Anda di halaman 1dari 86

TINJAUAN PEMBANGUNAN PERKERASAN BETON pada

PROYEK PENINGKATAN JALAN TAMIANG-CIBETIK


KECAMATAN GUNUNG SARI KABUPATEN SERANG
sta 0+000 s/d 1+000

LAPORAN
KERJA PRAKTEK

Disusun Oleh :
NAMA : AMELIA ELIZA
NPM : 2101181028

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANTEN JAYA
TAHUN 2022
HALAMAN PERSETUJUAN

TINJAUAN PEMBANGUNAN PEKERASAN BETON PADA PROYEK


PENINGKATAN JALAN TAMIANG-CIBETIK KECAMATAN GUNUNG
SARI STA 0+000 s/d 1+000

Nama : AMELIA ELIZA

NPM : 2101181028

Laporan Kerja Praktek ini disetujui pada tanggal 19 - Januari - 2022

Dosen Pembimbing,

Telly Rosdiyani, ST., MT


NIDN 0404087605

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : TINJAUAN PEMBANGUNAN PEKERASAN BETON PADA


PROYEK PENINGKATAN JALAN TAMIANG-CIBETIK
KECAMATAN GUNUNG SARI STA 0+000 s/d 1+000
Nama : Amelia Eliza
NIM : 2101181028

Laporan Kerja Praktik ini telah diperiksa,dan dinilai oleh Dewan penilai di
Program Studi Teknik Sipil Universitas Banten Jaya (UNBAJA) pada Tanggal 19-
Januari-2022

Serang, 19 – Jaanuari - 2022

Penguji, Pembimbing,

Telly Rosdiyani, ST.,MT


Nila Prasetyo Artiwi, S NIDN 040487605
NIDN 0401097502

Mengethui,
Dekan Fakultas Teknik, Ketua Program Teknik Sipil,

Frebhika Sri Puji Pangesti, ST.,M.Sc Nila Prastyo Artiwi, ST., MT


NIDN 0423028403 NIDN 0401097502

iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Puji syukur kupanjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
karunianya sehingga saya dibserikan kelancaran untuk dapat
menyelesaikan tugas laporan kerja praktek ini.

Alhamdulillahirabbil'alamin
Kupersembahkan semua ini untuk mamah papah yang selalu
senantiasa mendoakan anakmu ini sampai detik ini.

Untuk semua kakak-kakakku tersayang yang selalu suport.

Untuk sahabat-sahabatku (Pejuang S1) yang selalu menggodaku untuk


bermain, yang pada akhirnya tetap membantuku menyelesaikan
laporan kerja praktek ini.

Untuk dosen-dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuannya


kepadaku, dan memberikan semangat untuk tetap menyelesaikan
kuliah ini.

Dan spesial yang terakhir untuk “Calon” Suami ku kelak.


............................................................................
...............................................................
Semoga sehat selalu
Cukup sekian & terima kasih banyak buat semuanya.

iv
ABSTRAK

Nama : Amelia Eliza


NPM : 2101181028
Judul : Tinjauan Pembangunan Perkerasan Beton Pada Proyek
Peningkatan Jalan Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari
Sta 0+000 s/d 1+000
Pembimbing : Telly Rosdiyani, ST.,MT

Dalam rangka meningkatkan sarana dan prasarana umum didaerah Kab.Serang , melalui
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Serang menunjuk PT. Buana
Cakrra Konsultan sebagai Konsultan Pengawas serta PT. Tunggal Jaya Mandiri sebagai
kontraktor pelaksana.mempunyai program untuk meningkatkan jalan Tamiang-Cibetik
Kecamatan Gunung Sari, jalan tersebut jalan Kabupaten sekaligus jalan penghubung yang
terletak pada area pemukiman Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari karena kondisi
jalan sudah mengalami kerusakan, sehingga mengakibatkan jalan sulit dilewati dengan
waktu tempuh perjalanan semakin lama. Program pemerintah sangatlah membutuhkan
konsultan dibidang terkait. Oleh karena itu konsultan sebagai pengawas dilapangan
disamping ada pengawas dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Serang dan peningkatan jalan Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari Provinsi Banten
dengan tujuan meningkatkan prasarana yang sangat dibutuhkan dalam sistem transportasi
untuk menghubungkan suatu tempat ketempat lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan
ekonomi, sosial dan budaya Ruas panjang proyek 2050m dengan lebar 4m menggunakan
Lean Concereate 10 Mpa dan perkerasan kaku (Rigid Pavement) dengan menggunakan
mutu beton fc'35 Mpa tebal 20cm. Hasil pengawasan dan pengendalian sesuai dengan
spesifikasi teknis yang telah direncanakan.

Kata kunci: Pembangunan Lean Concereate, Pelaksanaan jalan beton Tamiang-


Cibetik.

v
ABSTRACT

Name : Amelia Eliza


NPM : 2101181028
Tittle : Overview Of Coccrete Pavement Development in the
Tamiang-Cibetik Road Improvement Project, Gunung Sari
District Sta 0+000 s/d 1+000
Adviser : Telly Rosdiyani, ST. MT

In order to improve public facilities and infrastructure in Serang Regency, through the
Department of Public Works and Spatial Planning, Serang Regency appointed PT. Buana
Cakrra Consultant as Supervisory Consultant and PT. Tunggal Jaya Mandiri as the
implementing contractor. has a program to improve the Tamiang-Cibetik road, Gunung
Sari District, the road is a Regency road as well as a connecting road located in the
Tamiang-Cibetik residential area, Gunung Sari District because the road conditions have
been damaged, resulting in difficult roads to pass by. travel time is getting longer.
Government programs are in dire need of consultants in related fields. Therefore, the
consultant acts as a supervisor in the field in addition to a supervisor from the Public Works
and Spatial Planning Office of Serang Regency and the improvement of the Tamiang-
Cibetik road, Gunung Sari District, Banten Province with the aim of improving the
infrastructure that is needed in the transportation system to connect one place to another in
order to meet the needs economic, social and cultural The project section is 2050m long
and 4m wide using Lean Concereate 10 MPa and rigid pavement using concrete quality
fc'35 MPa with a thickness of 20 cm. The results of supervision and control are in
accordance with the technical specifications that have been planned.

Keywords: Construction of Lean Concereate, Implementation of the Tamiang-


Cibetik concrete road.

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wa barokatuh.


Puji dan syukur penulis ucapkan atas Rahmat Allah Subhana Wata’alah,
karena-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek yang berjudul
“TINJAUAN PEMBANGUNAN PEKERASAN BETON PADA PROYEK
PENINGKATAN JALAN TAMIANG-CIBETIK KECAMATAN GUNUNG
SARI STA 0+000 s/d 1+000” dengan konsentrasi struktur bawah. Laporan Kerja
Praktek ini dibuat sebagai laporan pertanggung jawaban terhadap Kerja Praktek
selama 30 (Tiga puluh) hari kalender selama berada di lokasi proyek. Selain itu,
laporan ini dibuat guna untuk memenuhi penilaian mata kuliah Kerja Praktek dan
sebagai salah satu syarat mengikuti Tugas Akhir (TA).
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan doa dari berbagai pihak laporan
ini tidak dapat selesai tepat pada waktunya. Penulis juga berterima kasih kepada
pihak – pihak yang telah membantu saya dalam proses praktek kerja serta
pembuatan laporan ini, diantaranya yaitu :
1. Prof.Dr.Drs.H.Mohammad Syadeli Hanafi, M.Pd, sebagai Rektor Universitas
Banten Jaya.
2. Dr.Anis Masyrurah, MT sebagai Kepala LP3M Universitas Banten Jaya,
3. Frebhika Sri Pangesti, S.T., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Banten Jaya.
4. Nila Prasetyo Artiwi, ST., MT selaku Ketua Progam Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Banten Jaya.
5. Telly Rosdiyani S.T., M.T Selaku Pembimbing Laporan Kerja Praktek
Universitas Banten Jaya.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Universitas Banten Jaya (UNBAJA) Kota Serang,
Banten.
7. Pihak Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Serang yang
telah memberikan kesempatan untuk Kerja Praktek ini.

vii
8. Kepada Kedua Orang Tua Saya yang selalu memberikan do’a serta kasih
sayang, dan yang selalu menyemangati.
9. Teman – Teman kerja Praktek di PROYEK JALAN BETON TAMIANG-
CIBETIK KECAMATAN GUNUNG SARI” dan teman – teman Universitas
Banten Jaya yang selalu mendukung atas berlangsungnya Kerja Praktek ini.
10. Semua pihak yang telah banyak membantu dan mendukung penyusun, baik
secara moral maupun material, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan – kekurangan dalam hal


penyusunan laporan praktek kerja ini, baik dari segi infomasi – informasi, teori,
ataupun gambar mengenai pelaksanaan PROYEK JALAN BETON TAMIANG-
CIBETIK KECAMATAN GUNUNG SARI ini. Untuk itu penyusun berharap
adanya kritik dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak maupun semua kalangan khususnya kalangan Teknik Sipil.

Serang, 21-Desember-2022
Penulis

AMELIA ELIZA
NIM 2101181028

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
ABSTRACT ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Proyek ................................................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan ..................................................................... 2
1.2.1 Tujuan Proyek .................................................................. 2
1.2.2 Tujuan Kerja Praktik........................................................ 2
1.3 Ruang Lingkup Kerja Praktik ...................................................... 2
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................. 3
1.5 Data-data Proyek ......................................................................... 4
1.5.1 Data Umum Proyek ......................................................... 4
1.5.2 Data Teknis ...................................................................... 5
1.6 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 5
BAB II MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK
2.1 Manajemen Proyek ...................................................................... 6
2.1.1 Fungsi Manajemen .......................................................... 6
2.2 Organisasi Proyek ........................................................................ 10
2.2.1 Pemilik (Owner) .............................................................. 11
2.2.2 Konsultan Perencana ....................................................... 13

ix
2.2.3 Konsultan Pengawas ........................................................ 16
BAB III PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
3.1 Tinjauan Umum ........................................................................... 20
3.1.1 Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas ........................... 20
3.1.2 Pengendalian Proyek ...................................................... 21
3.2 Pengawasan dan Pengendalian Mutu .......................................... 23
3.2.1 Pemilihan Bahan .............................................................. 23
3.2.2 Pengetesan Mutu Beton ................................................... 26
3.2.3 Cara Pelaksanaan ............................................................ 28
3.3 Pengawasan dan Pengendalian Material dan Alat ....................... 32
3.3.1 Material ............................................................................ 33
3.3.2 Alat .................................................................................. 35
BAB IV HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
4.1 Wawasan Umum ......................................................................... 40
4.1.1 Kondisi Ekisting Pekerasan Lama .................................. 41
4.1.2 Struktruk Pekerasan Sekarang…………………………. 41
4.1.3 Galian Pelebaran……………………………………….. 42
4.2 Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat A dan B.................................. 43
4.3 Penghamparan Material Agregat Lapis Pondasi ......................... 43
4.4 Proses Pelaksanaan Pemadatan Material Agregat Pondasi ......... 44
4.5 Pekerjaan Betonisasi Jalan ......................................................... 45
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 52
5.2 Saran ............................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 53

