................................................................17

2.4.2 Konsultan..............................................................................................18

2.4.3 Kontraktor.............................................................................................23

2.5 Pengawasan dan Pengendalian.....................................................................24

2.5.1 Pengawasan dan Pengendalian Waktu..................................................24

2.5.2 Pengawasan dan Pengendalian Biaya...................................................25

2.5.3 Pengawasan dan Pengendalian Mutu....................................................26

2.3.4 Pengawasan dan Pengendalian K3........................................................26

BAB III..................................................................................................................28

3.1 Pekerjaan Tanah...........................................................................................28


3.1.1 Galian....................................................................................................28

3.1.2 Timbunan..............................................................................................28

3.2 Pekerjaan Perkerasan Jalan..........................................................................28

3.2.1 Pekerjaan Pondasi.................................................................................28

3.2.2 Pekerjaan Aspal.....................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
BAB I
DESKRIPSI PROYEK
1.1 Latar Belakang
Penetapan Kawasan Tanjung Lesung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus
dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2012 tentang
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung di Pandeglang Provinsi
Banten, memberikan gambaran perlunya percepatan pembangunan perekonomian
di Kawasan Tanjung Lesung dan untuk menunjang percepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi nasional. Untuk menunjang dikembangkannya KEK
Tanjung Lesung, berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 56
tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional maka
dibangunlah Jalan Tol Serang-Panimbang yang menghubungkan antara Jalan Tol
Jakarta-Merak dengan KEK Tanjung Lesung.
Investasi pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang dinilai sebagai salah satu
instrumen kebijakan untuk pembangunan ekonomi atau pengembangan regional,
maka perlu dipertimbangkan investasi tersebut sebagai strategi aktif, yang
didalam pembangunannya dapat mengundang peran serta tidak hanya pemerintah
tapi juga investor swasta. Peran investor swasta sangat penting dalam strategi
pendanaan proyek infrastruktur karena keterbatasan anggaran dari pemerintah
(APBN). Karena keterbatasan anggaran tersebut, maka digunakanlah skema
KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha). Dalam rangka penerapan
KPBU di Proyek Jalan Tol Serang-Panimbang, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.,
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., dan PT Jababeka Infrastruktur telah
membuat suatu perjanjian kerja sama pembentukan perusahaan pengelola jalan tol
Serang – Panimbang yang diberi nama PT WIJAYA KARYA SERANG
PANIMBANG. Untuk PT Wijaya Karya sendiri berperan sebagai kontraktor
untuk main road sedangkan PT Pembangunan Perumahan berperan sebagai
kontraktor untuk interchange.
Jalan Tol Serang Panimbang sepanjang 83,677 km menghubungkan Jalan Tol
Jakarta-Merak dengan daerah-daerah di Selatan Provinsi Banten seperti kawasan
Lebak, Pandeglang, hingga Tanjung Lesung. Jalan tol ini terdiri dari 3 seksi,
yaitu:
a. Seksi 1 STA 00+000 – 26+950
b. Seksi 2 STA 26+950 – 50+677
c. Seksi 3 STA 50+677 – 83+677
Seksi 1 jalan tol ini terdiri dari 1 Junction di Walantaka dan 3 Interchange
(Cikeusal, Petir, dan Rangkasbitung), Seksi 2 terdiri dari 2 interchange (Cikulur
dan Cileles), dan Seksi 3 terdiri dari 2 interchange (Bojong dan Pagelaran) dan 1
Exit Toll di Panimbang. Jalan tol ini menggunakan banyak jenis metode pekerjaan
karena medan di lapangan yang sangat bervariasi mulai dari tanah keras di sisi
Utara hingga tanah persawahan yang lunak dan tanah galian yang ekspansif di sisi
Selatan.

1.2 Gambaran dan Lokasi Proyek

Gambar1.0.1 Trase Jalan Tol Serang-Panimbang


Sumber: PT. Wika Serang Panimbang

Jalan Tol Serang-Panimbang merupakan jalan tol sepanjang 83,677 km yang


terletak di Provinsi Banten. Jalan Tol ini merupakan salah satu Proyek Strategis
Nasional (PSN) dimana jalan tol ini bertujuan untuk memudahkan akses
(darimana) ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.
Biaya konstruksi pada investasi Jalan Tol Serang-Panimbang dibagi menjadi
dua seksi. Seksi 1 dan 2 STA 0+000~50+677 merupakan kewajiban Badan Usaha
Jalan Tol (BUJT) PT. Wijaya Karya Serang-Panimbang. Sedangkan seksi 3 STA
50+677~83+677 merupakan kewajiban porsi pemerintah. Pelaksanaan konstruksi
seksi 1 dan 2 dibagi menjadi 5 zona, yaitu:
a. Zona 1, STA 0+000-STA 8+500
b. Zona 2, STA 8+500-STA 18+100
c. Zona 3, STA 18+100-STA 26+550
d. Zona 4, STA 26+550-STA 37+400
e. Zona 5, STA 37+400-STA 50+677

Tabel 1.1 Trase Jalan Tol Serang-Panimbang


Sumber : PT Wijaya Karya (Persero), Tbk

1.3 Data Proyek


Data terkait Tol Serang-Panimbang terbagi dua antara lain adalah data umum
dan data teknis, berikut ini adalah penjelasan terkait data proyek Tol Serang-
Panimbang:
1.3.1 Data Umum
Data umum dari proyek Tol Serang-Panimbang adalah sebagai berikut:
 Pemilik : PT. Wijaya Karya Serang-Panimbang
 Lokasi Proyek : Kota Serang, Kab. Serang, Kab. Lebak, Kab.
Pandeglang Provinsi Banten
 Konsultan Supervisi : PT. JAYA CM – PT. Disiplan Consult – PT. Bina
Karya (Persero) KSO
 Kontraktor : PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk.
 Konsultan Perencana : PT. Buana Archicon - PT. Mega Trustlink KSO,
PT. Cipta Desain Indonesia, PT. Wiratman
Infrastructure
 No. SPMK : TP.02.01/A.DIR.WSP.001/2018, Tgl 19 Januari
2018
 Masa Pelaksanaan : 730 hari kalender sejak SPMK
 Jenis Kontrak : Modified Turnkey dengan uang muka
 Sifat Kontrak : Gabungan Lump Sum dan Unit Price
 No. Kontrak Awal : TP.01.03/A.DIR.WSP.009/2017. Tgl 04 Desember
2017
 No. Kontrak Add 1 : TP.01.03/A.DIR.WSP.001/2018. Tgl 19 Januari
2018
 Jaminan Pelaksanaan : Min 5% dari Nilai Kontrak
 Jaminan Pemeliharaan : 3% dari Nilai Kontrak dalam bentuk Uang
Retensi
 Denda : 1‰ dari nilai tagihan keterlambatan /hari (max 60
hari)