LAMPIRAN-LAMPIRAN

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1 Peta Lokasi Pembangunan Jalan ................................................. 3
Gambar 1.2 Data Umum Proyek ..................................................................... 4
Gambar 2.1 Manajamen Proyek ...................................................................... 9
Gambar 2.2 Skema Hubungan Kerja ............................................................... 11
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Pemilik Proyek ............................................ 12
Gambar 2.4 Struktur Organisasi Perencana .................................................... 15
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Pengawas………………………………… 16
Gambar 3.1 Hasil Test Slump .......................................................................... 26
Gambar 3.2 Membran Kedap Air .................................................................... 29
Gambar 3.3 Tulangan Baja Dowel .................................................................. 31
Gambar 3.4 Exavator ....................................................................................... 36
Gambar 3.5 Dump Truck................................................................................. 36
Gambar 3.6 Truk Concrete ............................................................................. 37
Gambar 3.7 Tendem Roller ............................................................................. 38
Gambar 3.8 Concrete Cutter ............................................................................ 39
Gambar 4.1 Ekixting Lama ............................................................................. 41
Gambar 4.2 Galian Pelebaran STA 0 ± 700 .................................................... 42
Gambar 4.3 Penghamparan Agregat STA 0 ± 300 .......................................... 44
Gambar 4.4 Pemadatan Agregat STA 0 ± 800 ............................................... 45
Gambar 4.5 Lapis Pondasi Beton Kurus STA 0 ± 950 ................................... 46
Gambar 4.6 Persiapan Pemasangan Tulangan STA 0 ± 650 ........................... 47
Gambar 4.7 Pengujian Slump Beton STA 0 ± 450 .......................................... 48
Gambar 4.8 Pekerjaan Pengecoran STA 0 ± 550 ........................................... 49
Gambar 4.9 Vibrator Beton ............................................................................. 50

xi
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Daftar Riwayat Hidup


LAMPIRAN B Surat Keterangan Kerja Praktek
LAMPIRAN C Daftar Hadir Kerja Praktek
LAMPIRAN D Lembar Penilaian
LAMPIRAN E Gambar Perencanaan
LAMPIRAN F Dokumentasi Lapangan

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek

Jalan sebagai prasarana transportasi/perhubungan darat yang meliputi


bagian Jalan, bangunan dan perlengkapan yang diperuntukan bagi lalu lintas,
yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah
permukaan tanah dan atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan kereta
api, jalan tol, dan jalan kabel menurut Undang-Undang Republik Indonesia
No.38 Tahun 2004 Tentang Jalan. Jalan pun mempunyai peranan yang sangat
penting dalam memperlancar perekonomian, mendukung pertumbuhan sosial
dan memperlancar pembangunan suatu daerah sehingga taraf hidup masyarakat
akan meningkat. Dalam rangka meningkatkan pelayanan prasarana jalan, maka
seiring dengan peningkatan lalu lintas diperlukan sarana transportasi yang dapat
mencukupi kebutuhan dengan cara ditingkatkan kapasitas dan kualitasnya.
Berdasarkan hasil awal mendapatkan informasi yang akan dilaksanakan
proyek Pembangunan Jalan Beton Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari
sepanjang 2+050, dimana kondisi existing sudah berlubang, dan rusak berat
bahkan ada yang lapisannya tinggal tanah dasar, hal ini maka dinas pekerjaan
umum dan penataan ruang dan konsultan pengawas untuk melaksanakan
peningkatan jalan Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung sari.
Dinas pekerjaan umum dan penataan ruang kabupaten Serang bersama
dengan konsultan pengawas memonitoring proses Pembangunan Jalan Beton
Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari agar tahapan-tahapan pekerjaan
sesuai dengan aturan-aturan yang ada serta mengendalikan kegiatan
pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan tujuan agar hasil akhir dari pekerjaan
tersebut sesuai dengan yang diharapkan baik dari mutu, waktu dan biaya
pekerjaan.
Hal ini dijadikan karya tulis sebagai Laporan Kuliah Kerja Praktek dengan
judul “TINJAUAN PEMBANGUNAN PERKERASAN BETON PADA

1
2

PROYEK PENINGKATAN JALAN TAMIANG – CIBETIK


KECAMATAN GUNUNG SARI STA 0+000 s/d 1+000”
Alasan penulis memilih jalan sebagai tempat kerja praktek karena jalan
merupakan prasarana yang sangat dibutuhkan dalam sistem transportasi untuk
menghubungkan suatu tempat ke tempat lain dalam rangka pemenuhan
kebutuhan ekonomi, sosial dan budaya.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Tujuan Proyek
Mendistribusikan dana pemerintah dan dengan adanya peningkatan jalan
Tamiang-Cibetik ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pelayanan dan
dapat memperlancar fasilitas jalan dari sarana transportasi (pengangkutan) bagi
masyarakat dan perindustrian yang ada, serta dapat meningkatkan aksesbilitas
(kemudahan mencapai tujuan) kendaraan yang melaluinya.
1.2.2 Tujuan Kerja Praktek
Tujuan penulisan laporan praktek sebagai berikut:
a. Mengetahui tahapan pelaksanaan pekerasan beton pada proyek
peningkatan jalan Tamiang Cibetik
b. Menambah pengetahuan, keterampilan, serta menambah ilmu yang
didapat
c. Sebagai salah satu syarat dalam menyusun laporan kerja praktek
d. Menambah bahan kepustakaan Universitas Banten Jaya

1.3 Ruang Lingkup Kerja Praktek


Pengamatan khusus, meliputi pelaksanaan pekerjaan secara khuhus selama kerja
praktik berlangsung, yaitu Pembangunan Jalan Beton di Tamiang-Cibetik
Kecamatan Gunung Sari. Pengamatan ini dibatasi hanya pada pekerjaan-pekerjaan
umum, pekerjaan lapis pondasi bawah (Lean Concrete), serta pekerasan beton.
1. Pekerjaan Pekerasan Berbutir dan Beton
a. Perbaikan Lapisan Pondasi Agregat Kelas A
b. Perbaikan Lapisan Pondasi Agregat Kelas B
3

c. Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus Fc


d. Pekerjaan Beton Semen (K-400)
e. Baja Tulangan untuk Pekerasan Beton
f. Acuan untuk Pekerasan beton

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Adapun tempat dan waktu pelaksanaan Kerja Praktek (KP) yaitu :
Tanggal : 04 Oktober – 04 November
Lokasi : Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari
Pekerjaan : Peningkatan jalan Tamiang-Cibetik

Gambar 1.1 Peta Lokasi Rekontruksi Jalan Tamiang-Cibetik


STA 0+000 s/d 1+000 (Sumber : Google Maps 2021)
4

1.5 Data-Data Proyek


1.5.1 Umum Proyek

Gambar 1.2 Foto Tentang Proyek Pembangunan Jalan Beton Tamiang-Cibetik


(Sumber : Dokumentasi Langsung Di Lapangan 2021)

Nama Proyek : Rekonstruksi Jalan Tamiang – Cibetik


Tanggal Kontrak : 29 Juni 2021
Nomor Kontrak :620/07-PK.HS.4387245/SPK/JL.TMG-CBTK/KPA
BM/DPUPR/2021
Nilai Kontrak : 5.040.000.000,00
Lokasi Proyek : Kecamatan Gunung Sari
Sumber Dana : DTU – BANGUB – APBD Kabupaten Serang Tahun
Anggaran 2021
Pelaksana : PT. Tunggal Jaya Mandiri
Konsultan Pengawas : PT. Buana Cakra Konsultan
Jenis Pekerjaan : Jalan Beton
Tahun Anggaran : 2021
Waktu Pelaksanaan : 150 (serratus lima puluh ) hari kalender.
5

1.5.2 Data Teknis

Data teknis perkerasan kaku (rigid pavement) pada jalan Rekonstruksi Jalan
Tamiang – Cibetik, Kecamatan Gunung Sari adalah sebagai berikut:
a. Panjang jalan yang akan di bangun sepanjang 2+050 meter
b. Lebar badan jalan 4 meter.
c. Lebar bahu jalan 0,5 meter.
d. Tebal beton 20 cm dan memakai learn concrete (Lc) 10 cm
e. Jenis mutu beton Fc’ 35 Mpa.

1.6 Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data yang dilakukan dalam pelaporan ini adalah dengan cara
mengumpulkan data primer, data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah sumber data laporan yang diperoleh secara langsung dari
sumber aslinya yang berupa wawancara, Langsung mengenai Pembangunan
Jalan Beton Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari dengan pembimbing
jabatan sebagai Pelaksana. Jajak pendapat dari individu atau kelompok
(orang) maupun hasil observasi dari suatu objek kejadian atau hasil
pengujian (benda) pada proyek Pembangunan jalan Beton Tamiang-Cibetik
Kecamatan Gunung Sari.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data laporan yang diperoleh melalui media
perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku,catatan, bukti yang
telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan secara umum berupa peta, time schedule, gambar, dan lain
sebagainya. Dengan kata lain, penulis membutuhkan pengumpulan data
dengan cara berkunjung keperpustakaan, pusat kajian, pusat arsip atau
membaca banyak buku. Yaitu (modul pekerasan kaku 2017).
BAB II
MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

2.1 Manajemen Proyek


Manajemen Proyek adalah tata cara atau sistem pengelolaan pekerjaan
konstruksi dalam mengelola sumber daya dan dana suatu proyek untuk mencapai
tujuan dengan menggunakan metode-metode dan sistematika tertentu. Manajemen
suatu proyek pembangunan mempunyai tujuan menyelesaikan proyek sesuai batas
waktu dan biaya yang direncanakan dengan kualitas bangunan yang optimal. Oleh
sebab itu kerja sama yang baik antar unsur pendukung dalam melaksanakan tugas
dan kewajibannya berdasarkan batas ruang lingkup dan wewenang masing-masing
mutlak diperlukan, dan merupakan modal dasar dari kelangsungan suatu proyek
menuju keberhasilan. Berhasil atau tidaknya suatu proyek tergantung dari
manajemen yang baik dan dapat dijalankan dalam organisasi tersebut. Hal itu di
karenakan apabila manajemen yang dijalankan gagal maka secara langsung
berpengaruh dalam proyek secara keseluruhan. Adanya manajemen proyek tersebut
waktu perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan di lapangan dapat direncanakan
dan dikendalikan sehingga sesuai dengan tujuan akhir pembangunan proyek
tersebut( Soeharto Iman: 1997).
2.1.1 Fungsi Manajemen Peroyek
dilakukan di Taming-Cibetik Kecamatan Gunung Sari ini tidak meliputi
seluruh kegiatan Pembangunan Perkerasan Beton Pada Proyek Peningkatan Jalan
Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari yang dimulai dari keinginan pemilik,
melainkan hanya meliputi Tinjauan Pembangunan Perkerasan beton Pada Proyek
Peningkatan Jalan Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari tersebut, antara lain:
1. Planning (Perencanaan)
Planning (Perencanaan) ini suatu pemikiran tentang rencana suatu kegiatan
Jalan Beton dengan cara pengambilan keputusan yang mengandung data, informasi,
asumsi maupun fakta dalam kegiatan Tinjauan Pembangunan Pekerasan Beton
Pada Proyek Peningkatan Jalan Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari yang

6
7

akan dipilih dan dilakukan pada masa yang akan datang adalah konsultan perencana
PT. Tunggal Jaya Mandiri planning antara lain:
a. Menetapkan tujuan dan sasaran pada suatu pekerjaan yang akan dicapai.
b. Menyusun rencana untuk jangka panjang dan jangka pendek.
c. Menyiapkan pendanaan setra standar kualitas yang diharapkan.
Manfaat dari planning adalah sebagai sarana pengawas, pengendalian,
maupun pedoman pelaksanaan kegiatan, serta untuk memilih dan menetapkan
kegiatan yang diperlukan.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Organizing (Pengorganisasian) adalah suatu proses dalam memastikan
kebutuhan manusia dan sumber daya, untuk menjalankan rencana dan mencapai
tujuan suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak yang bekerja sama dalam Tinjauan
Pembangunan Perkerasan Beton Pada Proyek Peningkatan Jalan Taming-Cibetik
Kecamatan Gunung Sari, setelah ditetapkannya tujuan, mengatur berbagai macam
kegiatan dan penyusunan perencanaan dengan cara mempersatukan suatu kegiatan
dengan bidang pekerjaan kontruksi, masing-masing yang saling terkait dalam
Proyek Tinjauan Pembangunan Perkerasan Beton Pada Proyek Peningkatan Jalan
Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari, terdiri dari konsultan perencana, dan
kontraktor. Bentuk-bentuk tindakan-tindakan yang dilakukan antara lain:
a. Menetapkan instruksi dalam proses kerja diproyek dengan meningkatkan
strategi mutu proyek.
b. Mengendalikan administrasi, personalia, dan keuangan proyek sesuai
dengan kebijakan.
c. Menyusun urutan kegiatan pekerjaan.
Adapun manfaat dari organizing adalah sebagai pedoman pelaksanaan
fungsi dimana pembagian tugas, bias bertanggung jawab, dan delegasi kewenangan
dapat terlihat jelas. Berdasarkan tindakan-tindakan diatas, kemudian disusunlah
strktur organisasi.
8

3. Actuating (Pelaksanaan)
Actuating (Pelaksanaan) dimana suatu tindakan untuk menyelaraskan
seluruh anggota organisasi dalam kegiatan Tinjauan Pembangunan Perkerasan
Beton Pada Proyek Peningkatan Jalan Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari,
agar seluruh anggota organisasi dapat saling bekerja sama dalam mencapai tujuan
bersama. Adapun hal-hal yang dilakukan antara lain:
a. Merencanakan efesiensi penggunaan sumber daya diproyek.
b. Mendistribusikan pembagian tugas, wewnang, dan tanggung jawab dalam
melakukan pekerjaan proyek.
c. Memberikan pengarahan, penugasan dalam pengelolaan dan pengoprasian
peralatan.
Manfaat dari actuating adalah menciptakan keseimbangan tugas, hak, dan
kewajiban dari masing-masing bagian dalam suatu organisasi dan mendorong
terciptanya tujuan bersama. Keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang ditetapkan.
4. Controling (Pengawasan)
Dengan melakukan suatu tindakan pengawasan proses Tinjauan
Pembangunan Perkerasan Beton Pada Proyek Peningkatan Jalan Tamiang-Cibetik
Kecamatan Gunung Sari yang diperlukan dengan cara mengukur, menganalisa, dan
mengevaluasi kualitas pekerjaan sehingga dihasilkan kualitas kerja yang baik
dimana dalam Controling (pengawasan) ini dilakukan oleh konsultan pengawas PT.
Buana Cakra Konsultan tindakan yang dilakukan antara lain:
a. Membandingkan suatu hasil terhadap standar kualitas.
b. Mengevaluasi kegiatan pekerjaan jika terdapat penyimpangan atau
kesalahan proyek.
c. Memberikan suatu saran-saran jika terjadi perbaikan.
d. Menyusun laporan kegiatan pekerjaan.
Berdasarkan tindakan-tindakan diatas, controling pada umumnya dibuat
suatu tolak ukur, seperti anggaran, standar mutu, jadwal penyelesaian pekerjaan,
dan lain-lain.
9

5. Evaluasi (Evaluating)
Kagiatan yang dimana menilai kembali secara menyeluruh suatu kegiatan
yang telah selesai dilaksanakan sehingga dapat diketahui apakah Pekerjaan
Tinjauan Pembangunan Perkerasan Beton Pada Proyek Peningkatan Jalan
Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari yang telah dilaksanakan sesuai dengan
planning (perencanaan) atau tidak. Oleh karena itu, evaluasi memungkinkan
terjadinya replaning, reorganizing, atau peningkatan kualitas kerja pelaksanaan dan
pengawasan. Adapun tindakan-tindakan evaluating (evaluasi):
a. Mengevaluasi rencana metode kerja pelaksanaan.
b. Mengevaluasi syarat-syarat teknis pekerjaan.
c. Mengevaluasi desain gambar dan perhitungan pelaksanaan.

Gambar 2.1 Manajemen Proyek

(sumber; Soeharto Iman: 1997)


10

2.2 Organisasi Proyek


Pada organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak-pihak
yang terkait satu sama lain yang mempunyai tugas dan wewenang masing-masing.
Keterkaitan tersebut digambarkan dalam suatu struktur organisasi terdiri dari
organisasi-organisasi atau pihak-pihak yang mempunyai hak dan kewajiban
terhadap proyek yang sedang dilaksanakan. Dengan adanya organisasi proyek ini
maka kegiatan massing-masing pihak yang terlibat dalam suatu proyek
pembangunan tidak berbenturan satu dengan yang lainnya. Karena tugas dan
wewenang sesuai dengan jabatan atau kedudukanya berbagi serta harus
dipertanggung jawabkan struktur organisasi diatasnya. Struktur organisasi Tinjaun
Pembangunan Perkerasan Beton Pada Proyek Peningkatan Jalan Tamiang-Cibetik
Kecamatan Gunung Sari. Terdiri dari beberapa unsur yang saling terkait dan
berintraksi. Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan pembangunan
proyek sehingga tercapai sesuai dengan persyaratan waktu, biaya, dan mutu yang
telah disepakati sebelumnya. Struktur ini diharapkan dapat mengakomodasi seluruh
tugas, tanggung jawab, dan wewenang masing-masing pihak, sehingga pelaksanaan
proyek dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Dalam
penyelesin proyek Tinjauan Pembangunan Perkerasan Beton Pada Proyek
Peningkatan Jalan Tamiang-Cibetik Gunung Sari ini terdapat beberapa unsur
pengelola proyek:
a. Pemberian Tugas : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
b. Konsultan Perencana : PT. Buana Cakra Konsultan
c. Konsultan Pengawas : PT. Buana Cakra Konsultan.
d. Kontraktor : PT. Tunggal Jaya Mandiri.
Badan-badan tersebut diatas mempunyai hubungan antara yang satu dengan yang
lain saling terkait. Hubungan antara badan-badan dapat dilihat pada Gambar 2.2.
11

PEMILIK PEKERJAAN:
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Bidang Bina Marga Kabupaten
Serang

PERENCANA DAN PENGAWAS :


PT. Buana Cakra Konsultan

KONTRAKTOR :
PT. Tunggal Jaya Mandiri

Gambar 2.2 Skema Hubungan Kerja.

(Sumber; Arsip data Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 2021)

Keterangan:
Garis Perintah.
Garis Koordinasi.

2.2.1 Pemilik Pekerjan (Owner)


Pemilik proyek atau pemberi tugas ini adalah orang atau badan hukum yang
memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan
kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut. Dalam
pemilik pengguna jasa dapat berupa perseorangan, badan atau lembaga Pemerintah
maupun Swasta. Adapun tugas dan wewenang pemberi tugas adalah sebagi berikut:
a. Menunjuk penyedia jasa (Konsultan Kontraktor). Meminta laporan secara
periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh
penyedia jasa.
b. Memberikan fasilitas baik berupa sarana maupun prasrana yang dibutuhkan
oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaraan pekerjaan.
c. Menyediakan lahan unruk tempat pelaksanaan pekerjaan.
12

d. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jas


sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.
e. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan
cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak
atas nama pemilik.
f. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan yang telah sesuai dengan yang
dikehendaki.
Dalam Program Tinjauan Pembangunan Perkerasan Beton Pada Proyek
Peningkatan Jalan Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari yang bertindak
sebagai pemilik Proyek (owner) adalah dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Bidang Bina Marga Kabupaten Serang, yang juga menjadi penyelengara proyek
Tinjauan Pembangunan Perkerasan Beton Pada Proyek Peningkatan Jalan
Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari. Adapun strktur organisasi pemilik
proyek yang menangani proyek Pembangunan Jalan Beton Tamiang-Cibetik
Kecamatan Gunung Sari dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Dinas Pekerjaan Umum dan


Penataan Ruang Kabupaten Serang

Pejabat Pelaksana Pelaksana Teknis


Teknis Kegiatan Kegiatan (Peltek)
(PPTK)

Pengawas Lapangan Pengawas Lapangan

Gambar : 2.3 Struktur Organisasi Pemilik Proyek


(Sumber; Arsip data PT. Tunggal Jaya Mandiri 2021)
13

2.2.2 Konsultan Perencana


Konsultan perencana merupakan pihak yang ditunjukan oleh pemilik
proyek (Owner) untuk melakukan pekerjaan proyek perencanaan dalam hal
bangunan. Yang dimana konsultan perencana ini bias berupa perorangan atau
berupa badan usaha baik swasta maupun pemerintah. Adapun tugas dan kewajiban
Konsultan perencana antara lain sebagai berikut:
a. Mengadakan penyesuaian kondisi ataupun keadaan lapangan dengan
pemilik proyek (Owner).
b. Memproyeksikan keinginan atau ide pemilik proyek (Owner) kedalam
desain bangunan.
c. Membut rancangan gambar (Sketsa) kerja pelaksanaan.
d. Membuat rencana kerja syarat pelaksanaan bangunan (RKS) yang nantinya
menjadi pedoman pelaksanaan.
e. Membuat rencana anggaran (RAB).
Pada proyek Tinjauan Pembangunan Perkerasan Beton Pada Proyek
Peningkatan Jalan Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari, yang bertindak
sebagai Konsultan Perencana adalah PT. Buana Cakra Konsultan. Adapun tugas,
wewenang dan tanggung jawabnya adalah:
1. Direktur
a. Memimpin Perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan
perusahaan.
b. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala
bagian (manajer).
c. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan.
d. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja
perusahaan.
2. Manager Proyek
a. Membuat rencana proyek
b. Mengalokasikan unit tugas kepada tim
c. Membentuk komunikasi tim yang efektif
d. Melakukan kalkulasi anggaran
14

e. Mitigasi masalah dan krisis


f. Monitoring perkembangan proyek blueprint
g. Membuat report untuk stakeholder
3. Manager Teknik
a. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pengujian
b. Menandatangani sertifikat pengujian
c. Memeriksa laporan hasil pengujian
d. Mengesahkan instruksi kerja
e. Mengusulkan bahan dan alat yang dibutuhkan untuk pengujian serta
alat yang harus dikalibrasi ulang
f. Bertanggung jawab terhadap kinerja analisis
g. Bertanggung jawab terhadap kinerja alat
h. Mengusulkan pelatihan analisis/teknis.
i. Bertanggung jawab terhadap jaminan mutu pengujian.
4. Ahli K3 Kontruksi
a. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan
terkait K3 kontuksi
b. Mengevaluasi dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan
ketentuan K3
c. Mengevaluasi program K3
d. Mengevaluasi prosedur dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
e. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan
program, prosedur kerja dan instruksi K3
f. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan
pedoman teknis K3 kontruksi
g. Mengevaluasi perbaikan metode kerja pelaksanaan kontruksi berbasis
K3, jika diperlukan
h. Mengevaluasi penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta keadaan darurat.
15