1.3.2 Data Teknis


Data teknis dari proyek Tol Serang-Panimbang adalah sebagai berikut:
 Panjang Jalan (Seksi 1 dan 2) : 50.677 km
 Kecepatan Rencana : 100 km/jam
 Jumlah Lajur : 4/2 D
 Lebar Lajur : 3.6 m
 Lebar Bahu Luar :3m
 Lebar Bahu Dalam : 1.5 m
 Lebar Median : 0.8 m (Median Concrete Barrier)
 Jenis Perkerasan Main Road : Flexible Pavement
 Jenis Perkerasan Bahu Jalan : Flexible Pavement (Bahu Dalam)
Flexible Pavement (Bahu Luar)
 Tebal perkerasan : AC-WC 40 mm, AC-BC 60mm, AC
Base 210mm
 Tebal Lapis Fondasi Agregat : Agregat Kelas A 300mm

BAB II
MANAJEMEN PROYEK
2.1 Proses Pengadaan
Proses pengadaan merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh barang atau
jasa yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya
seluruh kegiatan untuk memperoleh barang atau jasa. Pengadaan barang dan jasa
sendiri dapat dibagi menjadi dua. Pertama, pengadaan barang dan jasa pada sektor
pemerintah. Pada sektor pemerintah, pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
berlangsung cukup sulit. Proses yang berlangsung harus sesuai dengan aturan-
aturan yang telah ditetapkan dan tidak boleh melanggar peraturan sedikitpun.
Sementara itu, pengadaan barang dan jasa pada sektor non pemerintah atau
perusahaan, proses pengadaan yang dilaksanakan cenderung cukup mudah dan
tidak serumit pada proses pengadaan barang dan jasa pemerintah. Pada pengadaan
di sektor non pemerintah, aturan-aturan pengadaan barang dan jasa cenderung
mengacu pada kebijakan instansi atau perusahaan masing-masing.
Dalam pelaksanaan proses pengadaan baik pada sektor pemerintah maupun
non pemerintah harus menganut nilai dasar ataupun prinsip dasar pengadaan
barang atau jasa. Nilai dasar atau prinsip dasar tersebut berfungsi sebagai
pedoman atau landasan dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa.

2.1.1 Pengadaan Konsultan


Pengadaan jasa konsultan adalah pengadaan layanan jasa keahlian professional
dalam berbagai bidang yang dilaksanakan oleh perorangan ataupun badan usaha /
lembaga. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, bahwa Jasa Konsultansi  adalah jasa layanan profesional
yang membutuhkan keahlian tertentu di berbagai bidang keilmuan yang
mengutamakan adanya olah pikir dan metode dalam pemilihan penyedia
barang/pekerjaan konstruksi/jasa dapat melalui beberapa metode pemilihan.
Sistem pengadaan yang dapat digunakan untuk pemilihan penyedia jasa
konsultansi adalah sebagai berikut :
1. Badan usaha (semua menggunakan prakualifikasi)
a. Seleksi umum metode evaluasi kualitas
b. Seleksi umum metode evaluasi kualitas dan biaya
c. Seleksi umum metode evaluasi biaya terendah
d. Penunjukan langsung untuk penanganan darurat
e. Penunjukan langsung bukan untuk penanganan darurat
f. Pengadaan langsung
g. Sayembara.
2. Perorangan (semua menggunakan pascakualifikasi kecuali penunjukan
langsung untuk darurat, pengadaan langsung dan sayembara)
a. Seleksi umum metode evaluasi kualitas
b. Penunjukan langsung untuk penanganan darurat
c. Penunjukan langsung bukan untuk penanganan darurat
d. Pengadaan langsung
e. Sayembara.
Adapun tahapan tata cara pemilihan jasa konsultan secara umum adalah
sebagai berikut :
1. Pengumuman Prakualifikasi.
2. Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi.
3. Pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi.
4. Pembuktian kualifikasi.
5. Penetapan hasil kualifikasi.
6. Pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi.
7. Sanggahan kualifikasi.
8. Undangan kepada peserta yang masuk Daftar Pendek (short list).
9. Pengambilan Dokumen Pemilihan.
10. Pemasukan Dokumen Penawaran.
11. Penetapan peringkat teknis/pemenang.
12. Pemberitahuan/pengumuman peringkat teknis/pemenang.
13. Sanggahan.
14. Sanggahan banding.
15. Undangan klafirikasi dan negoisasi teknis dan biaya.
16. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.
17. Pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS).
18. Penunjukan Penyedia Jasa Konsultansi.