5. Manager Keuangan
a. Bekerja sama dengan manajer lainnya untuk merencanakan serta
meramalkan beberapa ospek dalam perusahaan termasuk perencanaan
umum keuangan perusahaan
b. Menjalankan dan mengoperasikan roda kehidupan perusahaan
seefisien dan seefektif mungkin dengan menjalin kerja sama dengan
manajer lainnya.
c. Mengambil keputusan penting dalam investasi dan berbagai
pembiayaan serta semua hal yang terkait dengan keputusan tersebut.
d. Menghubungkan perusahaan dengan pasar keungan, dimana
perusahaan dapat memperoleh dana dan surat berharga perusahaan
dapat diperdagangkan.
Stuktur organisasi perencana yang menangani proyek Pembangunan Jalan
Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari dapat dilihat pada Gambar 2.4.

DIREKTUR
BettySusilawati, SE

MANAGER PROYEK
Yoyok Rusdiyanto, ST

MANAGER TEKNIK AHLI K3 KONSTRUKSI MANAGER KEUANGAN


Airlangga Hartanto, SST Fitri Widiatmoko, AMD Arum Tyas Ekawati, AMD

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Perencana

(Sumber; Arsip data PT. Tunggal Jaya Mandiri)


16

2.2.3 Konsultan Pengawas


Konsultasi pengawas adalah orang atau badan yang ditunjuk pengguna jasa
untuk membantu dalam penggelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai
awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut. Adapun tugas dan kewajiban
Konsultan pemgawas antara lain sebagai berikut:
a. Menyelesaikan pelaksanaa pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.
b. Membimbing dan mengadakan pengawasan serta periodic dalam
pelaksanaan pekerjan.
c. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
d. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (haria, mingguan, bulanan).
e. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambahan atau
berkurangnya.
Pada proyek Tinjauan Pembangunan Perkerasan Beton Pada Proyek
Peningkatan Jalan Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari. Yang bertindak
sebagai konsultan pengawas adalah PT. Buana Cakra Konsultan.
Stuktur organisasi pengawas yang menangani proyek Pembangunan Jalan
Beton Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Direktur

Administrasi

Ketua Tim Inspector

Gambar 2.5 Struktur Organisasi Pengawas.

(Sumber; Arsip data PT. Tunggal Jaya Mandiri)


17

Adapun tugas, wewenang dans tanggung jawab adalah:


1. Direktur
a. Memimpin Perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan
perusahaan.
b. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian
(manajer).
c.Menyetujui anggaran tahunan perusahaan.
e. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan.

2. Ketua Tim
a. Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan kerja ini akan
dipenuhi dengan baik sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
darurat, pekerjaan major serta pemeliharaan.
b. Membantu penanggungjawab proyek dan team supervisi dalam
penyelesaian administrasi kemajuan kegiatan. Bantuan ini termasuk
mengumpulkan data proyek seperti kemajuan pekerjaan, kunjungan ke
lapangan, rapat - rapat koordinasi lapangan, data pengukuran kuantitas,
pembayaran kepada Kontraktor dan mengumpulkan semua data
tersebut diatas dalam bentuk laporan kemajuan bulanan dan
memberikan saran-saran penyelesaian terhadap kesulitan yang timbul
baik secara teknis maupun kontraktual untuk menghindari
keterlambatan pekerjaan.
c. Membantu penanggungjawab proyek dalam penyiapan desain,
prakualifikasi Kontraktor dan prosedur pelelangan pekerjaan termasuk
penjelasan pekerjaan, peninjauan lapangan, evaluasi penawaran,
supervisi dare pelaksanaan konstruksi dan pemantauan kemajuan
pekerjaan serta mutu dari hasil pekerjaan.
d. Menjamin bahwa semua detail teknis untuk pekerjaan major yang
diselenggarakan tidak akan terlambat selama masa mobilisasi untuk
masing-masing paket kontrak yang dimaksud untuk menentukan lokasi
18

dan tingkat serta jumlah dari jenis-jenis pekerjaan yang secara khusus
disebutkan di dalam dokumen kontrak.
e. Membantu dan memberikan petunjuk kepada Inspector pada tiap paket
pekerjaan, dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis segera
setelah kontrak fisik ditanda tangani.
f. Membantu dan memberikan petunjuk kepada pada tiap paket
pekerjaan, dalam melaksanakan pekerjaan untuk menyiapkan
rekomendasi secara terinci atas usulan perubahan desain, termasuk
data pendukung yang diperlukan.

3. Pengawas Lapangan (Inspector)


Inspector bertanggung jawab atas pengawasan pekerjaan, dan bertanggung
jawab langsung dan membantu Supervision Engineer. Tugas dan tanggung
jawabnya adalah melaksanakan pengawasan harian, agar pelaksanaan yang
dilakukan Kontraktor sesuai dengan desain yang ditentukan, setiap saat mengikuti
petunjuk dan spesifikasi yang tercantum dalam dokumen kontrak, menyiapkan data
terperinci serta rekomendasi teknis sehubungan dengan variasi volume kontrak,
mengecek dan mengukur volume bahan dan pekerjaan yang dihasilkan oleh
Kontraktor, untuk dipakai sebagai dasar pembuatan pembayaran bulanan (montly
certificate), melaporkan segera kepada Supervision Engineer apabila ternyata
pelaksanaan pekerjaan akan mengakibatkan terlampauinya volume pekerjaan yang
tercantum dalam dokumen kontrak, membuat catatan yang lengkap tentang
pembayaran kepada Kontraktor, sehingga tidak terjadi pembayaran berganda atau
pembayaran lebih, mengawasi dan membuat pengendalian pelaksanaan pekerjaan
yang didasarkan kepada sistem pembayaran “day works”, memahami dan
menguasai pasal-pasal dalam kontrak dengan tata cara pengukuran dan pembayaran
pekerjaan, sehingga semua pembayaran pekerjaan kepada kontraktor betul-betul
didasarkan kepada ketentuan yang tercantum. membuat dan menghimpun semua
data sehubungan dengan pengendalian pekerjaan, memantau kemajuan fisik,
mengecek semua “As built drawing” yang dibuat oleh Kontraktor, melaksanakan
pengarsipan surat-surat, laporan harian, laporan bulanan, jadawal kemajuan
19

pekerjaan dan lain-lain, membantu Supervision Engineer dalam menyiapkan data


untuk “final payment”.
a. Memeriksa gambar kerja kontraktor berdasarkan gambar rencana.
b. Memeriksa dan memberi izin pelaksanaan pekerjaan Kontraktor.
c. Mengawasi dan memberikan pengarahan pelaksanaan pekerjaan agar
sesuai dengan prosedur berdasarkan spesifikasi teknis.
d. Menerima dan menolak hasil pekerjaan kontraktor berdasarkan spesifikasi
teknis.
e. Memonitoring dan membuat laporan kemajuan pelaksanaan Kontraktor.
f. Mengecek semua bahan/material yang dikirim ke lapangan apakah sudah
sesuai dengan spesifikasi atau tidak.
g. Setiap hari senantiasa meringkas semua kegiatan konstruksi, mencatat
cuaca, material yang dikirim ke lapangan, perubahan dan kebutuhan
tenaga kerja peralatan dilapangan, jumlah pekerjaan yang telah selesai, dan
pengukuran lapangan, hal-hal khusus dan sebagainya, dengan formulir
lapangan yang standart dan dikirim ke Supervision Engineer.
h. Memeriksa gambar terlaksana (as built drawing).

4. Administrasi
a. Bertugas sebagai pelaksana administrasi kantor, meliputi segala
macam urusan surat-menyurat, dan pekerjaan administrasi kantor dan
administrasi yang diperlukan di lapangan.
b. Bertanggung jawab atas semua yang berhubungan dengan administrasi
kantor.
BAB III
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

3.1 Tinjauan umum


Pelaksanaan proyek yang baik serta berjalan lancar merupakan tujuan dari
semua pihak yang terlibat dalam suatu proyek. Pelaksaanaan proyek dapat
dikatakan baik apabila memenuhi lima kriteria, yaitu tepat waktu, tepat mutu, tepat
metode, tepat biaya dan ramah lingkungan. Namun, pada setiap pelaksanaan, pasti
ditemukan beberapa kendala secara teknis maupun non teknis, hal seperti ini sering
kali memerlukan tindakan serta pengambilan keputusan yang baik dan tepat dengan
tujuan agar pelaksanaan proyek tidak terganggu.
Agar meminimalisir terjadinya kendala tersebut, dibutuhkan pengawasan serta
pengendalian yang baik. Pengawasan proyek pada praktiknya berkaitan dengan
pelaksanaan dari pekerjaan itu sendiri. Pengawasan ditujukan agar pekerjaan yang
dilaksanakan sesuai dengan kriteria yang telah disepakati dalam kontrak.
Sedangkan pengendalian mutu berkaitan dengan manajemen waktu dan biaya.
Pengendalian mutu dilakukan agar pekerjaan selesai pada waktu yang telah
ditentukan, serta sesuai dengan biaya yang telah disepakati dalam kontrak. Kedua
hal tersebut apabila diterapkan sesuai dengan perjanjian yang tercantum dalam
kontrak, maka dapat meningkatkan efisiensi pekerjaan.

3.1.1 Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas


Pengawas adalah suatu proses kegiatan untuk mengawasi serta
mengevaluasi terhadap pelaksanaan proyek yang sedang berjalan agar sesuai
dengan aturan atau pedoman yang telah disepakati sesuai dengan perencanaan.
Konsultan pengawas pada proyek pembangunan peningkatan sesuai dengan
perencanaan. Konsultan pengawas pada proyek Tinjauan Pembangunan Perkerasan
Beton Pada Proyek Peningkatan Jalan Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari
adalah PT. Tunggal Jaya Mandiri, adapun tugas dan tanggung jawab yang harus
dilaksanakan adala

20
21

a. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan


proyek.
b. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuki dapat dilihat oleh
pemilik proyek (Owner)
c. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada
pemilik proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan
pekerjaan.
d. Mengoreksi dan menyutujui gambar shop drawing yang diajukan
kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.
e. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang
diusulkan oleh kontaktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek
namun tetep berpedoman dengan kontrak kerja yang sudah dibuat
sebelumnya.
f. Memberikan peringatan atau menegur pihak pelaksanaan pekerjaan jika
terjadi penyimpangan terhadap kontak kerja.

3.1.2 Pengendaan Proyek


Pengendalian dalam sebuah proyek Tinjauan Pembangunan Perkerasan
Beton Pada Proyek Peningkatan Jalan Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari
sangat diperlukan karena menentukan berhasil atau tidaknya proyek tersebut.
Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam pengendalian proyek adalah :
a. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu merupakan salah satu faktor yang sangat penting
untuk mengetahui kondisi pekerjaan yang akan dilaksanakan agar
mempunyai standart kualitas yang telah ditentukan. Dalam
pengendalian mutu ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
pemilhan bahan, pengujian berkala, cara pelaksanaan dan cara
perawatan. Sebelum memilih bahan yang digunakan, ada pengujian
yang harus dilakukan agar sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan. Pada
pelaksanaan lapangan sangat menentukan baik atau tidaknya kondisi
22

jaringan irigasi yang akan dibangun agar tidak cepat rusak dan disertai
dengan cara perawatan yang baik benar.
b. Pengendalian Waktu
Pengendalian ini bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan dengan jadwal yang telah di tetapkan,
agar pelaksanaan pekerjaan berlangsung dengan tepat waktu.
Keterlambatan pekerjaan suatu proyek berpengaruh pada anggaran yang
didapat pada peasanaan peerjaan. Laporan kemajuan proses pekerjaan
yang telah dicapai dibuat dalam suatu laporan harian, mingguan, serta
dibuat kurva S.
c. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya
yang telah dikeluaran dengan mellihat tahapan pekerjaan yang telah
dicapai kemudian dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya
(RAB) yang telah ditetapkan. Dari perbandingan ini, dapat diketahui
apabila pada pekerjaan yang telah dilaksanakan tersebut terjadi
pembengkakkan biaya sehingga dapat dilakukan evaluasi biaya.
Pengendalian biaya dapat dilihat dari pembelian material dan
pengupahan tenaga kerja serta penyewaan alat berat yang dipakai. Besar
total biaya inilah yang akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai
pengendalian biaya.
d. Pengendalian Tenaga Kerja (alat kerja)
Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan
suatu proyek, karena pengaruhnya yang cukup besar terhadap biaya dan
watu penyelesaian suatu pekerjaan proyek. Penempatan tenaga kerja
yang sesuai dengan jumlah dan kemampuan dapat meminimalisir biaya
pengeluaran. Perlu diperhatikan juga bahwa belum tentu dengan jumlah
tenaga kerja yang banyak pekerjaan dapat terselesaikan. Hal ini dapat
memyebabkan pemborosan dalam pembayaran upah tenaga kerja.
Penentuan jumlah tenaga kerja juga harus sesuai dengan kebutuhan
23

dilapangan dan tidak lupa untuk memperhatikan kesehatan dan


keselamatan kerja (K3).
e. Pengendalian Alat Kerja
Penyedia alat kerja pada suatu proyek memerlukan manajemen yang
baik untuk menunjang kelancaran pekerjaan serta sesuai dengan
kebutuhan kondisi dilapangan. Peralatan kerja yang digunakan terdiri
dari alat-alat berat dan alat-alat pelengkap lainnya, baik yang digerakan
secara manual atau mekanis. Pemilihan yang akan digunakan dalam
suatu pekerjaan faktor penting yang mempengaruhi proses penyelesaian
pekerjaan.

3.2 Pengawasan dan Pengendalian Mutu


Agar memperoleh hasil yang sesuai dengan spesifikasi teknik dan dapat
dipertanggung jawabkan, maka mutu bahan untuk pekerjaan Tinjauan
Pembangunan Pekerasan Beton Pada Proyek Peningkatan Jalan Tamiang-Cibetik
Kecamatan Gunung Sari tersebut harus sesuai dengan standart kualitas SOP
kontruksi pemerintahan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut
maka perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian mutu yang meliputi:
pemilihan bahan, pengujian bahan, cara pelaksanaan dan pemeliharaanya.
3.2.1 Pemilihan Bahan
Kualitas pekerjaan yang baik salah satunya didapat dari bahan yang
memenuhi standar yang ditetapkan. Untuk memudahkan perencanaan dan
pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi ada beberapa standar acuan,
diantaranya yaitu:
a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia SNI 2847-2019
b. Peraturan Semen Portland Indonesia , NI-8
c. American Standard For Testing Material (ASTM)
Adapun pemilihan bahan yang harus dipilih sebagai berikut:
1. Beton
Menurut peraturan beton bertulang SNI 2847-2019. Salah satu bahan
yang biasa digunakan adalah beton, beton ini dibentuk dari campuran
24

bahan lainnya seperti, semen, pasir, batu dan lainnya. Setelah dicampur
dan dicetak beton ini digunakan sebagai salah satu bagian dari
kontruksi jalan. Kekuatan dari beton ini juga mempunyai beberapa
tingkatan kekuatan seperti k-1000 yang artinya beton ini mempunyai
ketahanan sampai dengan 3 K = kg/Cm2 K-325, K-350, K-375, K400,
dan K-500. Biasa disebut beton khusus dan digunakan untuk landasan
pesawat, jembatan, jalan dan lain sebagainya yang memerlukan
pondasi yang sangat kuat. Bahan yang dipakai dalam pembuatan atau
penyusunan beton terdiri dari semen, air, agregat halus, dan agregat
kasar.
2. Semen
Menurut peraturan beton bertulang 1971, NI-2, untuk konstruksi beton
bertulang pada NI-8. Apabila diperlukan syarat-syarat khusus
mengenai betonnya, maka dapat dipakai jenis –jenis lain dari pada
yang ditentukan dalam NI-8 seperti : semen portland-trans, semen
alumnia, semen tahan sulfat dan lain-lain. Untuk beton mutu Bₒ, selain
jenis-jenis semen yang disebut dimuka, maka juga dipakai semen trans
kapur. Untuk beton mutu K175 dan mutu lebih tinggi, jumlah semen
yang dipakai setiap campuran harus ditentukan dengan ukuran berat.
Untuk beton mutu B1 dan K125, jumlah semen yang dipakai dalam
setiap campuran dapat ditentukan dengan ukuran dan ukuran tidak
boleh mempunyai kesalahan lebih dari ±2,5%.
3. Air
Menurut peraturan beton bertulang 1971, NI-2, Air yang harus
memenuhi syarat untuk pencampuran, perawatan atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan harus memenuhi syarat sesuai SNI 03-0624-
1991. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan. Bilamana
timbul keraguan atas mata air yang diusulkan dan pengujian air seperti
diatas tidak dapat dilakukan, maka harus diakan pembandingan
pengujin kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28
25

hari minimum 90% kuat tekan mortar dengan air suling pada periode
perawatan yang sama.
4. Agregat Kasar
Menurut peraturan beton bertulang 1971, NI-2, agregat adalah butiran
alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi campuran beton. Walau
sebagai pengisi, agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat
betonnya sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting
dalam pembuatan beton. Agregat beton memiliki porsi yang besar dalam
volume yaitu sebesar 60-80% dari volume beton, untuk mendapatkan
beton yang baik diperlukan agregat yang mempunyai kualitas agregat
yang baik pula. Agregat yang baik dalam pembuatan beton harus
memenuhi persyaratan yaitu (PBI 1971):
a. Harus bersifat kekal, berbutir tajam dan kuat
b. Tidak mengandung lumpur lebih dari 5% untuk agregat halus dan
1% untuk agregat kasar.
c. Tidak mengandung bahan-bahan organik dan zat-zat yang reaktif
alkali.
d. Harus terdiri butir-butir yang keras dan tidak berpori.
5. Agregat Halus
Agregat halus merupakan material Granular, misalnya pasir, krikil, batu
pecah dan karang tungkur pijar yang dipakai bersama-sama dengan
suatu media pengikat untuk membuat suatu beton atau adukan semen
Hidrolik (SNI 03-2847-2002). Agregat halus adalah butiran halus yang
memiliki kehalusan 2mm – 5mm. Menurut SNI 02-6830-2002, agregat
halus adalah agregat dengan besar butiran maksimal 4,75 mm. Menurut
Nevil, (1997), agregat halus merupakan agregat yang besarnya tidak
lebih dari 5 mm, sehinngga pasir dapat berupa pasir alam atau berupa
pasir dari pemecahan batu yang dihasilkan oleh pemecah batu.
26

3.2.2 Pengetesan Mutu Beton ( Slump Test)


Untuk pengetesan beton ini terlebih dahulu melaksanakan pengetesan
mutu beton dengan Slump Test dan hasil dari pengujian tersebut akan
diserahkan kepada pihak konsultan pengawas yang telah di rekomendasikan
oleh tim.

Gambar 3.1 Hasil Test Slump 10,5


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2021)

Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu dilaksanakan


pengambilan sampel campuran beton untuk diuji dengan metode Slump Test.
Pengujian Slump Test di maksudkan untuk mengukur kekentalan dari beton
dengan tujuan mempermudah dalam pengerjaannya (workability). Pengujian
Slump Test dilakukan setiap 5x pengadukan menggunakan molen pengecoran.
Pengujian Slump Test dengan menggunakan kerucut Abrams dengan diameter
atas 10 cm, diameter bawah 20 cm dan tinggi 30 cm.
Prosedur pengujian Slump Test adalah sebagai berikut:
1. Mengambil adukan beton yang baru dikeluarkandari molen.
2. Meletakkan kerucut Abrams diatas alas rata dan tidak menyerap air.
27

3. Memasukkan adukkan beton ke dalam kerucut swcara bertahap


sebanyak 3 lapis dengan ketebalan yang sama.
4. Setiap lapisan ditusuk-tusuk sebanyak 25 kali dengan batang
pemadat, kemudian meratakan bagian atas.
5. Memberikan adukan beton yang berada disekitar kerucut
6. Menarik kerucut kearah vertical secara perlahan-lahan.
7. Mengukur segera penurunan puncak kerucut terhadap tingginya.
Hasil pengukuran ini yang disebut Slump Test dan merupakan ukuran
kekentalan adukan beton.
8. Adukan beton dengan hasil slump Test yang tidak memenuhi syarat
maka tidak boleh digunakan.

a. Semen
Pemeriksaan semen hanya dilakukan secara visual dengan mengamati
bungkus semen. Apabila bungkus semen telah sobek, maka semen
tersebut tidak digunakan dan dikembalikan kepihak penyuplay semen
untuk diganti dengan semen yang lebih baik.
Adapun salah satu uji bahan semen beton, mutu beton yang dipakai
dalam proyek ini adalah beton K-400 sebagai berikut :
1. Uji Kuat Lentur Tekan Beton K-400
Pada pengendalian kuat tekan beton ada dua jenis benda uji, yaitu
uji benda, uji silinder beton dan uji berupa balok beton. Untuk
setiap 20 meter kubik beton yang dicor yang dibuat 1 buah benda
uji yang identik untuk diuji pada 3,7 dan 28 hari. Pengendalian
mutu beton ini dilakukan untuk menjaga agar beton yang dibuat
mempunyai kekuatan lentur yang kurang dari kekuatan yang
diisyaratkan.