2.1.2 Pengadaan Kontraktor


Pengadaan kontraktor adalah serangkaian kegiatan mulai dari
mengitentifikasikan keperluan jasa kontraktor oleh pemilik, mempersiapkan paket
lelang, melalukan lelang, sampai tanda tangan kontrak untuk menangani
implementasi fisik proyek. Mengingat besarnya daya yang terlibat, serta resiko
yang dihadapi, maka dalam usaha mendapatkan kontraktor yang diharapkan
mampu melaksanakan tugas yang akan diberikan, perlu diterapkan seleksi yang
tepat. berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 16 tahun 2018 beserta
perubahanya yang mengatur metode pemilihan untuk mendapatkan penyedia
barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang bisa bekerja dengan efektif dan
efisien. Metode pemilihan kontraktor yang dapat digunakan yaitu sebagai berikut :
1. E-purchasing
E-purchasing sebagaimana dimaksud dalam perpres, dilaksanakan untuk
barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang sudah tercantum dalam
katalog elektronik.
2. Pengadaan langsung
Pengadaan langsung sebagaimana dimaksud dilaksanakan untuk
barang/pekerjaan konstruksi/jasa lain nya yang bernilai paling banyak
senilai Rp200.000.000,00.
Pelaksanaan pengadaan langsung dilakukan sebagai berikut:
a. Pembelian/pembayaran langsung kepada penyedia untuk pengadaan
barang/jasa lainnya yang menggunakan bukti pembelian atau kuitansi.
b. Permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta negosiasi
teknis dan harga kepada pelaku usaha untuk pengadaan langsung yang
menggunakan surat perintah kerja.
3. Penunjukan Langsung
dilaksanakan untuk barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dalam
keadaan tertentu, dengan mengundang 1 pelaku usaha yang dipilih,
dengan disertai negosiasi teknis maupun harga. Kriteria keadaan
tertentu itu meliputi:
a. Penyelenggaraan penyiapan kegiatan yang mendadak untuk
menindaklanjuti komitmen internasional yang dihadiri oleh
presiden/wakil presiden.
b. Barang/jasa yang bersifat rahasia untuk kepentingan negara meliputi
intelijen, perlindungan saksi, pengamanan presiden dan wakil
presiden, mantan presiden dan mantan wakil presiden beserta
keluarganya serta tamu negara setingkat kepala negara/ kepala
pemerintahan, atau barang/jasa lain bersifat rahasia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Pekerjaan konstruksi bangunan yang merupakan satu kesatuan sistem
konstruksi dan satu kesatuan tanggung jawab atas risiko kegagalan
bangunan yang secara keseluruhan tidak dapat
direncanakan/diperhitungkan sebelumnya.
d. Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang hanya dapat disediakan
oleh 1 pelaku usaha yang mampu.
e. Pengadaan dan penyaluran benih unggul yang meliputi benih padi,
jagung, dan kedelai, serta pupuk yang meliputi Urea, NPK, dan ZA
kepada petani dalam rangka menjamin ketersediaan benih dan pupuk
secara tepat dan cepat untuk pelaksanaan peningkatan ketahanan
pangan.
f. Pekerjaan prasarana, sarana, dan utilitas umum di lingkungan
perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang dilaksanakan
oleh pengembang yang bersangkutan.
g. Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang spesifik dan hanya
dapat dilaksanakan oleh pemegang hak paten, atau pihak yang telah
mendapat izin dari pemegang hak paten, atau pihak yang menjadi
pemenang tender untuk mendapatkan izin dari pemerintah.
h. Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang setelah dilakukan
tender ulang mengalami kegagalan.
4. Tender cepat
Tender cepat dilaksanakan dalam hal :
a. Spesifikasi dan volume pekerjaannya sudah dapat ditentukan secara
rinci.
b. Pelaku usaha telah terkualifikasi dalam sistem informasi kinerja
penyedia.
Lebih lanjut, pelaksanaan pemilihan melalui tender cepat dengan
ketentuan:
a. Peserta telah terkualifikasi dalam sistem informasi kinerja penyedia.
b. Peserta hanya memasukkan penawaran harga.
c. Evaluasi penawaran harga dilakukan melalui aplikasi.
d. Penetapan pemenang berdasarkan harga penawaran terendah.
5. Tender
Tender dilaksanakan jika tidak dapat menggunakan metode pemilihan
penyedia lain sebagaimana dimaksud Pasal 38 ayat (1) huruf a sampai
dengan huruf d Perpres 16/2018. Pelaksanaan pemilihan melalui tender
meliputi:
a. Pelaksanaan kualifikasi.
b. Pengumuman dan/atau undangan.
c. Pendaftaran dan pengambilan dokumen pemilihan.
d. Pemberian penjelasan.
e. Penyampaian dokumen penawaran.
f. Evaluasi dokumen penawaran.
g. Penetapan dan pengumuman pemenang.
h. Sanggahan.
i. Sanggahan banding.
Dalam pelaksanaan pengadaan kontraktor, terdapat kepanitiaan/organisasi
yang mengatur jalannya proses pengadaan kontraktor. Pada proyek Tol Serang-
Panimbang pun sama, namun karena kerja praktik yang dilakukan adalah pada
pihak kontraktor, tidak diketahui seperti apa susunannya.
Proses pemilihan kontraktor dilakukan oleh owner. Pengadaan kontraktor
pada proyek jalan tol Serang-Panimbang menggunakan pelelangan terbuka atau
pelelangan umum. Pelelangan umum adalah pelelangan yang dilakukan secara
terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa sekurang-
kurangnya 1 (satu) media cetak dan papan pengumuman resmi untuk umum
sehingga masyarakat luas yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat
mengikutinya. Syarat dari pelelangan umum.

2.2 Sistem Kontrak


Penyusunan sistem kontrak merupakan kegiatan menyusun kontrak paket
pekerjaan jasa yang dilakukan oleh pihak pengguna jasa dan penyedia jasa yang
telah ditunjuk pada proses pelaksanaan pelelangan. Dalam Menyusun kontrak,
pengguna dan penyedia jasa pemborongan mengacu pada dan berdasarkan naskah
draft kontrak yang ada dalam dokumen penawaran dan dokumen lainnya. Jenis
kontrak yang ada sudah diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 16 tahun 2018, yaitu sebagai berikut :
1. Lumpsum.
Kontrak lumpsum adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian
seluruh pekerjaa dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang
pasti dan tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses
penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa.
2. Harga satuan.
Kontrak harga satuan adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaa dalam batas waktu tertentu, berdasarkan
harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan
dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya masih
bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan pada
hasil pengukuran Bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah
dilakukan oleh penyedia barang/jasa.
3. Gabungan lumpsum dan harga satuan
Kontrak gabungan lumpsum dan harga satuan adalah kontrak yang
merupakan gabungan lumpsum dan harga satuan dalam satu pekerjaan
yang diperjanjikan.
4. Terima jadi (Turn Key)
Kontrak terima jadi adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah
harga pasti dan tetap sampai seluruh bangunan/konstruksi, peralatan dan
jaringan utaman maupun penunjang berfungsi dengan baik sesuai dengan
kriteria kinerja yang telah ditetapkan.
5. Persentase.
Kontrak presentase adalah kontrak pelaksanaan jasa konsultansi di bidang
konstruksi atau pekerjaan tertentu, dimana konsultan yang bersangkutan
menerima imbalan jasa berdasarkan presentase tertentu dari nilai pekerjaan fisik
konstruksi tersebut.
Pada Proyek Jalan Tol Serang-Panimbang ini jenis kontrak yang digunakan
ialah gabungan lump sum dan unit price. Berikut ini merupakan contoh dari
pekerjaan-pekerjaan dan jenis kontraknya
Tabel 2.1 Detail Pekerjaan da Jenis Kontraknya