3.2.3 Cara Pelaksanaan


Dalam pelaksanaan kontruksi jalan, pelaksanaan pekerjaan yang akan
diuraikan adalah tentang pekerjaan yang dilaksanakan diproyek Tinjauan
28

Pembangunan Pekerasan Beton Pada Proyek Peningkatan Jalan Tamiang-


Cibetik Kecamatan Gunung Sari. Sebagaai berikut :

1. Penyiapan Tanah Dasar dan Lapis Fondasi


Penyiapan tanah dasar untuk pekerasan kaku sama dengan persyaratan
tanah dasar untuk pekerasan lentur, baik mengenai daya dukung,
kepadatan maupun kerataannya Lapis Fondasi bawah untuk pekerasan
kaku dapat berupa lean concrete ( beton kurus), atau bahan berbutir
yang bisa berupa agregat atau lapisan pasir ( sand bedding), berfungsi
sebagai lantai kerja dan sebagai fasilitas drainase agar air dapat bebas
bergerak dibawah plat beton tanpa mengerosi butir-butir tanah yang
membentuk tanah dasar. Lapis fondasi bawah dari bahan berbutir harus
memenuhi sebagai persyaratan sebagai filter material.
a. Persyaratan dan Pemeriksaan Bentuk Akhir
Sebelum dilakukan penghamparan beton, tanah dasar atau lapisan
fondasi bawah diperiksa kepadatan dan bentuk. Penampang
melintangnya. Permukaan lapisan yang akann dicor beton harus
senantiasa bebas dari benda-benda asing, sisa-sisa beton, dan
kotoran-kotoran lainnya.
b. Pemasangan Membran Kedap Air
Membran kedap air terdiri dari lembaran plastik yang kedap air
agar air semen dari plat beton yang dicor tidak meresap kedalam
lapisan dibawah nya, untuk mencegah adanya ikatan antara plat
beton dengan lapis fondasi bawah yang mengakibatkan terjadinya
retak-retak pada plat beton setelah terjadinya penyusutan pada
waktu pengerasan beton. Membran kedap air tersebut dipasang
atas permukaan lapis fondasi bawah yang telah siap. Lembar-
lembar yang berdampingan dipasang overlap, dengan lebar
tumpang-tindih tidak kurang dari 10 cm pada arah lebar dan 30 cm
pada arah memanjang, pemasangan lembat kedap air harus
29

dilakukan secara hati-hati dan harus di paku kepermukaan lapis


fondasi bawah.

Gambar 3.2 Membran Kedap Air


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2021)

2. Acuan (Bekisting/Form)
Persyaratan acuan harus kuat untuk menahan beban selama pelaksanaan.
Acuan yang terbuat dari baja harus memenuhi syarat tidak melendut >
6,4 mm bila diuji sebagai balik biasa dengan bentang 3 meter dan beban
yang sama dengan berat mesin penghampar.
a. Pemasangan Acuan
Fondasi acuan dipadatkan dan dibentuk sesuai dengan alinyemen
dan ketinggian jalan yang bersangkutan sehingga acuan yang
dipasang dapat disangga secara seragam pada seluruh panjangnya
dan terletak pada elevasi yang benar. Pembuatan galian untuk
meletakan acuan dikupas/clikeruk kemudian dipadatkan kembali.
Acuan disangga pada tempatnya setiap 3 meter.
b. Pembongkaran Acuan
c. Acuan harus tetap dipasang selama paling sedikit 8 jam setelah
penghamparan beton.
30

3. Bahan Penyusun Beton


Bahan yang dipakai dalam pembuatan atau penyusunan beton terdiri dari
semen,air,agregat halus dan agregat kasar.
a. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton yang harus jenis
semen portland dengan tipe 1 yang memenuhi SNI 15-2049-1994
b. Air
Air yang harus memenuhi syarat untuk pencampuran, perawatan
atau pemakaian lainnya seperti harus bersih, dan bebas dari bahan-
bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, gula atau
bahan- bahan organic.
c. Agregat
Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang
bersih dan keras yang diperoleh dari pemecahan batu, atau dengan
menyaring dan mencuci ( bila perlu) kerikil dan pasir sungai.
Agregat yang berupa bahan-bahan yang berukuran sama yang
berasal dari berbagai sumber harus ditimbun dalam timbunan
terpisah dan hanya boleh digunakan dalam struktur yang terpisah.
d. Bahan Tambah (Additive)
Penggunaan plastisator, bahan-bahan tambah untuk mengurangi
air atau bahan tambah lainnya, harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu. Jika digunakan, bahan yang bersangkutan harus
memenuhi AASHTO M 154 atau M 194. Bahan tambahan yang
bersifat mempercepat dan yang mengandung Clcium Chlorida
tidak boleh digunakan.
e. Membran Kedap Air
Lapisan bawah yang kedap air harus terdiri dari lembaran plastik
yang kedap setebal 125 mikron. Air tidak boleh tergenang diatas
membran, dan membran harus kedap air sepenuhnya waktu beton
dicor. Lapisan bawah yang kedap air tidak boleh digunakan
dibawah perkerasan jalan beton bertulang yang menerus.
31

f. Tulangan Baja
Baja tulangan harus merupakan batang baja polos grade Ø25 mm
sesuai dengan persaratan S11 0136-84. Tulangan anyaman kawat
baja harus memenuhi persyaratan-persyaratan AASHTO M 55.
Tulangan ini harus disediakan dalam bentuk lembaran-lembaran
datar dan merupakan jenis yang disetujui. Batang baja harus
memenuhi persyaratan AASHTO M 54, dan batang baja untuk ruji
(Dowel) harus berupa batang bulat biasa sesuai dengan AASHTO
M 31. Batang dowel berlapis plastik yang memenuhi AASHTO M
254 dapat digunakan.

Gambar 3.3 Tulangan Baja Dowel


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2021)

4. Pembuatan Beton
a. Pencampuran dan Penakaran
Perbandingan bahan dan berat penakaran harus menggunakan cara
yang ditetapkan dalam BS CP. 114. Proporsi bahan clan berat
penaaran harus sesuai dengan batas-batas yang diberikan.
32

b. Campuran Percobaan
Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran clan bahan-
bahan yang diusulkan dengan membuat dan menguji campuran-
campuran percobaan dengan menggunakan instalasi dan peralatan
yang sama seperti yang akan digunakan nanti.
Adapun beberapa jenis gambar teknik pada suatu proyek sebagai berikut :
a. Gambar dokumen lelang
Gambar tender adalah gambar yang dimiliki pemilk (owner) yang dibuat
untuk menganalisa dan membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada
suatu proyek yang akan dikerjakan.
b. Gambar For Construction
Gambar for construction dalah gambar yang digunnakan sebagai pedoman
untuk membuat gambar detail pelaksanaan kontruksi (Shop Drawing).
c. Shop Drawing
Shop drawing adaah gambar yang dibuat kontraktor dengan pedoman
gambar For Construction yang digunakan sebagai pedoman atau dasar
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
d. As Bult Drawing
As bult drawing adalah gambar actual pelaksanaan setelah proses
pelaksanaan pekerjaan lapangan selesai.

3.3 Pengawasan dan Pengendalian Material dan Alat

Penyediaan alat dan bahan bangunan selama proses pelaksanaan


peningkatan jalan perlu lebih diperhatikan. Untuk mengontrol alat dan bahan yang
digunakan pada setiap pekerjaan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu
keadaannya. Kualitas alat dan bahan bangunan mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap bahan yang digunakan untuk Tinjauan Pembangunan Pekerasan
Beton Pada Proyek Peningkatan Jalan Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari.
Pengawasan alat dan bahan ini dilakukan pada semua elemen penyusun struktur
terutama alat dan bahan yang termasuk dalam pekerjaan. Sebagian besar alat dan
33

bahan bangunan yang digunakan pengadaannya dilakukan dengan melakukan


kerja sama dengan pihak supplier, sebelum melakukan pengiriman alat dan bahan
perlu dilakukan beberapa kegiatan pengendalian untuk menyesuaikan dengan
spesifikasi yang dibutuhkan. Khusus untuk pengawasan bahan pihak pelaksana
melakukan analisa kebutuhan material secara keseluruhan termasuk untuk
persediaan jika terjadi hal yang tidak di terduga.
Pengawas melakukan evaluasi kebutuhan material berdasarkan yang
direncanakan dan dibandingkan dengan rencana kebutuhan yang telah
direncanakan dan dibandingkan dengan rencana kebutuhan material yang telah
dibuat oleh pihak owner. Jika analisa tersebut belum diterima maka kontraktor
melakukan analisa ulang mengenai kebutuhan material hingga diperoleh
persetujuan bersama, dan sebaliknya jika analisa kebutuhanyang telah dibuat oleh
kontaktor telah di terima dilanjutkan ke kegiatan selanjutnya. Kegiatan
selanjutnya adalah kontraktor mempersiapkan contoh material dan spesifikasi
teknis. Setelah diperoleh disetujui oleh pengawas pengiriman bahan bangunan
dapat segera dilakukan.

3.3.1 Material
a. Agregat
Agregat merupakan sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil pasir atau
mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan. Agregat merupakan
komponen utama struktur perkerasan jalan, yaitu 90 - 95% agregat
berdasarkan persentase berat, atau 75 – 85% agregat berdasarkan persentase
volume. Agregat yang akan digunakan harus terbebas dari bahan organik dan
gumpalan lempung atau bahan-bahan yang tidak dikehendaki.
Material agregat kelas B didatangan dan ditempatkan pada lokasi dengan
menggunakan Dump Truk dengan menumpuk pada sejumlah titik dengan
volume dan jarak tertentu sesuai kebutuhan, kemudian dihamparkan dengan
menggunakan Excavator dengan ketebalan tertentu. Proses penghamparan
dilakukan dengan cermat untuk menghindari kontaminasi dan segregasi.
34

Selanjutnya agregat dipadatkan dengan Tandem Roller mencapai ketebalan


30cm sesuai dengan yang ditentukan.
b.Mutu Beton
Pengendalian mutu beton dilakukan dengan semua bahan yang akan
digunakan harus berasal dari bahan yang memenuhi persyaratan SNI 03-
2847-2002. Beton yang digunakan adalah ready mix dengan mutu beton fc’
35 MPa (K400). Beton harus mencapai lima tepat logistik yaitu tiba ditempat,
jumlah yang tepat, harga yang tepat, kualitas yang tepat, pada saat yang tepat.
Mutu beton merupakan kuat tekan karakteristik yang didapat dari pengujian
benda uji kubus umur 28 hari.
c. Mutu Baja Tulangan
Bahan konstruksi yang digunakan harus memenuhi standar umum
perencanaan yang digunakan di Indonesia, yaitu SNI 8457-2017 tentang
rancangan tebal jalan beton untuk lalu lintas rendah. Untuk mengetahui syarat
mutu baja terpenuhi atau tidak, maka terlebih dahulu diadakan pengujian,
yaitu:
1. Pengujian sample baja tulangan dilakukan di laboratorium penguji
yang berwenang terdiri dari tes tarik dan tekuk
2. Semua baja tulangan harus bersih dan sesuai ukuran pabrik
3. Tidak boleh melalukan pengecoran jika besi yang belum ada
persetujuan dari pengawas.
d. Pengujian Slump Test
Pengujian Slump Test dimaksudkan untuk mengukur kekentalan dari beton
dengan tujuan mempermudah dalam pengerjaannya (workability).
Pengujian Slump Test dilakukan pada setiap 5x pengadukan menggunakan
molen pengecoran dilakukan. Pengujian Slump Test dengan menggunakan
Kerucut Abrams (Abrams Cone) dengan diameter atas 10 cm, diameter
bawah 20 cm, dan tinggi 30 cm. Prosedur pengujian Slump Test adalah
sebagai berikut :
1. Mengambil adukan beton yang baru dikeluarkan dari molen.
35