2.3 Sistem Pembayaran


Salah satu hal penting dalam surat perjanjian antara pengguna dan penyedia
barang/jasa adalah sistem pembayaran. Sistem pembayaran sendiri merupaka
perjanjian antara pengguna dan penyedia barang/jasa tentang cara melakukan
pembayaran, apakah akan diberikan Down Payment (DP) atau uang muka atau
tidak, jika ada berapa besarnya, berapa besar dan lama retensi atau masa
pemeliharaan. Secara umum ada 2 macam cara pembayaran yaitu adalah sebagai
berikut :
1. Sistem turn key
Pada sistem ini penyedia barang/jasa akan melaksanakan seluruh
pekerjaan sampai 100% baru dilakukan pembayaran langsung 100%
dikurangi retensi 5%. Sistem ini sangat memberatkan penyedia barang/jasa
dengan modal kecil, karena harus menalangi dulu semua biaya proyek
yang dilakukan.
Cashflow sudah pasti negative karena biaya pelaksanaan proyek seperti
material dan upah tenaga kerja terus keluar tetapi pembayaran diterima
setelah semua pekerjaan selesai.
Sistem pembayaran seperti ini agak jarang digunakan karena biasanya
penyedia barang/jasa keberatan dengan sistem seperti ini.
2. Sistem termin
Dengan sistem termin maka pembayaran akan dilakukan sesuai dengan
progress pekerjaan dilapangan. Sistem termin terdapat 2 macam jenis
yaitu:
a. Progres payment
Pada sistem progress payment biasa sudah ditentukan progress
pekerjaan tertentu akan dibayar dengan ketentuan tertentu yang
dituangkan dalam kontrak. Karena berdasarkan progress, penyedia
barang/jasa tidak setiap bulan penyedia barang/jasa menerima
pembayaran.
b. Montly payment
Pada montly payment berapapun progress yang telah diperoleh setiap
akhir bulan akan dibayarkan setiap bulan nya. Biasa dengan ketentuan
progress minimum yang harus dicapai untuk dapat menerima
pembayaran. Pada sistem montly payment jika setiap bulan progress
diatas batas progress minimum maka kontraktor akan menerima
pembayaran setiap bulannya. Dari sisi cashflow sistem ini paling baik
penyedia barang/jasa.
Untuk retensi yang biasanya 5% dari nilai kontrak merupakan jaminan
pemeliharaan yang akan dibayar setelah masa pemeliharaan yang disepakati
dalam kontrak, umum nya 180 hari kalender. Jadi padasaat pekerjaan telah selesai
dan dilakukan serah terima pertama saat progress 100%, sebenarnya penyedia
barang/jasa baru dibayar 95% darinilai kontrak, sisanya 5% dari nilai kontrak
sebagai retensi akan dibayar setelah serah terima kedua atau setelah
masapemeliharaan selesai.
Jenis kontrak dari proyek jalan tol Serang-Panimbang merupakan jenis
kontrak modified turnkey. Pada kontrak modified turnkey, proyek diberikan
seluruhnya kepada kontraktor (design and build). Pembayaran dari owner ke
kontraktor pada kontrak turnkey biasa dilakukan pada saat seluruh pekerjaan
sudah selesai dan disetujui oleh owner. Tetapi dalam kontrak modified turnkey
ini, pembayaran dari owner ke kontrakator bisa dilakukan per-segmen jalan tol
dengan nilai pembayaran per-segmen yang sudah selesai tersebut yang secara
fungsi sudah bisa dioperasionalkan. Dalam hal ini, pembayaran kepada kontraktor
tidak perlu menunggu sampai Jalan Tol Serang Panimbang selesai semua.
Pembayaran bisa dilakukan jika antara 2 interchange atau junction sudah selesai
dibangun, misalkan ruas antara Juntion Walantaka sampai interchange Cikeusal
sudah selesai

2.4 Organisasi Proyek


Organisasi proyek termasuk ke dalam fungsi manajemen karena organisasi
proyek sendiri merupakan alat untuk mencapai tujuan dengan mengatur dan
mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan modal secara
efektif dan efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai kebutuhan
proyek. Yang bertugas untuk menyusun struktur organisasi proyek ini
adalah manajemen personalia. Adapun tujuan dan keuntungan dari pembentukan
struktur organisasi proyek, yaitu adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi dan pembagian kegiatan.
2. Pengelompokan penanggung jawab kegiatan.
3. Penentuan wewenang dan tanggung jawab.
4. Menyusun mekanisme pengendalian.
Sebuah proyek pekerjaan yang relatif sederhana dimungkinkan dapat
dikerjakan tanpa adanya penyusunan struktur organisasi. Akan tetapi, apabila
keterlibatan para staf yang bekerja dalam suatu proyek yang besar maka semakin
banyak pula bidang kerja yang berbeda-beda, sehingga diperlukan suatu
organisasi yang mengatur pekerjaan/tugas satu dengan yang lainnya secara
terpadu.
Strutur organisasi proyek mempermudah karyawan dalam menjalankan
pekerjaan sesuai dengan keahlian yang dimiliki serta kepada siapa karyawan itu
akan bertanggung jawab. Struktur organisasi proyek juga memperjelas tugas,
wewenang, tanggung jawab, dengan demikian akan membantu dalam mencapai
suatu tujuan perusahaan.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Proyek Tol Serang-Panimbang