2. Meletakkan Kerucut Abrams di atas alas yang rata dan tidak


menyerapair.
3. Memasukkan adukan beton ke dalam kerucut secara bertahap sebanyak
3 lapis dengan ketebalan yang sama.
4. Setiap lapisan ditusuk-tusuk sebanyak 25 kali dengan batang pemadat.
Kemudian meratakan bagian atas.
5. Membersihkan adukan beton yang berada di sekitar kerucut.
6. Menarik kerucut ke arah vertikal secara perlahan-lahan.
7. Mengukur segera penurunan puncak kerucut terhadap tingginya. Hasil
pengukuran ini yang disebut sebagai slump dan merupakan ukuran
kekentalan adukan beton.
8. Adukan beton dengan hasil slump yang tidak memenuhi syarat maka
tidak boleh digunakan

e. Perawatan Beton
Tujuan perawatan beton adalah untuk mencegah penguapan yang
berlebihan, karena dapat mengakibatkan terjadinya hambatan dan gangguan
dalam proses hidrasi. Perawatan ini dimulai sejak bekisting mulai dibuka.
Pelaksanaan perawatan beton (curing) dapat dilakukan dengan berbagai
cara, yaitu dengan menggunakan karung yang basah, penyiraman beton, dan
penambahan zat adiktif pada saat pengecoran.

3.3.2 Alat
a. Exavator
Exavator merupakan salah satu alat berat yang digunakan untuk
memindahkan material dan juga dapat digunakan sebagai alat pemotong
kayu tergantung dari attachmentnya. Tujuannya adalah untuk membantu
dalam melakukan pekerjaan yang sulit agar menjadi lebih ringan dan dapat
mempercepat waktu pengerjaan sehingga dapat menghemat waktu
.
36

Gambar 3.4 Exavator


(Sumber : Dokumentasi Lapangan,2021)

b. Dump Truck
Truk jungkit atau dump truck merupakan jenis truk yang dilengkapi bak
terbuka pada bagian belakang yang nanti akan mengangkat dengan tenaga
hidrolik. Truk ini biasanya digunakan untuk mengangkut material seperti
agregat kasar, halus, tanah dan lain sebagainya.

Gambar 3.5 Dump Truck


(Sumber Google.com)
37

c. Truck Concrete Ready Mix


Truk pengaduk memiliki beberapa ragam jenis namun fungsinya sama,
yaitu mengangkut beton dari batching plan ke lokasi proyek sambil
menjaga konsistensi beton agar tetap cair dan tidak mengeras di perjalanan.
Adapun penyedia beton pada proyek kali ini adalah PT. Dwi Beton
Indonesia.

Gambar 3.6 Truck Concrete


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2021)

d. Tendem Roller
Tandem roller adalah merupakan alat untuk memadatkan timbunan atau
tanah yang akan diratakan sehingga tanah atau timbunan menjadi padat.
Dalam pengerjaannya alat berat ini biasanya digunakan dalam pembuatan
jalan, baik untuk jalan tanah dan jalan dengan pekerasan lentur maupun
pekerasan kaku.
38

Gambar 3.7 Tendem Roller


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2021)

e. Concrete Cutter
Concrete cutter adalah alat atau mesin kontruksi yang digunakan untuk
memotong jalan beton, cor keramik, dengan kedalaman kapasitas
disesuaikan dengan Blade Cutter (Pisau Concrete Cutter) dan bahan padat
lainnya. Mesin ini memiliki beberapa sumber tenaga berdasarkan jenis
mesinnya yaitu ada yang menggunakan bahan bakar bensin, system
hidrolic dan pneumatic, atau motor listrik.
39

Gambar 3.8 Concrete Cutter


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2021)
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

4.1 Wawasan Umum


Pelaksanaan pekerjaan proyek tinjauan pembangunan perkerasan beton
peningkatan jalan Tamiang-Cibetik. Merupakan tahapan yang sangat penting dan
membutuhkan pengaturan dan pengawasan pekerjaan yang baik sehingga diperoleh
hasil yang sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya.
Tahapan pelaksanaan pekerjaan yang menentukan berhasil atau tidaknya
suatu proyek, oleh karena itu perlu disiapkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan teknis pekerjaan, rencana kerja, serta tenaga pelaksana khususnya tenaga
ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan baik serta dapat
mengambil keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah yang ditemukan
dilapangan.
Semua pelaksanaan pekerjaan dilapangan, mengikuti rencana yang telah
dibuat oleh pihak perencana antara lain gambar rencana, Rencana Bnggaran Baya
(RAB), jenis material dan dokumen lainnya. Tahapan selanjutnya kontraktor
mengerjakan Shop Drawing gambar pelaksanaan dengan ruang lingkup serta detail
yang lebih sempit, kemudian untuk tahapan akhir kontraktor membuat as built
drawing sebagai gambar akhir sesuai dengan yang dikerjakan dilapangan dan
digunakan sebagai pendukung laporan akhir.
Pelaksanaan fisik suatu proyek bisa saja timbul masalah-masalah yang tidak
terduga dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak saja, untuk itu diperlukan adanya
rapat koordinasi untuk memecahkann dan menyelesaikan suatu masalah bersama-
sama. Rapat koordinasi yang dihadiri oleh Pihak pemilik proyek (owner),
Kontraktor pelaksana,Konsultan pengawas.

40
41

4.1.1Kondisi Ekisting Pekerasan Lama

Existing jalan Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari (P=2+050 M)


 Jalan beraspal yang existingnya sudah berlubang dan rusak berat bahkan
banyak lapisan dan tinggal tanah dasar. Terutama di STA 0+100 sampai
dengan STA 0+600

Gambar 4.1 Existing Lama STA 0 +100


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2021)

4.1.2 Struktur Pekerasan Sekarang:

Rencana penanganan jalan Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari


(P=2+050M)
 Pekerasan jalan beton mutu bahan Fc' 35 Mpa dengan penanganan lebar
jalan 4 meter, panjang rencana pekerjaan ini adalah sepanjang 2+050
meter.
Secara garis besarkonstruksi penangananya adalah sebagai berikut:
a. Lapis pondasi agregat kelas B pada pelebaran
b. Lapis pondasi agregat kelas A pada pelebaran
42

c. Lapis pondasi agregat kelas B pada existing jalan yang rusak


d. Lapis pondasi agregat kelas A pada existing jalan yang rusak
e. Lapis pondasi agregat kelas B pada bahu jalan
f. Lapis pondasi bawah beton kurus t=10 cm
g. Pekerasan semen dengan mutu Fc' 35 Mpa t=20 cm.

4.1.3 Galian Pelebaran

Pekerjaan galian untuk pelebaran badan jalan tidak hanya mencakup


pekerjaan penggalian, namun juga harus mencakup pekerjaan penanganan,
pembuangan atau penumpukan tanah atau batau/bahan lain dari jalan dan
sekitarnya, dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan
galian pelebaran ini. Tahapan galian adalah sebagai berikut:
a. Tanah digali dengan menggunakan alat excavator dengan ukuran dan
kedalaman sesuai gambar kerja atau petunjuk direksi pekerjaan.
b. Pasang rambu peringatan dan berikode disekitar lokasi pekerjaan agar tidak
membahayakan para pengguna jalan.
c. Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan
lapisan atas tanah ini harus dibuang kelokasi pembuangan yang telah
disiapkan dan disetujui oleh Direksi pekerjaan.

Gambar 4.2 Galian Pelebaran STA 0+700


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2021)
43

4.2 Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A dan B

Lapis pondasi bawah atau disebut agregat lapis pondasi kelas B adalah
bagian pekerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar. Fungsi dari
lapis pondasi bawah ini antara lain yaitu:
a. Sebagai bagian dari konstruksi pekerasan untuk menyebarkan beban
roda.
b. Lapis peresapan, agar air tanah tidak tergenang dipondasi
c. Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik
kelapis pondasi atas.
d. Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat
(akibat lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan
pekerjaan.
e. Lapis pelindung lapisan tanah daasar dari pengaruh cuaca terutama
hujan.

Lapis pondasi atau disebut agregat lapis pondasi kelas A adalah bagian
pekerasan yang terletak antara lapis pondasi bawah dan lapisan permukaan.
Fungsi dari lapis pondasi ini antara lain yaitu:
a. Sebagai bagian dari konstruksi pekerasan yang menahan gaya lintang
dari beban roda.
b. Sebagian lapisan peresapan untuk pondasi bawah
c. Memberikan bantalan terhadap lapisan permukaan.

4.3 Penghamparan Material Agregat Lapis Pondasi

Penghamparan material adalah suatu proses meratakan agregat lapis


pondasi setelah proses angkut menggunakan dump truck dari base camp.
Penghamparan material agregat tidak boleh dilaukan apabila cuaca tidak
mendukung seperti pada watu hujan karena kadar air terlalu tinggi. Pemadatan
harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3% dibawah
kadar air optimum sampai 1% diatas kadar air optimum, dimana kadar air optimum
44

adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum yang ditentukan
oleh spesifikasi SNI 03-0624-1991. Material agregat lapis pondasi dihamparkan
dan diratakan, setelah material sudah rata sesuai elevasi dan ketebalan yang
ditentukan proses selanjutnya yaitu dipadatkan menggunakan alat pemadat Tendem
Roller.

Gambar 4.3 Penghamparan Agregat STA 0+300


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2021)

Penghamparan Material agregat Lapis Pondasi dikerjakan pada saat kondisi tidak
hujan, penghamparan material agregat lapis pondasi menggunakan alat berat
Excavator dan dump truck sebagai pembawa material agregat, adapun kendala
dilapangan pada saat pekerjaan agregat lapis pondasi mengalami kendala seperti
terhambatnya datangnya material, yang mengakibatkan pekerjaan agregat lapis
pondasi tertunda.