Berikut di bawah ini merupakan pembahasan dari struktur organisasi proyek:


2.4.1 Owner (Pemilik Proyek)
Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instansi yang memiliki
proyek atau pekerjaan yang memberikannya kepada pihak lain yang mampu
melaksanakannya sesuai dengan perjanjian kontrak untuk merealisasikan proyek.
Owner mempunyai kewajiban pokok yaitu menyediakan dana untuk membiayai
proyek. Dibawah itu adalah penjelasan mengenai tugas dan wewenang owner
dalam pelaksanaan proyek konstruksi bangunan:
1. Tugas pemilik proyek atau owner
a. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan proyek.
b. Mengadakan kegiatan administrasi proyek.
c. Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan proyek.
d. Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau
manajemen konstruksi (MK)
e. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.
2. Wewenang yang dimiliki pemilik proyek atau owner
a. Membuat surat perintah kerja
b. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan.
c. Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas
hasil pekerjaan konstruksi.
d. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksanaan proyek yang
tidak dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi surat
perjanjian kontrak, misalnya pelaksanaan pembangunan dengan
bentuk dan material yang tidak sesuai dengan RKS.
Dalam melaksanakan pembangunan seorang pemilik proyek dapat
meminta konsultansi pengawas atau manajemen konstruksi untuk mengatur agar
proyek dapat berjalan dengan baik, sehingga owner tidak perlu repot memantau
setiap saat dan secara detail tentang bangunan yang dibangun. Namun owner
dapat membuat jadwal rapat mingguan atau bulanan untuk membahas proyek agar
sesuai dengan cita-cita dan keinginan yang diharapkan pemilik proyek. Misalkan
suatu kali owner menginginkan adanya perubahan desain dalam hal tambah
kurang pekerjaan seperti penambahan ruang atau pengurangan bentuk bangunan
pada bagian tertentu namun tetap berpedoman pada kontrak kerja konstruksi yang
dibuat bersama kontraktor sebelum memlai kegiatan pelaksanaan pembangunan
sehingga tidak ad pihak yang dirugikan.
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sendiri berada di bawah Kementerian
PUPR dan berfungsi untuk mengawasi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Untuk
BUJT di Jalan Tol Serang-Panimbang adalah PT. Wijaya Karya Serang
Panimbang dan juga berperan sebagai owner.

2.4.2 Konsultan
Konsultan merupakan peran yang penting karena mempunyai tugas sebagai
penyedia software dan brainware suatu proyek konstruksi yang bertujuan agar
pelaksanaan pembangunan dapat berjalan lancar atau sesuai rencana. Konsultan
konstruksi sendiri dibagi menjadi dua, yaitu konsultan perencana dan konsultan
pengawas. Pada umumnya orang-orang yang bekerja di kantor yang bertugas
mengawasi kegiatan konstruksi adalah manajer proyek, insinyur desain, dan
arsitek proyek. Sementara itu petugas lapangan yang mengawasi dan terjun
langsung tiap harinya di lokasi proyek diserahkan kepada kepala mandor proyek.
Mandor proyek ini mengawasi pekerjaan buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli
bangunan lainnya dimana mereka menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.
Konsultan proyek adalah badan usaha atau perorangan yang
diminta owner (pemilik proyek) untuk mengawasi pelaksanaan proyek sehingga
pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik dan dapat selesai dengan cepat.
Penyedia jasa konsultan ini harus memiliki beberapa orang ahli di bidang
Arsitektur, Teknik Sipil, Mekanikal Elektrikal, listrik dan lain-lain. Peran utama
perusahaan konsultan proyek adalah memastikan kualitas proyek konstruski
sesuai dengan perencanaan. Konsultan melakukan pengawalan terhadap client
mulai dari tahap perencanaan proyek dan perancangan pembangunan proyek
hingga masa pelaksanaan pembangunaan proyek berakhir.
Dibawah ini adalah tugas konsultan proyek antara lain sebagai berikut :
1. Mengelola administrasi dalam kontrak kerja.
2. Melakukan pengawasan selama proyek konstruksi berjalan.
3. Melampirkan/ Membuat laporan pekerjaan yang diserahkan kepada
pemilik proyek.
4. Memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek maupun
kontraktor.
5. Melakukan koreksi dan memberikan persetujuan mengenai hasil gambar
(shop drawing) yang diajukan oleh kontraktor sebagai pedoman
pelaksanaan proyek.
6. Memilih dan menyetujui tipe dan merek bahan/material konstruksi yang
diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek
namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah
dibuat sebelumnya.
Sedangkan untuk tugas konsultan proyek antara lain sebagai berikut:
1. Mengelola administrasi dalam kontrak kerja.
2. Melakukan pengawasan selama proyek konstruksi berjalan.
3. Melampirkan/ Membuat laporan pekerjaan yang diserahkan kepada
pemilik proyek.
4. Memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek maupun
kontraktor.
5. Melakukan koreksi dan memberikan persetujuan mengenai hasil gambar
(shop drawing) yang diajukan oleh kontraktor sebagai pedoman
pelaksanaan proyek.
6. Memilih dan menyetujui tipe dan merek bahan/material konstruksi yang
diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek
namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah
dibuat sebelumnya.
Untuk konsultan proyek dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:
1. Konsultan Perencana
Konsultan perencana bertugas menghasilkan detail perencanaan
bangunan, misalnya dihasilkannya gambar kontrak yang jelas tanpa
adanya pertentangan perbedaan antar gambar rencana dengan kondisi
dilapangan, spesifikasi bangunan dijelaskan dengan detail agar tidak
terjadi hambatan dalam pemilihan material saat pekerjaan pembangunan
berlangsung. Selain itu, konsultan perencana memiliki tugas untuk
merencanakan struktur, mekanikal elektrikal, arsitektur,
landscape, rencana anggaran biaya (RAB) serta dokumen-dokumen
pelengkap lainnya terkait dengan proyek yang akan dikerjakan.
Konsultan perencana mendapatkan proyek melalui proses lelang yang
diadakan panitia lelang pekerjaan konstruksi. Berikut ini adalah tugas
dan wewenang konsultan perencana dalam pelaksanaan konstrusi:
a. Tugas Konsultan Perencana
i. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan
pemilik proyek.
ii. Membuat gambar kerja pelaksanaan. Membuat Rencana kerja dan
syarat – sayarat pelaksanaan bangunan (RKS) sebagai pedoman
pelaksanaan.
iii. Membuat rencana anggaran biaya (RAB).
iv. Memproyeksikan gagasan atau ide-ide kreatif pemilik proyek ke
dalam desain bangunan.
v. Melakukan perubahan desain apabila terjadi penyimpangan
pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang tidak memungkinkan
untuk dilaksanakan sesuai dengan kontrak yang telah dibuat.
vi. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur
bangunan jika terjadi kegagalan konstruksi.
vii. Mengurus perizinan mendirikan bangunan (IMB).
b. Wewenang Konsultan perencana
i. Mempertahankan desain (konsep perancangan) dalam hal adanya
pihak – pihak pelaksana bangunan yang melaksanakan pekerjaan
tidak sesuai dengan rencana.
ii. Menentukan warna, spesifikasi dan jenis material yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
iii. Mengumpulkan data dan informasi dari lapangan, membuat
interpretasi secara garis besar terhadap KAK, konsultasi kepada
pihak pemerintah setempat terkait regulasi daerah, membuat
program perencanaan serta gagasan terhadap program yang
dicanangkan.
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, sebaiknya konsultan perencana
membuat jadwal pertemuan rutin dengan pihak-pihak terkait seperti
kontraktor dan pemilik proyek. Pertemuan tersebut tentunya untuk
membahas hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus misalnya tahap
pembuatan gambar shop drawing atau saat aproval material sebagai
pedoman pelaksanaan proyek
2. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah badan usaha atau perorangan yang ditunjuk
oleh pemilik proyek untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Dalam
mengawasi proyek konstruksi, tentunya dibutuhkan sumber daya
manusia yang ahli di bidangnya masing-masing seperti teknik sipil,
arsitektur, mekanikal elektrikal, listrik dan lain-lain sehingga sebuah
bangunan dapat dibangun dengan baik dalam waktu cepat dan efisien.
Berikut dibawah ini adalah tugas dan wewenang konsultan pengawas:
a. Tugas kontraktor pengawas
i. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan
kontrak kerja.
ii. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan
pelaksanaan proyek.
iii. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek berdasarkan laporan
teknis dari konsultan perencana untuk dapat dilihat oleh pemilik
proyek.
iv. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada
pemilik proyek maupun kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan.
v. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan
kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.
vi. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai spesifikasi, tipe
dan merek yang diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan
harapan pemilik proyek namun tetap berpedoman dengan kontrak
kerja konstruksi yang sudah dibuat sebelumnya.
b. Wewenang kontraktor pengawas
i. Memperingatkan atau menegur pihak peleksana pekerjaan jika
terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja.
ii. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan pembangunan jika kontraktor
tidak memperhatikan peringatan yang diberikan.
iii. Memberikan tanggapan atas usul pihak kontraktor.
iv. Memeriksa gambar shopdrawing dan spesifikasinya pelaksana
proyek.
v. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubaha.
vi. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar
sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya.
Konsultan pengawas biasanya dibutuhkan ketika pelaksanaannya pada
proyek bangunan skala besar seperti gedung bertingkat tinggi. Konsultan
pengawas bisa masuk ke dalam Managemen Konstruksi (MK), namun
perbedaannya adalah MK mengelola jalannya proyek dari mulai perencanaan,
pelaksanaan sampai berakhirnya proyek. Sedangkan konsultan pengawas hanya
bertugas mengawasi jalannya fase pelaksanaan proyek pembangunan. Dalam
pelaksanaannya di lapangan diperlukan kerjasama yang baik antara konsultan
pengawas dengan kontraktor agar bisa saling melengkapi dalam pelaksanaan
pembangunan.
Untuk konsultan pengendali mutu independen (PMI) adalah PT Anugerah
Kridapradania dimana PMI bertugas membantu BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol)
melakukan pemeriksaan/audit rutin dan memberi rekomendasi secara langsung
dalam pelaksanaan konstruksi jalan tol yang dilaksanakan oleh BUJT (Badan
Usaha Jalan Tol). Sedangkan hubungan kepada BUJT tidak dilaksanakan secara
langsung (dalam bagan ditunjukan dengan garis putus-putus), tetapi lebih bersifat
koordinatif bagi PMI untuk dapat melaksanakan tugasnya mewakili BPJT. Untuk
konsultan perencana adalah PT. Buana Archicon-PT. Mega Trustlink KSO, PT.
Cipta Desain Indonesia, dan PT. Wiratman Infrastructure. Selama berjalannya
proyek, proyek ini akan disupervisi oleh 1 konsultan pengawas, yaitu PT. Jaya
CM - PT. Disiplan Consult - PT. Bina Karya (Persero) KSO