4.4 Proses Pelaksanaan Pemadatan Material Agregat Lapis Pondasi

Pemadatan adalah suatu pristiwa bertambahnya berat volume kering oleh


beban dinamis, akibat beban dinamis butir-butir agregat seperti kerikil dan pasir
merapat satu sama lain yang saling mengunci sebagai akibat berkurangnya rongga
udara. Tujuan pemadatan dapat tercapai dengan pemilihan bahan agregat, cara
pemadatan, pemilihan mesin pemadat, dan jumlah lintasan atau passing yang
45

sesuai. Pada pekerjaan pemadatan lapis pomdasi agregat dipakai alat pemadat
Tendem Roller dengan berat 6-8 ton. Yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan
pemadatan yaitu penghamparan yang agak berlubang atau kurang rata perlu
ditambah agregat material secara manual agar mendapat hasil yang padat dan
merata.
Proses pekerjaan pemadatan dilapangan yang pertama kali setelah material
dihamparkan secara merata kemudian disiram air secara merata dengan
menggunakan water tanker. Setelah air merata dipermukaan agregat yang sudah
dipadatkan kemudian agregat lapis pondasi dipadatkan lagi dengan Tendem Roller
sampai merata dan padat. Fungsi penyiraman ini untuk pemadatan, karena dengan
adanya penyiraman air ini rongga-rongga antara agregat akan terpadatkan dengan
sendirinya dan saling mengunci sehingga tidak ada rongga udara di dalamnya.

Gambar 4.4 Pemadatan Agregat STA 0+800


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2021)

4.5 Pekerjaan Betonisasi Jalan


Setelah dilakukan uji CBR dan uji sand cone, selanjutnya adalah tahap
pekerjaan pekerasan beton, adapun tahapan betonisasi jalan dilakukan dengan cara
penutupan total (dilakukan pengalihan lalu-lintas). Pekerjaan betonisasi jalan ini
terdiri dari beberapa item berikut:
a. Lapis pondasi bawah beton kurus (lantai kerja)
46

b. Pekerjaan beton semen Fc' 35 Mpa, tebal 20 cm


c. Penulangan besi polos Ø25 mm

1. Lapis pondasi bawah beton kurus (lantai kerja)


Proses pelaksanaan diawali dengan melakukan penentuan/penyesuaian
elevasi rencana ketinggian lantai kerja berdasarkan hasil pengukuran dan
pematokan. Selain itu, permukaan badan jalan dibersihkan dan
dibasahi/disiram dengan air terlebih dahulu agar tidak terjadi penyerapan air
semen dari beton kurus yang digelar. Lalu pemasangan bekisting melintang
dengan ukuran selebar jalur lalu-lintas dilakukan serta memperhatikan
panjang lahan pengecoran yang disesuaikan dengan kemampuan kerja
perhari. Bentuk akhir atau bagian atas lantai kerja harus rata karena
diperuntukan sebgai landasan untuk meletakkan pelat beton.

Gambar 4.5 Lapis pondasi Beton Kurus STA 0+950


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2021)

2. Pekerasan Beton Semen Fc' 35 Mpa, Tebal 20 cm


a. Pasang Bekisting
47

Bila pekerjaan persiapan telah selesai dilaksanakan dengan segera akan


dilakukan pekerjaan pabrikasi bekisting (from wrok plate), dimana
ukuran dan bentuk bekisting tersebut akan disesuaikan dengan gambar
kerja. Bila bekisting tersebut telah selesai dipabrikasi kemudian akan
dipasang pada lokasi pengecoran badan jalan. Untuk jenis bekisting
pekerjaan dilapangan yaitu menggunakan jenis bekisting baja.
b. Pekerjaan Polytene (Plastik Membran)
Sebelum melakukan pemasangan besi tulangan untuk dudukan besi
polos terlebih dahulu dilakukan pemasangan plastik membran yang
akan dihamparkan memanjang sejajar bekisting dimana sebagian dari
plastik tersebut akan menutup bekisiting sehingga celah-celah pada
bagian bawah bekisiting tertutup. Sehingga pada waktu pelaksanaan
pengecoran air semen tidak akan keluar dari adukan beton yang baru
dicor.
c. Pasang Tulangan
Bila plastik cor telah terpasang kemudian akan dilanjutkan dengan
pekerjaan pemasangan tulangan dudukan dowel. Dimana tulangan besi
polos tersebut telah dipabrikasi sebelumnya sesuai dengan bentuk dan
diameter Ø25 mm.

Gambar 4.6 Persiapan Pemasangan Tulangan STA 0+650


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2021)
48

d. Uji Slump
Uji slump adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan
konsistensi/kekakuan dari campuran beton segar (fresh concrete) untuk
menentukan tingkat workability nya. Kekakuan dalam suatu campuran
beton menunjukkan berapa banyak air yang digunakan. Untuk itu uji
slump menunjukkan apakah campuran beton kekurangan, kelebihan,
atau cukup air, uji slump dilakukan pada saat sebelum pengecoran.

Gambar 4.7 Test Slump Beton 10 STA 0+450


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2021)

e. Pekerjaan Beton Fc'35 Mpa


Setelah tulangan dudukan, besi polos telah terpasang kemudian akan
dilanjutkan dengan pengecoran. Sebelum melakukan pengecoran akan
diajukan surat pemberitahuan pengecoran/membuat reques pekerjaan
kepada pengawas/direksi untuk mendapatkan izin untuk melakukan
pengecoran. Bila telah mendapat izin pengecoran dari pengawa/direksi
maka dengan segera akan dilakukan pengecoran, dengan beton ready
mix yang akan didatangkan dari supplier PT. DWI BETON
INDOENSIA. Sebelum melakukan pengecoran terlebih dahulu akan
dipersiapkan segala peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan pada
49

saat pengecoran antara lain woker, cangkul, roskram, vibrator. Beton


ready mix yang berasal dari truk mixer dituangkan kedalam kolom yang
telah disiapkan lalu diratakan secara manual kemudian selanjutnya
diratakan dan diadakan dengan menggunakan woker( sepanjang kolom
memanjang) yang ditarik dengan mesin. Pada saat pengecoran
penghamparan truk mixer akan dipandu sehingga mencapai awal dari
pengecoran dan jika telah mencapai lokasi pengecoran kemudian
adukan beton tersebut dituang dari truk mixer secra berlahan-lahan
kemudian bahan adukan coran tersebut akan diambil sebagian untuk
melakukan pengujian slump beton kemudian dan sampel benda uji
kerucut abrams beton. Kemudian dilanjutkan dengan pengecoran
dimana adukan beton tersebut akan dituang dari truk mixer dan
kemudian ditarik dengan menggunakan alat bantu sambil di padatkan
kemudian diratakan dengan menggunakan jidar sehingga mendapatkan
permukaan yang rata.

Gambar 4.8 Pekerjaan Pengecoran STA 0+550


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2021)
50

f. Pemadatan Beton Dengan Vibrator Beton


- Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau
dari luar, penggetaran harus disertai penusukan secara manual
dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan
memadai. Penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan
dari campuran beton dari satu titik ketitik lain di dalam cetakan.
- Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk
menentukan bahwa semua sudut dan diantara dan sekitar besi
tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan kerangka penulangan,
dan setiap rongga udara dan gelembung udara terisi.
- Penggetar harus dibatasi waktu penggunaanya, sehingga
menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan
terjadinya segregasi agregat.

Gambar 4.9 Vibrator Beton


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2021)

- Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke


dalam beton basah secara vertikal sedemikian hingga dapat
dilakukan penetrasi sampai kedasar beton yang baru dicor, dan
51

menghasilkan kepadatan pada seluruh kedalaman pada bagian


tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan
dimasukkan kembali pada posisi lain tidak boleh dari 45 cm
jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih
dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk campuran beton
kelokasi lain.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dan pengamatan di lapangan Pada Proyek Tinjauan


Pembangunan Perkerasan Beton Pada Proyek Peningkatan Jalan Tamiang-Cibetik
Kecamatan Gunung Sari, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara garis besar pelaksanaan tinjauan pembangunan Jalan Beton Pada


Pembangunan Jalan Tamiang-Cibetik Kecamatan Gunung Sari dilaksanakan
sesuai dengan pembangunan yang ada
2. Pengawasan dan pengendalian mutu yang ditentutukan sesuai dengan
peraturan material dan alat pada pelaksanaan pekerjaan telah sesuai dengan
spesifikasi mutu yang ditentukan.
3. Penggunaan alat dan bahan pada pelaksanaan Tinjauan Pekerjaan Lean
Concreate dan Beton Fc' 35 Mpa Jalan Beton Taminag-Cibetik Kecamatan
Gunung Sari telah sesuai dengan jadwal dan kebutuhannya.

4. Pada Proyek ini tenaga kerja kurangnya kedisplinan dalam penggunaan alat
pelindung diri (APD), dikarenakan APD sangat penting dalam pekerjaan pryek
ini agar terhindar dari hal tak terduga seperti kecelakaan.

5.2 Saran

1. Pada proses pengecoran sebaiknya memperhatikan pengecoran secara teliti


persiapan alat kemudian tenaga kerja dan bahan dengan sebaik mungki, umtuk
menjaga mutu pekerasan jalan.
2. Para pekerja seharuanya mentaati K3 yang diberlakukan, seperti penggunaan
helm, sarung tangan, sepatu safety, dan pakaian safety agar tidak ada kendala
dalam pelaksanaan yang sedang berlangsung.

52
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Indonesia (SNI) 1994, Portland Semen (15-2049-1994),


Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Badan Standar Nasional Indonesia (SNI) 199, Spesifikasi Beton Bertulang Kedap
Air (SNI 03-2914-1992). Badan Standartisasi Nasional, Jakarta.

Soharto Iman (1997). Manajemen Proyek, Erlangga, Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum, 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971,


N.I. – 2 Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.

Badan Standarisasi Nasional SNI 15-2049-2004 Semen Potland “Badan Standarisai


Nasional, Jakarta.

53
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Amelia Eliza


Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 06-Juni-1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Pekerjaan : Pelajar
Status : Belum Menikah
No Handphone : 081336002576
Email : Amelia.eliza1206@gmail.com
Alamat : Jln.Swadaya Secang Baru Rt 05 Rw 10 Kelurahan
Cimuncang, Kecamatan Serang, Kota Serang Banten
Pendidikan
a. SD : SD Negeri Cimuncang Tahun 2006-2012
b. SMP : SMP Negeri 4 Kota Serang Tahun 2012-2015
c. SMA : SMA Negeri 2 Kota Serang Tahun 2015-2018
d. Perguruan Tinggi : Universitas Banten Jaya Tahun 2018 ( Belum Lulus)

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Serang, 2 Januari 2022.


Penyusun

Amelia Eliza
PHOTO DOKUMENTASI LAPANGAN

PEMBANGUNAN JALAN TAMIANG - CIBETIK KECAMATAN GUNUNG


SARI KABUPATEN SERANG

N PHOTO DOKUMENTASI KETERANGA


O N

Galian Pelebaran
1. STA 0 ± 700

Pekerjaan
2. Pemadatan Lapis
Pondasi A&B
STA 0 ± 800
N PHOTO DOKUMENTASI KETERANGA
O N

3
Lapis Pondasi
Beton Kurus
STA 0 ± 950

Persiapan
4. Pemasangan
Tulangan
STA 0 ± 650
N PHOTO DOKUMENTASI KETERANGA
O N

5
Test Slump
Beton
STA 0 ± 450

Pekerjaan
6. Pengecoran
STA 0 ± 550

Anda mungkin juga menyukai