2.4.3 Kontraktor
Kontraktor merupakan sebuah perusahaan atau bisa juga perorangan
profesional yang mengerejakan sebuah proyek dengan landaasan sebuah kontrak
kerja yang telah disepakati bersama. Jika kita Bicara tentang kontraktor bangunan
tentunya kata tersebut sudah tidak asing lagi di dengar orang banyak secara umum
kontraktor itu merupakan orang atau perusahaan yang kerjanya berhubungan
dengan kontrak dimana jasanya adalah membantu orang yang tidak memiliki
waktu yang cukup atau tidak memiliki sumberdaya dan pengetahuan  dalam
membangun sebuah rumah atau jenis bangunan tertentu. Dengan kata
lain kontraktor sebagai pelaksana sebuah proyek merupakan badan hukum yang
dipilih sebagai pelaksana suatu proyek sesuai dengan keahlianya. Tugas dan
tanggung jawab kontraktor didasarkan pada Kontrak kerja dengan pemilik proyek
ataupun owner , kontraktor juga akan diawasi oleh tim konsultan pengawas yang
telah di pekerjakan oleh pemilik ( owner ) sebagai konsultan pengawas.
Kontraktor dapat berkonsultasi kepada konsultan pengawas dari pemilik pekerjaan
jika terjadi masalah dalam pelaksanaan proyek, sebelum melaksanakan pekerjaan
proyek desain dan batasan RAB harus betul - betul sudah benar. Berikut adalah
tugas dan tanggung jawab dari kontraktor:
1. Pekerjaan pelaksanaan konstruksi harus sesuai dengan peraturan dan
spesifikasi yang telah direncanaakan berdasarkan isi dalam konntrak
perjanjian atau kesepakatan tersebut.
2. Mengupdate laporan perkembangan pelaksanaan proyek ( Progress )
kepada pemilik proyek dalam halnya yaitu laporan harian, mingguan,
serta bulanan. Isi dalam laporan tersenut biasanya meliputi beberapa hal
yang diantaranya adalah ; Pelaksanaan pekerjaan, perkembangan kerja
yang telah dicapai, Jumlah tenaga kerja yang digunakan, serta pengaruh
alam seperti halnya cuaca dan sebagainya.
3. Terlaksananya jadwal pekerjaan sesuai dengan rencana.
4. Menyediakan tenaga kerja, bahan, tempat demi kelancaran pelaksanaan
pekerjaan tersebut.
5. Menjaga seluruh alat yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
tersebut.
Dari beberapa rincian tugas-tugas dan tanggung jawab seorang kontraktor
dalam melaksanakan sebuah pekerjaan suatu proyek diatas, dapat di pahami
bahwa seorang kontraktor harus memiliki tanggung jawab penuh terhadap proyek
pekerjaan yang di percayakan kepadanya agar tidak membuat pemilik proyek
merasa kecewa.
PT WIKA Serang Panimbang mengadakan tender penyedia jasa konstruksi
design and build. Hasil tender menyatakan bahwa PT. Wijaya Karya (Persero),
Tbk akan berperan sebagai kontraktor design and build dalam pembangunan main
road Jalan Tol Serang Panimbang

2.5 Pengawasan dan Pengendalian


Sistem pengendalian suatu proyek dimaksudkan untuk mencapai target yang
maksimal, baik secara kualitati maupun kuantitatif. Dibawah ini adalah beberapa
pengendalian pada proyek, yaitu sebagai berikut:
2.5.1 Pengawasan dan Pengendalian Waktu
Pengawasan dan pengendalian waktu atau bisa disebut penjadwalan
merupakan hal yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek. Untuk proyek
dengan beberapa kegiatan, tahap pelaksanaan umumnya dapat dibayangkan
sehingga penjadwalan tidak terlalu dibutuhkan untuk dilakukan. Akan tetapi
berbeda masalah nya pada proyek berskala besar, dimana selain jumlah
kegiatannya yang sangat banyak dan rumitnya ketergantungan antar kegiatan tidak
mungkin diolah dalam pikiran. Penjadwalan dan pengontrolan menjadi rumit. Jadi
sangatlah penting agar kegiatan dilakukan dengan efisien dan efektif.
Waktu pelaksanaan konstruksi ditetapkan oleh owner di dalam kontrak.
Penjadwalan waktu proyek (Time Schedule) ini merupakan suatu rencana
penyelesaian bagian-bagian pekerjaan tertentu atau secara keseluruhan sehingga
diharapkan proyek ini berlangsung sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau
paling tidak dapat mengurangi adanya penyimpangan dalam tahap pelaksanaan
proyek. Umum nya ada 3 model penjadwalan proyek yaitu sebagai berikut:
a. Bar chart
b. Kurva S
c. Network Planning
Pada proyek jalan tol Serang-Panimbang, seluruh jadwal pekerjaan mengacu
kepada master schedule yang dibuat pada awal masa kontrak. Master schedule
yang digunakan berbentuk kurva S. Kurva S adalah penggambaran kemajuan
kerja dalam bobot persentase kumulatif pekerjaan pada sumbu vertikal terhadap
waktu pada sumbu horizontal.
Dari master schedule tersebut, divisi manajemen konstruksi akan
menentukan rincian dari tiap pekerjaan, seperti item dan volume pekerjaan. Data-
data tersebut akan dibandingkan dengan produktivitas dari alat, tenaga kerja, dan
material yang dimiliki sehingga diperoleh durasi dari tiaptiap pekerjaan. Dari
durasi tersebut, dapat diperoleh jadwal pekerjaan yang dapat dikerjakan di
lapangan. Setiap minggu, jadwal pekerjaan tersebut akan dievaluasi bersama
konsultan melalui rapat. Apabila proyek mengalami keterlambatan, kontraktor
dapat mengajukan penambahan waktu dengan melampirkan rincian dari alasan
keterlambatan tersebut. Kontraktor akan mengajukan penambahan waktu tersebut
dalam bentuk addendum. Apabila owner menerima pengajuan tersebut, maka
kontraktor dapat melanjutkan pembangunan. Tetapi apabila owner tidak menerima
penambahan waktu, maka keputusan selanjutnya berada di tangan owner.
2.5.2 Pengawasan dan Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya penting untuk dilakukan secara terus menerus selama
proyek berlangsung. Pengendalian biaya bahkan sebaiknya telah dilakukan sejak
tahap awal pekerjaan, karena kesempatan untuk menyesuaikan biaya paling besar
terletak pada tahapan awal pekerjaan (prakontrak), bukan pada tahap konstruksi,
konsep ini dinamakan konsep kontrol biaya. Pengendalian biaya harus difokuskan
pada aktivitas yang terjadi saat ini dan masa depan. Dengan melakukan
pengendalian biaya, kontraktor dapat mengambil langkah antisipasi atas
kemungkinan penyimpangan biaya selama pekerjaan konstruksi berlangsung, hal
ini dapat membantu kontraktor memastikan margin keungtungan yang telah
ditetapkan. pembayaran kepada kontraktor tidak perlu menunggu sampai Jalan
Tol Serang Panimbang selesai semua. Pembayaran bisa dilakukan jika antara 2
interchange atau junction sudah selesai dibangun, misalkan ruas antara Juntion
Walantaka sampai interchange Cikeusal sudah selesai
2.5.3 Pengawasan dan Pengendalian Mutu
Berhasil atau gagalnya sebuah proyek sangat bergantung pada peran
pengendalian dan pengawasan. Sebuah proyek yang sedang berjalan pasti akan
mengalami penyimpangan atau perbedaan dari rencana yang sudah ditetapkan.
Disinilah dibutuhkan campur tangan pengendalian dan pengawasan proyek.
Ada pun metode yang digunakan untuk mengendalikan mutu suatu proyek
bisa disesuaikan dengan jenis proyek dan kualitas yang diinginkan. Ada 3 metode
yang dipakai dalam pengendalian mutu suatu proyek yaitu:
a. Pemeriksaan dan Pengkajian
b. Inspeksi dan Pemeriksaan Peralatan
c. Melakukan Pengujian Dengan Sampling
Pengadaan material untuk konstruksi secara langsung ditangani oleh
kontraktor utama sesuai dengan spesifikasi teknis yang terdapat pada dokumen
kontrak. Kontraktor utama dapat memilih dengan bebas supplier dan sub-
kontraktor untuk setiap jenis pekerjaannya dengan izin owner.
Pengujian mutu bahan dilakukan oleh supplier atau sub-kontraktor yang
bersangkutan serta akan diverifikasi oleh kontraktor utama. Apabila terdapat
material yang tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi teknis, material
tersebut tidak dapat digunakan dan harus diganti dengan material yang memenuhi
syarat.
2.3.4 Pengawasan dan Pengendalian K3
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan perlindungan yang
diberikan untuk menjamin atas keamanan bekerja baik bagi pekerja, tamu
perusahaan, atau siapapun yang berada di tempat kerja termasuk yang berada di
lingkungan sekitar tempat kerja terhadap potensi bahaya yang diprediksi dapat
terjadi. Dibawah ini meruoakan prosedur umum yang dilakukan untuk melakukan
K3 adalah sebagai berikut:
a. Semua pekerja dan tamu perusahaan yang memasuki area operasi wajib
mematuhisemua peraturan dan ketentuan aspek K3;
b. Pintu Masuk dan Keluar Pintu masuk dan keluar Orang / Pekerja harus
disediakan secara khusus;
c. Lampu penerangan harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan memenuhi
aspek K3;
d. Sumber tenaga untuk penerangan harus tersedia dan memenuhi aspek K3;
e. Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai untuk
mendapat sirkulasi udara segar;
f. Jika diperlukan untuk mencegah bahaya terhadap kesehatan dari udara yang
dikotori oleh debu, gas–gas atau dari sebab – sebab lain, harus dibuatkan
ventilasi untuk pembuangan udara kotor;
g. Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas yang
berbahaya, tenaga kerja wajib menggunakan alat pelindung diri (Alat
Perlindungan Pernafasan, Respirator);
h. Penempatan rambu-rambu peringatan/larangan/anjuran harus dipasang sesuai
dengan kondisi di tempat kerja;
i. Alat pelindung diri diidentifikasi berdasarkan hasil penilaian risiko;
j. Alat pelindung diri (APD) diberikan kepada pekerja sesuai dengan jenis
pekerjaannya untuk memberikan perlindungan yang cukup, dan APD
dipelihara oleh pekerja.
Pada pemeriksaan dan evaluasi Kesehatan dan keselamatan kerja pada
proyek Tol Serang-Panimbang yaitu inspeksi harian, rapat K3 mingguan, audit
internal, Tindakan koreksi dan selalu meninjau terus juga meningkatkan
OHSAS/SMK3 untuk meningkatkan kinerja K3.
BAB III
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1 Pekerjaan Tanah
Galian dan timbunan atau yang lebih dikenal oleh orang-orang lapangan
adalah Cut and Fill dimana pekerjaan ini sangat penting baik pada pekerjaan
pembuatan jalan,bendungan, bangunan, dan reklamasi.
Galian dan timbunan dapat diperoleh daripeta situasi yang dilengkapi dengan
garis-garis kontur atau diperoleh langsung darilapangan melalui pengukuran sipat
datar profil melintang sepanjang koridor jalur proyek atau bangunan. Dibawah ini
adalah metode galian dan timbunan yang dilakukan:
3.1.1 Galian
Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan
selokan, untuk formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan
atau struktur lainnya, untuk pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah
humus, untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran,
untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk
pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal pada perkerasan lama,
dan umumnya untuk pembentukan profil dan penampang badan jalan.
3.1.2 Timbunan
Timbunan biasa merupakan material timbunan yang telah disetujui Direksi
Pekerjaan untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa
atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk
dimensi timbunan sesuai dengan garis kelandaian dan elevasi penampang
melintang yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

3.2 Pekerjaan Perkerasan Jalan


3.2.1 Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan pondasi menggunakan batu pecah dari agregat kelas A. Agregat
dipindahkan dari quarry menggunakan wheel loader ke dalam dump truck lalu
dibawa menuju lokasi proyek. Penghamparan material dilakukan menggunakan
dump truck dan diratakan dengan motor grader dengan ketebalan 30 cm.
3.2.2 Pekerjaan Aspal
Setelah lahan sudah bersih yang akan dihamparkan agregat yang sudah
dilapisi oleh aspal. Aspal dibawa oleh dump truk lalu dituangkan ke alat
pengaspal atau Asphalt Finisher, kemudian aspal akan dihamparkan. Setelah itu
aspal akan dipadatkan tandem roller dengan satu kali pasing dihitung saat tandem
roller bergerak maju kemudian mundur. Setelah dilakukan pemadatan dengan
tandem roller dilanjutkan dengan menggunakan alat yang bernama Pneumatic Tire
Roller dengan jumlah passing sesuai kesepakatan dilapangan didampingi oleh
konsultan pengawas dan pemberi tugas.
DAFTAR PUSTAKA
https://wikaserangpanimbang.com/home/profil
https://kppip.go.id/proyek-prioritas/jalan/jalan-tol-serang-panimbang/
https://repository.its.ac.id/82450/

Anda mungkin juga menyukai